WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Jonatan Sudah Masuk 25 Besar

MENEMBUS semifinal Malaysia Super Series Premier 2016 memberi dampak signifikan bagi Jonatan Christie.  Rankingnya melonjak 12 setrip.

Dalam daftar yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 14 April 2016, Jonatan sudah ada di posisi 25 dunia. Sebelumnya, lelaki 19 tahun tersebut ada di ranking 37.

Dengan posisi terbaru ini membuat Jonatan mampu melewati rekan-rekannya di Pelatnas Cipayung. Dia hanya kalah oleh Tommy Sugiarto yang ada di posisi sembilan.

Tapi, putra legenda bulu tangkis dunia Icuk Sugiarto tersebut sudah bukan anggota Pelatnas Cipayung. Sekarang, Tommy tercatat sebagai anggota sebuh klub Malaysia.

Di Malaysia Super Series Premier 2016, Jonatan merangkak dari babak kualifikasi. Para senior mampu dibuatnya tak berdaya.

Unggulan ketujuh Cho Tien Chien dari Taiwan dipermalukan di babak I. Setelah itu, andalan Hongkong Hu Yun dibuat ke luar lapangan dengan kepala tertunduk.

Tiket semifinal diraih usai melakukan revans kepada Rajiv Ouseph dari Inggris. Sayang, di semifinal, Jonatan menyerah kepada unggulan teratas Chen Long dari Tiongkok.

Sebenarnya di Singapura Super Series 2016, Jonanatan ikut ambil bagian. Namun, capaiannya tak sejauh di Malaysia.

Dia sudah tersingkir di babak II. Jonatan dihentikan oleh juara dunia lima kali asal Negeri Panda, julukan Tiongkok, Lin Dan. (*)

Ranking pendekar muda bulu tangkis Indonesia

25 Jonatan Christie

27 Anthony Ginting

32 Ihsan Maulana Mustofa

112 Firman Abdul Kholik

Sumber: BWF 

Hendra/Ahsan yang Bikin Deg-degan

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan harus tampil tiga game
KOMPOSISI ganda putra Indonesia di turnamen super series Singapura Open 2016 masih utuh. Empat duta merah putih mampu menjinakkan lawan-lawannya dalam pertandingan perdana yang dilaksanakan di National Indoor Singapore pada Rabu waktu setempat (12/4/2016).

Mereka adalah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Markus 'Sinyo' Fernaldi/Kevin Sanjaya, dan Rian Agung/Berry Anggriawan. Di antara keempat pasangan tersebut, Hendra/Ahsan kembali membuat detak jantung kubu Indonesia lebih kencang.

Diunggulkan di posisi kedua, mereka harus bertarung tiga game 21-16,17-21, 21-16 oleh Liao Min Chun/Tseng Min Hao dari Taiwan. Di atas kertas, seharusnya Hendra/Ahsan tak perlu memeras keringat dengan rubber game. Ini dikarenakan lawannya hanya berperingkat 35.

Di babak kedua,mereka akan ditantang pasangan India Prannav Chopra/Akshay Dewalkar yang menundukkan Liu Cheng/Lu Kai dari Tiongkok dengan 21-17, 16-21, 22-20. Menghadapi Pranav/Akshay bakal lebih mudah dibandingkan bersua dengan Liu/Lu.

Alasannya, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut pernah mempermalukan Hendra/Ahsan di Denmark Super Series Premier 2015. Saat itu, juara dunia 2015 tersebut dipermalukan dengan dua game langsung 23-25, 21-23.

Sementara, Angga/Ricky, yang datang dengan status juara bertahan, di babak I menang 22-20, 21-15 atas wakil Malaysia Thien How Hoon/Kok Siang Teo. Sinyo/Kevin menghentikan perlawanan pasangan Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin dengan 21-17,19-21, 21-14 dan Rian/Berry unggul mudah 21-11, 21-10 atas Ali Ahmed/Abdelrahman Kashkal dari Mesir. (*)

Sony Ketemu Musuh Lama

Sho Sasaki akan menantang Sony Dwi Kuncoro (foto: BWF)
GAME pertama begitu berat bagi Sony Dwi Kuncoro. Mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut menyerah mudah 9-21 kepada juniornya, Anthony Ginting.

Tapi, dalam dua game berikut di babak I Singapura Super Series 2016, Sony mampu membalikkan kedudukan. Peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut menang 21-11,21-17. Pertandingan dua wakil Indonesia di turnamen berhadiah total USD 350 ribu tersebut memakan waktu hampir satu jam, tepatnya 54 menit.

''Di game pertama saya kalah jauh karena Anthony mengajak main cepat. Saya sempat keteteran,'' kata Sony melalui layanan pesan singkat.

Kekalahan itu membuat dia banyak belajar. Mantan juara Asia tersebut mengubah cara bermain.

''Saya menahan dia untuk mengikuti tempo saya. Hasilnya, di game kedua dan ketiga, saya bisa menangkan,'' ungkap Sony.

Kemenangan ini membawa Sony menembus babak II. Selain itu, hasil tersebut juga membalas kekalahan yang dialalami di babak kualifikasi Indonesia Super Series Premier 2015.

Menembus babak II turnamen super series menjadi capaian yang perlu mendapat apresiasi. Ini juga dilakukannya di India Super Series dua pekan lalu.

