WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Hore, Bisa Juara dari New Zealand

Ronald (kanan) dan Annisa Saufika di podium
TRADISI juara di New Zealand Open 2017 kembali terjaga. Indonesia mampu membawa pulang satu gelar dari ajang yang kini berhadiah total USD 120 ribu tersebut.

Pasangan ganda campuran Ronald Alexander/Annisa Saufika mengalahkan Sawan Serasinghe/Setyana Mapasa (Australia) dengan straight game 21-19, 21-14 dalam final yang dilaksanakan di Auckland pada Minggu waktu setempat (6/8/2017).

Ini adalah gelar pertama bagi Ronald/Annisa. Apalagi, dalam ajang yang masuk level grand prix gold tersebut, pasangan yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut bukan unggulan.

“Kami bersyukur bisa meraih gelar juara, apalagi kami baru berpasangan. Strateginya masih sama dengan pertandingan sebelumnya, dari awal kami bermain menyerang,” ujar Ronald kepada situs PBSI.

Menurutnya, pada game pertama, dia dan Annis sempat hilang fokus. Untung, mereka, lanjut Ronald, bisa membalikkan keadaan dan menang.

''Di game kedua, kami sudah lebih konsentrasi dan bisa fokus terus. Kami bisa mengontrol permainan,” tuturnya.

Sementara itu, Annisa mengungkapkan bahwa ia dan Ronald mewaspadai lawan yang keduanya kidal. Selain itu, komunikasi Ronald/Annisa juga berjalan lancar sehingga ini menjadi salah satu kekuatan mereka di lapangan.

 “Kami sudah mengantisipasi arah pengembalian shuttlecock dari lawan. Tipe permainan mereka sama dengan kami yaitu permainan menyerang. Pokoknya kami terus berusaha menurunkan bola,” jelas Annisa.


Indonesia meloloskan satu wakil ke babak final. Sedangkan empat wakil terhenti di semifinal. Mereka adalah pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriani Rahayu, Hanna Ramadini, Fitriani (keduanya tunggal putri), serta pasangan ganda putra Kenas Adi Haryanto/Moh Reza Pahlevi Isfahani. (*)

Mantan Peringkat 1 Dunia Berbagai Ilmu di Sakura

Luluk (belakang tengah) saat di GOR Sakura Surabaya
PB Sakura dan Sakura Sport Management baru semumur jagung. Tapi, pebulu tangkis kelas dunia sudah singgah dan berbagi ilmu.
--
BELASAN pebulu tangkis tengah berlatih di GOR Sakura, Ketintang, Surabaya, pada Sabtu malam (5/8/2017). Mereka kompak mengenakan kaos hitam.

Posisinya saling berhadapan karena tengah berlatih pukulan. Tapi tiba-tiba, sebuah tepukan dari pelatih Irwansyah  menghentikan latihan tersebut.

Ternyata, dihentikannya latihan itu karena hadirnya seorang lelaki. Tamu itu masuk dengan didampingi Direktur Utama  Sakura Sport Management Ade Dharma.

Dia memakai kaos dan bercelana training merah. Tak lama berselang, para pebulu tangkis yang usianya masih belasan tersebut langsung menghampiri dan menyalami.

Ternyata, tamu itu bukan sembarang tamu. Dia merupakan salah pebulu tangkis terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Siapa? Luluk Hadiyanto.

Dia pernah menjadi pebulu tangkis nomor satu dunia pada 2003-2004.Lelaki yang pernah menjadi unggulan teratas  di Olimpiade Athena 2004. Berbagai juara ajang internasional pun pernah dijuarai, salah satunya Indonesia Open pada 2004.Saat itu, dia berpasangan dengan Alvent Yulianto.

''Saya senang kalau diundang untuk berbagai ilmu. Apalagi, di Sakura banyak pebulu tangkis muda,'' kata lelaki yang kini berusia 38 tahun tersebut.

Dia bisa terkoneksi dengan Sakura karena ajakan teman lamanya. Bersamaan pula Luluk ke Surabaya karena ada  tugas audisi klub besar yang tengah mencari bakat-bakat muda.

Untuk itu, usai audisi, dia tak mau berlama-lama di hotel yang disediakan baginya. Luluk hanya mandi dan langsung menuju GOR Sakura.

Dia tak sempat makan. Sehingga, tak mengherankan jika menu nasi bebek plus sambal dan kerupuk, disantapnya habis.

Bagi Luluk, bersentuhan dengan pebulu tangkis muda bukan hal yang asing. Ini karena sekarang dia menangani pebulu tangkis pelajar di SKO Ragunan, Jakarta.

Luluk juga baru saja dipercaya menangani tim pelajar Indonesia dalam Asian School Games (ASG) yang dilaksanakan di  Singapura pada Agustus lalu. Hasilnya, satu emas mampu disumbangkan cabang olahraga (cabor) bulu tangkis melalui  Nur Yahya Ady Velani. Nah, kebetulan saat berkunjung di Sakura, dia bertemu Yahya, sapaan karib Nur Yahya Ady Velani.

