WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Lebih Pilih Ketemu Korea Selatan

Tim Junior Indonesia siap berlaga di Bangkok (foto;PBSI)
JALAN terjal sudah dihadapi Indonesia dalam Kejuaraan Junior Asia 2016. Dalam ajang yang dilaksanakan di Bangkok, Thailand,pada 9-17 Juli tersebut, merah putih berada di Grup C bersama Malaysia, Taiwan, Mongolia, dan Myanmar.

Laga beregu sendiri dilaksanakan 9-12 dan dilanjutkan perorangan 13-17 Juli. Jika lolos, dua lawan tangguh siap menghadang yakni Tiongkok dan Korea Selatan yang diprediksi akan menjadi juara serta runner up Grup A. 


“Untuk beregu lawan terberat di grup A memang Malaysia. Karena ada tunggal putrinya yang kuat, Goh Jin Wei. Sementara untuk nomor lainnya masih meraba-raba. Melihat hasil pertandingan di Asia selama ini, kita kuat di ganda putri, di tunggal putri juga masih bisa bersaing dan ganda putra juga saya rasa cukup kuat. Saya rasa masih bisa untuk juara grup melawan Malaysia,” kata Fung Permadi, Manajer Tim Indonesia.

Namun, dia lebih memilih menghadapi Korea Selatan. Analisisnya, secara materi, Indonesia, ungkap Fung, masih lebih bagus dibandingkan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan.

Dari sektor ganda putri, pasangan Apriani Rahayu/Jauza Fadhila Sugiarto menjadi salah satu kekuatan Indonesia. Apriani/Jauza diharapkan bisa menyumbangkan poin, mengingat jam terbang mereka sudah lebih banyak dibanding pasangan Indonesia lainnya.


Sementara di sektor tunggal putri, Gregoria Mariska juga tampil sebagai andalan Indonesia. Pemain muda yang juga merupakan penghuni Pelatnas ini diharapkan bisa memberikan penampilan maksimalnya di turnamen ini. Apalagi Gregoria juga sudah tampil di beberapa turnamen level Internasional. Di Piala Uber 2016, dia juga memperoleh kesempatan tampil. 

Tahun lalu, Indonesia menjadi semifinal usai kalah 2-3 dari Korea Selatan.
Tim Indonesia yang berkekuatan 22 pebulu tangkis akan bertolak ke Bangkok pada Kamis (7/7/2016) mendatang pukul 12.45 WIB menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, GA 868. Selain atlet dan pelatih, turut mendampingi manajer, video analys, fisioterapis dan masseur. (*)

Sony pun Ikut Pulang

INDONESIA sudah tak punya wakil di tunggal putra dalam Taiwan Open Grand Prix Gold 2016. Ironisnya, semuanya sudah tersungkur di babak I ajang berhadiah USD 120 ribu tersebut.

Bahkan, salah satu harapan Indonesia Sony Dwi Kuncoro ikut menyerah. Dia dipaksa menyerah tiga game 21-17, 8-21, 18-21 kepada wakil tuan rumah Lin Yu Hsien di Taipe pada Rabu (29/.6/201) waktu setempat.

Ini merupakan pertemuan pertama dari kedua pebulu tangkis. Hanya, di atas kertas, sebenarnya, Sony bisa menang.

Alasannya, rankingnya saat ini dia lebih tinggi, 25. Sayang, performa Sony kembali labil.

Usai menjadi juara ajang super series, Singapura Open, arek Suroboyo tersebut gagal di dua turnamen, Indonesia Open Super Series dan Australia Super Series.
Mantan tunggal putra terbaik merah putih tersebut terjegal di babak kedua.

Sebenarnya, Taiwan Open bukan turnamen yang asing bagi Sony. Dia punya kenangan manis di negara yang dekat dengan Tiongkok tersebut dengan menjadi juara pada 2007.(*)

Debut Langsung Tumbangkan Unggulan

DEBUT manis bagi pasangan ganda campuran anyar Riky Widianto/Gloria Emanulle Widjaja. Keduanya mampu menembus babak kedua Taiwan Open Grand Prix Gold 2016.

