WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Junior yang Lebih Unggul

BAGI Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra  Setiawan/Mohammad Ahsan adalah senior. Dari sisi prestasi, seniornya tersebut lebih mentereng.

Mereka pernah menjadi juara dunia dan Indonesia Open. Dua capaian yang belum pernah dilakukan Kevin/Ahsan.

 Memang, capaian itu tengah diperjuangkan oleh Kevin/Marcus. Langkah itu dimulai dari Indonesia Open yang kini tengah berlangsung.

 Menariknya, kedua pasangan langsung bertemu di babak pertama Indonesia Open 2018. Hasilnya, sang junior yang memetik kemenangan.

 Kevin/Marcus unggul tiga game 21-16, 18-21, 21-10 di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu (4/7/2018).  Ini juga membuat Kevin/Marcus unggul 3-2 dalam lima kali pertemuan.

 Di Indonesia Open 2018. Kevin/Marcus menjadi salah satu tumpuan tuan rumah. Ini karena mereka
menempati unggulan teratas .

 Hanya, selama ini, keduanya belum pernah tampil memuaskan di ajang bergengsi tersebut. Tahun lalu, Kevin/Marcus sudah tersingkir dalam penampilan pertama. (*)

Penakluk Kevin/Marcus Angkat Koper

NAMA He Jiting/Tan Jing mencuat pekan lalu. Ini setelah pasangan ganda putra asal Tiongkok tersebut mampu mengalahkan Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon di babak perempat final Malaysia Open 2018.

 Padahal, dalam ajang berhadiah total USD 750 ribu tersebut, Kevin/Marcus menempati unggulan teratas dan belum terkalahkan selama 2018 di ajang perorangan.  He/Tan diperkirakan bisa menjadi kuda hitam dalam Indonesia Open 2018.

 Namun ternyata di atas lapangan berkata lain. He/Tan sudah angkat koper di babak I.

Mereka dipaksa harus mengakui ketangguhan wakil Indonesia Ricky Karanda Suwardi/Angga Pratama dengan tiga game 16-21, 21-17, 26-24 di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu waktu setempat (4/7/2018).  Bagi Ricky, penampilan di ganda putra merupakan yang pertama bagi dia selama 2018.

Selama ini, dia lebih banyak turun di ganda campuran. Di nomor ini, Ricky ditandemkan dengan Debby Susanto. Menariknya, dia ganda campuran, dia juga menundukkan He Jiting. Hanya, dia berpasangan dengan Du Yue. (*)

Lin Dan-Chen Long Tak Pernah Juara

LIN Dan dan Chen Long boleh menepuk dada. Keduanya pernah sama-sama meraih emas olimpiade.

Lin Dan melakukannya pada 2008 di Beijing (Tiongkok) dan 2012 di London (Inggris). Sementara Chen melakukannya 2016 di Rio (Brasil).

Berbagai juara internasional pun sukses diraih kedua wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut. Di All England, Lin dan Chen meraihnya lebih dari sekali.

Namun, semua itu seakan tak artinya kalau berbicara Indonesia Open. Dua legenda tersebut belum pernah juara. Pada 2017, Lin tumbang di babak I dan Chen di perempat final.

Di tahun ini, hasil lebih buruk lagi. Lin  kembali tersungkur dalam penampilan perdana.

Pebulu tangkis 35 tahun tersebut kalah tiga game 15-21, 21-9, 14-21 dari Kumar Prannoy (India). Ini menjadi kekalahan kedua beruntun dari tiga kali perjumpaan.

Chen sendiri takluk ditundukan Brice Laverdez asal Prancis dengan rubber game 17-21, 20-22, 19-21. Kekalahan ini menjadi pil pahit pertama bagi Chen selama enam kali pertemuan. (*)

Unggulan Teratas Bukan Jadi Beban


AWAL bagus bagi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Keduanya mampu melewati hadangan perdana dalam Malaysia Open 2018 HSBC BWF World Tour Super 750.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada Selasa waktu setempat (26/6/2018), Tontowi/Liliyana menang dua game langsung atas Liao Min Chun/Chen Hsiao Huan (Taiwan), dengan skor 21-18, 21-11. Meskipun menang straight game, Tontowi/Liliyana menuturukan bahwa di awal game mereka masih menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan.

