WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Ihsan Gagal Ulangi Kenangan SEA Games 2015

Kegembiraan Ihsan dan duka Suppanyu di SEA Games 2015
DI SEA Games 2015, Indonesia mampu merebut emas beregu putra. Dalam ajang yang dilaksnakan di Singapura pada Juni itu, merah putih mengalahkan Thailand dengan skor tipis 3-2.

Ihsan Maulana Mustofa menjadi penentu kemenangan. Dalam partai kelima atau tunggal putra ketiga, dia menundukkan Suppanyu Avihingsanon dengan rubber game 20-22, 21-16, 21-9.

Nah, laga penentuan pesta olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut kembali terulang di Vietnam Grand Prix 2015. Tapi, itu bukan terjadi di babak final.

Ihsan menghadapi Suppanyu lagi di babak pertama turnamen berhadiah USD 50 ribu itu. Sayang, hasilnya berbeda dengan SEA Games 2015.

Kali ini, pebulu tangkis asal Pelatnas Cipayung tersebut menyerah. Ihsan kalah tiga game yang memakan waktu  1 jam 10 menit dengan 21-17, 15-21, 19-21 dalam pertandingan di Ho Chi Minh pada Selasa waktu setempat (25/8/2015).

Kekalahan juga dialami rekan berlatih Ihsan di Cipayung, Firman Abdul Kholik. Pebulu tangkis yang direkrut dari Mutiara Bandung tersebut menyerah 18-21, 21-14, 17-21 kepada unggulan keempat asal India Ajay Jayaram.

Sementara, dua rekanya yang lain, Jonatan Christie dan Anthony Ginting, bertahan dan lolos ke babak kedua.Jonatan, yang diunggulkan di posisi kedelapan, menghentikan perlawanan Chiang Jiann Shiarng dari Malaysia dengan 21-13, 21-14. Sedang Antony juga melibas wakil negeri jiran lainnya, Soong Joo Ven, dengan tiga game 16-21, 21-13, 21-14.

Hanya, dibandingkan Jonatan, Anthony bakal menemui lawan berat di babak kedua. Dia bersua dengan unggulan ke-11 yang juga dari Malaysia Zulfadli Zulkifli.  Jonatan sendiri akan dijajal pebulu tangkis India Sameer Verma. 

Wakil Indonesia lainnya, Tommy Sugiarto, belum menemui ganjalan berarti. Unggulan teratas ini hanya butuh waktu 32 menit untuk melibas Al Wei Jian (Malaysia) dengan 21-12, 21-13. (*)

Pernah Dapat Gelar Separo

Flandy  saat juara pada 2009 (foto:badzine)
TURNAMEN bulu tangkis Vietnam Open sudah digelar sejak 1996. Namun, pada 1998 hingga 2005, turnamen tersebut pernah berhenti berputar..

Selama 11 tahun ppula, Indonesia mendominasi gelar. Memang, tak pernah pebulu tangkis merah putih mendominasi.

Namun, pengoleksi gelar terbanyak, Indonesia mengalahkan Tiongkok, yang selama ini selalu berjaya di berbagai turnamen.

Wakil merah putih menggondol 22,5 gelar. Unggul dari Negeri Panda, julukan Tiongkok, yang memperoleh 9 dan Korea Selatan dengan 8 kali.

Tentu ada yang aneh. Kok ada 0,5? Ya, ini dikarenakan pada 2009, Indonesia menjadu juara ganda campuran. Hanya, saat itu Flandy Limpele menggandeng atlet yang bukan dari Indonesia. Dia berpasangan dengan

Saat itu, posisi Flandy sudah bukan lagi penghuni Pelatnas Cipayung. Sebelumnya, dia dikenal pebulu tangkis spesialis ganda.

Di ganda putra, dia mencuat namanya ketika berpasangan dengan Eng Hian, yang kini menjadi pelatih ganda putri di Pelatnas Cipayung. Keduanya pernah hengkang dengan membela bendera Inggris sebelum akhirnya kembali ke Cipayung.

Flandy/Eng Hian menjadi penyumbang medali perunggu pada Olimpiade Athena 2004 dan peraih perunggu nomor ganda campuran Kejuaraan Dunia 2007 berpasangan dengan Vita Marissa. (*)

Distribusi gelar di Vietnam Open
1.Indonesia                        22,5

2.Tiongkok                           9

3. Korea Selatan                  8

4. Vietnam                            4

5.Malaysia                            3

6. Thailand                           3

7.Singapura                          2

8.Inggris                               1

9. Rusia                                1

10. Jepang                            1

11. Taiwan                           0,5
Cheng Wen-hsing dari Taiwan.

Gagal Tambah Jatah di Babak Utama

KANDAS: Setyaldi Putra Wibowo (foto;PBSI)
WAKIL Indonesia di babak utama Vietnam Grand Prix 2015 gagal bertambah.Dua pebulu tangkis merah putih, Kho Henrikho Wibowo dan Setyaldi Putra Wibowo, menyerah kepada lawan-lawannya dalam pertandingan perebutan tiket ke babak utama turnamen berhadiah USD 50 ribu tersebut.

Henrikho dipaksa takluk  dua game langsung 9-21, 13-21 kepada Zulhaemi Zulkiflli dari Malaysia. Sementara,  Setyaldi kalah rubber game 21-7, 6-21, 21-23 kepada Chen Chun-Wei dari Taiwan.

Satu wakil lagi di babak kualifikasi, Andrew Susanto sudah tumbang di penampilan perdana. Putra peraih medali perunggu Olimpiade tunggal putra Hermawan Susanto tersebut tunduk 16-21, 15-21, 11-21 kepada pebulu tangkis senior Malaysia Muhammad Hafiz Hashim.

Di babak utama, Indonesia menempatkan wakil. Bahkan, unggulan teratas ditempati wakil merah putih, Tommy Sugiarto.

Selain itu, ada juga kuarter Pelatnas Cipayung Jonatan Christie, Firman Adul Kholik, Anthony Ginting, dan Ihsan Maulana Mustofa.

