WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Atlet RT yang Punya Gedung Sendiri

:
BINPRES: M. Thoriq (foto: sidiq)

SEBUAH pesan singkat dikirimkan M. Nadib masuk di handphone saya. Isinya, dia mengingatkan saya untuk bertemu di depan sebuah rumah sakit di Sidoarjo. Dia pun dengan tegas mengingatkan pukul 16.00 WIB, pelatih PB Surya Baja, Surya Baja, Surabaya, tersebut sudah berada di tempat.
 Tujuannya, agar saya bisa bertemu dengan ‘’orang gila bulu tangkis Sidoarjo’’ M. Thoriq. Memang tak sembarang waktu bisa bertemu dengan dia. Ini dikarenakan kesibukannya dalam menekuni bisnis supplier.
 Saya memang terlambat sekitar 10 menit dari janji awal. Tapi, kata Nadib bukan masalah besar.
 Dengan mobilnya, lelaki yang sukses menangani Wisnu Yuli Prasetyo hingga masuk pelatnas senior tersebut membawa saya menuju daerah Rangkah Kidul, Kecamatan Sidoarjo Kota.
 Setelah melewati rumah susun, Nadib pun memakirkannya mobilnya. Terlihat sebuah bangunan yang masih baru. Ternyata, Thoriq, sang empunya gedung, sudah menunggu di depan.
 Saya pun dengan Thoriq masuk ke gedung bulu tangkis yang diberi nama FIFA, sesuai dengan klub bulu tangkis miliknya. Meski ‘’gila bulu tangkis’’ ternyata Thoriq bukan seorang pebulu tangkis yang berprestasi.
 ‘’Saya hanya pemain level RT. Hanya cari keringkat dan bertanding pas perayaan tujuh belasan Agustus,’’ terang lelaki yang asli Malang tersebut.
 Pembangunan gedung tersebut berawal dari kegagalan dia bersama rekannya membawa sang anak bersinar. Padahal, mereka sudah serius menempanya dari diikutkan klub hingga menjalani private.
 ‘’Dari situlah akhirnya saya mendirikan klub dengan nama FIFA yang merupakan paduan anak teman dan anak saya. Keduanya bernama Farel dan Rafi,’’ ungkapnya.
Hanya, saat itu, klubnya masih menyewa gedung olahraga di kawasan Sari Rogo, Sidoarjo. Lama kelamaan, di benak Thoriq pun ingin punya gedung bulu tangkis sendiri.
Lima bulan lalu, dia pun mendirikan gedung di lahan seluas 1.200 meter persegi. Kini,gedung itu pun sudah bisa dipakai pebulu tangkis FIFA berlatih.
 ‘’Puslatcab Sidoarjo yang dipersiapakan ke Porprov Juni nanti pun juga berlatih di GOR FIFA,’’ ungkap lelaki yang juga menjadi manajer tim bulu tangkis Porprov Sidoarjo tersebut.
 Thoriq pun kini juga masuk dalam kepengurusan Pengcab PBSI Sidoarjo. Bidang yang dipimpinnya pun sesuai, pembinaan dan prestasi.
 Dengan posisi tersebut, sumbangan pemikiran dan dedikasinya sangat diharapkan bisa memajukan prestasi bulu tangkis Kota Udang. (*)


Dari Kongsi Mengejar Prestasi

DIKLAT:GOR FIFA di Sidoarjo (foto; sidiq)


SIDOARJO begitu dekat dengan Surabaya. Bahkan, Kota Udang, julukan Sidoarjo, menjadi satelit bagi ibu kota Jawa Timur tersebut.
 Tapi, jarak tersebut bisa menjadi bumi dan langit kalau berbicara masalah prestasi bulu tangkis. Surabaya dikenal sebagai salah satu gudangnya pebulu tangkis dunia. Bahkan, Kota Pahlawan, julukan Surabaya, telah melahirkan dua juara olimpiade, Alan Budikusuma (juara tunggal putra Olimpiade Barcelona 1992) dan Tony Gunawan (juara ganda putra bersama Candra Wijaya pada Olimpiade Sydney 2000).
 Sidoarjo? Jangankan bicara juara olimpiade, juara nasional senior pun belum pernah lahir dari daerah tersebut.
 Tapi, jangan buru-buru memvonis Sidoarjo akan selalu ketinggalkan dalam prestasi olahraga tepok bulu dengan tetangganya tersebut. Ini setelah seorang gila bulu tangkis M. Thoriq bertekad memajukan prestasi daerahnya.
 Lelaki yang terjun di bisnis supplier tersebut bukan cuma mengandalkan semangat. Tapi,dia pun tak takut-takut mengeluarkan uang demi memenuhi asanya tersebut.
 Buktinya, dia punya gedung bulu tangkis  masih tergolong baru di kawasan Rangkah Kidul, Kecamatan Sidoarjo Kota. Gedung tersebut berdiri di lahan seluas 1.200 meter persegi.
‘’Nilainya masuk ratusan juta. Ini juga banyak dibantu teman-teman,’’ kata Thoriq.
 Gedung itu pun sudah dipakai untuk berlatih para pebulu tangkis binaannya. Kebetulan, dia punya klub dengan nama FIFA. Eit, tapi jangan salah. Ini tak ada hubungannya dengan federasi sepak bola internasional (FIFA).
 ‘’Nama ini gabungan nama anak rekan dan anak saya, Farel dan Rafi. Akhirnya, kami pakai nama depan dan belakang kedua anak tersebut menjadi FIFA,’’ ungkap Thoriq.
 Saat ini, FIFA telah mendidik 18 pebulu tangkis usia muda. Dengan 6 di antaranya merupakan pebulu tangkis putri.
 ‘’Mereka sudah kami diklatkan. Apapun yang mereka lakukan seperti sekolah,makan, dan mes gratis. Jadi, para pebulu tangkis tersebut hanya konsentrasi berlatih untuk meraih prestasi tanpa perlu memikirkan yang lain,’’ ungkap Thoriq.
 Harapannya, dalam jangka waktu yang panjang, para pebulu tangkis tersebut bisa merasakan kerasnya atmosfer pelatnas Cipayung. Namun, pihak FIFA, ungkap Thoriq, juga akan bertindak tegas dalam mendukung karir pebulu tangkis.
 ‘’Kami akan melakukan sistem promosi degradasi. Yang tak bisa berkembang tentu kami ganti dengan yang lebih bagus,’’ ucap lelaki yang juga ikut membantu pembangunan jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) tersebut. (*)

