WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Lindaweni Melawan Rekor Buruk

MEKAJU: Lindaweni Fanetri

RINTANGAN awal mampu dilewati Lindaweni Fanetri. Andalan Indonesia di nomor tunggal putri itu mampu melangkah ke babak ketiga Kejuaraan Dunia 2014.
Itu setelah Lindaweni menumbangkan unggulan ke-14 asal Thailand Nichaon Jindapon dengan rubber game 15-21, 21-13, 21-9 di Kopenhagen, Denmark, pada Selasa waktu setempat. Kemenangan ini membuat Lindaweni mampu membalas kekalahan yang ditelannya dari pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, itu dalam Indonesia Super Series Premier  2014 di Istora Senayan, Jakarta, pada Juni lalu.
 Ini juga membuata dia unggul 2-1 dalam rekor head to head. Kemenangan perdana dipetik atlet Suryanaga, Surabaya, itu pada India Grand Prix Gold 2012.
 Untuk bisa melangkah ke babak perempat final, Lindaweni harus bisa menjungkalkan unggulan kelima asal Korea Selatan Sung Ji-hyun yang di babak ketiga tak perlu memeras keringat. Dia menang WO atas Sarah Walker (Inggris). Namun, itu bukan tugas ringan.
 Lindaweni punya rekor buruk jika bersua Ji-hyun. Dia tak pernah menang dalam empat kali pertemuan. Kali terakhir, Lindaweni menyerah  pada pertandingan putaran final Piala Uber di New Delhi, India, pada Mei 2014. Selain itu, dua kekalahan lain juga dialami Lindaweni pada tahun ini yakni di All England Super Series Premier dan Singapura Super Series.
 Tahun lalu, Lindaweni juga melangkah hingga babak ketiga. Ambisnya dihentikan unggulan teratas asal Tiongkok Li Xuerui.
 Di nomor tunggal putri ini, Indonesia juga mengirimkan Bellaetrix Manuputty. Dia juga menembus babak II. Rabu waktu setempat, Bella, sapaan karib Bellaetrix, bakal berebut tiket babak ketiga dengan Tai Tzu Ying (Taiwan), yang diunggulkan di posisi kedelapan.
 Kans menang bagi Bella masih terbuka. Dia pernah dua kali mengalahkan lawannya itu. Apalagi, tahun ini, Bella mampu menang di Malaysia Super Series Premier. (*)

Unggulan Belum Terhadang


ZIN Rei Ryan belum terlalu banyak mengeluarkan keringat. Unggulan teratas nomor tunggal putra dalam Jaya Raya Indonesia International Challenge 2014 itu sudah menjejakkan kakinya ke babak ketiga.
Setelah memperoleh bye pada babak pertama, pebulu tangkis asal Singapura itu melibas wakil Indonesia Reza Romadhon dengan dua game langsung 21-12, 21-12 dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Selasa WIB (26/8).
Untuk bisa menembus babak keempat, Zin harus bisa mengalahkan Pacharapol Nipornram. Lelaki asal Thailand itu menghentikan wakil tuan rumah M. Irsyadul Ibad 21-18, 21-8.
Nomor tunggal putra merupakan satu-satunya nomor yang unggulan teratasnya bukan dari Indonesia. Hanya, ini tak membuat merah putih gentar. Pebulu tangkis diharapkan mampu menyapu bersih gelar dalam event junior yang menyediakan poin 7.000 bagi juaranya tersebut. (*)

Kesan Manis Praveen/Debby

Praveen

LEWATI RINTANGAN:  Praveen Jordan/Debby Susanto
DEBUT manis diukir Praveen Jordan/Debby Susanto di Kejuaraan Dunia. Mereka mampu melaju ke babak kedua.
 Itu setelah Praveen/
Debby menang dua game yang ketat 22-20, 21-18 atas Hirokatsu Hashimoto/Miyuki Maeda (Jepang) di Balleerup Super Arena, Kopenhagen, Denmark, pada Senin waktu setempat  (25/8) atau Selasa ini hari WIB (26/8).
 Ini menjadi kemenangan kedua bagi pasangan merah putih itu atas Hirokatsu/Miyuki. Sebelumnya, Praveen/Debby menang di Jepang Super Series pada Juni lalu di Tokyo.Jonathan
 Sayang, di babak kedua, mereka bersua dengan sesama pasangan Indonesia, Markis Kido/Pia Zebadiah, yang diunggulkan di posisi kesembilan.  Praveen/Debby juga punya keunggulan. Mereka mampu mengalahkan pasangan kakak beradik tersebut di India Super Series tahun ini.
 Pasangan Indonesia yang lolos ke babak kedua nomor ganda campuran adalah Riki Widianto/Richi Dili Puspita. Unggulan ke-15 ini memperoleh bye.  Pada babak kedua, finalis Singapura Super Series 2014 itu ditantang ganda Austria Roman Zirnwald/Elisabeth Baldauf.
Sementara, pasangan Markus ‘’Sinyo’’Gideon/Rizki Amelia Pradipta meneyerah 18-21, 11-21 kepada Jonathan Nordh/Emelie Lennartsoon (Swedia).
 Sebenarnya, nomor ganda campuran ini menjadi tumpuan Indonesia meraih gelar. Tapi, pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana, yang menyandang status juara bertahan, absen karena Tontowi mengalami cedera. (*)

