WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Satu Tiket Final buat Denmark

Jorgensen bersua dengan Viktor (foto:multimedia.dk)

KIBASAN raket Viktor Axelsen terus berlanjut. Datang sebagai nonunggulan, kini langkahnya sudah sampai di babak semifinal tunggal putra Australia Super Series 2015.

Itu setelah di babak perempat final yang dilaksanakan di Sydney pada Jumat waktu setempat (29/5), Vikto menang 21-19, 21-15 atas Boonsak Ponsana dari Thailand. Sebelumnya, lelaki 21 tahun tersebut membuat kejutan di babak pertama dengan menjungkalkan unggulan kedua Lin Dan asal Tiongkok dengan rubber game 19-21, 21-12, 21-15. Kemenanan ini membuat Viktor membalas kekalahan yang dialaminya di Malaysia Open 2012.

Selanjutnya, di babak kedua, lelaki yang kini menduduki posisi kesembilan dunia tersebut melibas wakil Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, lainnya Xue Song juga dengan tiga game 21-19, 18-21, 21-14. Hasil ini membuat untuk kali ketiga menang atas pebulu tangkis peringkat 21 dunia tersebut.

Di babak semifinal, Viktor berjumpa dengan kompatriot (rekan senegara) Jan O Jorgensen. Di babak ketiga atau perempat final, unggulan ketiga itu menang Wang Zhengming, unggulan keenam asal Tiongkok, dengan 21-18, 16-21, 21-8.

Sayang, dalam rekor pertemuan kurang berpihak kepada Viktor. Dia hanya sekali menang dalam empat kali pertemuan.

Pil pahit itu ditelannya di Denmark Super Series 2012, Kejuaraan Eropa 2014, dan All England Super Series Premier 2015. Satu-satunya kemenangan dipetik dalam Swiss Grand Prix Gold 2014 . (*)

Balas Kekalahan Tampai Setengah Jam

KALAH: Chris/Gabrielle Adcock (foto:zimbio)

PIALA Sudirman 2015 jadi event yang menyesakkan bagi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.Ganda campuran nomor satu Indonesia tersebut gagal membawa merah putih menjadi juara.

Bahkan, dalam ajang beregu campuran tersebut, Tontowi/Liliyana hanya sekali tampil. Yakni dalam laga perdana Grup IC melawan Inggris.

Indonesia memang mampu menang 3-2. Hanya, ironisnya, Tontowi/Liliyana gagal menyumbangkan kemenangan dalam kejuaraan yang berlangsung di Guangdong, Tiongkok, tersebut.

Secara mengejutkan, pada pertandingan yang dilaksanakan 11  Mei itu, Tontowi/Liliyana menyerah dua game langsung 17-21, 18-21 kepada Chris Adcock/Gabrielle Adcock. Ini menjadi kekalah kedua juara dunia 2013 tersebut kepada pasangan suami istri tersebut dalam tujuh kali perjumpaan.

Hasil itu juga membuat Tontowi/Liliyana berada di posisi underdog saat bersua kembali dengan Chris/Gabrielle di babak perempat final Australia Super Series 2015. Apalagi, di babak kedua, pasangan yang sama-sama berasal dari Djarum Kudus tersebut nyaris tergelincir oleh wakil Jepang Keigo Sonoda/Naoko ukuman 18-21, 21-17, 21-11.

Namun, di lapangan, ganda yang diunggulkan di posisi kedua tersebut tampil trengginas. Mereka berhasil memetik kemenangan mudah straight game 21-9, 21-12 dalam waktu tak sampai setengah jam atau tepatnya 28 menit di Sydney.

Tiket ke final pun kembali terbentang. Di babak empat besar, Tontowi/Liliyana berjumpa dengan pasangan Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah asal Hongkong yang di perempat final menjungkalkan unggulan ketiga Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen asal Denmark dengan 21-16, 13-21, 21-19.

Dalam tiga kali pertemuan, Tontowi/Liliyana selalu memetik kemenangan yakni di Kejuaraan Dunia 2013, Singapura Super Series 2015, dan Kejuaraan Asia 2015. (*)

Lin Dan Juga Ikut Tersingkir

GAGAL: Lin Dan  di Malaysia Open 2015. (foto:thestar)

BABAK I Australia Super Series 2015 melahirkan kejutan besar. Bukan hanya tumbangnya Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di nomor ganda putra, tapi juga di tunggal putra.

Menariknya, keduanya sama-sama menempati unggulan kedua. Dalam penampilan perdana dalam turnamen berhadiah total USD 750 ribu tersebut, Hendra/Ahsan dipecundangi ganda Korea Selatan Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel dengan dua game langsung 19-21, 15-21.

Hal yang juga dialami unggulan kedua tunggal putra Lin Dan. Juara dunia lima kali sekaligus peraih dua emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut dipermalukan Viktor Axelsen dari Denmark dengan 21-19,12-21, 15-21.

Kedua pebulu tangkis hanya sekali bertemu yakni di Malaysia Open 2012. Ketika itu, Lin Dan, yang tengah berada di masa kejayaan, menang mudah 21-14, 21-13.

Sebenarnya, secara ranking, Super Dan, julukan Lin Dan, juga masih unggul. Dia di posisi kedua sedangkan Viktor tujuh setrip di bawahnya.

Lin Dan merupakan salah satu pebulu tangkis tangguh di muka bumi. Gelar juara dunia dan olimpiade sudah menjadi bukti.

Namun, seiring usia yang tak muda lagi, 32, kemampuannya pun sedikit demi sedikit mulai pudar. Apalagi, dia sempat lama vakum.

Imbasnya, ranking dunia pun sempat terlempar di luar 100 besar. Namun, dalam dua tahun terakhir, Lin Dan pun kembali ke lapangan.  Tujuannya tentu mengejar poin untuk bisa mencetak hat-trick (tiga kali beruntun) menjadi juara olimpiade.

