WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Kesempatan Firman Revans

DI game pertama, Firman Abdul Kholik tertinggal jauh hingga 0-5. Namun, berlahan tapi pasti dia mampu menambah poin.

Hanya, sayang, di game pertama, Firman kalah 13-21. Namun, di game kedua,unggulan teratas nomor tunggal putra Indonesia Challenge 2015 tersebut mampu unggul 21-12, 21-13 atas Khosit Phetpradab dari Thailand dalam pertandingan babak II di GOR Sudirman, Surabaya, pada Kamis WIB (3/9/2015).

Kemampuan Khosit memang tak bisa dipandang sebelah mata. Meski, secara ranking, dia ada di posisi 155 atau 100 setrip di bawah Firman.

Pada Maret lalu, Khosit juga mencuri satu game dari Firman di Vietnam Challenge 2015. Ketika itu, Firman kalah di game perdana dengan 20-22. Sebelum akhirnya, dia memetik kemenangan di dua game berikut dengan 21-14, 21-18.

Di babak perempat final yang dilaksanakan Jumat (4/;9/2015), Firman akan berjumpa dengan Soo Teck Zhi. Unggulan ketujuh dari Malaysia tersebut pada babak kedua melibas Lee Hong-je (Korea Selatan) dengan 25-21, 21-15.

Firman punya pengalaman pahit dengan wakil negeri jiran tersebut. Dia kalah di Kuching International 2014 dengan 6-21, 21-11, 9-21.

Sukses ke perempat final juga dibukukan Sony Dwi Kuncoro. Mantan tunggal putra terbaik Indonesia itu mampu mengalahkan Kean Yew Loh dari Singapura dengan 21-11, 21-14.

Sony akan berjumpa dengan pebulu tangkis Malaysia lainnya, Tan Chun Seang yang di babak ketiga unggul 17-21, 21-11, 21-15 atas Setyaldi Putra Wibowo dari Indonesia. Secara ranking, Sony masih kalah.

Dia ada di posisi 120. Sedangkan Chun Seang 15 setrip di atas.Hanya, melihat penampilan Sony yang terus membaik, dia layak diunggulkan. (*)

Pebulu Tangkis Kualifikasi Tumbangkan Hana

KEJUTAN terjadi di hari ketiga Indonesia Challenge 2015. Unggulan teratas nomor tunggal putri Hana Ramadhini harus menyerah dua game langsung 15-21, 19-21 kepad pebulu tangkis Korea Selatan Kim Na-young dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Kamis WIB (3/9/2015).

Na-young merupakan pebulu tangkis yang mengawali langkahnya dari babak kualifikasi. Selain itu, sehari sebelumnya, dia menundukkan wakil Indonesia lainnya yang kini tengah menanjak prestasinya, Fitriani, dengan 21-11, 22-24, 21-19. Secara ranking, Hana unggul jauh.

Saat ini, dia ada di posisi 51. Sedangkan Na-young masih terperosok di posisi 247.

Selain itu, Hana pernah mengalahkan pebulu tangkis Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut. Itu terjadi dalam Kejuaraan Dunia Junior 2013. Saat itu, atlet yang kini digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut unggul tiga game 17-21, 21-18, 21-12.

''Saya banyak ragu-ragu. Shuttle cock yang mau saya ambil, saya biarkan dan jadi poin bagi lawan,'' kata Hana kepada wartawan dengan muka merah usai menangisi kekalahannya.

Wakil Korea Selatan lainnya, Lee Jang-mi, juga menumbangkan unggulan dari Indonesia. Dia mempermalukan unggulan ketujuh yang juga mantan penghuni Pelatnas Cipayung Aprilia Yuswandari dengan 18-21, 21-16, 21-18.

Permainan tak kenal menyerah membuat Aprilia sering melakukan kesalahan sendiri. Imbasnya, banyak poinnya yang hilang.

Untung, di perempat final, masih ada empat tunggal putri yang tersisa. Bahkan, satu tempat di semifinal sudah menjadi milik merah putih.

Dua wakil Indonesia Dinar Diah Ayustine, yang diunggulkan di posisi kelima, akan bersua dengan Hera Desi. Sedangkan dua lainnya, Gregoria Mariska dan Rusyidina Antardayu, berjumpa dengan ramu dari negara asing.

Gregoria berjumpa dengan penakluk Aprilia dan Rusyidina menjajal ketangguhan unggulan ketiga asal Malaysia Tee Jing-Yi. (*)

Tak Mau Ambil Risiko

CEDERA membuat Sony Dwi Kuncoro sempat lama absen. Akibatnya, ranking dunia yang dimiliki pun menurun drastis.

Sempat duduk di posisi keempat, kini arek Suroboyo tersebut terperosok di 118. Ini pun membuatnya harus mencari poin di turnamen sekelas challenge. Seperti yang dilakukannya di Indonesia Challenge 2015 yang tengah berlangsung di Surabaya pada 1-6 Juni 2015.

Sekilas memang tak ada yang beda dengan Sony saat tampil di lapangan. Hanya, saat bola-bola sulit, dia tak mau memaksa ambil.

''Belum berani 100 persen. Cederanya akan di punggung sehingga kalau susah dijangkau ya dilepas,''kata Koko Pambudi, pelatih yang ikut mendampingi Sony di Indonesia Challenge 2015.

