WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Ulangi All England di Perempat Final Malaysia


Sinyo/Kevin pulangkan ganda Tiongkok (foto;PBSI)
SEPAK terjang Marcus ''Sinyo'' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya belum ternbendung. Kali ini, langkah keduanya sudah menembus perempat final Malaysia Open 2017.

Sinyo/Kevin meraih tiket berkat kemenangan atas Liu Cheng/Zhang Nan (Tiongkok) dengan dua game langsung, 23-21, 21-16. Mereka menjadi wakil Indonesia ketiga yang lolos setelah Jonatan Christie di tunggal putra dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

''Saya merasa pukulan saya biasa saja, tidak ada yang aneh. Saya bermain dengan style saya, memang saya suka main-mainin pukulan. Saya menikmati saja dan melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan,'' kata Kevin seperti dikutip dari media PBSI

 Dia dan Sinyo bermain terlalu hati-hati di game pertama. Padahal, ungkap Kevin, lawan cuma main safe dan menurunkan bola saja.

'' Tetapi pada pertengahan pertandingan sudah mulai dapat feel-nya,'' ucap Kevin.

 Dia mengakui Che ng/Nan adalah pasangan yang bagus. Defense mereka, ujar Kevin, rapat dan tenaganya kuat.

 ''Namun kadang pukulannya terlalu kencang ke belakang. Jadi kami sering memanfaatkan hal ini,'' tambah Sinyo.

 Laga perempat final kembali mempertemukan Sinyo /Kevin dengan Li Junhui/Liu Yuchen, pasangan Tiongkok yang mereka kalahkan di final All England 2017 lalu. Skor pertemuan sementara imbang 1-1 untuk kedua pasangan.

''Tidak ada persiapan khusus bertemu Li/Liu, bagaimana nanti keadaan di lapangan saja,”'' ujar Kevin.

 Sementara itu, pasangan Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro terhenti di babak kedua usai dihentikan Or Chin Chung/Tang Chun Man (Hongkong), dengan 18-21, 21-16, 18-21. (*)

Menang tanpa Keluar Keringat

GAGAL: Praveen/Debby tersingkir di babak II (foto; PBSI)
TIKET perempat final ganda campuran Malaysia Open 2017 dipastikan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Bahkan, mereka mendapatkannya tanpa memeras keringat.Kok bisa? Ini karena lawannya, Kim Astrup/Line Kjaersfeldt (Denmark) mengundurkan diri

 Hasil tersebut melapangkan jalan bagi kkeduanya untuk bisa mempertahan gelar. Tahun lalu, Tontowi/Liliyana menang atas wakil tuan rumah Chan Pen Soon/Goh Liu Ying dengan tiga game 23-21, 12-21, 21-16.

 Pen Soon/Liu Ying sendiri sudah terhenti di babak I di Malaysia Open 2017. Mereka dikalahkan wakil Indonesia Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja.

 Sayang, kejutan Edi/Gloria juga terhenti.Di babak II, pasangan Pelatnas Cipayung tersebut ditaklukkan wakil Hongkong, Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah, dengan skor 21-16, 17-21, 14-21. Kekalahan juga dialami pasangan ganda campuran Cipayung lainnya, Praveen Jordan/Debby Susanto. Mereka tak dapat mengatasi permainan pasangan Korea Selatan, Choi Solgyu/Chae Yoo-jung12-21, 21-14, 19-21.

Penampilan Praveen/Debby memang tak seperti biasanya, kali ini mereka kalah unggul di permainan depan net Choi/Chae. Hal ini menjadikan pasangan Korea ini mendapat banyak kesempatan untuk menyerang. Pertahanan Praveen/Debby pun kerap dibobol oleh Choi/Chae.

''Tidak ada yang menyulitkan sekali sih dari lawan. Tetapi beberapa kali kami terbawa tempo permainan mereka,''ujar Debby.

Saat game ketiga, ungkapnya, posisi lapangan searah dengan angin. Jadi, tambah Debby, banyak pukulan yang kurang pas.

''Kami harus lebih siap lagi di pertandingan selanjutnya, dan bermain lebih konsisten,'' ungkap Debby.(*)

Unggul Kalah, Tertinggal Malah Menang

Jonatan Christie akan menantang Lin Dan (foto: PBSI)
TUMBANG di babak kedua sudah ada di benak Jonatan Christie.bagaimana tidak, di game ketiga, tunggal putra terbaik Pelatnas Cipayung tersebut ketinggalan 15-19 dalam pertandingan Malayia Open 2017 di Kuching, Sarawak, [ada Kamis waktu setempat (6/4/2017).

 ''Saya merasa terberkati sekali, rasanya tadi saya tidak sekuat itu. Saya bukan Lee Chong Wei yang ketinggalan jauh bisa nyusul. Saya bukan Lin Dan yang ketinggalan 19-20 bisa balikin keadaan. Suatu hari nanti saya berharap seperti mereka, mungkin saja pencapaiannya sama, tetapi karakternya pasti berbeda,'' ujar Jonatan usai pertandingan seperti dikutip media PBSI.