Dia berada di GOR di perumahan elite tersebut karena sejak Juli, pebulu tangkis asal PB Pratama dan kelahiran Solo, Jawa Tengah, tersebut bernaung di Sakura Sport Management. Saat memberikan pengarahan, Luluk pun meminta Yahya  maju untuk menceritakan keharuannya mendengarkan keharuan anak asuhnya tersebut mendengarkan lagu Indonesia Raya.

Luluk menguasai bagaimana membangkitkan semangat dan motivasi pebulu tangkis muda usia. Baginya, masalah psikologis tidak boleh dipandang enteng.

Setelah itu, Luluk memberikan materi praktek. Tujuannya, ada terjadi tranfer ilmu darinya kepada pebulu tangkis Sakura. Namun, sebelum itu, dia berdiskusi dengan pelatih Irwansyah tentang program yang akan dilaksanakan. (*)

Juara 2015, Annisa Bisa Kembali Terulang

PASANGAN Ronald/Annisa Saufika menjadi satu-satunya wakil Indonesia di New Zealand Open 2017.

Tapi, dibandingkan Ronald, Annisa punya nilai plus. Kok bisa?  Ya, tiga tahun lalu, dia pernah naik ke podium juara di Negeri Kiwi, julukan Selandia Baru.

 Hanya, ketika itu, Annisa tak berpasangan dengan Ronald. Pada 2014, Annisa ditandemkan dengan Alfian Eko Prasetya. Datang dengan status nonunggulan, Annisa/Alfian menundukkan rekannya sendiri, Edi Subaktiar/Melati Daeva, dengan 21-18, 17-21, 21-12.

Tak menutup kemungkinan, Annisa akan kembali mengulang suksesnya. Dalam final yang dilaksanakan di Auckland pada Minggu (6/8/2017), Ronald/Annisa akan menantang pasangan Australia Sawan Serasinghe/Setyana Mapasa. Unggulan kedelapan ini lolos ke final usai menundukkan Zhou Haodong/Xu Ya dengan straight game 25-23, 21-18.

Pertemuan ini merupakan yang pertama bagi Ronald/Annisa dengan pasangan Negeri Kanguru, julukan Australia, tersebut. Dari sisi peringkat, mereka memang kalah.

Karena pasangan baru, Ronald/Annisa masih terpuruk di posisi 262. Sedangkan Sawan/Setyana jauh di atas, 50.

Hanya, ranking bukan jaminan. Ronald/Annisa lebih diunggulkan karena unggul dalam sisi pengalaman. (*)

Masih Ada Satu yang Tersisa

Annisa dan Ronald menembus final
WAKIL Indonesia bertumbangan di semifinal New Zealand Open 2017. Dari lima wakil yang ada, empat gagal menembus babak pemungkas ajang berhadiah USD 120 ribu tersebut.

Satu duta yang menembus final adalah pasangan ganda campuran Ronald/Annisa Saufika. Mereka menang tiga game 21-9, 19-21, 21-6 atas pasanga 'gado-gado' Taiwan/Australia Wang Chi-Lin/Hsuan-Yu Wendy Chen dalam pertandingan yang dilaksanakan di Auckland pada Sabtu waktu setempat.

Sayang, langkah Ronald/Annisa gagal diikuti yang lain.  Dua tunggal putri, Fitriani dan Hanna Ramadhini, satu pasangan ganda putra, Kenas Adi Haryanto/Moh Reza Pahlevi, dan Greysia Polii/Apriani Rahayu di ganda putri, kandas.

Fitriani, yang diunggulkan di posisi kedua, menyerah tiga game 12-21, 21-17, 17-21  kepada Saena Kawakami (Jepang). Sedang Hanna tak berdaya di tangan unggulan teratas Rachanok Intanon. Dia kalah straight game 13-21, 17-21.

Harapan di ganda putri juga kandas. Ini seiring kalahnya Greysia/Apriani. Pasangan yang baru dipasangkan tahun 2017 tersebut menyerah rubber game 18-21, 21-13, 13-21 kepada unggulan teratas asal Malaysia Vivian Hoo/Woon Khe Wei.

Sedang di ganda putra, Kenas/Reza juga tunduk di tangan unggulan terasa. Keduanya kalah 13-21, 15-21 kepada Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin. Di New Zealand Open, dua tahun terakhir, Indonesia puasa gelar. (*)

Pantau hingga Hari Terakhir Pendaftaran

Elvira (kiri) di podium Astec Open 2017
CAPAIAN Elvira Zalianty diluar ekpektasi. Dia mampu menembus babak final di nomor tunggal pemula putri Daihatsu Astec Open 2017 di Malang.

