WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Harus Menang Tiga Kali Baru Lolos


TA NTANGAN: Wisnu Yuli Prasetyo (foto:djarum)

JALAN terjal harus dilewati Wisnu Yuli Prasetyo. Dia dua kali dipaksa tampil tiga game hanya untuk bisa tampil di babak final kualifikasi Austria Challenge 2015.

Pada laga perdana yang dilaksanakan di Wina pada Rabu pagi waktu setempat, WIsnu menjungkalkan unggulan ke-16 Nikita Khakimov dari Rusia dengan 21-16, 15-21, 21-13. Beberapa jam kemudian, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut melibas wakil tuan rumah Wolfgang Gnedt dengan 19-21, 21-7, 21-6.

Meski menang dua kali, tapi Wisnu belum bisa berlaga di babak utama turnamen yang menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut. Masih ada satu lagi pertandingan yang bakal dilakoni.

Lelaki yang akrab disapa Ucil ini menantang unggulan ketiga yang juga berasal dari Austria Matthias Almer. Ini menjadi pertemuan perdana bagi Wisnu dan Almer. Dari sisi ranking, Wisnu kalah. Dia di posisi 200 sedangkan lawannya di 101.

Di Austria Challenge ini, Wisnu sudah tak memakai bendera Pelatnas Cipayung. Juga bukan Surya Baja, Surabaya, klub tempatnya bernaung. Kini, dia berstatus sebagai pebulu tangkis Djarum Kudus.

Selain Wisnu, Indonesia juga menempatkan Adi Pratama, Setyaldi Putra Wibowo, Firman Abdul Kholik, Riyanto Sibagja, dan Thomi Azizan Mahbub di final kualifikasi. Di babak utama, merah putih baru menempatkan Andre Kurniawan Tedjono.

Di laga perdana, lelaki yang juga pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut ditantang pebulu tangkis Belgia yang punya darah Indonesia, Yuhan Tan asal Indonesia. (*)

Seminggu Timba Ilmu di Korea Selatan

EXIST:Prasetyo (tiga dari kanan)

PENGALAMAN berharga didapat pebulu tangkis muda Indonesia. Mereka menjalani latihan bersama di Pelatnas Junior Korea Selatan di Hwasun.

‘’Kami berada di Korea Selatan selama hampir satu minggu dari 1-6 Februari. Kami berangkat 30 Januari dan sampai satu hari sesudahnya,’’ kata Prasetyo Restu Basuki, salah satu pelatih yang mendampingi pebulu tangkis junior Asia ke Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan.

Kota yang ditujunya, jelasnya, adalah Hwasun. Di sana tak ada pebulu tangkis senior.

‘’Beda kota dengan yang senior,’’ ungkap Prasetyo.

Menurutnya, ada 16 pebulu tangkis dan tiga pelatih. Para atlet tersebut terdiri dari delapan putra dan delapan putri.

‘’Atlet yang terpilih adalah mereka yang juara dan runner-up Junior Masters 2014. Usianya di bawah 19 tahun.’’ Ujar Prasetyo yang juga pelatih Exist Jakarta.

Sedangkan selain dirinya, pelatih yang ikut mendampingi adalah Rudy Gunawan dari Djarum Kudus dan Shaefuloh dari SGS Bandung.

Perjalanan ke negeri beribukota Seoul itu, paparnya, sesuai dengan tugas dari PP PBSI. Diharapkan, banyak ilmu yang bisa diserap dari negeri yang melahirkan banyak pebulu tangkis top dunia tersebut. (*)

Denmark Koleksi Gelar Ke-15

KEMBALI KE JALUR: Kubu Denmark di atas podium.

DENMARK kembali menjadi yang terkuat. Negara beribukota Kopenhagen tersebut mengalahkan Inggris dengan 3-0 dalam pertandingan final Kejuaraan Beregu Campuran Eropa 2015 yang dilaksanakan di Leuven, Belgia, pada Minggu waktu setempat (15/2).

Tiga kemenangan Denmark disumbangkan Line Kjaersfeldt  dari tunggal putri, Jan O Jorgensen (tunggal putra), dan pasangan ganda putri Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl. Menariknya, mereka menang straight game atau dua game langsung.

Poin pertama Denmark didonasikan Line yang memetik kemenangan 21-14, 21-11 atas Fontaine Mica Chapman.Sebenarnya, hasil ini di luar dugaan. Dalam pertemuan terakhir di Swedia Masters Januari lalu, Line menyerah 17-21, 16-21.

“Kekalahan dua tahun lalu sangat pahit. Kami datang untuk fokus menjadi juara,’’ kata Line usai pertandingan seperti yang dikirim Asosiasi Bulu Tangkis Eropa kepada smashyes.

Kemenangan Line membuat semangat rekan-rekannya melambung. Tunggal putra ranking kedua dunia Jan O Jorgensen melibas wakil Inggris Toby Penty 21-18, 21-14.  Ranking Penty jauh di bawah Jorgensen. Dia menduduki posisi 112 dunia.

‘’Saya mempersiapkan mental menghadapi Rajiv Ouseph. Tapi, setelah tahu yang turun Toby, saya yakin bakal menang dua game,’’ ungkap Jorgensen.

Gelar Denmark dipastikan melalui Christina/Kamilla yang menghentikan ambisi Heather Oliver/Lauren Smith 21-9,21-14.

Ini merupakan gelar ke-15 bagi Denmark di ajang yang mempertandingan lima nomor, tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putra, dan ganda campuran tersebut.

Menghadapi Inggris, sudah banyak yang memprediksi Denmark bakal tak akan mengalami kesulitan. Real final tersaji di babak semifinal.

Denmark dipaksa bekerja keras sebelum mengalahkan Jerman dengan skor 3-2 pada Sabtu (14/2). Sempat unggul 2-0, Denmark tertahan 2-2.
Untung, di laga terakhir, Kamilla/Christinna menjadi pahlawan negaranya. (*)

Koleksi Gelar Denmark
1976,1980,1986,1988,1990,1996, 1998, 2000, 2002,2004, 2006, 2008, 2009, 2011, 2015

Inggris Kembali Cicipi Rasa Final

POIN: Fontaine Mica Chapman

KEGAGALAN kembali menghampiri Rusia. Langkah negeri berjuluk Beruang Merah tersebut terhenti di babak semifinal Kejuaraan Beregu Campuran Eropa 2015.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Leuven, Belgia, Sabtu waktu setempat (14/2), Rusia dikalahkan Inggris 2-3. Dua tahun lalu di kandang sendiri, Moskow, Vladimir Ivanov dkk dipermalukan Jerman dengan skor 1-3.

Sebenarnya, asa Rusia melangkah ke final 2015 terbuka lebar. Di partai pertama yang mempertandingkan nomor ganda campuran, mereka mampu memetik kemenangan.

Secara mengejutkan, Ivan Sozonov/Evgeniya Kosetskaya, yang tak mempunyai peringkat dunia, menumbangkan pasangan Inggris yang berperingkat enam dunia Chris Adcock/Gabrielle Adcock dengan rubber game 21-17, 17-21, 21-13. Namun, Inggris mampu menyamakan kedudukan.

 Andalan tunggal putranya, Rajiv Ouseph, melibas Vladimir Malkov dengan tiga game 21-15, 11-21, 21-18.  Tunggal putri kembali menjadi titik lemah Rusia.

 Ksenia Polikarpova menyerah dua game langsung 17-21, 15-21 kepada Fontaine Mica Chapman. Sebenarnya, Fontaine bukan lawan yang asing bagi Polikarpova.

Bahkan, kemenangan pun harusnya bisa dipetik. Alasannya, dalam pertemuan terakhir di Irlandia Internasional 2014, Polikarpova unggul 23-21, 21-15.

Harapan negara pecahan Uni Soviet tersebut terbuka kembali melalui Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov.Pasangan ranking 14 dunia itu unggul 22-20, 15-21, 21-13 atas Marcus Ellis/Chris Langridge.

Sayang, di partai kelima, pasangan ganda putri Ekaterina Bolotova/Evgeniya Kosetskaya menyerah 12-21, 21-15, 16-21 kepada Gabrielle Adcock/Lauren Smith. Secara ranking, pasangan Rusia sebenarnya lebih unggul. Bolotova/Kosetskaya di posisi 32 sedangkan lawannya 18 setrip di bawahnya.

Dua tahun lalu, langkah Inggris hanya sampai semifinal. Ini seperti pada 2011. Sementara, pada 2008 dan 2009, mereka mencicipi babak final sebelum dijinakkan Denmark. (*)

Malang Host Indonesia GPG

Daren Parks (kiri) dan Wijanarko

PENUNJUKKAN Kota Malang sebagai host Indonesia Grand Prix Gold 2015 semakin terbentang. Bahkan, mereka hanya tinggal menungu ketok palu dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).

‘’Tinggal pengesahan saja. Tapi, semuanya bakal berjalan lancar,’’ kata Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya kepada smashyes.

Itu setelah event director BWF Darren Parks meninjau GOR Cakrawala, Malang, yang rencananya dijadikan venue. Dari jadwal BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Indonesia Grand Prix Gold 2015 akan dilaksanakan 1-6 Desember.

Dalam peninjauan itu, selain Wijanarko dan Darren ikut pula dua pengurus PP PBSI Basri Yusufn selaku Kabid Pengembangan serta Kabid Luar Negeri Bambang Roedyanto.

‘’Daren sudah menyetujui setelah melihat venue. Tinggal prosedur akan membuat laporan,’’ ujar Wijanarko.

Daren, tambahnya, juga akan memberitahu syarat apa saja yang membuat GOR Cakrawala disahkan menjadi venue. Ini, ungkap Wijanarko, berkaitan dengan lampu dan ruangan penunjang.

Memang, dibandingkan dua event yang masuk kalender BWF lainnya, Indonesia International Series dan Indonesia Super Series Premier, Indonesia Grand Prix 2015 belum mempunyai host. Indonesia Internasional Series akan dilaksanakan di Semarang, Jawa Tengah,pada 14-19 April. Sedangkan Indonesia Super Series Premier digeber d Jakarta pada 2-7 Juni. (*)

Host Indonesia Grand Prix

2010:Samarinda (Kalimantan Timur)

2011: Samarinda (Kalimantan Timur)

2012: Palembang (Sumatera Selatan)

2013: Jogjakarta (DI Jogjakarta)

2014:Palembang (Sumatera Selatan)

2015: Malang (Jawa Timur)?

Sudah Saling Bentrok di Babak Awal All England

KUALIFIKASI: Dionysius Hayom Rumbaka


UNDIAN All England Supe Series 2015 tak mengenakkan bagi sektor tunggal putra.Bisa dipastikan sampai babak kedua, wakil Indonesia hanya tersisa satu.

Kok bisa? Ya, di babak utama, Indonesia hanya mempunyai Tommy Sugiarto. Di laga perdana, pebulu tangkis yang memilih tak berada di Pelatnas Cipayung bakal bersua dengan lawan dari kualifikasi 1.

 Nah, di babak kualifikasi yang dilaksanakan 3 Maret 2015, besar kemungkinan dua wakil merah putih, Dionysius Hayom Rumbaka dan Simon Santoso, bakal bentrok di final slot 1.  Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, di partai pertama akan dijajal Mohamad Arif Abdul Lati dari Malaysia.

