WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Satu Tempat buat Penggawa Muda Cipayung


SATU tempat semifinal tunggal putra dalam Belanda Grand Prix 2014 sudah menjadi milik Indonesia. Dua pebulu tangkis mudanya, Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa, saling jegal di babak perempat final turnamen berhadiah total USD 50 ribu tersebut.
 Pada babak ketiga yang dilaksanakan di Almere pada Kamis waktu setempat (9/10),Jonatan menundukkan Chan Yan Kit dari Hongkong dengan 11-4, 4-11, 11-10, 11-7. Kemenangan ini juga diluar dugaan. Yan Kit merupakan finalis tahun lalu.  Secara ranking, Jonatan juga kalah. Dalam rilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional), dia ada di posisi 219 sedangkan Yan Kit di ranking 89.
 Sementara, Ihsan di babak ketiga melibas Nick Fransman dari Belanda dengan 11-0, 9-11,11-4, 11-8.  Pertemuan dengan Ihsan, yang juga rekan berlatihnya di Pelatnas Cipayung, bakal menjadi kali ketiga di ajang internasional.
 Dalam dua pertemuan sebelumnya, Jonatan selalu memetik kemenangan. Hasil manis itu digapai lelaki yang juga turun di Asian Games 2014 itu pada Vietnam Open 2013 dan Maladeva Internasional 2013.
 Sukses Jonatan dan Ihsan juga diikuti oleh dua pebulu tangkis senior, Dionysius Hayom Rumbaka dan Andre Kurniawan Tedjono. Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, mengalahkan pebulu tangkis Indonesia yang membela bendera Jerman Ari Trisnanto dengan 11-6, 11-6, 11-4.
 Untuk bisa lolos ke semifinal, Hayom, yang diunggulkan di posisi ketiga, harus bisa mengalahkan Ajay Jayaram. Wakil India itu di babak ketiga menang mudah 11-5, 11-6, 11-4 atas Tam Chun Hei (Hongkong).
 Dari rekor pertemuan, Hayom menang dua kali dan sekali kalah. Sayang, kekalahan itu dialami pebulu tangkis Djarum Kudus itu pada pertemuan terakhir di India Super Series 2013.
 Capaian Andre juga layak dapat acungan jempol. Dia menumbangkan unggulan kedua Brice Leverdez (Prancis) dengan 11-8, 11-5, 11-7. Di perempat final, Andre akan menantang unggulan ketujuh asal Hongkong Ng Ka Long. (*)

Rizky Hidayat Satu Klub dengan Chong wei


TAK ada nama Rizky Hidayat Ismail dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) 2014 Seri Banten. Padahal, selama ini, pebulu tangkis asal Wima, Surabaya, tersebut selalu unjuk kemampuan dan selalu masuk daftar unggulan.
 ‘’Saya lagi di Kuala Lumpur, Malaysia.Petrsiapan Liga Bulu Tangkis Malaysia,’’ kata Rizky kepada Smashyes.
 Rencananya, liga tersebut, tambah dia, dilaksanakan mulai 22 November. Rizky datang lebih awal sebagai persiapan dini dan bisa menyatu dengan tim.
 ‘’Saya bergabung dengan klub Petaling. Dari Indonesia , selain saya ada Ardiansyah dan Tike Arieda,’’ tambah Rizky.
Rencananya, dia akan tampil di nomor ganda. Meski, tak menutup kemungkinan, Rizky bisas mengayunkan raket di nomor ganda campuran.
 Hebatnya lagi, di Petaling juga terdapat nama tunggal putra nomor satu dunia saat ini Lee Chong Wei. Hanya, selama di negeri jiran, Chong Wei belum ikut bergabung.
 Ya, Chong Wei baru saja membela Malaysia di ajang Asian Games 2014. Dalam event yang digelar di Incheon, Korea Selatan, itu, Chong Wei hanya sampai babak semifinal. Dia harus mengakui musuh bebuyutannya, Lin Dan asal Tiongkok.
 Pekan ini, Chong Wei juga akan terbang menuju Odense guna mengikuti Denmark Super Series 2014. ‘’Jadi belum ketemu sama dia,’’ pungkas Rizky. (*)

Jonatan Christie Tumbangkan Unggulan


KEJUTAN dibuat Jonatan Christie di Belanda Grand Prix 2014.  Pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut menundukkan unggulan keempat sekaligus tumpuan asa tuan rumah Eric Pang dengan lima game 11-8, 9-11, 4-11, 11-6, 11-10 pada pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di Almere pada Rabu waktu setempat (8/10).
 Pertemuan Jonatan dengan Pang ini merupakan kali pertama. Namun, secara ranking, dia kalah jauh. Dalam ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Jonatan berada di posisi 221 sedangkan Pang di 33.
 Kemenangan ini membuat Jonatan menantang wakil Hongkong Chan Yan Kit pada babak ketiga. Di babak kedua, Yan Kit mengalahkan unggulan ke-15 Arvind Bhat  dengan 11-6, 11-6, 5-11, 11-3.
 Jonatan juga belum pernah bertemu dengan Yan Kit. Tahun lalu, pebulu tangkis dari negeri bekas koloni Inggris tersebut merupakan finalis di Belanda Grand Prix. Di babak final, Yan Kit dikalahkan rekan senegaranya, Wei Nan, dengan 15-21, 18-21.
Selain Jonatan, wakil Indonesia yang lolos ke babak ketiga adalah Dionysius Hayom Rumbaka, Ihsan Maulana,dan Andre Kurniawan Tedjono. (*)

