WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Pak Tua Tantang Wakil Pelatnas

Jeffer Rosobin (foto:djarum)

USIA Jeffer Rosobin sudah tak muda lagi. Tahun ini, dia sudah menginjak 39 tahun.

Namun, itu tak mengurangi semangatnya tampil dalam setiap Sirkuit Nasional (SIrnas) yang diikuti. Bahkan, tahun lalu, juara Asia 1996 itu mampu menjuarai salah satu seri.

Kini, dalam Sirnas Seri Jawa Barat (Jabar), Jeffer kembali ikut ambil bagian. Langkahnya pun sudah sampai babak ketiga.

Tiket itu ada di tangannya setelah memperoleh bye di babak kedua dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Pajajaran, Bogor, pada Rabu waktu setempat (20/5/2015). Di babak pertama sehari sebelumnya, Jeffer dipaksa bertarung ketat selama tiga game 21-18, 18-21, 22-20 oleh Fahmi Mubarok dari PB Candra Wijaya.

Hanya, untuk bisa menembus perempat final, tentu butuh perjuangan berat. Jeffer akan berhadapan dengan unggulan ke-12 Enzi Safira. Wakil Pelatnas Cipayung itu lolos babak ketiga usai menundukkan Indrue Tampi dari Tangkas Jakarta dengan 21-12, 21-15.

Di nomor tunggal putra, Jeffer merupakan pebulu tangkis paling tua. Memang, di ganda putra, masih ada Tri Kusharjanto, yang usianya dua tahun di atasnya.

 Dalam Sirnas Jabar ini, Alamsyah Yunus dari JR Enkei tetap menjadi kandidat utama juara. Penampilannya pun tengah on fire.

Pekan lalu, dia menjadi juara Sirnas Jakarta. Gelar itu pun menjadi awal langkahnya untuk merebut posisi terhormat di seri-seri yang lain. (*)

Finalis Memulai dari Babak Kualifikasi

Simon dan Lin Dan  2014 (foto:badzine)

TAMPIL dari babak kualifikasi sekarang sudah biasa bagi Simon Santoso. Khususnya dalam turnamen super series atau super series premier.

Kali ini, dia lakoni dalam Australia Super Series 2015. Bahkan, perjuangan Simon Santoso cukup berat.

Dalam penampilan perdananya, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut langsung bertemu dengan unggulan ketiga dari Korea Selatan Lee Dong-keun. Dalam sisi ranking, Simon lima setrip di bawah lawannya yang kini di posisi 34.

Hanya, dalam rekor pertemuan (head to head), mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut unggul 3-1. Salah satu kemenangan yang dipetik Simon terjadi tahun lalu di turnamen yang sama, Australia Super Series. Saat itu, dia menang dua game langsung 21-18, 21-16.

Hanya, saat ini, penampilan lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut tengan menurun. Akhir bulan lalu, Simon langsung tersingkir di Selandia Baru Grand Prix Gold usai ditundukkan Lin Gui Pu dari Tiongkok dengan dua game yanag mudah 12-21, 9-21. Jika menang dari Dong-keun, Simon sudah ditunggu pemenang Chong Wei Feng melawan Riichi Takeshita.

Pada Australia Super Series 2014, SimTunon mampu menembus babak final. Sayang, langkahnya dihentikan oleh Lin Dan dari Tiongkok dengan rubber game 24-22,16-21, 7-21.

Tahun ini, Super Dan, julukan Lin Dan, kembali ikut ambil bagian. Dia diunggulkan di posisi kedua setelah rekan senegaranya, Chen Long. (*)

Wakil Indonesia di Australia Super Series 2015
Tungal putra:
Kualifikasi: Simon Santoso
Utama: Tommy Sugiarto

 Tunggal putri:-

Ganda putra:
Kualifikasi:-
Utama: Ade Yusuf/Wahyu Nayaka, Markis Kido/Agripinna Prima, Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan (x2)

Ganda putri:
Kualifikasi: Suci Rizky Andini/Maretha Giovani (x4)
Utama: Pia Zebadiah/Amelia Pradipta, Greysia Polii/Nitya Krishinda x4), Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi

Ganda campuran
Kualifikasi: Agripinna Prima/Amelia Pradipta
Utama: Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja, Markis Kido/Pia Zebadiah,Praveen Jordan/Debby Susanto, Riky Widianto/Richi Dili Puspita, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir

x=unggulan

Indra Bagus Kembali ke Lapangan

FIT: Indra Bagus Ade Candra
INDRA Bagus Ade Chanda kembali turun ke lapangan. Pebulu tangkis Indonesia yang membela bendera Italia tersebut turun dalam Spanyol Challenge 2015 yang dilaksanakan di Madrid, Spanyol, pada 21-24 Mei tersebut.

''Ya, saya akan turun. Sudah dua minggu ini,kondisi saya terus membaik,'' kata Indra melalui pesan singkat kepada smashyes.

Sebelumnya, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut mengalami cedera. Ketika itu, dia tampil dalam Finlandia Challenge yang digelar pada awal April. 

Dia sempat dipapah saat ke luar lapangan. Indra pun harus dibawa ke rumah sakit. 

Karena cedera itu pula, lelaki asal klub Tangkas tersebut absen dalam beberapa turnamen. Untung, itu tak membuat Indra peringkatnya turun drastis.

Dari ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Indra masih berada di 100 ebesar atau tepatnya posisi 74. 

Bahkan, tak menutup kemungkinan, rankingnya kembali naik. Syaratnya,Indra mampu berbicara banyak dalam Spanyol Challenge.

Hanya, lawan berat sudah menantinya di babak pertama. Indra langsung berteemu dengan unggulan kelima asal Denmark Rasmus Fladberg. Baginya, lawan berperingkat 56 dunia itu bukan seteru asing.

Dia pernah kalah saat berjumpa dalam Belanda Terbuka tahun lalu. Saat itu, Indra takluk dua game langsung 20-22 13-21. 

