WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Indra Bagus Harus Pakai Kruk

CEDERA:Indra Bagus Ade Chandra (foto:auc)

PETAKA menimpa Indra Bagus Ade Candra. Bukan saja dia gagal menembus perempat final Finlandia Challenge 2015, tapi cedera juga menderanya.

Itu terjadi saat mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut menghadapi Valery Atrashchenko dari Ukraina. Di game pertama, Indra Bagus kalah 21-18. Namun, di game kedua, giliran lelaki yang kini membela bendera Italia tersebut ganti membalas dengan kemenangan 21-14.

''Tapi, pada game ketiga, Indra mengalami cedera lutut. Padahal, saat itu, dia unggul 7-2,'' kata Imam Teguh Santoso, lelaki asal Indonesia yang kini menangani Timnas Finlandia.

Dia tak bisa memberikan gambaran detal mengenai cedera Indra Bagus. Ini disebabkan dia juga mengawani anak asuhnya tengah bertaanding .

''Sekilas, saya melihat dia mendapat perawatan serius. Dia keluarnya pakai kruk,'' ungkap Imam.

Indra Bagus sendiri mengakui, dia langsung dibawa ke rumah sakit. Saat memberikan pesan singkat, lelaki yang digembleng di Pelatnas Cipayung 2005-2009 itu tengah antre untuk menjalani pemeriksaan.

''Doakan saya cepat sembuh,'' ucap Indra Bagus.

Ya, di nomor tunggal putra, Indra Bagus menjadi satu-satunya pebulu tangkis Indonesia yang turun di Finlandia Challenge. Dia membawa bendera Italia karena statusnya sebagai pelatih di Negeri Pizza. Ini juga yang membuatnya lebih sering berlaga di Eropa.

Di Finlandia Challenge 2015, ada satu wakil Indonesia yakni Febby Angguni. Perempuan yang juga pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung tersebut mampu menembus babak semifinal.

Ini diperolehnya berkat dua kemenangan yang diraih. Di perempat final, dia menang atas Olga Kolon dari Jerman 21-17, 21-19. kemudian, beberapa jam kemudian, pebulu tangkis yang dibesarkan Djarum Kudus tersebut unggul atas wakil Denmark Mette Poulsen 17-21, 21-8, 21-13.

Di final yang dilaksanakan Minggu waktu setempat, Febby yang kini hijrah ke Tjakrindo Masters Surabaya itu akan menantang unggulan pertama Beatriz Corrales dari Spanyol. Febby belum pernah bersua dengan Corrales. (*)

Bekal dari Asian Games

Hendra/Ahsan di podium Asian Games 2014. (foto:ste.india)

DUA kali kalah dalam tujuh kali pertemuan tentu bukan rekor yang mengenakkan bagi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Namun, ada yang membuat kans ganda putra terbaik Indonesia itu bisa menang atas Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dari Korea Selatan (Korsel) dalam final Malaysia Super Series Premier 2015.

Apa itu? Dalam perjumpaan terakhir, Hendra/Ahsan mampu mempermalukan pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, itu di kandangnya dalam final Asian Games 2012. Dalam pertandingan yang dilaksanakan 28 September 2014 itu, pasangan Pelatnas Cipayung tersebut menang tiga game 21-16, 16-21, 21-17.

Satu kemenangan lainnya dipetik Hendra/Ahsan dalam babak perempat final Piala Thomas 2014 di New Delhi, India.Pada 22 Mei 2014, pasangan yang dibentuk pada 2012 usai Olimpiade London tersebut juga menang tiga game 21-15, 17-21, 21-19.

Kans memperkecil ketinggalan dalam head to head pun terbuka dalam final Malaysia Super Series Premier 2015. Keduanya sukses menundukkan lawan-lawannya dalam semifinal yang dilaksanakan di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Sabtu waktu setempat (4/4/2015).

Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi keempat, harus bertarung tiga game 21-16, 18-21, 21-16 atas Mathias Boe/Carsten Mogensen dari Denmarki. Ini menjadi kemenangan keempat dalam empat pertemuan atas unggulan kedua dalam Malaysia Super Series Premier 2015 itu.

Sedangkan Yon-dae/Yoon-seong, yang menempati unggulan pertama, juga dipaksa bertarung rubber game 21-15, 20-22, 22-20 atas wakil Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin.

Hendra/Ahsan pernah menjadi juara Malaysia Open, nama resmi Malaysia Super Series Premier 2015, pada 2013. Namun, tahun lalu, mereka kalah oleh Sheng/Mu/Chia Hsin di babak kedua. (*)

Belum Juga Bisa Juara

RINTANGAN:Zhang Nan/Zhou Yunlei (foto:bbc.co.uk)

GELAR juara belum juga mau menyambangi pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Hingga tiga turnamane yang sudah diikuti, hanya kegagalan yang harus dialami pasangan yang sama -sama berasal dari Djarum Kudus tersebut.

Kali terakhir, Tontowi/Liliyana mental di Malaysia Super Series Premier 2015. Di babak semifinal yang dilaksanakan di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Sabtu waktu setempat (4/4/2015), mereka menyerah kepada unggulan terasal asal Tiongkok Zhang Nan/Zhoau Yunlei dengan rubber game 19-21, 21-14,11-21.

Kekalahan ini menjadi pil pahit ketiga beruntun (hat-trick) pasangan terbaik Indonesia itu atas lawan yang sama. Dua kekalahan sebelumnya terjadi di  Asian Games 2014 dan All England Super Series Premier 2015.

Di Birmingham, host All England Super Series Premier 2015, menjadi kekalahan yang menyakitkan. Hasil duka itu membuat Tontowi/Liliyana gagal mencetak sejarah dengan kali keempat menjadi juara beruntun(quat-trick) dalam turnamen paling bergengsi di muka bumi tersebut.

