WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Penantian Dua Tahun Tommy Berakhir

KENANGAN: Tommy Sugiarto saat juara Singapura Open 2013
TOMMY Sugiarto akhirnya bisa menjadi juara. Ini setelah dia mampu mengalahlan Raul Must dari Estonia dengan straight game 21-16, 21-10 dalam pertandingan final nomor tunggal putra Rusia Grand Prix Gold 2015 di Vladivostok pada Minggu waktu setempat (27/7/2015).

Dalam turnamen berhadiah total USD 50 ribu tersebut, Tommy datang dengan status unggulan teratas. Sementara, lawannya tak masuk kandidat juara.

Hanya,Raul menarik perhatian pada penampilannya kali ini. Sejak babak ketiga, dia selalu memulangkan para unggulan.

Di babak ketiga, Raul mempermalukan unggulan kedua Brice Leverdez dari Prancis dengan 21-12,16-21, 21-111. Selanjutnya, di perempat final, juara 2011 asal Rusia Vladiir Malkov dibuatnya tak berdaya dan menyerah 21-18, 21-14. Tike ke final digenggamnya berkat kemenangan 21-12, 22-20 Zulfadli Zulkifli. Tapi, kemenangan itu belum cukup saat berada di hadapan Tommy.

Kemenangan di Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, juga membuat mantan pebulu tangkis nomor tiga dunia tersebu mengakhiri paceklik gelarnya. Kali terakhir, Tommy menjadi juara di Singapura Super Series 2013.

Saat itu, dalam pertandingan yang dilaksanakan 23 Juni 2013, putra dari Icuk Sugiarto, juara dunia tunggal putra 1983, tersebut menang 20-22, 21-5, 21-17. Setelah itu, Tommy tak lagi pernah juara. (*)

Distribusi gelar di Rusia Grand Prix Gold 2015
Tunggal putra:Tommy Sugiarto (Indonesia x1) v Raul Must (Estonia) 21-16, 21-10

Tunggal putri:Kristina Gavnholt (Rep Ceko) v Mayu Matsutomo (Jepang) 21-10, 22-10

Ganda putra:Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (Rusia x1) v Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia) 22-20, 21-19

Ganda putri:Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva (Bulgaria x1) v Johanna Goliszewski/Carla Nelte (Jerman x2) 21-15, 21-17

Ganda campuran:  Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) v Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang) 21-13, 23-21

x=unggulan

Ditantang Pembunuh Raksasa

MUSUH: Raul Must akan menjadi lawan Tommy di final
SELANGKAH lagi Tommy Sugiarto akan menjadi juara nomor tunggal putra dalam Rusia Grand Prix 2015. Itu setelah dia mampu menembus babak final turnamen berhadiah total USD 50 ribu tersebut.

Dalam pertandingan semifinalyang dilaksanakan di Vladivostok pada Sabtu waktu setempat (25/7/2015), Tommy, yang diunggulkan di posisi teratas, menang dua game langsung 21-17, 21-7 atas ungulan ketiga asal India Ajay Jayaram. Hasil tersebut mengulangi dua pertemuan sebelumnya di Denmark Open 2011 dan Jerman Open 2013. Dua pertemuan itu kuga dimenangka Tommy dengan dua game.

Dalam babak terakhir yang digelar Minggu (26/7/2015), Tommy akan ditantang pembunuh raksasa asal Estonia Raul Must. Pebulu tangkos nonunggulan tersebut di semifinal menjungkalkan unggulan keempat asal Malaysia Zufadli Zulkifli dengan dua game langsung 21-12, 22-20.

Pada babak ketiga, Raul juga menumbangkan unggulan kedua asal Prancis, Brice Leverdez. Bagi Tommy, Brice dikhawatirkan bisa menjadi batu sandungan.

Alasannya, tahun ini di Australia Super Series, Brice memaksa Tommy pulang awal.Putra juara dunia tunggal putra asal Indonesia Icuk Sugiarto tersebut kalah rubber game 21-7, 18-21, 14-21.

Tommy sendiri belum pernah berjumpa dengan Raul. Hanya, di atas kertas, seharusnya mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut bakal menang.

Dari sisi ranking, Tommy ada di posisi 16. Sedangkan lawannya di posisi 71.

Tommy sendiri sudah dua tahun lebih puasa gelar. Kali terakhir, lelaki binaan Pelita Bakrie tersebut menjadi juara dalam Singapura Super Series 2013. (*)


Agenda final Rusia Grand Prix 2015

Ganda putri: Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva (Bulgaria x1) v Johanna Goliszewski/Carla Nelte (Jerman x2)

Tunggal putra" Tommy Sugiarto (Indonesia x1) v Raul Must (Estonia)

Tunggal putri: Mayu Matsutomo (Jepang) v Kristina Gavnholt (Rep Ceko)

Ganda campuran: Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) v Yuta Watanabe/Arisa Haigashino (Jepang)

Ganda putra: Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (Rusia x1) v Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia x2)

x=unggulan

Sukses Balas Kekalahan

REVANS: Tommy Sugiarto (foto:badminton)
LANGKAH Tommy Sugiarto di Rusia Grand Prix 2015 sudah menembus semifinal. Ini berkat kemenangan yang dipetiknya atas Pablo Abian dari Spanyol dengan dua game langsung 21-17, 21-9 dalam pertandingan perempat final yang dilaksanakan Vladivostok pada Jumat waktu setempat (24/7/2015).

Kemenangan ini juga membuat Tommy mampu membalas kekalahan yang pernah dialaminya dari wakil Negeri Matador, julukan Spanyol, itu. Mantan tunggal putra nomor tiga dunia tersebut kalah dari Pablo di Spanyol Open 2011. Ketika itu, Tommy kalah rubber game 18-21, 21-8, 20-22.