Lawan yang dikalahkannya pun unggulan. Riky/Gloria berhasil mengalahkan Liao Min Chun/Chen Hsiao Huan dari Taiwan dengan skor 23-21, 21-18.

Walaupun baru dua minggu latihan bersama, namun rotasi Riky/Gloria sudah cukup baik, hingga menyulitkan lawan. Pasangan ini juga mampu menguasai keadaan saat tertinggal 16-19 di game pertama.

“Kami sempat terbawa irama permainan lawan, tetapi kami selalu berusaha untuk mencari cara menyerang. Kami sudah mengantisipasi hal ini dari awal karena kami tahu Liao serangannya bagus. Makanya kami usahakan unggul di permainan net, sehingga kami lebih enak menyerang,” ungkap Riky seperti dikutip media PBSI.

Di pertandingan pertama, mereka merasa sudah kompak. Walaupun baru pertama berpasangan tetap bisa solid.

''Tergantung bagaimana bisa saling mengikuti permainan partner ,” tambah Gloria yang sebelumnya berpasangan dengan Edi Subaktiar.

Meskipun demikian, Riky/Gloria merasa masih banyak hal yang harus mereka perbaiki. Khususnya dalam pertahanan.

'' Performa saya sebelumnya sedang menurun, saya sering kalah di babak-babak awal. Sekarang dicoba dengan pasangan baru, saya berharap dapat hasil yang lebih baik,” pungkas Gloria.

Di babak kedua, Riky/Gloria berjumpa dengan pasangan tuan rumah lainny, Chen Hung Ling/Ling Fang Hu, yang di babak I menundukkan wakil Hongkong Tam Chun Hei/Ng Tsz Yau dengan 11-21, 21-17, 21-17.

Sementara itu, pasangan Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika juga lolos ke babak kedua setelah menekuk wakil Tiongkok, Liu Yuchen/Jia Yifan, dengan skor 21-18, 19-21, 21-16. Pasangan Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia juga memetik kemenangan di babak pertama atas Parinyawat Thongnuam/Natcha Saengchote (Thailand), 21-11, 21-18. (*)

Kapan Firman Bisa Bangkit

LABIL: Firman Abdul Kholik (foto: PBSI)
LANGKAH Firman Abdul Kholik mulai tercecer. Dia masih tertatih di saat tiga rekan-rekannya Jonatan Christie, Anthony Ginting, dan Ihsan Maulana sudah memanaskan persaingan bulu tangkis dunia.

Firman masih berkelana dari turnamen ke turnamen di level bawah. Padahal, semula, di antara para penghuni baru Pelatnas Cipayung tiga tahun lalu, lelaki asal Jawa Barat tersebut paling menjanjikan.

Dia yang kali pertama merasakan manisnya juara dan menembus final turnamen grand prix gold. Sayang, setelah itu, pebulu tangkis tunggal putra dengan tangan kiri (kidal) tersebut terus meredup.

Kekalahan demi kekalahan di berbagai turnamen terus dialami. Bahkan, dalam terakhir yang diikuti, Taiwan Open Grand Prix Gold 2016, Firman  langsung pulang.

Di babak I, dia harus mengakui ketangguhan Iskandar Zulkarnain dari Malaysia dengan dua game langsung 19-21, 11-21 Ini menjadi kekalahan kedua Firman dari unggulan ke-13 di Taiwan Open 2016 tersebut.

Sebelumnya, lelaki 19 tahun tersebut menyerah di Austria Open 2015. Ketika itu, Firman kalah juga dengan straight game 17-21, 9-21.

Kekalahan Firman ini juga dialami rekan-rekannya, Muhammad Bayu Pangisthu dan Fikri Ihsandi Hadmadi. Bayu, sapaan karib Muhammad Bayu Pangisthu, menyerah 12-21, 9-21 kepada Tzu Wei Wang, unggulan ke-16 dari Taiwan. Sementara Fikri takluk juga kalah oleh pebulu tangkis tuan rumah lainnya, Chou Tien Chen, dengan 12-21, 8-21. (*)

Peluang Besar Tumbang Awal

MINIM PENGALAMAN: Dinar Dyah Ayustine (foto: PBSI)
REGENERASI tunggal putri terus digulirkan PP PBSI. Induk organisasi olahraga bulu tepok tersebut terus mengirim pebulu tangkis mudanya ke berbagai ajang bulu tangkis.

