WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Cari Keringat di Sirnas Jakarta


TRI Kusharjanto menjilat ludah sendiri. Sempat berkoar hanya konsentrasi di level kelompok umur veteran, ternyata salah satu mantan andalan Indonesia di ajang internasional tersebut akhirnya kembali turun dalam level dewasa.
 Lelaki yang kini berusia 40 tahun tersebut akan mengayunkan raket di nomor ganda campuran. Trikus, sapaan karib Tri Kusharjanto, bakal berpasangan dengan Vita Marissa dari Djarum Kudus.
 ‘’Saya hanya cari keringat kok,’’ kata Trikus kepada smashyes.
 Apalagi, bersama dengan Vita, dia tak perlu harus berlatih bersama. Ini disebabkan keduanya sudah saling mengerti di lapangan karena pernah tampil bersama.
 Ya, pada 2012, Trikus/Vita tampil bareng. Tercatat di BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), mereka berlaga dalam Thailand Open dan Indonesia Grand Prix Gold.
 Meski sudah kenyang pengalaman bertanding, namun Trikus tak berani pasang target terlalu tinggi. Hanya, mereka siap mencuri kemenangan yang ada.
 Di Sirnas Jakarta, pada babak pertama, Trikus/Vita akan menghadapi pasangan yang lolos dari babak kualifikasi. Jika lolos, mereka menunggu pemenang Ricky Alverino/Ristya Ayu (Djarum Kudus) melawan pasangan pelatnas Arya Maulana/Maretha Dea Geovani. (*)

Febby Angguni Cari Pelampiasan


FEBBY Angguni baru saja gagal menjadi juara tunggal putri di Piala Wali Kota 2014. Dalam event yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, Jawa Timur, pekan lalu tersebut, dia dipaksa harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis nonunggulaan asal Jepang Aya Ohori.
 Padahal, Febby datang dalam turnamen berhadiah total Rp 150 juta itu dengan status unggulan teratas. Nah, posisi yang sama kembali di pundak pebulu tangkis asal Djarum itu dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Jakarta Open 2014 yang dilaksanakan di GOR Asia Afrika pada 11-17 Mei.
 Sebagai unggulan teratas, Febby langsung tak perlu memeras keringkat di babak pertama karena memperoleh bye. Bahkan, di babak kedua, mantan penghuni Pelatnas Cipayung ini pun diprediksi bakal melenggang mudah ke babak perempat final.
 Alasannya, di babak kedua, dia hanya berhadapan dengan pemenang pertandingan Tri Ria Maya (Tangkas) versus Yulia Yosephine Susanto (Shamrock Medan).
 Pada sirnas kali ini, Febby belum pernah menjadi juara. Seri I di Makassar, Sulsel, juara jatuh ke tangan Adriyanti Firdasari (Jaya Raya Surabaya) yang mengalahkan Tieke Arieda (Suryanaga Surabaya) 21-14, 21-13. Seri II yang dilaksanakan di Kepulauan Riau, juara disabet Yeni Asmarani (Djarum) yang melibas Elizabeth Purwaningtyas (SGS Bandung) dengan 21-19, 14-21, 21-11.
 Tanpa kehadiran Firda, sapaan karib Adriyanti Firdasari, langkah Febby bakal sulit dibendung. Tahun lalu, dia hanya memperoleh dua gelar. Ini dikarenakan pada 2013, gadis 22 tahun ini lebih banyak tampil di turnamen internasional. (*)

Daftar unggulan Sirnas Seri Jakarta (kelompok dewasa)

Tunggal putra:
1.Alamsyah Yunus (JR Enkei)
2.Jonatan Christie (Pelatnas)
3.Senatria Agus (SGS)
4. Febriyan Irvannaldy (Wima Surabaya)

Tunggal putri:
1.Febby Angguni (Djarum Kudus)
2.Dinar Dyah (Djarum Kudus)
3.Rusyida Riodingin (Tangkas)
4.Tike Arieda (Suryanaga)

Ganda putra:
1.Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana (Suryanaga)
2.Rendra Wijaya/Ryan Sukmawan (Musica)
3.Hermansyah/Senatria Agus (Jaya Raya Jakarta/SGS Bandung)
4.Riyo Arief/Riky Hidayat (Wima Surabaya)

Ganda putri:
1.Devi Tika/Keshya Nurvita (SGS Bandung)
2.Dian Fitriani/Nadya Melati (Pertamina/Wima Surabaya)
3.Deariska Putri Medita/Nurbeta (Djarum Kudus)
4.Aris Budiharti/Ery Oktaviani (Jaya Raya Jakarta)

Ganda campuran
1.Ardiansyah/Devi Tika (Berkat Abadi Banjarmasin/SGS Bandung)
2.Ahmad Rivai/Aris Budiharti (Bank Sumsel/Jaya Raya)
3.Rafli Rizki/Novalita Anggraeni (Mutiara Bandung)
4.M. Tegar/Zakia Ulfa (Aufa Kalsel)

