WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Rijal/Vita Buka Jalan


MUHAMMAD Rijal/Vita Marissa mengawali Jepang Super Series 2014 dengan manis. Pasangan nonpelatnas Cipayung tersebut menang rubber game 13-21, 21-12, 21-12 atas Chan Yun Lung/Tse Ying Suet dari Taiwan dalam pertandingan babak I Jepang Super Series 2014 yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Rabu pagi waktu setempat (11/6).
 Kemenangan ini membawa Rijal/Vita menembus babak kedua turnamen berhadiah total USD 250 ribu tersebut. Selain itu, hasil manis tersebut membuat pasangan yang sama-sama pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung itu sukses revans.
 Yun Lung/Ying Suet pernah mengalahkan Rijal/Vita di Korea Super Series 2014. Saat itu, mereka memetik kemenangan 18-21, 19-21.
 Pada babak kedua, Rijal/Vita akan menjajal Nipitphon Puangouapech/Puttita Supajirakul dari Thailand. Pasangan Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, pada babak I membuat kejutan dengan menjungkalkan unggulan keenam Shin Baek-choel/Jang Ye-na asal Korea Selatan dengan dua game mudah 21-9, 21-12.
 Rijal/Vita punya kenangan manis dengan Jepang Open, sebutan Jepang Super Series. Pasangan yang sama-sama berasal dari satu klub, Djarum Kudus, itu pernah menjadi juara pada 2006.
 Selain Rijal/Vita, pasangan Indonesia yang lolos ke babak II Jepang Super Series 2014 adalah Praveen Jordan/Debby Susanto. Pasangan yang membela bendera Pelatnas Cipayung ini di babak pertama juga dipaksa bermain tiga game 21-18, 20-22, 21-17 atas pasangan Jepang Hirokatsu Hashimoto/Miyuki Maeda. Di babak kedua, mereka menantang unggulan kelima Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah, yang sebelumnya menang 15-21, 21-19, 26-24 atas Jacco Arends/Selena Piek (Belandan).
 Sayang, satu wakil merah putih lainnya, Riky Widianto/Dili Richi Puspita tersingkir. Diunggulkan di posisi ketujuh, keduanya takluk 19-21, 17-21 oleh Li Junhui/Tang Yuanting (Tiongkok). (*)

Gagal Bertemu, Sama -Sama ke Babak Utama


ALVENT Yulianto menjadi senior bagi pasangan Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana. Mereka bernaung di klub yang sama, Suryanaga, Surabaya.
Namun, di atas lapangan, senioritas tak berlagi. Christopher/Trikusuma harus bertemu dengan Alvent yang menggandeng pebulu tangkis Jepang Shintaro Ikeda pada babak kualifikasi Jepang Super Series 2104.
 Kedua pasangan harus bertemu setelah mampu mengalahkan lawan-lawannya pada pertandingan perdana babak kualifikasi. Alvent/Shintaro menghentikan perlawanan ganda tuan rumah Kazuya Itani/Tomoya Takashina 23-21, 21-13 dan Christopher/Trikuma memupus asa pasangan Negeri Sakura, julukan Jepang, lainnya Kazuki Matsumaru/Izumi Okoshi dengan tiga game 16-21, 21-16, 21-12,
 Untung, keduanya tak jadi saling sikat untuk bisa mendapat  tiket menembus babak utama turnamen berhadiah total USD 250 ribu pada Selasa (10/6).
 Ini dikarenakan adanya pasangan di babak utama yang mengundurkan diri.  Akibatnya, kedua pasangan pun langsung bisa melenggang ke babak elite yang mulai dilaksanaan di  Metropolitan Gymnasium pada 12 Juni 2014.
  Pada babak utama, Alvent/Shintaro bakal bersua dengan Wannawat Ampunsuwan/Patiphat Chalardchaleam (Thailand). Sedangkan Christopher/Trikusuma menjajal ketangguhan pasangan Tiongkok Wang Yilv/Zhang Wen. (*)

Ingin Sony Jawab dengan Prestasi


BERITA bakal tereliminasinya Sony sudah santer terdengar. Mantan Sekjen PP PBSI Yacob Rusdianto pun demkian.
 ‘’Sudah tahu dari media juga dan tampaknya itu memang benar,’’ kata Yacob.
 Hanya, selaku ketua umum PB Suryanaga, klub asal Sony, dia belum menerima surat pemulangannya. Namun, dia memperkirakan habis Indonesia Super Series Premier 2014, surat dari PP PBSI bakal datang ke Surabaya.
 Hanya, Yacob belum mau berkomentar soal pemulangan anak asuhnya itu. Alasannya, semua itu wewenang PP PBSI.
 ‘’Dan mereka juga merasa benar,’’ tambah bapak dari pebulu tangkis spesialis ganda Christopher Rusdianto itu.
 Dia pun sudah bicara dengan Sony. Yacob berharap agar peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 itu bisa menjawabnya dengan prestasi.
 Ya, jika fit, Sony susah dibendung. Hanya Lee Chong Wei yang bisa menahan lajunya.
 Itu terjadi pada Hongkong Super Series 2013. Sayang, pada 2014, badai cedera kembali menyerang.
 Imbasnya, namanya tak masuk dalam Tim Piala Thomas Indonesia 2014. Kini, Sony pun ancang-ancang dipaksa meninggalkan Pelatnas Cipayung. (*)