Sayang, ketika itu, Sony dihentikan oleh pebulu tangkis Denmark Vikto Axelsen dengan 18-21, 21-18, 16-21.Di babak II Singapura Super Series 2016, dia akan menjajal ketangguhan Sho Sasaki. Atlet Jepang ini lolos usai memulangkan unggulan kelima Jan O Jorgensen dengan 21-16, 22-20.

Dari rekor pertemuan sebelumnya, Sony empat kali memetik kemenangan dan hanya sekali kalah. Tapi, kelima pertemuan tersebut sudah berlangsung lama.

Kali terakhir, dia mengalahkan Sasaki di Malaysia Open 2013. Ketika itu, lelaki yang kini bergabung klub Tjakrindo Masters Surabaya tersebut unggul dua game langsung 21-15, 21-12. (*)

Usai Chen Long, Kali Ini Lin Dan

Jonatan Christie menembus babak II Singapura Open 2016
JONATAN Christie bakal dapat pengalaman penting. Hanya selisih empat hari, dia bisa berjumpa dengan dua tunggal terkuat Tiongkok.

Pekan lalu di Malaysia Super Series Premier 2016, Jonatan menghadapi tunggal nomor wahid Negeri Panda, julukan Tiongkok,Chen Long. Pada pertandingan babak semifinal turnamen berhadiah total USD 550 ribu tersebut, lelaki 19 tahun tersebut menyerah rubber game 21-8, 19-21, 14-21.

Kali ini, Jonatan akan berjumpa dengan Lin Dan. Pertemuan dengan tunggal kedua Tiongkok tersebut terjadi di babak kedua turnamen super series Singapura Open 2016.

Ini disebabkan Jonatan dan Lin Dan sama-sama memetik kemenangan di babak I. Jonatan menundukkan Zulfadli Zulkifli dari Malaysia dengan dua game langsung 21-14, 21-16.Ini menjadi kemenangan ketiga beruntunnya atas wakil negeri jiran tersebut. Sebelumnya, Jonatan menang di Malaysia Super Series Premier dan Swiss Grand Prix Gold 2015.

Sedangkan Lin Dan, yang diunggulkan di posisi kedua, menundukkan rekan Jonatan di Pelatnas Cipayung, Ihsan Maulana Mustofa, dengan straight game 21-14, 21-16.  Jonatan dan Lin Dan belum pernah bertemu.

Hanya, melihat kans, Lin Dan bakal melenggang ke perempat final. Pengalamannya jauh unggul dibandingkan Jonatan.

Dia merupakan juara dunia lima kali dan dua kali peraih emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012. Sedangkan Jonatan masih minim. (*)

Sony Hadapi Junior di Babak Utama

Anthony Ginting menunggu Sony di babak utama
BABAK utama turnamen bergengsi kembali dirasakan Sony Dwi Kuncoro. Arek Suroboyo tersebut mampu menembus babak elite dalam turnamen super series, Singapura Open 2016.

Ini setelah Sony mampu memetik dua kali kemenangan di babak kualifikasi pada Selasa waktu setempat (12/4/2016). Dalam pertandingan perdana di National Indoor Singapore, mantan tunggal terbaik Indonesia tersebut menundukkan Kean Yew Loh dari Singapura dengan 21-18, 21-16.

Kemudian, selang beberapa jam, Sony menang dua game langsung 21-18, 21-12 atas Sai Praneeth dari India. Ini menjadi kemenangan ketiga dalam tiga pertemuannya dengan pebulu tangkis peringkat 34 dunia tersebut. Sony sendiri ada di posisi 57 dunia.Dua kali kemenangan lainnya dibukukan Sony di India Super Series 2016 dan Makau Grand Prix 2014.

Praneeth sendiri tak bisa dipandang sebelah mata. Di All England 2016 pada Maret lalu, dia menarik perhatian besar.

Di babak pertama, tunggal terbaik kelima India itu mempermalukan Lee Chong Wei dengan dua game langsung 24-22, 22-20. Padahal, lawannya merupakan unggulan kedua dan disebut-sebut menjadi kandidat kuat menjadi juara dalam turnamen tertua di dunia tersebur.

Penampilan perdana di babak utama, Sony akan berjumpa dengan juniornya Anthony Ginting.Selama ini, kedua wakil merah putih tersebut sudah dua kali bertemu.

Hasilnya, Sony dan Ginting saling mengalahkan. Bapak dua putri tersebut menang di Vietnam Challenge 2015. Tapi, Sony dipermalukan dalam Indonesia Super Series Premier 2015.

Secara pengalaman, Sony unggul jauh. Dia sudah beberapa kali menjuarai turnamen-turnamen bergengsi.  Pebulu tangkis yang dibesarkan Wima Surabaya tersebut pernah mengharumkan Indonesia saat meraih perunggu Olimpiade Athena 2004.

Hanya kini, Sony kalah ranking oleh Anthony. Dia ada di posisi 57 sedangkan lawannya di 29. (*)

Tontowi/Liliyana Balas Kekalahan di Prancis

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukes revans (foto: djarum)
PASANGAN Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir baru saja mengakhiri paceklik gelar. Ganda campuran andalan Indonesia tersebut sukses menjadi juara di ajang super series premier, Malaysia Open 2016.