Meski pernah menjadi juara All England dan Kejuaraan Dunia, tapi Malaysia Open, titel resmi Malaysia Super Series Premier 2015, merupakan kejuaraann yang belum pernah ditaklukkan Tontowi. Lain halnya dengan Liliyana.

Perempuan yang akrab disapa Butet itu pernah naik ke podium juara saat berpasangan dengan pelatihnya sekarang, Nova Widianto. Itu terjadi pada Malaysia Open 2009.

Di final Malaysia Super Series 2015, Zhang/Zhou bersua dengan kompatriot (rekan satu negara) Xu Chen/Ma Jin. Unggulan ketiga ini tak perlu memeras keringat karena lawannya yang juga berasal dari Tiongkok Liu Cheng/Bao Yixin tak tampil di lapangan. (*)

 Agenda final Malaysia Super Series Premier 2015

Tunggal putra:Chen Long (Tiongkok x1) v Lin Dan (Tiongkok x5)

Tunggal putri: Li Xuerui (Tiongkok x1) v Carolina Marin (Spanyol x6)

Ganda putra:Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel x1) v Hendra Setiawan/MohammadAhsan (Indonesia x4)

Ganda putri: Luo Ying/Luo Yu (Tiongkok x3) v  Chan Ye-na/Jung Kyung-eun (Korsel) v

Ganda campuran: Zhang Nan/Zhou Yunlei (Tiongkok x1)  Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok x3)

Ket: x=unggulan

Sukses Revans, Terbuka ke Semifinal

LIBAS: Kristina Gavnholat (foto:babolat.us)

SETAPAK demi setapak dilalui Febby Angguni di Finlandia Challenge 2015. Melalui dari babak kualifikasi, mantan tunggal putri penghuni Pelatnas Cipayung tersebut sudah mampu menembus semifinal.

Dia mampu menang dua kali dalam pertandingan yang dilaksanakan di Energia Arena, Vantaa, pada Jumat waktu setempat (3/4/2015). Pada babak pertama babak utama, Febby menundukkan Kristina Gavnholt dari Republik Ceko dengan 21-16, 16-21, 21-15.  Kemenangan ini juga membalas kekalahan yang dialami Febby dalam turnamen yang sama pada 2013.

''Febby mainnya fight aja.Lawannya narik-narik terus,'' kata Imam Teguh Santoso, lelaki asal Indonesia yang menjadi pelatih Finlandia, yang menyempatkan mendampingi Febby di pinggir lapangan.

Untung, tambah dia, Febby berani melayani permainan Kristina.Hingga, lawannya yang berperingkat lebih atas 72 dunia dibuatnya tak berdaya.

Selang beberapa jam kemudian, Febby, yang kini peringkatnya terperosok di 236 dunia, menundukkan wakil Rusia Victoria Slobodjanuk dengan dua game yang lebih ringan 21-14, 21-14. Jalan ke semifinal pun diprediksi akan lapangan.

Di perempat final, Febby berjumpa dengan lawan yang sama-sama melangkah dari babak kualifikasi Olga Konon. Wakil Jerman ini di babak kedua mengandaskan pebulu tangkis Belgia berdarah Indonesia Lianne Tan dengan 21-16, 21-9.

Kedua pebulu tangkis belum pernah bertemu. Namun, dari segi pengalaman, pebulu tangkis merah putih tersebut lebih diunggulkan.

Di tunggal putra, tiket perempat final juga digapai pebulu tangkis Indonesia Indra Bagus Ade Candra. Namun, dia membela bendera Italia. (*)

Tiongkok Keroyok Jorgensen

RIVAL: Jan O Jorgensen (foto:bt.dk)

JAN O Jorgensen terjepit. Tunggal putra andalan Denmark ini akan dikeroyok wakil Tiongkok di babak semifinal Malaysia Super Series Premier 2015.

Bagaimana tidak, satu tiket nomor bergengsi tersebut sudah pasti menjadi milik negeri terpadat penduduknya di dunia itu. Dua wakilnya, Chen Long dan Wang Zhenming ertemu di semifinal. Sementara, dirinya bakal jatuh bangun untuk mengatasi mantan raja tunggal putra dunia Lin Dan.

Jorgensen mampu menembus semifinal usai menghentikan perlawanan Wei Nan asal Hongkong dengan 21-9, 21-15. Sedangkan Lin Dan dipaksa tampil rubber game 11-21, 21-16, 21-13 oleh juniornya, Tian Houwei.

Lelaki berambut gondrong tersebut termasuk satu dari beberapa pebulu tangkis yang pernah mempermalukan Lin Dan. Juara dunia lima kali dan dua kali peraih emas olimpiade itu disikatnya di Malaysia Super Series 2012 dan Jepang Super Series 2014.

Malaysia Super Series Premier 2015 diharapkan mampu menjadi pelepas dahaga gelar Lin Dan selama 2015. Dalam dua kali turnamen yang sudah diikutinya, dia tak pernah naik ke podium terhormat.

Di All England Super Series Premier, langkahnya dihentikan kompatriot (rekan satu negara) Chen Long di semifinal dengan straight game 13-21, 12-21. kemudian, di India Super Series pekan lalu, suami mantan ratu bulu tangkis Xie Xingfang tersebut dihentikan oleh wakil Indonesia Tommy Sugiarto di perempat final.

Selain itu, Malaysia Open, nama resmi Malaysia Super Series Premier, merupakan turnamen yang belum pernah dijuarai olehnya. Selama 10 tahun, posisi terhormat hanya sekali lepas dari jagoan tuan rumah Lee Chong Wei, yakni pada 2007 saat disabet Peter Gade (Denmark).(*)

Berharap Pada Duo Juara Dunia 2013

ANDALAN: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir

JALAN menjadi juara di Malaysia Super Series Premier  2015 masih terbuka bagi Indonesia. Dua wakilnya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, melangkahkan kaki ke babak semifinal turnamen berhadiah total USD 500 ribu tesebut.

Dalam laga perempat final yang dilaksanakan di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Jumat waktu setempat, Hendra/Ahsan, yang diunggullkan di posisi keempat ganda putra, dipaksas tampil tiga game 10-21,21-13,21-12  atas Kenichi Hayakawa/Hiroyuki Endo dari Jepang. Ini  membuat pasangan Negeri Sakura, julukan Jepang, tersebut tak pernah menang dalam tujuh kali pertemuan sejak kali pertama bersua di Denmark Super Series Premier 2012.

Sayang, asa bertemu dengan sesama rekan  sendiri di Pelatnas Cipayung urung terlaksana. Pasangan yang termasuk baru dipasangkan Angga Pratama/Ricky Karanda menyerah dengan rubber game 21-23, 14-21, 11-21 kepada Mathias Boe/Carsten Mogensen dari Denmark.

Menilik dari rekor pertemuan, Hendra/Ahsan lebih diunggulkan untuk menembus final. Mereka selalu memetik kemenangan dalam tiga kali pertemuan yakni di Prancis Super Series 2012, Kejuaraan Dunia 2013, dan Super Series Finals 2013.

Hanya, pada 2015 ini, Boe/Mogensen tengah menanjak penampilannya.Dari tiga kali mengikuti turnamen, dua gelar sudah diraih yakni India Grand Prix Gold dan All England Super Series Premier. Sementara di India Super Series, mereka menembus semifinal.

Semifinal ganda putra lainnya akan mempertemukan unggulan teratas asal Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dengan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin dari Taiwan.

Sedangkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang jadi unggulan keempat ganda campuran menundukkan saingannya asal Inggris Chris Adcock/Gabrielle Adcock dengan rubber game 21-17, 12-21, 21-13. Hasil manis ini merupakan kemenanan kelima dalam enam kali pertemuan.

Untuk menembus final, Tontowi/Liliyana butuh perjuangan ekstrakeras. Mereka akan menjajal unggulan teratas asal Tiongkok Zhang Nan/Zhou Yunlei yang di semifinal menang straight game 21-14, 21-19 atas Ko Sung-hyun/Kim Ha-na dari Korea Selatan.

Pasangan Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, itu Maret lalu menghadirkan mimpi buruk bagi Tontowi/Liliyana. Pasangan merah putih itu menyerah dalam final All England Super Series Premier. Kekalahan itu membuat Tontowi/Liliyana gagal mencetak quat-trick (empat kali beruntun) menjadi juara di turnamen bulu tangkis di dunia tersebut.

Dua tahun lalu dalam Kejuaraan Dunia di Guangzhoi, Hendra/Ahsan dan Tontowi/Liliyana mampu menjadi pemenang. Ini diharapkan kembali terulang di Malaysia Super Series Premier 2015. (*)

Febby Tampil tanpa Kawan

DUTA:Febby Angguni berlaga di Finlandia Challenge 2015
FEBBY Angguni tampil sendirian. Dia menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang tampil dalam Finlandia Challenge 2015.

Bahkan, dalam turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut, Febby harus berjuang dari babak kualifikasi. Itu dikarenakan ranking yang dimilikinya belum bisa langsung ke babak utama. Saat ini, posisi Febby ada di 236. Jauh dari ranking terbaik yang pernah dimilikinya, 18.

Di babak kualifikasi yang dilaksanakan di Energia Arena, Vantaa,Kamis waktu setempat, mantan pebulu tangkis nasional tersebut menang dua game langsung 21-19, 21-11 atas Viktoriia Vorobeva dari Rusia. Setelah itu, Febby dipaksa tampil tiga game 21-17, 16-21, 21-5 sebelum menjungkalkan Sara Ortvang dari Denmark

Di babak utama, pebulu tangkis yang dibesarkan Djarum Kudus itu berjumpa dengan wakil Rep Ceko Kristina Gavnholt. Lawannyan yang berperingkat 72 itu tak bisa diremehkan. Dalam pertemuan terakhir di turnamen yang sama dua tahun lalu, Febby menyerah dua game langsung 11-21, 21-23.

Finlandia Challenge 2015 merupakan turnamen ketiga beruntun yang diikuti oleh Febby selama Maret-April. Dua turnamen sebelumnya adalah Polandia Challenge dan Orleans Challenge.

Sayang, dalam dua turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut, hasil yang diraih Febby belum memuaskan. Perempuan yang kini membela Tjakrindo Masters Surabaya tersebut tersandung di babak awal oleh unggulan ketiga Petya Nedelcheva dari Bulgaria dengan 20-22, 11-21.

Sepekan kemudian di Orleans, Febby juga menyerah di babak perempat final kepada Sashina Waran, unggulan kedua asal Prancis, 18-21, 10-21.

Sebenarnya, ada pebulu tangkis Indonesia yang turun di tunggal putra, yakni Indra Bagus Ade Candra. Namun, dia memakai bendera Italia. (*)

Firman Gagal Ulangi Sukes Vietnam

MENYERAH:Firman Abdul Kholik (foto:PBSI)
TURNAMEN di Hanoi dan Osaka sama sama bertitel challenge. Namun, tantangan dan hasil yang dipetik Firman Abdul Kholik jauh berbeda.

Di Hanoi, yang merupakan host Vietnam Challenge 2015, dia mampu menjadi juara. Dalam pertandingan yang digelar Minggu (29/3/2015), Firman mampu mengalahkan pebulu tangkis Thailand Khosit Phetpradab dengan tiga game 20-22, 21-14, 21-18.