Juara Dunia Junior Jalan di Tempat

STAGNAN: Zufadli Zulkifli

ZULFADLI Zulkifli membuat lompatan besar pada 2011. Dia mampu menjadi orang pertama Malaysia yang menjadi juara dunia bulu tangkis junior.
  Dalam event yang dilaksanakan di Taiwan tersebut, dia mengalahkan juara bertahan Viktor Exelsen dari Denmark dengan rubber game 21-18, 9-21, 21-19. Suatu capaian yang tidak bisa dilakukan oleh pebulu tangkis Malaysia terkuat saat ini yang juga terbaik di dunia Lee Chong Wei.
 Sayang, setelah itu, perjalanan karir pebulu tangkis yang kini berusia 19 tahun tersebut seperti jalan di tempat. Beda dengan dua juara dua lainnya, Axelsen dan Wang Zhengming asal Tiongkok yang juara pada 2008.  Keduanya sudah bisa eksis di kelompok senior.
 Peringkatnya pun tak terlalu mengecewakan.  Dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 7 Maret 2013, Axelsen berada di posisi 21 sedangkan Wang Zhengming dua setrip di atasnya.
 Ini membuat keduanya langsung bisa menembus babak utama dalam turnamen-turnamen super series ataupun super series premier. Beda dengan Zulfadli. Dengan peringkat 64 dunia, dia harus melalui babak kualifikasi.
 Seperti pada All England Super Series 2013. Runner-up Maladewa Challenge tersebut harus berlaga pada babak kualifikasi. Pada pertandingan pertama, dia mampu mengalahkan pebulu tangkis Thailand berperingkat 52 dunia Suppanyu Avihingsanon  dua game langsung 22-20, 21-15.
 Sayang, kemenangan itu harus dibayar mahal. Dia mengalami cedera. Imbasnya, dia kalah 21-11, 14-21, 12-21 saat menghadapi rekan senegaranya, Tan Chun Seng, pada final kualifikasi. Tentu ini menjadi perhatian khusus karena secara skill, Zulfadli tak ada lagi yang diragukan. Di tangan sang ayah, Zulkifli, dan dibiayai KLRC, tentu potensi yang dipunyainya harus bisa dikembangkan secara maksimal. (*)

Daftar Juara Dunia Junior Tunggal Putra (10 Penyelenggaraan Terakhir)
2002: Chen Jin (Tiongkok)
2004: Chen Jin (Tiongkok)
2006: Hong Ji-hoon (Korsel)
2007: Chen Long (Tiongkok)
2008: Wang Zhengming (Tiongkok)
2009: Tian Houwei (Tiongkok)
2010: Viktor Exelsen (Denmark)
2011: Zulfadli Zulkifli (Malaysia)
2012: Kento Momota (Jepang)

Duo Denmark Bakal Kendalikan BWF


Poul-Erik Hoyer-Larsen (foto: badmintoneurope)

Thomas Lund (foto: topnews.in)

DENMARK bakal menguasai bulu tangkis dunia. Bukan dalam segi prestasi, tapi organisasi.
 Itu terjadi jika Poul-Erik Hoyer-Larsen terpilih menjadi Presiden BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Pemilihan orang nomor satu di olahraga tepok bulu tersebut akan dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 18 Mei mendatang di sela-sela kejuaraan beregu Piala Sudirman.
 Itu belum seberapa. Kans posisi sekjen BWF pun bisa kembali dipegang kompatriot (rekan senegara Poul-Erik) Thomas Lund. Untuk posisi wakil presiden, Poul-Erik bakal berdampingan dengan Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Amerika Selatan yang berasal dari Peru Gustavo Salazar Delgado.
 Saat ini, Poul-Erik, 47 tahun, diusung oleh 52 negara.  Peraih emas tunggal putra Olimpiade Atlanta 1996 tersebut bakal bersaing dengan Dato Sri Mohd Nadzmi Mohd Salleh  dari Malaysia dan Justian Suhandinata (Indonesia). Yang terpilih nanti akan menggantikan posisi Dr. Kang Young Joong asal Korea Selatan.

Jika terpilih, Poul-Erik akan menjadi presiden BWF dari Eropa setelah memakai sistem pemilihan baru sejak 2006. Dia juga akan menjadi orang pertama di luar Asia sejak 1993 ketika Arthur Jones terpilih memimpin  organisasi yang berkantor sekarang pusat di Kuala Lumpur tersebut.
Poul-Erik juga akan menjadi orang pertama Denmark yang memimpin BWF (dulunya IBF) sejak Poul-Erik Nielsen, yang menjadi All-England pada 1958-1960,  pada periode 1984-1986.  Nielsen digantikan Sir Craig Reedie asal Inggris, yang sukses mengkampenyekan bulu tangkis bisa diterima di olimpiade. Reedie  sekarang duduk sebagai wakil presiden IOC (komite olimpiade internasional).
 Poul-Erik juga menegaskan kantor BWF tetap berada di Kuala Lumpur. Sebelumnya, kantor  tersebut berada di Cheltenham, Inggris, hingga 2005. (*)

Pensiun tanpa Gelar All England


EMAS ATHENA: Taufik Hidayat (badmintonfreak)
TAUFIK Hidayat memutuskan gantung raket 2013 ini. Sayang, dia gagal menutup karirnya dengan torehan sempurna.
  Itu setelah dia tersingkir pada babak pertama All England Super Series Premier 2013 (6/3). Berarti, selama karirnya selama belasan tahun, dia gagal menjadi juara dalam event yang dilaksanakan di Inggris tersebut.
  Ya, gelar All England merupakan  satu-satunya turnamen bergengsi yang belum pernah berada di dekapannya. Sebagai pebulu tangkis yang pernah menjadi terkuat dunia, Taufik berjaya di berbagai kejuaraan, baik dalam turnamen ataupun pesta multievent.
 Kejuaraan Indonesia Terbuka sudah lima kali digapainya. Emas SEA Games dan Asian Games sudah disumbangkannya bagi Indonesia. Bahkan,  juara olimpiade dibukukannya di Athena 2004. ‘
 Ini membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di nomor bergengsi tersebut setelah Alan Budikusuma di Barcelona 1992.
  Juara dunia pun diukirnya di Amerika Serikat (AS) pada 2005.
 Sayang, seiring usia yang terus bertambah, performanya ikutan turun. Lawan-lawannya pun sudah hafal gaya bermain anak Pandeglang, Kabupaten Bandung, ini.
 Semakin matangnya Lin Dan asal Tiongkok dan Lee Chong Wei memaksa Taufik sudah tak bisa bersaing menembus babak final. Kini, lolos dari babak pertama pun sudah menjadi hal yang luar biasa baginya.
 Taufik pun sudah menyadari. Buktinya, dia lebih konsen ke pembinaan pebulu tangkis muda. Ini dipertegas dengan Taufik Hidayat Arena miliknya.
  Tapi, apapun kondisinya sekarang, Taufik termasuk salah satu pebulu tangkis hebat yang dimiliki Indonesia dan dunia. (*)