 "Kami sudah lama tidak bertanding di stadion ini, jadi kami banyak menyesuaikan diri dengan kondisi arena pertandingan. Termasuk soal angin yang lumayan kencang, bagaimana cara mainnya, karena beda sekali mainnya kalau ada faktor kalah atau menang angin," kata Liliyana kepada situs PBSI.

 Kalau dilihat hasil undian, jelas dia, lebih baik. Tetapi mereka tidak boleh menganggap enteng karena tidak muda lagi.

''Kami harus bermain seefisien mungkin, harus bisa menerapkan strategi yang benar. Jangan terlalu menggebu-gebu, malah nanti antiklimaks, jadi harus lebih cerdik," tambah Liliyana.

Posisi sebagai unggulan teratas juga tak terlalu membebani keduanya.  Bagi mereka tidak ada beban buat jadi unggulan pertama.

Tontowi/Liliyana menjadi wakil ganda campuran Indonesia pertama yang lolos ke babak kedua. Sayang, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dihadang pasangan Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock dengan skor 21-14, 17-21, 18-21. (*)

Pasangan Junior Lolos Kejuaraan Dunia Senior

KEJUTAN datang dari ganda putri. Indonesia mendapat tambahan jatah dari nomor tersebut dalam Kejuaraan Dunia yang akan dilaksanakan di di Nanjing Youth Olympic Sports Park Arena 30 Juli-5 Agustus 2018.

Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuela lolos ke kejuaraan bergengsi itu. Padahal, keduanya merupakan pasangan ganda putri junior.

"Kami tidak menyangka bisa bertanding di kejuaraan dunia level senior, karena tahun ini kami masih main di kejuaraan dunia level junior juga. Pelatih kami (Rudy Gunawan), baru menginformasikan kalau kami akan main di kejuaraan dunia," kata Fadia, pemain kelahiran Bogor, 16 November 2000 ini.

 Kata pelatih, ujar dia, ini kesempatan bagus buat kami.  Pelatih, jelas Fadia, bilang jangan takut.

''Lawan siapa saja harus berani," tambahnya.

 Memang, ujar Fadia, ini kesempatan berharga bagi  dia dan Agatha. Pastinya, tambah dia, saingannya berat-berat semua.

''Tapi, kami akan berusaha mengimbangi, syukur-syukur bisa menang dari lawan. Buat kami yang masih junior, pelajaran berharga banget bisa melawan pemain-pemain kelas dunia," ujar Fadia yang meraih medali perak ganda campuran di World Junior Championships 2017 bersama Rehan Naufal Kusharjanto. (*)

Wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia 2018

Tungal Putra: Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Tommy Sugiarto

Tunggal Putri: Fitriani, Gregoria Mariska Tunjung

Ganda Putra: Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Berry Angriawan/Hardianto, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso

 Ganda Putri: Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuela

Ganda Campuran: Praveen Jordan/Melati Daeva Octavianti, Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja

Rian Agung Dapat Penerus

RIAN Agung Saputra dapat suntikan semangat. Dia dan sang istri, Mega Mustica, baru saja dikaruniai putra pertama yang diberi nama Muhammad Al-Fatih Omar.

Nama Muhammad diambil dari Nabi Muhammad SAW, sedangkan Al- Fatih berarti kemenangan, dan Omar artinya tegas dan bijaksana. Omar lahir pada 9 Juni 2018 pada pukul 1.28 WIB dini hari lewat proses persalinan caesar. Rian ternyata punya kisah dibalik kelahiran putranya tersebut.

"Sebetulnya perkiraan lahir itu tanggal 22 Juni, dan tanggal 8 Juni jadwalnya kontrol ke dokter. Sebelum berangkat ke dokter, saya lihat koper yang dipersiapkan untuk persalinan kok masih di rumah, biar rapih, langsung saja saya naikan ke mobil, sekalian siap-siap kalau lahiran," kata Rian seperti dikutip media PBSI.

 Ternyata, ujar  lelaki asal Karanganyar, Jawa Tengah, ini waktu sampai ke dokter untuk kontrol, dinyatakan sudah ada bukaan. Jadi bayinya harus dilahirkan.