Sayang, sepekan setelah itu, lelaki yang kini digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut gagal mengulanginya. Bahkan, di Osaka Challenge, Firman sudah tersingkir di perempat final.

Pebulu tangkis binaan Mutiara Bandung tersebut dipaksa menyerah mudah 10-21, 6-21 kepada unggulan kedua asal Jepang Kazumasa Moriguchi City Gymnasium. Osaka, Jumat waktu setempat (3/4/2015). Secara ranking, Firman kalah jauh.

Dari ranking terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), juara Indonesia Challenge Junior 2014 itu masih berada di posisi 92. Sedangkan Kazumasa sudah di posisi 35.

Sejak babak kedua, Firman sudah menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang masih tersisa di tunggal putra. Ini menyusul tumbangnya dua rekannya di Cipayung, Anthony Ginting dan Riyanto Subagja. (*)

Resmi Jadi Ratu Dunia

Saina Nehwal dengan bendera negaranya. (foto:indiannews)
RATU dunia resmi berpindah. Kini, mulai 2 April 2015, Saina Nehwal  menjadi pebulu tangkis nomor satu di tunggal putri.

Dia menggeser posisi Li Xuerui dari Tiongkok yang terpental ke ranking ketiga. Posisi kedua diduduki Carolina Marin asal Spanyol. 

Dari rilis terbaru, Saina sudah mengoleksi poin 78.541. Sedangkan seterunya memiliki 73.618.

Sebenarnya, Saina, yang berasal dari India, sudah menjadi ratu sejak lolos ke final India Super Series pada Minggu lalu (29/3). Ini juga tak lepas dari absennya Li Xuerui dari turnamen berhadiah total USD 250 ribu tersebut.

Gadis Negeri Panda, julukan Tiongkok, itu tahun lalu mampu menembus babak final sebelum dihentikan kompatriot (rekan satu negara) Wang Shixian.  Selain itu, naiknya Saina ke posisi pertama juga disebabkan kegagalan Marin lolos ke final India Super Series 2015. Langkahnya dihentikan Ratchanok Intanon dari Thailand.

Ini untuk kali pertama posisi ratu dunia tak ditempati wakil dari Tiongkok. Kali terakhir, hanya Tine Baun dari Denmark yang mampu melakukannya yakni pada 2010 atau lima tahun lalu.

Namun, posisi Saina juga belum aman seratus persen. Persaingan di Malaysia Super Series Premier pekan ini akan ikut menentukan. Marin dan Li Xuerui tetap menjadi ancaman menggeser posisi Saina. Apalagi, setelah dari Malaysia, para pebulu tangkis papan atas dunia juga akan bergeser di Singapura Super Series. Poin dari dua turnamen tersebut bakal menjadi penentu akan posisi tiga besar. (*)

Ranking tunggal putri dunia (per 2 April 2015/5 besar)

1. Saina Nehwal (India)  78.541 poin

2. Carolina Marin (Spanyol) 73.618

3. Li Xuerui (Tiongkok) 71.414

4. Sung Ji-hyun (Korsel) 76.519

5. Wang Shixian (Tiongkok) 83.064

Kesempatan Bertemu sang Kekasih

SERASI: Destyan Nanda dan Shinta Mulia Sari.

TURNAMEN Malaysia Super Series Premier 2015 punya arti bagi Detyan Nanda Tobela. Bukan karena dia bisa merasakan sengitnya persaingan dalam ajang yang dilaksanakan di Bukit Jalil, Kuala Lumpur, 31 Maret-5 April 2015 tersebut.

Meski pernah lama aktif di bulu tangkis, tapi Destyan tak punya ranking yang membuatnya bisa unjuk kebolehan dalam Malaysia Super Series Premier 2015. Lalu ada apa?

Dari turnamen berhadiah total USD 500 ribu tersebut, Destyan bisa bertemu dengan pujaan hatinya, Shinta Mulia Sari. Bahkan, dia bisa menunggu gadis yang akan djpersuntingnya itu saat turun di lapangan.

''Ya, saya tengah menunggui Shinta main. Game pertama tadi kalah,'' tulis Destyan kepada smashyes.

Lelaki binaan klub asal Surabaya, Wima, tersebut mengirim pesan ketika Shinta yang berpasangan dengan Yu Yan bertanding melawan wakil Indonesia Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii. Hasilnya, gadis Jogjakarta yang sudah menjadi warga negara Singapura tersebut menyerah dua game langsung 14-21, 15-21.

Destyan mengaku di sela-sela Malaysia Super Series Premier 2015, dia bisa berjumpa langsung dengan Shinta. Dia pun rela meluangkan waktunya melepas rindu dengan kekasihnya yang selama ini tinggal di Negeri Singa, julukan Singapura. Sedangkan Destyan tinggal di Kuala Lumpur sejak setahun lalu. Ini dikarenakan dia menjadi pelatih di Michael Badminton Academy.

Rencananya, 19 Oktober 2015, Destyan akan mempersunting Shinta di Singapura. Mereka, terang Destyan, sudah berkenalan hampir 10 tahun lalu. (*)


Anggia/Ketut Pulangkan Unggulan Kedua

KEJUTAN:Anggita/Ketut lolos babak kedua. (foto:PBSI)

BABAK pertama Malaysia Super Series 2015 diwarnai banyak kejutan. Banyak unggulan yang bertumbangan dalam penampilan perdana dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 500 ribu tersebut.

Namun, hasil di ganda putri membuat mata terbelalak. Dua unggulan teratas, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang) dan Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen dari Denmark, dipermalukan lawan-lawannya. Misaki/Ayaka, yang diunggulkan di posisi teratas, kalah 21-17, 18-21, 14-21 kepada ganda Tiongkok Ou Dongni/Xiaohan Yu.

