WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Selayan Pandang GOR Sudirman, Dari Berdiri hingga Pencetak Atlet Dunia

TERBIT: Buku yang nengupas GOR Sudirman

GOR Soedirman, Surabaya, sangat dikenal di kancah bulu tangkis. Gedung yang berada di kawasan Kertajaya tersebut sudah sering menjadi venue berbagai macam event bulu tangkis,mulai dari regional, nasional, hingga internasional. Kini, sebuah buku mengupas tempat tersebut.
---
TAK biasanya, dua mantan ketua umum Pengprov PBSI Jawa Timur, Suparjono dan Yacob Rusdianto, duduk berdampingan. Moment itu biasanya terjadi hanya sekali setahun saat buka puasa bersama.

Namun, pada Kamis siang (7/5/2015), keduanya duduk berdampingan di sebuah restoran di kawasan Prapen,Surabaya. Ada apa? Ternyata,  Suparjono dan Yacob datang untuk hadir dalam launching bulu Selayang Pandang GOR Soedirman.

Keduanya hadir karena statusnya sebagai pengurus yayasan GOR Soedirman. Keduanya dianggap tahu betul tentang gedung yang pernah menjadi host Pekan Olahraga Nasional (PON) 2000 tersebut.

‘’Saat itu, Suparyono dan Yacob yang mengetahui sejarah dan latar belakang berdirinya GOR Sudirman. Jadi, keduanya hadir di sini,’’ kata Budi Haryono, salah satu penulis buku Selayang GOR Sudirman.

Selain Budi, yang wartawan, buku dengan 88 halaman plus galeri foto tersebut juga ditulis dua  kulis disket yakni Mulyono dan Wawan. Tujuannya untuk kembali mengingatkan sejarah dan sumbangsih yang pernah diberikan GOR Soedirman. Untuk sementara, buku tersebut dicetak 300 eksemplar dan tidak dijual ke umum.

‘’Buku sudah habis dibagikan ke pengurus pengkot/pemkab PBSI se-Jatim, pengurus PP PBSI, dan juga rekan-rekan media,’’ tambah Wawan.

Dalam launching itu, Suparyono menceritkan panjang lebar tentang GOR Soedirman. Termasuk bantahan bahwa gedung yang juga langganan arena sirkuit nasional (sirnas) tersebut  dibangun khusus untuk PON 2000.

‘’Kami membangun GOR Soedirman karena memang Jawa Timur belum punya gedung bulu tangkis yang bagus. Kebetulan, ada lahan yang bisa dibangun pada 1998,’’ kenang Suparjono yang menjadi Ketua Pengprov PBSI Jatim selama dua periode tersebut (1994-1998 dan 1998-2002) .

 Dia juga menjelaskan gedung itu bukan  milik aset pemerintah provinsi Jawa Timur. Sehingga, tak bisa dimasukkan dalam kekayaan milik provinsi paling timur Pulau Jawa itu.

‘’Kenapa diserahkan ke yayasan, karena yayasan punya waktu untuk mengurusnya. Takutnya bisa terjadi hal-hal yang tak diinginkan kalau diserahkan pihak lain,’’ lanjut Suparjono.

Mengenai penamaan Soedirman, lanjutnya, juga punya cerita tersendiri. Ada tiga orang yang dipakai dengan nama yang sama yakni Panglima Besar TNI Jendral Soedirman, Soedirman, ayah mantan Gubernur Jatim Basofi Soedirman, dan Dick Sudirman.

‘’Ketiga nama Soedirman itu orang-orang besar. Jadi,kami jadikan satu saja,’’ ungkap mantan Kadispenda Jatim itu. Itu juga dilambangkan dengan atap yang berjumlah tiga di GOR Soedirman.

Yacob menambahkan, dari GOR Soedirman, sudah banyak pebulu tangkis top dunia yang lahir. Dia menyebut nama Hendrawan (juara dunia tunggal putra 2001), Tri Kusharjanto(peraih perak ganda campuran Olimpiade 2000 Sydney), dan Sony Dwi Kuncoro (juara Asia tiga kali dan peraih perunggu  Olimpiade Athena 2004.

‘’Di luar ketiga nama itu, masih banyak bintang bulu tangkis yang menghabiskan waktunya berlatih di GOR Soedirman,’’ ujarnya. (*)

Chong Wei Tampil di SEA Games 2015

Lee Chong Wei siap kembali berlaga (foto:yonex)

MALAYSIA tak mau main-main di SEA Games 2015. Dalam event dua tahunan bangsa-bangsa Asia Tenggara itu, mereka menurunkan tunggal putra terkuatnya, Lee Chong Wei.

Ini tentu menyimbang dari kebiasaan. Chong Wei sudah lama tak pernah berlaga dalam SEA Games.

Biasanya, negeri dengan ibu kota Kuala Lumpur itu mengirimkan pebulu tangkis pelapisnya. Tapi dalam ajang yang dilaksanakan di Singapura pada 5-16 Juni tersebut, dia menjadi pebulu tangkis Malaysia di garda depan.

Chong Wei akan berjuangan bersama dengan Chong Wei Feng, Iskandar Zulkarnain Zainuddin, dan Mohd Arif Abdul Latif di nomor tunggal. Sedangkan di ganda, Malaysia menurunkan  Goh V Shem,Tan Wee Kiong,  Teo Kok Siang, serta Mak Hee Chun (doubles).

Hanya, dia tak turun di nomor perorangan. Ini bisa membuat dahaga gelar negeri itu untuk meraih emas SEA Games semakin panjang. Kali terakhir Malaysia meraih emas nomor tunggal putra melalui Roslin Hashim pada SEA Games 2001.

''Chong Wei hanya akan turun di nomor beregu karena kami sudah merencanakan dia untuk mengirim ke US Open (16-21 Juni). Ini masih berhitung dengan waktu perjalanan serta jetlag,'' ungkap Direktur Teknik Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia Morten Frost Hansen kepada media lokal Malaysia.

Lelaki asal Denmark itu menganggap absennya Chong Wei di nomor perorangan bukan menjadi masalah. Alasannya, skuad yang dimiliki sudah siap tampil.

''Saya senang dengan hasil seleksi, khususnya dengan Arif. Penampilannya paling bagus di antara semua pebulu tangkis BAM,'' ungkap Morten.

Dia ingin anggota timnya bekerja keras untuk menang. Apalagi, Morten berharap bisa meraih empat emas dari beregu putra, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.


Skuad SEA Games Malaysia

Putra: Lee Chong Wei, Chong Wei Feng, Mohd Arif Abdul Latif, Iskandar Zulkarnain Zainuddin, Goh V Shem, Tan Wee Kiong, Mak Hee Chun, Teo Kok Siang, Chan Peng Soon, Tan Aik Quan.