Sony Dipaksa Keluar Cipayung


STATUS Sony Dwi Kuncoro di HP pintarnya, Surabaya aku kan kembali. Ini membuat penulis pun punya tanda besar.
 Ada apa dengan Sony? ‘’Saya nunggu waktu keluar dari Pelatnas Cipayung. Habis Indonesia Open (Super Series Premier) mungki sudah tak di sana,’’ kata Sony.
 Indikasi tersebut semakin terlihat saat namanya tiba-tiba dicoret dari peserta Jepang Super Series 2014. Padahal, awalnya, nama arek Suroboyo tersebut bakal tampil dalam turnamen berhadiah total USD 250 ribu.
 ‘’Pencoretannya pun tidak ada alasan yang jelas. Saya hanya dikasih tahu batal tampil di Jepang,’’ ungkap dia.
 Apalagi, setelah itu, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky ingin melakukan bersih-bersih di sektor tunggal. Dia dan Dionysius Hayom Rumbaka masuk rencana tersebut.
 Jika ini terjadi, Sony harus meninggalkan tempat yang hampir 10 tahun dihuninya. Surabaya menjadi salah satu tempat yang dituju bila tersingkir dari Pelatnas Cipayung.
 Ini wajar, karena Kota Pahlawan, julukan Surabaya, merupakan kota kelahiran dan tempat orang tuanya tinggal. Apalagi, Sony juga masih tercatat sebagai anggota klub Suryanaga.
 ‘’Saya masih ingin. Belum ada keinginan pensiun atau jadi pelatih,’’ ungkap Sony.
 Bapak dua anak itu pun siap bangkit dan membuktikan dirinya belum habis. Bahkan, Sony siap mengalahkan para pebulu tangkis pelatnas dan dunia.
 ‘’Mau saya sikat semua. Saya belum habis,’’ papar Sony.
 Sony sendiri termasuk salah satu tunggal putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Dia pernah menjadi juara Asia dan mempersembahkan perunggu bagi Indonesia dalam Olimpiade Athena 2004. (*)

Tan Boon Heong Terpental dari Tim Malaysia

THOMAS: Tan Boon Heong (kiri)/Thien How (foto:thestar)

TAN Boon Heong tampil  gemilang di Piala Thomas 2014. Dipasangkan dengan Hoon Thien How, mereka menjadi salah satu kunci membawa Malaysia menembus babak final ajang bergengsi beregu putra yang dilaksanakan di New Delhi, India, 18-25 Mei itu.
 Namun, itu bukan jaminan kembali dipercaya Malaysia di ajang yang lain. Buktinya, nama Boon Heong tak masuk dalam skuad Commonwealth Games (Pesta Olahraga Persemakmuran) yang dilaksanakan di Glasgow, Skotlandia, 23 Juli hingga 3 Agustus 2014.
Ini tentu sangat mengejutkan. Alasannya, dia juga masih menyandang status juara bertahan. Empat tahun lalu di New Delhi,dia menjadi juara saat masih berpasangan dengan Koo Kien Keat.
‘’Situasinya sangat sulit. Kami hanya bisa mengirim lima pebulu tangkis putra dan lima pebulu tangkis putri,’’kata Wakil Presiden BAM (Asosias Bulu Tangkis Malaysia) Datuk Norza Zakaria.
Boon Heong tak dibawa karena penampilannya masih kalah dibandingkan Tan Wee Kiong/Goh V Shem. Mereka tak pernah kalah selama membela negeri jiran di Piala Thomas 2014.
‘’Sebenarnya, tidak bagus untuk mengatakan tidak kepada pebulu tangkis sekelas Boon Heong. Jika boleh membawa enam orang, dia akan kami masukan,’’ kilah Norza, sapaan karib Datik Norza Zakaria.
Di Glasgow, pada kelompok putra, Malaysia membawa Lee Chong Wei, Chong Wei Feng, Tan Wee Kiong, Goh V Shem, dan  Chan Peng Soon.
 Di bagian putri, negeri jiran mempercayakan kepada Tee Jing Yi,  Vivian Hoo, Woon Khe Wei, dan  Lai Pei Jing, Lim Yin Loo.
Norza menjelaskan bahwa pengiriman ke Pesta Persemakmuran 2014 tidak melalui seleksi. Alasannya, skuad Thomas-Uber Malaysia baru datang dari New Delhi pada 26 Mei, yang juga menjadi batas akhir pengiriman nama ke panitia Pesta Persemakmuran.
 ‘’Kami sangat menghargai kemauan semua pebulu tangkis. Mereka semua pemain bagus. Hanya, kami tak bisa mengirim semua karena terbatasnya tempat dan waktu,’’ ucap Norza. (*)