Perjalanan Taufik Hidayat (5 All England Terakhir)

2009:

Babak I: Hsieh  Yu-Shing (Taiwan) 21-19, 15-21, 21-14
Babak II: Andrew Smith (Inggris) 15-21, 1-15, 21-16
Perempat final: Peter Gade (Denmark): 21-17, 21-18
Semifinal: Lee Chong Wei (Malaysia) 8-21, 13-21

2010:
Babak I: Hu Yun (Hongkong) 17-21, 21-11, 21-12
Babak II: Andrew Smith (Inggris) 21-18, 21-14
Perempat final: Peter Gade  (Denmark) 22-20, 20-22, 20-22

2011:
Babak I: Kazushi Yamada (Jepang) 10-21, 14-21

2012:

Babak I: Kevin Cordon (Guatelama) 25-23, 21-17
Babak II: Chen Jin (Tiongkok) 21-19, 21-19
Perempat final: Lin Dan (Tiongkok) 18-21, 8-21



2013:

Babak I: Sho Sasaki (Jepang) 21-16, 21-11


Hanya Terbaik Yang Ikut

THAILAND:Ratchanok Intanon(foto: yonex)
GENGSI Axiata Cup 2013 benar-benar terjaga. Selain Malaysia yang akan diperkuat pebulu tangkis tunggal putra terbaik dunia saat ini Lee Chong Wei, para peserta juga melakukan hal yang sama.
 Di kubu Indonesia, nama Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso masuk dalam daftar. Sony dan Simon saat ini merupakan pebulu tangkis yang masuk dalam peringkat 10 besar dunia tunggal putra.
 Juara dunia junior tunggal putri Ratchanok Intanon akan memimpin Thailand dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar tersebut.
 Untuk Vietnam, Nguyen Tien Minh masih menjadi ujung tombak negerinya. Sedangkan di Asia All-Stars akan nama semifinalis olimpiade Lee Hyun Il serta Ashwini Ponnappa dari India. Selain itu, tak menutup kemungkinan bakal hadir juga Lin Dan di Asia All-Stars. Mantan juara tunggal putri All England asal Denmark Tine Baun masuk daftar Eropa All-Star.
 Pada Axiata 2013 ini memang beda dengan sebelumnya. Selain hadiahnya besar, yang dipertandingkan pun hanya empat nomor yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda campuran.
 Para peserta pun menggunakan ajang ini sebagai pemanasan menghadapi Piala Sudirman yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 19-26 Mei mendatang.
 Leg pertama Axiata Cup dilaksnakan di Surabaya, Indonesia, pada 21-24 Maret dan dilanjutkan di Kuala Lumpur pada 29-31 Maret. Ibu kota Malaysia tersebut akan dipercaya menjadi hots babak semifinal dan final pada 13-14 April. (*)

Ikuti Jejak Kakak Tinggalkan Timnas

KURANG BERKEMBANG:Sannatasah Saniru (bharian.com.my)
SATU persatu pebulu tangkis Malaysia meninggalkan timnas. Tunggal putri Sannatasah Saniru mengikuti jejak saudara lelakinya, Vountus Indra Mawan.
Sekretaris Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) Ng Chin Chai memastikan hal tersebut. Selain itu, Sannatasah juga telah mengirimkan surat pengunduran diri.
‘’Dia (Sannatasah) telah mengundurkan diri dan kami menyetujui. Kami mempunyai enam pebulu tangkis putri dan terus memantau perkembangannya,’’ tambah Chin Chai seperti dikutip media Malaysia.
Lelaki yang juga menjadi manajer Malaysia di turnamen All England Super Series Premier tersebut menganggap saat ini sektor tunggal  putri menjadi sektor terlemah dibandingkan empat nomor lainnya.
Selain Sannatasah, dua tunggal putri sebelumnya pada Januari juga telah memutuskan mundur. Mereka adalah Florah Ng yang memilih fokus ke sekolah dan Ng Sin Er yang tengah cedera.
Dalam suratnya, Sannatasah mengakui tak memperoleh perkembangan selama di timnas. Ini dikarenakan dia tak mendapat kesempatan yang sama seperti yang lain
 Alasan yang sama juga dilontarkan Vountus saat meninggalkan timnas. Dia menilai pelatih melakukan pilih kasih. 
Saat ini, tunggal putri Malaysia yang ditangani Wong Tat Meng dihuni oleh Tee Jing Yi, Lydia Cheah, Sonia Cheah, Yang Li Lian, Lim Yin Fun,  dan Lim Chiew Sien.
 "Dia telah mengundurkan diri dari tim nasional dan kami sudah menerimanya. Ada enam orang lainnya di departemen tunggal putri dan kita perlu untuk melihat ke dalam meningkatkan standar mereka. Ini adalah departemen kami terlemah, "kata Chin Chai, yang berada di Birmingham sebagai manajer tim.
 Selain Sannatasah, pebulutangkis tunggal dua perempuan lain juga meninggalkan Januari ini. Florah Ng berhenti untuk melanjutkan studinya sementara Ng Sin Er pensiun karena cedera.
 Sannatasah juga menyatakan dalam suratnya bahwa telah ada perbaikan dalam permainan karena dia tidak mendapatkan kesempatan sebanyak yang lain untuk bersaing.
 Vountus juga meninggalkan tim nasional tahun lalu mengutip alasan yang sama. Dia merasa bahwa pelatih hanya dipilih orang-orang yang mereka sukai sementara meminggirkan yang lain.
 Sebagai catatan, mereka yang masih di skuad tunggal putri nasional di bawah pelatih Wong Tat Meng adalah Tee Jing Yi, Lydia Cheah, Sonia Cheah, Yang Li Lian, Lim Yin Fun dan Lim Chiew Sien. (*)