Target Sapu Bersih Gelar


KEHADIRAN pebulu tangkis asing tak membuat keder. Buktinya, pihak panpel memperkirakan Indonesia bisa menyapu bersih gelar dalam Jaya Raya Junior International Challenge 2014 yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, Jawa Timur, pada 26-31 Agustus.
"Hadirnya pebulu tangkis terbaik pelatnas pratama dan juga wakil klub-klub akan membuat Indonesia bisa menang di lima nomor," terang Imelda Kurniawan, mantan pebulu tangkis ganda Indonesia yang juga Ketua Panpel Jaya Raya Indonesia Junior International Challenge 2014.
Selain itu, dari lima nomor yang dipertandingkan, Indonesia mendominasi unggulan teratas di empat nomor.
Hanya di nomor tunggal putra, unggulan teratas ditempati wakil non-Indonesia. Pebulu tangkis Singapura Zin Rei Ryan Ng menjadi kandidat utama untuk menjadi juara. (*)
 


Unggulan Teratas Jaya Raya Indonesia Junior International  Challenge 2014

Tunggal Putra:1.Zin Rei Ryan Ng (Singapura)

Tunggal Putri; Ruselli Hartawan (Indonesia)

Ganda Putra; Altof Baariq/Reinard Dhanriano (Indonesia)

Ganda Putri;Jauza Sugiarto/Apriyani Rahayu (Indonesia)

Ganda Campuran; Reinard Dhanriano/Sinta Arum (Indonesia)

Enam Negara Adu Gengsi di Level Junior


JAYA Raya Indonesia Junior International Challenge 2014 bakal panas. Enam negara bakal saling adu kekuatan dalam event yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada 26-31 Agustus mendatang.
"Pebulu tangkis Thailand, Singapura, Malaysia, Hongkong, Korea Selatan serta tuan rumah Indonesia akan ikut ambil bagian. Total ada 300 peserta," kata Imelda Kurniawan, ketua panpel Jaya Raya Junior International Challenge.
Dia berharap event yang sudah masuk kali kedelapan ini bisa memberikan sumbangsih bagi perbulu tangkisan dunia. Imelda pun menyebut beberapa nama alumni kejuaraan yang sudah  eksis di level senior.
"Ada Sapsiree dari Thailand yang kini masuk ranking 9 dunia. Ini membuktikan bahwa kejuaraan junior ini jadi ajang mencetak pebulu tangkis bagus," jelas Imelda.
Apalagi, Jaya Raya Junior International Challenge 2014 merupakan event bagi para pebulu tangkis junior untuk berburu poin. Menurut Imelda, event di Kota Pahlawan hanya kalah dari Kejuaraan Dunia dan Kejuaraan Asia.
"Juaranya dapat 7.000 poin. Sedangkan juara dunia dapat 11.000 dan juara Asia 9.000," lanjut Imelda. (*)

Debut Hayom setelah Terpental dari Pelatnas

PERDANA: Dionysius Hayom Rumbaka

DIONYSIUS Hayom Rumbaka hilang bak ditelan bumi. Usai Piala Thomas 2014 di New Delhi,India, dia hanya turun di Indonesia Super Series Premier yang dilaksanakan di Jakarta pada Juni lalu.
 Hasilnya pun sangat mengecewakan. Lelaki yang akrab disapa Hayom tersebut langsung tersingkir.
 Dia langsung menyerah pada penampilan perdana.  Hayom menyerah kepada unggulan kedua asal Tiongkok Chen Long dengan 17-21, 11-21.
 Ini memperparah posisinya setelah dianggap jeblok di Piala Thomas 2014. Dalam event dua tahunan tersebut, pebulu tangkis binaan Djarum Kudus itu dianggap sebagai biang kegagalan Indonesia menjadi juara.
 Menjadi tunggal ketiga, Hayom kalah mudah dua game 10-21, 17-21 kepada Chong Wei Feng. Ini membuat Indonesia menyerah 2-3 di babak semifinal.
 Setelah Indonesia Super Series Premier 2014, Hayom pun tergusur dari Pelatnas Cipayung. Dia kembali ke klub asalnya, Djarum Kudus.
 Nah, September nanti, tepatnya 1-7 September, Hayom bakal unjuk kebolehan dalam Vietnam Grand Prix. Bahkan, dalam turnamen berhadiah total USD 50 ribu itu, dia menempati unggulan teratas.
 ‘’Vietnam Grand Prix menjadi penampilan pertama Hayom setelah tak lagi di pelatnas,’’ terang Yoppy Rosimin, ketua POR Djarum.
 Pada babak pertama, Hayom bersua dengan Wei Jian Ai dari Malaysia. Di atas kertas, wakil negeri jiran itu bakal dilewati dengan mudah oleh Hayom. Alasannya, Jian Ai hanya berada di ranking 229 sementara Hayom di posisi 24. (*)