 Trauma di game pertama, ungkapnya, masih membayangi. Saat itu, dia kalah dari Cho Tien Chen dari Taiwan dengan 21-23. Padahal, Jonatan sudah leading jauh 19-13.

 Meskipun kekalahan di game pertama, diakui Jonatan, sangat menyakitkan, namun pebulu tangkis asal klub Tangkas ini tak mau terpengaruh di game kedua. Usahanya berhasil, Chou tak dapat berbuat banyak.

''Jujur saja saya sempat down karena 19-13 dan kesusul. Dia bisa begitu karena dia berani, main di depan net, tembak, begitu terus. Jadi tadi saya mengatasinya dengan lebih berani dari dia. Saya anggap ini laga final, mati-matian saja,'' tambah Jonatan.

 Tien Chen, ungkapnya, merupakan pebulu tangkis dengan tipe menyerang. Jonatan melihatnya saat pertandingannya final India Open 2017 melawan Viktor Axelsen. '

'Mainnya cepat sekali. Walaupun saya sudah dua kali menang dari dia, namun dari awal saya sudah mewaspadai dia karena grafik penampilannya sedang bagus,'' jelas Jonatan.

 Di perempat final, pebulu tangkis ranking 22 dunia tersebut akan menantang legenda hidup asal Tiongkok Lin Dan. Dia menembus perempat final usai memetik kemenangan mudah 21-18, 21-13 atas Tanongak Saensomboonsok.  Sepanjang karirnya, Jonatan belum pernah bertemu dengan Lin Dan. (*)

Sony Belum Temukan Performa Terbaik

Sony terhenti di babak I Malaysia Open 2017
HASIL mengecewakan ditelan Sony Dwi Kuncoro. Dia tersingkir dalam penampilan perdana di Malaysia Open 2017.

Pada pertandingan yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, Rabu (5/4/2016), Sony menyerah di tangan pebulu tangkis nonunggulan dari Tiongkok Huang Yuxiang dengan dua game langsung 21-17, 21-9.

''Saya belum menemukan performa yang bagus,'' kata Sony melalui pesan singkat.

Padahal, dia mengakui Yuxiang bukan lawan yang bagus. Sony mengaangap lawannya biasa aja .

'' Yang penting, saya bisa ngeluarin permainan udah enak. Nggak tahu kenapa?' tambah mantan tunggal terbaik Indonesia tersebut.

 Imbasnya, permainannya seperti hilang sama  sekali. Sehingga, apa yang dikeluarkanya tak sesuai harapan.

 ''Akhir-akhir ini saya sering kehilangan konsentrasi.Jadi mainnya ngawur, tidak terarah, dan banyak mati sendiri,'' ujar Sony.(*)

Unggulan Pertama Langsung Tumbang

Ahsan/Rian saat berlaga di babak I Malaysia Open (foto:PBSI)
KEJUTAN mewarnai hari pertama babak utama Malaysia Open 2017. Unggukan teratas di nomor ganda putra, Tan Wee Kiong/Goh V Shem, harus angkat koper.

Mereka menyerah dari pasangan yang kolos dari babak kualifikasi Chung Or Chin/Tang Chun Man. Wakil Hongkong tersebut menang dua game langsung 17-21, 21-23.

 Kemenangan ini juga bisa menjadi berkah bagi Indonesia. Kok bisa? Ya, di babak kedua, Or Chin/Chun Man bersua dengan Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro.

Di babak I, pasangan anyar ini mengalahkan pasangan beda negara Hendra Setiawan/Tan Boon Heong dengan ruber game yang ketat 21-10, 15-21, 21-19. Partai ini menguras emosi. Sebab, sebelumnya, Hendra dan Ahsan merupakan pasangan.

Bagi Hendra/Boon Heong, kekalahan ini membuat keduanya lebih sering tumbang di babak  awal. Imbasnya, ranking pasangan senior tersebut belum bisa melojak cepat.

 Di babak II nomor ganda putra, merah putih juga menempatkan Marcus 'Sinyo' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya dan M. Rian Ardianto/Fajar Alfian. (*)

Jonatan Kalahkan Rekan Satu Kamar

LANGKAH Anthony Ginting di Malaysia Open 2017 terhenti. Sayang, yang mengalahannya adalah rekannya sendiri, Jonatan Christie, dengan dua game langsung 21-17, 21-12 di Kuching, Sarawak,pada Rabu waktu setempat (5/4/2017).

Jonatan Christie menundukkan Anthong Ginting (foto; PBSI)

Meskipun sudah mengamankan tempat di babak kedua, namun Jonatan sempat menyayangkan hasil undian yang mempertemukan dirinya dan Anthony di babak awal. “Kenapa dari semua pemain, saya harus bertemu Ginting? Pertama, kami sudah sering latihan bersama di pelatnas, kami sudah sama-sama tahu kekuatan dan kelemahan masing-masing. Kedua, pemain pelatnas di sini kan cuma bertiga, saya, Ginting dan Firman (Abdul Kholik). Kenapa saya harus ketemu teman sendiri?” kata Jonatan usai laga seperti dikutip media PBSI.

