WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Jarang Komunikasi tapi Tetap Tangguh di Lapangan

Markis Kido/Hendra Setiawan (foto: sidiq)

HENDRA Setiawan dan Markis Kido sempat menjadi pasangan ganda putra terbaik dunia. Posisi nomor satu lama ditempati keduanya.
 Bahkan,  dua gelar terhormat mampu digapai yakni juara dunia 2007 dan emas Olimpiade 2008. Sayang, keduanya berpisah menjelang Olimpiade 2008 dilaksanakan di London.
 Hendra berpasangan dengan Mohammad Ahsan. Sementara Kido telah dua kali berganti partner. Pertama dengan Alvent Yulianto dan kini dengan Markus Fernaldi.
 Tampaknya, perpisahan tersebut membuat Hendra dan Kido mempunyai jarak. Buktinya pada Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014, keduanya jarang berbincang, baik di dalam maupun di luar lapangan.
 Dalam pengamatan smashyes, sebelama di DBL Arena, sebelum pertandingan, Kido/Hendra naiknya ke tribun ofisial dan pemain tak pernah sama.
 Setelah pertandingan, di ruang ganti, keduanya pun tak bercakap-cakap. Hendra sibuk mengemasi barang-barangnya sedangkan Kido ada di pojok bersama pelatihnya Joko Riyadi.
 "Kami hanya berpasangan kalau membawa nama klub," kata Hendra singkat.
 Meski minim komunikasi, tapi penampilan Kido/Hendra tetap greng. Mereka selalu menyumbangkan poin bagi Jaya Raya di SBI 2014. Bahkan, dalam partai final yang dilaksanakan di DBL Arena Surabaya, Kido/Hendra menundukkan Rian Agung Saputra/Wahyu Nayaka dari Musica dengan 21-11, 18-21, 21-17.
 Sayang, donasi poin Kido/Hendra belum bisa membawa Jaya Raya menjadi juara. Jaya Raya kalah 2-3. (*)

Sempat Waswas tanpa Mitani

PERTAHANKAN GELAR: Tim putri Jaya Raya di atas podium

TIM putri Jaya Raya back to back. Bellaetrix  Manuputty dkk mampu mengalahkan Unisys Jepang dengan skor 3-1 dalam pertandingan final yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada Sabtu siang (8/2).
 Pebulu tangkis Thailand Busanan Ongbungprungpan membuka kemenangan Jaya Raya setelah mengalahkan Sayaka Takahashi dengan rubber game 21-13, 14-21, 21-7. Di ajang resmi, kedua pebulu tangkis baru sekali bertemu yakni di Malaysia Grand Prix Gold 2012. Hasilnya, Busanan menang dua game
Namun, Unisys, yang juga merupakan juara kompetisi di Jepang, menyamakan kedudukan.Ganda Pia Zebadiah/Rizky Amelia Pradipta menyerah dua game langsung  11-21, 17-21 kepada Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo.
 Pasangan Matahari Terbit, julukan Jepang, tersebut memang lawan berat bagi Pia/Rizy. Selama empat kali pertemuan, mereka tak pernah menang.
 Dari sisi peringkat, Pia/Rizky juga kalah. Pasangan yang dulunya juga sama-sama bermain di tunggal tersebut ada di posisi ketujuh sedangkan lawannya tiga setrip di atasnya.
 Untung, kekalahan Pia/Rizky mampu dibalas dengan kemenangan oleh Bella dan pasangan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.  Bella tak mengalami kesulitan saat menundukkan Shizka Uchida 21-9, 21-10.  Pasangan Greysia/Nitya memastikan kemenangan Jaya Raya menjad 3-1 berkat kemenangan dua game 21-10, 21-13 atas Ayane Kurihara/Naru Shinoya.  
 ‘’Partai tunggal pertama menjadi kunci kemenangan Jaya Raya. Tanpa Minatsu  Mitani sempat membuat kami sempat ragu. Busanan banyak mengalami kemajuan sekarang dibandingkan tahun lalu,’’ kata Manajer Jaya Raya Imelda Wiguna.
 Mitani tak bisa tampil di final karena ada keperluan yang tak bisa ditinggalkan di negara asalnya, Jepang.  Ini membuat Busanan naik pangkat menjadi tunggal pertama.
 Dengan kemenangan ini, Jaya Raya memperoleh apresiasi Rp 500 juta. Sementara Unisys harus puas dengan hadiah Rp 250 juta. Sementara, Mutiara yang duduk di posisi III setelah menang 3-2 atas Renesas memperoleh Rp 150 juta dan Renesas membawa pulang Rp 100 juta. (*)

Langkah tim putri Jaya Raya
2007:  Final (kalah oleh Tangkas 3-2)
2011: Final (kalah oleh Suryanaga 3-0)
2013: Juara (menang 3-2 dari Unisys)
2014: Juara (menang 3-1 dari Unisys)

Wima Cari Tambahan Rp 50 Juta

FIGHT:Arief Ghifar Ramadhan

KEJUTAN Hi-Qua Wima dalam Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014 terhenti. Itu setelah anak asuh  Ferry Stewart  tersebut kalah 0-3 dari Musica Champion Kudus pada babak semifinal yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada Sabtu sore (8/2).
 ‘’Kami memang sudah memprediksikan bakal kalah. Namun, kami tak mau menyerah sebelum bertanding,’’ kata Felix, salah satu pelatih Wima, kepada smashyes.
Bahkan, asa memetik kemenangan dipatrikan di hati Febriyan Irvannaldy. Satu tunggal dan dua ganda diharapkan mampu mebawa klub yang bermarkas di Surabaya itu bisa melenggang ke babak final yang dilaksanakan Minggu (9/2).
 Kesempatan tersebut sempat terbuka ketiga tunggal pertama Wima Arief Ghiar Ramadhan mencuri game pertama 21-19 dari wakil Musica yang berkebangsaan Jerman Marc Zwiebler. Sayang, pada game kedua dan ketiga, pebulu tangkis pinjaman dari Djarum Kudus tersebut kalah 16-21, 11-21.
 Kejadian serupa juga terjadi pada pasangan Selvanus Geh/Ade Yusuf. Mereka mencuri game pertama 21-15 atas Rian Agung Saputro/Ricky Karanda. Namun, mereka tumbang di dua game berikut 15-21, 22-24.
 Beban berat pun di pundak Febri, sapaan karib Febriyan Irvanaldy. Dia menantang mantan seniornya di Pelatnas Cipayung Simon Santoso. Dia pun kalah dua game 6-21, 14-21.
 Naiknya Febri sebagai tunggal kedua ini  cukup mengejutkan. Biasanya, dalam laga-laga sebelumnya, dia dipasang sebagai tunggal ketiga.
 ‘’Kondisi tunggal kedua Fauzi Adnan lagi gak bagus. Dia selalu kalah dalam empat penampilan,’’ terang Felix.
 Pada perebutan tempat ketiga, Wima bakal berhadapan dengan Unisys. Klub asal Jepang ini kalah 0-3 dari Jaya Raya pada babak semifinal.
 ‘’Kami tidak mau menyerah karena posisi III hadiahnya Rp 150 juta. Sedangkan posisi keempat dapatnya Rp 100 juta.  Selisih Rp 50 juta sangat besar bagi kami, ‘’ pungkas Felix. (*)