Ada juga para mantan penghuni kawah cadradimuka pebulu tangkis Indonesia seperti Andre Kurniawan Tedjono, Dionysius Hayom Rumbaka, Wisnu Yuli Prasetyo, dan Shesar Hiren Rustavito, maupun Alamsyah Yunus.

Tahun lalu, gelar juara tunggal putra disabet Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka. Di final, pebulu tangkis asal klub Djarum Kudus tersebut menundukkan Prannoy Kumar dari India dengan 18-21, 21-15, 21-18.

Selain tunggal putra, tiga posisi terhormat lainnya juga disabet wakil Indonesia. Andrei Adistis/Hendra Aprida Gunawan (ganda putra), Maretha Dea Giovani/Rosyita Eka Putri (ganda putri), dan Muhammad Rijal/Vita Marissa (ganda campuran). Sementara, gelar tunggal putri disabet wakil Jepang Nozomi Okuhara. (*).

Dari Singapura, Langsung Main di Liga Junior Malaysia

BERSAMBUNG: Jauza Sugiarto/Apriani
APRIANI dan Jauza Fadhila Sugiarto seperti tak kenal lelah. Kok bisa? Ya, sehari setelah juara di Singapura International, keduanya tampil di Junior Purple League di Malaysia.

Apriani dan Jauza membela Cheras dalam pertandingan yang dilaksanakan Minggu (24/8/2015). Sayang, kontribusi keduanya gagal membawa klubnya memetik kemenangan atas Klang United. Dengan lima partai yang digelar dan menghitung game menang-kalah, Cheras kalah 7-11.

Apriani turun di nomor ganda campuran. Sedangkan Jauza, yang merupakan adik kandung pebulu tangkis tunggal putra terbaik Indonesia saat ini Tommy Sugiarto, berlaga di nomor tunggal.

Pasangan Apriani/Ammer Amri menang 11-9, 11-7, 11-5  atas Leon Jun Hao/Lim Jing Ning. Sayang, Jauza menyerah 7-11, 4-11, 8-11.

Kekalahan Jauza tersebut membuat Cheras kehilangan tiga partai. Pil pahit juga ditelan di nomor tunggal putra dan ganda putra. Sementara di ganda putri, mereka memetik kemenangan.

Hanya, pasangan yang ditampilkan bukan Apriani/Jauza. Cheras mempercayakan kepada Ng Wan Win/Pearly Tan Koong.

Pada Sabtu (22/8/2015), Apriani/Jauza yang berasal dari Pelita Bakrie menjadi juara di Singapura International 2015. Dalam pertandingan final, mereka mengalahkan sesama pasangan Indonesia yang digembleng di Pelatnas Cipayung Melvira Oklamona/Rika Rositawati dengan 22-20, 16-21,21-10. 

Ini menjadi kekalahan pertama Cheras. Pekan sebelumnya (16/8/2015), mereka telah dua kali memetik kemenangan. Yakni melibaas Puchong United 10-8 (15/8/2015) dan mengalahkan Serdang dengan 11-7 (16/8/2015).  Saat itu, Apriani dan Jauza menyumbangkan poin berharga.

Dalam daftar peserta, banyak pebulu tangkis muda Indonesia yang ikut ambil bagian. Di antara Jonatan Christie dan Firman Abdul Kholik, dua atlet masa depan merah putih di tunggal putra. (*)

Akhirnya Yuhan Bisa Juga

Yuhan Tan (kanan) di atas podium (foto:twitter)
PENANTIAN juara Yuhan Tan berakhir. Ini setelah pebulu tangkis Belgia berdarah Indonesia tersebut mampu naik ke podium terhormar nomor tunggal putra dalam Turki International 2015. Dalam final yang dilaksanakan di Istanbul pada Minggu waktu setempat (23/8/2015), Yuhan, yang diunggulkan di posisi kedua, menang rubber game 12-21, 21-13, 21-18 atas Misha Zilberman.

''Iya ini gelar pertama saya di 2015. Semoga ada lagi di tahun ini,'' tulis Yuhan Tan saat dihubungu melalui jejaring sosial.

Kemenangan ini juga memperbesar rekor kemenangan Yuhan atas lawannya yang berperingkat 44 atau 30 setrip di atasnya tersebut. Dalam enam kali pertemuan, Yuhan hanya sekali kalah.

Sebenarnya, pada 2015, Yuhan nyaris menjadi juara. Dia mampu menembus babak final Belanda International.

Sayang, di laga terakhir, kakak kandung Lianne Tan itu takluk 21-11, 22-20 kepada Anders Antonsen. Padahal, saat itu, Yuhan diunggulkan di posisi kedua, sedangkan lawannya nonunggulan.

Dua tahun lalu dalam kejuaraan yang sama, dia juga juara. Ketika itu, lelaki 28 tahun itu menghentikan perlawanan Iztok Utrosa (Slovenia) unggul dua game 21-11, 21-12. (*)

Distribusi gelar Turki International 2015
Tunggal putra: Yuhan Tan (Belgia x2) v Misha Zilberman (Israel x1) 12-21, 21-13, 21-18

Tunggal putri: Kati Tolmoff (Estonia x2) v Laura Sarosi (Hungaria x3) 21-13, 21-11

Ganda putra: Gergely Krausz/Tovannakasem Samatcha (Hungaria/Thailand) v Ashkan Fesahati/Mohamad Reza (Iran) 21-6, 21-6

Ganda putri: Kader Inal/Fatma Nur (Turki x2) v Cemre Fere/Ebru Yazgan (Turki) 21-13, 21-15

Ganda campuran: Melih Turgut/Fatma Nur (Turki x2) v Serdar Koca/Emine Demirtas (Turki) 21-14, 20-22, 21-11

x=unggulan

Marin Hindari Aib Indonesia Open

Yui Hashimoto
YUI Hashimoto pernah jadi mimpi buruk bagi pebulu tangkis Spanyol Carolina Marin. Juara dunia tunggal putri edisi 2014 dan 2015 tersebut pernah dipermalukan wakil Jepang itu dalam Indonesia Super Series Premier 2015.