Kido Pilih Datang Lebih Awal

CAMPURAN: Markis Kido/Pia Zebadiah

MARKIS Kido sudah menginjakkan kaki di Kopenhagen, Denmark. Ini dilakukan untuk melawan lelah yang harus dihadapi selama melakukan perjalanan.
 ‘’Saya naik pesawat selama 15 jam. Untuk itu, saya memutuskan datang lebih awal,’’ kata Kido, sapaan karib Markis Kido.
 Dia datang ke Negeri di Skandinavia tersebut untuk tampil dalam Kejuaraan Dunia 2014  yang dilaksanakan 25-31 Agustus. Dalam event bergengsi itu, Kido turun di dua nomor, ganda putra campuran.  Menariknya, di dua nomor tersebut, mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu menjadi unggulan.
 Bersama Markus Gideon di ganda putra, mereka menduduki unggulan kesembilan. Pada babak pertama, Kido/Sinyo, sapaan karib Markus Gideon, memperoleh bye. Di babak kedua, mereka menunggu pemenang Berry Angriawan/Ricky Karanda yang berhadapan dengan pasangan Kanada Adrian Liu/Derrick Ng.
 Ini merupakan debut perdana Kido/Sinyo dalam Kejuaraan Dunia. Tahun lalu di Guangzhou, Tiongkok, Kido berpasanan dengan Alvent Yulianto dan langkahnya dihentikan sesama pasangan Indonesia Hendra Setiawan/Mohammand Ahsan 19-21, 17-21.
 Namun, Kido juga pernah merasakan manisnya menjadi juara pada 2007. Di Kuala Lumpur, Malaysia, berpasangan dengan Hendra Setiawan, mereka mengalahkan Lee Yong-dae/Jung Jae-sung (Korea Selatan) 21-19, 21-19.
 Sementara, di ganda campuran,pada Kejuaraan Dunia 2014, Kido berpartner dengan sang adik, Pia Zebadiah. Mereka diunggulkan di posisi kedelapan.
 Pada babak pertama, Kido/Pia memperoleh bye.  Di babak kedua, mereka menunggu pemenang partai Praveen Jordan/Debby Susanto (Indonesia) melawan Hirokatsu Hashimoto/Miyuki Maeda. (*)


Hyun-il Kena Dampak Indonesia Challenge

CINTA INDONESIA: Lee Hyun-il

HASIL Indonesia Challenge 2014 memberi perubahan kepada Lee Hyun-il. Posisi naik 14 setrip ke posisi 58.
 Dalam turnamen yang berhadiah total USD 20 ribu tersebut, Hyun-il mampu menjadi juara. Dalam final, lelaki 34 tahun tersebut mengalahkan walil Indonesia Jonatan Christie. Kemenangan itu juga membuat Hyun-il berhak mengantongi poin, 4.000.
Bagi Hyun-il, hasil dari Indonesia Challenge membuat dia sudah meraih tiga gelar selama 2014. Dua posisi terhormat lainnya dipetik dalam Sri Lanka Challenge dan Kanada Grand Prix.
Saat ini, Hyun-il punya hubungan yang erat dengan Indonesia. Ini disebabkan kini dia digandeng sponsor dari Negeri Jamrud Khatulistiwa, julukan Indonesia.
  Memang, ranking 58 bukan posisi terbaiknya. Mantan tunggal terbaik Korea Selatan ini pernah duduk di posisi teratas dunia 10 tahun lalu. Sebenarnya, Hyun-il sudah menyatakan pensiun pada 2008.
 Hanya, ini diralatnya. Imbasnya, dia pun masih bisa memberikan prestasi dengan lolos babak semifinal Olimpiade London 2012 atau mengulang hasil Olimpiade Beijing 2008.
 Hyun-il sendiri menyatakan bulu tangkis belum bisa lepas dari diri. Hanya, dia enggan berlaga di level atas seperti turnamen super series atau super series premier. (*)

