WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Sony Kembali Berjuang dari Kualifikasi

SONY Dwi Kuncoro kembali turun ke lapangan. Dia akan tampil dalam Indonesia Open Super Series Premier 2016.

Hanya, dalam ajang yang berhadiah total USD 900 ribu tersebut, lelaki 31 tahun tersebut harus merangkak dulu dari babak kualifikasi. Ini disebabkan ranking yang dipakai saat mendaftar belum bisa menembus babak utama.

Di laga perdananya, Sony berjumpa dengan Gurusaidutt dari India.Selama ini, kedua pebulu tangkis belum pernah bertemu.

Hanya, di atas kertas, seharusnya mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut bisa memetik kemenangan. Saat ini, ranking Sony jauh lebih baik dibandingkan Gurusaidutt.

Sony ada di posisi 37 sedangkan lawannya di 89 dunia.Selain itu, penampilan Gurusaidutt tengah jeblok pada 2016.

Beda dengan Sony. Bapak dua putri tersebut tengah berada di puncak penampilan.

Dalam turnamen terakhir yang diikuti yakni Singapura Open Super Series 2015, Sony mampu menjadi juara. Padahal, seperti di Indonesia Open 2016, dia memulai dari babak kualifikasi.

Jika mengalahkan Gurusaidutt, Sony sudah ditunggu pemenang partai Brice Leverdez dari Prancis melawan Takuma Ueda dati Jepang.

Brice pernah dikalahkannya di Indonesia Open 2012 dan 2010. Saat itu, Sony masih menjadi penghuni Pelatnas Cipayung.

Sementara, peraih perunggu Olimpoiade Athena 2004 itu punya rekor bagus bersua Takuma. Dia menang tiga kali dalam empat kali pertemuan.

Hanya, dalam pertemuan terakhir di Hongkong Open Super Series 2014, Sony menyerah tiga game 21-17, 15-21, 14-21. (*)

Jangan Lupa, Krishna Adi Juga Ada

KRISHNA Adi Nugraha tak malah dari rekan-rekannya yang berlaga di Piala Thomas 2016. Dia memberikan bukti dengan prestasi.

Itu setelah Krishina mampu menjadi juara dalam Thailand Challenge 2016. Dalam final yang dilaksanakan di A.Muang, Trang, Minggu waktu setempat (22/5/2016), pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut menghentikan asa wakil tuan rumah Suppanyu Avihingsanon dengan dua game langsung 21-18, 21-9.

Ini merupakan pertemuan perdana dengan Suppanyu. Hanya, kemenangan ini bisa menjadi momentum Krishna menyodok ke persaingan tunggal putra di Cipayung.Gelar di Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut merupakan yang pertama bagi Krishna di ajang internasional.

Pekan lalu, mantan pebulu tangkis Suryanaga, Surabaya, tersebut mampu menembus babak final Wali Kota Surabaya International Series 2016. Sayang, langkahnya dihentikan Giap Chin Goh dari Malaysia dengan 22-24, 19-21.

Krisha merupakan pebulu tangkis yang posisinya di bawah trio Piala Thomas 2016. Mereka adalah Jonatan Christie, Anthony Ginting, dan Ihsan Maulana Mustofa.

Ketiganya dianggap sukses usai membawa Indonesia menembus babak final ajang supremasi bulu tangkis beregu putra tersebut. Meski di babak  pemungkas, Indonesia harus mengakui ketangguhan Denmark dengan skor 2-3. (*)

Hasil final Thailand Challenge 2016

Tunggal putra:Krishna Adi Nugraha (Indonesia) v Suppanyu Aihingsanon (Thailand) 21-18, 21-9

Ganda campuran:Yong Kai Terry/Wei Han Tan (Singapura x1) v Wong Fai Yin/Shevon Jemie (Malaysia x2) 21-16, 21-17

Tunggal putri: Dinar Dyah Ayustine (Indonesia x2) v Ruselli Hartawan (Indonesia x3) 21-10, 21-14

Ganda putri: Suci Rizky Andini/Yulfira Barkah (Indonesia x6) v Ramadhani Hastiyanti/Rika Rositawati (Indonesia x7) 21-18, 21-18

Ganda putra: Danny Bawa Chrisnanta/Hendra Wijaya (Singapura)  v Nur Mohd Azryn/Jagdish Singh (Malaysia) 14-21, 21-14, 21-14

x=unggulan 

Yakin Lebih Tangguh di 2018

INDONESIA gagal menjadi juara Piala Thomas 2016. Denmark mengandaskan perjuangan para pebulu tangkis merah putih dengan skor 3-2 dalam final yang dilaksanakan di Kunshan, Tiongkok, pada Minggu waktu setempat (22/5/2016).

Punggawa Thomas Indonesia patut diacungi jempol. Indonesia sudah berjuang hingga titik darah penghabisan sampai partai kelima.

 “Hasil yang diperoleh hari ini tidak sesuai dengan harapan masyarakat Indonesia. Saya selaku CDM meminta maaf karena kami belum bisa merebut Piala Thomas. Saya ucapkan terima kasih kepada pemain, saya salut atas perjuangan anak-anak yang sudah habis-habisan,” ujar Achmad Budiharto, Chef de Mission Tim Thomas dan Uber Indonesia.

 Dia mengakui masih banyak kekurangan. Khususnya, tambah Budi, sapaan karib Achmad Budiharto, di nomor tunggal.

 ''Para pebulu tangkis muda masih kurang jam terbang, kami yakin mereka akan menjadi pemain handal dan nantinya memenangkan Piala Thomas,” ucap Budi.

Kekalahan dari Denmark, jelas dia, adalah pengalaman yang bisa membuat pebulu tangkis muda maju dan lebih kuat menghadapi turnamen-turnamen berikutnya.Pemain-pemain muda seperti Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting dan Ihsan Maulana Mustofa diyakini akan bisa menjadi andalan Indonesia di gelaran Piala Thomas 2018.

 “Terima kasih atas perjuangan tim Thomas. Dari Tommy (Sugiarto) sampai Ihsan (Maulana Mustofa) semua sudah memberikan yang terbaik. Saya yakin dua tahun lagi para pebulu tangkis muda akan lebih siap dan kita bisa merebut Piala Thomas,” tambah Hendra Setiawan, kapten tim Thomas Indonesia.
]
Manajer Tim Thomas dan Uber Indonesia, Rexy Mainaky, meyakini para pebulu tangkis muda Indonesia akan lebih matang di tahun-tahun mendatang. Pengalaman bertanding di Piala Thomas 2016 adalah modal bagi mereka.

 “Di penyisihan grup, pebulu tangkis  muda kita bisa mengalahkan lawan yang kelasnya di atas mereka. Saya yakin para pebulu tangkis muda kami punya kapabilitas masuk ke peringkat top 10. Pada akhir tahun ini, ketiga pemain ini bisa bicara , setidaknya di peringkat top 15 dunia. We will comeback stronger in next Thomas Cup,” pungkas Rexy. (*)

Denmark Ukir Sejarah

PIALA Thomas gagal pulang ke pangkuan Indonesia. Hendra Setiawan dkk harus mengakui ketangguhan Denmak dengan skor 2-3 dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Kunshan, Tiongkok, pada Minggu waktu setempat (22/5/2016).