Putra: Tee Jing Yi, Lim Yin Fun, Ho Yen Mei, Goh Jin Wei, Vivian Hoo, Woon Khe Wei, Amelia Alicia Anscelly, Soong Fie Cho, Goh Liu Ying, Lai Pei Jing.

Hanya Andre Marteen yang Tampil

SENDIRI: Andre Marteen (foto:djarum)

TURNAMEN Smiling Fish Internasional Series 2015 sepi peminat dari Indonesia. Khudusnya di nomor tungal putra.

Tercatat hanya satu pebulu tangkis merah putih yang ikut ambil bagian dalam kejuaraan yang dilaksanakan Trang, Thailand, pada 5-10 Mei 2015 itu. Dia adalah Andre Marteen.

Bahkan, pebulu tangkis yang pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut ditempatkan sebagai unggulan kedua. Ini dikarenakan ranking yang dimilikinya, 142, tertinggi nomor dua di antara para peserta.  Andre hanya kalah oleh wakil Malaysia Jiann Shiarng Chiang yang saat pendaftaran dibuka berada di atas Andre.

Sebagai unggulan, di babak pertama, Andre bakal menemui lawan yang ringan. Lelaki yang digembleng di klub Malaysia, Kawasaki, itu berjumpa dengan pebulu tangkis dari babak kualifikasi.

Selama 2015, Andre sudah turun di empat turnamen. Sayang, hasil yang diperoleh belum memuaskan.

Di Malaysia Grand Prix Gold dan Tiongkok Challenge. lelaki asal Bandung, Jawa Barat, tersebut langsung tersingkir di babak pertama. Sementara di Thailand Challenge, Andre melangkah hingga babak perempat final. Sedang di Vietnam Challenge, dia terhenti di babak kedua. (*)

Lin Dan Datang setelah Tiga Tahun Absen

TAMBAH USIA: Lin Dan kembali menyinggahi Indonesia

GELAR juara dunia sudah lima kali dikoleksi Lin Dan. Bahkan, dua emas nomor tunggal putra mampu disabetnya di Beijing 2008 dan London 2012.

Namun, lelaki yang dijuluki Super Dan karena ketangguhannya tersebut belum pernah sekalipun menjadi juara di turnamen Indonesia Open. Meski, dia sudah beberapa kali mengikutinya sejak 2004.

Kali terakhir, Lin Dan turun pada 2011. Saat itu, pebulu tangkis yang kini berusia 32 tahun diunggulkan di posisi kedua.

Hasilnya, sungguh di luar dugaan. Mantan tunggal nomor satu dunia itu tersingkir di babak kedua usai dipermalukan Sho Sasaki dari Jepang dengan straight game  12-21, 18-21. Di babak pertama, Lin Dan melibas wakil Indonesia Alamsyah Yunus 21-12, 21-15.

Setahun sebelumnya, suami dari mantan pebulu tangkis tunggal putri nomor satu dunia Xie Xingfang tersebut juga gagal naik ke podium juara. Langkahnya hanya sampai babak ketiga usai ditundukkan rekannya sendiri, Chen Jin, 21-18,17-21, 4-21.

Kini, rasa penasaran Lin Dan coba diobati. Usai absen tiga tahun, dia akhirnya tampil lagi di Indonesia Open 2015 di Jakarta pada 2-7 Juni mendatang.

Bahkan, dalam turnamen berhadiah total USD 800 ribu dan masuk kategori super series premier itu, Lin Dan bakal diunggulkan di posisi ketiga. Di bawah Jan O Jorgensen asal Denmark dan kompatriot (rekan senegaranya) Chen Long.

Melihat grafik permainannya sekarang, minimal langkahnya sampai babak final. Chen Long akan menjadi batu sandungannya untuk bisa menembus laga pemungkas sekaligus mengakhiri paceklik gelarnya. (*)


Final Indonesia Open (5 tahun terakhir)

2014: Jan o Jorgensen (Denmark) v Kenichi Tago (Jepang) 21-18, 21-18.

2013: Lee Chong Wei (Malaysia) v Marc Zwiebler (Jerman) 21-15, 21-14

2012:Simon Santoso (Indonesia) v Du Pengyu (Tiongkok) 21-18,13-21, 21-11.

2011: Lee Chong Wei (Malaysia) v Peter Gade (Denmark) 21-11, 21-7.

2010: Lee Chong Wei (Malaysia)  v Taufik Hidayat  (Indonesia) 21-19, 21-8

Hyun-il Kejar Tiket Kejuaraan Dunia 2015

Lee Hyun-il setelah menang atas Qiao Bin (foto:trademe)

TAJI Lee Hyun-il masih menyengat. Buktinya, lelaki asal Korea Selatan tersebut mampu menjadi juara tunggal dalam Selandia Grand Prix Gold 2015.

Dalam final yang dilaksanakan di Auckland pada Minggu waktu setempat (3/5/2015), Hyun-il menundukkan Qiao Bin dari Tiongkok dengan dua game langsung 21-12, 21-14. Kemenangan ini  membuat dia sudah mengoleksi tiga gelar selama 2015.

Dua posisi terhormat sebelumnya dipetik dalam Thailand Challenge dan Malaysia Grand Prix Gold. Di Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, Hyun-il menghentikan ambisi wakil tuan rumah Suppanyu Avihingsanon dengan 21-13, 21-10.
Thailand Challenge merupakan turnamen pembuka 2015.

Sepekan kemudian, pada 18 Januari 2015, mantan pebulu tangkis nomor satu dunia tersebut menjadi juara di Malaysia. Di babak pemungkas, Hyun-il mengalahkan juniornya sendiri, Jeon Hyeok-jin 19-21, 21-13, 21-15.

Setelah itu, pemegang raket dengan tangan kiri (kidal) itu pergi ke Indonesia. Lagi-lagi, dia kembali naik ke podium terhormat dengan mengantarkan Musica Champions Kudus menjadi pemenang Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015.

Sayang, setelah itu, Hyun-il memetik hasil buruk dalam turnamen Malaysia Super Series Premier dan Singapura Super Series yang dilaksanakan April lalu. Dalam dua event itu, dia langsung tersingkir di babak pertama.

Memang harus diakui, di level super series dan super series premier, dia harus berhadapan dengan lawan-lawan yang usianya jauh di bawahnya yang dibekali dengan kemampuan mumpuni.

Di Malaysia, Hyun-il menyerah 11-21, 17-21 kepada unggulan kedua asal Denmark Jan O Jorgensen. Sepekan kemudian, di Negeri Singa, julukan Singapura, dia takluk 11-21, 13-21 oleh Kashyap Parupalli (India).

