WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Krishna Kejar Gelar Pertama

WISNU Yuli Prasetyo tertunduk. Sebuah pukulan yang gagal melewati net membuat dia gagal menembus babak final nomor tunggal putra dalam Wali Kota Surabaya International Series 2016.

Wisnu secara mengejutkan tumbang dua game langsung 14-21, 19-21 kepada Krishna Adi Nugraha dalam pertandingan semifinal di GOR Sudirman pada Sabtu malam WIB (14/6/2016). Dalam turnamen yang baru masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut, sebenarnya Wisnu merupakan kandidat kuat juara.

Lelaki yang kini membela Djarum Kudus setelah sebelumnya di Surya Baja Surabaya tersebut diunggulkan di posisi teratas. Sementara, Krishna hanya diunggulkan di posisi keenam.

''Krisha bermain lebih bagus tadi.Dia layak menang,'' kata Wisnu usai pertandingan.

Krishna sendiri mengaku sudah paham cara bermain Wisnu. Sehingga, dia paham cara mematikan mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut.

Di final, Krishna akan ditantang wakil Malaysia Giap Chin Goh. Unggulan ke-13 tersebut menembus babak akhir usai menang 21-9, 21-14 atas Ryotaro Maruo dari Jepang.

''Saya baru kali pertama bertemu. Semoga bisa menang dan jadi juara,'' pungkas lelaki yang berperingkat 199 dunia tersebut.

Jika menang, ini akan menjadi gelar pertama mantan pebulu tangkis Suryanaga Surabaya tersebut di ajang internasional. (*)

Agenda final Wali Kota Surabaya International Series 2016
Ganda campuran:Agripinna Putra/Apriani Rahayu (Indonesia) v Yantoni Edi/Marsheila Gischa (Indonesia)

Tunggal putra: Krishna Adi (Indonesia x6) v Giap Chin Goh (Malaysia x13)

Tunggal putri: Siahaya Priskilia (Indonesia) v Moe Araki (Jepang)

Ganda putri: Apriani Rahayu/Jauza Fadilah Sugiarto (Indonesia x1) v Dian Fitriani/Nadya Melati (x3)

Ganda putra: Yoshiki Tsukamoto/Shunsuke Yakamura (Jepang) v Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Indonesia x2)

x=unggulan

Pantang Terlalu Percaya Diri

TIM Thomas Indonesia tak ingin mengulangi kesalahan 2014. Dua tahun lalu, merah putih datang ke New Delhi, India, host Piala Thomas 2014, dengan keyakinan dapat membawa pulang lambang supremasi bulu tangkis beregu putra tersebut..

 Alasannya, Indonesia diperkuat pebulu tangkis top dunia yang tengah menanjak prestasinya seperti Tommy Sugiarto, Simon Santoso, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Angga Pratama/Rian Agung Saputro. Sehingga, layak Tim Thomas Indonesia memang layak untuk diperhitungkan.

 Namun kenyataan pahit harus diterima Indonesia. Hendra Setiawan dkk keok dari Malaysia yang tak dijagokan pada di babak semifinal dengan skor 0-3.

Poin pertama direbut Lee Chong Wei dari Tommy Sugiarto dengan skor 21-19, 21-13. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang menjadi andalan untuk menyumbang angka, juga tak kuasa menahan laju pasangan Hoon Tien How/Tan Boon Heong, 19-21, 21-8, 21-23. Bermain dalam tekanan karena tim Indonesia sudah tertinggal 0-2, Dionysius Hayom Rumbaka akhirnya menyerah dari Chong Wei Feng, 10-21, 17-21.

 “Percaya diri itu boleh, tetapi tidak boleh berlebihan, karena bisa menjadi bumerang untuk kami,” ujar Hendra Setiawan, Kapten Tim Thomas 2014 dan 2016, seperti dikutip media PBSI.

 Dia mengaku kecewa dan sedih jika mengingat kekalahan di Piala Thomas 2014. Tetapi, dia dan rekan-rekannya banyak belajar dari sana. ''Sehingga, kami bisa sukses di Kualifikasi Piala Thomas 2016 kemarin,” tambah Ihsan Maulana Mustofa, pemain tunggal putra.

 Apa yang disebutkan Ihsan memang benar adanya. Tim Thomas telah berkaca dari kesalahan sebelumnya dan membuktikan bahwa mereka mampu mengatasi lawan-lawan hingga akhirnya dinobatkan menjadi tim putra terkuat di Asia dengan menggondol gelar juara beregu Asia  yang juga berlaku sebagai babak kualifikasi Piala Thomas zona Asia di Hyderabad, India, Februari lalu.(*)

Berat di Tunggal Putri

INDONESIA diharapkan bisa berjaya di semua nomor dalam Wali Kota Surabaya International Series 2016. Namun, ada satu nomor yang tampaknya sulit direalisasikan.

Itu ada di nomor tunggal putri. Nomor yang selama ini memang menjadi titik lemah Indonesia.

Di Wali Kota Surabaya 2016, merah putih hanya mampu menempatkan satu wakil yakni Siahaya Priskila. Sebenarnya, lolosnya dia bisa dikatakan mengejutkan.