Dobel Petaka sebelum Kejuaraan Dunia

MENYINGKIR: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (foto;PBSI)

UJIAN mendera Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Mereka batal bertanding dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, 25-31 Agustus.
 Ahsan,sapaan karib Mohammad Ahsan, mengalami cedera pinggang. Namun, sebelumnya, sebelum memutuskan  absen, ada kabar kurang sedap bagi kedua.
 Posisi Hendra/Ahsan di puncak ranking dunia tergusur oleh rival beratnya asal Korea Selatan, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong. Ini untuk kali pertama mereka sejak Desember 2013 tak ada di posisi teratas
 Tergusurnya posisi ini tak lepas dari kegagalan yang mendera Hendra/Ahsan dalam beberapa turnamen terakhir. Sejak Maret, mereka belum pernah naik podium juara. Atau selama 2014, Hendra/Ahsan hanya sekali juara yakni di All England Super Series Premier.
 Mereka gagal di empat turnamen lainnya yakni Malaysia Super Series Premier, Singapura Super Series, Jepang Super Series, dan di kandang sendiri, Indonesia Super Series Premier. Menariknya, dalam Jepang Super Series dan Indonesia Super Series Premier, langkah Hendra/Ahsan digagalkan Yong-dae/Yeon-seong.
 Kekalahan di dua turnamen itu juga membuat juara dunia 2013 itu hanya menang sekali dalam enam kali pertemuan.  Naiknya Yong-dae/Yeon-seong juga cukup mengejutkan.
 Mereka baru kembali aktif  lagi April setelah diskorsing BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada akhir tahun. Mereka dilarang tampil bareng setelah Yong-dae menolak menjalani tes doping.
 Hanya, menjelang Piala Thomas 2014 bergulir, BWF mencabut skorsing buat Yong-dae. Ini membuat keduanya bisa membela negaranya di ajang Piala Thomas yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada April lalu. (*)

Harus Puas dengan Medali Perunggu

SEMIFINAL: Anthony Sinisuka Ginting (foto:PBSI)

INDONESIA gagal mengukir tradisi emas di Youth Olympic Games. Untuk kali kedua, wakil merah putih gagal naik ke podium juara dalam pesta olahraga bagi atlet di bawah usia 18 tahun tersebut.
 Satu-satunya asa Indonesia di cabang olahraga bulu tangkis Antony Sinisuka Ginting langkahnya terhenti di babak semifinal dalam event yang dilaksanakan di  Nanjing, Tiongkok, tersebut. Penghuni Pelatnas Cipayung itu harus mengakui ketangguhan wakil tuan rumah Lin Gui Pu dengan rubber game 19-21, 21-19, 21-17 pada Jumat waktu setempat.
 Kemenangan ini membuat Negeri Panda, julukan Tiongkok, menciptakan All Chinas Final. Itu disebabkan di laga lainnya, unggulan teratas ShiYuqi  menang dua game langsung 21-10, 24-22 atas Aditya Joshi.
 Untung, pada perebutan medali perunggu, Anthony mampu memetik kemenangan 21-16, 21-17 ataqs Aditya. Ini membuat merah putih batal pulang dengan tangan hampa. Gelar juara atau medali emas akhirnya jatuh ke tangan Shi Yuqi yang mengalahkan Lin Gui Pu dengan 21-15, 21-19  dalam pertandingan yang memakan waktu 41 menit.
 Empat tahun lalu di Singapura, Indonesa juga gagal meraih juara. Dua wakil, Evert Sukamta dan Renna Suwarno, terjegal langkahnya sebelum menembus babak semifinal. Di tunggal putra, Evert kalah di perempat final dan Renna sudah menyerah di babak penyisihan tunggal putri. (*)

Juara Youth Olympic Games 2014  Cabor Bulu Tangkis
Tunggal Putra: Shi Yuqi (Tiongkok)
Tunggal Putri: He Bing Jiao (Tiongkok)
Ganda Campuran: Cheam June Wei/Ng Tsz Yau (Malaysia/Hongkong)

