WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Saatnya Marin Naik Podium Terhormat

Carolina Marin belum meraih gelar pada 2016 (foto:epimg)
TAHUN lalu, Carolina Marin tampil impresif. Gadis Spanyol tersebut mampu menjuarai lima turnamen bergengsi yakni All England Super Series Premier, Australia Super Series, Kejuaraan Dunia, Prancis Super Series, dan Hongkong Super Series.

Ini membuat rankingnya pun terdongkrak. Marin pun menjadi ratu tunggal putri dunia.

Namun, posisinya mulai goyah. Pada 2016 yang sudah memasuki Mei atau bulan kelima, Marin belum meraih satu gelar pun

Padahal, sudah banyak turnamen yang diikuti. Bahkan, di All England yang dijuarainya tahun lalu, gadis 22 tahun tersebut terhenti di babak semifinal.

Setelah itu, di Malaysia Super Series dan Singapura Super Series, langkah Marin sama-sama terhenti di perempat final.Imbasnya, rankingnya turun satu setrip di posisi kedua.

Kini, kesempatan mengakhiri dahaga gelar sudah di depan mata. Marin sudah menembus babak final Kejuaraan Eropa 2016.

Di semifinal yang dilaksanakan di  La Roche sur Yon, Prancis, pada Sabtu waktu setempat (30/4/2016), Marin mengalahkan Line Kjaersfeldt dari Denmark dengan 23-21, 21-15. Ini menjadi kemenangan ketiga atas lawannya yang berperingkat 27 dunia.

Di babak final, Marin, yang diunggulkan di posisi pertama, akan berhadapan dengan unggulan kedua Kirsty Gilmour dari Skotlandia. Di semifinal, dia menghentikan asa Anna Thea Madsen dari Denmark dengan 17-21, 21-18, 21-19.

Dalam lima kali pertemuan, Marin hanya sekali kalah. Pertemuan terakhir dimenangkannya di Prancis Super Series 2015 dengan 21-15, 7-21, 21-16. (*)

Menanti Puasa Gelar selama 10 Tahun

RIVAL: Chong Wei usai mengalahkan Lin Dan (foto:xinhua)
DI arena bulu tangkis, Lee Chong Wei dan Lin Dan sudah masuk kategori senior Kiprahnya di olahraga bulu tepok tersebut sudah lebih 15 tahun.

Wajar kalau pertemuan keduanya di lapangan paling banyak dibandingkan yang lain. Chong Wei, yang asal Malaysia, dengan Lin Dan dari Tiongkok sudah 36 kali bertemu.

Hasilnya, Lin Dan unggul 26 kali. Tapi, pada Sabtu (30/4/2016), keduanya kembali bertemu dalam semifinal Kejuaraaan Asia 2016 di Wuhan, Tiongkok.

Ternyata, kali ini Chong Wei mampu memperkecil kekalahanya. Dia unggul rubber game 22-20, 15-21, 21-4.

Hasil ini pun membawa lelaki yang diberi gelar Datuk oleh Pemerintah Malaysia tersebut menembus final. Chong Wei akan menantang wakil tuan rumah lainnya, Chen Long. Unggulan teratas tersebut mengalahkan rekan senegaranya sendiri Tian Houwei dengan 21-14, 21-16.

Partai ini juga bakal menarik. Chong Wei dan Chen Long sudah saling mengalahkan dengan skor 12-12.

Hanya, Chong Wei punya modal bagus. Dalam tiga pertemuan terakhir, dia selalu memetik kemenangan yakni di Tiongkok Open 2015, Hongkong Open 2015, dan Malaysia Open 2016.

Selain itu, dalam Kejuaraan Asia,Chong Wei sudah puasa gelar selama 10 tahun. Kali terakhir, lelaki 33 tahun tersebut naik ke podium terhormat pada 2006. (*)

Kalah dalam Laga Dua Jam Lebih

SEMANGAT: Greysia/Nitya dijegal di semifinal (foto:PBSI)
AMBISI pasangan ganda putri  Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari menjadi juara Asia 2016 kandas. Pasangan yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut kalah  rubber game 21-13, 19-21, 22-24 dalam 161 menit dari Naoko Fukuman/Kurumi Yonao dari Jepang.

“Perjuangan Greysia/Nitya sudah sangat luar biasa. Bertanding selama dua jam empat puluh satu menit, bukanlah hal yang mudah,'' ungkap Ricky Soebagdja, manajer tim Indonesia.

Sebenarnya, Greysia/Nitya mengawali  game pertama dengan baik. Mereka tak sekalipun tersusul perolehan poinnya.

Meski begitu reli panjang untuk memperebutkan satu poin kerap terjadi. Masuk ke game dua, pertandingan berlangsung lebih ketat. Namun Naoko/Kurumi masih kerap memimpin pertandingan. Pasangan Jepang menang 19-21.

Di game ketiga, Greysia/Nitya bisa unggul 6-2 dan 12-9. Namun berikutnya perolehan angka terus ketat dan tetap melewati reli yang panjang. Tak jarang baik Greysia/Nitya dan Naoko/Kurumi jatuh bangun di lapangan. Laga alot tetap terjadi sepanjang pertandingan.