Dia tak masuk dalam daftar unggulan juara. Apalagi, beberapa pebulu tangkis putri senior ikut ambil bagian di Wali Kota Surabaya International Series 2016. Sebut saja Febby Angguni dan Ana Rovita.Sayang, langkah keduanya sudah terjegal di babak awal.

Siahaya yang berperingkat 302 menembus semifinal berkat kemenangan 21-15, 21-19 atas Su Yu Chen dari Taiwan dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Jumat malam WIB (13/5/2016).

Untuk bisa menembus babak pemungkas, Siahaya harus bisa menyingkirkan unggulan kelima asal Taiwan Shuo Yun Sung. Di perempat final, pebulu tangkis dengan ranking 125 tersebut menghentikan perlawanan Shiori Saito (Jepang) dengan 21-19, 18-21, 21-13. Wakil Negeri Sakura, julukan Jepang, itu merupakan penakluk unggulan teratas Dinar Dyah Ayustine dari Pelatnas Cipayung.

Semifinal tunggal putra lainnya akan saling berjumpa Moe Araki (Jepang) dengan Lim Chiew Sien (Malaysia). Keduanya menang atas wakil Indonesia.

Araki unggul 21-8, 21-16 atas Hera Desi dan Chiew Sien melibas Febby dengan straight game 21-19, 21-15. (*)

Ada Tontontonan dari Wakil Puslatda Jatim

STATUS Wisnu Yuli Prasetyo dan Krishna Adi beda. Wisnu sudah bukan anggota Pelatnas Cipayung tapi Krishna masih.

Klubnya pun tak sama. Wisnu sekarang membela Djarum Kudus setelah sebelumnya lama di Surya Baja Surabaya. Begitu juga Krishna yang kini tercatat sebagai anggota Jaya Raya setelah sebelumnya lama di Suryanaga Surabaya.

Namun, ada satu hal yang mengikat kedua. Wisnu dan Krishna merupakan anggota Puslatda Jatim yang dipersiapkan ke Pekan Olahraga Nasional (PON) pada September mendatang di Jawa Barat. Nah, ini tentunya membuat PBSI Jatim pun layak menepuk dada karena kedua akan saling bertemu di babak semifinal Wali Kota Surabaya International Series 2016.

Duel tersebut terjadi usai Wisnu dan Krishna melibas lawan-lawannya di babak perempat final tunggal putra yang dilaksanakan di GOR Sudirman pada Jumat malam WIB (13/5/2016). Wisnu, yang diunggulkan di posisi pertama, menang straight game 21-18, 21-16 atas unggulan kesepuluh Vega Vio Nirwanda. Sementara, Khrisna yang diunggulkan di posisi keenam mengalahkan Panji Ahmad Maulana dengan 21-14, 21-15.

Di atas kertas, Wisnu tentu lebih diunggulkan. Selain lebih banyak pengalaman, rankingnya pun jauh di atas Krishna.

Saat ini, Wisnu di posisi 124 sedangkan Krishna di 199 dunia. Hanya, tak menutup kemungkinan bakal terjadi kejutan.

Di semifinal lain, Giap Chin Goh dari Malaysia bakal berjumpa dengan Ryotaro Maruo dari Jepang. (*)

Satu Tiket Final Milik Indonesia

KRISHNA Adi Nugraha bukan kandidat kuat juara di Wali Kota Surabaya International Series 2016. Tapi, langkahnya sudah lumayan jauh dalam ajang yang masuk dalam kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut.

Krishna menembus perempat final usai menang dua game langsung 21-16, 21-18  atas sesama pebulu tangkis Indonesia Chico Aura dalam pertandingan babak III yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Kamis waktu setempat. Untuk menembus babak semifinal, mantan atlet Suryanaga Surabaya tersebut akan berjumpa dengan rekannya di Pelatnas Cipayung Panji Ahmad Maulana, yang di babak III unggul 21-16, 12-21, 21-17 atas rekannya sendiri Enzi Shafira.

Di skema pertandingan, pemenang laga Krishna dan Panji akan berjumpa dengan wakil Indonesia lainnya. Sehingga, bisa dipastikan satu tiket ke final tunggal putra sudah pasti di tangan.

Di duel lainnya, unggulan teratas Wisnu Yuli Prasetyo dijajal Vega Vio. Di babak III, keduanya mampu menjinakkan lawan-lawannya.

Wisnu, yang kini berbaju Djarum Kudus menghentikan perlawanan pebulu tangkis India Abhisek Yelegar dengan 21-16, 21-9. Sementara, Vega melibas lelaki Taiwan Chen Chi Ting 21-16, 15-21, 21-18. (*)

Cuaca sama dengan Jakarta

PASUKAN Piala Thomas dan Uber Indonesia tiba di Kunshan, Tiongkok. Kini, para pejuang merah putih tersebut tengah mempersiapkan diri di tempat penyelenggaraan ajang perebutan supremasi beregu putra dan putri  itu.

Tim yang berjumlah 20 orang atlet ini tiba sekitar pukul 10.30 waktu Kunshan setelah menempuh penerbangan selama lima jam dari Jakarta menuju Shanghai, dilanjutkan dengan perjalanan darat selama 90 menit menuju Kunshan.

Kondisi cuaca di Kunshan cukup bersahabat dengan suhu udara sekitar 26 derajat Celcius. Setibanya di Swissotel Hotel Kunshan yang merupakan hotel ofisial peserta Piala Thomas dan Uber, Tim Indonesia makan siang bersama dan istirahat sejenak usai perjalanan yang cukup panjang.