Liburkan Latihan demi Berikan Dukungan

FORZA: Aksi suporter Wima di DBL Arena (foto: sidiq)

PENAMPILAN pebulu tangkis Hi-Qua Wima saat menghadapi Malaysia Tigers layak dapat acungan jempol. Mereka seakan tak kenal lelah saat berada di lapangan.
 Bahkan, dua tunggal mereka, Arie Ghifar dan Fauzi Adnan, yang biasanya biasa-biasanya tampil beda. Mereka seperti mendapat suntikan tenaga ekstra.
 Kok bisa? Ini tak lepas dari kehadiran supporter Wima yang datang ke DBL Arena, Surabaya, pada Jumat siang (7/2). ‘’Kami dapat jatah tiket 50 orang. Namun, yang datang untuk memberikan dukungan lebih dari itu,’’ kata Ferry Stewart, manajer sekaligus pelatih kepala Wima.
 Bahkan, untuk bisa memberikan dukungan kepada perjuangan Febriyan Irvannaldy tersebut, dia meliburkan anak asuhnya berlatih. Tentu, ini kejadian yang sangat jarang terjadi.
 Selama ini, Ferry sangat disiplin kepada anak asuhnya. Dia tak pernah memberikan jatah libur latihan kepada anak asuhnya selain Minggu.
Aksi suporter Wima memang sukses menambah semangat rekan-rekannya. Mereka kompak memakai dress code merah.   Bahkan, bendera Merah Putih pun dikibarkan di tempat mereka berada di tribun sebelah selatan.  Sepanjang lima partai yang digelar, tak pernah mereka berhenti bernyanyi dan menyemangai wakil Wima yang tengah berpeluh keringat.
 Bahkan, tak menutup kemungkinan, jumlah suporter ini akan terus bertambah pada babak semifinal melawan Musica Champion

Rp 100 Juta Sudah di Tangan Wima

KUNCI: Ade Yusu/Selvanus Geh (foto: sidiq)

HI-Qua Wima mengukir sejarah. Untuk kali pertama, klub asal Surabaya tersebut mampu menembus babak semifinal Superliga Bulu Tangkis Indonesia  (SBI) 2014.
 Itu setelah  Wima mengalahkan Malaysia Tigers 3-2 pada pertandingan terakhir penyisihan Grup A yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada Jumat sore (7/2).  Sektor ganda dan Febriyan Irvanaldy kembali menjadi penentu kemenangan klub binaan Ferry Stewart tersebut.
 Pasangan tersebut adalah Selvanus Geh/Ade Yusuf dan Ronald Alexander/Rizky Hidayat. Selvanus/Ade mampu  menyamakan kedudukan menjadi 1-1 setelah menang dua game langsung 21-17, 21-18 atas Teo Ee Yi/Chooi Kah Ming. Ronald/Rizky menghentikan perlawanan Nelson Heg/Low Juan 21-19, 21-10 sekaligus membuat skor imbang lagi 2-2.
 Nah, Febri, sapaan karib Febriyan Irvanaldy, memastikan Wima sudah membawa pulang Rp 100 juta setelah unggul dua game 21-18, 21-11 atas Tan Kian Meng.
 Dua pebulu tangkis tunggal Arief Gifar dan Fauzi Adnan nyaris menang. Arif, yang dipinjam dari Djarum Kudus, kalah rubber game 22-20, 16-21, 19-21 oleh tunggal pertama Malaysia Tigers Iskandar Zulkarnain. Sementara Fauzi, yang dipinjam dari Suryanaga Surabaya, menyerah dengan tiga game juga 21-15, 25-27, 15-21 kepada Chong Ye Han.
  ‘’Kami sudah siap melawan Musica Champion di semifinal. Anak-anak tetap akan berjuang maksimal meski kami tidak diunggulkan,’’ kata Ferry. Musica lolos semifinal dengan status juara grup B. Juara Grup A sendiri dipegang Jaya Raya Jakarta.
 Awalnya, pada SBI 2014 ini, Wima hanya sebagai tim cadangan. Absennya Suryanaga membuat mereka pun menjadi peserta.  Suryanaga absen karena tengah konsentrasi melakukan pembenahan internal.
 Semifinal lainnya mempertemukan Jaya Raya versus Unisys Jepang. (*)

Acara Sabtu (8/2):
09.00 WIB: Mutiara v Renesas (Perebutan posisi III putri)
12.00 WIB: Jaya Raya Jakarta v Unisys Jepang (Final putri)

