WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Berjaya di Dua Turnamen Beruntun

Lee Chong Wei menambah koleksi juara (foto:badzine)
KOLEKSI di rak juara Lee Chong Wei bertambah. Dia mampu menjadi juara tunggal putra di Kanada Grand Prix 2015.

Dalam final yang dilaksanakan di Calgary pada Minggu waktu setempat (28/6/2015) atau Senin pagi WIB (29/6/2015), Chong Wei tak mengalami kesulitan berarti saat menundukkan Ng Ka Long (Hongkong) dengan dua game langsung 21-17, 21-13. Gelar ini membuat dia mampu meraih posisi terhormat dalam dua turnamen beruntun.

Akhir pekan lalu, Minggu (28/6/2015), Chong Wei mampu meraih gelar di turnamen yang levelnya lebih tinggi, grand prix gold, di Amerika Serikat (AS/US) Open. Pada babak pemungkas di New York, bapak satu anak tersebut melibas Hans-Kristian Vittinghus juga dengan dua game 22-20, 21-12.

Tambahan poin dari Kanada ini bakal mengangkat kembali ranking Chong Wei. Pekan lalu, dalam ranking yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), lelaki yang mendapat gelar Datuk dari Pemerintah Malaysia tersebut sudah menembus 100 besar dunia dengan ada di tangga ke-99.

Chong Wei butuh banyak poin untuk kembali ke jalurnya sebagai jagoan olahraga tepok bulu dunia. Posisi teratas pernah diduduki hampir lima tahun.

Sayang, kasus doping yang menerpanya dalam Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen, Denmark, membuatnya divonis larangan tampil selama delapan bulan oleh BWF. Akibatnya, rankingnya pun terus merosot. Bahkan, dua pekan lalu, Chong Wei sempat terpuruk di luar 100 besar dunia.

Di Kanada Grand Prix 2015, Indonesia gagal membawa pulang gelar. Andrei Adistia/Vita Marissa harus mengakui ketangguhan Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong) dengan dua game langsung 16-21, 18-21. Ini membuat Indonesia empat tahun paceklik gelar di  Kanada.

Kali terakhir wakil merah putih yang menjadi juara di negeri yang berada di Amerika Utara tersebut adalah Taufik Hidayat di nomor tunggal putra pada 2010. (*)


Distribusi gelar Kanada Grand Prix 2015
Tunggal putra:Lee Chong Wei (Malaysia x14) v Ng Ka Long (Hongkong) 21-17, 21-13

Tunggal putri: Michelle Li (Kanada x3) v Kaori Imabeppu (Jepang) 21-17, 25-23

Ganda putra: Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok x5) v Huang Kaixiang/Wang Sijie (Tiongkok) 17-21, 21-12, 21-18

Ganda putri: Jwalla Gutta/Ashwini Ponnappa (India x3) v Eefje Muskens/Selena Piek (Belanda x1) 21-19, 21-16

Ganda campuran: Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong) v Andrei Adistia/Vita Marissa (Indonesia) 21-16, 21-18

x=unggulan

Trio SEA Games Jajal Taiwan

Ihsan Maulana Mustofa
TAIWAN Open 2015 levelnya hanya grand prix gold. Tapi, semua pebulu tangkis terbaik dunia ikut serta dalam turnamen behadiah total USD 200 ribu yang dilaksanakan di Taipe pada 14-19 Juli tersebut.

Begitu juga dengan Pelatnas Cipayung. Mereka bedol deso ke negeri yang ada menyebutnya sebagai Tiongkok  daratan tersebut.

Di tunggal putra ada nama Jonatan Christie, Firman Abdul Kholik, dan Ihsan Maulana Mustofa. Ketiganya merupakan pebulu tangkis muda yang mampu mengantarkan Indonesia meraih emas beregu dalam SEA Games 2015 di Singapura.

Namun, untuk melangkah lebih jauh bahkan juara di Taiwan bakal sulit terwujud. Dua juara dunia Chen Long dan Lin Dan, keduanya asal Tiongkok, ikut serta. Begitu juga mantan nomor satu dunia nomor tunggal putra asal Malaysia Lee Chong Wei.

Bahkan, sejak babak awal, Jonatan, Firman, dan Ihsan sudah menemui jalan terjal. Khususnya, Firman.

Dia langsung bertemu dengan unggulan ketujuh asal Korea Selatan Son Wan-ho. Memang, Firman belum pernah bertemu dengan pebulu tangkis Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, itu. Namun, dari ranking, dia kalah jauh. Saat ini, lelaki binaan Mutiara itu ada di posisi 58 sedangkan Wan-ho di posisi sembilan.

Sementara, Jonatan berjumpa dengan Khosit Phetpradab asal Thailand dan Ihsan menantang Shih Kuei Chun (Taiwan). Jonatan pernah mengalahkan lawan yang sama di Indonesia Challenge 2014. Sementara Ihsan belum pernah berjumpa dengan Kuei Chun. (*)



Wakil Indonesia ke Taiwan Grand Prix Gold 2015
Tunggal putra:
Kualifikasi: Andre Marteen (x1), Reksy Megananda, Shesar Hiren Rustavito, Fahmi Mubarok, Wisnu Yuli Prasetyo, Howard Christeven, Kho Henriko
Utama: Jonatan Christie, Tommy Sugiarto (x10), Ihsan Maulana Mustofa, Firman Abdul Kholik, Dionysius Hayom Rumbaka (x12), Anthony Ginting, Simon Santoso,Andre Kurniawan Tedjono, Sony Dwi Kuncoro, Evert Sukamta

Tunggal putri
Kualifikasi:Febby Angguni, Dinar Dyah Ayustine, Hana Ramadhini (x3), Ruselli  Hartawan (x4), Fitriani, Lyanny Mainaky, Aprilia Yuswandari
Utama:Maria Febe Kusumastuti, Lindaweni Fanetri

