WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Ihsan Melawan Kutukan

Ihsan Maulana Mustofa menembus final
KANS Ihsan Maulana Mustofa mengakhiri paceklik gelar sudah di depan mata. Pebulu tangkis masa depan Indonesia tersebut mampu menembus babak final Akita Masters 2018.

Dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Akita, Jepang, pada Sabtu waktu setempat, Ihsan menang rubber game 14-21, 21-14, 21-15 atas Yu Igarashi dari Jepang. Di babak final, tunggal ketiga Indonesia di ajang Piala Thomas 2018 tersebut akan menghadapi tantangan wakil Thailand Sitthikom Thammasin. Sebelumnya, dia menghentikan laju mantan peringkat kedua dunia asal Denmark Jan O Jorgensen dengan straight game 21-19, 21-16.

 Bagi Ihsan, pertemuan dengan Sitthikom di Negeri Sakura, julukan Jepang, kali ini akan menjadi kali ketiga. Dalam dua kali pertemuan lalu, keduanya saling berbagi kemenangan.

 Pada 2013, saat masih sama-sama di junior, Sitthikom menang dengan dua game langsung 21-15, 21-12. Kemudian tiga tahun lalu, giliran Ihsan yang unggul di Malaysia Masters dengan 21-19, 21-5.

 Hanya, pada 2018 ini, Ihsan kurang beruntung jika bertemu dengan wakil Thailand. Dua kali dia menelan kekalahan dari wakil Negeri Gajah Putih, yakni oleh Kanthapon Wangchaoren di Thailand Open dengan 14-21, 13-21 dan di Malaysia Masters oleh Suppanyu Avihinhgsanon dengan 21-7, 19-21, 19-21. (*)

Chong Wei Mundur dari Kejuaraan Dunia dan Asian Games

KEPUTUSAN mengejutkan diambil Lee Chong Wei. Tunggal putra terbaik Malaysia tersebut memutuskan mundur dari dua kejuaraan besar, Kejuaraan Dunia di Nanjing, Tiongkok, dan Asian Games di Indonesia.

Padahal, dua ajang tersebut sudah ada di depan mata. Kejuaraan Dunia dilaksanakan 27 Juli-5 Agustus dan Asian Games dimulai 18 Agustus.

Chong mundur dengan alasan kesehatan. Dia mengalami masalah dengan pernafasan.

''Dengan menyesal, Datuk Lee telah memberikan informasi kepada BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) kondisinya lagi tidak bagus karena mengalami masalah dengan pernafasan,'' tulis BAM dalam pernyataan seperti dikutip dari media Malaysia.

Dokter, ujar BAM, menganjutkan kepada atlet 34 tahun itu untuk istirahat dan menjalani perawatan. Akibatnya, Chong Wei tak boleh menjalani aktivitas fisik yang berat mininalk dalam jangka waktu satu bulan.

BAM juga meminta kepada publik untuk menghormati keputusan Chong Wei usai menjalani penyembuhan.

 ''Kita berdoa agar proses penyembuhannya bisa berjalan cepat,'' tulis BAM. (*)

Kaki Ihsan Sudah di Semifinal

Ihsan Maulana Mustofa semakin dekat ke tangga juara (foto:djarum)


SUDAH banyak turnamen yang diikuti oleh Ihsan Maulana Mustofa. Tapi, langkah di Akita Masters 2018 bisa jadi yang terjauh.

Dalam ajang yang menyediakan hadiah total YSD 75 ribu tersebut, Ihsan sudah sampai babak semifinal. Artinya, tinggal dua langkah lagi, Ihsan akan menjadi juara.

Tiket semifinal berhasil diraih Ihsan usai menang 21-16, 24-22 atas pebulu tangkis Taiwan Yang Chih Chieh di Akita, Jepang, pada Jumat watu setempat (27/7/2018). Untuk bisa menembus babak final, dia harus bisa menyingkirkan Yu Igarashi dari Jepang.

Di atas kertas, Ihsan bisa menang. Rankingnya, 40, masih  lebih bagus 14 setrip dibandingkan lawan. Hanya, tipe pebulu tangkis Jepang yang terkenal tak mudah menyerah bisa merepotkan Ihsan.

