WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Jalan Lapang Masuk 20 Besar Dunia

POSITIF:Muhammad Rijal/Vita Marissa (foto:djarum)

PERINGKAT Muhammad Rijal/Vita Marissa terus terkerek naik. Dalam rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 11 September 2014, mereka ada di posisi 21 dunia.
 Artinya, Rijal/Vita melonjak enam tingkat dari pekan sebelumnya. Ini tak lepas dari hasil yang diraih dalam Vietnam Grand Prix 2014.
 Dalam event yang menyediakan hadiah total USD 50 ribu itu, Rijal/Vita mampu menjadi juara. Pada pertandingan final yang dilaksanakan di Ho Chi Minh City Minggu (31/8) itu, mereka mengalahkan pasangan Indonesia lainnya, Irfan Fadilah/Weni Anggraini, 21-18, 21-10.
 Kemenangan itu membuat Rijal/Vita mengantongi poin 5.500 yang ikut melambungkannya enam tingkat. Bahkan, tak menutup kemungkinan, posisi tersebut bakal menembus 20 besar dunia.
 Alasannya, saat ini, keduanya tengah berlaga dalam Indonesia Grand Prix Gold 2014. Dalam kejuaraan yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan, langkah Rijal/Vita sudah sampai perempat final.
 Jalan ke semifinal pun semakin lapang. Ini dikarekan Rijal/Vita berhadapan dengan juniornya Lukhi Apri Nugroho/Masita Mahmudin.
 Tahun ini, selain di Vietnam Grand Prix, Rijal/Vita juga menjadi juara di Indonesia Challenge. Amerika Serikat Grand Prix Gold, dan Osaka Challenge.  (*)

Pasangan Indonesia di atas Rijal/Vita (ranking BWF per 11 September 2014)
4.Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
10. Markis Kido/Pia Zebadiah
17. Riky Widianto/Richi Dili Puspita
18.Praveen Jordan/Debby Susanto

Kejutan Firnan Terus Berlanjut

KEJUTAN: Firman A.K 

LAJU Firman Abdul Kholiq belum terhenti. Kini, langkahnya sudah sampai babak perempat final Indonesia Grand Prix Gold 2014.
 Padahal, lelaki 17 tahun tersebut tampil dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut dari babak kualifikasi. Namun, ternyata, penampilan Firman diluar dugaan.
 Dari babak kualifikasi, dia mampu menundukka rival beratnya di level junior, Krisna Adi dari Jaya Raya, dengan 21-15, 21-16. Kemudian, di babak pertama, Firman mempermalukan rekannya di pelatnas yang digadang-gadang bakal jadi tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie, dengan rubber game 17-21, 21-18, 21-18.
 Sabetan raketnya pun kembali memakan korban. Di babak kedua, Firman menjungkalkan unggulan kesepuluh asal Hongkong lewat straight game 21-17, 21-14.
 Nah, tiket ke perempat final pun di tangan usai menundukkan unggulan kedelapan Andre Kurniawan Tedjono. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung ini dikalahkan 21-18, 18-21, 21-10.
 Bahkan, tak menutup kemungkinan, Firman bisa melaju ke semifinal. Alasannya, lawan yang dihadapinya pun ‘’hanya’’ pebulu tangkis Indonesia Thomi Azizan Mahbub.
 Hanya, Thomi di babak ketiga juga membuat kejutan dengan menundukkan unggulan keempat asal India Anand Pawar dengan 22-20, 21-19. Firman dan Thomi belum pernah bertemu di ajang turnamen internasional. (*)

Dua Unggulan Teratas Tumbang

KALAH: Sony Dwi Kuncoro (foto:sidiq)

HARAPAN juara tunggal putra sempat diletakan di pundak Dionysius Hayom Rumbaka. Alasannya,mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut diunggulkan di posisi teratas. Apalagi, lelaki yang akrap disapa Hayom itu baru saja menjuarai nomor tunggal putra dalam Vietnam Grand Prix 2014 pekan lalu.
 Namun, kejutan membuat asa tersebut sirna. Hayom dipaksa menyerah straight game 20-22, 14-21 kepada Liew Daren dari Malaysia pada babak ketiga Indonesia Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di GOR Jakabaring, Palembang, pada Kamis waktu setempat (11/9).
 Sebelumnya, rekor pertemuan kedua pebulu tangkis memang imbang 1-1. Hayom menang di Indonesia Grand Prix Gold 2010. Namun, Daren mampu membalasnya dua tahun kemudian di Hongkong Super Series.
 Di perempat final, Daren , yang diunggulkan di posisi kesembilan, akan menjajal Sai Praneeth asal India. Pada babak sebelumnya, dia menjinkkan rekan senegaranya, Ajay Jayaram, dalam pertarungan tiga game 21-16, 14-21, 23-21.
 Menariknya, kekalahan bukan hanya dialami Hayom. Unggulan kedua, Sony Dwi Kuncoro, juga ikut tumbang.
 Lelaki yang juga pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut dikalahkan pebulu tangkis muda Rifan Fauzin Ivanudin dengan dua game 23-25, 22-24. Bagi Sony, penampilan di Indonesia Grand Prix merupakan debutnya setelah terpental dari pelatnas.
 Untuk bisa menembus semifinal, Rifan, yang kini berada di posisi 191, bakal menantang Zulkifli Zulfadli. Lelaki asal negeri jiran itu lolos berkat kemenangan 21-15, 21-14 atas Huang Chao (Singapura). Bagi Rifan dan Zulkifli, pertemuan nanti bakal jadi pertarungan perdana. (*)