Datang Awal setelah Lima Bulan Pisah

ADAPTASI: Alvent Yulianto/Shintaro Ikeda

ALVENT Yulianto tepati janji. Dia bakal tampil lagi bersama pasangannya  Shintaro Ikeda dalam Jepang Super Series 2014.
 Hanya, dalam event yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo, pada 10-15 Juni 2014, mereka harus melalui babak kualifikasi lebih dulu. Ini disebabkan peringkat Alven dan rekannya yang juga berasal dari Negeri Sakura, julukan Jepang, tersebut belum mencukupi untuk bisa langsung menembus babak elite. Saat ini, mereka masih terdampar di ranking 121 dunia.
 Pada babak pertama kualifikasi, Alvent/Shintaro akan dijajal pasangan tuan rumah Kazuya Itani/Tomoya Takashina. Dari ranking terakhir, pasangan gado-gado beda negara itu seharusnya bisa memetik kemenangan. Kazuya/Tomoya ranking ada di posisi 400 dunia.
 Jika memetik kemenangan, tak menutup kemungkinan Alvent bakal bersua juniornya di Suryanaga,Surabaya, Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana.Unggulan keempat babak kualifikasi tersebut bakal dijajal Kazuki Matsumaru/Izumi Okoshi.
 Alvent/Shintaro kali terakhir tampil bareng pada Januari 2014. Mereka berlaga dalam dua turnamen bergengsi, Korea Super Series dan Malaysia Super Series Premier. Sayang, hasil yang dicapai keduanya belum memuaskan.
 Dalam Korea Super Series, pasangan yang sama-sama sudah berkepala tiga tersebut langsung tumbang di babak pertama oleh ganda Indonesia Berry Angriawan/Ricky Karanda Suwardi 8-21, 18-21. Sepekan kemudian, di babak kualifikasi Malaysia Super Series Premier 2014, Alvent/Shintaro menyerah kepada pasangan tuan rumah Mohd Razif Abdul Latif/Muhammad Hafiz Hashim 21-16, 15-21, 17-21.
 Nah, agar tak lagi jeblok dan langsung tumbang di babak kualifikasi, Alvent pun sudah jauh-jauh hari datang ke Tokyo. Tujuannya, untuk memupuk kekompakan setelah lima bulan tak berlatih dan tampil bersama. Selain Alvent, Christopher/Trikusuma, di nomor ganda dalam Jepang Super Series 2014, Indonesia menurunkan dua pasangan terkuatnya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Rian Agung Saputro. (*)

Febri Ulangi Sukses Seri Sulsel

JUTAWAN: Febriyan Irvannaldy 

FEBRIYAN Irvannaldy tak perlu banyak memeras keringat untuk menjadi juara. Itu setelah lawannya, Setyaldi Putra Wibowo (Jaya Raya Jakarta) mengundurkan diri saat kedudukan 15-9 dalam pertandingan final tunggal putra Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Kalimantan Tengah di GOR Sanaman Mantikei,Palangkaraya, pada Sabtu siang waktu setempat (7/6).
 ‘’Dia mengalami cedea engkel sehingga tak bisa melanjutkan pertandingan,’’ kata Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, melalui pesan singkat kepada smashyes usai pertandingan.
 Ini merupakan gelar kedua bagi pebulu tangkis Wima Surabaya tersebut dalam ajang Sirnas 2014. Sebelumnya, dalam Seri Sulawesi Selatan, Febri juga sukses naik ke podium terhormat.
 Dalam babak pemungkas yang dilaksanakan di GOR Sudiang, Makassar, 8 Maret 2014, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut menundukkan Hermansyah (Jaya Raya) dengan 21-19, 21-13.
 Hanya, ambisi Febri bisa berhadapan di final dengan Alamsyah Yunus di Seri Kalimantan Tengah 2014 gagal terlaksana. Lelaki yang diunggulkan di posisi teratas tersebut dipermalukan oleh Setyaldi dengan dua game langsung 18-21, 11-21 di babak semifinal.
Beda dengan di tunggal putri.
Hasil final kelompok dewasa
Tunggal putra: Febriyan Irvannaldy (Wima Surabaya) v Setyaldi Putra Wibowo (Guna Dharma) 15-9 (ret)

Tunggal putri: Ganis Nurrahmadani (Pertamina) v Rena Suwarno (Jaya Raya Jakarta) 11-21, 21-18, 21-13

Ganda putra: Rahmat Adianto/Seiko Wahyu (Tjakrndo Master x3) v Hantoro/Kenas Adi Haryanto (Djarum) 17-21, 21-18, 21-17

Ganda putri:Dian Fitriani/Nadya Melati (Pertamina x1) v Devi Tika Permatasari/Keysya Nurvita Hanadia (SGS Bandung) 21-17, 21-17

Ganda campuran: Ardiansyah Putra/Devi Tika (Berkat Abadi Banjarmasin/SGS Bandung x1) v Anggun Nugroho/Dian Fitriani (Halim/Pertamina)  21 -12, 16-21, 21-11

Febri Gagal Bersua Alamsyah

KANS: Febri (kiri) dan pelatih Wima, Amar. (foto: sidiq)