Di babak semifinal yang dilaksanakan Sabtu (24/7/2015), Tommy, yang diunggulkan di posisi teratas, akan ditantang pebulu tangkis India Ajay Jayaram. Unggulan ketiga ini menembus empat besar usai mengalahkan Chong Wei Feng, unggulan kelima asal Malaysia, dengan straight game 21-15, 21-13.

Tommy punya rekor bagus bertemu Ajay. Dia selalu unggul dalam dua pertemuan yakni di Denmark Open 2011 dan Jerman Open 2013.

Rusia Grand Prix 2015 diharapkan menjadi ajang Tommy meraih gelar. Dia sudah dua tahun lebih puasa. Kali terakhir, pebulu tangkis 27 tahun tersebut naik ke podium terhormat pada Singapura Open 2013.

Semifinal tunggal putra lainnya mempertemukan Zulfadli Zukiflli dari Malaysia dengan Raul Must dari Estonia. Zulfadli merupakan unggulan keempat. Sedangkan Raul merupakan pembunuh rakasa.

Dia mempermalukan unggulan kedua dari Prancis Brice Leverdez di babak ketiga. Kemudian, di perempat final, giliran unggulan ke-11 Vladimir Malkov (Rusia) ditumbangkannya 21-18, 21-14. (*)







Lonjakan 15 Tingkat Sinyo/Kevin

ASA: Sinyo dan Kevin saat di SEA Games 2015 (foto;PBSI)
PASANGAN Markus 'Sinyo' Fernaldi/Kevin Sanjaya mulai menyedot perhatian. Ini menyusul hasil yang dipetik dari Taiwan Grand Prix Gold 2015.

Keduanya mampu menembus babak final. Di semifinal, pasangan yang sama-sama mempunyai kecepatan tersebut membuat kejutan dengan mempermalukan seniornya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Sayang, di babak pemungkas, Sinyo/Kevin tampil antiklimaks. Mereka kalah mudah dua game langsung 13-21, 8-21 kepada wakil Tiongkok Fu Haifeng/Zhang Nan.

Namun, dari Taiwan sudah memberikan perubahan yang signifikan. Dalam ranking terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada 23 Juli 2015, Sinyo/Kevin ada di posisi 36 atau naik 15 setrip dari pekan sebelumnya.

Tapi, harus diakui, di level grand prix gold, capaian mereka cukup bagus.Di Swiss pada Maret lalu, pasangan beda klub tersebut juga masuk semifinal.

Hanya, saat berlaga di ajang super series atau super series, Sinyo/Kevin lebih banyak tak berdaya.Capaian terbaiknya hanya di All England Super Series Premier dengan masuk delapan besar. Selebihnya, mereka lebih sering terkubur di babak awal. (*)

Capaian Sinyo/Kevin sejak dipasangkan Maret 2015
1.All England -8 besar

2. Swiss Open: 4 besar

3.Malaysia Open: 32 besar

4. Singapura Open: 16 besar

5. Tiongkok Masters: 32 besar

6. Indonesia Open: 16 besar

8. Taiwan Open: finalis

*Sumber: BWF

Lawan Berat Tommy Sudah Tersingkir

PULANG: Brice Leverdez menyerah di babak ketiga
KEJUTAN terjadi sektor tunggal putra dalam Rusia Grand Prix 2015. Unggulan kedua Brice Leverdez sudah angkat koper di babak ketiga turnamen berhadiah USD 50 ribu tersebut.

Pada pertandingan yang dilaksanakan di Vladivostok pada Kamis waktu setempat (23/7/2016), Brice menyerah tiga game 12-21,21-16, 11-22 kepada pebulu tangkis nonunggulan dari Estonia Raul Must. Bagi Brice, Raul bukan lawan yang asing.

Keduanya sudah tiga kali bertemu. Hasilnya, Brice dua kali menang yakni di Uganda International 2009 dan Swedia International 2009.

Tapi, dalam pertemuan terakhir, dalam Kejuaraan Beregu Eropa,dia menyerah. Sehingga, kedua pebulu tangkis sudah saling mengenal gaya, kekuatan, dan kelemahan masing-masing.

Secara tidak langsung, kekalahan ini memberikan keuntungan bagi wakil Indonesia Tommy Sugiarto. Jika semua berjalan sesuai skenario, Tommy akan berhadapan dengan Brice di final.

Di Australia Super Series 2015, Brice menghadirkan mimpi buruk bagi Tommy. Mantan tunggal putra nomor tiga dunia tersebut dipermalukan dengan tiga game 21-7, 18-21, 14-21.

Ini juga menjadi kekalahan pertama anak juara dunia tunggal putra Icuk Sugiarto tersebut. Dalam tiga pertemuan sebelumnya, Tommy selalu menang yakni di Australia Open 2014, Tiongkok Open 2014, dan India Open 2015. Semuanya dimenangkan mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut dengan dua game.

Tommy sendiri langkahnya sudah sampai babak perempat final. Dia harus bisa menyingkirkan unggulan keenam asal Spanyol Pablo Abian.

Pertemuan tersebut menjadi kesempatan bagi Tommy melakukan revans. Dia pernah menyerah atas Pablo di Spanyol Open 2011. (*)

Ivanov/Sozonov Bisa Gagal Lagi

LABIL: Ivanov/Ivan belum memuaskan selama 2015
RUSIA Grand Prix menjadi rumah bagi pasangan ganda putra Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov. Sejak 2009, mereka sudah juara empat kali. 

