Simon Santoso (foto:badzine) |
Menariknya, keduanya merupakan mantan rekan berlatih di Pelatnas Cipayung dan kini sudah sama-sama terpental. Tiket ke empat besar tersebut usai Simon dan Sony mampu mengalahkan lawan-lawannya dalam lagga delapan besar yang dilaksanakan Jumat (16/19).
Simon, yang berstatus nonunggulan, memetik kemenangan dua game 21-12,21-19 atas wakil tuan rumah Lin Yu Hsien, yang juga diunggulkan di posisi ke-12. Ini menjadi kemenangan kedua Simon atas lawan yang sama.
Sebelumnya, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut menang di Selandia Baru Super Series 2013. Saat itu, Simon juga unggul dua game 21-12, 21-19.
Pada babak II, Simon membuat kejutan besar. Dia menumbangkan unggulan teratas Nguyen Tien Minh asal Vietnam.
Sedangkan Sony lolos ke semifinal usai memupus perlawanan sengit Kwang Hee-heo (Korea Selatan) dalam pertarungan babak perempat final yang memakan waktu 48 menit dengan 22-20, 21-19. Dalam ajang berhadiah total USD 50 ribu tersebut, Sony diunggulkan di posisi ke-16.
Meski hampir delapan bersama, tapi Simon dan Sony hanya bertemu dua kali di ajang resmi. Hasilnya pun saling mengalahkan.
Sony menang di Indonesia Open 2008. Sedangkan dia menyerah di Jepang Open setahun kemudian. Artinya, sudah enam tahun, dua mantan andalan Indonesia tersebut belum pernah adu kekuatan lagi.
Di Taiwan Grand Prix 2015, kans menciptakan final sesama wakil Indonesia pun masih terbuka. Syaratnya, Ihsan Maulana Mustofa mampu menjinakkan andalan tuan rumah Tzu Wei Wang.
Di babak sebelumnya, Ihsan melibas rekannya sendiri Anthony Ginting dengan 21-18, 21-18. Wei Wang sendiri memupus asa Kean Yew Loh dari Singapura dengan 21-13, 17-21, 21-13. (*)