 Hanya, Elvira gagal menjadi juara. Di babak final yang dilaksanakan Sabtu (29/7/2017), pebulu tangkis asal PB Pratama yang berada di bawah naungan Sakura Sport Management tersebut harus mengakui ketangguhan Humaira Nurvita Dewi dari Hi-Qua Wijaya Kediri dengan rubber game 30-28, 7-21, 13-21.

 Sayang, pertandinga di Malang itu memakan korban. Elvira mengalami cedera.

Petaka itu pula yang membuatnya tak bisa tampil optimal. Imbasnya, ambisi juara kandas.

Selain itu, cedera itu membuat pihak Sakura Sport Management menunggu perkembangan Elvira. Jika masih sakit, kemungkinan dia tak dikirim ke Daihatsu Astec Semarang Open 2017.

''Kami akan memantau hingga hari terakhir pendaftaran. Kami tak mau memaksakannya tampil yang bisa menghancurkan masa depannya,'' ungkap Direktur Sakura Sport Management Ade Dharma. (*)

Tak Jauh dari Sosok sang Ayah

Rehan Naufal /Siti Fadiadi atas podium (foto:PBSI)
PENAMPILAN seperti pebulu tangkis usia dewasa. Teknik dan ketenangannya yang membuat Rehan Naufal Kusharjanto tampil gemilang dalam Asia Junior Championships 2017.

Dia akhirnya menjadi penyumbang juara satu-satunya dalam ajang  yang berakhir Minggu (29/7/2017). Bersama Siti Fadia Silva Ramadhanti, mereka mengalahkan Sung Seung Na/Ah Yeong Seong (Korea Selatan) 21-19, 19-21, 21-9 dalam final di  di Jaya Raya Sports Hall Training Center, Jakarta, pada Minggu (30/7/2017). Pertandingan tiga game ini memakan waktu 65 menit.

Namun, dari keduanya, Naufal yang layak dapat sorotan. Apalagi, dia menyandang nama Kusharjanto di belakangnya.

Ya, Naufal merupakan putra dari salah satu legenda bulu tangkis yang dimiliki Indonesia, Tri Kusharjanto. Capaian tertinggi Trikus, sapaan karib Tri Kusharjanto, adalah meraih perak nomor ganda campuran dalam Olimpiade Sydney 2000. Ketika itu, dia berpasangan dengan Minarti Timur.

'Naufal sudah bisa menikmati permainan di usia muda dan dia juga berani di lapangan,'' kata Trikus. Meski, lanjut dia, saat ini usianya masih 17 tahun.

Melihat Naufal di lapangan, seperti melihat aksi sang ayah. Dia memunculkan teknik-teknik tinggi bulu tangkis.

''Sejak kecil, saya yang menangani sendiri,'' ungkap Trikus.

Dia berharap prestasi Naufal tak hanya berhenti di level junior. Tapi juga sampai ke level senior dan bisa melampaui prestasi sang ayah. (*)

Rehan/Fadia Akhiri Paceklik Indonesia

Rehan Naufal (kiri)/Siti Fadia gigit medali (foto:PBSI)
INDONESIA batal malu di kandang dalam Asia Junior Championships 2017. Ini setelah satu gelar mampu diraih wakil merah putih dalam ajang yang diperuntukkan bagi pebulu tangkis di bawah usia 19 tahun tersebut.

Adalah pasangan Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang jadi pahlawan Indonesia. Mereka mengalahkan Sung Seung Na/Ah Yeong Seong (Korea Selatan), 21-19, 19-21, 21-9 dalam final di  di Jaya Raya Sports Hall Training Center, Jakarta, pada Minggu (30/7/2017). Pertandingan tiga game ini memakan waktu 65 menit.

“Rasanya senang sekali, saya tidak menyangka bisa juara. Padahal target awalnya hanya semifinal, tapi pelan-pelan akhirnya bisa menjadi juara. Alhamdulillah bisa juara,” kata Rehan usai bertanding seperti dikutip media PBSI. 

Unggul di game pertama, poin Rehan/Fadia sempat terpaut ketat dan bahkan tertinggal di game kedua. Mereka pun harus rela menahan kemenangannya hingga game ketiga.

Rehan/Fadia akhirnya membuktikan, di game penentu mereka berhasil menang dengan skor meyakinkan 21-9. Pengembalian bola dari Korea yang melebar ke sisi kiri lapangan menjadi poin kemenangan buat Rehan/Fadia.

“Game kedua, kami sempat blank dan keburu-buru juga. Padahal kalau kami sabarin juga mereka akan mati-mati sendiri. Kami buru-buru pengen matiin dan buru-buru pengen game, malah jadi boomerang buat kami. Baru di game ketiga kami pelan-pelan cari poin lagi,” ujar Rehan.