Chong Wei Harus Tampil

MALAYSIA tak mau tampil dengan separo kekuatan. Mereka akhirnya menampilkan pebulu tangkis terbaiknya di nomor tunggal putra Lee Chong Wei dalam Axiata Cup 2013.
 Sebelumnya, Chong Wei memutuskan absen dalam turnamen berhadiah total USD 1 juta (atau sekitar Rp 10 Miliar) tersebut. Alasannya, jadwal turnamen yang diikutinya sangat padat sehingga dia takut akan mengalami cedera jika memaksa berlaga Axiata Cup 2013 yang dilaksanakan 21 Maret hingga 14 April tersebut.
 Selain itu, Federasi Bulu Tangkis Malaysia melalui Sekjennya Kenny Goh mengharuskannya tampil. Ini bertujuan sebagai pemanasan sebelum  berlaga dalam Piala Sudirman yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Mei mendatang.
‘’Target utama kami memang di Kejuaraan Dunia dan Piala Sudirman. Tapi, bukan berarti kami tak ingin tampil bagus di Axiata,’’ kata Kenny.
 Chong Wei, tambah dia, mungkin absen di leg pertama yang dilaksanakan di Surabaya pada 21-14 April. Tapi, pada leg kedua (29-31 April) dan selanjutnya bakal unjuk kebolehan. Apalagi, semifinal dan fina, menurut rencana, akan dilaksanakan di 13-14 April mendatang.
 Meski tak terdaftar namanya dalam tim, tapi Chong Wei bakal dimasukan dalam detik-detik akhir. Selain itu, negeri jiran juga akan menambah pasukannya dengan memasukkan nama pasangan muda di nomor ganda putra untuk menggantikan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.
Malaysia telah mendaftarkan nama Liew Daren, Chong Wei Feng, Kien Keat/Boon Heong, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, Lim Yin Loo, dan Jing Yi. Pada tahun ini format yang dipakai di Axiata Cup beda dengan sebelumnya.
 Jika tahun lalu hanya menggelar nomor putra (tunggal dan ganda) kini memasukan tunggal putri dan ganda campuran. Perubahan lainnya dalam hal poin.
 Jika Tim A mengalahkan Tim A 3-1, tim akan memperoleh tiga angka dan tim A mendapat 1 angka. Ini juga tak menutup kemungkinan pertandingan berakhir imbang.

 Juara Axiata Cup 2013 akan memperoleh  USD 400 ribu, Runner-up  membawa pulang USD 200 ribu serta posisi ketiga USD 150 ribu.
 Saat ini ada delapan tim yang akan berlaga yakni Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura, Vietnam, Asia All-Stars (non Asia Tenggara), dan  Eropa All-Stars. (*)

Taufik Enjoy Hadapi All England

BERAT: Taufik Hidayat (foto: yonex.com)

TAUFIK Hidayat sudah mengoleksi semua gelar bergengsi. Juara SEA Games, Asian Games, olimpiade, hingga Kejuaraan Dunia mampu diraihnya.
 Belum lagi turnamen-turnamen perorangan bergengsi. Hanya, ada satu gelar yang membuatnya perjalanan karirnya yang gemilang menjadi kurang komplet.
 Apa itu? Taufik belum pernah merasakan menjadi juara di All England. Kesempatan tersebut sebenarnya terbuka pada 1999 dan 2000. Saat itu, dia mampu menjadi finalis. Sayang, dalam dua kali laga pemungkas, pebulu tangkis yang kini berusia 32 tahun tersebut tersungkur.
 Pada 1999, dia kalah oleh Peter Gade dari Denmark 15-11, 7-15, 15-10. Setahun kemudian, suami dari Ami Gumelar tersebut menyerah 15-6, 15-13 dari pebulu tangkis Tiongkok Xia Xuanze.
 Bahkan, menjelang akhir karirnya, juara pun susah digapai. Tahun ini, yang bakal menjadi tahun terakhir sebagai pebulu tangkis, kans juara pun terasa berat. Penampilan Taufik merosot jauh. Bahkan, peringkatnya pun berada di posisi ke-21.
 Taufik pun menyadari. Dia merasa sudah tak muda lagi.
 ‘’Saya hanya ingin senang untuk diriku sendiri,’’ kata Taufik seperti dikutip media Malaysia.
 All England 2013, tambahnya, banyak diikuti pebulu tangkis bagus. Dia pun merasa sudah susah bersaing dengan mereka.
 Meski, dia mengakui kondisinya sudah fit lagi. Sebelumnya, Taufik mengalami cedera yang memaksanya  mundur pada babak kedua Malaysia Super Series 2013 saat harus berhadapan dengan pebulu tangkis tuan rumah Liew Darren.
 “Saya merasa baik. Lihat saja, apa yang bisa saya lakukan di usia 32 tahun ini,’’ ucapnya.
 Pada tahun ini, pada babak pertama, Taufik akan bersua dengan Sho Sasaki dari Jepang. Jika melaju mulus, Taufik akan menantang unggulan pertama asal Malaysia Lee Chong Wei pada babak semifinal. (*)

Surabaya Kota Bulu Tangkis

SURABAYA tak pernah berhenti menjadi tuan rumah kejuaraan bulu tangkis. Setelah Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013, kemudian akan dilaksanakan Axiata 2013, pada Juli mendatang Kota Pahlawan, julukan Surabaya, akan menggelar pertandingan tepok bulu.
 Tapi, bukan Kejuaraan Dunia ataupun Kejuaraan Asia. Surabaya dipercaya menjadi host Indonesia Challenge 2013. ‘’Itu kalau tak berubah di saat –saat akhir,’’ kata Kasubid Turnamen dan Perwasitan PB PBSI Eddyanto Sabarudin
Untuk pertandingannya dilaksanakan di GOR Sudirman yang berada di kawasan Kertajaya. Memang, dibandingkan dua event sebelumnya, GOR Sudirman masih kalah mentereng dengan DBL Arena. 
 Memang,  dengan kelas challenge, jumlah hadiah totalnya atau pembiayaan turnamen kalah jauh  dengan SBI atau Axiata. Level challenge, ungkap Eddyanto, hadiah totalnya hanya USD 15 ribu.
 Tapi, lelaki yang akrab disapa Eddy tersebut menambahkan, sudah banyak pebulu tangkis papan atas dunia yang besar dari turnamen level challenge. Biasanya, mereka baru berburu poin untuk bisa mendongkrak peringkat di awal karirnya.
 Tahun lalu, Indonesia gagal sapu bersih gelar. Itu dikarenakan o nomor ganda campuran,  pasangan Lee Jae Jin/Yoo Hyun Young asal Korea Selatan menundukkan pasangan Indonesia asal Jawa Timur Tri Kusumawardhana/Variella Aprilsasi  dengan rubber game 19-21, 21-13, 21-12
 Sementara, di empat nomor lainnya semua jatuh ke pebulu tangkis Indonesia. Mereka adalahRicky Karanda/Muhammad Ulinnuha di nomor ganda putra, Hera Desi di tunggal putri, Alamsyah Yunus (tunggal putra), dan Pia Zebadiah/Rizki Amelia (ganda putri). (*)