Pukul 15.00, mereka akan kembali berkumpul untuk melangsungkan sesi latihan perdana di Kunshan. Sesi latihan pertama ini akan dilangsungkan di gedung yang sudah disewa khusus oleh tim ofisial Indonesia. Tim Indonesia dijadwalkan untuk menjajal arena pertandingan di Kunshan Sport Center Stadium pada esok hari (13/5/2016) pagi.

"Hari ini kami akan mulai latihan pertama di Kunshan, sesi latihan ini lebih ditujukan untuk recovery setelah perjalanan jauh, jadi intensitasnya tidak akan terlalu berat," kata Achmad Budiharto, Chef de Mission tim Piala Thomas dan Uber Indonesia.

"Kondisi cuaca di Kunshan tak jauh beda dengan di Jakarta, jadi sejauh ini sih tidak ada masalah," tambah lelaki yang juga Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI ini.

Tim Indonesia mulai bertanding Sabtu (15/5). Tim Uber akan berhadapan dengan Bulgaria pada penyisihan grup C pukul 08.30. Sedangkan tim Thomas melawan Hongkong pada malam harinya pukul 19.00. (*)

Ada Aroma Pelatnas Cipayung

INDONESIA sudah kehilangan satu andalan di tunggal putra. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung Shesar Hiren Rustavito harus angkat koper dari babak II Wali Kota Surabaya International Series 2016.

Namun, yang mengalahkannya bukan wakil dari luar negeri. Vito, sapaan karib Shesar Hiren Rustavito, dihentikan oleh sesama mantan Cipayung Riyanto Subagja.

Vito kalah dua game langsung 15-21, 18-21 di GOR Sudirman, Surabaya, pada Rabu waktu setempat (11/5/2016). Sebenarnya, baik Vito maupun Riyanto diharapkan menjadi salah satu wakil tuan rumah yang bisa berjaya di Kota Pahlawan, julukan Surabaya.

Alasannya, pengalaman dan kemampuan keduanya masih lebih baik dibandingkan wakil Indonesia lainnya. Apalagi, Vito dan Riyanto saat di Cipayung sudah sering membawa nama negara di ajang internasional.

Meski berada satu klub, Djarum Kudus, pertarungan Vito dan Riyanto berlangsung sengit. Keduanya ingin menunjukkan sebagai tunggal terbaik klubnya saat Dionysius Hayom Rumbaka mengalami cedera.

Di game pertama, Vito tak kuasa menghadapi serangan Riyanto. Begitu juga di game kedua.

Vito yang sempat tertinggal jauh 0-9, mampu menyamakan kedudukan menjadi 12-12. Bahkan, skor sempat sengitu di 18-20.

Sayang, kesalahan Vito sendiri membuat Riyanto bisa melenggang ke babak III. Di babak III, dia akan berjumpa dengan wakil Taiwan Chiao Hao Lee yang di babak sebelumnya menang 22-20, 15-21, 21-8 atas wakil Indonesia Hermansyah.

Selain Vito dan Riyanto, ajang Wali Kota Surabaya International Series 2016 juga menjadi reuni para mantan penghuni Pelatnas Cipayung. Di tunggal putra ada Wisnu Yuli Prasetyo, Febby Angguni, Aprilia Yuswandari (tunggal putri), maupun Gebby Ristiati Imawan(ganda putri). (*)

Bisa Menang Lebih Mudah

NYARIS terjegal di babak I membuat Wisnu Yuli Prasetyo makin waspada. Dia pun tak mau main-main lagi di lapangan.

Buktinya, dia menang dua game yang mudah 21-13, 21-13 atas Vicky Angga Saputra yang juga berasal dari Indonesia dalam pertandingan babak II Wali Kota Surabaya International Series 2016 yang dilaksanakan di GOR Sudirman pada Rabu WIB (11/5/2016). Kemenangan ini jauh lebih enteng dibandingkan sebelumnya.

Pada penampilan perdananya, Wisnu dipaksa memeras keringat selama tiga game 19-21, 21-10, 21-8 atas wakil Malaysia Muhammad Aiman. Padahal, pebulu tangkis negeri jiran tersebut merangkak dari babak kualifikasi.

Namun, di babak III, Wisnu tak boleh lengah. Unggulan teratas tersebut akan ditantang Abhisek Yelegar dari India. Di babak II, unggulan ke-14 tersebut menggentikan wakil Indonesia Yoga Sidik dengan 17-21, 21-19, 21-18.

Dari sisi ranking, Wisnu unggul jauh. Dia ada di posisi 124 sedangkan lawannya 244. Tapi, semangat tak kenal menyerah Abhisek bisa menjadi nilai plus.

Seperti saat melawan Yoga. Kalah di game pertana, dia bangkit di game kedua dan memaksa Yoga keluar lapangan dengan kepala tertunduk.

