WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Febri Jadi Atlet Terbaik Liga Kanada

THE BEST: Febriyan Irvannaldy saat berlaga di Liga Kanada
ADA kado manis buat Febriyan Irvannaldy. Dia terpilih menjadi atlet terbaik dalam kompetisi bulu tangkis di Kanada musim 2015-2016.

''Mungkin karena saya selalu menang jadi terpilih jadi yang terbaik. Saya sangat bersyukur,'' kata Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, kepada smashyes.

Ya, dari statistis yang ada, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut memang selalu menyumbangkan angka bagi klubnya, Mandarin. Bahkan, dia menjadi penyumbang angka semata wayang saat klubnya dihentikan Pink Fluffy Unicorns dengan skor 1-4 di babak semifinal pada 27 Mei lalu.

Turun di partai kedua, Febri menang mudah 21-11, 21-10 atas Vi Chen. Kemenangan ini sempat membuat skor imbang 1-1.

''Nomor tungga sengaja dilepas oleh Pink. Mereka pilih mengambil nomor yang lain,'' ungkap lelaki yang tahun ini mengakhiri masa lajangnya tersebut.

Sebenarnya, secara materi, Mandarin, ungkap Febri, tak seharusnya kalah 1-4. Mereka mempunyai pebulu tangkis spesialis ganda, Britney Tam. Dia menyandang status juara ganda putri Pan America.

''Dia juga membela Kanada dalam Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta lalu. Tapi, di ganda putri, dia kalah,'' lanjut Febri.

Sayang, dia enggan membuka nominal uang yang diperoleh. Febri hanya menyebut jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan hadiah turnamen di Indonesia. (*)

Duh, Greysia/Nitya Gagal Lagi

Greysia Polii/Nitya saat tampil di final (foto: PBSI)
PACEKLIK gelar Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari berlanjut. Ini setelah ganda putri andalan Indonesia tersebut harus puas sebagai runner-up dalam Australia Open Super Series 2016.

.Greysia/Nitya dipaksa harus mengakui ketangguhan pasangan baru Tiongkok, Bao Yixin/Chen Qingchen, 21-23, 17-21 dalam final yang dilaksanakan di Sydney pada Minggu waktu setempat (12/6/2016). Di game pertama dimulai, Greysia/Nitya bisa unggul tipis dengan 4-2.

 Tapi kemudian Bao/Chen menyusul jadi 11-8 dan 16-14. Greysia/Nitya terus mencoba menyusul.

Hingga akhirnya, mereka menyentuh game point, 20-18. Sayangnya tinggal satu poin lagi, Greysia/Nitya banyak terburu-buru sehingga melakukan kesalahan yang menguntungkan lawan.

Skor menjadi sama kuat 20-20. Poin kritis berlangsung lebih ketat. Namun akhirnya pasangan Tiongkok lah yang merebut kemenangan 23-21.

“Game pertama kami selalu ketat sampai pada akhirnya kami dapet momen di 20-18. Tapi pas banget saya pukul pas raketnya putus, padahal harusnya bisa point,'' ungkap Greysia dikutip dari media PBSI.

Dia mengaku menerima kekalahan tersebut.  Laga itu, ujar Greysia, dijadikan pemanasan sebelum berlaga di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Agustus mendatang,

“Secara keseluruhan di sini kami membangun kepercayaan diri bersama. Kami benar-benar saling membantu agar ini bisa jadi batu loncatan untuk penampilan kami yang lebih baik di Olimpiade mendatang,” tambah Greysia.

Dengan kekalahan Greysia/Nitya, Indonesia hanya membawa satu gelar dari nomor ganda putra melalui  Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. . (*)

Gelar Kedua Kevin/Sinyo

Kevin/Sinyo dengan trofi dan medali (foto;PBSI)
KEVIN  Sanjaya Sukamuljo/Marcus 'Sinyo; Fernaldi Gideon terus memberi harapan. Kini, pasangan muda ganda putra Pelatnas Cipayung tersebut
sukses merebut gelar keduanya di level super series.

 Setelah menang di India Open Super Series 2016 pada Februari lalu, kini Kevin/Sinyo naik ke podium terhormat dalam Australia Open Super Series 2016. Uniknya, dua gelar tersebut dipastikan Kevin/Marcus dengan mengalahkan rekannya sendiri, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi.

Dalam final yang dilaksanakan di Sports Center, Olympic Boulevard, Sydney, pada Minggu waktu setempat, Kevin/Sinyo menang dua game langsung 21-14, 21-15. Kevin/Sinyo  bermasin dengan tenang dan menguasai jalannya pertandingan. Sebaliknya Angga/Ricky malah banyak membuang poin dari kesalahan sendiri.

“Kami bermain dengan sangat tenang dan menikmati pertandingan. Di sisi lain, Angga/Ricky terlihat agak nervous. Jadi kami memanfaatkan hal tersebut,” kata Sinyo usai pertandingan seperti dikutip media PBSI.