“Main lawan mereka memang harus siap capek karena nggak gampang mati juga di lapangan. Kami nggak boleh lengah sedikit pun,” kata Nitya dikutip dari media PBSI.

“Usaha yang luar biasa dari Greysia/Nitya. Untuk kedepannya ini bisa menjadi modal mereka untuk lebih baik lagi,” puji Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI.

Dua pasangan ini sudah pernah enam kali berhadapan. Sebelumnya, Greysia/Nitya menang di lima pertemuan  dan kalah satu kali pada All England 2016 lalu. Pertemuan terakhir mereka terjadi di Malaysia Open Super Series Premier 2016. . Saat itu Greysia/Nitya menang 21-18 dan 21-6 dari Naoko/Kurumi.

Hasil ini membuat terjadi All Japans Finals atau final sesama pasangan Jepang Ini setelah Ayaka Takahashi/ Misaki Matsutomo mengalahkan Chang Ye-na/Lee So-hee dari Korea Selatan dengan 21-16, 21-19. (*)

Jangan Lengah Tontowi/Liliyana

INGAT DI ATAS: Tontowi/Liliyana mengucap syukur
TONTOWI Ahmad/Liliyana Natsir sukses menembus babak final Kejuaran Asia 2016.Unggulan kedua itu mengalahkan Shin Baek-cheol/Chae Yoo-jung dari Korea Selatan dengan 21-16, 21-13 dalam pertadingan semifinal yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada Sabtu waktu setempat (30/4/2016).

Ini merupakan pertemuan perdana kedua pasangan. Di awal pertandinggan, Tontowi/Liliyana sempat mencari pola yang tepat untuk mengatasi Baek-cheol/Yoo-jung. Masuk ke game dua, Tontowi/Liliyana akhirnya lebih bisa menguasai permainan, hingga akhirnya menang dalam 35 menit.

 “Di game pertama, kami tetap fokus dengan permainan kami, sambil tetap mencari ya. Karena, ini kali pertama ketemu mereka di lapangan,” kata Liliyana usai pertandingan seperti dikutip media PBSI.

Namun di babak final, tugas berat sudah menanti. Tontowi/Liliyana, yang diunggulkan di posisi kedua, berhadapan dengan musuh bebuyutannya, unggulan pertama asal Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Di semifinal, Zhan/Zhou menghentikan asa Ko Shung-hyun/Kim Ha-na (Korsel) dengan straight game 21-19, 21-11.

Ini akan menjadi pertemuan ke-18 buat Tontowi/Liliyana dengan Zhang/Zhao. Tontowi/Liliyana sejauh ini masih tertinggal 5-12 dari hasil pertemuan. Dalam tujuh pertemuan terakhir pun, Tontowi/Liliyana masih belum bisa unggul dari Zhang/Zhao.

“Kalau lihat beberapa pertemuan terakhir, kami nggak jauh jaraknya. Seperti pas di Kejuaraan Dunia 2016, juga kan nggak jauh jaraknya. Cuma mungkin kami kurang tenang, ini yang harus diantisipasi,''jelas Liliyana.

Dalam Kejuaraan Asia ini, Tontowi/Liliyana berstatus juara bertahan. Pada 2015di kota yang sama, mereka menjadi juara usai mengalahkan Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah (Hongkong) dengan  21-16, 21-15. (*)

Sudah Saling Jegal di Semifinal

Rajiv saat berhadapan dengan Jorgensen di final 2014
DUA tahun lalu di Kazan, Rusia, Rajiv Ouseph membuat kejutan. Tunggal putra asal Inggris tersebut menembus babak final Kejuaraan Eropa 2014.

Sayang, Rajiv gagal menjadi juara. Lagkahnya dihentikan Jan O Jorgensen Denmark di babak final dengan 21-18, 21-10.

Kini, dalam Kejuaraan Eropa 2016 di La Roche-sur-Yon, Rajiv kembali bertemu dengan Jorgense. Hanya, pertemuan tersebut bukan lagi di babak pemungkas.

Kedua pebulu tangkis itu akan saling bantai di babak semifinal yang dilaksanakan Sabtu waktu setempat (30/4/2016). Ini setelah Rajiv dan Jorgsensen menundukkan lawan-lawannya di perempat final.

Rajiv harus bertarung tiga game 19-21, 21-12, 21-19 dengan wakil Denmark lainnya, Hans-Kristian Vittinghus. Sedangkan Jorgensen menang mudah 21-18, 21-11 atas wakil tuan rumah Brice Leverdez.

Bagi Jorgensen, kemenangan ini membalas kekalahan dalam pertemuan terakhir dalam Kejuaraan Beregu Eropa pada 21 Februari 2016. Saat itu, dia menyerah 21-19, 16-21, 16-21.

Dia sudah sepuluh kali berjumpa dengan Rajiv. Hasilnya, Jorgensen hanya kalah dua kali.