Sementara, Kamilla/Christinna tak berdaya di tangan pasangan muda Indonesia Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi dengan straight game 18-21, 9-21. Secara rangking, perbedaannya bak bumi dan langit.

Dengan ranking yang dimiliki 139, Anggia/Ketut harus melalui babak kualifikasi. Sedangkan lawannya mempunyai ranking ketiga dunia.

Dua pekan lalu, pasangan Pelatnas Cipayung tersebut baru saja menjuarai Vietnam Challenge. Di final, mereka menundukkan wakil Thailand Chaladchalam Chayanit/Phataimas Muenwong.

Anggia/Ketut juga termasuk pasangan anyar. Keduanya baru empat bulan dipasangkan dan hanya menjejakann kaki di empat turnamen yakni Makau Grand Prix Gold 2014, Malaysia Grand Prix Gold 2015, Vietnam Challenge 2015, dan India Super Series Premier 2015.

Selain Anggia/Ketut, di babak kedua ganda putri Malaysia Super Series Premier 2015, Indonesia juga meloloskan Gebby Ristiyani Imawan/Tiara Rosalia Nuraidah, Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii, dan Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta. (*)

Cedera Bikin Tommy Gagal Ulangi Sukses

Lin Dan (kiri) menyalami Tommy yang cedera. (foto:nst)

PEKAN lalu, Tommy Sugiarto jadi sorotan. Untuk kali pertama dalam perjalanan karirnya, dia mampu mengalahkan Lin Dan dari Tiongkok.

Itu terjadi di babak perempat final India Super Series 2015 yang dilaksanakan di New Delhi. Dalam pertandingan yang dilaksanakan 27 Maret itu, Tommy unggul 21-17, 15-21, 21-17. Dalam tiga kali pertandingan sebelumnya, mantan peringkat ketiga dunia itu selalu takluk yakni di Korea Open 2011 serta Jerman Grand Prix Gold 2012 dan 2007.

Namun, kemengan itu harus dibayar mahal. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut megalami cedera.

Imbasnya, dia gagal melanjutkan pertandingan di game kedua babak semifinal saat menghadapi Viktor Axelsen dari Denmark.

Nah, cedera itu pun masih membekap Tommy. Sehingga, putra salah satu legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto itu pun gagal mengulangi suksesnya atas Lin Dan dalam pertandingan babak pertama Malaysia Super Series Premier 2015 yang dilaksanakan di Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Rabu (1/4/2015). Tommy langung menyerah saat game pertama baru dimulai dengan skor pun masih 0-2 buat Lin Dan.

Kekalahan yang dialami Tommy, membuat Indonesia hanya mempunyai satu wakil di babak kedua tunggal putra melalui Dionysius Hayom Rumbaka.

Pebulu tangkis asal Djarum Kudus yang akrab disapa Hayom tersebut memetik kemenangan 18-21, 21-11, 21-14 atas Nguyen Tien Minh asal Vietnam. Di babak kedua, mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu akan ditantang Wei Nan asal Hongkong.

Di atas kertas, Hayom punya kans untuk menang. Dari ranking, lelaki asal Jogjakarta ada di posisi 21 dunia atau lima setrip di atas lawan.

Sejak Taufik Hidayat menjadi juara di Malaysia Open 2000, belum ada lagi wakil merah putih yang mengikuti jejaknya.Apalagi, mulai 2004-2014, Lee Chong Wei selalu mendominasi. Dalam rentang waktu itu, dia hanya gagal juara pada 2007 yang disabet Peter Gade dari Denmark. (*)

Hayom-Hendra/Ahsan Lewati Ringan Perdana

TUMPUAN: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (foto:PBSI)

RINTANGAN berat di babak pertama mampu dilewati dua wakil Indonesia, Dionysius Hayom Rumbaka dan pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, di Malaysia Super Series Premier 2015.  Mereka mampu melibas lawan-lawannya dalam pertandingan yang dilaksanakan di Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Rabu siang waktu setempat (1/4/2015).

Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, mengatasi perlawanan pebulu tangkis senior Vietnam Nguyen Tien Minh dengan rubber game 18-21, 21-11, 21-14. Ini membuat mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut menyamakan kedudukan menjadi 2-2 selama karirnya berjumpa Tien Minh.

Kemenangan pertama dipetik Hayom di Vietnam Grand Prix Gold 2014. Sedangkan kekalahan ditelan dalam dua pertemuan awal di Vietnam Grand Prix Gold 2008 dan Vietnam Challenge 2009.

Di babak kedua, Hayom dijajal Wei Nan. Di babak pertama, wakil Hongkong tersebut menjungkalkan unggulan kedelapan Hans-Kristian Vittinghus dari Denmark dengan 14-21, 21-17, 21-17.

Sepanjang karirn ya, Hayom belum pernah bertemu Wei Nan. Lolos ke babak kedua turnamen super series premier tahun ini merupakan ulangan dari All England.

Sedangkan Hendra/Ahsan yang turun di ganda putra, menghentikan perlawanan Cai Yun/Lu Kai dari Tiongkok dengan straight game 22-20, 21-12.  Pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, itu juga pernah dikalahkan unggulan keempat Malaysia Super Series Premier tersebut di Denmark Super Series Premier Oktober 20014.

Hasil manis ini akan semakin melapangkan jalan menuju tangga juara. Di babak berikut-berikutnya, minimal hingga semifinal, Hendra/Ahsan akan bersua lawan yang relatif ringan. (*)

Rashid Tolak Tangani Timnas Malaysia

KECEWA:Rashid Sidek (foto:topnews.in)

INTERNAL BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) bergolak. Pelatih tunggal negeri jiran, Rashid Sidek, menolak untuk menangani menjadi arsitek tim nasional.