''Sudah 12 jam masih bukaan dua, sampai harus diinduksi dan kondisi istri saya sudah lemas. Jadi kami putuskan untuk caesar saja, walaupun istri saya maunya lahiran normal," tuturnya.

 Rian mengaku tak akan mengharuskan sang anak untuk mengikuti jejaknya sebagai pebulu tangkis handal. (*)

Kalah tapi Beri Perlawanan

INDONESIA harus puas  di posisi II Grup D Piala Uber 2018. Ini setelah Greysia Polii dkk menyerah 2-3 dari Tiongkok dalam pertandingan yang dilaksanakan di Bangkok, Thailand, pada Rabu waktu setempat (23/5/2018).

Sementara juara grup diamankan Tiongkok. Kedua tim ini kemudian ke babak perempat final dan menunggu pengundian lawan di babak berikutnya.

Indonesia mencuri dua kemenangan dari sektor tunggal putri. Gregoria Mariska Tunjung dan Ruselli Hartawan.

Gregoria menundukkan Gao Fangjie terakhir kalah di BWF World Junior Championships 2016. Namun kini menang 23-21 dan 21-16. Sementara Ruselli membuat kejutan setelah mengalahkan mantan tunggal putri nomor satu dunia Li Xuerui dengan 15-21, 21-19, 21-18. Ruselli dan Li sebelumnya pernah bertemu di Indonesia Open Super Series Premier 2016.

“Pertamanya sempat mikir, wah lawan Li Xuerui bisa nggak ya menang. Tapi akhirnya saya nggak mikirin nama besarnya dia. Anggap latihan lawan senior,” kata Ruselli seperti dikutip media PBSI.

Sayang, tiga wakil lainnya harus menelan kekalahan dari lawan. Meski begitu manajer tim Piala Thomas dan Uber Indonesia 2018 Susy Susanti, mengapresiasi perjuangan tim Uber saat melawan Tiongkok.

“Tim Uber sudah kerja keras dalam pertandingan tadi dan kami memang harus mengakui keunggulan tim Tiongkok. Khususnya di nomor ganda. Tapi secara keseluruhan penampilan para atlet cukup maksimal,” ungkap Susy.

Indonesia v Tiongkok
1.Fitriani vs Chen Yufei: 10-21, 15-21

2. Greysia Polii/Apriyani Rahayu vs Chen Qingchen/Jia Yifan: 13-21, 19-21

3.  Gregoria Mariska Tunjung vs Gao Fangjie: 23-21, 21-16

4. Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta vs Huang Yaqiong/Tang Jinhua: 16-21, 16-21

5. Ruselli Hartawan vs Li Xuerui: 15-21, 21-19, 21-18

Della/Rizki Penentu Kemenangan

LANGKAH manis dibukukan Tim Uber Indonesia. Mereka memetik kemenangan 3-2 atas Malaysia dalam pertandingan perdana Grup D Putaran Final Piala Uber 2018 di Bangkok, Thailand, pada Senin waktu setempat (21/5/2018).

Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta jadi pahlawan kemenangan merah putih. Keduanya mengalahkan Chow Mei Kuan/Vivian Hoo melalui rubber game dengan skor 24-22, 20-22 dan 21-12.

“Kami main normal aja, nggak mikir main beregu atau perorangan, yang penting melakukan yang terbaik aja,” kata Rizki ditemui di Impact Arena Bangkok.

Di game pertama, Della/Rizki sempat tertinggal 5-11 dari lawan. Namun tak lantas menyerah, Della/Rizki secara perlahan mengejar ketertinggalan hingga akhirnya menang.

Kemenangan Della/Rizki di game pertama, diikuti dengan keunggulan mereka di awal game kedua. Sayang akhirnya mereka mengaku terlalu buru-buru untuk menyelesaikan permainan. Kondisi tersebut rupanya menjadi boomerang bagi mereka. Della/Rizki kalah 20-22 di game kedua.