 Dari rekor pertemuan, Hayom unggul 2-0. Kemenangan dipetik pebulu tangkis Djarum Kudus tersebut di Indonesia Grand Prix Gold 2012 dengan 21-10, 8-21, 22-20 dan di Vietnam Grand Prix 2014 dengan 19-21, 21-13, 22-20.

 Sedangkan Simon di babak pertama kualifikasi dijajal Rasmus Fladberg dari Denmark. Simon, yang kini duduk di ranking 39, belum pernah bersua dengan lawannya yang berperingkat 44 dunia.  Jika menang, Hayom atau Simon akan menantang Tommy.

 Sejak 1994 atau 21 tahun lalu melalui Haryanto Arbi, Indonesia tak pernah lagi menjuarai nomor tunggal putra.

 Tahun lalu, Tommy, yang diunggulkan di posisi ketiga, langsung menyerah di babak pertama kepada Gao Huan (Tiongkok)13-21, 21-10,18-21.Sedang Hayom melangkah hingga babak kedua sebelum dihentikan Son Wan-ho (Korea Selatan) 16-21, 21-14, 10-21. Menariknya, tahun ini, Hayom dan Wan-ho satu tim di Djarum Kudus dalam Superliga Bulu Tangkis Indonesia. (*)

Kesempatan Denmark Balas Dendam


MOSKOW, Rusia, 19 Februari 2013. Moment itu tak akan mau diingat oleh para pebulu tangkis Denmark.

Saat itu, kali pertama sejak 1996, gelar juara nomor beregu campuran Eropa lepas dari genggaman. Ironisnya, dalam final, Denmark dibantai dengan skor telak 0-3.

Derita salah satu kutub bulu tangkis dunia tersebut dimulai oleh Line Kjaerseldt. Turun di tunggal putri, dia menyerah mudah 9-21, 16-21 kepada Juliane Schenk.

Jerman memperbesar kemenangan melalui Marc Zwiebler yang turun di partai tunggal putra. Dia dipaksa tampil tiga game 21-17, 7-21,8-21 oleh Hans-Kristian Vittinghus.

Nah, di partai ketiga, pasangan terkuat Eropa di ganda putri Kamilla Rytter-Juhl/Christinna Pedersen  tumbang 19-21,15-21 kepada Birgit Michels/Juliane Schenk. Kini, kekuatan kedua sudah jauh berbeda.

 Para pebulu tangkis negeri di Skandinavia itu semakin matang. Sebaliknya dengan Jerman. Kini di Leuven, Belgia,Denmark memboyong kekuatan terbaiknya dan Jerman sudah tak ada nama Schenk dan Zwiebler yang terus menurun permainanya.

Nah, kesempatan membalas dendam itu kini terbentang. Denmark dan Jerman akan bersua di babak semifinal Kejuaraan Beregu Campuran Eropa 2015.

Itu setelah kedua negara tersebut melibas lawan-lawannya di babak perempat final yang dilaksanakan di Leuven, Belgia, pada Jumat waktu setempat (13/2) atau Sabtu dini hari WIB (14/2).

 Denmark memetik kemenangan 3-1 atas Skotlandia. Sedangkan Jerman susah payah mengatasi perlawanan Prancis dengan skor 3-2.

 Satu pertain yang lepas dari Denmark terjadi di tunggal putri. Line menyerah tiga game 16-21, 23-21,11-21 kepada Chloe Magee.

 Di tiga partai lainnya, tunggal putra (Jan O Jorgensen), ganda putra (Anders Skaarup/Kim Astrup), dan ganda campuran (Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen) semuanya disapu bersih.

 Jerman sendiri nyaris malu. Mereka sempat tertinggal 0-2 ketika dua tunggalnya,Fabian Roth di putra dan Karin Schnaase, terjungkal.

 Sesuai perhitungan, di babak semifinal nanti, Denmark bisa mencuri kemenangan di tiga partai melawan Jerman yakni di tunggal putra, ganda putra, dan ganda putri. Kualitas Jan O Jorgensen, Mathias Boe/Cartsen Mogensen, dan Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl   masih di atas semua wakil Jerman. (*)

Rusia Mencari Obat Kegagalan 2013


RUSIA menjadi tim pertama yang menggenggam tiket semifinal Kejuaraan Beregu Campuran Eropa 2015. Pada babak perempat final yang dilaksanakan di Leuven, Belgia,Jumat waktu setempat (13/2), Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, menundukkan Skotlandia dengan skor 3-1.

Kemenangan Rusia dibuka dari nomor ganda campuran. Pasangan Vladimir Ivanov/Evgeniya Kosetskaya menang straight game 21-12, 21-16 atas Imogen Bankier/Robert Blair. Kemenangan ini cukup mengejutkan.

 Alasannya, dari ranking dunia, pasangan Imogen/Robert jauh lebih unggul. Mereka ada di posisi ke-18 sedangkan ivanov/Kosetskaya tak punya peringkat kedua.

 Rusia menambah kemenangan menjadi 2-0. Tunggal putra mereka, Vladimir Malkov menang mudah 21-17, 21-11 atas Kieran Merrilees. Ini menjadi kemenangaan ketiga dalam empat kali pertemuan Malkov  dengan Kieran.

 Dua kemenangan dipetiknya di Kroasia Internasional 2010 dan Bulgaria Internasional 2013.Malkov sekali tumbang di Piala Sudirman 2013.

 Kirstin Gilmour sempat membuka harapan bagi Skotlandia dengan mencuri kemenangan di tunggal putri. Peringkat 26 dunia tersebut tak mengalami kesulitan ketika menundukkan Ksenia Polikarpoa, ranking 53 dunia, dengan 21-15, 21-5.

 Tapi, pasangan ganda putra Rusia Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov menutup asa Skotlandia. Ganda ranking 14 dunia itu menundukkan Robert Blair/Paul Van Rietvelde 22-20, 21-16.

 Dengan skor 3-1 membuat partai ganda putri antara Ekaterina Bolotova/Evgeniya Kosetskaya (Rusia) versus Imogen Bankier/Kirsty Gilmour urung dilaksanakan.  Di semifinal, Rusia akan menghadapi Inggris yang di semifinal melibas Belanda dengan skor 3-1.

Dua tahun lalu, saat menjadi tuan rumah di Moskow, Rusia gagal menjadi juara.Langkahnya terhenti di babak semifinal. Juara digapai Jerman yang secara mengejutkan menundukkan Denmark.(*)

Skuad Rusia di Kejuaraan Beregu Campuran Eropa 2015
Putra:

1.Vitalij Durkin (ranking ganda putra 1483, ganda campuran 24)

2.Vladimir Ivanov (ranking tunggal putra 71, ganda putra 14, ganda campuran 94)

3.Ivan Sozonov (ranking tunggal putra 2136,ganda putra 14, ganda campuran 171)

4.Vladimir Malkov (ranking tunggal putra 51, ganda putra 567)

5. Anatoly Yartsev (ranking tunggal putra 166, ganda putra 84, ganda campuran 40)


Putri
1.Ekaterina Bolotova (ranking tunggal putri 177, ganda putri 32, ganda campuran 55)

2.Anastasia Chervyakova (ranking tunggal putri 163, ganda putri 25, ganda campuran 153)

3.Evgeniya Kosetskaya (ranking tunggal putri 81, ganda putri 32, ganda campuran 40)

4.Ksenia Polikarpova  (ranking tunggal putri 53, ganda putri 93)

5.Nina Vislova (ranking ganda putri 25, ganda campuran 24)

Luber Peserta, Final Bisa Mundur

NAIK:Suasana pertandingan FIFA Cup (foto:sidiq)

FIFA Flypower 2015 banjir peserta. Ajang yang dilaksanakan di kawasan Bluru, Sidoarjo, mulai 8 Februari tersebut diikuti 1054 pebulu tangkis dari 104 klub.
 ‘’Kalau tak membatasi , peserta bisa tembus 1400-an. Kami menyambut gembira dari antusias peserta ini,’’ kata M. Thoriq, Pembina FIFA, kepada smashyes.
 Peserta itu, lanjut dia, bukan hanya berasal dari Jawa Timur. Peserta dari luar Jawa pun ikut memanaskan persaingan juara.
 ‘’Ada yang dari Kalimantan, ada juga yang dari Ternate (Maluku Utara),’’ lanjut Thoriq.
 Bahkan, dengan melubernya peserta ini membuat pihak FIFA berencana memundurkan partai final. Semua, agenda babak pemungkas dilaksanakan Sabtu (14/2).
 ‘’Bisa jadi final akan dilaksanakan pada Minggunya (15/2). Tiap tahun memang peserta yang datang luar biasa,’’ ungkap lelaki yang tinggal tak jauh dari venue pertandingan itu.
 Hanya, dia menyayangkan absennya para pengurus Pengkab PBSI Sidoarjo dalam acara pembukaan. Bukan hanya ketua umum, pengurus yang diundang pun tak ada yang menampakkan batang hidungnya.
 ‘’Separo badan aja nggak ada yang muncul,’’ canda lelaki yang pernah mengerkan proyek jembatan yang menghubungkan Jawa dan Madura, Suramadu, tersebut.
 Padahal, tambahnya, Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adimulya, dan jajarannya menyempatkan hadir. Wijar, sapaan karib Wijanarko,  yang membuka langsung kejuaraan. (*)

Kepong Rajai Purple League

JUARA:Kubu Kepong mengangkat trofi juara. (foto:thestar)

LAJU Kepong tak terbendung. Mereka akhirnya menjadi juara Purple League.
 Dalam final yang dilaksanakan di Genting Highland pada Minggu waktu setempat (8/2), Kepong menundukkan tim favorit juara Muar City dengan 13-8.
 Kepong sempat tertinggal dulu. Tungga putra pertama Muar City Mohd Arif Abdul  menundukkan Nur Azriyn Ayup 11-7, 11-8, 9-11, 11-1. Namun, Kepong membalasnya di tunggal  putri.
 Pebulu tangkis yang didatangkan dari Singapura Liang Xiaoyu  melibas perempuan asal Indonesia  Rusydina Antardayu dengan tiga game langsung 11-9, 11-6, 11-7.
 Kemenangan Liang menambah kepercayaan diri rekan-rekannya. Ganda putra pertama Kepong Ow Yao Han/Tan Boon Heong menghentikan perlawanan Tan Wee Kiong/Teo Kok Siang. 8-11, 11-7, 9-11, 11-6, 11-10 win.
 ‘’Pertandingan yang ketat karena kami hanya bisa menang dengan beda satu poin,’’ kata Boon Heong kepeda media lokal Malaysia.
 Hanya, dia mengakui bisa tampil rileks. Menurutnya, Muar City lebih difavoritkan dalam ajang yang merupakan kompetisi bulu tangkis antarklub di Malaysia tersebut.
 Pebulu tangkis spesialis ganda dari Indonesia Hendra Gunawan menjauhkan Kepong dari kejaran seterunya itu. Turun di nomor ganda campuran berpasangan dengan Mei Qili, mereka menjungkalkan  Mak Hee Chun/Vivian Hoo 11-7, 11-10, 11-5.
 Nah, lagi-lagi strategi jitu dengan menempatkan Goh Soon Huat sebagai tunggal putra kedua memberikan hasil yang manjur. Lelaki dengan ranking 126 itu menjungkalkan Tan Chun Seang 11-9, 11-9, 11-7. Di ranking dunia, sebenarnya Chuan Seang lebih unggul. Dia ada di posisi 63.
 Di partai terakhir, ganda putra kedua, Chow Pak Chun/Tan Bin Shen memastikan Muar City ke tangga terhormat dengan menang tiga game 11-9, 11-5,11-9 atas Low Juan Sheng/Soo Kar Seong.
‘’Xiaoyu membuka jalan kemenangan bagi kami. Dia bisa menang tiga game langsung dan pasangan Boon Heong/Yao Han ikut membangkitkan semangat dengan kemenangan yang dipetik,’’ kata Manajer Kepong  Samuel Nesan.
 Tempat ketiga diduduki Puchong United yang menang tipis 14-12 atas Cheras.
 Purple League diikuti oleh 12 klub di Malaysia. Sistem yang dipakai memang beda dengan kompetisi di negara lain.
 Pada babak penyisihan, kemenangan dinilai dari poin tiap game. Namun, mulai memasuki babak delapan besar dipakai sistem game kemenangan.
 Selain itu, partai yang digelar juga lain. Purple League tidak mengenal ganda putri dan menggantinya dengan dua partai tunggal putra dan dua ganda putra. (*)