Firman Bikin Malu Jonatan Christie

Jonatan Christie (foto;sidiq)
FIRMAN Abdul Kholiq tak boleh dipandang sebelah mata lagi. Dia mampu membuktikannya dalam Jaya Raya Indonesia Junior Challenge 2014 yang dilaksanakan di Surabaya, Jawa Timur, 25-31 Agustus lalu.
Kini, Firman kembali menyedot perhatian. Pebulu tangkis potensi Pelatnas Cipayung itu menundukkan rekannya yang lebih pengalaman Jonatan Christie dengan rubber game 17-21, 21-18, 21-18 pada pertandingan babak pertama Indonesia Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di GOR Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, pada Rabu (10/9) waktu setempat.
Secara ranking, Firman jauh di bawah Jonatan Christie. Dari ranking terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), dia belum terdaftar sementara Jonatan di posisi 139. Selain itu, Jonatan tahun lalu pernah meraskan gelar juara di level senior dengan memenangi Indonesia Challenge.
Kemenangan atas Jonatan pun membuat Firman menantang unggulan kesepuluh Tham Chun Hei. Pada babak pertama, lelaki asal Hongkong ini menang dua game 21-15, 21-18 atas Viky Anindita (Indonesia).
Firman sendiri tampil di Indonesia Grand Prix Gold dari babak kualifikasi. Pebulu tangkis binaan Mutiara Bandung itu menembus babak elite setelah menundukkan saingan beratnya Krisna Adi dari Jaya Raya. (*)

Belum Terlalu Susah buat Sony

Sony 
AWAL manis bagi Sony Dwi Kuncoro. Dia menang mudah dua game 21-10,21-12 atas sesama pebulu tangkis Indonesia Wahyu Triansyah dalam pertandingan babak pertama Indonesia Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di GOR Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, pada Rabu WIB (10/9).
Di atas kertas, Sony memang lebih diunggulkan. Dia menempati unggulan dan saat ini duduk di peringkat 29 dunia. Sementara, Wahyu masih ada di ranking 796.
Di babak kedua, arek Suroboyo itu akan ditantang Alrie Guna Dharma. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu menundukkan wakil Malaysia Lim Zhen Ting dengan straight game 21-11, 21-12. Di ajang internasional, Sony belum pernah bersua dengan Alrie.
Bagi Sony, penampilannya di Indonesia Grand Prix ini menjadi debutnya sebagai pebulu tangkis profesional. Usai Indonesia Super Series 2014 pada Juni lalu, PP PBSI memulangkan Sony ke klub asalnya, Suryanaga, Surabaya.
Setelah tak lagi di pelatnas tapi tetap tak melunturkan pamor bapak dua anak ini.Buktinya, Sony sudah diikat sponsor Tjakrindo dan sebuah perusahaan apparel.
Sony mengakui dia tampil tanpa beban. Hanya, dia berharap bisa mengukir prestasi untuk mengembalikan nama besar. (*)

Pengprov Jatim Gandeng Toko Kacamata

SPONSOR: Wijanarko (kanan) dan Nursalim (foto;sidiq)
SATU lagi sponsor datang ke Pengprov PBSI Jatim. Optik Nusa akan menjadi pendukung dalam Kejuaraan Kota/Kejuaraan Kabupaten PBSI se-Jatim pada 2014 ini.
Dalam setiap kejuaraan, perusahaan yang bergerak di bidang kacamata itu akan memberikan bantuan Rp 2,5 juta.Hanya, pemkot/pengkab tak menerima utuh.  Rp 500 ribu dipergunakan untuk pembelian majalah.
Penandatanganan kesepakatan antara Pengprov PBSI Jatim dengan Optik Nusa dilakukan di Sekretariat Pengprov PBSI Jatim di GOR Sudirman, Surabaya,pada Selasa siang (9/9). Pengprov PBSI langsung diwakili ketua umumnya  Wijanarko Adi Mulya dan Optik Nusa diwakili pemiliknya Nursalim.
Sebelumnya, beberapa sponsor juga mendukung Kejurkot/Kejurkab seperti Djarum dan Tjakrindo. Dalam tahun ini, bakal digelar 38 kejurkot/kejurkab.(*)