Tapi, itu tak membuat Hyun-il kapok turun ke turnamen level tinggi itu. Namanya tercatat ikut ambil bagian dalam Australia Super Series (26-31 Mei) dan Indonesia Super Series Premier (2-7 Juni).

Tujuannya, dia bisa menembus Kejuaraan Dunia 2015 yang dilaksanakan di Jakarta pada 10-16 Agustus. Pada Kejuaraan Dunia 2006, Hyun-il mampu menembus semifinal. (*)

Rahasiakan Kondisi Chong Wei

JAJAL: Lee Chong Wei (foto: malaysiainsider)

KEMBALINYA Lee Chong Wei seakan memberikan suntikan bagi Malaysia. Mereka pun optimistis menatap Piala Sudirman 2015.

Tentu, harapannya, Chong Wei diharapkan mampu menambah kepercayaan diri rekan-rekannya dalam ajang yang dilaksanakan di Dongguang, Tiongkok, 10-17 Mei 2015 itu.  Tapi, bagaimana kondisi bapak satu anak itu sendiri.

Sayang, kubu negeri jiran tersebut masih enggan membuka keadaan mantan pebulu tangkis nomor satu dunia tersebut. ''Saya no comment dulu. Kita lihat saja di Piala Sudirman nanti,'' kata Hendrawan, pelatih Chong Wei, kepada smashyes.

Hanya, dia menjelaskan bahwa Malaysia akan berangkat ke Tiongkok pada Rabu (6/5/2015).  Hanya, dibandingkan dua raksasa bulu tangkis dunia, Tiongkok dan Indonesia, jumlahnya kalah.

Dalam Piala Sudirman 2015, negeri dengan ibu kota Kuala Lumpur tersebut mengusung kekuatan 14 pebulu tangkis. Dalam event beregu campuran tersebut, Malaysia Grup ID bersama dengan India dan Korea Selatan.

Di atas kertas, mereka bisa mengatasi  perlawanan India. Hanya di sektor tunggal putri, Malaysia bakal kalah karena India mempunyai Saina Nehwal dan PV Sindhu. Siapa pun yang diturunkan, di atas kertas tetap bisa melibas wakil Malaysia.

Namun, beda saat berhadapan dengan Korea Selatan. Praktis, Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut kekuatannya merata di semua nomor, termasuk di tunggal putra yang mengandalkan Son Wan-ho.  (*)

Skuad  Piala Sudirman Malaysia 2015
Putra:
1. Lee Chong Wei
2.Tan Wee Kiong
3. Chan Peng Soon
4. Mak Hee Chun
5. Goh V Shem
6. Wong Fai Yin
7.Cheam June Wei


Putri
1.Chow Mei Kuan
2. Amelia Alicia
3. Tee Jing Yi
4. Woon Khe Wei
5. Goh Liu Ying
6. Hoo Vivian Kah
7. Lim Yin Fun

Gagal Juara dari Negeri Kiwi



TAKLUK: Fajar Alfian/M. Rian Ardianto
GAME pertama dimenangi 21-17. Pada game selanjutnya, keunggulan dengan gap jauh pun sempat ditangan pasangan Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Namun, siapa sangka, itu belum menjadi jaminan untuk menjadi juara. Sebaliknya, Fajar/Rian akhirnya harus menyerah tiga game 21-16, 17-21, 9-21 kepada pasangan Tiongkok Huang Kaixiang/Zheng Si Wei.

Kekalahan ini pun membuat Indonesia gagal membawa pulang gelar seperti tahun lalu.Pada 2014, dua posisi terhormat berhasil diraih melalui nomor ganda putra lewat Selvanus Geh/Kevin Sanjaya dan Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika (ganda campuran).

Sebenarnya, pada 2015 ini, kans menjadi juara di tunggal putra terbuka. Dua pebulu tangkis senior, Simon Santoso dan Dionysius Hayom Rumbaka, ikut ambil bagian.

Sayang, langkah keduanya sudah terhenti di babak-babak awal. Simon langsung angkat koper di babak pertama usai dipermalukan Lin Gui Pu dari Tiongkok dengan dua game 12-21, 9-21.

Sementara, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, terhenti di perempat final oleh wakil Malaysia Goh Soon Huat. (*)


Hasil Selandia Baru Grand Prix Gold 2015

Tunggal putra: Lee Hyun-il (Korsel x3) v Qiao Bin (Tiongkok) 21-12, 21-14

Tunggal putri:Saena Kawakami (Jepang) v He Bing Jiao (Tiongkok) 21-16, 21-18

Ganda putra:Huang Kaixiang/Zheng Si Wei (Tiongkok) v Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Indonesia x7) 16-21, 21-17, 21-9

Ganda putri:Xia Huan/Zhong Qianxin (Tiongkok x4) v Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang x3) 17-21, 24-22, 21-19

Ganda campuran: Zheng Si Wei/Chen Qingchen (Tiongkok x5) v Yu Xiaoyu/Xia Huan (Tiongkok) 21-14, 21-8

x=unggulan

Kurang Fit, Hendra Perlu Istirahat

MUDA:Jonatan Christie (kiri) dan Firman Abdul Kholik

TIM Piala Sudirman Indonesia 2015 sudah melakukan laga simulasi. Penggawa yang bakal terjun dalam event di Dongguan, Tiongkok, pada 10-17 Mei tersebut dibagi menjadi dua, Elang dan Banteng. Hasilnya, dalam pertandingan di GOR Asia-Afrika, Jakarta, pada Sabtu (2/5/2015), Elang menang 3-2.

''Kami memperoleh atmosfer pertandingan Piala Sudirman. Penonton yang datang ke GOR Asia-Afrika yang membeludak mampu memberikan tekanan kepada para pebulu tangkis,'' kata Chief de Mission Tim Piala Sudirman Indonesia 2015 Ahmad Budiarto.

Dia juga memuji para pebulu tangkis yang tetap tampil fight di lapangan. Itu, tambahnya, juga sangat membantu dalam persiapan sebelum turun di Negeri Panda, julukan Tiongkok.

Namun sayang, dalam simulasi tersebut, ganda putra terbaik Indonesia, pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, tak ikut simulasi. Ini sempat membuat publik bulu tangkis Indonesia bertanya-tanya.

Ada apa? ''Hendra kondisinya lagi nggak fit. Sehingga Hendra/Ahsan istirahat dulu,'' ungkap Budi, sapaan karib Ahmad Budiarto.

Lelaki yang juga Wakil Sekjen PP PBSI tersebut membantah kabar bahwa Hendra mengalami cedera parah. Buktinya, peraih emas Olimpiade Beijing 2008 bersama Markis Kido itu selalu mengikuti program latihan di Cipayung.