Kini, Dinar Diyah Ayustine dkk unjuk kebolehan dalam Taiwan Open Grand Prix Gold 2016. Mereka yang akan tampil dalam ajang yang dilaksanakan 28 Juni-3 Juli tersebut adalah Dinar, Fitriani, dan Hana Ramadhini.

Tapi, bukan mudah untuk bisa mengukir prestasi. Ketiganya harus melewati jalan terjal.

Menembus babak kedua atau bahkan hingga perempat final sudah menjadi lompatan prestasi. Level grand prix gold bukan ajang tertinggi di ajang BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).

Namun, peserta yang ikut kemampuan dan kualitasnya banyak yang di atas trio merah putih tersebut. Apalagi, ranking Dinar, Fitriani, dan Hana belum bisa dikatakan bagus.

Kans tersungkur di babak I pun sangat besar. Dalam penampilan perdana di Taiwan Open Grand Prix Gold 2016, Dinar akan menantang wakil tuan rumah Lee Chia Hsien, Fitriani menjajal Chen Yufei dari Tiongkok, dan Hana bersua dengan PC Thulasi.

Jika gagal melangkah jauh, pengalaman dari Taiwan ini tetap sangat berguna. Ketiganya diharapkan mampu mengangkat kembali sektor tunggal putri yang terus terpuruk usai hilangnya Susi Susanti dan Mia Audina di era 1990-an (*)

Tetap Ada Indonesia di Canada Open

Andrei Adistia (foto; PBSI)
KANADA terbentang jauh dari Indonesia. Tapi, tetap ada wakil merah putih yang unjuk kebolehan dalam turnamen Canada Open Grand Prix 2016.

Memang, jumlahnya tak banyak. Hanya ada tiga pebulu tangkis yang unjuk kebolehan dalam turnamen yang dilaksanakan di Calgary tersebut.

Mereka adalah Ernest Sulistyo, Jeka Wiratama, dan Andrei Adistia. Di antara ketiganya, nama Andrei yang masih sempat memanaskan persaingan di berbagai turnamen internasional.

Rankingnya pun masih lumayan bagus, 71. Ya, sebelumnya, Andrei pernah diharapkan mampu menjadi salah satu pebulu tangkis spesialis ganda  yang akan bersinar.

Sayang, dua tahun lalu, Andrei terpental dari Pelatnas Cipayung. Meski, dia sempat memberikan harapan dengan menjadi juara di sebuah turnamen internasional berpasangan dengan Christopher Rusdianto.

Di 2016, Andrei hanya sekali tampil di level internasional. Dia berpasangan dengan Agripinna Prima di Thailand Open Grand Prix Gold 2016. Langkahnya keduanya terhenti di babak kedua.

Lebih spektakuler pada 2015. Berpasangan dengan Hendra Aprida Gunawan, mereka menjadi salah satu wakil Indonesia dalam Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Jakarta. Sayang, langkah kedua mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut hanya sampai babak kedua.

Bersama Hendra, Andrei tahun lalu juga sudah berlaga di Canada Open. Perjalanan keduanya menembus hingga babak semifinal. (*)

Juara Lagi setelah 10 Tahun

Issy Les Moulineaux di podium juara (foto:badminton eur
SEJARAH terukir dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Antarklub Eropa 2016.
Issy Les Moulineaux menjadi juara antarklub untuk kali kedua.

Dalam final yang dilaksanakan di Tours, Prancis, pada Minggu waktu setempat (26/6/2016), Gabriela Stoeva dkk menang 3-2 atas sesama klub Pancis, Chambly Oise. Pasangan kakak beradik, Gabriela/Stevani memenangkan laga kelima atau laga penutup.

Pasangan asal Bulgaria tersebut menang 21-11, 21-18 atas Beatriz Corrales/Nadiezda Zieba. Di empat partai sebelumnya, kedua tim berbagi angka 2-2. Issy Les ketinggalan lebih dulu ketika di nomor ganda campuran, pasangan Gaetan Mittelheisser/Audrey Fontaine menyerah 15-21, 6-21 kepada ganda asal Polandia yang membela Chambly Robert Mateusiak/Nadiezda Zieba.