Kini, Tontowi/Liliyana langsung melanjutkan kiprahnya ke Singapura Open 2016 yang berlangsung 12-17 April. Meski levelnya lebih rendah, super series, mereka akan menemui lawan terjal.

Bahkan, itu sudah ditemui di babak I. Dalam penampilan perdana turnamen berhadiah total USD 350 ribu tersebut, Tontowi/Liliyana berjumpa dengan
Keigo Sonoda/Naoko Fukuman dari Jepang.

Ranking pasangan Negeri Matahari Terbit, julukan Jepang, tersebut ada di 20. Tentu, itu jauh di bawah Tontowi/Liliyana yang ada di posisi kedua.

Namun, Keigo/Naoko pernah mempermalukan wakil merah putih tersebut. Itu terjadi di Prancis Super Series 2015. Saat itu, Tontowi/Liliyana menyerah tiga game 21-16,17-21, 13-21.Padahal, pasangan yang sama-sama berasal dari Djarum itu datang dengan status juara bertahan.

Tapi, kekalahan tersebut dibayar tuntas di Singapura Open 2016. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di National Indoor Singapore pada Selasa waktu setempat, Tontowi/Liliyana mengalahkan Keigo/Naoko dengan straight game 21-14, 21-13.

Di babak kedua, juara All England tiga kali tersebut berjumpa dengan Lee Yong-dae/Lee So-hee. Di babak pertama, pasangan Korsel itu menundukkan wakil Thailand Puavaranukroh Dechapol/Sapsiree Taerattanachai 21-16, 15-21, 21-19.

 Ini menjadi perjumpaan perdana Tontowi/Liliyana dengan Yong-dae/So-hee. Meski tangguh di ganda putra, tapi di ganda campuran Yong-dae tak terlalu menakutkan. (*)

Jonatan Tak Perlu dari Kualifikasi

Jonatan Christie langsung ke babak utama
BERKAH bagi Jonatan Christie. Dia tak perlu memeras keringat dari kualifikasi dalam turnamen super series, Singapura Open 2016.

Mundurnya beberapa pebulu tangkis di babak elite tersebut membuat Jonatan yang ditempatkan sebagai unggulan kedua di babak kualifikasi naik kelas. Ikut juga unggulan teratas Tanongsak  Saensomboonsuk dari Thailand.

Jalan ke babak kedua pun bakal lapang bagi Jonatan. Dia hanya berhadapan dengan wakil dari babak kualifikasi.

Hanya, untuk menembus perempat final, Jonatan bakal banyak memeras keringat. Dia akan menantang unggulan kedua turnamen berhadiah total USD 350 ribu tersebut, Lin Dan, dari Tiongkok.

Jonatan belum pernah berjumpa dengan Lin Dan. Hanya, di atas kertas,  Super Dan, julukan Lin Dan, bakal menang mudah.

Dia merupakan salah satu pebulu tangkis terbaik dunia di nomor tunggal putra. Dua emas olimpiade dan lima kali menjadi juara dunia sudah menjadi bukti.

Di Singapura Open, sebelum berjumpa Jonatan, Lin Dan harus mampu menyingkirkan rekan Jonatan, Ihsan Maulana Mustofa, lebih dulu.

Selain Jonatan dan Ihsan, di babak utama, Indonesia juga diwakili Jonatan Ginting dan Tommy Sugiarto.

Pekan lalu, Jonatan mencatat prestasi dengan menembus babak semifinal turnamen super series premier Malaysia Open 2016. Langkahnya dihentikan unggulan teratas Chen Long asal Tiongkok.(*)

Simon Muncul di Singapura

MERANGKAK: Simon Santoso memulai dari babak kualifikasi
SIMON Santoso kembali muncul. Mantan tunggal terbaik Indonesia tersebut bakal ikut ambil bagian dalam turnamen super series, Singapura Open 2016.

Hanya, dia tak bisa langsung ke babak utama. Lelaki yang kini berusia 31 tahun tesebut harus melaui babak kualifikasi dalam turnamen berhadiah total USD 350 ribu tersebut.

Untuk lolos dari jeratan babak kualifikasi pun bukan hal yang mudah bagi Simon. Di babak I, dia langsung berhadapan dengan Tanongsak Saensomboonsok dari Thailand.

Di atas kertas, waki Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut lebih diunggulkan. Posisinya di babak kualifikasi ditempatkan sebagai unggulan teratas.

Selain itu, dari ranking, Simon yang ada di posisi 102 jauh di bawah Tanongsak yang berperingkat 27.

Hanya, Simon punya bekal berharga. Dalam tiga kali pertemuan, dia selalu menang.

Kali terakhir, mantan pebulu tangkis peringkat ketiga dunia tersebut menang di Singapura Open 2015. Dia unggul 21-10, 21-19.

Singapura Open bukan tempat asing baginya. Bahkan, Simon pernah mengukir kemenangan manis dengan menjadi juara pada 2014.

Saat itu, Simon mempermalukan unggulan teratas Lee Chong Wei dengan dua game langsung 21-15, 21-10. Simon tampil dari babak kualifikasi juga.

Selain Simon, di babak kualifikasi, wakil merah putih yang tampil adalah Sony Dwi Kuncoro dan Jonatan Christie. (*)

Tak Sangka Bisa Menang Cepat


DMINASI: Lee Chong Wei koleksi gelar ke-11
REKOR juara Lee Chong Wei di Malaysia Open bakal sulit dikejar. Kini, dia sudah mengoleksi gelar ke-11 dalam ajang yang dilaksanakan di kandangnya sendiri tersebut.