Kali ini, dia pun kembali diunggulkan memetik kemenangan lagi. Alasannya, Jorgensen merupakan pebulu tangkis tunggal putra terbaikk Eropa saat ini. (*)

Setelah Delapan Bulan Tak Bertemu

SEMIFINAL: Tontowi/Liliyana Natsir (foto;PBSI)
DELAPAN bulan sudah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir tak bertemu dengan Zhang Nan/Zhou Yunlei. Kali terakhir mereka berjumpa ganda nor satu Tiongkok tersebut pada Korea Super Series 2015.

Hasilnya memang tak memuaskan. Tontowi/Liliyana kalah dua game langsung 15-21, 16-21. Pil pahit tersebut menjadi kekalahan ke-12.,

Sebenarnya, pada Desember lalu dalam Super Series Finals 2015 di Dubai, kedua ganda itu harus bertemu. Sayang, Tontowi/Liliyana mundur.

Selama 2016, mereka juga tak pernah berjumpa. Meski, sudah beberapa turnamen yang saling diikuti.

Kini, kesempatan bertemu lagi kembali terbuka Tontowi/Liliyaa dan Zhang/Zhou sama-sama lolos ke babak semifinal Kejuaraan Asia 2016.

Di perempat final, Tontowi/Liliyana menuntaskan langkah Choi Solgyu/Eom Hye Won dari  Korea Selatan. Tontowi/Liliyana menang dua game langsung 21-16 dan 21-15.

Sedangkan Zhang/Zhou yang diunggulkan di posisi teratas menghentikan asa wakilo Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, lainnya Kim Gi-jung/Shin Seung-chan dengan 21-14, 21-10. Namun, syaratnya, Tontowi/Liliyana da Zhang/Zhou harus bisa menyingkirkan lawan-lawannya di babak semifinal.

Pasangan merah putih itu akan bersua  Shin Baek Cheol/Chae Yoo Jung dari Korea Selatan. Ini merupakan pertemuan pertama Tontowi/Liliyana dengan Shin/Chae. Melihat peluang di atas kertas, Tontowi/Liliyana yang merupakan rangking dua dunia, masih diunggulkan untuk menang dari pasangan nomor sepuluh dunia tersebut.Zhang/Zhou di empat besar akan dijajal Ko Sung-hyun/Kim Ha-na.

Tahun lalu di kejuaraan yang sama, Tontowi/Liliyana berhasil mengamankan podium juara. Mereka jadi yang terbaik, usai mengalahkan Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah (Hong Kong) dengan 21-16, 21-15. (*)

Pertemuan Ketiga Yang Memuaskan

MELAJU: Greysia Polii/Nitya Krishinda (foto;PBSI)
TIGA kali beruntun Greysia Polii/Nirta Krishinda harus berhadapan dengan Jung Kyung-eun/Shin Seung-chan dari Korea Selatan. Dalam pertemuan pertama di Malaysia Super Series Premier 2016, wakil Merah Putih itu kalah 16-21, 14-21.

Sepekan kemudian (16/4/2016), gantian Greysia/Nitya membalas kekalahan. Pasangan nomor dua dunia tersebut unggul 21-13, 21-18. Nah, pertemuan kali ini atau yang ketiga terjadi dalam Kejuaraan Asia 2016.

Greysia/Nitya pun memetik hasil manis. Mereka menang rubber game 21-18, 11-21, 21-13 dalam pertadingan perempat final di Wuhan, Tiongkok, pada Jumat waktu setempat (29/4/2016).


“Yang pasti tahannya di lapangan harus lebih unggul. Karena mereka nggak gampang untuk dimatiin. Mereka lebih rapat pukulannya, defendnya pun nggak gampang  kami matiin. Jadi bener-bener nggak gampang, dan fokusnya harus bener-bener full,” kata Nitya seperti dikutip media PBSI.

Selanjutnya di semifinal, Greysia/Nitya akan bertemu pasangan Jepang Naoko Fukuman/Kurumi Yonao. Sebelumnya mereka sudah enam kali berhadapan. Greysia/Nitya menang di lima pertemuan dan kalah satu kali pada All England 2016 lalu.

Pertemuan terakhir mereka terjadi di Malaysia Super Series Premier  2016 lalu. Saat itu, Greysia/Nitya menang 21-18, 21-6. (*)

Kado Pahit buat Ratu Baru

Ratchanok sudah tersingkir di Kejuaraan Asia 2016 (foto:thestar)
POSISI ratu bulu tangkis dunia berpindah tangan. Dari rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Kamis (28/4/2016), tempat tersebut tak lagi diduduki Carolina Marin dari Spanyol.

Singgasana Marin diganti turunkan oleh Rachanok Intanon dari Thailand. Ini tak lepas dari hasil Singapura Super Series 2016.

Dalam turnamen berhadiah total USD 350 ribu tersebut, gadis 21 tahun tersebut keluar sebagai jura. Di babak final, Ratchanok mengalahkan Sun Yu dari Tiongkok dengan tiga game 18-21, 21-11, 21-14.

Hasil di Singapura itu membuat dia sudah mengoleksi empat gelar selama 2016.  Tiga posisi terhormat sudah diraihnya dalam Malaysia Super Series Premier yang dilaksanakan sepekan sebelum Singapura Open.