Tapi, dalam kejuaraan memakai sistem Piala Sudirman itu, tunggal putra Issy Les, Lucas Corvee, menang rubber game 21-9, 9-21, 21-10 atas Thomas Rouxel. Hanya, kans Issy Le sempat menyempit kembali.

Tunggal putri mereka, Kate Foo Kune, menyerah mudah 18-21, 6-21 kepada Beatriz Corrales. Skor pun 2-1 untuk Chambly.

Di partai keempat, ganda putra Issy Le Lucas Corvee/Gaetan Mitteheisser menyamakan kedudukan usai menghentikan perlawanan Bastian Kersaudy/Robert Mateusiak 18-21, 21-8, 21-17.

Sejak dilaksanakan mulai 1978, Issy Les Moulineaux pernah melakukannya  pada 2006 atau sepuluh tahun, mereka juga naik ke podium terhormat. (*)


Juara Antarklub Eropa dalam 5 Tahun Terakhir

2015:Primorye Vladiostok

2014:Primorye Vladiostok

2013:Primorye Vladiostok

2012:Primorye Vladiostok

2011: Primorye Vladiostok

Dominasi Jepang di Spanyol

JEPANG mendominasi kejuaraan bulu tangkis Spanyol International 2016. Dari lima gelar yang diperebutkan, wakil Negeri Sakura, julukan Jepang, memperoleh tiga gelar.

Posisi terhormat tersebut disumbangkan dari nomor ganda putra, tunggal putri, dan ganda putri. Namun, dari ketiganya, di nomor ganda putra dan tunggal putri yang masuk kategori mengejutkan.

Lawan yang ditumbangkan adalah unggulan teratas. Di nomor ganda putra, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi mengalahkan Mathias Christiansen/David Daugaard (Denmark).

Kemenangannya pun dengan skor telak 21-10, 21-6.Pertandingannya pun hanya berlangsung selama 27 menit. Waktu tersingkat dari lima nonor final yang dipertandingkan di Madrid pada Minggu waktu setempat tersebut (19/6/2016).

Secara ranking, ganda Jepang tersebut ada di posisi 39. Sementara lawannya, Mathias Christiansen/David Daugaard , berada tujuh setrip di atas.

Lebih hebat lagi Ayumi Mine. Dengan status nonunggulkan, dia menghentikan Beatriz Corrales yang juga andalan tuan rumah dengan 21-17, 21-13.  

Secara ranking, dia kalah jauh. Ayumi ada di ranking 116 sedangkan Beatriz di 45. (*)


Hasil Spanyol International 2016


Ganda campuran: Ben Lane/Jessica Pugh (Inggris x4) v Gaetan Mitteheisser/Emillie Lefel (Prancis) 21-14, 15-21, 21-14


Tunggal putra: Anders Antonsen(Denmark) v Kanta Tsuneyama (Jepang) 14-21, 22-20, 21-18


Tunggal putri: Ayumi Mine (Jepang) v Baetriz Corales (Spanyol x1) 21-17, 21-13


Ganda putri: Sayaka Hirota/Nao Ono (Jepang) v Yuki Fukushima/Chiharu Shida (Jepang) 21-14, 13-21, 21-19

Ganda putra: Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang x2) v Mathias Christiansen/David Daugaard (Denmark x1) 21-10, 21-6

x=unggulan

Riky pun Punya Pasangan Baru (Lagi)

PISAH: Riky Widianto bersama Richi Dili (foto: PBSI)
EKSPERIMEN kembali terjadi di ganda campuran. Lagi-lagi Riky Widianto menjadi korban.

Dia akan dipasangkan dengan Gloria Emanuelle Widjaja. Kedua akan dijajal dalam Taiwan Grand Prix Gold yang dilaksanakan di Taiwan pada 28 Juni-3 Juli mendatang.

Sebelumnya, Riky berpasangan dengan Richi Dili Puspita. Sementara, Gloria ditandemkan dengan Edi Subaktiar

Penampilan Riky dan Gloria dengan pasangan lamanya sebenarnya tak terlalu buruk.