Indonesia akhirnya berhasil meraih gelar lagi di Asia Junior Championships setelah terakhir di 2012. Edi Subaktiar/Arya Maulana Aldiartama menjadi juara di ganda putra. Sementara di ganda campuran sendiri, Indonesia terakhir memperoleh gelar di 2011, lewat pasangan Lukhi Apri Nugroho/Ririn Amelia. (*)

Berjuang Melawan Musuh dan Sakit

Elvira (kanan) tampil dengan paha dibebat
GELAR juara gagal diraih Elvira Zalianty. Dia menyerah kepada Humaira Nurvita dari HQ Wijaya Kediri dengan rubber game yang ketat 30-28, 7-21, 13-21 dalam pertandingan final tunggal pemula putri Daihatsu Astec Open 2017 di GOR UIN Malang pada Sabtu (29/7/2017).

Kekalahan ini sekaligus menghentikan kejutan yang dibukukan Elvira. Dalam ajang Daihatsu-Astec 2017, Elvira tak menempati unggulan atau kandidat juara.

Namun, pebulu tangkis asal PB Pratama Surabaya yang bernaung di bawah Sakura Sport Management itu mampu melibas beberapa unggulan. Bahkan, unggulan kedua Aurelia Salsabila (Tunas Harapan Jaya Surabaya) ditumbangkannya di babak semifinal pada Sabtu pagi.

Sebenarnya, kans menjadi juara sempat terbuka lebar. Di game pertama, Elvira menang 30-28. Sayang, kemenangan tersebut gagal dipertahankan di dua game berikut.

''Dia menahan sakit di paha sejak semifinal tadi pagi,'' ucap Direktur Sakura Sport Management usai pertandingan.

Hanya, dia tetap memberikan apresiasi kepada Elvira. Dia, terang Ade, telah berjuang luar biasa,
''Dia harus melawan sakit dan sekaligus melawan musuh,''puji Ade. (*)

Ayo Elvira Selangkah Lagi

Elvira sudah menembus babak final
PERJALANAN Elvira Zalianty di Daihatsu Astec Open 2017 semakin jauh. Bahkan, kini, pebulu tangkis asal PB Pratama yang bernaung di bawah Sakura Sport Management tersebut sudah sampai babak final tunggal putri kelompok pemula.

Di babak semifinal yang dilaksanakan di GOR UIN Malang pada Sabtu siang (29/7/2017), Elvira mengalahkan Aurelia Salsabila dari Tunas Harapan Jaya Surabaya dengan rubber game 16-21, 21-18, 21-17. Aurelia merupakan unggulan kedua. Sedangkan Elvira dalam ajang yang dilaksanakan sejak awal pekan tersebut datang tanpa status unggulan.

 Lolosnya Elvira di babak pemungkas termasuk kejutan. Selain bukan kandidat juara, gadis yang masih duduk di bangku sekolah dasar tersebut turun bukan di kelompoknya. Dengan usianya, Elvira harusnya masih turun di kelompok anak-anak.

 Selain itu, di babak I, Elvira sudah nyaris tersingkir. Dia dipaksa bermain tiga  game oleh Nisrinna Hapsari dari Rajawali Malang dengan 17-21, 21-17, 21-18.

Kemudian, di babak II, dia juga memeras keringat sebelum menundukkan Stella Nathanie (Gemilang Surabaya) dengan 21-14, 14-21, 21-16. Menariknya, Stella merupakan pasangannya di nomor ganda. (*)
 

Gagal Turun di Nomor Ganda

Elvira (kanan) tinggak konsentrasi di tunggal
KEMENANGAN Elvira Zalianty di nomor tunggal memberi dampak. Dia tak bisa turun di nomor ganda pemula putri.

Alasannya, pasangannya, Stella Nathanie, mengalami cedera. Ironisnya, pebulu tangkis asal PB Gemilang Surabaya tersebut dialami saat berhadapan dengan Elvira.

Ya, keduanya memang harus saling mengalahkan untuk bisa menembus babak III. Hasilnya, Elvira, pebulu tangkis asal PB Pratama yang bernaung di bawah Sakura Sport Management, menang dengan rubber game 21-15, 15-2,1 21-17.

''Kami bermain rubber yang akhirnya Ella (sapaan Stella) cedera dan menyebabkan dia tidak bisa melanjutkan di pertandingan ganda pemula putri,''ungkap Elvira.

Dia berharap kegagalannya bermain di ganda tak mempengaruhi penampilannya di tunggal. Apalagi, Elvira punya ambisi menjadi  juara di tunggal.

Seharusnya di ganda putri, Elvira/Stella berhadapan dengan wakil Bayu Kencana Pasuruan Angeline Theresia/Dwi Nur Septiana. (*)

Singkirkan Rekan di Nomor Ganda

Elvira menembus babak III
DI Daihatsu Astec Open 2017 ini, Elvira Zalianty dan Stella Nathanie turun berpasangan di nomor ganda putri nomor pemula. Namun, di nomor tunggal, keduanya harus saling mengalahkan.

Kok bisa? Ini setelah keduanya saling mengalahkan lawan-lawan di babak I. Akibatnya, Elvira dan Stella harus bertemu untuk bisa menembus babak III.