Saat itu, dalam pertandingan yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 3 Juni 2015, Marin menyerah rubber game 21-10, 15-21, 17-21. Ironisnya, kekalahan tersebut terjadi di babak pertama turnamen berhadiah USD 800 ribu tersebut. Selain itu, sepekan sebelumnya, Marin juga baru saja menjadi juara Australia Super Series 2015.

Ini juga nyaris sama. Marin bertemu lagi dengan Yui dengan status baru saja menjadi juara dunia.

Secara ranking, pebulu tangkis Negeri Sakura, julukan Jepang, itu kalah jauh. Dia ada di posisi 20 dunia. Sementara, Marin ada di posisi kedua.

Di Jepang Super Series 2015, Marin yang berada di grup atas bakal menghadapi perjuangan berat. Jika menang ataas Yui, besar kemungkinan dia akan ditantang wakil tuan rumah lainnya, Sayaka Takahashi.

Tahun lalu di Jerman Grand Prix Gold, Marin pernah kalah. Dia menyerah 21-18, 13-21, 19-21.

Undian pun akan mempertemukan lawan terberatnya dalam Kejuaraan Dunia 2015 dengan Wang Shixian dari Tiongkok. Untuk sementara, Marin unggul tiga kali dalam lima kali pertemuan.

Kali terakhir, keduanya bersua dalam perempat final Kejuaraan Dunia 2015. Marin menang dua game langsung 21-17, 21-19.

Unggulan kedua di Jepang Super Series 2015 ditempati Saina Nehwal. (*)

Bukan karena Ada Perbedaan

Firman Abdul Kholik, unggulan teratas
PELATNAS Cipayung punya kuarter tunggal putra. Mereka adalah Jonatan Christie, Firman Abdul Kholik, Anthony Sinisuka Ginting, dan Ihsan Maulana Mustofa.

Namun, dari drawing (undian) yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), hanya ada nama Firman dan Anthony yang ikut ambil bagian dalam Indonesia Challlenge 2015. Sementara, Jonatan dan Ihsan absen dalam ajang yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada 1-6 Juni 2015 tersebut.

''Jonatan dan Ihsan dipersiapkan ke Jepang dan Korea (Selatan). Jadi nggak bisa tampil di Surabaya karena waktunya mepet,'' kata Imam Tohari, salah satu pelatih nomor tunggal putra di Pelatnas Cipayung.

Namun, dia menolak jika keduanya levelnya dianggap di atas Firman dan Anthony. Alasannya, Jonatan dan Ihsan dianggap lebih siap.

Ya, turnamen di Jepang dan Korea Selatan levelnya jauh di atas Indonesia Challenge. Keduanya merupakan turnamen dengan level super series, yang merupakan turnnamen kasta kedua. Sementara Indonesia Challenge merupakan turnamen level kelima di kalender BWF.

''Semua kemampuannya sama nggak ada perbedaan. Hanya, Jonatan dan Ihsan kondisi siap main di super series,'' ungkap Imam.

Karena bermain di level challenge, lelaki yang pernah menjadi pelatih di Jepang tersebut pun memasang target tinggi kepada Firman dan Anthony. Apa itu? Keduanya harus bisa menjadi juara dalam turnamen berhadiah total USD 20.000 tersebut.

Apalagi, Firman merupakan unggulan teratas. Kans dia menjadi juara lebih terbuka. (*)

Kalah karena Kido Cedera

BATAL TAMPIL: Markis Kido/Pia Zebadiah
PASANGAN Markis Kido/Pia Zebadiah gagal menjadi juara ganda campuran dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jogjakarta. Pasangan kakak-adik tersebut kalah oleh rekan satu klubnya di Jaya Raya Jakarta Irfan Fadilah/Weni Anggraini dalam pertandingan final yang dilaksanakan di GOR Amongrogo pada Sabtu WIB (22/8/2015).

Hanya, Kido/Pia kalah dalam sebuah pertandingan. Keduanya dinyatakan kalah walkover (WO).

''Kido mengalami sakit sehingga tak bisa bertanding,'' kata Ketua Bidang Pertandingan dan Perwasitan PP PBSI Eddyanto Sabarudin.

Di atas kertas, sebenarnya Kido/Pia bisa memangkan pertandingan. Dari ranking sekarang, mereka masih unggul.Saat ini,Kido/Pia ada di posisi 24 sedangkan lawannya di posisi 37.

Di babak semifinal, pebulu tangkis yang sama-sama memulai karirnya dari nomor tunggal tersebut menundukkan raja sirnas nomor ganda campuran Ardiansyah/Devi Tika (Berkat Abadi Banjarmasin) dengan dua game langsung 21-13, 21-18. Sementara Irfan/Weni juga unggul dua game saat mematahkan perlawanan pasangan Pertamina Afiat Yuris Wirawan/Nadya Melati 21-19, 21-15.

Jika raja sirnas ganda campuran gagal, sebaliknya di nomor tunggal putra. Alamsyah Yunus kembali naik ke podium terhormat. Dia menundukkan rekan satu klubnya di JR Enkei Nugroho Andi Saputro dengan 14-21, 21-13, 21-15. (*)


Hasil kelompok dewasa Sirnas Seri Jogjakarta

Tunggal putra: Alamsyah Yunus (JR Enkei Jakarta x1) v Nugroho Andi Saputro (JR Enkei Jakarta x3) 14-21, 21-13, 21-15

Tunggal putri: Febby Angguni (Tjakrindo Masters Surabaya x2) v Aprilia Yuswandari (Semen Gresik x1) 21-14, 21-12

Ganda putra: Fernando Kurniawan/Fran Kurniawan (Djarum Kudus x8) v Christopher Rusdianto/Tri Kusumawardhana (Suryanaga x4) 21-14, 21014

Ganda putri: Dian Fitriani/Nadya Melati (Pertamina x2) v Komala Dewi/Vita Marissa (Djarum Kudus) 21-8, 21-17

Ganda campuran: Irfan Fadilah/Weni Anggraini (Jaya Raya Jakarta x3) v Markis Kido/Pia Zebadiah (Jaya Raya Jakarta x2) wo

Pertama buat Gregoria Mariska

Gregoria Mariska memetik hasil gemilang di Singapura
TIGA gelar diraih pebulu tangkis Indonesia dari Singapura Internasional 2015. Posisi terhormat tersebut disumbangkan Gregoria Mariska di tunggal putri, Apriani/Jauza Fadhila Sugiarto (ganda putri), dan Hafiz Faizal/Shella Devi Aulia (ganda campuran).