“Game kedua kami sempat hilang fokus karena kebawa permainan lawan. Sudah kebalap jadinya bingung. Kaya buru-buru jadinya. Padahal kalau kami main masuk-masuk aja mereka juga nggak tahan,” ujar Della mengenai game keduanya.

Tak ingin mengulangi kesalahan yang sama, Della/Rizki menyusun strategi baru dan langsung tanjap gas meninggalkan Chow/Hoo. Mereka menang meyakinkan dengan skor 21-12 di game penentu.

“Di game ketiga kami melupakan game kedua. Main lagi dari awal dengan strategi kami,” tambah Della.

 Indonesia v Malaysia
1.Fitriani vs Soniia Cheah 21-10, 17-21, 14-21

2. Greysia Polii/Apriyani Rahayu vs Yea Ching Goh/Lee Meng Yean 21-13, 21-14

3. Gregoria Mariska Tunjung vs Goh Jin Wei 22-20, 21-16

4. Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta vs Chow Mei Kuan/Vivian Hoo 24-22, 20-22, 21-12

5. Ruselli Hartawan vs Selvaduray Kisona 23-21, 21-23, 13-21 (*)

Bekal Penting Hadapi Thailand

INDONESIA bakal bertemu lawan sesungguhnya. Hendra Setiawan dkk akan berjumpa dengan Thailand dan Korea Selatan di ajang Piala Thomas 2018. Dua lawan yang tak boleh dipandang sebelah mata.

Untung, modal penting sudah dibawa merah putih. Dalam pertandingan perdana di Bangkok, Thailand, pada Minggu (20/5/2018), Indonesia menang telak 5-0 atas Kanada.
Chief de Mission Achmad Budiharto memuji penampilan para atletnya yang bisa tampil baik dan mengatasi kendala di lapangan. “Secara umum penampilan tim tadi baik. Meskipun kali ini kami tidak menurunkan tim terbaik,'' ujarnya seperti dikutip media PBSI.

Indonesia, terang dia, masih menyimpan ganda pertama, Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon, dan juga Jonatan Christie di sektor tunggal yang masih dalam recovery. Dari hasil tadi, Indonesia, ungkap Budi, sapaan karib Achmad Budiharto, bisa sudah mendapatkan manfaat.

''Untuk mencoba lapangan dengan kendala angin yang cukup mengganggu. Saya kira itu menjadi pengalaman mereka untuk mengatasi pertandingan berikutnya,” kata Budi.

Pertandingan melawan Thailand akan berlangsung pada Selasa (22/5), sedangkan dengan Korea pada Rabu (23/5).
“Kami belum bisa membuat anilisis apapun terkait lawan Thailand ataupun Korea. Setelah mereka bertanding, kami baru bisa melihat kira-kira line up seperti apa dan strategi apa yang mereka terapkan. Nanti malam pelatih-pelatih kami akan langsung melihat,” ucap Budi.

Pertandingan Korsel dan Thailand akhirnya dimenangkan Negeri Ginseng, julukan Korsel, dengan skor 3-2. (*)

Simpan Tontowi/LIliyana demi Asian Games

PBSI menyimpan kekuatan. Induk organisasi olahraga bulu tangkis di Indonesia tersebut mencabut dua nama pasangan ganda campuran andalan dari ajang Kejuaraan Dunia 2018.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang merupakan pasangan rangking satu dunia difokuskan untuk berlaga di Asian Games 2018. Tujuannya Indonesia yang menjadi tuan rumah bisa memperoleh emas. Sedangkan satu pasangan lainnya, Praveen Jordan/Debby, Susanto kini sudah berpisah.

Praveen kini berpasangan dengan Melati Daeva Oktavianti dan Debby bersama Ricky Karanda Suwardi. Telah diputuskan PBSI bahwa Praveen/Melati lah yang akan berlaga di kejuaraan dunia yang bakal digelar di Nanjing, Tiongkok, 30 Juli - 5 Agustus 2018. Dari segi rangking, di bawah Tontowi/Liliyana dan Praveen/Debby, ada pasangan Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja. Sedangkan posisi Praveen/Melati tepat di bawah Hafiz/Gloria.

