WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Lupakan Firda, Pilih Febe-Lindaweni

Firda tak bisa berlaga di Kejuaraan Dunia
ADRIYANTI Firdasari harus melupakan ambisinya berlaga dalam Kejuaraan Dunia 2015. Oleh PP PBSI namanya tak dimasukan dalam skuad merah putih dalam event yang dilaksanakan di Jakarta pada 10-16 Agustus 2015.

Padahal, dalam ranking yang didasarkan 30 April, Firda, sapaan karib Adriyanti Firdasari, merupakan tunggal putri Indonesia dengan ranking tertinggi. Dia ada di posisi 27. Sebagai gantinya, PP PBSI menunjuk Maria Febe Kusumastuti yang ada di ranking 28 dan Lindaweni Fanetri (36).

''Kami punya pertimbangan kenapa memilih Febe (sapaan karib Maria Febe) dan Lindaweni,'' kata Wakil Sekjen PP PBSI Ahmad Budiarto.

Induk organisasi olahraga tepok bulu di Indonesia itu, jelasnya, tak ingin kejadian 2014 di Kopenhagen, Denmark, terulang. Ketika itu, lanjut Budi, sapaan karib Ahmad Budiarto, ada wakil Indonesia yang tampil asal-asalan.

''Saya nggak etis kalau menyebutkan. Yang pasti, mereka asal main dan hanya happy saja,'' lanjut dia.

Meski tak ikut membiayai bagi pebulu tangkis nonpelatnas, tapi PP PBSI ingin wakil Indonesia bisa menampilkan semangat untuk berprestasi.

Dalam Kejuaraan Dunia 2015, di nomor ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran, Indonesia meloloskan tiga pasangan. Sesuai aturan, tiap negara maksimal mengirim tiga wakil jika mampu menempatkan wakilnya minimal tiga di posisi 24 besar. (*)



Wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia 2015
Tunggal putra: Tommy Sugiarto, Dionysius Hayom Rumbaka

Tunggal putri: Maria Febe Kusumastuti, Lindaweni Fanetri

Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi

Ganda putri: Greysia Polii/Nitya Krishinda, Pia Zebadiah/Rizky Amelia Pradipta, Shendy Puspa Irawati/Vita Marissa

Ganda campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Praveen Jordan/Debby Susanto, Riky Widianto/Richi Puspita Dilli

Ratchanok Pecah Posisi Tiga Besar

Ratchanok Intanon usai juara Indonesia Super Series Premier
PERSAINGAN perebutan nomor satu dunia nomor tunggal putri semakin sengit. Kini, pebulu tangkis Thailand Ratchanok Intanon mampu menembus ketatnya tiga besar.

Ini setelah gadis 21 tahun tersebut menduduki peringkat ketiga. Dalam ranking terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 18 Juni 2015, Ratchanok naik dua setrip ke posisi ketiga.

Dia mendepak Li Xuerui dari Tiongkok untuk turun satu tingkat ke posisi keempat. Sebelumnya, Li Xuerui lama bertengger di posisi teratas. Sayang, penampilannya yang naik turun membuat dia harus rela posisinya diisi oleh Saina Nehwal asal India dan kini oleh Carolina Marin (Spanyol).

Naiknya juara dunia 2013 itu tak lepas dari hasil Indonesia Super Series Premier 2015. Dalam ajang berhadiah USD 800 ribu tersebut, mampu menjadi pemenang.

Dalam final yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 7 Juni 2015, Ratchanok menundukkan wakil Jepang Yui Hashimoto dengan 21-11, 21-10. Ini menjadi pembalasannya saat dipermalukan oleh lawan yang sama di babak pertama Australia Super Series sepekan sebelumnya di Sydney.

Selain itu, gelar Indonesia Super Series Premier menjadi kalungan medali emas keduanya selama 2015. Pada akhir April lalu, Ratchanok mampu menjadi juara Asia.

Gelar di Wuhan, Tiongkok, itu juga mengakhiri paceklik yang dialami hampir dua tahun. Setelah mengalahkan Li Xuerui di final Kejuaraan Dunia  pada 11Agustus 2013, Ratchanok tak pernah lagi naik ke podium terhormat.

Namun, posisi lima besar tunggal putri ini juga bakal bertahan lama. Alasannya, usai Indonesia Super Series Premier 2015, tak ada lagi event super series atau super series premier. Persaingan baru akan memanas pada Agustus saat Kejuaraan Dunia dilaksanakan di Jakarta. (*)

Posisi Terbaik Greysia/Nitya

Kegembiraan Greysia/Nitya di Indonesia Super Series Premier
POSISI terbaik diduduki Greysia Polii/Nitya Krishinda. Dalam ranking ganda putri terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Kamis (18/6/2015), keduanya bertengger di posisi kelima.

Posisi itu lepas bagus satu setrip dibandingkan pekan lalu. Ini tak lepas dari capaian di Indonesia Super Series Premier 2015.

Dalam turnamen berhadiah total USD 800 ribu tersebut, Greysia/Nitya mampu menembus final.Namun, dalam final yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 7 Juni 2015 itu, pasangan gemblengan Pelatnas Cipayung tersebut menyerah dua game langsung 11-21, 10-21 atas Tang Jinhua/Tian Qing dari Tiongkok.

Namun, dari hasil tersebut, perempuan yang sama-sama berasal dari Jaya Raya tersebut memperoleh 9.350 poin. Itu sudah cukup untuk menggeser pasangan Jepang Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda.
Sementara, posisi teratas masih tempati  wakil Negeri Sakura, julukan Jepang, lainnya Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

Di bawah Greysia/Nitya, pasangan Indonesia yang peringkatnya tertinggi adalah Zebadiah/Rizky Amelia Pradipta di ranking 16 dan Vita Marissa/Shendy Puspa Irawati yang berada di posisi 22. (*)

Ranking ganda putri 5 besar (per 18/6/2015)
1. Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang)     79479
2.Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok)             75240
3.Luo Ying/Luo Yu (Tiongkok)            72160
4. Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen (Denmark)    64130
5. Greysia Polii/Nitya Krishinda (Indonesia)        62882

Sumber: BWF

Tak Dapat Visa, Batal ke AS-Kanada

ABSEN: Andrei Adistia/Hendra AG (foto:PBSI)
DALAM undian (drawing) Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2015 muncul nama-nama pebulu tangkis Indonesia. Bahkan, di antaranya menduduki unggulan.