Alasannya, peraih medali perunggu Olimpiade Atlanta 1996 tersebut kurang berkenan dengan draf kontrak yan disodorkan kepadanya. Rashid pun sudah bertemu dengan Direktur Teknis BAM asal Denmark Morten Frost Hansen. Padahal, lelaki 47 tahun tersebut bakal dikontrak selama dua tahun.

''Saya merasa (draf kontrak) tak fair. Terlalu banyak pembatasan yang membuat perut saya sakit,'' kata Rashid kepada sebuah media Malaysia.

Namun, dia membantah jika penolakannya itu karena berlawanan dengan Morten. Baginya, salah satu legenda hidup bulu tangkis dunia tersebut.

''Bagi saya, Morten orang yang baik dan saya menghargainya.Hanya, saya tak setuju dengan draf kontrak yang diusulkannya,'' tambah Rashid.

Lelaki yang lahir dari keluarga bulu tangkis itu belum mempunyai rencana untuk masa depannya di olahraga tepok bulu tersebut.

Pada 2013, Rashid sudah meninggalkan BAM.  Namun, keputusannya itu dicegah Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Khairy  Jamaluddin

''Ada pasang surutnya sejak menjadi pelatih pada 2003.Saya senang kalau melihat atlet kita mampu menjadi juara,'' ucapnya.

Langkah yang diambil Rashid juga diikuti oleh pelatih spesialis ganda putri  BAM Rosman Razak.Hanya, dia tak mau merinci apa yang melatar belakangi keputusannya tersebut.

''Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Morten yang ingin membangun suasana kerja yang bagus. Tapi, itu sudah terlambat bagi saya,'' ujarnya.

Dia ingin mencari suasana baru setelah 20 tahun bersama BAM baik sebagai atlet maupun pelatih. (*)

Trio Muda Cipayung Tampil di Osaka

TUMPUAN: Firman Abdul Kholik 

PP PBSI terus menempa pebulu tangkis mudanya. Trio Anthony Ginting, Firman Abdul Kholik, dan Riyanto  Subagja diberi  kesempatan mengasah kemampuan ke Osaka Challenge yang waktunya  1-4 April 2015.

Dalam turnamen yang dilaksanakan di Moriguchi City Gymnasium, Osaka, tersebut, mereka langsung tampil di babak utama.  Langkah Anthony, Firman, dan Riyanto pun diperkirakan akan ringan di babak awal.

Di laga perdana, Anthony dan Riyanto akan dijajal pebulu tangkis yang lolos dari babak kualifikasi. Sedangkan Firman, yang diunggulkan di posisi ketujuh, berjumpa dengan wakil Malaysia Chong Yee Han.

Bagi Firman, yang kini duduk di ranking 93 dunia, Yee Han bukan lawan yang asing. Pebulu tangkis berperingkat 197 dunia itu pernah dikalahkannya di kandangnya sendiri di Vietnam Challenge pada Maret lalu.

Di antara ketiganya, Firman memang menjadi andalan untuk bisa menjadi juara. Alasannya, lelaki binaan Mutiara, Bandung, tersebut mempunyai ranking tertinggi di antara ketiga.  Dari ranking terbaru BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) yang dirilis pada Kamis 26 Maret 2015, Anthony ada di posisi 172 dan Riyanto di 145.

Selain itu, Firman juga baru saja meraih gelar di turnamen selevel yakni Vietnam. Dalam final yang dilaksanakan di Hanoi pada 22 Maret lalu, dia menjungkalkan unggulan ketiga asal Thailand Khosit Phetpradab dengan 20-22, 21-14, 21-18.

Gelar di Negeri Paman Ho, julukan Vietnam, tersebut juga mengobati penampilan jebloknya di Austria Challenge 2015 dan Jerman Grand Prix Gold 2015.  Di kedua turnamen itu, Firman tersungkur di babak awal. (*)



Wakil Indonesia di Osaka Challenge 2015

Tunggal putra: Anthony Ginting, Firman Abdul Kholik, Riyanto Subagja

 Tunggal putri: Gregoria Mariska, Fitriani, Dinar Diyah Ayustine

Ganda putra: Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Hardianto/Kenas Adi Haryanto

Ganda putri: -

Ganda campuran: Ronald Alexander/Melati Daeva, Alfian Eko Prasetyo/Shella Devi Aulia

Dua Kali Kalahkan Wakil Tuan Rumah, Lolos Babak Utama

ELITE: Dionysius Hayom Rumbaka (foto:PB Djarum)

BABAK utama Malaysia Super Series Premier dijejaki Dionsysius Hayom Rumbaka. Dia mampu dua kali memetik kemenangan dalam pertandingan yang dilaksanakan di Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Selasa waktu setempat (31/3/2015).

Pada pertandingan pertama, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, dipaksa tampil tiga game 21-19, 18-21, 21-16 untuk mengatasi Liew Daren dari Malaysia. Ini membuat dia mampu membalas dua kali kekalahan beruntun yang dialaminya di Hongkong Super Series 2012 dan Indonesia Grand Prix Gold 2014.

Saat itu, Hayom masih berstatus penghuni Pelatnas Cipayung. Tapi, sejak akhir Desember 2014, dia dikembalikan ke klub asalnya, Djarum Kudus.

Usai mengalahkan Liew, lelaki yang kini di ranking 21 dunia tersebut kembali bersua dengan wakil tuan rumah.Kali ini, giliran Mohammad Arif Abdul Latif yang dibuatnya takluk 21-18, 21-15. Dalam tiga kali pertemuan sebelumnya, Hayom selalu melibas pebulu tangkis yang kini berperingkat 57 dunia tersebut.

Nah, tantangan berat akan langsung menghadangnya di babak utama. Hayom berjumpa dengan pebulu tangkis senior Vietnam Nguyen Tien Minh.