Saat itu, di babak pemungkas, Rachanok menghentikan asa Tai Tzu Ying dari Taiwan dengan 21-14, 21-15. Dia juga menjadi juara di India Super Series atau turnamen yang diikuti sebelum ke Malaysia.
Di New Delhi., host India Super Series 2016, Ratchanok menjungkalkan Li Xuerui dari Tiongkok dengan straight game 21-17, 21-18.

Sayang, setelah menjadi ratu, dia memperoleh kado pahit. Ratchanok tersingkir di babak II Kejuaraan Asia 2016.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, Kamis waktu setempat (28/4/2016), dia menyerah tiga game 21-17, 16-21, 17-21 kepada Sayaka Sato dari Jepang. Pil pahit ini menjadi kekalahan kedua dalam tujuh kali perjumpaan. (*)

Ranking tunggal putra (per 28 April 2016)

1. Ratchanok Intanon (Thailand)

2. Carolina Marina (Spanyol)

3. Li Xuerui (Tiongkok)

4. Nozomi Okuhara (Jepang)

5. Wang Shixian (Tiongkok)

6. Wang Yihan (Tiongkok)

7. Sung Ji-hyun (Korsel)

8. Saina Nehwal (India)

9. Tai Tzu Ying (Taiwan)

10. Pv Sindhu (India)

Sumber: BWF

Tugas Berat Hadapi Chen Long

TERAKHIR: Tommy tinggal asa yang tersisa di tunggal putra
INDONESIA tinggal berharap kepada Tommy Sugiarto di nomor tunggal putra dalam Kejuaraan Asia 2016. Ini setelah Jonatan Christie, yang mendampinginya hingga babak II, sudah tersingkir.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada Kamis waktu setempat, Jonatan dipaksa harus mengakui ketangguhan Tzu Wei Wang dari Taiwan dengan rubber game 21-9, 21-15, 18-21. Meski di atas kertas Jonatan lebih unggul, tapi lawannya tersebut memang menjadi tembok yang susah dirubuhkan.

Buktinya, dalam dua pertemuan sebelumnya, lelaki yang kini duduk di ranking 22 tersebut tak pernah menang. Jonatan dipermalukan pebulu tangkis peringlkat 50 dunia tersebut di Kejuaraan Beregu Asia 2016 dengan 16-21, 18-21dan Jepang Super Series 2015 dengan 19-21, 21-19, 14-21.

Sedangkan Tommy masih bertahan usai menundukkan Boonsak Ponsana dengan 21-17, 21-9. Ini merupakan kemenangan kelima dalam tujuh kali pertemuan dengan wakil Thailand tersebut.

Hanya, untuk bisa menembus semifinal, butuh perjuangan ekstrakeras. Tommy akan bersua dengan unggulan teratas Chen Long. Andalan tuan rumah tersebut di babak II menghentikan perlawanan Zulkifli Zulfadli (Malaysia) dengan mudah 21-12, 21-10.  Dalam sembilan kali pertemuan, Tommy hanya menang sekali.

Sejak Taufik Hidayat melakukannya pada 2007, Indonesia tak pernah lagi menempatkan wakilnya sebagai juara. Setelah itu, Tiongkok selalu tampil dominan. (*)

Ada Apa dengan Hendra/Ahsan

KALAH: Hendra/Ahsan yang tak lagi menakutkan
ASA meraih emas ganda putra di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 harus direvisi. Andalan di nomor tersebut Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tengan berada di grafik menurun.

Sejak Februari lalu, keduanya belum pernah menjadi juara lagi. Kali terakhir, pasangan yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut menjadi pemenang di ajang grand prix gold, Malaysia Open.

Setelah itu, dari All England Super Series Premier, Malaysia Super Series Premier, dan Singapura Super Series berujung kekalahan. Ironisnya, yang mengalahkannya bukan pasangan hebat sekelas Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dari Korea Selatan dan Zhang Nan/Fu Haifeng dari Tiongkok.

Di All England, Hendra/Ahsan dipermalukan pasangan gaek Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dengan 15-21, 21-15, 17-21 di babak II. Kemudian di Malaysia, pasangan yang kini masih duduk di ranking kedua tersebut ditundukkan Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding dengan 8-21, 21-17, 17-21 di perempat final.

Sepekan kemudian, di Negeri Singa, julukan Singapura, pasangan Tiongkok Li Jinhui/Liu Yuchen melibas Hendra/Ahsan dengan straight game yang mudah 11-21, 11-21. Nah, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut kembali menjadi momok bagi juara dunia 2015 tersebut.

Hendra/Ahsan kalah dengan rubber game 21-15, 15-21, 13-21 di babak II Kejuaraan Asia 2016 di Wuhan, Tiongkok. Tentu, ini menjadi tugas bagi pelatih ganda putra untuk kembali menaikkan performa Hendra/Ahsan.