Tinggal Berharap Antony Ginting


HADANGAN: Lin Gui Pu (foto: olympic.cn)
LANGKAH Anthony Sinisuka Ginting dalam Youth Olympic Games (YOG) 2014 sudah menembus semifinal. Dia juga menjadi satu-satunya wakil merah putih yang masih bertahan dalam Olimpiade Pemuda yang dilaksanakan di Nanjing, Tiongkok, tersebut.
 Anthony menembus babak empat besar setelah menang 21-8, 14-21, 21-12 atas Kanta Tsuneyama asal Jepang. Bagi Anthony, pebulu tangkis Negeri Sakura, julukan Jepang, tersebut bukan lawan yang asing.
 Dia sudah dua kali bertemu dengan hasil imbang.Anthony kalah dua game 13-21, 15-21 dalam Kejuaraan Asia U-19 di bulan Februari.  Namun, dalam Kejuaraan Dunia dua bulan berikutnya, Anthony mampu membalas kekalahanya dengan 13-21, 5-21.
 Hanya, untuk bisa menembus babak final bukan tugas ringan. Pebulu tangkis yang di level senior berperingkat 229 itu bakal menjajal ketangguhan unggulan kedua
Lin Guipu. Lelaki asal Tiongkok itu di babak delapan besar melibas Lee Cheuk Yiu (Hongkong) 21-18, 21-16.  Ini akan menjadi pertemuan perdana bagi kedua pebulu tangkis.
 Semifinal tunggal putra lainnya akan mempertemukan unggulan teratas asal Negeri Panda, julukan Tiongkok, Shi Yuqi melawan Aditya Joshi (India).
 Sebenarnya, di YOG 2014, Indonesia juga mengirim wakil di tunggal putri, Ruseli Hartawan. Namun, langkah gadis 17 tahun itu dihentikan unggulan teratas Akane Yamaguchi 21-6, 18-21, 21-11 di babak perempat final.
 YOG di Nanjing ini diperuntukkan bagi atlet di bawah usia 18 tahun. Di Nanjing merupakan penyelenggaraan kedua setelah empat tahun lalu di Singapura.
 Pada 2010, Indonesia gagal total. Di tunggal putra, Evert Sukamta terhenti di perempat final setelah ditundukkan Kang Ji-wook (Korea Selatan) 21-11, 14-21, 21-13. Sementara, Rena Suwarno sudah tersingkir di babak penyisihan grup. (*)

Hindari Denda dengan Foto MRI

BUKTI: Simon Santoso

WAKIL Indonesia Simon Santoso dan pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mundur dari Kejuaraan Dunia 2014 di last minute. Mereka memutuskan absen setelah undian (drawing) event bergengsi itu keluar.
 Imbasnya, denda siap menanti Simon dan Hendra/Ahsan. Namun, bisa jadi keduanya juga bisa bebas dari denda.
 ‘’Kita kan punya medical certificate dan foto MRI segala. Ini yang akan kami ajukan mengapa Simon dan Hendra/Ahsan mundur dari Kejuaraan Dunia 2014,’’ kata Budi Rudianto, Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI.
 Dalam undian yang sudah dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), di nomor tunggal putra, pada babak pertama, Simon akan berhadapan dengan wakil Spanyol Pablo Abian. Dalam event bergengsi ini, lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut diunggulkan di posisi kedelapan.
 Sementara, Hendra/Ahsan, yang menyandang status juara bertahan dan unggulan teratas, pada babak pertama memperoleh bye.Pada babak kedua, mereka ditantang pasangan Thailand Wannawat Ampunsuwan/Patiphat Chalardchaleam.
 Hingga Kamis dini hari (21/8), BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) belum memutuskan siapa pengganti Simon dan Hendra/Ahsan.   (*)


Simon-Hendra/Ahsan Absen Kejuaraan Dunia 2014


SIMON Santoso harus melupakan asa berlaga di Kejuaraan Dunia  2014. Sakit demam berdarah (DB) membuat dia absen dalam event yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, pada 25-31 Agustus mendatang.
 ‘’Simon pasti absen karena dia opname di rumah sakit. Ini memang di luar dugaan,’’ kata Wakil Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto.
 Padahal,  tambah dia, Simon diharapkan bisa bersinar dalam Kejuaraan Dunia 2014. Alasannya, penampilannya selama tahun ini cukup cemerlang.
 Buktinya, Simon mampu mengantarkan Musica Champions menjadi juara Superliga Bulu Tangkis Indonesia dan menjadi juara dalam Singapura Super Series 2014. Di Negeri Singa, julukan Singapura, Simon mampu mengalahkan unggulan pertama asal Malaysia Lee Chong Wei dengan dua game langsung.
 Pada Kejuaraan Dunia 2014, Chong Wei juga menjadi unggulan teratas. Sementara, Simon menduduki unggulan kedelapan.
 Dengan absennya Simon, Indonesia hanya mempunyai satu wakil di tunggal putra melalui Tommy Sugiarto. Putra salaha satu legenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut diunggulkan di posisi kelima.
  Di nomor tunggal putra ini, Indonesia sudah lama tak meloloskan wakilnya menjadi juara. Kali terakhir, Taufik Hidayat naik ke podium terhormat dalam Kejuaraan Dunia 2005 di Amerika Serikat (AS).
 Selain Simon, pasangan juara bertahan nomor ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga absen. Ini disebabkan Ahsan, sapaan karib Mohammad Ahsan, mengalamicedera pinggul.
 Rencananya, Hendra/Ahsan menjadi tumpuan menjadi juara kembali setelah memetik sukses pada 2013 di Guangzhou, Tiongkok. Ini juga mengikuti jejak juara bertahan di nomor ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang lebih dulu absen karena Tontowi mengalami cedera. (*)

Rizky/Riyo Pisah karena Pekerjaan

BANK: Riyo di tempat kerjanya.