Dia berharap gelar yang lain bisa diraih. Khususnya di level yang lebih tiinggi, super series premier.

Di sisi lain, Angga/Ricky menerima kekalahannya.  Mereka berharap bisa tampil lebih baik di turnamen berikutnya.

“Mereka main lebih baik daripada kami. Kami sudah coba yang lebih baik tapi ternyata mereka lebih baik lagi. Tadi kami banyak errornya,” ujar Angga. (*)

 Hasil final Australia Open Super Series 2016

Ganda putri: Bao Yixin/Chen Qingchen (Tiongkok) v Greysia Polii/Nitya Krishinda (Indonesia x2) 23-21, 21-17

Ganda putra:Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya (Indonesia x7) v Angga Pratama/Ricky Karanda (Indonesia x6) 21-14, 21-15

Tunggal putra: Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) v Jeon Hyeok-jin (Korsel) 21-16, 19-21, 21-11

Ganda campuran: Lu Kai/Huang Yaqiong (Tiongkok x8) v Zheng Siwei/Chen Qingchen (Tiongkok) 21-18, 21-14

Tunggal putri: Saina Nehwal (India x7) v Sun Yu (Tiongkok) 11-21, 21-14, 21-19

x=unggulan

Saatnya Akhiri Dahaga Gelar

LANGKAH terjauh dilalui Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Keduanya mampu menembus babak final Australia Open Super Series 2016.

Sebelumnya, kedua pasangan selalu gagal melangkah ke babak pemungkas. Tiket ke babak final Australia Open diperoleh setelah mengalahkan  Yu Yang/Tang Yuanting dari Tiongkok dengan dua game 21-18, 21-17 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Sydney pada Sabtu waktu setempat (11/6/2016).

“Kami cuma prepare permainan kami di lapangan. Kami sama-sama tahu permainannya, jadi kami lebih ke diri sendiri,'' kata Greysia seperti dikutip media PBSI.

Kemeangan ini, tambahnya, mampu mengubur trauma mereka.Alasannya, selama ini, Greysia/Nitya hanya menang sekali dalam enam kali pertemuan.

Hanya, kemenangan itu dipetik dalam perjumpaan terakhir yakni di India Super Series 2016. Saat itu, keduanya unggul 21-19, 21-12.

 ''Inilah momentum yang mau kami ambil. Supaya persiapan menuju Olimpiadenya juga lebih baik,” kata Greysia.

Di babak final, Greysia/Nitya, akan menghadapi Bao Yixin/Chen Qingchen. Di semiinal, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, itu melibas Naoko Fukuman/Kurumi Yonao (Jepang) 15-21, 21-18, 21-16. (*)

Anthony Ginting Gagal Lanjutkan Kejutan

SEPAK terjang Anthony  Ginting di Australia Open Super Series 2016 terhenti. Dia gagal melaju ke babak final.

Langkahnya dihentikan oleh wakil Korea Selatan Jeon Hyeok dengan rubber game  Jin19-21, 21-16, 19-21 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Sydney pada Sabtu waktu setempat (11/6/2016).

“Kalau dilihat dari penampilan, sebenarnya saya bisa. Saya masih suka error sendiri ,” jelas Anthony usai pertandingan seperti dikutip media PBSI.

Di game pertama, Jeon terus memimpin jalannya pertandingan. Ia tidak memberikan kesempatan buat Anthony mengejar ketertinggalan.

Namun Anthony yang tertinggal 5-14 sempat menyusul jadi 14-15 dan 17-19. Sayang setelah itu Anthony tak berhasil merebut kemenangannya.

Anthony berhasil bangkit di game kedua dan merebut kemenangan. Tapi di game tiga setelah sempat ketat, Anthony malah banyak terburu-buru di lapangan. Ia kehilangan game pamungkas dan kalah.

Sebelumnya, di babak perempat final, pebulu tangkis 20 tahun tersebut membuat kejutan. Dia mempermalukan unggulan teratas Chen Long dari Tiongkok.

Tunggal putra lainnya, Hans-Kristian Vittinghus dari Denmark mengalahkan Srikanth Kidambi dari India dengan 22-20, 21-13. (*)

Ganda Putra Pasti Juara

FINAL: Kevin/Sinyo usai menang di semifinal (foto:PBSI)
GELAR ganda putra di Australia Open Super Series 2016 sudah menjadi milik Indonesia. Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus'Sinyo'  Fernaldi Gideon akan berhadapan di babak final yang dilaksanakan Minggu waktu setempat (11/6/2016).

Ini menjadi kali kedua bagi Angga/Ricky dan Kevin/Marcus bertemu di final turnamen level super series. Sebelumnya di India Open Super Series2016, Kevin/Sinyo yang berhasil menjadi juara.

“Pastinya kami ingin juara lagi, karena ada kesempatan. Apalagi lawan teman sendiri, jadi sudah sama-sama tahu,” ujar Kevin seperti dikutip media PBSI

Di sisi lain, Angga/Ricky juga ingin membalas kekalahan mereka di India beberapa waktu lalu. Di India Open 2016, Angga/Ricky kalah 17-21, 13-21.