Sayang, satu wakil lainnya di babak final, pasangan ganda putra Hardianto/Kenas Adi Haryanto menyerah dari Hee Yong Kai/Loh Kean Hean dari Singapura. Mereka kalah 21-13, 16-21, 19-21 dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Singapura pada Sabtu waktu setempat (22/8/2015).

Khusus bagi Gregoria, kemenangan di Negeri Singa, julukan Singapura, ini menjadi catatan manis. Untuk kali pertama, pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut mampu menjadi juara di ajang internasional. Gregoria harus memeras keringat selama 31 menit untuk menghentikan perlawanan Yeo Jia Min dengan 22-20, 21-15.

Sebelumnya, capaian terbaiknya adalah menembus babak final di Malaysia Challenge 2014. Gregoria gagal menjadi juara usai ditundukkan Chen Jiayun dari Singapura dengan dua game 8-21, 19-21.

Dia juga menjadi satu-satunya pebulu tangkis tunggal putri Indonesia naik di podium terhormat di segala ajang. Hasil tersebut tetap layak dapat apresiasi, meski hanya di turnamen kasta kelima dari lima kasta yang masuk dalam kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).

Di Singapura International 21015, hanya di nomor tunggal putra, merah putih gagal meloloskan wakil. Capain terbaik duta Indonesia adalah menembus babak perempat final melalui Fikri Ihsan Hadmadi.

Final tunggal putra terjadi antara sesama wakil Malaysia, Iskandar Zulkarnain Zainudin dengan Soo Teck Zhi. Laga ini dimenangkan Iskandar, yang juga unggulan teratas, dengan dua game langsung 21-11, 21-15. (*)

Distribusi juara Singapura Internasional 2015
Tunggal putra:  Iskandar Zulkarnain Zainudin (Malaysia x1) v Soo Teck Zhi (Malaysia x3) 21-11, 21-15

Tunggal putri: Gregoria Mariska (Indonesia) v Yeo Jia Min (Singapura) 22-20, 21-15

Ganda putra: Hee Yong Kai/Loh Kean Hean (Singapura) v Hardianto/Kenas Adi Haryanto (Indonesia x7) 13-21, 21-16, 21-19

Ganda putri: Apriani/Jauza Fadhila Sugiarto (Indonesia x2) v Melvira Oklamona/Rika Rositawati (Indonesia x7) 22-20, 16-21, 21-19

Ganda campuran:Hafiz Faisal/Shella Devi Aulia (Indonesia x2) v Tinn Isriyanate/Savitree Amitrapai (Thailand x5) 21-14, 21-17

Tunggal Putra Lepas dari Genggaman

Fikri Ihsandi (foto;PBSI)
INDONESIA gagal mendominasi Singapura International 2015.Dari lima nomor final yang dipertandingkan sabtu waktu setempat (22/8/2015), pebulu tangkis merah putih ''hanya'' menembus di empat nomor.

Ironisnya, nomor yang Indonesia gagal meloloskan wakilnya justru di nomor bergengsi, tunggal putra. Langkah wakil yang tersisa, Fikhri Ihsandi Hadmadi, hanya sampai babak perempat final. Unggulan keenam tersebut harus mengakui ketangguhan Iskandar Zulkarnain Zainudin, unggulan teratas dari Malaysia, dengan dua game langsung 14-21, 12-21.

Sementara, di empat nomor lainnya, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran, Indonesia mampu menempatan wakil di laga pemungkas. Salah satu yang mengejutkan adalah loloskanya Gregoria Mariskan.

Datang dengan status nonunggulan, pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut akan menantang Yeo Jia Min dari Singapura pada pertandingan yang dilaksanakan Sabtu waktu setempat (22/8/2015). Dalam laga semifinal yang dilaksanakan Jumat (21/8/2015), dia mengalahkan Thamolwan Poopradubsil dari Thailand dengan 21-10,21-19.Sementara, Jia Min yang tampil dari babak kualifikasi,menghentikan wakil Taiwan Hsu Wen Chi dalam pertarungan tiga game 21-12, 18-21, 21-18.

Gregoria belum pernah berjumpa dengan Jia Min. Hanya, melihat ranking terakhir, dia layak memenangkan pertandingan.

Dari ranking yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir pada 20 Agustus lalu, Gregoria ada di posisi 125. Sedangkan wakil tuan rumah hanya di ranking 462.

Duel antara wakil Indonesia dengan pebulu tangkis Negeri Singa, julukan Singapura, juga terjadi di ganda putra. Hardianto/Kenas Adi Haryanto, yang ditempatkan sebagai unggulan ketujuh, dijajal Hee Yong Kai/Loh Kean Hean. (*)

Agenda final Singapura International 2015
Tunggal putra: Iskandar Zulkarnain Zainudin (Malaysia x1) v Teck Zhi Soo (Malaysia x3)

Ganda putri: Melvira Oklamona/Rika Rositawati (Indonesia x7) v Apriani/Jauza Sugiarto (Indonesia x2)

Tunggal putri: Yeo Jian Min (Singapura)v Gregoria Mariska (Indonesia)

Ganda campuran: Tinn Isriyanate/Savitree Amitrapai (Thailand x5) v Hafiz Faisal/Shella Devi Aulia (Indonesia x2)

Ganda putra: Hee Yong Kai/Lon Kean Hean (Singapura) v Hardianto/Kenas Adi Haryanto (Indonesia x7)

x=unggulan

Vietnam pun Mulai Ada yang Juara

Le Thu Huyen/Pham Nhu Thao (foto:thethao)
VIETNAM mulai serius di bulu tangkis. Kini, negeri di Asia Tenggara tersebut tak lagi hanya mengandalkan Nguyen Tien Minh.