Lolos karena Kepong Ubah Strategi

Rizky Hidayat di layar raksasa

PURPLE League sudah memasuki babak semifinal. Tapi, Petaling harus merelakan tak bisa berlaga dalam babak perebutan tempat ke final tersebut.
 Mereka dipaksa mengakui ketangguhan Kepong dengan 7-13 pada pertandingan babak delapan besar yang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada Jumat  waktu setempat (6/2). Hanya, pebulu tangkis Indonesia yang  bergabung dalam Petaling mampu menyumbangkan kemenangan.
 Pasangan Ardiansyah Putra/Rizky Hidayat melibas wakil Kepong  Chin Chuan Jue/Soo Kar Seong 11-7, 6-11, 11-8, 11-8. Ini menjadi dua kemenangan yang dipetik Petaling dai enam partai.
 Satu lagi kemenangan disumbangkan pebulu tangkis Jepang Kenichi Tago. Dia tak mengalami kesulitan saat mengalahkan Ai Wei Jian 11-10, 11-, 11-6.
 ‘’Kepong mengubah strateginya. Mereka melepas tunggal putra pertamanya karena pasti kalah lawan Tago,’’ kata Rizky kepada smashyes.
 Ya, sebenarnya, Kepong mengandalkan Goh Soon Huat. Tapi, dia bakal tumbang jika bersua langsung dengan lelaki asal Negeri Sakura, julukan Jepang, itu. Secara ranking, Tago ungguh jauh. Dia ada di posisi 19 sedangkan Soon Huat di 126.
 ‘’Soon Huat pun dimainkan jadi tunggal putra kedua. Dia pun menang atas tunggal kedua kami, Soo Teck Zhi (11-5, 11-5, 11-1),’’ ungkap Rizky.
 Kekalahan telak itu pula yang membuat Petaling kalah jauh dalam game kemenangan. Ya, di babak delapan besar Purple League, sistem yang dipakai beda dengan penyisihan. Jika penyisihan menghitung poin, maka di delapan besar, game kemenangan yang dipakai.
 Kemenangan atasn Petaling membuat Kepong percaya diri. Di semifinal kompetisi klub bulu tangkis Malaysia pada Sabtu (7/2) tersebut,mereka menggilas Cheras dengan skor telak 17-6. Sama saat melawan Petaling, Puchong juga melepas tunggal putra pertama.
 Mereka menurunkan Nur Azryin Ayup yang dibabat habis oleh pebulu tangkis senior Malaysia Muhammad Hafiz Hashim 9-11, 11-7,6-11, 4-11. Soon Huat kembali turun sebagai tunggal kedua. Hasilnya, dia memetik kemenangan 11-6, 11-8, 11-8 atas Sim Fong Hao.
 Di Kepong, Indonesia diwakili Hendra Aprida Gunawan yang turun di ganda campuran. Di babak semifinal, dia berpasangan dengan Mei Qili dan menang 11-10, 11-9, 6-11 10-11, 11-8 atas Razi Abd Latif/Soong Fie Cho. (*)    

Cheras-Muar City Tunggu Lawan

HILANG POIN:Rusydina Antardayu

PURPLE League sudah memasuki babak delapan besar. Delapan tim teratas event yang merupakan kompetisi bulu tangkis Malaysia tersebut bakal melakukan pertarungan do or die.
 Nah, duatim, Cheras dan Muar City, akhirnya menjejakkan kaki ke babak semifinal. Itu setelah kedua tim melibas lawan-lawannya pada babak delapan besar yang dilaksanakan pada Kamis waktu setempat (5/2).
 Cheras mampu mengalahkan Petaling Jaya dengan 17-6 dan Muar City menghentikan langkah Serdang BC. Keduanya akan kembali tampil pada Sabtu waktu setempat melawan pemenang pertandingan semifinal kedua yang dilaksanakan Jumat waktu setempat (6/2). Babak empat besar hari kedua ini mempertandingkan Petaling melawan Kepong dan Puchong United versus Ampang Jaya.
Saat menang atas Petaling Jaya, Cheras nyaris sapu bersih. Dari lima partai yang digelar, mereka hanya kalah di tunggal putra kedua.  Ini terjadi ketika Sim Fong Hao dikalahkan Yogendran Khrisnan 4-11, 6-11, 11-8, 11-10,4-11.
 Sedangkan Muhammad Hafiz Hashim (tunggal putra pertama), Sarita  Suwanakijboriharn (tunggal putri), Muhammad Hafizi Hashim/Zakry Abdul Latif (ganda putra pertama), Razif Ab Latif/Soong Fie Cho (ganda campuran), dan Mohd Lutfi Zaim/Trawut Potieng memupus asa wakil Petaling.
 Dalam pertandingan kedua tim, hanya di kubu Petaling yang menempatkan pebulu tangkis Indonesia. Di tunggal putri, Millicent Wiranto, menyerah kepada Sarita 7-11, 6-11, 11-6,7-11.
 Sementara, dalam pertandingan kedua, hal yang sama juga terjadi.Muar City hanya kehilangan satu partai.Tunggl putri mereka asal Indonesia, Rusydina Antardayu, menyerah 11-7,11-5,10-11, 7-11, 5-11 kepada Goh Jin Wei dari Serdang.
Untung wakil Muar City dari Indonesia Fikri Hadmadi yang dipercaya sebagai tunggal putra kedua tak mengalami kesulitan menang 11-9, 11-5, 11-7 atas Lim Zhen Ting. (*)

Sony Merangkak dari Kualifikasi

EKSHIBISI: Sony Dwi Kuncoro dan Febriyan Irvannaldy

BERMAIN di babak utama sudah menjadi hal yang biasa bagi Sony Dwi Kuncoro. Itu terjadi di semua turnamen bergengsi berlabel super series premier.
 Tapi, itu terjadi saat rankingnya berada di kisaran 10 besar dunia. Beda dengan sekarang.
 Seiring cedera yang menimpa yang membuatnya absen di berbagai turnamen, ranking Sony pun jeblok. Imbanya, kini arek Suroboyo itu pun harus rela melalui babak kualifikasi.
 Bukan di ajang super series atau pun super series premier. Dalam ajang grand prix gold, Sony harus berjuang dari babak kualifikasi dulu.
 Seperti yang terjadi dalam Jerman Grand Prix Gold 2015. Dengan ranking 127, bapak dua anak ini pun harus rela berkeringat dulu untuk menembus babak elite.
 ‘’Iya, saya harus lewat babak kualifikasi di Jerman nanti,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Di Jerman Grand Prix Gold tahun ini yang dilaksanakan di Mulheim an der Ruhr pada 24 Februari-11 Maret 2015,Sony berhadapan dengan Kasper Lehikoinen dari Finlandia. Dari ranking dunia, pebulu tangkis yang kini membela Tjakrindo Masters tersebut masih unggul dibandingkan Kasper yang duduk di posisi 145. Namun, jika lengah, bisa jadi Sony gagal merasakan persaingan babak utama turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Sebelum belaga di Jerman Grand Prix Gold, Sony sudah menjajal kemampuannya dalam Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2015. Dalam ajang yang dilaksanakan di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, pada 25 Januari-1 Februari itu, dia membela Jaya Raya Jakarta.
 Hanya, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 itu tak selalu turun ke lapangan.Ini disebabkan posisinya sebagai tunggal keempat.
 Sony kalah rankingnya dibandingkan Tommy Sugiarto, Wei Nan asal Hongkong, dan Tanongsak Saensomboonsuk (Thailand).
 Dia hanya turun saat timnya sudah memastikan lolos ke semifinal. Tampil sebagai tunggal ketiga, Sony mengalahkan Panji Ahmad Maulana dari Mutiara Bandung dengan 21-12, 21-10 serta Tatsuya Watanabe (Tonami Jepang) dengan 21-16, 21-9.
 Mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu kembali tak masuk line up ketika Jaya Raya dipermalukan Djarum Kudus 0-3 serta menang 3-0 atas  Tonami dalam perebutan posisi III.
 Selain itu, Sony juga mengasah kemampuannya dengan tampil di laga ekshibisi melawan Febriyan Irvannaldy di sela-sela Kejurab di Pacitan, Jawa Timur. (*)

Wakil Indonesia di Tunggal Putra dalam Jerman GPG 2015
Kualifikasi:Sony Dwi Kuncoro,Thomi Azizan Mahbub,Firman Abdul Kholik
Utama:Tommy Sugiarto,Simon Santoso, Dionysius Hayom Rumbaka, Andre Kurniawan Tedjono

Habis Musuhan, Makan Bersama

LAWAN: Yuhan Tan (foto: badmintoneurope)

ANDRE Kurniawan Tedjono dan Yuhan Tan berasal dari dua negara yang berbeda. Andre dari Indonesia sedangkan satunya dari Belgia Meski pun, Yuhan punya darah Indonesia yang mengalir dari orang tuanya.
 Namun, itu tak membuat keduanya ada jarak. Andre dan Yuhan dikenal sebagai sahabat dekat.  Bahkan, kini,keduanya bergabung dalam satu klub di Jerman, Ludinghausen.
 ‘’Kami merupakan sahabat baik,’’ kata Andre kepada smashyes.
 Tapi, dalam Austria Challenge 2015, untuk sementara waktu, persahabatan tersebut sejenak ditanggalkan. Ini dikarenakan Andre dan Yuhan bakal berebut tiket babak kedua.
 Ya, dalam drawing (undian) yang sudah dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Andre akan ditantang sahabatnya itu pada pertandingan babak pertama Austria Challenge yang dilaksanakan di Wina pada 18-21 Februari mendatang.
 Dari catatan BWF, keduanya sudah dua kali bersua dalam turnamen resmi. Kedua-duanya dimenangkan Andre. Pebulu tangkis didikan Djarum Kudus tersebut menang di Jerman Grand Prix 2013 dan Belanda Grand Prix 2014.
 ‘’Iya, memang kami sudah sering bertemu,’’ ungkap Andre.
 Bahkan, dia pun punya kans untuk menang lag. Dari sisi ranking, Andre lebih bagus. Mantan penghuni  Pelatnas Cipayung tersebut ada di posisi 40 sedangkan Yuhan di 84.
 ‘’Habis musuhan, kami makan bareng. Musuhannya di lapangan saja,’’ ungkap Andre.
 Tahun ini, Andre baru sekali tampil yakni di Malaysia Grand Prix Gold. Hasilnya kurang memuaskan.
 Dia langsung tersingkir di babak pertama. Lelaki 28 tahun itu menyerah 15-21, 13-21 kepada musuh lamanya, Derek Wong dari Singapura.
 Tahun di Austria Challenge, Andre mampu menembus babak final. Sayang, langkahnya dihentikan Sourabh Varma dari India 11-21, 23-21, 18-21. (*)