Namun, saat pertandingan, nama-nama pebulu tangkis merah putih yang berasal Djarum Kudus sudah tak ada lagi. Ini membuat beberapa pebulu tangkis dari babak kualifikasi pun menembus babak utama tanpa berkeringat.

''Visa ke Amerika Serikat tidak keluar. Jadi, atlet kami pun nggak bisa berangkat,'' jelas Ketua POR Djarum Kudus Yoppie Rosimin.

Padahal, tambahnya, Djarum sudah jauh-jauh hari mengajukan aplikasi visa ke Negeri Paman Sam, julukan AS. Untuk itu, pihaknya pun melakukan komplain ke Kedubes AS di Jakarta.

''Kenapa ditolak jangan tanya ke saya. Tanya Kedubes AS yang berhak mengeluarin visanya,'' lanjut Yoppie.

Kegagalan tampil di AS Grand Prix Gold ini merembet ke Kanada Grand Prix. Ini disebabkan kedua turnamen tersebut beriringan.

AS Grand Prix Gold 2015 dilaksanakan 16-21 Juni. Sedangkan Kanada Grand Prix yang menyediakan hadiah total USD 50 ribu tersebut dilaksanakan 23-28 Juni.

''Otomatis batal juga ke Kanada. Biasanya, kami kalau mengirim ke Amerika langsung juga lanjut ke Kanada,'' ucap Yoppie yang juga masuk dalam kepengurusan PP PBSI tersebut.

Beberapa pebulu tangkis Djarum Kudus yang seharusnya berlaga di AS Grand Prix Gold 2015 di antaranya Dionysius Hayom Rumbaka di tunggal putra dan Maria Febe Kusumastuti di tunggal putri. (*)


Wakil Djarum Kudus yang Batal ke AS Grand Prix Gold 2015

Tunggal putra:Dionysius Hayom Rumbaka

Tunggal putri: Maria Febe Kusumastuti

Ganda putra: Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan

Ganda putri: Komala Dewi/Vita Marissa

Ganda campuran: Fran Kurniawan/Komala Dewi , Andrei Adistia/Vita Marissa

Chong Wei Belum Terbendung

LEE Chong Wei belum menemui rintangan. Langkah mantan tunggal putra nomor satu dunia tersebut sudah sampai babak ketiga Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2015.

MUDAH: Lee Chong Wei (foto: zeenews.india.com)
Dua kemenangan sudah dipetik dalam kejuaraan yang dilaksanakan di New York tersebut. Di babak pertama pada Selasa waktu setempat (16/6/2015), Chong Lei langsung memulangkan unggulan ke-13 asal Jepang Kazumasa Sakai dengan straight game 21-14, 21-13. Sehari kemudian (17/6/2015), lelaki asal Malaysia tersebut juga menang mudah dua game 21-13, 21-11 atas Rasmus Fladberg (Denmark).

Nah, di babak ketiga AS Grand Prix Gold 2015, bapak satu anak tersebut akan ditantang Kai Guo asal Tiongkok, yang di babak kedua menang 21-17, 21-17 atas Thammasin Sitthikom dari Thailand. Chong Wei belum pernah bertemu dengan lawannya yang berperingkat 208 dunia tersebut.

Namun, dari segi pengalaman, di atas kertas, lelaki yang diberi gelar Datuk oleh Pemerintah Malaysia tersebut bakal menang mudah lagi. Dari sisi ranking, Chong Wei juga unggul jauh. Dia ada di posisi 79.

AS Grand Prix Gold 2015 merupakan turnamen perdana yang diikuti oleh lelaki 32 tahun tersebut. Ini setelah dia bebas dari sanksi yang dijatuhkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) akibat doping yang dialaminya di Kejuaraan Dunia di Kopenhagen, Denmark, 2015.

Rankingnya pun jeblok. Imbasnya, Chong Wei tak menduduki unggulan dalam turnamen berhadiah total USD 200 ribu tersebut.Unggulan teratas diduduki oleh Chou Tien Chen. (*)

Lampaui Target Jadi Juara Umum

EMAS: Angga Pratama (kanan)/Ricky Karanda (foto:PBSI)
PP PBSI memasang target dua emas dalam SEA Games 2015. Itu sudah terpenuhi saat terjadinyanya final sesama wakil Indonesia (all Indonesian finals) di nomor ganda putra.

Sebelumnya, satu emas sudah dibawa pulang dari nomor beregu putra. Sementara, pertarungan nomor ganda putra akhirnya dimenangkan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi yang mengalahkan Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya dengan dua game langsung 21-12, 24-22.

Nah, Praveen Jordan/Debby Susanto akhirnya memastikan cabang olahraga bulu tangkis melebihi target. Dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Singapore Indoor Stadium, Singapura, pada Selasa siang waktu setempat (16/6/2015), menundukkan ganda Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Yin g dengan rubber game 18-21, 21-13, 25-23.  Dengan koleksi tiga emas, Indonesia pun memastikan dirinya menjadi juara umum cabor bulu tangkis.

Partai Praveen/Debby melawan wakil negeri jiran pun berlangsung sengit. Sempat kehilangan game pertama dengan 18-21 dan menang mudah di game kedua 21-13, drama terjadi di game ketiga.

Praveen/Debby yang sempat unggul di posisi 20-18, mampu dikejar. Pasangan Malaysia pun sempat tiga kali match point sebelum akhirnya dipungkasi oleh Praveen/Debby. (*)

Distribusi  medali emas cabor bulu tangkis SEA Games 2015

Beregu putra: Indonesia

Beregu putri: Thailand

Tunggal putra:Chong Wei Feng (Malaysia)

Tunggal putri: Busanan Ongbumrungpan (Thailand)

Ganda putra: Angga Pratama/Ricky Karanda (Indonesia)

Ganda putri: Amelia Alicia/Soong Fie Cho (Malaysia)

Ganda campuran: Praveen Jordan/Debby Susanto (Indonesia)

Turun dengan Status Nonunggulan

PERJUANGAN Lee Chong Wei berburu poin dimulai. Mantan tunggal putra nomor satu dunia tersebut akan turun dalam Amerika Serikat  (US) Grand Prix Gold 2015.