Sebab, tambahnya, jika dipaksanakan dikhawatirkan bisa membuat cederannya kambuh lagi. Apalagi, saat ini, Sony tengah menjalani proses penyembuhan untuk bisa kembali seperti dulu.

Seperti yang terjadi saat menghadapi Mek Narongrit asal Thailand. Banyak poin yang lepas karena penempatan shutllecock Narongrit yang susah dijangkau.

''Tapi, perkembangannya sudah positif. Semoga hasilnya bagus di Indonesia Challenge 2015 ini,'' harap lelaki yang juga pelatih Puslatda Jatim tersebut.

Di Indonesia Challenge 2015, Sony diunggulkan di posisi kedelapan. Kini,langkahnya sudah menembus babak III. (*)

Penampilan Sony Mulai Panas

PERJALANAN Sony Dwi Kuncoro di Indonesia Challenge 2015 segera memulai lawan berat. Dia akan berjumpa dengan unggulan ke-13 Loh Kean Yew di babak ketiga turnamen berhadiah total USD 20 ribu tersebut.

Itu setelah keduanya melibas lawan-lawannya di babak kedua. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Rabu waktu setempat (2/9/2015), Sony, yang diunggulkan di posisi kedelapan, menang dua game langsung 21-14, 21-11 atas Mek Narongrit dari Thailand.

Sementara Kean Yew juga menang straight game. Dia menghentikan perlawanan wakil Indonesia Enzi Shafira dengan 21-18, 21-17.

Sony belum pernah berjumpa dengan atlet Negeri Singa, julukan Singapura, tersebut. Hanya, dari sisi ranking sekarang, dia masih lebih unggul.

Mantan tunggal putra terbaik Indonesia itu ada di posisi 118. Sedangkan Kean Yew di ranking 187.

''Satu satu dulu aja. Nggak perlu pasang target yang tinggi,'' kata Sumaji, ayah yang juga menjadi pendamping Sony di pinggir lapangan bersama Koko Pambudi di Indonesia Challenge 2015.

Koko menambahkan, penampilan Sony di babak kedua mengalami peningkatan dibandingkan laga perdana. Di babak I, peraih perunggu dalam Olimpiade Athena 2014 tersebut unggul 21-15, 21-5 atas Howard Christeven yang juga dari Indonesia.

Kemenangan juga dialami unggulan teratas Firman Abdul Kholik. Penghuni Pelatnas Cipayung itu menundukkan mantan tunggal keempat merah putih Shesar Hiren Rustavito dengan 21-17, 21-17.

Pada babak ketiga yang dilaksanakan Jumat (3/10/2015), Firman akan ditantang unggulan ke-14 asal Thailand Khosit Phetpradab. Wakil Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut di babak kedua memupus asa Seo Seung-jae (Korea Selatan) 21-8, 21-17.

Ini menjadi pertemuan kedua Firman dengan Khosit. Maret lalu di Vietnam Challenge, dia menang tiga game 20-22, 21-14, 21-18. (*)

Kejutannya di Vietnam bukan di Surabaya

FITRIANI masih labih. Dia langsung tersingkir di babak I nomor tunggal putri dalam Indonesia Challenge 2015.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Rabu waktu setempat (2/9/2015), pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut menyerah tiga game 11-21, 24-22, 19-21 kepada Kim Na-young dari Korea Selatan. Ini menjadi kekalahan keduanya dari wakil Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut.

Pada Osaka Challenge 2015, dia juga kalah dari Na-young. Saat itu, pada 2 April, Fitriani kalah dua game langsung 18-21, 20-22.

Dari ranking dunia, sebenarnya, pebulu tangkis merah itu posisinya lebih baik. Fitriani ada di ranking 112 sedangkan lawannya 264.

Pekan lalu, Fitriani menjadi perbincangan. Ini dikarenakan dia mampu menembus babak final turnamen grand prix, Vietnam Open.

Dalam perjalana ke babak pemungkas, dia menyingkirkan lawan-lawan yang lebih senior.

Bahkan, unggulan teratas Busanan Ongbungrungpan. Gadis Thailand tersebut dipermalukan di babak kedua dengan 19-21, 21-19, 21-16.

Sayang, di babak final, Fitriani menyerah. Dia harus mengakui ketangguhan Saena Kawakami dari Jepang dengan 24-26, 21-18, 10-21.

Di Indonesia Challenge 2015, unggulan teratas Hana Ramadhini belum terbendung. Di babak pertama, dia melibas Lee Zii Yii (Malaysia) 21-13, 21-11. (*)

Penguasa Sirnas Tersingkir Awal

PASANGAN Ardiansyah/Devi Tika Permatasari boleh ditakuti di ajang sirkuit nasional (sirnas). Gelar juara di nomor berpasangan putra dan putri itu hampir selalu jatuh ke tangan mereka.

Susah untuk membendung kedua pebulu tangkis yang kini membela bendera Berkat Abadi Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tersebut. Sayang, status itu tak berlaku di ajang internasional.

Ini juga terjadi di Indonesia Challenge 2015. Ardiansyah/Devi langsung tersingkir di babak pertama.

Mereka menyerah dua game langsung 12-21, 21-23 kepada pasangan Thailand Tinn Isriyanate/Savitree Amitrapai. Sebenarnya, dari ranking terakhir, pasangan merah putih lebih unggul.

Ardiansyah/Devi ada di posisi 315. Sedangkan Savitree/Tinn di ranking 444.