Ini menjadi sejarah bagi Denmark. Sebab, untuk kali pertama, negeri dari kawasan Skandinavia Eropa tersebut mengangkat trofi lambang supremas bulu tangkis beregu putra tersebut.

Selama ini, Denmark sudah delapan kali menembus babak final. Sayang, semuanya berujung kegagalan.

Ihsan Maulana Mustofa yang turun di partai kelima, harus mengakui ketangguhan wakil Denmmark Hans-Kristian Vittinghus dengan 15-21, 7-21. Sebelumnya, kedua negara berbagi skor imbang 2-2.

Di partai pertama, Tommy Sugiarto menyerah 17-21, 18-21 kepada tunggal putra terbaik Denmark saat ini Viktor Axelsen. Ini menjadi kekalahan keempat atau ketiga secara beruntun Tommy kepada pebulu tangkis jangkung tersebut.

Tapi, di partai kedua, pasangan ganda putra nomor dua dunia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan membangkitkan semangat rekan-rekannya. Juara dunia 2015 tersebut melibas Mads Pieler Kolding/Mads Conrad-Petersen 21-18, 21-13.

Indonesia pun kembali tertinggal 1-2 saat tunggal Anthony Ginting menyerah 17-21, 12-21 kepada mantan juara Eropa Jan O Jorgensen 17-21, 12-21. Tapi, lagi-lagi, nomor ganda menjadi penyelamat. Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi menundukkan Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen 21-16, 21-14.

''Saya sangat bahagia sekali akhirnya Denmark bisa menang Piala Thomas setelah delapan kali gagal di final. Sebuah kehormatan untuk saya diturunkan di laga final dan saya bisa menjadi penentu kemenangan,” kata Vittinghus usai pertandingan. (*)

Juara Piala Thomas (5 edisi terakhir)

2016: Denmark

2014: Jepang

2012: Tiongkok

2010: Tiongkok

2008: Tiongkok

Yang Muda Layak Kembali Dipercaya

POSISI Tommy sebagai tunggal pertama bisa tergeser. Penggantinya, tiga pebulu tangkis muda, telah memberikan bukti.

Kehadirannya mampu mengantarkan Indonesia menembus babak final Piala Thomas 2016. Jonatan Christie dkk mampu mengandaskan Korea Selatan dengan skor 3-1 dalam babak semifinal di Kunshan, Tiongkok, pada Jumat waktu setempat (20/5/2016).

Memang, Jonatan gagal menyumbang angka. Tapi, penampilan di lapangan membuat dia layak kembali diberi kepercayaan.

Jonatan merupakan pemain termuda di skuad tim Thomas Indonesia. Pemain kelahiran Jakarta, 15 September 1997 itu, kali pertama memperkuat Tim Thomas Indonesia tahun ini.

Sebelum menjadi bagian tim Thomas, Jonatan sudah pernah merasakan aura bertanding di kejuaraan beregu di antaranya Kejuaraan Asia Junior, Kejuaraan Dunia Junior, SEA Games 2015 dan Kejuaraan Beregu Asia 2016.

Nama lainnya adalah Anthony. Namanya mulai mencuat saat ia meraih medali perunggu di Kejuaran Junior Asia 2014.. Tak lama, Anthony kembali menorehkan prestasi di ajang Youth Olympic 2014 dengan meraih medali perunggu.

 Anthony kembali menyita perhatian  pecinta bulu tangkis Indonesia saat ia berhasil melaju ke babak perempat final Indonesia Open Super Series Premier 2016.

Padahal sehari sebelum turnamen dimulai, Anthony bahkan tak masuk babak kualifikasi dan terpaksa mengantri di daftar tunggu. Anthony juga mampu menembus babak empat besar turnamen Hong Kong Open Super Series 2015.

 Prestasi Anthony di pertandingan beregu juga tak bisa dianggap remeh. Sepanjang Kejuaraan Beregu Asia 2016, Anthony tercatat tak pernah kalah dan selalu menyumbang poin untuk tim Indonesia. Begitu juga di kejuaraan ini, di Piala Thomas 2016, pebulu tangkis asal klub SGS PLN Bandung, Jawa Barat, ini belum terkalahkan.

 Sedangkan kiprah Ihsan Maulana Mustofa di kancah bulu tangkis dunia tak kalah dengan dua rekannya. Peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia Junior 2013 ini mulai menjajaki turnamen kelas super series pada tahun lalu. Lelaki kelahiran Tasikmalaya,Jawa Barat, 18 November 1995 ini juga menjadi runner up di Thailand Open Grand Prix Gold 2015.

 Ihsan menjadi penentu kemenangan tim beregu putra Indonesia pada SEA Games Singapura 2015 melawan Thailand.

 “Tidak ada formula khusus dalam membina ketiga pemain tunggal putra ini. Kami hanya membuat standard latihan yang bagus dari segi teknik, fisik dan mental. Kami memang memfokuskan tiga pemain ini. dengan beberapa kejuaraan sebelumnya kami ikutkan mereka ke kejuaraan level super series, ternyata hasilnya cukup baik, meski belum matang,” kata Hendry Saputra, Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI,seperti dikutip media PBSI. (*)

Trio Masa Depan Indonesia

1,Jonatan Christie

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 15 September 1997

Tinggi/Berat : 179 cm/ 73 kg

Ranking Nasional/Dunia : 2/19

Klub : Tangkas Jakarta

Pegangan Raket : Kanan

Prestasi : Juara Swiss International Challenge 2014, Finalis Indonesia International Challenge 2014, Medali Emas Beregu Putra SEA Games 2015, Juara Kejurnas 2015


2.Anthony Sinisuka Ginting

Tempat/Tanggal Lahir : Cimahi, 20 Oktober 1996

Ranking Nasional/Dunia : 3/23

Klub : SGS PLN Bandung

Pegangan Raket : Kanan

Prestasi : Medali Perunggu Youth Olympic Games 2014, Medali Emas Beregu Putra SEA Games 2015,Semifinalis Hongkong Super Series 2015


3.Ihsan Maulana Mustofa

Tempat/Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 18 November 1995

Tinggi/Berat : 174 cm/62 kg

Ranking Nasional/Dunia : 4/31

Klub : Djarum Kudus


Pegangan Raket : Kanan

Prestasi : Finalis Thailand Open Grand Prix Gold 2015, Medali Emas Beregu Putra SEA Games 2015, Finalis Dutch Open Grand Prix 2014,  Medali Perunggu BWF World Junior Championships 2013

Sejarah Lebih Memihak Kita

INDONESIA akan bertemu dengan Denmark di final Piala Thomas 2016. Kemenangan atas Malaysia 3-2 membuat negeri asal Benua Eropa tersebut merasakan babak pemungkas lagi setelah 10 tahun.