Keduanya menjadi andalan Indonesia di dua ajang bergengsi, Piala Thomas pada 15-21 Mei di Tiongkok dan Olimpiada pada Agustus mendatang. (*)

Sudah Biasa di Tunggal Putri

Lindaweni Fanetri pulang awal dari Kejuaraan Asia 2016
TAK ada kata manis dalam setiap penampilan tunggal putri Indonesia Kekalahan dan kegagalan di babak awal sudah menjadi hal yang biasa.

Bahkan, dalam Kejuaraan Asia 2016, di babak perdana, semua wakil merah putih sudah bertumbangan. Empat srikandi Indonesia menyerah kepada lawan-lawannya dalam pertandingan yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada Rabu waktu setempat (27/4/2016).

Diawali kekalahan Fitriani dari Saina Nehwal dari  India dengan 17-21, 16-21, pil pahit disusul tiga rekan-rekannya.  Lindaweni Fanetri, Maria Febe Kusumastutim dan Hana Ramadini sama-sama tak mampu memetik kemenangannya di Wuhan Sports Center Gymnasium.

Kekalahan lebih dulu dialami Febe, sapaan karib Maria Febe, yang jumpa pemain India, Pusarla V. Sindhu. Febe kalah dua game langsung 10-21, 13-21. Ini menjadi kekalahan keempat dalam lima kali pertemuan.

Kemudian Linda, sapaan karib Lindaweni, mengikuti jejak Febe. Atlet Suryanaga, Surabaya, itu kalah 10-21, 18-21 oleh Nitchaon. Sebenarnya kedudukan Linda sejauh ini imbang 2-2 pada rekor pertemuannya.

Namun penampilan Linda hari ini dinilai Bambang Supriyanto, pelatih tunggal putri, tak bisa keluar dengan baik.

“Linda tidak keluar serangannya di awali,” katanya seperti dikutip dari media PBSI.

Sementara itu, Hana yang menjadi satu-satunya harapan pun akhirnya menyerah di awal. Hana terhenti usai menghadapi Sayaka Sato, Jepang. Hana kalah 12-21, 12-21. (*)

Masih Ada Tommy dan Jonatan

LEPAS: Jonatan Christie melewati rintangan babak I
Dua tunggal putra Indonesia merebut tiket babak II Kejuaraan Asia 2016. Tommy Sugiarto dan Jonatan Christie mampu mengalahkan lawan-lawannya dalam pertandingan di Wuhan, Tiongkok, pada Rabu waktu setempat (27/4/2016).

 Tommy menang mudah atas wakil Kazakstan Artur Niyazov dengan  21-6 dan 21-7. Menyusul kemudian, Jonatan yang berhasil menghentikan langkah Zi Liang Derek Wong asal Singapura dengan 24-22, 16-21 dan 21-18.

Meski memetik kemenangan, Jonatan tak puas dengan penampilannya. Ia tak bisa mengeluarkan semua kemampuannya, sehingga kerap tak siap di lapangan. Tak jarang Jonatan melakukan kesalahan sendiri yang menguntungkan lawan.

“Sejujurnya hari ini saya tampil dibawah performa. Semuanya lagi nggak enak. Mulai gerakan kaki, pukulan, semuanya nggak enak,'' kata Jonatan seperti dikutip dari media PBSI.

Sementara itu, nasib berbeda dialami oleh Ihsan Maulana Mustofa. Rekan berlatih Jonatan di Pelatnas Cipayung itu  kalah dari unggulan dua, Lin Dan, dari Tiongkok 9-21, 21-14, 19-21.

“Salahnya di game pertama saya terlalu mudah buang poin. Jadi nggak sempat buat menguras tenaganya dia dulu. Tapi di game kedua saya yakin dengan permainan saya sendiri, sama sabar di lapangan,” ucap Ihsan.

Masuk di game tiga, Ihsan terus tertinggal dari Lin Dan dengan 7-11 dan 9-16. Namun Ihsan sempat membuka peluang.

 Ia mencoba menyusul Lin Dan hingga posisi 18-18. Ihsan bahkan sempat membuat Lin Dan serta pendukungnya di Wuhan Sports Center Gymnasium tegang, karena unggul tipis 19-18. Sayang di tiga poin berikutnya, Ihsan banyak melakukan bola ke arah kiri, yang menjadi kekuatan Lin Dan.

Ihsan dan Lin Dan sudah dua kali berhadapan sebelumnya. Di Hongkong Open 2015 dan Singapura Open 2016, Ihsan belum bisa mengatasi kehebatan Lin Dan. (*)

Lolos Babak Utama, Eh Ketemu Saina

Fitriani mengucap syukur usai lolos
FITRIANI lolos ke babak utama Kejuaraan Asia 2016 . Dia menjadi satu-satunya wakil tunggal  putri Indonesia yang harus merangkak dari kualifikasi. 

Tiket itu diperoleh itFitriani setelah menang mudah dari wakil Mackau, Chan Kit Lei dengan  21-6, 21-9 di Wuhan Sports Center Gymnasium pada Selasa waktu setempat (26/4/2016).

