WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Sama-Sama Raih Gelar Pertama

INDONESIA dan Tiongkok berbagai gekar dalam Taiwan Grand Prix Gold 2014. Kedua negara mampu meraih dua posisi terhormat dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Merah putih berjaya di nomor ganda putra melalui Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan dan ganda putri (Gresyia Polii/Nitya Krishinda Maheswari). Sementara, Negeri Panda, julukan Tiongkok, memegang dominasi di tunggal putra (Lin Dan) dan ganda campuran (Liu Yuchen/Yu Xiaohan). Nomor yang lepas dari genggaman Indonesia  dan Tiongkok adalah tunggal putri yang disabet Sung Ji-hyun asal Korea Selatan.
 Pada pertandingan final yang dilaksanakan di Taipe pada Minggu waktu setempat (20/7), Andrei/Hendra mengalahkan pasangan Tiongkok Junhui Li/Liu Yuchen dengan rubber game 21-14, 16-21, 21-16. Pertandingan ini memakan waktu 57 menit dan menjadi pertarungan final terlama.
 Bagi Andrei/Hendra kemenangan tersebut juga cukup mengejutkan. Pasangan yang sama-sama pernah digembleng di Pelatnas Cipayung itu datang dengan status nonunggulan. Apalagi, selama ini. Andrei/Hendra juga belum pernah merasakan manisnya menjadi juara.
 Sejak berpasangan mulai awal 2014, capaian tertinggi keduanya adalah menembus babak Malaysia Grand Prix Gold 2014. Sayang, Andrei/Hendra dihentikan pasangan Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart 14-21, 24-26. Namun, kekalahan itu mampu dibalasnya dalam babak kualifikasi Indonesia Super Series Premier 2014.
 Sama halnya  dengan Gresyia/Nitya. Kemenangan atas Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok) 21-18,21-11 menjadi gelar pertama selama musim ini.  
 Sebenarnya, pasangan ganda putri terbaik Indonesia saat ini pernah nyaris naik podium dalam Swiss Grand Prix Gold pada Maret 2013. Sayang, di babak pemungkas, Greysia/Nitya dilibas Bao Yixin/Tang Jinhua juga dari Tiongkok 21-19, 16-21, 13-21.
 Sebenarnya, Indonesia bisa mengungguli Tiongkok dalam koleksi juara dalam Taiwan Grand Prix Gold 2014. Sayang, di nomor ganda campuran, wakil merah putih Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika takluk 12-21, 14-21 kepada Liu Yuchen/Yu Xiaohan. (*)

Hasil Final Taiwan Grand Prix
Tunggal Putra: :Lin Dan (Tiongkok) v Wang Zhengming (Tiongkok x2) 21-19, 21-14

Tunggal Putri:Sung Ji-hyun (Korsel x1) v Liu Xin (Tiongkok x6) 21-13, 21-18

Ganda Putra:Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan (Indonesia) v Junhui Li/Liu Yuchen (Tiongkok) 21-14, 16-21, 21-16

Ganda Putri: Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (Indonesia x4) v Wang Xiaoli/Tang Jinhua (Tiongkok x1) 21-18, 21-11

Ganda Campuran: :Liu Yu Chen/Yu Xiaohan (Tiongkok) v Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika (Indonesia) 21-12, 21-14


X=unggulan

Akhiri Dahaga Gelar Lima Tahun

YESS: Shendy (kanan)/Vita (foto: djarum)

PENANTIAN Indonesia menjadi juara lagi dalam Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold berakhir. Bahkan, merah putih langsung pulang dengan membawa dua gelar dari turnamen yang tahun ini menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Posisi terhormat itu disumbangkan oleh pasangan Vita Marissa/Shendy Puspa Irawati di nomor ganda putri dan pasangan ganda campuran Muhammad Rijal/Vita Marissa. Kedua pasangan yang bernaung di klub Djarum Kudus tersebut mampu mengatasi perlawanan rival dalam final yang dilaksanakan di New York pada Minggu waktu setempat (13/7) atau Senin WIB (14/7).
 Vita/Shendy mempermalulkan unggulan ketiga asal Thailand Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai dengan dua game langsung 21-15, 21-10. Pertandingan pemungkas tersebut hanya memakan waktu 28 menit.
 Kemenangan ini juga menjadi gelar perdana Vita/Shendy selama 2014 di pentas internasional. Pasangan ini digabungkan setelah Shendy tak lagi menjadi penghuni Pelatnas Cipayung pada awal 2014.
 Sementara di nomor ganda campuran, Rijal/Vita menundukkan unggulan pertama yang juga berasal dari Thailand Maneepong Jongjit/Sapsiree dengan straight game 21-16, 21-19. Bagi pasangan merah putih, ini untuk kali kedua mereka naik ke podium terhormat. Sebelumnya, gelar juara dipetik Rijal/Vita di Osaka Challenge 2014 pada Juni lalu.
 Kali terakhir,wakil Indonesia yang mampu menjadi juara di AS Grand Prix Gold adalah Taufik Hidayat di nomor tunggal putra. Pada babak pemungkas, dia mengalahkan Muhammad Hafiz Hashim 21-18, 21-19.
 Sebenarnya, pada 2012, Indonesia juga sukses menggapai tangga juara nomor ganda campuran melalui pasangan Tony Gunawan/Vita Marissa. Hanya, saat ini, status Tony adalah pebulu tangkis Amerika Serikat (AS).
 Dalam babak final AS Grand Prix Gold 2014, Tony juga muncul ke lapangan dengan mendampingi Rijal/Vita dan Vita/Shendy di babak pemungkas. Hasilnya terbukti manjur. Indonesia sukses meraih dua posisi terhormat. (*)