AMBISI Febriyan Irvannaldy melakukan revans kepada Alamsyah Yunus belum terlaksana. Keduanya gagal bersua dalam babak final nomor tunggal putra Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Kalimantan Tengah 2014.
 Itu disebabkan Alamsyah, yang menempati unggulan pertama, sudah tersingkir dalam babak semifinal. Pada pertandingan yang dilaksanakan di  GOR Sanaman Mantikei, Palangkaraya, pada Jumat waktu setempat (6/6), dia harus mengakui ketangguhan Seyaldi Putra Wibowo, unggulan kelima dari Guna Dharma, dengan dua game langsung 21-18, 21-11.
 Pil pahit ini membuat Alamsyah belum sekalipun menjadi juara dalam sirnas 2014 yang sudah memasuki seri kelima. Peluang menjadi juara sempat terbuka baginya dalam Seri Jakarta.
 Sayang, pada babak final dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Asia-Afrika, Alamsyah, yang bernaung di klub JR Enkei,  dipermalukan  juniornya di klub dan Pelatnas Cipayung Jonatan Christie.
 Sementara, Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, mengalahkan unggulan keempat Hermansyah(Jaya Raya Jakarta) dengan straight game 21-17, 22-20. Dalam Sirnas Kalimantan Tengah 2014, pebulu tangkis Wima Surabaya tersebut menduduki unggulan kedua.
 Febri pernah merasakan manisnya menjadi juara Sirnas 2014 saat dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan. Seri ini merupakan seri perdana.
 Dia kalah oleh Alamsyah di semifinal Seri Jakarta. Febri menyerah pada game ketiga atau game terakhir saat kedudukan 20-20 karena mengalami kejang kaki. (*)

Balik Cipayung, Pilih No Comment Dulu

TAWARAN: Hendrawan dan keluarga

NAMA Hendrawan kembali jadi perbincangan. Namanya dikaitkan-kaitkan untuk kembali ke Pelatnas Cipayung. Dia diharapkan bisa membenahi sektor tunggal putri. Berikut petikan wawancara jarak jauh dengan Hendrawan yang kini masih berstatus pelatih tunggal putra Malaysia di Kuala Lumpur.

Malam Hendrawan
-Ya. Selamat malam juga. Ada apa ya?

Hendrawan mau balik ke Cipayung dan tangani nomor tunggal putrid?
-No comment dulu ya. Sama wartawan-wartawan lain, saya juga no comment

Kalau diminta siap?
-Ya dilihat saja nanti bagaimana.

Hendrawan dikontrak berapa lama di Malaysia?
-Kontrak saya sampai Juni tahun depan. Nggak tahu diperpanjang lagi apa enggak. Saya sudah lima tahun di Malaysia. Saya di Cipayung dari 2004 sampai 2009. Setelah itu dari 2009 samapai sekarang saya ke Malaysia.
Saya dipercaya menangani nomor tunggal putra bersama dengan Rahid Sidek dan Tey Siu Bock

Oke Hendrawan. Sukses selalu buat Anda.
-Ok.Sama-sama

Di sela-sela wawancara, penulis sempat menyinggung masa lalunya yang pernah bergabung dengan PB Wima. Dia mengakui digembleng pelatih senior Ferry Stewart di GOR Krukah.
 Sampai sekarang, GOR Krukah, yang berada di tengah perkampungan, masih menjadi tempat latihan pebulu tangkis PB Wima. (*)

Gagal di Tunggal, Tumpas di Ganda

Andre Marteen (foto:djarum)

   PERJUANGAN Andre Marteen di Sri Lanka Challenge 2014 terhenti. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut menyerah kepada wakil Malaysia Iskandar Zulkarnain Zainuddin dengan dua game langsung 21-11, 21-12 pada pertandingan babak II yang dilaksanakan di Kolombo pada Jumat waktu setempat (6/6).
 Kemenangan atas Andre pun membuat langkah pebulu tangkis negeri jiran tersebut makin lapangan. Di babak perempat final, Iskandar menjungkalkan unggulan keempat asal Thailand Suppanyu Avihingsanon dengan 23-25, 21-14, 21-16.
 Bagi Andre, kekalahan atas wakil negeri jiran tersebut memuat dia gagal mengulangi capaian manis pada Thailand Internasional  Series bulan lalu. Dalam event tersebut, dia mampu menjejakkan kakinya hingga babak final.
 Pil pahit di nomor tunggal ini berlanjut di nomor ganda. Berpasangan dengan pebulu tangkis Malaysia Loke Kok Pong, mereka menyerah kepada ganda Taiwan yang melaju dari babak kualifikasi Po Li-Wei/Yang Ming-Tse dengan rubber game 15-21, 21-18, 10-21 di babak kedua.
 Kegagalan juga menimpa wakil Indonesia di nomor tunggal putri, Millicent Wiranto. Menempati unggulan kelima, secara mengejutkan dia menyerah kepada Supanida Katethong 14-21, 21-16, 7-21.
 Andre dan Millicent selalu bersama dalam setiap mengikuti turnamen. Ini dikarenakan keduanya bergabung dalam satu klub di Malaysia. Mereka bisa bergabung ke Kawasaki karena ajakan mantan pelatihnya di Pelatnas Cipayung Li Mao. (*)



Sampai Semifinal tanpa Tetesan Keringat

Ganis Nurrahmadani (foto:djarum)