Kesempatan Revans Sony Tertunda


AMBISI balas dendam Sony dwi Kuncoro tertunda. Dia dipastikan tak bisa berjumpa dengan Alamsyah Yunus dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) 2014  Seri Banten.
 ‘’Saya tak tampil di Banten. Terpaksa, saya belum bisa membalaskan kekalahan atas Alamsyah,’ kata Sony kepada smashyes.
 Dia absen dengan alasan untuk menjaga kondisi agar tidak terlalu capek. Alasannya, Sony bakal tampil dalam beberapa turnamen internasional.
 Ini dilakukan guna mendongkrak kembali ranking dunia. Dari daftar peringkat terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir, Sony ada di posisi 32.
 Tentu, peringkat tersebut bukan tempat yang terlalu bagi bagi arek Suroboyo tersebut. Sony pernah duduk di posisi keempat atau ranking terbaik yang dimiliki.
 Bulan lalu, Sony dipermalukan Alamsyah di final Sirnas Seri Bali. Dalam final yang dilaksanakan 27 September, peraih perunggu dalam Olimpiade Athena 20014 itu kalah dua game langsung 21-12, 21-17.
 Kekalahan itu langsung membuat Sony langsung menancapkan ambisi mengalahkan Alamsyah. Apalagi, di ajang internasional, dia sudah tiga kali menang dan sekali kalah. (*)

Dinar Tambah Kuota Babak Utama


DINAR Dyah Ayustine merasakan babak utama Belanda Grand Prix 2014. Itu setelah pebulu tangkis Djarum Kudus tersebut memetik dua kemenangan dalam babak kualifikasi turnamen berhadiah USD 50 ribu tersebut.
 Dalam pertandingan perdana di Almere pada Selasa waktu setempat (7/10), Dinar menang 11-8, 11-6,11-4 atas Flore Vamdenhoucke dari Jerman. Di babak kedua yang hari yang sama, dia harus kerja ekstrakeras untuk menundukkan Chloe Birch dari Inggris melalui lima game 11-8, 10-11, 11-10, 8-11, 11-3.
 Di babak utama yang dilaksanakan pada Rabu waktu setempat, Dinar menjajal ketangguhan Nanna Vaino dari Finlandia. Secara peringkat, Dinar masih kalah.
 Dari ranking BWF (Federasi  Bulu Tangkis Dunia), dia di posisi 185. Sementara, lawanya di ranking 97.
 Jika menang, besar kemungkinan, Dinar akan bersua dengan rekan satu klubnya, Maria Febe Kusumastuti. Pada babak pertama, Febe, sapaan karib Maria Febe Kusumastuti, akan menghadapi pebulu tangkis Nigeria Grace Gabriel.
 Selain Dinar dan Febe, di Belanda Grand Prix, di nomor tunggal putri ada juga wakil Indonesia Millicent Wiranto. Di babak pertama, perempuan yang digemleng di Malaysia itu langsung menjumpai unggulan kelima Pai Yu Po dari Taiwan. (*)

Wakil Indonesia di Babak Utama Belanda Grand Prix 2014
Tunggal putra: Dionysius Hayom Rumbaka (x3), Ihsan Maulana Mustofa, Jonatan Christie, Thomi Azizan Mahbub, Adi Pratama

Tunggal putri: Maria Febe Kusumastuti (x7), Dinar Dyah Ayustine, Millicent Wiranto

Ganda putra: Selvanus Geh/Kevin Sanjaya (x5), Ronald Alexander/Edi Subakhtiar, Fran Kurniawan/Agripinna Prima

Ganda putri: Vita Marissa/Shendy Puspa Irawati (x4), Maretha Dea Gioani/Rosyita Eka Putri (x6), Anggia Shitta Awanda/Gloria Emanuelle Widjaja,  Ririn Amelia/Dewi Komala, Della Destiara Haris/Gebby Ristiyani, Ni Ketut Mahadewi/Melvira Oklamona, Meiliana Jauhari/Variella Aprilsasi

Ganda campuran:Muhammad Rijal/Vita Marissa (x1), Riky Widianto/ Richi Dili Puspita, Ronald Alexander/Melati Daeva (x6), Edi Subakhtiar/Gloria Emanuelle Widjaja, Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati, Kevin Sanjaya/Della Destiara, Yonathan Suryatama Dasuki/Variella Aprilsasi