Gelar terakhir tersebut diraih Chong Wei usai mempermalukan unggulan teratas Chen Long asal Tiongkok dengan straight game 21-13, 21-8 dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Shah Alam pada Minggu waktu setempat (10/4/2016). Dalam Malaysia Open 2016, lelaki 33 tahun tersebut diunggulkan di posisi teratas.

''Saya tak menduga bisa menang straight game. Khususnya dengan keunggulan jauh di game kedua,'' kata Chong Wei seperti dikutip media lokal Malaysia.

Kemenangan di game pertama, diakuinya, membuat kepercayaan dirinya tumbuh. Sehingga, Chong Wei pun ingin mengakhiri pertandingan dengan cepat.

''Sangat indah dengan meraih gelar kesebelas di sini. Apalagi, saya tidak tampil bagus dalam dua turnamen terakhir (All England dan India Open),'' tambah Chong Wei.

Hasil di Malaysia Open 2016 juga menjawab kritikan yang ditujukan kepadanya. Baginya, kemenangan atas Chen Long bisa menjadi modal terjun ke Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Austus mendatang.

Usai dari Malaysia Open, Chong Wei akan berlaga dalam Kejuaraan Asia yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada 26 April-1 Mei 2016. (*)



Gelar Lee Chong Wei di Malaysia Open

2016: v Chen Long  (Tiongkok) 21-13. 21-8

2014: v Tommy Sugiarto (Indonesia) 21-19, 21-9

2013: v Sony Dwi Kuncoro (Indonesia) 21-7, 21-8

2012: v Kenichi Tago (Jepang) 21-6, 21-13

2011: Taufik Hidayat (Indonesia) 21-8, 21-17

2010: Boonsak Ponsana (Thailand) 21-13, 21-7

2009: v Park Sung-hwan (Korsel) 21-14, 21-13

2008; v Lee Hyun-il (Korsel) 21-15, 11-21, 21-17

2006: v Lin Dan (Tiongkok) 21-18, 18-21, 23-21

2005: v Lin Dan (Tiongkok) 17-15, 9-15, 15-9

2004: v Park Sung-hwan (Korsel) 15-13, 15-12

Akhirnya Bisa Juga Juara

PODIUM: Tontowi/Liliyana (foto;PBSI)
PENANTIAN selama setahun Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berakhir. Ini setelah keduanya mampu menjadi juara nomor ganda campuran dalam turnamen Malaysia Super Series 2016.

Dalam final yang dilaksanakan di Shah Alam Minggu (10/4/2016), Tontowi/Liliyana menang rubber game 23-21, 13-21, 21-16 atas pasangan tuan rumah Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Kemenangan ini membuat pasangan merah putih tersebut unggul tujuh kali dalam delapan  kali perjumpaan dengan wakil negeri jiran tersebut. Tontowi/Liliyana naik ke podium terhormat kali terakhir dalam Kejuaraan Asia 2015 di Tiongkok.

Hasil ini juga membuat pasangan gemblengan Pelatnas Cipayung tersebut untuk kali pertama menjadi juara di Malaysia Open, titel resmi kejuaraan. Hanya, khusus bagi Liliyana, ini merupakan yang kedua.

Dia pernah menjadi juara pada 2008. Hanya, saat itu, dia berpasangan dengan Nova Widianto.

“Pastinya ini menjadi satu motivasi luar biasa buat saya dan Tontowi. Kami bisa keluar dari tekanan, bisa bangkit dan bisa juara di sini, itu satu nilai positif. Apalagi sampai sekarang kami juga masih mengumpulkan poin ke olimpiade ,” jelas Liliyana seperti dikutip media PP PSI

  Selain itu, sejak menggondol gelar di Prancis Super Series 2014, Tontowi/Liliyana memang belum pernah lagi mengamankan gelar di turnamen level bergengsi. Hasil pertandingan keduanya pun belum bisa mencapai titik maksimal.

 Pencapaian di All England 2016 lalu, juga tak begitu memuaskan. Tontowi/Liliyana terhenti di perempat final dari pasangan Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock. Sementara di India Super Series 2016, mereka batal berangkat karena kondisi Tontowi yang belum sembuh dari sakitnya.

 Melihat kondisi Tontowi/Liliyana, Richar Mainaky, pelatih ganda campuran, mengatakan bahawa sejak awal tak ada target khusus buat mereka. Richard hanya berharap, Tontowi/Liliyana bisa kembali tampil maksimal dan menemukan hawa positif pertandingan.

“Memang untuk turnamen sebelum olimpiade ini, mereka saya tidak bebani target,” tambah Richard Mainaky, pelatih ganda campuran. (*)

Distribusi gelar Malaysia Super Series Premier 2016

Tunggal putra:Lee Chong Wei (Malaysia x2) v Chen Long (Tiongkok x1)

Tunggal putri: Ratchanok Intanon (Thailand x4) v Tai Tzu Ying (Taiwan) 21-14, 21-15

Ganda putra: Kim Gi-jung/Kim Sa-rang (Korsel x5) v Chai Biao/HongWei (Tiongkok x4) 21-19, 21-15

Ganda putri:Tang Yuanting/Yu Yang (Tiongkok x5) v Jung Kyung-eun/Shin Seung-chan (Korsel x7) 21-11, 21-17

Ganda campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x2) v Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) 23-21, 13-21, 21-16

x=unggulan

Target Malaysia Bukan di Olimpiade

PIALA Thomas 2016 kurang satu setengah bulan. Malaysia pun lolos dalam ajang beregu putra yang dilaksanakan di Kunshan, Tiongkok, pada 15-21 Mei tersebut.