Kali terakhir, Denmark menembus babak final pada 2006 di Jepang. Tapi, saat itu, mereka kalah oleh Tiongkok dengan 0-3.

Indonesia dan Denmark sudah bertemu selama lima kali. Kedua negara terakhir kali bertemu di final Piala Thomas 1996 di Hongkong. Tiga pertemuan sebelumnya berlangsung di Tokyo 1964, serta di Jakarta  1973 dan 1979.

 Indonesia kali pertama menekuk Denmark di final Piala Thomas pada 1964 dengan skor 5-4. Saat itu, partai final memainkan sembilan nomor yang terdiri dari lima nomor tunggal dan empat nomor ganda. Final berlangsung dua hari pada 21-22 Mei 1964.

 Skuad Thomas Indonesia 1964 diisi oleh Ferry Sonneville (playing captain), Tan Joe Hok, Eddy Jusuf, Ang Tjing Siang, Tan King Gwan, Unang, Tutang, Wok Pek Shen dan Liem Tjeng Kiang. Tim Indonesia sudah melakukan persiapan ke Piala Thomas sejak Desember 1963. Tim berangkat menuju Tokyo 15 hari sebelum pertandingan dimulai karena mesti menempuh perjalanan dengan kapal laut.

 Sekitar 2.500 supporter memadati Municipal Stadium, stadion tempat dilangsungkannya Piala Thomas 1964. Supporter terdiri dari pelajar Indonesia di Jepang dan banyak juga yang datang dari Indonesia khusus mendukung tim Thomas di Tokyo.

 Di hari pertama, Indonesia dan Denmark sama kuat 2-2. Tim Indonesia pulang ke tempat menginap saat itu di Wisma Indonesia, diselimuti ketegangan akan hasil besok.

Pada hari kedua, Kops kali ini menantang Ferry Soneville. Sebuah kisah mengharukan terjadi pada laga ini. Ferry saat itu ketinggalan 6-14, satu angka lagi, Indonesia ketinggalan 2-3. Tetapi Ferry tak putus asa.

 Di partai kedelapan, terjadi sebuah insiden kala pasangan Unang/King Gwan berhadapan dengan Henning Borch/Erland Kops. Di awal game kedua, pasangan Denmark mengajukan protes karena merasa terganggu dengan bisingnya supporter Indonesia.

 Kops meminta rekannya untuk protes dan panitia menegur supporter Indonesia. Pertandingan pun dilanjutkan. Baru kedudukan 1-0, Kops ternyata masih tidak puas, ia lalu mendatangi sendiri meja panitia, akhirnya petugas kepolisian setempat dikerahkan untuk menenangkan supporter Indonesia.

 Hal ini dimanfaatkan Unang/King untuk ‘ambil nafas’. Pasangan Indonesia merebut game kedua dengan skor 15-12.

Supporter Indonesia makin mengganas, mereka bernyanyi, mengibarkan bendera Merah-Putih, menggedor-gedorkan kaki ke lantai, bahkan kedatangan polisi tidak berpengaruh.

Permainan sempat dihentikan selama 20 menit, ketika dimainkan lagi, pemain Denmark seperti sudah kehilangan konsentrasi, mereka menyerah di game kedua dan ketiga. Indonesia kembali merebut Piala Thomas untuk ketiga kalinya. (*)



Berikut hasil pertandingan final Piala Thomas 1964 antara Indonesia melawan Denmark (5-4):

 Tan Joe Hok v Erland Kops 5-15, 15-1, 15-9

Ferry Sonneville v Knud Aage Nielsen 12-15, 15-6, 15-6

Tan King Gwan/Unang v Finn Kobbero/Jorgen Hammergaard Hansen 5-15, 6-15

Ferry Sonneville/Tutang Djamaludin v Erland Kops/Henning Borch 12-15, 2-15

Ang Tjin Siang v Henning Borch 15-10, 15-5

Tan Joe Hok v Knud Aage Nielsen 15-11, 14-17, 9-15

Ferry Sonneville v Erland Kops 13-18, 17-14, 17-14

Tan King Gwan/Unang v Erland Kops/Henning Borch 12-15, 15-12, 15-6

Ferry Sonneville/Tutang Djamaludin v Finn Kobbero/Jorgen Hammergaard Hansen 14-17, 5-15

Tiongkok Sabet Gelar Ke-14 di Ajang Uber

DOMINASI Tiongkok di ajang Piala Uber belum tergoyahkan. Untuk kali ke-14, Negeri Panda, julukan Tiongkok, menjadi juara di ajang berebu bulu tangkis putri tersebut.

Dalam final yang dilaksanakan di kandangnya sendiri, Kunshan, pada Sabtu waktu setempat (21/6/2016), Tiongkok menghentikan perlawanan Korea Selatan dengan skor 3-1. Li Xuerui membuat tuan rumah unggul dari sektor tunggal.

Mantan pebulu tangkis nomor satu dunia tersebut mengalahkan Sung Ji-hyun dengan tiga game 14-21, 21-13, 21-10. Korea menyamakan kedudukan saat partai kedua dicuri pasangan Jung Kyung-eun/Shin Seung-chan dari pasangan emas Olimpiade London 2012 Tian Qing/Zhao Yunlei, lewat permainan rubber game dengan skor 16-21, 21-17, 25-23.

 Absennya tunggal kedua Korea Selatan, Bae Yeon-ju, memang disayangkan. Dia mengalami cedera saat berhadapan dengan Akane Yamaguchi (Jepang), di babak semifinal. Kim Hyo-min yang menggantikan posisi Yeon-ju, masih kurang berpengalaman. Ia dikalahkan dua game langsung oleh Wang Shixian, 13-21, 12-21.

 Penentu kemenangan tim Tiongkok adalah pasangan Chen Qingchen/Tang Yuanting. Pasangan muda ini mengalahkan Chang Ye Na/Lee So Hee, dalam dua game langsung, 21-14, 21-16.

 “Kami senang dengan kemenangan hari ini karena pemain muda bisa jadi penentu kemenangan. Kami mengharapkan menang 3-0, namun Korea memang lawan terberat kami,” ujar Li Yongbo, Kepala Pelatih Tim Tiongkok.

 Jepang dan India masing-masing mendapat medali perunggu. Tim Uber Indonesia dihentikan Korea di babak perempat final dengan skor 3-0.Sejak 1998, Tiongkok hanya lepas gelarnya pada 2010 karena direbut Korea Selatan. (*)


Langkah Tiongkok menjadi juara :



Penyisihan Grup A

Tiongkok v Malaysia 5-0

Tiongkok v Spanyol 5-0

Tiongkok v Denmark 5-0



Perempat final
Tiongkok vs Taiwan 3-0


Semifinal
Tiongkok vs India 3-0

 Final
Tiongkok vs Korea 3-1

Hendra/Ahsan Memberi Bukti

PASANGAN Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi menjadi penentu lolosnya Indonesia ke babak final Piala Thomas 2016. Bahkan, banyak yang menyebut keduanya menjadi pahlawan merah putih di babak semifinal atas Korea Selatan yang dilaksanakan di Kunshan, Tiongkok, pada Jumat (20/6/2016).