“Di final India kami kalah, jadi di sini kami ingin membalas kekalahan tersebut. Kami juga banyak mempelajari kekalahan saat itu,” ujar Ricky ditemui secara terpisah.

Sebelumnya di semifinal Angga/Ricky mengalahkan pasangan Indonesia lainnya, Berry Angriawan/Rian Agung Saputro, dengan 21-16, 21-14. Ini merupakan pertemuan ketiga buat mereka. Di Thailand Open 2015, Angga/Ricky menangkan pertandingan, sedangkan di Kejuaraan Nasional 2015, balik Berry/Rian yang menjadi pemenang.

“Kami sudah mengetahui permainan mereka, karena sudah sering ketemu juga di latihan. Saya juga mempelajari kesalahan saat kalah di Kejuaraan Nasional 2015 kemarin,” kata Ricky.

Sementara Kevin/Sinyo ke final usai mengalahkan pasangan Tiongkok, Liu Cheng/Zheng Siwei. Kevin/Marcus menang dua game langsung 21-17 dan 21-11.

“Hari ini saya pribadi mainnya cukup nyaman, bisa main tenang. Saya juga depannya tadi banyak nutup dan sabar. Biasanya kan pengen buru-buru matiin lawan,” kata Kevin. (*)

Anthony Permalukan Chen Long

KIPRAH pebulu tangkis muda Indonesia terus menyedot perhatian.Pekan lalu, Ihsan Maulana Mustofa mampu menembus semifinal turnamen bergengsi Indonesia Open Super Series Premier 2016. Sayang, langkahnya dihentikan oleh Lee Chong Wei asal Malaysia yang akhirnya keluar sebagai juara dalam ajang berhadiah total USD 900 ribu tersebut.

Kali ini, giliran Anthony Sinisuka Ginting yang melakukannya. Dia membuat kejutan dengan lolos ke semifinal Australian Open Super Series 2016.

Di perempat final yang dilaksanakan di Sydney pada Jumat waktu setempat (10/6/2016), dia mempermalukan juara dunia 2014 dan 2015  Chen Long asal Tiongkok dengan dua game langsung 21-14, 21-17. Ini merupakan pertemuan pertama kedua pebulu tangkis.

Hanya, dalam ranking dunia, Anthony kalah jauh. Dia ada di posisi 31 sedangkan Chen Long di posisi kedua.

Tapi, perbedaan ranking tersebut tak membuat wakil merah putih kendur semangat. Sebaliknya, Anthony tampil tak kenal menyerah di lapangan.

“Pastinya senang bisa menang hari ini. Bukan hanya karena bisa mengalahkan Chen Long, tapi karena saya juga bisa memberikan penampilan yang lebih baik dari kemarin,'' ungkapnya seperti dikutip media PBSI.

Dia mengakui bermain lebih tenang dan jarang mati sendiri. Chen Long, jelas Anthony,  tidak dalam top performanya.

''Di Piala Thomas kemarin penampilannya nggak begitu bagus, di Indonesia Open kemarin juga nggak main. Jadi saya lihat ini merupakan kesempatan saya, jangan disia-siakan,” terang Anthony.

Di sisi lain, Chen Long pun mengaku dirinya cukup disulitkan oleh pergerakan Anthony. Chen Long juga memuji penampilan pemain muda Indonesia yang kian menonjol dan percaya diri.

“Pertandingan hari ini berlangsung dengan cepat. Anthony bermain dengan sangat cepat, pergerakannya terlihat sangat cepat. Apalagi saya saat ini belum pulih sepenuhnya. Anthony juga tampil tanpa beban melawan saya,” ungkap Chen Long.

Selanjutnya di semifinal, Anthony akan berhadapan dengan pemain Korea, Jeon Hyeok Jin. Jumpa Jeon, Anthony memiliki bekal yang baik dengan kemenangannya di Vietnam Open 2015. Saat itu Anthony mengalahkan Jeon dengan 21-17, 13-21, 21-19. (*)

Satu Tiket Final di Ganda Putra

INDONESIA  memastikan satu tiket final nomor ganda putra di Australian Open Super Series 2016. Ini terjadi melalui pertemuan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi dan Berry Angriawan/Rian Agung Saputro di semifinal yang dilaksanakan Sabtu  (11/6).

Angga/Ricky lebih dulu memastikan langkah ke empat besar. Mereka mengalahkan wakil Taiwan Chen Hun Ling/Chin-Lin Wang dengan dua game langsung 21-17, 21-9.
Selang beberapa jam,

Berry/Rian menyusul dengan mengalahkan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dari Malaysia dengan 21-18 dan 21-18.  “Kami main menyerang, pokoknya jangan sampai keatur sama lawan. Kami adu bola-bola panjang, soalnya kalau bola-bola halus, mereka lebih pintar dari kami,” kata Berry seperti dikutip dari media PBSI.