Jejak Andre Kurniawan Tedjono di Austria Challenge 2014
Babak I: Mathias Borg (Swedia) 21-13, 18-21, 21-12
Babak II: Tzu Wei Wang (Taiwan) 24-22, 15-21, 21-12
Perempat final: Michal Rogalski (Polandia) 8-21, 21-17, 22-20
Semifinal:Rasmus Fladberg (Denmark) 17-21, 21-14,21-12
Final: Sourabh Varma (India x5) 11-21, 23-21, 18-21

X=unggulan

Lakoni Debut di Wina

EROPA:Wisnu Yuli (foto:victorsport)

DEBUT  Wisnu Yuli Prasetyo berbaju Djarum Kudus tak dilakoni di dalam negeri. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut bakal berlaga di Austria Challenge yang dilaksanakan di Wina pada 18-21 Februari 2015.
 Hanya, dengan ranking yang dimiki, Wisnu harus melalui babak kualifikasi. Ya, dalam peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), dia ada di posisi  201.
 Ini dikarenakan Wisnu jarang tampil selama 2014. Tercatat, lelaki kelahiran 11 Juli 1992 tersebut hanya berlaga di enam turnamen. Hasilnya pun cukup mengecewakan.
 Wisnu sudah tumbang di babak-babak awal. Poin terbanyak diraihnya dalam Indonesia Super Series Premier dengan menembus perdelapan final. Langkahnya dihentikan Hans-Kristian Vittinghus dari Denmark dengan straight game 16-21, 11-21.
 Dibandingkan rekan-rekannya saat di Pelatnas Cipayung, Wisnu kalah intensitas tampil di berbagai event. Selain itu, persaingan yang ketat membuat dia pun akhirnya memutuskan meninggalkan kawah candradimuka pebulu tangkis Indonesia itu.
 Lelaki yang juga akrab disapa Ucil itu pun kembali ke klub yang membesarkannya, Surya Baja, Surabaya. Namun, ketika kembali ke Kota Pahlawan, julukan Surabaya, sang pemilik klub, Abdul Chodir, lagi fokus dengan pekerjaan utamanya sebagai pemilik perusahaan pembuat mesin batako.
 Selain itu, dia juga menjadi senior di klub yang latihannya berpindah ke Candi, Sidoarjo, itu. Ini membuat Wisnu tak kuasa menolak saat rekannya di Cipayung, Dionysius Hayom Rumbaka, mengajak bergabung dengan Djarum.
  Di Wina, pada pertandingan pertama kualifikasi, Wisnu akan menjajal unggulan ke-16 asal Rusia Nikita Khakimov.Jika menang, dia masih butuh dua hasil manis lagi untuk bisa merasakan babak utama turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut.
 Selain Wisnu, di babak kualifikasi ada pebulu tangkis Indonesia lainnya yakni Adi Pratama, Setyadi Putra Wibowo,Firman Abdul Kholik, Riyanto Subagja, dan Thomi Azizan Mahbub serta Julian Arbitama. (*)

Larang ke SBI, eh Tampil di Purple League

KAJANG: Liliyana (dua kanan dari depan)

PP PBSI tak memberikan kesempatan kepada Liliyan Natsir tampil pada Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015. Padahal, klubnya, Djarum Kudus, ikut ambil dalam ajang yang dilaksanakan di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, pada25 Januari-1 Februari 2015 lalu.
 Bahkan, Djarum mampu menembus babak semifinal beregu putri. Sayang, mereka gagal menembus final usai dikalahkan Jaya Raya dengan skor 3-2 pada babak semifinal yang dilaksanakan Jumat(30/1). Bisa jadi, salah satu penyebab kekalahannya adalah absennya Liliyana.
 Alasannya, pebulu tangkis asal Manado, Sulawesi Utara,tersebut tengah dipersiapkan menghadapi All England 2015. Turnamen berlabel super series premier tersebut akan dilaksanakan 3-8 Februari mendatang.
 Apalagi, perempuan berambut cepak tersebut sudah tiga kali beruntun (hat-trick) juara di ganda campuran berpasangan dengan Tontowi Ahmad. Pasangannya itu juga tak bisa membela Djarum Kudus di SBI 2015.
 Namun, ada yang aneh. Pada saat yang hampir bersamaan, Sabtu, 31 Januari 2015, Liliyana, berlaga di Purple League dengan membela bendera  Kajang.
 Bahkan, dia berlaga saat bersamaan dengan Djarum Kudus berlaga di perebutan posisi ketiga melawan Hokuto Bank Jepang dan memetik kemenangan 3-0.  Sementara di Purple League, Liliyana berpasangan dengan Songphon Anugritayawon asal Thailand.
 Mereka mengalahkan wakil Serdang Lim Zhen Ting/Sannatasah Saniru dengan 11-4, 11-6,11-3. Sayang, kemenangan ini tak mampu menolong Kajar dari kekalahan.
 Mereka menyerah 186-193. Hasil ini membuat Kajang berada di posisi kesebelas atau satu setrip di atas juru kunci, Bangsar Hawks.
 Dalam Purple League atau kompetisi bulu tangkis antarklub di Malaysia, banyak pebulu tangkis Indonesia ikut ambil bagian. Di tunggal putra tercatat nama-nama seperti Simon Santoso dan Sony Dwi Kuncoro. (*)

Muar City Gagal Berlari Menjauh


:
PUNCAK:Pemain dan ofisial Muar City (foto:thestar)
MUAR City tersandung. Pimpinan klasemen Purple League itu dipaksa menyerah dalam laga terakhirnya pada Minggu (1/2). Secara mengejutkan, Muar City harus mengakui ketanggguhan Puchong United dengan 218-203.
 Dari enam partai yang digelar dalam ajang yang merupakan kompetisi bulu tangkis di Malaysia tersebut, wakil Muar City hanya mampu memetik dua kemenanan dari sektor tunggal putra kedua dan ganda putra kedua. Di sektor tunggal kedua, Tan Chun Seang menundukkan duta Puchong, Khosit Phetpradub,11-7, 10-11,11-10, 11-8. Sedangkan pasangan Chow Pak Chuu/Tan Wee Kiong menang tiga game atas Tan Wee Gieen/Yew Hong Kheng 11-10, 11-9,11-10.
 Sayang, di empat partai lainnya, andalan Muar City bertumbangan, termasuk sektor tunggal putra pertama dan tunggal putri. Di tunggal putra, pebulu tangkis senior asal Singapura Ronald Susilo tumbang   8-11, 9-11, 10-11 kepada Liew Daren. Begitu juga Rusydina Antardayu asal  Indonesia yang menyerah 7-11, 3-11, 7-11 kepada juara Asia dan dunia Aya Ohori.
 Keperkasaan Puchong United juga terjadi di ganda putra pertama dan ganda campuran. Daeren Isaac/Wong Fai Yin tampil ektrasberkeringat untuk menundukkan Mak Hee Chun/Tan Bin Shen 11-7, 11-10,7-11, 9-11, 11-8 dan pasangan ganda campuran Tan Aik Quan/Lai Pei Jing melibas Teo Kok Siang/Chow Mei Kuan 11-10, 5-11, 11-10, 11-5.
 Untung, modal kemenangan di laga-laga sebelumnya membuat Muar City unggul 16 game atas rival terdekatnya, Petaling Jaya, dan 26 game dari Punchong United. Ya, Purple League memakai sistem perbedaan game menang dan game kalah untuk menentukan ranking dalam klasemen. Perbedaan dengan liga lainnya di dunia, enam partai yang digelar tak ada nomor ganda putri. (*)

Klasemen sementara (5 besar)
1.Muar City 76
2.Petaling Jaya 55
3. Puchong United 45
4.Kepong  27
5.Petaling 19

Okuhara Gagalkan Sapu Bersih Tiongkok

JEGAL:Nozomi Okuhara (foto:yonex)

TUAN rumah gagal sapu bersih juara dalam Tiongkok Challenge 2015. Satu nomor lepas dari genggaman pebulu tangkis Negeri Panda, julukan Tiongkok.
 Adalah Nozomi Okuhara yang menjadi pengganjal langkah wakil negeri terpadat di dunia itu untuk mkeraih lima gelar. Dalam final turnamen berhadiah total USD 15 ribu pada Minggu waktu setempat (1/2) di Lingshui, Okuhara menghentikan langkah wakil Tiongkok Chen Yu Fei dengan dua game langsung 21-19, 21-16. Dari sisi ranking, Nozomi unggul jauh. Dia di possisi 21 sedangkan lawannya 484.
 Penampilan Okuhara memang tengah on fire. Pada 2015 yang baru memasuki bulan kedua, dia sudah mengantongi dua gelar. Sebelumnya, gadis 20 tahun tersebut menjadi juara di ajang Malaysia Grand Prix Gold.
 Tahun lalu, dia meraih tiga gelar yakni di Selaandia Grand Prix, Vietnam Grand Prix, dan Korea Grand Prix. Selain itu, Okuhara mampu menembus turnamen yang levelnya lebih tinggi, Hongkong Super Series. Capaian ini membuat rankingnya melonjak tajam.
  Sempat berada di kisaran 50-an, kini dia mampu berkutat di 20-an besar dunia. Bahkan, tak menutup kemungkinan, posisi akan melonjak lagi hingga ,mendekati 10 besar.
 Sayang sukses Okuhara gagal diikuti di nomor tunggal putra. Wakil Negeri Sakura, julukan Jepang, Kazuma Sakai menyerah dua game 14-21, 12-21. (*)

HASIL Tiongkok Challenge 2015

Tunggal putra:Qiao Bin (Tiongkok) v Kazuma Sakai Jepang x2) 21-14, 21-12

Tunggal putri: Nozomi Okuhara (Jepang x2) v Chen Yu Fei (Tiongkok) 21-19, 21-16

Ganda putra:Wang Yilv/Zhang Wen (Tiongkok x2) v Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok x1) 21-10, 22-20

Ganda putri: Dongni Ou/Yu Xiaohan (Tiongkok x2) v Ayane Kurihara/Naru Shinoya (Jepang x1) 14-21, 21-18, 23-21

Ganda campuran: Zheng Si Wei/Chen Qingchen (Tiongkok x3) v Liu Yuchen/Yu Xiaohan (Tiongkok x1) 15-21, 21-12, 21-13

X=unggulanTUAN rumah gagal sapu bersih juara dalam Tiongkok Challenge 2015. Satu nomor lepas dari genggaman pebulu tangkis Negeri Panda, julukan Tiongkok.
 Adalah Nazomi Okuhara yang menjadi pengganjal langkah wakil negeri terpadat di dunia itu untuk mkeraih lima gelar. Dalam final turnamen berhadiah total USD 15 ribu pada Minggu waktu setempat (1/2) di Lingshui, Nozomi menghentikan langkah wakil Tiongkok Chen Yu Fei dengan dua game langsung 21-19, 21-16. Dari sisi ranking, Nozomi unggul jauh. Dia di possisi 21 sedangkan lawannya 484.
 Penampilan Okuhara memang tengah on fire. Pada 2015 yang baru memasuki bulan kedua, dia sudah mengantongi dua gelar. Sebelumnya, gadis 20 tahun tersebut menjadi juara di ajang Malaysia Grand Prix Gold.
 Tahun lalu, dia meraih tiga gelar yakni di Selaandia Grand Prix, Vietnam Grand Prix, dan Korea Grand Prix. Selain itu, Okuhara mampu menembus turnamen yang levelnya lebih tinggi, Hongkong Super Series. Capaian ini membuat rankingnya melonjak tajam.
  Sempat berada di kisaran 50-an, kini dia mampu berkutat di 20-an besar dunia. Bahkan, tak menutup kemungkinan, posisi akan melonjak lagi hingga ,mendekati 10 besar.
 Sayang sukses Okuhara gagal diikuti di nomor tunggal putra. Wakil Negeri Sakura, julukan Jepang, Kazuma Sakai menyerah dua game 14-21, 12-21. (*)

HASIL Tiongkok Challenge 2015

Tunggal putra:Qiao Bin (Tiongkok) v Kazuma Sakai Jepang x2) 21-14, 21-12

Tunggal putri: Nozomi Okuhara (Jepang x2) v Chen Yu Fei (Tiongkok) 21-19, 21-16

Ganda putra:Wang Yilv/Zhang Wen (Tiongkok x2) v Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok x1) 21-10, 22-20

Ganda putri: Dongni Ou/Yu Xiaohan (Tiongkok x2) v Ayane Kurihara/Naru Shinoya (Jepang x1) 14-21, 21-18, 23-21

Ganda campuran: Zheng Si Wei/Chen Qingchen (Tiongkok x3) v Liu Yuchen/Yu Xiaohan (Tiongkok x1) 15-21, 21-12, 21-13

X=unggulan

Wisnu Yuli Ikuti Ajakan Hayom

IZIN:Wisnu Yuli tinggalkan Surya Baja (foto:victor)

PELATNAS Cipayung sudah ditinggal Wisnu Yuli Prasetyo. Mulai akhir tahun 2014, dia terdeepak dari kawah candradimuka pebulu tangkis Indonesia tersebut.
 Alasannya klasik,dia dianggap kalah bersaing dengan para rival. Padahal, dari sisi usia, Wisnu masih punya jalan yang lapang.
 ''Wisnu sudah dikembalikan ke kami. Dia pun sempat berlatih bersama kami di Sidoarjo,'' kata Pemilik Surya Baja, Abdul Chodir, kepada smashyes.
 Hanya, keberadaan lelaki yang akrab disapa Ucil itu pun tak lama. Mulai Januari lalu, dia sudah bergabung dengan klub raksasa, Djarum Kudus.
''Dia diajak oleh Hayom (Dionysius Hayom Rumbaka, red) yang merupakan sahabat Wisnu. Rencananya, dia akan menjadi pendamping Hayom bertanding di luar negeri,'' ucap Chodir, panggilan karib Abdul Chodir.
 Wisnu, jelasnya, juga sudah minta izin kepadanya untuk berlatih di Kudus, yang menjadi home base Djarum. Untuk itu, surat keluar dari Surya Baja pun sudah ditandatanganinya.
 ''Hanya, statusnya tetap sebagai pebulu tangkis Jawa Timur untuk PON 2016. Klub boleh pindah tapi domisilnya tetap,'' ungkap Chodir.
 Dia tak ada Wisnu, lanjut dia, kini SUrya Baja bakal lebih fokus kepada pembinaan. Dia berharap klubnya bisa kembali mencetak Wisnu Yuli-Wisnu Yuli yang lain. Sebelumnya, Surya Baja juga pernah diperkuat mantan pebulu tangis Pelatnas Cipayung Tauiq Hidayat Akbar. (*)

Djarum Gagal Usik Posisi Musica

PERTAHANKAN: Selebrasi kubu Musica Champions Kudus

IKHSAN Maulana Mustofa tak kuat menanggung beban. Akibatnya, dia menyerah dengan tiga game kepada Jonatan Christie dengan rubber game 21-14, 11-21, 18-21 di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, pada Minggu waktu setempat (1/2).
 Kekalalahan Ikhsan pun membuat Djarum Kudus gagal merampas gelar dari Musica Champions Kudus dalam final Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015. Djarum pun menyerah 2-3.
 Ini sekaligus membuat Djarum belum pernah sekalipun memenangi kelompok beregu putra dalam SBI yang sudah dilaksanakan pada 2007, 2011, 2013, dan 2014 tersebut. Sebaliknya, bagi Musica, kemenangan Jonatan membuat klub  yang disokong perusahaan rekaman tersebut mencetak hat-trick (tiga kali beruntun) menjadi juara.
 Sebenarnya, Djarum sempat  leading dalam pertandingan yang juga disiarkan sebuah stasiun televise swasta tersebut. Dalam partai pertama, pebulu tangkis tamu Djarum asal Korea Selatan Son Wan-ho mempermalukan Simon Santoso dengan rubber game 16-21, 21-9, 21-17.
 Bagi Simon, kekalahan ini di luar dugaan. Pada babak penyisihan akhir Grup A Kamis (29/1), mantan tunggal putra terbaik Indonesia itu menang dua game langsung 21-13, 21-19. Selain itu, dalam pertemuan resmi, Simon unggul tiga kali dalam empat kali pertemuan.
 Namun, Musica mampu menyamakan kedudukan dari ganda pertama. Bintang asal Korea Selatan yang berpasangan dengan pebulu tangkis muda Fajar Alfian melibas Mohammad Ahsan/Berry Anggriawan 16-21,21-14, 21-15.
 Pasangan Yong-dae/Fajar merupakan hasil otak-atik dari kubu Musica. Mereka sempat mengandalkan Yong-dae yang dipasangkan dengan Vladimir Ivanov dari Rusia.  Sayang, saat di babak penyisihan, mereka tumbang kepada Ahsan/Berry.
 Nah, kemenangan ini pun menambah semangat tunggal kedua Musica Lee Hyun-il . Singa tua dari Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut menang mudah 21-10, 21-7. Pil pahit tersebut membuat Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, gagal melakukan revans. Pada India Super Series 2011, dia menyerah 16-21, 19-21.  Asa Djarum kembali terbuka saat pasangan Fran Kurniawan/Kevin Sanjaya memetik kemenangan 21-17,21-11 atas Markus Fernaldi/Wahyu Nayaka.
 Dua sebelumnya digapai Musica usai menundukkan Malaysia Tigers 3-1 pada 2013 dan Jaya Raya Jakarta dengan skor 3-2 setahun berikutnya. Pada 2013 dan 2014, SBI dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya. (*)

Hasil SBI 2015
Putra:
Juara: Musica Champions Kudus
Runner-up: Djarum Kudus
Posisi III:Jaya Raya
Posisi IV: Tonami Jepang

Putri:
Juara: Jaya Raya Jakarta
Runner-up: Renesas Jepang
Posisi III: Djarum Kudus
Posisi IV:Hokuto Bank Jepang

Duo Thailand Selamatkan Muka Jaya Raya

PODIUM: Kubu Jaya Raya usai meraih juara SBI 2015


JAYA Raya memastikan gelar nomor beregu putri dalam ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) tak terbang ke manca negara. Ini berkat kemenangan 4-1 atas Renesas Jepan dalam final yang dilaksanakan di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali,pada Sabtu waktu setempat (31/1).
 Meski memakai nama Jaya Raya, tapi sukses mereka tak lepas dari penampilan gemilang dua tunggal putri asal Thailand, Ratchanok Intanon dan Busanan Ongbumrungpan. Mereka menyumbangkan kemenangan untuk tim ibu kota.
 Ratchanon, yang merupakan juara dunia tunggal putri 2013, menang mudah atas Kana Ito dengan dua game langsung 21-13, 21-13. Kemenangan ini membuat Jaya Raya leading 1-0.
 Tapi Renesa sempat menyamakan kedudukan melalui pasangan Miyuki Maeda/Reika Kakiiwa. Pasangan peringkat kelima dunia itu mempermalukan ganda terkuat Jaya Raya Pia Zebadiah/Rizky Amelia Pradipta 18-21, 14-21.
 Bagi Pia/Rizky, ganda Negeri Sakura, julukan Jepang, itu memang menjadi momok. Mereka dua kali berjumpa dan tak pernah menang yakni di Denmark Super Series Premier 2013 dan Malaysia Super Series 2013.
 Busanan kembali membuat Jaya Raya unggul. Gadis peringkat 19 dunia tersebut melibas Ayumi Mine dengan straight game 21-9, 21-11.
 Ini menjadi balas dendam Busanan. Dia pernah dipermalukan Ayumi dalam Vietnam Challenge 2012.Saat itu, Busanan menyerah 15-21, 12-21.
 Kemenangan Busanan tersebut mengangkat semangat rekan-rekannya. Greysia Polii/Anggia Shitta Awanda pun sukses memastikan Jaya Raya juara kembali berkat keunggulan 21-19, 21-10 atas Naoko Fukuman/Kurumi Yonao.
 Hasil tersebut membuat Bellaetrix Manuputty tak perlu turun ke lapangan. Seharusnya, dia akan berhadapan dengan Yuki Fukushima. (*)

Distribusi Gelar Beregu Putri SBI 2015

2007:
Tangkas  Jakarta v Jaya Raya Jakarta 3-2

2011
Suryanaga Surabaya v Jaya Raya Jakarta 3-0

2013
Jaya Raya v Unisys Jepang 3-2

2014
Jaya Raya v Unisys Jepang 3-1

2015:
Jaya Raya v Renesas Jepang 3-1

Pasangkan Kevin dengan Sinyo

BARU:Kevin Sanjaya (foto:djarum)

MASUKNYA kembali  Markus Fernaldi ke Pelatnas Cipayung sempat menjadi tanda tanya.  Alasannya, dia dipanggil sendiri tanpa bersama pasangannya terakhir, Markis Kido.
 Sempat merebak spekulasi beberapa calon pebulu tangkis yang akrab disapa Sinyo tersebut. Nama Ade Yusuf, Wahtu Nayaka, hingga Rian Agung Saputro sempat beredar.
 Namun, yang dipasangkan dengan putra pelatih kawakan, Kurnia Hu, tersebut akhirnya jatuh ke tangan Kevin Sanjaya Sukamulya. Bisa jadi, ini dikarenakan Kevin sudah tak punya pasangan tetap.
 Tandem terakhirnya, Selvanus Geh, sudah tidak berada di Pelatnas Cipayung. Dia dikembalikan ke klub asalnya, Wima Surabaya.
 Pasangan Sinyo/Kevin langsung diuji dalam turnamen bergengsi, All England Super Series Premier, yang dilaksanakan di Birmingham, Inggris, pada 3-8 Februari 2015. Mereka pun langsung bisa berlaga di babak utama bukan lagi melalui babak kualifikasi.
 Ini dikarenakan poin yang dikumpulkan Sinyo dengan pasangan lamanya, Kido, cukup tinggi. Bahkan, dalam ranking dunia terakhir, keduanya masih menembus babak 10 besar.
 Sedangkan Kevin pun rankingnya tidak terlalu jeblok. Bersama Selvanus, keduanya masih tercatat duduk di posisi 32 dunia.
 Di All England 2015 pada nomor ganda putra, Indonesia masih mengandalkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang juga menyandang status juara bertahan.
 Selain itu ada juga Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan,Angga Pratama/Ricky Karanda dan Ade Yusuf/Wahyu Nayaka. Sedangkan pasangan anyar Kido/Agripinna Prima Rahmato masuk dalam daftar cadangan pertama. (*)


Langsung Fokus Tatap All England

BABAK AWAL:Riky/Richi tak mau gagal di All England.