Negeri jiran itu pun turun dengan kekuatan terbaik. Salah satunya mantan tunggal nomor satu dunia Lee Chong Wei.

Status Malaysia pun merupakan runner-up. Tapi, ternyata, negeri yang berbatasan langsung dengan Indonesia tersebut tak punya target tinggi.

''Kami mengirim tim terbaik di Kunshan. Tapi, kami tak berharap tinggi,'' kata Presiden BAM Tan Sri Mohd Al-Amin Abdul Majid.

Target utama yang dibidik, ungkapnya, adalah Olimpiade Rio de Janeiro yang dilaksanakan Agustus. Apalagi, Malaysia belum pernah meraih medali emas dalam ajang multi event empat tahunan tersebut.

Malaysia memang nyaris memperoleh emas dari cabang olahraga tepok bulu itu. Chong Wei mampu dua kali menembus babak final di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012.

Sayang, dua kali pula dia harus mengakui ketangguhan Lin Dan dari Tiongkok. (*)

Baru Bisa Merepotkan Chen Long

TIGA GAME: Jonatan Christie (kiri) dan Chen Long (foto;PBSI)
GAME pertama dimenangi Jonatan Christie dengan mudah 21-8. Asa menembus final Malaysia Super Series Premier 2016 pun seolah sudah di depan mata.

Lawan yang dihadapi Jonatan di Shah Alam dalam babak semifinal Sabtu (9/4/2016) bukan sembarangan, Chen Long. Dia adalah pebulu tangkis peringkat pertama tunggal putra dunia.

Sayang, di dua game berikutnya, situasi berbalik. Jonatan kalah 19-21, 14-21. Mimpi Jonatan menembus babak akhir dan mengejar juara perdana dalam ajang super series premier pun kandas.

Meski secara ranking, Jonatan tak ada apa-apanya dengan Chen Long. Kini, lelaki 19 tahun tersebut ada di posisi 37 dunia.

Menembus babak semifinal Malaysia Super Series Premier sebenarnya sudah jadi capaian luar biasa. Apalagi, dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 550 ribu tersebut, Jonatan melaluinya dari babak kualifikasi.

Lawan yang dikalahkannya pun para senior. Di babak I, Jonatan sudah menumbangkan unggulan ketujuh dari Taiwan  Chou Tien Chen 21-13, 12-21, 21-8. Di babak kedua, giliran Hu Yun (Hongkong) disikatnya  21-13, 21-11.  Tiket ke semifinal di tangan Jonatan berkat kemenangan 21-19, 21-19 atas Rajiv Ouseph dari Inggris.

Di Malaysia Open, nama resmi Malaysia Super Series Premier, Indonesia sudah lama tak menempatkan wakilnya menjadi juara. Kali terakhir itu dilakukan Taufik Hidayat pada 2000.

Pada 2013 dan 2014, kesempatan mengakhiri dahaga sempat terbuka. Sony Dwi Kuncoro pada 2013 dan Tommy Sugiarto pada 2014 menembus babak final. Tapi, keduanya dihentikan oleh lawan yang sama, andalan tuan rumah Lee Chong Wei. (*)

Penantian Setahun Bakal Berakhir


BISA: Tontowi /Liliyana menembus final (foto;PBSI)
KESEMPATAN Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengakhiri pacekik gelar selama 2016 terbuka lebar. Keduanya akan menghadapi lawan yang tak terlalu berat dalam final Malaysia Super Series Premier 2016 di Shah Alam pada Minggu waktu setempat (9/4/2016).

Tontowi/Liliyana yang diunggulkan di posisi kedua akan ditantang pasangan tuan rumah Chen Peng Soon/Goh Liu Ying. Pasangan Pelatnas Cipayung tersebut menembus babak pemingkas usai menang dua game langsung 21-18, 21-17 atas Joachim Fischer Nielsen/Christina Pedersen dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan Sabtu (9/4/2016).

Pasangan Denmark tersebut termasuk salah satu lawan berat bagi Tontowi/Liliyana. Dalam delapan kali pertemuan sebelumnya, mereka saling mengalahkan.

Bahkan, pasangan merah putih tersebut sempat kalah 3-4 dalam head to head. Untung, dalam pertemuan terakhir di All England 2015, Tontowi/Liliyana menang.

Peng Soon/Liu Ying menantang Tontowi/Liliyana usai mempermalukan unggulan teratas Zhang Nan/Zhou Yunei (Tiongkok) dengan tiga game 24-26, 21-15, 21-13. Pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut jadi pengganjal terbesar Tontowi/Liliyana.

Mereka 12 kali kalah dan hanya menang tujuh kali. Ada tujuh kali kekalahan beruntun yang pernah ditelan Tontowi/Liliyana.