RIZKY Hidayat harus mematenkan pasangan barunya. Ini disebabkan pasangan lamanya, Riyo Arief, sudah tidak bisa tampil 100 persen dalam berbagai ajang nasional maupun internasional.
"Sekarang, saya sudah bekerja di bank. Waktunya banyak terkuras di sana," kata Riyo.
Padahal, selama ini, Rizky/Riyo termasuk pasangan papan atas Indonesia. Dalam setiap sirkuit nasional (sirnas), pasangan binaan Wima, Surabaya, tersebut selalu masuk dalam daftar unggulan.
Bahkan, Rizky/Riyo juga mempunyai peringkat dunia. Saat ini, keduanya masuk tercatat di ranking 324. Rizky/Riyo pernah berada di posisi 266 yang dianggap sebagai ranking terbaik keduanya.  
 Dalam event terakhir di Indonesia Challenge 2014, Rizky sudah menggandeng pebulu tangkis Bandung Stefan Indra Hapsara. Langkah mereka terjegal di babak semifinal oleh unggulan keenam Fran Kurniawan/Agripinna Prima Rahmanto Putra 4-11, 6-11, 5-11.
 ‘’Kami sudah dua tahun berpasangan. Riyo nggak bisa tampil di Indonesia Challenge karena sudah bekerja,’’ ungkap Rizky. (*)

Atlet Prancis Ikuti Lomba 17-an

Dua atlet Prancis mengabadikan rekannya (foto:suryanaga)

MENYAMBUT Hari Kemerdekaan Indonesia banyak hal yang dilakukan. Mulai dari menghias rumah, kampong, hingga mengadakan lomba untuk menyemarakkan kebebasan Indonesia dari belenggu penjajah Belanda tersebut.
 Begitu juga yang dilaksanakan PB Suryanaga, Surabaya.  Bedanya, ada wajah-wajah bule yang meramaikan acara menyambut Kemerdekaan RI yang tahun ini jatuh ke-69 itu.
 Acara yang dilaksanakan Sabtu (16/8)  pukul 08.30 - 12.00 WIB itu diikuti oleh para pebulu tangkis Prancis yang tengah menimba ilmu di klub tertua di Surabaya tersebut. Lomba yang diikuti antara lain makan krupuk,  memasukan paku ke dalam botol, dan memecahkan air dalam plastik dengan mata tertutup.
 Meski sudah biasa bagi anak-anak di Indonesia, namun lomba tersebut tentu asing di mata para pebulu tangkis Prancis. Tentu saja, suasananya pun menjadi meriah dengan teriakan dan tawa para lelaki dan perempuan yang kesehariannya tinggal di Mulhouse itu.
 Ya para pebulu tangkis Mulhouse itu sejak akhir Juli berada di Suryanaga. Dengan membawa 13 atlet, mereka baru kembali ke negerinya pada 17 Agustus. (*)

Pindah karena Gedung Gratis

VENUE: Gedung Dempo di JSC, Palembang

HOST Indonesia Grand Prix Gold 2014 berpindah. Event yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut akan dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan,  9-14 September mendatang.
 Mengapa? ‘’Di Palembang, biaya bisa ditekan karena gedung yang dipakai untuk pertandingan tidak usah membayar atau gratis,’’ kata Yoppy Rosimin,Kasubid Pemasaran dan Sponsorship PP PBSI.
 Ini beda dengan rencana awal saat Indonesia Grand Prix Gold 2014 dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah. Pihak PBSI harus menyewa venue pertandingan, Sritex Arena.Sementara, di Palembang, venue yang ditawarkan adalah Gedung Dempo yang berada di Kompleks Jakabaring Sports City.
 Dengan ditunjuknya Palembang menjadi tempat penyelenggaraan , berarti sudah dua kali Indonesia Grand Prix Gold dilaksanakan di daerah yang juga berjuluk Kota Empek-Empek itu. Sebelumnya, pada 2012, event serupa juga dilaksanakan di Palembang.
 Pihak Pemkot PBSI Solo pun tak mempermasalahkan  gagal menjadi hots. Bahkan, sambil bercanda, ini membuat  mereka tak perlu repot-repot.
‘’Jadi panitia juga capek kok he he he,’’ terang Ketua Pemkot PBSI Solo Susanto.
  Indonesia Grand Prix Gold merupakan salah satu turnamen internasional yang dilaksanakan di tanah air. Selain itu, ada Indonesia Challenge yang baru saja berlangsung di Jakarta pada 12-16 Agustus dan Indonesia Super Series Premier yang berlangsung di Jakarta pada 17-22 Juli lalu juga di Jakarta. (*)