Dari tiga kali pertemuan, Hayom dua kali menelan kekalahan yakni di Vietnam Grand Prix Gold 2008 dan Vietnam Challenge 2009.  Hanya, ada keuntungan bagi lelaki yang menjadi tunggal ketiga Indonesia dalam Piala Thomas 2014 itu. Dalam pertemuan terakhir di Vietnam Grand Prix Gold 2014, Hayom memetik kemenangan.

Tahun ini, Hayom juga berlaga di turnamen super series premier, All England. Melangkah dari kualifikasi, dia melaju hingga babak kedua.

Dalam turnamen berhadiah total USD 500 ribu itu, dia dikalahkan Sho Sasaki dari Jepang 21-18, 14-21, 18-21. Tahun lalu, di Malaysia Super Series Premier, Hayom langsung tersingkir di babak utama usai dilibas unggulan ketiga Jan O Jorgensen  dari Denmark 19-21, 14-21. (*)

Ancaman Hendra/Ahsan Langsung Pulang

TANGGUH:Cai Yun/Lu Kai (foto:xinhua.net)

TANTANGAN berat sudah dihadapi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Di babak pertama nomor ganda putra Malaysia Super Series Premier 2015, mereka langsung bersua pasangan Tiongkok Cai Yun/Lu Kai.


Dari peringkat dan rekor pertemuan, Hendra/Ahsan memang lebih unggul. Dari rilis terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), pasangan terbaik merah putih tersebut ada di posisi keempat atau sembilan setrip di atas lawannya.

Hendra/Ahsan juga sekali mengalahkan Cau/Lu. Itu terjadi dalam Denmark Super Series Premier 2014. Dalam pertandingan yang dilaksanakan 16 Oktober itu, pasangan Pelatnas Cipayung tersebut menang dua game langsung 24-22, 21-13.

Namun, ranking dan hasil pertemuan tersebut belum bisa menjadi patokan. Permainan dan kelemahan juara dunia 2013 itu sudah diketahui para lawan-lawannya, ternasuk dari Tiongkok.

Itu sudah terbukti di All England Super Series Premier 2014. Hendra/Ahsan menyerah 16-21, 21-19,18-21 kepada Fu Haifeng/Zhang Nan. Padahal, ketika itu, pasangan merah putih tersebut lebih diunggulkan menjadi juara dan unggul 2-1 dalam rekor pertemuan (head to head).

Sayang, semuanya itu terbantahkan di lapangan. Hendra/Ahsan dibuat tak berkutik dan harus tumbang lebih awal serta kehilangan gelar All England.

Dalam Malaysia Super Series Premier 2014, Hendra/Ahsan tersungkur di babak kedua. Di unggulkan di posisi teratas, mereka takluk 10-21, 21-19, 13-21 kepada wakil Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin.

Akhir-akhir ini, penampilan Hendra/Ahsan angin-anginan. Apalagi, Ahsan sempat mengalami cedera pinggang. Tentu, jika dalam kondisi tak prima, tak menutup kemungkinan, mereka pulang lebih awal di Malaysia Super Series Premier 2015.

Selain Hendra/Ahsan di ganda putra dalam turnamen yang dilaksanakan 31-Maret-4 April itu, Indonesia juga diwakili Ade Yusuf/Wahyu Nayaka,Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan, Angga Pratama/Ricky Karanda, dan Kevin Sanjaya/Markus Fernaldi. (*)

Langsung Dua sejak 2011

GEMILANG:Srikant menggigit medali juara (foto:indiaexpress).

INDIA Open menjadi super series sejak 2011. Sebelumnya, turnamen yang dilaksanakan di New Delhi tersebut masih di level grand prix gold.

Namun, sejak menjadi turnamen bergengsi, belum pernah satu pun wakil Indonesia yang menjadi juara. Tapi, pada 2015 ini, catatan kelam itu berakhir pada Minggu 929/3/2015).

DOBEL:Saina Nehwal dengan medali juara (foto:india.com)
Hebatnya, bukan satu, tuan rumah langsung meraih dua gelar dari nomor bergengsi tunggal putra dan tunggal putri.

Di nomor tunggal putra, Kidambi Srikanth mengubur ambisi Viktor Axelsen dari Denmark dalam pertarungan tiga game 18-21, 21-13,21-12.. Kemenangan ini menjadi ulangan kemenangan di final Swiss Grand Prix Gold pada 15 Maret lalu.

Dalam empat bulan terakhir, penampilan Srikant memang moncer. November lalu, dia menjadi juara dalam Tiongkok Super Series Premier 2014.

 Lawan yang dikalahkannya bukan tak main--main. Andalan tuan rumah yang juga lima kali juara dunia Lin Dan disikatnya. Sepekan kemudian, dia menembus babak semifinal.

Pada 2015 ini, Srikanth juga masuk final India Grand Prix Gold. Sayang, langkahnya dihentikan oleh rekannya sendiri Parupalli Kashyap. Hingga akhirnya, Swiss Grand Prix Gold menjadi pembuka gelarnya selama 2015 sekaligus obat kecewa dari hasil mengecewakan di All England Super Series sepekan sebelumnya. Di turnamen tertua di dunia itu, Srikant langsung tersingkir di babak pertama.

Sementara di tunggal putri, Saina Nehwal menjawab asa yang dibebankan kepadanya. Dalam laga pemungkas, dia menjinakkan Ratchanok Intanon dari Thailand dengan dua game langsung 21-16, 21-14.

Gelar ini juga melengkapi kebahagiaan Saina yang sudah hampir dipastikan menjadi pebulu tangkis nomor satu dunia. Dia menggeser posisi Li Xuerui asal Tiongkok.