Bahkan, Vietnam pun mulai rajin mengirim pebulu tangkis ke berbagai turnamen. Mereka pun bukan lagi sekadar sebagai penggembira.

Seperti di Bulgaria International 2015. Wakil Vietnam mampu membawa pulang dari turnamen yang menyediakan hadiah total USD 5000 tersebut.

Dua gelar tersebut dari nomor ganda putri dan ganda campuran. Di ganda putri, pasangan Le Thu Huyen/Pham Nhu Thao yang mengalahkan Marie Batomene/Anne Tran dengan dua game langsung 21-16, 21-9.

Secara ranking, Thu Huyen/Nhu Thao unggul di atas lawannya. Mereka ada di posisi 208 sedangkan Marie/Anne masih di 605.

Sedangkan di ganda campuran, pasangan Do Tuan Duc/Pham Nhu Thao tak perlu memeras keringat untuk naik ke podium terhormat. Lawannya di babak final, Alexander Bond/Ditte Soby Hansen mengundurkan diri.

Selama ini, Vietnam hanya identik dengan Tien Minh. Pebulu tangkis spesialis tunggal putra tersebut memang masih paling moncer.

Bahkan, dua tahun lalu di Guangzhou, Tiongkok, lelaki yang kini berusia 32 tahun tersebut mampu menembus babak semifinal. Dia juga sering menjuarai beberapa turnamen di level grand prix. (*)

Ranking tertingg Pebulu tangkis Vietnam (berdasar 20 Agustus 2015)
1. Tunggal putra: Nguyen Tien Ming (36)

2. Tunggal putri: Vu Thi Trang (48)

3. Ganda putra: Duong Bao Duc/Nguyen Hoang Nam (182)

4. Ganda putri: Nguyen Thi Sen/Vu Thi Trang (88)

5. Ganda campuran: Dao Man Thang/Pham Nhu Thao (119)

Ealah, Hanya Naik Empat Setrip

Lindaweni Fanetri tak banyak berubah rankingnya
LINDAWENI jadi sorotan dalam Kejuaraan Dunia 2015. Dia mampu menembus babak semifinal dalam ajang yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, itu.

Padahal, perempuan 26 tahun tersebut datang dengan status nonunggulan. Langkahnya dihentikan Saina Nehwal dari India dengan straight game 17-21, 17-21. Dia menjadi pebulu tangkis putri setelah Susi Susanti yang mampu melakukannya pada 1995.

Sayang, hasil dari Kejuaraan Dunia tersebut belum banyak mengantrol rankingnya. Dari rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada 20 Agustus 2015, Lindaweni berada di posisi 24 dunia.

Ini artinya, dia hanya naik empat setrip dari ranking sebelumnya. Dari Kejuaraan Dunia 2015, Lindaweni mengantongi poin 8400.

Memang, pebulu tangkis asal klub Suryanaga Surabaya tersebut belum menjadi atlet tunggal putri dengan ranking tertinggi dari Indonesia. Dia masih kalah oleh Maria Febe Kusumastuti yang di posisi 21.

Sedangkan di bawah Lindaweni, ranking wakil merah putih terpaut jauh. Ada Ruselli Hartawan di posisi 52 dan Hana Ramadhini di 59.

Di posisi teratas tunggal putri, Carolina Marin ternyata juga tak di sana. Juara dunia 2015 ini malah tergusur lawan yang dikalahkannya di fina, Saina Nehwal. (*)

Hendra/Ahsan Masih di Bawah Yong-dae/Yeon-seon

NAIK: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (foto:PBSI)
PASANGAN Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan naik satu setrip. Kini, dari daftar ranking terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 20 Agustus 2015, kini keduanya ada di posisi kedua.

Ini tak lepas dari hasil dari Kejuaraan Dunia 2015. Dalam ajang tahunan yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 10-16 Agustus 2015 tersebut, Hendra/Ahsan mampu menjadi juara. Dalam final, pasangan yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut mengalahkan wakil Tiongkok Liu Xiaolong/Qiu Zihan dengan dua game langsung 21-17, 21-14.

Hasil tersebut membuat Hendra/Ahsan memperolahan bonus 12.000 poin.Itu cukup menggeser pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen.

Hanya, donasi dari Kejuaraan Dunia 2015 belum mampu menggeser Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dari Korea Selatan. Di Jakarta, keduanya hanya sampai babak semifinal usai dipermalukan Hendra/Ahsan dua game langsung 21-17, 21-19. Kemenangan tersebut juga menjadi kemenangan perdana dengan dua game atas wakil Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut.

Kenaikan ranking juga dialami pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Kini, mereka ada di posisi kedua di bawah Zhang Nan/Zhao Yunlei dari Tiongkok.

Di Kejuaraan Dunia 2015, pasangan yang sama-sama berasal dari klub Djarum Kudus tersebut gagal menjadi juara. Langkahnya dihentikan Nan/Yunlei di babak semifinal.

Dalam ranking ganda campuran pula, sekarang merah putih menempatkan tiga wakilnya di 10 besar.Selain Tontowi/Liliyana, ada Riky Widianto/Richi Puspita Dili di posisi kesembilan dan Praveen Jordan/Debby Susanto satu setrip di bawahnya. (*)

Sudah Terhenti sebelum Semifinal

KALAH: Lianne Tan tersingkir di perempat final (foto:zimbio)
LANGKAH Lianne Tan di Bulgaria International 2015 terhenti. Dia gagal menembus babak semifinal turnamen yang menyediakan hadiah total USD 5.000 tersebut.