Hasilnya, Elvira, yang berasal dari PB Pratama Surabaya, mampu mengalahkan Stella (PB Gemilang Surabaya) dengan tiga game  21-15,15-21,21-17. Pertandingan keduanya dilaksanakan di GOR UIN Malang pada Kamis (27/7/2017).

''Awalnya, saya bermain santai karena sedang berhadapan dengan pesangan ganda saya dalam kejuaraan ini. Namun saya perhatikan ella (nama panggilan akrab Stella) bermain serius,'' ungkap gadis yang masih duduk di sekolah dasar (SD) itu.

Dia pun menyadari bahwa pertemuan keduanya bukan latihan. Namun pertandingan yang mencari pemenang.

''Saya harus bermain serius walaupun kami berpasang di ganda,'' terang pebulu tangkis yang bernaung di bawah Sakura Sport Management.

Di babak III, Elvira akan menjajal ketangguhan unggulan ke-12 Lollita Natasha. Wakil FIFA Sidoarjo tersebut menang 21-18, 21-11 atas Salfa Hiffa (Maestro Surabaya).

Sayang, langkah Elvira gagal diikuti oleh rekannya dari PB Pratama yang juga bernaung di bawah Sakura Sport Management, M. Isnain. Dia terhenti di babak III usai kalah oleh Wahyu (Suryanaga) 21-18, 11-21,11-21. (*)

Ada yang Harus Dibenahi dari Yahya

Yahya bersama Ade Dharma
Nur Yahya Ady Velani sukses mengharumkan nama Indonesia.Dia menjadi satu-satunya pebulu tangkis merah putih yang mampu mengibarkan Merah Putih dalam Asean School Games, kejuaraan pelajar se-Asia Tenggara.

Hanya, Yahya, sapaan karib Nur Yahya, tak boleh cepat puas. Ada beberapa catatan yang harus dibenahi pebulu tangkis asal PB Pratama Surabaya yang berada di bawah naungan Sakura Sports Management tersebut. Itu berdasar penilaian dari pelatihnya di Asean School Games, Luluk Hadiyanto. Berikut petikan wawancaranya.

Kemarin habis pegang Yahya di Asean Schoo Games ya?
-Betul. Anak itu punya potensi. Kalau tidak tertangani dengan baik, dia akan begitu-begitu saja.

Bagaimana dengan skill Yahya?
-Skillnya komplet. Namun, ada yang harus diubah dari dia.

Apa itu Luk?
-Yang harus diubah mindsetnya.Artinya membentuk pola pikir dan karakternya.

Caranya?
-Mengajari dia bagaimana harus berhadapan dengan pemain yang pola mainnya berbeda-beda. Itu harus dilatih sehari-hari.

Tentang posturnya?
-Dari sisi postur mumpuni kok.

Luluk Hadiyanto merupakan mantan pebulu tangkis nasional. Bersama Alvent Yulianto, mereka pernah menduduki peringkat satu dunia dan juara di berbagai turnamen internasional, termasuk Indonesia Open pada 2004. (*)

Susah Payah Tembus Babak II

Elvira dapat pengarahan usai tanding

ELVIRA Zalianty lolos dari lubang jarum di Daihatsu Astec Open Malang 2017. Sempat kalah di game pertama, 17-21, pebulu tangkis putri asal PB Pratama Surabaya tersebut akhirnya menang dia dua game berikut, 21-17, 21-18 di GOR UIN  pada Rabu (26/7/2017).

Ini membuat Elvira menembus babak kedua. Hanya, pebulu tangkis yang juga berada di bawah naungan Sakura Sports Managemen tersebut harus banyak berbenah jika tak ingin terhenti awal di kelompok pemula tersebut.

 ''Dia masih sering melakukan kesalahan sendiri yang membuat banyak point terbuang,'' kata Direktur Sakura Sports Management Ade Dharma.

 Bahkan, dia mengakui, harusnya Elvira tak perlu memeras keringat hingga tiga game. Ade berharap di babak kedua, gadis yang masih duduk di kelas V sekolah dasar (SD) tersebut bisa tampil lebih baik.

 Untuk bisa menembus babak III, Elvira akan menantang Stella Nathanie Tjahjono. Unggulan ketujuh asal Gemilang Surabaya tersebut lolos dengan memperoleh bye.

 Wakil Pratama lainnya yang bernaung di bawah Sakura Sports Management, Muhammad Isnain, juga sukses menembus babak III tunggal putra. (*)

Kem Badminton Luber Peserta



PESERTA Kem Badminton luber peserta.Sebanyak 220 pebulu tangkis muda mendaftar dalam seleksi pencarian bakat tersebut.

Nantinya, mereka akan berebut tiket untuk dilatih di dua negara, Malaysia dan Jepang. Istimewanya, selama di berlatih di luar negeri, mereka yang terpilih akan mendapat pelatihan langsung dari pebulu tangkis tingkat dunia.