Hanya, dengan ranking 79 dunia, Chong Wei harus tampil tanpa status unggulan. Bahkan, dalam babak pertama turnamen yang dilaksanakan di Suffolk County Community College, New York, lelaki asal Malaysia tersebut langsung bersua unggulan ke-13 Kazumasa Sakai dari Jepang.

Dari ranking sekarang, Sakai memang jauh lebih unggul. Pebulu tangkis Negeri Sakura, julukan Jepang, itu ada di posisi ke-35.

Namun, dua tahun lalu, Sakai dengan mudah dikalahkan Chong Wei. Saat bertemu di babak pertama India Grand Prix Gold 2013, lelaki yang diberi gelar datuk tersebut unggul dua game langsung 21-17, 21-9. 

Jebloknya ranking Chong Wei dikarenakan kasus doping yang menimpanya pada Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen, Denmark. Imbasnya, BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) memberikan sanksi larangan delapan bulan tak boleh dalam semua turnamen.

Hukuman ini akhirnya selesai pada 1 Mei lalu. Meski sempat berlaga dalam Piala Sudirman 2015 dan SEA Games 2015, tapi Chong Wei tak bisa berlaga dalam dua turnamen bergengsi, Australia Super Series dan Indonesia Super Series Premier 2015.

Ini disebabkan pencabutan, pendaftaran peserta dalam kejuaraan tersebut sudah tutup. Berangkatnya Chong Wei ke Negeri Paman Sam, julukan Amerika Serikat, usai membela Malaysia di ajang SEA Games 2015.

Hanya, suami mantan tunggal putri terbaik Malaysia Wong Mew Choo itu hanya berlaga di nomor beregu. Dia tak sempat unjuk kebolehan di nomor perorangan.(*)

Dua Pasti, Empat pun Bisa

KEJAR: Hana Ramadhini pun menembus final (foto:djarum)
TARGET dua emas di SEA Games 2015 sudah terpenuhi. Ini dikarenakan terjadi final sesama pebulu tangkis Indonesia (all Indonesian finals) di nomor ganda putra.

Dua wakil merah putih, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, akan bertemu dengan Markus 'Sinyo' Fernaldi/Kevin Sanjaya, dalam laga pemungkas yang dilaksanakan di Singapore Indoor Stadium Selasa waktu setempat (16/6/2015).Dalam babak semifinal yang digeber sehari sebelumnya (15/5/2015), Angga/Ricky menghentikan perlawanan perlawanan wakil Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart dengan straight game 21-12, 21-18.

Kemenangan ini sekaligus membalas kekalahan yang terjadi di Makau Grand Prix Gold 2014. Saat itu, Angga/Ricky menyerah straight game 19-21, 20-22.

Sementara, Sinyo/Kevin di semifinal tak mengalami kesulitan berarti ketika melibas pasangan Filipina Ronel Estanislao/Philip J. Escueta dua game langsung 21-14, 21-12. Di turnamen resmi, Angga/Ricky belum pernah bertemu dengan rekannya berlatih di Pelatnas Cipayung tersebut.

Hanya, dalam sisi ranking, Angga/Ricky lebih diunggulkan. Saat ini,mereka ada di posisi 14 sedangkan lawan di ranking 56.

Satu emas sudah disumbangkan dari nomor beregu putra yang di final menundukkan Thailand dengan skor 3-2. Saat itu, nomor ganda juga menyumbangkan dua angka.

Kans menambah emas juga masih terbuka. Dua wakil Indonesia, Hana Ramadhini di sektor tunggal putri dab Praveen Jordan/Debby Susanto, juga menembus final.

Lama Bersahabat dan Beda Tipe

TANDEM BARU: Variella Putri
Pia Zebadiah memulai hal yang baru. Bukan hanya dalam lembar kehidupan berumah tangga tapi juga di arena bulu tangkis. Dia bakal berpasangan dengan Variella Putri. Siapa dia?
--
BIDUK rumah tangga tengah dibangun Pia Zebadiah. Adik kandung peraih emas itu dipersunting Nova Ferdian di Jakarta pada Minggu (14/6/2015).

Begitu juga di lapangan bulu tangkis. Dipanggilnya pasangan terakhirnya, Rizky Amelia Pradipta, ke Pelatanas Cipayung membuat Pia pun sendirian.

Namun, dia pun tak mau lama-lama sendiri. Mantan pebulu tangkis spesialis tunggal putri itu pun menjatuhkan pilihannya kepada Variella Putri.

''Iya, saya memang bakal berpasangan dengan Pia. Mulai tampil di Taiwan Open (grand prix gold),'' kata Lala, sapaan karib Variella Putri.

Dia mengakui sudah lama bersahabat dengan saudara dua mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung, Markis Kido dan Bona Septano, tersebut. Selain itu, gaya bermain Pia dan Lala juga beda.

''Pia pemain depan. Jadi klop kalau di lapangan,'' ungkap perempuan yang kini tercatat membela Tjakrindo Masters tersebut.

Hanya, Lala mengaku belum pernah bermain bersama Pia dalam sebuah turnamen. Keduanya berkumpul hanya dalam latihan.

''Saat ini, saya pun lebih banyak di Jakarta untuk mengompakkan di lapangan,'' ujar Lala.

Gadis asal Malang, Jawa Timur, itu berharap di Taiwan Grand Prix Gold yang dilaksanakan 14-19 Juli mendatang bisa berbuah manis. Meski baru berpasangan, Pia/Lala tetap masih bisa berlaga di babak utama turnamen berhadiah total USD 200 ribu tersebut.

Lala sendiri pernah mencuat namanya di sektor ganda putri. Berpasangan dengan pebulu tangkis senior Vita Marissa, perempuan 25 tahun tersebut mampu menembus 10 besar dunia.