Hanya, pada 2015 ini, capaiannya belum memuaskan.Dia hanya sekali menjadi juara dalam tiga turnamen yang diikuti.

Lin Dan naik ke podium terhormat di Kejuaraan Asia 2015. Sementara di Malaysia Super Series dan All England, dia gagal. (*)

Ancaman Awal Juara All England

REUNI: Kien Keat/Tan Boon Heong (foto:badmintonfreak)

LAMA tak berpasangan tak membuat Koo Kien Keat/Tan Boon Heong kehilanga chemistry. Kini, keduanya siap menggebrak kembali kerasnya persaingan nomor ganda putra dunia.

Ancaman tersebut mulai disebar di Australia Super Series 2015. Memulai penampilan dari babak kualiikasi, kini langlah mantan ganda terkuat Malaysia tersebut sudah menembus babak kedua.

Langkah Kien Keat/Boon Heong dimulai dengan menundukkan Chan Alan/LeeChun dari Hongkong dengan 21-12, 21-19 di babak pertama kualifikasi. Tiket ke babak elite ditangan usai menang mudah 21-17, 21-13 atas rekan senegaranya sendiri, Jagdish Singh/Tan Wee Long.  Nah, di babak utama, juara All England 2007 tersebut mengubur impian pasangan Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dengan rubber game 21-16, 20-22, 21-10.

Namun, di babak kedua, lawan berat sudah menanti. Kien Keat/Boon Heong berhadapan dengan unggulan ketiga Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin dari Taiwan, yang di babak pertama harus bekerja keras untuk melibas pasangan Malaysia lainnya Mak Hee Chun/Teo Kok Siang 22-20, 19-21, 21-8.

Kien Keat/Boon Heong pernah mengalahkan ganda unggulan ketiga tiga  tersebut di Hongkong Super Series 2012. Namun, mereka ganti dikalahkan dalam Piala Sudirman 2013 dan Kejuaraan Dunia 2014.

Kini,posisi pasangan negeri jiran itu pun underdog. Alasannya, ranking kedua pasangan jauh berbeda.

Dalam daftar yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Kien Keat/Boon Heong terdampar di posisi 214. Sementara, Sheng Mu/Chia Hsin di posisi keempat.

Ya, Kien Keat/Boon Heong terpuruk setelah Kien Keat memutuskan keluar dari latihan BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) dua tahun lalu. Dia memilih bergabung dengan sebuah klub di Malaysia.

Langkah ini pun diikuti oleh Boon Heong. Meski sempat berpisah lama, dalam Kejuaraan Dunia 2014, mereka kembali tampil bareng.

Ini disebabkan ranking keduanya masih lolos dalam ajang yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, tersebut. Sayang, langkah keduanya hanya sampai babak kedua setelah dihentikan Sheng Mu/Chia Hsin. (*)

Hendra/Ahsan Langsung Angkat Koper

PULANG AWAL: Hendra Setiawan/M. Ahsan 

BEKAL buruk dibawa Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan ke Indonesia Super Series Premier 2015. Keduanya hanya mampu bertahan di babak I Australia Super Series 2015.

Secara mengejutkan, Hendra/Ahsan kalah dua game langsung 19-21, 15-21 kepada wakil Korea Selatan Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel dalam pertandingan di Sydney pada Rabu waktu setempat (27/5). Selama ini, kedua pasangan belum pernah bertemu.

Hanya, pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut memang tak boleh dipandang sebelah mata. Mereka merupakan juara dunia 2014. Saat itu, di babak final yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, Sung-hyun/Baek-choel menundukkan rekan senegara yang diunggulkan di posisi teratas Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong.

Hanya, pada 2015, penampilan di Australia Super Series merupakan yang pertama bagi keduanya. Selama Baek-choel tak muncul, posisinya digantikan oleh Sol Kyu-choi. Namun, paduan Sung-hyun/Kyu-choi tak pernah memetik hasil yang memuaskan.

Bagi Hendra/Ahsan, kekalahan ini juga memperpanjang pil pahit selama mengikuti turnamen pada 2015. Juara dunia 2013 itu gagal di All England Super Series Premier, Singapura Super Series, dan Kejuaraan Asia. Hanya di Malaysia Super Series Premier, keduanya mampu menjadi juara.

Dengan tumbangnya Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi kedua, di nomor ganda putra Australia Super Series 2015, Indonesia tinggal berharap kepada Ade Yusuf/Wahyu Nayaka dan Markis Kido/Agripinna Prima. Di babak pertama, Ade/Wahyu menundukkan pasangan Denmark Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding dengan 22-20, 21-19.

Namun, untuk menembus perempat final, butuh perjuangan ekstrakeras. Pasangan Pelatnas Cipayung tersebut berjumpa dengan unggulan teratas Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, yang di babak pertama menang mudah 21-7, 21-6 atas Michael Fuchs/Peter Kaesbauer.

Bagi Ade/Wahyu, pasangan nomor satu dunia itu bukan lawan yang asing. Mereka sudah dua kali dikalahkan ganda Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, itu di Malaysia Super Series Premoer 2014 dan Kejuaraan Asia 2015.

Sementara, Kido/Agripinna, di babak kedua juga bertemu lawan tangguh Fu Haifeng/Zhang Nan asal Tiongkok. Di babak pertama, pasangan nonpelatnas tersebut menang 21-13, 21-15 atas Phillip Chew/Sattawat Pongnairat (Amerika Serikat) dan Fu/Zhang unggul 21-13, 23-21 atas Marcus Ellis/Chris Langridge dari Inggris.(*)

Pilih Piala Wali Kota Surabaya Dibandingkan Turnamen Super Series

GENGSI: Adrian Liu/Derrick Ng (foto: youtube)

PIALA Wali Kota Surabaya 2015 punya arti penting bagi Adrian Liu/Derrik Ng. Pasangan Kanada ini memilih berlaga dalam turnamen berhadiah total Rp 250 juta tersebut dibandingkan tampil di turnamen Australia Super Series yang waktunya bersamaan.