Berhadapan dengan Peng Soon/Liu Ying juga bukan kali pertama. Hanya, Tontowi/Liliyana hanya sekali kalah dalam tujuh kali pertemuan.

Pil pahit itu terjadi pada 2012 dalam Tiongkok Open. Sedangkan kali terakhir, Tontowi menang dalam Kejuaraan Dunia 2015 dengan dua game singkat 21-8, 21-13.  Kali terakhir, Tontowi/Liliyana menjadi juara dalam Kejuaraan Asia pada April 2015. (*)

Lin Dan Salahkan Ofisial Pertandingan

Lin Dan gagal berjumpa dengan Lee Chong Wei (foto:xinhua)
DUA legenda hidup tunggal putra dunia, Lin Dan dan Lee Chong Wei, gagal berjumpa di Malaysia Super Series 2016. Padahal, jika berjalan sesuai rencananya, keduanya harus saling berhadapan di babak semifinal turnamen berhadiah total USD 550 ribu tersebut.

Sayang, di perempat final yang dilaksanakan di Shah Alam pada Jumat waktu setempat (8/4/2016), Lin Dan harus terlebih dahulu tersingkir. Lelaki asal Tiongkok yang diunggulkan di posisi keempat tersebut dipermalukan Jan O Jorgensen dari Denmark. Skornya pun cukup mengejutkan khususnya di game kedua. Super Dan, julukan Lin Dan, kaah 17-21, 4-21.

Kekalahan ini cukup mengejutkan. Ini dikarenakan Lin Dan baru saja menjuarai All England 2016 pada Maret lalu. Salah satu korbannya adalah Jorgensen.  Ini juga membuat Lin Dan sudah kali kalah dari lelaki bertato tersebut.  Sementara, Chong Wei menang mudah 21-14, 21-13 atas wakil Denmark lainnya, Viktor Axelsen.

Usai kekalahan, Lin Dan menyalahkan ofisial pertandingan. Lelaki 32 tahun itu menganggap wasit David Wang asal Malaysia dan servis judges Chris Yep asal Hongkong banyak merugikannya.

''Service judges tidak memberikan hukuman meski Jorgensen beberapa kali melakukan kesalahan,'' keluh pebulu tangkis peringkat ketiga dunia tersebut.

Padahal, tambah Lin Dan, trik itu sudah dilakukan lawannya di babak sebelumnya saat mengalahkan Iskandar Zulkarnain dari Malaysia. Mungkin, tambah dia, ada double standar bagi wakil Asia.

''Khususnya dari Tiongkok,'' ujar Lin Dan.

Dia menyesal tak bisa berjumpa dengan Chong Wei. Hanya, Lin Dan berharap keduanya bisa berjumpa di turnamen yang lain.

Selama ini, kedua sahabat tersebut sudah bertanding sebanyak 35 kali. Hasilnya, Lin Dan unggul 25 kali. (*)

Duh, Hendra/Ahsan Jeblok Lagi

Hendra/Ahsan tersingkir dari Malaysia Open 2016 (foto; PBSI)
DATANG ke Malaysia Open 2016 status Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan cukup menterang. Keduanya diunggulkan di posisi kedua nomor ganda putra.

Artinya, Hendra/Ahsan diprediksi mampu menembus babak final. Apalagi, keduanya menyandang status juara bertahan. Tapi di lapangan berkata lain.

Mereka hanya sampai babak perempat final. Hendra/Ahsan dipermalukan pasangan Denmark Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding dengan rubber game 8-21, 21-17, 17-21 di Shah Alam pada Jumat waktu setempat (8/4/2016).

Kekalahan Hendra/Ahsan dengan Petersen/Kolding bukan baru kali ini terjadi. Sebelumnya, empat kali berhadapan, Hendra/Ahsan pernah kalah sekali di Prancis Super Series 2015.

“Kami banyak keserang dulu di game pertama. Kami juga banyak ketinggalan dan banyak bola ngangkatnya. Di game kedua kami berusaha duluin depannya, main bisa lebih enak. Tapi di game ketiga balik lagi. Mungkin karena kami buru-buru juga, jadi banyak melakukan kesalahan sendiri,” kata Hendra seperti dikutip situs PBSI.

Dengan kalahnya Hendra/Ahsan, maka habis sudah wakil ganda putra Indonesia di turnamen ini. Sebelumnya tiga ganda putra Pelatnas PBSI Cipayung, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Berry Angriawan/Riang Agung Saputro, dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sudah kalah lebih dulu.

Sebelumnya, hasil jeblok juga dialami Hendra/Ahsan di All England Super Series Premier Maret lalu. Keduanya hanya sampai babak kedua karena dihentikan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dari Malaysia.

Kekalahan di dua ajang bergengsi ini membuat PP PBSI harus siaga satu dengan target emas di Olimpiade Rio de Janeiro Agustus mendatang. Hendra/Ahsan digadang-gadang bakal kembali menghidupkan tradisi emas dalam pesta olahraga empat tahunan tersebut.

Sejak 1992, baru pada Olimpiade 2012 di London, Inggris, Indonesia gagal membawa pulang emas. (*)

Hebat, Jonatan Tembus Semifinal

Jonatan Christie balas kekalahan dari Ouseph (foto; PBSI)
SIAPA yang menduga langah Jonatan Christie begitu jauh di Malaysia Super Series Premier 2016. Di turnamen berhadiah total USD 550 ribu tersebut, dia sudah sampai ke babak semifinal.