Riky misalnya. Bersama Richi, keduanya pernah menembus posisi 10 besar dunia atau tepatnya di ranking kedelapan.

Bahkan, di 2016 ini, Riky/Richi sempat menembus babak final turnamen super series, India Open. Sayang, langkah keduanya dihentikan wakil Tiongkok Lu Kai/Huang Yaqiong dengan 13-21, 16-21.  Kali terakhir,ranking keduanya ada di posisi 20. 

Sementara, Gloria yang dipasangkan dengan Edi Subaktiar. Pasangan muda ini seolah jalan di tempat dan sekarang berada di ranking 33 dunia.

Padahal, semasa junior, keduanya mampu mengharumkan nama Indonesia. Pada 2011, Gloria mampu menjadi juara dunia ganda campuran bersama Alfian Eko Prasetyo. Setahun kemudian, Edi juga menjadi juara dunia dengan pasangan Melati Daeva Oktaviani.

Di Taiwan Grand Prix Gold 2016, Riky/Gloria langsung menghadapi lawan berat. Di babak I, keduanya berjumpa dengan unggulan ketujuh sekaligus andalan tuan rumah Liao Min Chun/Chen Hsiao Huan. Lawannya tersebut berperingkat 37 dunia. (*)

Jepang Bisa Pulang dengan Empat Gelar

Ayumie Mine saat berlaga di Indonesia Open 2016
KEKUATAN Jepang bakal terus menakutkan. Negeri berjuluk Matahari Terbit itu pun sudah punya pelapis bagi Kenichi Tago dkk.

Ini terlihat di Spanyol International 2016. Jepang mampu menempatkan wakilnya di empat nomor.

Hanya di ganda campuran, negara beribu kota Tokyo tersebut tak punya duta.

Namun, itu dibalas di ganda putri. Jepang sudah memastikan membawa satu gelar.

Dua pasangannya,  Yuki Fukushima/Chiharu Shida berjumpa dengan rekannya sendiri, Sayaka Hirota/Nao Ono. Sementaara, di tiga nomor lain, kans menjadi pemenang tetap terbuka.

Termasuk di tunggal putri. Meski wakilnya, Ayumi Mine, harus menantang unggulan teratas dari Spanyol Beatriz  Corales.

Saat ini, Jepang menjadi salah satu kekuatan di peta bulu tangkis dunia. Baik di kelompok putra maupun putri.

Dua tahun lalu, mereka mengejutkan di ajang Piala Thomas. Jepang mampu menjadi juara di ajang beregu putra tersebut. (*)



Agenda final Spanyol International 2016

Ganda campuran: Gaetan Mitteheisser/Emillie Lefel (Prancis) v Ben Lane/Jessica Pugh (Inggris x4)

Tunggal putra: Anders Antonsen(Denmark) v Kanta Tsuneyama (Jepang)

Tunggal putri: Baetriz Corales (Spanyol x1) v Ayumi Mine (Jepang)

Ganda putri: Yuki Fukushima/Chiharu Shida (Jepang) v Sayaka Hirota/Nao Ono (Jepang)

Ganda putra: Mathias Christiansen/David Daugaard (Denmark x1) v Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang x2)

Terhenti karena Kalah Pengalaman

Kasper Antonsen/Niclas Nohr (foto:badmintonphoto)
PELAJARAN berharga dipetik pasangan Sabar Karyawan/Franky Wijaya. Dengan pengalaman internasional yang masih minim, keduanya harus mengakui ketangguhan Kasper Antonsen/Niclas Nohr dari Denmark dengan dua game langsung 15-21, 10-21 dalam pertandingan perempat final Spanyol Internasional 2016 di Madrid pada Sabtu waktu setempat (18/6/2016).

Di ajang internasional, penampilan di Negeri Matador, julukan Spanyol, adalah kali kedua. Sebelumnya, pasangan asal klub Exist tersebut berlaga di Wali Kota Surabaya International Series 2016.

Saat itu, Sabar/Franky juga melangkah hingga babak perempat final. Saat itu, langkah pasangan muda ini dihentikan oleh wakil Pelatnas Cipayung Fajar Alfian/M. Rian Ardianto dengan 15-21, 15-21.