Ini berkat capaian manis dalam berbagai turnamen. Lala/Vita mampu menembus semifinal Malaysia Open 2013, yang saat itu masih berlael super series dan kini super series premier. Kemudian, juara Australia Open 2013, saat itu masih grand prix gold dan kini sudah masuk super series. Semifinalis di Malaysia Grand Prix Gold 2013 dan Selandia Baru Grand Prix 2013 menjadi bukti keperkasaan Lala/Vita.

''Semoga bisa mengulangi lagi masuk 10 besar dunia. Hanya, sekarang bersama Pia,'' harap Lala. (*)

Gagal Hadang Laju Primorye

PODIUM: Selebrasi skuad Primorye (foto:badmintoneurope)
LAJU Primorye dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Antarklub Eropa 2015 tak terbendung. Untuk kali keempat secara beruntun (quat-trick), wakil Rusia tersebut mampu menjadi juara.

Dalam final yang dilaksanakan di Tours, Prancis, pada Minggu waktu setempat (14/6/2015), Vladimir Ivanov dkk mengalahkan andalan tuan rumah AIX Universite dengan skor 3-1. Kemenangan Primorye dibuka oleh pasangan ganda campuran Ivan Sozonov/Valeria Sorokina yang menang dua game langsung 21-12, 21-11 atas Sylvain Grosjean/Petya Nedelcheva.

Di partai kedua yang mempertandingkan nomor tunggal putra, pebulu tangkis Indonesia yang membela AIX Universite Indra Bagus Ade Chanda nyaris menyumbangkan kemenangan. Sayang, dia akhirnya harus menyerah kepada Vladimir Ivanov dengan rubber game 21-14, 19-21, 17-21.

Ini menjadi kekalahan perdana Indra atas lelaki jangkung tersebut. Sebelumnya, lelaki yang pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut menang 21-12, 21-15 atas Ivanov di Spanyol Open 2010.

''Iya, saya kalah. Badan nggak mau ikut yang saya mau ha ha ha,'' kata Indra melalui layanan pesan singkat.

AIX Universite memperkecil kekalahan menjadi 1-2. Tunggal putri asal Belgia berdarah Indonesia Lianne Tan unggul straight game 21-15, 21-14 atas Yang Xie.

Namun, di partai keempat, pasangan nomor satu Rusia Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov memastikan Primorye mempertahankan gelar. Mereka melibas Tanguy Citron/Sylvain Grosjean dengan mudah 21-6, 21-10.

Tahun lalu, Primorye naik ke posisi terhormat berkat kemenangan 4-1 atas klub Prancis lainnya, BC Chambly Oise dengan 4-1. Sedangkan pada 2013 dan 2012, Ivanov dkk menumbangkan klub Denmark Team Skaelkor dengan 4-1 dan 4-2. (*)

Primorye Masuk Final Lagi

PRIMORYE (Rusia) dan AIX Universite CB (Prancis), akan adu kecerdikan dalam babak pemungkas yang dilaksanakan di Tours, Prancis, pada Minggu waktu setempat (14/6/2015).

Primorye, yang menyandang status juara bertahan, langsung menang 3-0 atas BC Milano  (Italia) dalam babak semifinal Sabtu waktu setempat (13/6/2015). Sedangkan AIX Universite, yang sebenarnya diunggulkan di posisi ketiga, melibas unggulan kedua yang juga berasal dari Prancis BC Chambly Oise dengan 3-1.
DARAH INDONESIA: Lianne Tan, tunggal putri AIX Universite

''Saya difokuskan main di tunggal. Memang, di penyisihan, saya pernah main di ganda,'' kata pebulu tangkis Indonesia yang membela AIX Universite Indra Bagus Ade Chanda melalui layanan pesan singkat.

Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut menjadi penyemangat bagi rekan-rekannya. Indra mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 setelah di partai pertama, pasangan ganda campuran Ronan Labar/Petya Nedelcheva yang menyerah kepada Robert Mateusiak/Imogen Bankier 19-21, 16-21.

Kemenangan Indra pun merembet ke dua partai lainnya, tunggal putri dan ganda putra. Ini membuat partai terakhir yang mempertandingkan nomor ganda putri pun urung dilaksanakan karena skor sudah 3-1 buat AIX Universite.

Kini, kekuatan klub Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, kekuatannya tak jauh berubah. Vladimor Ivanov dan Ivan Sozonov menjadi pilar di tunggal dan ganda. (*)


Hasil semifinal Kejuaraan Antarklub Eropa 2015
Primorye (Rusia) v BC Milano (Italia) 3-0
1. Tunggal putra: Vladimir Ivanov v Wisnu Putro 22-24, 21-15, 22-20

2. Tunggal putri: Yang Xie v Ramona Gloria 21-8, 21-2

3. Ganda putra: Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov v Christoffer Holm/Alexander Kantioler 21-10, 21-3


AIX Universite (Rusia) v  BC Chambly Oise (Rusia)
1. Ganda campuran: Ronan Labar/Petya Nedelcheva v Robert Mateusiak/Imogen Bankier 19-21, 16-21

2. Tunggal putra:Indra Bagus Ade Chandra v Thomas Rouxel  21-16, 21-16

3. Tunggal putri: Lianne Tan v Atu Rosalina 21-14, 21-17

4. Ganda putra: Sylvain Grosjean/Ronan Labar v Bastian Kersaudy/Robert Mateusiak 18-21, 21-17, 21-14

Ihsan Bawa Indonesia Pertahankan Emas

PAHLAWAN: Ihsan (kanan) diuber rekan-rekan (foto:PBSI)

EMAS nomor beregu putra SEA Games 2015 jatuh ke tangan Indonesia. Dalam final yang dilaksanakan din Indoor Stadium Singapore pada Jumat waktu setempat (12/6/2015), merah putih melibas Thailand dengan 3-2.

Sektor ganda kembali menyumbangkan poin absolut. Pasangan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi dan Markus 'Sinyo' Fernaldi/Kevin Sanjaya melibas ganda Negeri Gajah Putih,julukan Thailand. Angga/Ricky menundukkan Bodin Issara/Nipitphon Puangpuapech dengan dua game langsung 21-15, 21-13. Sedangkan Sinyo/Kevin dipaksa bertarung tiga game 21-19, 18-21, 21-14 untuk bisa menang atas Pakkawat Vilailak/Wannawat Ampunsuwan.