Stefani Raih Gelar Perdana Tunggal


DAHAGA gelar Stefani Stoeva di nomor tunggal putri berakhir. Itu setelah gadis 19 tahun asal Bulgaria tersebut menjuarai Slovenia Internasional 2014.
 Dalam final yang dilaksanakan di  Sport Hall Metvode pada Minggu waktu setempat, Stefani memetik kemenangan 21-18, 21-14 atas Soraya De Visch dari Belanda.  Hasil manis ini juga membuat dia tak pernah kalah atas Soraya dalam tiga pertemuan beruntun. Dua kemenangan sebelumnya diraih Stefani di Belanda Junior 2012 dan Belgia Internasional 2013.
 Pada tahun ini, capaian terbaik Stefani adalah menembus semifinal Finlandia Chalenge 2014. Langkah pebulu tangkis yang kini duduk di posisi 50 dunia tersebut dihentikan Line Kjaereldt dari Denmark dengan dua game langsung 15-21, 15-21.
 Sukses di nomor ganda ini berlanjut di nomor ganda. Berpasangan dengan saudara kandungnya, Gabriela Stoefa, mereka menghentikan perlawanan wakil Rusia Victoria Dergunova/Olga Morozova juga dengan straight game 21-16, 21-17.
  Untuk nomor ganda, kemenangan di Slovenia ini menambah koleksi gelar bagi Stefani/Gabriela. Gelar perdana digapai mereka di Austria Challenge. Ketika itu, pasangan peringkat 28 dunia itu menundukkan ganda Tiongkok Wu Qianqian/Xia Chunyu 17-21, 21-14, 21-16. (*)

Hasil final Slovenia Internasional 2014
Tunggal putra: Flemming Quach (Denmark x5) v Christian Lind Thomsen (Denmark x2) 21-6, 21-13

Tunggal putri: Stefani Stoeva (Bulgaria x1) v Soraya De Visch (Belanda x2) 21-18, 21-14

Ganda putra: Zvonimir Durkinjak/Zvonimir Hoelbing (Kroasia x3) v Nikita Khakimov/Vasily Kuznetsov (Rusia x1) 21-15, 21-18

Ganda putri: Stefani Stoeva/Gabriela Stoeva (Bulgaria x1) v Victoria Dergunova/Olga Morozova  21-16, 21-17

Ganda campuran: Jeppe Ludvigsen/Mai Surrow (Denmark) v Alexandr  Zinchenko/Olga Morozova (Rusia x4) 13-21, 21-16, 21-15

X=unggulan

Stefani Lolos Dua Partai Final


STEFANI Stoeva paceklik gelar selama 2014. Selama lima bulan ini, gadis 19 tahun tersebut pernah naik ke podium terhormat.
Nah, kini, kesempatan untuk menjadi terbuka. Itu setelah Stefani menembu babak final Slovenia Internasional 2014. Dalam semifinal yang dilakanakan di Sport Hall Medvode pada Sabtu waktu setempat (10/5), tunggal putri asal Bulgaria tersebut menghentikan perlawanan perlawanan Victoria Slobodjanuk (Rusia) dalam pertandingan yang tiga game yang ketat 9-21, 21-18, 21-19.  Stefani sempat mengalami kesulitan karena ini merupakan pertemuan perdananya dengan wakil dari Beruang Merah, julukan Rusia, tersebut.
 Pada babak final yang dilakanakan Minggu waktu setempat (11/5),  Stefani, yang diunggulkan di posisi pertama, akan ditantang unggulan kedua asal Belanda Soraya De Visch, yang di semifinal menang mudah dua game 21-8, 21-7 atas Lucie Cerna (Rep Ceko).
 Stefani tetap diunggulkan menjadu juara.  Dalam dua kali pertemuan sebelumnya, dia mampu mengalahkan Soraya yakni di Belanda Jun ior 2012 dan Belgia Internasional 2013.
 Selain lolos di final tunggal, dia juga menembus babak pemuncak ganda putri. Berpasangan dengan sang kakak,Gabriela, mereka memupus asa pasangan Prancis Stacey Guerin/Delphine Lansac, yang juga unggulan keempat, dengan dua game langsung 21-13, 21-18.  Pada babak pemungkas, Stefani/Gabriela, yang juga diunggulkan di posisi teratas, dijajal Victoria Dergunova/Olga Morozova. Unggulan kedua asal Rusia ini di semifinal menaklukkan Darya Samarchants/Yelyzaveta Zharka (Ukraina) 21-17, 21-16.
 Selama ini, kedua pasangan belum pernah bertemu. Hanya, melihat ranking terakhir, Stefani/Gabriela ungguh jauh. Mereka di posisi 28 sementara lawannya di peringkat 102. (*)

Jadwal Final Slovenia Internasional 2014

Tunggal Putra: Flemming Quach (Denmark x5) v Christian Lind Thomsen (Denmark x2)
Tunggal Putri:Stefani Stoeva (Bulgaria x1) v Soraya De Visch (Belanda x2)

Ganda Putra: Nikita Khakimov/Vasily Kuznetzov (Rusia x1) v Zvonimir Durkinjak/Zvonimir Hoelbling (Kroasia x3)

Ganda Putri:Stefani Stoefa/Gabriela Stoefa (Bulgaria x1) v Victoria Dergunova/Olga Morozova (Rusia x2)

Ganda Campuran: Aleandr Zinchenko/Olga Morozova (Rusia x4) v Jeppe Ludvigsen/Mai Surrow (Denmark)