Ganda putra:
Kualifikasi: William Hardjono/Billy Jonathan
Utama: Berry Anggriawan/Rian Agung Saputro, Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan, Angga Pratama/Ricky Karanda, Irfan Fadilah/Markis Kido, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (x3), Markus Gideon/Kevin Sanjaya, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf

Ganda putri:
Kualifikasi: Komala Dewi/Vita Marissa
Utama: Della Destiara Haris/Rizky Amelia Pradipta, Nitya Krishinda/Greysia Polii (x4), Pia Zebadiah/Variella Putri, Keshya Nurvita/ Devi Tika

Ganda campuran
Kualifikasi:Fran Kurniawan/Komala Dewi (x1), Stefan Indra/Variella Putri
Utama: Andrei Adistia/Vita Marissa, Markis Kido/Pia Zebadiah, Praveen Jordan/Debby Susanto (x8), Irfan Fadilah/Weni Angraini, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, Riky Widianto/Richi Puspita Dili, Ronald Alexander/Melati Daeva, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja

x=unggulan

Gagal Sapu Bersih Kemenangan

Nisak Puji Lestari/Rika Rositawati (foto:PBSI)
NODA kecil mewarnai penampilan Indonesia di hari pertama Kejuaraan Junior Asia 2015. Setelah mampu memetik kemenangan sempurna 5-0 atas Turkmenistan, merah putih kehilangan satu partai saat menundukkan Filipina dengan skor 4-1 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Bangkok,Thailand, pada Minggu (28/6/2015).

Saat melawan Turkmenistan, Indonesia turun deAlina Klychkovangan kekuatan terbaik. Di tunggal putra, Firman Abdul Kholik mendapat kepercayaan. Begitu juga dengan Gregoria di tunggal putri. Sementara di ganda putri, Negeri Jamrud Khatulistiwa, julukan Indonesia, turun Apriani Rahayu/Jauza  Sugiarto.

Nah, saat melawan Filipina, dilakukan perombakan. Di tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda campuran mampu membuahkan poin. Hanya, di ganda putri, Indonesia menampilkan
Nisak Puji Lestari/Rika Rositawati. Sempat unggul di game pertama 21-15 atas Alyssa  Leonardo/Marie Thea, Puji/Rika dipermalukan di game kedua dan ketiga dengan  18-21, 15-21.

Untung, kegagalan menyapu bersih kemenangan ini tetap membuat Indonesia masih berada di puncak Grup D. Ini disebabkan India, rival terberat Indonesia, hanya mampu menang 3-2 atas Filipina setelah sebelumnya juga menang 5-0 atas Turkmenistan.

Senin (29/6/2015), Indonesia akan berjumpa dengan India untuk menentukan juara grup. Jika menang, Indonesia akan menghadapi runner-up Grup B yang saat ini masih dihuni Thailand. Namun, jika kalah, Firman dkk akan menjajal ketangguhan juara Grup B yang masih dihuni Jepang.

Sejak memakai sistem Piala Sudirman pada 2005, Indonesia belum pernah merasakan manisnya juara. (*)




Hasil pertandingan Indonesia
v Turkmenistan 5-0
Tunggal putra: Firman Abdul Kholik v Nurmuhammet Apov 21-3, 21-3

Tunggal putri: Gregoria Mariska v Yana Sarkisyan 21-1, 21-1

Ganda putra:Fachriza Abimanyu/Moh Reza Pahlevi v Kemal Atliyev /Nurmuhammet Apov 21-2, 21-1

Ganda putri:Apriani Rahayu/Jauza Sugiarto v Alina Klychkova/Yana Sarkisyan 21-2, 21-1

Ganda campuran:Beno Drajat/Yulfira Barkah v /Kemal Atliyev 21-2, 21-2


v Filipina 4-1
Tunggal putra:Enzi Shafira v Emilio Mangubat Jr 21-5, 21-2

Tunggal putri:Ruselli Hartawan v Sarah Barredo 21-7, 21-9

Ganda putra:Andika Ramadiansyah/Moh Reza Pahlevi v Alvin Morada/Christian Bernardo 21-17, 19-21, 21-12

Ganda putri:Nisak Puji Lestari/Rika Rositawati vAlyssa  Leonardo/Marie Thea 21-15, 18-21, 15-21

Ganda campuran:Andika Ramadiansyah/Apriani v Christian Bernardo/Christine Inlayo 21-15, 21-13

Pindah Kewarganegaraan Tunggu Restu Ortu

SUSUL: Rizky Hidayat
RIZKY Hidayat berada di Singapura. Dia menjadi lawan tanding (sparring partner) bagi timnas Negeri Singapura, julukan Singapura.

Dia mengikuti jejak beberapa rekannya yang pernah berada di sana. Namun, Rizky bisa beda dengan dua pebulu tangkis Wima, Surabaya, klub asal Rizky, yang memilih balik ke Indonesia. Berikut petikan wawancara smashyes dengan Rizky melalui layanan pesan singkat.

Pagi Rizky
-Pagi

Sekarang di Singapura?
-Iya he he he

Jadi sparring partner?
-Iya dicoba jadi sparring partner dulu. Nanti kalau ada perkembangan bisa jadi pemain. Tergantung mereka di sini (Singapura)

Harus pindah kewarganegaraan?
-Benar. Harus pindah jadi warga Singapura

Sudah ada tawaran pindah?
-Belum kaarena saya baru dua minggu di Singapura. Tapi, kalau saya ditawarin, Insya Allah saya pindah.Namun, saya tetap harus tanya ke orang tua dulu. Kalau sendiri, saya mau


Anda dikontrak berapa lama?
-Dua tahun.

Yang mengajak siapa bisa ke Singapura ?
-Made Citra Dharma Perdana. (Sudah sejak 2005 berada di Singapura dan menjadi sparring partner).Selain saya dan Made, ada juga Albert di ganda. Sedangkan di tunggal, selain Made ada Markus Wijanu.

