INDONESIA Open 2014 bergulir 17-22 Juni. Levelnya pun masih super series premier, turnamen tertinggi dalam kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Hadiahnya pun sangat menggiurkan USD 750 ribu atau lebih Rp 7,5 Miliar.
Namun, ada yang beda dengan Indonesia Open tahun ini. Titel di depan yang dipakai bukan lagi Djarum namun BCA. Djarum merupakan perusahaan yang bergerak di bidang rokok sementara BCA di perbankan.
Hanya, antara Djarum dan BCA pemiliknya sama. Taipan dari Kudus, keluarga Hartono dari Kudus.
‘’Mulai tahun ini turnamen bulu tangkis tak boleh memakai sponsor rokok. Jadi, Indonesia Open bukan lagi Djarum Indonesia Open Super Series Premier tapi ganti BCA Indonesia Open Super Series Premier,’’ terang Eddyanton Sabaruddin, ketua bidang turnamen dan perwasitan PP PBSI, kepada smashyes.
Meski ganti nama titel, persaingan diperkirakan tetap bakal panas. Alasannya, Indonesia Super Series Premier 2014 bakal menjadi tempat perburuan para pebulu tangkis untuk mengamankan tiket bisa menembus Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, pada 25-31 Agustus.
Tahun lalu, Indonesia hanya kebagian satu gelar dari nomor ganda putra melalui pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Di final, mereka menundukkan pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun dengan 21-14, 21-18. Sementara, pada 2012, tuan rumah juga memperoleh satu gelar melalui Simon Santoso di nomor bergengsi tunggal putrid. (*)
Juara Indonesia Super Series Premier 2013
Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia)
Tunggal Putri: Li Xuerui (Tiongkok)
Ganda Putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
Ganda Putri: Sheng Shu/Bao Yixin (Tiongkok)
Ganda Campuran: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok)
Bukan Djarum tapi BCA
Tag: