WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Ganda Putra Jadi Tumpuan

Sinyo/Kevin bakal menjadi andalan di Piala Sudirman 2017
GANDA putra masih jadi tumpuan Indonesia di Piala Sudirman 2017. untuk itu, PP PBSI mengirim tiga pasangannya dalam event bergengsi dua tahunan tersebut.

''Kuota di ganda putra memang lebih banyak karena nomor ini adalah nomor andalan kami untuk menyumbang angka. Istilahnya ganda putra wajib menang. Sedangkan tunggal putra masih 50-50 peluangnya,” kata Susy Susanti, Kabid Binpres PP PBSI yang juga menjabat sebagai Manajer Tim Indonesia di Piala Sudirman 2017.

 Kalau di tim putri, ungkapnya, beda lagi. Melihat susunan tunggal putri yang ada tiga pemain, PBSI, ujar Susy, memilih berdasarkan persiapan strategi dan data head to head dengan lawan.

 Seperti pernah disebutkan Susy, tim Indonesia ditarget minimal bisa menembus babak semifinal dalam kejuaraan yang dihelat dua tahun sekali ini.

  ''Melihat rangking pemain Indonesia, capaian prestasi terakhir dan data bahwa tim Indonesia saat ini ada di urutan 5-8 dalam daftar unggulan, kami menargetkan babak semifinal, tetapi tentunya kami berharap bisa lebih dari itu,” pungkas Susy.

 Tim Piala Sudirman akan dilepas pada Sabtu (6/4) di Pelatnas Cipayung, bertepatan dengan perayaan HUT PBSI ke-66.(*)

Tim Piala Sudirman Indonesia 2017 :

Manajer Tim : Susy Susanti
Putra:
1.    Jonatan Christie

2.    Anthony Sinisuka Ginting

3.    Kevin Sanjaya Sukamuljo

4.    Marcus Fernaldi Gideon

5.    Ricky Karanda Suwardi

6.    Angga Pratama

7.    Mohammad Ahsan

8.    Rian Agung Saputro

9.    Tontowi Ahmad

10. Praveen Jordan

Putri

1.    Fitriani

2.    Dinar Dyah Ayustine

3.    Gregoria Mariska Tunjung

4.    Greysia Polii

5.    Della Destiara Haris

6.    Rosyita Eka Putri Sari

7.    Anggia Shitta Awanda

8.    Apriani Rahayu

9.    Debby Susanto

10. Gloria Emanuelle Widjaja

Tanpa Liliyana Natsir-Ketut

Liliyana Natsir gagal bergabung dengan rekan-rekannya
PP PBSI resmi merilis daftar pebulu tangkis yang tergabung di dalam tim inti Piala Sudirman 2017. Sebanyak 20 atlet akan membela Indonesia dalam kejuaraan beregu campuran yang akan dilangsungkan di Gold Coast, Australia, pada 21-28 Mei 2017 tersebut.

Mereka terdiri dari 10 pebulu tangkis putra dan 10 pebulu tangkis. Deretan pemain-pemain terbaik seperti Marcus ''Sinyo'' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo masuk dalam tim inti. Namun nama Liliyana Natsir tak terdapat di skuad tim putri.

''Butet (Liliyana) cederanya masih belum pulih, sehingga kami memutuskan untuk mengganti posisinya dengan Gloria (Emanuelle Widjaja),'' kata Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.

 Selain itu, nama Ni Ketut Mahadewi Istarani juga tak terdaftar. Menurut Susy, kondisi Ketut masih belum 100 persen fit akibat cedera lutut.

 Mantan tunggal putri terbaik dunia itu juga menuturkan beberapa turnamen sebelumnya Ketut pernah mengalami sesak nafas. Hasil rapat tim memutuskan untuk memilih pemain muda Apriani Rahayu, untuk menggantikan posisi Ketut. (*)

Tak Menyangka Jadi Ratu

Tai Tzu Ying menempati posisi nomor satu sejak 2016
KEKUATAN tunggal putri bergeser. Tiongkok tak lagi menjadi ratu.

Begitu juga dengan kejutan Carolina Marin yang seakan sudah tersendat. Kini, di nomor ini, pebulu tangkis Taiwan Tai Tzu Ying yang jadi sorotan.

 Sejak November 2016, Tzu Ying selalu menjadi juara dalam setiap turnamen yang diikuti. Dimulai dari Hongkong Open, dia melanjutkannya ke Dubai World Superseries Finals.

 Setelah itu, gadis 22 tahun tersebut naik ke podium juara di All England, Malaysia Open, dan Singapore Open serta dipungkasi dengan juara Asia.

 ''Sebenarnya, saya tak menyangka bisa menjadi juara di berbagai turnamen. Saya hanya menekankan pada diri sendiri untuk bisa tampil terbaik dalam setiap turnamen,'' ungkap Tzu Ying seperti dikutip situs BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).

 Posisi teratas ditempati usai menjadi juara Hongkong Open. Setelah itu, dia nyaris tak tergoyahkan.

''Sebelum bermain di Hongkong Open, banyak orang menghitung poin saya,'' tambah Tzu Ying.

 Menurutnya, jika dia menang di negeri bekas koloni Inggris tersebut, posisi teratas akan didudukinya. Imbasna, di babak semifinal, Tzu Ying bermain tak kenal lelah saat bersua dengan Marin.

 "Di final, saya bertemu dengan PV Sindhu dan menang. Sesuai prediksi banyak orang, saya menjadi nomor satu,'' ujarnya. (*)

Berkawan dengan Atlet Malaysia

Riky Widianto berpasangan dengan atlet Malaysia
FENOMENA pebulu tangkis Indonesia dan Malaysia berpasangan tengah marah. Memang, yang sudah punya nama adalah Hendra Setiawan yang berpasangan dengan Tan Boon Heong.

Keduanya sudah tampil di berbagai ajang. Termasuk juga di super series maupun super series premier.

 Tapi sebenarnya, selain Hendra/Boon Heong ada juga pebulu tangkis merah putih yang bertandem dengan rekannya dari negeri jiran. Mereka adalah Andrei Adistia dengan Agripinna Prima. Keduanya merupakan mantan penghuni Pelatnas Cipayung.

 Sekarang, Andrei berpasangan dengan Yee Jian Kwek dan Agripinna dengan Ching Weng Chua. Kedua pasangan lintas negara ini sudah tampil di berbagai ajang.

 Setelah itu, ternyata masih ada. Yakni Riky Widianto.

 Pebulu tangkis yang sempat masuk 10 besar dunia di nomor ganda campuran tersebut berpasangan dengan
Jien Sern Ian Wong. Beda dengan dua rekannya yang lain, Riky/Jien tampil perdana pekan ini di Thailand International 2017. (*)

Dua Emas dari Kandang Singa

Rajiv Ouseph menjadi juara tunggal putra Eropa (foto;BBC)
KALI terakhir, tunggal putra Inggris yang menjadi juara Eropa adalah Steve Baddeley. Itu dilakukan pada  1990 atau 27 tahun lalu.

Tapi, penantian panjang tersebut berakhir. Ini usai Rajiv Ouseph mengalahkan asa tuan rumah Anders Antonsen dengan dua game yang ketat 21-19, 21-19 di Kolding pada Minggu waktu setempat (30/4/2017).

Kemenangan lelaki 30 tahun tersebut juga mengakhiri kegagalannya. Sebelumnya, dia du kali menembus semifinal (2010, 2016) dan sekali memembus babak final (2014). 

 Inggris juga menempatkan juara di nomor ganda campuran. Pasangan suami-istri, Chris-Gabrielle Adcock sukses membungkan andalam Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dengan 21-17, 18-21, 21-19.

 Dua gelar ini menjadi yang pertama sejak 1988. Saat itu, negeri beribukota London tersebut menempatkan Darren Hall juara di tunggal putra dan Gillian Clark menjadi juara berpasangan dengan wakil Denmark Steen Fladberg.

 Kemenangan ini  menjadi modal bagi Inggris menghadapi Olimpiade Tokyo 2020. (*)

Samai Rekor Legenda Denmark

Carolina Marin tiga kali menjadi juara Eropa.
REKOR baru diukir Carolina Marin. Dia mampu menyamai capaian legenda Denmark Camilla Martin.

Yakni mampu menjadi pebulu tangkis tunggal putri yang meraih tiga kali juara dalam Kejuaraan Eropa. Setelah 2014 dan 2016, kali ini, gadis Spanyol 24 tahun tersebut kembali naik ke podium teratas.

Itu setelah Marin mampu mengalahkan Kirsty Gilmour dari Skotlandia dengan dua game langsung 21-14, 21-12 dalam final yang dilaksanakan di Kolding, Denmark, Minggu waktu setempat. Hasil ini juga membuat Marin menang enam kali dalam tujuh kali pertemuan dengan Gilmour.

 Selain itu, juara Eropa ini membuat dia menambah koleksi gelar di 2017 menjadi dua. Sebelumnya, Marin menjadi pemenang di German Open.

 Pada Kejuaraan Eropa 2014 yang dilaksanakan Kazan, Rusia, di Anna Thea-Madsen dari Denmark. Sedang tahun lalu di Prancis, Marin juga menghentikan perlawanan Gilmour.

 Marin sendiri melakukan hat-trick (tiga kali juara beruntun) pada 1996, 1998, dan 2000. Namun, tak menutup kemungkinan Marin akan melampaui Martin.

 Alasannya, tahun depan, ajang yang sama akan dilaksanakan di Spanyol. Selain mendapat dukungan publik, belum ada tunggal putri Eropa yang bisa menghadangnya. (*)

Tai Tzu Ying Belum Terbendung

Tai Tzu Ying (dua dari kiri) di podium
SUDAH empat turnamen diikuti Tai Tzu Ying. Empat gelar pula diraih tunggal putri asal Taiwan tersebut.

Terakhir, gadis 23 tahun tersebut menjadi juara dalam Kejuaraan Asia 2017. Dalam final yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada Minggu waktu setempat (30/4/2017), Tzu Ying mengalahkan Akane Yamaguhi (Jepang) dengan tiga game 18-21, 21-11, 21-18.

 Sebelumnya, dia naik podium terhormat di All England Super Series Premier 2017, Malaysia Open Super Series Premier 2017, dan Singapore Open Super Super Series 2017.

 Juara Asia ini juga menjadi kali pertama baginya. Tahun lalu, perjalanan Tzu Ying hanya sampai perempat final. Ketika itu, dia dikalahkan Li Xerui (Tiongkok) dengan 21-17, 21-19. 

  Baginya, Yamaguchi lawan yang  masih baru. Keduanya baru sekali bertemu di Wuhan ini.

 Selain itu, hasil di Negeri Panda, julukan Tiongkok, semakin memantapkan posisinya di ranking nomor wahid dunia. Poinnya jauh di atas Carolina Marin asal Spanyol, yang dua kali dikalahkannya tahun ini di final Malaysia Open dan Singapore Open. (*) 

Hasil Final Kejuaraan Asia 2017
Ganda Campuran: Lu Kai/Huang Yaqiong (Tiongkok) v Dechapol P/Sapsiree T. (Thailand) 21-18, 21-11   
   
Ganda Putri: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang)v Kim Hye Rin/Yoo Hae Won (Korsel) 21-19,16-21,21-10   
   
Tunggal Putra: Chen Long (Tiongkok) v Lin Dan [Tiongkok] 21-23, 21-11,21-10   
   
Tunggal Putri: Tai Tzu Ying [Taiwan) v Akane Yamaguchi [Jepang]
18-21, 21-11, 21-18   
   
Ganda Putra: Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok) v Huang Kaixiang/Wang Yilyu (Tiongkok) 21-14, 21-12

Chen Long Akhiri Paceklik

Chen Long usai mengalahkan Lin Dan
SEJAK Agustus 2012, Chen Long belum pernah naik ke podium juara. Kali terakhir, tunggal putra andalan Tiongkok tersebut menjadi pemenang di Olimpiade Rio 2016 di Brasil.

Setelah itu, Chen Long selalu gagal. Akibatnya, rankingnya turun drastis.

 Dari peringkat terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 27 April lalu, lelaki 28 tahun tersebut ada di posisi kesembilan. Capaian terburuknya selama empat tahun terakhir.

 Tapi, kini, Chen Long mulai patut diwaspadai. Itu setelah dia mampu mengakhiri paceklik gelar.
 Chen Long sukses menjadi juara dalam Kejuaraan Asia 2017. Dalam final yang dilaksanakan di kandangnya sendiri, Wuhan, dia mengalahkan seniornya, Lin Dan, dengan rubber game 21-23, 21-11, 21-10.

 Raihan ini menjadi kemenangannya keenam dalam 14 kali pertemuan.Kali terakhir, keduanya bertemu di Tiongkok Masters tahun lalu. Hasilnya, Lin Dan yang memetik kemenangan.

 Selain itu, kemenangan atas Lin Dan membuat Chen Long untuk kali pertama menjadi juara Asia. Tahun lalu gelar juara disabet Lee Chong Wei dari Malaysia, yang tahun ini dikalahkan Lin Dan di semifinal. (*)

Payah, Semifinal pun Tak Ada

Wang Yilyu/Huang Dongping(foto: BWF)
INDONESIA gagal total di Kejuaraan Asia 2017. Satu-satunya wakil yang tersisa, Praveen Jordan/Debby Susanto, tersingkir di perempat final ganda campuran.

 Di Wuhan Sports Center Gymnasium Jumat waktu setempat (28/4/2017), Praveen/Debby terhenti di tangan Wang Yilyu/Huang Dongping (Tiongkok), dengan 22-24,19-21. Sebenanya, penampilan Praveen/Debby cukup baik.

 Di awal permainan mereka bisa menjalankan strategi dengan baik. Bahkan rotasi mereka juga cukup berjalan saat Debby terus dipaksa bermain di sisi belakang lapangan.