Hanya pada 2011 dan 2014, gelar lepas dari genggaman wakil tuan rumah tersebut. Menariknya, lepasnya selalu ke pasangan Jepang. Pada 2011, juara diraih Naoki Kawamae/Shoji Sato dan tahun lalu disabet Kenta Kazuno/Kazushi Yamada.

Tapi, pada 2015 ini, kans lepas atau gagal lagi menjadi juara tetap ada. Di babak perempat yang dilaksanakan Jumat (24/7/2015), Ivanov/Sozonov sudah bertemu pasangan tangguh asal Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.

Pasangan negeri jiran ini pernah menjadi pasangan nomor satu dunia. Selain itu, Kien Keat/Boon Heong pernah merasakan juara turnamen bergengsi All England pada 2007 dan finalis Kejuaraan Dunia 2010.

Dari rekor pertemuan, Ivanov/Sozonov  kalah 1-2. Hasil buruk diterima keduanya pada Piala Sudirman 2011 dan Prancis Super Series 2011.

Namun, dalam pertemuan terakhir, Ivanov/Sozonov menang. Keduanya melibas Kien Keat/Boon Heong di Tingkok Open 2013 dengan straight game 21-18, 21-18.

Penampilan Ivanov/Sozonov selama 2015 bisa dikatakan buruk. Keduanya sering tumbang di babak-babak awal.

Kali terakhir, di Indonesia Super Series Premier di Jakarta, pasangan yang pernah menembus 10 besar tersebut tersungkur di babak pertama. Mereka kalah 15-21, 21-11, 16-21 kepada wakil merah putih Ade Yusuf/Wahyu Nayaka. (*)

Pablo Pernah Permalukan Tommy

CALON: Pablo Albian pernah mempermalukan Tommy Sugiarto
PERJALANAN Tommy Sugiarto di Rusia Grand Prix Gold 2015 semakin lapang. Kini, jejak langkahnya dalam turnamen berhadiah total USD 50.000 tersebut sudah sampai perempat final.

Dalam pertandingan babak ketiga yang dilaksanakan di Vladivostok pada Kamis (23/7/2015), Tommy yang diunggulkan di posisi teratas tersebut tak mengalami kesulitan untuk menghentikan perlawanan Luka Wraber (Austria). Dia menang dua game langsung 21-13, 21-9.

Sebelumnya, di babak kedua, putra salah satu juara dunia tunggal putra yang dimiliki Indonesia, Icuk Sugiarto, itu juga menang straight game 21-7, 21-16 atas wakil tuan rumah Rodion Alimov. Sedang di babak pertama, Tommy menang WO atas Rhys Walker asal Inggris.

Di perempat final, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut menunggu pemenang pertandingan antara Pablo Abian, unggulan keenam asal Spanyol, dengan Eetu Heino, unggulan  ke-16 dari Finlandia.

Pablo pernah mempermalukan Tommy empat tahun lalu. Saat itu, di Spanyol Open, mantan tunggal nomor tiga dunia tersebut menyerah 18-21, 21-8, 20-22.

Tentu, kini, Tommy sudah jauh lebih matang. Dari sisi ranking, dia juga lebih unggul.

Dari ranking terbaru yang dikeluarkan BWF, Tommy ada di posisi 16. Sedangkan Pablo di tangga ke-42.

Tommy sendiri sudah dua tahun lebih puasa gelar. Kali terakhir, dia menjadi juara di Singapura Super Series 2013 pada bulan Juni.

Setelah itu, kegagalan selalu mengiringi. Akibatnya, rankingnya pun terus menlorot. Dari posisi ketiga, kini lelaki 25 tahun ini ada di posisi 16. (*)

Sebulan Dua Kali ke Negeri Beruang Merah

Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto:thestar)
PASANGAN Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong tak kenal lelah. Dalam rentang tidak ada dua bulan, keduanya berkeliling dunia.

Empat turnamen di tiga benua sudah dijejalahi. Tujuannya hanya untuk berburu poin guna kembali mengangkat ranking.

Dimulai dari Australia dengan Australia Super Series (26-31 Mei), Sri Lanka Challenge (2-6 Juni), White Nights Challenge di Rusia (1-5 Juli), dan Taiwan Grand Prix Gold (14-19 Juli). Sebenarnya, Kien Keat/Boon Heong nyaris ke empat benua. Sayang, keduanya memlih mundur dari Amerika Grand Prix Gold yang dilaksanakan 16-21 Juni.

Hasilnya pun tak mengecewakan. Pasangan negeri jiran tersebut mampu juara di Sri Lanka Challenge dan White Nights. Sementara di Negeri Kanguru, julukan Australia, sampai perempat final dan di Taiwan langsung tumbang di babak pertama.

Namun, petualangan tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan. Sempat terlempar ke luar 100 besar, kini Kien Keat/Boon Heong sudah di posisi 73.

Hanya, itu belum membuat keduanya puas. Pekan ini, keduanya kembali ke Eropa tepatnya Negeri Beruang Merah, julukan Rusia.

Juara All England 2007 tersebut akan unjuk kemampuan dalam Rusia Grand Prix 2015. Di babak pertama dalam turnamen berhadiah total USD 50 ribu tersebut, Kien Keat/Boon Heong memperoleh bye. Keduanya akan menunggu pemenang partai Rodion Alimov/Pavel Kotsarenko (Rusia) melawan Kazuaki Oshima/Yuki Umino. (*)

Kans Tommy Akhiri Puasa

TERATAS: Tommy Sugiarto (foto:PBSI)
PACEKLIK gelar Tommy Sugiarto cukup panjang. Kali terakhir,putra salah satu legenda bulu tangkis nomor tunggal putra dunia, Icuk Sugiarto, tersebut juara pada Singapura Super Series 2013.