''Dalam setiap sparring tetap ikut. Hanya, dia perlu istirahat agar fit saat Piala Sudirman nanti,'' lanjut Budi.

Rencananya, Tim Piala Sudirman Indonesia akan berangkat pada Rabu (6/5/2015). Dalam ajang beregu campuran itu, merah putih berada di Grup I C bersama dua tim Eropa, Inggris dan Denmark. (*)


Hasil Laga Simulasi Piala Sudirman 2015 :
Tim Elang v Tim Banteng 3-2

Tunggal Putri
Linda Wenifanetri v Bellaetrix Manuputty 17-21, 16-21

Ganda Putra
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo vs Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi  21-9, 21-18

Ganda Putri
Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris v Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari 17-21, 21-19, 21-19

Tunggal Putra
Jonatan Christie vs Firman Abdul Kholik 21-13, 17-21, 21-14

Ganda Campuran
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir vs Praveen Jordan/Debby Susanto 14-21, 19-21

Waspadai Pasangan Suami-Istri

KOMPAK:Chris Adcock/Gabrielle Adcock  (foto:BBC)

Dibandingkan Denmark, materi Inggris memang kalah pamor. Tapi, kemampuan mereka tak boleh dipandang sebelah mata.
--
DI awal undian (drawing) pembagian grup Piala Sudirman 2015, Inggris sempat tak diunggulkan. Mereka djprediksi bakal dilibas dengan mudah oleh Denmark dan Indonesia.

Namun, absennya beberapa pilar Denmark dan lemahnya sektor tunggal Indonesia, bisa membuat Inggris menjadi kekuatan yang mengejutkan. Menyapu bersih kemenangan memang susah dilakukan dengan menilik materi Inggris yang akan tampil di Dongguan, Tiongkok,

Satu nomor yang bisa menjadi momok adalah ganda campuran. Inggris mempunyai Chris Adcock/Gabriella Adcock. Pasangan suami istri itu masih berada di 10 besar dunia tepatnya di posisi ketujuh.

Meski punya rekor jelek melawan ganda campuran terbaik Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (1-5), tapi mereka pernah mempermalukan juara dunia 2013 tersebut. Itu terjadi di babak perempat final Prancis Super Series 2014.

Begitu juga dengan ganda Denmark Christina Pedersen/Joachim Fischer Nielsen. Mereka memang kalah dalam empat kali pertemuan. Namun, absennya Christina/Joachim membuat Denmark siap-siap menghadapi bencana.

Jika ditempatkan di partai pertama dan memetik kemenangan saat berhadapan dengan Indonesia dan Denmark, tentu bisa mengangkat kemenangan rekan-rekannya. Besar kemungkinan, posisi ini terjadi.

Alasannya, Gabrielle tentu juga menjadi andalan di ganda putri. Dengan bermain rangkap, otomatis Inggris berharap Chris/Gabriella akan turun di partai pertama.

Di tunggal putra, Rajiv Ouseph tetap perlu mendapat perhatian serius. Rankingnya jauh di atas posisi tunggal putra Piala Sudirman Indonesia, Jonatan Christie dan Firman Abdul Kholik maupun Ihsan Maulama Mustofa.

Saat ini, Rajiv ada di posisi 28 sedangkan Jonatan di 63, Firman(72), dan Ihsan (86). (*)


Skuad Piala Sudirman Inggris 2015
Putra
1.Rajiv Ouseph
2.Chris Adcock
3.Amdrew Ellis
4. Harlet Towler
5. Peter Mills
6. Toby Penty
7. Matthew Nottingham

Putri
1.Chloe Birch
2.Heather Olver
3. Fontaine Moca Chapman
4. Gabrielle Adcock
5. Lauren Sminth

Sumber: BWF

Tampil dengan Kekuatan Pincang

INTERNAL: Mathias Boe/Carsten Mogensen (foto:yahoo)

Indonesia sudah lama tak menjadi juara Piala Sudirman. Perjuangan berat sudah harus dilakoni sejak babak penyisihan. Tulisan dua seri ini akan membedah kekuatan seteru di awal.
--

JUARA grup menjadi sasaran awal Indonesia di ajang Piala Sudirman 2015. Meski, Hendra Setiawan dkk harus bisa mengalahkan dua negara Eropa, Inggris dan Denmark.

Dalam Piala Sudirman yang dilaksanakan di Dongguang, Tiongkok, pada 10-17 Mei 2015, Indonesia menghuni Grup I C. Semula, Denmark diperkirakan menjadi lawan berat.

Namun, dalam daftar yang sudah dikirimkan ke BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), negeri di Skandinavia tersebut tak diperuat pebulu tangkis terbaiknya. Mereka yang absen adalah Mathias Boe, Carsten Mogensen, Kamilla Rytter Juhl, Christinna  Pedersen, maupun Joachim Fischer Nielsen.

Padahal, para pebulu tangkis tersebut merupakan yang terbaik di nomornya. Mathias Boe/Carsten Mogensen merupakan ganda putra terkuat Denmark dan kini menduduki ranking dunia dunia.

Hanya, saat melawan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang menjadi pasangan terkuat ganda putra Indonesia, Boe/Mogensen tak pernah dalam empat kali pertemuan. Hanya, pertarungan kedua pasangan selalu berlangsung ketat.

Begitu juga dengan Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen yang kini duduk posisi kelima dunia merupakan pasangan ganda putri nomor wahid di negeri beribukota Kopenhagen tersebut. Namun, keduanya selalu mati kutu berhadapan dengan Greysia Polii/Nitya Krishinda.  Mantan pasangan nomor dua dunia itu selalu kalah dalam empat kali pertemuan dengan ganda Pelatnas Cipayung tersebut.

Christinna Pedersen juga tangguh di ganda campuran ketika ditandemkan dengan Joachim Fischer Nielsen.  Mereka punya rekor bagus kalau berhadapan dengan ganda campuran terkuat Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Joachim/Christinna menang lima kali dalam delapan kali pertemuan atas juara dunia 2013 tersebut.

''Komplet atau tidaknya Denmark tak mempengaruhi kami. Indonesia tetap harus juara grup IC,'' tegas Chief de Mission Piala Sudirman Indonesia 2015, Ahmad Budiarto. (*)

Skuad Piala Sudirman Denmark 2015

Putra
1.Jan O Jorgensen
2. Viktor Axelsen
3.Mathias Christiansen
4.Mads Conrad-Petersen
5.Mads Pieler Kolding
6.Anders Skaarup Rasmussen
7. Hans-Kristian Vittinghus
8. Kim Astrup


Putri
1.Anna Thea Madsen
2.Line Kjaersfeldt
3.Sara Thygesen
4. Lene Grebak
5. Maria Helsbol
6. Maiken Fruergaard

*Sumber: BWF

Berharap dari Pasangan Muda Cipayung

TUMPUAN: Fajar Alfian/M. Rian Ardianto

ASA juara Indonesia di Selandia Baru Grand Prix Gold 2015 terjaga. Merah putih meloloskan satu wakil dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut melalui pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Ini setelah pasangan muda Pelatnas Cipayung itu mengalahkan wakil Malaysia  HoonThien How /Lim Khim Wah dua game langsung 21-15, 21-18.Pertemuan itu merupakan pertemuan perdana dari kedua pasangan.