Sukses Ihsan menembus semifinal gagal diikuti wakil Indonesia lainnya, Chico Aura. Dia dihentikan mantan tunggal terbaik Denmark yang pernah menempati ranking dua dunia, Jan O Jorgensen, dengan tiga game 21-19, 19-21, 21-8. (*)

Tantang Mantan Ranking 2 Dunia

Chico Aura Dwi (foto;PBSI)
MUNGKIN ini tak pernah terbayang di benak Chico Aura Dwi. Dia akan berjumpa dengan seorang mantan pebulu tangkis ranking dua dunia Jan O Jorgensen dalam sebuah ajang yang bukan level atas.

Itu setelah Chico memetik kemenangan di babak III Akita Masters 2018. Dalam pertandingan yang digelar di Akita pada Kamis (26/7/2018), pebulu tangkis Pelatnas Cipayung ini menang dua game 21-19, 21-17 atas Seong Hyun-son dari Korea Selatan.

Sementara, Jorgensen dipaksa bertarung tiga game 16-21, 21-14, 21-14 untuk menundukan wakil Jepang Riichi Takeshita.

Dari sisi ranking dan pengalaman, Chico tak ada apa-apanya. Saat ini, dia ada di ranking 240 dunia. Sedang Jorgensen di ranking 49 dunia.

Hanya, dari sisi stamina bisa menjadi nilai lebih Chico.Dengan usia 10 tahun lebih muda, atlet asal PB Exist tersebut bisa menerapkan permainan yang bisa menguras tenaga Jorgensen.

Selain Chico, di babak perempat final tunggal putra, Indonesia juga meloloskan Ihsan Maulana Mustofa. Di babak III, unggulan kedua ini menghentikan perlawanan Takuma Ueda dari Jepang dengan 21-13, 21-18. (*) 

Tetap Ingin Ada Yang Juara Dunia

Para atlet bersama Susu Susanti (foto: PBSI)
INDONESIA memang tak tampil dengan kekuatan penuh dalam Kejuaraan Dunia 2018. Tapi, bagi merah putih ajang yang dilaksanakan di Nanjing, Tiongkok, pada 30 Juli - 5 Agustus 2018 tetap dipandang penting.

Indonesia mengirim 29 pebulu tangkis di turnamen yang akan dihelat di Nanjing Youth Olympic Games Sports Park Arena. Beberapa diantaranya adalah pemain-pemain muda seperti pasangan ganda campuran Yantoni Edi Saputra/Marsheilla Gischa Islami dan pasangan ganda putri junior, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuela.Bagi sejumlah pemain seperti Yantoni/Gischa, Fadia/Agatha, ini merupakan kejuaraan dunia pertama bagi mereka.

"Ikut kejuaraan dunia pertama kalinya, tentunya senang dan saya harus bisa memanfaatkan kesempatan yang diberikan. Persiapan jelang kejuaraan dunia pasti beda dengan kejuaraan lain, latihannya lebih intens dan ada program khusus," kata Gischa kepada situs PBSI.

 Nomor ganda putra masih menjadi andalan, pasangan ranking satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, mengincar gelar di kejuaraan dunia tahun ini. Sayang, pasangan ganda campuran juara bertahan, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, tidak ambil bagian di kejuaraan dunia tahun ini karena tengah fokus mempersiapkan diri menuju Asian Games 2018.

"Para atlet sudah menunjukkan siap bertanding. Kami berharap mereka bisa memberikan yang terbaik. Kali ini memang pasukan-pasukan muda yang turun, tetapi kami tetap berharap dan punya keyakinan," kata Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.

 Target PBSI, ungkanya, satu gelar. Harapannya bisa lebih dari satu.

''Kami tidak memfokuskan pasti dari ganda putra, bisa dari sektor mana saja. Tapi kalau peluang memang paling besar dari ganda putra, ganda campuran juga berpeluang, begitu juga ganda putri. Tanpa bermaksud mengecilkan tunggal putra dan tunggal putri, justru ini jadi penyemangat dan harus bisa membuktikan kalau mereka juga mampu," ucap Susy.

Para pemain menjalani program persiapan selama kurang lebih tiga pekan, usai mereka ikut turnamen Indonesia Open 2018. Namun, ada beberapa pebulu tangkis yang mengikuti sejumlah turnamen seperti Thailand Open 2018 dan Asia Junior Championships 2018.