Berry/Rian dan Koo/Tan sebelumnya pernah sekali berhadapan di  Indonesia Open Super Series Premier 2016 . Saat itu, Berry/Rian lah yang harus menelan kekalahan, 17-21, 21-10 ,15-21.

“Kali pertama  berhadapan di Indonesia Open lalu, kami memaksa main halus bolanya. Jadi kami ubah polanya, main tenaga aja jadinya. Kami lebih muda jadi lebih percaya diri untuk mengadu tenaga,” ucap Berry.

Di babak kedua, Kien Keat/Boon Heong membuat kejutan. Mantan pasangan nomor satu dunia itu mempermalukan ganda putra terkuat Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan,

Selain Angga/Ricky dan Berry Rian, Indonesia punya empat wakil lagi yang lolos semifinal. Masih dari ganda putra, ada Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Lainnya ada Anthony Sinisuka Ginting, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dan Praveen Jordan/Debby Susanto.


Babak semifinal akan berlangsungSabtu (10/6) di Sports Center, Olympic Boulevard, Sydney. Pertandingan akan dimulai pukul 13.00 waktu setempat. (*)

Anggia/Ketut Telan Kekalahan Kedua

GANDA putri membuang peluang. Kans menembus semifinal Indonesia Open Super Series Premier 2016 melayang.

 Dua pasangan, Rizki Amelia Pradipta/Tiara Rosalia Nuraidah dan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, menyerah kepada lawan-lawannya di babak perempat final di Istora Senayan, Jakarta, pada Jumat waktu setempat (3/6/2016)

Anggia/Ketut dihentikan oleh wakil Malaysia, Vivian Kah Mun Hoo/Woon Khe Wei (Malaysia), dalam dua game langsung, 14-21, 19-21. Kekalahan ini adalah kali kedua buat Anggia/Ketut. Sebelumnya, Anggia/Ketut kalah di Malaysia Open Super Series Premier 2015 dengan 9-21, 21-18, 18-21.

Di kedudukan match point 20-15, Hoo/Woon belum mampu menutup game. Anggia/Ketut membuka peluang untuk memperpanjang nafas ke game ketiga dengan mengejar sampai 19-20. Namun satu servis Anggia yang keluar di lapangan lawan, membuat pasangan Indonesia gagal menciptakan setting.

“Kami kurang tenang dan ikut di pola permainan lawan, di game kedua saat tertinggal malah kami bisa mengontrol permainan. Soal kondisi fisik tidak ada masalah, tetapi cara main dan fokus kami masih kurang. Hoo/Woon juga lagi on fire,” jelas Ketut.

Sebagai bahan evaluasi, Anggia/Ketut mesti bisa mengontrol diri sebelum bertanding. Dituturkan Ketut, ia dan Anggia terkadang overconfidence jika melihat ada kans mengalahkan lawan. Namun mereka juga kerap tidak yakin menghadapi lawan-lawan tertentu. Soal teknik, Anggia/Ketut merasa bisa mengimbangi lawan-lawan mereka.

“Target kami selanjutnya adalah memperbaiki rangking di top 15 dunia,” tutur Anggia. (*)

Jonatan Gagal Ikuti Jejak Ihsan

LANGKAH Jonatan Christie di Indonesia Open Super Series Premier 2016 terhenti. Tunggal putra masa depan Indonesia tersebut ditaklukkan Jan O Jorgensen dari Denmark di babak perempat final dengan rubber game  21-14, 19-21, 14-21 di Istora Senayan, Jakarta, pada Jumat waktu setempat (3/6/2016).

Jonatan tampil begitu percaya diri di game pertama. Serangan – serangannya begitu mudah merobek pertahanan Jorgensen. Pemain Denmark yang merupakan juara 2014 ini sama sekali tak bisa mengeluarkan permainan terbaik.

Di game kedua, Jonatan sangat berpeluang untuk menang saat unggul 18-16. Namun Jorgensen terlihat lebih berpengalaman.

Dia mampu keluar dari tekanan dan balik menungguli Jonatan. Sebaliknya, Jonatan gagal mengantisipasi bangkitnya Jorgensen.

Permainan Jonatan malah antiklimaks di game penentuan. Ketinggalan jauh 4-14, Jonatan sempat memperkecil ketertinggalan menjadi 11-15. Lagi-lagi Jorgensen menekan Jonatan hingga pemain asal klub Tangkas ini akhirnya harus terhenti di perempat final.

“Mesti disyukuri, mungkin ini hasil terbaik. Game pertama saya dan pelatih sudah punya strategi dan berjalan dengan baik. Pada game kedua saat kedudukan 18-16 ini mungkin gejalanya sama kayak Anthony (Sinisuka Ginting). Di finishing, saya tidak berani berspekulasi,” kata Jonatan usai pertandingan seperti dikutip dari media PBSI. Jorgensen menundukkan Anthony.