 Yang menyedihkan lagi, tambahnya, Anthony adalah rekan satu kamarnya di Pelatnas Cipayung. Bahkan, di negeri jiran, keduanya pun satu

'' Jadi malam sebelum tanding, sempat diam-diaman, ya profesional saja. Tadi di lapangan juga agak canggung kalau mau teriak saat dapat poin, ha ha ha,” ucap ungkapnya.

Di babak kedua, Jonatan berjumpa dengan wakil Taiwan Chou Tien Chen. Rekan Jonatan di Musica dalam Superliga 2017 tersebut mengalahkan Hans-Kristian Vittinghus dengan 22-20, 21-12.

Jonatan belum pernah berjumpa dengan Tien Chen. Hanya, dalam pertandingan nanti, posisi tak diunggulkan.

Selain itu, wakil Indonesia lainnya, Tommy Sugiarto juga memetik kemenangan. Mantan penghuni pelatnas tersebut mengalahkan dua Marc Zwiebler dari Jerman dengan dua game langsung 21-13, 21-9.(*)

Harus Ada yang Pulang Duluan

Anthony Sinisuka Ginting
KEBERUNTUNGAN memayungi Anthony Ginting. Pebulu tangkis muda Indonesia tersebut tak perlu memeras keringat untuk menembus babak utama Malaysia Open 2017.

Ini karena Jan O Jorgensen dari Denmark urung berlaga dalam turnamen berhadiah total USD 600 ribu tersebut. Imbasnya, Anthony terdongkrak.

 Hanya, di babak utama, dia harus berjumpa rekannya sendiri dalam setiap latihan di Pelatnas Cipayung, Jonatan Christie. Dalam daftar BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional), ini akan menjadi pertemuan di ajang internasional.

 Susah untuk memprediksi pemenang partai ini. Alasannya, Ginting sering kali tampil mengejutkan. Meski, rangkingnya sekarang, 24, masih kalah dari Jonatan yang dua setrip di atasnya.

 Di tunggal putra Malaysia Open 2017, selain Ginting dan Jonatan, Indonesia juga diwakili Tommy Sugiarto dan Sony Dwi Kuncoro. Status keduanya sekarang bukan lagi penghuni Cipayung.

Duel dengan Mantan Pasangan

Ahsan/Rian Agung akan berjumpa Hendra/Boon Heong
BABAK utama kembali bisa ditembus Hendra Setiawan/Tan Boon Heong. Kali ini giliran Malaysia Open.

 Ini setelah pasangan beda negara tersebut memetik dua kali kemenangan di babak kualifikasi yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, kemarin. Di pertandingan pertama, Hendra/Boon Heong menang dua game 21-14, 21-17 atas Kim Jae-hwan/Yoo Yeon-seong. Kemudian, selang beberapa jam, pasangan yang sama-sama pernah menduduki nomor satu dunia bersama tandem lamanya itu kembali meraih hasil positif.

 Hendra/Boon Heong menundukkan wakil tuan rumah Lee Jian-Yi/Lim Zhen Ting dengan 21-15, 21-17. Di babak utama, pasangan yang memilih mundurnya dari timnas Indonesia dan Malaysia tersebut akan menantang wakil Indonesia yang digembleng di Pelatnas Cipayung, Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro.

 Ahsan merupakan pasangan Hendra sebelum bertandem dengan Boon Heong. Saat bersama, Hendra/Ahsan cukup disegani.

 Selain pernah duduk di ranking pertama dunia, keduanya pernah menjadi juara dunia 2013 dan 2015. Sayang, Hendra/Ahsan harus berpisah setelah gagal total di Olimpiade Rio 2016 di Brasil.

 Di level super series atau super series premier, Hendra/Boon Heong harus merangkak dari kualifikasi. Ini disebbakan ranking keduanya belum untuk merebut tiket ke babak utama.

 Di Malaysia Open yang menyediakan hadiah total USD 600 ribu tersebut, Indonesia bertumpu kepada pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya. Pertimbangannya, keduanya baru saja meraih gelar beruntun di All England 2017 dan India Open 2017. (*)

Pencarian Bibit Serbu Empat Pulau

(Dari kiri) Sekjen PBSI Ahmad Budiharto, Alan, dan Susi
DAIHATSU Astec Open bergulir lagi. Dengan ketentuan yang sedikit berbeda, penyelenggaraan tahun ini diyakini akan memberikan kesempatan lebih besar kepada pemain-pemain daerah muncul ke permukaan.

Sama seperti penyelenggaraan tahun lalu, pentas Daihatsu Astec Open 2017 juga akan menyapa para pebulu tangkis yang berada di enam kota di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, serta Jawa. Puncak dari rangkaian kegiatan tersebut akan berakhir di Jakarta.

 Agenda pertama Daihatsu Astec Open 2017 akan dimulai dari Seri I di Pekanbaru (Riau) pada 4-8 April, berlanjut Seri II di Bandarlampung (Lampung) pada 24-28 April. Memasuki Seri III bergeser ke wilayah Kalimantan di Balikpapan (Kaltim) pada 16-20 Mei.