ENAK benar langkah Ganis Nurrahmandani. Unggulan teratas nomor tunggal putri dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Kalimantan Tengah 2014 tersebut lolos hingga babak semifinal tanpa memeras keringat.
 Kok bisa? Ini dikarenakan dia selalu memperoleh bye. Pada babak pertama, pebulu tangkis yang membela Pertamina tersebut lolos tanpa bertanding. Nah, kejadian serupa kembali terulang pada babak kedua. Lawan yang harus dihadapi, Fitriani asal Exist, memutuskan mengundurkan diri.
 Namun, di semifinal, Ganis tak mendapat bye lagi. Dia berebut tempat ke babak pemungkas dengan Mega Cahya dari Tangkas Jakarta. Di babak kedua, dia menghentikan ambisi Jauza Fadhila Sugiarto dengan dua game langsung 21-17, 21-14 pada pertandingan yang dilaksanakan di GOR KONI, Palangkaraya. Semifinal lainnya akan mempertemukan unggulan ketiga Dian Fitriani asal Pertamina melawan unggulan kedua Rena Suwarno.
 Dian lolos ke semifinal berkat kemenangan 22-20, 21-17 atas Zakia Ulfa (Aufa Kalsel) da Rena melibas Sessarina (Bintang Perkasa Semarang)21-6, 21-15.
 Sektor tunggal putri dalam Sirnas Kalimantan Tengah memang sepi peminat. Hanya tercatat sembilan peserta. (*)

Andre-Millicent Lewati Rintangan Perdana

Milicent Wiranto

LANGKAH Andre Marteen ke babak kedua Sri Lanka Challenge 2014 tak sesulit dibayangkan. Menghadapi unggulan kelimabelas asal India Subhankar Dey, dia mampu memetik kemenangan dua game langsung 21-19, 21-16 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Kolombo pada Kamis waktu setempat (5/6). Ini menjadi kemenangan perdana atas lawannya yang berperingkat 100 dunia tersebut.
 Pada babak kedua, Andre akan menjajal ketangguhan pebulu tangkis Malaysia Iskandar Zulkarnain Zainudin yang di babak pertama menundukkan pebulu tangkis Taiwan yang lolos dari babak kualifikasi Chang En Chia dengan 21-11, 21-16.
 Sebelumnya, Andre tak pernah bertemu dengan Iskandar. Memang, dari segi ranking, dia masih kalah. Andre ada di posisi 111 sedangkan Iskandar tujuh setrip lebih bagus.
 Namun, melihat kondisi terakhir, mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung itu lebih diunggulkan. Bulan lalu, dia mampu menembus final Thailand Internasional Series 2014.Sementara, Iskandar baru sembuh dari cedera yang membuatnya absen dari Tiongkok Masters 2014.
 Andre sendiri sudah taka sing dengan gaya permainan para pebulu tangkis Malaysia. Ini disebabkan saat ini dia berlatih di klub Kawasaki, Malaysia. Dia datang ke negeri jiran atas ajakannya mantan pelatihnya di Cipayung, Li Mao.
 Sukses Andre di tunggal putra juga diikuti wakil Indonesia di nomor tunggal putri, Millicent Wiranto. Perempuan yang juga bernaung di bawah bendera Kawasaki tersebut menang dua game langsung 21-18, 21-12 atas Wisara Makasasitorn. Hasil ini mengulangi  kemenangan Millicent atas lawan yang sama di babak kualifikas Thailand Grand Prix Gold 2012.
 Pada babak kedua, Millicent, yang diunggulkan di posisi kelima, bakal dijajal pebulu tangkis Thailand lainnya, Supanida Katethong, yang di babak pertama menang 21-13, 21-18 atas Sayali Gokhale (India).
Di atas kertas, Millicent bakal tak akan mengalami kesulitan untuk bisa menembus babak perempat final.(*)

Pikirkan Dulu Saja Babak Pertama


BERAT: Angga Pratama/Rian Agung (foto:PBSI)

PASANGAN Angga Pratama/Rian Agung Saputro siap-siap kecewa. Ancaman tumbang di babak pertama Indonesia Super Series Premier 2014 sudah di depan mata.
 Mereka akan berhadapan dengan ganda tangguh asal Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen. Di turnamen yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, 17-22 Juni tersebut, mereka menempati unggulan kedua.
Dari rekor pertemuan, Angga/Rian pun tak pernah menang dari ganda yang dua tahun lalu menembus final Olimpiade London tersebut.
 Kekalahan itu ditelan Angga/Rian di Bitburger Open 2010 dengan 18-21, 12-21, All England Super Series 2013 juga straight game 18-21, 19-21, serta dalam Kejuaraan Dunia 2013 melalui rubber game 13-21, 21-11, 17-21. Selain itu, pada 2014 ini, penampilan ganda nomor dua di Pelatnas Cipayung tersebut kurang memuaskan.
 Capaian terbaiknya hanya menembus babak semifinal Malaysia Super Series Premier. Mereka gagal melangkah ke babak pemungkas setelah dihentikan pasangan tuan rumah Goh V Shem/Lim Khim Wah 25-23, 13-21, 20-22. Selebihnya, di India Super Series, All England Super Series Premier, dan Singapura Super Series, mereka tumbang di babak-babak awal.
 Saat menanggung beban menjadi penentu kemenangan saat melawan Korea Selatan di perempat final Piala Thomas, keduanya tampil jeblok. Angga/Rian menyerah 14-21, 21-10, 13-21 kepada Kim Ki-jung/Kim Sa-rang.
 Ini membuat skor menjadi imbang 2-2. Untung, di partai kelima, Simon Santoso, yang dipercaya sebagai tunggal ketiga, mampu memetik kemenangan dan meloloskan Indonesia ke semifinal. Di semifinal, Angga/Rian tak tampil karena Indonesia sudah tertinggal 0-3.
 Di Indonesia Super Series Premier 2014, PP PBSI memasang target kepada Angga/Rian lolos ke semifinal. Namun, bisa jadi, target tersebut tinggal kenangan. Hmmm. (*)