 Agenda Turnamen  di Asia selama 2013 (di bawah grand prix)

Februari: Iran Challenge (14-17 Februari)
Maret: Hanoi Challenge (26-31 Maret)
April: Osaka Challenge (3-7 April); Thailand (30 April-5 Mei)
Juni: Maladewa Internasional Series (5-9 Juni)
Juli: Indonesia Challenge (2-7 Juli),  Mongolia Internasional Challenge (25-28 Juli)
Agustus: Singapura Internasional (19-24 Agustus)
Oktober: Bahrain Internasional (5-9 November)
Desember: Bangladesh Challenge (3-8 Desember), India Challenge (10-15 Desember)

Tiongkok Tak Bisa Tinggalkan Lin Dan


TIONGKOK belum bisa meninggalkan Lin Dan. Meski, saat ini, peringkatnya tengah terpuruk di posisi ke-13 dunia.
 Tapi, kemampuan dan tenaga peraih dua medali emas tunggal putra olimpiade tersebut masih diandalkan dalam Kejuaraan Dunia nanti. Apalagi, event tersebut dilaksanakan di kandang sendiri, Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus mendatang. Tentu, Negeri Panda, julukan Tiongkok, tak mau malu di kandang sendiri.
 Kesempatan Lin Dan tampil pun masih terbuka lebar. Ini dikarenakan batas akhir kualifilkasi lolos ke Kejuaraan Dunia nanti masih sebulan lagi atau April mendatang. Ya, Lin Dan merosot peringkatnya setelah absen dalam berbagai kejuaraan dunia setelah sukses mempertahankan emas olimpiade  di London pada Agustus 2012.
Pebulu tangkis berusia 29 tahun itu juga absen dalam turnamen All England Super Series 2013. Padahal, dalam turnamen super series tertua tersebut, dia menyandang status juara bertahan. Di final, Lin Dan menundukkan pebulu tangkis Malaysia Lee Chong Wei. Kemenangan tahun lalu juga membuat dia memastikan gelar All England untuk kali kelima.
Manajer Malaysia ke All England 2013 Ng Chin Chai mengatakan Lin Dan tetap akan menjadi momok bagi Chong Wei dalam Kejuaraan Dunia. Baginya, sebagai tuan rumah, Tiongkok punya strategi untuk bisa menurunkan Lin Dan.
Dalam Kejuaraan Dunia nanti, Tiongkok maksimal menurunkan tiga pebulu tangkisnya. Syaratnya, tiga pebulu tangkisnya atau lebih yang beredar di peringkat 24 besar dunia pada April mendatang.
Saat ini, Tiongkok mempunyai Chen Long (di posisi kedua 2), Du Pengyu (3), Chen Jin (5), Lin Dan (13), dan Wang Zhengming (19).’’Beda dengan olimpiade, kualifikasi Kejuaraan Dunia berdasarkan peringkat bukan nama. Tentu, Tiongkok tak akan sembarangkan memberikan tiketnya kepada pebulu tangkis tersebut.
”Tiongkok akan menampilkan Chen Long, Pengyu, dan  Lin Dan dalam Kejuaraan Dunia nanti. Meski, peringkat Lin Dan masih di bawah Chen Jin,’’ ucap Chin Chai.
Bahkan, dia yakin nama suami Xie Xingfang itu juga akan ada di tim Sudirman. Kejuaraan beregu campuran tersebut akan dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 19-26 Mei mendatang. (*)


Brehaut Tangani Junior Australia

PELATIH: Stuart Brehaut (foto: corporate.olympic)
AUSTRALIA menyusun kekuatan dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Oceania. Mereka mengirimkan enam pebulu tangkis terkuatnya dalam event yang dilaksanakan di Tahiti pada 22-27 April mendatang.
Di kelompok putra terdapat nama Daniel Guda, Anthony Joe, dan Seng Low. Kemudian di bagian hawa, Negeri Kanguru, julukan Australia, diperkuat Joy Lai Joy Lai, Natasha Sharp, dan Gronya Somerville. Mereka diasuh Stuart Brehaut.
 Brehaut merupakan mantan pebulu tangkis terbaik Australia yang kini berusia 35 tahun. Dia pernah berlaga di Olimpiade Athena 2004. Sayang, langkahnya terhenti pada babak pertama setelah dihentikan pebulu tangkis Korsel Lee Hyun-il pada babak kedua.
 Kejuaraan junior Ocenia tersebut diperuntukkan bagi pebulu tangkis di bawah usia 19 tahun tersebut akan mempertandingan nomor beregu yang kemudian dilanjutkan nomor perorangan.
Bagi Tahiti, ini merupakan kali pertama mereka  dipercaya menjadi tuan rumah kejuaraan bulu tangkis bertitel internasional. (*)