Tapi, sebenarnya, bintang layak disandangkan kepada pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Di tengah sorotan negatif, keduanya mampu mengangkat moril rekan-rekannyaa setelah tunggal pertama Jonatan Christie kalah oleh Son Wan-ho 10-21, 16-21.

Dengan beban tertinggal, Hendra/Ahsan menunjukkan mental juaranya. Mereka menundukkan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dengan dua game langsung 21-15, 21-12.

Penampilan Hendra/Ahsan disebut tengah menurun. Mereka yang pada tahun-tahun sebelumnya mengoleksi berbagai titel bergengsi seperti Juara Dunia 2015 dan 2013, All England 2014, titel super series premier di Indonesia, Malaysia serta super series finals di Malaysia tahun 2013 dan di Dubai tahun 2015, tahun ini baru mengumpulkan satu gelar dari ajang Thailand Open Grand Prix Gold 2016. Performa mereka juga kurang memuaskan di sejumlah turnamen terakhir dengan terhenti di babak-babak awal.

 Sebelum laga semifinal, penampilan Hendra/Ahsan pun bisa dibilang belum 100 persen. Mereka bahkan gagal menyumbang angka untuk tim Indonesia di perempat final melawan Hong Kong, usai dikalahkan Or Chin Chung/Tang Chun Man, dua game langsung, 17-21, 19-21.

Ternyata peran tim ofisial juga sangat besar. Sudah menjadi tugas tim untuk saling menyemangati satu sama lain. Sebelum bertanding, tim ofisial ternyata membisikan hal yang membakar semangat Hendra/Ahsan.

“Sederhana saja, kami mengingatkan kalau mereka adalah juara dunia, mereka punya mental juara. Melihat usia dan pengalaman mereka, kami yakin Hendra/Ahsan bisa mengatasi masalah asal mereka yakin dengan diri mereka sendiri. kita semua tahu lah mereka itu juara, jadi tidak perlu banyak instruksi, tapi yakinkan, You Are the Champion!” ujar Chef de Mission Tim Thomas dan Uber Indonesia, Achmad Budiharto, seperti dikutip media PBSI.

 “Kalau dibilang hari ini Korea kelelahan akibat bermain melawan Tiongkok, bisa saja, mungkin Korea full fokus ke Tiongkok. Tapi kami juga harus memberi kredit buat pemain kita, pemain muda sudah bisa diandalkan, Hendra/Ahsan dari drop bisa comeback begitu super!” ujar Rexy Mainaky, Manajer Tim Indonesia yang juga memuji penampilan Hendra/Ahsan. (*)

Rasakan Final Lagi

INDONESIA kembali merasakan final Piala Thomas. Ini setelah Hendra Setiawan dkk memetik kemenanan 3-1 atas Korea Selatan dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Kunshan, Tiongkok, pada Jumat waktu setempat (20/5/2016).

Kali terakhir, Indonesia menembus final pada 2010 di Kuala Lumpur. Sayang, merah putih kalah telak 0-3 dari juara bertahan Tiongkok.

 Kepastian Indonesia ke babak final ditentukan oleh Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Keduanya menghentikan perlawanan Kim Gi-jung/Kim Sa-rang dengan skor 21-15, 21-18.

Sebelumnya, Indonesia tertinggal lebih dulu  0-1. Di tunggal pertama, Jonatan Christie harus mengakui ketangguhan Son Wan Ho dengan dua game langsung 10-21, 16-21.Ini merupakan pertemuan perdana kedua pebulu tangkis.

Untung, di laga kedua, pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mampu membalikan prediksi. Juara dunia 2015 tersebut membungkam musuh besarnya Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dengan straight game 21-15, 21-12. Kemenangan ini membuat Hendra/Ahsan mampu dua kali terakhir melibas wakil Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut atau menjadi kemenangan keenam dari 14 kali pertemuan.

Hasil di ganda pertama membuat Anthony Ginting percaya diri. Pebulu tangkis 23 tahun tersebut memembuat Indonesia leading 2-1 usai memupus asa Lee Dong Keun 21-18, 21-18

Keunggulan tim Thomas 2-1 membuat Angga/Ricky tampil begitu bersemangat di partai keempat. Bermain tenang, dua kemenangan sebelumnya atas Kim/Kim, membuat Angga/Ricky tampil percaya diri. Angga/Ricky menerapkan pola permainan yang hampir serupa dengan senior mereka, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dengan tak mau mengikuti ritme permainan Kim/Kim yang keras dan cepat.

 “Kami senang sekali bisa menjadi penentu kemenangan Indonesia. Kami tidak memikirkan soal menang atau kalah, yang penting konsentrasi dan jaga fokus. Dari tiga pertemuan sebelumnya dengan Kim/Kim, kami sudah tahu kekurangan dan kelebihan mereka, kami juga hari ini lebih siap dari lawan,” jelas Angga.

Dalam tiga kali pertemuan itu, Angga/Ricky unggul dua kali yakni di Malaysia Open 2015 dan India Open 2016. Kekalahan ditelan di Korea Open 2015.

“Kami bermain lebih baik dibanding dua pertandingan sebelumnya, kami bersyukur bisa menang dan menyumbang angka,” tambah Angga.


Hasil Indonesia vs Korea Selatan 3-1

 Jonatan Christie vs Son Wan Ho 10-21, 16-21

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan vs Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong 21-15, 21-12

Anthony Sinisuka Ginting vs Lee Dong Keun 21-18, 21-18

Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi vs Kim Gi Jung/Kim Sa Rang 21-15, 21-18

Ihsan Maulana Mustofa vs Jeon Hyeok Jin – tidak dimainkan

Piala Thomas pun Terbang Lagi dari Jepang

DUA tahun lalu, Jepang mengukir sejarah. Untuk kali pertama, negeri dengan ibu kota Tokyo tersebut menjadi juara Piala Thomas.

Dalam final yang dilaksanakan di New Delhi, India, Kenichi Tago dkk mengalahkan Malaysia dengan skor tipis 3-2.

Saat itu, posisi Jepang kurang diunggulkan. Tapi, kemenangan atas Tiongkok di semifinal dengan 3-0 membuat Kenichi Tago dkk langsung mendapat perhatian.

Mereka pun kembali menjadi favorit juara. Tapi, siapa sangka, dua bulan menjelang Piala Thomas digelar cobaan menghantam internal mereka.

Dua pebulu tangkisnya yang menjadi pahlawan pada 2014, Tago dan Kento Momota, tersandung masalah.

Keduanya terlibat dalam judi ilegal. Tago dan Momota disanksi berlarang di berbagai turnamen.

Akibatnya, kekuatan Jepang di Piala Thomas pincang. Itu sudah terlihat di penyisihan.

Menghuni Grup A, mereka gagal menjadi juara grup. Negeri Sakura, julukan Jepang, dihancurkan Tiongkok dengan 0-5.