Hasil Final AS Grand Prix Gold 2014
Jadwal final Amerika Serikat Grand Prix Gold 2014
Tunggal putra:Nguyen Tien Minh (Vietnam x1) v Chou Tien Chen (Taiwan x2) 21-19, 14-21, 21-19

Tunggal putri:Zhang Biewen (AS x3) v Kana Ito (Jepang) 21-8, 21-17

Ganda putra: Maneepong Jongjit/Nipitphon Puangpuapech (Thailand x2) v Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark x1) 21-17, 15-21, 21-18

Ganda putri: Vita Marissa/Shendy Puspa Irawi (Indonesia) v Puttita Supajirakul/ Sapsiree Taerattanachai (x3) 21-15, 21-10

Ganda campuran: Muhammad Rijal/Vita Marissa v Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai (Thailand x3) 21-16, 21-19

X=unggulan

Nguyen Tien Minh Back to Back

PERTAHANKAN GELAR: Nguyen Tien Minh

NGUYEN Tien Minh sukses pertahankan gelar nomor tunggal Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold. Dalam final yang dilaksanakan di New York pada Minggu waktu setempat (13/7) atau Senin dini hari WIB (14/9), pebulu tangkis Vietnam tersebut mengalahkan Chou Tien Chen, unggulan kedua asal Taiwan, dengan rubber game 21-19, 14-21, 21-19. Pertandingan babak pemungkas ini memakan waktu 1 jam sembilan menit.
 Kemenangan ini membuat Tien Minh sudah mengoleksi dua gelar selama 2014. Gelar perdana dipetiknya di kandang sendiri dalam Vietnam Challenge.
 Tahun lalu,  dalam babak final, lelaki 31 tahun tersebut mengalahkan Wong Wing Ki dari Hongkong juga dengan tiga game 18-21, 21-17, 21-18.  Pada 2014, Tien Minh menghentikan langkah Wing Ki di babak semifinal.
 Hasil dari Negeri Paman Sam, julukan AS, juga membuktikan Tien Minh juga bukan jago kandang. Selain itu, podium di AS juga bakal mendongkrak rankingnya.
 Itu disebabkan dari berbagai turnamen yang diikuti, khususnya di ajang super series atau super series premier, Tien Minh selalu memperoleh hasil yang  mengecewakan.  Di Malaysia Super Series Premier, All England Super Series Premier, dan Indonesia Super Series, Tien Minh langsung tersingkir pada babak pertama.
 Ini membuat ranking dunianya melorot. Kini, Tien Minh di posisi 17 setelah lama merasakan panasnya posisi 10 besar. (*)

Pembuktian Bukan Jago Kandang


JAGO kandang melekat di pundak Nguyen Tien Minh. Selama 2014 ini, dia baru sekali juara.
Posisi terhormat itu digapainya di depan publiknya sendiri dalam Vietnam Challenge 2014.Dalam final, pebulu tangkis spesialis tunggal putra itu menundukkan Tan Chun Seang dari Malaysia  dengan dua game langsung 21-17, 21-13.
 Di turnamen lain, perjalanan Tien Minh terseok-seok. Tumbang di babak-babak awal sudah menjadi langganan pebulu tangkis beusia 31 tahun tersebut.Kali terakhir, Tien Minh berlaga dalam Indonesia Super Series Premier 2014.  Hasilnya, tampil di babak pertama, dia menyerah kepada Hu Yu asal Hongkong dengan tiga game 19-21 , 21-17, 10-21.
 Pada babak final, AS Grand Prix Gold 2014, Tien Minh, yang diunggulkan di posisi teratas, akan berhadapan dengan Chou Tien Chen. Di semifinal, pebulu tangkis Taiwan yang diunggulkan di posisi kedua itu menundukkan Khosit Phetpradab (Thailand) 21-18, 21-19.
 Untung, Tien Minh punya modal bagus saat berjumpa dengan lawannya yang kini duduk di ranking 22 dunia itu. Dia selalu menang dalam dua kali pertemuan yakni di Taiwan Grand Prix Gold 2012 dan Malaysia Super Series 2014. (*)

Dua Gelar Sudah di Depan Mata

GAJAH PUTIH: Pasangan Puttita/Sapsiree 

PELUANG membawa pulang dua gelar dari Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2014 tinggal selangkah. Itu setelah Indonesia menempatkan dua wakilna dalam dua laga final, ganda putri dan ganda campuran, dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Di ganda putri, pasangan Vita Marissa/Shendy Puspa Irawati membuat kejutan dengan menundukkan unggulan kedua asal Rusia Anastasia Chervaykova/Nina Vislova dengan dua game langsung (straight game) 21-7, 21-15 pada pertandingan semifinal yang dilaksanakan di New York pada Sabtu waktu setempat (12/7) atau Minggu pagi WIB (13/7).  Ini menjadi final perdana bagi Vita/Shendy setelah kembali bergabung di periode 2014.
 Pada  babak final, pasangan yang membela bendera Djarum Kudus tersebut akan menjajal Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanacai. Unggulan ketiga asal Thailand ini menembus babak pemungkas berkat kemenangan 21-11, 21-17 atas Cheng Chi Ya/Lee Chia Hsin (Taiwan). Vita/Shendy belum pernah bersua dengan pasangan Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut.
 Di nomor ganda campuran, Vita juga menembus babak akhir. Bertandem dengan pasangan lamanya, Muhammad Rijal, mereka menundukkan unggulan kedua asal Rusia Vitalij Durkin/Nina Vislova 21-17, 21-15. Di final, Rijal/Vita juga berhadapan dengan wakil Thailand.Itu setelah Maneepong Jongjit/Sapsiree memetik kemenangan 21-14, 24-22 atas Lin Chia Yu/Wang Pei Rong dari Taiwan.
 Rijal/Vita juga belum pernah menjajal ketangguhan Maneepong/Sapsiree. Dari sisi ranking, pasangan merah putih masih kalah. Rijal/Vita ada di posisi 46 sementara lawannya 21.
 Setelah gabung  kembali di awal 2014, lolos ke babak pemungkas di Negeri Paman Sam, julukan AS, ini menjadi capaian tertinggi.  Sebenarnya, gelar juara pernah digapai pasangan yang sama-sama pernah ditempa di Pelatnas Cipayung tersebut saat meraih juara di Osaka, Jepang. Hanya, levelnya masih di kategori challenge atau kasta kelima dalam turnamen BWF. Beda dengan grand prix gold yang di orbit kasta ketiga setelah super series dan super series premier. (*)