 Tim Indonesia akan bertolak ke Nanjing pada Sabtu (28/7)  menggunakan maskapai Cathay Pacific, nomor penerbangan CX 718 pada pukul 08.15. WIB.(*)

Daftar Wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia 2018:
Tunggal Putra: Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Tommy Sugiarto

Tunggal Putri: Fitriani, Gregoria Mariska Tunjung

Ganda Putra: Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Berry Angriawan/Hardianto, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso

 Ganda Putri: Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuela

 Ganda Campuran: Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Ronald Alexander/Annisa Saufika, Yantoni Edi Saputra/Marsheilla Gischa Islami


Yahya Pertahankan Emas ASG 2018

Yahya (atas dua dari kiri) di podium (foto:luluk hadiyanto)
BACK To Back. Itulah yang dilakukan Nur Yahya Ady Velani dalam ASEAN Schoo Games 2018.

Untuk kali kedua, pebulu tangkis asal Surabaya tersebut mampu meraih emas di nomor tunggal putra. Dalam final yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Rabu (25/7/2018), Yahya, sapaan karib Nur Yahya Ady Velani, menghentikan ambisi wakil tuan rumah Jacky Kok dengan tiga game yang ketat 21-12,20-22, 21-19.

 ''Perjuangan Nur Yahya cukup berat. Dengan kaki berdarah, dia bisa mempertahankan emas ASG 2018,'' ungkap Pelatih Bulu Tangkis Asian School Games 2018.

Di game pertama, ungkap dia, Yahya bermain sangat baik. Dia bisa mengendalikan permainan.

''Mainnya tadi sudah mampu mengontrol dengan baik di game pertama.  Namun di game kedua, Yahya terlalu santai, tidak mempercepat tempo permainan di saat unggul 19-15,'' ujar Luluk.

Akibatnya, terang dia, lawannya mampu mengejar. Di game ketiga,saling kejar mengejar angka.

 ''Namun, keberuntungan masih berpihak pada Yahya,'' ucap Luluk yang pernah menjadi ganda nomor satu dunia bersama Alvent Yulianto tersebut. (*)

Bukan Lagi di Turnamen Level Atas

Jan O Jorgensen (foto:badminton photo)

POSISI nomor dua dunia pernah diduduki Jan O Jorgensen. Juara Piala Thomas dan Eropa juga disabet.

Tapi, kini pebulu tangkis 30 tahun tersebut harus rela bermain di turnamen level bawah. Buktinya, Jorgensen tampil dalam Akita Masters 2018.

Ini dilakukan untuk mencari poin guna mendongkrak rankingnya. Saat ini, Jorgensen terpuruk di posisi 46 dunia.

Laju lelaki asal Denmark tersebut sudah sampai babak III. Sebelumnya, Jorgensen, yang diunggulkan di posisi kelima, dipaksa bertarung tiga game 21-19, 18-21, 21-17 oleh wakil Taiwan Hsueh Hsuan Yi. 

Di babak ketiga, juara Eropa 2014 tersebut akan ditantang wakil tuan rumah Riichi Takeshita. Ini menjadi pertemuan pertama bagi keduanya.

Dari sisi ranking, Jorgensen masih unggul. Rankingnya jauh di atas wakil Negeri Sakura, julukan Jepang, yang terpuruk di posisi 139.

Di tunggal putra ini, Indonesia sudah meloloskan Firman Abdul Kholik, Chico Aura Dwi, Panji Ahmad Maulana, dan Ihsan Maulana Mustafa. (*)

Masih Bisa Juara meski hanya Satu

SATU gelar juara berhasil dimiliki Indonesia pada Asia Junior Championships 2018. Ini dipastikan melalui kemenangan pasangan ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Ribka Sugiartousai mengalahkan Pearly Koong Le Tan/Ee Wei Toh, Malaysia, dengan 21-12, 21-16 di Jaya Raya Hall di Ciputat, Tangerangm Banten, Minggu (22/7/2018).

“Alhamdulillah, senang dan bersyukur. Tapi nggak boleh cepat puas,” kata Febriana ditemui usai pertandingan seperti dikutip media PBSI.

Dari pelatih, ujarnya, tidak ada target. Tapi, tambah Febriana,m dari diri sendiri yang memasang target.

''Alhamdulillah bisa menang, tapi masih banyak turnamen kedepannya, nggak boleh langsung puas,” ujar Ribka menambahkan.

 Febriana/Ribka tampil percaya diri dalam merebut poin demi poin. Dalam waktu 20 menit, keduanya membungkus kemenangan untuk merah putih.

“Di lapangan perasaan tegang pasti ada, tapi harus bisa diatasi. Kami tadi main lepas aja, nggak mikir menang kalah, hasil sudah ada yang menentukan,” ujar Ribka.