“Alhamdulillah, senang rasanya bisa main di Kejuaraan Asia dan bisa lolos babak utama. Hari ini saya banyak coba-coba arah angin aja dulu. Cobain pukulan, biar lebih enak main berikutnya,” kata Fitri seperti dikutip media PBSI

Di pertandingan pertamanya, Fitriani tampak mudah menguasai lapangan. Selain mematikan langkah Chan, Fitriani juga diuntungkan dari kesalahan yang dibuat oleh lawan.

Bisa masuk babak utama, Fitriani kemudian langsung ditantang pebulu tangkis asal India, Saina Nehwal. Meski terpaut jauh di lapangan, Firiani berharap bisa mengeluarkan semua permainan terbaiknya.

“Langsung lawan Saina Nehwal, semoga permainan saya bisa keluar semua,” ucap Fitri singkat.

Fitriani menyusul tiga tunggal putri lainnya, Lindaweni Fanetri, Maria Febe Kusumastuti, dan Hana Ramadini.

Di babak pertama, Lindawesni akan berhadapan dengan Nitchaon Jindapol asal Thailand, Febe, sapaan karib Maria Febe, jumpa Pusarla V. Sindhu ( India), sementara Hana melawan Sayaka Sato asal Jepang. (*)

Raja Eropa Susah Terbendung

Jan O Jorgensen akan mempertahankan gelar (foto:zimbio)
BUKAN hanya pebulu tangkis Asia saja yang adu gengsi di benuanya. Di belahan Eropa ternyata juga demikian.

Tujuannya sama, mengamankan tiket ke Olimpiade Rio de Janeiro yang dilaksanakan Agustus mendatang. Apalagi, banyak pebulu tangkis benua putih tersebut yang belum aman posisinya.

Di tunggal putra, jagoan Denmark Jan O Jorgensen berusaha mempertahankan gelar yang diraih dua tahun lalu di Kazan, Rusia. Ketika itu, dia mengalahkan Rajiv Ouseph dari Inggris dengan dua game langsung 21-18, 21-10.

Kali ini, kansnya mempertahankan gelar tetao terbuka. Apalagi, dia menempati unggulan teratas

Dari undian dalam ajang yang dilaksanakan di La Roche sur Yon, Vendée, Prancis, tersebut, Jorgensen tak bakal menemui lawan berat.

Paling hanya wakil tuan rumah Brice Laverdez yang bisa membuatnya lebih berkeringat, Dalam empat kali pertemuan, Jorgensen hanya sekali kalah.

Namun, pil pahit tersebut ditelan mantan ranking dua dunia itu dalam perjumpaan terakhir di ajang Kejuaraan Beregu Eropa 2016. Dalam laga 21Februari tersebut, Jorgensen menyerah 21-19, 16-21, 16-21.

Tapi, itu belum jaminan Jorgensen kembali menelan pil pahit. Untuk wilayah Eropa, dia masih susah dikalahkan (*)

Unggulan tunggal putra Kejuaraan Eropa 2016
1. Jan O Jorgensen (Denmark)

2. Viktor Axelsen (Denmark)

3. Marc Zwiebler (Jerman)

4.Hans-Kristian Vittinghus (Denmark)

Hamil, Shinta Absen Bela Singapura

BAHAGIA: Shinta Mulia Sari dan Destyan
SINGAPURA bakal kehilangan Shinta Mulia Sari. Pebulu tangkis spesialis nomor ganda tersebut tak bisa membela negaranya dalam beberapa ajang internasional, termasuk Olimpiade Rio de Janeiro yang dilaksanakan Agustus 2016.

Kenapa? ''Sekarang, kondisi Shinta tengah hamil. Jadi, dia harus istirahat dulu,'' kata Destyan Nanda Nobela, suami Shinta, kepada smashyes.

Kehamilan Shinta diketahui usai membela Singapura dalam ajang kualifikasi Piala Uber di Hyderabad, India, pada Februari lalu. Meski asal Jogjakarta, dia sudah melepaskan status warga negara Indonesia (WNI)-nya dan menjadi citizen Negeri Singa, julukan Singapura.

Selama 2016, Shinta memang hanya berlaga dalam kualifikasi Piala Uber. Dalam dua kali penampilannya, dia yang berpasangan dengan Tan Wei Han gagal menyumbangkan poin saat berhadapan dengan Jepang dan India.

Ketika berjumpa dengan Negeri Sakura, julukan Jepang, Shinta/Wei Han harus mengakui ketangguhan Naoko Fukuman/Kurumi Yonai dengan 12-21, 15-21. Sedangkan pasangan India Jwalla Gutta/Ashwini Ponnapa menghentikan perlawanan mereka dengan 18-21, 16-21.

''Setelah melahirkan, Shinta akan melanjutkan karirnya lagi,'' ungkap Destyan yang menikahi Shinta di Singapura pada 9 Oktober 2015 tersebut.

Kiprah Shinta sendiri bersama Singapura cukup bisa dibanggakan. Dia pernah membela negeri yang dekat dengan provinsi Kepulauan Riau tersebut pada Olimpiade London 2012.