Uji Kemampuan hingga Johor Bahru

KE NEGERI JIRAN: Irvannaldy (kanan)
TIM Bulu Tangkis Mahasiswa Indonesia dapat bekal penting. Mereka baru saja mengalahkan anak asuh Rashid Sidek dalam pertandingan uji coba di Johor Bahru, Malaysia, akhir Agustus lalu.
 "Kami berada di Johor pada 21-26 Agustus. Salah satunya dengan uji coba menang 5-0," kata Febriyan Irvannaldy, salah satu skuad Indonesia.
Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, turun sebagai tunggal pertama. Dia menang 21-19, 21-12 atas M. Syawal, yang pernah masuk pelatnas junior Malaysia.
 Selama di negeri jiran, Indonesia juga melakukan dua kali latihan bersama. Di Malaysia, anak asuh Hera itu membawa 14 pebulu tangkis. Mereka berangkat bersama beberapa cabor seperti bola voli dan sepak takraw.
Selama di Johor, tambah Febri, hanya mematangkan teknik. Rencananya, mereka akan turun di Palembang, Sumatera Selatan, pada Desember mendatang. (*)

Beberapa Personel Tim Mahasiswa Indonesia

Tunggal Putra; Febriyan Irvannaly, Senatria Agus, Bandar Sigit

Tunggal Putri; Megawati

Ganda Putra: Riyo Yulianto, Faizal, Kevin Sanjaya,

Ganda Putri: Nur Beta, Dea Riska, Sri Wulansari

Ganda Campuran; Ariyanto

Mati Lampu, hanya Laksanakan Pembukaan

VENUE: GOR Sudirman,Surabaya (foto:sidiq)
SUASANA GOR Sudirman, Surabaya, pada Selasa siang (9/9) sudah sepi. Padahal, sesuai jadwal, gedung yang berada di kawasan Kertajaya itu digelar Kejuaraan Kota (Kejurkot) Piala KONI 2014.
 Apa sudah selesai? "Belum ada pertandingan. Tadi hanya acara pembukaan yang dilakukan Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijar (Wijanarko Adi Mulya)," kata Sekretaris Pemkot PBSI Surabaya Nanang Hidayat.
 Selain itu, tidak ada pertandingan Kejurkot Piala KONI dikarenakan adanya edaran dari PLN. Isinya,    wilayah di sekitar GOR Sudirman aliran listriknya bakal dipadamkan.
"Ini sudah kami sebarkan ke para peserta kejurkot. Mereka mau mengerti," terang dia.
 Imbasnya, dia menyadari jadwal pertandingan bakal padat. Apalagi, venue yang dipergunakan hanya satu.
 Dalam kejurkot 2014, peserta yang ikut menembus 425 pebulu tangkis dari 19 klub. Tahun lalu, juara umum jatuh ke tangan Suryanaga.
"Sedangkan kelompok yang dipertandingkan dari usia dini hingga taruna. Nomor dewasa memang tidak digelar," jelas Nanang. 
 Juara akan mewakili Kota Pahlawan, julukan Surabaya, dalam ajang Kejurprov yang dilaksanakan di Probolinggo. (*)

Badminton Lovers Rambah Jawa Timur

Edy Prayitno (foto:sidiq)
PENGGEMAR bulu tangkis di Jawa Timur punya wadah. Itu setelah Pengprov PBSI daerah tersebut merilis Badminton Lovers.
"Sebenarnya, bukan Surabaya yang pertama. Malang sudah kami bentuk dengan ketuannya Wali Kota Malang," kata Edy Prayitno, Kabid Pengembangan Komunitas PP PBSI.
Menurutnya, ini membuat bulu tangkis mampu berkembang karena kepeduliannya kepada olahraga bulu tepok tersebut. Bahkan, program latihan Pemkot Malang pun bisa berjalan lancar setelah sebelumnya tersendat-sendat.
"Total baru enam Pengprov yang sudah ada. Ini Jatim jadi provinsi ketujuh. Sekarang jumlahnya total sudah 11 ribu," ucap Edy.
Lelaki yang juga Sekum Pengprov PBSI itu menambahkan, untuk Jatim bakal dikoordinir  Arif Sosiawan. Hanya, lelaki yang juga ketua Siwo PWI Jatim tersebut belum pasti menjadi ketua Badminton Lovers Jatim.
"Ada pejabat yang akan memimpin Badminton Lovers. Kami akan menghadap beliau dalam waktu dekat," tambah Edy.
  Badminton Lovers nanti, lanjut dia, juga akan akan mendapat kemudahan dengan kartu yang dimiliki. Salah satunya saat menyaksikan pertandingan bulu tangkis level nasional dan internasional.
"Jadi juga memudahkan pengkordiniran untuk memberikan dukungan. Ini merupakan wadah resmi," tambah Edy. (*)