Hasil ini membuat Jepang harus puas sebagai runner-up grup dan harus menerima nasib berjumpa dengan juara grup.

Dalam undiannya, akhirnya Jepang berjumpa dengan Denmark selaku penguasa Grup D. Keduanya bertemu di babak perempat final yang dilaksanakan di Kunshan, Tiongkok, pada Kamis waktu setempat (19/5/2016).

Jepang sudah tertinggal 0-2 di dua partai awal. Di tunggal pertama, Sho Sasaki kalah 13-21, 16-21 kepada Viktor Axelsen. Kemudian pasangan Hiroyuki Endo.Kenichi Hayakawa menyerah 16-21, 17-21 kepada Mathias Boe/Mads Conrad-Petersen.

Tapi, Jepang mampu menyamakan kedudukan. Tunggal keduanya Takuma Ueda melibas Jan O Jorgensen dengan 21-13, 13-21, 21-10 dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda menghentikan perlawanan Kim Astrup/Anders Rasmussen 21-15, 21-17.

Nah, partai kelima yang mempertemukan Riichi Takeshita dari Jepang dan Hans-Kristian Vittinghus menjadi penentu. Partai ini dimenangkan wakil Negeri Dongeng, julukan Denmark, dengan 21-23, 17-21.

Jepang pun harus merelakan PialaThomas terbang lagi ke negara lain. (*)

Aib Besar Tiongkok

DI Piala Thomas 2016, Tiongkok jadi kandidat utama. Negeri Panda, julukan Tiongkok, ditempatkan sebagai unggulan teratas untuk menjadi juara dalam ajang supremasi bulu tangkis beregu putra tersebut.

Tiongkok turun dengan kekuatan terbaik. Dua tunggalnya, Chen Long dan Lin Dan, serta ganda tangguh Zhang Nan/Fu Haifeng menjadi pilar utama. Apalagi, pada 2016, mereka tampil dengan status tuan rumah karena dilaksanakan di Kunshan pada 15-22 Mei.

Tanda-tanda menjadi juara sangat terang. Menempati Grup A di babak penyisihan, Tiongkok selalu menang sempurna 5-0. Meksiko menjadi lawan yang dibantai Lin Dan dkk pada 15 Mei 2016.

Sehari setelah itu, giliran Prancis dipermalukan tanpa kemenangan. Pada 18 Mei 2016, juara bertahan Piala Thomas Jepang ditumbangkan.

Nah, di perempat final, Tiongkok tetap diungguolkan. Meski yang dihadapi Korea Selatan.

Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, harus langsung berjumpa dengan tuan rumah karena hanya mampu menjadi runner-up Grup C.

Perhitungannya, Tiongkok bakal mengalahkan Lee Yong-dae dkk Tiga tunggal bakal menjadi lumbung poin.

Tapi, siapa sangka, Negeri Tembok Raksasa, sudah dikejutan dengan kekalahan tunggal pertamanya Chen Long. Pebulu tangkis nomor satu dunia tersebut dipermalukan Son Wan-ho 12-21, 21-16, 15-21.

Sebelumnya,dalam 12 kali pertemuan, Chen Long delapan kali memetik kemenangan. Bahkan, dalam dua pertemuan terakhir di Korea Open 2015 dan Tiongkok Open 2015, Chen Long yang menang.

Harapan menang tuan rumah semakin menipis ketika di ganda kedua, Zhang Nan/Fu Haifeng menyerah kepada ganda nomor satu dunia Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dengan 25-23, 21-23, 12-21.

Kemenanan Lin Dan 21-10, 21-15 atas Lee Dong-keun hanya menjadi angin penyegar. Sebab, di ganda kedua, posisi pasangan Korea Selatan Kim Gi-jung/Kim Sa-rang lebih diunggulkan dibandingkan Li Junhui/Zheng Siwei..Hasilnya, ganda tim tamu menang mudah 15-21, 18-21.

Kekalahan ini pun menjadi aib bagi Tiongkok.Sejak ikut Piala Thomas 1982, mereka tak pernah terlempar dari semifinal.

Tiongkok sudah sembilan kali mengukir gelar Piala Thomas. Negeri terpadat pendududuknya itu hanya kalah dari Indonesia yang sudah 13 kali mengangkat trophy. (*)

Angga/Ricky Pastikan Indonesia Lolos Semifinal

LANGKAH Tim Thomas Indonesia sudah sampai babak semifinal. Artinya, dua jejakan lagi, pasukan merah putih akan menjadi juara.

Lolosnya Indonesia di semifinal Piala Thomas 2016 setelah mengalahkan Hongkong dengan skor 3-1 dalam pertandingan perempat final yang dilaksanakan di Kunshan, Tiongkok, pada Kamis waktu setempat (19/5/2016). Kepastian lolos ditentukan oleh ganda kedua Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Mereka mengalahkan pasangan Law Cheuk Him/Yeung Shing Choi 21-16, 21-14

Pemenang laga peremapat  final antara Tiongkok dan Korea Selatan akan menjadi calon lawan Indonesia di semifinal. Poin pertama Indonesia datang dari Tommy Sugiarto yang tampil luar biasa.

Kehilangan game pertama dengan skor telak 11-21 tak membuatnya lantas menyerah. Putra legenda bulu tangkis dunia Icuk Sugiarto tersebut menjalankan perannya sebagai ujung tombak tim dan membuka jalan kemenangan.

Kehilangan poin di partai kedua dari Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sempat membuat semangat tim Indonesia menurun. Pasalnya, nomor ini adalah nomor andalan Indonesia, ditambah lagi, Hendra/Ahsan punya kualitas dan pengalaman yang jauh lebih baik dibanding lawan  Or Chin Chung/Tang Chun Man. Juara dunia 2015 itu kalah dua game langsung  17-21, 19-21 .

Tunggal kedua Jonatan Christie menjadi kunci kemenangan  Indonesia. Pebulu tangkis muda ini berhasil mengembalikan keunggulan Indonesia menjadi 2-1 setelah menaklukkan Hu Yun 21-14, 18-21, 21-16. Poin ini sangatlah penting untuk tim Indonesia, terutama bagi pasangan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi yang turun di partai keempat.

“Setelah Jonatan menang, kami semakin percaya diri. Tapi, kami ingat pesan-pesan kapten (Hendra Setiawan), tidak boleh overconfident. Mengenai kekalahan ganda pertama, menurut saya ini adalah pertandingan beregu dimana kalau satu kalah, masih ada empat partai lagi. Kami harus saling mengisi,” kata Angga yang ditemui setelah pertandingan. (*)


Indonesia v Hongkong 3-1:

Tommy Sugiarto vs Ng Ka Long Angus 11-21, 21-19, 21-15

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan vs Or Chin Chung/Tang Chun Man 17-21, 19-21

Jonatan Christie vs Hu Yun 21-14, 18-21, 21-16

Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi vs Law Cheuk Him/Yeung Shing Choi 21-16, 21-14

Ihsan Maulana Mustofa vs Wei Nan – tidak dimainkan

20 Tahun Piala Uber Tak Kembali



PIALA Uber belum mau kembali ke Indonesia. Ini setelah perjuangan srikandi-srikandi merah putih pada 2016 terhenti di babak perempat final.