Bahkan, saat berpasangan dengan Yao Lei, keduanya pernah duduk di posisi delapan dunia. Medali perunggu disumbangkan Shinta saat Commonwealth Games 2014 di Glasgow, Skotlandia, dan Asian Games Doha 2006. Selain itu, di Commonwealth Games 2010 di India, Shinta membekan medali perak.

Sedang Destyan sendiri masih berstatus WNI. Dia merupakan mantan pebulu tangkis Wima, Surabaya, dan kini terjun sebagai pelatih di Singapura. (*)

Ihsan, Tirulah Sony

UNDIAN BERAT: Ihsan Maulana Mustofa
SUDAH dua kali Ihsan Maulana Mustofa bertemu dengan Lin Dan dari Tiongkok. Hasilnya sudah bisa ditebak.

Penghuni Pelatnas Cipayung tersebut tak pernah menang. Ihsan kalah di Hongkong Super Series 2015 dengan 17-21, 21-15, 14-21. Kemudian pada April 2016, dia harus mengakui ketangguhan Lin Dan dengan 19-21, 16-21

Kali ini, Ihsan bakal berjumpa dengan juara dunia lima kali itu kembali. Dia menantang Lin Dan dalam Kejuaraan Asia 2016 yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok.

Ironisnya, pertemuan tersebut berlangsung di babak I. Tentu, posisi Ihsan jadi underdog.

Mengalahkan Lin Dan di kandang sendiri bakal sebuah tantangan berat. Apalagi, sebelum tampil di Kejuaraan Asia 2016, suami mantan ratu bulu tangkis dunia tersebut baru saja menjadi juara di Tiongkok Masters Grand Prix Gold 2016. Dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 150 ribu tersebut, dia mengalahkan rekan senegaranya sendiri, Chen Long.

Memang Lin Dan bukan tak bisa dikalahkan. Seperti yang dilakukan Sony Dwi Kuncoro di Singapura Super Series 2016 dua pekan lalu.

Datang tanpa status unggulan, arek Suroboyo tersebut mampu mempermalukan Lin Dan. Bermain penuh percaya diri dan tak membuat Lin Dan mengembangkan smash kerasnya, Sony bisa keluar lapangan sebagai pemenang.

Di antara wakil Indonesia lainnya di tunggal putra, undian Ihsan memang paling berat. Tommy Sugiarto, Jonatan Christie, dan Anthony Ginting berhadapan dengan lawan yang kemampuannya masih di bawah mereka. (*)

Lin Dan Raih Gelar Keenam

Lin Dan berjaya di kandang sendiri
LIN Dan menambah koleksi gelar tahun ini. Setelah All England Super Series Premier, dia menjadi juara di kandang sendiri dalam Tiongkok Masters Grand Prix Gold 2016.

Dalam final yang dilaksanakan di Jiangsu pada Minggu waktu setempat (24/4/2016), Lin Dan, yang diunggulkan di posisi kedua, menundukkan unggulan teratas Chen Long dengan straight game 21-17,23-21. Pertandingan kedua wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut memakan waktu 1 jam 5 menit.

Kemenangan itu membuat Lin Dan unggul delapan kali dari 13 kali pertemuan dengan Chen Long Sekaligus membalas hasil mengecewakan dalam dua pertemuan terakhir di All England 2015 dan Malaysia Super Series Premier 2016.

Selain itu, hasil tersebut membuat Lin Dan sudah mengoleksi enam gelar juara Tiongkok Masters. Sebelumnya, Super Dan, julukan Lin Dan, naik podium terhormat pada 2005,2007,2009, 2010,dan 2014. Raihan ini tampaknya susah dikejar pebulu tangkis lain.

Hasil itu juga menjadi modal bagi Lin Dan untuk berlaga dalam Kejuaraan Asia 2016 yang dilaksanakan pekan ini yang dilaksanakan di Tiongkok lagi, tepatnya di Wuhan. (*)

Distribusi gelar Tiongkok Masters 2016

Ganda campuran: Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok x1) v Zheng Siwei/Chen Qingchen (Tiongkok x7) 21-17, 21-15


Tunggal putri: Li Xuerui (Tiongkok x1) v Sun Yu (Tiongkok x5) 21-16, 19-21, 21-6


Tunggal putra: Lin Dan (Tiongkok x2) v Chen Long (Tiongkok x1) 21-17, 23-21


Ganda putri: Luo Ying/Luo Yu (Tiongkok x1) v Chen Qingchen/Jia Yifan (Tiongkok) 16-21,21-15, 21-18


Ganda putra: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel x1) v Kim Gi-jung/Kim Sa-rang (Korsel x3) 21-17, 21-14


x=unggulan

Kekuatan Penuh untuk Amankan Tiket


Tontowi/Liliyana saat juara Asia 2015 (foto:PBSI)
GENGSI Kejuaraan Asia 2016 terangkat. Para pebulu tangkis terbaik dari benua itu akan turun dalam ajang yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, 26 April-1 Mei mendatang.

Ini disebabkan atlet olahraga tepok bulu tersebut berburu poin guna mengamankan posisinya untuk bisa berlaga dalam Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil. Apalagi batas akhir poin yang dipakai adalah 1 Mei.