;;Harusnya menyerang ya menyerang, jangan setengah-setengah. Jadinya malah bingung, pertama sudah benar, dia ikut di pola permainan saya, tetapi jadinya malah saya yang ikut ke pola permainannya dia,” tambah Jonathan.

 Jonatan memang mengakui bahwa Jorgensen bisa mengambil alih permainan di saat-saat genting. Bahkan ia berani menantang ribuan supporter yang mengelu-elukan Jonatan.

“Saya akui kalau fisik saya memang terkuras. Ini adalah pelajaran baru buat saya, saya mesti menambah latihan fisik, dan tambah fokus di poin-poin terakhir. Di awal game ketiga, Jorgensen lebih berani, dia bisa keluar dari tekanan, makin percaya diri, serangan makin terarah dan defense rapat,” ungkap pebulu tangkis berusia 18 tahun tersebut.

 Dengan hasil ini, maka Indonesia hanya mengirimkan satu wakil ke babak semifinal Indonesia Open Super Series Premier 2016 melalui Ihsan Maulana Mustofa. Dia melaju ke babak semifinal dengan mengalahkan Rajiv Ouseph dari Inggris dengan 17-21, 21-12, 21-12. (*)

Pulangkan Juara Olimpiade 2012

SEKTOR ganda putri membuat gebrakan di Indonesia Open Super Series Premier 2016. Rizki Amelia Pradipta/Tiara Rosalia Nuraidah mengalahkan peraih medali emas Olimpiade London 2012 asal Tiongkok Tian Qing/Zhao Yunlei dengan 17-21, 21-17, 21-18 di babak II yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada Kami waktu setempat (2/6/2016).


“Nggak nyangka kami bisa menang dari Tian/Zhao. Kuncinya solid, ini yang bikin kami tampil kompak di lapangan. Sejak poin 18-18 di game ketiga, sebetulnya kami sudah ikhlas saja, mau menang atau kalah yang penting kami sudah berusaha maksimal. Tetapi usaha kami ternyata berhasil,” jelas Tiara sambil berkaca-kaca seperti dikutip media PBSI.


Kemenangan Rizki/Tiara kembali membuka harapan di sektor ganda putri. Sebelumnya, pasangan ganda putri andalan Indonesia Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari secara mengejutkan harus terhenti di babak kedua dari Vivian Kah Mun Hoo/Woon Khe Wei (Malaysia), dengan skor 17-21, 19-21. Pasangan Belanda, Eefje Muskens/Selena Piek akan menjadi lawan Rizki/Tiara di perempat final.


“Saya pernah bertemu pasangan Belanda ini saat berpasangan dengan Della (Destiara Haris), saat itu kami kalah. Mereka pasangan yang ulet, tidak gampang dimatikan,” ungkap Rizki. (*)

Hendra/Ahsan Sukses Revans

DI PIALA Thomas 2016, pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sempat dapat sorotan. Keduanya kalah oleh lawan yang kelasnya masih di bawah.

Salah satunya di babak perempat final.  Hendra/Ahsan dipermalukan Or Chin Chung/Tang Chun Man (Hong Kong) dengan 17-21, 19-21. Padahal dari segi rangking dan pengalaman, Hendra/Ahsan lebih dijagokan.

Saat itu, skor sempat imbang 1-1. Sebelum akhirnya merah putih unggul 3-1. Kini, di Indonesia Open Super Series Premier 2016, kedua pasangan langsung bertemu di babak I.

Tapi, Hendra /Mohammad tak mau mengulangi kesalahan. Mereka berhasil membayar kekalahan dengan memetik kemenangan dengan straight game 23-21, 25-23. Pasangan unggulan kedua ini pun berhak untuk melaju ke babak kedua Indonesia Open Super Series Premier 2016 menyusul rekan-rekan mereka, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Akbar Bintang Cahyono/Angger Sudrajat.

“Tadi memang cukup susah. Dalam beberapa pertemuan memang selalu ramai, terakhir kali kami kalah dari mereka. Kami mempelajari permainan lawan, hari ini bisa menang cuma ya tetap ketat,” ujar Hendra saat konferensi pers seperti dikutip media PBSI.


Di game kedua, pasangan Hongkong, ungkapnya, lebih bisa mengatur permainan. Sehongga, mereka terus menyerang.

''Soal angin, pengaruhnya pasti ada. Kuncinya adalah jangan menyerah sebelum pertandingan selesai,” tambah Hendra.

 Sementara itu, Or/Tang mengaku sangat menikmati pertandingan hari ini melawan Hendra/Ahsan. Mereka kagum dengan suasana Istora yang begitu ramai dengan pendukung Indonesia.

 “Hendra/Ahsan didukung supporter yang begitu ramai di Istora. Kami sangat suka fans bulu tangkis Indonesia, mereka ramah dan hangat. Ini adalah pertandingan pertama kami di Indonesia Open dan  kami sangat menikmatinya,” ujar Tang. (*)

Jonatan Yakin Kalahkan Lin Dan

PENGALAMAN berharga akan didapat Jonatan Christie. Di babak kedua Indonesia Open Super Series Premier 2016, dia akan menantang Lin Dan dari Tiongkok.