RIKY Widianto memang menepati janji. Dia turun di ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015.
 Pebulu tangkis spesialias ganda ini membela klub yang membesarkan namanya, Wima Surabaya. Penampilannnya pada 2015 juga menjadi debutnya dalam SBI.
 Tahun lalu, dia absen karena tengah konsentrasi ke ajang All England. Sementara, pada ajang sebelumnya, Wima belum pernah unjuk kebolehan di babak bergengsi.
 Meski, untuk itu, Riky rela bercapek ria. Ini dikarenakan dia langsung datang dari India usai mengikuti India Grand Prix Gold 2015 di Lucknow. Dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut, Riky menjadi juara ganda campuran berpasangan dengan Richi Puspita Dili.
Karena baru datang Selasa, Riky pun hanya tampil dalam dua pertandingan. Saat menghadapi Tanomi Jepang (28/1), dia berpasangan dengan Riyo Arief. Keduanya dipaksa menelan kekalahan 21-18,15-21, 18-21 kepada Hoki Takuro/Yugo Kabayashi.  ‘’Saya masih harus adaptasi dengan lapangan dan suasana pertandingan,’’ ungkap Riky.
 Kekalahan itu membuat Wima pun menyerah 1-4 dan gagal lolos ke babak semifinal sebagai wakil dari Grup B. Ini membuat klub binaan Ferry Stewart itu tak bisa mengulangi sukses 2014 dengan menduduki posisi III.
 Sehari setelah itu, Riky pun mulai panas. Berpasangan dengan pemain tamu, Muhammad Ulinnuha, mereka melibas ganda USM Yohanes Rendy Sugiarto/Arya Maulana 21-19, 21-13. Donasi poin ini menghindarkan Wima dari aib sebagai juru kunci grup.
 Hanya, usai dari SBI 2015, Riky tak bisa berleha-leha. Dia langsung  dipersiapkan menghadapi turnamen bergengsi All England yang dilaksanakan di Birmingham, Inggris, pada 3-8 Februari.
 Apalagi, tahun lalu, Riky/Richi mendapat hasil buruk. Mereka langsung kalah di babak pertama oleh pasangan dari babak kualifikasi Lu Kai/Huang dari Tiongkok. Pada 2013, Riky/Richi juga langsung angkat koper di babak perdana. (*)

Musica Mengejar Gelar Ketiga

YESS: Yong-dae bawa Musica ke final. (foto:djarum)
 Simon tak mengalami kesulitan berarti saat mengalahkan Sho Sasaki dengan 21-16, 21-13. Sasaki bukan lawan yang asing bagi Simon.
 Keduanya sudah delapan kali bertemu. Hasilnya, Simon enam kali memetik kemenangan.
 Sedangkan Jonatan juga menang dua game 21-16,21-16 saat meladeni Tatsuya Watanabe.Secara ranking, Jonatan unggul jauh. Dia ada di posisi 82 sedangkan lawannya di 359.
 Satu poin krusial lainnya disumbangkan pasangan dadakan Lee Hyong-dae/Fajar Alfian. Mereka bertarung tiga game 21-13, 19-21,21-16 untuk melibas Noriyatsu Hirata/Hirokatsu Hashimoto. Biasanya, Hyong-dae yang berasal dari Korea Selatan ditandemkan dengan raksasa asal Rusia Vladimir Ianov.
 Sayang, di dua laga lain, Lee Hyun-il asal Korea Selatan dan pasangan Markus Fernaldi/Wahyu Nayaka takluk. Hyun-il, yang baru saja menjuarai Malaysia Grand Prix Gold 2015, dipermalukan Riichi Takeshita 21-18, 19-21, 22-14 dan Markus/Wahyu tumbang 23-21, 17-21, 14-21 kepada Keigo Sonoda/Takeshi Kamura.
 Di babak final, Musica ditantang Djarum Kudus yang secara mengejutkan menang mudah atas finalis tahun lalu Jaya Raya dengan 3-0. Poin Djarum didonasikan oleh Son Wan-ho yang menghentikan ambisi Tommy Sugiarto 15-21, 21-12, 21-13. Wan-ho merupakan pebulu tangkis Korea Selatan yang kini duduk di posisi keempat dunia. Kemenangan atas Tommy juga membuatnya leading 3-2 dalam head to head.
 Ini juga diikuti oleh pasangan Mohammad Ahsan/Berry Anggriawan yang menjungkalkan juara dunia 2007 dan peraih emas Olimpiade Beijing 2008 Markis Kido/Hendra Setiawan dua game langsung 21-18, 21-15. Dan Dionysius Hayom Rumbaka tak mengalami hambatan ketika menang 21-12, 21-18 atas Wei Nan.
 Tiga kemenangan beruntun membuat partai ganda kedua dan tunggal ketiga urung dilaksanakan. (*)

Juara SBI
2007:
Putra: Suryanaga Surabaya  v Tangkas  Jakarta 3-0
Putri: Tangkas  Jakarta v Jaya Raya Jakarta 3-2

2011
Putra: SGS  Bandung  v Suryanaga Surabaya 3-2
Putri:Suryanaga Surabaya v Jaya Raya Jakarta 3-0

2013
Putra: Musica Champions v Malaysia Tigers 3-2
Putri:Jaya Raya v Unisys Jepang 3-2

2014
Putra:Musica Champions v Jaya Raya 3-2
Putri: Jaya Raya v Unisys Jepang 3-1

Wima Lepas dari Posisi Juru Kunci

MENYERAH: Febriyan Irvannaldy (foto:djarum)
WIMA terhindar dari posisi juru kunci. Ini setelah klub binaan Ferry Stewart tersebut memetik kemenangan 3-2 atas USM dalam pertandingan terakhir penyisihan beregu putra Grup B Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015 di GOR Lilia Bhuana, Denpasar, Bali,pada Jumat siang waktu setempat (29/1).
 Kemenangan ini menempatkan Wima di posisi keempat grup alias di atas juru kunci USM. Sebenarnya, angka yang dikumpulkan Wima sama dengan Mutiara Bandung. Hanya, klub asal Kota Kembang,julukan Bandung, itu menang poin menang kalah yakni 872-923. Sementara, Wima mengoleksi 797-869.
 Dalam pertandingan melawan USM, tiga kemenangan disumbangkan oleh Anthony Sinisuka Ginting, Panji Akbar, dan pasangan Riky Widianto/Muh. Ulinnuha.
 Anthony, yang dipinjam dari SGS Bandung, menang dua game langsung 21-11, 21-15 atas Thomi Azizan Mahbud. Kemudian Panji Akbar, tamu asal Pelita Bakrie, melibas Reksy Aureza Megananda, 21-19, 21-13 dan Riky/ Ulinnuha menghentikan perlawanan Yohanes Rendy Sugiarto/Arya Maulana 21-19, 21-13.
 Sementara partai yang lepas akibat kekalahan yang dialami Rizky Hidayat/Ade Yusuf dan Febriyan Irvannaldy. Rizky/Ade dipermalukan Afiat Yuris Wirawan/Kenas Adi  16-21, 19-21 dan Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, tumbang 24-26, 10-21 kepada Shesar Hiren Rhustavito.
 ‘’Ya, saya tadi kalah dan tak bisa menyumbangkan angka buat Wima,’’ jelas Febri melalui layanan pesan singkat.
 Ini juga menjadi kemenangan perdana setelah Wima tiga kali beruntun tumbang oleh Mutiara 2-3 (25/1), 0-5 kepada Jaya Raya Jakarta (26/1), dan Tonami Jepang 1-4 (28/1). Dengan duduk di posisi ketiga membuat Wima gagal mengulang tahun lalu.
 Pada SBI 2014 yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, Wima secara mengejutkan menembus babak semifinal sebelum akhirnya duduk di posisi ketiga. Wakil dari Grup B yang lolos ke empat besar adalah Jaya Raya dan Tonami Jepang. (*)

Kalahkan Rival Terdekat, Duduki Runner-Up

TAKLUK:Nguyen Tien Ming (foto:vietnamnews)

PETALING Jaya naik ke posisi kedua dalam klasemen sementara Purple League. Mereka mengkudeta tempat yang semula diduduki Puchong United itu dalam event yang merupakan kompetisi bulu tangkis antarklub di Malaysia tersebut.
 Ini setelah Petaling Jaya mengalahkan Puchong United 202-191 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Rabu (28/1) waktu setempat. Hanya, di dua nomor bergengsi, tunggal putra pertama dan tunggal putri, wakil Petaling Jaya tumbang.
 Nguyen Tien Minh, pebulu tangkis tamu yang didatangkan dari Malaysia,menyerah 11-7,10-11, 8-11, 10-11 kepada Daren Liew. Kemudian, pebulu tangkis putri Lyddia Chen kalah 8-11, 7-11, 5-11 kepada mantan juara Asia Aya Ohori.
 Untung, di empat partai lainnya, andalan Petaling Jaya mampu memetik kemenangan.  Ganda putra pertama Jagdish Singh/Roni Tan menang 11-7,11-4, 11-9 atas Tan Aik Quan/Yew Hong Keng. Kemudian Bodin Isara/Prajakta Sawant 9-11, 11-6, 11-9, 11-9 dan tunggal putra kedua Yogendran Krishnan melibas Khosit Phetpradub 11-10,2-11, 11-9, 11-9 serta ganda putra kedua Chan Kwong Beng/Vountus Indramawan menjegal langkah Goh Sze Fei/Tan Jinn Hwa 11-9, 11-7, 11-8.
 Posisi teratas masih ditempati Muar City yang unggul 26 game. Dalam Purple Game, sistem yang dipakai adalah selisih game menang dan kalah. Selain itu, dalam tiap pertandingan menggelar enam partai yakni dua partai tunggal putra, dua partai ganda putra, satu partai tunggal putri, dan satu partai ganda campuran. (*)