Di tunggal putra ini nyaris terjadi kejutan. Unggulan kedua, Reksy Aureza Meganda sempat dipermalukan 11-21 oleh M. Rehan Diaz. Tapi, di  game II, penghuni Pelatnas Cipayung tersebut membalikkan keadaan dengan unggul 21-11, 21-14. (*)

Unggulan Teratas Langsung Tersingkir

RANKING Dinar Diyah Ayustine paling tinggi di antara peserta tunggal putri dalam Wali Kota Surabaya International Series 2016. Dia datang dalam turnamen berhadiah USD 5 rbu tersebut dengan ranking dunia 83.

Ini membuat Dinar pun diunggulkan menjadi juara. Apalagi, GOR Sudirman, Surabaya, venue Wali Kota International Series 2016, tak asing baginya.

Bahkan, perempuan yang kini digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut pernah menjadi juara di tempat tersebut. Dua tahun lalu, Dinar naik ke podium juara dalam Indonesia Challenge, turnamen yang levelnya lebih tinggi dibandingkan Wali Kota Surabaya.

Sayang, asa tersebut langsung padam. Dinar sudah angkat koper di babak I Wali Kota Surabaya International Series 2016.

Secara mengejutkan, pebulu tangkis asal Karanganyar, Jawa Tengah, tersebut kalah rubber game 21-18, 15-21, 15-21 kepada Shiori Saito. Wakil Jepang ini tampil dari babak kualifikasi.

Kekalahan ini membuatnya tiga kali beruntun kalah di babak I. Sebelum nya, Dinar terseok di Polandia Challenge 2016 dan Orleans Challenge 2016. (*)

Mengejar Dua Pekan Dua Gelar

TENAGA Wisnu Yuli Prasetyo tengah dikuras. Dia langsung turun dalam Piala Wali Kota International Series 2016.

Padahal, akhir pekan lalu, Wisnu baru saja tampil di Sirkuit Nasional (Sirnas) Jakarta Premier 2016. Bahkan, sampai Sabtu (7/6/2016), pebulu tangkis yang kini membela bendera Djarum Kudus tersebut mampu menjadi juara.

Tentu, dengan capek yang belum hilang, Wisnu pun langsung meluncur ke Surabaya, host Wali Kota International Series 2016. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung ini pun dipasang target bisa menjadi juara.

Alasannya, dalam ajang yang dilaksanakan di GOR Sudirman pada 9-15 Juni itu, Wisnu ditempatkan sebagai unggulan teratas. Namun, dia sedikit mengalami ganjalan.

Dalam penampilan perdana di nomor tunggal putra pada Selasa (10/6/2016), lelaki yang pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut harus bertarung tiga game. Sempat kalah di game pertama 19-21, Wisnu bangkit di dua game berikut dengan memetik kemenangan 21-10, 21-13 atas pebulu tangkis Malaysia Muhammad Aiman Abdul Malek.

Di babak kedua, dia akan berjumpa dengan wakil Indonesia lainnya Vicky Angga Saputra. Dia babak I, Vicky juga mengalahkan wakil negeri jiran lainnya, Eizlan Shah, dengan 21-14, 21-5.

Di tunggal putra ini, diharapkan gelar tak lari ke negara lain. Unggulan kedua juga menjadi milik wakil Indonesia yakni Reksy Aureza Meganandda. (*)

Jokowi:Feeling Saya Thomas Bisa Menang

TIM Piala Thomas dan Uber Indonesia 2016 dapat suntikan moril. Mereka diterima Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (10/5).

Pertemuan kali ini diadakan untuk melepas punggawa-punggawa Indonesia yang akan bertanding di Kunshan, Tiongkok, pada 15-21 Mei mendatang. Pada pertemuan tersebut, Jokowi menyatakan dukungan sekaligus optimismenya kepada tim Indonesia.

Jokowi juga berharap para atlet bisa berjuang dengan maksimal dan membawa pulang Piala Thomas."Semoga  Tim Thomas dan Uber bisa memberikan penampilan maksimalnya. Feeling saya tim Thomas bisa menang," kata Jokowi.

Sebanyak dua puluh atlet yang turun, datang ke istana didampingi para pelatih. Selain itu, Ketua Umum Gita Wirjawan, Wakil Ketu, Fuad Basya dan Nusron Wahid, CDM Tim Thomas dan Uber Achmad Budiharto, Manajer Tim Rexy Mainaky, beserta beberapa pengurus pusat PBSI, juga hadir menghadap Presiden.

"Persiapan tim baik Thomas maupun Uber sejauh ini sudah oke. Targetnya untuk tim Thomas bisa juara, sementara Uber bisa lolos penyisihan,” kata Gita.

Dalam kesempatan tersebut, Gita juga memperkenalkan para atlet yang akan turun bertanding di perebutan Piala Thomas dan Uber 2016 kepada Presiden, yang didampingi oleh Menpora, Imam Nahrawi dan Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki. Tim Piala Thomas dan Uber Indonesia akan bertolak ke Kunshan, Tiongkok pada Rabu (11/5) pukul 23.50 WIB, menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, GA 894. (*)

Mantan Ketua dan Legenda Hadiri HUT PBSI




SUDAH 65 tahun sudah PBSI berdiri kokoh sebagai induk organisasi bulu tangkis. Wadah tersebut telah menelurkan pebulu tangkis-pebulu tangkis terbaik dunia.

Bah, pada Senin (9/5) PBSI merayakan hari jadinya. Sebetulnya, HUT PBSI jatuh pada 5 Mei lalu, namun perayaan baru dilangsungkan hari ini bertepatan dengan acara Pelepasan Tim Piala Thomas dan Uber 2016.