Ini setelah keduanya mampu mengalahkan lawan-lawannya. Jonatan  mengalahkan Hsu Jen Hao asal Taiwan dengan dua game langsung 21-12, 21-19 dalam pertandingan babak I yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu waktu setempat (1/6/2016). Sementara Lin Dan mesti bekerja keras untuk melaju ke babak kedua lewat permainan rubber game melawan Zulfadli Zulkiffli (Malaysia), 16-21, 21-18, 21-16.


“Saya merasa cukup puas dengan penampilan  tadi. Di game kedua, saya memang lengah dan lawan bisa mengejar, memang agak kendor. Permainan saya sebetulnya sudah benar, tetapi malah saya ubah sendiri,” kata Jonatan seperti dikutip media PBSI.

Hsu mengakui kalau Jonatan mengalami kemajuan jika dibanding dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Dibandingkan dua pertemuan sebelumnya, Jonatan harus bertarung dalam tiga game yakni di Piala Sudirman 2015 dan India Grand Prix Gold 2016.

“Menghadapi Jonatan memang agak sulit, sebelumnya sudah dua kali bertemu dan Jonatan memang ada kemajuan dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Jonatan adalah pemain muda, dia bermain dengan ritme yang sangat cepat dan bagus sekali,” ucap Hsu .

Perebutan tiket perempat final dengan Lin Dan bakal jadi yang kedua.  Jonatan pernah satu kali bertemu dengan Lin Dan di Singapore Open Super Series 2016. Saat itu ia dikalahkan dengan skor 13-21, 7-21.

“Sejak tanding di Piala Thomas 2016, saya sudah melihat undian dan ada peluang bertemu Lin Dan. Target pribadi saya minimal mau menyamai pencapaian tahun lalu ke perempat final, saya ingin mengalahkan Lin Dan,” ucap pemain kelahiran Jakarta, 15 September 1997. (*)

Sony Gagal Berjumpa Chen Long

KEBERUNTUNGAN tengah memayungi Sony Dwi Kuncoro. Lawan yang akan dihadapinya di babak I Indonesia Open Super Series Premier 2016, Chen Long, mengundurkan diri.

Unggulan pertama tunggal putra asal Tiongkok tersebut cedera punggung yang membuatnya tidak dapat bertanding di Istora Senayan, Jakarta, venue Indonesia Open Super Series Premier 2016. Sony pun otomatis mengamankan tempat di babak kedua tanpa harus bersusah payah.


“Chen Long mengundurkan diri karena cedera,'' terang Rony De Voz, Referee yang memimpin jalannya turnamen Indonesia Open Super Series Premier 2016


Chen Long pun gagal menorehkan prestasi di Indonesia Open Super Series Premier 2016. Tunggal putra Tiongkok terakhir kali mencetak gelar di Indonesia Open pada tahun 1989 lewat kemenangan Xiong Gua Bao.


Di babak II, Sony menunggu pemenang pertandingan antara Hu Yun (Hongkong) dengan Tanongsak Saensomboonsok dari Thailand. Baginya, keduanya sudah bukan lawan yang asing.


Sony sudah saling mengalahkan dengan Hu Yun dalam empat pertandingan. Sedangkan dengan Tanongsak, dia menang empat kali dalam enam kali perjumpaan.


Harapannya, di Indonesia Open 2016, Sony masih bisa kembali bersinar. Apalagi, dalam ajang yang kali terakhir diikutinya, Singapura Open 2016, dia mampu menjadi juara.

Sony sendiri pernah menjadi juara di Indonesia Open pada 2008. (*)

Pikirkan Step by Step

INDONESIA Open menjadi turnamen yang belum pernah dijuarai pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Tahun ini, keduanya pun berusaha mengakhiri paceklik tersebut.

Langkahnya terasa mudah. Di babak I turnamen yang masuk kategori super series premier tersebut, Tontowi/Liliyana  mengalahkan Sawan Serasinghe/Setyana Mapasa dari Thailand dengan dua game yang mudag 21-10, 21-6. Pertandingan dilaksanakan di GOR Istora Senayan, Jakarta, pada Selasa WIB (31/5/2016).


“Lawan kami memang rangkingnya di bawah kami. Tetapi kami tidak mau anggap remeh, ” kata Liliyana usai pertandingan seperti dikutip media PBSI


Tontowi/Liliyana menyusul tiga rekannya yang sudah lebih dulu lolos ke babak kedua, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, Riky Widianto/Richi Puspita Dili dan Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti.

Di babak kedua, Tontowi/Liliyana akan berjumpa dengan pasangan Denmark jebolan kualifikasi, Kim Astrup/Line Kjaersfeldt.“Kami mau fokus step by step. Pastinya kami mau juara di sini, tetapi kami harus bisa mengontrol ambisi sehingga tidak menjadi bumerang,'' ucap Liliyana. (*)

Duh, Juara All England Kalah di Babak I

PENAMPILAN Praveen Jordan/Debby Susanto tak kunjung membaik. Itu terjadi usai keduanya menjadi juara ganda campuran All England 2016.

