TERBIT: Buku yang nengupas GOR Sudirman |
GOR Soedirman, Surabaya, sangat dikenal di kancah bulu tangkis. Gedung yang berada di kawasan Kertajaya tersebut sudah sering menjadi venue berbagai macam event bulu tangkis,mulai dari regional, nasional, hingga internasional. Kini, sebuah buku mengupas tempat tersebut.
---
TAK biasanya, dua mantan ketua umum Pengprov PBSI Jawa Timur, Suparjono dan Yacob Rusdianto, duduk berdampingan. Moment itu biasanya terjadi hanya sekali setahun saat buka puasa bersama.
Namun, pada Kamis siang (7/5/2015), keduanya duduk berdampingan di sebuah restoran di kawasan Prapen,Surabaya. Ada apa? Ternyata, Suparjono dan Yacob datang untuk hadir dalam launching bulu Selayang Pandang GOR Soedirman.
Keduanya hadir karena statusnya sebagai pengurus yayasan GOR Soedirman. Keduanya dianggap tahu betul tentang gedung yang pernah menjadi host Pekan Olahraga Nasional (PON) 2000 tersebut.
‘’Saat itu, Suparyono dan Yacob yang mengetahui sejarah dan latar belakang berdirinya GOR Sudirman. Jadi, keduanya hadir di sini,’’ kata Budi Haryono, salah satu penulis buku Selayang GOR Sudirman.
Selain Budi, yang wartawan, buku dengan 88 halaman plus galeri foto tersebut juga ditulis dua kulis disket yakni Mulyono dan Wawan. Tujuannya untuk kembali mengingatkan sejarah dan sumbangsih yang pernah diberikan GOR Soedirman. Untuk sementara, buku tersebut dicetak 300 eksemplar dan tidak dijual ke umum.
‘’Buku sudah habis dibagikan ke pengurus pengkot/pemkab PBSI se-Jatim, pengurus PP PBSI, dan juga rekan-rekan media,’’ tambah Wawan.
Dalam launching itu, Suparyono menceritkan panjang lebar tentang GOR Soedirman. Termasuk bantahan bahwa gedung yang juga langganan arena sirkuit nasional (sirnas) tersebut dibangun khusus untuk PON 2000.
‘’Kami membangun GOR Soedirman karena memang Jawa Timur belum punya gedung bulu tangkis yang bagus. Kebetulan, ada lahan yang bisa dibangun pada 1998,’’ kenang Suparjono yang menjadi Ketua Pengprov PBSI Jatim selama dua periode tersebut (1994-1998 dan 1998-2002) .
Dia juga menjelaskan gedung itu bukan milik aset pemerintah provinsi Jawa Timur. Sehingga, tak bisa dimasukkan dalam kekayaan milik provinsi paling timur Pulau Jawa itu.
‘’Kenapa diserahkan ke yayasan, karena yayasan punya waktu untuk mengurusnya. Takutnya bisa terjadi hal-hal yang tak diinginkan kalau diserahkan pihak lain,’’ lanjut Suparjono.
Mengenai penamaan Soedirman, lanjutnya, juga punya cerita tersendiri. Ada tiga orang yang dipakai dengan nama yang sama yakni Panglima Besar TNI Jendral Soedirman, Soedirman, ayah mantan Gubernur Jatim Basofi Soedirman, dan Dick Sudirman.
‘’Ketiga nama Soedirman itu orang-orang besar. Jadi,kami jadikan satu saja,’’ ungkap mantan Kadispenda Jatim itu. Itu juga dilambangkan dengan atap yang berjumlah tiga di GOR Soedirman.
Yacob menambahkan, dari GOR Soedirman, sudah banyak pebulu tangkis top dunia yang lahir. Dia menyebut nama Hendrawan (juara dunia tunggal putra 2001), Tri Kusharjanto(peraih perak ganda campuran Olimpiade 2000 Sydney), dan Sony Dwi Kuncoro (juara Asia tiga kali dan peraih perunggu Olimpiade Athena 2004.
‘’Di luar ketiga nama itu, masih banyak bintang bulu tangkis yang menghabiskan waktunya berlatih di GOR Soedirman,’’ ujarnya. (*)