Jadwal final Amerika Serikat Grand Prix Gold 2014
Tunggal putra:Nguyen Tien Minh (Vietnam x1) v Chou Tien Chen (Taiwan x2)

Tunggal putri:Zhang Biewen (AS x3) v Kana Ito (Jepang)

Ganda putra:Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark x1) v Maneepong Jongjit/Nipitphon Puangpuapech (Thailand x2)

Ganda putri:Puttita Supajirakul/ Sapsiree Taerattanachai (x3) v Vita Marissa/Shendy Puspa Irawi (Indonesia)

Ganda campuran: Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai (Thailand x3) v Muhammad Rijal/Vita Marissa

X=unggulan

Target Dua Emas tanpa Diperkuat Lee Chong Wei

PENGGANTI: Daren Liew (foto: yonex)

AMBISI emas Malaysia dalam Commonwealth Games terancam buyar. Tumpuan menjadi juara dari nomor putra menipis seiring cederanya Lee Chong Wei. Sebagai gantinya, Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) menunjuk Daren Liew sebagai pengganti dalam event yang dilaksanakan di Glasgow, Skotlandia.
Sekjen BAM Kenny Goh mengatakan Daren menjadi pilihan terbaik karena namanya sudah masuk dalam daftar pebulu tangkis cadangan.  Pihaknya tetap berharap bisa meraih emas meski tanpa diperkuat Chong Wei.
 ”Semua yang terpilih di Commonwealth Games punya kemampuan untuk bersinar,’’ jelas dia seperti dikutip dari sebuah media lokal.
 Dalam  Commonwealth Games  yang dilaksanalkan di  New Delhi pada 2010, Malaysia memperoleh empat emas . Namun, kini, Komite Olahraga Malaysia  hanya memasang target dua emas.
Chong Wei gagal membela negaranya karena mengalami cedera paha. Untung, rekan-rekannya  tetap semangat meski kehilangan tunggal putra peringkat satu dunia tersebut.
 Kini, asa di nomor tunggal dibebankan keada Chong Wei Feng. Di pundaknya emas nomor tunggal dan poin berharga dari nomor beregu nanti mampu disumbangkan lelaki yang kini duduk di posisi 19 dunia tersebut.

‘’Kami tetap konsentrasi penuh meski tanpa Chong Wei. Saya yakin kami bisa memenuhi target meski tak ada Chong Wei,’’ tegas Wei Feng.
 Dia mengakui konsentrasi ke nomor beregu sebelum fokus ke nomor perorangan. Lelaki kelahiran Kedah ini di nomor beregu juga turun di nomor ganda berpasangan dengan Chan Peng Soon . (*)

Penggawa Malaysia di Commonwealth Games 2014
Daren Liwe (tunggal putra dan beregu)
 Chong Wei Feng (tunggal putra, ganda putra, beregu)
Tan Wee Keong (ganda putra, ganda campuran, beregu
Goh V Shem (ganda putra, ganda campuran, beregu)
Tee Jing Yi (tunggal putrid dan beregu)
Woon Khe Wei (ganda putri, beregu)
Vivian Hoo (ganda putri, ganda campuran, beregu)
Lai Pei Jing (ganda putri, ganda campuran, beregu)
Lim Yin Loo (ganda putri, ganda campuran, dan beregu)

Perkecil Kekalahan dari Hyun-il

BALAS: Wong Wing Ki 

KEKALAHAN di Kanada Grand Prix 2014 membuat Wong Wing Ki banyak belajar.  Pebulu tangkis Hongkong ini pun tak mau mengulangi kesalahan yang sama.
 Itu dibuktikan pada babak perempat final nomor tunggal putra Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2014. Wing Ki mampu mengalahkan lawan yang selama ini selalu menjadi pengganjalnya, Lee Hyun-il, dari Korea Selatan.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di New York pada Jumat waktu setempat (11/7) atau Sabtu WIB (12/7), pebulu tangkis berdarah Surabaya dan Sukabumi itu menang dua game 21-12, 21-17.  Pekan lalu, dalam semifinal Kanada Grand Prix Gold di Vancouver, Wing Ki kalah 17-21 , 17-21.
 Hasil di New York ini membuat dia memperkecil kekalahan dari Hyun-il. Kini, dia mampu memetik dua kali kemenangan dalam sepuluh kali pertemuan.
 Sebenarnya, secara ranking. Wing Ki lebih bagus. Dalam daftar peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru, dia di posisi 34 sementara Hyun il di tangga ke-87.
 Kemenangan atas pebulu tangkis Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, berusia 34 tahun tersebut membuat Wing Ki menjajal ketangguhan unggulan pertama Nguyen Tien Minh. Pada babak perempat final, lelaki Vietnam itu menghentikan perlawanan  Suppanyu Avihingsanon dari Thailand 18-21, 21-18, 21-5.
 Dari empat kali pertemuan, Wing Ki hanya sekali memetik kemenanga yakni di Korea Super Series Premier 2013 dengan 21-14, 12-21, 18-12 (ret). Hanya, dalam pertemuan terakhir, di Jepang Super Series 2014, dia menyerah 17-21, 13-21.
 Semifinal lainnya mempertemukan  Khosit Phetpradab (Thailand) yang menumbangkan unggulan kelima asal India Anand Pawar 21-19, 16-21, 21-19. Wakil Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, itu akan menantang Chou Tien Chen (Taiwan) yang di babak sebelumnya melibas Scott Evans (Irlandia) 21-19, 21-11.  Tahun lalu, juara digapai Tien Minh.  Kebetulan, di final, dia menundukkan Wing Ki 18-21, 21-17, 21-18. (*)