Pada acara yang berlangsung di Pelatnas Cipayung ini hadir beberapa mantan ketua umum PBSI diantaranya Subagyo HS dan Djoko Santoso serta segenap pengurus besar PBSI yang dipimpin oleh Gita Wirjawan. Tampak hadir para mantan atlet yang tergabung dalam KBI (Komunitas Bulu Tangkis Indonesia) seperti Tan Joe Hok, Susi Susanti, Alan Budikusuma, maupun Hariyanto Arbi.

Dalam kesempatan ini, hadir Gatot S Dewabroto selaku Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora RI, Wakil Ketua KONI Suwarno dan Taufik Hidayat, Wakil Ketua III Satlak Prima Bidang Permainan.Acara dibuka dengan penayangan kilas balik perjalanan PBSI dari tahun 1951 hingga saat ini.

 “Hari ini kami bukan cuma merayakan hari ulang tahun PBSI tetapi juga merayakan momen untuk melimpahkan kesempatan dan peluang teman-teman yang akan bertanding di Piala Thomas dan Uber. Moment ini menjadi salah satu perjalanan hidup PBSI yang diwarnai dengan kesulitan dan kebahagiaan,” kata Gita seperti dikutip media PBSI.

Salah satu tradisi perayaan HUT PBSI adalah pemotongan tumpeng yang diberikan kepada atlet tersenior dan termuda. Kali ini predikat atlet paling senior jatuh pada Hendra Setiawan, sedangkan atlet termuda diwakili Gregoria Mariska.

Acara kemudian dilanjutkan dengan seremoni Pelepasan Tim Thomas dan Uber yang ditandai dengan penciuman bendera Merah-Putih secara bergantian oleh para anggota tim inti. Seremoni ini juga merupakan tradisi yang sudah mendarah daging di tim Indonesia, diharapkan mampu memompa semangat nasionalisme atlet sebelum bertanding. (*)

Tim Thomas Pantang Over Confidence

GENDERANG perang Piala Thomas-Uber 2016 sudah ditabuh. Sebanyak 20 pebulu tangkis putra dan putri terbaik Indonesia bakal bertanding di Kunshan Sports Center Stadium untuk memperebutkan lambang supremasi beregu putra dan putri tersebut pada 15-22 Mei 2016.

Hanya, di ajang Piala Thomas, kans merah putih menjadi juara lebih terbuka. Alasannya, Hendra Setiawan dkk mampu menjadi juara Kejuaraan Beregu Asia 2016 yang juga menjadi ajang kualifikasi Piala Thomas 2016.

Padahal, dalam ajang yang digelar Februari lalu di India tersebut, ikut tim-tim tangguh seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan juga juara bertahan Piala Thomas, Jepang,“Melihat history di kualifikasi Piala Thomas 2016, Indonesia bisa mengalahkan Jepang yang merupakan juara bertahan yang turun dengan kekuatan penuh,'' ungkap Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, dalam konferensi pers Pelepasan Tim Thomas dan Uber 2016 di Pelatnas Cipayung, Senin (9/5). .

Padahal, tambahnya, ketika itu, Indonesia  menurunkan pemain-pemain muda. Nah, inilah yang membuat PBSI  optimistis Tim Thomas bisa menjadi juara di putaran final.

''Hanya, kali ini, kami tidak mau over-confidence,” kata Rexy

'Tim Indonesia akan berangkat menuju Kunshan via Shanghai pada Rabu, 11 Mei 2016 dengan menumpang maskapai penerbangan Garuda Indonesia (GA 894), pada pukul 23.50 WIB.
“Tahun ini kami memang tidak punya banyak waktu untuk membentuk training camp atau simulasi seperti dua tahun lalu. Kali ini persiapannya beriringan dengan persiapan ke Olimpiade Rio de Janeiro, karena kali ini masih banyak pemain kita yang hingga last minute masih berjuang untuk mendapat tiket ke olimpiade,” ungkap Rexy .

Tim Uber akan bertanding lebih dulu pada Minggu 15 Mei 2016 melawan Bulgaria di grup C pada pukul 08.30 waktu Kunshan. Tim Thomas baru akan bertanding malam harinya pada pukul 19.00, melawan Hongkong.

Putri-putri Indonesia yang dimotori oleh Greysia Polii sebagai kapten tim, berada di grup C bersama tim Thailand, Bulgaria dan Hong Kong. Sementara tim Thomas yang menjadi unggulan di grup B, tergabung bersama India, Thailand dan Hong Kong.

Di sektor tunggal, Tommy Sugiarto menjadi andalan dan diperkuat deretan pemain muda yang mulai unjuk gigi seperti Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting dan Ihsan Maulana Mustofa. Kapten tim Thomas, Hendra Setiawan yang berpasangan dengan Mohammad Ahsan, menjadi tumpuan di ganda putra.

Pasangan yang namanya tengah naik daun, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon siap untuk menambah kekuatan ganda putra, begitupun pasangan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi.

Meskipun tak sekuat tim Thomas, tim Uber Indonesia mengaku tetap akan berjuang sampai titik darah penghabisan. Tak diperkuat dua pemain senior, Nitya Krishinda Maheswari dan Linda Wenifanetri, kekuatan tim Uber memang otomatis berkurang.