Li terdepak karena banyak poinnya yang hilang karena absen dari India Super Series yang tahun lalu digapainya hingga babak semifinal. Tahun lalu, juara India Super Series diraih wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, lainnya, Wang Shixian.

Selain itu, gelar di super series ini juga menegaskan Saina tahun ini susah dikalahkan di kandangnya. Dalam India Grand Prix Gold, gadis 25 tahun tersebut juga menjadi juara. Dalam final 25 Januari 2015, Saina menang 19-21, 25-23, 21-16 atas musuh besarnya asal Spanyol Carolina Marin.

Sebenarnya, Marin punya peluang menjadi nomor satu. Syaratnya, juara dunia 2014 itu bisa meraih gelar di India Super Series 2015.

Tapi, dalam turnamen berhadiah total USD 250 ribu itu, dia dihentikan di babak semifinal oleh Ratchanok. (*)


Hasil Final India Super Series 2015

Tunggal putra: Srikanth K. (India x4) v Viktor Axelsen (Denmark x6) 18-21,21-13, 21-12

Tunggal putri: Saina Nehwal (India x1) v Ratchanok Intanon (Thailand x3) 21-16, 21-14

Ganda putra: Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok x3) v Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark x7) 21-18, 21-14

Ganda putri: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x1) v Luo Ying/Luo Yu (Tiongkok x2) 21-19, 21-19

Ganda campuran: Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok x2) v Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x1) 21-19, 21-19

x=unggulan

Dua Kali Bikin Andre Kalah

JUARA:Dmytro Zavadsky (foto:badmintonstory)

PELUANG berharga dibuang Andre Kurniawan Tedjono. Dia gagal meraih gelar perdananya tahun ini.

Padahal, peluang itu sudah ada di depannya dengan menembus babak final dalam turnamen Orleans Challenge 2015. Sayang, dalam pertandingan yang dilaksanakan pada Minggu waktu setempat (29/3/2015), Andre menyerah kepada Dmytro Zavadsky dari Ukraina dengan dua game langsung 24-22, 21-17.

Sebenarnya, dalam turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut, Andre lebih diunggulkan menjadi juara.Dengan ranking 41 yang dimiliki, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut menjadi unggulan pertama. Sedangkan Zavadsky tak menempati daftar kandidat juara dengan ranking 78-nya.

Hanya, Zavadsky punya bekal berharga sebelum bertemu Andre. Dia pernah mengalahkan  pebulu tangkis binaan Djarum Kudus tersebut dalam kualifikasi Prancis Super Series 2014 lalu.

Memang, dibandingkan tahun lalu, capaian Andre masih jauh lebih bagus. Pada 2014, dia sudah terhenti di perempat final.

Sedangkan bagi Zavadsy, tahun lalu, dia nyaris menembus final. Sayang,di semifinal, lelaki yang pernah menembus posisi 40 besar dunia tunggal putra tersebut menyerah kepada Vladimir Malkov dari Rusia 16-21,21-14, 13-21.

Hingga 2015 sudah hendak memasuki April, Andre belum mengantongi gelar. Dari beberapa turnamen yang diikuti, dia lebih banyak tumbang di babak-babak awal. (*)

Hasil Final Orleans Challenge 2015

Tunggal putra:Dmytro Zavadsky (Ukraina) v Andre Kurniawan Tedjono (Indonesia x1) 24-22, 21-17

Tunggal putri: Natalia Koch Rohde (Denmark) v Soraya De Visch Eijbergen (Belanda) 21-15, 11-7 (ret)

Ganda putra:Matthiew Nottingham/Harley Towler (Inggris) v Adam Cwalina/Przemslaw Wacha (Polandia x1) 21-12, 21-18

Ganda putri: Gabriela Stoefa/Stefani Stoeva (Bulgaria x1) v Heather Olver/Laurent Smith (Inggris x2) 22-20, 16-21, 21-9

Ganda campuran: Mathias Christiansen/Lena Grebak (Denmark) v Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) 11-21, 21-17, 21-19

x=unggulan

Lolos Final, Sania Nomor Satu Dunia

RATU BARU: Saina Nehwal (topnews.in)


Sukses ganda digapai Saina Nehwal.  Keberhasilannya menembus final tunggal putri dalam India Super Series 2015 membawanya menduduki singgasana nomor satu dunia.

Pebulu tangkis tuan rumah itu menang dua game langsung 21-15, 21-11 atas Yui Hashimoto dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan  di New Delhi pada Sabtu waktu setempat (28/3/2015).

Dalam pertandingan sebelumnya, saingan Saina dalam perebutan posisi nomor satu dunia Carolina Marin asal Spanyol terhenti langkahnya di semifinal.Juara dunia 2014 itu menyerah 21-19, 21-23, 22-20 kepada juara dunia edisi sebelumnya Ratchanok Intanon dari Thailand.

Ini merupakan peristiwa besar dalam perjalanan Saina usai meraih perunggu dalam Olimpiade London 2012. ''Yang pasti, saya benar-benar gembira hari ini,'' ungkap Saina seperti dikutis situs BWF.

Hanya, dia masih merasa belum yakin. Alasannya, gadis 25 tahun itu belum melihat ranking terbaru dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) .

''Semua pemain ingin menjadi nomor satu dunia.Sekarang, saya punya peluang ke sana,'' ujar Saina.

Kini, dia hanya fokus menghadapi pertandingan final. Sayang, Saina tak bisa bertemu dengan Marin.

Hanya, dia tetap memberikan apresiasi kepada seterunya tersebut. Marin, menurutnya, mengalami kemajuan yang cukup signifikan.

Saat ini, posisi teratas masih diduduki oleh Li Xuerui asal Tiongkok. Hanya, absennya dia  di India Super Series 2015 membuat poinnya banyak yang hilang. (*)