Menembus final turnamen titel grand prix gold merupakan capaian tertinggi bagi Fajar/Rian. Memang, tahun ini, mereka pernah juara. Namun,itu hanya di level international series, yakni USM di Semarang, Jawa Tengah, pada April lalu.

Sedangkan satu-satunya turnamen grand prix gold yang pernah diikuti adalah Jerman pada Februari lalu. Namun, langkah Fajar/Rian langsung terhenti di babak pertama usai ditundukkan pasangan Rusia Vladimir Ianov/Ivan Sozonov.

Di babak final Selandia Baru Grand Prix Gold 2015, mereka menjajal ketangguhan ganda Tiongkok Huang Kaixiang/Zheng Si Wei, yang di semifinal melibas Markis Kido/Agripinna Putra Rahmanto 21-7, 21-16. Fajar/Rian juga belum pernah bertemu dengan lawannya tersebut. (*)

Agenda final Selandia Baru Grand Prix Gold 2015

Ganda campuran: Zheng Si Wei/Chen Qingchen (Tiongkok x5) v Yu Xiaoyu/Xia Huan (Tiongkok)

Tunggal putri: He Bing Jiao (Tiongkok) v Saena Kawakami (Jepang)

Tunggal putra: Lee Hyun-il (Korsel x3) v Qiao Bin (Tiongkok)

Ganda putri: Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang x3) v Xia Huan/Zhong Qianxin (Tiongkok x4)

Ganda putra: Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Indonesia x7) v Huang Kaixian/Zheng Si Wei (Tiongkok)

x=unggulan

Dua Wakil Gagal Tembus Final Ganda Campuran

TUMBANG: Riky Widianto/Richi Dili Puspita

KEGAGALAN kembali mengiringi perjalanan Riky Widianto/Richi Dili Puspita. Kali ini, pasangan ganda campuran Pelatnas Cipayung tersebut terhenti langkahnya di babak semifinal Selandia Baru Grand Prix Gold 2015.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di North Shore Events Centre,
Auckland, pada Sabtu waktu setempat (2/5/2015), Riky/Richi menyerah rubber game 18-21, 22-20,11-21 kepada wakil Tiongkok Zheng Si Wei/Chen Qingchen. Di atas kertas, sebenarnya, pasangan Indonesia itu lebih diunggulkan.

Dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu itu, Riky/Richi diunggulkan di posisi pertama. Sedangkan pasangan Negeri Panda, juluka Tiongkok, berstatus unggulan kelima.Pertemuan di Negeri Kiwi, julukan Selandia Baru, juga menjadi pertemuan pertama. ''Iya kami kalah. Game ketiga kami kalah jauh karena error,'' tulis Riky dalam pesan singkatnya.

Kegagalan ini membuat Riky/Richi belum pernah juara lagi usai menjuarai India Grand Prix Gold pada Januari lalu.

Di nomor yang sama, pasangan merah putih lainnya, Markis Kido/Pia Zebadiah juga menyerah kepada pasangan Tiongkok. Unggulan ketiga itu kalah 15-21, 13-21 kepada Yu Xiaoyu/Xia Huan.

Tahun lalu, juara nomor ganda campuran Selandia Baru Grand Prix Gold jatuh ke tangan pasangan Indonesia Alfian Eko Prasetyo/Annisa Saufika. (*)

Full Pelatnas, Tetap Gelar Simulasi

Jonatan Christie masuk Tim Piala Sudirman 2015

GELAR nomor tunggal putra di Selandia Baru Grand Prix Gold 2015 lepas dari genggaman. Sejak babak perempat final, Indonesia  sudah tak memiliki wakil.

Dua pebulu tangkis yang sempat menembus babak ketiga, Dionysius Hayom Rumbaka dan Shesar Hiren Rustavito, menyerah kepada lawan-lawannya dalam pertandingan yang dilaksanakan di North Shore Events Centre, Auckland, Selandia Baru, pada Kamis waktu setempat (30/4/2015).

Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, secara mengejutkan ditumbangkan Goh Soon Huat dari Malaysia dengan straight game 17-21, 17-21. Mengejutkan karena di Selandia Baru Grand Prix Gold 2015, Hayom diunggulkan di posisi keempat sedangkan lawannya ke-16.

Selain itu, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut unggul dalam rekor pertemuan. Hayom pernah menundukkan pebulu tangkis negeri jiran itu dua tahun lalu di Thailand Open. Saat itu, lelaki binaan klub Djarum Kudus tersebut menang 15-21, 21-13, 21-16.

Hal serupa juga menimpa Vito, sapaan karib Shesar Hiren Rustavito. Dia menyerah dua game 15-21, 18-21 kepada unggulan kelima Ng Ka Long (Hongkong).

Meski kalah, perjalanan juara nomor tunggal putra Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 itu perlu dapat apresiasi. Dia memulai penampilannya di Selandia Baru Grand Prix Gold 2015 dari babak kualifikasi. Itu disebabkan rankingnya yang jeblok.

Sejak turnamen Selandia Open, titel resmi turnamen itu, dilaksanakan 1990, hanya satu kali wakil Indonesia naik ke podium terhormat. Itu dicapai Andre Kurniawan Tedjono pada 2007.

Tahun lalu, Indonesia membawa pulang dua posisi terhormat melalui Selvanus Geh/Kevin Sanjaya dari nomor ganda putra dan Alfian Eko Prasetyo/Annisa Saufika (ganda campuran). (*)
--
PELAN tapi pasti, Lin Dan terus mendekati posisi puncak. Dalam ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Kamis (30/4/2015), lelaki Tiongkok itu sudah ada di posisi kedua.

Dia setingkat di bawah rekan senegaranya, Chen Long.Hanya, Lin Dan masih butuh kerja ekstrakeras untuk bisa menggeser posisi kompatriotnya itu dan kembali menempati singgasana yang pernah didudukinya itu.

Chen Long mengoleksi 91061 poin. Sedangkan Super Dan, julukah Lin Dan karena ketangguhannya, baru mengumpulkan 75050 poin.