 Di game kedua, Praveen/Debby sempat unggul jauh 11-5 pada interval game. Perlahan tapi pasti, Wang/Huang terus mengejar.

 Smash keras pasangan Tiongkok ini seringkali membelah pertahanan Praveen/Debby, beberapa kali bola pengembalian Praveen juga terlalu melebar ke sisi samping lapangan.

 ''Sebetulnya, kami sudah menerapkan pola permainan yang benar, mainnya sudah seperti yang seharusnya. Tetapi kami tampil kurang konsisten di saat-saat akhir. Hal ini terjadi di game pertama maupun game kedua,” kata Praveen usai pertandingan seperti dikutip media PBSI.

 Dia menambahkan, pertemuan di Wuhan ini merupakan kali pertama bagi kedua pasangan. Praveen mengakui lawanya adalah pasangan yang kuat.

''Saat bermain reli pun pertahanan mereka kuat dan rapat,'' ujar Debby menambahkan. (*)

Dua Sahabat Bisa Bertarung Kembali

Chong Wei (kiri) berpelukan dengan Lin Dan (foto:thestar)
BAKAL kembali bertemunya dua legenda, Lee Chong Wei (Malaysia) dan Lin Dan (Tiongkok), terbuka. Langkah keduanya sudah sampai perempat final Kejuaraan Asia 2017.

 Artinya, tinggal selangkah lagi, dua rival yang juga dua sahabat tersebut adu kemampuan di lapangan. Syaratnya, Chong Wei dan Lin Dan harus bisa mengalahkan lawan-lawannya.

 Di perempat final, Chong Wei, yang diunggulkan di posisi teratas, akan ditantang Hsu Jen Hao dari Taiwan. Meski tak terkenal, tapi Hao bisa mengirimkan trauma kedua bagi Chong Wei.

 Kok bisa? Ya, selama empat kali pertemuan, Chong Wei memang menang tiga kali. Tapi ironisnya, dalam pertemuan terakkhir di France Open 2016, dia menelan kekalahan. Saat itu, lelaki yang mendapat gelar Datuk tersebut kalah WO.

 Sedangkan Lin Dan akan bersua dengan lawan yang bukan kelas sayur. Super Dan dijajal Chou Tien Chen yang juga dari Taiwan.Dalam lima kali pertemuan, Lin Dan pernah kalah.

  Sementara, jika nanti bertemu, mereka akan semakin memperpanjang daftar duel ,meet. Chong Wei sudah 38 kali berjumpa dengan Lin Dan.Hasilnya, Lin Dan masih unggul 26 kali.

 Bahkan, dalam pertemuan terakhir, Chong Wei menelan malu. Di kandang sendiri dalam Malaysia Open Super Series Premier 2017, dia kalah dua game langsung 19-21, 14-21. (*)

Hanya Tinggal Praveen/Debby

Praveen/Debby saat berlaga di babak II (foto;PBSI)
PELUANG Indonesia menempatkan juara di Kejuaraan Asia 2017 semakin tipis. Kini, hingga babak perempat final, merah putih hanya menempatkan satu wakil.

Duta semata wayang yang bertahan adalah pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto.  Ini setelah pasangan unggulan kelima ini memulangkan wakil Korea Selatan , Choi Solgyu/Chae Yoo-jung, dengan dua game langsung 21-12, 21-13 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada Kamis waktu setempat (27/4/2017).

Berbeda dengan sejumlah pertemuan sebelumnya, kali ini Praveen/Debby betul-betul tak memberi kesempatan kepada Choi/Chae untuk mengembangkan permainan. Dari game pertama pun perolehan angka selalu terpaut jauh.Praveen/Debby kini unggul dengan skor 3-2 dalam catatan rekor pertemuan dengan wakil Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut.

''Pertandingan tadi tidak terlalu rumit. Kami selalu menekan lawan dari awal game. Choi kelihatan sekali tidak enak mainnya, kali ini lebih mudah dibanding pertemuan sebelumnya,” kata Praveen kepada media PBSI.

 Pada babak perempat final, Praveen/Debby akan bertemu antara Wang Yilyu/Huang Dongping (Tiongkok).  Keduanya menang 21-11, 21-18 atas Lin Chia Yu/Wu Ti Jung (Taiwan). Praveen/Debby tercatat sudah dua kali menang dari Yu/Jung.

 Sayang, wakil-wakil Indonesia lainnya langsung angkat koper dan gagal menembus perempat final. (*)

Sakit, Jonatan Ikut Absen

Jonatan Christie gagal berlaga di Kejuaraan Asia 2017
KEKUATAN Indonesia di Kejuaraan Asia 2017 kembali tereduksi.Salah satu andalan di nomor tunggal putra, Jonatan Christie, absen dalam Kejuaraan yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok,25-30 April 2017 ini.