Kembali Bertemu untuk ke Babak Utama


GELAR juara baru saja digapai Firman Abdul Kholiq. Tunggal putra potensi Pelatnas Cipayung tersebut mampu mengalahkan Panji Ahmad Maulana asal Mutiara Bandung di laga final Jaya Raya Indonesia Junior International 2014 di GOR Sudirman, Surabaya, pada 31 Agustus lalu.
 Namun, moment berharga yang membuatnya naik ke podium terjadi saat di babak semifinal. Firman, yang juga didikan Mutiara Bandung, menundukkan rival beratnya, Krisna Adi Nugroho dari Jaya Raya, dengan 21-19, 21-18 di babak semifinal sehari sebelumnya.
 Kemenangan dalam pertarungan yang memakan waktu 55 menit tersebut menjadi ajang balas dendam Firman. Kali terakhir, Krisna menundukkanya di ajang Masters akhir tahun lalu.
 Namun, belum sebulan, keduanya bakal kembali adu kekuatan. Hanya, kini, mereka berdua bukan lagi berjumpa di level junior.
 Firman akan coba kembali melewati Krisna, yang sebelumnya berkaos Suryanaga Surabaya, pada babak kualifikasi Indonesia Grand Prix Gold 2014.  Pemenang laga dua pebulu tangkis junior merah putih di GOR Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, pada Selasa (9/9), akan langsung menembus babak utama.
 Hanya, untuk bicara juara bagi Firman dan Krisna masih terlalu jauh. Di level senior, keduanya masih belum apa-apa. Bisa lolos ke babak kedua sudah menjadi catatan khusus bagi Firman dan Krisna.  Di level senior, Krisna mempunyai ranking 1660 sedangkan Firman belum tercatat di BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
 Dalam Indonesia Grand Prix Gold 2014 nomor tunggal putra, unggulan teratas ditempati Dionysius Hayom Rumbaka dari Indonesia serta rekannya yang sama-sama pernah menempati Pelatnas Cipayung, Sony Dwi Kuncoro, di posisi kedua. (*)

Jadi Lokomotif Kebangkitan Bulu Tangkis Indonesia

AYO KERJA: Nusron Wahid (kiri) dan Wijanarko

KEPENGURUSAN Pengprov PP PBSI Jatim resmi dilantik.  Wakil Ketua Umum PP PBSI Nusron Wahid telah mensahkan  kepemimpinan kepada Wijanarko Adi Mulya dalam sebuah acara di GOR Sudirman, Surabaya, pada 31 Agustus lalu.
 Di tangan Wijar, sapaan karib Wijanarko Adi Mulya, diharapkan Jatim mampu menjadi lokomotif kebangkitkan bulu tangkis Indonesia dengan pembinaan yang diawali dari daerah. Apalagi, sebelumnya, provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut dikenal sebagai gudang lahirnya para pebulu tangkis papan atas Indonesia di setiap dekade. Sebut saja Rudy Hartono, Tony Gunawan, hingga Sony Dwi Kuncoro.
 Wijar pun siap menerim tantangan tersebut. Salah satu program yang bakal dilaksanakannya adalah memperbanyak turnamen. Event tersebut bukan hanya untuk kelompok dewasa tapi juga mulai usia dini.
 ‘’Kejurkab dan kejurkot menjadi ujung tombak untuk mencetak pebulu tangkis handal. Setiap pengkab/pengkot setiap tahun akan turun menggelar kejuaraan di wilayahnya,’’ ucap Wijar. (*)

Habis Taiwan, Kini Vietnam


MERAIH dua gelar beruntun dalam turmamen kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) bukan hal yang mudah. Namun, itu mampu dilakukan oleh Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan.
 Pada Minggu (7/9), keduanya mampu menjadi juara nomor ganda putra dalam Vietnam Grand Prix Gold 2014. Pada pertandingan final di Ho Chi Minh City, Andrei/Hendra mampu mengalahkan pasangan Jepang Kenta Kazuno/Kazushi Yamada dengan rubber game 15-21, 23-21,21-17.
 Sebenarnya, kemenangan ini di luar dugaan. Alasannya, dalam turnamen yang meyediakan hadiah total USD 50 ribu tersebut, mereka hanya diunggulkan di posisi ketujuh.
 Unggulan teratas ditempati pasangan Indonesia lainnya yang turun dengan bendera Pelatnas Cipayung Ade Yusuf/Wahyu Nayaka.  Oleh Andrei/Hendra, kandidat juara tersebut dipermalukan di perempat final dalam pertarungan rubber game 21-16, 13-21, 21-17.
 Kemudian, di semifinal, pasangan yang sama-sama pernah ditempa di Pelatnas Cipayung itu menundukkan rekannya di Djarum Kudus Yohanes Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan dengan straight game 21-13, 22-20.
 Sebelumnya, di Taiwan Grand Prix Gold, Andrei/Hendra juga menjadi juara. Mereka menang atas pasangan Tiongkok Junhui Li/Liu Yuchen. Kemengan itu melambungkan Andrei/Hendra puluhan tingkat.
 Kini, keduanya berada di ranking 64 dunia. Namun, tak menutup kemungkinan, hasil dari Vietnam Grand Prix 2014, bakal melambungkan pasangan yang baru bergabung pada tahun ini tersebut melonjak lagi. (*)

Dulu, Pegang Raket pun Tak Bisa

KARIR: Lia (kiri) dan Sony Dwi Kuncoro (foto:sidiq)