 Istirahat sejenak terkait dengan bulan Ramadhan, pentas Daihatsu Astec Open 2017 bergulir lagi selepas libur Idul Fitri dengan memasuki wilayah Sulawesi. Makassar, Sulawesi Selatan, akan menjadi tuan rumah Seri IV pada 12-15 Juli.

 Dari Sulawesi, pentas berikutnya memasuki Pulau Jawa yang dimulai dari kota sejuk Malang (Jatim) sebagai tuan rumah Seri V pada 25-29 Juli. Berikutnya bergeser ke Semarang, Jawa Tengah, sebagai tuan rumah Seri VI yang merupakan babak penyisihan terakhir pada 16-19 Agustus. Puncak kegiatan Daihatsu Astec Open 2017 akan mencapai klimaksnya di babak grand final di Jakarta pada 18-24 September.Turnamen ini merupakan kolaborasi antara apparel bulu tangkis Astec milik pengantin Olimpiade Barcelona 1992, Alan Budikusuma dan Susy Susanti, dan Daihatsu.

"Hal itu bisa dimaklumi karena memang masih minimnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan di daerah. Tidak heran, event ini selalu disambut antusias oleh para pemain di daerah," ujar Alan .

 Demi meratakan pembinaan, ungkapnya, pihaknya mengubah beberapa kota yang dipercaya sebagai tuan rumah walau tidak seluruhnya. Misalnya, di wilayah Sumatera, jika tahun lalu digelar di Medan dan Palembang, untuk tahun ini bergeser ke Pekanbaru dan Bandarlampung.

 "Kami melihat di Riau dan Lampung juga memiliki sentra-sentra pembinaan bulu tangkis yang cukup baik. Karena itu demi pemerataan kami memberikan kesempatan kepada Riau dan Lampung," jelas Alan.

 Begitu pula untuk kawasan Jawa Timur, jika tahun lalu dimainkan di Surabaya, kini bergeser sedikit ke Malang. Sementara untuk kota-kota lainnya tetap dipertahankan dengan berbagai pertimbangan.

 Sama seperti penyelenggaraan tahun lalu, Alan pun menargetkan di masing-masing seri akan mampu menyedot rata-rata 500 peserta. Sedangkan untuk di seri terakhir di Jakarta bisa dua kali lipatnya.

  "Kalau di daerah memang masih minim sarana pertandingannya. Jadi kalau dipaksakan lebih dari 500 peserta risikonya pertandingan akan berlangsung hingga tengah malam. Hal ini tentu tidak bagus juga bagi para peserta," ucap Alan .

 Di sisi lain, pada penyelenggaraan tahun ini panitia juga memberikan ketentuan baru yakni para peserta di masing-masing seri hanya boleh bermain sesuai wilayahnya masing-masing. Dengan kata lain, pebulu tangkis yang berdomisili di Sumatera hanya boleh bermain di seri Pekanbaru dan Bandarlampung.

Begitu pula di Balikpapan khusus bagi pemain di wilayah Kalimantan ditambah Bali dan NTB. Di Makassar khusus untuk pemain di wilayah Sulawesi ditambah dari Papua, Ambon, NTT. Begitu pun di seri Malang dan Semarang hanya untuk pemain-pemain di wilayah Jawa. Sementara di seri grand final tidak dibatasi asal daerahnya.

 Tak hanya itu, mulai pergelaran tahun ini pun para peserta yang tampil akan memperoleh poin rangking PBSI. Seperti dijelaskan Kepala Bidang Pemasalan dan Komunitas PBSI Eddy Prayitno, untuk para peserta turnamen seri yang digelar di luar Jakarta akan mendapatkan poin daerah. Sedangkan untuk putaran grand final di Jakarta mendapatkan poin nasional yang nilainya lebih besar.

 "Setiap peserta Daihatsu Astec Open nantinya akan mendapatkan poin yang akan diakumulasi di akhir tahun. Jika mampu masuk di peringkat 8 besar maka mereka berhak diundang untuk mengikuti Master Junior 2017 yang digelar di Surabaya pada Desember mendatang," jelas Eddy Prayitno.

 Sementara Marketing Director PT.Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra dalam kesempatan beberapa waktu lalu juga mengungkapkan kebanggaannya dengan pergelaran Daihatsu Astec Open yang kini sudah memasuki penyelenggaraan tahun kedua.

 "Antara Daihatsu dan Astec memang memiliki visi dan misi yang sama dengan penyelenggaraan event ini. Apalagi, kita sama-sama tahu bahwa bulutangkis adalah olahraga kedua yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia setelah sepakbola," jelas Amelia Tjandra. (*)

Jesica Akhiri dengan Klimaks

KEJUTAN: Jesica Moeljati

  KEJUTAN Jesica Moeljati mencapai klimaks. Pebulu tangkis asal klub Shamrock Medan tersebut keluar sebagai juara tunggal putri dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Balikpapan, Kalimantan Timur.

Dalam final yang dilakanakan Sabtu (2/4/2017), Jesica menundukkan Ni Made Pranita (Exist) dengan dua game langsung 21-17, 21-11. Sebenarnya, keduanya bukan diunggulkan untuk bisa naik ke podium terhormat.