Asa Juara Masih Terjaga

CALON LAWAN: Nina Vislova 

ASA Indonesia membawa juara dari turnamen bulu tangkis Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2014 masih terjaga. Merah putih masih menempatkan wakilnya di nomor ganda putri dan ganda campuran pada babak semifinal turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Tiket empat besar digapai pasangan Vita Marissa/Shendy Puspa Irawati.Datang dengan status nonunggulan, pasangan yang sama-sama berasal dari Djarum Kudus tersebut mengalahkan pasangan Jerman Johanna Goliszewski /Carla Nelte dengan straight game 21-14, 21-11 pada pertandingan  perempat final yang dilaksanakan di New York pada Jumat waktu setempat (12/7) atau Sabtu pagi WIB (13/7).
 Dari sisi ranking, Vita/Shendy memang lebih unggul. Ganda yang pernah ditempa di Pelatnas Cipayung tersebut menduduki ranking 93 sementara lawannya 25 setrip di bawah.
 Hanya, untuk bisa menembus babak final, Vita/Shendy butuh perjuangan ekstraskeras. Mereka bakal berhadapan dengan unggulan kedua Anastasia Chervaykova/Nina Vislova. Pasangan Rusia ini menembus empat besar berkat kemenangan straight game 21-15, 21-16 atas wakil tuan rumah Hong Jing Yu/Zhang Biewen. Dalam peringkat terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Anastasia/Nina duduk di tangga ke-42.
 Sukses juga dibukukan Vita di nomor ganda campuran. Berpasangan dengan Muhammad Rijal, mereka memulangkan unggulan keempat Max Schwenger/Carla Nelte dari Jerman dalam pertandingan tiga game yang ketat 16-21, 21-7, 21-19.
 Hasil ini membuat Rijal/Vita bersua unggulan kedua Vitalij Durkin/Nina Vislova (Rusia) yang di babak perempat final menghentikan ambisi ganda Kanada Adrian Liu/Joycelyn Ko 21-9, 21-15. Rijal/Vita belum pernah bersua dengan pasangan Beruang Merah, julukan Rusia, tersebut. (*)

Kembali ke Bundesliga dengan Klub Lama

BETAH: Andre Kurniawan (tengah).

JERMAN menjadi negara favorit dalam perjalanan karir Andre Kurniawan Tedjono. Tahun ini, pebulu tangkis Djarum Kudus tersebut bakal kembali ke negeri yang pernah terpecah menjadi dua itu untuk berlaga dalam Bundesliga.
 ‘’Saya akan kembali ke Ludinghausen. Musim lalu, saya membawa klub itu juara Bundesliga 1,’’ kata Andre.
 Hanya, klub yang dibelanya tersebut memilih absen dalam Kejuaraan Antarklub Eropa 2014 yang dilaksanakan di Prancis bulan lalu. Alasannya, tambah Andre, para skuad Ludinghausen tidak tampil membela klubnya.
 ‘’Saya bermain bersama Yuhan Tan (Belgia), Selena Piek (Belanda), Karin Schnasse (Jerman) , dan Ruud Bosch (Belanda),’’ ungkap Andre.
 Meski lama dan punya nama di Jerman, namun dia tak mau dikontrak sebagai sparring timnas Jerman. Dia bergabung hanya bergabung untuk berlatih.
 ‘’Kalau dikontrak kan nggak bisa ke mana-mana. Saya harus di sana terus,’’ ungkap Andre.
  Bahkan, lelaki yang pernah digembleng di Pelatnas Cipayun itu pun masih ingin bermain lebih lama. Andre merasa masih enjoy bermain.
 ‘’Saya belum tertarik menjadi pelatih,’’ tegas Andre yang kini menginjak usia 28 tahun.
  Saat ini, dia bakal tampil dalam Taiwan Grand Prix Gold yang dilaksanakan di Taipe pada 15-20 Juli 2014.  Hanya, Andre kurang beruntung. Dalam undian turnamen berhadiah USD 200 ribu tersebut, Andre langsung bertemu unggulan teratas Son Wan-ho asal Korea Selatan.
 ‘’Setelah itu, rencana saya tampil di Indonesia Challenge, Vietnam Grand Prix Gold, dan Indonesia Grand Prix Gold,’’ pungkas Andre. (*)