Berapa kali latihan di Singapura dalam sehari?
-Sehari dua kali kecuali Kamis dan Sabtu yang hanya sekali. (*)













Beregu pun Punya Kans Juara

PUTRI: Gregoria Mariska (foto: PBSI)
INDONESIA pernah menjadi juara beregu putra dalam Kejuaraan Asia Junior 1999.  Namun, sejak sistem yang dipakai berganti menjadi beregu campuran pada 2006, merah putih tak pernah naik podium terhormat.

Bahkan, menembus final pun tak pernah dilakukan. Dalam dua tahun terakhir, Tiongkok selalu mendominasi. Negeri Panda, julukan Tiongkok, mampu menyingkirkan lawan yang sama, Korea Selatan.

''Target juara pasti ada, termasuk di nomor beregu,'' kata Wakil Sekjen PP PBSI Ahmad Budiarto kepada smashyes.


Langkah itu pun dimulai dari babak penyisihan. Dalam ajang yang tahun ini dilaksanakan di Bangkok, Thailand, tersebut, Indonesia menghuni Grup D bersama dengan India, Filipina, dan Turkmenistan.

Di hari pertama (28/5/2015), merah putih langsung dua kali tampil berhadapan dengan Turkmenistan pukul 13.00 waktu setempat dan dilanjutkan melawan Filipina empat jam kemudian. Di atas kertas, Indonesia bakal memetik kemenangan telak.

Di Negeri Gajah Putih,merah putih mengusung 16 pebulu tangkis dengan 8 putra dan 8 putri. Mereka bukan hanya berasal dari Pelatnas Cipayung tapi juga dari luar. (*)

Skuad Indonesia di Kejuaraan Junior Asia 2015
Putra:Firman Abdul Kholik, Enzi Shafira, Yantoni Edy Saputra, Moh Reza Pahlevi, Yahya Adi, Andika Ramadiansyah, Beno Drajat, Fachriza Abimanyu

Putri: Gregoria Mariska, Ruselli Hartawan, Nisak Puji Lestari, Rika Rositawati, Jauza Sugiarto, Apriani Rahayu, Marsheila Gischa, Yulfira Barkah

Belum Final, Sudah Kehilangan Dua Game

Takuma Ueda (foto:badmintoncentral)
DI Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2015, Lee Chong Wei tampil superior. Dia mampu menjadi juara dengan tak pernah kehilangan satu game pun dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 200 ribu tersebut. Bahkan, dalam final yang dilaksanakan di New York pada Minggu (21/6/2015), Chong Wei mampu mengalahkan Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) 22-20, 21-12.

Setelah dari AS, lelaki yang diberi gelar Datuk oleh Pemerintah Malaysia tersebut berlaga di Kanada. Hanya, levelnya lebih rendah dibandingkan di Negeri Paman Sam, julukan AS, yakni grand prix.

Prediksinya, Chong Wei bakal memenanginya. Skenario tersebut memang semakin dekat.

Tapi, sandungan di Kanada yang 'hanya' berhadiah USD 50 ribu tersebut lebih berat. Hingga babak semifinal, Chong Wei sudah kehilangan dua game.

Di babak ketiga, dia menang 21-17, 20-22, 21-10 atas Wong Wing Ki dari Hongkong. Kemudian, di babak perempat final, Chong Wei memeras keringat selama tiga game 21-13, 18-21, 21-11 atas Sai Praneeth (India).

''Chong Wei kadang lambat sehingga lawan bisa percaya diri dan mencuri game,'' kata Hendrawan, pelatih Chong Wei, kepada smashyes. Untung, di game ketiga, ujar lelaki asal Indonesia itu, anak asuhnya tersebut mampu bangkit lagi dan mengendalikan permainan.

Di semifinal, mantan tunggal putra nomor satu dunia tersebut akan berjumpa dengan Takuma Ueda asal Jepang. Chong Wei pernah menang di Malaysia Grand Prix Gold 2011 dengan 21-8, 21-12.

Semifinal lainnya mempertemukan unggulan teratas Mac Zwiebler (Jerman) dengan Ng Ka Long (Hongkong)

Pernah Menang di Taiwan 2014

PRTEMUAN KEDUA: Li Junhui/Liu Yuchen (foto:zimbio)
INDONESIA masih menempatkan dua wakil di semifinal Kanada Grand Prix 2015. Pasangan ganda putra Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan dan Andrei Adistia/Vita Marissa mampu melibas lawan-lawanya dalam babak perempat final yang dilaksanakan di Calgary pada Jumat waktu setempat (26/6/2015).

Andrei/Hendra, yang diunggulkan di posisi teratas, menang dua game langsung Liao Min Chun/Tseng Min Hao darib Taiwan.Sementara, Andrei/Vita juga menang atas wakil Taiwan, Liao Min Chun/Chen Hsiao Huan, dengan rubber game 21-14, 18-21, 21-14.


Di semifinal, Andrei/Hendra akan ditantang unggulan kelima asal Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen, yang di babak sebelumnya mengentikan perlawanan ganda Taiwan yang melaju dari babak kualifikasi Jhe-Huei Lee/Yang Lee 22-20, 24-22. Semifinal lain mempertemukan Thien How Hoon/Lim Khim Wah (Malaysia) dengan Huang Kaixiang/Wang Sijie.


Perjuangan ekstra bakal dilakukan Andrei/Vita. Di semifinal, mereka akan menantang unggulan pertama asal Jerman Michael Fuchs/Birgit Michels, yang melibas Jorrit De Ruiter/Samantha Barning (Belanda) dengan 21-15, 21-12.

Semifinal lain akan saling berjumpa Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong) dengan Jacco Arend/Selena Piek (Belanda).

Tinggal Berharap Ganda Putra-Campuran

TUMPUAN: Andrei Adistia/Vita Marissa (foto: PBSI)
SATU persatu wakil Indonesia bertumbangan di Kanada Grand Prix 2015. Bahkan, di tiga nomor, tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri merah putih sudah tanpa duta.