Tiongkok Tinggal Tunggu Penyerahan Piala Uber


PERSAINGAN di Piala Uber 2014 bisa lebih mudah ditebak. Tiongkok bakal sukses mempertahankan trofi lambang beregu putri tersebut.
 Komposisi tunggal dan ganda Negeri Panda, julukan Tiongkok, sangat tangguh. Ini bisa dilihat dari ranking yang dimiliki.
 Dari ranking terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per  8 Mei, Tiongkok menguasai tiga besar. Li Xuerui di posisi teratas diikuti oleh Wang Shixian dan Wang Yihan di posisi ketiga.
 Sementara, di nomor ganda, wakil negara terpadat penduduknya di dunia tersebut menguasai dua ranking teratas. Wang Xiaoli/Yu Yang di tangga pertama dan Bao Yixin/Tang Jinhua di belakangnya.
 Lalu, siapa yang bisa menghadang Tiongkok di ajang Piala Uber. Tampaknya tinggal menunggu waktu bagi BWF untuk kembali menyerahkan lambang supremasi beregu putri tersebut untuk kali ketiga belas kepada Negeri Tembak Raksasa, julukan lain Tiongkok.
 Memang, empat tahun lalu di Kuala Lumpur, Korea Selatan sempat membuat kejutan besar dengan mengalahkan Tiongkok 3-1 di final. Namun, dua tahun lalu di kandang sendiri, Wuhan, Tiongkok membalasnya dengan kemenangan telak 3-0.
 Indonesia bisa menghentikan Tiongkok? Mimpi besar. Secara materi dan kualitas, Adriyanti Firdasari dkk masih di bawah Wang Shixian dkk.
 Korea Selatan tetap menjadi ancaman bagi Tiongkok. Namun, Jepang dengan semangat juangnya yang tinggi bisa menjadi pengganjal. (*)

Tim Uber Tiongkok 2014
1.Li Xuerui (1)
2.Wang Shixian (2)
3.Wang Yihan (3)
4.Yu Sun(37)
5. Zhao Yunlei
6. Bao Yixin
7.Ma Jin
8.Wang Xiaoli
9.Tang Jinhua
10.Tian Qing

Selvanus Batal Tampil Sirnas Jakarta


NAMA Selvanus Geh tak muncul. Dia batal ikut Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jakarta di GOR Asia-Afrika pada 11-17 Mei 2014.
 ‘’Saya nggak jadi main di Sirnas Jakarta,’’ jelas Selvanus kepada smashyes.
 Menurutnya, Pelatnas Cipayung hanya mengirim dua pasangan, Clinton Hendrik/Muhammad Rian Ardianto dan Arya Maulana/Hafiz Faizal. Keduanya merupakan pasangan di level potensi.
 ‘’Kenapa saya nggak main, saya nggak tahu karena pengurus yang menentukan,’’ terang Selvanus.
 Ya, awalnya, Selvanus menginformasikan dia bakal berlaga  di Jakarta Open, sebutan  akrab Sirnas Seri Jakarta. Hanya, pebulu tangkis asal klub Wima Surabaya tersebut tidak mengetahui bakal dipasangkan dengan siapa.
 Kali terakhir, Selvanus berpasangan dengan Kevin Sanjaya. Meski baru digabungkan, hasilnya cukup moncer.
Mereka mampu menjadi juara di dua turnamen yang diikuti, Vietnam Challenge 2014 dan Selandia Baru Grand Prix 2014. Kemenangan tersebut melambungkan Selvanus/Kevin ke posisi 137.
 Hanya, setelah batal ke Jakarta Open, Selvanu belum turnamen yang bakal diikuti. Namun, dari kalender turnamen BWF 2014, di Juni ada turnamen yang layak diikuti yakni Jepang Super Series (10-15 Juni), Indonesia Super Series Premier (17-22 Juni), dan Australia Super  Series  (24-29 Juni). (*)  

Petualangan Ramdan Terus Dilanjutkan

RANKING: Misbun Ramdan (foto:thestar)

KEGAGALAN masuk Tim Thomas Malaysia tak membuat Misbun Ramdan patah semangat. Dia kembali berpetualang ke Eropa untuk mencari poin guna mendongkrak peringkatnya.
 Saat ini, Ramdan, sapaan karib Misbun Ramdan, tampil dalam Slovenia Internasional 2014. Langkah putra legenda bulu tangkis Malaysia Misbun Sidek tersebut  sudah sampai babak perempat final.
 Itu setelah dia mengalahkan Blagovest Kisyov dari Bulgaria dengan 21-18, 21-13 pada pertandingan babak kedua di Medvode pada Jumat waktu setempat (9/5). Blagovest pernah menimba ilmu di Tangkas Jakarta tahun lalu.
Di perempat final, Ramdan, yang diunggulkan di posisi pertama akan ditantang Flemming Quach. Unggulan kelima asal Denmark ini menghentikan perlawanan Zvonimir Durkinjak (Kroasia) dengan dua game langsung 23-21, 21-15.
Menghadapi Flemming,  Ramdan tak boleh lengah dan menganggap enteng.  Meski, secara ranking dunia, dia lebih unggul.
 Dalam peringkat BWF terbaru per 10 Mei 2014, Misbun di posisi 53. Sementara Flemming di tangga ke-115. Alasannya, dia pernah mempermalukan Ramdan tahun lalu di Wales Internasional dengan dua game langung 18-21, 24-26.
 Sebenarnya, Ramdan punya kans menembus Tim Thomas Malaysia 2014. Dia menjadi pilihan tunggal putra andalan Malaysia Lee Chong Wei.
 Sayang,Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) memutuskan tetap mencantumkan nama Goh Soon Huat. Alasannya, dialah pemenang seleksi dan Ramdan tak hadir. (*)