Sehingga, Kejuaraan Asia 2016 menjadi event terakhir yang menyediakan poin untuk bisa berlaga dalam ajang multievent empat tahunan tersebut.

Mereka yang sudah aman ke olimpiade hanya Tommy Sugiarto di tunggal putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Nitya Krishinda (ganda putri), dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran).

Tahun lalu dalam ajang yang sama, Indonesia membawa satu gelar dari Tontowi/Lliliyana. (*)


Wakil Indonesia di Babak Utama Kejuaraan Asia 2016

Tunggal putra: Tommy Sugiarto (x7), Jonatan Christie, Anthony Ginting, Ihsan Maulana Mustofa

Tunggal putri: Maria Febe Kusumastuti,Hana Ramadhini, Lindaweni Fanetri,

Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (x2), Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya, Rian Agung/Berry Anggriawan


Ganda putri: Greysia Polii/Nitya Krishinda (x3), Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi, Mychella Bandaso/Serena Kani

Ganda campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (x2), Praveen Jordan/Debby Susanto,Edi Subaktiar/Gloria Widjaja, Ronald Alexander/Melati Daeva

x=unggulan

Tiongkok Tak Bisa Sapu Bersih

DOBRAK: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (foto;PBSI)
TIONGKOK Masters Grand Prix Gold 2015 gagal menjadi tempat pesta bagi tuan rumah. Mereka gagal memborong gelar dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 150 ribu tersebut.

Ironisnya juara nomor ganda putra dipastikan menjadi milik Korea Selatan. Ini disebabkan terjadinya All Korean Finals, final sesama wakil Korea Selatan.

Unggulan teratas Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong ditantang Kim Gi-jung/Kim Sa-rang. Dalam babak semifinal yang dilaksanakan di Jiangsu Sabtu waktu setempat (23/4/2016), Yong-dae/Yeon-seong menghentikan pasangan tuan rumah Huang Kaixiang/Zheng Siwei dengan 21-14, 21-14.

Ini merupakan pertemuan perdana kedua pasangan. Hanya, di atas kertas, Yong-dae/Yeon-seong lebih diunggulkan.

Ranking pasangan Korea Selatan itu ada di puncak. Sementara Huang/Zheng jauh di bawahnya, 66.

Sedangkan Gi-jung/Sa-rang menundunkan pasangan Jepang yang tengah on fire Takeshi Komura/Keigo Sonoda dengan rubber game 15-21, 21-10, 21-17. Selama sembilan kali pertemuan. Yong-dae/Yeon-seong hanya kalah dua kali.

Tapi, kekalahan kedua dialami dalam pertemuan terakhir di Malaysia Super Series Premier 2016 pada awal April lalu. Saat itu, pada 9 April 2016, Yong-dae/Yeon-seong kalah straight game 16-21, 12-21. (*)

Kalah Tangguh dari Unggulan Teratas

Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri (foto; PBSI)
PUPUS sudah asa menempatkan Indonesia di babak final turnamen grand prix gold, Tiongkok Masters 2016. Satu-satunya wakil yang tersisa, pasangan ganda putri Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri terhenti langkahnya di babak semifinal.

Keduanya menyerah kepada wakil tuan rumah yang juga unggulan teratas Luo Ying/Luo Yu dengan dua game langsung 9-21, 11-21. Pertarungan Della/Rosyita melawan andalan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut memakan waktu 41 menit.rekan sebenaranya sendiri

Di babak final, duo Luo akan berhadapan dengan rekannya sendiri Chen Qingchen/Jia Yifan, yang menang atas rekannya sendiri Huang Dongping/Zhon Qianxin dengan 21-13, 3-4. Di game kedua tak dilanjutkan setelah Huang/Zhon memilih tak melanjutkan pertandingan.

Sebenarnya, lolos ke semifinal turnamen berhadiah total USD 150 ribu tersebut sudah menjadi capaian tersendiri bagi Della/Rosyita. Mereka datang dengan status nonunggulan.  

Sejak kali pertama Tiongkok Masters dilaksanakan pada 2005, baru sekali wakil Indonesia menjadi juara ganda putri. Itu dilakukan oleh Vita Marissa/Liliyana Natsir pada 2007.

Selama 2016, Della/Rosyita sudah beberapa kali mendapat kepercayaan berlaga di berbagai turnamen. Tapi, baru di Tiongkok, keduanya mampu menembus babak semifinal. (*)

Agenda final Tiongkok Masters 2016

Ganda campuran: Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok x1) v Zheng Siwei/Chen Qingchen (Tiongkok x7)

Tunggal putri: Li Xuerui (Tiongkok x1) v Sun Yu (Tiongkok x5)

Tunggal putra: Chen Long (Tiongkok x1) v Lin Dan (Tiongkok x2)

Ganda putri: Luo Ying/Luo Yu (Tiongkok x1) v Chen Qingchen/Jia Yifan (Tiongkok)

Ganda putra: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel x1) v Kim Gi-jung/Kim Sa-rang (Korsel x3)

x=unggulan