 Sebelumnya, tiga ganda andalan juga dipastikan mundur. Pasangan ganda putra Marcus Fernaldi 'Sinyo'' Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo mundur karena Sinyo mengalami back injury. Sedangkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga batal berlaga di Wuhan karena Liliyana masih dalam tahap pemulihan cedera lutut kanan. Di ganda putri, ada pasangan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani yang mundur karena Anggia cedera hamstring paha kanan.

"Jonatan sedang tidak fit dan ada infeksi virus, jadi dokter menyarankan untuk tidak bertanding dulu," ujar Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI seperti dikutip media PBSI.

Dia mengakui absennya Jonatan memberikan berpengaruh kekuatan Indonesia. Bukan cuma Jonatan, tambah Susy, tiga pasangan lainnya juga.

Jonatan sendiri mengaku  dia sudah merasa tak enak badan beberapa hari belakangan. Ternyata, ungkapnya, setelah kemarin memeriksakan diri ke dokter, dinyatakan tidak boleh bertanding.

''Saya memang pasti batal ke Kejuaraan Asia karena sakit. Sudah tidak enak badannya beberapa hari yang lalu. Setelah cek ke dokter, ternyata tidak diperbolehkan tanding ," ujar Jonatan.

Dengan absennya Jonatan, maka sektor tunggal putra Indonesia diwakili tiga pebulu tangkis yaitu Tommy Sugiarto, Anthony Sinisuka Ginting, dan Ihsan Maulana Mustofa. (*)

Marin Kejar Hat-trick Juara Eropa

Carolina Marina masih terbaik di Eropa (foto:gulf.com)
SELAMA 2017, hanya satu gelar yang diraih Carolina Marin. Gadis Spanyol berusia 24 tahun tersebut hanya mampu membawa pulang dari ajang German Open.

Sayang, ajang tersebut hanya berlabel grand prix gold. Di ajang yang lebih atas, super series atau super series premier, Marin selalu terjegal.


Menariknya, dalam tiga ajang terakhir, peraih emas tunggal putri Olimpiade Rio 2016 Brasil tersebut selalu menembus final.Hanya, Marin gagal menjadi juara.

Di India Open Super Series, dia dihentikan oleh wakil tuan rumah PV Sindhu. Sedangkan di Malaysia Open Super Series Premier dan Singapore Super Series, dia dikalahkan lawan yang sama, Tai Tzu Ying dari Taiwan.

Kali ini, kans Marin menjadi juara terbuka lagi. Pekan ini, dia ambil bagian dalam Kejuaraan Perorangan Eropa yang dilaksanakan di Denmark.

Di event tersebut, Marin ditempatkan sebagai unggulan teratas. Dalam dua Kejuaraan Eropa, selalu menjadi juara yakni di  Kazan, Rusia, 2014 dan La Roche-sur-Yon, Prancis, 2016.

Di babak I, Marin memperoleh bye. Dari skenario yang ada, lawan yang dihadapi di final adalah rekannya sendiri dari Negeri Matador, julukan Spanyol, Beatriz Corrales. (*)

Lin Dan Cari Pelampiasan

Lin Dan ketika berlaga di All England 2017 (foto:chinadaily)
DI Tiongkok Masters 2017 pekan lalu terjadi kejutan besar.Lin Dan, yang digadang-gadang bakal menjadi juara di kandang sendiri, terjegal di semifinal.

Dia dipermalukan oleh juniornya,Qiao Bin, dengan tiga game 16-21,21-15, 14-21. Padahal,Lin Dan semula susah dibendung.

Bagi Super Dan, julukan Lin Dan, di sudah enam kali menjadi juara di Tiongkok Masters. Apalagi, pekan sebelumnya, dia baru saja menjadi juara di Malaysia Open yang masuk kategori super series premier.

Tentu, kekalahan ini membuat Lin Dan mencari pelampiasan. Kebetulan, ajang yang diikuti Lin Dan ada di Tiongkok, yakni Kejuaraan Asia 2017.

Namun, bukan hal yang mudah bagi suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut menjadi pemenang. Tantang berat sudah dilakoninya di babak I.

Lin Dan ditantang wakil Korea Selatan Lee Dong-keun. Hanya selama ini, dia selalu menang atas lawannya yang kini berperingkat 30 dunia tersebut. Enam kali bertemu, Super Dan, julukan Lin Dan, selalu unggul.

