BELUM MENANG: Cai Yun/Lu Kai (foto:xinhua) |
Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Wuhan Sports Center Gymnasium, Wuhan, Tiongkok, pada Sabtu waktu setempat (25/4/2015), Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi keenam, mampu menghentikan asa pasangan tuan rumah Cai Yun/LuKai dengan rubber game 21-12, 18-21, 21-16.
Ini menjadi kemenangan ketiga dalam tiga kali pertemuan. Artinya, Cai Yun/Lu Kai belum bisa mengikuti jejak rekan-rekannya yang pernah mempermalukan Hendra/Ahsan seperti Cai Yun/Zhang Nan atau Liu Xiaolong/Qiu Zihan.
Pada babak final yang dilaksanakan Minggu waktu setempat (25/4/2015), Hendra/Ahsan berjumpa kembali dengan musuh bebuyatal asal Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong. Unggulan teratas dalam Kejuaraan Asia 2015 itu unggul dua game langsung 21-18, 21-19 atas rekan senegaranya sendiri Kim Gi-jung/Kim Sa-rang.
Pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, ini pernah menjadi momok bagi Hendra/Ahsan. Dalam tiga kali pertemuan awal, pasangan merah putih tak pernah memetik kemenangan.
Namun, kini rekor head to head kedua pasangan tetap masih menjadi milik Yong-dae/Yoon-seong. Hanya, Hendra/Ahsan sudah bisa menang tiga kali dalam delapan kali perjumpaan.
Menariknya, dalam dua kali pertemuan terakhir, Hendra/Ahsan selalu memetik kemenangan yakni di Asian Games 2014 dan Malaysia Super Series Premier 2015.
Dalam Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, pada 28 September, mereka mempermalukan pasangan tuan rumah itu dengan 21-16, 16-21, 21-17. Kemudian di final Malaysia Super Series Premier, Hendra/Ahsan pada 5 April lalu, mereka melibas Yong-dae/Yeon-seong juga dengan tiga game 14-21, 21-15,23-21.
Ini membuat peluang juara Hendra/Ahsan sangat terbuka untuk menjadi juara. Jika itu terjadi, gelar dari Wuhan akan membuat mereka untuk kali pertama bisa menjadi juara Asia.
Sementara, Tontowi/Liliyana, yang diunggulkan di posisi kedua, menghentikan langkah unggulan ketiga yang juga andalan Tiongkok Xu Chen/Ma Jin dengan straight game 21-12, 21-15. Hasil manis ini menjadi kemenangan kedelapan dari 19 kali pertemuan.
Bagi Tontowi/Liliyana, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut pernah menjadi mimpi buruk. Mereka mempermalukan pasangan Pelatnas Cipayung tersebut di babak semifinal Olimpiade London 2012. Padahal, ketika itu, mereka diharapkan mampu menjadi penerus tradisi emas di olimpiade.
Di babak final, Tontowi/Liliyana akan berjumpa dengan Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah. Pasangan Hongkong ini di semifinal unggul 21-17, 21-19 atas Kenichi Hayakawa/Misaki Matsutomo.
Pasangan yang sama-sama berasal dari klub Djarum Kudus tersebut sudah dua kali berjumpa dengan Chun Hei/Hoi Wah.Hasilnya, Tontowi/Liliyana menang yakni di Kejuaraan Dunia 2013 dan Singapura Super Series 2015.
Kali terakhir pada 2004, Indonesia mampu mengantarkan wakilnya menjadi juara di dua nomor melalui Taufik Hidayat di tunggal putra dan Sigit Budiarto/Tri Kusharjanto (ganda putra). (*)