Lianne dipaksa harus mengakui ketangguhan Le Thu Huyen dari Vietnam dalam pertarungan perempat final selama tiga game 20-22, 21-13, 12-21 di Sofia Bulgaria pada Kamis waktu setempat (19/8/2015). Sebenarnya, di atas kertas, Lianne seharusnya bisa menang.

Dalam turnamen level terbawah dalam kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), pebulu tangkis yang mengalir darah Indonesia tersebut diunggulkan di posisi teratas. Dari sisi ranking, Lianne juga unggul jauh.

Dari ranking yang dikeluarkan BWF, dia ada di posisi 66. Sedangkan Thu Huyen di posisi 318.

Sebelumnya, di babak kedua, adik kandung tunggal putra andalan Belgia Yuhan Tan tersebut juga memeras keringat selama tiga game. Dia menang 21-19, 17-21, 21-13 atas atlet olahraga tepok bulu asal Prancis 21-19, 17-21, 21-13.

Kekalahan tersebut membuatnya gagal menambah koleksi juara selama 2015. Tahun ini, dia menjadi juara di dua ajang yakni Rumania International dan Belanda International.

Sementara itu, setelah menundukkan Lianne, Thu Huyen gagal melanjutkan kejutannya. Di hari yang sama, dia menyerah kepada Yvonne Li dari Jerman dengan tiga game 21-14, 25-27, 14-21.

Pertandingan final yang dilaksanakan Jumat waktu setempat (20/8/215), Yvonne berjumpa dengan Natalia Koch Rohde. Unggulan ketujuh asal Denmark tersebut melibas wakil Jerman lainnya Luise Heim dengan dua game langsung 21-11, 21-13. (*)


Agenda final Bulgaria International 2015
Tunggal putra:Lucas Claerbout (Prancis x4) v Raul Must (Estonia x2)

Ganda campuran: Do Tuan Duc/Pham Nhu Thao (Vietnam) v Alexander Bond/Ditte Soby Hansen (Denmark x3

Tunggal putri: Yvonne Li(Jerman) v Natalia Koch Rohde (Denmark x7)

Ganda putra: Daniel Nikolov/Ivan Rusev (Bulgaria) v Jordan Corvee/Julien Maio (Prancis)

Ganda putri: Le Thu Huyen/Pham Nhu Thao (Vietnam x1) v Marie Batomene/Anne Tran (Prancis)

x=unggulan

Ada Danny Bawa di Seri Jogja

PULANG: Danny Bawa dan Yu Yan di Kejuaraan Dunia 2015
ADA nama Danny Bawa Chrisnanta di Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jogjakarta. Namun, dia tak membela bendera Singapura, negara yang selama ini di belanya.

Danny pun juga tak berpasangan dengan Chayut Triyachart di ganda putra maupun dengan Yu Yan di ganda campuran. Lelaki yang sebenarnya berasal dari Jogjakarta itu tampil dengan tandem yang berbeda. Dia pun berlaga dengan bendera klubnya, Chrisnanta.

Di ganda putra, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut berpartner dengan Ignatius Rudy (Hiqua Semarang). Sedangkan di ganda campuran, lelaki 27 tahun tersebut berpasangan dengan Delis Yuliana (Trunodjoyo). Hasilnya, dia memenangi semua pertandingan perdananya.

Di ganda putra, Danny/Ignatius menumbangkan unggulan keenam asal Djarum Angger Sudrajat/Jeka Wiratama dengan straight game 21-8, 24-22 dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Amongrogo pada Rabu (19/8/2015).Di babak kedua, mereka menjajal ketangguhan Chrisna Adi Wijaya/Ridho Akbar (Halim Jakarta).

Di ganda campuran, Danny/Delis tak mengalami hambatan berarti. Mereka unggul mudah 21-14, 21-7 atas Christovel Karinda/Jesica Pertiwi(Mentari). Hanya, di babak kedua, mereka bakal menemui lawan berat.

Danny/Delis berjumpa dengan unggulan kedua Fran Kurniawan/Komala Dewi. Pasangan Djarum Kudus tersebut di babak pertama memperoleh bye.

Danny sendiri bersama Chayut termasuk pasangan yang disegani di kancah internasional. Saat ini, keduanya berada di posisi 25 dunia dan pernah di ranking 15 dunia. Di ganda campuran, dia pernah menembus posisi sembilan dunia pada 2013. (*)

Hana Naik Jadi Unggulan Teratas

KANDIDAT KUAT: Hana Ramadhini (foto:djarum)
KANS Indonesia merajai Victor Indonesia International Challenge 2015 terbuka. Dari daftar unggulan yang dliris BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), pebulu tangkis merah putih mendominasi.

Dari lima nomor yang dipertandingkan, semua unggulan teratas bukan dari Indonesia. Hanya, semula, kandidat kuat di nomor tunggal putri diduduki Thu Trang Vu dari Vietnam.Dengan ranking 39 dunia, dia mengungguli wakil Indonesia Hana Ramadhini, yang ''hanya'' berperingkat 52.

Namun, menjelang pengundian, dia mengundurkan diri. Ini membuat Hana pun naik ke posisi teratas.

''Peringkat unggulan didasarkan ranking per 13 Agustus,'' kata Ketua Panitia Victor Indonesia International Challenge 2015 Wijanarko Adi Mulya.

Sementara di empat nomor lainnya, tunggal putra, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran, wakil tuan rumah, tambahnya, berada di posisi teratas. Di tunggal putra, dengan ranking 54 dunia, Firman Abdul Kholik menjadi kandidat kuat juara.

Dengan tampil di Victor Indonesia International Challenge 2015, dia diharapkan mampu menempa kemampuannya. Apalagi, pada SEA Games 2015 di Singapura pada Juni lalu, Firman menjadi salah satu pilar utama saat mempersembahkan emas di nomor beregu.

''Tapi, persaingan tetap bakal sengit. Hanya, harapan kami, pebulu tangkis Indonesia juga mampu memberikan prestasi di Surabaya,'' lanjut Wijar, sapaan karib Wijanarko Adi Mulya.