18.00 WIB:
Semifinal putra
Jaya Raya v Unisys Jepang, Hi-Qua Wima v Musica Champion

Kalah, Musica Masih Juara Grup

KETIGA:Lee Hyun-il (foto:sidiq)
MUSICA Champions akhirnya merasakan juga kekalahan.  Secara mengejutkan, mereka kalah 2-3 dalam pertandingan kelompok putra Grup B Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014 di DBL Arena, Surabaya, pada Jumat pagi (7/2).
 Tiga pebulu tangkis klub juara bertahan tersebut yang tumbang adalah Vladimir Ivanov di nomor tunggal dan dua pasangan ganda Rian Agung Saputro/Wahyu Nayaka dan Ricky Karanda/Hardiyanto.
 Ivanov, yang berasal dari Rusia, harus mengakui ketangguhan tunggal pertama Djarum Dionysius Hayom Rumbaka dengan dua game langsung 17-21, 8-21. Kemudian, Rian/Wahyu menyerah tiga game 15-21, 21-18, 17-21 kepada Mohammad Ahsan/Berry Anggriawan. Sementara, Ricky/Wahyu menyerah 19-21, 21-23 kepada Fran Kurniawan/Kevin Sanjaya.
 Dua poin Musica dipetik oleh Simon Santoso yang mematahkan perlawanan Thomi Azizan Mahbub 21-10, 21-7 dan Lee Hyun-il asal Korsel yang menghentikan perlawanan pebulu tangkis muda Djarum Reksy Aureza 21-13, 21-11.
 Meski kalah, namun Musica tetap lolos ke babak semifinal. Ini dikarenakan klub binaan Haryanto Arbi tersebut unggul agregate game menang dengan Unisys yang pada saat yang bersamaan melumat Singapura dengan skor telak 5-0.
 ‘’Agregatenya memang sama antara Musica dengan Unisys. Namun, Musica unggul dalam head to head,’’ kata Unang Sukardja, referee SBI 2014.
 Ya, antara Musica dan  klub Jepang tersebut sama-sama mempunyai agregate game menang-kalah sama, 13-7. hanya, dalam pertemuan yang dilaksanakan pada 6 Februari, Musica menang 3-2.
 Tanpa kehadiran Lee Chong Wei memang membuat sektor tunggal pertama rawan bagi Musica. Lelaki asal Malaysia tersebut hanya membela klub asal Kota Kretek, julukan Kudus, selama dua hari.
 Memang terasa, Chong Wei  bisa memberikan ketenangan bagi rekan-rekannya. Ayah satu putra ini selalu memberikan kemenangan.
 Chong Wei tampil saat Musica berhadapan dengan Singapura (5/2) dan Unisys (6/2). Saat menghadapi Singapura, dua kali finalis olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut tak mengalami kesulitan untuk menundukkan Derek Wong 21-14, 21-13. Sehari kemudian, Chong Wei menghentikan perlawanan wakil Unisys Takuma Ueda 22-20, 21-11.
 Pada babak semifinal, Musica akan dijajal wakil Surabaya Hi-Qua Wima yang menjadi runner-up Grup A. (*)

Hasil Pertandingan Kemarin
Penyisihan Putra
Grup A: Hi-Qua Wima Surabaya v Malaysia Tigers 3-2; Jaya Raya Jakarta v Cooperative Bank Taiwan 4-1

Grup B: Djarum Kudus v Musica Champion Kudus 3-2; Unisys Jepang v Singapura 5-0

Semifinal Putri
Unisys Jepang v Renesas Jepang 3-0

Karel Tunggu Panggilan Susul Empat Saudara

Karel Mainaky (foto: sidiq)

MAINAKY bersaudara sudah berkumpul di Pelatnas Cipayung. Ada Rexy yang dipercaya menjadi Kabidbinpres PB PBSI, Richard Mainaky (pelatih ganda campuran) dan Maleve Mainaky (tunggal putri). Dan yang terakhir adalah Reony Mainaky yang dipercaya memoles nomor ganda putri.
 Tapi, sebenarnya masih ada satu Mainaky lagi yang juga terjun di bulu tangkis. Bahkan, kini dia menangani klub Jepang, Karel Mainaky.
 ‘’Saya sudah 13 tahun di Jepang. Datang ke sana sebagai pebulu tangkis, kini menjadi pelatih,’’kata Karel saat ditemui di DBL Arena, Surabaya, di sela-sela Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014.
 Di Negeri Sakura, julukan Jepang, Karel hanya membela Unisys. Tapi, empat tahun lalu, dia hengkang ke Renesas. ‘’Di Renesa, saya sebagai pelatih karena klub ini kan hanya punya tim putri,’’ungkap lelaki 37 tahun tersebut.
 Dia pun belum tahu sampai kapan bakal berada di negeri beribu kota Tokyo tersebut. Hanya, kontrak dia hingga tahun depan.
 Tak tertarik ke Cipayung? ‘’Kan saya nggak dibutuhkan. Buktinya, belum ada panggilan ke saya,’’ ungkap Karel.
 Selama ini, Karel di Jepang bersama sang kakak, Reony. Tapi, sejak 2014, dia harus sendirian karena kakaknya dipanggil ke Cipayung.
 Keluarga Mainaky termasuk salah satu keluarga bulu tangkis tersukses di Indonesia. Lima dari enam putra keluarga Mainaky berprofesi sebagai pebulu tangkis. Mulai dari Richard Mainaky, Rexy Mainaky, Marleve Mainaky, Riony Mainaky dan Karel Mainaky.
 Dari semuanya, Rexy yang paling menonjol karena menyumbangkan emas bagi Indonesia di ajang Olimpiade Atlanta 1996. Saat itu, dia berpasangan dengan Ricky Subagdja. (*)

Ariel Tak Sebagus saat di Atas Panggung

Laga ekshibisi di sela-sela laga SBI 2014

ARIEL boleh piawai di atas panggung. Lagu-lagunya yang dinyanyikan kala bersama Peterpan atau sekarang Noah pun laris manis.
 Namun, dia seakan tak bisa berbuat apa-apa ketika harus mengayunkan raket. Lelaki berusia 33 tahun tersebut seolah pebulu tangkis pemula saat berpasangan dengan  tunggal putra terbaik dunia saat ini asal Malaysia Lee Chong Wei.
 Itu terjadi saat keduanya tampil dalam laga ekshibisi Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014 di DBL Arena. Surabaya, pada Kamis siang (6/2). Ariel/Chong Wei menghadapi pasangan Victor Hartono/Sony Dwi Kuncoro.
 Victor merupakan bos Djarum sementara Sony merupakan mantan pebulu tangkis tunggal putra terbaik Indonesia. Sony dipilih karena kebetulan dia berasal dari Surabaya.
 Dalam pertandingan yang hanya dilaksanakan satu game ini, Ariel/Chong Wei menang 22-20. Laga Ariel/Chong Wei versus Hartono/Sony itu dikemas dengan sisi hiburan.
 Tiga pebulu tangkis yang pernah mengantarkan Indonesia menjadi juara, Hariyanto Arbi, Edy Hartono, dan Sigit Budiarto dipilih jadi lineman. Sementara dua artis milik Musica, Ryan d’Masiv dan Momo Geisha, menjadi pelatih. Ryan menukangi Hartono/Sony dan Momo memberikan pengarahan kepada Ariel/Chong Wei.
 Meski beberapa kali mampu mengembalikan pukulan lawan, namun cari bermain Ariel masih jelek. Untung, Chong Wei bisa menutupi penampilan pasangannya itu.
 Beda dengan Victor. Bos Djarum ini terlihat lebih bagus dalam bermain. Kabarnya, dia sering berlatih di GOR milik klubnya di Jakarta. (*)