Di babak kedua, peraih dua emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut besar kemungkinan berjumpa dengan Wong Wing Ki. Pebulu tangkis Hongkong ini pernah sekali mengalahkan Lin Dan dalam empat kali pertemuan.

Lin Dan kembali tak boleh lengah. Jika tidak,hasil pahit di Tiongkok Masters 2017 pekan lalu bisa terulang. (*)

Tiga Pasangan Terbaik Absen Kejuaraan Asia

Sinyo/Kevin absen dalam Kejuaraan Asia 2017
INDONESIA batal turun dengan kekuatan terbaik di Kejuaraan Asia 2017.  Tiga pasangan ganda terpaksa absen.

Pasangan ganda putra ranking satu dunia Marcus 'Sinypo' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo tak dapat ambil bagian. Sinyo mengalami back injury sejak tiga hari yang lalu.

Sektor ganda campuran juga harus tanding tanpa Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini batal tanding karena Liliyana masih dalam pemulihan cedera lutut kanan.

Sementara itu, pasangan ganda putri Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani juga tak dapat berlaga di kejuaraan yang bakal digelar di Wuhan, Tiongkok, 25-30 April 2017. Anggia mengalami cedera hamstring paha kanan. Dia dinyatakan tak siap untuk menghadapi kejuaraan ini dan akhirnya memutuskan untuk mundur.

''Banyak pemain yang kondisinya tidak seratus persen. Tontowi/Liliyana, harus absen karena Liliyana masih mengalami cedera. Kalau Marcus/Kevin, mereka masih sakit. Sedangkan Anggia/Ketut, di Anggia ada masalah cedera hamstring,' jelas Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.

Nomor ganda putra dan ganda campuran, ungkap Susy, tetap menjadi dua nomor andalan Indonesia. Hanya, Kejuaraan Asia bukan target utama. Para penghuni Pelatnas Cipayung lebih difokuskan ke Piala Sudirman 2017 yang akan berlangsung Mei mendatang.

''Sebetulnya Kejuaraan Asia ini turnamen perantara.Kami kan tidak bisa menuntut atlet untuk juara terus di tiap pertandingan,'' ujarnya.

Tetapi, tambah istri peraih emas tunggal putra Alan Budikusuma itu menjelaskan, sebaiknya di setiap turnamen ada gelar untuk Indonesia. (*)

Wakil Indonesia ke Kejuaraan Asia 2017

Tunggal Putra: Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, Anthony Sinisuka Ginting, Tommy Sugiarto

Tunggal Putri: Dinar Dyah Ayustine, Fitriani, Hanna Ramadini

Ganda Putra: Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro

Ganda Putri: Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari, Tiara Rosalia Nuraidah/Rizki Amelia Pradipta, Nisak Puji Lestari/Meirisa Cindy Sahputri

Ganda Campuran: Praveen Jordan/Debby Susanto, Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika (*)

Lewati Rintangan Berat Babak II

Berry/Hardianto menembus perempat final
INDONESIA masih punya nyawa di Tiongkok Masters 2017. Salah satunya dari pasangan ganda putra Berry Angriawan/Hardianto.

Mereka berhasil melewati rintangan di babak kedua. Berry/Hardi, yang merupakan unggulan keenam, lolos ke perempat final setelah mengalahkan Liao Min Chun/Su Cheng Heng (Taiwan), dengan skor 21-18, 18-21, 21-19, dengan durasi permainan selama 50 menit di Changzhou Kamis waktu setempat (20/4/2017).

 “Hari ini kami mainnya kurang enak, banyak melakukan kesalahan sendiri. Tetapi tadi kami berusaha membalikkan permainan,''kata Hardi seperti dikutip media PBSI.

 Hanya, mereka, ucapnya, tidak mau kalah sama keadaan. Keduanya memperbanyak komunikasi dan lebih tenang di lapangan.

 “Lawan banyak memberikan tekanan dan kami merasa kurang siap dengan hal ini. Sehingga, kami malah banyak membuat kesalahan sendiri,”  tambah Hardi.

 Sementara itu, pasangan ganda putri Tiara Rosalia Nuraidah/Rizki Amelia Pradipta melenggang ke babak delapan besar, juga dengan menundukkan wakil Taiwan, Chen Hsiao Huan/Liang Ting Yu, dengan dua game langsung, 21-10, 21-17.

“Pada pertandingan tadi, kami masih menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan, karena angin di lapangan cukup kencang. Namun lawan kami sepertinya masih belum terlalu kuat, kami masih mencoba-coba strategi yang tepat di lapangan,” ujar Tiara.