15 Pebulu Tangkis Wima Serbu Jakarta

ANDALAN: Febriyan Irvannaldy 
WIMA Surabaya tak bisa berangkat bersama. Mereka terbagi menjadi dua untuk mengikuti Sirkuit Nasional Seri DKI Jakarta 11-17 Mei di GOR Asia-Afrika, Jakarta.
 ‘’Ada yang naik kereta api dan ada yang pesawat. Tiket banyak yang sudah habis, kalau ada harganya juga mahal sekali’’ terang Ferry Stewart,pembina Wima.
 Bahkan, dia sempat punya rencana memberangkat Febriyand Irvannaldy dkk dengan bus. Namun, itu dibatalkannya saat seseorang rekannya memberitahu ada jembatan yang dilewati ada perbaikan.
 ‘’Perjalanan bisa 24 jam. Saya nggak berani karena kondisi anak-anak harus fit di Jakarta,’’ ungkap Ferry.
 Di seri Jakarta, dia berharap anak asuhnya bisa mencuri gelar. Di kelompok dewasa, Febri, sapaan karib Febriyand Irvannaldy dan pasangan Riyo Arief/Rizky Hidayat menjadi tumpuan.
 Alasannya, kondisi mereka tengah on fire. Khusus untuk Febri, dia jika menang, akan menjadi gelar keempatnya tahun ini.
 Hingga Mei ini, lelaki yang pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung itu sudah memenangi Seri I di Makassar, Piala Wali Kota Balikpapan, dan Piala Wali Kota Surabaya. Febri absen di Seri Kepulauan Riau atau seri II karena jadwalnya bersamaan dengan Vietnam Challenge di Hanoi. 
 Total, di Seri Jakarta, Wima membawa 15 penggawa. (*)  

Saatnya Indonesia Akhiri Paceklik

Christian Hadinata: Manajer Tim Thomas Indonesia 

10 tahun sudah Piala Thomas terbang dari Indonesia. Satu decade bukan waktu yang sebentar.
 Dominasi Tiongkok selama itu susah ditumbangkan. Namun, Indonesia selalu berangkat dengan target juara.
 Sama halnya dengan tahun ini. Merah Putih diharapkan bisa kembali berkibar dalam event yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 Mei 2014. Bahkan, optimisme itu lebih kencang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
 Alasannya, Tiongkok dianggap sudah tak sekuat sebelum-sebelumnya. Tunggal dan ganda Indonesia bahwan yakin bisa mencuri kemenangan.
 Selain itu, anggota tim Indonesia juga tengan onfire. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan serta Simon Santoso diperkirakan bakal menjadi mesin poin. Selain itu, ada Tommy Sugiarto yang menjadi tunggal pertama kondisinya juga terus membaik setelah mengalami cedera.
 Jika Tommy fit, dia bakal turun di tunggal pertama. Sementara, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom, dan Simon bakal turun sebagai tunggal kedua dan ketiga.
 Masuknya Ihsan Maulana Mustofa membuat pebulu tangkis senior, Sony Dwi Kuncoro, tersingkir. Kondisi arek Suroboyo ini memang belum fit. Selain itu, tahun ini juga sudah tak ada nama Taufik Hidayat, yang sudah memutuskan pensiun setelah tampil di Indonesia Super Series Premier 2013.
 Dalam sejarah Piala Thomas, Indonesia menjadi kolektor terbanyak dengan 13 titel. Tiongkok masih di bawah dengan delapan gelar. (*)



Skuad Thomas Indonesia 2014
1.Tommy Sugiarto (5)
2.Dionysius Hayom Rumbaka (19)
3.Simon Santoso (34)
4.Ihsan Maulana Mustofa (203)
5.Angga Pratama
6.Rian Agung Saputro
7.Ricky Karanda Suwardi
8. Berry Anggriawan
9.Hendra Setiawan
10 Mohammad Ahsan

Gu Juan Tinggalkan Tim Uber Singapura


KABAR mengejutkan datang dari Tim Uber Singapura. Di saat tengah mempersiakan diri menghadapi putaran final yang dilaksanakan di New Delhi, India, 18-25 Mei, konsentrasi mereka terusik.
 Tunggal putri andalan Negeri Singa, julukan Singapura, Gu Juan, mengundurkan diri. Asosiasi Bulu Tangkis Singapura (SBA) pun tak melarang pebulu tangki peringkat 22 itu pergi.
 Alasannya, permainannya dianggap sudah tak berkembang lagi. Selain itu, cedera juga membuat SBA tak memberati perempuan 24 tahun tersebut bakal kurang optimal di India nanti.
‘’Kami melihat dia masih mengalami cedera dalam beberapa kali latihan,’’ kata CEO SBA Ronnie Lim seperti dikutip media lokal.
 Kepergian Gu Juan ini, terang dia, tak bakal banyak berpengaruh dengan tim.  Hanya, tak ada nama Gu Juan ini membuat pelatih Liu Qingdong terkejut.
‘’Dia masih bisa melakukan terobosan di masa mendatang bersama Singapura. Namun, dia malah memilih mengundurkan diri.
 Gu Juan yang berulang tahun setiap 26 Mei merupakan peraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia Junior 2007 di Auckland, Selandia Baru. Pada tahun yang sama, Gu Juan menjadi bagian Singapura saat masuk final di SEA Games 2007. Peringkat tertinggi yang pernah diduduki adalah 16 pada 2012 dan menjadi wakil Singapura pada Olimpiade London 2012. (*)