Saat itu, pada 23 Juni, Tommy mengalahkan Bonsak Ponsana dari Thailand. Artinya, hampir dua tahun dia tak pernah lagi naik ke podium terhormat.

Cedera membuat penampilan Tommy angin-anginan. Itu pula yang membuat PP PBSI tak menggandolinya saat memutuskan keluar dari Pelatnas Cipayung.

Tiket ke final pernah ditangannya dalam Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok. Begitu pula dalam Malaysia Super Series Premier 2014.

Tapi, sering juga Tommy sudah angkat koper sejak babak awal. Seperti di Korea Super Series 2014 dan All England Super Series Premier 2014.

Hasil buruk juga terjadi tahun ini. Tommy kalah di babak pertama dalam dua  turnamen beruntun yang diikuti yakni Malaysia Super Series Premier 2015 dan Australia Superb Series 2015. Sedangkan dalam Kejuaraan Asia 2015, Tommy mengundurkan diri karena cedera.

Pil pahit juga ditelan di kandang sendiri, Indonesia Super Series Premier 2015. Setelah membuat kejutan dengan mempermalukan legenda aktif bulu tangkis Lin Dan dari Tiongkok di babak pertama, Tommy menyerah kepada Marc Zwiebler dari Jerman.

Pekan lalu,di Taiwan Grand Prix Gold 2015, hasil jeblok kembali menimpa Tommy.Datang sebagai unggulan ke-10,dia tumbang di babak kedua usai dijinakkan mantan tunggal putra nomor satu dunia asal Malaysia Lee Chong Wei dengan 12-21, 18-21.

Kini, Tommy mencoba mengakhiri dahaganya di Rusia Grand Prix. Kans juara pun terbuka dalam kejuaraan yang dilaksanakan di Vladivostok pada 21-16 Juli 2015.

Dalam ajang berhadiah total USD 50 ribu tersebut, Tommy diunggulkan di posisi teratas. Di babak pertama, mantan tunggal terbaik Indonesia tersebut akan dijajal Rhys Walker dari Inggris.

Di atas kertas, Tommy yang kini duduk di posisi 16 besar dunia bakal menang mudah. Lawannya hanya berperingkat 135.

Di Rusia Grand Prix, Tommy juga menjadi satu-satunya wakil Indonesia. (*)

Unggulan tunggal putra
1.Tommy Sugiarto (Indonesia)

2.Brice Leverdez (Prancis)

3. Ajay Jayaram (India)

4.Zulkifli Zulfadli (Malaysia)

Koleksi Empat Medali

Kevin Cordon (foto:zimbio)
DOMINASI Kevin Cordon di nomor tunggal putra dalam Pan American Games belum terpatahkan. Lelaki asal Guatemala tersebut untuk kali kedua mampu meraih emas dalam ajang empat tahunan tersebut.

Pada Pan American Games 2015 yang dilaksanakan di Toronto, Kanada, tersebut, dia mampu memupus ambisi pebulu tangkis tuan rumah Andrew D'Souza. Dalam final yang dilaksanakan pada Kamis (16/7/2015) waktu setempat atau Jumat dini hari (18/7/2015), Kevin hanya perlu 43 menit untuk mengalahkan lawannya dengan dua game langsung 21-13, 21-14.

Kemenangan ini membuatnya mampu mempertahankan emas yang disumbangkan kepada negaraanya pada 2011di Meksiko.Pada babak pemungkas, pebulu tangkis 28 tahun tersebut menghentikan ambisi O Guerrero dari Kuba dengan 23-21,21-19.

Selama ini, Kevin memang lebih banyak tampil di level bawah, sekelas international ataupun challenge. Sebelum tampil di ajang Pan American Games 2015, dia baru saja menjuarai Mauritius International. Di final, dia melibas unggulan teratas Luka Wraber dari Austria dengan 21-12, 21-18.

Dengan emas dari Kanada dan Mauritius, lelaki yang kini duduk di posisi 61 dunia tersebut telah mengoleksi empat gelar. Dua posisi teratas lainnya dipetiknya di Peru International Series dan Mercosul International.

Sebenarnya, Kevin tak terlalu diunggulkan di Pan American Games 2015. Alasannya,tahun lalu dalam Kejuaraan Perorangan di Benua Amerika Utara, dia sudah kalah di babak ketiga kepada musuh beratnya asal Kuba O Guerrero. (*)

Hasil Pan American Games 2015
Tunggal putra: Kevin Cordon (Guatemala)

Tunggal putri: Michelle Li (Kanada)

Ganda putra:Phillip Chew/Sattawat Pongnairat (AS)

Ganda putri: Eva Lee/Paula Lyn Obanana (AS)

Ganda campuran: Phillip Chew/Jamie Subandhi (AS)

Sudah Punya Ganda Putra Yang Diandalkan

BAHAYA:Cai Yun/Zhang Nan (foto:thestar)
TIONGKOK menatap Kejuaraan Dunia 2015 dengan penuh optimistis. Salah satu nomor yang dalam dua tahun terakhir dianggap pincang, yakni nomor ganda putra, sudah ditemukan solusinya.

Pasangan Fu Haifeng/Zhang Nan llayak menjadi ujung tombak dalam ajang yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 10-16 Agustus mendatang. Hampir semua pasangan top dunia, pernah dikalahkan oleh mereka.

Bahkan, pasangan yang kini menduduki ranking enam dunia tersebut mampu mengakhiri paceklik gelarnya pada 2015. Ini setelah Haifeng/Nan mampu naik ke podium juara Taiwan Open. Dalam final yang dilaksanakan di Taipe pada Minggu (19/7/2015), pasangan yang baru disatukan setahun lalu tersebut melibas ganda muda Indonesia Markus Gideon Fernaldi/Kevin Sanjaya dengan dua game yang mudah 21-13, 21-8.