Putri Djarum Gagal Lolos Semifinal

TAKLUK: Febby Angguni 

KLUB putri Djarum Kudus harus melupakan mimpi menembus babak semifinal Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014.  Mereka harus mengakui ketangguhan Jaya Raya Jakarta dengan skor telak 0-5 dalam pertandingan Grup X yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada Kamis WIB (6/2).
 Kemenangan Jaya Raya dibuka oleh Minatsu Mitani asal Jepang yang mengalahkan Febby Angguni dengan rubber game 21-18, 17-21, 21-14. Dilanjutkan torehan positi pasangan Pia Zebadiah/Rizky Amelia Pradipta yang melibas Vita Marissa/Rosyita Eka 21-17, 21-19.
 Lolosnya Jaya Raya ke babak semifinal ditentukan oleh tunggal ketiganya asal Thailand Busanan Ongbungprungpan yang memupus asa Dinar Dyah Ayustine dengan 21-8, 21-15. Klub asal ibu kota tersebut memperbesar kemenangannya melalui ganda putri terkuat Indonesia saat ini yang menang 21-18, 21-7 atas Liliyana Natsir/Melati Daeva.
 Mantan penghuni Pelatnas Cipayung Adriyanti Firdasari menyempurnakan kemenangan Jaya Raya setelah menang mudah 21-7,21-15 atas Intan Dwi Jayanti.
Kemenangan atas Djarum juga membuat Jaya Raya berada di puncak klasemen Grup X. Dalam empat kali penampilannya, mereka tak pernah kalah.  Posisi kedua grup di tempati Renesas Jepang yang menang tiga kali dalam empat kali penampilannya.  
 Pada babak semifinal yang dilaksanakan Jumat (7/2), Jaya Raya akan ditantang Mutiara Bandung. Klub asal Kota Kembang tersebut menang 4-1 dalam laga terakhir Grup Y. Posisi juara grup ada di genggaman tangan Unysis Jepang yang tak permah kalah selama empat kali turun ke lapangan. (*)

Hasil Pertandingan Kamis (6/2)
Putra:
Grup A: Cooperative Bank Taiwan v SCG Thailand 5-0; Jaya Raya Jakarta v Malaysia Tigers 5-0

Grup B: Djarum Kudus v Guna Dharma Bandung 4-1; Musica Champion v Unysis Jepang 3-2

Putri:
Grup X: Tricky Panda Jepang v Cooperative Bank Taiwan 3-2; Jaya Raya v Djarum Kudus 5-0

Grup Y:Mutiara Bandung c SCG Thailand 4-1;Unisys Jepang v USM Semarang 5-0

Lin Dan Masih Absen di All England 2014

Lin Dan mengangkat trofi All England 2012

TIDAK ada nama  Lin Dan di All England Super Series Premier 2014. Meski, sebenarnya, pebulu tangkis tunggal putra asal Tiongkok tersebut sudah kembali berlatih setelah lama meninggalkan aktivitas olahraga tepok bulu.
 Awalnya, sempat dikabarkan bahwa Lin Dan akan turun ke turnamen yang dilaksankan di National Indoor Arena (NIA), Birmingham, Inggris, tersebut pada 4-9 Maret 2014.  Suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut memang masih ditakuti oleh semua pebulu tangkis dunia.
 Apalagi, All England sudah seperti rumah baginya. Turnamen bergengsi tertua di dunia tersebut sudah dimenangi Lin Dan selama lima kali.
 Kali terakhir, Lin Dan juara pada 2012. Saat itu, dia mengalahkan musuh berat sekaligus rekan akrabnya Lee Chong Wei asal Malaysia dengan dua game langsung 21-19, 6-2. Pada game kedua, lawannya mundur karena mengalami ceedera.
 Dari daftar peserta All England 2014 yang sudah dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Negeri Panda, julukan Tiongkok, di nomor tunggal putra akan mengandalkan Chen Long, Du Pengyu, dan Wang Zhengming.  Tahun lalu, Chen Long menjadi juara setelah mengalahkan Lee Chong Wei dengan dua game langsung 21-17, 21-18.
 Indonesia sendiri di tunggal putra bakal mengirimkan Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, dan Dionysius Hayom Rumbaka. Kali terakhir Indonesia juara di All England melalui Heryanto Arbi pada 1994. Ini membuat merah putih dahaga gelar selama 19 tahun. (*)

Wakil Indonesia di Babak Utama All England Super Series Premier 2014
Tunggal Putra: Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, Dionysius Hayom Rumbaka

Tunggal Putri: Lindaweni Fanetri, Bellaetrix Manuputty

Ganda Putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Angga Pratama/Rian Agung, Markis Kido/Markus Fernaldi,Berry Anggriawan/Ricky Karanda

Ganda Putri: Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta,Greysia Polii/Nitya Krishinda, Vita Marissa/Variella Aprilsasi, Della Destiara/Anggia Shitta

Ganda Campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Markis Kido/Pia Zebadiah,Riky Widianto/Puspita Richi Dili,Irfan Fadilah/Weni Anggraini

Chong Wei hanya Tampil Dua Hari


Lee Chong Wei (foto; sidiq)