Di tunggal putra, Wisnu Yuli Prasetyo menyerah tiga game 12-21, 21-17,12-21 kepada unggulan kesembilan Ajay Jayaram dari India.Kemudian Shesar Hiren Rhustavito takluk straight game 16-21, 13-21 oleh Takuma Ueda, unggulan keenam dari Jepang. Maria Febe Kusumastuti, satu-satunya wakil Indonesia di tunggal putri, kalah 15-21,15-21 oleh Lee Chia Hsin.  Sedangkan, pasangan ganda putri Hongkong Poon Lok Yan/Tse Ying Suet menghentikan langkah Komala Dewi/Vita Marissa dua game langsung 21-9, 21-12.

Untung, di ganda putra dan ganda campuran, harapan juara tetap terjaga. Unggulan teratas ganda putra Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan menghentikan ambisi pasangan tuan rumah Phillipe Charron/Tobby Ng 21-15, 21-18. Tiket ke semifinal bisa diraih jika mampu menundukkan wakil Taiwan Liao Min Chun/Tseng Min Hao.

Di ganda campuran, Andrei Adistia/Vita Marissa menembus perempat final berkat dua kali kemenangan yang dipetik. Di babak pertama, mereka melibas unggulan keenam Phillip Chew/James Subandhi (AS) 21-18, 22-20. Di babak berikutnya, giliran Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich (Jerman) di bekap 21-12, 21-18.

Di perempat final, Andrei/Vita menantang ganda Taiwan Liao Min Chun/Chen Hsiao Huan, yang di babak kedua menjungkalkan unggulan keempat Chan Alan/Tse Ying Suet (Hongkong) 21-19, 13-21, 21-17.Namun, pasangan yang diharapkan naik ke podium juara Fran Kurniawan/Komala Dewi sudah tersingkir. Unggulan kedelapan ini  kalah 12-21, 17-21 kepada Lin Chia Yu/Wu Ti Jung (Taiwan).(*)

Bisa Masuk Lagi 100 Besar

MELONJAK: Lee Chong Wei (foto"malaysiaonline)
LEE Chong Wei kembali menembus 100 besar dunia. Dari ranking terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Kamis (25/6/2015), lelaki asal Malaysia tersebut berada di posisi 99 dunia nomor tunggal putra.

Memang, ini masih jauh dari ranking terbaiknya. Hampir lima tahun, Chong Wei selalu berada di posisi teratas.

Menempati posisi 99 dunia merupakan peningkatan yang sungguh signifikan. Pekan lalu, lelaki yang memperoleh gelar kehormatan Datuk dari pemerintah Malaysia tersebut ada di posisi 180 dunia.

Lonjakan itu tak lepas dari hasil di Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2015. Dalam event berhadiah total USD 200 ribu yang dilaksanakan di New York pada 16-21 Juni tersebut, dia menjadi juara. Dalam babak final, Chong  Wei mengalahkan Hans-Kristian Vittinghus dari Denmark dengan dua game langsung 22-20, 21-12.

Hasil tersebut membuat dia juga membawa pulang poin 7.000. Bahkan, tak menutup kemungkinan, ranking Chong Wei akan kembali naik.

Saat ini, lelaki 32 tahun tersebut tengah berlaga di Kanada Grand Prix 2015. Memang, dalam ajang di Calgary itu, Chong Wei tak masuk unggulan.

Tapi, dari semua peserta, susah membendung lajunya. Langkah Chong Wei sudah sampai babak ketiga.

Di laga perdana, dia mengalahkan pebulu tangkis tuan rumah Antonio Li dengan 21-6, 21-9 dan di babak kedua melibas Shi Yuqi (Tiongkok) 21-14, 21-15. (*)

Rolles coaster  ranking Lee Chong Wei
26 Februari 2015: 3

19 Maret 2015: 8

9 April 2015: 17

7 Mei 2015: 45


11 Juni 2015: 79

18 Juni 2015: 180

25 Juni 2015: 99


Sumber: BWF

Tak Sampai Setengah Jam Peras Keringat

RANKING
MENANG CEPAT: Maria Febe Kusumastuti (foto: djarum)
Behnaz Pirzamanbein hanya 251. Tentu, jauh dengan Maria Febe Kusumastuti yang berada di posisi 19 dunia.

Jadi, tak susah bagi pebulu tangkis Indonesia tersebut untuk menundukkan lawannya dari Swedia tersebut. Febe, sapaan karib Maria Febe Kusumastuti, menang dua game langsung 21-6, 21-5 dalam pertandingan babak pertama Kanada Grand Prix di Calgary pada Rabu waktu setempat (24/6/2015). Laga beda kelas itu pun hanya berlangsung selama 20 menit.

Di babak kedua, mantan penghuni Pelatnas Cipayung yang kini kembali ke klub asalnya, Djarum Kudus, tersebut akan menjajal Lee Chia Hsin. Wakil Taiwan ini lolos usai menundukkan Joy Lai (Australia) 21-15, 21-8.  Febe belum pernah berjumpa dengan lawannya yang berperingkat 135 dunia tersebut.

Chia Hsin tampil di babak utama menggantikan posisi Akane Yamaguchi yang urung berlaga dalam turnamen berhadiah total USD 50.000 tersebut.  Chia Hsin juga dikenal sebagai pebulu tangkis spesialis ganda.

Bagi Febe, penampilannya di Kanada Grand Prix menjadi pemanasan sebelum tampil dalam Kejuaraan Dunia yang akan dilaksanakan di Jakarta 10-16 Agustus mendatang. Dia menjadi satu dari dua wakil tuan rumah dalam ajang bergengsi tersebut selain Lindaweni Fanetri asal Pelatnas Cipayung.

Penampilan terakhirnya di Indonesia Super Series Premier 2015 cukup impresif.Dia mampu menembus perempat final sebelum dihentikan Akane Yamaguchi dari Jepang  21-16, 16-21, 20-22.