Biasakan Berhadapan dengan Pebulu Tangkis Asia

ILMU: Iman diapit Anton dan Iika 

MENIMBA ilmu di Indonesia sudah dilakukan Anton Kaisti dan Iikka Heino. Selama hampir sebulan, dua pebulu tangkis Finlandia tersebut digembleng di Djarum Kudus.
 Harapannya, selama berada di klub raksasa bulu tangkis Indonesia tersebut, kemampuan keduanya mengalami peningkatan. Itu pun sudah teruji dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jawa Tengah yang dilaksanakan akhir Juni lalu.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Sritex, Arena, Solo, tersebut, keduanya menyerah di babak awal. Anton harus mengakui ketangguhan Senatria Agus Setia Putra (SGS Bandung) pada babak pertama dan Iika kalah di babak kedua Hardianto dari Tangkas Jakarta.
Sebenarnya, keduanya juga berlaga di nomor ganda. Sayang, Anton/Iikka dinyatakan kalah WO karena salah jadwal.
 Kini, ilmu dan pengalaman yang diterima di Indonesia bakal diterapkan dalam Taiwan Grand Prix Gold 2014 yang digeber 15-20 Juli. Anton dan Iika turun di nomor tunggal dan ganda.
 Bedanya, di nomor tunggal, Anton langsung tampil di babak utama. Peringkatnya 202 sudah cukup membuatnya berlaga di babak elite.Sementara, Iikka harus berjuang dari babak kualifikasi karena posisi yang terpuruk di posisi 388.
 Di nomor ganda, pasangan Anton/Iikka harus berjuang dari babak kualifikasi. Pada penampilan perdana, pasangan yang kini duduk di posisi 181 dunia tersebut bersua dengan Liu Wei Chen/Yang Po Han yang ada di ranking 167.
 ‘’Main di Indonesia dan Taiwan akan membuat Anton dan Iikka terbiasa berhadapan dengan pebulu tangkis Asia. Ini susah di dapat kalau mereka hanya bermain di turnamen-turnamen Eropa,’’ ungkap Iman Teguh Santoso, pelatih Finlandia asal Indonesia. (*)

Ulangan Semifinal Kanada

KURAN BERPIHAK:  Wong Wing-ki (foto:thestar)

DALAM Amerika Grand Prix Gold 2014, Wong Wing Ki sudah menjejakkan kaki hingga perempat final. Ini sudah sesuai scenario karena dia menduduki unggulan keenam nomor tunggal putra.
 Itu setelah pebulu tangkis Hongkong yang kedua orang tuanya berasal dari Indonesia tersebut menang 21-18, 21-14 atas rekan senegaranya Tam Chun Hei dalam pertandingan babak ketiga yang dilaksanakan di New York pada Kamis waktu setempat (10/7) atau Jumat pagi WIB (11/7). Hanya, langkah Wing Ki tampaknya sudah mentok ke perempat final.
 Alasannya, dia kembali bertemu lawan yang selama ini menjadi momok baginya yakni Lee Hyun-il dari Korea Selatan. Mantan tunggal putra terbaik Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut menembus perempat final setelah mempermalukan unggulan ketiga Eric Pang (Belanda) dengan straight game 21-19, 21-5.
 Hasil ini membuat Hyun-il tak pernah kalah atas Pang dalam tiga pertemuan. Sementara, berhadapan dengan Wing-ki, lelaki 34 tahun tersebut juga punya rekor yang bagus.
 Hyun-il hanya sekali kalah dalam sembilan kali pertemuan. Pil pahit itu ditelannya di Denmark Open 2011. Hanya, dalam pertemuan terakhir yang berlangsung pekan lalu dalam semifinal Kanada Grand Prix 2014, Hyun-il memundukkan Wing Ki dua game langsung 21-17, 21-17.
 Unggulan teratas nomor tunggal putra Nguyen Tien Minh asal Vietnam juga belum terbendung. Lelaki yang kini duduk di posisi 17 dunia tersebut menang 21-13, 21-7 atas Wan Chia-Hsin (Taiwan). Dia akan berhadapan dengan Suppanyu Avihingsanon (Thailand) yang diunggulkan di posisi kesembilan. (*)

Vita Masih Bertahan di Dua Nomor

Vita Marissa (kanan)/Shendy Puspa Irawati (foto:PBSI)

STAMINA Vita Marissa dituntut prima dalam Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2014. Perempuan 33 tahun tersebut lolos ke babak perempat final dalam dua nomor, ganda putri dan ganda campuran.
 Berpasangan dengan Shendy Puspa Irawati di nomor ganda putri, Vita mengalahkan unggulan keempat asal Kanada Nicole Grether/Charmaine Reid 21-15, 21-13 dalam pertandingan yang dilaksanakan di New York pada Kamis waktu setempat (10/7) atau Jumat pagi WIB (11/7).
 Kemenangan ini membawa pasangan yang  sama-sama berasal dari Djarum Kudus tersebut menghadapi Johanna Goliszewski/Carla Nelte. Pasangan Jerman ini di babak kedua menghentikan perlawanan Samantha Barning/Iris Tabeling (Belanda) 21-18, 13-21, 21-13.
 Perebutan tiket semifinal itu, menjadi pertemuan perdana kedua pasangan. Hanya, dari sisi peringkat, Vita/Shendy lebih unggul.
 Dari ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), pasangan yang pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung itu ada di posisi 93 sementara Johanna/Carla di tangga ke-118.
 Di ganda campuran, Vita yang menggandeng Muhammad Rijal juga akan menantang pasangan Jerman Max Schwenger/Carla Nelte. Unggulan keempat ini menembus perempat final usai menang dua game 21-18, 21-10 Henry Wiebe/Grace Gao (Kanada). Rijal/Vita tak boleh memandang remeh lawan. Ini disebabkan ranking keduanya, 46, mash 15 setrip di bawah lawan. (*)  