"Kami sudah berunding dengan para pelatih. Kami punya target, memang Tontowi/Liliyana kami persiapkan untuk Asian Games. Jarak waktu dari Kejuaraan Dunia ke Asian Games itu mepet. Kalau melihat usia, mereka kan tidak mungkin diforsir," ujar Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI seperti dikutip media PBSI.

Pihaknya juga memberi kesempatan kepada Hafiz/Gloria dan Praveen/Melati. Jika ada slot tambahan, PBSI mempersiapkan Ronald (Alexander)/Annisa (Saufika).

''Sedangkan Ricky/Debby sudah dipastikan tidak akan berlaga di Kejuaraan Dunia 2018. Kami akan melihat apakah Ricky/Debby bisa lolos ke Asian Games, akan dipantau kondisi mereka, performance mereka dan kebutuhannya seperti apa," ungkap Susy.

Misteri ganda campuran kedua di Asian Games masih belum bisa dipastikan oleh Susy. Slot pertama sudah pasti milik Tontowi/Liliyana yang memang ditargetkan untuk meraih emas.

"Ganda campuran kedua belum ditentukan, kami masih mencari format terbaik. Ada beberapa pilihan, apakah Praveen/Debby, Praveen/Melati, Ricky/Debby, atau Ronald/Debby. Kami akan memantau hasil di Malaysia Open," tutur Susy.

Sementara itu di ganda putra, pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon tetap akan berlaga di Kejuaraan Dunia dan Asian Games 2018 yang akan dilangsungkan di Jakarta pada 19-28 Agustus 2018. Meskipun jarak kedua turnamen cukup sempit, namun Susy yakin pasangan ranking satu dunia ini mampu mengatur kondisi mereka.

"Pelatih yakin mereka konsisten dan fokus. Kevin/Marcus kan masih muda juga. Ini kesempatan buat mereka, kedua turnamen ini sama-sama penting, sayang untuk mereka lewatkan, apalagi mereka kan belum pernah juara dunia. Kami percaya dengan Kevin/Marcus yang profesional, bisa menjaga diri dan disiplin," jelas Susy. (*)

Menuju Medan Pertempuran

TIM Piala Thomas-Uber Indonesia menuju medan laga. Sebanyak 45 orang dari tim Piala Thomas dan Uber Indonesia 2018 hari ini (16/5) bertolak ke Bangkok, Thailand.

Mereka terdiri dari atlet, pelatih, pelatih fisik, tim dokter, fisioterapis dan beberapa tim pendukung lainnya.
Tim berangkat menggunakan maskapai Thailand Airways, TG 434, pukul 12.35 WIB dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Chief de Mission Tim Piala Thomas dan Uber Indonesia Achmad Budiharto menyatakan kesiapan tim untuk berlaga di Bangkok. Serangkaian jadwal latihan di lapangan pertandingan pun telah dipersiapkan.“Kondisi tim saat ini semua baik dan siap untuk bertanding di Bangkok. Besok langsung ada jadwal latihan. Kami beruntung bisa dapat empat lapangan, '' kata Budi, sapaan karib Achmad Budiharto.

Ini, lanjut dia, membuat tim bisa langsung beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada di Bangkok. Mulai tanggal 17 dan 18, mereka akan latihan secara resmi di main hall.

''Kami sudah buat jadwalnya, jadi saya kira persiapan kami sampai tanggal 20 nanti sudah aman,” ujar Budi.

Piala Thomas dan Uber 2018 akan berlangsung pada 20-27 Mei 2018, di Impact Arena Bangkok, Thailand. Tim Thomas Indonesia berada di Grup B bersama Korea Selatan, Thailand, dan Kanada. Sedangkan tim Uber Indonesia di grup D dengan Tiongkok, Malaysia, dan Prancis. (*)

Dua Wakil Sakura Terhenti di 16 Besar

IMPIAN PB Sakura membawa pulang gelar Piala Wali Kota Surabaya International kandas. Aldo Purnomo dan Isna Sakti yang menjadi tumpuan sudah terhenti di babak ketiga.