Maria Febe Kusumastuti dkk harus mengakui keunggulan Korea Selatan dengan tiga partai langsung dalam pertandingan perempat final yang dilaksanakan di Kunshan, Tiongkok, pada Kamis waktu setempat (19/5/2016).

Poin pertama diraih Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, lewat kemenangan Sung Ji-hyun atas Febe, sapaan karib Maria Febe Kusumastuti, dengan 21-13, 21-12. Nomor ganda yang awalnya menjadi andalan Indonesia untuk mencuri poin juga lepas dari genggaman. Pasangan Greysia Polii/Anggia Shitta Awanda gagal menahan laju Jung Kyung-eun/Shin Seung-chan ditaklukkan dengan skor 13-21,19-21.

Meskipun belum berhasil memperpanjang nafas , namun perjuangan Fitriani patut diapresiasi. Pebulu tangkis muda Indonesia yang kini ada di peringkat 53 dunia itu mampu memberi perlawanan terhadap Bae Yeon-ju  yang lebih berpengalaman dan peringkatnya lebih tinggi yaitu 14 dunia.

Tak kenal lelah, permainan reli Fitriani begitu menyulitkan  Yeon-ju. Sayang, Fitriani masih sering melakukan kesalahan sendiri yang akhirnya menguntungkan untuk lawan.

“Alhamdulillah, saya bisa mengimbangi permainan lawan yang rankingnya jauh diatas saya. Namun dia lebih matang dang lebih berpengalaman,” tutur Fitriani seperti dikutip media PBSI.

Tim Uber Korea masih menanti calon lawan di semifinal, pemenang antara Jepang dan Denmark. Kali terakhir Indonesia menjadi juara Piala Uber pada 1996 atau 20 tahun lalu. Saat itu, merah putih masih mengandalkan Susi Susanti di nomor tunggal.

Indonesia v Korea Selatan 0-3

Maria Febe Kusumastuti vs Sung Ji Hyun 13-21, 12-21

Greysia Polii/Anggia Shitta Awanda vs Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan 13-21, 19-21

Fitriani vs Bae Yeon Ju 13-21, 21-14, 15-21

Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari vs Chang Ye Na/Lee So Hee – tidak dimainkan

Gregoria Mariska vs Kim Hyo Min – tidak dimainkan

Hanya Sinyo yang Bisa

TAK ada pebulu tangkis Indonesia seberuntung Marcus Fernaldi Gideon. Dia bisa berpasangan di ajang internasional dengan pasangan emas Olimpiade Beijing 2008, Hendra Setiawan dan Markis Kido.

Dua tahun lalu, Sinyo, sapaan karib Marcus Fernaldi Gideon, berpasangan dengan Markis Kido. Bersama pebulu tangkis senior tersebut, kemampuannya meningkat tajam. Bahkan, Kido/Sinyo mampu menjadi juara di sebuah turnamen super series, Prancis Open 2013.

Ini membuat Sinyo pun bisa kembali ke Pelatnas Cipayung. Setelah sebelumnya, dia terpental.

Kini, Sinyo berpasangan dengan Hendra Setiawan. Itu terjadi ketika keduanya dipasangkan dalam pertandingan penyisihan Piala Thomas Grup B di Kunshan, Tiongkok, pada 18 Mei 2016.

Hendra/Sinyo menundukkan ganda kedua India Summeth Reddy B/Satwiksairaj Rankireddy dengan 21-9, 21-18. Bermain di pola sendiri, adalah kunci kemenangan pasangan dadakan ini, seperti dituturkan Hendra yang juga merupakan Kapten Tim Thomas Indonesia.

“Kami hanya menerapkan pola permainan kami sendiri. Kami kan sudah sering latihan bersama di Cipayung, sering berganti-ganti partner juga, pasangan muter itu-itu saja,” kata Hendra  seperti dikutip media PBSI.

Sebagai senior, Hendra ternyata tak memaksakan kehendak. Bahkan, lelaki 32 tahun tersebut mengikuti gaya main Sinyo.

''Penampilan Sinyo hari ini cukup bagus. Dia kan powernya memang kencang,” tambah Hendra.

Sementara itu, Sinyo mengaku sempat grogi berpasangan dengan Hendra. Ia berusaha bermain sebaik mungkin supaya tak mengecewakan seniornya tersebut.

“Tentunya senang sekali bisa berpasangan dengan Hendra. Dulu saya suka nonton dia di TV, sekarang bisa main bareng. Rasanya lebih semangat berpartner dengan Hendra,'' ungkap Sinyo. (*)

Tim Thomas Indonesia Rajai Penyisihan

INDONESIA menemar ancaman di Piala Thomas 2016. Hendra Setiawan dkk sukses menjadi juara Grup B.

Posisi tersebut diperoleh setelah merah putih mengalahkan India dengan skor telak 5-0 atas India dalam pertandingan di Kushan, Tiongkok, pada Rabu waktu setempat (18/6/2016). Ihsan Maulana Mustofa menjadi penentu kemenangan sempurna.

Memetik kemenangan relatif mudah di game pertama membuat Ihsan lengah saat kedudukan unggul 14-10. Varma yang menyadari keadaan ini, terus menekan balik hingga keadaan menjadi imbang 20-20. Dua kesalahan yang dilakukan Ihsan di bibir net membuatnya terpaksa bermain rubber game.

“Sebelum masuk lapangan alhamdulilah sudah percaya diri, di game pertama enak mainnya. Kemenangan di game pertama membuat saya overconfident di game kedua, terlalu buru-buru mematikan bola, maunya smash, padahal lawan pertahanannya lumayan,” jelas Ihsan soal pertandingan seperti dikutip media PBSI.

Penampilan Ihsan sepanjang penyisihan grup di Piala Thomas cukup baik. Dua kali diturunkan, dua kali pula ia menyumbang angka kemenangan untuk timnya. Pada laga melawan Hong Kong, Ihsan juga menjadi penyempurna kemenangan tim Indonesia usai mengalahkan Wong Wing Ki Vincent, dengan skor 21-15, 22-20.

Kemenangan atas India juga membuat Indonesia belum terkalahkan. Sebelumnya, Hongkong disikat 5-0 dan Thailand dibantai 4-1.


Tim Thomas dan Uber Indonesia masih menunggu calon lawan di babak perempat final pada undian yang akan dilangsungkan malam ini setelah laga penyisihan grup selesai. Masih ada satu sesi penyisihan grup Piala Thomas dan Uber lagi yang akan berlangsung malam ini mulai pukul 19.00 waktu Kunshan.