''Iya, langsung ketemu unggulan,'' ujar Indra. (*)

Masih Susah Bendung Alamsyah

RAJA:Alamsyah Yunus (foto:djarum)


PERBURUAN gelar Sirkuit Nasional (Sirnas) 2015 kembali dilakoni Alamsyah Yunus. Dia berusaha mengejar posisi terhormat lagi dalam Seri Jawa Barat yang dilaksanakan di GOR Padjajaran, Bogor, 18-23 Mei.

Pekan lalu, Alamsyah mampu menjadi juara dalam Sirnas Jakarta. Dalam final yang dilaksanakan di GOR Asia-Afrika pada 16 Mei, lelaki yang membela bendera JR Enkei mengalahkan wakil Guna Dharma Bandung Setyali Putra Wibowo dengan rubber game 19-21, 21-8, 21-18.

Kans mengulangi sukses pun terbuka lebar. Lawan-lawan yang dihadapi relatif sama. Bahkan, salah satu pebulu tangkis yang bisa menjadi pengganjal langkahnya, Sony Dwi Kuncoro, absen.

''Saya memang tak mendaftar Sirnas Jawa Barat,'' terang Sony kepada smashyes.

Ya, di ajang sirnas, Alamsyah hampir selalu mendominasi. Bahkan, pada 2013 dan 2014, dia mendapat julukan Raja Sirnas karena mampu mengoleksi banyak gelar.

Hanya, dalam dua seri awal 2015 di Palembang (Sumatera Selatan) dan Manado (Sulawesi Utara), Alamsyah tak ikut. Akibatnya, pebulu tangkis Pelita Bakrie Jakarta Rifan Fauzin mampu menjadi pemenang.

Tapi, di Seri Jakarta, Rifan tak berdaya. Bahkan, dia sudah tersingkir di babak kedua.

Kini, di Kota Hujan, julukan Bogor, Rifan kembali turun. Dia pun diunggullkan di posisi kedua.

Hanya, di atas lapangan, Rifan masih kalah dari Alamsyah baik dari skill maupun jam terbang. (*)


Juara kelompok dewasa di Sirnas Jakarta

Tunggal putra:Alamsyah Yunus v Setyaldi Putra Wibowo 19-21, 21-8, 21-18

Tunggal putri: Ganis Nurahmadani v Hera Desi 19-21,21-7 (ret)

Ganda putra: Fran Kurniawan/Trikusuma Wardhana v Irfan Fadilah/Markis Kido 21-17, 21-17

Ganda putri:Dian Fitriani/Nadya Melati v Meirisa Cindy/Nisak Puji Lestari 21-14, 21-10

Ganda campuran: Andrei Adistia/Vita Marissa v Fran Kurniawan/Komala Dewi 18-21, 21-19, 23-21

Jonatan-Firman Proyeksi Gold Coast

Jonatan Christie saat melawan Chen Long (foto:thestar).

PP PBSI sudah mengambil sikap tegas jelang Piala Sudirman 2015. Induk organisasi olahraga tepok bulu tersebut hanya memberangkatkan atlet yang bernaung di Pelatnas Cipayung.

Salah satu risikonya, Indonesia hanya mengandalkan pebulu tangkis minim pengalaman di nomor tunggal. Jam terbang Jonatan Christie, Firman Abdul Kholik, dan Ihsan Maulana masih sangat minim di ajang internasional.

Mereka masih kalah jauh dengan dua senior yang memutuskan cabut dari Cipayung yakni Tommy Sugiarto dan Simon Santoso. Imbasnya, nomor tunggal putra selalu dipandang sebelah mata.

Saat melawan Inggris dan Denmark di babak penyisihan Grup IC di Dongguan, Tiongkok, Jonatan dan Firman gagal menyumbangkan angka. Untung, Indonesia akhirnya bisa memenangkan pertandingan dan lolos dengan status juara grup.

Hanya, saat melawan Taiwan di babak perempat final, Jonatan mampu mendonasikan kemenangan. Hanya, dia pun tak berkutik saat berhadapan dengan tunggal putra nomor satu dunia saat ini Chen Long dari Tiongkok.

Kekalahan Jonatan juga membuat Indonesia kalah 1-3 dan terhenti langkahnya di babak semifinal. Ini sekaligus memperpanjang dahaga gelar ajang berebu campuran tersebut menjadi 26 tahun. Ya, sejak menjadi pemenang pada 1989 atau saat Piala Sudirman digelar, Indonesia tak bisa lagi memulangkan trofi sebagai pengharmatan kepada tokoh bulu tangkis dunia Dick Sudirman tersebut.

''Kami sudah berusaha maksimal di Piala Sudirman kali ini,'' terang Chief de Mission Tim Piala Sudirman Indonesia 2015 Ahmad Budiarto.

Hanya, dia mengakui penampilan Indonesia di Negeri Panda, julukan Tiongkok, membuat PBSI memperoleh banyak bekal berharga untuk berlaga dua tahun mendatang di Gold Coast, Australia. Salah satunya Jonatan dan Firman kembali diproyeksikan menjadi pilar.

''Jonatan dan Firman akan menjadi pemain masa depan kita,'' ungkap Budi, sapaan karib Ahmad Budiarto. (*)

Tiongkok 10 Kali Juara Piala Sudirman

DOMINAN:Pesta juara Tiongkok

TIONGKOK mempertahankan gelar Piala Sudirman di kandang sendiri. Dalam final edisi 2015 yang dilaksanakan di Dongguan, Minggu waktu setempat (17/5/2015), Lin Dan dkk mengalahkan Jepang dengan skor 3-0.

Ini membuat Tiongkok menambah koleksi juara dalam event beregu campuran tersebut menjadi 10 kali. Capaian itu susah disamai oleh negara lain.

Selain Negeri Panda, julukan Tiongkok, negara yang pernah mengangkat trofi yang diambil dari nama tokoh bulu tangkis dunia asal Indonesia Dick Sudirman tersebut adalah Indonesa (1989) dan Korea Selatan (1991, 1993, 2003).  Sementara, Tiongkok juara pada edisi 1995, 1997, 1999, 2001, 2005, 2007, 2009, 2011, 2013, 2015).