 Ini disebabkan turunnya dua ratu sirnas,Hera Desi (Mutiara) dan Febby Angguni (Pertamina).Namun, Jesica dan Ni Made mampu melibasnya.

 Hera dikalahkan Jesica di babak semifinal dengan 14-21, 15-21. Sedang Ni Made mempermalukan Febby di babak perempat final dengan 21-10, 22-20.

 Kejutan lain juga merembet di tunggal putra.Nugroho Andi Saputra mampu menjadi pemenang.
 Pebulu tangkis yang akrab disapan Gepeng dan kini membela klub Halim tersebut menundukkan wakil Djarum Kudus Riyanto Subagja dengan dua game yang mudah 21-13, 21-10. (*)

Fu Haifeng Punya Pasangan Baru (Lagi)

TANGGUH: Fu Haifeng (foto; allengland)
FU Haifeng sempat menjadi sosok menakutkan di nomor ganda. Berpasangan dengan Cai Yun, keduanya mendominasi nomor ganda dalam era akhir 2000-an dan awal 2010-an.

Haifeng/Yun menjadi juara dunia empat kali yakni 2006, 2009, 2010, dan 2011.Pada 2007, mereka dikalahkan wakil Indonesia Hendra Setiawan/Markis Kido. Begitu juga di 2008 di olimpiade.

 Namun, itu mampu dibalas tuntas di olimpiade London 2012. Keduanya menjadi bagian saat Negeri Panda, julukan Tiongkok, menyapu bersih emas dalam ajang bergengsi empat tahunan tersebut.

 Namun, petak mulai muncul saat Indonesia punya Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Di kandang sendiri dalam Kejuaraan Dunia 2013, Haifeng/Yun menyerah di semifinal dengan 21-19, 21-17.

 Kegagalan tersebut membuat keduanya berpisah. Haifeng dipasangkan dengan Zhan Nan, yang biasanya berlaga di ganda campuran.

 Sempat memberikan harapan, namun kegagalan di Olimpiade Rio 2016 di Brasil membuat Haifeng/Nan bakal dibubarkan. Di Negeri Samba, julukan Brasil, keduanya secara mengejutkan kalah dari pasangan Malaysia Goh V Shem/Tan Wee Kiong.

 Kini, di 2017, Haifeng punya pasangan baru. Dia tak lagi bersama Nan.
 Pebulu tangkis  34 tahun tersebut bergandengan dengan Zheng Siwei. Ajang Malaysia Open 2017 menjadi debut keduanya.

 Namun, tugas berat langsung menghadang Haifeng/Siwei. Di babak I, mereka bersua dengan juara All England 2016 Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov dari Rusia. (*)

Pelatih Taufik Hidayat Dampingi Sindhu

Mulyo Handoyo (foto: indiaexpress)
KEBERHASILAN PV Sindhu menjadi juara India Open 2017 tak lepas dari sosok Gopichand.

Lelaki dengan nama lengkap Pullela Gopichand tersebut adalah juara tunggal putra All England 2001. Ini sekaligus menyamai prestasi legenda bulu tangkis India Prakash Padukone yang melakukannya pada 1980.

Kini, Gopichand menduduki jabatan sebagai pelatih kepala tim nasional India. Jadi, tak heran kalau dia mendampingi Sindhu.

Namun, ada sosok lain berada di sampingnya saat Sindhu tampil di final melawan Carolina Marin (Spanyol) di New Delhi pada Minggu (2/4/2017) waktu setempat.

Siapa? Dia sudah tak asing dengan publik bulu tangkis Indonesia. Ya, sosok itu adalah Mulyo Handoyo.

''Benar, yang mendampingi Sindhu main di final adalah Mulyo,'' ujar Sekjen PP PBSI Ahmad Budiharto.

Selama ini, dia dikenal sebagai pelatih yang identik dengan legenda bulu tangkis Indonesia Taufik Hidayat. Di tangannya, Taufik, yang kini sudah pensiun, mampu meraih prestasi hebat. Yakni emas Asian Games 2002, Olimpiade 2004, dan juara dunia 2005.

Bahkan,Taufik menganggap sosok kelahiran Pati, Jawa Tengah,8 Maret 1960 tersebut sebagai pelatih abadinya. Namun, usai Taufik pensiun, Mulyo ikut terpental dari Pelatnas Cipayung. Tahun lalu, Mulyo masih tercatat menangani PMS Solo.

''Iya dia menjadi pelatih PMS sebelum ke India,'' ungkap Budi, sapaan karib Ahmad Budiharto. (*)

Pertegas Status Ratu India

SEJARAH: PV Sindhu di atas podium (foto:indianexpress)
ENAM tahun lamanya India gagal menjadi juara di kandangnya sendiri. Kali terakhir, pebulu tangkis tuan rumah yang naik ke podium terhormat adalah Saina Nehwal dari sektor tunggal putri.

Tapi, setelah itu, kegagalan selalu ditelan. Meski, Saina masih tetap aktif di lapangan.

Pada 2017, penantian tersebut berakhir. Hanya, bukan Saina lagi yang menjadi pahlawan.