Dalam pertandingan nomor tunggal putra yang dilaksanakan di GOR Sudirman pada Kamis (10/5/2018), keduanya kalah dari lawan-lawannya. Aldo menyerah 14-21, 15-21 dari Andi Fadel Muhammad dari Djarum Kudus. Sementara, Sakti, sapaan karib Isna Sakti, takluk tiga game 9-21, 21-19, 17-21 dari Muhammad Aldo Apriyandi  yang juga berasal dari Djarum Kudus.
 Sebelumnya, Sakura berharap bisa berjaya di kandangnya sendiri. Apalagi, keduanya sudah dipersiapkan secara matang.

Aldo dan Isna digembleng fisik dan teknik. Sayang, di lapangan berkata lain.

''Kami masih gagal. Aldo dan Sakti terhenti di 16 besar,'' ucap Direktur Sakura Management, yang membawahi PB Sakura, Ade Dharma.

Sebenarnya, di antara keduanya, Sakti punya kans besar. Tapi, sakit membuat dia tak bisa tampil optimal.

''Yang jelas, secara fisik Sakti kesulitan karena sakit,'' terang Ade. (*)

Sembilan Tahun tanpa Juara Tunggal di Australia Open

   
DUA pebulu tangkis senior Indonesia, Sony Dwi Kuncoro dan Tommy Sugiarto, gagal menembus semifinal Australia Open 2018. Dua mantan tunggal putra skuad Thomas Indonesia tersebut menyerah dari lawan-lawannya di Olympic Boulevard, Sydney, pada Jumat waktu setempat (11/5/2018).

Sony, yang kini sudah berusia 34, tahun tersebut kalah tiga game 8-21, 21-16,17-21 dari pebulu tangkis muda Tiongkok Zhao Junpeng. Sebenarnya, di atas kertas, Sony bisa memenangkan pertandingan.

Kualitas dan kemampuan Junpeng bukan jajaran elite di Negeri Panda, julukan Tiongkok. Hanya, usia Sony yang merambat tua membuat stamina dan kemampuannya sudah tak seperti beberapa tahun lalu.

Sementara, kekalahan Tommy bisa disebut mengejutkan. Kenapa? Ini karena putra legenda bulu tangkis dunia Icuk Sugiarto tersebut menempati unggulan kelima dan lawannya, Zhou Zeqi tampil dari babak kualifikasi.

Tapi, di atas lapangan, hasil berkata lain. Tommy menyerah dua game dengan mudah 12-21, 15-21.

Dengan kekalahan ini membuat dahaga gelar di tunggal putra dalam Australia Open semakin panjang. Kali terakhir wakil Indonesia yang mampu naik ke podium terhormat itu adalah Dionysius Hayom Rumbaka pada 2009.

Ketika itu, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, mengalahkan rekannya sendiri, Alamsyah Yunus, dengan 21-17, 21-18. Saat ini, dia sudah kembali ke klubnya Djarum Kudus. (*)

Paksa Main Masih Bisa Menang


DUA wakil Sakura di nomor tunggal dewas putra masih bertahan. Ini setelah Isna Sakti dan Aldo Purnomo menghentikan perlawanan lawan-lawannya di babak II Wali Kota Internasional 2018.

Sakti, sapaan karib Isna Sakti, menang dua game langsung 23-21, 21-18 atas Tri Cahya Suprianto dari Cahaya Lumajang. Sedang Aldo memupus asa wakil klub raksasan Djarum Kudus Rezha Akbar dengan 22-20, 21-13.

 ''Sebenarnya, kondisinya lagi tidak fit,'' ungkap pemilik PB Sakura dan Sakura Sport Management Ade Dharma.

Ini, ujar dia, membuat Sakti tidak bisa mengeluarkan senjata andalannya, jumping smash. Sakti, tambah Ade, hanya memaksakan tampil daripada kalah WO.

Untuk bisa ke perempat final, Sakti akan menjajal ketangguhan M. Aldo Apriyadi dari Djarum.

Laga tak kalah berat juga dijalani Aldo. Pebulu tangkis yang pernah menimba ilmu di Singapura tersebut berjumpa dengan unggulan keenam Andi Fadel Muhammad dari Victor Bogor. (*)

Sony Lolos Babak II

AWAL manis bagi Sony Dwi Kuncoro di Australia Open 2018. Mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut lolos ke babak kedua turnamen yang menyediakan hadiah total USD 150 ribu tersebut.