Meski titelnya hanya grand prix gold, tapi hampir semua pasangan terbaik dunia, khususnya Asia, ikut turun ke lapangan.

Mereka antara lain Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dari Korea Selatan, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia) maupun Kenichi Hayakawa/Hiroyuki Endo dari Jepang.  Hebatnya, Yong-dae/Yeon-seong dan Hayakawa/Endo mampu ditumbangkan.

Pasangan Negeri Matahari Terbit, disikat di perempat final dengan dengan straight game 26-24, 21-14. Ini menjadi kemenangan kedua Haifeng/Nan. Sebelumnya, ganda yang kini duduk di posisi kelima tersebut unggul di Piala Sudirman 2015 setelah sebelumnya menyerah di Tiongkok Open 2014.

Kemudian, di babak semifinal, giliran Yong-dae/Yeon-seong, yang diunggulkan di posisi teratas, dipermalukan juga dengan straight game 21-16, 21-18. Kemenangan ini mengulangi hasil final Denmark Super Series Premier 2014.  Sekaligus membalas kekalahan di semifinal Indonesia Super Series Premier 2014.

Sementara, meski tak bertemu di Taiwan Open, Haifeng/Nan punya rekor bagus kalau berhadapan dengan Hendra/Ahsan. Mereka menang empat kali dan hanya dua kali kalah. Hebatnya, tiga dari empat kali kemenangan itu diraih dalam tiga pertemuan terakhir yakni di All England 2015, Singapura Open 2015, dan Indonesia Open 2015.

Jika mampu mempertahankan penampilannya, juara dunia nomor ganda putra bakal kembali ke Tiongkok. Dalam dua tahun terakhir, juara nomor wahid terbang dari Negeri Panda, julukan Tiongkok. Pada 2013 jatuh ke Hendra/Ahsan dan tahun lalu disabet Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel (Korea Selatan). Padahal, pada 2009, 2010, dan 2011, posisi tertinggi jatuh ke peluakan Cai Yun/Fu Haifeng. (*)

Perjalanan Fu Haifeng/Zhang Nan di 2015
All England Super Series Premier: Finalis
Malaysia Super Series Premier: Babak I
Singapura Super Series: Finalis
Kejuaraan Asia: Babak II
Australia Super Series: Perempat final
Indonesia Super Series Premier: Finalis

Greysia/Nitya Sukses Pertahankan Gelar

Greysia Polii/Nitya Krishinda ulangi sukses (foto:CNN)
INDONESIA gagal membawa dua gelar dari Taiwan Open 2015. Dari dua wakil yang mampu menembus babak final turnamen kategori grand prix gold tersebut, hanya pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari yang bisa naik ke podium terhormat. Sementara, pasangan ganda putra Markus Gideon/Kevin Sanjaya harus memupus ambisinya meraih juara.

Dalam final yang dilaksanakan di Taipe pada Minggu waktu setempat (19/7/2015), Greysia/Nitya, yang diunggulkan di posisi keempat, melibas unggulan kedua Luo Ying/Luo Yu asal Tiongkok dengan dua game langsung 21-17, 21-17. Ini menjadi kemenangan ketiga dari pasangan merah putih atas wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut.

Dua hasil manis dipetik Greysia/Nitya di Swiss Open 2014 dan Indonesia Super Series Premier 2015. Sementara kekalahan dialami di Singapura Super Series 2015.

Kemenangan ini juga membuat Greysia/Nitya mampu mempertahankan gelar. Tahun lalu, pasangan yang kini duduk di ranking kelima dunia tersebut menghentikan perlawanan pasangan Tiongkok lainnya, Wang Xiaoli/Yu Yang, dengan 21-18, 21-11.

Sayang, capaian di ganda putri gagal diikuti oleh Markus Gideon/Kevin Sanjaya. Pasangan baru Pelatnas Cipayung itu menyerah mudah dua game 13-21, 8-21 atas Fu Haifeng/Zhang Nan. Meski gagal tapi langkah Markus/Kevin dalam turnamen berhadiah total USD 200 ribu tersebut sudah bagus karena mereka tak masuk daftar unggulan. (*)

Distribusi gelar Taiwan Grand Prix Gold 2015
Tunggal putra: Chen Long (Tiongkok x1) v Chou Tien Chen (Taiwan x5) 15-21, 21-9, 21-6

Tunggal putri: Wang Yihan (Tiongkok x6) v Li Xuerui (Tiongkok x2) 21-10, 21-9

Ganda putra: Fu Haifeng/Zhang Nan (Tiongkok x5) v Markus Gideon/Kevin Sanjaya (Indonesia) 21-13, 21-8

Ganda putri: Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (Indonesia x4) v Luo Ying/Luo Yu (Tiongkok x2) 21-17, 21-17

Ganda campuran: Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (Korsel x7) v Shin Baek-choel/Chae Yoo-jung (Korsel) 21-16, 21-18

x=unggulan

Lapang Jalan Kevin Cordon Pertahankan Gelar

TIKET babak final cabang olahraga Pan American Games 2015 sudah ada di tangan Kevin Cordon. Itu setelah pebulu tangkis Guatemala tersebut mengalahkan Howard Shu (Amerika Serikat) dalam pertandingan tiga game 16-21, 21-14, 21-18 pada babak semifinal yang dilaksanakan di Toronto, Kanada, pada Selasa waktu setempat (14/7/2015).

Ini menjadi kemenangan keempat Kevin atas wakil dari Negeri Paman Sam, julukan Amerika Serikat, tersebut. Tiga hasil manis sebelumnya dipetik di Amerika Serikat Open 2008, Pan American Games 2012, dan Peru International 2013.