Pertandingan final 2015 berlangsung tak sesuai harapan. Tiongkok langsung unggul dalam tiga partai awal dari pasangan ganda putra Fu Haifeng/Zhang Nan, Li Xueri (tunggal putri), dan Lin Dan (tunggal putra).

Bahkan, laga melawan Indonesia di babak semifinal sehari sebelumnya (16/5/2015) masih lebih berat
Saat itu, merah putih masih mampu mencuri satu kemenangan dari nomor ganda putra melalui pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Indonesia pula menjadi satu-satunya negara yang mampu mencuri partai dari Tiongkok di Piala Sudirman 2015. Di penyisihan Grup IA, Jerman dan Thailand disikat 5-0. Kemudian di perempat final, Jerman kembali ditundukkan dengan skor 3-0.

''Tiongkok memang mempunyai materi yang komplet. Hampir semua, bukan di satu nomor saja,'' ungkap Chief de Mission Tim Piala Sudirman Indonesia 2015 Ahmad Budiarto.

Dua tahun mendatang, Piala Sudirman akan dilaksanakan di Gold Coast, Australia.  (*)


Hasil final Piala Sudirman 2015

Ganda putra: Fu Haifeng/Zhang Nan v Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa 21-17, 20-22, 21-17

Tunggal putri: Li Xuerui v Akane Yamaguchi 23-21, 21-14

Tunggal putra: Lin Dan v Takuma Ueda 21-15, 21-13

Akhirnya Hanya Sekali Tampil dan Kalah


TONTOWI Ahmad/Liliyana Natsir menjadi salah satu harapan Indonesia mendulang poin di Piala Sudirman 2015. Tapi, hingga langkah merah putih terhenti di semifinal oleh tuan rumah Tiongkok di Dongguan pada Sabtu waktu setempat (16/5/2015), keduanya hanya sekali turun ke lapangan.

Hasilnya pun cukup mengecewakan. Tontowi/Liliyana menyerah kepada pasangan ganda campuran Inggris Chris Adcock/Gabrielle Adcock di laga pembuka Grup IC.Dalam pertandingan yang dilaksanakan 11 Mei 2015, mereka kalah dua game langsung 17-21, 18-21.

Ini menjadi kekalahan kedua dalam tujuh kali pertemuan. Sebelumnya, Tontowi/Liliyana juga kalah dalam perjumpaan di babak perempat final Prancis Super Series 2013 dengan dua game 20-22, 17-21. Namun, setelah itu, juara dunia 2013 itu memetik empat kali kemenangan beruntun di Indonesia Super Series Premier 2014, Prancis Super Series 2014, All England Super Series Premier 2015, dan Malaysia Super Series Premier 2015. Satu lagi hasil manis dipetik dalam pertemuan perdana di Singapura Super Series 2013.

Kekalahan saat laga melawan Inggris pun membuat manajemen Tim Piala Sudirman Indonesia 2015 pun mengistirahatkan saat melawan Denmark pada 13 Mei 2015. Merah putih pun menurunkan pasangan lapis kedua Praveen Jordan/Debby Susanto.

Sayang, dalam laga itu, mereka kalah 21-9, 17-21, 11-21 kepada Mads Pieler Kolding/Sara Thygesen. Untung, kekalahan itu tak mempengaruhi posisi Indonesia sebagai juara grup karena tiga partai lain sudah dimenangkan.

Nah, saat partai perempat final melawan Taiwan di babak perempat final (15/5/2015), Tontowi/Lil.iyana juga urung tampil karena kedudukan sudah 3-1. Di agenda, mereka seharusnya berjumpa dengan Chen Hsiao Huan/Wang Chi-lin.

Ini kembali terulang saat melawan Tiongkok di semifinal. Tontowi/Liliyana batal berhadapan Zhang Nan/Zhou Yunlei karena posisi merah putih sudah menyerah 1-3. (*)

Gagal Pulangkan Piala Sudirman


AMBISI memulangkan kembali Piala Sudirman kembali kandas. Ini setelah perjuangan Hendra Setiawan dkk kandas di tangan Tiongkok dengan skor 1-3 pada babak semifinal Piala Sudirman 2015 di Dongguan, Tiongkok, pada Sabtu sore waktu setempat (16/5/2015).

Sebenarnya, Indonesia membuka harapan kemenangan. Pasangan ganda putra Hendra/Mohammad Ahsan menang dua game langsung 21-16, 21-17 atas Cai Yun/Fu Haifeng. Penampilan Yun/Haifeng cukup mengejutkan.

Alasannya, selama ini, keduanya sudah tak pernah tampil bersama karena sudah dipisah sejak Kejuaraan Dunia 2014 lalu. Tampaknya, tuan rumah sengaja melepas partai ini agar Zhang Nan, yang kini jadi pasangan Yun, bisa konsentrasi penuh di ganda campuran bersama kekasihnya, Zhou Yunlei.

Kemenangan Hendra/Ahsan ini membuat mereka selalu menang dalam empat pertemuan terarkhir dan skor berubah menjadi 4-2. Tiga hasil manis dipetik mantan pasangan nomor satu dunia itu di semifinal Kejuaraan Dunia 2013, semifinal Singapura Super Series 2013, dan perempat final Indonesia Super Series Premier 2013.
Sementara, dua pil pahit ditelan Hendra/Ahsan di Piala Sudirman 2009 dan Hongkong Super Series 2012.

Saat ajang Piala Sudirman 2009, Hendra dipasangkan dengan Ahsan sebagai tandem alternatif. Saat itu, dia masih berpasangan dengan Markis Kido.

Sayang, kemenangan Hendra/Ahsan di laga pembuka semifinal Piala Sudirman 2015, gagal diikuti oleh Bellaetrix Manuputty (tunggal putri), Jonatan Christie (tunggal putra), dan Greysia Polii/Nitya Krishinda (ganda putri).