Selain Febe, wakil Indonesia lainnya juga melangkah mulus ke babak berikut. Di tunggal putra, Wisnu Yuli Prasetyo dan Shesar Hiren Rhustavito melangkah ke babak ketiga.

Wisnu menundukkan Christian Lind Thomsen dari Denmark 21-14, 21-12. Sedangkan Vito, sapaan karib Shesar Hiren Rhustavito, melibas Pit Seng Low (Australia) 21-9, 21-10.

Sementara, unggulan teratas ganda putra Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan menembus babak kedua berkat kemenangan 21-13, 21-13 atas Puavaranukroh Dechpaol/Kedren Kittinupong (Thailand). (*)

Pengekspor Pebulu Tangkis ke Berbagai Negeri

BIJAK: Ferry Stewart di Lapangan KONI
Wima  bukan klub besar di Indonesia. Tapi, klub bulu tangkis asal Surabaya tersebut mampu mengekspor atletnya ke mancanegara.
--
LAPANGAN KONI Jatim di kawasan Kertajaya, Surabaya, pada Selasa (23/6/2015), cukup ramai. Ada yang jogging keliling lapangan, ada juga yang berlatih membidik sasaran panah, dan ada juga yang duduk-duduk di pinggir.

Tapi, ada sekelompok remaja dan anak-anak berlatih dengan serius. Mereka melakukan sprint sekitar 400 meter berulang-ulang.

Tak lama berselang, seorang lelaki datang dengan naik sepeda motor. Latihan berhenti sebentar.

Mereka menyalami lelaki yang baru datang tersebut. Ternyata, dia adalah Ferry Stewart, salah satu tokoh bulu tangkis Jawa Timur. Sedangkan remaja dan anak-anak yang tengah digenjot fisik tersebut adalah atlet klub bulu tangkis Wima.

''Puasa, anak-anak tetap latihan. Hanya, jamnya dikurangi menjadi satu jam saja,'' jelas Ferry.

Ini, jelasnya, agar stamina anak asuhnya terjaga. Apalagi, saat Ramadan, tak ada turnamen yang digelar.

Wima memang bukan besar seperti Jaya Raya Jakarta ataupun klub sekota, Suryanaga. Tapi, mereka mampu melahirkan pebulu tangkis-pebulu tangkis nasional.

Bahkan, beberapa di antaranya mampu mengharumkan nama Indonesia seperti Hendrawan yang pernah menjadi juara dunia tunggal putra 2001 serta mengantarkan merah putih berjaya di Piala Thomas 2002 dan peraih perak Olimpiade Sydney 2000.

Ada juga nama Sony Dwi Kuncoro. Dia merupakan semifinalis Olimpiade Athena 2004 dan kolektor gelar berbagai turnamen bergengsi.

Kini, mereka mempunyai Febriyan Irvanndly. Lelaki 24 tahun tersebut menjadi andalan di berbagai turnamen.

Tapi, sebentar lagi, Wima bakal kehilangan dia. Pada 28 Juni 2015, Febri bakal terbang ke Kanada untuk bergabung dengan klub di Toronto.

''Sebenarnya, bukan hanya Febri atlet Wima yang ke luar negeri. Bahkan, tahun ini, bakal ada empat,'' ungkap Ferry.

Siapa? Dia menyebut Rizky Antarasari bersama Komang akan ke Kanada. Pebulu tangkis spesialis ganda andalan mereka, Rizky Antasari sudah beberapa bulan berada di Singapura.

''Mereka menjadi sparring partner tim nasionalnya. Mereka pun bisa menjadi pebulu tangkis nasional di negeri itu kalau mau pindah kewarganegaraan,'' ungkap Ferry.

Kans terbesar itu ada di tangan Rizky. Alasannya, kemampuan Rizky tak kalah dengan pebulu tangkis Negeri Singa, julukan Singapura.

Apalagi, beberapa atlet tepok bulu negeri tersebut berasal dari Indonesia seperti Danny Bawa Chrisnanta dan Shinta Mulia Sari. Keduanya spesialis ganda.

Menariknya, Ferry tak pernah menarik uang dari setiap atletnya yang bermain di luar negeri. Iuran dari anggotanya tetap menjadi nyawa Wima untuk terus bertahan. (*)

Febri Jalani Tes di Kanada

PERSIAPAN: Febri berlatih fisik
Febriyand  Irvannaldy bakal dapat pengalaman baru. Akhir bulan ini, pebulu tangkis yang pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut akan berada di Toronto, Kanada.

''Saya jadi sparring partner di sana selama lima minggu.Saya berangkat 28 Juni 2015,'' kata Febri, sapaan karib Febriyand Irvannaldy, kepada smashyes.

Tapi, dia bisa bakal lebih lama di sana. Syaratnya, klub Toronto tersebut cocok dengan lelaki binaan Wima, Surabaya, tersebut.

''Nanti, kontraknya per dua tahun. Semoga saja mereka cocok,'' harap lelaki 24 tahun itu.

Febri ke Kanada atas ajakan pebulu tangkis senior, Jeffer Rosobin. Juara tunggal putra Asia 1996 itu suda tak asing bagi pebulu tangkis Kanada. Beberapa atlet olahraga tepok bulu asal negeri di Amerika Utara tersebut pernah menimba ilmu di akademinya.

Selain itu, berada lama di mancanegara bukan hal yang aneh bagi arek Suroboyo tersebut. Usai lulus sekolah dasar, Febri sudah bergabung dalam latihan tim bulu tangkis Singapura.

Salah satu rekannya dari Wima adalah Riky Widianto, yang kini jadi ganda campuran nomor dua Indonesia bersama Richi Puspita Dili. Keduanya, Febri dan Riky, akhirnya kembali ke Indonesia setelah tak mau memilih menjadi warga negara Singapura.

Mereka pun sempat digembleng di Pelatnas Cipayung. Sayang, Febri terpental karena kerasnya persaingan yang keras di tunggal putra.