Secara ranking, sebenarnya ranking Howard lebih unggul. Dari rilis terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) 8 Juli 2015, Howard ada di posisi 54 sedangkan Kevin di ranking 61.

Di babak pemungkas yang dilaksanakan Rabu waktu setempat (15/7/2015), Kevin, yang diunggulkan di posisi ketiga, akan ditantang Andrew D'Souza. Di babak semifinal, wakil tuan rumah tersebut menghentikan pebulu tangkis Kuba Osleni Guerrero dengan tiga game 13-21, 21-14, 21-13.

Kevin, yang juga menyandang status juara bertahan, belum pernah berjumpa dengan Andrew. Hanya, dukungan penonton bisa menjadi penambah semangat Andrew untuk menyumbangkan emas bagi negaranya. Empat tahun lalu di Guadalajara, Meksiko, Kevin naik ke podium terhorma usai menekuk O Guerrero dari Kuba dengan 23-21, 21-19.

Emas tersebut menjadi satu-satunya keping berharga dari Guatemala dari bulu tangkis pada 2011. Kanada menjadi juara umum dengan menyabet tiga gelar (tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran). Satu emas lain lari ke Amerika Serikat. (*)

Agenda final Pan American Games 2015
Tunggal putra: Kevin Cordon (Guatemala) v Andrew D'Souza (Kanada)

Tunggal putri: Michelle Li (Kanada) v Rachael Honderich (Kanada)

Ganda putra: Phillip Chew/Sattawat Pongnairat (Amerika Serikat) v Hugo Arthuso/Daniel Paiola (Brasil)

Ganda putri: Eva Lee/Paula Lynn Obanana (Amerika Serikat) v Lohanny Vicente/Luana Vicente (Brasil)

Ganda campuran: Phillip Chew/Jamie Subandhi (Amerika Serikat) v Tobby Ng/Alexandra Bruce (Kanada)

Vito Temani Simon dan Sony

Shesar Hiren Rhustavito (foto;PBSI)
INDONESIA menambah slot di babak utama Taiwan Grand Prix Gold 2015. Itu setelah Shesar Hiren Rhustavito mampu mengalahkan sesama pebulu tangkis merah putih Reksy Aureza Meganda dengan rubber game 20-22, 21-13, 23-21 dalam pertandingan final babak kualifikasi yang dilaksanakan di Taipe pada Selasa waktu setempat (14/7/2015).

Tapi, sebelum menundukkan Reksy, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut  sudah dua kali tampil. Di laga perdana, Vito, sapaan karib Hiren Rhustavito, memperoleh bye dan di babak kedua, dia menang straight game 21-9, 21-16 atas wakil tuan rumah Chun Chung Hung.

Jalan Reksy menembus final kualifikasi lebih lapangan. Di babak pertama dan kedua, dia tak perlu memeras keringat karena lawan-lawannya mengundurkan diri.

Sebenarnya, Indonesia juga meloloskan wakil lain di babak final kualifikasi melalui Kho Henrikho Wibowo. Tapi, di laga terakhir, dia menyerah 21-9, 21-13 kepada Lu Chi Yuan dari Taiwan.

Pebulu tangkis merah putih lain yang gagal lolos ke babak elite adalah Wisnu Yuli Prasetyo. Pebulu tangkis yang kini membela Djarum Kudus tersebut kalah di babak kedua kepada unggulan kedelapan Chia -Hsin Wan 17-21, 18-21.

Di babak utama, Vito berjumpa dengan RM Gurusaidutt. Ini menjadi perjumpaan kedua bagi kedua pebulu tangkis.

Kali pertama, Vito bersua pebulu tangkis India itu di India Challenge 2011. Saat itu, dia menyerah mudah 12-21, 8-21.

Kini, bisa jadi kejadian serupa terulang. Ranking Vito yang ada di posisi 243 jauh di bawah Gurusaidutt yang bertengger di ranking 45 dunia.

Selain Vito, di babak elite, Indonesia menempatkan banyak wakil. Ada Simon Santoso dan Sony Dwi Kuncoro juga yang keduanya dulu merupakan tulang punggung nomor tunggal putra Indonesia. (*)

Sudah Sering Lebaran Jauh dari Keluarga

KE TAIWAN: Sony Dwi Kuncoro
MOMENT Lebaran menjadi kesempatan umat muslim berkumpul dengan keluarga. Tapi, itu bisa tak dirasakan Sony Dwi Kuncoro.

Jika mampu melangkah jauh, arek Suroboyo tersebut akan merayakan Lebaran di Taipe. Ini disebabkan Sony tengah tampil dalam Taiwan Grand Prix Gold 2015 yang berlangsung 14-19 Juli.

"Sudah biasa nggak Lebaran dengan keluarga. Itu kan juga mencari rezeki,'' kata Sony sebelum berangkat ke Taiwan pada Minggu (12/7/2015).

Apalagi, saat dia masih berada di Pelatnas Cipayung. Selama 10 tahun lebih, beberapa kali mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut tak pulang ke Surabaya untuk mengejuk orang-orang yang cintainya.

Sony sendiri di Taiwan Grand Prix Gold 2015 langsung tampil di babak utama. Hanya, tugas berat sudah menanti.

Peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut berjumpa dengan unggulan kesembilan Hu Yun dari Hongkong. Sony pernah sekali bersua dengan pebulu tangkis yang pernah satu tim dengannya saat membela Suryanaga dalam ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2013.

Pertemuan itu terjadi dalam event yang sama, Taiwan Open, tapi pada 2011. Saat itu, Sony menang dua game langsung 21-16,21-10. Tapi, kondisinya sekarang berbeda.