Menurut Kepala Branding dan Pemasaran Tribe Limited, Fitriana Dyah, Sabtu (22/7) sudah dilakukan proses seleksi, hasilnya dari 202 atlet itu sudah mengerucut menjadi 44 atlet yang pada Hari Minggu (23/7) tengah menjalani seleksi dio GOR Sudirman.

 "Atlet yang terpilih akan kami umumkan pada akhir Juli dan kami tidak tahu berapa jumlahnya," kata Fitriana Dyah .

Usai menjalani seleksi di Surabaya, atlet yang terpilih akan menjalani latihan intensif satu minggu di Kuala Lumpur, Malaysia,  pada bulan Agustus. Selama di negeri jiran itu, mereka akan mendapat pelatihan langsung dari  legenda-legenda Malaysia yakni Wong Choong Hann, Lee Wan Wah, Chew Choon Eng, dan Chan Chong Ming. 

"Kemudian 30 atlet terbaik akan mendapatkan pelatihan di pusat pelatihan nasional di Tokyo Jepang," ungkap Fitriana.

Sementara itu Ketua Umum PBSI Jatim, Oei Wijanarko Adi Mulya memberikan apresiasi kepada Kem Badminton dan Tribe yang menggelar kegiatan ini.  Karena ajang ini tentu menjadi kesempatan bagi atlet berusia 10-12 tahun untuk menimba ilmu dari pemain maupun pelatih dari lur negeri. 

"Kami sangat antusias untuk bermitra dengan Tribe sekali lagi untuk Kem Badminton. Di pelatihan tahun lalu, kami telah mengidentifikasi banyak potensi talenta muda untuk dikembangkan menjadi ikon bulutangkis global yang luar biasa. Kami senang dapat berbagi bahwa pelatihan di Jepang telah memberi anak-anak keterpaparan pada metode persiapan, strategi permainan, dan pelatihan ketahanan baru yang ditujukan untuk meningkatkan permainan mereka," paparnya. (*)

Management Sambut Kedatangan Pahlawan Indonesia

Yahya (kiri) bersama pelatihnya di Pratama, Irwan.
USIA Sakura Sport Management baru seumur jagung.Tapi, prestasi sudah mampu diberikan oleh manajemen yang dipimpin Ade Dharma tersebut.

Salah satu atletnya, Nur Yahya Ady Velani., mampu mengharumkan nama Indonesia. Yahya, sapaan Nur Yahya Ady Velani, mampu menyelamatkan muka Indonesia di arena internasional.

Atlet 17 tahun tersebut meraih emas tunggal putra dalam Asian School Games (ASG) di Singapura pekan lalu. Emas tersebut menjadi satu-satunya emas yang diraih Indonesia dalam ajang yang diikuti oleh 10 negara itu.

“Saya di final mengalahkan rekan senegara Handoko 21-15, 21-15. Indonesia sendiri hanya merebut 1 emas. Sementara 4 medali emas lainnya disapu Malaysia,” ujar Yahya yang dijemput manajemen SSM bersama atlet Sakura lainnya di Bandara Juanda Sabtu malam (22/7).

Yahya sendiri merupakan pemain binaan klub Pratama di bawah naungan Sakura Sport Management di mana Ade Darma menjadi Direktur Utama. Karena itulah, Ade sendiri sebenarnya sudah memberikan agenda tahunan kepada pemain kelahiran Solo tersebut mengikuti kejuaraan nasional dan internasional. Yang terdekat, Yahya akan tampil di Sirkuit Nasional (Sirnas) di Semarang, bulan depan.

 “Saya tidak boleh lama-lama bergembira. Karena saya harus mempersiapkan diri menghadapi Sirnas. Apalagi baru kali ini saya tampil di nomor paling bergengsi yakni di kelompok dewasa. Lawan-lawan saya pemain senior yang tidak bisa diremehkan,” tambah Yahya.

Ade sendiri mengakui, sebagai manajemen yang membawahi Yahya ikut bangga dengan prestasi atlet asal Jatim yang mengukir prestasi di tingkat internasional. Sebagai pebulu tangkis utama yang dimiliki Sakura, prestasinya tentu ikut melecut semangat pemain lainnya yang ada di Sakura.
“Kami masih banyak atlet lainnya yang bisa kami kembangkan untuk mengikuti prestasi Yahya. Ada nama Aldo yang kualitasnya tidak beda jauh dengan Yahya. Demikian juga di usia 13 tahun maupun 17 tahun,” ungkap lelaki yang merupakan menantu dari mantan pesepak bola Parlin Siagian tersebut. (*)  

Yahya Selamatkan Muka Indonesia

Yahya (kanan) di podium juara
PEBULU tangkis Sakura Management, Surabaya, mengukir prestasi tinggi. Nur Yahya Adi Velani membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di ajang internasioal.