Absen Sirnas karena Tangani Atlet Rep Ceko

BERLATIH: Jeffer (tiga dari kanan) dan Kristina (dua dari kiri)

TIDAK ada nama Jeffer Rosobin dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Kalimantan Tengah 2014. Ini sudah kali kedua dia absen secara beruntun.Padahal, dalam Sirnas Seri Kepulauan Riau di Batam, Jeffer mampu menjadi juara.
 Ada apa? ‘’Saya konsentrasi melatih di kamp. Ada pebulu tangkis dari Rep Ceko yang berlatih di tempat saya,’’ kata pemilik Rosobin Academy tersebut.
 Ini dilakukannya karena dia ingin anak asuhnya tersebut bisa tampil gemilang di Jepang Super Series 2014 dan Indonesia Super Series Premier 2014.
 Dari daftar pebulu tangkis yang ada di Jepang Super Series ada nama Kristina Gavnholt. Di babak pertama, dia langsung berhadapan dengan unggulan keenam Tai Tzu Ying. Dari rekor pertemuan, Kristina pe (tiga rnah dikalahkan pebulu tangkis Taiwan tersebut pada AS Grand Prix Gold 2010 dengan dua game langsung 25-23, 10-21.
Tantangan lebih berat terjadi di Indonesia Super Series Premier. Pada penampilan perdana event yang dilaksanakan 17-22 Juni di Istora Senayan, Jakarta, tersebut, Kristina menjajal unggulan teratas Li Xuerui.
 ‘’Tidak ada lawan yang tak bisa dikalahkan. Semua pasti bisa ditundukkan,’’ jelas Jeffer.
 Dia mengakui kedatangan pebulu tangkis Rep Ceko ke kampnya tak lepas dari info yang diberikan Megawati. Mantan pebulu tangkis andalan Suryanaga, Surabaya, tersebut telah bekerja di KBRI Praha, Rep Ceko.
 Tahun ini, Kristina mempermalukan pebulu tangkis anggota Tim Uber Indonesia Maria Febe dengan 13-21, 15-21 di babak pertama Jerman Grand Prix Gold. (*)

Andre Marteen Berjuang Sendirian

KAWASAKI: Andre Marteen (foto:djarum)

ANDRE Marteen berpetualang sendirian. Dia menjadi satu-satunya pebulu tangkis Indonesia yang berlaga dalam Sri Lanka Challenge 2014.
 Bahkan, tantangan berat pun langsung dihadapinya dalam turnamen berhadiah total USD 15 ribu di Kolombo pada 4-8 Juni itu. Pada pertandingan perdana, Andre bersua dengan unggulan ke-15  asal India Subhankar Dey pada 5 Juni.
 Ini menjadi pertemuan perdana bagi kedua pebulu tangkis. Memang, dari segi ranking, Andre masih kalah.
 Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut ada di ranking 111. Sementara, Subhankar ada di posisi 100.
 Andre sendiri tampil dengan membawa bendera klub Kawasaki Malaysia. Selama itu pula, dia sering mendapatkan kesempatan berlaga dalam beberapa turnamen.
Capaian terbaiknya adalah menembus babak final Thailand Internasional Series pada Mei lalu. Ambisinya menjadi juara dihentikan wakil tuan rumah Khosit Phetpradab dengan rubber game 14-21, 21-19, 13-21.
 Di Kawasaki, Andre juga bergabung bersama mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung Milicent Wiranto. Dia juga turun di Sri Lanka Challenge 2014.
 Bahkan, Millicent duduk di unggulan kelima. Pada babak pertama, perempuan yang kini duduk di posisi 66 dunia tersebut berhadapan dengan Wisara Makasasitorn dari Thailand.
 Milicent pernah mengalahkan lawannyang berperingkat 206 dunia itu pada babak kualifikasi Thailand Grand Prix Gold 2013. Saat itu, dia menang dua game langsung 21-11, 21-13. (*)