Kembali Menembus Orbit 100 Besar Dunia

LOMPAT: Lee Hyun-il saat tampil di Kanada.
RANKING Lee Hyun-il bagai rolling coaster. Kadang naik yang siginifikan tapi juga sering turun dengan drastis.
 Seperti yang terjadi pekan ini. Dalam rilis peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) 10 Juli 2014, lelaki asal Korea Selatan (Korsel) tersebut duduk di posisi 87.
 Artinya, Hyun-il kembali masuk ke orbit 100 besar dunia. Pekan sebelumnya, pebulu tangkis yang dua kali beruntun menembus semifinal olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut bertengger di ranking 130.
 Lompatan 53 peringkat tersebut tidak lepas dari hasil yang diperolehnya dalam Kanada Grand Prix 2014. Dalam turnamen yang menyediakan hadiah Usd 50 ribu tersebut, Hyun-il mampu menjadi juara.
 Pada pertandingan yang digelar di Vancouver pada Sabtu waktu setempat (5/7) tersebut, lelaki 34 tahun tersebut menundukkan Ng Ka Long dari Hongkong dengan dua game langsung 21-16, 21-14. Hasil dari Kanada membuat Hyun-il membawa pulang poin 5.500.
 Tak menutup kemungkinan, posisinya akan kembali naik. Asalkan, Hyun-il mampu menjadi juara atau melangkah hingga babak-babak akhir dalam Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2014 yang kini tengah berlangsung di New York.
 Meski usianya sudah termasuk uzur, namun skill dan kemampuannya masih susah ditundukkan. Para pebulu tangkis yang usianya jauh lebih muda sering dibuatnya malu.
 Di pentas internasional, Hyun-il tetap dianggap sebagai salah satu tunggal putra terbaik dari Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan. Di awal 2000-an, dia sukses  mengantarkan negerinya meraih emas Asian Games 2002 di kandangnya sendiri, Seoul. Setahun kemudian, Lee Hyun-il menjadi salah satu kunci Korea Selatan meraih titel Piala Sudirman, lambang supremasi event beregu campuran.
 Dia dua kali disebut-sebut pensiun. Itu setelah dia tampil di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012. Tapi, keinginan yang kuat tak bisa membuatnya gantung raket.
 Hyun-il masih sering tampil di turnamen-turnamen internasional dan sering dibidik menjadi bagian dalam liga bulu tangkis di Tiongkok, India, dan Indonesia. Di Indonesia. pada 2014, Hyun-il menjadi pahlawan kemenangan Musica Champion Kudus meraih titel Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI). (*)

Lolos setelah Lawan Menyerah Dini

UNGGULAN ATAS: Nguyen Tien Minh

NGUYEN Tien Minh tak perlu banyak memeras keringat untuk lolos ke babak kedua nomor tunggal putra dalam Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2014. Lawannya asal India Anand Chetan menyerah pada game pertama dalam pertandingan yang dilaksanakan di New York pada Rabu waktu setempat (9/7) atau Kamis pagi WIB (10/7).
 Padahal, game pertama itu baru berjalan dan kedudukan masih 0-1 bagi Anand.  Ini menjadi kemenangan kedua bagi Tien Minh atas lawannya tersebut.  Dua kemenangan dipetik Jakarta Satellite dan Malaysia Open 2008.
 Pada babak ketiga, pebulu tangkis nomor satu Vietnam tersebut bakal dijajal Wan Chia-Hsin yang di babak pertama juga mengalahkan wakil India Arvind Bhat 21-15, 21-18. Dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut, Arvind menduduki unggulan ke-13.
 Tien Minh belum pernah bersua dengan Chia-Hsin. Hanya, rankingnya jauh di atas lawannya yang berasal dari Taiwan tersebut. Dalam ranking terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Tien Minh ada di posisi 17 sedang Chia-Hsin di 84.
 Pada pertandingan babak kedua juga diwarnai sedikit kejutan. Wakil Hongkong Ng Ka Long takluk tiga game 21-18, 13-21, 20-22 kepada Scott Evans (Irlandia). Pekan lalu, dalam Kanada Grand Prix, Ka Long mampu menembus babak final sebelum ditundukkan Lee Hyun-il (Korea Selatan).
 Hyun-il sendiri juga melaju ke babak ketiga. Lelaki 34 tahun tersebut melibas unggulan kesebelas Emil Holst asal Denmark dengan 21-11, 23-21.  Rintingan berat menghadang Hyun-il untuk bisa menembus perempat final.
 Dua kali semifinalis olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, itu berhadapan dengan unggulan ketiga Eric Pang asal Belanda. Hanya, rekor pertemuan berpihak kepada Hyun-il. Dia dua kali mengalahkan Pang yakni di Swiss Grand Prix Gold 2011 dan Kejuaraan Dunia 2006. (*)

PPLP Jatim Pindah Latihan (Lagi)

M. Nadib bersama putri keduanya, Caca, (foto: sidiq)

PPLP Bulu Tangkis Jawa Timur baru berumur satu tahun.Namun, mereka sudah berpindah tiga kali dalam menggembleng para pebulu tangkis yang masih berstatus pelajar tersebut.
 ‘’Kami segera pindah latihan ke GOR Sudirman, Surabaya,’’ kata M. Nadib, salah satu pelatih PPLP Bulu Tangkis Jatim.
 Sebelumnya, para anggota PPLP Jatim pernah ditempat di GOR Semen Gresik. Namun, ini tak bertahan lama.
 ‘’Setelah itu, kami memilih pindah ke GOR Surya Baja, Surabaya,’’ lanjut Nadib.
 Selama berada di GOR Surya Baja, jadwal latihan berbarengan dengan pebulu tangkis dari klub binaan Abdul Chodir tersebut. Ini, lanjut Nadib, memberi manfaat kepada pebulu tangkis PPLP Jatim.
 ‘’Mereka memperoleh spaaring yang banyak dan tangguh. Itu sangat bagus dalam menempa kemampuan teknik, fisik, dan mental pebulu tangkis PPLP Jatim,’’ ungkap Nadib, yang kebetulan juga menangani Surya Baja.
 Anggota PPLP sendiri, lanjut Nadib, harus berstatus sebagai pelajar tanpa ada keterangan usia. Mereka akan memperoleh beberapa fasilitas yang membuat mereka bisa terpacu memberikan prestasi.
 ‘’Kabar gembira tahun ini, kami memperoleh anggaran mengikuti turnamen. Memang tak semuanya, tapi separo,’’ lanjut Nadib.
 Namun, papar dia, hal tersebut dianggapnya sudah menjadi sebuah terobosan dan inovasi dari PPLP. (*)