TUGAS  Piala Thomas 2006 di Jepang, Makau Open 2007, dan Indonesia  Super Series Premier 2014 merupakan event yang pernah dipimpinnya. Ketiganya juga bukan event kelas kacangan.
 Namun, siapa sangka, wasit yang bertugas di ajang tersebut, Qomarul Lailia, ternyata bukan seorang pebulu tangkis. Dia merupakan seorang guru.
 "Gurunya pun juga bukan guru olahraga. Saya guru bahasa Inggris," kata Lia, sapaan karib Qomarul Lailia.
  Dia bisa berkecimpung di olahraga tepok bulu atas ajakan rekannya yang sama-sama berprofesi sebagai guru. Hanya, rekannya tersebut menangani bidang olahraga.
 "Rekan melihat bahasa Inggris saya akan sangat bermanfaat kalau menjadi wasit bulu tangkis. Dia pula yang mengajari saya menjadi wasit," ungkap Lia.
  Dia pun nekat menerima tawaran rekannya untuk berkecimpung di olahraga tepok bulu tersebut. Padahal, perempuan lulusan Stieba Satya Widya (dulu ABA) itu pegang raket pun tidak bisa.
  "Saya  belajar teori yang kemudian dipraktekan di lapangan.
 Pekan Olahraga dan Seni Sekolah Dasar (Porseni SD) se Surabaya, Jawa Timur, 1998 menjadi tugas perdananya di ajang resmi. Lia dipercaya menjadi hakim garis.
  "Setelah itu, pada 2000, saya mendapat linsensi dari  Penprov PBSI Jatim dan lisensi nasionalnya pada  2003," tambah Lia.
 Sertifikasi BAC (Asosiasi Bulu Tangkis Asia) diperolehnya pada 2007. Kini, guru SD Ketintang 1, Surabaya, Jawa Timurm itu pun ingin mencari lisensi yang lebih tinggi.
"Saya mau ikut tes BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Semoga secepatnya dapat saya peroleh," pungkas Lia. (*)

Hayom Ikuti Jejak Simon


TERPENTAL dari Pelatnas Cipayung tak selamanya membuat pebulu tangkis habis. Simon Santoso sudah membuktikannya.
 Dia mampu bersinar lagi dengan mampu menjadi juara di Malaysia Grand Prix Gold 2014 dan Singapura Super Series 2014. Ini membuat Simon pun kembali dipanggil ke pelatnas.
 Ini juga terjadi kepada Dionysius Hayom Rumbaka. Setelah lama tak menjadi juara, lelaki yang akrab disapa Hayom tersebut mampu naik ke podium terhormat.
 Menariknya, dia menjadi juara setelah dicoret sebagai penghuni pelatnas. Ya, Hayom mampu meraih gelar nomor tunggal putra Vietnam Grand Prix 2014.
 Dalam final yang dilaksananakan di Tan Binh Sport Center, Ho Chi Minh City, Minggu (7/9), dia menang 18-21, 21-15, 21-18 atas Prannoy H.S. dari India yang diunggulkan di posisi kelima. Sementara, dalam turnamen berhadiah total USD 50 ribu tersebut, Hayom diunggulkan di posisi teratas.
 Selama 2014 dan masih berstatus pebulu tangkis nasional, Hayom lebih banyak tumbang di babak-babak awal. Bahkan di kandang sendiri, dalam Indonesia Super Series Premier, tunggal ketiga Indonesia di Piala Thomas 2014 itu langsung tersingkir di babak pertama.
 Ini menjadi puncak kekecewaan PP PBSI. Sebulan sebelumnya, Hayom dianggap sebagai biang kegagalan Indonesia menembus final Piala Thomas 2014. Turun sebagai penentu, lelaki asal Jogjakarta tersebut kalah kepada wakil Malaysia Chong Wei Feng dan membuat kedudukan menjadi 2-3.
 Di Vietnam Grand Prix 2014, Hayom turun dengan membela bendera klub asalnya, Djarum Kudus. Kemenangan di tunggal putra ini, membuat Indonesia mengoleksi empat gelar.
 Sebelumnya, dua posisi terhormat sudah pasti dibawa pulang karena terjadi final sesama pebulu tangkis Indonesia (All Indonesian Finals) di ganda putri dan ganda campuran. Satu gelar lagi dipetik dari nomor ganda putra. (*)

Hasil Final Malaysia Grand Prix 2014
Tunggal putra: Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia x1) v Prannoy HS (India x5) 18-21, 21-15, 21-18

Tunggal putri:Nozomi Okuhara (Jepang) v Aya Ohori (Jepang) 21-15, 21-11

Ganda putra: Andrei Adistia/Hendra Aprida  Gunawan (Indonesia x7) v Kenta Kazuno/Kazushi Yamada (Jepang x8) 15-21, 23-21, 21-17


Ganda putri:Mareta Dea Geoani/Eka Putri Sari (Indonesia) v Gebby Ristiyani /Ni Ketut Mahadewi (Indonesia) 21-19, 15-21, 21-10

Ganda campuran: Muhammad Rijal/Vita Marissa (Indonesia x1) v Irfan Fadillah/Weni Anggraeni (Indonesia x2) 21-18, 21-10

X=unggulan

Mentok, Pilih Tekuni Jadi Pelatih

PULANG:Prasetyo Restu Basuki (foto:sidiq)