Dia pun akhirnya kembali ke Wima dan berkelana dari turnamen ke turnamen yang ada di Indonesia. Sesekali, dia berlaga di ajang internasional di Vietnam dan Singapura.

Ini membuat ranking dunianya terus merosot. Dalam peringkat terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Febri terpuruk di posisi 712. (*)

Wisnu-Vito Masuk Babak II

LOLOS: Shesar Hiren Rustavito (foto:artefak)
DUA wakil Indonesia, Wisnu Yuli Prasetyo, dan Shesar Hiren Rhustavito, menembus babak kedua Kanada Grand Prix 2015. Dalam penampilan perdana yang dilaksanakan di Calgary Rabu waktu setempat (23/6/2015) atau Kamis dini hari WIB (24/6/2015), mereka melibas lawan-lawannya.

Wisnu menang dua game langsung 21-13, 21-16 atas wakil Rep Ceko Adam Mendrek. Sedangkan Vito, sapaan karib Shesar Hiren Rhustaito, menumbangkan unggulan ke-13 Tzu Wei Wang (Taiwan) lewat rubber game 12-21, 21-19, 21-16.

Di babak kedua, kedua mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut diharapkan kembali memetik kemenangan. Wisnu akan berhadapan dengan Christian Lind Thomsen (Denmark), yang di babak pertama menumbangkan unggulan kedelapan asa Malaysia Chong Wei Feng 21-15, 22-20. Kedua pebulu tangkis belum pernah bersua.

Tapi, kalau melihat ranking terakhir, Wisnu bisa kerepotan. Saat ini, Thomsen ada di posisi 94. Sedangkan Wisnu, yang dibesarkan di Surya Baja, Surabaya, terpuruk di posisi 220.

Sedangkan Vito akan menjajal wakil Australia Pit Seng Low, yang di babak perdana menundukkan pebulu tangkis tuan rumah Luke Couture 21-16, 21-17. Dari ranking, dia memang kalah.

Vito ada di posisi 318 sedangkan lawannya 231. Namun, dibandingkan Wisnu, Vito punya kans lebih besar untuk menang.

Di Kanada Grand Prix, Indonesia diwakili oleh pebulu tangkis Djarum Kudus. Sebelumnya, wakil klub Kota Kretek, julukan Kudus, itu urung berlaga di Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2015. Alasannya, mereka terganjal visa yang tak keluar dari kedutaan besar Negeri Paman Sam, jukukan AS.

Di Kanada, kubu Djarum diharapkan bisa membawa pulang gelar. Nomor ganda putra dan ganda campuran menjadi tumpuan asa.

Peluang di nomor tunggal putra sangat berat. Ini disebabkan turunnya mantan tunggal putra nomor satu dunia, Lee Chong Wei, dari Malaysia. Dia juga baru saja meraih posisi terhormat di AS Grand Prix Gold pekan lalu. (*)

Bisa Juga Berlaga di Kanada

BERANGKAT: Maria Febe Kusmastuti (foto:djarum)
DI Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2015, Djarum Kudus gagal mengirim wakil. Ini disebabkan mereka tak memperoleh visa untuk datang ke Negeri Paman Sam itu.

Namun, lain halnya dengan di Kanada Grand Prix. Dalam turnamen yang dilaksanakan Calgary pada 23-28 Juni tersebut, pebulu tangkis klub yang disponsori perusahaan rokok tersebut ikut ambil bagian.

''Visa ke Kanada turun. Sehingga, kami bisa turun di Kanada Grand Prix,'' kata Manajer Djarum Fung Fermandi kepada smashyes.

Hanya, dibandingkan rencana semua, kekuatan mereka sedikit tereduksi. Pebulu tangkis tunggal putra andalannya, Dionysius Hayom Rumbaka, absen dari turnamen berhadiah total USD 50 ribu tersebut.

''Dia mengalami cedera. Jadi, Hayom (sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka) batal ikut,'' ucap Fung.

Dia juga tak bisa mendampingi anak asuhnya. Tugasnya, terang Fung, digantikan oleh Rendra Wijaya sebagai pelatih ganda dan Fendy Iwanto di nomor tunggal.

Tanpa Hayom, asa juara disandangkan kepada pasangan ganda putra Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan dan Fran Kurniawan/Komala Dewi serta Andrei/Vita Marissa di ganda campuran.

Andrei/Hendra sendiri punya kans yang lebih besar menjadi juara. Alasannya, mereka menempati unggulan teratas.

''Tapi, di dua nomor itu, ganda putra dan campuran, kami berharap bisa membawa pulang gelar,'' ucap Fung.  (*)


Wakil Djarum ke Kanada Grand Prix 2015
Tunggal putra:Wisnu Yuli Prasetyo, Shesar Hiren Rustavito

Tunggal putri: Maria Febe Kusumastuti

Ganda putra: Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan (x1)

Ganda putra: Komala Dewi/Vita Marissa

Ganda campuran: Andrei Adistia/Vita Marissa, Fran Kurniawan/Komala Dewi (x8)

Gelar Pertama buat Chong Wei

KEPERKASAAN Lee Chong Wei belum luntur. Tunggal putra andalan Malaysia ini mampu meraih juaa dalam Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2015.

Dalam final yang dilaksanakan di New York pada Minggu waktu setempat (21/6/2015), Chong Wei menang dua game langsung 22-20, 21-
Lee Chong Wei di podium (foto:thestar)
12. Pertandingan pemungkas nomor bergengsi ini hanya berlangsung 39 menit.

Bagi Chong Wei, kemenangan di Negeri Paman Sam, julukan Amerika Serikat, ini menjadi yang pertama di ajang turnamen yang masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) usai menjalani sanksi selama delapan bulan. Ini sebagai imbas kasus doping yang menimpanya dalam Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen, Denmarj, pada Agustus.

Sanksi itu baru bebas pada 1 Mei lalu. Nah, usai lepas dari jeratan, Chong Wei juga langsung turun ke lapangan.