LEE Chong Wei akhirnya muncul di Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014. Dia diturunkan menjadi tunggal pertama Musica Champion saat menghadapi Singapura dalam pertandingan Grup B yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada Rabu malam (5/2).
 Chong Wei dijajal ketangguhannya oleh Derek Wong. Lelaki asal Malaysia tersebut hanya butuh 30 menit untuk menang 21-14, 21-13.
 ‘’Saya bermain di Indonesia hanya dua hari. Setelah itu, saya akan pergi ke Tiongkok untuk bertemu teman-teman,’’ kata Chong Wei saat ditemui smashyes di ruang ganti usai pertandingan.
Hanya, dia tak menjelaskan kepergiannya ke Negeri Panda,  julukan Tiongkok, itu untuk bermain bulu tangkis atau tidak. Kabarnya, di sana, Chong Wei bakal bersua dengan Taufik Hidayat dan Lin Dan, dua rekan akrabnya.
 Dia juga mengakui tak bisa lama-lama di Indonesia karena tengah serius mempersiapkan diri untuk tampil pada All England Super Series Premier 2014 yang dilaksanakan pada 4-9 Maret mendatang. Apalagi, tahun lalu, dia gagal menjadi juara setelah dipaksa harus mengakui ketangguhan Chen Long dari Tiongkok 21-17, 21-18.
 Manajer Musica Champion Hariyanto Arbi saat dikonfirmasi masalah Chong Wei yang hanya turun di dua hari SBI 2014 tak memberikan jawaban. Dia hanya tersenyum.
 Kemenangan Chong Wei menjadi pembuka Musica Champion untuk melapangkan jalan ke babak semifinal. Mereka akhirnya  menang 4-1 atas Singapura.
 Satu-satunya kekalahan ditelan pasangan Ricky Karanda/Harianto oleh Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart 17-21, 11-21. Sementara, hasil positif dipetik pasangan Rian Agung Saputro/Wahyu Nayaka yang unggul 21-15, 21-18 atas Terry Yeo/Loh Kean. Kemudian, tunggal kedua, Simon Santoso melibas wakil Negeri Singa, julukan Singapura, Ashton Chen, 21-19, 21-17. Dan Lee Hyun-il asal Korea Selatan menutup kemenangan Musica Champion dengan menghentikan asa Huang Chao 21-16, 25-23. (*)

Jadwal Pertandingan Kamis (6/2)
Putra:
Grup A: Taiwan Cooperative Bank v SCG Thailand, Jaya Raya v Malaysia Tigers
Grup B: Djarum Kudus v Guna Dharma Bandung

Putri:
Grup X: Tricky Panda Jepang v Cooperative Bank  Taiwan, Jaya Raya v Djarum Kudus
Grup Y: Mutiara Bandung v SCG Thailand, Unisys Jepang v USM Semarang


Ubah Komposisi, Fokus Hadapi Malaysia Tigers

REUNI: Ade Yusuf (kiri) dan Rizky Hidayat (foto: sidiq)
HI-Qua Wima gagal kembali ulang sukses. Untuk kali pertama, klub asal Surabaya tersebut kalah dalam ajang Supeliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014.
 Wima harus mengakui ketangguhan Jaya Raya Jakarta dengan 1-4 dalam pertandingan penyisihan Grup A yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada Rabu (5/2). Sebelumnya, klub binaan Ferry Stewart tersebut menundukkan dua tim asing, Cooperative Bank Taiwan dan SCG Thailand, dengan skor 3-2.
 ‘’Kami memang sengaja tak menurunkan komposisi seperti dua hari sebelumnya. Kami konsentrasi menghadapi  Malaysia Tigers saja pada Jumat,’’ kata Ferry setelah pertandingan.
 Ya, melihat komposisi yang diturunkannya, memang tak 100 persen sama. Di ganda, Ferry mengacak formasi anak asuhnya.
 Selvanus Geh dipasangkan dengan Ronal Alexander dan Ade Yusuf dengan Rizky Hidayat. Padahal, sebelumnya  Selvanus ditandemkan dengan Ade dan Ronald dengan Rizky.
 Di sektor tunggal juga terjadi perubahan. Wima tak menurunkan pahlawan kemenangannya, Febriyand Irvannaldy. Posisinya digantikan pebulu tangkis muda usia Rizky Antasari. Dua posisi yang berubah adalah di tunggal putra dengan menempatkan Arief Gifar Ramadan  sebagai tunggal pertama dan Fauzi Adnan sebagai tunggal kedua.
  Satu-satunya kemenangan saat melawan Jaya Raya disumbangkan pasangan Ade Yusuf/Rizky Hidayat yang menjungkalkan Bona Septano/Agripina Primarahmanto dengan rubber game 20-22, 21-18, 21-16.
 Sementara empat partai lainnya berakhir kekalahan. Arif tak berdaya saat menghadapi tunggal putra terbaik Indonesia saat ini Tommy Sugiarto. Dia kalah 11-21, 22-24. Dua pasangan Pelatnas Cipayung Selvanus/Ronal kalah dua game 16-21, 17-21 kepada Markus Fernaldi/Angga Pratama.
 Fauzi lagi-lagi gagal mempersembahkan poin. Pebulu tangkis yang dipinjam dari Suryanaga, Surabaya, tersebut kalah mudah 9-21, 21-21 oleh Kenichi Tago.
 Di laga pemungkas, Rizky Antasari  tumbang 8-21, 12-21 oleh wakil Jaya Raya asal Vietnam Nguyen Tien Minh.
 Pertandingan melawan Malaysia Tigers, terang Ferry, akan menentukan langkah Wima menembus babak semifinal. Jika ini terjadi bakal menjadi sejarah besar bagi perjalanan klub yang pernah dibela  juara dunia Hendrawan tersebut. Malaysia Tigers sendiri telah dua kali turun dengan sekali menang dan sekali kalah.
 Sementara, bagi Jaya Raya, kemenangan ini memuat mereka kukuh di puncak klasemen Grup A dengan mengantongi dua kemenangan dalam dua kali penampilan. (*)

Hasil Pertandingan Rabu (5/2)
Putra:
Grup A: Jaya Raya  Jakarta v Hi-Qua Wima 4-1, Malaysia Tigers v SCG Thailand 3-2
Grup B: Unisys Jepang v Guna Dharma Bandung 3-2, Musica Champion Kudus v Singapura 4-1