Sementara, Ihsan Maulana Mustofa menjadi penentu Pasukan Cipayung untuk membuat lagu Indonesia Raya berkumandang dalam pesta olahraga dua tahunan tersebut. Tunggal ketiga itu melibas Suppanyu Avihingsanon dengan 20-22, 21-16, 21-9.

Sementara, dua partai yang lepas adalah dari tunggal pertama dan kedua. Jonatan Christie yang turun di tunggal pertama kalah straight game 17-21, 19-21 kepada Tanongsak Saensomboonsuk. Dan, Firman Abdul Kholik, tunggal kedua Indonesia, menyerah mudah 7-21, 14-21 kepada pebulu tangkis senior Boonsak Ponsana.

''Alhamdulillah, akhirnya kami bisa meraih emas dari beregu putra. Meski yang kami tampilkan di SEA Games kali ini para pebulu tangkis muda usia,'' kata Wakil Sekjen PP PBSI Ahmad Budiarto melalui layanan pesan singkat kepada smashyes.

Dua tahun lalu, nomor beregu tak dilaksanakan di Myanmar. Sementara, nomor beregu pada SEA Games 2015 jatuh ke tangan Thailand yang mengalahkan Malaysia 3-0. (*)

Gelar Beregu Putra (5 SEA Games terakhir)
2015: Indonesia
2011: Indonesia
2009:Indonesia
2007: Indonesia
2005: Malaysia

Marin Akhirnya Jadi Nomor Satu

RATU BARU: Carolina Marin (foto:malaysianinsider)

POSISI teratas tunggal putri dunia akhirnya diduduki oleh Carolina Marin. Ini untuk kali pertama gadis Spanyol 21 tahun tersebut berada di ranking tertinggi.

Pekan lalu,Marin masih berada di posisi kedua. Naiknya perempuan asal Oviedo tersebut tak lepas dari jebloknya Li Xuerui dari Tiongkok di Indonesia Super Series Premier 2015.

Dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 800 ribu tersebut, Xuerui sudah tersungkur di babak kedua. Dia dipermalukan pebulu tangkis nonunggulan asal Jepang Akane Yamaguchi dengan 21-12, 18-21, 13-21.

Selain itu, jebloknya Saina juga ikut mengantarkan Marin ke pucuk tangga. Juara Indonsia Open, titel resmi kejuaraan, tiga kali (2009, 2010, dan 2012) tersebut tumbang di perempat final oleh Wang Shixian (Tiongkok) 21-16, 12-21, 18-21. Tahun lalu, Saina juga gagal menembus empat besar usai dihentikan Li Xuerui.  Sedangkan pada 2014, Marin gugur di babak kedua karena menyerah 17-21, 13-21 kepada Wang Shixian.  Sementara, juara Indonesia Super Series Premier 2015 nomor tunggal putri, Ratchanok Intanon, naik satu setrip ke posisi kelima.

Sebelum berlaga di Indonesia Super Series Premier 2015, Marin juga menjadi juara di Australia Super Series. Ini menjadi gelar ketiganya setelah memenangi  All England Super Series Premier dan Malaysia Super Series Premier. (*)

Ranking tunggal putri (10 beaar)

1. Carolina Marin (Spanyol) 80752
2. Saina Nehwal (India)         79192
3. Li Xuerui (Tiongkok) 78537
4.Tai Tzu Ying (Taiwan) 72920
5.Ratchanok Intanon (Thailand) 69587
6.Sung Ji-hyun (Korea Selatan) 68498
7.Wang Shixian (Tiongkok) 67810
8.Wang Yihan (Tiongkok) 66328
9.Akane Yamaguchi (Jepang) 57355
10.Nozomi Okuhara (Jepang) 56964

Sumber: BWF

Satu Emas di Depan Mata

PILAR: Angga Pratama/Ricky Karanda 

ASA mengawinkan emas nomor beregu cabang olahraga (cabor) bulu tangkis SEA Games 2015 kandas. Indonesia hanya mampu meloloskan kelompok putra dalam ajang dua tahunan bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut.

Itu setelah Jonatan Christie dkk mampu mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2 dalam pertandingan semifinal beregu yang dilaksanakan di National Indoor Singapore pada Rabu waktu setempat (11/6/2015). Sementara, negeri jiran mampu membalasnya di sektor putri dengan menang 3-1 atas Lindaweni Fanetri dkk.

Tiga kemenangan Indonesia, dua di antaranya disumbangkan dari nomor ganda. Pasangan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi dan Kevin Sanjaya/Markus Fernaldi mampu menundukkan ganda Malaysia. Ihsan Maulana Mustofa menjadi penentu lolosnya para penggawa Pelatnas Cipayung usai menundukkan Mohamad Arif Abdul Latif dengan 21-12, 22-20.

''Semoga tim putra bisa melanjutkan kemenangannya atas Thailand di final sehingga bisa meraih emas,'' harap Wasekjen PP PBSI Ahmad Budiarto kepada smashyes.

Hanya, dia tak berani membocorkan komposisi yang bakal diturunkan melawan Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, di laga pemungkas yang dilaksanakan Jumat (12/6/2016).  Pihak manajemen tim masih menunggu koordinasi pada Jumat pagi. Thailand sendiri lolos ke final berkat kemenangan atas Vietnam.

''Sebenarnya, tim putri juga peluang lolos ke final. Sayang, mereka masih labil,'' ungkap Budi, sapaan karib Ahmad Budiarto.

Ya, srikandi Cipayung nyaris melibas Malaysia. Unggul dulu melalui melalui tunggal pertama Lindaweni Fanetri, tiga partai lainnya pun kalah dengan rubber game. (*)

Ada Tiga Wakil Indonesia di Antarklub Eropa

BELA PRANCIS: Indra Bagus Ade Chanda

TITELNYA memang Kejuaraan Antarklub Eropa. Namun, ada juga pebulu tangkis dari benua lain yang ikut unjuk kebolehan dalam event yang dilaksanakan di Tours, Prancis, 10-14 Juni 2015 itu.

Indonesia, sebagai salaha satu barometer olahraga tepok bulu, pun tak mau ketinggalan. Ada tiga wakil merah putih yang membela klub di Benua Biru, julukan Eropa, tersebut.