Posisi tersebut diambil oleh PV. Sindhu. Dia menjadi juara tunggal putri India Open 2017 setelah mengalahkan Carolina Marin dari Spanyol dengan straight game 21-19,21-16 di New Delhi pada Minggu waktu setempat (2/4/2017).

Kemenangan ini membuat gadis 22 tahun tersebut juga menyamakan kedudukan menjadi 5-5. Sebelum di India Open, Sindhu mengalahkan Marin dengan dua game juga di Super Series Finals di Dubai.

Hasil ini mempertegas statusnya sebagai ratu di rumah sendiri. Pada Syed Modi yang masuk level grand prix gold di Mumbai, dia juga keluar sebagai pemenang. Di final, Sindhu mengalahkan wakil Indonesia Gregoria Mariska dengan 21-13,21-14. (*)

Sinyo/Kevin Back to Back

PERTAHANKAN GELAR: Sinyo/Kevin Sanjaya (foto; BWF)
REKOR terukir di India Open 2017. Untuk kali pertama juara ganda putra mampu melakukan back to back.

Pasangan yang sukses melakukannya adalah wakil Indonesia Marcus 'Sinyo' Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya. Ini setelah dalam final di New Delhi pada Minggu waktu setempat (2/4/2017), keduanya mengalahkan rekannya di Pelatnas Cipayung Angga Pratama/Ricky Karanda Suwwardi dengan dua game langsung 21-11, 21-15.

Kemenangan ini mengulangi sukses 2016. Saat itu, lawan yang dikalahkannya juga sama dengan skor 21-17, 21-13.

Gelar ini merupakan gelar beruntun yang diraih Marcus/Kevin, dua pekan sebelumnya, pasangan ini juga meraih gelar di All England 2017

“Kami selalu menimati setiap pertandingan. Itu kunci kemenangan kami,” ungkap Kevin kepada media PBSI.

Hanya, dia mengakui kemenangan di India Open 2017 dilalui dengan tidak mudah. Alasannya, persiapan yang dilakukan sangat kurang.

''Saya juga kurang fit, masih batuk. Namun saya punya motivasi besar, saya ingin selalu bisa memenangkan semua pertandingan yang saya jalani. Walaupun begitu, saya tidak mau expect terlalu jauh, nikmati step by step saja,” ungkap Kevin.


Bahkan, mereka tak menyangka bisa menjadi juara. Lawan yang dihadapi semuanya berat.

''Namun, kami bisa lebih enjoy the game,” tambah Sinyo.

Aryono Miranat, Asisten Pelatih Ganda Putra PBSI yang mendampingi ke India, menerangkan Sinyo/Kevin maupun Angga/Ricky, semuanya sama-sama sudah mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing. Karena, tambah dia, mereka sering latihan bersama di pelatnas.

“Gaya permainan Marcus/Kevin ya memang begitu, main cepat dan bisa menguasai net. Permainan bola-bola datar dan serangannya juga cepat, pertahanan Marcus/Kevin juga cukup baik,” kata Aryono.

 Setelah India Open, Marcus/Kevin langsung terbang ke Malaysia untuk mengikuti kejuaraan Malaysia Open Super Series Premier 2017. (*)


Ganda Putri: Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto (7/Jepang) v Naoko Fukuman/Kurumi Yanao (3/Jepang) 16-21, 21-19, 21-10

Ganda Campuran: Lu Kai/Huang Yaqiong (2/Tiongkok) v Zheng Siwei/Chen Qingchen (1/Tiongkok) 22-24, 21-14, 21-17

Tunggal Putra: Viktor Axelsen (3/Denmark) v Chou Tien Chen (7/Taiwan) 21-13, 21-10

Ganda Putra: Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (4/Indonesia) v Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi (6/Indonesia) 21-11, 21-15



Tunggal Putri

Pusarla V. Sindhu (3/IND) vs Carolina Marin (1/ESP) 21-19, 21-16

Sinyo/Kevin Bisa Ulangi Sukses

KANS Markus ''SInyo'' Fernaldi/Kevin Sanjaya mempertahankan gelar di India Open 2017 tinggal selangkah.Kini, keduanya sudah menembus babak final yang dilaksanakan Minggu (2/4/2017) tersebut.

Di babak pemungkas di New Delhi tersebut, Sinyo/Kevin akan berjumpa dengan rekannya berlatih di Pelatnas Cipayung, Angga Pratama/Ricky Karanda. Di semifinal, Sinyo/Kevin memulangkan wakil Denmark, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding, dengan rubber game, 21-14, 18-21, 21-9.

Kemenangan ini juga membuat pasangan Indonesia sudah bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2.Sebelumnya, kemenangan atas pasangan Negeri Skandinavia tersebut dipetik di semifinal All England Super Series Premier bulan lalu. Setelah itu, Sinyo/Kevin menjadi juara ajang bergengsi di dunia tersebut.

Sedang Angga/Ricky merebut tiket final dengan mengalahkan Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok), dengan skor 21-16, 13-21, 21-16. “Alhamdulillah kami bersyukur bisa ke final, kami harus tetap fokus, semoga besok bisa memberikan yang terbaik dan juha,” kata Angga kepada media PBSI.