Kegagalan ini membuat Indonesia tak pernah lagi menjadi juara Piala Sudirman sejak 1989 atau kali pertama ajang beregu campuran tersebut dilaksanakan di Jakarta. Saat itu, di final, Indonesia mengahkan Korea Selatan dengan skor tipis 3-2.



Hasil pertandingan Indonesia v Tiongkok 1-3

Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan v Cai Yun/Fu Haifeng 21-16, 21-17

Tunggal putri: Bellaetrix Manuputty v Li Xerui  5-3 (ret)

Tunggal putra: Jonatan Christie v Chen Long 10-21, 15-21

Ganda putri: Greysia Polii/Nitya Krishinda v Tang Yuanting/Yu Yang 21-17, 17-21, 15-21

Alamsyah Mengejar Gelar Pertama

FINAL: Alamsyah Yunus (foto:djarum)

ALAMSYAH Yunus kembali turun gunung. Dia pun langsung mampu menembus babak final nomor tunggal putra Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri III di Jakarta.

Pada pertandingan semifinal yang dilaksanakan di GOR Asia-Afrika pada Jumat WIB (15/5/2015), Alamsyah, yang diunggulkan di posisi teratas, menundukkan Fikri Ihsandi Hadmadi, unggulan kelima dari Tangkas Jakarta, dengan rubber game 21-9, 14-21, 21-18.

Di babak pemungkas, lelaki asal JR Enkei itu akan ditantang Setyaldi Putra Wibowo. Pebulu tangkis Guna Dharma Bandung itu menembus babak pemungkas usai menang 21-16, 21-13 atas Eska Riffan Jaya (Mutiara Bandung).

Dalam dua seri sebelumnya, Alamsyah tak ikut ambil bagian. Tanpa dia, juara didominasi oleh wakil Pelita Bakrie Rifan Fauzin yang sukses naik ke podium terhormat di Palembang dan Manado.

Ironisnya di Seri III di Jakarta, dia sudah tumbang di babak kedua. Rifan dipaksa menyerah oleh Vicky Angga Saputra (Tangkas) dengan dua game yang mudah 8-21, 16-21.

Kejutan lain di ibu kota adalah gagalnya mantan tunggal putra terbaik Indonesia Sony Dwi Kuncoro. Langkah arek Suroboyo ini dihentikan oleh Setyaldi di perempat final 21-16, 17-21, 15-21. (*)


Juara tunggal putra:
Seri I di Palembang (23-28 Februari): Rifan Fauzin (Pelatprov DKI)  v Panji Akbar (Pelatprov DKI) 21-13, 21-23, 21-15

Seri II di Manado (27 April-2 Mei) :Rifan Fauzin (Pelita Bakrie) v Alvindo (Tangkas ) 13-21, 21-11, 21-15

Akui Materi Korsel Lebih Bagus

TANGGUH: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (foto:tst)

LANGKAH Malaysia di Piala Sudirman 2015 sudah terhenti. Di babak kedua atau perempat final, negeri jiran dihentikan oleh Korea Selatan dengan skor 1-3.

Sebenarnya, Malaysia masih berharap menembus semifinal. Alasannya, Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, pernah dikalahkan di babak penyisihan Grup ID dengan skor tipis 3-2.

Sayang, di babak kedua, hanya Lee Chong Wei yang mampu mengulangi merebut poin. Mantan tunggal putra nomor satu dunia tersebut menundukkan Son Wan-ho 21-17, 21-12.

Sementara, pasangan ganda putra, Goh V Shem/Tan Wee Kiong gagal mempermalukan lagi pasangan nomor satu dunia Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong. Mereka kalah dua game langsung 18-21, 16-21.

Sementara, tunggal putri Malaysia Tee Jing Yi sudah menyerah kepada Sung Ji-hyun. Sehingga ganda putri Vivian Kah/Woo Khe Wei tak bisa menanggung beban sebagai penentu dan menyerah kepada Chang Ye-na/Jung Kyung-eun.

''Materi Korea Selatan lebih merata,'' kata Hendrawan, salah satu pelatih Tim Piala Sudirman Malaysia.

Terhenti di babak kedua ini sebenarnya merupakan peningkatan dibandingkan dua tahun lalu. Saat itu, negeri jiran sudah tumbang di babak penyisihan. Padahal, ketika itu, Malaysia menempati unggulan dan juga berstatus tuan rumah.

Sejak kali pertama Piala Sudirman digelar pada 1989, capaian terbaik Malaysia adalah menembus babak semifinal pada 2009 di Guangzhou. Langkah Chong Wei dkk dihentikan tuan rumah dengan skor telak 0-3.(*)

Liliyana Hanya Fokus Ganda Campuran

Greysia/Nitya bakal diturunkan lawan Tiongkok

INDONESIA tak bisa mengelak lagi. Di babak semifinal yang dilaksanakan di Dongguan, Tiongkok, Sabtu (16/5/2015), merah putih bertemu dengan Tiongkok.

Sebelumnya, pasukan Pelatnas Cipayung berusaha menghindari Negeri Panda, julukan Tiongkok, dengan menjadi juara grup IC. Ya, dalam aturan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), sesama juara grup tak akan bertemu di perempat final.

Nah, di perempat final, Indonesia mampu mengalahkan Taiwan dengan skor 3-1 dan tuan rumah melibas Denmark dengan tiga partai langsung tanpa balas. Nah, kemenangan itu pun membuat kedua negara berjumpa untuk berebut tiket final.

Dua tahun lalu di Kuala Lumpur, Malaysia, Indonesia dua kali kalah yakni di penyisihan grup dan perempat final. Di grup, Liliyana Natsir dkk kalah telak 0-5. Namun, di perempat final, merah putih kalah tipis 2-3.

Kecerdikan Indonesia membuat kekalahan dengan skor telak tak terjadi lagi.Liliyana dipaksa bermain di dua partai.

