PERHATIAN: Bonek menyiapkan sambutan buat Sony |
-
SUARA drum begitu terdengar keras di gate kedatangan Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jatim, pada Selasa (1942016). Beberapa orang yang mengenakan kaos hijau pun menyanyi tentang lagu-lagu di sepak bola.
Ya, mereka adalah Bonek, sebutan bagi pendukung tim sepak bola Persebaya Surabaya. Namun, kedatangan mereka ke Bandara Juanda bukan untuk menyambut tim pujaannya datang.
Salah satu suporter militan di sepak bola menunggu kedatangan Sony Dwi Kuncoro. Mereka perlu memberikan sambutan kepada lelaki 32 tahun tersebut yang ikut mengharumkan nama Surabaya di kancah internasional dengan menjuarai kejuaraan Singapura Super Series 2016.
Selain Sony, insan bulu tangkis Jawa Timur pun juga menunggu kedatangan Sony. Mereka terdiri dari pengurus Pengprov PBSI Jatim, Pengurus Pemkot Surabaya, dan Dispora Jawa Timur. Ada juga keluarga Sony seperti sang ayah Sumadji dan istri.
Pukul 14.15 WIB, Sony keluar dari pintu. Dia pun langsung diarahkan ke Bonek dan insan bulu tangkis yang berada di dekat pintuk keberangkatan.
Mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu mendapat kalungan bunga dari Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya, Ketua Pemkot PBSI Surabaya Bayu Wira, dan Kepala Dispora Jatim Suprastowo.
''Ini sebagai bentuk penghargaan kami atas prestasi yang diraih Sony. Dia mampu membuat Jawa Timur bangga,'' kata Wijar, sapaan karib Wijanarko Adi Mulya.
Bagi PBSI Jatim, sukses yang diraih mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut diharapkan mampu memacu semangat pebulu tangkis muda di Jawa Timur. Bahwa dengan berlatih di daerah, mereka tetap bisa meraih prestasi internasional.
''Sehingga, mereka bisa menggantikan Sony dalam lima tahun ke depan,'' ujar mantan manajer Jawa Timur di :PON 2012 tersebut.
Ya, capaian Sony termasuk sensasional. Dia bukanlah unggulan di Singapura Super Series 2016.
Bahkan, lelaki yang kini bernaung di Tjakrindo Masters Surabaya tersebut harus memulai langkahnya di turnamen berhadiah total USD 350 ribu tersebut dari babak kualifikasi. Tapi, siapa sangka, sabetan raketnya selalu memakan korban.
Anthony Ginting yang dua kali mempermalukannya disikat, Wang Zhengming asal Tiongkok yang selalu mengalahkan dibabat habis.
Di semifinal, sang legenda asal Negeri Panda, julukan Tiongkok, Lin Dan dibuat Sony terkaget-kaget dan menyerah. Puncaknya, Son Wan-ho, tunggal nomor satu Korea Selatan, dibuatnya harus puas sebagai runner-up.
Cedera yang membuatnya didepak dari Cipayung seolah tak ada bebas. Kini, saatnya Sony kembali mengincar gelar-gelar bergengsi lain. (*)