No Chong Wei, No Problem

LEE Chong Wei absent di Axiata Cup 2013? No problem. Bahkan, absennya pebulu tangkis Malaysia tersebut dianggap tak akan mengurangi gengsi dan bobot kejuaraan bulu tangkis yang dilaksanakan di Surabaya (Indonesia) dan Kuala Lumpur (Malaysia) tersebut.
 ‘’Saya rasa Axiata Cup tetal menarik ada atau tanpa Chong Wei,’’ kata Ketua Panpel Axiata Cup 2013 Yacob Rusdianto.
 Hadiah total sekitar Rp 10 Miliar atau USD 1 juta, tambah dia, dianggap sebagai doping bagi para peserta untuk menampilkan kekuatan terbaiknya. Apalagi, hampir semua pebulu tangkis papan atas dunia akan ikut ambil bagian.
 ‘’Kalau tak tampil dengan kekuatan terbaik tentu mereka akan menerima malu sendiri,’’ tambah dia.
 Lelaki yang juga mantan sekjen PB PBSI tersebut menambahkan, para pebulu tangkis Eropa dan Asia akan turun  dengan bendera sendiri. Tentu, ini yang akan membedakan dengan turnamen  beregu lainnya di dunia.
 Chong Wei sendiri absen karena jadwalnya padat. Apalagi, dia ingin memberikan kesempatan kepada juniornya, Liu Daren dan Chong Wei Feng, untuk merasakan panasnya atmosfer bulu tangkis papan atas dunia.
 Hanya, Chong Wei memastikan akan kembali membela Malaysia dalam Piala Sudirman yang dilaksanakan di kandangnya sendiri, Kuala Lumpur, pada Mei mendatang serta Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus mendatang.
 Persaingan pun semakin panas setelah Lin Dan kembali dari liburannya, Kehadiran pebulu tangkis Tiongkok berjuluk Super Dan tersebut dianggap bisa membahayakan domonasi Chong Wei yang sudah berjaya dalam dua kejuaraan super series awal tahun, Korea dan Malaysia.
 Saat ini, para pebulu tangkis dunia tengah bersaing dalam All England Super Series di National Indoor Arena (NIA), Birmingham, Inggris. Tahun lalu Lin Dan juara dan Chong Wei sebagai runner-up. (*)

Sinyal Bahaya Junior Thailand

KALAH DI FINAL: Yen Mei Ho (thestar.my)
THAILAND bakal menjadi ancaman Indonesia. Bukan hanya di level senior, di level junior pun Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, punya pebulu tangkis yang sudah matang menuju senior.
 Buktinya, Thailand mampu berjaya dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Belanda Terbuka 2013. Dalam final yang dilaksanakan di Haarlem pada Minggu waktu setempat (3/3/2013), negeri di kawasan Asia Tenggara tersebut mampu meraih tiga gelar. 
Posisi terhormat tersebut digapai dari nomor tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri. Bahkan, di nomor bergengsi tunggal putra, terjadi final sesama pebulu tangkis Thailand.
 Sittikorn Thammasin, yang diunggulkan di posisi 5/8 menghentikan asa rekannya sendiri, Pannawit Thongnuam, yang diunggulkan di posisi 9/16, dua game langsung 21-18, 21-14.
 Sebenarnya, pebulu tangkis Indonesia juga ikut ambil bagian. Sayang, Julian Arbitama dan Yohanes Tyy Rambitan di nomor tunggal putra gagal melangkah jauh.
 Julian terhenti langkahnya pada babak kedua setelah harus mengakui ketangguhan Greg Mairs (Inggris) 21-15, 12-21, 19-21. Yohanes langsung tersungkur pada penampilan perdana karena tumbang 19-21, 21-16, 8-21 oleh Likka Heino (Finlandia)
 Saat Julian dan Yohanes berpasangan, keduanya pun hanya sampai babak kedua. Itu setelah mereka menyerah 18-21, 21-23 oleh Chang Tak Ching/Lee Cheuk Yiu (Hongkong). (*) 


Hasil Final (3/03/2013)

Tunggal Putra: Sittikorn Thammasin (Thailand x5/8) v Pannawit Thongnuam (Thailand x9/16) 21-18, 21-14
Tunggal Putri: Sarita Suwanakijboriharn (Thailand x3/4) v Yen Mei Ho (Malaysia x9/16) 21-17, 23-21
Ganda Putra: Khek Wei Chua/Mun Choon Woon (Malaysia) v Antoine Lodiot/Julien Maio (Belanda x1) 21-16, 11-21, 21-18
Ganda Putri: Ruethaichanok Laiusan/Narissapat Lam (Thailand) v Joyce Wai Chi Choong/Cheng Wen Yap (Malaysia) 21-12, 22-20
Ganda Campuran:Mark Lamsfuss/Franziska Volkmann (Jerman x9/16) v Chun Man Tang/Wing Yung Ng (Hongkong) 21-18, 15-21, 21-19 

Tiongkok 3, Korsel 2

DOBRAK: Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (foto: victorsport)
EROPA gagal berjaya di kandang dalam Jerman Grand Prix Gold 2013. Dua wakilnya di partai final harus mengakui ketangguhan lawan-lawannya dalam pertandingan yang dilaksanakan di Mulheim pada Minggu (3/3/2013) waktu setempat.
 Di tunggal putri, pebulu tangkis Jerman Juliane Schenk, yang diunggulkan di posisi ketiga, menyerah straight game 14-21, 23-21 kepada unggulan kedua asal Tiongkok Wang Yihan.
Kekalahan ini membuat rekor pertemuan keduanya menjadi 8-2 bagi Wang Yihan. Dua kemenangan Schenk dipetik di Tiongkok Terbuka 2012 serta Kejuaraan Dunia 2009.
Sementara di nomor ganda campuran, pasangan Denmark Anders Kristiansen/Julie Houmann kalah 19-21, 21-19, 22-24 oleh Shin Baek-choel/Jang Ye-na (Korsel). Ini merupakan pertemuan keduanya selama kedua pasangan berkiprah di olahraga tepok bulu.
 Kegagalan juga dialami oleh satu-satunya wakil Indonesia di pemungkas Tommy Sugiarto. Dia takluk dua game langsung 17-21, 11-21 oleh unggulan kedua asal Tiongkok Chen Long.  Kemenangan Chen Long ini juga mempertegas dominasinya atas putra juara dunia bulu tangkis di era 1980-an Icuk Sugiarto tersebut.
 Selain itu, kemenangan Chen Long dan Wang Yihan juga membuat Tiongkok membawa pulang tiga gelar. Satu gelar lainnya disumbangkan dari nomor ganda putra melalui Chai Biao/Hong Wei.
 Setelaj dari Jerman, para pebulu tangkis terbaik dunia akan berlaga di All England Super Series yang dilaksakan di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, pada 5-10 Maret. (*) 

Hasil Semifinal (2/3)
Tunggal Putra: Chen Long (Tiongkok x1) v Tommy Sugiarto (Indonesia) 21-17, 21-11
Tunggal Putri: Wang Yihan (Tiongkok x2) v Juliane Schenk (Jerman x3) 21-14, 21-13
Ganda Putra: Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok x6) v Liu Xiaolong/Qiu Zihan (Tiongkok x7) 21-10, 21-14
Ganda Putri: Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korsel x4) v Ma Jin/Tan Jin Hua (Tiongkok x5) 11-21, 21-14, 21-13
Ganda Campuran: Shin Baek-choel/Jang Ye-na (Korsel) v Anders Kristiansen/Julie Houmann (Denmark) 21-19, 19-21, 24-22