Tiara/Rizki, yang merupakan unggulan kedua, akan berhadapan dengan wakil tuan rumah di babak perempat final yaitu Du Yue/Xu Ya.“Untuk pertandingan perempat final, kami harus lebih siap dari segi kecepatan kaki dan pukulan, yang penting persiapkan dari diri kami sendiri. Besok menang atau kalah, kalau sudah maksimal, kami puas,” pungkasnya.(*)

Sony Turun 17 Peringkat

Sony dan istri, Gading Safitri.
KEGAGALAN di Singapore Open 2017 memberi dampak besar kepada Sony Dwi Kuncoro. Kini, rankingnya turun dratis ke 39 atau 17 setrip dibandingkan sebelumnya.

Dalam ajang turnamen yang masuk kalender super series tersebut, Sony datang dengan status juara bertahan. Namun, nasib tragis dialami tahun ini.

 Arek Suroboyo tersebut langsung tersingkir di babak I. Secara mengejutkan, Sony dipermalukan Lee Dong-keun dari Korea Selatan dengan rubber game 21-19, 15-21, 18-21.

 ''Ranking saya pasti akan turun jauh,'' kata Sony usai gagal mempertahankan gelar Singapore Open.

 Selain itu, selama 2017, bapak dua putri tersebut juga tampil jeblok. Sony banyak tumbang di babak-babak awal.

 Pekan sebelumnya, di Malaysia Open 2017, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut juga kalah di babak I. Dia menyerah kepada Huang Yuxiang dari Tiongkok dengan 17-21, 9-21.

 Sebaliknya, hasil Singapore Open 2017 melambungkan Anthony Sinisuka Ginting. Kini, dia menjadi pebulu tangkis tunggal putra Indonesia dengan ranking kedua tertinggi.

 Ginting, sapaan karibnya, di peringkat 23 atau naik tiga tangga. Penghuni Pelatnas Cipayung ini hanya kalah oleh seniornya, Tommy Sugiarto, yang masih di posisi 18. Meski artinya itu turun lima peringkat.

 Di Negeri Singa, julukan Singapura, Ginting menembus semifinal. Sayang, langkahnya dihentikan Kidambi Srikanth dari India dengan 13-21, 14-21.(*)

Malaysia Harapkan Zulfadli-Wei Feng

Zulfadli bakal jadi andalan di SEA Games 2017
MALAYSIA tak mau main-main di SEA Games 2017, khususnya cabang olahraga (cabor) bulu tangkis. Mereka tetap akan menampilkan skuad terbaik dalam ajang yang dilaksanakan di kandang sendiri, Kuala Lumpur, pada Agustus mendatang.

Negeri jiran telah mendaftarkan 36 pebulu tangkis dalam ajang dua tahunan bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut. Mereka nantinya akan dipilih 10 putra dan 10 putri.

 Mantan juara dunia junior Zulfadli, yang sekarang menduduki peringkat dua nasional, dan juara bertahan Wei Feng, yang kini di posisi keempat, masuk dalam daftar itu. Seperti dikutip media Malaysia, dalam daftar BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) ada juga  peringkat satu dunia Lee Chong Wei, Iskandar Iskandar Zulkarnain (No 34), Lee Zii Jia (No 117), R. Satheishtharan (No 123), Lim Chi Wing (No 134), dan  Tan Jia Wei (No 139).

 Hanya, Chong Wei (tungal putra), Goh V Shem/Tan Wee Kiong (ganda putra), dan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (ganda campuran) tampaknya tak bisa tampil. Mereka lebih dipersiapkan ke Kejuaraan Dunia di Glasgow, Skotlandia.

 Ini disebabkan waktu kedua ajang tersebut bertubrukan.SEA Games dilaksanakan 19-30 Agustus. Sedangkan Kejuaraan Dunia digelar 21-27 Agustus.

 Mantan pelatih nasional Malaysia yang kini menangani Sports Affair mengharapkan agar pebulu tangkis yang tampil nanti adalah yang terbaik. Baginya,Zulfadli dan Wei Feng masih layak masuk karena dianggap terbaik.

“Pengurus memang yang akan memilih. Tapi, sekarang, Zulfadli dan Wei Feng sekarang motivasinya lagi tinggi,'' ujarnya. (*)

Pensiun karena Gagal ke Jakarta

Bambang Setyo
NAMANYA memang tak setenar Rudy Hartono. Bahkan, sama mantan anak asuhnya saja, seperti Taufiq Akbar Hidayat, saja dia kalah.

Namun, sebenarnya, seorang Bambang Setyo, pernah berusaha mengejar karir menjadi pebulu tangkis nasional. Sayang, kekecewaan membuat dia memilih gantung raket.

 Kecewa karena cinta? ''Saya kecewa karena tak bisa masuk Jaya Raya. Padahal, banyak teman-teman saya bisa ke sana,'' ungkap lelaki 58 tahun tersebut saat ditemui di sebuah GOR di Sedati Agung, Sidoarjo, Selasa (18/4/2017).