Hanya, lelaki 32 tahun tersebut berlaga di ajang beregu yakni Piala Sudirman 2015 dan SEA Games 2015. Hasilnya pun memuaskan.

Di Piala Sudirman yang dilaksanakan di Guangdong, Tiongko, 10-17 Mei itu, Chong Wei tak pernah terkalahkan. Sayang, Malaysia gagal menjadi juara dalam ajang beregu campuran tersebut.

Namun, itu balasnya dalam SEA Games 2015 di 10-16 Juni, dia mampu mengantarkan negerinya meraih emas bergu. Dia tak terkalahkan dalam ahang dua tahunan bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut.

Menariknya, seperti halnya di Piala Sudirman dan SEA Games, Chong Wei tak terkalahkan.


Distribusi gelar AS Grand Prix Gold 2015
Tunggal putra: Lee Chong Wei (Malaysia)  v Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) 22-20, 21-12

Tunggal putri: Nozomi Okuhara (Jepang x1) v Sayaka Sato (Jepang) 21-16, 21-14

Ganda putra: Liu Junhui/Lu Yuchen (Tiongkok) v Manu Attri/Summeth Reddy (India) 21-12, 21-16

Ganda putri: Yu Yang/Zhong Qianxin (Tiongkok x5) v Ayane Kurihara/Naru Shinoya (Jepang) 21-14, 21-10

Ganda campuran: Huang Kaixiang/Huang Dongping (Tiongkok) v Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong x2) 21-15, 21-14

x=unggulan

Tiga Kali Vittinghus Tak Perna Menang

FINAL: Hans-Kristian Vittinghus (foto:rawbite)
SELAMA 2015, capaian Hans-Kristian Vittinghus belum ada memuaskan. Sebaliknya, tumbang di babak awal sudah menjadi langganan bagi pebulu tangkis tunggal putra Denmark tersebut.

Tercatat, dia enam kali langsung tersungkur di babak pertama yakni di All England Super Series Premier, India Super Series, Malaysia Super Series Premier, Australia Super Series, dan Indonesia Super Series Premier. Hanya, di Singapura Super Series, Vittinghus mampu melangkah agak jauh meski itu hanya sampai di babak kedua.

Imbasnya, ranking yang dimiliki lelaki 29 tahun itu pun terus melorot.Sempat masuk 10 besar dunia di awal tahun, kini dalam ranking terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 18 Juni, Vitttinghus ada di posisi 18 dunia.

Namun, kans untuk mendongkrak peringkat terbuka. Itu setelah dia menembus babak final Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2015.

Dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di New York pada Sabtu waktu setempat (20/6/2015) atau Minggu WIB (21/6/2016), tunggal ketiga Denmark tersebut menumbangkan unggulan teratas Chou Tien Chen dari Taiwan dengan tiga game 12-21, 21-11, 21-13. Ini merupakan pertemuan perdana dari kedua pebulu tangkis.

Hanya, untuk menjadi juara bukan hal yang mudah. Di babak final, Vittinghus akan bersua dengan Lee Chong Wei asal Malaysia, yang di semifinal melibas Sai Praneenth (India) 21-9, 21-17.

Dari rekor pertemuan (head to head), Chong Wei di atas angin. Dia selalu menang dalam tiga kali pertemuan.  Kali terakhir, Vittinghus menyerah di Indonesia Super Series Premier 2014 dengan dua game langsung 18-21, 11-21. (*)

Agenda final AS Grand Prix Gold 2015
Tunggal putri: Nozomi Okuhara (Jepang x1) v Sayaka Sato (Jepang)

Ganda campuran: Huang Kaixiang/Huang Dongping (Tiongkok) v Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong x2)

Ganda putri: Ayane Kurihara/Naru Shinoya (Jepang) v Yu Yang/Zhong Qianxin (Tiongkok x5)

Tunggal putra: Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) v Lee Chong Wei (Malaysia)

Ganda putra: Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok) v Manu Attri/Summeth Reddy (India)

x=unggulan
start: pukul 13.00 waktu setempat

BAM pun Korbankan Wei Feng

Chong Wei Feng tak berlaga di Jakarta (foto:thestar)


BAM gunakan wewenangnya. Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia tersebut memilih memberangkatkan Lee Chong Wei dibandingkan Chong Wei Feng dalam Kejuaraan Dunia 2015 yang dilaksanakan di Jakarta pada 10-16 Agustus.

Padahal, secara ranking, Wei Feng jauh unggul. Saat batas ranking terakhir yang dipakai pada 24 Mei dan dirilis 28 Mei, dia ada di posisi 34. Sementara, di saat yang sama, Chong Wei hanya berada di posisi 47.  Satu tempat lagi di Kejuaraan Dunia 2015 diberikan BAM kepada Zulkifli Zulfadli.

Bagi BAM, Chong Wei masih diharapkan mampu tampil bagus dan memberikan prestasi.  Meski, saat ini, rankingnya sangat jeblok.

Dari peringkat yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 18 Juni 2015, lelaki 32 tahun tersebut ada di posisi 180 dunia. Lama absen dari berbagai turnamen membuat ranking Chong Wei merosot tajam.

Ini disebabkan dia sempat absen selama delapan bulan karena sanksi yang diberikan BWF. Ini imbas dari doping yang dituduhkannya saat mengikuti Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen.

Padahal, ketika itu, bapak satu anak itu mampu menembus final. Sayang, di final, Chong Wei dikalahkan Chen Long asal Tiongkok. 

Pada 2013, Chong Wei juga kalah di babak pemungkas. Saat itu, di Guangzhou, dia menyerah kepada pebulu tangkis Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, lainnya Lin Dan di final. Super Dan, julukan Lin Dan, juga yang memupus ambisinya pada 2011 di London, Inggris. (*)

Meretas Jejak Kembali ke Puncak

MASA JAYA: Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto:thestar)
PASANGAN Koo Kien Keat/Tan Boon Heong layak kembali diperhitungkan. Baru dua kali tampil, kini, ganda putra yang pernah menjadi andalan Malaysia tersebut sudah berada di posisi 100 besar.