Bahkan, kalah di babak-babak awal sudah menjadi biasa bagi pasangan yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut. Seperti yang terjadi dalam Indonesia Open Super Series Premier 2016.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada Selasa WIB (31/5/2016), Praveen/Debby ditaklukkan Lu Kai/Huang Yaqiong (Tiongkok), dengan skor 15-21, 10-21. Pertemuan kedua pasangan memang selalu ramai, dari empat pertemuan, skor masing-masing kini imbang 2-2.


“Setelah All England, permainan kami sudah dipelajari oleh lawan-lawan Mereka jadi lebih waspada dan tahu pola permainan kami seperti apa. Sebetulnya kami harus keluar dari pola itu. Saat ini kami hanya berpikir menuju olimpiade Rio de Janeiro, ini adalah pembelajaran luar biasa buat kami,” kata Debby seperti dikutip media PBSI.

 Sementara itu Praveen mengaku menyesal atas penampilannya yang kurang maksimal. Tampil di kandang sendiri, Praveen/Debby sebetulnya berharap bisa menampilkan yang terbaik.


“Kami menyesal karena sudah disupport malah kami tampil begini. Tetapi ya apa boleh buat. Dari awal kami sudah dibawah tekanan, sampai akhir pertandingan juga tidak bisa keluar dari tekanan, permainan kami sudah diatur,” ucap Praveen.



Kekalahan ini akan dijadikan bahan pembelajaran buat Praveen/Debby yang kini berada di peringkat delapan dunia. Keduanya akan mendampingi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di event akbar Olimpiade Rio de Janeiro 2016. (*)

Ke Babak Utama Langsung Ketemu Chen Long

SEMULA, Sony Dwi Kuncoro bakal berlaga di babak kualifikasi Indonesia Open Super Series Premier 2016. Dia harus bisa menang dua kali untuk bisa menembus babak utama turnamen yang menyediakan hadiah total USD 900 ribu tersebut.

Tapi, di saat akhir kejuaraan dimulai, posisi Sony menghilang dari babak kualifikasi. Sony batal tampil?Tidak. Ternyata, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut langsung berlaga di babak elite.

''Saya  langsung ke babak utama.'' jelas Sony dalam pesan singkatnya.

Hanya, lawan yang dihadapinya tak ringan. Di babak pertama di Istora Senayan, Jakarta, pada 31 Mei 2016, Sony berjumpa dengan Chen Long.

''Bondo nekat saja. Saya nggak mundur dan takut,'' ujar Sony.

Pebulu tangkis Tiongkok tersebut merupakan unggulan teratas. Keduanya sudah dua kali bertemu. Hasilnya, Sony dan Chen Long pernah saling mengalahkan.

Bapak dua putri ini menang atas Chen Long di Jepang Open 2009. Tapi, tiga tahun kemudian, Sony menyerah di Denmark Open.

Sony sendiri tengah on fire. Dia baru saja menjadi juara di Singapura Super Series 2016. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu memulai langkah juga dari babak kualifikasi. (*)

Firman Makin Tercecer

FIRMAN  Abdul Kholik sempat memberikan harapan bakal menjadi tunggal putra terbaik Indonesia. Di mampu  menjadi juara Indonesia Challenge 2013 dan dilanjutkan dengan masuk final Indonesia Grand Prix Gold 2013.

Langkah itu melebihi capaian rekan-rekannya seperti Jonatan Christie, Anthony Ginting, serta Ihsan Maualan Mustofa masih merangkak. Tapi, dua tahun lalu berlalu, yang terjadi malah sebaliknya.

Tiga rekannya melompat tinggi dan menjadi tunggal andalan Indonesia di Piala Thomas 2016. Bagaimana dengan Firman? Dia malah jalan di tempat kalau tidak mau dikatakan mundur.

Kini, sorotan miring pun kembali menimpa lelaki asal  Jawa Barat tersebut. Firman langsung tersingkir di babak I kualifikasi Indonesia Open Super Series Premier 2106. Dia ditaklukkan Zi Liang Derek Wong  dari Singapura dengan dua game  17-21, 24-26.

Sedang Jonatan, Anthony, dan Ihsan tak perlu memeras keringat di babak kualifikasi. Dengan ranking yang dimiliki, ketiganya langsung tampil di babak utama.

“Ini adalah kegagalan kedua saya di Indonesia Open. Saya merasa masih banyak kekurangan,” kata Firman usai pertandingan seperti dikutip media PBSI. (*)

Greysia Polii Kalah di Kualifikasi

GREYSIA Polii tumbang di babak kualifikasi Indonesia Open Super Series Premier 2016. Tapi, jangan kager dulu.