ENAM tahun bukan waktu yang sebentar. Selama rentang waktu itu pula, seorang Prasetyo Restu Basuki menghabiskan waktunya menjadi pelatih di Singapura.
 ‘’Sejak 2006, saya tinggal di Singapura. Saya menjadi asisten pelatih khusus ganda di sana,’’ kata Prasetyo Restu Basuki di sela-sela mendampingi anak asuhnya di klub Exist saat mengikuti kejuaraan Jaya Raya Indonesia International Challenge 2014 di GOR Sudirman, Surabaya, pada 30 Agustus lalu.
 Sebenarnya, Negeri Singa, julukan Singapura, bukan negeri manca yang kali pertama ditangani. Pada 2005, Prasetyo sudah singgah di Malaysia.
 ‘’Saya di Malaysia dari Februari 2006 sampai Juli 2006 ikut Rexy Mainaky. Saya bukan hanya sebagai asisten pelatih tapi juga sparring partner,’’ ungkap Prasetyo.
 Dia mengakui terjun sebagai pelatih setelah merasa mentok sebagai pemain. Meski, Prasetyo pernah merasakan menjadi penghuni Pelatnas Cipayung pada 22 Maret 2002 hingga September 2004.
 ‘’Hanya, saya jarang diberi kesempatan. Persaingan di Pelatnas Cipayung juga sangat ketat,’’ ungkap lelaki kelahiran Karawang, Jawa Barat, 14 Mei 1982 itu.
 Sebenarnya, setelah tak lagi jadi penghuni pelatnas, Prasetyo masih ingin bermain.Namun, kesempatan tak kunjung datang kepadanya.
 ‘’Sambil menunggu, saya jadi asisten pelatih nomor ganda di Djarum. Itu saya jalani dari 2005 hingga 2006,’’ ungkap lelaki yang memulai karirnya sebagai pemain tunggal di klub KBE pada 1997 itu.
 Nah, pada 2006, kesempatan pun akhirnya datang kepadanya untuk bisa bermain sebagai atlet. Dia diajak Rexy Mainaky, sekarang Kabid Binpres PP PBSI, untuk menjadi sparring partner dan juga asisten pelatih di Malaysia dari Februari 2006 hingga Juli 2006.
 ‘’Selama itu pula, saya berusaha keras untuk bisa berprestasi sebagai atlet. Namun, hasilnya tetap tidak maksimal,’’ papar Prasetyo.
 Ini membuatnya tak menolak saat Asosiasi Bulu Tangkis Singapura (SBA) menawarinya menjadi asisten pelatih pada Agustus 2006. Awalnya, dia juga menjadi lawan tanding.
 ‘’Banyak hikmahnya jadi pelatih di luar negeri. Saya bisa menjelajah ke berbagai negara,’’ ungkap Prasetyo.
 Padahal, tambah dia, itu tak bisa dilakukannya saat masih aktif sebagai atlet. Meski, statusnya sudah menjadi pebulu tangkis nasional.
 Kini, hampir dua tahun, Prasetyo pun mengandikan diri ke klub Exist. Diharapkan, dari tangannya bakal lahir pasangan-pasangan tangguh.
 Kemampuan Prasetyo pun mendapat pujian. Salah satunya dari pebulu tangkis Singapura Derek Wong.
 ‘’Dia pelatih bagus. Dia sudah membuktikannya di Singapura,’’ jelas peraih medali perak nomor tunggal di Pesta Olahraga Persemakmuran (Commonwealth Games) 2014 di Glasgow, Skotlandia, pada Agustus lalu tersebut. (*)

Sekilas Tentang
Nama Lengkap: Prasetyo Restu Basuki
Lahir: Karawang, Jawa Barat, 14 Mei 1982

Karir:
Atlet
1997-1999: BEC
1999-2002: Djarum Kudus
2002-2004: Pelatnas Cipayung

Pelatih
2005-Januari 2006: Djarum Kudus (asisten)
 Februari –Juli 2006: Malaysia (asisten)
Agustus 2006-Agustus 2012: Singapura
2012-..: Exist