Juara Dunia Junior 2004 Berpasangan Lagi

MALAYSIA tengah memutar otak untuk mencarikan pasangan yang pas buat Tan Boon Heong. Ini dikarenakan dia tak punya parner yang tetap sejak tandemnnya selama tujuh tahun Koo Kien Keat meninggalkan BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) awal tahun lalu.
 Padahal, pengalaman Boon Heong sangat dibutuhkan Malaysia untuk mengakhiri peceklik juara Piala Thomas. Bersama Kien Keat, Boon Heong sudah klop. Mereka pernah menjadi juara All England, emas Asian Games, dan runner-up Kejuaraan Dunia. Kien sendiri tak dipanggil masuk tim. Dia memutuskan bergabung dengan klub profesional asal Thailand Granular.
 Dalam putaran final Piala Thomas 2014 yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 April, di sektor ganda Malaysia juga memanggil Hoon Thien How, Lim Khim Wah, Goh V Shem, Tan Wee Kiong, dan  Chan Peng Soon.
 Setelah berpisah dengan Kien Keat, Boon Heong bermain bersama Ow Yao Han di Malaysian Grand Prix Gold, India Super Series, dan Singapura Super Series. Permasalahannya,  nama Yao Han tak tercantum dalam Skuad Thomas Malaysia.  Kien Keat mengatakan dia siap dipasangkan dengan siapa saka, termasuk dengan pasangan lamanya Thien How. Mereka menjadi juara dunia junior 2004.
‘’Sudah 10 hari kami menjalani pemusatan latihan. Namun, pelatih belum memberikan informasi dengan siapa saya bakal berpasangan. Kami harus siap digandengkan dengan siapa saja,’’ ucap Boon Heong.
Dia mengakui punya kenangan manis di Piala Thomas 2010. Dia mampu membawa negerinya lolos ke semifinal dengan menyumbang satu angka. Berpasangan dengan Kien Keat, mereka mengalahkan pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen. Sayang, dalam event yangdilaksanakan di kandang sendiri,  Kuala Lumpur, mereka harus mengakui ketangguhan Tiongkok 0-3 di babak semifinal.
Lelaki kelahiran Kedah tersebut menjalani debut Piala Thomas pada 2006. Saat itu, dia berpasangan dengan Chew Choon Eng. Dua tahun kemudian, Boon Heong sudah bermain dengan Kien Keat. Pada Piala Thomas 2014 ini, Malaysia satu grup dengan Korea Selatan, Jerman, dan India. Dua terast akan menembus perempat final. (*)

Penampilan Jonatan Lagi Turun

Jonatan Christie (foto:sidiq)

USIA Jonatan Christie belum genap 17 tahun. Ini membuat dia berkesempatan untuk tampil pada Kejuaraan Dunia 2015.
 Jika itu terealisasi, event tersebut bakal menjadi Kejuaraan Dunia Junior kali ketiga bagi Jonatan. Sebelumnya, dia sudah membela Indonesia pada 2013 di Chiba, Jepang, dan Alor Setar, Malaysia, pada 2014.
 ‘’Namuan, semuanya terserah PP PBSI. Mereka yang menentukan Jonatan boleh berangkat atau tidak,’’ kata Andreas, ayah Jonatan, kepada smashyes.
 Pada 2013, Jonatan menyerah di babak perempat kepada pebulu tangkis Tiongkok Zhao Junpeng dengan dua game yang ketat 22-20, 21-18. Capaian ini kalah dengan rekannya, Ihsan Maulana Mustofa, yang melaju hingga semifinal.
 Tahun ini di Malaysia, lelaki yang membintangi film bertema bulu tangkis King tersebut juga tersingkir di perempat final. Lagi-lagi dia terganjal oleh wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok. Sebagai unggulan teratas, Jonatah kalah dua game kepada Lin Guipu 17-21, 18-21.  
 PBSI memegang peran besar dalam memutuskan status Jonatan karena dia sudah masuk kelompok prestasi atau kelompok senior. Pebulu tangkis Tangkas ini berlatih bersama Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, maupun Dionysius Hayom Rumbaka.
 Hanya, Jonatan tak masuk tim bayangan Piala Thomas 2014. Menurut sang ayah, saat ini bukan waktu yang pas.
 ‘’Dia masih terlalu muda dan saat ini permainannya lagi menurun,’’ ungkap Andreas yang juga menjadi manajer klub bulu tangkis Axist ini. (*)

Komplet, Optimisme pun KembaliTumbuh

KUAT: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (foto:victor)

Membedah Kekuatan Calon Juara Piala Thomas (3)

KOREA Selatan (Korsel) sempat pesimistis menatap putaran final Piala Thomas 2014.  Dua pebulu tangkis pilarnya di nomor ganda, Lee Yong-dae dan Kim Ki-jung dilarang tampil selama satu tahun oleh BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
 Itu dikarenakan keduanya menolak menjalani tes doping.  Vonis itu dijatuhkan pada 28 Februari 2014. Artinya, hingga 28 Februari 2015, Yong-dae/Ki-jung tak boleh tampil dalam berbagai turnamen yang berada di bawah BWF.
 Semangat Negeri Ginseng, julukan Korsel, bersaing di putaran final pun langung meredup. Federasi bulu tangkis mereka pun mengajukan banding.
 Untung, pada pertengahan April perjuangan tersebut membuahkan hasil. Sanksi kepada Yong-dae dan Ki-jung dicabut. Mereka pun diizinkan membela negaranya dalam semua ajang.
 Tentu,ini membuat lawan-lawannya ketir-ketir.  Yong-dae dan Ki-jung mempunyai pasangan yang susah ditundukkan. Bersama Yoo Yeon-seong, pada 2013, mereka menjadi juara di tiga turnamen super series. Sang juara dunia ganda putra asal Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pun tak pernah menang dengan mereka.
 Sementara, tak kalah kuat Ki-jung yang berpasangan dengan Kim Sa-rang.Mereka merupakan finalis Kejuaraan Dunia 2013 sebelum ditundukkan Hendra/Ahsan.
Selama sejarah Piala Thomas digelar mulai 1949, Negeri Ginseng dua kali menembus final yakni pada 2008 dan 2012. Sayang, di final, mereka selalu kalah oleh Tiongkok. Kini, harapan menjadi juara tetap terbuka seiring kompletnya lagi formasi terbaik mereka. (*)