Dengan demikian, Indonesia berhasil memperoleh empat medali, dengan satu emas dan tiga perunggu. Sebelumnya tiga perunggu diraih oleh Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay, Pramudya Kusumawardana/Ghifari Anandaffa Prihardika dan Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti. (*)

Untung Masih Ada Hendra/Ahsan

INDONESIA batal malu di Singapore Open 2018. Pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan naik ke podium juara.
Di babak final, Minggu (22/7/2018) di Singapore Indoor Stadium, mereka menundukan pasangan muda Tiongkok Ou Xuanyi/Xiangyu Ren 21-13, 21-19. Bagi Ahsan/Hendra ini gelar pertama kalinya sejak dipasangkan kembali awal tahun 2018 ini.

“Pastinya kita senang dengan hasil ini bisa juara lagi, sejak tahun beberapa tahun lalu dan kali ini juara lagi. Untuk pertandingan tadi walau kita mendominasi tapi tak mudah, karena kita harus tetap terus fokus dan berusaha agar lawan tidak berkembang mainnya.” Ujar Ahsan.

 Sebelumnya, pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir harus puas hanya meraih posisi runner-up. Unggulan teratas  ini ditaklukan pasangan Malaysia Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai dalam pertarungan dua game langsung 19-21, 18-21.

Bagi Tontowi/Liliyana ini kekalahan pertama mereka dari pasangan Malaysia itu. Diakui Liliyana, meski penampilan hari ini cukup baik tapi fokus dilapangannya kurang di jaga.

“Hasil ini menjadi bahan koreksi buat kita. Saya pribadi juga sudah bersyukur juga bisa sampai final juga. Tapi tetap namanya sudah di final, kita pastinya berusaha ingin menang juga. Memang tinggal sedikit lagi, kita tadi bisa menang hanya fokusnya aja. Mungkin ini faktor kelelahan, karena minggu lalu ikut di Indonesia Open dan persiapan hanya seminggu kurang.”sahut Liliyana.

Dengan hasil ini, dia tetap bersyukur bisa sampai final dan menatap ke depannya sebagai persiapan untuk Asian Games.(*)

Dari Ciputat Langsung ke Nanjing

Agatha Imanuela/Siti Fadiah (foto: PBSI)
AGATHA Imanuela/Siti Fadiah gagal mengantarkan Indonesia meraih juara dalam Asian Junior Championship 2018. Tapi, mereka tak perlu berlarut-larut dalam kesedihan.

 Ini karena pengalaman besar segara didapat keduanya. Ya, Agatha/Siti harus segera pergi ke Nanjing, Tiongkok.

 Mereka akan tampil dalam Kejuaraan Dunia Senior yang dilaksanakan 30 Juli-5 Agustus tersebut. Tapi, Agatha/Siti tentu tak ditargetkan bisa melangkah jauh.

 Di babak kedua, mereka sudah dihadang unggulan keempat Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto. Itu pun kalau di babak I Agatha/Siti bisa menundukkan Selena Piek/Cheryl Seinen dari Belanda.

 Di nomor ganda putri ini, Agatha/Siti hanya menjadi pendamping bagi para seniornya. Tumpuanakan diberikan kepada Greysia Polii/Apriyani Rahayu. (*)

Tinggal Berharap di Ganda Putri

ASA: Febriana Dwi Puji/Ribka Sugiarto (foto:PBSI)
ASA Indonesia di Asian Junior Championship 2018 tinggal bergantung kepada pasangan ganda putri Febriana Dwi Puji/Ribka Sugiarto. Ini setelah rekan-rekannya yang lain bertumbangan di babak semifinal dalam pertandingan yang dilaksanakan di Jaya Raya Hall Sport di Ciputat, Tangerang, Banten, pada Sabtu (21/7/2018).

Febriana/Ribka, yang ditempatkan sebagai unggulan keempat, mempermalukan unggulan teratas Liu Xuanxuan/Yuting Xia dari Tiongkok dengan rubber game 25-23, 14-21, 21-15. Pertandingan kedua pasangan ini memakan waktu 1 jam lima menit.

Di babak pemungkas, mereka akan dijajal ganda Malaysia Pearly Koong Eei Wei Toh yang di semifinal menunduan wakil Indonesia lainnya yang juga unggulan kedua Agatha Imanuela/Siti Fadia dengan 21-15, 23-21.