Di nomor ganda campuran ini, Indonesia mendomonasi. Bahkan, dari dari 16 tempat yang tersisa, hanya ada tiga pasangan luar negeri. Selain Savitree/Tinn, dua pasangan lainnya adalah Chung Eui-seok/Hee Yong-kong dari Korea Selatan dan Akhsay Dewalkar/Prajakta Sawant dari India.

Di ganda campuran ini, asa terbesar diletakkan di Fran Kurniawan/Komala Dewi. Mereka menempati unggulan kedua.

Sebenarnya, unggulan teratas juga wakil merah putih. Sayang, Ronald Alexander/Melati Daeva mengundurkan diri. (*)

Firman Hadapi Mantan Penghuni Cipayung

PARA unggulan tunggal putra di Indonesia Challenge 2015 belum menemui lawan berarti. Mereka mampu melibas lawan-lawannya dalam pertandingan babak I yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, Selasa WIB (1/9/2015).

Firman Abdul Kholik yang diunggulkan di posisi teratas hanya butuh 40 menit untuk menundukkan sesama pebulu tangkis Indonesia Viky Angga Saputra dengan 21-15, 21-15. Di babak kedua yang digelar Rabu (2/9/2015), penghuni Pelatnas Cipayung tersebut akan ditantang Shesar Hiren Rustavito.

Mantan tunggal keempat di Cipayung itu menundukkan wakil Malaysia Ahmad Saman dengan 21-9, 21-14. Firman belum pernah berjumpa dengan Vito, sapaan karib Shesar Hiren Rustavito.

Hanya, dari ranking dunia terakhir, Firman layak memenangkan pertandingan. Dia ada di posisi 55 sedangkan lawannya terpuruk di 209.

Hanya, Vito juga tak boleh di pandang sebelah mata. Pengalaman serta bekal ilmunya saat masih di Cipayung bisa memuat Firman terjungkal.

Sementara, unggulan kedua asal Korea Selatan Jin Jeon-hyeok juga melaju mulus. Dia mengalahkan Chong Yee Han (Malaysia) dengan 21-15, 21-12.

Di babak kedua, lelaki dengan peringkat 71 dunia itu akan dijajal Panji Akbar yang sebelumnya unggul 21-10, 21-8 atas Muhammad Ahdial. Ternyata, Jeon-hyeok dan Panji pernah berjumpa.

Hanya, perjumpaan tersebut terjadi saat masih junior. Yakni dalam Kejuaraan Dunia Junior 2012.Saat itu,Jeon-hyeok unggul dua game langsung 21-19, 21-8.

Kini, ranking keduanya jauh berbeda. Dia ada di posisi 71 sementara Panji di 367. (*)

Puslatda Jatim Panggil Khrisna Adi

APRESIASI diberikan kepada Khrisna Adi. Dia mendapat kepercayaan masuk Tim Puslatda Jatim yang tengah dipersiapkan menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016.

''Kami memanggilnya masuk Puslatda. Ini juga berkat kemenangannya di Sirnas Jawa Tengah,'' kata Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya di Surabaya pada Senin waktu setempat (31/8/2015).

Dalam ajang yang dilaksanakan di Magelang itu, Khrisna mampu keluar sebagai juara. Dalam final yang digelar Sabtu WIB (29/8/2015), dia mengalahkan rekannya dari Pelatnas PBSI Enzi Shafira dengan dua game langsung 21-12, 21-14.

Ini menjadi capaian tertinggi Khrisna di ajang sirnas.Apalagi, hasil itu dicapainya di kelompok senior.

Dengan masuknya Krishna akan membuat persaingan di nomor tunggal bakal memanas. Sebelumnya, Puslatda Jatim sudah mempunyai Febriyan Irvannaldy, Wisnu Yuli Prasetyo, Muhammad Bayu Pangisthu, dan Roy Danu.

''Memang ada satu yang akan terpental kalau Khrisna masuk. Tapi semua akan dilihat perkembangan terakhir,'' kata Koko Pambudi, pelatih Puslatda Jatim.

Namun melihat peta yang ada, Roy bisa terdepak. Kualitasnya masih dianggap di bawah tiga tunggal lainnya.

Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, Wisnu, dan Bayu pernah digembleng di Pelatnas. Hanya, sekarang, ketiganya jarang latihan di Surabaya. Febri di Kanada sedangkan Wisnu dan Bayu ada di Djarum Kudus.

Sebelum di Pelatnas PBSI atau yang akrab disapa Pelatnas Cipayung, Khrisna membela Jaya Raya.Hanya, memang, dia lama berada di Suryanaga Surabaya. Di level junior, Khrisna dikenal sebagai musuh bebuyutan Firman Abdul Kholik. (*)

Firman pun Hargai Senior

BEDA GENERASI: Dari kanan: Hana, Firman, dan Sony
RANKING Sony Dwi Kuncoro memang tengah melorot. Dari ranking terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 29 Agustus 2015, arek Suroboyo tersebut ada di posisi 118.

Namun, itu tak membuat kharismanya luntur. Dia tetap disegani oleh para lawan-lawannya.

Termasuk dalam Indonesia Challenge 2015. Unggulan teratas nomor tunggal putra, Firman Abdul Kholik, tetap menganggapnya sebagai lawan berat.