Tim Thomas Korea Selatan
1.Son Wan-ho (9)
2.Lee Dong-keun (32)
3.Soo Hwang-jong (104)
4.Park Sung-min (178)
5.Shin Baek-choel
6.Kim Sa-rang
7.Ko Sung-hyun
8.Kim Ki-jung
9.Yoo Yeon-seong
10. Lee Yong-dae

Kido Tak Sedih Gagal Masuk Tim

TERPENTAL: Markis Kido (kiri)/Sinyo

TRADISI Markis Kido di Piala Thomas patah. Dia tak membela Indonesia dalam putaran final event bulu tangkis beregu putra yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 Mei 2014.
 ‘’Sejak 2006, baru kali ini saya nggak masuk. Hanya, saya tak sedih meski gagal masuk tim,’’ kata Kido, sapaan karib Markis Kido, kepada smashyes.
 Kabar tak masuknya lelaki 30 tahun tersebut disampaikan langsung oleh Pengurus PP PBSI pada 30 April lalu.  Saat itu, mereka yang tergabung dalam tim bayangan Piala Thomas 2014 dipanggil pengurus di Cipayung.
 Penilaian masuk tim itu didasarkan dari hasil latihan di Kudus sejak 15 April dan pertandingan simulasi yang digelar di Solo pada 26 Mei. Dalam pertandingan simulasi, Kido yang berpasangan dengan Markus Fernaldi, kalah oleh Mohammad Ahsan/Angga Pratama dengan 21-13, 16-21, 13-21.
 Dengan tercoretnya Kido juga diikuti Sinyo, panggilan Markus Fernaldi. Ini membuat PBSI memberikan satu tempat tersisa kepada Riky Karanda/Berry Anggriawan. Dua tempat sudah pasti menjadi milik Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, Angga Pratama, dan Rian Agung Saputro.
 Sementara di tunggal, Indonesia mempercayakan tempatnya kepada Tommy Sugiarto, Dionysius Hayom Rumbaka, Simon Santoso, dan Ihsan Maulana Mustofa.
 Kido sendiri sejak 2006 selalu menjadi pilihan bersama pasangan lamanya, Hendra Setiawan. Pada 2006 dan 2008, dia membawa merah putih lolos semifinal dan final pada 2010. Namun, di 2012, Kido menjadi saksi kegagalan Indonesia untuk kali pertama gagal lolos ke empat besar. (*)

Kapten Malayia Bukan Lee Chong Wei

KEDUA: Liew Daren (superstarbadminton)
ADA kejutan di Tim Thomas Malaysia. Kapten tim negeri jiran tersebut dalam  putaran final nanti bukan Lee Chong Wei.
Mereka menunjuk Liew Daren untuk memimpin tim dalam event yang dilaksanakan di New Delhi,India, pada 18-25 Mei mendatang tersebut. Sementara di Tim Uber, Malaysia akan dipimpin pebulu tangkis spesialis ganda  Amelia Anscelly.
Meski terkejut, Daren berharap bisa juga memberikan kemampuan terbaiknya. Meski, lelaki 27 tahun itu hanya turun sebagai tunggal ketiga.
‘’Saya terkejut karena tim memilih saya. Saya kira ini merupakan pilihan Chong Wei untuk ikut ambil bagian dalam tim,’’ terang Daren.
 Dia berharap bisa menjalankan tugas yang diberikan untuk bisa menjadi jembatan komunikasi antara atlet dan pelatih. Tampil di putaran final Piala Thomas 2014 ini menjadi kali kedua sepanjang karir.  Penampilan terbaik Daren adalah saat menjadi juara Prancis Super Series. Sayang, cedera membuat penampilannya labil.
 ‘’Saya lebih baik sekarang,’’ ucap Daren.
 Apalagi, dia sudah menjalani program kebugaran di pagi hari dan di lapangan sore haru selama tiga jam. Ini membuat Daren optimistis bakal memberikan kontribusi berarti India nanti.
Di ajang putaran final Piala Thomas 2014, Malaysia menghuni Grup C bersama Korea Selatan, Jerman, dan India.
Di posisi tunggal, ketiga, Daren punya rekor pertemuan dengan semua tunggal Tiongkok. Dia belum pernah memetik kemenangan. Begitu juga dengan wakil Korea Selatan Hwang Jang-soo.
 Namun, Daren unggul atas wakil Indonesia Simon Santoso, Takuma Ueda (Jepang), Vikto Axelsen (Denmark), dan R.M.V. Gurusaidutt (India).
‘’Penampilan pertama saya di Wuhan dua tahun lalu. Saya banyak mendapat pengalaman yang membuat saya siap tahun ini,’’ ungkap Daren.
 Dua tahun lalu, Daren naik jadi tunggal pertama saat menghadapi Tiongkok di perempat final. Ini dikarenakan Chong Wei mengalami cedera. Hasilnya, Malaysia menyerah 0-3 kepada tuan rumah yang akhirnya keluar sebagai juara. (*)

Malaysia Juara Piala Thomas: 1949, 1952, 1955,1967, 1992

Unggulan yang Tak Pernah Juara

Mathias Boe/Carsten Mogensen

Membedah Kekuatan Calon Juara Piala Thomas (2)