Tiket itu diperolehnya setelah mengalahkan Rajiv Ouseph dari Inggris, dengan dua game langsung 21-19, 21-19 di Shah Alam pada Jumat waktu setempat (8/4/2016). Bisa masuk empat besar turnamen level super series premier, merupakan capaian yang pertama kali buat Jonatan. Apalagi sebelumnya, pebulu tangkis tunggal putra berusia 19 tahun itu  harus merangkak dari babak kualifikasi.

 “Sebenarnya, kondisi angin membuat saya kurang nyaman. Jadi saya banyak melakukan kesalahan. Tapi saya coba ubah pola pikir, jangan terfokus dengan keadaan yang tidak baik. Jadi saya coba main supaya keluar yang terbaik dari saya,” kata Jonatan usai bertanding seperti dikutip situs PBSI.

Jonatan dan Rajiv sebelumnya pernah berhadapan satu kali.  Pada pertandingan di Piala Sudirman 2015. Hasilnya, saat itu Jonatan kaah 17-21, 16-21.

Meski berhasil menembus semifinal, Hendry Saputra, pelatih Jonatan di Pelatnas Cipayung, rupanya mengatakan bahwa masih banyak penampilan Jonatan yang perlu dipoles. Hingga semifinal ini, dia menganggap anak asuhnya itu belum menampilkan performa yang maksimal.

“ Jonatan masih biasa mainnya. Secara penampilan Jonatan hanya bagus saat lawan Chou Tien Chen (Taiwan) di  babak I,'' ungkapnya.

Tapi, tambahnya, ketika lawan Ouseph (semifinal) dan Hu Yun dari Hongkong di perempat final, jelasnya,  Jonatan mainnya hanya standar.

''Dia diuntungkan karena Ouseph mungkin lebih ada tekanan di pertandingan kali ini. Jonatan juga masih banyak melakukan kesalahan sendiri. Itu pandangan saya dari kacamata pelatih,” kata Hendry.


Di semifinal, Jonatan akan menantang unggulan teratas asal Chen Long. Andalan Tiongkok itu di perempat final menghentikan perlawanan rekan senegaranya Tian Houwei dengan 21-16, 21-16. Selama ini, Jonatan belum pernah berjumpa dengan Chen Long.

“Menang kalah itu urusan belakangan, yang paling penting saya bisa menampilkan yang lebih baik dari hari ini,” ujar Jonatan. (*)

Tersendat saat Hendak Menembus Delapan Besar

TARGET: Hendra/Ahsan jadi tumpuan (foto;PBSI)
ANGGA Pratama/Ricky Karanda Suwardi terus mengejar posisi delapan besar ganda putra dunia. Ini sebagai upaya menembus Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, yang dilaksanakan Agustus mendatang.

Kini, langkah tersebut semakin dekat. Angga/Ricky sudah ada di posisi kesembilan. Dari ranking yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru (7/4/2016), keduanya naik satu setrip.

Capaian tersebut diperoleh usai menembus babak final India Super Series 2016. Sayang, di babak pemungkas, Angga/Ricky dikalahkan juniornya di Pelatnas Cipayung Markus 'Sinyo' Fernaldi/Kevin Sanjaya.

Sepekan sebelum ke India, pasangan yang dipasangkan sejak 2014 tersebut juga melaju ke final di turnamen grand prix gold, Selandia Baru Open. Tapi, Angga/Ricky dihentikan Ko Sung-hyun/Shin Baek-cheol dari Korea Selatan.

Hanya, kesempatan melompat lebih tinggi lagi sedikit terganjal. Di Malaysia Super Series Premier 2016 yang tengah berlangsung, Angga/Ricky hanya sampai babak II.

Dalam pertaandingan yang dilaksanakan Kamis waktu setempat (7/4/2016), keduanya dihentikan Chai Biao/Hong Wei dengan 21-18, 29-30, 18-21. Kekalahan ini membuat Angga/Ricky gagal mengulangi pertemuan di All England Super Series Premier 2016. Dalam pertandingan yang berlangsung 6 Maret 2016 itu, mereka menang 8-21, 22-20, 21-19.

Saat ini, di Malaysia Super Series Premier di nomor ganda putra, Indonesia tinggal menyisakan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Mereka menembus perempat final usai menghentikan Sinyo/Kevin dengan dua game langsung 21-14, 21-19.

Untuk bisa menembus semifinal, Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi kedua, harus bisa mengalahkan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding dari Denmark. Mereka pernah mengalahkan Hendra/Ahsan di Prancis Super  Series 2015. (*)

Target Revans dari Rajiv Ouseph

TERUS: Jonatan Christie (foto:PBSI)
KIBASAN raket Jonatan Christie di turnamen Malaysia Super Series Premier 2016 terus memakan korban. Kali ini, pebulu tangkis muda Pelatnas Cipayung tersebut melibas Hu Yun dari Hongkong dengan dua game langsung 21-13, 21-11 dalam pertandingan babak II yang dilaksanakan di Shah Alam pada Kamis waktu setempat (7/4/2016).

Ini merupakan pertama perdana kedua atlet olahraga tepok bulu tersebut. Hanya, di atas kertas, sebenarnya, Jonatan tak diunggulkan.