Ini membuat nomor ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana turun di partai pertama dan memetik kemenangan atas pasangan Tiongkok Xu Chen/Ma Jin 21-18, 14-21, 21-16. Satu poin lagi disumbangkan Angga Pratama/Rian Agung Saputro yang melibas juara dunia lima kali Cai Yun/Fu Haifeng 19-21, 21-18, 21-15.

Sayang, di tiga partai lainnya, tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri, wakil Cipayung takluk. Khusus di ganda putri, Liliyana tampil dan berpasangan dengan Nitya Krishinda.

''Kami belum memutuskan komposisinya. Tapi, kemungkinan tak akan ada banyak perubahan,'' kata Chie de Mission Tim Piala Sudirman Indonesia Ahmad Budiarto.

Besar kemungkinan, strategi dua tahun lalu pun tak akan diulangi. Artinya, Liliyana tetap konsentrasi tampil di ganda campuran saja.

''Ganda putri kami, Greysia Polii/Nitya Krishinda sudah bisa diandalkan. Mereka kan juga juara Asian Games sebagai bukti kesolidan,'' ungkap Budi, sapaan karib Ahmad Budiarto. (*)


Perkiraan susunan partai Indonesia v Tiongkok
Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan v Cai Yun/Zhang Nan

Tunggal putra: Jonatan Christie v Lin Dan

Tunggal putri: Lindaweni Fanetri v Li Xuerui

Ganda putri: Greysia Polii/Nitya Krishinda  v Tang Yuanting/Yu Yang

Ganda campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir v Zhang Nan/Zhou Yunlei

Kuncinya di Jonatan Christie


LANGKAH Indonesia sudah sampai babak semifinal Piala Sudirman 2015. Hendra Setiawan dkk mampu mengalahkan Taiwan dengan skor 3-1 dalam laga perempat final yang dilaksanakan di Dongguan, Tiongkok, pada Jumat waktu setempat (15/5/2015).

Tiga kemenangan merah putih disumbangkan pasangan ganda putra Hendra/Mohammad Ahsan, Jonatan Christie (tunggal putra), dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri). Satu-satunya partai yang lepas adalah di tunggal putri yang diwakili Bellaetrix Manuputty.

Kemenangan dengan skor 3-1 ini sebenarnya di luar dugaan. Prediksi awal, merah putih akan menembus babak empat besar dengan kemenangan tipis 3-2.

Selain tunggal putri, nomor tunggal putra juga diperkirakan bakal lepas.

Alasannya, Indonesia mengirimkan tunggal putra yang masih minim pengalaman. Selain Jonatan Christie, ada nama Firman Abdul Kholik.

Keduanya pebulu tangkis yang masih hijau. Usia keduanya pun belum genap 20 tahun.

Dari sisi ranking pun, Jonatan dan Firman belum terlalu bagus.Dari ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Jonatan ada di posisi 63. Sedangkan Firman 10 setrip di bawah Jonatan.

Sedangkan Taiwan mempunyai Chou Tien Chen yang sekarang berada di posisi ketujuh dunia. Tapi, entah mengapa, dia tak ditampilkan saat melawan Indonesia.

Padahal, dalam dua laga penyisihan, Tien Chen yang dipercaya. Hanya, saat melawan Indonesia, Taiwan lebih mempercayakan kepada Hsu Jen Hao yang rankingnya masih di bawah Tien Chen yakni 24.

Pemilihan ini membawa keuntungan bagi Indonesia. Meski, sebenarnya, beban berat juga di pundak Jonatan.

Di game pertama, juara Indonesia Challenge 2013 itu unggul mudah 21-12. Tapi, kondisi berbalik di game kedua dan Jonatan tumbang 13-21.

Nah, tanda-tanda Indonesia akan kehilangan poin terbentang saat Jonatan sempat tertinggal jauh. Tapi, semangat pantang menyerah pebulu tangkis Jaya Raya tersebut membuat Indonesia bisa unggul 2-1 dan dituntaskan Greysia/Nitya menjadi 2-1.

''Alhamdulillah, Indonesia bisa menembus babak semifinak,'' ujar Chief de Mission Tim Piala Sudirman Indonesia 2015 Ahmad Budiarto.

Dalam semifinal Sabtu (16/5/2015), Indonesia menantang juara bertahan Tiongkok. (*)


Hasil pertandingan Indonesia v Taiwan

Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan v Lee Shen Mu/Tsai Chia Hsin 21-17, 21-18.

Tunggal putri: Bellaetrix  Manuputty v Tai Tzu Ying 17-21, 17-21

Tunggal putra: Jonatan Christie v Hsu Jen Hao 21-12, 13-21, 21-16

Ganda putri: Greysia Polii/Nitya Krishinda v Hsieh Pei Chen/Wu Ji Tung 21-14, 21-9

Bukan Piala Sudirman, tapi Sirnas Jakarta

LEVEL:Sony Dwi Kuncoro (foto:djarum)

SONY Dwi Kuncoro pernah menjadi andalan Indonesia di Piala Sudirman. Hanya, dalam edisi 2013, namanya sudah tak masuk daftar dalam kejuaraan beregu campuran tersebut.

Padahal, dua tahun sebelumnya, Sony merupakan satu-satunya pebulu tangkis Indonesia yang menyumbangkan kemenangan saat merah putih dipermalukan Korea Selatan dengan 1-3 di babak semifinal. Kini, pada Piala Sudirman 2015, Sony sudah terlempar.

Apalagi, statusnya bukan lagi sebagai penghuni Pelatnas Cipayung. Ya, sejak awal 2014, arek Suroboyo tersebut dipaksa meninggakkan Cipayung yang sudah hampir 14 tahun ditinggalnya.
Kini, saat rekan-rekannya di Pelatnas Cipayung berlaga di Piala Sudirman di Dongguan, Tiongkok, Sony juga turun ke lapangan. Hanya, level yang diikutinya jauh di bawah event yang hanya sekali dijuarai Indonesia pada edisi pertama 1989 tersebut.

Kini, Sony tengah turun dalam Sirkuit Nasional Seri Jakarta. Dia pun ditempatkan sebagai unggulan kedua.