Di atas kertas, Sony bakal kalah. Kini, Hu Yun ada di posisi 14 dunia sedangkan  Sony di ranking 123. (*)

Tuan Rumah Tak Sisakan Medali Emas

SAPU BERSIH: Sun Ji-hyun (foto:badmintonfreak)
CABANG olahraga (bulu tangkis) menjadi milik Korea Selatan.  Korea Selatan menyapu bersih enam emas yang dipertandingan.

Setelah satu emas beregu, Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, meraih lima emas dari nomor peorangan. Artinya, tidak ada emas yang diizinkan membawa pulang keping mulai tersebut.

Bahkan, satu emas sudah dipastikan diraih dari nomor bergengsi, tunggal putra. Ini disebabkan terjadi final sesama wakil Korea Selatan (all Korean finals) antara unggulan kedua Son Wan-ho dengan Jeon Hyeok-jin, unggulan ke-5/8.

Hasilnya, Hyeok-jin naik ke podium terhormat. Secara mengejutkan, dia menang 22-20, 13-21, 21-17. Meski satu negara, tapi Hyeok-jin dan Wan-ho belum pernah berjumpa di ajang internasional.

Hanya, secara ranking, Wan-ho unggul jauh. Dia di posisi kesembilan sedangkan Hyeok-jin di posisi 88.

Dalam partai lainnya, semua wakil tuan rumah menang dua game langsung (straight game) atas lawan-lawannya. Hasil 2015 ini membuat capaian Korea Selatan lebih bagus dibandingkan dua tahun lalu di Kazan, Rusia.

Saat itu, negeri beribukota Seoul tersebut meraih lima emas. Satu emas yang lepas dari nomor tunggal putra yang jatuh ke tangan Tanongsak Saensomboonsok dari Thailand.

Sementara, Indonesia sendiri gagal total. Tak ada satu pun keping emas yang dibawa pulang.

Raihan terbaik Indonesia hanya terjadi pada 2011 di Shenzhen, Tiongkok, dengan menjadi juara dari nomor beregu. (*)


Distribusi emas cabor bulu tangkis Universiade 2015
Tunggal putra: Jeon Hyeok-jin (Korsel x5/8) v Son Wan-ho (Korsel x2) 22-20, 13-21, 21-17

Tunggal putri: Sung Ji-hyun (Korsel x2) v Porntip Buranaprasertsuk (Thailand x3/4) 21-18, 21-19

Ganda putra: Kim Gi-jung/Kim sa-rang (Korsel x1) v Zhang Wen/Wang Yilyu (Tiongkok x2) 21-16 22-20

Ganda putri: Seung Chan-shin/Lee So-hee (Korsel x1) v Ou Dongni/Yu Xiaohan (Tiongkok x2) 21-16, 22-20

Ganda campuran: Kim Gi-jung/Seung Chan-shin (Korsel x1) v Ching-Yao Lu/Chiang Kai Hsin (Taiwan) 21-14, 21-11

x=unggulan

Sudah Jadi Nomor Dua Malaysia

MERANGKAK: Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto: thestar)
HASIL dari White Nights 2015 memberikan dampak bagi Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Ranking dunia yang dimiliki pasangan ganda putra Malaysia tersebut naik.

Dalam rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada 8 Juli, sekarang mereka ada di posisi 73 atau naik 20 setrip dari posisi pekan sebelumnya. Dalam White Nights 2015 yang dilaksanakan di Rusia, Kien Keat/Boon Heong mampu menjadi juara dan berhak membawa 4.000 poin.

Ranking ini merupakan yang terbaik setelah memutuskan bersatu kembali.Di Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, Kien Keat/Boon Heong mengalahkan unggulan kedua Marcus Ellis/Chris Langridge dari Inggris dengan straight game 21-10,21-12.

Ini menjadi gelar kedua bagi mantan pasangan nomor satu dunia itu selama 2015. Gelar perdana dipetik di Srilanka Challenge. Ketika itu,Kien Keat/Boon Heong mengalahkan rekan senegaranya sendiri, Chooi Kah Ming/Ow Yao Han, dengan 21-19, 21-17. Ranking terbaru itu juga menempatkan mereka menjadi ganda nomor dua Malaysia. (*)



Ranking pasangan Malaysia di posisi 10 besar


19. Goh V Shem/Tan Wee Kiong

73. Koo Kien Keat/Tan Boon Heong

76.Jagdish Sing/Tan Wee Long

77.Hoon Thein How/Lim Khim Wah

88. Tan Wee Gieen/Teo Ee Yi

89.Chooi Kah Ming/Teo Kok Siang

91. Shen Low Juan/Ong Yew Sin


Sumber: BWF

Devi/Keshya Kalah, Indonesia Pulang tanpa Medali

Devi Tika/Keshya Nurvita (foto:djarum)
KEGAGALAN kembali memayungi pebulu tangkis Indonesia. Kali ini terjadi di Universiade 2015.

Dalam ajang yang dilaksanakan di Gwangju, Korea Selatan, merah putih gagal menempatkan wakilnya hingga babak semifinal. Setelah dialami di nomor beregu, kali ini terjadi nomor perorangan.

Satu-satunya wakil yang tersisa, pasangan ganda putri Devi Tika Permatasari/Kehsya Nurvita Hanadia, kalah di babak perempat final. Mereka menyerah dua game langsung 14-21, 16-21 kepada Miki Kashihara/Miyuki Kato dari Jepang dalam pertandingan yang dilaksanakan pada Sabtu waktu setempat (11/7/2015).

Di atas kertas, sebenarnya pasangan merah putih bisa mengatasi lawannya. Dalam event yang diperuntukkan bagi para mahasiswa tersebut, Devi/Keshya diunggulan di posisi 3/4 atau minimal sampai ke semifinal. Sedangkan pasangan Negeri Sakura, julukan Jepang. bestatus nonunggulan.