Victor Indonesia International Challenge 2015 akan dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada 1-6 September mendatang. Turnamen berhadiah total USD 20 ribu tersebut akan diikuti oleh pebulu tangkis dari 15 negara. (*)




Daftar unggulan Indonesia Challenge 2015 (4 besar)

Tunggal putra:
1.Firman Abdul Kholik (Indonesia)          Ranking     54
2.Jin Jeon-Hyeok (Korsel)                                        73
3. Tan Chun Seang (Malaysia)                                   76
4.Suppanyu Avihingsanon (Thailand)                          82

Tunggal putri:
1. Hana Ramadhini (Indonesia)                                   52
2. Cheah Lyddia Yi Yu  (Malaysia)                              56
3.Tee Jing Yi (Malaysia)                                              58
4. Supanida Katethong(Thailand)                                 80               

Ganda putra
1.Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Indonesia)     39
2. Markis Kido/Agripinna Prima (Indonesia)                  45
3.Yohanes Rendy/Afiat Yuris Wirawan (Indonesia)         62
4.Berry Anggriawan/Rian Agung Saputro (Indonesia)     68

Ganda putri
1.Keshya Nurvita/Devi Tika (Indonesia)                         26
2.Dian Fitriani/Nadya Melati (Indonesia)                         37
3.Anggia Shitta/Ni Ketut Mahadewi (Indonesia)              49
4.Suci Rizky Andini/Maretha Dea Giovani (Indonesia)     59

Ganda campuran
1. Ronald Alexander/Melati Daeva Oktaviani (Indonesia) 21
2. Hee Yong Kai/Tan Wei Han (Singapura)                       39
3.Fran Kurniawan/Komala Dewi (Indonesia)                    44
4.Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika (Indonesia)            
49

Gabung Lagi usai dari Vietnam

Variella ''Lala'' Aprilsasi (foto:djarum)
PASANGAN Pia Zebadiah/Variella ''Lala'' Aprilsasi memulai debut dengan manis. Keduanya mampu menembus perempat final Taiwan Grand Prix Gold 215.

Pia/Lala gagal lolos ke semifinal usai dikalahkan pasangan Tiongkok Huang Yaqiong/Ma Jin dengan dua game langsung 11-21, 6-21. Tapi, poin yang dikumpulkan dari Taiwan sebanyak 3850 sudah cukup membuat mereka berada di posisi 226.

Tapi, sayang, pasangan tersebut tak bisa tampil bersama di Vietnam Grand Prix. Pia menggandeng pasangan yang berbeda.

Dalam turnamen berhadiah total USD 50 ribu itu, adik peraih emas Olimpiade 2008 Markis Kido tersebut menggandeng Weni Anggraini. Pisahkan Pia dengan Lala?

''Kami pisah hanya di Vietnam Grand Prix. Setelah itu, saya dan Pia main bareng lagi,'' ungkap Lala kepada smashyes.

Di Vietnam Grand Prix yang dilaksanakan 24-30 Agustus 2015, Pia tak bersamanya karena sudah didataftarkan oleh klubnya untuk bersama Weni.Kebetulan, keduanya berada di bawah naungan Jaya Raya.

''Sudah terlanjut didaftarkan. Di Taiwan lalu sebenarnya baru dicoba. Eh ternyata hasilnya lumayan bagus,jadi akan diteruskan,'' ucap Lala yang lama digembleng di Suryanaga Surabaya tersebut.

Di Jepang yang dimaksudnya adalah Jepang Super Series. Dengan ranking yang dimiliki, bisa jadi Pia/Lala akan merangkak dari babak kualifikasi.

Sebenarnya, kedua Pia dan Lala merupakan pebulu tangkis yang pernah sama-sama duduk di posisi 10 besar dunia. Itu ketika Pia berpasangan dengan Rizky Amelia Pradipta. Keduanya berpisah karena Rizky dipanggil masuk Pelatnas Cipayung.

Lala sendiri menanjak prestasinya ketika digandeng pebulu tangkis senior Vita Marissa. Hanya, keduanya pisah karena Vita dipasangkan dengan pebulu tangkis yang satu klub dengannya di Djarum. Lala kini berbendera Tjakrindo Masters. (*)

Laga Pia/Lala di Taiwan Grand Prix Gold 2015
Babak I: Chan Kaka/Yuen Sin Ying (Taiwan) 21-14, 21-18

Babak II: Savitree Amittrapai/Pacharapun Chochuwong (Thailand 22-20, 21-15

Perempat final: Huang Yaqiong/Ma Jin (Tiongkok) 11-21, 6-21

Semifinalis Junior Eropa Timba Ilmu di Surabaya

GABUNG: Arnaud (kanan) dan Maxim di GOR Sudirman
Indonesia tetap dianggap sebagai salah satu kiblat bulu tangkis dunia. Tak heran kalau beberapa pebulu tangkis asing pun banyak yang datang.

--
PEMUSATAN Latihan Daerah (Puslatda) Bulu Tangkis Jatim tengah berlatih di GOR Sudirman, Surabaya, pada pekan kedua Agustus. Belum banyak atlet yang bergabung karena mereka baru saja menjalani libur Lebaran.

Tapi, di lapangan pojok GOR Sudirman, pelatih Koko Pambudi serius menangani empat atlet olahraga bulu tepok tersebut. Hanya, dua di antaranya secara anatomi tubuh bukan orang Indonesia.

''Ya, mereka merupakan pebulu tangkis Prancis. Saat ini, keduanya ikut berlatih bersama kami,'' ungkap Koko.

Kedua pebulu tangkis asal Negeri Anggur tersebut adalah Arnaud  Merkle dan Maxim Ziegler. Mereka berasal dari Kota Mulhouse.

''Tahun lalu, saya sudah datang ke sini. Dulu, saya berlatih di Suryanaga,''ungkap Arnaud.

Dia mengakui mengalami perkembangan yang pesat sejak digembleng di Surabaya. Hasilnya, dia menjadi semifinalis Kejuaraan Eropa U-15.