Di Sydney Rabu waktu setempat (9/5/2018), Sony menang dua game langsung 21-15, 21-8. Hasil ini membuat bapak dua putri tersebut menantang wakil Malaysia Chong Yee Han.

Dengan pengalaman yang dimiliki, kans menembus babak perempat final sangat besar bagi Sony. Yee Han merupakan pebulu tangkis pengganti unggulan teratas Prannoy Kumar yang merupakan unggulan teratas. Selain Prannoy, kandidat juara yang mengundurkan diri adalah unggulan ketiga Tanongsak S. dari Thailand.

Sukses Sony menembus babak kedua juga diikuti oleh dua rekannya dari Indonesia, Tommy Sugiarto dan Panji Ahmad Maulana. Tommy, yang diunggulkan di posisi kelima, menundukkan Milan Ludik dari Rep Ceko dengan 21-10, 21-11. Sementara, Panji menghentikan perlawanan Rahul Yadav (India) dengan 21-11, 21-17. (*)

Wakil Sakura Lewati Rintangan Awal

DUA wakil Sakura di ajang Piala Wali Kota Surabaya masih bertahan. Isna Sakti dan Aldo Purnomo mampu mengalahkan lawan-lawannya di babak I yang dilakanakan di GOR Sudirman pada Selasa malam (8/5/2018).

 Isna menang dua game 21-19, 21-14 atas wakil Icuk Sugiarto Training Camp (ISTC) Sukabumi Muhammad Ahdial. Sedangkan Aldo juga menang straight game 21-14, 21-12 atas Antonio Valyant (e-france Kudus).

Meski memetik kemenangan, penampilan keduanya masih perlu pembenahan, khususnya Sakti, sapaan karib Isna Sakti. Dia sempat tercecer di game pertama.

Isna selalu tertingga hingga lawan mencapai angka 18. Ini karena dia tak memberikan tekanan kepada lawan.

 Untung, stamina Ahdial kurang bagus. Dia banyak melakukan banyak kesalahan sendiri.

 ''Harusnya Sakti gak perlu tertinggal . Ini menjadi evaluasi  untuk pertandingan berikut,'' kata Direktur Teknik Sakura M. Nadib.

 Di babak kedua, Isna akan berjumpa dengan Tri Cahya dari Cahaya Lumajang. Sementara Aldo ditantang wakil Djarum Kudus Reza Akbar. (*)

Jangan Kalah Langsung Son

USIA Sony Dwi Kuncoro terus bertambah. Pada 2018 ini, dia sudah menginjak 34 tahun.

Usia yang sudah tergolong uzur untuk pebulu tangkis. Tapi, itu tak membuat Sony kendur semangat.

Dia masih turun di berbagai turnamen. Tujuannya mencari poin guna eksis di pentas internasional.

Hanya, ajang yang diikuti Sony sudah tak seperti dulu di Pelatnas Cipayung. Kini,  arek Suroboyo tersebut tampil di ajang-ajang yang tak jauh dari Indonesia dan masih bisa diikuti dengan ranking yang dimiliki.

Saat ini, Sony tercatat tampil di Australia Open 2018. Turnamen ini masuk kategori 300 dan menyediakan hadiah total USD 150 ribu.

Dengan ranking 109 yang dimiliki, bapak dua putri ini masih bisa berlaga di babak utama. Pada penampilan perdana, Sony berjumpa dengan wakil India Karan Rajan. Pertemuan ini menjadi yang pertama bagi kedua pebulu tangkis.

Hanya, atlet India bisa jadi momok baginya. Pekan lalu, Sony dipermalukan pebulu tangkis dari negeri tersebut di New Zealand Open 2018. Dia kalah dua game langsung dengan mudah 8-21, 10-21. (*)

Pulang dengan Tangan Hampa

AMBISI membawa dua emas dari New Zealand Open 2018 kandas. Dua wakil yang tersisa di babak final dipaksa harus mengakui ketangguhan lawan-lawannya.