Sony Simpan Dendam buat Alamsyah


HASIL di Sirkuit Nasional Bali membuat Sony Dwi Kuncoro terluka. Secara mengejutkan, lelaki yang diunggullkan di posisi pertama itun dipermalukan Alamsyah Yunus dengan dua game langsung 12-21, 17-21 pada final tunggal putra yang dilaksanakan di Denpasar, Bali, pada 27 September.
 ‘’Saya terpancing permainan Alamsyah. Jadi, ingin menyelesaikan permainan lebih cepat,’’ kata Sony kepada Smashyes.
 Untuk itu, lelaki yang kini bernaung di klub Tjakrindo Masters itu sudah bertekad membalas kekalahan. Dia mengakui banyak belajar dari kekalahan atas pebulu tangkis yang pernah bersamanya di Pelatnas Cipayung yang kini membela JR Enkei itu.
 Bahkan, dia optimistis bisa menang. Apalagi, masih ada kesempatan baginya melakukan revans di tiga seri yang tersisa yakni Seri Banten (6-10 Oktober), Seri Padang (20-25 Oktober), dan Seri Surabaya (3-8  November).
 Sony juga sudah lama tak bersua dengan Alamsyah. Kali terakhir, arek Suroboyo tersebut berjumpa di Vietnam Grand Prix 2012. Saat itu, Sony menang dua game langsung 21-11, 21-14.
 ‘’Kalau ketemu lagi, akan saya sikat habis. Kondisi saya juga semakin membaik,’’ ungkap bapak dua anak itu.
 Ya, Sirnas Bali merupakan penampilan perdana Sony di ajang yang disponsori Djarum itu. Selama berada di Pelatnas Cipayung sejak 2002, dia selalu berlaga di ajang yang masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional).
 Sejak Juni lalu, nama Sony terpental dari pelatnas. Alasannya, cedera membuat penampilannya sudah tak bisa optimal lagi. (*)

Kemenangan Kedua yang Sangat Berharga


MENANG sekali dalam enam pertemuan tentu bukan catatan yang bagus buat Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Namun, juga bukan hal yang mudah bagi pasangan ganda putra Indonesia itu untuk bisa mengalahkan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong asal Korea Selatan.
 Keduanya dikenal mempunyai pertahanan yang tangguh. Dalam menyerang, Yong-dae/Yeon-seong juga mengandalkan kecepatan.
 Satu-satunya kemenangan Hendra/Ahsan dipetik dalam putaran final Piala Thomas 2014 di New Delhi, India, pada Mei 2014. Itu pun setelah mereka kalah dalam tiga perjumpaan sebelumnya di Denmark Super Series Premier 2013, Korea Super Series 2014, dan Hongkong Super Super 2013.
 Namun, setelah Piala Thomas, Hendra/Ahsan gagal mengulanginya. Mereka kembali dipermalukan di Jepang Super Series 2014 dan Indonesia Super Series Premier 2014.
 Pada Asian Games 2014 di Incheon, Hendra/Ahsan juga bukan unggulan teratas. Kudeta yang dlakukan Yong-dae/Yeon-seong membuat pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, itu diunggulkan meraih emas.
  Namun, di babak final, Hendra/Ahsan juga harus berjuang ekstraberat. Sempat unggul 21-16 di game pertama, mereka menyerah dengan skor yang sama 16-21.
 Untung, kekalahan di game kedua, tak membuat Hendra/Ahsan patah semangat. Mereka menuntaskan perlawanan ganda tuan rumah dengan 21-17 sekaligus membuat Indonesia Raya berkumandang kali kedua di bulu tangkis. Sehari sebelumnya, Nitya Krishinda/Greysia Polii memenangi nomor ganda putri. (*)

Jalan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan Juara
Babak I: bye
Babak II: Lee Chun Hei/Tang Chun Man (Taiwan) 21-11, 21-15
Babak perempat final: Manu Attri/Sumeeth Reddy (India) 21-12, 21-19
Semifinal: Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korea Selatan) 19-21, 21-16, 21-18
Final: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Koea Selatan) 16-21, 21-16, 21-17

Lin Dan balas di Incheon


LIN Dan punya obat kecewa gagal berlaga dalam Kejuaraan Dunia 2014. Pebulu tangkis Tiongkok ini mampu meraih emas dalam Asian Games 2014 yang dilaksanakan di Incheon, Korea Selatan.
 Dalam final, Superdan, julukan Lin Dan, mampu mengalahkan rekannya sendiri, Chen Long, dengan rubber game 12-21, 21-16, 21-16. Kemenangan ini mengulang hasil empat tahun lalu di kandangnya sendiri, Guangzhou.
 Kemenangan ini juga semakin berarti karena di babak semifinal, Lin Dan mempermalukan musuh bebuyutannya, Lee Chong Wei. Lelaki asal Malaysia itu disikatnya 22-20, 12-21, 21-9. Sementara, Chen Long, yang merupakan juara dunia 2014, menang mudah dua game 21-6, 21-10 atas Wei Nan asal Hongkong.
 Hasil final itu juga membuat Lin Dan selalu menang dalam tujuh kali pertemuan dengan Chen Long. Kali terakhir, mereka bersua dalam perempat final Kejuaraan Dunia 2013.
 Tahun ini, Lin Dan gagal menjadi juara dunia karena dia tak bisa tampil. Alasannya, ranking yang dimiliki masih belum mampu mendongkraknya tampil dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark.
 Sayang, dalam Asian Games 2014, Lin gagal mengantarkan negaranya meraih emas di nomor beregu. Negeri Panda, julukan Tiongkok, dikalahkan tuan rumah dengan skor 2-3.  Suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang itu masih mampu menyumbangkan satu angka berkat  kemenangan 21-18, 21-15 atas Lee Dong-keun.
 Indonesia sendiri di Asian Games 2014 meraih dua emas dari nomor ganda putra melalui Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Nitya Krishinda/Greysia Polii dari ganda putri. (*)