Rijal/Vita Lewati Sandungan Pertama

JAJAL: M.Rijal/Vita Marissa (foto; PBSI)

PASANGAN Muhammad Rijal/Vita Marissa memulai langkah dengan mulus di Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2014. Berstatus nonunggulan, mereka mampu mengalahkan Phillipe Charron/Phyllis Chan dari Kanada dengan dua game langsung 21-18, 21-17 pada pertandingan babak I nomor ganda campuran yang dilaksanakan di New York pada Rabu waktu setempat (9/7) atau Kamis WIB dini hari (10/7).
 Pada babak kedua, pasangan yang berasal dari Djarum Kudus itu akan menjajal ketangguhan pasangan Taiwan Wang Chi-Lin/Cheng Chi-Ya yang di babak pertama juga memetik kemenangan atas wakil Kanada lainnya Kevin Li/Rachael Honderich 14-21, 21-16, 21-17.
 Rijal/Vita belum pernah menghadapi Chi-lin/Chi-Ya. Hanya, kalau melihar ranking dunia, pasangan merah putih bakal tak mengalami hambatan berarti. Kini, Rijal/Vita ada di posisi 46 sementara pasangan Taiwan belum berperingkat.
 Di Amerika Serikat Grand Prix 2014, pasangan yang sama-sama pernah digembleng di Pelatnas Cipayung menjadi wakil tunggal Indonesia di nomor ganda campuran. Sejak digabungkan lagi, capaian Rijal/Vita masih belum memuaskan.
 Gelar tertingi hanya diraih di kelas challenge yakni di Osaka. Saat itu, dalam babak final, Rijal/Vita menundukkan unggulan pertama asal Korea Selatan Choi Sol-kyu/Chae Yoo-jung 21-18, 17-21, 21-18. Namun, di level tinggi, pasangan yang pernah menjadi juara Jepang Super Series 2006 itu tak berdaya.
 Kali terakhir tampil, Rijal/Vita langsung menyerah di babak pertama. Mereka harus mengakui ketangguhan Chris Langridge/Heather Olver (Inggris) straight game 17-21, 18-21.
 Di Negeri Paman Sam, julukan Amerika Serikat. Unggulan teratas ditempati Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai dari Thailand. Pasangan Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, ini langsung menembus babak kedua karena memperoleh fasilitas bye. (*)

Michelle Li Selamatkan Muka Tuan Rumah

YES: Michelle Li (foto: photobadminton)

PUBLIK tuan rumah Kanada boleh berbangga. Mereka masih mampu menempatkan Michelle Li menjadi juara dalam turnamen Kanada Grand Prix 2014.
 Dalam babak final, perempuan 23 tahun tersebut mengalahkan Pai Yu Po dari Taiwan dengan dua gama langsung 21-16, 23-21 pada pertandingan yang dilaksanakan di Vancouver pada Sabtu waktu setempat (5/7)  atau Minggu WIB (6/7). Bagi Michelle ini menjadi gelar perdana sekaligus obat pelipur laga.
 Pada April 2014, dia gagal menjadi juara di Peru Challenge.Dalam final turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebutm Michelle harus mengakui ketangguhan wakil Amerika Serikat Zhang Beiwen.
 Mantan pebulu tangkis Singapura tersebut memang menjadi momok bagi Michelle. Di Amerika Serikat Internasional 2013, dia juga kalah.
 Saat ini, Michelle menjadi pebulu tangkis putri terbaik Kanada. Dalam ranking terakhir yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), dia menembus posisi 22.Capaian terbaiknya adalah menduduki posisi 19.
 Namanya mulai mencuat tiga tahun lalu.Dia mampu menjadi juara nasional serta mengantarkan negaranya meraig emas dalam Pan American Games (Kejuaraan Antarnegara Amerika) 2011 di Gudalajara, Meksiko.
 Hanya, untuk turnamen level super series dan super series premier masih sulit baginya. Dalam dua turnamen terakhir, Michelle    langsung tumbang di babak pertama.
 Di Jepang Super Series 2014, dia kalah oleh unggulan kedua asal Tiongkok Wang Yihan dan sepekan kemudian di Indonesia Super Series Premier 2014, Michelle di tundukkan wakil tuan rumah Andriyanti Firdasari.
 Setelah menjadi juara di kandang sendiri, Michelle akan menguji kemampuan di Amerika Grand Prix Gold 2014. Dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut, dia menempati unggulan kedua.
 Unggulan teratas ditempati Nichaon Jindapon asal Thailand. Selain itu, rival beratnya, Zhang Beiwen juga ikut ambil bagian. (*)

Hyun-il Juara Kanada Grand Prix 2014

KAMPIUN: Lee Hyun Il (foto:badzine)

SABETAN raket Lee Hyun-il di Kanada Grand Prix mencapai klimaks. Pebulu tangkis Korea Selatan tersebut mampu menjuarai turnamen yang menyediakan hadiah total USD 50 ribu tersebut.
 Dalam final yang dilaksanakan di Vancouver pada Sabtu waktu setempat (5/7) atau Minggu pagi WIB (6/7), Hyun-il tak mengalami kesulitan untuk mengalahkan Ng Ka Long dengan dua game langsung (straight game) 21-16, 21-14. Laga pemungkas tunggal putra ini hanya memakan waktu 37 menit.
Bagi Hyun-il, ini merupakan gelar kedua baginya selama 2014. Gelar perdana dipetik saat tampil dalam Sri Lanka Challenge. Pebulu tangkis 34 tahun tersebut menundukkan Anand Pawar (India) 17-21, 21-10, 21-15.
 Selain itu, hasil manis di Kanada ini menjadi modal baginya mengejar gelar yang lain di turnamen Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold yang dilaksanakan di New York pada 8-17 Juli.
  Pada babak turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut, Hyun-il ditantang Jan Fronlich (Rep Ceko). Meski jarang terdengar, tapi Fronlich bukan lawan yang asing bagi wakil Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut. Sudah dua kali Hyun-il mengalahkan lawannya tersebut yakni di Kejuaraan Dunia 2006 dan Denmark Super Series 2007.
 Jika menang, besar kemungkinan, dia bersua dengan Emil Holst. Unggulan kesebelas asal Denmark tersebut di babak pertama ditantang Luke Couture. Hyun-il belum pernah bertemu dengan Emil. (*)