Kekalahan juga terjadi di tunggal putra. Andalan Indonesia di nomor ini, Ikhsan Leonardo, menyerah mudah dalam dua game 7-21, 14-21 kepada Lakshya Sen. Hal sama juga  menimpa pasangan ganda putra Ghifari Anandaffa/Pramudya Kusumawardhana yang dihentikan unggulan teratas Di Zijian/Wang Chang (Tiongkok) 21-15, 22-20.

Jika menang di ganda putri, gelar itu juga mampu menjadi pengobat kegagalan di beregu. Di  kelompok itu, langkah Indonesia dihentikan Tiongkok di semifinal. (*)

Mengejar Sejarah Lima Tahun Lalu

Hendra/Ahsan (kanan) menyalami Angga/Rian (foto;PBSI)
SENIORITAS memegang peran besar. Buktinya, pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mampu mengalahkan juniornya dalam babak semifinal Singapore Open 2018.

Di ganda putra, Hendra/Ahsan menghentikan perlawanan Angga Pratama/Rian Agung Saputra dengan dua game 21-16, 21-13 pada Sabtu waktu setempat (21/7/2018). Ini menjadi kemenangan kedua dalam tiga pertemuan. Dalam pertemuan sebelumnya, Hendra/Ahsan kalah 20-22, 19-21 dari Angga/Rian di Australia Open 2013.

Di babak final, mantan juara dunia itu akan berjumpa dengan wakil Tiongkok Ou Xuanyi/Xiangyu Ren yang menundukkan rekannya sendiri Han Chengkai/Zhou Haodong 21-17, 26-24.Bagi Hendra/Ahsan pertandingan tersebut bakal menjadi pertemuan perdana.

Sementara, Tontowi/Liliyana menang 26-24, 21-17 atas Bintang Akbar Cahyono/Winny Oktavina. Di babak final, pasangan yang baru saja menjadi juara Indonesia Open 2018 tersebut dijajal wakil Malaysia Goh Soon Huat/Shevon Jemie. Unggulan kedua ini melibas Dechapol/Sapsiree (Thailand) dengan 21-18, 21-14.

Kans bagi Indonesia meraih juara tetap terbuka. Menariknya, Hendra/Ahsan dan Tontowi/Liliyana pernah sama-sama naik ke podium terhormat di Negeri Singa, julukan Singapura. Itu terjadi pada 2013. (*)


Juara Bertahan Sudah Pulang Duluan

Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti (foto:PBSI)

JUARA bertahan ganda campuranAsia Junior Championships tersingkir.
Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti terhenti di babak perempat final Asia Junior Championships 2018. Rehan/Fadia tak berhasil mengulangi kesuksesannya di tahun lalu, setelah kalah dari wakil Korea, Chan Wang/Na Eun Jeong 21-16, 16-21, 18-21 di Jaya Raya Sport Hall, Jakarta, Kamis (20/7/2018).

“Tahun lalu Rehan/Fadia masih baru di junior, jadi mereka bisa main lepas, nothing to lose. Tahun ini mungkin karena mereka menjadi tumpuan. Tapi tetap harus dilawan. Game kedua, game ketiga sudah kelihatan sekali mentalnya tertekan, terutama Fadia tadi paniknya kelihatan,” ujar Nova Widianto, pelatih ganda campuran yang mendampingi.

Tapi hasil itu, jelas dia, bagus juga untuk mengukur kemampuan mereka di Kejuaraan Dunia Junior nanti. Awalnya, prediksi Nova, Tiongkok dan Jepang yang cukup kuat.

''Tapi ternyata di delapan besar ini juga kekuatan sudah merata. Sebelum AJC ini kan Tiongkok dan Jepang yang kelihatan menguasai, Koreanya tidak terlalu kelihatan,” tambah Nova.

Hasil itu menyisakan catatan penampilan Rehan/Fadia yang harus diperbaiki. Namun Nova yakin, anak didiknya ini mampu bersaing dan memberikan penampilan terbaiknya di Kejuaraan Dunia Junior mendatang.

''Penampilan mereka akan terus diperbaiki. Secara teknik, Rehan powernya masih kurang, harus ditingkatkan lagi. Harus siap untuk menghadapi lawan yang nggak gampang mati. Tapi di Kejuaraan Dunia Junior nanti kami optimis. Mereka akan dipersiapkan lagi,” kata Nova.

Selain Rehan/Fadia, pasangan ganda campuran lainnya, Pramudya Kusumawardana Riyanto/Ribka Sugiarto juga harus menelan kekalahan. Pramudya/Ribka kalah dari Guo Xinwa/Liu Xuanxuan (Tiongkok) 14-21, 20-22.