Dalam ajang yang digeber di GOR Asia-Afrika itu, Sony sudah menembus babak perempat final.

Tiket itu digenggamnya usai menundukkan Hermansyah dari Jaya Raya dengan dua game yang mudah 21-8, 21-11. Di perempat final, Sony, yang kini membela bendera Tjakrindo Masters akan dijajal Setyaldi Putra Wibowo.

Pebulu tangkis Guna Dharma Bandung itu lolos usai menang tiga game 12-21, 21-12, 21-9 atas Panji Akbar (Pelita Bakrie). Di sirnas ini, Setyaldi tampil dari babak kualifikasi.  Jakarta merupakan penampilan perdana Sony dalam sirnas tahun ini. (*)

Nomor Tunggal Bisa Lepas

NO EMPAT: Tai Tzu Ying (foto:allengland)

UNDIAN babak perempat final sudah dirilis. Indonesia, selaku juara grup IC, dipastikan tak akan bertemu dengan para pemuncak penyisihan seperti Tiongkok (IA), Jepang (IB), dan Malaysia (ID).

Nah, para pesaingnya pun adalah Jerman (runner up IA), Taiwan (runner up IB), Denmark (runner-up IC), dan Korea Selatan (runner-up ID). Nah, saat diundi, Hendra Setiawan dkk berjumpa dengan Taiwan. Pertandingan akan dilaksanakan pada Jumat waktu Dongguan, Tiongkok (15/5/2015).

Meski hanya mampu menjadi runner-up di bawah Jepang, tapi kemampuan Taiwan tak boleh dianggap enteng. Negeri yang sering disebut sebagai Tiongkok Laut tersebut mempunyai pebulu tangkis papan atas dunia.

Bahkan, berdasar hitungan di atas kertas, Indonesia bisa tergelincir. Dua nomor, tunggal putra dan tunggal putri, Taiwan punya kans besar merampas kemenangan.

Di tunggal putra, mereka mempunyai Chou Tien Chen.Dalam ranking dunia terakhir, dia ada di posisi ketujuh.

Dibandingkan dengan dua tunggal putra merah putih, Jonatan Christie dan Firman Abdul Kholik, dia unggul jauh.  Jonatan ada di ranking 63 dan Firman di posisi 71.

Memang, Jonatan dan Firman belum pernah bertemu Tien Chen. Hanya, ranking sudah berbicara bahwa susah untuk menang di tunggal putra.

Begitu pula di tunggal putri. Andalan Taiwan Tai Tzu Ying tengah on fire.Bulan lalu, dia baru saja menjadi juara turnamen Singapura Super Series.

Gelar itu pula yang mendongkrak posisi Tzu Ying ke ranking keempat. Coba bandingkan dengan Lindaweni Fanetri dan Bellaetrix Manuputty.

Saat ini, Lindaweni berada di posisi 36. Dia juga pernah ditundukkan  Tzu Ying di final Taiwan Open 2012 dengan 19-21, 20-22, 20-22.

Sementara, Bella,sapaan karib Bellaetrix, terpuruk di posisi 51. Dia juga menelan tiga kali kekalahan dalam lima pertemuan. Ironisnya, pil pahit terakhir dari Tzu Ying ditelannya dalam Kejuaraan Dunia 2014 dengan dua game yang mudah 12-21, 14-21.

Satu lagi nomor yang bisa menjadi alarm bahaya dari ganda putra. Meski punya rekor kemenangan lebih banyak, tapi ganda putra terbaik Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pernah dipermalukan wakil Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin di Malaysia Open 2014 dengan 10-21, 21-19, 13-21. Untung, kekalahan itu dibalas di Asian Games Incheon, Korea Selatan, 2014 dengan 21-19, 21-18. Kemenangan tersebut sekaligus membuat Hendra/Ahsan menang lima kali atas lawannya tersebut. (*)

Perkiraan susunan partai Indonesia v Taiwan

Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan v Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin
Head to head: 5-1

Tunggal putri: Lindaweni Fanetri v Tai Tzu Ying
Head to head : 0-1

Tunggal putra: Jonatan Christie v Chou Tien Chen
Head to head: 0-0

Ganda putri: Greysia Polii/Nitya Krishinda v Hsieh Pei Chen/Wu Ji Tung
Head to head :0-0

Ganda campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir v Lai Chia Wen/Tseng Min Hao
Head to head: 1-0

Akhirnya Bisa Terhindar dari Tiongkok

LEPAS POIN: Praveen Jordan/Debby Susanto

AMBISI Indonesia menjadi juara Grup IC Piala Sudirman tercapai. Dalam pertandingan terakhir grup di Dongguan, Tiongkok, Rabu waktu setempat (13/5/015), Hendra Setiawan dkk menang 3-2 atas Denmark.

Tiga poin berharga merah putih didonasikan Hendra/Mohammad Ahsan di nomor ganda putra, Bellaetrix Manuputty (tunggal putri), dan pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Hanya,  kemenangan ini tak diraih dengan mudah.

Bahkan, jika lengah sedikit, Denmark akan menggagalkan ambisi Indonesia. Tanda-tanda itu sempat terlihat ketika Hendra/Ahsan kalah di game perdana.

Untung, juara dunia 2013 itu mampu membalikkan keadaan. Ini membuat semangat rekan-rekannya pun terangkat.

Saat melawan Denmark, Indonesia juga melakukan perubahan komposisi. Jonatan Christie di tunggal putra, Lindaweni (tunggal putri), dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir diparkir. Untung, Denmark di Piala Sudirman 2015 ini juga tak turun dengan kekuatan terbaik.

Lima pebulu tangkis andalannya memilih absen. Mereka adalah Mathias Boe, Carsten Mogensen, Joachim  Fischer Nielsen (putra) serta Christinna Pedersen dan Kamilla Rytter Juhl (putri).

Dengan status juara grup pula membuat Indonesia terhindar bertemu dengan tiga juara grup lainnya yakni Tiongkok (IA), Jepang (IB), dan Malaysia (ID) di perempat final. Akhirnya, dalam perebutan tiket ke semifinal, merah putih berjumpa dengan Taiwan selaku runner-up Grup IB.  