''Ini tentu menjadi kebanggan tersendiri. Ada pasangan peringkat 40 dunia tampil di sini,'' kata Wakil Ketua Panpel Piala Wali Kota Surabaya 2015 Bayu Waru.

Memang, di ajang super series atau super series premier, hasil yang diperik Adrian/Derrik belum ada yang memuaskan. Namun, di level bawah, kemampuan keduanya layak diperhitungkan.

Bahkan, dalam dua tahun terakhir, 2013 dan 2014, Adrian/Derrick menjadi juara ganda putra di Benua Amerika. Tahun lalu,keduanya mengalahkan unggulan teratas asal Amerika Serikat Phillip Chew/Sattawat Pongnairat 21-15, 21-12. Sedangkan pada 2013, Adrian/Derrick melibas rekan senegaranya sendiri Kevin Li/Nyl Yakura 21-14, 21-8.

Dengan peringkat 40 dunia, Adrian/Derrick pun diunggulkan di posisi teratas Piala Wali Kota Surabaya 2015. Di babak pertama, keduanya memperoleh bye. Di babak kedua, mereka berjumpa dengan pasangan asal Berkat Abadi Banjarmasin H. Rustam/Tri Kusharjanto.

Usai dari Piala Wali Kota Surabaya 2015, Adrian/Derrick langsung tampil di Indonesia Super Series Premier di Istora Senayan, Jakarta. Dalam event berhadiah total USD 800 ribu tersebut, Adrian/Derrick langsung berlaga di babak utama. (*)

Dulu Finalis, Sekarang Tumbang di Kualifikasi

Simon Santoso tersingkir dari Australia Open (foto:so)

EPISODE kelam Simon Santoso belum berlalu. Dia langsung tersungkur di babak pertama babak kualifikasi Australia Super Series 2015.

Simon dipermalukan pebulu tangkis Korea Selatan Lee Dong-keun dengan dua game langsung 21-15, 19-21, 13-21 di Sydney pada Selasa waktu setempat (26/5/2015). Sebenarnya, kekalahan ini cukup mengejutkan.

Dalam tiga pertemuan terakhir di Korea Grand Prix Gold 2013, Singapura Super Series 2014, dan Australia Super Series, Simon selalu memetik kemenangan. Hanya, saat ini, ranking lelaki asal klub Tangkas Jakarta tersebut lima setrip di bawah Dong-keun yang bertengger di 34 dunia.

Ironisnya lagi, tahun lalu, di Australia Super Series, Simon mampu menembus final. Sayang, langkahnya dihentikan oleh Lin Dan dari Tiongkok.

Akhir Aprl lalu, mantan tunggal putra terbaik Indonesia itu juga tersingkir di babak pertama Selandia Baru Grand Prix Gold. Dia menyerah kepada wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, Lin Gui Pu.

Di bulan yang sama, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut gagal mempertahankan gelar Singapura Super Series. Simon dijegal Kento Momota dari Jepang di semifinal.

Tumbangnya lelaki 30 tahun itu membuat Indonesia hanya mempunya satu wakil di babak utama tunggal putra melalui Tommy Sugiarto. Di babak pertama, dia berjumpa dengan Brice Leverdez.
Tiga kali bertemu, Tommy selalu memetik kemenangan. (*)

Jepang Kirim Peserta Terbanyak

Refree M Nasution, Choidir, Wijanarko, dan Bayu

GEBYAR Piala Wali Kota 2015 tak seterang sebelumnya. Tahun ini,tak ada satu pun pebulu tangkis Pelatnas Cipayung yang ikut ambil bagian.

''Banyak agenda yang bersamaan. Ada yang ke Australia Super Series, tapi ada juga yang baru saja tampil di ajang sirnas (sirkuit nasional),'' kata Ketua Harian PBSI Surabaya Bayu Wira kepada wartawan di Aparteman Sahid Gunawangsa, Manyar, Surabaya, pada Senin (25/5/2015).

Biasanya, di ajang Piala Wali Kota Surabaya, Pelatnas Cipayung selalu mengirim wakilnya. Meski, itu hanya pebulu tangkis pelapis.

Hanya, gengsi Piala Wali Kota Surabaya 2015 tetap terjaga dengan kehadiran pebulu tangkis mancanegara.  Tercatat ada enam negara ikut ambil bagian dalam kejuaraan yang rutin digelar tiap tahun tersebut.

Dari daftar yang diberikan panitia, Tiongkok, India, Jepang, Malaysia, Prancis, dan Kanada ikut ambil bagian. Negeri Sakura, julukan Jepang, menjadi peserta terbanyak dengan 34 pebulu tangkis disusul Malaysia yang mengirimkan 32 atlet.

''Namun, ada hal lain yang bisa membedakan dalam arti positif. Hadiah total tahun ini naik menjadi Rp 250 juta,'' ujar Bayu.  Dia berharap kenaikan hadiah ini akan merangsang peserta untuk menampilan kemampuan terbaik.

Dalam acara jumpa pers itu dihadiri Refree M.Nasution, Ketua Pengkot PBSI Surabaya Abdul Chodir, dan Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya.

Piala Wali Kota Surabaya sering menjadi penggemblengan pebulu tangkis muda Bukan hanya dari Indonesia tapi juga luar negeri.

Pebulu tangkis papan atas seperti Kenichi Tago (Jepang), Le Dong-keun (Korsel), dan PV Sindhu (India) pernah berlaga di GOR Sudirman di ajang Piala Wali Kota. Kini, ketiganya sudah menjadi andalan negerinya di kelompok senior. (*)

Sony pun Berani Berikan Sambutan

Sony (dua dari kanan) di acara Suryanaga.