Dengan demikian, babak semifinal Asia Junior Championships 2018 harus berjalan tanpa wakil ganda campuran Indonesia. (*)

Ladeni Tantangan Junior

Akbar Bintang Cahyono/Winny Oktavina Kandouw
SATU tiket final nomor ganda campuran di Singapore Open 2018 menjadi milik Indonesia. Dua wakil merah putih akan saling bertemu di babak semifinal.

Satunya pasti adalah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Ini karena mereka merupakan unggulan teratas.

Hanya, lawan yang dihadapi di babak semifinal masih asing di telinga publik bulu tangkis. Siapa? Mereka adalah Akbar Bintang Cahyono/Winny Oktavina Kandouw.

Di babak perempat final yang dilaksanakan di Singapore Indoor Stadium, pasangan yang kini berada di ranking 64 dunia tersebut menundukkan Liao Min Chun/Chen Hsiao Huan dari Taiwan dengan straight game 21-10, 21-13.

Sementara Tontowi/Liliyana tak mengalami kesulitan menundukkan wakil Hongkong Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah dengan dua game mudah 21-16, 21-15. Kemenangan ini memperlebar kemenangan mereka. Dalam delapan kali perjumpaan, Tontowi/Liliyana menang enam kali dan pernah dua kali mengalami kekalahan.

Sayang, sukses dua pasangan ini tak bisa iikuti Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari. Juara dunia junior 2017 tersebut dihentikan pasangan Malaysia Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai dengan 17-21, 13-21.

Tontowi/Liliyana sudah dua kali menjuarai Singapore Open yakni pada 2011dan 2013. (*)

Mimpi Buruk Chong Wei Bisa Terulang


Brice Laverdez dua kali mengalahkan Lee Chong Wei
PADA 2017, Lee Chong Wei datang dengan ambisi besar. Pebulu tangkis tunggal putra andalan Malaysia ini diunggulkan di tempat kedua dalam ajang yang dilaksanakan di Glasgow, Skotlandia, tersebut.

Tapi, kenyataan berkata lain. Jangankan menembus final, Chong Wei sudah tersungkur di babak I. Lawan yang mengalahkannya adalah Brice Laverdez asal Pancis dengan 19-21, 24-22, 17-21.

Pada 2018, mimpi tersebut bisa kembali terulang. Chong Wei, yang kini sudah berusia 35 tahun, kembali berjumpa dengan Brice dalam Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Nanjing, TIongkok, 30 Juli-5 Agustus tersebut.

Sekretaria BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) Datuk Ng Chin Chai percaya bahwa Chong Wei akan tetap di treknya. Apalagi, dia tak bertemu dengan Lin Dan dkk dari Tiongkok.

''Memang tak mudah mengalahkan atlet Tiongkok di turnamen-turnamen besar,'' jelas lelaki yang hadir dalam undian Kejuaraan Dunia 2018 yang dilaksnakan Rabu (18/7/2018).

Sebelumnya, Chong Wei belum pernah menjadi juara dunia. Hanya, dia sudah tiga kali menembus babak final, 2011, 2013, dan 2015.

Dalam Kejuarana Dunia 2018 nomor tunggal putra ini, Indonesia diwakili Jonatan Christie, Anthony Ginting, dan Tommy Sugiarto. (*)

Kembali ke Pangkuan Tiongkok

KEANGKERAN Tiongkok di nomor beregu junior belum tergoyahkan. Negeri Panda ini kali kesekian mampu menjadi juara Asia.

Dalam final yang dilaksanakan di Jaya Raya Sport Hall, Jakarta, Sabtu (17/7/2018), Tiongkok menghentikan perlawanan Jepang dengan skor 3-0. Kemenangan  negeri terpadat penduduknya di dunia tersebut dimulai dari pasangan ganda campuran Guo Xinwa/Liu Xuanxuan yang menang dua game langsung 21-19, 21-14 atas Hiroyuki Midorikawa/Natsu Saito.

Kemudian, tunggal putra andalan mereka, Li Shifeng juga unggul straight game 21-16, 21-15 atas Taiki Kato. Tiongkok menutup perlawanan Negeri Sakura, julukan Tiongko,, melalui pasangan ganda putra Di Zijian/Wang Chang yang menghentikan perlawanan Hiroyuki Midorikawa/Hiroyuki Nakayama dengan rubber game 20-22, 21-9, 21-12.