Distribusi emas cabor bulu tangkis Asian Games 2014.
Perorangan
Tunggal putra: Lin Dan (Tiongkok)
Tunggal putri: Wang Yihan (Tiongkok)
Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia)
Ganda putri: Nitya Krishinda/Greysia Polii (Indonesia)
Ganda campuran: Zhang Nan/Zhao Yunlei  (Tiongkok)

Beregu
Beregu putra: Korea Selatan
Beregu putri: Tiongkok

Distribusi medali
1.Tiongkok: 4 emas, 3 perak, 2 perunggu
2. Indonesia: 2 emas, 1 perak, 2 perunggu
3.Korsel: 1 emas, 2 perak, 2 perunggu
4.Jepang: -, 1 perak, 1 perunggu
5. Malaysia:-, -, 5 perunggu
6. Taiwan: -, -, 2 perunggu
7. Hongkok dan India: -, -, 1 perunggu

Setelah Roy Danu,Giliran Febri


R. Fajar Kusuma menjadi ‘’pembunuh’’ pebulu tangkis Puslatda Jatim. Setelah menundukkan I Putu Roy Danu di babak kedua dengan 21-18, 21-8, kali ini giliran Febriyan Irvannaldy yang dipermalukannya dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Bali 2014.
 Secara mengejutkan, Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, menyerah dengan rubber game 17-21,22-20, menyerah kepada wakil Jaya Raya Jakarta itu dalam pertandingan babak ketiga yang dilaksanakan di GOR Lila Buana, Denpasar, pada Kamis waktu setempat (25/9). Dalam event di Pulau Dewata, julukan Bali, ini, sebenarnya Febri ditempatkan sebagai unggulan ketiga. Sementara Fajar di posisi kesembilan. Di ajang Sirnas 2014, Febri sudah dua kali menjadi juara yakni di Seri Sumatera Utara dan Seri Kalimantan Tengah.
 Dalam babak ketiga, Febri menjadi satu-satunya unggulan empat besar yang gagal menembus perempat final. Tiga unggulan lainnya, Sony Dwi Kuncoro, unggulan pertama dari Tjakrindo Surabaya, Alamsyah Yunus (unggulan kedua dari JR Enkei), dan Hermansyah (unggulan keempat dari Jaya Raya Jakarta) mampu menundukkan lawan-lawannya.
 Sony menundukkan Kho Hendriko Wibowo (Djarum Kudus) dengan straight game 21-14, 21-14, Alamsyah juga menang dua game 21-10, 21-19 atas Panji Akbar (Pelatprov DKI Jakarta), dan Hermansyah unggul 21-15, 21-19 atas wakil Puslatprov DKI lainnya M.Nizar.
 Bagi Sony, penampilannya di Bali merupakan debut di ajang sirnas. Ini disebabkan sejak berada di pelatnas Cipayung, dia selalu berlaga di ajang internasional.
 Sejak Juni 2014, Sony tak lagi menjadi penghuni pelatnas. Cedera membuat penampilannya dianggap sudah tak bisa lagi maksimal. (*)

Adi Pratama Naik 27 Setrip

KEMAMPUAN Adi Pratama belum luntur.  Meski, dia sudah tak lagi  menjadi penghuni Pelatnas Cipayung.
 Buktinya, dia mampu menjadi runner-up nomor tunggal putra dalam Polandia International 2014. Dalam final yang dilaksanakan pada 20 September, Adi harus mengakui ketangguhan andalan tuan rumah Michal Rogalski dengan 9-11, 11-8, 6-11, 7-11. Ini menjadi capaian terbaik Adi selama ini.
 Namun, itu sudah cukup baginya untuk terkerek ke posisi 182. Ini melonjak 27 setrip dibandingkan pekan sebelumnya.
 Di Polandia International, Adi menjadi satu-satunya wakil Indonesia di ajang tersebut. Hanya, kedatangan dia bukan langsung dari Jakarta.
 Mulai tahun ini, Adi menjadi lawan tanding (sparring partnet) tim nasional Austria di Wina. Diharapkannya, dia mampu mengangkat kemampuan pebulu tangkis di negeri yang masuk belahan Benua Eropa tersebut.
 Secara skill, Adi layak diacungi jempol. Dia pernah menembus babak perempat final Kejuaraan Dunia Junior 2007. Dia seangkatan dengan juara dunia 2014 asal Tiongkok Chen Long dan andalan Jepang Kenichi Tago.
 Tahun lalu, Adi masih menancapkan kualitasnya dengan menjadi juara pada Piala Wali Kota Surabaya. Tahun ini, Austria juga sempat menaruh hati kepada Febriyan Irvannaldy untuk menjadi lawan tanding.
 Hanya, masalah nokteknis yang membuat Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, memilih tetap bergabung klub asalnya, Wima Surabaya. Lelaki asal Kota Pahlawan, julukan Surabaya, ini juga pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung. (*)