Putri:
Grup X: Renesas Jepang v Djarum Kudus 3-2, Jaya Raya v 3-2
Grup Y: Unisys Jepang v Mutiara Bandung 3-2, Singapura v USM Semarang 3-2

Nyanyi dan Joget Koplo Agar Dapat Tanda Tangan

FANS: Selvanus Geh dimintai foto bareng (foto: sidiq)

AJANG Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014 menjadi magnet penggemar olahraga tepok bulu. Setiap hari, penonton yang datang selalu bertambah.
 Tapi, itu terjadi bukan hanya di dalam DBL Arena, Surabaya. Tapi, fans yang hanya pilih berada di luar pun tak sedikit.
 Mereka ada yang hanya ingin melihat pebulu tangkis pujaan. Namun, ada juga yang minta tanda tangan dan juga foto bareng.
 Pebulu tangkis Pelatnas Cipayung menjadi favorit diburu. Bukan hanya yang sudah top seperti Sony Dwi Kuncoro, Tommy Sugiarto, Mohammad Ahsan, dan Hendra.
 Wakil Hi-Qua Wima, Surabaya, Selvanus Geh pun jadi sasaran. Beberapa fans pun mengajaknya foto bareng.
 Namun, di antara pebulu tangkis Pelatnas Cipayung, Lindaweni Fanetri yang termasuk usil. Salah seorang yang hendak minta tanda tangannya disuruhnya bernyanyi lagu dangdut yang tengah ngetop ‘’Oplosan’’ juga dengan goyangannya yang khas memegang jidat.
 Sang fans pun dengan patuhnya mengikuti perintah Lindaweni. ‘’Demi dapat tangan Mbak Lindaweni, saya rela melakukannya,’’ kata fans pereempuan yang sudah dua hari terlihat di dekat pintu keluar pebulu tangkis di DBL Arena.
 Jumlah mereka pun diperkirakan akan terus bertambah. Apalagi, bintang tunggal putra dunia asal Malaysia Lee Chong Wei bakal hadir membela Musica Champion Kudus. (*)  

Lee Hyun-il Tak Tahu Kapan Gantung Raket

Lee Hyun-il

LEE Hyun-il tak pensiun selamanya. Pebulu tangkis tunggal putra terbaik Korea Selatan sepanjang masa tersebut tetap akan mengayunkan raket.
 ‘’Saya masih akan bermain di liga-liga di dunia. Saya professional, siapa yang mengajak dan cocok, saya akan bermain,’’kata Hyun-il kepada smashyes di sela-sela Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014 di DBL Arena, Surabaya.
 Bahkan, dia sudah mempersiapkan agenda selama 2014. Hanya, dia tak hafal turnamen-turnamen yang bakal diikuti.
 ‘’Saya harus melihat daftar turnamennya. Yang pasti, ada banyak yang akan saya ikuti,’’ ungkap lelaki berusia 34 tahun.
 Di SBI 2014, Hyun-il kembali membela Musica Champion, Kudus. Tahun lalu, dia juga membela klub yang sama dan mampu membawanya menjadi juara.
 Tahun ini, dia pun berambisi mengulang sukses yang sama. Kans itu pun terbuka lebar.
 Di klub asal Kota Kretek, julukan Kudus, dia didukung oleh rekan-rekannya yang mempunyai kualitas jempolan. Di tunggal, ada nama  pebulu tangkis tunggal putra terbaik dunia saat ini Lee Chong Wei asal Malaysia, tunggal terbaik Eropa saat ini Marck Zwiebler asal Jerman, dan pebulu tangkis serba bisa asal Rusia Vladimir Ivanov.
 Hyun-il mengakui senang bisa berlaga di SBI 2014. Kemampuan yang dimiliki bisa tetap terasah karena persaingan yang ketat.
 ‘’Jadi, jangan tanya ,saya akan benar-benar pensiun,’’ tegas bapak satu anak tersebut.
 Hyun-il merupakan pebulu tangkis tunggal putra Korea Selatan yang dua kali mampu menembus semifinal olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012. Pada 2002, dia mengantarkan Korea Selatan meraih emas beregu putra Asian Games dan juara Piala Sudirman 2003. (*)

Sudah Tak Kuat Dampingi Langsung

DEG-DEGAN: Ferry Stewart memberikan pengarahan (foto: sidiq)
DUA kali Hi-Qua Wima sudah tampil di Superliga Badminton Indonesia (SBI)  2014. Tapi, selama dua kali pula, tak tampak pelatih sekaligus pembina Wima Ferry Stewart di pinggi lapangan untuk memberikan intruksi kepada anak asuhnya.
 Yang selalu ada adalah Felix. Hanya, asistennya yang berbeda.
 Saat menghadapi Cooperative Bank Taiwan di DBL Arena, Surabaya, pada Senin (3/2), di samping Felix ada Destiyan. Kemudian, saat mengalahkan SCG Thailand pada Selasa (4/2), pendamping Felix adalah Mu’amar.
 Kemana Ferry? ‘’Saya di luar. Tegang kalau mendampingi langsung,’’ kata dia kepada smashyes.
 Dia mengakui dengan usia yang tak muda lagi, 61, jantungnya bisa tak kuat kalah berada di sisi lapangan. Apalagi, anak asuhnya selalu memberikan perlawanan sengit dalam dua kali pertandingan di SBI 2014.
 ‘’Saat Fauzi Adnan tadi main, kepala saya pusing dan nyut-nyut. Mendingan saya di luar, bisa rileks,’’ terang Ferry.
 Meski di luar, tapi lelaki berdarah Belanda-Manado tersebut tetap mengikuti aksi Selvanus Geh dkk. Itu dilakukannya melalui televisi yang terpasang di atrium DBL Arena.
 Namun, setelah pertandingan, Ferry tetap menemui anak asuhnya. Bahkan, dia langsung memimpin doa. 
 Penampilan Wima sendiri layak mendapat apresiasi. Dua kali mereka memetik kemenangan dan membuka peluang lolos semifinal.
 Wima menjadi asa menyedot animo penonton setelah klub tangguh Suryanaga memutukan absen. Alasannya, mereka ingin melakukan pembenahan ke dalam. (*)