''Senior saya, Sony Dwi Kuncoro, tetap lawan yang tangguh dan layak diperhitungkan di Indonesia Challenge. Meski, saya pernah mengalahkannya,'' kata Firman saat acara jumpa pers Indonesia Challenge 2015 di Surabaya pada Senin WIB (31/8/2015).

Ya, Firman pernah mengalahkan Sony di Vietnam Challenge. Pada 20 Maret 2015, dia unggul 22-20, 21-8.

''Iya, saya memang kalah dari Firman,'' ujar Sony.

Bagi Sony sendiri, penampilannya di Indonesia Challenge 2015 akan dijadikan sebagai lompatan ke ajang yang lebih tinggi. Dia ingin mengumpulkan poin guna kembali ke orbit papan atas bulu tangkis dunia.

''Meski belum pulih seperti dulu, tapi sekarang kondisi saya mulai membaik. Semoga saya bisa meraih hasil terbaik di Indonesia Challenge 2015,'' harap mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut.

Sony pun tak mau banyak sesumbar. Dia ingin melangkah tahap demi tahap di Indonesia Challenge 2015.

Dalam turnamen berhadiah total USD 20 ribu tersebut, Sony diunggulkan di posisi kedelapan. Di babak pertama, bapak dua anak tersebut akan dijajal pebulu tangkis yang melaju dari babak kualifikasi.

Jumpa pers yang dilaksanakan di Hotel Sahid Gunawangsa itu sendiri dihadiri antara lain Eddyanto Sabaruddin, ketua bidang turnamen dan perwasitan PP PBSI, Ketua Panpel Indonesia Challenge 2015 sekaligus Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya, dan Edi Prayitno, Sekum Pengprov PBSI Jatim. Dari atlet, selain Sony dan Firman, ada juga unggulan teratas tunggal putri Hana Ramadhini. (*)

Bisa Bertahan Lama di Klub Malaysia

Rashid akan dampingi Tommy Sugiarto
BERGABUNGNYA Tommy Sugiarto dengan klub Malaysia bukan isapan jempol. Bahkan, dia bisa akan lebih lama di klub negeru jiran yang bernama Sports Affairs tersebut.

''Kontrak Tommy durasinya setahun. Tapi, kalau dianggap sukses, dia bisa diperpanjang terus,''kata Totok Sunarto,pelatih Tommy di klub Pelita Bakrie, di sela-sela temu teknik Indonesia Challenge 2015 di Surabaya pada Senin WIB (31/8/2015).

Bahkan, bayaran yang diterima tunggal putra terbaik Indonesia saat ini pun cukup menggiuarkan. Hanya, dia menilai tak etis untuk disebutkan.

''Lumayan besarlah,''jelas lelaki berbadan subur tersebut.

Totok pun mengakui tak bisa lagi mendampingi Tommy terus. Seperti yang biasa dilakukan jika Tommy turun di sekitar Asia.

''Saya hanya mendampingi Tommy kalau main di Indonesia,'' ungkapnya.

Jika di mancanegara, tugasnya akan digantikan oleh Rashid Sidek. Ya, mantan pelatih timnas negeri jiran tersebut memang menjadi nakhoda Sports Affairs.

Meski belum lama, sentuhan Rashid kepada Tommy sudah membuahkan hasil. Itu terbukti di Vietnam Grand Prix 2015.

Putra legenda bulu tangkis dunia nomor tunggal putra Icuk Sugiarto tersebut mampu keluar menjadi juara. Kebetulan lawan yang dikalahkannya merupakan rekannya di Sports Affairs, Lee Hyun-il asal Korea Selatan. (*)

Tommy Selamatkan Muka Indonesia

Tommy Sugiarto meraih gelar kedua di 2015
TOMMY Sugiarto menambah koleksi juaranya di 2015. Dia sukses meraih gelar di nomor tunggal putra dalam Vietnam Grand Prix.

Dalam final yang dilaksanakan di Ho Chi Minh City pada Minggu waktu setempat (30/8/2015), Tommy, yang diunggulkan di posisi teratas, menundukkan pebulu tangkis senior Korea Selatan Lee Hyun-il dengan dua game langsung 21-19, 21-19. Di Vietnam Grand Prix 2015, Hyun-il menempati unggulan kedua.

Kemenangan ini juga membuat Tommy menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Kemenangan pertama dipetik putra legenda bulu tangkis dunia Icuk Sugiarto tersebut di Jerman Grand Prix Gold 2012.

Sedangkan kekalahan dialaminya di dua pertemuan awal. Yakni di Indonesia Open 2006 dan Korea Grand Prix Gold 2011.

Gelar perdana Tommy diraihnya di Rusia Grand Prix.Pada 26 Juli 2015, dia menundukkan Raul Must (Estonia) dengan dua game 21-16, 21-10.

Kemenanan ini juga meneruskan hegemoni Indonesia di nomor tunggal putra di Vietnam Grand Prix. Pada 2014, nomor bergengsi tersebut jatuh ke tangan Dionysius Hayom Rumbaka.

Selain itu, capaian Tommy juga menyelamatkan muka merah putih dalam turnamen berhadiah total USD 50 ribu tersebut. Ini dikarenakan wakil lainnya di babak final, Fitriani, gagal naik ke podium terhormat.

Dalam babak pemungkas tunggal putri, penghuni Pelatnas Cipayung tersebut kalah rubber game 24-26,21-18, 10-21 kepada wakil Jepang Saena Kawakami. Fitriani menjadi sorotan di Vietnam Grand Prix.