Wima Gagal Ulang Sukses

PISAH:Rizky Hidayat (kanan)/Riyo Arie (foto:djarum)

WIMA gagal mengulangi capaian 2014. Tahun lalu, dalam Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI)  yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, klub asal Surabaya tersebut mampu menembus babak semifinal.
 Tapi, pada 2015, Wima langsung tersingkir di babak penyisihan. Anak asuh Ferry Stewart tersebut sudah menelan tiga kali kekalahan alias belum pernah memetik kemenangan dalam tiga penampilan.
 ‘’Sudah pasti, kami tak lolos ke semifinal,’’ kata Martinus Rudy, pengurus Wima.
  Pil pahit ketiga ditelan Febriyan Irvannaldy dkk atas Tonami Jepang dengan skor 1-4 dalam pertandingan Grup B yang dilaksanakan di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, pada Rabu sore waktu setempat (28/1).
 Satu-satunya kemenengan Wima disumbangkan pebulu tangkis yang didatangkan dari SGS Bandung Anthony Sinisuka Ginting. Lelaki yang juga ditempa di Pelatnas Cipayung tersebut menang 21-18,23-25, 21-10 atas pebulu tangkis tangguh Sho Sasaki.
 Sayang, sukses ini gagal diikuti oleh rekan-rekannya. Dua nomor tunggal melalui Panji Akbar dan Febri,sapaan karib Febriyan Irvannaldy, kalah. Begitu juga dengan dua pasangan Ade Yusu/Rizky Hidayat dan Riky Widianto/Riyo Arief.
 Panji tak berdaya saat dikalahkan Riichi Takeshita dengan 12-21, 16-21. Sementara, Febri menyerah 14-21, 18-21 kepada Tatsuya Watanabe.
 Sedangkan Ade/Rizky takluk 22-24, 21-23 kepada Keigo Sonoda/Takeshi Kamura dan Riky/Riyo tak berdaya di hadapan Hoki Takuro/Yugo Kabayashi dengan tumbang 21-18, 15-21,18-21.
 Dua kekalahan sebelumnya ditelan dari Mutiara dengan skor 2-3 (25/1) dan 0-5 dari Djarum Kudus (26/1). Wima masih menyisakan satu pertandingan yakni melawan USM pada 29 Januari. (*)

Hasil Pertandingan SBI 2015 Rabu (28/1)
Putra:
Grup A: Djarum Kudus v Hitachi Jepang 5-0;Musica Champions v Granular Thailand 5-0
Grup B:Tonami Jepang  Wima 4-1;Jaya Raya v Mutiara 4-1

Putri:

Grup C:Mutiara v USM 5-0, Jaya Raya v Gifu Tricky Jepang 4-1
Grup D: Renesas Jepang  v Granular Thailand 5-0;Djarum Kudus v Suryanaga 3-2

Izin Absen Bela Suryanaga di Superliga

PETALING: Tike Arieda (tengah) bersama rekan.

DI Indonesia tengah digelar Superliga Bulu Tangkis 2015. Tapi, tetap ada pebulu tangkis merah putih yang berlaga di Malaysia.
 Siapa? Salah satunya Tike Arieda Ningrum. Sebenarnya, dia masih tercatat sebagai pebulu tangkis Suryanaga. Ini membuat Tike pun absen membela klub asal Surabaya tersebut berlaga di ajang SBI 2015.
 ‘’Tike sudah izin ada keperluan di Malaysia dan kami mengizinkan,’’ kata Ketua PB Suryanaga Yacob Rusdianto kepada smashyes.
 Memang, absennya Tike ikut mereduksi kekuatan Suryanaga. Buktinya, dalam pertandingan melawan Renesas Jepang, Suryanaga yang sebenarnya lebih unggul menyerah 2-3 dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, pada Selasa (27/1).
 Sebaliknya, di waktu yang sama, Tike membawa klub yang dibelanya di Liga Bulu Tangkis Malaysia atau Purple League 2015, Petaling, mengalahkan Klang United 244-180. Tike turun di nomor ganda campuran berpasangan dengan pebulu tangkis yang juga berasal dari Indonesia, Ardiansyah Putra. Mereka mengalahkan Nelson Heg Wei Keat/Lee Meng Yean 7-11,10-11, 6-11, 7-11, 4-11.
 Sayang, keinginan sapu bersih urung terlaksana. Tunggal putra andalan yang juga peringkat dua dunia Jan O Jorgensen secara mengejutkan dipermalukan wakil Klang asal Singapura Derek Wong dengan 11-7, 9-11,11-10, 8-11, 10-11.
 Kemenangan atas Klang ini membuat Petaling nangkring di posisi kelima.Posisi teratas masih ditempati Muar City.(*)

Musica Turun dengan Komposisi Terbaik


DADAKAN: Lee Yong-dae (kanan)/Vladimir Ivanov 

MUSICA Champions akhirnya turun dengan kekuatan penuh. Setelah tampil dengan muatan nyaris lokal saat mengalahkan Hitachi Jepang 5-0 dalam pertandingan beregu putra Grup A dalam Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015 Senin (26/1), kini mereka pamer koleksi.
 Tiga pebulu tangkis asingnya langsung diturunkan sekaligus, yakni duo Korea Selatan Lee Hyun-il dan Lee Yong-dae serta Vladimir Ivanov asal Korea Selatan, saat menundukkan Suryanaga Surabaya 5-0 di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, pada Selasa malam waktu setempat (27/1).
 Sehari sebelumnya, Musica hanya menampilkan Chou Tien Chen asal Taiwan. Selebihnya adalah jago tepok bulu Indonesiaseperti dua tunggal Simon Santoso dan Jonatan Christie di tunggal. Selain itu ada dua pasangan Markus Fernaldi/Fajar Alfian dan Wahyu Nayaka/Edi Subaktiar.
 Tapi, ketika melibas Suryanaga, Tien Chen diistirahatkan.Sebagai gantinya Hyun-il turun ke lapangan.
 Lelaki yang baru saja menjuarai Malaysia Grand Prix Gold 2015 itu tak mengalami kesulitan saat mengalahkan Siswanto 21-14, 21-9. Sedangkan Yong-dae langsung dipasangkan dengan Ivanov ketika menang 21-15, 21-15 atas Rian Agung Saputro/Tri Kusumawardhana.
 Tiga kemenangan lain disumbangkan Simon Santoso yang menang 21-9, 21-18 atas Alamsyah Yunus, Jonatan yang unggul 21-10, 21-17 atas Kenta Matsumura, dan pasangan Markus Fernaldi/Fajar Alfian yang menyikat Christopher Rusdianto/Ronald Alexander 21-23,21-15, 21-13.
 Musica masih akan menghadapi Granular Thailand (28/1) dan Djarum Kudus (29/1). Juara dan runner-up grup bakal lolos ke semifinal. (*)

Agenda SBI Rabu (28/1)
Putra:
Grup A: Djarum Kudus v Hitachi;Musica  Granular
Grup B: Tonami v Wima, Jaya Raya v Cardinal

Putri:
Grup C: Mutiara v USM; Jaya Raya v Gifu Tricky Jepan
Grup D: Renesas Jepang v Granular Thailand; Djarum Kudus v Suryanaga

Suryanaga Bisa Gagal Lolos

TANGGUH: Andalan Djarum Sung Ji-hyun (foto:djarum)

PUTRI Suryanaga membuang peluang. Mereka menyerah 2-3 kepada klub Jepang Renesa Jepang dalam pertandingan ketiga Grup D yang dilaksanakan di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, pada Selasa waktu setempat (27/1).
 Kekalahan ini membuat langkah klub asal Surabaya itu menembus babak berikut tersendat. Padahal, jika menang atas klub Negeri Matahari Terbut, julukan Jepang, hasil di laga terakhir tak akan terlalu berpengaruh.
 ‘’Pemain sudah bermain maksimal. Namun, hasil di lapangan memang tak sesuai harapan,’’ kata Ketua PB Suryanaga Yacob Rusdianto kepada smashyes.
 Salah satu partai yang seharusnya dimenangkan Suryanaga adalah saat Febby Angguni melawan Ayumi Mine. Sempat unggul 21-16 di game pertama, mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut menyerah di dua game berikut 16-21, 19-21.
 ‘’Febby mainnya sudah semangat. Memang, kurang beruntung di game terakhir,’’ ungkap Yacob.
 Ya, selain Febby, Suryanaga juga kehilangan angka karena pil pahit yang ditelan pasangan Keshya Nurvita/Meliana Jauhari dan Devi Tika/Ni Ketut Mahadewi. Keshya/Meliana menyerah 7-21, 15-21 kepada ganda nomor lima dunia Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda. Sedangkan Devi/Mahadewi  tak berdaya di tangan Naoko Fukiman/Kurumi Yonao 13-21,13-21.
 Sementara, dua kemenangan dipetik Aprilia Yuswandari yang melibas Kana Ito 21-8, 21-7 dan pebulu tangkisnya yang juga berasal dari Jepang Mayu Sekiya yang unggul 21-17,14-21, 21-16 atas Yuki Fukushima.
Ini membuat posisi Suryanaga di ranking ketiga Grup D di bawah Renesad dan Djarum Kudus. Partai melawan Djarum bakal menentukan kelanjutan langkah Suryanaga.
 ‘’Bukan pesimistis, tapi melawan Djarum akan berat. Mereka mempunyai Sung Ji –Hyun (tunggal putri nomor empat dunia,’’ ujar Yacob.
 Dalam dua pertandingan sebelumnya, Suryanaga menang atas USM dan Granular dengan skor 3-2. (*)

Hasil Pertandingan SBI 2015 Selasa (27/1)
Putra:
Grup A: Djarum Kudus v Granular Thailand 5-0, Musica Champions v Suryanaga 5-0
Grup B:Tonami Jepang v Mutiara 3-2, Jaya Raya  USM 5-0


Putri:
Grup C:Mutiara v Gifu Tricky Jepang 4-1,Jaya Raya v Hokuto Bank Jepang 5-0
Grup D: Djarum Kudus v Jaya Raya New Star 5-0; Renesas Jepang  v Suryanaga 5-0

Lin Dan Kembali Sambangi All England

KANDIDAT: Lin Dan

LIN Dan terus menebar ancaman. Lelaki asal Tiongkok itu sudah masuk posisi 10 besar dunia.
 Kini, namanya tercantum sebagai peserta turnamen paling bergengsi, All England. Dari datar yang sudah dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Lin Dan besar kemungkinan akan menempati unggulan kelima.
 Ini menjadi penampilan perdananya setelah dua tahun absen. Ya, usai mempertahankan emas olimpiade di London bulan Agustus, Lin Dan memutuskan istirahat lama.
 Padahal, pada 2012, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut mampu menjadi juara. Dalam pertandingan final, Lin Dan mengalahkan sahabatnya di luar lapangan tapi rival beratnya di lapangan, Lee Chong Wei, asal Malaysia dengan dua game langsung 21-19, 6-2.
Game kedua tidak dilanjutkan karena pebulu tangkis negeri jiran tersebut mengalami cedera.Tahun ini, giliran Chong Wei absen. Dia masih menjalani skorsing dari BWF karena memakai doping dalam Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen, Denmark, pada Agustus.
 Tahun lalu, Lin Dan sudah mulai comeback. Lambat lain, dia kembali ke 10 besar setelah sempat terlempar di luar 100 besar. Selama 2014, peraih dua emas  olimpiade dan lima juara dunia tersebut empat kali naik ke podium terhormat.
 Di All England 2015 yang menyediakan hadiah total USD 500 ribu itu, Indonesia masih bertumpu kepada Tommy Sugiarto di tunggal putra. Kali terakhir, wakil merah putih yang menjadi juara nomor bergengsi ini adalah Haryanto Arbi pada 1994 atau 21 tahun lalu.
 Di 2014, Indonesia pulang dengan dua gelar melalui Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di ganda putra dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.(*)