STATUS Sony Dwi Kuncoro sudah bukan pebulu tangkis Suryanaga. Mulai 2015 ini, arek Suroboyo tersebut bergabung dengan klub yang juga berasal dari Kota Pahlawan, julukan Surabaya, Tjakrindo Masters.

Tapi, itu tak membuat hubungan Sony dengan klub lamanya pisah. Itu terlihat saat dia ikut hadir dalam acara penanda tanganan kerja sama antara Wismilak Foundation dengan Suryanaga di Rumah Makan Mutiara di kawasan Manyar, Surabaya, pada Senin siang (25/5/2015).

Bahkan, tak seperti biasanya, Sony pun ikut memerikan sambutan. Ini menjadi sebuah hal yang langka.

''Selama ini, Sony nggak pernah mau memberikan sambutan. Eh, sekarang di acara ini, Sony mau,'' jelas Ferry Stewart, pembaca acara yang juga pelatihnya di klubnya sebelum ke Suryanaga, Wima.

Dalam sambutannya, Sony berharap kehadiran Wismilak bisa membantu Suryanaga menelorkan kembali pebulu tangkis nasional yang bakal banyak berbicara di ajang internasional. Selain Sony, wakil Suryanaga yang menjadi atlet dunia adalah pebulu tangkis spesialis ganda, Alvent Yulianto.

Ya, setelah tak lagi dipanggil ke Pelatnas Cipayung, Sony pun dikembalikan ke klub asalnya, Suryanaga. Tapi, tak berselang lama, bapak dua putri itu pun mengenakan kaos Tjakrindo Masters. (*)

Wismilak Sponsori Suryanaga

Henry (kiri) dan Yacob saat diambil gambarnya oleh media

WISMILAK kembali ke olahraga. Dulu, nama yang identik dengan rokok tersebut pernah serius membantu tenis dengan menjadi sponsor kejuaraan di Lapangan Embong Sawo, yang kini tinggal kenangan.

Setelah itu, Wismilak terjun ke balap sepeda. Bahkan, mereka pernah mempunyai tim kontinental UCI (organisasi balap sepeda dunia). Wismilak pun menggelar kejuaraan kayuh angin itu di beberapa kota.

Namun, kini, Wismilak bakal kembali disebut-sebut dalam olahraga. Tapi, bukan lagi di tenis dan juga balap sepeda.

Mulai Senin (25/4/2015), Wismilak menjadi sponsor dari salah satu klu bulu tangkis besar di Indonesia, Suryanaga, Surabaya. Hanya, Wismilak yang akan mensponsori Suryanaga memakai nama Wismilak Foundation.
Penandatanganan tersebut dilakukan di Restoran Mutiara yang berada di kawasan Manyar, Surabaya. Wismilak Foundation diwakili langsung oleh ketuanya Henry Najoan dan Suryanaga melalui ketua umumnya, Yacob Rusdianto.

Sayang, Henry enggan mengungkapkan besaran guyuran rupiah yang diberikan Wismilak Foundation kepada klub yang telah melahirkan banyak pebulu tangkis dunia tersebut. Dia hanya menjelaskan bahwa dana tersebut berasal dari Corporate Social Responsibiliy (CSR).

''Kontrak berapa besarnya, kami dan Suryanaga kontraknya di dalam hati saja,'' ujar Henry.

Dia berharap kehadiran Wismilak Foundation di Suryanaga bisa melahirkan pebulu tangkis dunia lagi. Sebelumnya, dari Suryanaga pernah muncul Sony Dwi Kuncoro maupun Alvent Yulianto.

Selain Wismilak, Suryanaga juga didukung oleh Indocock dan perusahaan apparel Reinforce Speed.Sebelumnya, Suryanaga pernah lama menjalan kerja sama dengan Gudang Garam dan terakhir dengan Jaya Raya. (*)

Chong Wei Telat Daftar Indonesia Open

Lee Chong Wei di Piala Sudirman (foto:xinhua)

SUDAH lima kali Lee Chong Wei menjadi juara tunggal putra Indonesia Open. Dia meraihnya pada 2007, 2009, 2010, 2011, dan 2013.

Sekali lagi menjadi juara, dia akan menyamai rekor dari Ardy B. Wiranata dan Taufik Hidayat yang sudah enam kali naik ke podium terhormat. Mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut juara pada edisi 1990, 1991, 1992, 1994, 1995, dan 1997. Sedangkan Taufik meraih gelar pada 1999, 2000, 2002, 2003, 2004,dan 2006.

Sebenarnya, tahun lalu, kesempatan tersebut terbuka bagi Chong Wei untuk menyamai Ardy dan Taufik. Namun,lelaki yang diberi gelar datuk oleh pemerintahan Malaysia tersebut terhenti langkahnya oleh Kenichi Tago di babak semifinal.

Sayang, tahun ini, Chong Wei tak bisa menambah koleksi juara Indonesia Open. Mantan tunggal putra nomor wahid dunia tersebut absen.

''Daftarnya telat karena tahu Chong Wei boleh main saat Indonesia Open sudah tutup. Jadi, dia nggak bisa tampil,'' kata Hendrawan, lelaki asal Indonesia yang kini menangani Chong Wei.

Absennya lelaki 32 tahun itu juga akan membuat publik Istora Senayan, Jakarta, venue Indonesia Open yang kini bertitel super series tersebut, gagal mendapatkan kesempatan menyaksikan duel klasiknya dengan duo Tiongkok Chen Long dan Lin Dan.

Chong Wei sendiri memang baru bebas dari sanksi BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada 1 Mei lalu. Dia memperoleh hukuman karena kasus doping yang dialami pada Kejuaraan Dunia 2014 d Kopenhagen, Denmark.  Imbasnya, dia harus absen selama delapan bulan. (*)

Pertahankan Gelar, Batal Tampil di Australia

TERBANG: Gabriela/Stefani Stoeva (ebt-badminton)

GELAR kedua digapai pasangan kakak beradik asal Bulgaria Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva. Kali ini, posisi terhormat tersebut diraih mereka dalam Spanyol Challenge 2015.