Febri Mulai Dapat Lawan Berat

TANTANGAN: Febriyan Irvannaldy 

FEBRIYAN Irvannaldy bersua musuh lama. Pebulu tangkis asal Wima Surabaya tersebut berhadapan dengan Nugroho Andi Saputro (JR Enkei) pada babak perempat final Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Kalimantan Tengah 2014.
 Itu setelah keduanya memetik kemenangan atas lawan-lawannya di babak ketiga yang dilaksanakan di GOR KONI Palangkaraya pada Rabu waktu setempat (4/6). Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, harus bekerja keras selama tiga game 21-18, 18-21, 21-17 untuk menyingkirkan Panji Akbar Sudrajat. Sementara, Gepeng, sapaan karib Nugroho Andi Saputro, menang straight game 21018, 21-13 atas Mentari V Kool.
 Febri dan Gepeng pernah sama-sama menjalani gemblengan di Pelatnas Cipayung. Hanya, persaingan yang keras membuat keduanya harus tersingkir.
 Namun, dalam Seri Kalimantan Tengah 2014 ini, Febri lebih diunggulkan. Dia diunggulkan di posisi kedua sedangkan Gepang di posisi kedelapan.
Ini disebabkan ranking dunia yang dimilikinya lebih bagus dibandingkan Gepeng.Febri ada di posisi 252 sementara Gepeng di posisi 840.
Bagi Febri sendiri, Seri Kalimantan Tengah 2014 juga menjadi ajang pelampiasan baginya setelah gagal di dua seri sebelumnya di Jakarta dan Jawa Barat. Di Jakarta, pebulu tangkis yang pernah berlatih di Singapura tersebut terhenti langkahnya di semifinal dan di Jawa Barat di perempat final.
 Pada pertandingan lainnya, unggulan teratas, Alamsyah Yunus dipaksa tampil tiga game 21-14, 15-21, 21-11 oleh rekan satu klub Febri, Rizky Antasari. Dia akan berebut tiket semifinal dengan Evert Sukamta (Tangkas). (*)      

Siap-Siap Langsung Angkat Koper di Babak I


UNDIAN kurang menguntungkan dialami Sony Dwi Kuncoro dan Dionysius Hayom Rumbaka. Dua pebulu tangkis Pelatnas Cipayung itu langsung bertemu dua kandidat utama dalam Indonesia Super Series Premier 2014.
 Ironisnya, pertemuan tersebut terjadi di babak pertama turnamen yang menyediakan hadiah total USD 750 ribu tersebut. Sony akan berhadapan dengan tunggal putra peringkat satu dunia Lee Chong Wei dari Malaysia. Sedangkan Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, menantang Chen Long (Tiongkok) yang jadi unggulan kedua.
 Dari rekor pertemuan, Sony hanya menang lima kali dari 14 kali duel di lapangan. Hanya, kemenangan terakhir dipetik Arek Suroboyo tersebut terjadi empat tahun lalu di Singapura Super Series.
 Ironisnya, empat kali pertemuan terakhir menjadi milik Chong Wei. Kali terakhir, Chong Wei mengalahkan Sony di final Hongkong Super Series 2013 dengan mudah 21-13, 21-9.
 Yang lebih parah Hayom. Lelaki binaan Djarum Kudus itu tak pernah menang dalam tiga kali pertemuan dengan Chen Long.  Kali terakhir, Hayom menyerah dengan mudah 8-21, 10-21 pada Kejuaran Asia 2012.
 Satu lagi wakil Indonesia yang langsung berlaga di babak utama Indonesia Super Series Premier 2014 adalah Tommy Sugiarto. Tak menutup kemungkinan, lelaki yang diunggulkan di posisi kelima tersebut langsung angkat koper di babak pertama.
 Dalam penampilan perdana, Tommy berjumpa dengan pebulu tangkis Denmark Viktor Axelsen. Memang, Tommy unggul 2-1 dari pertemuannya dengan Viktor.
 Hanya, saat ini, penampilan putra legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut tengah menurun. Di ajang Piala Thomas 2014 lalu, konstribusi Tommy sangat kecil.  Dengan alasan baru saja dibekap cedera, Tommy gagal menyumbangkan angka saat Indonesia kalah 0-3 dari Malaysia pada babak semifinal. (*)

Kido/Sinyo Absen di Jepang


JEPANG Super Series 2014 tak menarik banyak pebulu tangkis papan atas dunia. Salah satunya pasangan Markis Kido/Markus Fernaldi. Mereka memilih absen dari turnamen yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada 10-15 Juni 2014 itu.
‘’Kami memilih tampil di Indonesia Super Series Premier dan Australia Super Series saja,’’ kata Kido kepada smashyes.
 Bahkan, saat ini, keduanya sudah fokus ke dua turnamen yang pelaksanaannya beranting tersebut. Indonesia Super Series Premier 2014 dilaksanakan 17-22 Juni di Jakarta dan Australia Super Series digelar24-29 Juni di Sydney. Dalam segi hadiahpun, berbeda jauh.
 Jepang Super Series 2014 ‘’hanya’’ menyediakan USD 250 ribu. Sementara, Indonesia Super Series Premier dan Australia Super Series 2014 sama-sama menyediakan hadiah total USD 750 ribu.
Kido/Sinyo, sapaan Markus Fernaldi, saat ini duduk di posisi kesembilan dunia. Ini membuat mereka menjadi pasangan terbaik kedua setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang duduk di posisi teratas.
 Sayang, posisi tersebut tak membuat PP PBSI memberikan perhatian lebih. Buktinya, di Piala Thomas 2014 di New Delhi, India, mereka digusur Angga Pratama/Rian Agung Saputro dan Berry Anggriawan/Ricky Karanda. Padahal, ranking keduanya masih di bawah Kido/Sinyo. (*)