Feinya Ayunkan Raket Lagi

ANNEKE Feinya Agustin kembali mengayunkan raket. Pebulu tangkis kelahiran 11 Agustus 1992 itu turun dalam Sirkuir Nasional (Sirnas) Seri Bali 2014 yang dilaksanakan di Denpasar pada 22-27 September.
 Hanya, nama yang terdaftar ada sedikit perbedaan. Dia tampil dengan nama belakang Nugroho atau lengkapnya, Anneke Feinya Nugroho.
 Membela bendera klub asalnya, Jaya Raya, Feinya, sapaan karib Anneka Feinya Agustin eh Nugroho, tampil di dua nomor, ganda putri dan ganda campuran. Di ganda putri, mantan pebulu tangkis penghuni Pelatnas Cipayung tersebut berpasangan dengan Tike Arieda Ningrum asal Jaya Raya Suryanaga Surabaya.  Selama ini, Tike juga dikenal sebagai spesialis tunggal.  Sementara, di ganda campuran, Feinya juga menggandeng pebulu tangkis Jaya Raya Suryanaga Yodhi Satrio.
 Hampir setahun ini, Feinya menghilang dari hiruk pikuk bulu tangkis, baik nasional maupun internasional. Kali terakhir, dia mengayunkan raket dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013. Saat itu, dia berpasangan dengan Ririn Amelia dan menyerah di babak kedua kepada unggulan keenam asal Singapura Yao Lei/Shinta Mulia Sari 19-21, 14-21. Setelah itu, dia batal tampil di Korea Grand Prix Gold 2013.
  Ternyata, Feinya sudah menikah dengan kekasihnya yaitu Ridho Bayu Nugroho. Selain itu, dia juga dikabarkan mengalami cedera yang membuat performanya terun menurun.
 Dia pun dipisahkan dengan pasangannya, Nitya Krishinda Maheswari.  Padahal, keduanya dikenal sebagai salah satu pasangan tangguh dengan salah satunya menduduki nomor 15 dunia pada 14 Maret 2013.
 Selain itu, pada 2011, Feinya/.Nitya meraih emas nomor ganda putri dalam SEA Games 2011 dan menjadi bagian tim putri saat meraih medali perak di ajang yang sama. (*)

Korea Selatan Ulangi Kenangan Manis 2002

KEGAGALAN Tiongkok di nomor beregu putra berlanjut. Kali ini, terjadi di ajang Asian Games 2014. Negeri Panda, julukan Tiongkok, dipaksa harus mengakui ketangguhan tuan rumah Korea Selatan dengan skor 2-3 pada pertandingan final yang dilaksanakan di Incheon pada 22 September 2014.
 Chen Long gagal memberi kemenangan bagi Tiongkok. Turun di tunggal pertama, juara dunia 2014 ini secara mengejutkan harus mengakui ketangguhan Son Wan-ho dengan rubber game 5-21, 24-22, 14-21. Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, memperbesar kemenangan menjadi 2-0 dari ganda.
 Pasangan nomor satu dunia Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong unggul 23-21 21-13 atas pasangan dadakan Xu Chen/Zhang Nan.Selama ini, Xu Chen dan Zhang Nan lebih dikenal sebagai pebulu tangkis spesialias ganda campuran.
 Lin Dan membuka harapan bagi Tiongkok. Juara dunia lima kali nomor tunggal putra tersebut menang straight game 21-18, 21-15 atas Lee Dong-keun.
 Pertandingan semakin memanas saat pasangan senior yang juga juara olimpiade asal Tiongkok Cai Yun/Fu Haifeng menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Mereka menundukkan pasangan nomor lima dunia Kim Gi-jung/Kim Sa-rang 19-21 21-18 21-16. Kemenangan ini juga berbau spekulasi. Alasannya, sejak November 2013, Cai Yun/Fu Haifeng tak pernah lagi dipasangkan.
 Nah, keraguan pun sempat merebak di kubu Korea Selatan. Mereka mengandalkan Lee Hyun-il yang kini usianya sudah tak muda lagi, 34 tahun.
 Lawan yang dihadapi pun 10 tahun lebih muda, Gao Huan. Namun, dengan kematangan yang dimiliki, Hyun-il mampu menang dua game langsung 21-14, 21-18. 
 Kemenangan ini mengulang peristiwa 2002. Saat itu, mereka mengalahkan Indonesia di babak final. Saat itu, Hyun-il juga masuk dalam tim.
 Indonesia sendiri tampil memalukan di nomor beregu. Mereka sudah terhenti di perempat final setelah ditundukkan Taiwan dengan skor 1-3.  Di Piala Thomas 2014, Tiongkok menyerah kepada Jepang di semifinal. (*)

Daftar juara beregu cabor bulu tangkis Asian Games


1962: Indonesia
1966: Thailand
1970: Indonesia
1974: Tiongkok
1978: Indonesia
1982: Tiongkok
1986: Korea Selatan
1990: Tiongkok
1994: Indonesia
1998: Indonesia
2002: Korea Selatan
2006: Tiongkok
2010: Tiongkok
2014: Korea Selatan