Dalam final yang dilaksanakan di Madrid pada Minggu waktu setempat (24/5/2015), Gabriela/Stefani menang dua game langsung 21-16, 21-11 atas Anastasia Chervyakova/Olga Morozova dari Rusia. Dalam turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut, Stoeva bersaudara itu diunggulkan di posisi teratas. Sementara, pasangan Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, tak masuk unggulan karena merupakan pasangan debutan.

Kemenangan ini juga membuat pasangan no 19 dunia tersebut bisa mempertahankan gelar. Tahun lalu, mereka menundukkan pasangan Skotlandia Imogen Bankier/Kirsty Gilmour dengan 21-14, 21-9.

Sebelumnya, gelar perdana Gabriela/Stefani diraih di Orleans, Prancis, pada Maret lalu.Ketika itu, di laga pemungkas, mereka melibas wakil Inggris Heather Olver/Lauren Smith 22-20, 16-21, 21-9.

Sayang, di Spanyol Challenge 2015, Stefani hanya unjuk kebolehan di nomor ganda. Biasanya, gadis 20 tahun tersebut juga tampil di nomor ganda.

Sebenarnya, usai dari Spanyol, Gabriela/Stefani akan tampil di Australia Super Series 2015 yang dilaksanakan pekan ini di Sydney. Nama mereka pun terdaftar sebagai peserta.

Namun, dari jadwal pertandingan, tak ada Gabriela/Stefani. Ini membuat keduanya besar kemungkinan hanya turun di Indonesia Super Series Premier 2015.

Buktinya, pasangan yang pernah ditempa di Jaya Raya tersebut akan menantang pasangan Korea Selatan Chang Ye-na/Jung Kyung-eun.



Distribusi gelar di Spanyol Challenge 2015

Tunggal putra: Pablo Abian (Spanyol x8) v Rasmus Fladberg (Denmark x5) 21-16, 13-21, 21-10

Tunggal putri: Iris Wang (Amerika Serikat) v Beatriz Corrales (Spanyol x1) 13-21, 21-14, 21-15

Ganda putra:Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha (Polandia x1) v Kasper Antonsen/Oliver Babic (Denmark) 21-17, 21-14

Ganda putra: Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva (Bulgaria x1) v Anastasia Chervykova/Olga Morozova (Rusia) 21-16, 21-11

Ganda campuran: Marvin Emil Seidel/Linda Efler (Jerman) v Gregory Mairs/Jenny Moore (Inggris) 21-16, 21-12

x=unggulan

Jonatan-Firman Langsung Bentrok


DI Piala Sudirman 2015, Indonesia menurunkan dua pebulu tangkis muda, Jonatan Christie dan Firman Abdul Kholik. Hanya, keduanya masih belum bisa memberikan konstribusi berarti.

Namun, dari ajang kejuaraan bulu tangkis beregu campuran tersebut, PP PBSI menganggap Jonatan dan Firman memperoleh banyak pengalaman. Keduanya pun diproyeksikan kembali menempati posisi tunggal putra dalam ajang serupa dua tahun mendatang di Gold Coast, Australia.

Tentu, ini membuat PP PBSI pun mulai mengatur jadwal guna mendongkrak kemampuan dan ranking kedua pebulu tangkis yang masih berusia belasan tahun tersebut. Salah satunya menerjunkan Jonatan dan Firman dalam Indonesia Super Series Premier 2015 yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 2-7 Juni 2015.
Sayang, keduanya pun harus saling bertemu di pertandingan pertama babak kualifikasi turnamen yang menyediakan hadiah total USD 800 ribu tersebut.

Meski hampir setiap hari bertemu dan berlatih bersama, namun Jonatan dan Firman hanya sekali berjumpa dalam pertandingan internasional. Itu terjadi dalam Indonesia Grand Prix Gold 2014.

Saat itu, dalam babak pertama yang dilaksanakan di GOR Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, pada 10 September 2014, Firman menang dalam pertarungan ketat tiga game 17-21, 21-18, 21-18. Hanya, sekarang, dari sisi ranking dunia, Jonatan lebih unggul. Dia ada di posisi 55 dunia sedangkan Firman sepuluh setrip di bawahnya.

Pemenang laga Jonatan versus Firman akan bertemu dengan pemenang partai unggulan pertama kualifikasi asal Thailand Boonsak Ponsana dengan wakil merah putih, Andre Marteen. (*)


Wakil tuan rumah di Indonesia Super Series Premier 2015

Tunggal putra:
Kualifikasi:Andre Marteen, Jonatan Christie, Firman Abdul Kholik, Riyanto Subagja, Wisnu Yuli, Sony Dwi Kuncoro, Andre Kurniawan Tedjono, Ihsan Maulana Mustofa, Thomi Azizan Mahbub
Babak utama:Dionysius Hayom Rumbaka, Tommy Sugiarto


Tunggal putri:
Kualifikasi: Maria Febe Kusumastuti (x1), Hana Ramadhini, Dinar Dyah Ayustine, Yosephine Susanto, Ruseli Hartawan,Bellaetrix Manuputty, Aprilia Yuswandari,Fitriani, Gregoria Mariska, Lindaweni Fanetri (x2)
Babak utama: Adriyanti Firdasari

Ganda putra:
Kualifikasi:Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto,Arya Maulana/Akbar Bintang, Yohanes Rendy Sugiarto/Alfiat Yuris Wirawan,Berry Anggriawan/Rian Agung Saputro, Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana, Hantoro/Adi Kenas
Utama: Markis Kido/Agripinna Prima, Ade Yusuf/Wahyu Nayaka, Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (x3), Angga Pratama/Ricky Karanda,Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan

Ganda putri:
Kualifikasi:Apriani/Jauza Sugiarto, Gebby Ristiyani/Tiara Rosalia, Melati Daeva/Gloria Emanuelle Widjaja (x4), Rika Rositawati/Annisa Saufika, Surya Della/Meiliana Jauhari, Ririn Amelia/Nugraheny Ristya Ayu, Nisak Puji Lestari/Merisa Cindy Sahputri, Komala Dewi/Vita Marissa, Suci Risky Andini/Mareta Dea Giovani, Weni Anggraini/Ruselli Hartawan,Della Destiara/Melvira Oklamona
Utama: Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi, Devi Tika/Keshya Nurvita, Dian Fitriani/Nadya Melati, Nitya Krishinda/Greysia Polii (x6),

Ganda campuran
Kualifikasi: Fran Kurniawan/Komala Dewi, Irfan Fadilah/Weni Anggraini,Panji Akbar/Apriani, Muhhamd Rijal/Shendy Puspa, Andrei Adistia/Vita Marissa, Hafiz Faizal/Shella Devi Aulia, Agripinna Prima/Rizki Amelia Pradipta
Utama:Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja, Riky Widianto/Richi Dili,Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (x3), Ronald Alexander/Melati Daeva Oktaviani, Markis Kido/Pia Zebadiah, Praveen Jordan/Debby Susanto, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika

x=unggulan

Absen Sirnas demi Target Piala Wali Kota

TERATAS: Sony Dwi Kuncoro (foto:djarum)

DRAWING (undian) Piala Wali Kota 2015 sudah dirilis. Sony Dwi Kuncoro menjadi unggulan teratas tunggal putra.

Ranking yang dimiliki, 116, masih tertinggi di antara para peserta lain. Lelaki yang hampir 15 tahun menjadi penghuni Pelatnas Cipayung tersebut juga serius menatap event yang dilaksanakan 26-31 Mei itu.

Bahkan, untuk konsentrasi di Piala Wali Kota Surabaya 2015, Sony pun memilih absen dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jawa Barat yang dilaksanakan di Bogor. Meski, akhirnya, turnamen itu dipindah ke Pelatnas Cipayung karena sebuah persoalan.

Padahal, sepekan sebelumnya, Sony turun dalam Seri Jakarta. Hanya, dia gagal menjadi juara karena langkahnya terhenti di perempat final.

''Saya absen di Seri Jabar buat persiapan ke Piala Wali Kota,'' terang Sony.

Sayangnya, karena tak masuk dalam kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), poin dari Piala Wali Kota Surabaya 2015 tak masuk hitungan. Artinya, ranking mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut tetap terjerembab di kisaran di bawah 100 dunia.

Hanya, Piala Wali Kota Surabaya 2015 juga punya sisi positif bagi Sony. Dia bisa menjadikannya sebagai ajang pemanasan sebelum tampil di turnamen bergengsi, Indonesia Super Series Premier 2015. Turnamen berhadiah total USD 800 ribu tersebut dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 2-7 Juni mendatang.
Sony pun memperoleh kesempatan berlaga meski harus melalui dari babak kualifikasi.

Daftar unggulan di Piala Wali Kota Surabaya 2015 (4 besar)

Tunggal putra:
1. Sony Dwi Kuncoro (Tjakrindo Masters)
2.Rifan Fauzin (Pelita Bakrie)
3.Thomi Azizan Mahbub (Djarum)
4. Febriyan Irvannaldy

Tunggal putri:
1. Aprilia Yuswandari (Semen Gresik)
2. Ganis Nurrahmandani (Pertamina)
3.Febby Angguni (Tjakrindo Masters)
4. Ana Rovita (Djarum)

Ganda putra
1.Adrian Liu/Derrick Ng (Kanada)
2. Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana (Suryanaga)
3. Franky Wijaya/Sabar Karyawan (Exist)
4.Qin Chenlin/Zhang Yuxiang (Tiongkok)

Ganda putri
1. Devi Tika/Keisya (Berkat Abadi)
2.Ririn Amelia/Shendy Puspa (Djarum)
3.Deariska Putri/Nurbeta Kwanrico (Djarum)
4. Matsumo Mayu/Nagahara Wakana (Hokuto Bank)

Ganda campuran
1.Ardiansyah/Devi Tika (Berkat Abadi)
2.Trikusuma Wardhana/Meiliana Jauhari (Suryanaga)
3.Rizky Hidayat/Kesya Nurvita (Wima/Berkat Abadi)
4.Akbar Bintang/Ristya Ayu (Djarum)

Dua Kali Berpasangan, Dua Kali Juara

SEMENTARA: Christopher/Trikusuma (foto:djarum)

FRAN Kurniawan bukan pasangan Trikusuma Wardhana. Namun, bersama lelaki yang pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut, dia dua kali merasakan menjadi juara nomor ganda putra dalam ajang sirkuit nasional (sirnas) 2015.

Dalam Seri Bogor yang finalnya dilaksanakan di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, tersebut, pasangan Trikusuma/Fran menundukkan Agripinna Prima/Andrei Adistia (Jaya Raya/Djarum) 21-18, 15-21, 21-19. Trikusuma dan Fran juga bukan berasal dari klub yang sama. Trikusuma dari Suryanaga sedang Fran binaan Djarum Kudus.

Sepekan sebelumnya, dalam final,  Sirnas Jakarta di GOR Asia-Afrika, Trikusuma/Fran menundukkan paangan Jaya Raya Markis Kido/Irfan Fadilah dengan dua game langsung 21-17, 21-17. Saat itu, keduanya baru menjalani debut.