Turun dengan status nonunggulan, dia mampu menyingkirkan para unggulan. Termasuk unggulan teratas asal Thailand Busanan. (*)


Distribusi gelar Vietnam Grand Prix 2015

Tunggal putra: Tommy Sugiarto (Indonesia x1) v Lee Hyun-il (Korea Selatan) 21-19, 21-19

Tunggal putri: Saena Kawakami (Jepang) v Fitriani (Indonesia) 26-24, 18-21, 21-10

Ganda putra: Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok x1) v Huang Kaixiang/Wang Sijie (Tiongkok) 21-8, 21-16

Ganda putri: Jongkonphan Kittiharakul/Rawinda Prajongjai (Thailand) v Suci Rizky Andini/Maretha Dea Giovani (Indonesia x8)

Ganda campuran: Huang Kaixiang/Huang Dongping (Tiongkok x5) v Choi Solgyu/Chae Yoo Jung (Korea Selatan) 21-19, 21-12

x=unggulan

Krishna Manfaatkan Absennya Para Senior

Khrisna Adi Nugraha (foto:djarum)
ABSENNYA para pebulu tangkis senior tak mau dibuang oleh Krishna Adi Nugraha. Dia sukses menyabet gelar nomor tunggal putra kelompok dewasa dalam Sirkuir Nasional (Sirnas) Seri Jawa Tengah.

Dalam final yang dilaksanakan di Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu WIB (29/8/2015), pebulu tangkis yang kini digembleng di Pelatnas PBSI di Cipayung tersebut mengalahkan rekan sepelatihannya, Enzi Shafira dengan dua game langsung 21-12, 21-14.Pertandingan keduanya memakan waktu 40 menit.

Karena waktunya bersamaan, banyak pebulu tangkis nasional yang memilih tampil dalam Vietnam Grand Prix yang tengah berlangsung di Ho Chi Minh City. Salah satunya Alamsyah Yunus yang dikenal sebagai raja sirnas. Pekan lalu di Jogjakarta, atlet JR Enkei Jakarta itu baru saja menjadi juara.

Selama ini, Krishna, yang dibesarkan di Suryanaga Surabaya, belum pernah merasakan ,manisnya juara. Bahkan, lolos hingga semifinal pun belum pernh dirasakan.

Di Magelang, dia juga tertolong dengan tumbangnya para unggulan. Dari babak penyisihan, rival Firman Abdul Kholik semasa di junior tersebut belum pernah berhadapan dengan para unggulan.

Setelah memperoleh bye di laga perdana, Khrisna menang 21-7, 21-8 atas Indra Setiawan dari Pertamina di babak kedua.Tiket perempat final dipetik berkat keunggulan 21-17, 21-14 atas Teguh Hermelindo (Rosobon Academy).

Yoga Sidik (Pelita Bakrie) dijungkalkan Khrisna 21-16, 21-16 untuk bisa ke semifinal. Nah, jalan ke final dimasuki karena pebulu tangkis Mutiara Eskan Riffan Jaya ditundukkannya 23-25, 23-21, 21-14. (*)


Distribusi gelar Sirnas Seri Jawa Tengahn(kelompok dewasa)

Tunggal putra: Khrisna Adi Nugraha (Pelatnas PBSI) v Enzi Shafira (Pelatnas PBSI) 21-12, 21-14

Tunggal putri: Febby Angguni (Tjakrindo Masters x2) v Gregoria Mariska (Pelatnas PBSI) 21-17, 13-21, 21-16

Ganda putra: Afiat Yuris Wirawan/Yohanes Rendy Sugiarto (Pertamina x1) v Altof Baariq/Reinard Dhanriano (Mutiara Bandung x2) 21-18,21-18

Ganda putri: Dian Fitriani/Nadya Melati (Pertamina x2) v Devi Tika/Kehsya Nurvita (Berkat Abadi) 21-14, 17-21, 21-17

Ganda campuran: Ardiansyah Putra/Devi Tika (Berkat Abadi x1) Tri Kusharjanto/Kehsya Nurvita (Tjakroindo Masters/Berkat Abadi) wo

x=unggulan

Mengejar Gelar GP Kedua

Lee Hyun-il akan menantang Tommy Sugiarto (foto:badzine)
TAHUN ini, Tommy Sugiarto sudah mengoleksi satu gelar. Tunggal putra terbaik Indonesia itu menjadi juara di Rusia Open.

Levelnya memang di super series atau super series permier. Turnamen di Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, itu masuk dalam kategori grand prix atau strata keempat.

Kini, Tommy pun berpeluang menambah trofinya. Kebetulan, dia kembali lolos ke final di Vietnam Open 2015. Levelnya juga grand prix.

Dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan pada Sabtu waktu setempat (29/8/2015) di Ho Chi Minh, Tommy mengalahkan sesama wakil Indonesia, Anthony Ginting,dengan dua game langsung 21-14, 21-19. Menariknya,dalam menembus babak final, dua kali sebelumnya Tommy mengalahkan wakil merah putih.

Di babak pertama, Tommy, yang diunggulkan di posisi teratas, tak berjumpa dengan atlet Indonesia. Saat itu, dia melibas Jian Al Wei dengan 21-12, 21-13. Sedangkan di babak kedua, putra legenda tunggal putra dunia Icuk Sugiarto tersebut unggul 21-9, 21-10 atas Thammasin Sitthikom (Thailand).