Selandia Baru Terbuka Naik Level

VENUA: North Shore Events Centre(foto: stadiumjourney)

SELANDIA Baru naik kelas di pentas bulu tangkis internasional. Negeri Kiwi, julukan Selandia Baru, telah mempunyai turnamen grand prix dalam kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
 Itu setelah Selandia Baru Terbuka menaikan jumlah hadiahnya menjadi USD 50 ribu. Sebelumnya, dengan jumlah hadiah yang lebih sedikit, turnamen tersebut masih masuk dalam kalender challenge.
 Imbasnya, turnamen yang dilaksanakan di Auckland pada 10-14 April mendatang tersebut bakal didatangi pebulu tangkis papan atas. Peserta dari Tiongkok, Indonesia, Malaysia, dana Jepang sudah memastikan hadir.
 Dengan masih lamanya pendaftaran peserta, panitia memperkirakan sekitar 300 pebulu tangkis bakal ikut ambil bagian. Bahkan, tak menutup kemungkinan pebulu tangkis 10 besar dunia ikut mengayunkan raketnya di negara di kawasan Oceania tersebut.
Selain negara-negara tersebut, Thailand, Taiwan, India, Makau, Norwegia, Belanda, Australia, serta tuan rumah juga akan mengirim dutanya. Kali terakhir, Selandia Baru Terbuka dilaksanakan pada 2011. Hadirnya kembali turnamen ini membuat Oceania mempunyai tiga event bulu tangkis dalam kalender BWF. Selain Selandia Baru, Australia dan Tahiti juga menggelar turnamen bulu tangkis. Hanya, di Australia, eventnya sudah memasuki level grand prix gold dan di Tahiti masih berlabel internasional.
‘’Saya telah berbicara dengan banyak pebulu tangkis top dan mereka tertarik datang ke Selandia Baru,’’ kata Direktur Turnamen Julie Carrel seperti dikutip media setempat.
Dia menambahkan penutupan peserta akan dilakukan pada 15 Maret mendatang. Harapannya, para pebulu tangkis level atas bakal ikut hadir. ‘’Ini akan ikut mendongkrak penjualan tiket nantinya,’’ tegas dia. (*)

Axiata Cup tanpa Lee Chong Wei

GENGSI Axiata Cup 2013 sedikit kendur. Itu setelah pebulu tangkis terbaik dunia saat ini asal Malaysia Lee Chong Wei memutuskan absent dalam event yang dilaksanakan di Surabaya, Indonesia, dan Kuala Lumpur, Malaysia, tersebut.
 ‘’Saya tak akan turun dalam semua turnamen karena itu saya harus selektif. Untuk itu, saya pun memutuskan mundur dari Axiata Cup,’’ kata Chong Wei seperti dikutip dari media Malaysia.
 Untuk itu, dia memberikan kesempatan kepada dua juniornya, Liu Daren dan Chong Wei Feng, berebut menjadi tunggal pertama. Tapi, dia masih akan membela negaranya dalam turnamen besar lainnya, Piala Sudirman yang dilaksanakan di Kuala Lumpur serta Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok.
 ‘’Tapi, untuk sekarang, saya fokus ke All England dulu,’’ tegas pebulu tangkis yang segera menimang momongan tersebut.
 Baginya, All England tahun ini sangat penting. Alasannya, tahun lalu dia gagal mempertahankan cedera setelah mengalami cedera saat menghadapi rival beratnya asal Tiongkok Lin Dan. Hanya, tahun ini, Lin Dan absent setelah menjalani liburan usai sukses mempertahankan emas olimpiade di London pada Juli lalu.
 Axiata 2013 sendiri merupakan turnamen beregu yang awalnya dikuti oleh Negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Filipina. Tapi, untuk tahun ini, ada tambahan peserta. Asia All-Star dan Eropa All-Star akan ikut ambil bagian. Asia All-Star merupakan kumpulan pebulu tangkis terbaik Asia di luar negara-negara Asia Tenggara. Sementara Eropa All-Star bakal diperkuat jago tepok bulu terbaik dari benua putih. (*)

Tommy Melawan Rekor Buruk

TERATAS: Chen Long (foto: xinhua.net)

PERFORMA Tommy Sugiarto tengah menanjak. Setelah tampil gemilang dalam Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013 dengan membawa Musica Champion Kudus juara, kini dia sukses mengulanginya di Jerman Grand Prix Gold 2013.
 Putra juara dunia bulu tangkkis di era 1980-an Icuk Sugiarto tersebut lolos ke final dalam turnamen yang dilaksanakan di Mulheim tersebut. Pada babak semifinal yang dilaksanakan pada Minggu dini hari (3/3/2013), Tommy mengubur ambisi unggulan kedua asal Thailand Boonsak Ponsana dua game langsung 21-19, 21-9.
 Dalam laga pemungkas, Tommy akan menjajal ketangguhan Chen Long. Unggulan pertama asal Tiongkok tersebut mengalahkan compatriot (rekan senegara) Qiao Bin juga dengan straight game 21-8, 21-16.
 Sayang, dalam tiga kali pertemuan sebelumnya, Tommy belum pernah memetik kemenangan. Pil pahit tersebut ditelan Tommy di All England, putaran final Piala Thomas, serta Hongkong Terbuka. Kebetulan ketiganya berlangsung pada tahun ini.
 Tapi, lolos ke final sekelas Grand Prix Gold di luar Indonesia bagi pebulu tangkis yang kini duduk di peringkat 24 dunia merupakan sebuah lompatan berarti. Apalagi, tahun ini, di turnamen yang sama, Tommy hanya mampu menembus babak semifinal. Dia gagal menembus final setelah dihentikan langkahnya oleh pebulu tangkis terbaik dunia asal Tiongkok Lin Dan dua game langsung 10-21, 11-21.
 Tommy menjadi satu-satunya asa Indonesia meraih gelar dalam turnamen pemanasan sebelum All England tersebut setelah rekan-rekannya sudah bertumbangan sebelum melangkah ke semifinal.
 Capaian tertinggi selain Tommy dihasilkan oleh tunggal putri Aprillia Yuswandari dan pasangan ganda campuran Frans Kurniawan/Shendy Puspa Irawati. Tapi, Aprillia kalah 18-21, 14-21 oleh Sung JI-hyun, unggulan keempat asal Korea Selatan. Sementara, Frans/Shendy, yang diunggulkan di posisi keempat, tumbang oleh Shin Baek-choel/Jang Ye-na (Korsel) dengan 21-13,14-21, 16-21. (*)