Di nomor ganda putri ini,Indonesia juga punya wakil Aprillia Yuswandari/Febby Angguni. Tapi, pasangan dadakan ini sudah terhenti di babak ketiga usai dihentikan wakil Thailand Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.

Sebenarnya, di nomor perongan ini, Indonesia turun di semua nomor. Sayang, dutanya sudah terhenti di babak awal.

Sementara, di nomor beregu, Indonesia kalah oleh Malaysia di perempat final dengan 2-3. Emas nomor beregu ini akhirnya jatuh ke tangan tuan rumah Korea Selatan usai melibas Tiongkok dengan skor telak 3-0.

Sejak bulu tangkis masuk cabor dalam Universiade pada 2011, hanya sekali Indonesia meraih emas yakni pada nomor beregu. Itu terjadi pada 2011 di Shengzhen, Tiongkok. (*)





















Pasangan Dadakan Tembus Babak III

Aprillia Yusswandari bisa bermain rangkap (foto:PBSI)
INDONESIA diwakili Aprilia Yuswandari dan Febby Angguni di nomor tunggal putri dalam Universiade 2015. Hanya, langkah Febby sudah lansung terhenti di babak pertama.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Gwangju, Korea Selatan, pada Jumat waktu setempat (10/7/2015), mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut kalah dua game langsung 16-21, 14-21 atas wakil Jepang Shiho Tanaka.

Sebenarnya, secara ranking, Febby unggul jauh. Saat ini, Febby ada di posisi 165 sedangkan Shiho masih terdampar di posisi 846.

(Swedia) dengan 21-8, 21-10. Kemudian, di hari yang sama, tiket perempat final diraih Aprillia berkat kemenanan 21-9, 21-11 atas Melinda Sun (Australia).

Syarat menembus semifinal jika pebulu tangkis didikan Semen Gresik tersebut mampu menjungkalkan unggulan teratas asal Taiwan Tai Tzu Ying. Aprillia sudah dua kali bertemu dengan Tzu Ying yakni di Singapura Open 2012 dan Singapore Open 2013.

Aprillia juga mampu menembus babak ketiga di nomor ganda. Menariknya, pasangan yang dipilih adalah Febby Angguni.

Pada Jumat waktu setempat, kedua turun ke lapangan dua kali. Usai memperoleh menang bye, Aprillia/Febby melibas pasangan Rusia Elene Komendrovskaya/Irina Khlebko dengan straight game 21-14, 21-14.Di babak ketiga, pebulu tangkis yang sama-sama pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut akan menantang unggulan kelima Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.

Di ganda putri ini, Indonesia mempunyai wakil yang punya kans memperoleh medali emas melalui pasanan Devi Tika/Keshya Nurvita hyang diunggulkan di posisi ketiga.  Langkahnya pun sudah sampai babak ketiga usai melibas Sanni Rautala/Sonja Pekkola dari Inggris dengan straight game 21-7, 21-12.

Sejak bulu tangkis masuk ke Universiade pada 2011 di Shenzhen, Tiongkok, Indonesia belum pernah meraih emas. Saat itu, keping mulai dipetik dari nomor beregu.

Sementara, pada 2015, di nomor beregu, merah putih terhenti di perempat final setelah dipermalukan Malaysia dengan 2-3. (*)

Korea Selatan Pertahankan Emas Beregu

KOREA Selatan meraih emas di cabang olahraga (cabor) nomor beregu Universiade 2015. Dalam final yang dilaksanakan di Hwasun, Korea Selatan, pada 8 Juli 215, tuan rumah menang telak 3-0 atas Tiongkok.

Tiga kemenangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, disumbangkan pasangan ganda campuran Kim Gi-jung/Shin Seung-cha, Son Wan-ho (tunggal putra), dan Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun (ganda putra). Kemengan tuan rumah dibuka Gi-jung/Seung-cha yang mengungguli Zhang Wen/Ou Dongni 15-21, 21-17, 21-7.
KUNCI: Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun (foto:victor)

Tunggal putra nomor sembila dunia Wan-ho memperbesar kemenangan negerinya. Dia menang mudah dua game 21-12, 21-8 atas Gao Huan.Secara ranking, Wan-ho unggul jauh. Lawannya hanya di posisi 147 dunia.

Emas Korea Selatan ditentukan oleh Yong-dae/Sung-hyun. Mantan pasangan ganda putra nomor satu dunia tersebut sempat dibuat keropotan oleh Zhang Wen/Wang Yilvu. Hanya menang 21-19 di game pertama, mereka menang mudah di game kedua 21-8.

Donasi keping mula ini juga mengukuhkan Korea Selatan di puncak klasemen sementara di Universiade 2015.  Negeri beribu kota Seoul itu sudah mengumpulkan 30 emas. Jauh mengungguli rival terdekatnya, Tiongkok. yang baru meraih 22 emas.

Dua tahun lalu di Kazan, Rusia, Yong-dae dkk juga mengalahkan Tiongkok di final. Sementara, di nomor beregu ini, Indonesia gagal total.

Agripina Prima hanya mampu sampai babak perempat final karena dihentikan Malaysia dengan skor 3-2. Di Kazan, merah putih juga tak memperoleh medali. Sementara, pada 2011 di Shenzhen, Tiongkok, Indonesia meraih emas nomor beregu.Usai mempertandingkan nomor beregu, mulai 10 Juli nomor perorangan akan digelar. (*)

Distribusi emas nomor beregu
Emas: Korea Selatan
Perak: Tiongkok
Perunggu: Thailand, Malaysia