Yahya, sapaan karib Nur Yahya Adi Velani, meraih emas nomor tunggal dalam ASEAN Schoo Games. Dalam final yang dilaksanakan di Singapura pada Rabu waktu setempat (19/7/2017), pebulu tangkis 18 tahun tersebut menang atas rekannya sendiri dari Indonesia, Handoko, dengan straight game 21-15, 21-15.

''Saya ingin membayar kesalahan saya di beregu yang bermain tidak sesuai harapan. Terus memotivasi diri sendiri untuk bisa fokus kembali dan bangkit dari kegagalan di beregu putra,'' kata Yahya seperti dikutip dari pengurus Sakura.

Meski bermain dengan rekan sendiri, Yahya tetap bermain agresif. Dia terus menyerang dengan tidak memberikan kesempatan kepada Handoko untuk mengembangkan permainan.

Emas yang diraih Yahya juga menjadi sekeping medali berharga yang digapai Indonesia. Harapan di ganda putri ternyata kandas.Pasangan Elvira Arumningtyas/Elizabeth Jovita kalah dari wakil Malaysia Toh Ee Wei/Pearly Tan Kong. Sebelumnya, di beregu, Indonesia kalah mengejutkan dari Singapura dengan 3-0.

Hasil ini diharapkan mampu memacu semangat dan prestasi Yahya ke depan. Apalagi, Sakura Management yang dipimpin Ade Dharma bakal memberikan dukungan penuh. (*)

Nama Besar Bukan Jaminan

DI nomor ganda, Markis Kido dan Ricky Widianto bikin gentar lawan. Kido merupakan peraih emas ganda putra Olimpiade Beijing 2008 dan juara dunia 2007.Sedang Ricky merupakan pebulu tangkis ganda campuran yang pernah menembus 10 besar dunia.

Namun, keduanya belum pernah berpasangan selama digembleng di Pelatnas Cipayung.  Namun, kini, untuk kali pertama, Kido dan Ricky berpasangan.

Mereka unjuk kebolehan dalam Sirnas Seri Banten. Sayang, nama besar Kido dan Ricky bukan jaminan.

Mereka harus tersingkir di babak perempat final. Kido/Ricky secara mengejutkan kalah oleh wakil Djarum Rafiddias Nugroho/Rendra Wijaya dengan rubber game 21-16, 18-21, 23-25.

Bagi Kido, Ricky merupakan pasangan kali kesekian. Usai berpisah dengan Hendra Setiawan, pebulu tangkis asal klub Jaya Raya tersebut sudah bergonta-ganti partner.

Tercatat ada nama Alvent Yulianto dan Marcus Fernaldi ''Sinyo' Gideon yang sempat menjado ganda tangguh di berbagai ajang internasional. Bahkan, saat bersama Sinyo, mereka pernah menjadi juara ajang France Open Super Series. Dengan Alvent, mereka menembus Kejuaraan Dunia 2015.  Kali terakhir, Kido memadukan kemampuan dengan Hendra Aprida Gunawan. (*)

Febe Gagal di Dua Nomor

Maria Febe sudah berada di Kanada sejak akhir tahun lalu
DEBUT mengecewakan bagi Maria Febe Kusumastuti. Dia gagal menembus babak uama dalam Canada Open 2017.

Hanya, kali ini, Febe, sapaan karib Maria Febe Kusumastuti, tak lagi turun di nomor spesialisnya, tunggal putri. Di Canada Open 2017, dia berlaga di ganda putri.

Berpasangan dengan wakil tuan rumah, Chloe Rowe, mantan tunggal putri Pelatnas Cipayung tersebut kalah dua game langsung 15-21, 14-21 kepada duta Kanada lainnya, Rachel Honderich/Michael Li. Padahal, jika menang, Febe/Rowe bisa menembus babak utama ajang berhadiah total USD 120 ribu tersebut.

Nasib yang sama juga dialaminya di ganda campuran. Bertandem dengan sesama pebulu tangkis merah putih, Siswanto, mereka kalah di laga perdana kualifikasi. Mereka menyerah 15-21, 13-21 kepada pasangan Swedia Richard /Clara Nistad.

Menurut Ketua POR Djarum Yoppi Rosimin, Febe berada di Kanada sejak akhir tahun lalu. Dia menjadi lawan tanding sekaligus asisten pelatih sebuah klub di sana. (*)

Beregu Putri pun Punya Kans Emas

PILAR: Greysia/Apriani (foto;PBSI)
KEKUATAN Indonesia di cabang olahraga (cabor) bulu tangkis SEA Games diuji. Berdasarkan hasil undian, tim putra Indonesia, yang merupakan juara bertahan, berada di urutan teratas daftar unggulan.

Di babak perempat final, Indonesia akan menantang Kamboja. Jika lolos, pemenang antara Thailand versus Vietnam akan menjadi calon lawan tim Indonesia.SEA Games 2017 rencananya akan dihelat di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Agustus mendatang.