Ada Indra Bagus Ade Chandra yang membela AIX Universite, Prancis), Atu Rosalia (BC Chambly Oise, Prancis), dan Wisnu Haryo serta Rena Suwarno (BC Milano, Italia).

''Iya, saya main membela AIX Universite. Selasa, saya berangkat ke Paris,'' kata Indra kepada smashyes melalui layanan pesan singkat.

Ya, selama ini, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut tinggal di Italia. Indra menjadi teman berlatih (sparring partner) Timnas Negeri Pizza, julukan Italia.

Meski berada di Italia, dia tak satu klub dengan Wisnu. Alasannya, dia hanya menjadi teman berlatih bukan anggota klub.

''Saya mainnya liga di Prancis, sedangkan Wisnu di Italia. Kebetulan, klub saya lolos ke final di Liga Prancis sehingga dapat jatah ke Kejuaraan Eropa,'' ujar Indra.

Rencananya, usai dari Kejuaraan Antarklub Eropa, dia akan kembali ke Indonesia. Ini, terang Indra, karena kompetisi di Eropa libur dan baru bergulir September mendatang. (*)

Menahan Primorye Lakukan Quat-trick

PILAR: Vladimir Ivanov (kiri)/Ivan Sozonov (foto:zimbio)

KEJUARAAN Antarklub Eropa kembali bergulir. Kali ini, ajang tahunan tersebut dilaksanakan di Tours, Prancis, selama empat hari, 10-14 Juni.

Sebagai juara bertahan, Primorye Vladiostok menjadi kandidat utama kembali menjadi juara. Jika terjadi, klub asal Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, tersebut akan mencetak quat-trick (empat kali beruntun) naik ke podium terhormat.

Kans tersebut memang terbuka lebar. Dari sisi materi, kemampuan mereka tak banyak berubah. Tahun lalu yang juga dilaksanakan di kota di Prancis, Amiens, Primorye menundukkan Chambly Oise.

Primorye masih diperkuat Vladimir Ivanov, Ivan Sozonov di sektor putra maupun Evgenia Dimova, dan Olga Golovanova untuk sektor hawa. Dengan kemampuan yang merata, butuh perjuangan ektrakeras untuk menundukka Primorye.

Hanya, Chambly Oise tetap masih bisa jadi batu sandungan.Klub asal tuan rumah itu juga punya materi yang tak boleh di pandang sebelah mata. Ada nama Robert Mateusiak (Polandia) di putra dan juga Beatriz Corales serta  Imogen Bankier di putri.

Dengan sistem seperti yang dipakai di Piala Sudirman, pada 2014, Primorye menang 4-1 atas Chambly. Kemenangan itu disumbangkan oleh Vladimir Ivanor yang mengalahkan  Thomas Rouxel  21-9 21-12 di tunggal putra. Kemudian, di ganda putra, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov melibas Bastian Kersaudy/Robert Mateusiak 21-15 21-16.

Poin ketiga Primorye didonasikan Nina Vislova/Yeqi Zhang yang menundukkan pasangan ganda putri Rosy Pancasari/Elsa Danckers 21-11 21-7. Pasangan ganda campuran Ivan Sozonov/Valeria Sorokina menegaskan kemenangan timnya usai membekap  Robert Mateusiak/Kirsty Gilmour 21-11 21-18.

Satu-satunya partai yang lepas dari Primorye dalam final yang dilaksanakan 28 Juni itu saat tunggal putrinya Olga Golovanova menyerah kepada Kirsty Gilmour 21-19 6-21 12-21.

Pada 2015, 14 klub ikut ambil bagian. Mereka dibagi dalam empat grup. (*)

Pembagian grup Kejuaraan Antarklub Eropa 2015
Grup 1: Primorye (Rusia), Fiederball Schffleng (Luksemburg), BC Uzwil (Swiss)

Grup 2:BC Chambly Oise (Prancis), CB Oviedo (Spanyol),  ACD Che Lagoense (Portugal)

Grup 3: AIX University CB (Prancis), TBR (Islandia), Helsingfors (Finlandia), BK DKC (Belanda)

Grup 4: BK 1973 Deltacar (Rep Ceko), BC Zwjndrecht (Belgia), Kristiansand BK (Denmark), BC Milano (Italia)

Tak Lebaran demi Kejar Ranking

PADUKAN: Rian Agung (kanan)/Berry Anggriawan

TIM bulu tangkis Indonesia tak mau banyak sesumbar. PP PBSI, selaku induk organisasi olahraga tepok bulu di tanah air, hanya pasang target dua emas dalam SEA Games 2015 yang tengah berlangsung di Singapura.

''Kami mengirim  para pebulu tangkis muda. Jadi, kami pasang target dua emas,'' kata Wakil Sekjen PP PBSI Ahmad Budiarto kepada smashyes.

Namun, dia tak menjelaskan dua nomor yang jadi bidikan. Hanya, dari lima nomor perorangan dan beregu, semua punya kans meraih emas.

Ya, dari pebulu tangkis yang dikirim tak ada nama pasangan ganda putra Hendra Setiawa/Mohammad Ahsan, Greysia Polii/Nitya Krishinda (ganda putri), maupun Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran). Padahal, kalau ketiganya turun, emas sudah jaminan di tangan.

Ini melihat kualitas dan kemampuan  mereka. Hendra/Ahsan dan Tontowi/Liliyana merupakan juara dunia 2013 dan sekarang masih menjadi pasangan dengan ranking terbaik di Asia Tenggara. Sedangkan Greysia/Nitya adalah peraih medali emas Asian Games 2014.

Hanya, dari sisi stamina, skuad merah putih layak dapat sorotan. Semuanya baru saja tampil di ajang Indonesia Super Series Premier 2015 di Istora Senayan, Jakarta. Hanya, dalam event yang baru berakhir 7 Juni itu, tak ada penggawa SEA Games 2015 yang keluar menjadi juara.