Nah, di babak ketiga, barulah Tommy berjumpa dengan mantan rekannya berlatih di Pelatnas Cipayung yang kini membela panji klub Djarum Kudus Wisnu Yuli Prasetyo dengan 21-9,21-16. Setelah itu, di perempat final, lelaki binaan klub Pelita Bakrie itu menundukkan mantan penghuni Cipayung lainnya, Alamsyah Yunus, dengan 21-13, 21-19.

Di babak final, Tommy akan ditantang unggulan kedua asal Korea Selatan Lee Hyun-il. Lelaki 35 tahun tersebut di semifinal menghentikan perlawanan Chong Wei Feng asal Malaysia dengan 22-20, 21-15.

Dari rekor pertemuan, Tommy hanya sekali menang dan dua kali menelan kekalahan. Menariknya, sudah tiga tahun terakhir, dia juga tak bersua dengan Hyun-il.

Selain itu,kabarnya, Tommy dan Hyun-il menjadi rekan satu klub. Keduanya bergabung dengan Sport Affairs binaan mantan pelatih nasional Malaysia Rashid Sidek. (*)

Fitriani Bisa Tembus Final

KEJUTAN:Saena Kawakami (foto:youtube)
LAJU Fitriani di nomor tunggal putri Vietnam Grand Prix 2015 belum tertahan. Bahkan, kini langkah pebulu tangkis gemblengan Pelatnas Cipayung tersebut sudah menembus babak final.

Dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Ho Chi Minh City pada Sabtu (29/8/2015) waktu setempat, dia menundukan Cheng Chi Ya dari Taiwan dengan dua game langsung 21-19, 21-19. Sebelumnya, sebelumnya (28/8/2015), atlet peringkat 112 dunia tersebut juga melibas wakil Taiwan  lainnya Lee Chia Hsin 21-11, 14-21, 21-11.

Fitriani menjadi sorotan ketika menumbangkan unggulan teratas Busanan Ongbumrungpan. Pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut dijungkalkannya di babak kedua dengan rubber game 21-9,14-21, 21-18.

Di babak final yang dilaksanakan Minggu (30/8/2015), Fitriani bersua dengan Saena Kawakami yang di semifinal unggul 21-14, 21-10 atas Supanida Katethong (Thailand). Wakil Jepang itu juga tak kalah mengejutkan. Dia lolos ke final dari babak kualifikasi.

Fitriani belum pernah berjumpa dengan atlet Negeri Sakura, julukan Jepang, itu. Hanya,dari ranking dunia, Fitriani lebih bagus posisinya.

Saat ini, dia ada di ranking 112. Sedangkan Saena di posisi 183.

Jika mampu menjadi juara di Negeri Paman Ho, julukan Vietnam, itu akan menjadi koleksi gelar keduanya. Pada April lalu, dia menjadi pemenang di Indonesia International Series yang dilaksanakan April di Semarang.  Saat itu, dia mengalahkan pebulu tangkis senior Aprilia Yuswandari dengan rubber game 13-21, 21-13, 21-13. (*)

Agenda final Vietnam Grand Prix 2015
Ganda putra: Li Junhui/Liu Chen (Tiongkok x1) v Huang Kaixiang/Wang Sijie (Tiongkok)

Tunggal putra: Tommy Sugiarto (Indonesia x1) v Lee Hyun-il (Korea Selatan x2)

Ganda putri: Suci Rizky Andini/Maretha Dea Giovani (Indonesia x8) v Jongkonphan Kittiharul /Rawinda Prajongjai (Thailand x4)

Tunggal putri: Fitriani (Indonesia) v Saena Kawakami (Jepang)

Ganda campuran: Choi Solgyu/Chae Yoo-jung (Korsel) v Huang Kaixiang/Huang Dongping (Tiongkok x5)

x=unggulan

Kali Terakhir Empat Tahun Lalu

Alamsyah Yunus akan menantang Tommy Sugiarto
SATU tiket ke babak semifinal tunggal putra di Vietnam Grand Prix sudah diamankan Indonesia.Dua wakil merah putih, Tommy Sugiarto dan Alamsyah Yunus, akan saling jegal dalam babak perempat final di Ho Chi Minh City pada Jumat waktu setempat.

Ini setelah kedua pebulu tangkis yang sama-sama pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut menundukkan lawan-lawannya di babak kedua pada Kamis (27/8/2015). Tommy, yang diunggulkan di posisi teratas, tak mengalami kesulitan saat menghentikan wakil Indonesia lainnya Wisnu Yuli Prasetyo dengan 21-9, 21-16.

Hasil tersebut membuat Tommy untuk kali kedua menundukkan mantan rekannya di Cipayung itu di ajang internasional. Sebelumnya, putra salah satu legenda olahraga tepok Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut menang di Indonesia Grand Prix Gold 2012 dengan 21-10, 21-16.

Sementara, Alamsyah menyingkirkan unggulan keenam asal Korea Selatan Lee Dong-keun dengan 21-19, 21-15. Dua tahun lalu, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut juga unggul atas Dong-keun di Australia Open.

Pertarungan Tommy dan Alamsyah di ajang internasional sudah berlangsung lima kali. Hasilnya, Tommy hanya menang tiga kali.