Dua Gelar Bergengsi Lepas

Mayu Matsutomo

INDONESIA gagal sapu bersih juara. Tuan tumah hanya mampu meraih tiga gelar dalam Indonesia Challenge 2014.
 Ironisnya, dua gelar yang lepas tersebut adalah nomor bergengsi, tunggal putra dan tunggal putrid.
 Dalam final yang dilaksanakan di GOR Asia-Afrika, Jakarta, Sabtu (16/8), gelar juara tunggal putra jatuh ke tangan Lee Hyun-il (Korea Selatan) dan Mayu Matsutomo (Jepang) naik ke podium terhormat tunggal putrid.
 Hyun-il mengalahkan pebulu tangkis Indonesia Jonatan Christie dalam pertarungan lima game 11-10, 9-11, 5-11, 8-11, 11-3 dalam pertandingan yang memakan waktu 58 menit. Ini menjadi gelar ketiga pebulu tangkis Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut selama 2014. Dua posisi terhormat lainnya digapai dalama Sri Lanka Challenge dan Kanada Grand Prix.
 Sementara, bagi Jonatan, kekalahan ini membuatnya gagal mengulangi capaian tahun lalu. Pada 2013 saat turnamen berhadiah total USD 20 ribu itu dilaksanakan di Surabaya, dia menjadi juara setelah mengalahkan sesama pebulu tangkis Indonesia Alamsyah Yunus.
 Di tunggal putri, Mayu menghentikan  asa tuan rumah Hera Desi dalam pertandingan ketat 55 menit selama lima game 11-10, 10-11, 11-6, 10-11, 11-9. Sebenarnya, secara ranking, Hera jauh lebih unggul.
 Dalam ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir, Hera di posisi 41 sedangkan lawannya 674. Bagi Mayu ini menjadi gelar pertama dalam tiga kali turnamen internasional yang baru diikuti. (*)

Hasil final Indonesia Challenge 2014
Tunggal putra: Lee Hyun-il (Korsel x2) v Jonatan Christie (Indonesia) 11-10, 9-11, 5-11, 11-8, 11-3

Tunggal putri: Mayu Matsutomo (Jepang) v Hera Desi (Indonesia x1) 11-10, 10-11, 11-6, 10-11, 11-9

Ganda putra: Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Indonesia) v Fran Kurniawan/Agripinna Prima (Indonesia x6) 9-11, 11-9, 11-9, 11-8

Ganda putri:Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia (Indonesia x2) v Shendy Puspa Irawati/Vita Marissa (Indonesia x4) 11-6, 11-9, 11-6

Ganda putra: Ronald Alexander/Melati Daeva (Indonesia) v Muhammad Rijal/Vita Marissa (Indonesia x1) 7-11, 11-4, 11-6, 11-7

X=unggulan

Bekal Bersaing di Level Eropa

Yacob (tengah bawah) bersama tim Mulhouse (foto:suryanaga) 

TAK terasa sudah tiga pekan para pebulu tangkis asal Prancis digembleng di Suryanaga, Surabaya. Mereka sudah datang di klub tersebut sejak 24 Juli lalu dan bakal kembali ke negerinya pada 17 Agustus 2014.
‘’Sudah kegiatan rutin bagi Suryanaga kedatangan pebulu tangkis luar negeri. Apalagi, ini dari Prancis,’’ kata Ketua PB Suryanaga Yacob Rusdianto.
 Negeri Mode, julukan Prancis, tambah dia punya hubungan yang erat dengan Suryanaga. Ini disebabkan ada tiga pebulu tangkisnya berada di sana.
 ‘’Ada Arif Rosyidi dan istrinya, Weni, serta Megawati. Mereka sering membawa pebulu tangkis Prancis berlatih di Suryanaga,’’ ucap lelaki yang pernah duduk sebagai Sekjen PP PBSI tersebut.
 Sebelumnya, beberapa pebulu tangkis mancanegara juga sering menimba ilmu di klub bulu tangkis tertua di Surabaya itu. Salah satunya, India dari Asia dan Spanyol dari Eropa.
 Selain berlatih di Suryanaga, pada Rabu (13/8), pebulu tangkis yang berasal dari kawasan Mulhouse itu juga hadir di GOR Sudirman, Surabaya, dalam latihan tim Puslatda PON 2016 Jawa Timur.
 Di antara rombongan dari Negeri Anggur, julukan Prancis lainnya, terdapat pebulu tangkis nasional junior Arnauld Merkle. Lelaki 15 tahun itu berharap ilmu yang didapatnya dari Surabaya bisa mengangkat kemampuannya sebelum bersaing di level junior Eropa. (*)