Hi-Qua Wima Dekati Jalan Semifinal

Febriyan Irvannaldy (foto: sidiq)
SEPAK terjang Hi-Qua Wima, Surabaya, kembali memakan korban. Setelah Cooperative Bank Taiwan, Selasa WIB (4/2) di DBL Arena, Surabaya, giliran SCG Thailand yang dibuat keluar lapangan dengan kepala tertunduk pada laga Grup A tersebut.
 Seperti halnya saat mengalahkan Cooperative Bank Taiwan, SCG pun dikalahkan dengan skor 3-2. Lagi-lagi, Febriyan Irvannaldy menjadi pahlawan kemenangan klub binaan Ferry Stewart tersebut.  Mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut menang dua game atas Peranut Boontan dengan dua game langsung 21-10, 21-11.
  Dua poin Wima lainnya disumbangkan dari nomor ganda. Pasangan Selvanus Geh/Ade Yusuf  menghentikan perlawanan Dechapol Pauvaranukroh/Kittinupong Ketlen 21-10, 21-19 dan Ronald Alexander/Rizky Hidayat yang menundukan Supak Jomkoh/Natdanai Uakoolwarawat 21-16, 21-16.
 Sementara, dua nomor tunggal melalui Arief Gifar Ramadan dan Fauzi Adnan kalah. Arief tumbang 18-21, 18-21 oleh Sitthikom Thammasin dan Fauzi tak berdaya di tangan Pannawit Thongnuam 16-21, 10-21.
 ‘’Lagi-lagi kami harus bermain hingga partai kelima. Untung, kami bisa memetik kemenangan lagi,’’ kata Felix, salah satu pelatih Hi-Qua Wima, kepada smashyes.
 Dia pun juga sudah mengintruksikan kepada Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, untuk fokus kemenangan. Dia tak ingin kejadian saat menghadapi Cooperative Bank Taiwan kembali terulang. Ketika itu, pada game kedua, Febri banyak melakukan hal-hal yang tidak perlu. Imbasnya, game kedua pun, Febri kalah dan harus melakoni game ketiga.
 ‘’Tapi, tadi, Febri main disiplin, Dia pun tak banyak mengalami kesulitan,’’ ungkap Felix.
 Febri sendiri kembali merendah. Dia menganggap kemenangan yang dipetiknya kebetulan.
 ‘’Faktor lucky aja,’’ ungkap pebulu tangkis yang pernah ditawari menjadi warga negara Singapura tersebut.
 Pada Rabu (5/2), Wima akan menjajal ketangguhan klub tangguh Jaya Raya Jakarta. Febri pun bakal memberi kesempatan kepada rekannya lain yang belum turun ke lapangan, yakni Rizki Antasari.
 ‘’Fokus lawan Malaysia Tiger pada Jumat saja,’’ ucap dia. (*)

Juara Bertahan Gagal Sapu Bersih

Vladimir Ivanov/Wahyu Nayaka

TIM putra Musica Champions sedikit tertatih di Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014. Juara bertahan tersebut gagal sapu bersih saat menghadapi klub lemah Guna Dharma Bandung.
 Musica menang 4-1 pada pertandingan Grup B yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada Senin WIB (3/2). Alamsyah Yunus yang menjadi tunggal kedua menjadi satu-satunya pebulu tangkis yang gagal mempersembahkan kemenangan.
 Secara mengejutkan, dia kalah oleh Setyaldi Putra Wibowo dengan rubber game 21-18, 16-21, 15-21.  Secara peringkat, Alamsyah harusnya tak perlu menelan kekalahan.
 Dalam peringkat terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 30 Januari, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut ada di posisi 51 dunia sedang Setyaldi ada di 225.
 Namun, di empat partai lainnya, wakil Musica mampu memetik kemenangan dengan dua game langsung. Pada tungg pertama, pebulu tangkis asal Jerman Marc Zwiebler membuka poin setelah menang 21-14, 21-8 atas Alrie Guna Dharma. Kemenangan Musica diperbesar oleh pasangan Vladimir Ivanov/Wahyu Nayaka yang memupus asa Rizko Asuro/Wildan Atmaja 21-10, 22-20.
 Pasangan Ricky Karanda/Hardiyanto juga menang mudah 21-12,21-12 atas Fajar Alvian/Dandi Prabudita dan ditutup oleh Simon Santoso yang menghentikan perlawanan Adi Adrianus Prasojo 21-12, 21-14.
  Di grup lain, Grup A, calon kuat lawan Musica Champion di laga final, Jaya Raya, Jakarta, pamer kekuatan. Markis Kido dkk menang 5-0 atas SCG Thailand. Kemenangan ini mengantarkan Jaya Raya di puncak klasemen diikuti Hi-Qua Wima, Surabaya, yang secara mengejutkan menundulan Cooperative Bank Taiwan dengan 3-0.(*)

Hasil Pertandingan Senin (3/2)
Putra:
Grup A: Hi-Qua Wima Surabaya v Cooperative Bank Taiwan 3-2, Jaya Raya Jakarta v SCG Thailand 5-0

Grup B: Djarum Kudus v Koh Bros Singapura 3-2, Musica Champion Kudus v Guna Dharma Bandung 4-1

Putri
Grup X: Jaya Raya Jakarta v Cooperative Bank Taiwan 5-0, Djarum Kudus v Gifu Tricky Panders 5-0

Grup Y: SCG Thailand v USM Semarang 5-0, Mutiara Bandung Koh Bros Singapura 4-1

Jadwal Pertandingan Selasa (4/2)
Putra:
Grup A: Cooperative Bank Taiwan v Malaysia Tigers, Hi-Qua Wima Surabaya v SCG Thailand
Grup B: Djarum Kudus v Unysis Jepang, Singapura v Guna Dharma Bandung

Putri:
Grup X: Renesas Jepang v Cooperative Bank Taiwan, Djarum Kudus v Cooperative Bank Taiwan
Grup Y: Mutiara Bandung v USM Semarang, SCG Thailand v Singapura  