Kemenangan terakhir dipetiknya di Indonesia Challenge 2011. Saat itu, Tommy menang rubber game 21-15, 13-21, 21-15.

Wakil Indonesia lainnya yang menembus perempat final adalah Anthony Ginting. Dia menjadi satu-satunya binaan Cipayung yang masih bertahan.

Anthony lolos ke perempat final usai menang 15-21, 21-11, 21-14 atas pebulu tangkis Indonesia lainnya Muhammad Bayu Pangisthu. Dia akan berebut tiket empat besar melawan Jin Jeon-hyeok (Korea Selatan) yang di babak sebelumnya menundukkan mantan tunggal Cipayung Shesar Hiren Rustavito dengan 21-19, 21-11.

Anthony belum pernah berjumpa dengan wakil Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, itu. (*)

Fitriani Pulangkan Unggulan Teratas

Fitriani mampu melaju ke babak kedua (foto:djarum)
KEJUTAN diukir Fitriani di nomor tunggal putri Vietnam Grand Prix 2015. Dia mampu menyingkirkan unggulan teratas Busanan Ongbumrungpan dari Thailand dengan rubber game 19-21, 21-19, 21-16 dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di Ho Chi Minh City pada Kamis waktu setempat (27/8/2015).

Secara ranking, Busanan unggul jauh di atas Fitriani. Pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut ada di posisi 17 dunia. Sedangkan Fitriani hanya di ranking 112.

Selain itu, Busanan baru saja menuai sukses. Dalam SEA Games 2015 di Singapura pada Juni lalu, dia mampu meraih emas dengan menyingkirkan wakil Indonesia Hana Ramadhini.

Pada babak perempat final yang digelar pada Jumat waktu setempat (28/8/2015), Fitriani akan menjajal ketangguhan Lee Chia Hsin. Di babak perdana, atlet Taiwan tersebut juga menumbangkan wakil Thailand Nichaon Jindapol dengan 21-16, 13-21, 21-15.

Secara ranking, Fitrani, yang kini digembleng di Pelatnas Cipayung, masih unggul. Lawannya masih 17 setrip di bawahnya.

Sukses Fitriani juga diikuti Hana. Dia melibas Chochuwong Pornpawee (Thailand) dengan tiga game 22-20, 18-21, 21-16.

Untuk bisa melaju ke semifinal, dia kembali harus menyingkirkan wakil Negeri Gajah Putih Supanida Katethong. Dia melibas rekan berlatih Hana di Cipayung, Dinar Dyah Ayustine, lewat straight game 21-14, 21-17.

Hana lebih diunggulkan. Rankingnya di 59 dunia masih lebih bagus dibandingkan Supanida yang ada di posisi 83.

Sejak Fransisca Ratnasari juara pada 2009, belum ada wakil merah putih yang naik ke podium terhormat di tunggal putri. Tahun lalu, gelar jatuh ke tangan Nozomi Okuhara dari Jepang.

Nomor tunggal putra juga menjadi satu-satunya nomor yang lepas dari genggaman pebulu tangkis Indonesia. Sebab, empat nomor laiin mampu dijuarai atlet olahraga bulu tepok merah putih. (*)

India yang Datang Kali Pertama

JOINT: Khausa Dharmamer (foto:badmintonindia)
RATUSAN pebulu tangkis bakal tampil di Indonesia Challenge 2015. Bahkan, sudah ada yang seminggu datang ke Surabaya, host turnamen level lima BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut.

''Pebulu tangkis India Kaushal Dharmamer sudah datang. Bahkan, sejak Senin lalu (24/8/2015). Dia yang pertama datang dari luar negeri,'' kata Martinus Rudi, ketua bidang LO (Liaison Officer) Indonesia Challenge 2015.

Bahkan, dia udah ikut latihan dengan Puslatda Bulu Jatim yang berlatih rutin di GOR Sudirman, Surabaya, yang akan menjadi venue Indonesia Challenge 2015. Dia mengikuti program latihan dari pelatih Koko Pambudi.

''Benar, Kausha ikut dengan kami,'' ucap Koko.

Kaushal datang usai mengikuti kejuaraan Singapura International 2015. Dalam turnamen yang dilaksanakan pada 18-22 Agustus itu, dia melalui dari babak kualifikasi dan mampu menembus babak utama.

Tapi, dalam pertandingan perdana babak utama, dia menyerah tiga game 21-14, 10-21, 13-21 kepada unggulan ke-14 dari Malaysia Cheam June Wei. Dari ranking terakhir, Kausha masih berusia 19 tahun dan duduk di ranking 600 dunia.

Menurut Rudi, pada 30 Agustus, rombongan yang datang dari Thailand, Malaysia, dan sebagian Korea Selatan. (*)

Hanya Andrei/Hendra yang Bisa Tampil

SENDIRIAN: Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan
DI antara wakil Indonesia di Vietnam Grand Prix 2015, beban terberat ada di Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan. Kok bisa? Ini disebabkan keduanya menyandang status juara bertahan di ganda putra.

Memang, pada 2014, merah putih mampu menyabet empat gelar. Tapi, tahun ini, Andrei/Hendra yang bisa tampil lagi secara utuh.

Di tunggal putra, karena sesuatu hal, Dionysius Hayom Rumbaka tak bisa berlaga. Kemudian, di ganda putri, hanya Maretha Dea Geovani yang bisa  berlaga. Pasangannya saat juara tahun lalu, Rosyita Eka Putri tak bisa turun. Tahun ini, Maretha Dea berpartner dengan Suci Rizky Andini dan menempati unggulan kedelapan.