Dia bukan kalah di ganda putri yang menjadi nomor spesialisnya. Greysia kalah di nomor ganda campuran.

Berpasangan dengan Rian Agung Saputro, mereka harus mengakui keunggulan sesama wakil Indonesia, Ardiansyah/Devi Tika Permatasari dengan 17-21, 17-21 dalam pertandingan di Istora Senayan, Jakarta, pada Senin waktu setempat (30/5/2016).

Bermain di nomor ganda campuran adalah pengalaman baru buat Rian/Greysia. Rian adalah pemain spesialis ganda putra yang kini berpasangan dengan Berry Angriawan, sedangkan Greysia merupakan salah satu pemain andalan Indonesia di ganda putri bersama Nitya Krishinda Maheswari.

“Tujuan awalnya kami dipasangkan adalah supaya kami bisa punya kesempatan menjajal lapangan. Ini arahan dari pelatih kami,'' ungkap Greysia seperti dikutip media PBSI.

Tiap tahun, tambahnya, dia memang sudah mencoba Istora. Tetapi, ungkap Greysia, tiap waktu itu beda-beda situasinya, angin, cahaya dan lain-lain.

''Namun prioritas saya tetap di ganda putri, apalagi menjelang olimpiade,” ujar Greysia .

Lawan mereka, lanjut dia, adalah pasangan yang sering juara Sirkuit Nasional (sirnas). Jadi, paparnya, kualitas Ardiansyah/Devi juga bagus.

“Untuk ke depannya, kami belum tahu apakah akan berpasangan lagi, yang pasti saya mau fokus dulu ke olimpiade. Kalau diminta berpasangan lagi sih saya siap, demi Indonesia,” tutur Greysia.

Pada laga yang berlangsung siang ini, permainan Rian/Greysia memang belum solid seperti pasangan ganda campuran lainnya. Pertahanan Rian/Greysia seringkali dibobol oleh Ardiansyah/Devi. Serangan-serangan Rian pun tak setajam biasanya, Ardiansyah/Devi sudah dapat mengantisipasi pukulan-pukulan yang dihujankan Rian.
 
Ardiansyah/Devi akan berhadapan dengan unggulan pertama kualifikasi asal Australia, Matthew Chau/Gronya Somerville. Hasil sementara babak kualifikasi Indonesia Open Super Series Premier 2016. (*)

Menunggu Penantian Tontowi/Liliyana Berakhir

PASANGAN Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir boleh menepuk dada. Keduanya sudah merasakan menjadi juara dunia serta beberapa turnamen  bergengsi termasul All England.

Tapi, semua belum lengkap. Tontowi/Liliyana belum merasakan medali emas olimpiade. Empat tahun lalu di London, Inggris. Juga ada satu ajang yang rutin diikuti dan belum pernah naik ke podium juara.

Ironisnya, turnamen tersebut adalah Indonesia Open. Memulai kiprahnya pada 2011, Tontowi/Liliyana langsung menembus babak final.

Sayang, langkahnya dihentikan pasangan Tiongkok yang kelak juga akan menjadi rival terberatnya, Zhang Nan/Zhou Yunlei dengan 22-20, 14-21, 9-21.

Setelah itu, kegagalan selalu mendatangi kedua jika bermain di kandangnya sendiri. Nah, kesempatan menjadi juara itu kembali datang tahun ini.

Tontowi/Liliyana ditempatkan sebagai unggulan kedua. Di babak pertama, keduanya hanya menghadapi babak kualifikasi.

Jalan terjal baru terasa di perempat final. Besar kemungkinan, Tontowi/Liliyana akan berjumpa dengan rekannya sendiri Praveen Jordan/Debby Susanto atau Lu Kai/Huang Yaqiong dari Tiongkok.

Melawan Praveen/Debby, Tontowi/Liliyana sudah dua kali berjumpa dan selalu memenangkan pertandingan. Sedangkan Lu Kai/Huang sudah tujuh kali dipermalukan selama tujuh kali pertemuan.

Hanya, Zhang Nan/Zhaou Yunlei yang tetap menjadi momok. Selama 19 kali pertemuan, Tontowi/Liliyana hanya enam kali memetik kemenangan.

Kemenangan terakhir digapai di Super Series Finals di Dubai pada Desember 2015 dengan 16-21, 15-21. Hanya, dalam perjumpaan terakhir di Kejuaraan Asia 2016, pasangan merah putih itu menyerah 21-17, 9-21, 16-21. (*)




Langkah Tontowi/Liliyana di Indonesia Open

2011: Final: v Zhang Nan/Zhou Yunlei (Tiongkok) 22-20, 14-21, 9-21

2012: Final: v Sudket Prakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand) 17-21, 21-17, 13-21

2013:Semifinal: v Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark) 15-21, 14-21

2014:Semifinal: v Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok) 21-18,12-21, 154-21

2015: Semifinal: v Zhang Nan/Zhaou Yunlei (TIongkok) 21-16, 15-21, 18-21