Sedangkan di grup bawah, Malaysia yang merupakan unggulan kedua, dihadapkan dengan tim Laos. Langkah Malaysia ke final tampaknya cukup terbuka, jika lolos ke semifinal mereka tinggal menanti pemenang duel antara Singapura dan Myanmar.

Di bagian beregu putri, Indonesia, yang merupakan unggulan kedua, bakal berhadapan dengan Laos. Di semifinal, srikandi merah putih kemungkinan akan menantang Malaysia. Sedangkan Thailand, yang merupakan juara bertahan sekaligus unggulan pertama, mendapat bye di babak perempat final. Pada laga semifinal, Thailand akan bertemu dengan pemenang antara Singapura dan Vietnam.

 “Kami siap ketemu siapa saja. Kalau memang mau menang, harus bisa mengalahkan semuanya. Kami harus kerja keras, fokus. Kans kami cukup besar di beregu putra, memang kami membidik emas di nomor ini,” ujar Manajer Tim Bulu Tangkis SEA Games 2017 Indonesia Susy Susanti seperti dikutip media PBSI.

Tim putri Indonesia, lanjutnya, kemungkinan bertemu Malaysia di semifinal dan Thailand di final. Peluang bertemu Malaysia memang lebih besar ketimbang ketemu Thailand.

''Jika bertemu Thailand di final, peluangnya 51-49 untuk keunggulan Thailand, tetapi tidak menutup kemungkinan kita bisa,” ucap Susy.

Dia berharap dari sektor ganda putri bakal kuat karena ada pasangan Greysia Polii/Apriani Rahayu yang baru menjuarai Thailand Grand Prix Gold 2017. Pasangan anyar itu, lanjut Susy, juga mengalahkan beberapa ganda putri Thailand.
''Ini tentunya menambah kepercayaan diri mereka, semoga kali ini bisa menang lagi dan tinggal mencari satu nomor dari tunggal,” sebut Susy.

Tim Bulu Tangkis Indonesia menargetkan tiga medali emas di SEA Games 2017. Seperti yang diungkapkan Susy, nomor-nomor yang menjadi andalan adalah beregu putra, ganda putra, ganda campuran dan ganda putri.

Penyelenggaraan SEA Games 2017 bersamaan dengan Kejuaraan Dunia 2017. Ini membuat Indonesia harus membelah kekuatan.

Pemain-pemain top seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang dua tahun lalu meraih perak di SEA Games Singapura 2015, kali ini absen dan berlaga di Glasgow, Skotlandia. (*)

Bicara Lolos Semifinal Dulu

TUMPUAN: Gregoria Mariska (foto:twitter)
INDONESIA pasang target realistis dalam pada Asia Junior Championships 2017. Meski bermain di kandang sendiri, duta merah putih ditargetkan bisa menembus babak semifinal yang dilaksanakan 22-26 Juli 2017 di Jaya Raya Sports Hall Training Center, Jakarta, tersebut.

“Untuk tim, kami targetkan bisa mencapai semifinal. Tapi kami berharap bisa lebih. Karena persiapan tim sudah dilakukan dari Maret lalu,'' kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti seperti dikutip media PBSI.

Hanya, dia berharap pebulu tangkis Indonesia bisa melangkah lebih jauh lagi. Apalagi, banyak dari mereka yang sudah bertanding di ajang senior. 

“Semoga mereka bisa lebih termotivasi lagi. Dari Indonesia Open kemarin juga mereka banyak belajar, dari banyaknya pemain elit yang hadir. Prestasi pemain pratama kami juga ada peningkatan dan lebih baik dari tahun lalu,” lanjut Susy.

Indonesia berada di grup D bersama Taiwan, Hongkong, dan Nepal. Meski menargetkan posisi ke empat besar, Susy tak ingin lantas mengabaikan lawannya di fase grup.

“Konsentrasi kami tetap untuk lolos fase grup dulu, baru setelah itu fokus ke semifinal,” ungkap Susy.

Pembagian Grup Asia Junior Championships 2017:

GRUP A: Korea, India, Tiongkok, Uzbekistan

GRUP B: Malaysia, Singapura, Vietnam, Macau, Myanmar

 GRUP C: Thailand, Jepang, Kazakhstan, Mongolia, Filipina

GRUP D: Indonesia, Taiwan, Hongkong, Nepal

Wakil Indonesia
Putra:

Gatjra Piliang Fiqihilahi Cupu

Muhammad Shohibul Fikri

Rehan Naufal Kusharjanto

Adnan Maulana

Ghifari Anandaffa Prihardika

Rinov Rivaldy

Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay

Yeremia Erich Yoche Yacob



Putri

Agatha Imanuela

Serena Kani

Siti Fadia Silva Ramadhanti

Jauza Fadhila Sugiarto

Ribka Sugiarto

Gregoria Mariska Tunjung

Aurum Oktavia Winata

Angelica Wiratama