Sapu Bersih di Dua Laga Sisa

BERAT: Pemain dan ofisial Wima di SBI 2015

KEJUTAN Wima dalam Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2014 susah terulang. Tahun ini, klub binaan Ferry Stewart tersebut sudah dua kali menelan kekalahan dalam dua penampilannya.
 Pada Senin (26/1) di Denpasar, Bali, dalam pertandingan Grup B, Wima dikalahkan Jaya Raya Jakarta dengan skor telak 0-5. Sehari sebelumnya (25/1), Febriyan Irvannaldy dkk takluk 2-3 kepada Mutiara Bandung.
 ‘’Meski tipis, peluang lolos tetap ada. Kami tetap akan berjuang semaksimal mungkin,’’kata Riyo Arief, salah satu pebulu tangkis Wima.
 Syaratnya, tambah dia, Wima mampu menang dalam dua laga lainnya yakni menghadapi Tonami Jepang dan USM Semarang.  Secara pribadi, dia optimistis mampu merealisasikan asa tersebut.
 Saat menghadapi Jaya Raya, Wima menyimpan tunggal andalannya, Febriyan Irvannaldy.  Bisa jadi, Ferry sudah menghitung matang-matang kans melawan Jaya Raya.
 Febri, sapaan karib Febriyan  Irvannaldy, tetap akan susah menang jika diturunkan melawan Jaya Raya.Tommy Sugiarto, Wei Nan, ataupun juga Tanongsak Saensomboonsuk tetap lawan yang berat baginya. Tenaga dan kemampuannya bakal lebih berguna ketika Wima melawan Tonami dan USM. (*)

Hasil Jaya Raya v Wima
1.Tommy Sugiarto v Anthony Sinisuka Ginting 21-18, 18-21, 21-12
2.Hendra Setiawan/Angga Pratama v Ade Yusu/Rizky Hidayat  21-16, 16-21, 21-13
3.Wei Nan v Panji Akbar 24-22, 21-15
4. Markis Kido/Agripinna Primma v Muhammad Ulinnuha 21-17, 21-11
5.Tanongsak Saensomboonsok v Rizki Antasari  21-15, 21-15

Putri Suryanaga Lebih Punya Kans



MENANG: Atlet putra dan putri beserta ofisial Suryanaga.
SURYANAGA Surabaya masih menjaga peluang lolos di sektor putra. Ini setelah klub asal Kota Pahlawan, julukan Surabaya, memetik kemenangan 3-2 atas Granular Thailand dalam pertandingan Grup A yang dilaksanakan di Denpasar, Bali, pada Senin siang waktu setempat (26/1).
 ‘’Ya, kami akhirnya bisa menang,’’ kata Ketua PB Suryanaga Yacob Rusdianto kepada smashyes.
 Tiga kemenangan Suryanaga disumbangkan Alamsyah Yunus dan Fauzi Adnan dari sektor tunggal serta pasangan Rian Agung Saputro/Tri Kusumawardhana. Alamsyah menundukkan Moh Arif Abdul Latif, yang berasal dari Malaysia, dengan 21-14, 21-13. Fauzi, yang musim lalu membela Wima, juga menang dua game 21-18, 21-12 atas Tawan Huansuria. Sedangkan Rian/Trikusuma unggul straight game 21-17, 21-13 atas Koo Kean Keat/Chayut Triyachart.
 Sedangkan kekalahan ditelan tunggal kedua Kenta Matsumura oleh Prinyawat Thongnuan 20-22, 14-21 dan ganda kedua Alvent Yulianto/Ronald Alexander kepada Pakkawat Vilailak/Mohd Ari bin Abdul Latif 15-21, 18-21.
 ‘’Namun, untuk lolos masih berat. Kami harus bisa mengalahkan Musica Champions Kudus,’’ ujar Yacob.
 Musica, jelasnya, diperkuat para bintang. Di tunggal ada Lee Hyun-il asal Korea Selatan dan juga compatriot (rekan satu negara) Lee Yong-dae di nomor ganda.
 ‘’Kekalahan 1-4 dari Djarum di partai perdana membuat langkah kami tak ringan,’’  terang lelaki yang pernah duduk sebagai Sekjen PP PBSI tersebut.
  Hanya, Yacob menyebut di kelompok putri, jalan lolos  babak berikut terbentang. Febby Angguni dkk sudah dua kali memetik kemenangan.
 Dalam laga perdana (25/1) Grup D mengalahkan Granular Thailand 3-2, Suryanaga melibas USM dengan skor telak 4-1.
 ‘’Putrinya lebih lapangan untuk lolos,’’ ungkap Yacob (*)

Pia Lebih Berat Main di Malaysia


TIM juara bertahan beregu putri, Jaya Raya Jakarta, nyaris malu. Mereka hanya mampu menang tipis 3-2 saat berhadapan dengan USM dalam pertandingan Grup C yang dilaksanakan di Denpasar, Bali, pada Minggu waktu setempat (25/1).
 Salah satu kekalahan yang cukup mengejutkan adalah tumbangnya partai ganda putri pertama yang selama ini menjadi andalan Jaya Raya memetik kemenangan.  Padahal, tim asal ibu kota itu mempunyai Greysia Polii, Nitya Krishinda Maheswari, Rizky Amelia Pradipta, dan Pia Zebadiah.
 Tapi, saat berhadapan dengan USM, Jaya Raya menurunkan Greysia/Rizky. Hasilnya, secara mengejutkan ganda yang sudah kenyang pengalaman tersebut menyerah 19-21, 19-21 kepada Debby Susanto/Ririn Amelia.
 Mengapa bukan Greysia/Nitya yang merupakan pasangan terbaik Indonesia saat ini sekaligus peraih emas di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan? Cedera yang dialami saat di Super Series Final di Dubai, Uni Emirat Arab, akhir Desember lalu belum 100 persen pulih.
 Ke mana Pia? Ternyata, pada saat bersamaan, adik pebulu tangkis spesialis ganda Markis Kido itu tengah berada di Malaysia. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu membela Cheras dalam ajang kompetisi bulu tangkis Malaysia atau yang disebut Purple League.
 Pia turun di nomor ganda campuran berpasangan dengan Trawut Potieng asal Thailand. Pasangan beda negara ini menang Terry Hee/Ng Hui Ern dari Ampang Jaya 11-9, 8-11, 11-3, 11-7.
 Hanya, hasil tersebut belum mampu membawa Cheras memenangi laga. Mereka kalah 199-228 atas Ampang.
 Jaya Raya sendiri selain Greysia/Rizky yang menelan kekalahan adalah Adriyanti Firdasari. Mantan tunggal putri terbaik Indonesia itu dipermalukan pebulu tangkis muda Fitriani 13-21-12-21.
 Sementara, tiga poin Jaya Raya dua di antaranya dari nomor tunggal. Yakni oleh pemain asingnya Busanan Ongbumrungpan asal Thailand yang menang mudah 21-4, 21-7 atas Devi Yunita. Kemudian tambahan angka juga disumbangkan Bellaetrix Manuputty dari tunggal. Penghuni Pelatnas Cipayung itu melibas Rina Adrianti 21-5, 21-19.
 Nah, di nomor ganda putri  kedua, Della Destiara Haris/Anggia Shitta Awanda menang 21-16, 16-16 atas Geloria Emanuelle Widjaja/Annisa Saufika. Game kedua tak dilanjutkan karena Annis mengalami cedera sehingga tak bisa melanjutkan pertandingan. (*)

Hasil Pertandingan SBI 2015 Minggu (25/1)
Putra:
Grup A: Granular Thailand  v Hitachi Jepang 3-2; Djarum Kudus v Suryanaga Surabaya 4-1
Grup B: Mutiara Bandung v Wima Surabaya  3-2;Tonami Jepang v USM 4-1


Putri:
Grup C: Hokuto Bank Jepang v Gifu Tricky Jepang 3-2’ Jaya Raya v USM 3-2
Grup D: Suryanaga v Granular Thailand 3-2; Renesas v Jaya Raya Newstar 5-0

Riky/Richi Pemecah Kebuntuan Gelar

PERTAMA:Riky dan Richi mengapit pelatih Edwin Iriawan.

KEBUNTUAN gelar Indonesia di awal 2015 terpecahkan. Adalah pasangan Riky Widianto/Richi Puspita Dili yang melakukannya.
 Ini setelah pasangan Pelatnas Cipayung tersebut mampu menjadi juara nomor ganda campuran dalam India Grand Prix Gold 2015. Dalam final yang dilaksanakan di Lucknow pada Minggu waktu setempat (25/1), Riky/Richi menundukkan pasangan tuan rumah Manu Attri/K. Maneesha dengan straight game 21-17, 21-17.
 ‘’Saya bersyukur bisa menjadi juara,’’ tulis Riky dalam pesan singkatnya kepada smashyes.
 Sebelumnya, jalan juara perdana di 2015 sempat ada di pundak pasangan ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda. Mereka mampu lolos ke final Thailand International Challenge 2015 dua pekan lalu. Sayang, di final yang digeber di Bangkok pada 11 Januari, keduanya menyerah 14-21, 21-13,14-21 kepada Chan Jun-bong/Kim Duck-young asal Korea Selatan.
 Bagi Riky/Richi gelar dari India ini diharapkan mampu mengangkat kembali performa keduanya, khususnya di turnamen level super series atau super series premier. Tahun lalu, mereka mampu menjadi juara di Belanda Grand Prix dan Indonesia Grand Prix Gold.
 Usai tampil di India, rencananya Riky akan langsung ke Denpasar, Bali. Dia akan membela klub asalnya, Wima Surabaya, berlaga dalam Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015.
 Tahun lalu, dia absen karena dipersiapkan menghadapi All England. Pada SBI 2014, Wima mampu menembus babak semifinal. (*)

Hasil  Final India Grand Prix Gold 2015
Tunggal putra:Kashyap Parupalli (India x3) v K. Srikanth (India x1) 23-21, 23-21

Tunggal putri:Saina Nehwal (India x1) v Carolina Marin (Spanyol) 19-21, 25-23, 21-16

Ganda putra:Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark x1) v Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (Rusia x4) 21-9, 22-20

Ganda putri:Amelia Alicia/Soong  Fie Cho (Malaysia x4) v Vivian Kah/Woon Khe Wei (Malaysia x1) 22-20, 21-15

Ganda campuran: Riky Widianto/Richi Puspita Dili (Indonesia x1) v Manu Attri/K. Maneesa (India) 21-17, 21-17

X=unggulan