Berikut hasil pertandingan Tim Thomas Indonesia melawan India (5-0):

Jonatan Christie v Ajay Jayaram 21-14, 21-12

Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi v Manu Attri/Akshay Dewalkar 21-18, 21-17

Anthony Sinisuka Ginting v Sai Praneeth B. 18-21, 21-11, 21-15

Hendra Setiawan/Marcus Fernaldi Gideon v Summeth Reddy B/Satwiksairaj Rankireddy 21-9, 21-18

Ihsan Maulana Mustofa vs Sourabh Varma 21-10, 20-22, 21-13

Bambang Jadi Pelatih Kepala Tunggal Putri (Lagi)

Kepala Pelatih Tunggal Putri PBSI berpindah tangan.  Edwin Iriawan, secara resmi mengundurkan diri terhitung Juni mendatang.

Pelatih yang juga pernah menangani tim ganda campuran pelatnas ini memutuskan untuk mundur karena alasan keluarga. Edwin berniat untuk kembali berkumpul dengan keluarganya yang kini menetap di Batam, Kepulauan Riau.

Melalui SK PBSI nomor SKEP/031/0.5/V/2016, Pengurus Pusat PBSI resmi memberhentikan Edwin sebagai kepala pelatih tunggal putri dan sekaligus mengangkat Bambang Supriyanto sebagai kepala pelatih tunggal putri mengantikan Edwin Iriawan terhitung mulai tanggal 15 Mei 2016.

“Walaupun Edwin resmi diberhentikan pada Juni 2016, tetapi semua tugas dan tanggung jawab sudah diberikan kepada Bambang sejak pertengahan Mei. Hal ini dikarenakan kami ingin memberikan kesempatan kepada Edwin untuk bisa mengurus semua keperluan untuk kepindahannya,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto.

Dengan demikian tim tunggal putri pelatnas kini kembali dipimpin oleh Bambang yang sebelumnya pernah menduduki posisi kepala pelatih tunggal putri. Bambang saat ini juga tengah mendampingi tim tunggal putri di Uber 2016 yang berlangsung di Kunshan, Tiongkok.

“Kami sangat memahami dan menghargai keputusan Edwin yang lebih memilih keluarga. Semoga ke depannya, Edwin bisa lebih sukses, walaupun sudah tidak bersama PBSI,” ujar Budi, sapaan karib Achmad Budiharto.

Pihak PBSI, lanjutnya, mengucapkan terima kasih  atas jerih payah Edwin dalam mendukung tim bulu tangkis Indonesia selama ini.  Edwin yang pernah melatih tim nasional India ini bergabung di Pelatnas PBSI pada 2014.

Awalnya Edwin diminta untuk membantu Richard Mainaky, Kepala Pelatih Ganda Campuran PBSI untuk melatih pemain ganda campuran. Namun pada awal 2015, Edwin mulai menangani tim tunggal putri yang saat itu masih di bawah kepemimpinan Bambang Supriyanto, Sejak awal 2016, Edwin dipercaya untuk menjadi kepala pelatih tunggal putri. (*)

Tim Uber Indonesia Gagal Juara Grup

TIM Uber Indonesia gagal menjadi juara Grup C. Ini setelah srikandi merah putih kalah 2-3 dari Thailand dalam pertandingan pemungkas grup yang dilaksanakan di Kushan, Tiongkok, pada Selasa waktu setempat (17/5/2016).

Ini membuat Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, menduduki puncak klasemen grup C Piala Uber 2016.Poin kemenangan Thailand ditentukan pasangan ganda putri Jongkolphan Kittiharakul/Rawinda Prajongjai yang mengalahkan Tiara Rosalia Nuraidah/Anggia Shitta Awanda dengan skor 14-21, 21-17, 24-22 lewat laga dramatis berdurasi 75 menit.

Dua poin sebelumnya dicuri Thailand dari sektor tunggal lewat kemenangan Ratchanok Intanon atas Maria Febe Kusumastuti serta Busanan Ongbumrungphan yang mengalahkan Hanna Ramadini. Dua poin yang dimiliki Indonesia datang dari pasangan ganda putri Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari usai menekuk Sapsiree Taerattanachai/Puttita Supajirakul serta Gregoria Mariska.

Strategi Indonesia sedikit meleset dengan lepasnya kemenangan di ganda putri kedua yaitu Tiara/Anggia. Dua nomor ganda sudah dibidik skuat putri Indonesia dan Gregoria memang sudah diperkirakan bakal mampu mencuri kemenangan.

“Memang hasil ini tidak seperti yang diperkirakan, pertaruhannya di tunggal ketiga. Kami memasang debutan dan bisa berhasil. Hasil ini membuat langkah tim Uber lebih berat, karena di perempat final kami akan bertemu para juara grup,” kata Achmad Budiharto, Chef de Mission tim Thomas dan Uber Indonesia 2016.

Dia tak mau gentar dengan menghadapi siapa pun. Budi, sapaan karibnya, berharap pebulu tangkis Indonesia bisa tampil lepas.

“Tim Uber Indonesia ada kesempatan ketemu Thailand lagi di perempat final dan peluang kami terbuka. Sebetulnya tadi Tiara/Anggia punya kesempatan di game kedua dan ketiga tetapi Tuhan berkata lain,” tutur lelaki yang juga Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI ini.

Dengan hasil ini, maka Indonesia menjadi runner up grup C. Peringkat ketiga dan keempat masing-masing ditempati Hongkong dan Bulgaria. (*)

Tim Uber Indonesia vs Thailand (2-3) :

Maria Febe Kusumastuti vs Ratchanok Intanon 21-14, 21-14

Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari vs Sapsiree Taerattanachai/Puttita Supajirakul 21-14, 21-14

Hanna Ramadini vs Busanan Ongbumrungphan 8-21, 11-21

Tiara Rosalia Nuraidah/Anggia Shitta Awanda vs Jongkolphan Kittiharakul/Rawinda Prajongjai 21-14, 17-21, 22-24

Gregoria Mariska vs Nitchaon Jindapol 13-21, 21-14, 22-20

Modal Hadapi Hongkong

MODAL berharga dikantongi Tim Uber Indonesia. Mereka menang telak 5-0 atas Bulgaria dalam pertandigan perdana Grup C yang dilaksanakan di Kunshan, Tiongkok,pada Minggu waktu setempat (15/5/2016).  Pasangan ganda putri Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari menyempurnakan kemenangan dengan menang straight game atas Mariya Mitsova/Petya Nedelcheva dengan skor 21-9, 21-11.

 “Alhamdulillah kami bisa menang dan membuat tim Uber Indonesia bisa sapu bersih 5-0, mudah-mudahan kami bisa lebih baik kedepannya dan kami makin yakin dengan kemampuan kami,” ucap Della soal kemenangan tim Uber Indonesia.

 Entah karena kemenangan mereka tak berpengaruh lagi atau karena kelelahan bertanding di partai sebelumnya, Mitsova/Nedelcheva tak dapat mengimbangi permainan Della/Rosyita. Ketinggalan jauh 9-17, Mitsova/Nedelcheva akhirnya menyerah 9-21 di game pertama.