''Masih ada waktu untuk recovery. Kondisi anak-anak sudah di puncak pas di SEA Games karena baru dilaksanakan 10 Juni,'' tandas Budi. (*)



Skuad bulu tangkis Indonesia ke SEA Games 2015

Manajer Tim: Lius Pongoh
Tim Pelatih:
1. Hendry Saputra
2. Bambang Suprianto
3. Chafidz Yusuf
4. Eng Hian
5. Nova Widianto

Beregu Putra:
Jonatan Christie
Firman Abdul Kholik
Ihsan Maulana Mustofa
Anthony Sinisuka Ginting
Ricky Karanda Suwardi
Angga Pratama
Kevin Sanjaya Sukamuljo
Marcus Fernaldi Gideon
Riky Widianto
Praveen Jordan

Putri:
Lindaweni Fanetri
Hanna Ramadini
Gregoria Mariska
Dinar Dyah Ayustine
Anggia Shitta Awanda
Ni Ketut Mahadewi Istarani
Maretha Dea Giovani
Suci Rizki Andini
Richi Puspita Dili
Debby Susanto

Mereka juga tampil di
Tunggal Putra:
Jonatan Christie
Firman Abdul Kholik

Tunggal Putri:
Lindaweni Fanetri
Hanna Ramadini

Ganda Putra :
Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon

Ganda Putri :
Ni Ketut Mahadewi Istarani/Anggia Shitta Awanda
Suci Rizki Andini/Maretha Dea Giovani

Ganda Campuran :
Riky Widianto/Richi Puspita Dili
Praveen Jordan/Debby Susanto



Rian Agung Saputra tengah membangun kembali karirnya. Dia pun rela mengorbankan pulang ke kampung halaman.
--
MENEMBUS ranking 10 besar dunia pernah dilakukan oleh Rian Agung Saputro. Bersama Angga Saputra, mereka duduk di posisi ketujuh dunia pada 3 April 2014.

Sayang, setelah itu, prestasinya mulai turun. Bisa dikatakan mulai 2014, penampilan Rian/Angga tak sesuai harapan.

Padahal, pada 2013, tiga gelar di Australia Grand Prix Gold, Selandia Baru Grand Prix, dan Indonesia Grand Prix Gold berhasil disabet. Sebenarnya, di awal 2014, Rian/Angga sempat menyemburkan asa dengan lolos ke babak semifinal Malaysia Super Series Premier.

Hanya, setelah itu, tumbang di babak-babak awal terus menjadi langganan.Puncaknya, usai  kalah di babak kedua Asian Games di Incheon, Korea Selatan, di babak kedua oleh pasangan tuan rumah Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong membuat PP PBSI kehilangan kesabaran.

Rian/Angga pun akhirnya diceraikan. Mereka bertukar pasangan dengan Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwardi.

Rian dengan Berry dan Angga bersama Ricky. Sayang, capaian Angga/Ricky lebih cemerlang.

Keduanya sudah mampu menjadi juara  Singapura Super Series. Imbasnya,  ranking keduanya melesat tajam dan kini sudah 16 dunia. Bagaimana dengan Rian/Berry? Keduanya masih terdampar di posisi 94  dunia.

''Masih cari-cari yang klop dengan Berry,'' jelas Rian kepada smashyes.

Dengan masih mencari-cari itu pula, kesempatan melaju ke babak perempat final Indonesia Super Series Premier 2015 kandas. Di babak kedua, Rian/Berry menyerah kepada pasangan Jepang yang menjadi unggulan keenam Kenichi Hayakawa/Hiroyuki Endo.

Padahal, di game pertama, Rian/Berry unggul 22-20. Namun, permainan tak kenal menyerah gagal dipertahankan di dua game berikut dan menyerah 11-21, 8-21.

''Tenaga tangan dan kecepatan tangan sudah turun. Kami kan sudah main dari babak kualifikasi,'' ungkap Rian yang berasal dari klub Suryanaga, Surabaya, tersebut.

Meski masih terseok, Rian pun punya target yang ingin dikejar. Dia dan Berry ingin menembus 15 besar dunia.

Demi ambisi itu, mereka pun rela  tak  menjalani Lebaran di rumahnya masing-masing. Alasannya, pada saat yang bersamaan, Rian/Berry tampil di Taiwan Grand Prix yang dilaksanakan 14-19 Juli. Lebaran sendiri jatuh pada 17-18 Juli mendatang.

''Pilih tanding dulu. Biar peringkat naik,'' tandasnya. (*)


Kiprah Rian Agung/Berry Anggriawan
Makau Grand Prix Gold 2014: Babak II

Austria Challenge 2015: Perempat final

Jerman Grand Prix Gold 205: Perempat final

Selandia Baru Grand Prix 2015: Babak II

Indonesia Super Series Premier 2015: Babak II

Dua Emas dari Pasukan Muda Cipayung

TUNGGAL : Hana Ramadhini (foto;PBSI)

TIM bulu tangkis Indonesia tak mau banyak sesumbar. PP PBSI, selaku induk organisasi olahraga tepok bulu di tanah air, hanya pasang target dua emas dalam SEA Games 2015 yang tengah berlangsung di Singapura.

''Kami mengirim  para pebulu tangkis muda. Jadi, kami pasang target dua emas,'' kata Wakil Sekjen PP PBSI Ahmad Budiarto kepada smashyes.

Namun, dia tak menjelaskan dua nomor yang jadi bidikan. Hanya, dari lima nomor perorangan dan beregu, semua punya kans meraih emas.

Ya, dari pebulu tangkis yang dikirim tak ada nama pasangan ganda putra Hendra Setiawa/Mohammad Ahsan, Greysia Polii/Nitya Krishinda (ganda putri), maupun Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran). Padahal, kalau ketiganya turun, emas sudah jaminan di tangan.

Ini melihat kualitas dan kemampuan  mereka. Hendra/Ahsan dan Tontowi/Liliyana merupakan juara dunia 2013 dan sekarang masih menjadi pasangan dengan ranking terbaik di Asia Tenggara. Sedangkan Greysia/Nitya adalah peraih medali emas Asian Games 2014.

Hanya, dari sisi stamina, skuad merah putih layak dapat sorotan. Semuanya baru saja tampil di ajang Indonesia Super Series Premier 2015 di Istora Senayan, Jakarta. Hanya, dalam event yang baru berakhir 7 Juni itu, tak ada penggawa SEA Games 2015 yang keluar menjadi juara.