Dalam tiga kali pertemuan sebelumnya, Sinyo/Kevin selalu memetik kemeangan. Namun, itu tak membuat Angga/Ricky gentar.

“Peluang di final pasti ada, asal kita mau berdoa dan berusaha. Persiapan bertemu Marcus/Kevin mungkin lebih siap dari segi mental dan percaya diri,” tambah Ricky. (*)

Punya Harapan Ketemu Teman di Final

LAWAN: Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding (badminton.dk)
KANS menjadi juara di India Open 2017 masih terjaga. Dua wakil ganda putra Indonesia berhasil lolos ke babak semifinal event yang masuk kategori super series tersebut.

Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menjadi wakil pertama yang lolos dengan mengalahkan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (Rusia), dengan dua game langsung, 21-18, 22-20 dalam pertandingan yang dilaksanakan di New Delhi pada Jumat waktu setempat (31/3/2017).

Ini adalah pertemuan perdana Marcus/Kevin melawan Ivanov/Sozonov. Di atas kertas, Marcus/Kevin, yang merupakan unggulan keempat, memang lebih dijagokan, sedangkan ganda Rusia ini menempati posisi kedelapan dalam daftar unggulan.

''Shuttlecock yang dipakai lajunya kencang, jadi harus bermain menyerang duluan. Postur tubuh lawan yang tinggi-tinggi juga membuat kami harus menerapkan permainan serang, karena kalau diserang duluan sama mereka, smash nya kencang,” kata Kevin seperti dikutip media PBSI
Marcus/Kevin menang di bola-bola depan net.Mereka punya kesempatan untuk menyerang.

''Mereka harus banyak main bola-bola datar karena lawan postur tubuhnya tinggi, jadi harus main menyerang dan temponya cepat,” ujar Aryono Miranat, Asisten Pelatih Ganda Putra PP PBSI.

Pada babak semifinal, Marcus/Kevin akan berjumpa dengan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding asal Denmark. Partai ini merupakan laga ulangan semifinal All England 2017. Saat itu, pertandingan berlangsung sangat ketat.

''Kami siap mau lawan siapa saja, sudah sampai semifinal pasti semua lawan itu bagus,'' ucap Kevin.

Lawan Duo Mads, Marcus/Kevin harus benar-benar fokus dan mengurangi kesalahan sendiri. ''Bisa dilihat di All England kemarin, lawan sangat kuat dan ulet,” tambah Aryono.

Pasangan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi mengikuti langkah Marcus/Kevin ke semifinal  setelah berhasil menghadang wakil Taiwan, Lee Jhe-Huei/Lee Yang, dengan skor tipis 22-20, 25-23.(*)

Turunkan Kekuatan Penuh

TUMPUAN: Tontowi/Liliyana

Indonesia bakal menurunkan skuad terbaik di Malaysia Open Super Series Premier 2017. Turnamen yang akan dilangsungkan di Kuching 4-9 April 2017 ini merupakan salah satu gelaran turnamen premier bergengsi, atlet dengan rangking 10 besar dunia diwajibkan untuk hadir.

Sektor ganda campuran menjadi sektor andalan pada ajang berhadiah total USD 600 ribu ini. Pasangan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dijadwalkan berlaga .

''Target memang masih di nomor ganda campuran dan ganda putra, karena dua nomor ini yang prestasinya paling stabil. Di ganda campuran ada Tontowi/Liliyana dan Praveen (Jordan)/Debby (Susanto). Memang hasil diAll England 2017 kurang maksimal, mudah-mudahan di Malaysia ada perbaikan, baik dari segi penampilan maupun kondisi,” ujar Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.

Baginya, kans Tontowi/Liliyana tetap terbuka. Alasannya, mereka pebulu tangkis senior dan berpengalaman.

''Tontowi/Liliyana sudah dalam puncak karir mereka. Jadi saya percaya mereka punya komitmen dan sikap profesional,” tambahnya.

 Mengenai penampilan mereka di All England 2017 , kondisi mereka memang belum maksimal. Liliyana belum sembuh total dari cedera (lutut kanan).

''Waktu kalah, Tontowi/Liliyana say sorry belum bisa meraih hasil maksimal. Mereka bilang akan persiapkan diri lagi untuk kejuaraan berikutnya,” ujar peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 ini.

Sementara itu, pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang juga menjadi andalan, tengah berada di New Delhi untuk mengikuti kejuaraan India Open Super Series 2017. Pasangan rangking satu dunia ini bertekad untuk mempertahankan gelar juara di India yang mereka raih tahun lalu.

Tugas Marcus/Kevin memang tak mudah. Usai India Open, keduanya langsung terbang ke Kuching.
 Belum usai rentetan turnamen yang harus diikuti Marcus/Kevin, mereka juga terdaftar di ajang Singapore Open Super Series 2017 yang bakal dilangsungkan usai Malaysia Open.