Hasil Semifinal (2/3)
Tunggal Putra: Tommy Sugiarto (Indonesia) v Boonsak Ponsana (Thailand x2) 21-19, 21-12, Chen Long (Tiongkok x1) v Qiao Bin (Tiongkok) 21-8, 21-16

Tunggal Putri: Juliane Schenk (Jerman x3) v Sayaka Takahashi (Jepang) 21-17, 21-19; Wang Yihan (Tiongkok x2) v Sung Ji-hyun (Korsel x4) 21-19, 8-21, 21-16

Ganda Putra: Liu Xiaolong/Qiu Zihan (Tiongkok x7) v Lee Sheng Mu/Tsai Chia Tsai (Taiwan) 21-19, 21-19; Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok x6) v Kim KI-jung/Kim Sa-rang (Korsel x3) 15-21, 21-19, 21-13

Ganda Putri: Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korsel x4) v Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x1) 22-20, 21-17; Ma Jin/Tan Jin Hua (Tiongkok x5) v Eom Hye-won/Jang Ye-na (Korsel x2) 21-8, 21-14

Ganda Campuran: Shin Baek-choel/Jang Ye-na (Korsel) v Robert Mateusiak/Nadiezda Zieba (Polandia x2) 21-15, 18-21, 21-18; Anders Kristiansen/Julie Houmann (Denmark) v Chris Adcock/Gabrielle White (Inggris) 21-19, 19-21, 21-19. (*)

Chong Wei Janji Setia BAM



KESETIAN Lee Chong Wei patut diacungi jempol. Dia menegaskan tetap bertahan di bawah Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).
 Itu disampaikannya sebelum meninggalkan Malaysia untuk terbang ke Birmingham, Inggris, guna berlaga dalam turnamen bergengsi All England Super Series 2013 yang dilaksanakan 5-10 Maret. Dia mengaku BAM sudah banyak berjasa dan perjalanan karirnya selama ini. Apalagi, dia berlatih di bawah program BAM selama 12 tahun.
LOYAL: Lee Chong Wei (foto: telegraph.co.uk)
Tahun lalu, BAM sudah ditinggal tiga pebulu tangkisnya, Tan Chun Seang, Chan Kwong Beng, dan Misbun Ramdan Misbun. Mereka pergi dengan alasan yang berbeda-beda.
‘’Bagi saya, bertahan di BAM adalah pilihan terbaik. BAM banyak berjasa bagi saya,’’ kata Chong Wei kepada salah satu media Malaysia.
 Hanya, dia mengaku kehilangan rekan berlatih saat para pebulu tangkis muda itu meninggakan BAM. Untung, kini dia sudah mempunyai Liew Daren atau Chong Wei Feng.
“Hanya, itu keputusan mereka yang sudah merasa cukup untuk pergi,’’ lanjut pebulu tangkis berusia 30 tahun tersebut.
 Tentang kansnya di All England 2013, dia tetap optimistis. Apalagi, dia ingin meraih gelar ketiganya setelah sukses pada 2010 dan 2011. Sayang, tahun lalu, dia mundur di final karena mengalami cedera saat tampil di final menghadapi Lin Dan, yang absen tahun ini karena habis berlibur. Pada babak pertama All England tahun ini, dia dijajal Wong Wing Ki asal Hongkong pada babak pertama.
 Tahun ini, Chong Wei menargetkan bisa melengkapi 10 gelar super series. Gelar lain yang burunya tahun ini adalah juara dalam Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus mendatang. (*)

Lin Dan is Back

PASANGAN: Lin Dan dan Xie Xingfang (foto: china.org)

PARA pebulu tangkis papan atas dunia bakal tak kembali tenang. Itu setelah Lin Dan kembali berlatih pada 1 Maret setelah menjalani liburannya beberapa bulan. Bahkan, pebulu tangkis tunggal putra asal Tiongkok tersebut menatap emas ketiganya di Olimpiade 2016 yang dilaksanakan di Rio de Janeiro, Brasil.
Lin Dan, yang dijuluki Super Dan oleh para penggemarnya, memutuskan rehat dari pentas bulu tangkis internasional setelah mampu mempertahankan emas di Olimpiade London. Kemenanan atas Lee Chong Wei asal Malaysia tersebut membuat dia menjadi orang pertama di cabang olahraga (cabor) bulu tangkis yang mampu melakukan back to back. Pada Olimpiade Beijing 2008, dia juga menundukkan Chong Wei.
 Karena lama absen, peringkat dunianya yang semula di posisi pertama melorot jauh hingga terakhir di posisi ke-13. Selama liburan, sebenarnya Lin Dan juga tak bisa tenang istirahat.
 Dia menjalani agenda padat mulai dari penulisan biografinya, acara pernikahan  dengan gadis pujaannya, Xie Xingfang, kemudian tanda tangan dengan sponsor, hingga menjalani laga ekshibisi perpisahan rekan sekaligus rivalnya di atas lapangan dari Denmark Peter Gade.
‘’Liburan saya sangat sibuk. Saya harus terbang lebih banyak dibandingkan sebelumnya,’’ ungkap Lin Dan seperti dikutip media Tiongkok. 
 Meski begitu, dia tetap merasa senang. Alasannya, selama liburan, dia lepas dari tekanan dan bisa mengatur agendanya sendiri.
 Pebulu tangkis berusia 28 tahun itu pun membantah kalau dirinya sudah merencanakan mundur setelah Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus mendatang.
‘’Saya butuh waktu untuk memikirkan kondisi empat tahun mendatang. Saya akan berkonsultasi dengan keluarga, teman-teman, dan pelatih. Masihkan saya mampu untuk bertahan ke depannya,’’ lanjut Lin Dan.
 Yang pasti, dalam waktu dekat, Lin Dan kehilangan gelar juara All England yang bergulir pekan depan. Ini dikarenakan dia sudah memutuskan absen karena liburan dan baru saja berlatih.
"Kami sudah berkonsultasi dengan Lin Dan sebelumnya untuk mengirim pebulu tangkis yang bakal berangkat ke All England. Tapi, dia memilih mundur.’’ tambah Li Weiguo, manajer tim bulu tangkis Tiongkok.
Pelatih kepala Li Yongbo mengaku belum yakin anak asuhnya tersebut bisa bersaing lagi level elite. Pihaknya akan memeriksa kondisinya  sebelum mengirimnya ke berbagai turnamen. (*)