Dua partai lainnya, Zhiyi Wang melawan Hirari Mizui (tunggal putri) dan  Liu Xuanxuan/Yuting Xia dengan Natsu Saito/Rumi Yoshida (ganda putri) tak jadi dilaksanakan.

Tahun lalu, Tiongkok gagal meraih gelar setelah empat tahun beruntun menjadi juara. Pada 2017, posisi terhormat jatuh ke tangan Korea Selatan yang mengalahkan Indonesia. Merah Puth sendiri tahun ini dihentikan Tiongkok di babak semifinal. (*)

Juara Dunia Junior Pulangkan Unggulan Kelima

Rinov Rivaldy /Pitha Haningtyas Mentari (foto;PBSI)
CAPAIAN besar dibukukan Rinov Rivaldy /Pitha Haningtyas Mentari pada 2017. Mereka mampu keluar sebagai juara dunia junior nomor ganda campuran.

Sayang, titel itu seakan kurang berarti di level senior. Keduanya belum bisa meraih prestasi.

 Rinov/Mentari selalu tersungkur sebelum menembus babak final. Capaian terbaik adalah menembus babak semifinal Vietnam International Challenge 2018.

Kini, keduanya kembali menempa kemampuan di Singapore Open. Langkah Rinov/Mentari dalam ajang berhadiah total USD 355.000 tersebut sudah sampai perempat final.

Pada babak II yang dilaksanakan di Singura pada Kamis waktu setempat (19/7/2017), pasangan yang  memulai langkahnya dari babak kualifikasi tersebut menumbangkan unggulan kelima asal Jerman Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich dengan 13-21, 21-14, 21-15..

 “Hari ini mainnya masih di bawah performance, masih 60% lah belum setabil. Lepas game pertama, pikiran masih kosong dan menang angin jadi cangung. Game dua dan game tiga, lebih nekat lagi mainnya dan lebih cari poin banyak. Kuncinya kemenangan tadi, yakin aja sih dengan kemampuan kita sendiri, pasti bisa,” kata Rinov seperti dikutip dari media PBSI.

Rinov/Mentari kembali akan menantang pasangan unggulan ke dua Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai (Malaysia) di babak perempat final nanti. Keduanya tetap optmistis bisa kembali memetik kemenangan.

Selain pasangan Rinov/Mentari yang lolos ke babak perempat final, ada juga pasangan unggulan teratas Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Mereka mengalahkan pasangan tuan rumah Danny Bawa Chrisnanta/Wong Jia Ying Crystal. (*)

Hanya sampai Semifinal

Ikhsan Rumbay merayakan kemenangan (foto;PBSI)
AMBISI Indonesia menembus final Asia Junior Championships 2018 kandas. Langkah penerus Taufik Hidayat tersebut dihentikan Tiongkok dengan 1-3 pada Senin (16/7). di Jaya Raya Sport Hall Training Center, Jakarta.

Junior merah putih kehilangan poin pertamanya usai Ghifari Anandaffa Prihardika/Siti Fadia Silva Ramadhanti kalah 21-17, 17-21, 23-25 dari Guo Xinwa/Liu Xuanxuan. Ghifari/Fadia sebenarnya sempat membuka peluang, dengan merebut game pertama mereka. Sayang setelahnya, Ghifari/Fadia kalah di game dua dan tiga.

Tertinggal 0-1 tak membuat Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay patah semangat. Ikhsan berhasil membawa Indonesia untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1, setelah menang 21-18, 21-14 dari Bai Yupeng.

Namun akhirnya, kemenangan rupanya bukan milik Indonesia untuk kali ini. Indonesia harus menerima kekalahan setelah dua wakil berikutnya gagal merebut merebut poin. Rehan Naufal Kusharjanto/Pramudya Kusumawardana dan Putri Kusuma Wardani sama-sama kalah dua game langsung dari lawan.

“Tadi pagi lawan Thailand dia mendapatkan lawan yang berat, dan bisa mengatasi. Di pertandingan kedua ini dia juga dapat lawan berat lagi dan menjadi salah satu poin penentu Indonesia. Tapi saya lihat dia belum bisa lebih tenang. Moment pembukaannya sebenarnya sudah bagus, tapi belum bisa mempertahankan tempo dan fokus. Sehingga begitu dapat bola yang nggak enak, dia masih gampang goyang. Tapi kalau saya lihat dia sudah cukup maksimal,” kata Jeffer Rosobin, pelatih tunggal putri, mengenai penampilan Putri Kusuma Wardani.