Secara ranking, posisi Sabar/Franky memang kalah jauh dibandingkan Kasper/Niclas. Saat ini, pasangan merah putih tersebut ada di posisi 581. Sementara lawannya di posisi 36.

Wakil Denmark tersebut juga unggul dalam segi pengalaman. Kasper/Niclas sudah sering berlaga di level super series/Super series premier.Bahkan, dalam penampilan terakhirnya di Australia Open Super Series 2016 pada 17-12 Juni lalu, keduanya mampu ke babak kedua. Perjalanan Kasper/Niclas dikalahkan wakil Indonesia Angga Pratama/Berry Anggriawan dengan 15-21, 19-21.

Sedang Sabar/Franky selama ini lebih banyak berkutat di dalam negeri. Mereka selalu berlaga dalam ajang sirkuit nasional. (*)

Kevin/Sinyo Tembus 10 Besar Dunia

Selebrasi Kevin/Sinyo usai menjadi juara di Australia Open
PERFORMA Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus 'Sinyo' Gideon semakin matang. Bukti terakhir, keduanya mampu menjadi juara dalam ajang super series, Australia Open.

Di final, Kevin/Sinyo mengalahkan sesama pasangan Pelatnas Cipayung Angga Pratama/Berry Anggriawan 21-14, 21-15. Kemenangan tersebut membuat mereka mengemas dua gelar selama 2016. 

Sebelumnya, Kevin/Sinyo juga menjadi juara di India Super Series 2016. Kebetulan, lawan yang dikalahkan sama, yakni Angga/Berry.dengan 21-17, 21-13.

Imbas dari Negeri Kanguru, julukan Australia, ranking Kevin/Sinyo melonjak. Dalam daftar yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), keduanya ada di posisi 10 besar.

Posisi ini naik tiga setrip dibandingkan pekan sebelumnya. Bahkan, di ranking untuk super series finals 2016, Kevin/Sinyo duduk di posisi teratas.

Berada di 10 besar dunia menjadi capaian terbaik pasangan yang baru dipasangkan 2015 tersebut. Selain itu, kini Kevin/Sinyo menjadi pasangan ganda putra kedua terbaik Indonesia di bawah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang masih di posisi kedua. Mereka mengungguli Angga/Berry yang posisinya satu setrip di bawah mereka atau di posisi kesebelas.

Makin matangnya Kevin/Sinyo ini diharapkan bisa melanggengkan dominasi di ganda putra. Apalagi, penampilan Hendra/Ahsan malah angin-angin dalam 2016. (*)

Pengalaman Kedua di Tempat Yang Jauh

KE SPANYOL: Sabar/Franky (foto: djarum)
DI ajang Sirkuit Nasional pasangan ganda putra Sabar Karyawan Gutama/Franky Wijaya cukup disegani. Pasangan asal klub Exist tersebut selalu menembus hingga babak-babak akhir.

Hanya, di ajang international, pengalaman Sabar/Franky masih minim. Pasangan usia belasan tahun tersebut hanya sekali berlaga yakni di Wali Kota Surabaya International Series.

Dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 20 ribu tersebut, keduanya terhenti di babak perempat final. Sabar/Franky menyerah 15-21, 15-21 kepada pasangan Pelatnas Cipayung Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Kini, mereka menjalani pengalaman berlaga di turnamen internasional. Hanya, ajang yang diikuti tak lagi di Indonesia.

Bahkan, jaraknya sangat jauh dari tanah air. Sabar/Franky unjuk kebolehan dalam Spanyol International 2016. Bahkan, kini langkahnya sudah menembus perempat final.

Tiket itu diperoleh mereka usai menundukkan wakil Inggris Ben Lane/Sean Vendy dengan tiga game 21-15, 15-21, 24-22. Di babak pertama, Sabar/Franky memperoleh bye.

Hanya, untuk menembus semifinal butuh perjuangan ektras. Sabar/Franky harus berhadapan dengan unggulan keempat Kasper Antonsen/Niclas Nohr dari Denmark. (*)

Kalah di Tunggal, Tumbang di Ganda

Anand Pawar menghentikan langkah Indra
LANGKAH Indra  Bagus Ade Chandra di Spanyol International 2016 terhenti. Hanya, dia tak lagi tumbang di penampilan perdana.