Naiknya Lin Dan satu setrip ke posisi kedua itu menggeser salah satu rival beratnya, Jan O Jorgensen, dari Denmark. Capaian tersebut berkat gelar yang diraihnya dalam Kejuaraan Asia 2015.

Dalam final yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, itu, lelaki 32 tahun tersebut menundukkan juniornya sendiri, Tian Houwei, dengan straight game 21-19, 21-8. Ini juga membuat suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang itu mempertahankan gelar. Selain itu, juara Asia membuat Lin Dan akhirnya bisa menjadi juara setelah paceklik gelar selama 2015 memasuki bulan April.

Lin Dan merupakan salah satu pebulu tangkis yang tetap disegani. Lima gelar juara dunia dan dua emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, menjadi salah satu buktinya. Kali pertama duduk sebagai ranking pertama diukirnya pada 2004.  (*)

Ranking tunggal putra dunia (per 30 April 2015)-5 besar

1.Chen Long (Tiongkok)   91061 poin
2. Lin Dan (Tiongkok) 75050
3.Jan O Jorgensen (Denmark)  73693
4. K. Srikanth (India) 67237
5. Son Wan-ho (Korsel) 60442

Sumber: BWF

PP PBSI enggan memakai tenaga luar. Buktinya, induk organisasi bulu tangkis Indonesia tersebut memakai 100 persen atlet binaannya sendiri di Pelatnas Cipayung dalam ajang Piala Sudirman 2015.

Meski, resikonya, khususnya di tunggal putra, Indonesia hanya diperkuat pebulu tangkis minim pengalaman. Dalam daftar skuad merah putih yang sudah didaftarkan ke BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) untuk Piala Sudirman terdapat nama Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, dan Firman Abdul Kholiq.

''Tim Piala Sudirman Indonesia, all pelatnas,'' kata Chief de Mission Tim Piala Sudirman Indonesia 2015 Ahmad Budiarto kepada smashyes.

Menurutnya, faktor disiplin dan kekompakan menjadi salah satu pertimbangan utama memakai Tontowi Ahmad dkk. Hampir setiap hari mereka bertemu dan mudah dalam pengawasan.

Meski, saat ini, beberapa pebulu tangkis top Indonesia juga ada di luar pelatnas. Di tunggal putra ada Tommy Sugiarto, Simon Santoso, dan Dionysius Hayom Rumbaka.  Begitu juga di ganda putri yang terdapat pasangan Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta.

Namun, itu tetap tak menyurutkan semangat dalam mengejar juara dalam kejuaraan yang dilaksanakan di Dongguan, Tiongkok, pada 10-17 Mei tersebut.

Nah, materi itu akan menata kekuatan dalam laga simulasi yang dilaksanakan di GOR Asia-Afrika, Jakarta, pada Sabtu (2/5/2015). Tujuannya, agar atmosfer kompetisi sudah bisa dicium tim yang dikapteni Hendra Setiawan tersebut. (*)

Skuad Piala Sudirman Indonesia
Putra
-Jonatan Christia
-Ihsan Maulana Mustofa
-Firman Abdul Kholik
-Hendra Setiawan
-Mohammad Ahsan
-Angga Pratama
-Ricky Karanda Suwardi
-Gideon Markus Fernaldi
-Kevin Sanjaya
-Tontowi Ahmad
-Praveen Jordan

Putri:
-Lindaweni Fanetri
-Bellaetrix Manuputty
-Hana Ramadhini
-Greysia Polii
-Nitya Krishinda Maheswari
-Liliyana Natsir
-Debby Susanto
-Anggia Shitta Awanda
-Della Destiara Haris

Juara Asia Bikin Naik Satu Setrip

DEKAT:Lin Dan kini ada di posisi kedua (foto:straitstimes)

PELAN tapi pasti, Lin Dan terus mendekati posisi puncak. Dalam ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Kamis (30/4/2015), lelaki Tiongkok itu sudah ada di posisi kedua.

Dia setingkat di bawah rekan senegaranya, Chen Long.Hanya, Lin Dan masih butuh kerja ekstrakeras untuk bisa menggeser posisi kompatriotnya itu dan kembali menempati singgasana yang pernah didudukinya itu.

Chen Long mengoleksi 91061 poin. Sedangkan Super Dan, julukah Lin Dan karena ketangguhannya, baru mengumpulkan 75050 poin.

Naiknya Lin Dan satu setrip ke posisi kedua itu menggeser salah satu rival beratnya, Jan O Jorgensen, dari Denmark. Capaian tersebut berkat gelar yang diraihnya dalam Kejuaraan Asia 2015.

Dalam final yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, itu, lelaki 32 tahun tersebut menundukkan juniornya sendiri, Tian Houwei, dengan straight game 21-19, 21-8. Ini juga membuat suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang itu mempertahankan gelar. Selain itu, juara Asia membuat Lin Dan akhirnya bisa menjadi juara setelah paceklik gelar selama 2015 memasuki bulan April.

Lin Dan merupakan salah satu pebulu tangkis yang tetap disegani. Lima gelar juara dunia dan dua emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, menjadi salah satu buktinya. Kali pertama duduk sebagai ranking pertama diukirnya pada 2004.  (*)

Ranking tunggal putra dunia (per 30 April 2015)-5 besar

1.Chen Long (Tiongkok)   91061 poin
2. Lin Dan (Tiongkok) 75050
3.Jan O Jorgensen (Denmark)  73693
4. K. Srikanth (India) 67237
5. Son Wan-ho (Korsel) 60442

Sumber: BWF

Belum Ada Yang Seperti Andre Tedjono

GANJAL:Goh Soon Huat menundukkan Hayom (foto:thestar)

GELAR nomor tunggal putra di Selandia Baru Grand Prix Gold 2015 lepas dari genggaman. Sejak babak perempat final, Indonesia  sudah tak memiliki wakil.

Dua pebulu tangkis yang sempat menembus babak ketiga, Dionysius Hayom Rumbaka dan Shesar Hiren Rustavito, menyerah kepada lawan-lawannya dalam pertandingan yang dilaksanakan di North Shore Events Centre, Auckland, Selandia Baru, pada Kamis waktu setempat (30/4/2015).

Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, secara mengejutkan ditumbangkan Goh Soon Huat dari Malaysia dengan straight game 17-21, 17-21. Mengejutkan karena di Selandia Baru Grand Prix Gold 2015, Hayom diunggulkan di posisi keempat sedangkan lawannya ke-16.

Selain itu, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut unggul dalam rekor pertemuan. Hayom pernah menundukkan pebulu tangkis negeri jiran itu dua tahun lalu di Thailand Open. Saat itu, lelaki binaan klub Djarum Kudus tersebut menang 15-21, 21-13, 21-16.