Dengan demikian Tiongkok lah yang berhasil maju ke babak final. Mereka kemudian akan menghadapi Jepang di laga puncak tersebut.

Hasil Lengkap Pertandingan Indonesia v Tiongkok:

Ganda Campuran: Ghifari Anandaffa Prihardika/Siti Fadia Silva Ramadhanti v Guo Xinwa/Liu Xuanxuan: 21-17, 17-21, 23-25

Tunggal Putra:  Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay v Bai Yupeng: 21-18, 21-14

Ganda Putra:  Rehan Naufal Kusharjanto/Pramudya Kusumawardana vs Di Zijian/Wang Chang: 14-21, 20-22

Tunggal Putri :  Putri Kusuma Wardani v Wang Zhiyi: 14-21, 13-21

Ganda Putri: Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti v Liu Xuanxuan/Yuting Xia: (tidak dimainkan) (*)

Sony Langsung Ketemu Unggulan Teratas

Chou Tien Chen, unggulan teraras di Singapore Open (foto;BWF)
TIKET ke babak utama Singapore Open 2018 sudah di tangan Sony Dwi Kuncoro. Kemenangan dua game langsung 21-19, 21-10 atas mantan rekannya dulu di Pelatnas PBSI Shesar Hiren Rustavito di Singapura pada Selasa waktu setempat (17/7/2018) membuat dia bisa berlaga di babak elite.

Sebelumnya, untuk bisa lolos ke babak utama, Sony memang butuh dua kemenangan. Kemenangan perdana juga diraihnya dua game yang ketat 21-18, 21-18 atas Sitthikom Thammasin dari Thailand.

Ini menjadi kemenangan perdana bagi Sony karena sebelumnya belum pernah berjumpa. Sedangkan hasil positif atas Vito, sapaan karib Shesar Hiren Rustavito, membuat Arek Suroboyo tersebut membalas kekalahan yang dialami di Indonesia International Series 15 April lalu.

Selain Sony, dari babak kualifikasi tunggal putra, Indonesia juga meloloskan Firman Abdul Kholik. Dia menang atas Kai Schafer (Jerman) 21-13, 12-21, 23-21. Kemudian, pebulu tangkis kidal ini menundukkan Fabio Caponio (Italia) 21-5, 21-9.

Hanya di babak utama, Sony dan Firman bertemu dengan lawan yang berat. Sony langsung menantang unggulan teratas Chou Tien Chen dari Taiwan. Dalam tiga kali pertemuan, bapak dua putri ini tak pernah kalah. Kali terakhir, Sony menyerah di All England 2017 dengan 13-21, 11-21.

Di ajang resmi, Firman dan Ihsan baru sekali berjumpa di Indonesia Masters 2016. Hasilnya, Ihsan menang rubber game 21-15, 9-21, 17-21. (*)

Berharap Kenangan Manis Kembali Terulang

Sitthikom Thammasin.(foto: badmintonasia.org)
DUA tahun lalu, Sony Dwi Kuncoro membuat pentas dunia terhentak. Memulai dari babak kualifikasi, dia mampu keluar sebagai juara dalam Singapore Open 2016.

Satu demi satu lawan dibabat habis. Usai lolos ke babak utama, juniornya Anthony Ginting menjadi lawan pertama  yang dipermalukan. Legenda hidup asal Tiongkok Lin Dan dihentikan di semifinal. Puncaknya, di babak final, Sony memupus asa Son Wan-ho dari Korea Selatan dengan tiga game 21-16, 13-21, 14-21.

Sayang, setahun kemudian, Sony tak bisa mengulangi. Bapak dua putri ini langsung tersungkur dalam penampilan perdana usai dikalahkan Lee Dong-keun dari Korea Selatan.

Kini, Sony berharap kenangan manis dua tahun lalu terulang. Hanya, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut tak mau jumawa.

''Fokus satu demi satu pertandingan. Itu yang utama,'' kata Sony saat dihubungi melalui media sosial.

Di babak pertama kualifikasi, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 itu akan ditantang wakil Thailand Sitthikom Thammasin. Dari sisi ranking, Sony masih kalah.

Pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut ada di posisi 60. Ini di atas 20 peringkat dari Sony.

 Di babak kualifikasi tunggal putra, selain Sony ada juga nama Shesar Hiren Rustavito. Hanya, jika keduanya menang di babak I kualifikasi, mereka akan saling bertemu guna berebut tiket babak  utama. (*)