DENMARK selalu masuk unggulan setiap Piala Thomas digelar. Ini wajar karena negara tersebut paling tangguh di Eropa.
 Sayang, status tersebut seperti tenggelam saat Denmark berlaga di putaran final. Mereka seolah mati kutu di tangan negara-negara Asia.
 Indonesia, Tiongkok, dan Malaysia menjadi pengganjal ambisi negara di kawasan Skandinavia tersebut menjadi juara. Sejak kali pertama dilaksanakan pada 1949, Denmark belum pernah naik ke podium terhormat.
 Bahkan, pada 1949, negeri dengan ibu kota Kopenhagen tersebut sudah mampu lolos ke final. Sayang, mereka kalah 8-1 dari Malaysia (masih memakai format sembilan partai). Kegagalan serupa juga terjadi pada 1955, 1973, 1979,2004, dan 2006.
 Bagaimana dengan tahun ini? Denmark tetap masih menjadi favorit. Mereka mempunyai komposisi yang merata di tunggal dan ganda.
 Di tunggal, Denmark mengandalkan Jan O Jorgensen. Permainan pebulu tangkis peringkat ketiga dunia tersebut semakin matang. Di ganda ada pasangan senior Mathias Boe/Carsten Mogensen.
 Untuk menembus perempat final bukan hal yang susah. Hanya, ketika di semifinal, sandungan bakal berat. Indonesia dan Tiongkok masih lebih bagus materinya dibandingkan Denmark.
 Namun, semua masih bisa terjadi. Hanya, mengandalkan skill masih kurang bagi wakil Denmark. (*)

Skuad Thomas Denmark
1.Jan O Jorgensen (3)
2.Hans-Kristian Vittinghus (12)
3.Viktor Axelsen (14)
4.Emil Holst (55)
5. Carsten Mogensen
6.Mathias Boe
7.Mads Pieler Kolding
8.Mads Conrad-Petersen
9. Kim Astrup Sorensen
10.Joachim Fischer Nielsen

Wang Zhengming Jadi Korban

Bedah Kekuatan Calon Juara Piala Thomas (1)

TIONGKOK tengah mengejar sejarah di ajang Piala Thomas. Negeri terpadat penduduknya tersebut berambisi menjadi juara event bulu tangkis beregu putra yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 Mei 2014.
 Jika itu terealisasi, Tiongkok bakal enam kali beruntun menjadi juara Piala Thomas. Sejak 2004, mereka selalu naik ke podium terhormat.  Indonesia baru menjadi juara lima kali beruntun.
 Nah, untuk itu, Li Yongbo, selaku manajer Tiongkok pun tengah memeras otak guna menyusun strategi yang pas. Apalagi, banyak yang menyebut, Negeri Panda, julukan lain Tiongkok, tak sekuat tahun-tahun sebelumnya.
 Dari nomor tunggal,  kemampuannya masih imbang dengan para rivalnya seperti Indonesia, Malaysia, Denmark, dan Korea Selatan. Hanya, di tunggal, Tiongkok mempunyai kartu as yakni Lin Dan.
 Dengan kondisi yang tengah on fire dengan menjuarai dua kejuaraan beruntun, Tiongkok Masters Grand Prix Gold 2014 dan Kejuaraan Asia 2014, Lin Dan bakal tak terbendung. Apalagi, dia hanya turun sebagai tunggal karena ranking dunianya jeblok yakni 58 dunia.
 Buruknya posisi suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut dikarenakan dia absen hampir delapan bulan. Atau setelah Lin Dan menjadi juara dunia di depan publiknya sendiri di Guangzhou.
 Turunnya Lin Dan ini juga diharapkan bisa menutupi celah di nomor ganda. Setelah pisahnya ganda legendaris Cai Yun/Fu Haifeng tahun lalu, sampai saat ini Tiongkok belum  menemukan komposisi yang pas. Tentu, sangat riskan jika nomor tunggal ikut lemah.
 Namun, dengan masuknya Lin Dan ini juga membuat Wang Zhengming terdepak. Padahal, secara ranking, dia lebih bagus dibandingkan Tian Houwei karena berada di posisi ketujuh.

Skuad Tiongkok
1.Chen Long (2)
2.Du Pengyu (6)
3.Tian Houwei (16)
4..Lin Dan (58)
5.Fu Haifeng
6.Hong Wei
7.Chai Biao
8.Liu Xiaolong
9.Zhang Nan
10.Qiu Zihan

Tinggal Made yang Masih Bertahan di Singapura

BETAH: Made Citra 

BUKAN hal yang mudah bertahan lama di negeri bukan asalnya. Ini yang dilakoni Made Citra Darma Perdana.
 "Saya datangpada 2005. Hingga sekarang, saya masih betah," kata Made kepada smashyes.
 Dia datang atas ajakan pelatih yang juga pembina Wima Ferry Stewart. Jeda kedatangannya ke Negeri Singa, julukan Singapura, hampir bersamaan dengan Riky Widianto dan Febriyan Irvannaldy.
" Duluan Riky. Setelah itu, saya dan baru  Febri (sapaan karib Febriyand),"ungkap Made.
 Hanya, setelah dari Singapura, Riky dan Febri langsung masuk ke Pelatnas Cipayung. Sayang, di antara dua anak didik Ferry Stewart itu, hanya Riky yang masih bertahan di Cipayung.   Bahkan, dia menjadi andalan Indonesia di nomor ganda campuran selain Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sedang Febri kembali ke klub asalnya, Wima.
  Di Singapura, lelaki 27 tahun itu berstatus sebagai  sparring partner. Ini juga membuat dia tak harus menjadi warga Singapura seperti beberapa rekan-rekannya seperti Shinta Mulia Sari atau Danny Bawa Chrisnanta.
"Jadi, status saya masih warga negara Indonesia," tambah lelaki yang pernah masuk program Puslatda Jatim ini.
Bahkan, dia masih tak mau melepas status kewarganegaraan. Rasa kangen kepada orang tua yang tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur, pun sewaktu-waktu bisa dilepaskan kapan saja.
 ‘’Kalau libur, saya pasti balik ke Indonesia. Jadi kan nggak perlu susah-susah harus melepas kewarganegaraan,’’ ungkap Made.
Hanya, dia belum bisa memastikan kapan bertahan di Negeri Singa. Alasannya, selama Made masih dipakai, dia tetap akan mengais dolar Singapura buat tabungan masa depannya. (*)