Hasil pertandingan lawan Denmark

Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan v Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen 21-23, 21-16, 21-12

Tunggal putri: Bellaetrix Manuputty v Line Kjaerseldt 21-15, 21-18

Tunggal putra: Firman Abdul Kholik v Jan O Jorgensen 8-21, 10-21

Ganda putri: Greysia Polii/Nitya Krisndha v Maiken Fruergaard/Maria Helsbol 21-16, 21-13

Ganda campuran: Praveen Jordan/Debby Susanto v Mads Pieler Kolding/Sara Thygesen 21-9, 17-21, 11-21

Juara Dunia pun Gagal Berkonstribusi

Carolina Marin tak berdaaya di beregu (fotoLbadzine)

STATUS Carolina Marin cukup mentereng. Gadis 22 tahun Spanyol tersebut merupakan juara dunia tunggal putri 2015.

Namun, itu belum cukup untuk terjun di Piala Sudirman. Sebaliknya, Marin tak mampu mendongkrak Negeri Matador, julukan Spanyol, mengatasi lawan-lawannya di Grup II.

Menghuni Grup II A, dalam penampilan perdana di Dongguan, Tiongkok pada 10 Mei 2015, Spanyol menyerah 2-3 dari Singapura.  Dua kali turun ke lapangan, Marin hanya mampu sekali memetik kemenangan yakni di nomor spesialisnya, tunggal putri.

Marin, yang kini duduk di posisi kedua dunia, menang dua game langsung 9-21, 17-21 atas Yeo Jia Min. Namun, di ganda putri, Marin bukan siapa-siapa. Berpasangan dengan Clara Azurmendi, mereka takluk straight game 15-21, 21-23 kepada Yi Ling/Tan Wei Han.

Dua hari kemudian saat bersua dengan Belanda (12/5/2015) , Marin malah gagal total.

Juara All England 2015 itu memang tak turun di tunggal. Dia unjuk kemampuan di ganda campuran dan ganda putri.

Di ganda campuran, Marin bertandem dengan Pablo Abian. Sayang, mereka menyerah 11-21, 21-17, 14-21 kepada Jacco Arends/Selena Piek.

Perempuan yang juga berstatus sebagai juara Eropa tersebut juga gagak menjadi penentu. Turun bersama Clara kembali, mereka menyerah 8-21, 6-21 kepada Eefje Muskens/Selena Piek. (*)

Kembali Kuat berkat Chong Wei

Lee Chong Wei saat melawan Korea Selatan (foto:tst)

DUA kemenangan sudah dikantongi Malaysia. Negeri jiran tersebut sukses menundukkan Korea Selatan dan India.

Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, dikalahkan dengann skor 3-2 dalam pertandingan Grup ID yang dilaksanakan di Dongguan, Tiongkok, pada Minggu (10/5/2015). Sehari setelah itu (11/5/2015), giliran India yang dipermalukan dengan skor yang sama.

Salah satu kunci kemenangan negeri jiran adalah hadirnya kembali Lee Chong Wei. Dua kali tampil, mantan tunggal putra nomor satu dunia tersebut dua kali juga melibas lawan-lawannya.

Saat melawan Negeri Ginsen, julukan Korea Selatan, Chong Wei  menang dua game langsung atas Lee Dong-keun dengan dua game langsung 21-12, 21-10. Ini menjadi kemenangan ketiga beruntun atas lawannya tersebut.  Dua kemenangan bapak satu anak tersebut diukirnya di Denmark Open 2013 dan Kejuaraan Dunia 2014.

Sebenarnya, Korea Selatan masih punya tunggal putra dengan peringkat lebih bagus dari Dong-keun yang kini di posisi 34. Dia adalah Son Wan-ho, yang mempunyai ranking  5 dunia.

Hanya, dari sisi rekor pertemuan, dia tak berkutik oleh Chong Wei, yang kini terpuruk di posisi 46 dunia. Wan-ho hanya menang sekali dari delapan kali pertemuan. Saat melawan Korea Selatan, kemenangan Chong Wei membuat Malaysia kembali unggul setelah sempat imbang 1-1.

Sementara, Kidambi Srikanth sudah tiga kali sebelumnya dilibas Chong Wei. Kekalahan keempatnya ditelan di Piala Sudirman kali ini dengan 16-21, 15-21.  Pada laga Senin itu, kemenangan Chong Wei membuat Malaysia juga kembali memimpin 2-1 setelah sempat disamakan menjadi 1-1.

Sebenarnya, Piala Sudirman 2015 ini merupakan debut bagi Chong Wei. Dia sudah hampir delapan bulan absen dari berbagai kejuaraan karena sanksi  yang dijatuhkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).  Ini akibat  doping yang menimpanya pada Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen, Denmark.

Akibatnya, rankingnya pun menurun drastis. Dari nomor satu, kini Chong Wei terpuruk ke posisi 46 dunia. (*)

Isyaratkan Ubah Komposisi

Jonatan Christie ketika melawan Inggris (foto:badopen)

TIKET  ke babak kedua Piala Sudirman 2015 sudah di tangan Indonesia. Namun, itu belum membuat kubu merah putih berpuas diri. Kemenangan atas Denmark tetap menjadi bidikan.

''Kami akan melawan Denmark pada Rabu (12/5/2015). Indonesia akan turun pukul 1 siang (13.00) waktu setempat,'' kata Chief de Mission Tim Piala Sudirman Indonesia 2015 Ahmad Budiarto kepada smashyes.

Menurut dia sebelumnya, hasil manis melawan Denmark punya arti penting. Selain menjadi juara grup, juga akan menghindarkan Indonesia dari pertemuan dini dengan tim-tim tangguh seperti Tiongkok dan Korea Selatan.