Sony Kembali ke Ajang Sirnas

ADA nama Sony Dwi Kuncoro di pentas Sirkuit Nasional (Sirnas) 2014 Seri Bali. Mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut unjuk kekuatan dalam event yang dilaksanakan di Denpasar, Bali, yang dilaksanakan 22-27 September.
 Bahkan, Sony langsung ditempatkan sebagai unggulan teratas. Ranking dunianya yang kini 32 merupakan tertinggi dari semua peserta.
 Posisi ini membuat arek Suroboyo tersebut memperoleh bye di babak pertama yang digelar 23 September. Di babak kedua, Sony ditantang pebulu tangkis Mutiara Bandung yang di laga perdana menang WO atas Sigit Ahmad dari Musi Rawas.
 Sony terjun ke sirnas setelah tak lagi menjadi penghuni Pelatnas Cipayung. Mulai Juni, bapak dua anak ini dikembalikan ke klub asalnya, Suryanaga Surabaya.
 Alasannya, penampilannya masih labil dan dibekap cedera yang membuatnya tak bisa tampil optimal. Ini membuat Sony harus meninggalkan pelatnas Cipayung yang sudah dihuninya sejak 2002 atau 12 tahun lalu.
 Namun, di Sirnas Bali ini, Sony tak membela bendera Suryanaga. Pebulu tangkis yang memperoleh perunggu pada Olimpiade Athena 2004 itu berkostum Tjakrindo Surabaya.
 Penampilannya di sirnas  ini menjadi penampilan keduanya dengan bendera mandiri. Kali pertama, Sony berlaga dalam Indonesia Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan, pada September lalu.
 Sayang, dia harus tersingkir di babak ketiga turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut. Secara mengejutkan, Sony kalah oleh pebulu tangkis muda Rifan Fauzin Ivanudin dengan dua game langsung 23-25, 22-24. 
 Dari undian yang ada di Sirnas Bali, Sony diskenariokan bertemu dengan unggulan kedua Alamsyah Yunus. Dari empat kali pertemuan, Sony  hanya kalah sekali. (*)

Hore, Firman Akhirnya Punya Ranking Senior


HASIL Indonesia Grand Prix Gold 2014 memberikan dampak yang signifikan kepada Firman Abdul Kholik. Pebulu tangkis Pelatnas Cipayung ini akhirnya mempunyai ranking dunia di level senior.
 Tak tanggung-tanggung, dalam rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 18 September 2014, Firman langsung duduk di ranking 246 dunia. Padahal, pekan lalu, lelaki 17 tahun tersebut belum mempunyai ranking.
 Dari Indonesia Grand Prix Gold 2014, Firman pulang dengan membawa poin 5950. Ini disebabkan dia mampu menembus final dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut. Sayang, di GOR Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, pada 14 September, Firman harus mengakui ketrangguhan Pronny HS, unggulan kelima dari India, dengan 11-21, 20-22.
 Bagaimanapun, capaian yang ditorehkan pebulu tangkis binaan Mutiara Bandung, Jawa Barat, tersebut tetap perlu mendapat acungan jempol. Dia mengawali Indonesia Grand Prix Gold dari babak kualifikasi.
 Lawan-lawan yang dikalahkannya pun bukan pebulu tangkis kacangan. Di babak pertama, Firman menundukkan Jonatan Christie, yang kini menjadi tunggal ketiga di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Kemudian, di babak kedua, giliran unggulan kesepuluh asal Hongkong Tam Chun Hei yang dipermalukannya.
 Pebulu tangkis senior, Andre Kurniawan Tedjono, pun takluk di babak ketiga. Setelah itu, Thomi Azizan Mahbub asal Indonesia pun dipulangkannya. Tiket di final berada di tangannya usai melibas pebulu tangkis Malaysia Zulfadli Zukiffli.
 Sepekan sebelumnya, Firman menjuarai turnamen Jaya Raya Indonesia Junior International Challenge 2014. Hanya, kemenangan itu tak memberiknya poin di kategori senior.(*)

Kali Pertama Tangani Tunggal Putri


BUDI Santoso dikenal sebagai pebulu tangkis tunggal putra andalan Indonesia. Namanya pun terukir saat Indonesia meraih Piala Thomas di awal decade 2000-an.
 Setelah pensiun, Budi pun terjun sebagai pelatih di nomor tunggal di klub Mutiara Bandung. Pada 2013, namanya pun masuk dalam jajaran pelatih Pelatnas Cipayung.
Tugasnya, tetap menangani tunggal putra. Hanya, bukan di level atas atau kategori prestasi. Bapak dua anak ini dipercaya memoles kelompok potensi atau yang dulu dikenal dengan nama pelatnas pratama.
 Namun, kini, tugas baru diemban Budi. Mulai September 2014, dia dipasrahi memoles tunggal putri.
 ‘’Saya belum pernah jadi pelatih putri. Ini kali pertama saya menangani tunggal putri,’’ kata Budi.
 Di sektor kaum hawa ini, suami mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung Eni Widiowati tersebut bakal bekerja sama dengan Sarwendah dan Bambang Supriyanto.
‘’Tapi, saya akan tetap jalani dan bisa memberikan apa yang diinginkan PP PBSI,’’ ungkap Budi.
 Meski, dia mengakui bukan tugas mudah. Saat ini, dari lima nomor yang ada,nomor tunggal putri, dianggap paling lemah.
 Bahkan, kekuatannya di Asia Tenggara bukan lagi yang pertama. Indonesia sudah kalah dibandingkan Thailand.
 Negeri Gajah Putih itu pada 2013 telah melahirkan juara dunia melalui Rachanok Intanon. Ironisnya lagi, tahun ini, gelar juara tunggal putri disabet wakil Spanyol Carolina Marin. Pebulu tangkis Negeri Matador, julukan Spanyol, ini tahun lalu menimba ilmu di Pelatnas Cipayung. (*)