Biasanya, Trikusuma berpasangan dengan Christopher Rusdianto. Bahkan, dalam Seri I atau Seri Palembang, pasangan yang sama-sama dari Suryanaga Surabaya tersebut menjadi juara. Dalam final di GOR Jakabaring pada 28 Februari 2015, mereka menundukkan Ardiansyah/Rizky Hidayat (Berkat Abadi Banjarmasin/Wima Surabaya) dengan 16-21,23-21, 21-8.

Namun, di seri berikutnya atau Seri Manado, Trikusuma/Christopher gagal menjadi juara. Mereka sudah tumbang di babak awal.

Di Seri Bogor, sebenarnya, Christopher juga turun ke lapangan. Putra mantan Sekjen PP PBSI Yacob Rusdianto tersebut berpasangan Ricky Alverino dari Djarum Kudus. Namun, di babak kedua, mereka menyerah kepada Agripinna/Andrei dengan straight game 21-13, 23-21.

Setelah Seri Bogor, seri V akan dilaksanakan di GOR Amongrogo dan Kridosono pada 18-22 Agustus. (*)


Distribusi juara Sirnas Jabar 2015

Tunggal putra: Setyaldi Putra Wibowo (Guna Dharma Bandung) v Alamsyah Yunus (JR Enkei) 18-21, 21-18, 21-15

Tunggal putri: Hera Desiana (Mutiara Bandung) v Aprilia Yuswandari (Semen Gresik) 21-17, 21-18

Ganda putra:Fran Kurniawan/Trikusuma Wardhana (Djarum Kudus/Suryanaga)  v Agripinna Prima/Andrei Adistia (Jaya Raya/Djarum) 21-18, 15-21, 21-19

Ganda putri:Pia Zebadiah/Wenny Angraini (Jaya Raya) v Dian Fitriani/Nadya Melati (Pertamina) 17-21, 21-12, 21-13

Ganda campuran: Irfan Fadilah/Pia Zebadiah (Jaya Raya Jakarta) v Fran Kurniawan/Komala Dewi (Djarum Kudus) 21-17, 21-9

Tampil Ragu-Ragu, Indra Bagus Gagal Revans

Indra Bagus Ade Chandra

CEDERA masih membuat penampilan Indra Bagus Ade Chandra belum kembali normal. Meski, dia mengaku sudah fit saat sebelum turun dalam Spanyol Challenge 2015.

Buktinya, Indra pun langsung tersingkir di babak pertama turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Madrid pada Jumat waktu setempat, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut menyerah dua game langsung 11-21, 12-21 kepada Rasmus Fladberg dari Denmark.

''Saya mainnya masih takut dan ragu-ragu. Selain itu, lawan juga bagus,'' ungkap Indra kepada Smashyes.

Ya, Fladber dalam Spanyol Challenge masuk dalam daftar kandidat juara. Dia ditempatkan sebagai unggulan kelima.

Kekalahan ini juga membuat Indra gagal membalas kekalahan (revans). Sebelumnya, pebulu tangkis binaan Tangkas Jakarta itu tahun lalu kalah di Belanda Internasional.

Di Spanyol Challenge, Indra membawa bendera Italia. Ini disebabkan dia menjadi rekan tanding di Negeri Pizza, julukan Italia, tersebut.

Cedera Indra dialami saat dia berlaga dalam Finlandia Challenge. Gara-gara itu, lelaki 27 tahun tersebut sempat menjalani perawatan di rumah sakit.

Rencananya, usai dari Negeri Matador, julukan Spanyol, Indra akan kembali di tanah air. Alasannya, kompetisi di Italia libur. (*)

Sekarang Sudah Bersertifikat BWF

Qomarul Laila (foto:sidiq)

Wasit bulu tangkis bersertifikat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) dari Indonesia bertambah. Menariknya, kaum hawa yang memperolehnya.
--
WAJAH berseri terpancar dari Qomarul Lailia. Dia baru tiga hari  dinyatakan sebagai wasit dengan sertifikat dunia.

"Saya ujiannya di Piala sudirman di Guangdong, Tiongkok, pekan lalu. Di sana, saya di tes tulis juga," kata Lia,sapaan karib Qomarul Laila.

Di ajang event beregu campuran itu, dia juga dites memimpin pertandingan.Salah satunya laga di grup elite, IB, antara Jepang dan Taiwan pada 13 Mei 2015.

Laga yang dipimpinnya adalah nomor ganda campuran antara Kenta Kazuno/Ayane Kurihara dari Jepang melawan Lai Chia Wen/Tseng Min Hao. Pertandingan ini dimenangkan pasangan Negeri Sakura, julukan Jepang, dengan 19-21, 21-18, 21-16. Ini sekaligus mempertegas kemenangan Jepang menjadi 4-1 dan menempatkannya menjadi juara grup.

"Saya juga memimpin pertandingan Israel. Saya ingat karena pebulu tangkis tunggal putra (Misha Zilberman) berani sama pelatih," jelas Lia.

Selai Lia, di Piala Sudirman 2015, BWF juga mengetes Edi Susanto. Hanya, lelaki asal Jakarta itu dijajal kemampuannya sebagai refree.

Bagaimana hasil tes Lia? "Saya sudah dinyatakan lulus. Tapi sertifikatnya  belum saya terima, hanya surat keterangan dari BWF,'' ungkap perempuan 38 tahun yang berprofesi sebagai guru bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ketintang 1 Surabaya itu.

Dia juga belum memperoleh kapan sertifikat itu akan di tangannya. Ini, ungkapnya, tergantung BWF.

Hanya, informasi yang diperoleh temannya, ijazah tersebut maksimal turun sebulan setelah tes. Meski belum di tangan, namun Lia sudah mendapat kepercayaan memimpin pertandingan turnamen bergengsi, Indonesia Super Series Premier 2015  yang dilaksanakan di Jakarta pada 2-7 Juni.

