Sony (kanan) dan Son Wan-ho (foto;PBSI) |
Sebuah usia yang sering disebut melewati masa prestasi.Tapi, bagi Koko Pambudi, ketua Binpres Pengprov PBSI Jatim, Sony masih bisa bersinar. Berikut petikan wawancara dengan Koko.
-Selamat pagi
Selamat pagi. Siap ..
Boleh bicara tentang Sony Dwi Kuncoro yang baru saja menjadi juara di Singapura Open?
-Boleh. Apa yang bisa saya bantu
-Bagaimana Anda menilai penampilan Sony? Ini karena Anda termasuk sosok yang selalu mengawasi latihan dia di GOR Sudirman, Surabaya
Secara mental dan kepercayaan diri dia sudah baik. Memang butuh proses dan adaptasi dulu pasca dari Cipayung
(Sejak 2014, Sony terpental dari kawasan yang terkenal sebagai tempat Pelatnas PP PBSI itu)
Sebenarnya, bukan saya yang berperan besar tapi istrinya (Gading Safitri) yang menjadi pelatihnya.Kami dari PBSI Jatim memberikan support. Malah Ketum (Wijanarjo Adi Mulya) yang sering jadi sparringnya ha ha ha
-Tapi, Anda sering dimintai nasihat?
Iya karena memang tugas saya selaku Binpres PBSI Jatim.
-Anda masih optimistis Sony bisa berprestasi dan meraih gelar yang banyak lagi?
Insya Allah masih bisa hingga dua tahun ke depan.
Alasannya?
-Kendalanya kemarin kan di cederanya. Dengan prestasi di Singapura ini, motivasi dan kepercayaan diri bakal jauh lebih tinggi. Ini menjadi modal yang berharga bagi Sony.
-Anda yakin cederanya sudah sembuh?
Insya Allah sudah gak ada masalah.
-Apa yang bisa Anda petik dengan sukses Sony di Singapura Open
Sony bisa menjadi inspirasi buat atlet muda di Jatim atau PPLP (Pusat Pendidikan dan Pelalatihan Pelajar) Jatim maupun pelatnas. Semua bisa kalau punya kemauan yang kuat. Ini juga menjadi moment yang langka. (*)