Rankingnya yang 37 dunia kalah jauh dibandingkan Hu Yun. Pebulu tangkis yang pernah membela Suryanaga, Surabaya, dalam ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia tersebut ada di posisi 12.

 Sejak babak II, Jonatan menjadi satu-satunya wakil tunggal putra. Sebelumnya Tommy Sugiarto, Ihsan Maulana Mustofa, dan Anthony Sinisuka Ginting yang main di babak utama, sudah kalah lebih dulu.

 “Sebenarnya, hari ini saya merasa Hu Yun bermain dibawah performa. Dia nggak sebagus biasanya. Saya sadar hal itu dan memanfaatkannya. Apalagi dia juga lebih tua dari saya. Stamina juga pasti lebih unggul saya. Saya juga merasa tadi mau main apa aja bisa masuk, jadinya di lapangan sudah enak,” kata Jonatan seperti dikutip media PBSI.

 Di perempat final, Jonatan akan berhadapan dengan Rajiv Ouseph, Inggris. Ia pernah kalah sekali dengan Rajiv, pada pertandingan di Piala Sudirman. Jonatan saat itu kalah 17-21, 16-21.

“Saya mau coba lagi. Karena dulu mungkin juga pertandingan besar saya yang pertama kali, jadi ada tekanan mental juga,” ucap Jonatan.

 Di Malaysia Super Series Premier 2016, Jonatan memulai langkah dari babak kualifikasi.Melangkah hingga babak perempat final ajang super series premier menjadi catatan tersendiri bagi lelaki yang masih berusia 19 tahun tersebut. (*)

Praveen/Debby Kembali Menginjak Bumi

TERLENA: Praveen/Debby tersungkur di babak II
PESTA juara All England Super Series 2016 membuat Praveen Jordan/Debby Susantp terlena. Usai menjadi juara Maret lalu, keduanya seakan tak henti menerima sanjungan dan apresiasi dari berbagai pihak, mulai dari klub asalnya, Djarum, hingga pemerintah.

Ini membuat Praveen/Debby harus absen dari India Super Series 2016 pekan lalu. Sehingga, mereka langsung berlaga dalam turnamen super series premier, Malaysia Open.

Hasilnya pun sangat tragis. Praveen/Debby sudah tersingkir di babak II turnamen berhadiah total USD 550 ribu tersebut. Mereka dipermalukan  pasangan Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo. Praveen/Debby kalah dua game langsung 19-21, 14-21.

“Dalam pertandingan semua bisa kalah bisa menang. Hari ini kami main belum dapet feelnya. Pukulan kami pun banyak yang nggak pas. Kalau dari lawan sebenarnya tidak ada yang berubah. Hanya kami yang tidak enak di lapangan,” kata Praveen seperti dikutip situs PBSI.

Dalam catatan dua pertemuan sebelumnya, Praveen/Debby selalu bisa menang dari Danny Vanessa. Terakhir mereka berhadapan di All England 2016 lalu.

Tentu saja, kekalahan ini seperti membuat Praveen/Debby kembali menginjak ke bumi. Bahwa tanpa pesiapan yang matang, mereka dengan mudah akan dikalahkan lawan yang ringan sekalipun.

Selain itu, PP PBSI harus kembali merevisi target tinggi kepada mereka di Olimpiade Rio de Janeiro pada Agustus mendatang. Induk organisasi buu tangkis di tanah air tersebut harus kembali menggenjot Praveen/Debby. (*)

Lolos tanpa Keluar Keringat

ENAK benar Greysia Polii/Nitya Krishinda. Pasangan ganda putri andalan Indonesia tersebut tak perlu keluar keringat untuk bisa menembus babak perempat final Malaysia Open 2016.

Kok bisa? Ya ini disebabkan dua pasangan yang melaju dari babak kualifikasi ternyata tak ada. Ini disebabkan tak ada nama wakil dari kualifikasi 1 dan 2.

Tentu ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Greysia/Nitya. Padahal, di babak I turnamen yang masuk kategori super series premier tersebut, unggulan kedua tersebut dipaksa memeras keringat selama 41 menit sebelum menundukkan wakil Jepang Naoko Fokuman/Kurumi Yonao dengan 21-18, 21-6.

Kemenangan ini punya arti penting bagi Greysia/Nitya. Pasangan Negeri Sakura, julukan Jepang, tersebut pernah mempermalukan mereka dalam All England Super Series Premier 2016.

Diunggulkan di posisi kedua, Greysia/Nitya langsung tersungkur dalam penampilan perdana. Saat itu, pasangan yang berasal dari klub yang sama, Jaya Raya, kalah dengan straight game 21-23, 18-21.

Di perempat final Malaysia Open 2016, mereka menunggu pemenang pertandingan Chang Ye-na/Lee So-hee (Korsel) dengan Heather Olver/Lauren Smith (Inggris).

Dari kedua pasangan, wakil Negeri Ginseng, julukan Korsel, layak diwaspadai. Ye-na/So-hee pernah mengalahkan Greysia/Nitya di Denmark Open 2015 dengan 13-21, 14-21. Tapi, sepekan kemudian di Prancis Open, mereka mampu membalasnya dengan 9-21, 21-18, 21-18.  Sedangkan Olver/Smith pernah dikalahkan Greysia/Nitya dalam pertemuan di Piala Sudirman 2015. (*)