Hal serupa juga menimpa Vito, sapaan karib Shesar Hiren Rustavito. Dia menyerah dua game 15-21, 18-21 kepada unggulan kelima Ng Ka Long (Hongkong).

Meski kalah, perjalanan juara nomor tunggal putra Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 itu perlu dapat apresiasi. Dia memulai penampilannya di Selandia Baru Grand Prix Gold 2015 dari babak kualifikasi. Itu disebabkan rankingnya yang jeblok.

Sejak turnamen Selandia Open, titel resmi turnamen itu, dilaksanakan 1990, hanya satu kali wakil Indonesia naik ke podium terhormat. Itu dicapai Andre Kurniawan Tedjono pada 2007.

Tahun lalu, Indonesia membawa pulang dua posisi terhormat melalui Selvanus Geh/Kevin Sanjaya dari nomor ganda putra dan Alfian Eko Prasetyo/Annisa Saufika (ganda campuran). (*)

Bareng di Sorong, Berlanjut ke Manado

Rizky Hidayat Ismail punya pasangan baru (foto:djarum)

DALAM Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri I , Rizky Hidayat mampu menembus final ganda putra. Saat event yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan, tersebut,  lelaki yang membela Wima, Surabaya, itu  berpasangan dengan Ardiansyah Putra dari Berkat Abadi, Banjarmasin.

Namun, di laga final pada 28 Februari 2015 itu, Rizky/Ardiansyah harus mengakui ketangguhan unggulan teratas Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana (Suryanaga Surabaya) dengan rubber game 21-16, 21-23, 8-21. Mereka bisa berpasangan setelah pasangan lama Rizky yang juga dari Wima, Riyo Arief, lebih konsentrasi ke pekerjaannya sebagai pegawai bank.

Namun, di Seri II yang dilaksanalkan di Manado, Sulawesi Utara, 27 April-2 Mei 2015, Rizky punya pasangan baru. Lelaki asal Maluku tersebut tak lagi bersama dengan Ardianysah. Rizky bertandem dengan Meldrick Rurado Korban dari Candra Wijaya.

''Sebenarnya, saya tak turun di Manado. Namun, di menit-menit akhir, saya memutuskan tampil,'' ungkap Rizky.

Hanya, dia tak merinci soal rencananya yang sempat ingin absen di Manado. Rencana itu pula yang membuat Ardiansyah mencari pasangan lain, Didit Juang dari Djarum Kudus.

Lalu, apa alasan Rizky berpasangan dengan Meldrick? Ternyata sebelum di Manado, keduanya sama-sama tampil dalam sebuah kejuaraan di Sorong, Papua Barat.

''Kebetulan, kami satu tim.  Dia juga main di Sirnas Manado tapi nggak ada pasangan. Akhirnya, saya dan Meldrick pun berpartner,'' terang lelaki yang jadi pernah penyumbang emas terbanyak dalam Porprov bagi Surabaya, Jawa Timur, tersebut.

Mepetnya waktu dan keputusan tampil bareng pun diakui Rizky membuat mereka belum terlalu kompak. Sehingga, masih ada beberapa kesalahan.

''Kami masih saling adaptasi,'' terang Rizky.

Namun, kendala itu tak mengurangi penampilan di lapangan. Saat ini,langkah Rizky/Meldrick sudah sampai perempat final. Tiket itu diperoleh berkat kemenangan mudah 21-13, 21-4 atas pasangan Billionaires Gorontalo Andika Daud/Ronal.

Untuk bisa menembus semifinal, Rizky/Meldrick akan menjajal ketangguhan Jeka Wiratama/Rafiddias Akhdan Nugroho. Di babak kedua,pasangan Djarum Kudus tersebut membuat kejutan dengan menumbangkan unggulan teratas Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana dengan 21-13, 15-21, 22-20. (*)

Nonunggulan Paksa Febri Pulang Awal

KEJUTAN: Viky Angga Saputra (foto:djarum)

AMBISI Febriyan Irvannaldy menjuarai nomor tunggal Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Manado kandas. Secara mengejutkan, pebulu tangkis asal Wima, Surabaya, tersebut menyerah dengan rubber game 17-21, 21-18, 13-21 kepada Viky Angga Saputra dari Tangkas Jakarta dalam pertandingan babak ketiga yang dilaksanakan di GOR Ari Lasut, Manado, pada Rabu waktu setempat (29/4/2015).

Sebenarnya, kans Febri, sapaan karib Febriyan Irannaldy, meraih gelar terbentang. Beberapa rivalnya tak ikut ambil bagian dalam event yang masuk seri II tersebut.

Salah satunya Alamsyah Yunus. Selama ini, pebulu tangkis dari JR Enkei itu  dikenal sebagai raja sirnas dengan banyaknya titel dari ajang yang diikuti oleh atlet dari berbagai klub di Indonesia tersebut.

Pada seri sebelumnya di Palembang, Sumatera Selatan, pada Februari lalu, Febri juga gagal juara. Dia tak bisa turun ke lapangan saat menghadapi Rifan Fauzin Ivanudin dari Pelatprov DKI Jakarta.

Rifan pun akhirnya menjadi juara dalam sirnas pembuka tersebut. Dalam laga final di GOR Jakabaring pada 28 Februari 2014, dia mengalahkan rekannya di Pelatprov DKI Jakarta Panji Akbar Sudrajat dengan 21-13, 21-23, 21-15.

Di Manado, langkah Rifan pun belum terhenti. Dia lolos ke babak ketiga usai menundukkan Indrue Tampi (Tangkas Jakarta) dengan 21-17, 21-9.  Di ibu kota Sulawesi Utara ini, Rifan mengusung bendera klubnya, Pelita Bakrie. (*)

Vito-Hayom Sudah di Babak III

KLUB:Shesar Hiren Rustavito saat di pelatnas (Foto:djarum)

SHESAR Hiren Rustavito memulai langkahnya di Selandia Baru Grand Prix Gold 2015 dari babak kualifikasi. Ranking yang dimiliki,628, membuat belum bisa langsung menembus babak utama turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut.

Namun, kini, Vito, sapaan karibnya, sudah ada di babak ketiga. Ini berkat dua kemenangan yang dipetiknya di hari pertama babak utama.

Dalam pertandingan perdana babak elite yang dilaksanakan di North Shore Events Centre,Auckland, pada Rabu waktu setempat (29/4/2015), Vito langsung menjungkalkan unggulan ke-13 Howard Shu dari Amerika Serikat  dalam tiga game yang ketat 15-21, 21-18, 22-20.

Beberapa  jam kemudian, pebulu tangkis yang pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut kembali turun ke lapangan. Di babak kedua, giliran Jacob Maliekal dilibasnya dengan mudah dalam dua game 21-14, 21-8.