“Bukannya mengecilkan Tim Uber, namun menjadi juara grup dan menang dari Thailand memang agak berat, karena Thailand punya pemain tunggal yang bagus-bagus. Setidaknya kami bisa menjadi runner-up grup dan lolos ke babak delapan besar,” tutur Rexy.

Sektor tunggal putri akan diisi oleh Maria Febe Kusumastuti serta pemain-pemain muda seperti Hanna Ramadini, Fitriani dan Gregoria Mariska. Sedangkan di sektor ganda, nama Tiara Rosalia Nuraidah akan masuk menggantikan Nitya. Dua pasangan ganda putri muda, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani dan Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari siap mengemban tugas. (*)

Loloskan 10 Atlet ke Olimpiade Rio



Hal lain yang mendasari terpilihnya Linda adalah penghitungan hasil head to head melawan pemain-pemain top dunia seperti Carolina Marin (Spanyol), Ratchanok Intanon (Thailand), Wang Yihan (Tiongkok) dan sebagainya. Hasilnya, Linda tercatat memiliki skor lebih tinggi dari Febe.



“BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia ) sudah merilis daftar-daftar pemain yang berhak untuk berlaga di olimpiade dan nama Linda ada di urutan ke-15. Dari segi peringkat dunia juga Linda berada diatas Febe. Selain itu, kami juga sudah menganalisa performance Linda dan Febe, secara hasil penghitungan head to head dengan pemain-pemain dunia, Linda lebih unggul,” ujar Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, dalam konferensi pers di Pelatnas Cipayung Senin (9/5) seperti dikutip media PBSI.



Dua medali emas menjadi target tim bulu tangkis di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Dua sektor yang paling berpeluang untuk memenuhi target ini adalah sektor ganda putra dan ganda campuran. Namun tak menutup kemungkinan sektor tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri membuat kejutan dan menyumbangkan medali.



Enpat tahun lalu di London, Inggris, tradisi emas Indonesia patah. Tak ada sumbangan medali dari bulu tangkis.



Padahal, sejak 1992 di Barcelona, Spanyol, kali pertama bulu tangkis dipertandingkan di olimpiade, olahraga tepok bulu tersebut selalu menyumbang medali emas. (*)



Tradisi emas di olimpiade

Barcelona 1992; Susi Susanto (tunggal putri), Alan Budikusuma (tunggal putra)



Atlanta 1996: Ricky Subagdja/Rexy Mainaky (ganda putra)

Sydney 2000: Tony Gunawan/Candra Wijaya (ganda putra)



Athena 2004: Taufik Hidayat (tunggal putra)



Beijing 2008: Hendra Setiawan/Markis Kido (ganda putra)

Wisnu Masih Dapat Lawan Ringan

LANGKAH Wisnu Yuli Prasetyo berjaya di Sirnas Jakarta Super Series 2016 masih terbuka. Kini,langkahnya sudah menembus babak perempat final.

Tiket tersebut diperoleh usai pebulu tangkis yang kini membela Djarum Kudus tersebut menang mudah 21-10,21-17 atas Yoga Sidik Anggoro dari ISTC Sukabumi di GOR Asia-Afrika, Jakarta,pada Rabu WIB (4/4/2015).

Di perempat final, Wisnu, yang diunggulkan di posisi teratas, akan dijajal unggulan kedeelapan Vicky Anggara Saputra. Di babak sebelumnya, wakil Tangkas ini unggul dua game langsung 21-8, 21-12 atasa Raditya Darhaya (ISTC Sukabumi).

Di atas kertas, Wisnu lebih diunggulkan. Selain menempati seeded pertama, pengalaman mantan pebulu tangkis Surya Baja, Surabaya, tersebut jauh di atas lawannya.

Saat ini, Wisnu dikenal sebagai raja sirnas. Hampir di setiap ajang tersebut, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut selalu naik ke podium terhormat.

Sebelumya, status raja sirnas menjadi milik Alamsyah Yunus. Namun, seiring usia yang terus bertambah, pamor atlet JR Enkei itu pun pudar. (*)

Putuskan Masa Depan usai Piala Thomas

MALAYSIA tetap butuh Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Meski, kini, keduanya sudah tak ada di pemusatan latihan BAM.

Buktinya, Kien Keat/Boon Heong masuk dalam pasukan Piala Thomas Malaysia 2016. Mantan ganda nomor satu dunia tersebut menjadi pasangan ketiga setelah Goh V Shem/Tan Wee Kiong dan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.

''Sponsor kami (pengembang properti Seri Mutiara Development Sdn Bhd) mempunyai keinginan melanjutkan kerjasama jika kami terus bermain,'' kata Boon Heong seperti dikutip media Malaysia.

Sebenarnya, pasangan yang sempat bercerai ini berambisi menembus Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil. pada Agustus mendatang. Kans itu sempat terbuka.

Sayang, di ajang Kejuaraan Asia 2016 di Wuhan akhir April lalu keduanya tampil buruk. Pasangan gaek itu tersingkir di babak I.

“Sekarang, kami fokus di Piala Thomas. Kami ingin memberikan kebanggaan kepada negara,'' ucap Kien Keat.Untuk itu, mereka, tambah dia, tak berpikir tentang masa depannya.