Daftar Pebulu Tangkis Mulhouse di Suryanaga
1.Camille Anquez
2.Louis Bopp
3.Yoann Czech
4. Dieterich
5. Xavier Gasser
6. Mat Martinez
7.Arnauld Merkle
8. Xavier Nivoix
9. Ulysse Pflimlin
10.Alix Saumier
11.Sylvain Taot
12.Maxim Ziegler
13. Vincent Ziegler

Glasgow-Gold Coast Bersaing Gelar Piala Sudirman 2017

MAJU: Emirates Arena, Glasgow (foto:emiratearena)

DUA kota telah mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Sudirman 2017. Keduanya adalah Glasgow, Skotlandia, dan Gold Coast di Queensland, Australia.
 Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pun sudah menerima tawaran dari asosiasi bulu tangkis masing-masing negara. Itu diajukan sebelum batas akhir penutupan pengajuan tuan rumah Piala Sudirman 2017, pada 31 Juli lalu.
Dalam proposalnya, Glasgow mengajukan Emirate Arena, yang menjadi tempat penyelenggaraan cabang olahraga bulu tangkis pada Commonwealth Games 2014. Sementara, Gold Coast menawarkan Carrara Sports dan Leisure Centre sebagai venuei kejuaraan beregu campuran tersebut. Saat ini, kedua bangunan tersebut dalam proses pembangunan.
 Skotlandia dan Australia akan memaparkan pengajuan tuan rumah itu dalam pertemuan BWF di Lima, Peru,pada 10-14 November 2014. Pemenangnya akan diumumkan setelah acara tersebut.
 Piala Sudirman 2015 diselenggarakan di Dongguan, Tiongkok. Kota itu mengalahkan Jakarta yang sejak 1989 belum lagi mendapat kepercayaan menjadi host. (*)

Tuan Rumah Piala Sudirman (5 host terakhir)
2007:Glasgow (Skotlandia)
2009: Guangzhou (Tiongkok)
2011:Qingdao (Tiongkok)
2013: Kuala Lumpur (Malaysia)
2015: Dongguan (Tiongkok)

Chong Wei Tampil dengan Warna Pink

BERUBAH: Lee Chong Wei (foto:thestar)

PENAMPILAN beda bakal dilakukan Lee Chong Wei di Kejuaraan Dunia 2014.  Pebulu tangkis asal Malaysia tersebut akan memakai perlengkapan pink dalam event yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, pada 23-31 Agustus mendatang.
 Sponsor utamanya, Yonex, telah menyiapkan segala sesuatu yang berwarna pink kepada unggulan teratas tersebut. Mulai dari kaos, sepatu, hingga raket yang dipakai. Hanya, untuk sepatu, warna pink akan dikombinasikan dengan unggu.
 ‘’Lelaki biasanya tidak suka dengan warna pink. Tapi, saya telah memutuskan untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Saya akan mengubah dari warna kuning menjadi pink pada Kejuaraan Dunia nanti,’’ kata Chong Wei seperti dikutip sebuah media Malaysia.
Dia pun berharap penampilan barunya tersebut juga memberikan perubahan kepadanya dalam Kejuaraan Dunia. Selama ini, Chong Wei belum pernah menjadi juara.
 Lelaki 32 tahun tersebut dua kali menembus babak final yakni 2013 di Guangzhou, Tiongkok, dan 2011 di London.  Ambisinya dipatahkan oleh musuh besarnya, Lin Dan, asal Tiongkok.
Tahun ini, Super Dan, julukan Lin Dan, tak bisa ikut ambil bagian. Rankingnya tak mencukupi untuk bisa mempertahankan gelar.
Meski, dia sudah berusaha maksimal. Buktinya, sejak kembali mengayunkan raket kembali sejak April lalu, Lin Dan sudah mengoleksi empat  gelar yakni Tiongkok Masters Grand Prix Gold, Kejuaraan Asia, Australia Super Series, dan Taiwan Grand Prix. (*)

Daftar unggulan tunggal putra Kejuaraan Dunia 2014
1. Lee Chong Wei (Malaysia)
2. Chen Long (Tiongkok)
3.Jan O Jorgensen (Denmark)
4. Kenichi Tago (Jepang)
5. Tommy Sugiarto (Indonesia)
6. Wang Zhengming (Tiongkok)
7. Wan Ho-son (Korsel)
8. Simon Santoso (Indonesia)