''Masih ada waktu untuk recovery. Kondisi anak-anak sudah di puncak pas di SEA Games karena baru dilaksanakan 10 Juni,'' tandas Budi. (*)



Skuad bulu tangkis Indonesia ke SEA Games 2015

Manajer Tim: Lius Pongoh
Tim Pelatih:
1. Hendry Saputra
2. Bambang Suprianto
3. Chafidz Yusuf
4. Eng Hian
5. Nova Widianto

Beregu Putra:
Jonatan Christie
Firman Abdul Kholik
Ihsan Maulana Mustofa
Anthony Sinisuka Ginting
Ricky Karanda Suwardi
Angga Pratama
Kevin Sanjaya Sukamuljo
Marcus Fernaldi Gideon
Riky Widianto
Praveen Jordan

Putri:
Lindaweni Fanetri
Hanna Ramadini
Gregoria Mariska
Dinar Dyah Ayustine
Anggia Shitta Awanda
Ni Ketut Mahadewi Istarani
Maretha Dea Giovani
Suci Rizki Andini
Richi Puspita Dili
Debby Susanto

Mereka juga tampil di
Tunggal Putra:
Jonatan Christie
Firman Abdul Kholik

Tunggal Putri:
Lindaweni Fanetri
Hanna Ramadini

Ganda Putra :
Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon

Ganda Putri :
Ni Ketut Mahadewi Istarani/Anggia Shitta Awanda
Suci Rizki Andini/Maretha Dea Giovani

Ganda Campuran :
Riky Widianto/Richi Puspita Dili
Praveen Jordan/Debby Susanto

Meleset, tapi Ada Yang Dibanggakan

KEJUTAN: Jonatan Christie (foto;PBSI)

PAGELARAN Indonesia Super Series Premier 2015 sudah tuntas. Hasilnya, tuan rumah tak kebagian satu gelar pun dalam ajang yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, 2-7 Juni tersebut.

''Hasilnya memang tak sesuai target,'' kata Wakil Sekjen PP PBSI Ahmad Budiarto kepaa smashyes.

Ya, dalam Indonesia Super Series Premier 2015, PP PBSI memasang target dua gelar. Posisi terhormat tersebut diharapkan digapai dari nomor ganda putra dan ganda campuran.

Di ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan menjadi tumpuan asa. Sementara, di ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir digadang-gadang bisa juara. Sayang, semuanya kandas di semifinal.

''Tapi, secara keseluran ada beberapa yang melebihi target,'' jelas Budi, sapaan karib Ahmad Budiarto.

Para pebulu tangkis muda, lanjutnya, layak dapat acungan jempol. Mereka tak terbebani dan bisa tampil lepas. Meski, ajang yang diikuti adalah turnamen yang masuk kategori super series premier, level teringgi dalam turnamen yang diakui BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).

Di tunggal putra, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, sukses menembus hingga babak perempat final. Padahal, keduanya memulai turnamen dari babak kualifikasi.

Menariknya, keduanya kalah oleh lawan-lawan yang akhirnya menembus final. Jonatan menyerah kepada Jan O Jorgensen dari Denmark dan Anthony memaksa Kento Memota, yang akhirnya menjadi juara, harus bertarung tiga game. (*)

Gagal Lagi di Kandang Sendiri

Greysia/Nitya harus puas di posisi kedua (foto;PBSI)

PASANGAN Greysia Polii/Nitya Krishinda gagal menjadi juara. Keduanya menyerah mudah dua game langsung 11-21, 10-21 kepada wakil Tiongkok Tang Jinhua/Tian Qing dalam pertandingan final Indonesia Super Series Premier 2015 yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu WIB (7/6/2015).

Kekalahan tersebut membuat merah putih gagal meraih gelar dari turnamen berhadiah total USD 800 ribu tersebut. Ini disebabkan Greysia/Nitya menjadi satu-satunya wakil tuan rumah di babak pemungkas.

Pil pahit dari Jinhua/Qing menjadi kali kedua bagi pasangan yang diunggulkan di posisi keenam tersebut. Pekan lalu, Greysia/Nitya menyerah di babak perempat final Australia Super Series 2015.

Hasil tersebut membuat tuan rumah nihil gelar selama dua  tahun. Kali terakhir, wakil Indonesia yang merajai di kandang sendiri adalah pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pada 2013.

Khusus di ganda putri, hasil buruk yang dialami wakil Pelatnas Cipayung tersebut membuat Indonesia puasa gelar selama tujuh tahun di sektor tersebut. Setelah Vita Marissa/Liliyana Natsir, belum ada lagi pasangan Indonesia yang meraih posisi terhormat.

Sebenarnya, lolosnya Greysia/Nitya menembus final juga diluar dugaan. Apalagi, mereka hanya diunggulkan di posisi keenam.

Dalam Indonesia Super Series Premier 2015, Hendra/Ahsan dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir lebih dijagokan menjadi pemenang. Alasannya, kemampuan keduanya masih bisa bersaing dengan para rival-rivalnya.

Sayang, langkah kedua pasangan sudah terhenti di babak semifinal.  Hendra/Ahsan menyerah kepada wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, Fu Haifeng/Zhang Nan 20-22, 21-18, 15-21. Sementara, Tontowi/Liliyana disikat musuh beratnya, Zhang Nan/Zhaou Yunlei, yang juga dari Tiongkok dengan rubber game 21-16, 15-21, 18-21. (*)


Distribusi juara  Indonesia Super Series Premier 2015
Tunggal putra: Kento Momota (Jepang x8) v Jan O Jorgensen (Denmark x3) 16-21, 21-19, 21-7

Tunggal putri: Ratchanok Intanon (Thailand x6) v Yui Hashimoto (Jepang) 21-11, 21-10

Ganda putra: Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel (Korea Selatan) v Fu Haifeng/Zhang Nan (Tiongkok x8) 21-16, 16-21, 21-19

Ganda putri: Tang Jinhua/Tian Qing (Tiongkok x8) v Greysia Polii/Nitya Krishinda (Indonesia x6) 21-11, 21-10

Ganda campuran: Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok x2) v Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x1) 21-17, 21-16

x=unggulan