Boon Heong/Kien Keat sempat berada di luar ranking 200 dunia saat memutuskan kembali berpasangan. Namun, berkat kerja keras di berbagai turnamen, kini mereka sudah berada di 20 besar dunia tepatnya di possi 17.

Keduanya dilatih mantan pebulu tangkis ganda andalan Malaysia Lee Wan Wah. Dia percaya anak asuhnya tersebut masih mampu bermain hingga beberapa tahun ke depan.(*)

Tim Uber Kehilangan sang Kapten

PERJUANGAN Tim Uber Indonesia 2016 semakin berat. Mereka ditinggal sang kapten, Nitya Krishinda Maheswari, yang absen di perebutan supremasi beregu putri paling bergengsi ini.

Nitya menyatakan untuk mundur karena mengalami cedera pada lututnya usai melakoni laga fantastis berdurasi 161 menit dalam Kejuaraan Asia 2016 di Wuhan, Tiongkok, pekan lalu. Posisi Nitya sebagai kapten akan digantikan oleh pasangan mainnya, Greysia Polii, yang rencananya tetap akan berangkat ke Kunshan, Tiongkok, venue putaran final Piala Thomas-Uber 2016.

Sedangkan satu slot ganda putri bakal diisi oleh pemain playmaker Tiara Rosalia Nuraidah.Absennya Nitya tentunya sangat disayangkan, mengingat ia dan Greysia merupakan ujung tombak tim Uber. Greysia/Nitya yang kini menduduki peringkat dua dunia ini merupakan salah satu andalan di tim Uber yang diharapkan mampu menyumbang angka kemenangan.

“Nitya mengalami sedikit cedera pada lututsetelah bermain di long match melawan pasangan Jepang, Naoko Fukuman/Kurumi Yanao, di semifinal BAC. Lututnya agak bengkak, jadi disarankan untuk beristirahat dan memulihkan kondisi,” ujar Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI yang juga Manajer Tim Piala Thomas dan Uber 2016.

Dia mengakui perubahan kekuatan dengan absennya Nitya. Paling tidak, ungkap Rexy, kekuatan berkurang 30 persen. Final Piala Thomas dan Uber 2016 akan berlangsung di Kunshan, Tiongkok, pada 15-22 Mei 2016. (*)

Komposisi Tim Uber Indonesia
Tunggal

Maria Febe Kusumastuti

Hanna Ramadini

Fitriani

Gregoria Mariska 


Ganda
Greysia Polii

Ni Ketut Mahadewi Istarani

Anggia Shitta Awanda

 Della Destiara Haris

Rosyita Eka Putri Sari

Tiara Rosalia Nuraidah.

Emas buat Malaysia kalau Olimpiade Digelar Sekarang

Lee Chong Wei usai menjadi juara Asia 2016 (foto:thestar)
MALAYSIA mengukir sejarah di olimpiade. Ini kalau tentu ingin Olimpiade Rio de Janerio dilaksanakan saat ini. Bukan pada Agustus mendatang.

Alasannya, saat ini, tunggal putra andalannya Lee Chong Wei tengah berada di puncak penampilan. Buktinya, semua pebulu tangkis terbaik dunia mampu disikatnya.

Dalam satu bulan, lelaki 33 tahun tersebut mampu meraih gelar bergengsi. Yakni Malaysia Super Series Premier dan Kejuaraan Asia 2016.

Menariknya, dalam dua ajang tersebut, Chong Wei sama -sama mengalahkan pebulu tangkis nomor satu dunia asaat ini Chen Long dari Tiongkok.

Di kandangnya sendiri pada 3 April, dia menang 21-13, 21-8. Kemudian dalam Kejuaraan Asia  yang berlangsung di Wuhan, Tiongkok, pada Minggu (1/4/2016), Chong Wei unggul rubber game 21-17, 15-21, 21-13. Kemenangan tersebut mengulangi kesuksesannya menjadi juara pada 2006 atau sepuluh tahun lalu.

Selain itu, gelar di Wuhan tersebut menambah koleksi rak medali emasnya dengan 63 kali menjadi juara di berbagai ajang.  Namun, yang utama, hasil tersebut menambah kepercayaan diri untuk berlaga di Olimpiade Rio de Janeiro.

Apalagi, sebelum mengalahkan Chen Long, di semifinal, Chong Wei meluluh lantakan andalan tuan rumah lainnya, Lin Dan. Jalan ini sama seperti dia menjadi juara Tiongkok Super Series 2015 pada November lalu.

''Tidak pernah mudah untuk bisa menang di Tiongkok dengan menundukkan Lin Dan dan Chen Long,'' jelas Chong Wei seperti dikutip media lokal Malaysia.

Dia berharap kondisinya ini bisa bertahan di dua ajang bergengsi. Selain olimpiade, Chong Wei juga jadi tumpuan Malaysia di Piala Thomas yang dilaksanakan di Tiongkok pada 15-22 Mei mendatang.(*)

Skor Kekalahan Semakin Menganga

Tontowi/Liliyana di final Kejuaraan Asia 2016 (foto:PBSI)
INDONESIA gagal membawa pulang satu gelar pun dari Kejuaraan Asia 2016. Satu-satunya wakil yang lolos, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kandas di babak final.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada Minggu waktu setempat (2/4/2016), keduanya kalah rubber game 21-16, 9-21, 7-21 kepada andalan tuan rumah Zhang Nan/Zhou Yunlei.