Jonatan Christie dan Berry Anggriawan/Hardianto kalah dari lawan-lawannya dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Auckland pada Minggu waktu setempat (6/5/2018). Jonatan menyerah kepada mantan tunggal terbaik dunia Lin Dan dari Tiongkok dengan dua game langsung 14-21, 19-21.

Ini menjadi kekalahan keempat Jonatan dari lelaki yang sudah lima kali menjadi juara dunia tersebut. Sebenarnya, Jonatan punya kans memetik kemenangan.

Alasannya, dalam pertemuan terakhir, dia melibas Lin Dan dengan straight game 21-19, 21-16. Kemenangan itu dibukukan Jonatan di kandang lawan dalam China Open 2017.

Sementara, Berry/Hardianto harus mengakui ketangguhan unggulan teratas dari Taiwan Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin dengan 21-17, 21-17. Kekalahan ini membuat pasangan yang kini duduk di peringkat 21 dunia tersebut gagal membalas kekalahan di Indonesia Masters 2018 lalu.

Hasil ini membuat Indonesia  tak bisa mengulang prestasi tahun lalu. Pada 2017, merah putih membawa pulang melalui pasangan ganda campuran Romald Alexander/Annisa Saufika. (*)

Kans Mempernalukan Legenda

LIN Dan sudah tak seperti dulu. Pebulu tangkis tunggal putra Tiongkok ini sudah sering tumbang di babak-babak awal.
 Beda dengan lima tahun atau lebih. Ketika itu, hampir tak ada pebulu tangkis yang mampu mengalahkannya. Prestasi lima kali juara dunia dan dua emas olimpiade sudah menjadi bukti.

Usia yang tak muda lagi, kini 35, memberikan pengaruh besar. Jadi, tak ada kata gentar bagi Jonatan Christie, pebulu tangkis muda Indonesia, yang akan menantangnya di final New Zealand Open 2018.
 Apalagi, dalam lima kali pertemuan, Jonatan sudah dua kali menang. Kali terakhir, pemuda 20 tahun tersebut menang atas legenda hidup bulu tangkis dunia tersebut di kandang lawan pada China Open 2017 dengan 21-19, 21-16.

Jonatan dan Lin Dan bertemu di final New Zealand Open 2018 setelah keduanya menang atas lawan-lawannya di babak semifinal yang dilaksanakan di Auckland pada Sabtu (5/5/2018). Jonatan, yang diunggulkan di posisi kedua, menundukkan unggulan ketiga Sai Praneeth dari India dengan tiga game 14-21, 21-19, 21-8.

Kemenangan ini membuat Jonatan, yang kini ada di posisi 14 dunia, membalas kekalahan yang dialami di Thailand Open tahun lalu.

Sementara, Lin Dan, yang diunggulkan di posisi teratas, unggul 21-16, 21-16 atas Kwang Hee-heo. Selama 2018 ini, lelaki yang pernah dijuluki Superdan ini juga belum pernah menjadi juara.

Capaian terbaiknya menembus babak final All England 2018. Sayang, di final, dia dikalahkan rekannya sendiri, Shi Yu Qi. (*)

Nonunggulan yang Jadi Tumpuan

DELLA Destiara Haris/Rizki Amelia datang ke Kejuaraan Asia 2018 bukan sebagai unggulan. Pamornya pun kalah dengan rekannya sendiri, Greysia Polii/Apriani Rahayu.

Ini wajar karena ranking Della/Amel, sapaan karib Rizky Amelia Pradipta, masih di bawah. Tapi, siapa sangka, laju keduanya lebih jauh dibandingkan dengan Greysia/Apriani.

Della/Amel bisa menembus babak semifinal. Sementara, Greysia/Apriani gagal.

 Pada babak perempat final yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada Jumat waktu setempat (27/4/2018), Della/Amel menundukkan Naoko Fukuman/Kurumi Yonao (Jepang) dengan dua game yang mudah 21-12, 21-12. Ini merupakan pertemuan pertama kedua pasangan.
 Di semifinal, mereka sudah ditunggu pasangan Negeri Sakura, julukan Jepang, yang lain, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.

Greysia/Apriani sendiri menyerah 19-21, 14-21 kepada Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi. Kekalahan ini menjadi pil pahit keempat beruntun dari lawan yang sama. (*)