Namun, untuk bisa menembus perempat final, lelaki kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 21 tahun lalu tersebut berhadapan dengan unggulan kelima Ng Ka Long dari Hongkong. Vito belum pernah berhadapan dengan lawannya yang ada di posisi 35 dunia tersebut.

Selain Vito, wakil Indonesia yang masih bertahan di babak ketiga adalah Dionysius Hayom Rumbaka. Pebulu tangkis yang juga binaan Djarum Kudus tersebut memetik dua kali kemenangan.

Di partai pertama, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, menang dua game langsung 21-13, 21-14 atas wakil tuan rumah Abhinav Manota. Kemudian di babak kedua, unggulan keempat tersebut menghentikan perlawanan Hashiru Shimono (Jepang) 21-6, 21-15.

Goh Soon Huat dari Malaysia sudah menunggu di babak ketiga. Hayom pernah mengalahkannya di Thailand Open 2013 dengan 15-21, 21-13, 21-16. (*)

Langsung Kejar Juara Dunia

Chong Wei bersama Hendrawan.(foto:utusan)

SEBUAH media Malaysia menyebut bakal habisnya hukuman Lee Chong Wei sebagai Hari Kejayaan (Glory Days). Itu dikarenakan setumpuk asa sudah dibebankan kepada lelaki 32 tahun tersebut.

Ya, Chong Wei dihukum BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) selama delapan bulan. Dia terbukti menelan obat yang dilarang dalam olahraga karena masuk dalam kategori doping saat mengikuti Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen, Demmark, pada Agustus.

Chong Wei sempat tampil di Asian Games Incheon, Korea Selatan, dengan menyumbangkan medali perunggu, pada September. Tapi, setelah itu, dia absen hingga akhirnya mulai November BWF melarangnya mengayunkan raket di semua ajang yang dinaungi.

Ya, tanpa Chong Wei, Malaysia pun puasa gelar. Apalagi, pada 2015 ini.

Sudah ada empat turnamen super series atau super series yang sudah digelar yakni All England Super Series Premier (3-8 Maret), India Super Series (24-29 Maret), Malaysia Super Series Premier (31 Maret-5 April), dan Singapura Super Series (7-12 April). Hasilnya, pada wakil Malaysia pun sudah bertumbangan di babak awal.

Padahal, saat masih belum tersangkut doping, pada 2013 dia menjuarai enam gelar dan empat kali naik podium terhormat pada 2014.

Kembalinya Chong Wei pun disambut gembira oleh pelatihnya, Hendrawan. Lelaki asal Indonesia tersebut optimistisnya anak asuhnya bisa kembali ke puncak.

''Chong Wei akan kembali segera meski kini lawan-lawannya rankingnya sudah melewatinya. Dia akan membuat negaranya berjaya lagi,'' ujar mantan pelatih Pelatnas Cipayung tersebut,

Salah satu juara dunia tunggal putra yang dimiliki Indonesia tersebut ditunjuk Direktur Teknik BAM (Asoasiasi Bulu Tangkis Malaysia) untuk menangani Chong Wei. Hendrawan juga menangani  Liew Daren, Chean June Wei, dan Iskandar Zulkarnain Zainuddin. Sebelumnya, Chong Wei ditangani Tey Seu Bock.

“Pebulu tangkis ganda Indonesia Sigit Budiarto pernah dihukum dua tahun karena doping pada Singapura Open 1998. Tapi, setelah itu, dia bertambah kuat dengan membawa Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2002. Saya berharap Chong Wei pun kembali dengan kondisi yang kuat juga,'' ujar kakak ipar pebulu tangkis Indonesia spesialis ganda Hendra Setiawan tersebut.

Untuk itu, dia akan segera duduk satu meja dengan Chong Wei untuk merencanakan program bersama. Dengan usia yang tak muda lagi, tambah Hendrawan, dia akan selektif menurunkan lelaki yang diberi gelar Datuk oleh Pemerintah Malaysia itu di beberapa turnamen.

''Ketika Morten memberikan kepercayaan saya menjadi pelatih Chong Wei, ada dua target yang diberikan kepada saya. Menjadi juara dunia dan meraih emas Olimpiade 2016,'' ungkap Hendrawan.

Aksi perdana Chong Wei akan terjadi di Piala Sudirman yang dilaksanakan di Dongguan, Tiongkok, pada 10-17 Mei. Setelah itu, dia akan berlaga di SEA Games pada Juni. Tantangan besar pun menanti Chong Wei di Kejuaraan Dunia 2015 yang dilaksanakan di Jakarta pada 10-16 Agustus. (*)

Hukuman Chong Wei Habis 1 Mei 2015

COMEBACK: Lee Chong Wei (Foto:malaysianinsider)

BWF telah menjatuhkan sanksi bagi Lee Chong Wei. Oleh induk organisasi bulu tangkis dunia tersebut, pebulu tangkis spesialis tunggal putra asal Malaysia tersebut divonis larangan bertanding selama delapan bulan.

Ini dijatuhkan setelah lelaki 32 tahun tersebut terbukti doping saat mengikuti Kejuaraan Dunia di Kopenhagen, Denmark, pada Agustus lalu. Dia positif minum obat yang masuk dalam kandungan doping.

Namun, hukuman lapangan bertanding selama delapan bulan tersebut sudah diberikan sejak November 2014. Artinya, pada 1 Mei 2015, Chong Wei sudah bisa turun lagi ke lapangan untuk membela Malaysia.

Dalam pernyataannya, BWF menyebutkan apa yang dilakukan Chong Wei itu bukan karena sebuah kesengajaan. Dia dianggap lalai.

Lelaki yang sudah mengoleksi 55 gelar tersebut sempat tampil di Asian Games di Incheon, Korea Selatan, pada September atau sebulan usai dia kalah di babak final Kejuaraan Dunia dari Chen Long.

Karena lama absen, ranking Chong Wei pun terus turun.Kali terakhir, dari peringkat yang dikeluarkan BWF, bapak satu anak tersebut terdampar di posisi ke-30.

Sebelumnya, BWF sempat mengancam Chong Wei dengan hukuman selama dua tahun larangan bertanding. Hanya, organisasi pimpinan Paul Erik-Hoyer tersebut menganggap apa yang dilakukan lelaki yang diberi gelar Datuk oleh pemerintahan Malaysia tersebut bukan sebuah kesengajaan dan tak menyadari obat yang ditelannya termasuk dalam daftar doping.

 Selain itu, medak perak yang diraihnya dalam Kejuaraan Dunia 2014 juga dibatalkan. Dari situs wikipedia, memang nama Chong Wei langsung dicoret. (*)