“Apapun hasilnya kami tetap bersyukur. Ke depannya, ini menjadi evaluasi kami untuk bisa lebih baik. Banyak yang dipelajari dan akan diperbaiki lagi,” ujar Tontowi seperti dikutip media PBSI

Di awal pertandingan, Tontowi/Liliyana berhasil menekan permainan dan unggul 6-2, 11-6, 17-9 hingga akhirnya menang 21-16. Namun secara berkebalikan, Tontowi/Liliyana malah tak banyak bergerak di game kedua. Zhang/Zhao berhasil mengasai permainan, sementara Tontowi/Liliyana terus membuat kesalahan sendiri.

“Game kedua banyak tertekan  dan pada saat tertekan kami kurang tenang. Padahal saat tertekan harusnya kami bisa bertahan dan keluar dari itu,'' ungkap Tontowi.

 Tapi, tempo mereka, lanjut dia, tetap seperti itu. Zhang/Zhou mampu mengontrol permainan ganda merah putih.

''Masuk ke game ketiga, poinnya sempat dekat, tapi kami banyak mati sendiri. Jadi kami kurang bisa mengontrol poin,” ucap Liliyana.

Kekalahan ini membuat Tontowi/Liliyana gagal mempertahankan gelarnya di tahun lalu. Tahun lalu di kejuaraan yang sama, Tontowi/Liliyana berhasil mengamankan podium juara. Mereka jadi yang terbaik, usai mengalahkan Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah dari  Hongkong dengan skor 21-16 dan 21-15.

“Turnamen ini sebenarnya tidak masuk dalam target utama kami. Jadi apapun hasilnya tidak akan mempengaruhi persiapan kami menuju Olimpiade. Kami sudah berusaha yang terbaik. Selanjutnya kami akan terus bersiap lagi, latihan lagi,” ujar Liliyana.

Ini merupakan pertemuan ke-18 buat Tontowi/Liliyana dan Zhang/Zhao. Sejauh ini, Tontowi/Liliyana masih tertinggal 5-12 dari hasil pertemuannya. terakhir di Korea Open 2015, Tontowi/Liliyana kalah dengan 16-21, 15-21. (*)

Greysia/Nitya Ukir Rekor Dunia

Greysia Polii harus jatuh saat berlaga di semifinal (foto;PBSI)
PASANGAN Greysia Polii/Nitya Krishinda sudah tersingkir di semifinal Kejuaraan Asia 2016. Ini membuat ambisi menjadi juara untuk kali pertama dalam ajang di benuanya sendiri tersebut gagal.

Greysia/Nitya dipaksa harus mengakui ketangguhan pasangan Jepang Naoko Fukuman/Kurumi Yonao dengan 21-13, 19-21, 22-24 dalam duel yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada Sabtu waktu setempat (30/4/2016).

Laga ini pun mencetak sejarah baru. Pertandingan tersebut dinobatkan sebagai pertandingan bulu tangkis terpanjang yang pernah terjadi di dunia, yaitu selama dua jam empat puluh satu menit atau 161 menit.

Duel pasangan Indonesia dan Jepang tersebut memang patut diacungi jempol. Untuk memperebutkan satu poin saja, mereka harus terlibat laga panjang dan diwarnai jatuh bangun di lapangan.

“Udah nggak kepikiran lagi pas di lapangan, kami sudah main berapa lama. Fokus kami tetap ke bagaimana kami bisa dapet point aja. Kami hanya mikirin, gimana caranya biar bisa tahan dan saling support di lapangan,” kata Nitya seperti dikutip media PBSI.

Greysia menambahkan dia tak berpikir bakal memeras keringat dua jam lebih. Apalagi, dia sempat merakan gram di game kedua saat point 14.

'' Sempat kepikiran ingin menyerah karena mikirnya masih banyak pertandingan penting seperti olimpiade dan lain-lain. Saya nggak mau mencederai diri sendiri dan ingin berhenti saja,'' ungkapnya.

Dia ingin berhenti bukan karena capek.  Tapi, jelas dia, karena kaki memang sudah sakit sekali.

''Tapi pas di lapangan nggak tahu kenapa kok rasanya nggak mau menyerah.Sepertinya nanggung jadi inginnya dipaksain main,'' jelas Greysia.

Kram itu, lanjut dia,  berasa sakit dari telapak kaki sampai pinggang. Paling kerasa di paha.

Greysia/Nitya yang sempat merasa lelah, mencoba terus melancarkan serangan kepada lawan. Tapi pasangan Jepang tersebut pun tak mudah dimatikan. Laga alot terjadi sepanjang pertandingan.

Untuk menutupi rasa lelah di lapangan, beberapa kali Greysia bahkan meneriakkan kalimat-kalimat penyemangat di saat shuttlecock masih mengudara.

“Semangat. Ayo. Masih bisa. Jangan mudah menyerah,” papar Greysia.

Laga panjang memang kerap diidentikkan pada pertandingan sektor ganda putri. Apalagi dengan gaya pemain Jepang yang adu tahan di lapangan, pertandingan bisa terjadi sangat alot. (*)