''Tentunya harapan kami adalah Marcus/Kevin bisa juara, tetapi kan tidak bisa seperti robot yang juara terus. Manusia kan ada batasnya. Apalagi mereka harus mengikuti turnamen beruntun yang sifatnya wajib. Namun, Marcus/Kevin pasti sudah tahu standard mereka, minimal harus semifinal, jangan sampai dibawah itu,'' ucap Susy.

 Sementara itu di tunggal putra, pelatnas menurunkan empat wakil yaitu Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, Anthony Sinisuka Ginting dan Muhammad Bayu Pangisthu. Dua pebulu tangkis senior, Sony Dwi Kuncoro dan Tommy Sugiarto juga turun.

 Di sisi lain, satu pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Rizki Amelia Pradipta, terpaksa batal tampil karena Rizki mengalami cedera lutut kiri. (*)

Wisnu Yuli Masih Ada

Wisnu Yuli akan menantang unggulan keenam
STATUSNYA sudah bukan lagi penghuni Pelatnas Cipayung. Tapi, penampilan Wisnu Yuli tetap menjanjikan.

Khususnya, di ajang turnamen level bawah. Dia masih menjadi tumpuan untuk mengukir prestasi.

 Seperti yang terlihat di Osaka International Challenge 2017. Dalam ajang di Jepang tersebut, Wisnu mampu menembus babak II.

 Dalam penampilan perdana, mantan pebulu tangkis Surya Baja Surabaya tersebut mengalahkan Kanthapon Wangcharoen dari Thailand dengan 13-21, 21-10, 21-15. Di babak berikutnya, lelaki yang juga sering dipanggil Ucil itu akan menantang unggulan keenam asal Taiwan Hsueh Hsuan Yi.
 Selama ini, keduanya belum pernah adu kekuatan di lapangan.

 Di Osaka yang menyediakan hadiah total USD 20 ribu tersebut, Wisnu tak sendirian. Hanya beberapa rekan-rekannya sudah beberapa tumbang di babak I.

 Mereka antara lain duo Pelatnas Cipayung Chico Aura dan Krishna Adi Nugroho. (*)

Berharap Tommy Bisa Lebih

Tommy Sugiarto menembus perempat final
PENAMPILAN Tommy Sugiarto mendekati puncak. Setelah sering angin-anginan, kini dia sudah mulai menunjukkan siapa dirinya.

Itu setelah Tommy mampu menembus babak perempat final ajang super series, India Open 2017. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di New Delhi pada Kamis waktu setempat, putra legenda bulu tangkis dunia Icuk Sugiarto tersebut mengalahkan Huang Yuxiang dari Tiongkok dengan tiga game 21-11, 11-21, 21-15.

 Ini menjadi capaian terbaiknya di turnamen super series. Sebelumnya, Tommy tumbang di babak I All England 2017. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut harus mengakui ketangguhan Tian Houwei (Tiongkok) dengan dua game langsung 19-21, 18-21.

 Di babak perempat final, Tommy akan menjajal Ng Ka Long. Pebulu tangkis Hongkong ini merupakan unggulan keenam. Selama ini, Tommy belum pernah berjumpa dengan lawannya tersebut.

 Sebenarnya, di 2017, Tommy sempat memberikan harapan. Dia memulai debutnya dengan menjadi juara di ajang grand prix gold, Thailand Masters.

 Tahun lalu, penampilannya bisa dikatakan jeblok. Tommy selalu tumbang di babak-babak awal.
  Di India Open 2016, dia terhenti di babak perempat final. Kakak Jauza Sugiarto tersebut menyerah di tangan Son Wan-ho dari Korea Selatan. (*)

Reuni di India Open

Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja
SUDAH hampir setahun pasangan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja berpisah. Kali terakhir, keduanya unjuk kemampuan dalam Indonesia Open Super Series Premier 2017.

 Sayang, dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 900 ribu tersebut, Edi/Gloria langsung tersingkir. Pasangan yang sama-sama berasal dari klub Djarum Kudus tersebut menyerah dua game langsung 18-21, 15-21 kepada Ko Sung-hyun/Kim Ha-na dari Korea Selatan.

 Setelah itu, Edi dan Gloria diceraikan. Mereka tukar pasangan dengan Riky Widianto dan Richi Puspita

Namun, hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan. Bahkan, Riky dan Richi harus angkat koper dari Pelatnas Cipayung.

Gloria sempat mencuat di media karena dipasangan dengan Tontowi Ahmad. Hanya, seperti sebelumnya, mereka juga belum bisa banyak diharapkan.

 Hingga akhirnya, Edi dan Gloria pun kembali disatukan. India Open menjadi laga reuni perdana pebulu tangkis yang sama-sama pernah merasakan menjadi juara dunia junior.

 Di babak I turnamen berhadiah total USD 325 ribu tersebut, Edi/Gloria mampu mengalahkan pasangan gado-gado Malaysia/India Yogendran Krishnan/Prajakta Sawant dengan rubber game 21-16, 16-21, 21-16. Hanya, lawan berat sudah menunggu di babak II.

Edi/Gloria menantang unggulan keempat asal Malaysia Chen Peng Soon/Goh Liu Ying. Selama ini, kedua pasangan belum pernah saling berjumpa.(*)