Langkah Alamsyah Nyaris Tersendat


ALAMSYAH Yunus  dipaksa memeras keringat. Dia harus bertarung deuce 23-21 pada game kedua saat menghadapi Indra Setiawan dari Pertamina pada babak kedua Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Kalimantan Tengah 2014 di Palangkaraya pada Selasa waktu setempat (3/6).  Pada game perdana, Alamsyah, yang tercatat membela JR Enkei,  tak mengalami kesulitan dengan menang mudah 21-13.
 Pada babak ketiga, Alamsyah, yang menempati unggulan teratas, akan ditantang pebulu tangkis muda asal Wima, Surabaya, Rizky Antasari.  Dia lolos hingga babak ketiga tanpa memeras keringat.
 Di babak pertama, Rizky menang bye. Sementara , pada babak kedua, anak asuh Ferry Stewart itu batal turun ke lapangan karena lawannya, Rohmat Abdul Rohman (Exist), mengundurkan diri.
 Di atas kertas, Rizky bukan lawan yang sepadan bagi Alamsyah. Skill dan pengalaman Alamsyah jauh lebih bagus dibandingkan Rizky.
 Alamsyah sendiri bakal menjadikan Seri Kalimantan Tengah ini sebagai ajang pelampiasan. Hingga sirnas yang sudah bergulir lima seri, dia belum sekalipun menjadi juara.
Di Kalimantan Tengah, saingan terberatnya, Jonatan Christie absen. Ini disebabkan PP PBSI mengambil keputusan untuk tak mengirim wakil seperti halnya di Seri Jakarta dan Jawa Barat. Dalam dua seri itu, Jonatan tampil gemilang dengan menjuarai nomor tunggal putra di kelompok dewasa.
 Kini, saingan terberat Alamsyah ada pada diri Febriyan Irvannaldy. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu diunggulkan di posisi kedua.
 Pada Seri Jakarta, Alamsyah nyaris menanggung malu. Dia dipaksa bertarung hingga game ketiga oleh pebulu tangkis yang membela Wima Surabaya tersebut.
 Untung, pada game ketiga, Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, mengalami kram. Sehingga, dia tak bisa melanjutkan pertandingan saat kedudukan masih imbang 20-20. (*)

Tontowi Nyaris Pilih Kuliah

SARAN: Koko Pamudi (foto: sidiq)
TONTOWI Ahmad dikenal sebagai salah satu pebulu tangkis spesialis ganda campuran. Bahkan, berpasangan dengan Liliyana Natsir, mereka mampu mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional.
 Tiga kali gelar juara turnamen bergengsi, All England, mampu digapai yakni pada 2011, 2012, dan 2013. Di 2013 pula, Tontowi/Liliyana mampu menjadi juara dunia. Namun, siapa sangka, Tontowi nyaris putus asa dan menggantungkan raket setelah tamat SMA.
 ‘’Tontowi setelah lulus SMA di Gresik mau melanjutkan kuliah. Namun, saya sarankan agar dia mencari klub lagi karena setelah lulus SMA tak bisa bergabung dengan Pusdiklat Semen Gresik,’’ kata Koko Pambudi, pelatih Pusdiklat Semen Gresik dan PB Semen Gresik, kepada smashyes.
 Itu, terang dia, terjadi pada 2003. Untung, sarannya tersebut dituruti oleh Tantowi dan dia pun bergabung dengan PB Djarum Kudus.
 ‘’Saya juga bilang ke dia, latihan membayar pun di Djarum juga nggak apa-apa. Djarum tempat yang pas bagi dia untuk mengembangkan karir,’’ lanjut Koko.
 Dia sendiri menerima Tontowi pada 2001. Saat itu, Tontowi datang dari PB Argo Pantes, Tangerang.
 ‘’Wah, kali pertama datang, dia susah diatur. Pelahan tapi pasti, saya mulai mengarahkan karena saya melihat Tontowi memang punya potensi,’’ ungkap Koko.
 Lelaki 38 tahun itu menerangkan, orang tua Tontowi pun senang karena anak kandungnya telah banyak berubah ketika di Semen Gresik. Sejalan dengan itu, prestasi lekaki asal Cilacap. Jawa Tengah, itu pun mulai kelihatan.
 “Dia sempat menjadi semifinalis nomor ganda putra berpasangan dengan Teguh Siswanto. Tontowi juga main di tunggal karena Semen Gresik sebenarnya menggembleng nomor tunggal sebagai prioritas,’’ lanjut Koko.
 Setelah saran Koko diterima, Tontowi pun diterima di Djarum Kudus. Tak berselang lama, panggilan ke Pelatnas Cipayung pun datang.
 Sempat bergonta-ganti pasangan, dia pun akhirnya mempunyai pasangan yang klop pada diri Liliyana. Prestasi pun terus diraih.
 Jika saja saran Koko diabaikan, Indonesia tak akan mempunyai juara dunia nomor ganda campuran melalui Tontowi/Liliyana dan tak ada yang bisa melakukan hat-trick di All England.
 Sampai saat ini, hubungan Koko dengan Tontowi pun masih akrab terjalin. Dalam waktu dekat, mantan anak asuhnya itu bakal datang ke Gresik, tempat tinggal Koko. (*)