Hanya Ada Adi Pratama


INDONESIA masih punya wakil di Polandia International Series. Adi Pratama akan tampil di nomor tunggal putra dalam event yang dilaksanakan di Lubin mulai 18 September ini.
 Memang, tak seperti rekan-rekannya kebanyakan, Adi memang tak langsung terbang dari Jakarta. Ini disebabkan sudah hampir setahun ini, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut menjadi sparring partner tim nasional Austria.
 Posisi itu pula yang membuat lelaki 20 tahun tersebut sering berkelana Eropa dari satu turnamen ke turnamen lain. Kali terakhir, Adi berlaga dalam Spanyol Internasional Series.
 Hasilnya, dia mampu menembus babak final. Sayang, langkahnya dihentikan rekannya sendiri asal Indonesia namun membela bendera Italia Indra Bagus Ade Candra.
 Sementara, di Polandia International Series 2014, Adi juga kurang beruntung dalam undian. Pada babak pertama, dia langsung bertemu dengan unggulan kelima asal Malaysia Beryno Jiann.
 Pertemuan ini bisa menjadi ajang Adi untuk balas dendam. Pada Portugal International Series  pada Maret lalu, dia kalah.
 Secara ranking, Adi memang kalah. Dia ada di posisi 197. Sementara lawannya di ranking 123.
  Di nomor tunggal putra ini, unggulan teratas di duduki pebulu tangkis tuan rumah Michal Rogalski. Tahun lalu, gelar juara jatuh ke tangan Lin Yu Hsien dari Taiwan yang di final mengalahkan compatriot (rekan senegara) Wang Tzu Wei 21-19, 21-16.
 Pada 2013 itu, Indonesia sempat meloloskan wakilnya Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana di nomor ganda putra. Pasangan asaln Suryanaga, Surabaya, itu takluk 24-22, 14-21, 14-21 kepada Chen Chung Jen/Wang Chi-Lin (Taiwan). Kemenangan itu juga membuat Taiwan mampu menyapu bersih lima gelar. (*)

Bukti Firda Masih Ada


ADRIYANTI Firdasari sudah lupa rasanya menjadi juara. Bahkan, bisa jadi, dia sudah lupa kapan kali terakhir, perempuan 28 tahun tersebut naik ke podium terhormat.
 Namun, rasa lupanya itu bakal terhapus setelah mengalahkan sesama pebulu tangkis Indonesia yang juga sama-sama berasal satu klub dengannya di Jaya Raya Ruselli Hartawan. Firda, sapaan karib Adriyanti Firdasari, menang dua game langsung 21-14, 21-14 dalam final tunggal putri Indonesia Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di GOR Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan,Minggu (14/9).
 Tercatat, kali terakhir, Firda menjadi juara di Belanda dan Bulgaria. Itu pun bukan dalam turnamen besar sekelas grand prix.
 Apalagi, dalam dua tahun terakhir. Pebulu tangkis binaan Jaya Raya Jakarta tersebut jadi langganan tumbang pada babak-babak awal.
 Tak heran, jika akhirnya PP PBSI pun mengambil keputusan tegas. Firda dipaksa meninggalkan Pelatnas Cipayung yang sudah dihuni hampir 10 tahun.
 Untung, keputusan itu tak membuat dia patah semangat. Dia tetap bisa membuktikan kualitasnya.
 Di Malaysia Grand Prix 2014, Firda mampu menembus babak final. Sayang, perempuan 28 tahun itu gagal menjadi juara setelah dikalahkan Yao Xue dari Tiongkok 18-21, 8-21.
 PP PBSI pun kembali memakai tenaganya dalam Piala Uber 2012 yang dilaksanakan di New Delhi, India. Selama dua kali berlaga, dia selalu menyumbangkan kemenangan bagi merah putih.
Hasil di Palembang pun kembali membuktikan bahwa Firda masih ada. Meski, dia sudah tak lagi menjadi penghuni pelatnas. (*)

Firda setelah tak di Pelatnas Cipayung
1.Malaysia Super Series Premier 2014:Babak I
2.Malaysia Grand Prix Gold 2014: Finalis
3.Singapura Super Series 2014: Babak II
4. Indonesia Super Series Premier 2014: Babak II
5.Australia Super Series 2014: Babak II
6.Taiwan Grand Prix 2014: Perempat final
7.Vietnam Grand Prix 2014: Perempat final
8. Indonesia Grand Prix Gold 2014: Juara