 Mitsova juga turun di partai keempat melawan Hanna Ramadini, sementara Nedelcheva bermain di partai ketiga dan kalah dari Fitriani.

 Hal yang sama juga terjadi di game kedua, dimana Della/Rosyita begitu menguasai jalannya pertandingan. Smash keras Della/Rosyita seringkali gagal dikembalikan oleh Mitsova/Nedelcheva.

 “Lawan banyak melakukan kesalahan sendiri, kalau sudah mulai sengit, mereka mati-mati sendiri. Kami mendapat banyak poin dari kesalahan lawan,” kata Della.

 “Pertandingan ini kami manfaatkan untuk adaptasi lapangan, setidaknya kami jadi tahu kondisi angin seperti apa, jadi untuk pertandingan selanjutnya, kami lebih siap,” tutur Rosyita.

“Soal lawan hari ini, Mitsova sepertinya tidak bisa bermain di nomor ganda, tetapi Nedelcheva masih lebih baik,” ungkap Rosyita.

Sementara itu di grup C, laga antara tim Uber Thailand melawan Hongkong dimenangkan oleh Thailand dengan skor 4-1. Indonesia sementara berada di pucak klasemen grup C, dilanjutkan dengan Thailand, Hongkong dan Bulgaria.(*)


Hasil Tim Uber Indonesia vs Bulgaria (5-0) :

 Maria Febe Kusumastuti vs Linda Zetchiri 21-12, 24-22

Fitriani vs Petya Nedelcheva 21-9, 21-15

Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani vs Stefani Stoefa/Gabriella Stoefa 21-16, 15-21, 21-18

Hanna Ramadini vs Mariya Mistova 21-17, 21-16

Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari vs Mariya Mistova/Petya Nedelcheva 21-9, 21-11

Awal Sempurna Tim Thomas Indonesia

 INDONESIA memulai perjalanan di Piala Thomas 2016 dengan awal meyakinkan. Hendra Setiawan dkk menang 5-0 atas Hongkong dalam pertandingan yang dlaksanakan di Kunshan, Tiongkok, pada Minggu waktu setempat (15/5/2016).

Kemenangan Ihsan Maulana Mustofa di partai kelima atas Wong Wing Ki Vincent membuat Indonesia tak kehilangan satu game pun. Merasa termotivasi akan kemenangan rekan-rekannya, Ihsan menang straight game dengan skor 21-15, 22-20.

“Alhamdulillah saya bisa memenangkan pertandingan ini, saya memang sudah mempelajari permainan Wong, jadi sudah tahu karakternya seperti apa. Saya termotivasi akan kemenangan rekan-rekan saya sebelumnya, jadi saya merasa harus menang juga,” kata Ihsan soal pertandingan seperti dikutip media PBSI

Sebelumnya, pasangan ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi juga menyumbangkan kemenangan di partai keempat. Angga/Ricky sukses menaklukkan Law Cheuk Him/Lee Chun Hei Reginald dengan skor 21-16, 21-17

"Kami sudah merasa sedikit lega karena tim Indonesia sudah menang 3-0. Pertandingan tadi kami manfaatkan untuk adaptasi lapangan. Semoga kami lebih siap lagi di pertandingan selanjutnya," ujar Ricky.

Manajer Tim Thomas Indonesia Rexy Manukay mengaku cukup puas dengan penampilan anak asuhnya. Hanya, dia tetap mengakui Hongkong Kong mempunyai kekuatan tunggal yang cukup merata.

"Tadi kalau Tommy lengah sedikit di game kedua, bisa berbahaya,” ungkap Rexy.

Ya, Tommy Sugiarto saat dipercaya di tunggal pertama sempat mengalami kesulitan di game kedua. Unggul di game awal dengan 21-17, dia sempat kerepotan di game kedua dan nyaris kalah. Untung, Tommy akhirnya bisa menang lagi 22-20.

Tim Thomas Indonesia punya waktu istirahat satu hari, pertandingan penyisihan kedua baru akan dilangsungkan Selasa (17/5). Tim Uber akan bertanding Senin ( 16/5) melawan tim Hongkong.


Hasil Indonesia v Hongkong di Grup C Piala Thomas 2016


Tommy Sugiarto vs Ng Ka Long Angus 21-17, 22-20

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan vs Or Chin Chung/Tang Chun Man 22-20, 22-20

Jonatan Christie vs Hu Yun 22-20, 21-18

Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi vs Law Cheuk Him/Lee Chun Hei Reginald 21-16, 21-17

Ihsan Maulana Mustofa vs Wong Wing Ki Vincent 21-15, 22-20

Dua Gelar Bergengsi Lepas

INDONESIA gagal sapu bersih gelar dalam Wali Kota Surabaya 2016. Bahkan, dua gelar langsung melayang dalam ajang yang baru tahun ini masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut.

Ironisnya lagi, posisi terhormat yang lepas itu ada di nomor bergengsi, tunggal putra dan tunggal putri. Dua wakil merah putih, Krishna Adi Nugraha di tunggal putra dan Siahaya Priskilia (tunggal putri) menyerah dalam pertandingan final yang dilaksanakan di GOR Sudirman pada Minggu malam WIB (15/5/2016).

Krisha, yang sekarang digembleng di Pelatnas Cipayung, menyerah dua game yang ketat 22-24, 19-21 kepada wakil Malaysia Giap Chin Goh. Pertarungan keduanya memakan waktu 43 menit.

Sebenarnya, di atas kertas, Krisha, yang lama membela Suryanaga Surabaya, diunggulkan bisa memetik kemenangan. Alasannya, rankingnya jauh di atas Chin Goh.

Dia ada di posisi 199 sedangkan wakil negeri jiran tersebut ada 242. Tapi, permainannya yang ulet membuat dia mampu membuat Krishna menyerah.Sedangkan di tunggal putri, Siahaya tumbang dengan straight game 17-21, 13-21 kepada pebulu tangkis Jepang Moe Araki.

Untung, di tiga nomor lainnya, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran, gelar diraih wakil Indonesia. Bahkan, di ganda putri dan ganda campuran terjadi final sesama pebulu tangkis Indonesia (all Indonesian finals). (*)

Distribusi gelar Wali Kota Surabaya International Series 2016

Ganda campuran: Agripinna Prima/Apriani Rahayu (Indonesia) v Yantoni Edy/Marsheilla Gischa (Indonesia) 21-12, 21-12

Tunggal putra: Giap Chin Goh (Malaysia x13) v Krishna Adi (Indonesia x6) 24-22, 21-19

Tunggal putri: Moe Araki (Jepang) v Siahaya Priskilia (Indonesia) 21-17, 21-13

Ganda putri: Apriani Rahayu/Jauza Fadilah Sugiarto (Indonesia x1) v Dian Fitriani/Nadya Melati (Indonesia x3) 12-21, 21-18, 22-20

Ganda putra: Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Indonesia x2) v Yoshiki Tsukamoto/Shunsuke Yamamura (Jepang) 21-12, 21-19

x=unggulan