Dua Pasti, Empat Masih Bisa


DUA gelar sudah dipastikan dibawa pulang pebulu tangkis Indonesia dari Vietnam Grand Prix 2014. Itu setelah terjadi final sesama wakil merah putih (All Indonesian Finals) di nomor ganda putri dan ganda campuran.
 Dua pasangan Indonesia yang bersua di babak pemungkas itu adalah Mareta Dea/Eka Putri Sari melawan  Gebby Ristiyani/Ni Ketut Mahadewi (Indonesia) di ganda putri dan unggulan teratas ganda campuran Muhammad Rijal/Vita Marissa berhadapan dengan Irfan Fadhilah/Weni Anggraeni, yang diunggulkan di ganda campuran.
 Mareta/Eka menembus babak pemungkas setelah menang 21-19, 21-14 atas pasangan tuan rumah Nguten Thi Sen/Vu Thi Trang pada pertandingan babak semifinal yang memakan wantu 35 menit di Ho Chi Minh City pada Sabtu waktu setempat (6/9).  Sementara, Gebby/Ketut menundukkan Chiang Kai Hsin/Hung Shih Han (Taiwan) juga dengan dua game 21-13, 21-17 pada pertandingan yang berlangsung selama 30 menit.
 Sementara, di ganda campuran, sejak di babak semifinal, Indonesia sudah tak menyisakan tempat bagi pasangan lain. Di empat besar, Rijal/Vita, yang membela Djarum Kudus, melibas pasangan Pelatnas Cipayung Ronald Alexander/Melati Daeva 21-11, 21-18. Dan Irfan/Weni, asal Pelatnas Cipayung, menghentikan langkah pasangan seniornya, Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati, 21-19, 21-19. Ini menjadi pertemuan perdana Rijal/Vita dengan Irfan/Weni.
 Sayang, harapan menciptakan All Indonesian Finals di ganda putra urung terlaksana. Ini disebabkan pasangan Ronald Alexander/Alfian Eko Prasetya menyerah 16-21, 16-21 kepada Kenta Kazuno/Kazushi Yamada, unggulan kedelapan dari Jepang.
 Padahal, di laga semifinal lainnya, pasangan Indonesia Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan, yang diunggulkan di posisi ketujuh, menundukkan rekannya sendiri Yohanes Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan 21-13, 22-20.
 Koleksi gelar bisa bertambah lagi kalau di tunggal putra Dionysius Hayom Rumbaka bisa menang atas Prannoy H.S. dari India. (*)  



Jadwal Final Vietnam Grand Prix 2014
Tunggal putra: Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia x1) v Prannoy HS (India x5)

Tunggal putri: Nozomi Okuhara (Jepang) v Aya Ohori (Jepang)

Ganda putra: Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan (Indonesia x7) v Kenta Kazuno/Kazushi Yamada (Jepang x8)

Ganda putri:Mareta Dea/Eka Putri Sari (Indonesia) v Gebby Ristiyani/Ni Ketut Mahadewi (Indonesia)

Ganda campuran:Muhammad Rijal/Vita Marissa (Indonesia x1) v Irfan Fadhilah/Weni Anggraeni (Indonesia x2)

X=unggulan

Akhirnya Bisa Kalahkan Jagoan Tuan Rumah

Nguyen Tien Minh (foto:sidiq)

DUA kali Dionysius Hayom Rumbaka takluk oleh pebulu tangkis Vietnam Nguyen Tien Minh. Kekalahan tersebut semuanya terjadi di Vietnam, dalam ajang challenge 2009  dan grand prix gold 2008.
 Tahun ini pun, kekalahan kali ketiga pun sudah di depan mata. Alasannya, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, sudah tak digembleng di Pelatnas Cipayung. Penampilannya yang labil membuat dia dicoret usai pagelaran putaran final Piala Thomas 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Mei lalu.
 Sebaliknya, Tien Minh lagi on fire. Dia baru saja menjadi juara Amerika Serikat Grand Prix Gold dan menembus babak ketiga Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen, Denmark.
 Namun, hasilnya di luar perkiraan. Hayom memetik kemenangan 15-21, 21-17, 23-21 pada pertandingan babak semifinal Vietnam Grand Prix 2014 yang dilaksanakan di Tan Binh Sports Center, Ho Chi Minh City, pada Sabtu waktu setempat (6/9). Selain menjadi kemenangan perdana, hasil tersebut membuka jalan bagi pebulu tangkis yang kini membela bendera klub asalnya, Djarum Kudus, untuk menjadi juara kali pertama sepanjang 2014.
 Pada babak final, Hayom, yang diunggulkan di posisi teratas, akan dijajal Prannoy H.S. Di semifinal, unggulan kelima asal India tersebut menundukkan Tan Chun Seang dari Malaysia 21-16, 14-21, 24-22.
 Ini menjadi pertemuan perdana Hayom dengan lawannya yang berperingkat 50 dunia tersebut. Dari ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir, Hayom ada di posisi ke-25. (*)