Selvanus/Kevin Belum Habis


PASANGAN Selvanus Geh/Kevin Sanjaya sempat memberikan harapan. Mereka langsung menjadi juara dalam dua turnamen yang diikuti yakni Vietnam Challenge 2014 dan Selandia Baru Grand Prix 2014.
 Di Vietnam, mereka mampu mengalahkan pasangan Australia Robin Middleton/Ross Smith dengan 21-14, 21-13 (30/3). Kemudian, pada 19 April di Auckland, Selandia Baru, Selvanus/Kevin menumbangkan unggulan kedua dari Taiwan Chen Hung Ling/Lu Chia Pin 15-21, 23-21, 21-11.
 Sayang, setelah itu, kegagalan demi kegagalan mengiringi pasangan beda klub, Wima Surabaya/Djarum Kudus. Kalah di babak-babak awal sudah menjadi langganan.
 Namun, di Indonesia Grand Prix Gold 2014, harapan juara kembali terbuka. Selvanus/Kevin mampu menembus babak final. Pada babak semifinal yang dilaksanakan di GOR Jakabaring, Palembang, Sumatera Utara, Sabtu (13/9), mereka mampu mengalahkan pasangan Taiwan yang diunggulkan di posisi kedelapan Huang Po Jui/Lu Ching Yao dengan dua game 21-18, 21-11.
 Kemenangan ini membuat Selvanus/Kevin menantang unggulan teratas yang juga berasal dari Indonesia Markis Kido/Markus Gideon yang di semifinal melibas pasangan senegara Ade Yusuf/Wahyu Nayaka 21-13, 21-19.  Pertandingan final ini menjadi pertemuan perdana Selvanus/Kevin dengan lawannya yang kini duduk di posisi 10 dunia tersebut.
 ‘’Kami berusaha memenangkan pertandingan final,’’ jelas Selvanus melalui pesan singkatnya. (*)

Beban di Pundak Firman


FIRMAN Abdul Kholik tak pernah membayangkan dirinya bisa menembus final Indonesia Grand Prix  Gold 2014.  Bagaimana tidak, turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut menjadi debutnya tampil di ajang senior.
 Apalagi, di kelompok senior, Firman tidak mempunyai ranking dunia. Ini pula yang membuatnya harus merangkak dari babak kualifikasi Indonesia Grand Prix Gold.
 Namun, kemenangan dua game langsung 21-17, 21-15 atas Zulkiffli Zulfadli dari Malaysia di GOR Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, pada Sabtu WIB (13/9) membuat Firman pun menjadi tumpuan harapan bisa menjadi juara tunggal putra. Sekaligus melestarikan tradisi bahwa gelar juara nomor bergengsi tersebut selalu menjadi milik Indonesia setelah Taufik Hidayat pada 2010, Dionysius Hayom Rumbaka (2011), Sony Dwi Kuncoro (2012), dan Simon Santoso (2013).
 Pada babak final, Firman akan menjajal ketangguhan Prannoy HS. Unggulan kelima dari India itu lolos setelah menundukkan Daren Liew (Malaysia) dengan rubber game 21-14, 14-21, 21-14. Jika mampu menang atas Prannoy, Indonesia bakal menyapu semua gelar.Ini disebabkan di empat nomor lainnya, terjadi final sesama wakil Indonesia (All Indonesian Finals).  Sejak dilaksanakan pada 2010, Indonesia belum pernah menggondol empat gelar apalagi sampai sapu bersih.
 Firman sendiri pekan lalu juga menjadi juara. Hanya, levelnya junior yakni Jaya Raya Indonesia Junior International Challenge yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya. (*)

Jadwal final Indonesia Grand Prix Gold 2014
Tunggal putra; Firman Abdul Kholik (Indonesia)  v Prannoy HS (India x5)

Tunggal putri: Adriyanti Firdasari (Indonesia x3) v Ruselli Hartawan (Indonesia)

Ganda putra: Markis Kido/Markus Gideon Fernaldi (Indonesia x1) v Selvanus Geh/Kevin Sanjaya (Indonesia x5)

Ganda putri: Vita Marissa/Shendy Puspa Irawati (Indonesia x3) v Keshya Nurvita/Devi Tika (Indonesia x4)

Ganda campuran: Riky Widianto/Richi Dili Puspita (Indonesia x1) v Muhammad Rijal/Vita Marissa (Indonesia x2)

X=unggulan  

Kini, Firman Tinggal Sendirian


INDONESIA akhirnya hanya mempunyai satu wakil di nomor tungga putra. Menariknya, asa juara tersebut dibebankan kepada pebulu tangkis yang masih berstatus junior, Firman Abdul Kholik.
 Itu setelah tiga rekannya bertumbangan di babak perempat final. Ya, Riyanto Subagja, Thomi Azizan Mahbub, dan Rifan Fauzin Ivanudin menyerah kepada lawan-lawannya.
 Riyanto, yang diunggulkan di posisi ke-15, kalah 13-21, 19-21 kepada Prannoy H.S, unggulan kelima dari India, dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Jakabaring, Palembang,Sumatera Selatan, pada Jumat WIB.  Sedang Thomi menyerah kepada Firman dengan rubber game 21-14, 14-21, 21-14, dan Rifan kalah oleh wakil Malaysia Zulkiffli Zulfadli 19-21, 12-21.
 Pada babak semifinal, Firman akan menantang Zulkiffli. Secara ranking, pebulu tangkis negeri jiran tersebut unggul jauh. Dia ada di posisi 74 sementara Firman belum mempunyai ranking di level senior. Di junior, dia hanya berada di posisi 62.
  Firman sendiri tampil di Indonesia Grand Prix Gold 2014 dari babak kualifikasi. Setelah pekan lalu, dia mampu menjadi juara dalam Jaya Raya Indonesia Junior Challenge 2014 di GOR Sudirman,Surabaya.
 Pada babak sebelumnya, dua unggulan teratas asal Indonesia, Dionysius Hayom Rumbaka dan Sony Dwi Kuncoro, sudah tumbang. Tahun lalu, gelar juara jatuh ke tangan Simon Santoso yang tahun ini absen. (*)