Penerbangan Sehari Tiga Kali Bisa Obati Rindu

Danny Bawa Chrisnanta (foto; sidiq)
TUJUH tahun lamanya Danny Bawa Chrisnanta harus menimbang. Dia tetap akan menjadi warga negara Indonesia seperti kedua orang tuanya atau pindah menjadi warga negara Singapura.
 ‘’Sejak datang pada 2007, sebenarnya, saya sudah ditawari pindah kewarganegaraan. Tapi, saya waktu itu belum memberikan jawaban,’’ kata Danny Bawa Chrisnanta sebelum tampil membela Singapura melawan Djarum dalam Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014 di DBL Arena, Surabaya, pada Senin (3/2) WIB.
 Hanya, dia perlu memutuskannya secara matang. Namun, lambat laun, akhirnya lelaku asal Sleman, Jogjakarta, tersebut punya pilihan.
 ‘’Sekarang atau tepatnya tahun lalu, saya sudah menjadi warga negara Singapura,’’ terang dia.
 Hanya, dia tetap tak akan melupakan orang tuanya yang ada di Jogjakarta. Baginya, saat ini tak susah untuk datang ke daerah di lereng Gunung Merapi tersebut.
 ‘’Ada tiga kali penerbangan yang membawa saya bisa ke Jogjakarta dari Singapura. Bukan lagi halangan untuk bisa mengunjungi rumah di Sleman,’’ terang  lelaki berusia 26 tahun tersebut.
 Di Singapura, karirnya pun lambat laun mulai naik. Bersama Vanessa Neo di nomor ganda campuran, mereka sudah menjadi pasangan yang diperhitungkan. Bahkan posisi 10 besar pernah ditembusnya.
 ‘’Tahun lalu, saya juara di Belanda Grand Prix. Di final, saya mengalahkan Muhammad Rijal/Debby Susanto,’’ ungkap dia.
 Debby sendiri sebenarnya juga wajah asing bagi Danny. Dia pernah menjadi pasangan Danny saat menjadi juara Kejurnas 2006 atau setahun sebelum memutuskan hengkang ke Negeri Singa, julukan Singapura.
 Karena 2013 lalu sudah menjadi warga negara Singapura, maka pada SEA Games di tahun yang sama, Danny sudah membela negara barunya. Hanya, dia gagal melangkah lebih jauh. Bersama Vanessa Neo, keduanya sudah tersingkir pada babak pertama. (*)
 


Hayom Berburu Pentol Surabaya

GANTI COCK: Dionysius Hayom Rumbaka (foto: sidiq)
DIONYSIUS Hayom Rumbaka tak mau buang kesempatan. Wajibnya, dia datang ke Surabaya untuk tampil pada Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014 yang dilaksanakan di DBL Arena pada 3-9 Februari.
 Namun, dia juga punya hal yang bisa dilupakannya. Apa itu? Mendukung sang pacar, Bellaetrix Manuputty? Itu sudah pasti.
 ‘’Saya hobi makan pentol. Karena di Surabaya, saya harus mencari pentol khas Surabaya,’’ kata Hayom, sapaan karib Hayom, sapaan Dionysius Hayom Rumbaka, sebelum membela tampil membela Djarum melawan Singapura di SBI 2014 pada Senin (3/2).
 Padahal, semalam sebelumnya, lelaki asal Kulonprogo, Jogjakarta, tersebut sudah mendapat kiriman dari Febriyan Irvalandy. Pebulu tangkis Hi-Qua Wima, Surabaya, tersebut datang ke hotel tempat Hayom menginap hanya untuk menyerahkan pentol.
 ‘’Saya dari dulu suka pentol.  Bukan hanya pentol Solo tapi juga daerah yang saya kunjungi,’’ ungkap dia.
 Entah kebetulan atau tidak, penampilan Hayom saat menghadapi  pebulu tangkis Singapura Derek Wong pun cukup agresif. Hasilnya, pebulu tangkis yang kini duduk di peringkat 19 dunia tersebut tak mengalami kesulitan menang.
 Dalam head to head di BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), ini merupakan kemenangan perdana Hayom atas lawannya yang kini berada diposisi 48 dunia tersebut. Memang unggil teknik atau gara-gara makan pentol? Dua-duanya ada benarnya. (*)

Febri Bawa Wima Petik Kemenangan

Febri (foto: sidiq)
KEJUTAN tersaji di hari perdana Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014.  Tim yang tak diunggulkan, Hi-Qua Qima, Surabaya, mampu mengalahkan Cooperative Bank Taiwan dengan skor 3-2 dalam pertandingan yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada Senin siang WIB (3/2).
 Febriyan Irvannaldy menjadi penentu kemenangan setelah menundukkan tunggal ketiga Cooperative Bank Lu Chi Yuan 12-21, 21-15, 18-21. Sebelumnya, dua kemenangan disumbangkan tunggal pertama Arief Gofar Ramadan yang menundukkan Chou Tien Chen 21-14, 10-21, 21-19. Satu poin lagi oleh pasangan Ronald Alexander/Rizky Hidayat yang memupus perlawanan Lin Chia Yu/Wu Hsiao Lin 19-21, 21-19, 21-15.
 Sementara, dua kekalahan ditelan pasangan Wima yang berada di Pelatnas Cipayung Selvanus Geh/Ade Yusuf oleh Lee Sheng Mu/Tasi Chia Hsin 19-21, 19-21 dan Adnan Faizu, yang jadi tunggal kedua, takluk 16-21, 18-21 oleh Hsueh Hsuan Yu.
 Pertandingan Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, versus Lu berlangsung ketat. Pada game pertama, Febri, yang kini ada di peringkat 374, tak mengalami kesulitan dan menang 21-12.
 Pada game kedua, Febri lengah. Pebulu tangkis yang pernah ditempa di Singapura dan Pelatnas Cipayung tersebut tumbang 15-21. Untung, pada game ketiga, dia bangkit dan menang 21-18.
 ‘’Saya menang beruntung. Lawan memang kuat,’’ kata Febri setelah pertandingan.
 Pelatih Wima Felix pun mengakui sebenarnya Febri tak perlu kalah pada game kedua. Hanya, saat itu, Febri terlalu percaya diri.
 ‘’Dia selalu mengangkat bola. Padahal, kalau main netting lagi, Febri tak perlu main sampai game ketiga,’’ terang dia. (*)