Dalam ranking yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 18 Juni lalu, Kien Keat/Boon Heong duduk di posisi 92.  Hasil dari dua turnamen yang diikuti memang termasuk memuaskan.

Pekan lalu, keduanya mampu menjadi juara dalam Sri Lanka Challenge 2015. Dalam final yang dilaksanakan 6 Juni 2015, Kien/Keat melibas rekan senegaranya sendiri Kah Ming Chooi/Yao Han Ow dengan dua game langsung 21-19, 21-17.

Sebelumnya, Kien Keat/Boon Heong menembus perempat final turnamen super series, Australia Open. Mereka gagal melaju ke semifinal usai dijegal pasangan Tiongkok yang diunggulkan di posisi keenam Liu Xiaolong/Qiu Zihan 11-21, 19-21.

Posisi 92 dunia memang masih jauh dari posisi terbaiknya. Pada akhir Desember 2010, Kien Keat/Boon Heong pernah duduk di posisi nomor satu dunia. Bahkan, hingga Mei 2013, mereka masih aman di lima besar.

Pada awal 2014, Kien Keat/Boon Heong berpisah. Itu setelah Kien Keat memutuskan meninggalkan BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) dan memilih menjadi pelatih merangkap pemain di Granular Thailand.

Jejak ini diikuti oleh Boon Heong pada awal 2015. Hingga akhirnya, keduanya pun bergabung kembali sebagai pasangan mandiri.

Bahkan, ambisi kembali ke puncak pun masih menggebu. Dengan mengejar poin sebanyak-banyaknya, Kien Keat/Boon Heong pun sudah tercatat sebagai peserta Taiwan Grand Prix Gold yang dilaksanakan 14-19 Juli mendatang. (*)

Jejak ranking Koo Kien Keat/Tan Boon Heong
18 Februari 2015: 225

19 Maret 2015: 219

16 April 2015: 214

14 Mei 2015: 212

4 Juni 2015: 120

11 Juni 2015: 93

18 Juni 2015: 92

Sumber: BWF

Jepang Kuasai Semifinal

TERATAS: Nozomi Okuhara (foto:badzine)
JEPANG menguasai nomor tunggal putri Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2015. Bahkan, gelar sudah di tangan wakil Negeri Sakura, julukan Jepang, sejak babak semifinal.

Ini setelah empat slot babak empat besar dihuni semua oleh pebulu tangkis Jepang. Mereka mampu mengatasi lawan-lawannya dalam pertandingan yang dilaksanakan di New York pada Jumat wakttu setempat (19/6/2015) atau Sabtu WIB (20/6/2015).

Unggulan teratas Nozomi Okuhara melibas kompatriot (rekan senegara) Minatsu Mitani dengan dua game langsung 21-8,21-15. Di semifinal, pebulu tangkis ranking 10 dunia itu ditantang unggulan keempat Sayaka Takahashi, yang di perempat final menundukkan Cheung Ngan Yi (Hongkong) 21-17, 22-20.
Dalam tiga kali pertemuan sebelumnya, Nozomi unggul dua kali termasuk dalam pertemuan terakhir di Malaysia Grand Prix Gold 2015 dengan 21-13, 21-17.

Sementara, semifinal lainnya mempertemukan Sayaka Sato dengan unggulan kedua Akane Yamaguchi. Di perempat final, Sayaka menghentikan perlawanan Yaying Shen (Tiongkok) dengan 21-7,8-21, 21-9 dan Akane mengalahkan Korsty Gilmour (Skotlandia) 21-23, 21-13, 21-16. Meski satu negara, Sayaka dan Akane belum pernah bertemu dalam pertandingan internasional. (*)

Finalis Indonesia Open Tersingkir Awal

Yui Hashimoto di Indonesia Super Series Premier 2015
YUI Hashimoto membuat kejutan di Indonesia Super Series Premier 2015. Tampil dengan status nonunggulan, tunggal putri asal Jepang tersebut mampu menembus final.

Namun, sejak babak pertama, Yui suddah menarik perhatian. Dalam penampilan perdananya di ajang berhadiah total USD 800 ribu tersebut, dia langsung menumbangkan Carolina Marin asal Spanyol dengan rubber game 10-21, 21-15, 21-17.

Pebulu tangkis Indonesia Maria Febe Kusumastuti termasuk yang jadi korban Yui. Di perempat final, Febe, sapaan karib Maria Febe Kusumastuti, disikatnya juga dengan tiga game 16-21, 21-16, 22-20.

Tiket ke final pun ditangannya usai mempermalukan unggulan kedelapan asal Tiongkok Wang Yihan 21-17, 9-21, 21-17. Sayang, di final yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 7 Juni 2015, Yui menyerah cepat dengan dua game 11-21, 10-21 kepada juara dunia 2013 Ratchanok Intanon.

Tapi, hasil di Indonesia Super Series Premier sudah membuat kemampuan Yui bakal diperhitungkan. Namun, ternyata, perempuan 25 tahun dengan peringkat 23 dunia tersebut kembali redup.

Di Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2015, dia sudah tersingkir di babak kedua. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di New York pada Kamis waktu setempat (18/6/2015), Yui menyerah tiga game 21-17, 12-21, 18-21 kepada kompatriot (rekan senegara) Minatsu Mitani, yang juga unggulan keenam.

Memang dari ranking, dia kalah dari Minatsu. Saat ini, Yui ada di posisi 23 atau tujuh setrip di bawah lawannya.

Begitu juga dalam rekor pertemuan. Yui hanya menang sekali dalam lima kali pertemuan.

Namun, satu kemenangan itu sangat berharga karena terjadi dalam pertemuan terakhir. Di Indonesian Super Series Premier 2015, Yui unggul tiga game 11-21, 21-19, 21-8.  Hanya, penampilannya di Jakarta gagal dipertahankan di Negeri Paman Sam, julukan AS.  (*)