Hasil Final Kanada Grand Prix
Tunggal Putra:Lee Hyun-il (Korea Selatan) v Ng Ka Long (Hongkong x15) 21-16,21-14

Tunggal Putri:Michelle Li (Kanada x1) v Pai Yu Po (Taiwan) 21-16, 23-21

Ganda Putra:Liang Jui Wei/Lu Chia Pin (Taiwan x5) v Liao Min Chun/Tseng Min Hao (Taiwan x6)  21-18, 16-21, 21-16

Ganda Putri: Choi Hye-in/Lee So-hee (Korea Selatan) v Pak So-young/Park Sun-young (Korea Selatan) 21-15, 21-18

Ganda Campuran: Max Schwenger/Carla Nelte (Jerman x2) v Jorrit de Ruiter/Samantha Barning (Belanda x1) 21-18, 23-21

X=unggulan

Ramai-Ramai Mundur dari Rusia Grand Prix

BATAL: Ihsan Maulana Mustofa (foto: PBSI)

PP PBSI sudah memberikan kepercayaan pebulu tangkis muda. Mereka tekah dikirim ke berbagai turnamen.
 Memang, levelnya belum super series atau super series premier. Jonatan Christie dkk sudah menapak ke jenjang grand prix atau grand prix gold.
 Terdekat, pebulu tangkis harapan masa depan Indonesia tersebut bakal tampil dalam Taiwan Grand Prix yang dilaksanakan di Taipeh 15-20 Juli mendatang. Dalam turnamen berhadiah USD 200 ribu tersebut, ada nama-nama seperti Ihsan Maulana dan Antony Sinisuka Ginting serta Jonatan. Mereka akan mendampingi seniornya, Simon Santoso. Begitu juga di ganda putra. Selvanus Geh/Kevin Sanjaya dan Ade Yusuf/Wahyu Nayaka diberi kesempatan unjuk kebolehan.
 Sayang,komposisi yang ada tak berlanjut di turnamen yang lain, Rusia Grand Prix. Mereka batal tampil dalam kejuaraan berhadiah total USD 50 ribu yang dilaksanakan Vladivostok 22-27 Juli.
 Dalam daftar undian (drawing), wakil merah putih sudah memutuskan mundur sejak 2 Juli. (*)

Mereka yang mundur dari Rusia Grand Prix
Tunggal putra: Jonatan Christie, Ihsan Maulana, Antony Sinisuka Ginting

Tunggal putri: Ruseli Hartawan,Hana Ramadhini

Ganda putra: Ade Yusuf/Wahyu Nayaka, Selvanus Geh/Kevin Sanjaya

Ganda putri: Rosyita Eka Putri/Giovani Maretha, Gebby Ristiyani/Ni Ketut Mahadewi

Ganda campuran: Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, Edi Subaktiar/Gloria Emmanuele Widjaja, Kevin Sanjaya/Della Destiara, Ronald Alexander/Melati Daeva

Dua Tangga Lagi Masuk Jajaran Elite

MELONJAK: Simon Santoso

BERADA di posisi di luar 100 besar pernah dilakoni Simon Santoso. Pada 11 Juni, dia berada di ranking 101 dunia.
 Ini menjadi titik nadir dari Simon. Padahal, posisi tiga besar pernah diduduki usai menjuarai Indonesia Super Series Premier 2012.
 Bahkan, Simon pernah juga terlempar dari Pelatnas Cipayung.Untung, dia tak putus asa.
 Kembali ke klub asalnya, Tangkas, lelaki 28 tahun tersebut mendapat pelatih yang tepat, Hendri Saputra. Ditangannya, Simon langsung menyabet dua gelar, Malaysia Grand Prix Gold 2014 dana Singapura Super Series 2014.
 Panggilan membela Tim Thomas Indonesia pun datang. Simon pun bisa kembali ke Pelatnas Cipayung.
 Sayang, setelah berstatus penghuni Pelatnas Cipayung, Simon malah jeblok. Dia tumbang di babak kedua Indonesia Super Series 2014. Di Istora Senayan, Jakarta, lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut  menyerah kepada Hu Yun (Hongkong).
 Tapi, sepekan kemudian,Simon kembali bersinar dengan menembus babak final Australia Super Series 2014. Hanya, dia harus mengakui legenda tunggal putra asal Tiongkok Lin Dan.
 Namun, hasil dari turnamen berhadiah total USD 750 ribu tersebut membuat Simon membawa pulang 7800 poin. Ini cukup membut lelaki yang sukses membawa Musica Champion juara Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2014 itu naik enam setrip ke posisi 12.
 Artinya, tinggal dua tangga lagi, Simon akan kembali ke jajaran elite big ten (10 besar). Dalam ranking terakhir yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), hanya ada Tommy Sugiarto yang jadi wakil Indonesia di posisi bergengsi tersebut.
 Nama Sony Dwi Kuncoro sudah terlempar ke ranking 29 seiring cedera yang mendera. Sementara, Dionysius Hayom Rumbaka satu tangga tepat di bawah Sony.
 Dengan penampilan yang kembali ke bentuk terbaik, tak menutup Simon bisa menggeser Tommy. Apalagi, putra legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut angin-anginan. (*)