Lompatan Menuju Jenjang Senior

Aya Ohori

GENGSI Piala Wali Kota 2014 terangkat tinggi, khususnya di sektor tunggal putri. Ini dikarenakan kehadiran Aya Ohori dalam event tahunan yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, tersebut.
 Siapa Aya? Dia merupakan juara Asia 2013 dan runner-up Kejuaraan Dunia 2013. Memang, levelnya masih junior.
 Namun, belum pernah seorang juara dunia junior turun dalam Piala Wali Kota. Meski, dia datang dengan status nonunggulan karena banyaknya pebulu tangkis Indonesia yang rankingnya di atas gadis berusia 18 tahun tersebut.
 Dengan pengalaman dan kematangan yang dimiliki, Aya pun mampu menjadi juara tunggal putri. Di final yang dilaksanakan Minggu WIB (4/5), dia mempermalukan unggulan teratas Febby Angguni dengan tiga game 16-21, 22-20, 21-16.
 Gelar dari Piala Wali Kota ini diharapkan bisa menjadi obat kecewa setelah gagal tampil gemilang dalam Kejuaraan Asia dan Dunia Junior 2014. Dalam Kejuaraan Asia Junior, dengan status sebagai juara bertahan, Aya tersingkir di babak kedua oleh wakil Tiongkok Chen Yufei dengan rubber game 10-21, 21-13, 15-21.
 Sementara, dalam Kejuaraan Dunia 2014, Aya gagal mengulangi capaian menembus final. Langkahnya terhenti di babak semifinal oleh He Bingjiao (Tiongkok) dengan 13-21, 19-21.
 Tahun lalu, Aya memang menarik perhatian. Selain juara Asia dan runner-up Kejuaraan Dunia Junior, dia juga mampu menjadi juara di Rusia Grand Prix 2013. Di babak pemungkas, Aya mempermalukan pebulu tangkis tuan rumah Ksenia Polikarpova dengan 21-5, 21-10.
 Ke depan, Aya diprediksi bakal menjadi andalan Jepang di sektor tunggal putri. Jadi, public Surabaya sangat beruntung bisa menyaksikan aksinya. (*)
Prestasi Aya Ohori
2013:
-Juara Junior Asia
-Posisi II Kejuaraan Dunia Junior
-Juara Rusia Grand Prix

2014
-Posisi III Kejuaraan Dunia Junior
-Juara Piala Wali Kota Surabaya

Febri Juara Piala Wali Kota 2014

PODIUM: Febri
KEGAGALAN tahun lalu menjadi juara bisa diobati Febryan Irvannaldy. Pebulu tangkis Wima Surabaya tersebut mampu mengalahkan wakil Guangzhou, Tiongkok, Tang Junxian dengan tiga game 21-19, 9-21, 21-14 pada pertandingan final tunggal putra Piala Wali Kota 2014 yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Minggu petang WIB (4/5).
Tahun lalu, Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, dipaksa harus mengakui ketangguhan Adi Pratama asal Jaya Raya dengan rubber game 14-21, 21-19, 12-21 juga di GOR Sudirman (9/5). Pada Kejuaraan Piala Wali Kota 2014 ini Adi absen karena sudah menjadi lawan tanding (sparring partner) tim bulu tangkis Austria di Wina.
 Bagi Febri, ini menjadi gelar ketiganya tahun ini. Sebelumnya, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut juara di Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Makassar dan Piala Wali Kota Balikpapan.
 Dalam Piala Wali Kota 2014 ini, lelaki asal Simo, Surabaya, tersebut hanya kehilangan game di babak final dan semifinal. Di semifinal, Febri harus bertarung tiga game 17-21, 21-18, 21-12 untuk menghentikan ambisi Rahmat Ar (Exist)
  Sayang, kemenangan ini tak mendongkrak ranking dunia. Alasannya, Piala Wali Kota tak masuk dalam kalender resmi BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Saat ini, Febri ada di posisi 252. Ranking terbaik Febri adalah 235. (*)


Hasil Final Piala Wali Kota 2014
Kelompok dewasa
Tunggal putra: Febriyan Irvannaldy (Wima x3) v Tang Junxian  (Guangzhou) 21-19, 9-21, 21-14

Tunggal putri: Ohori Aya (Tomioka Jepang) v  Febby Angguni (Djarum x1) 16-21, 22-20, 21-16

Ganda Putra: Afiat Yuris Wirawan/Yohannes Rendy Sugiarto (Djarum x4) v Rendra Wijaya/Ryan Sukmawan (Djarum x2) 21-18, 21-19

Ganda Putri: Dian Fitriani/Nadya Melati (Jaya Raya/Pertamina x3) v Devi Tika/Kesya Nurvita (SGS x1) 21-16, 21-12

Ganda Campuran: Ardianyah/Devi Tika (Berkat Abadi/SGS) v Rizky Hidayat/Nadya Melati (Wima/Pertamina x3) 11-21, 21-17, 21-19

X=unggulan