Jadi Rumah bagi Tien Minh


BAGI Nguyen Tien Minh, Vietnam Grand Prix seperti menjadi miliknya. Sudah empat kali, lelaki 31 tahun tersebut menjadi juara  tunggal putra di kandangnya sendiri.
 Dia naik ke podium terhormat pada 2008 dan 2009. Capaian itu diulanginya pada 2011 dan 2012. Sayang, tahun lalu, Tien Minh gagal membuat hat-trick (tiga kali juara beruntun).
 Pada 2012, saat kali terakhir menjadi juara, dia mengalahkan Takuma Ueda dari Jepang dengan 21-14, 21-19. Setelah sebelumnya, di semifinal, pebulu tangkis yang kini duduk di ranking 23 dunia itu mengandaskan harapan Indonesia melalui Sony Dwi Kuncoro  lewat permainan dua game 21-15, 18-26.
 Tahun lalu, Tien Minh absen. Gelar juara pun jatuh ke tangan wakil Korea Selatan Shon Wan-ho yang menundukkan Tan Chun Sean dari Malaysia dengan 21-14,21-9. Kini, Tien Minh pun kembali turun.
 Langkah menjadi juara untuk kali kelima pun semakin dekat. Tien Minh sudah menembus babak semifinal. Untuk bisa menjadi juara, langkah terdekat, dia harus bisa mengalahkan unggulan teratas asal Indonesia Dionysius Hayom Rumbaka.
  Tahun ini, Tien Minh sudah mengoleksi gelar juara di Amerika Serikat Grand Prix Gold. Di babak final, dia melibas Chou Tien Chen (Taiwan) dengan 21-19,14-21, 21-19. Event terakhir yang dilakoninya adalah Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark.
 Dalam kejuaraan yang dilaksanakan 25-31 Agustus itu, dia sampai babak ketiga sebelum dihentikan Viktor Axelsen (Denmark) 16-21, 17-21. Capaian ini membuat Tien Minh gagal mengulangi hasil 2013.
 Saat dilaksanakan di Guanzhou, Tiongkok,dia menembus babak semifinal. Sayang, langkahnya dihentikan andalan tuan rumah Lin Dan 17-21, 15-21. (*)

Peringkat Terburuk Tontowi/Liliyana


ABSEN dari Kejuaraan Dunia 2014 membawa risiko bagi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Dari daftar yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 4 September, ranking pasangan asal Djarum Kudus itu turun dua setrip ke posisi keempat.
 Posisi ini terburuk dalam setahun terakhir. Posisi kedua mulai duduki Tontowi/Liliyana sejak November 2013.
 Posisi yang ditinggalkan Tontowi/Liliyana diduduki ganda Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Mereka melonjak dua setrip.Ini tak lepas dari capaian dalam Kejuaraan Dunia 2014.
 Dalam event yang dilaksanakan di kandangnya sendiri, Kopenhagen, pada 25-31 Agustus lalu, mereka menembus babak semifinal. Sayang, langkah keduanya dihentikan Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok) dengan 15-21, 9-21.
 Namun, tambahan poin 8400 sudah cukup untuk mendongkel Tontowi/Liliyana. Apalagi, sebelumnya, mereka mampu mencetak hat-trick dengan menjuarai India Super Series 2014, Kejuaraan Eropa 2014, dan Indonesia Super Series Premier 2014.
 Posisi teratas di nomor ganda campuran masih kukuh ditempati Zhang Nan/Zhao Yunlei dari Tiongkok yang juga sukses menjadi juara dunia 2014. Sementara, posisi ketiga diduduki Xu Chen/Ma Jin.
 Tontowi/Liliyana urung berlaga dalam Kejuaraan Dunia 2014 karena Tontowi mengalami cedera pinggang. Tahun lalu, keduanya menjadin jara dunia di Guangzhou, Tiongkok, setelah di babak pemungkas menghentikan langkah pasangan tuan rumah Xu Chen/Ma Jin. (*)

Ranking ganda campuran (per 4 September 2014)
1.Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok)
2.Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark)
3.Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok)
4.Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia)
5.Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris)
6. Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (Korsel)
7.Michael Fuchs/Birgit Michels (Jerman)
8.Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand)
9. Lu Kai/Huang Yaqiong (Tiongkok)
10.Markis Kido/Pia Zebadiah (Indonesia)

Hayom Mulai Percaya Diri


PELAN tapi pasti, kepercayaan diri Dionysius Hayom Rumbaka mulai pulih. Dia bisa menempatkan dirinya di babak semifinal turnamen Vietnam Grand Prix 2014.
 Tiket itu diperolehnya setelah mengalahkan Mohamad Arif Abdul Latif dari Malaysia dengan rubber game 19-21, 21-13, 22-20 pada pertandingan perempat final yang dilaksanakan di Ho Chi Minh City pada Jumat waktu setempat. Kemenangan ini juga membawa Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, menantang andalan tuan rumah Nguyen Tien Minh. Pada babak sebelumnya, lelaki yang diunggulkan di posisi ketiga tersebut menang 21-16, 21-8 atas Ng Ka Long dari Hongkong.
 Pertemuan dengan Tien Minh nanti akan menjadi pertemuan ketiga. Hanya, dalam dua kali pertemuan sebelumnya, Hayom belum pernah memetik kemenangan. Kekalahan ditelan pebulu tangkis Djarum Kudus tersebut diVietnam Challenge 2009 dan Vietnam Grand Prix setahun sebelumnya.
 Pada Vietnam Grand Prix 2014 ini, Hayom diunggulkan di posisi teratas. Saat drawing, rankingnya masih 19. Sayang, saat ini, posisinya turun enam setrip. Sementara, Tien Minh ada di posisi 23.
 Selain mempertemukan Hayom versus Tien Minh, babak semifinal Vietnam Grand Prix 2014 juga saling bersua Prannoy H.S dari India dengan Tan Chung Seang (Malaysia).
 Turnamen berhadiah total USD 50 ribu ini menjadi penampilan perdana Hayom setelah didepak dari Pelatnas Cipayung pada Juni lalu. Kini, dengan membawa bendera klub asalnya. (*)