''Sebenarnya, pingin memenuhi undangan ke berbagai turnamen di luar negeri. Hanya, saya tidak enak dengan pihak sekolah kalau lama meninggalkan anak-anak,'' ucap Lia. (*)

Indocock Bantu Pelaksaan Porprov Jatim 2015

KOLABORASI: Wijanarko dan Sungkono

SUNTIKAN bagi pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2015 cabang bulu tangkis. Itu setelah Pengurus Provinsi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (Pengprov PBSI) Jatim menggandeng Indocock sebagai sponsor.

''Indocock akan membantu dalam penyediaan shutllecock selama penyelenggaraan Porprov cabang bulu tangkis nanti di Banyuwangi. Kami dapat bantuan sekitar 400 slop,'' kata Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya saat bertemu dengan pemilik Indocock Sungkono di Surabaya pada Kamis siang (21/5).

Jumlah shuttlecock itu, jelasnya, bila dinominalkan bisa mencapai Rp 35 juta. Selain itu, pihak Indocock juga membantu kaos bagi petugas pertandingan.

''Jadi, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Om Sung (sapaan karib Sungkono). Kepeduliannya kepada bulu tangkis memang layak diapresiasi,'' ujar Wijar, sapaan karib Wijanarko.

Semua daerah di Jatim bakal unjuk kebolehan di cabor bulu tangkis dalam porprov nanti. Bukan hanya i nomor perorangan tapi juga beregu.

Surabaya tetap diunggulkan menjadi juara umum di Banyuwangi nanti. (*)

Enam Negara Asing Ikut Piala Wali Kota Surabaya

Bayu Wira (foto:sidiq)

GELARAN Piala Wali Kota 2015 tetap punya gengsi tinggi. Enam negara asing memastikan ikut ambil bagian dalam kejuaraan bulu tangkis yang dilaksanakan di Surabaya pada 26-31 Mei tersebut.\

''Bahkan, ada negara Eropa dan Amerika yang ikut yakni Prancis dan Kanada. Sementara dari Asia ada Malaysia, Jepang, Tiongkok, dan India,'' kata Bayu Wira, ketua panitia pelaksana Piala Wali Kota Surabaya 2015.

Ini,tambah dia, akan membuat persaingan menjadi juara semakin ketat. Belum lagi kehadiran pebulu tangkis klub-klub besar seperti Djarum Kudus, Jaya Raya Jakarta, Tangkas Jakarta, Mutiara Bandung, maupun Suryanaga Surabaya.

''Jumlah peserta sekitar 1.300 peserta. Memang, jumlah ini masih kalah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,'' ungkap Bayu.

Alasannya, tambah dia, karena tahun ini pihak panitia tak mengadakan nomor anak-anak. Biasanya, lanjut Bayu, pesertanya sangat banyak.

''Kami memakai dua gedung. Satu GOR Soedirman dan satu GOR di Kenjeran,'' jelas lelaki yang merupakan ayah dari pebulu tangkis PON Jatim Roy Danu tersebut.

Piala Wali Kota Surabaya merupakan salah satu turnamen bergengsi. Banyak pebulu tangkis top yang memulai karirnya di ajang tahunan tersebut.

Pebulu tangkis papan atas dunia , PV Sindhu dari India, Lee Dong-keun dari Korea Selatan, dan  Kenichi Tago pernah tampil di Piala Wali Kota Surabaya. Kini, ketiganya menjadi andalan negaranya masing-masing. (*)


Juara kelompok dewasa Piala Wali Kota Surabaya 2014

Tunggal putra:Febriyan Irvannaldy (Wima Surabaya)

Tunggal putri: Aya Ohori (Jepang)

Ganda putra: Afiat Yuris Wirawan/Yohanes Rendy Sugiarto (Djarum Kudus)

Ganda putri: Dian Fitriani/Nadya Melati (Pertamina)

Ganda campuran: Ardiansyah Putra/Devi Tika (Berkah Abadi Banjarmasin/SGS Bandung)

Turun karena Tak Ada Teman Berlatih

KLUB:Kido/Irfan di Seri Jakarta (foto:djarum)

ADA yang berbeda dalam dua Sirkuit Nasional (Sirnas) terakhir. Di Jakarta dan Bogor, host Sirnas Jabar, ada nama Markis Kido.

Tak biasanya, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut turun ke ajang sirnas. Waktunya lebih banyak dihabiskan tampil di berbagai turnamen internasional dari satu negara ke negara lain.

Hanya, dalam Seri Jakarta, Kido gagal menjadi juara. Langkahnya hanya mampu menembus babak final nomor tunggal putra.

Berpasangan dengan Irfan Fadilah, mereka dihentikan oleh pasangan Fran Kurniawan/Trikusuma Wardhana dengan dua game 21-17, 21-17 di GOR Asia Afrika pada 16 Mei lalu. Kido/Irfan membawa bendera klubnya, Jaya Raya Jakarta.

Di Bogor, pasangan Kido/Irfan sudah menembus babak kedua. Di babak pertama yang dilaksanakan di GOR Pajajaran, mereka menundukkan pasangan Djarum Kudus Jeka Wiratama/Rafiddias Nugroho 21-10, 21-19.

''Semua pebulu tangkis Jaya Raya turun di Sirnas Jakarta dan Bogor. Kalau saya nggak main, nggak ada teman di Jaya Raya,'' ungkap Kido.

Akhirnya, dia pun memutuskan ikut ambil bagian. Hanya, dia tak bersama pasangannya sekarang, Agripinna Prima.  Meski, sebenarnya, Agripinna juga turun dalam Seri Jabar setelah di Jakarta absen.

Alasan lain Kido unjuk kebolehan di sirnas karena tak ada jadwal internasional yang harus diikuti. Hanya, usai dari Bogor, dia harus bersiap-siap berlaga dalam Australia Super Series 2015 yang dilaksanakan di Sydney pada 26-31 Mei mendatang. (*)