Satu lagi di ganda campuran. Pasangan Muhammad Rijal/Vita Marissa sudah berpisah. Vita masih unjuk kemampuan.Hanya pebulu tangkis putri spesialis ganda tersebut digandengkan dengan Andrei.

Andrei/Hendra diunggulkan di posisi kedua pada 2015. Langkah mereka pun sudah menembus babak II.

Dalam pertandingan perdana yang dilaksanakan di Ho Chi Minh City pada Rabu waktu setempat, keduanya dipaksa tampil tiga game 15-21, 23-21, 21-8 atas Tan Wee Gieen/Teo Ee Yi dari Malaysia.

Di babak kedua,pasangan asal klub Djarum Kudus tersebut akan dijajal Philip Joper/Ronel Estanislao (Filipina). (*)

Berjumpa dengan Mantan Rekan Berlatih

MUDAH: Tommy Sugiarto (foto:themalayonline)
LANGKAH Tommy Sugiarto belum terbendung di Vietnam Grand Prix 2015. Unggulan teratas tersebut dua kali memetik kemenangan mudah.

Kali ini, tiket ke babak ketiga diperolehnya juga dengan dua game. Tommy hanya butuh setengah jam atau 30 menit untuk mengalahkan Thammasin Sitthikom dari Thailand dengan 21-9, 21-10 dalam pertandingan babak II yang dilaksanakan di Ho Chi Minh City pada Rabu waktu setempat (26/8/2015). Di babak perdana, dia juga unggul mudah 21-12, 21-13 atas wakil Malaysia Al Wei Jian.

Namun, untuk bisa menembus perempat final, Tommy bakal butuh perjuangan ektras. Lawan yang dihadapi sudah paham dan hafal betul cara bermainnya.

Ini dilkarenakan putra juara dunia tunggal putra 1983 Icuk Sugiarto tersebut berjumpa dengan Wisnu Yuli Prasetyo. Pebulu tangkis asal Djarum Kudus yang dibesarkan Surya Baja Surabaya tersebut hampir dua tahun bersama Tommy di Pelatnas Cipayung.

Wisnu lolos ke babak ketiga usai menjungkalkan unggulan ke-13 asal India R.M. Gurusaidutt dengan rubber game 21-16, 15-21, 21-15.Di ajang resmi, Tommy dan Wisnu pernah berjumpa.

Yakni di Indonesia Grand Prix Gold 2012. Hasilnya, Tommy menang dua game langsung 21-10, 21-16.

Di atas kertas, Tommy tentu diunggulkan bisa menang kembali. Dari ranking dunia terakhir, dia ada di posisi 19, sedangkan Wisnu terperosok di ranking 220.

Duel sesama pebulu tangkis tunggal putra di babak ketiga juga terjadi antara Muhammad Bayu Pangisthu dengan Anthony Ginting.Keduanya lolos setelah menumbangkan para unggulan.

Bayu, sapaan Muhammad Bayu Pangisthu, mempermalukan unggulan kelima asal India b. Sai Praneeth dengan 21-19, 19-21, 21-16. Sementara Anthony memulangkan unggulan ke-11 Zuladli Zulkifli dengan dua game 21-16, 21-12.

Sayang, pebulu tangkis yang digadang-gadang bakal menjadi tunggal putra terbaik Indonesia, Jonatan Christie , secara mengejutkan tersungkur. Unggulan kedelapan itu menyerah 21-16, 19-21, 20-22 kepada Sameer Verma (India). (*)

Tien Minh Tetap Turun Lapangan

HARUS: Nguyen Tien Minh wajib berlaga di rumah sendiri
USIA Nguyen Tien Ming terus bertambah. Tahun ini, pebulu tangkis asal Vietnam tersebut sudah berusia 32 tahun.

Tentu,usia itu sudah tidak muda lagi. Namun, sampai sekarang, belum ada tanda-tanda dia akan pensiun.

Bahkan, lelaki kelahiran 12 Februari tersebut masih rajin mengikuti berbagai turnamen. Hanya, frekuensinya tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu, Tien Minh masih mampu menjadi juara di Amerika Serikat (AS) Open.

Namun, ada turnamen yang selalu wajib diikuti. Tien Minh harus selalu tampil jika berlaga di kandangnya sendiri, yakni Vietnam Open.

Dia sudah empat kali menjadi juara. Yakni pada 2008 dan 2009 serta 2011 dan 2012.

Pada 2015, dia kembali turun lagi. Dengan ranking sudah turun di posisi 36, Tien Mih ''hanya'' diunggulkan di posisi ketujuh.

Dia pun sudah turun dalam pertandingan turnamen berhadiah total USD 50 ribu tersebut. Tien Minh dipaksa tampil tiga game 21-10, 13-21, 21-11 oleh wakil Malaysia Liew Daren. ni menjadi kemenangan keenamnya atas lawan yang kini berperingkat 84 dunia tersebut.

Di babak kedua, dia berhadapan dengan Kantawat Leelavechabutr. Di babak pertama, pebulu Thailand tersebut menang 21-19,24-22 atas Chen Chun-Wei (Taiwan).

Di atas kertas, Tien Minh bakal melaju mudah. Wakil Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut hanya berperingkat 198 dunia. (*)