 Padahal, saat itu, kenangnya, usianya masih muda, 27, tahun. Baginya, ambisinya menembus skuad nasional akan terbuka jika hengkang ke ibu kota.

 Apalagi, status sebagai pebulu tangkis Jawa Timur sudah di tangan. Capaian tertinggi baginya adalah masuk ke final Kejuaraan Daerah.

 Lawan yang diadalah Kurnia Hu. Yang kelak pernah menjadi pelatih di Pelatnas Cipayung. Dia juga  ayah dari pebulu tangkis andalan Indonesia sekarang Marcus Fernaldi Gideon.

''Pertandingannya memakan waktu 2 jam lebih. Mungkin pertandingan terlama di Jawa Timur,'' kenang Bambang.

 Namun, semangatnya padam. Dia menyadari memilih berkarir di kampung halaman.

 ''Saya terus jadi pelatih di klub Suryanaga. Hingga akhirnya, pindah ke Surya Baja pada 2004,'' ujar Bambang.

 Kepindahannya karena ajakan sahabatnya, Abdul Chodir. Dia tak kuasa menolak.

 ''Saya menjadi pelatih di sana saat Surya Baja kali pertama berdiri. Saya melatih di sana selama hampir empat tahun,'' jelas Bambang.

 Pengalaman di Suryanaga dan Surya Baja membuat dia tetap berkecimpung di bulu tangkis. Meski, awalnya dia sempat kesulitan mendapatkan anggota.

 ''Alhamdulillah. Sekarang klub saya, Galaxy, bisa hidup meski memulainya dari nol,'' pungkasnya. (*)

Sambang Klub: Galaxy Sidoarjo

GOR tempat latihan Galaxy di Sedati, Sidoarjo
Cari Atlet dengan Sebar Brosur Keliling Kota

Bukan perkara mudah membangun sebuah klub. Galaxy Sidoarjo memulainya dari meyebar brosur.
--
DUA orang tengah duduk di depan sebuah Gedung Olahraga di kawasan Sedati, Sidoarjo, Selasa siang (18/4/207). Hanya, jarak keduanya tak terlalu berdekatan.

Ternyata, keduanya adalah Bambang Setyo dan Doni, dua pelatih klub Galaxy Sidoarjo, yang baru saja menunggu anak asuhnya berlatih. Kedatangan penulis sempat membuat keduanya saling memandang.

''Saya kira nggak jadi. Ayo duduk di sini aja,'' kata Bambang.

Ternyata, selama hampir 12 tahun tak bertemu tak membuat lelaki yang kini berusia 57 tahun tersebut lupa dengan penulis. Kali terakhir, Bambang ditemui masih menjadi pelatih di klub Surya Baja, Surabaya, milik mantan Ketua Harian Pengprov PBSI Jatim Abdul Chodir.

''Usai keluar dari Surya Baja pada 2007, saya sempat menganggur. Namun, karena saya bisanya di bulu tangkis, saya berniat mendirikan klub,'' ungkap Bambang.

Dia mengaku tak mudah melakukannya. Dia tak punya banyak modal.

Beda dengan sewaktu ikut di Surya Baja. Dia bisa memilih dan mendatangkan pebulu tangkis ke klub yang dulunya bermarkas di Kutisari Utara, Surabaya, tersebut.

''Saya keliling Sidoarjo membagikan brosur di awal 2008,'' kenang Bambang.

Hasilnya, dia mampu menarik minat orang tua untuk mengikutkan anaknya di PB Galaxy. Hanya, mereka yang datang kali pertama jumlahnya cukup mencengangkan. Banyak?

''Ada empat pebulu tangkis muda yang ikut di latihan di hari pertama. Ini bertahan hingga selama sebulan,'' ujar Bambang.

Di bulan kedua, jumlahnya bertambah menjadi delapan orang. Tapi, seiring capaian prestasi yang diraih, terang Bambang, jumlahnya terus meningkat.

''Kini, jumlah anggota PB Galaxy sudah mencapai 70 atlet. Dari kelompok anak-anak hingga dewasa,'' ujar Bambang.

Jumlah tersebut terbagi menjadi dua jalur, prestasi dan pembinaan. Untuk prestasi, pebulu tangkis diinapkan di mess yang berada di GOR di Sedati.

''Untuk anak-anak latihannya di Tropodo. Kami harapkan prestasi PB Galaxy akan terus meningkat,'' ujar Bambang.

Apalagi, kini, tambahnya, sudah mempunyai sponsor yakni Yanyang. Apparel dari Malaysia tersebut mendukung untuk perlengkapan PB Galaxy. (*)