''Saya berlatih di Surabaya selama dua bulan. Kali ini juga waktunya sama.'' terang lelaki jangkung dengan tinggi mencapai 180 sentimeter tersebut.

Sementara, Maxim merupakan pebulu tangkis peringkat empat nasional di kelompok umur U-17. Dia memilih Kota Pahlawan, julukan Surabaya, karena mendengar info bagusnya pembinaan.

''Kami memperoleh semuanya di sini. Skill dan stamina kami mengalami peningkatan,'' ujar Arnaud.

Bedanya dengan tahun lalu, kini keduanya juga akan menjajal kemampuan dalam ajang Sirkuit Nasional (Sirnas). Arnaud dan Maxim berlaga di Sirnas Jogjakarta yang dilaksanakan 18-23 Agustus.

Hanya sayang, mereka tak bisa turun dalam turnamen internasional, Indonesia Challenge. Alasannya, Arnaud dan Maxim belum mempunyai peringkat dunia karena usianya yang masih belia.

Koko pun berharap bukan hanya Arnaud dan Maxim yang akan digemblengnya. Tapi juga para pebulu tagkis yang ada belahan bumi lain.

''Biar bulu tangkis semakin berkembang,'' terang lelaki yang juga menjadi salah satu pengurus di Pengprov PBSI Jatim tersebut. (*)

Cari Pelampiasan di Negeri Paman Ho

Riky Widianto/Richi Dili di Kejuaraan Dunia 2015 (foto: PBSI)
TARGET Riky Widianto/Richi Puspita Dili meleset. Berharap mampu menembus perempat final, mereka terhenti langkahnya di babak III Kejuaraan Dunia 2015.

Pasangan ganda campuran nomor dua Indonesia tersebut harus mengakui ketangguhan wakil Tiongkok yang diunggulkan di posisi keempat Liu Cheng/Bao Yixin. Riky/Richi menyerah dalam pertarungan tiga game game 23-21, 20-22, 11-21.

''Kami kalah di game kedua yang ketat,'' kata Riky melalui pesan singkat.

Namun, dia tak mau larut kesedikan. Bersama Richi, mereka tengah ditempa untuk meraih hasil terbaik dalam Vietnam Grand Prix 2015 yang dilaksanakan di Ho Chi Minh pada 24-30 Agustus mendatang. Apalagi, keduanya diunggulkan di posisi teratas.

''Semoga bisa meraih hasil terbaik,'' harap Riky, yang berasal dari klub Wima Surabaya tersebut.

Di babak pertama, Riky/Richi ditantang pasangan Taiwan Tseng Min Hao/Jing Ya Ye. Pasangan Pelatnas Cipayung tersebut belum pernah bertemu karena lawannya merupakan ganda anyar.

Hanya, Riky/Richi harus bisa juara. Ini bisa mengobati kegagalan dalam berbagai turnamen yang sudah diikuti.

Sempat memberi harapan tinggi di turnamen pertama, India Grand Prix Gold, mereka babak belur di sepuluh ajang lainnya. Bahkan, di kandang sendiri, Indonesia Super Series Premier 2015, Riky/Richi tumbang di babak kedua. (*)

Kans Alamsyah Tambah Koleksi Gelar Sirnas

Alamsyah Yunus hanya juara di Jakarta
SIRKUIT Nasional (Sirnas) 2015 sudah digelar di empat kota. Hanya, dibandingkan, tahun-tahun sebelumnya, Alamsyah Yunus harus kerja ekstrakeras untuk bisa berjaya.

Dari lima seri yang sudah digelar,dia hanya tampil dalam empat seri. Hasilnya, pebulu tangkis yang bernaung dalam JR Enkei, Jakarta, tersebut baru menjadi juara di satu seri. Hasil manis itu dipetiknya di Jakarta.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di ibu kota pada Mei lalu itu, Alamsyah menang rubber game 19-21, 21-8, 21-18 atas Setyaldi Putra Wibowo (Guna Dharma Bandung). Sementara, dalam tiga seri lainnya, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut berakhir dengan kegagalan.


Di seri I yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan, dia terjegal di semifinal. Alamsyah kalah di semifinal. Dia menyerah 14-21, 7-21 kepada Panji Akbar Sudrajat. Sedangkan dalam Seri Manado, Sulawesi Utara, Alamsyah absen.

Nah, usai juara di Jakarta, sepekan kemudian, dalam Seri Bogor, lelaki 30 tahun tersebut gagal mengulangi capaian. Dia ganti disikat oleh Setyaldi.

Kini,di Seri Jogjakarta yang dilaksanakan 18-22 Agustus,Alamsyah punya kans menambah koleksi juara sirnas. Dia diunggulkan di psisi teratas.

Selain itu, beberapa lawan beratnya termasuk dua pebulu tangkis asal Surabaya, Sony Dwi Kuncoro (Tjarkrindo Masters) dan Febriyan Irvannaldy (Wima) absen. Sony tampaknya konsentrasi menghadapi Indonesia Challenge 2015 pada 1-6 Juni di Kota Pahlawan, julukan Surabaya, dan Febri, sapaan karib Febriyan Irvanaldy, tengah berada di Kanada untuk menjalani latih tanding. (*)


Hasil final tunggal putra Sirnas 215


Palembang 23-28 Februari:
Rifan Fauzin Ivanudin (Pelatprov DKI Jakarta) v Panji Akbar Sudrajat (Pelatprov DKI Jakarta)21-13, 23-21

Manado, 27 April- 2 Mei:
Rifan Fauzin Ivanudin (Pelita Bakrie Jakarta) v Alvindo Saputra (Tangkas Jakarta) 13-21, 21-11, 21-15

Jakarta, 9-16 Mei:
Alamsyah Yunus (JR Enkei Jakarta) v Setyaldi Putra Wibowo (Guna Dharma Bandung) 19-21, 21-8, 21-18

Bogor,18-23 Mei
Setyaldi Putra Wibowo (Guna Dharma Bandung) v Alamsyah Yunus (JR Enkei Jakarta)18-21, 21-18, 21-15