Berkaca dari pengalaman, pada dua tahun lalu, Indonesia langsung tersingkir di babak kedua atau perempat final. Hendra dkk menyerah kepada Tiongkok.  Padahal, di babak penyisihan,  Indonesia sudah bertemu dengan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut.  Ya, dari regulasi yang ada, juara grup akan saling terhindar bertemu di perempat final.

Budi, sapaan karib Ahmad Budiarto, menambahkan, tak menutup kemungkinan komposisi Indonesia akan berubah saat melawan Denmark. Hanya, dia belum berani menyebutkan siapa yang akan terkena rotasi.

''Kami akan mencari komposisi yang pas saat melawan Denmark. Perunah komposisi bisa saja akan dilakukan,'' terang lelaki yang juga wakil Sekjen PP PBSI tersebut.

Di Piala Sudirman 2015, Denmark turun dengan kekuatan timpang. Lima pebulu tangkis terbaiknya pilih absen dari ajang bulu tangkis beregu tersebut.

Mereka adalah Mathias Boe/Carsten Mogensen (ganda putra), Kamilla Rytter Juhl/Christinne Pedersen ganda putri), dan Joachim Fischer Nielsen yang biasanya turun di nomor ganda campuran bersama dengan Christinna Pedersen. (*)

Noda Tontowi/Liliyana

DI BAWAH:Tontowi/Liliyana menyerah saat lawan Inggris

KEMENANGAN berharga dipetik Indonesia di ajang Piala Sudirman 2015. Hendra Setiawan dkk mampu mengalahkan Inggris dengan skor tipis 3-2 dalam pertandingan Grup IC yang dilaksanakan di Dongguan,Tiongkok, pada Senin waktu setempat (11/5/2015).

Tiga poin berharga merah putih disumbangkan oleh Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di nompr ganda putra, Lindaweni Fanetri (tunggal putri), dan Greysia Polii/Nitya Krishinda (ganda putri). Sementara, dua partai yang lepas adalah Jonatan Christie di tunggal putra dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Ini menjadi modal yang berharga bagi Indonesia. Alasannya, kemenangan ini juga membuat merah putih sudah memastikan lolos ke babak berikut.

Inggris telah menelan dua kali kekalahan. Sehari sebelumnya, Rajiv Ouseph dkk  dipaksa harus mengakui ketangguhan Denmark dengan skor 1-4.

Saat melawan Denmark, satu-satunya poin berharganya juga didonasikan pasangan suami istri Chris Adcock/Ganbrielle Adcock. Saat melawan Indonesia, mereka juga mempermalukan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dengan dua game langsung 17-21, 18-21.

Kekalahan itu juga di luar dugaan. Sebab, dari lima partai, hanya nomor tunggal putra yang diprediksi lepas.Dari enam kali pertemuan, Tontowi/Liliyana hanya sekali kalah.

Kemampuan Jonatan Christie masih kurang dan dibawah Rajiv. Prediksi tersebut akhirnya memang tepat. Jonatan menyerah 17-21, 16-21. (*)



Hasil Indonesia v Inggris 3-2
Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan v Andrew Ellis/Peter Mills 21-17,21-15

Tunggal putri: Lindaweni Fanetri v Fontaine Mica Chapman 21-10, 21-13

Tunggal putra: Jonatan Christie v Rajiv Ouseph 17-21, 16-21

Ganda putri: Greysia Polii/Nitya Krishinda v Heather Olver/Laurent Smith 21-15 (ret)

Ganda campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir v Chris Adcock/Gabrielle Adcock 17-21, 18-21

Awet Sehat di Usia 74

TAK BERUBAH: Soeparjono


Di bulu tangkis nasional, nama Soeparjono tak terlalu familiar. Tapi, itu beda dengan di Jawa Timur.
--
BELUM ada yang banyak berubah dari sosok Soeparjono. Senyum ramah selalu tersungging dari wajahnya jika bertemu orang yang dikenal.

Kerutan pun tak banyak terlihat. Padahal, saat ini, usianya sudah tak muda lagi, 74 tahun.

Soeparjono merupakan salah satu sosok peletak dasar bulu tangkis Jawa Timur. Ini membuat daerah dengan ibu kota Surabaya tersebut disegani menjadi salah satu kiblat olahraga tepok bulu itu di Indonesia.

Dia pernah menjadi ketua umum Pengprov PBSI Jawa Timur. Karena kinerjanya yang bagus, Soeparjono bukan hanya sekali memimpin.

‘’Saya dua periode menjadi  ketua PBSI Jatim yakni pada periode 1994-1998 dan 1998-2002,’’ jelas Soeparjono saat ditemui di sebuah rumah makan di kawasan Prapen, Surabaya, Kamis siang (7/5/2015).

Jabatan itu diberikannya saat menjadi Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Jawa Timur. Menariknya, jabatan itu dilepas saat dia sudah tak menjadi pejabat.

‘’Saya juga ditunjuk oleh Pak Tri (Trimarjono, ketua DPRD Jatim). Jadi, saya tak bisa menolak,’’ terang Soeparjono.

Trimarjono baginya sudah seperti ayah. Sehingga, dia bertekad menjawab amanah itu dengan prestasi.

Itu pun terbukti.  Pebulu tangkis Jatim mampu menjadi pilar saat Indonesia kali terakhir meraih Piala Thomas pada 2002. Nama-nama seperti Hendrawan, Roni Agustinus, dan Tri Kusharjanto membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di Guangzhou, Tiongkok.

Selain itu, bulu tangkis juga bukan olahraga yang asing baginya. Di masa muda, Soeparjono merupakan atlet olahraga tepok bulu itu.

‘’Hanya, saya memang lebih dikenal sebagai pesilat. Tapi, bulu tangkis tetap olahraga utama,’’ lanjut lelaki kelahiran 4 November 1940 itu.

 Di pencak silat, Soeparjono juga menjadi petinggi sebuah perguruan terkenal. Itu masih dipegangnya hingga kini.

‘’Dari pencak silat pula saya belajar olahraga pernafasan. Itu mungkin yang membuat saya selalu sehat sampai sekarang,’’ pungkasnya. (*)