Bahkan, di babak I yang dilaksanakan di Madrid itu, Indra masih bisa melakukan balas dendam (revans). Dalam laga perdana, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut sukses mengalahkan unggulan keempat asal Swedia Henri Hurskainen dengan rubber game 21-17, 15-21, 25-23.

Kemenagan ini membalas pertemian keduanya di Swiss Open Grand Prix Gold 2016. Dalam pertandingan yang dilaksanakan 16 Februari itu, Indra menyerah dengan 21-10, 11-21, 14-21.

Sayang, di babak II, lelaki asal Klaten, Jawa Tengah, itu harus mengakui ketangguhan Anand Pawar dari India. Indra menyerah dua game langsung 21-16, 21-19.

Indra menjadi kekalahan kedua baginya. Sebelumnya, pebulu tangkis yang kini ada di peringkat 85 dunia tersebut kalah di Belanda Open 2010 dengan 12-21, 12-21.

Pil pahit juga ditelan Indra di nomor ganda putra. Dia yang berpasangan dengan pebulu tangkis Italia Kevin Strobl, mereka kalah 14-21, 12-21 dari Ronan Labar/Gaetan Mitteheisser dari Prancis.

Saat ini, Indra membela bendara Italia. Hanya, statusnya masih warga negara Indonesia WNI).

Alasannya, dia tercatat sebagai lawan tanding timnas Italia.(*)

Sony Sudah di Ranking 25

LANGKAH Sony Dwi Kuncoro di Australia Open Super Series 2016 hanya sampai babak kedua. Tapi, itu sudah cukup mengatrol ranking dunianya.

Dalam posisi yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), kini Sony ada di ranking ke-25. Artinya, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut naik empat setrip dibandingkan sebelumnya.

Di Negeri Kanguru,julukan Australia, Sony membuat kejutan di babak I. Dia menumbangkan unggulan keenam, Tian Houwei dikalahkan dua game langsung 21-16, 21-12. Tapi, di babak II, bapak dua putri tersebut harus mengakui ketangguhan wakil India Kidambi Srikanth dengan 19-21, 12-21.

Saat ini, performa Sony memang mendekati masa kejayaan. Bahkan, April lalu, dia menjadi juara di Singapura Open SUper Series 2016 menjadi juara. Padahal, lelaki yang kini bernaung di klub Tjakrindo Masters tersebut memulai langkah dari kualifikasi.

Turnamen terdekat yang akan diikuti Sony adalah Taiwan Open Grand Prix Gold 2016. Dalam ajang berhadiah total USD 200 ribu dan dilaksanakan 28 Juni-3 Juli tersebut, Sony diunggulkan di posisi keenam.

Di babak I, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut ditantang Lin Yu Hsien dari Taiwan. (*)

Tiket Kelas Bisnis dari Pemerintah

PP PBSI dapat suntikan sebelum Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, 2016. Induk organisasi olahraga tepok bulu tersebut kedatangan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pada Kamis siang WIB (16/6/2016).

Nahrawi disambut oleh Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto dan Kasubid Pelatnas yang juga peraih medali emas ganda putra Olimpiade Atlanta 1996 bersama Rexy Mainaky, yaitu Ricky Soebagdja.

Dalam kesempatan ini, Nahrawi melakukan dialog dengan pengurus PBSI serta para atlet yang akan bertanding di olimpiade. Di antaranya Hendra Setiawan, Liliyana Natsir, Praveen Jordan, Debby Susanto, dan Linda Wenifanetri.

“Saya menghimbau masyarakat Indonesia bersatu untuk support mereka yang berangkat membawa Merah-Putih. Saya berharap semua proses persiapan jelang olimpiade bisa bejalan lancar dan para atlet akan kembali membawa kabar baik dengan meraih emas,” kata Nahrawi seperti dikutip media PBSI.

Pemerintah, ucap Nahrawi, memang telah berupaya untuk memaksimalkan persiapan para atlet menuju olimpiade. Apalagi, cabang bulu tangkis merupakan cabang andalan di pesta olahraga terbesar tersebut.

Bulu tangkis diharapkan dapat mengembalikan tradisi medali emas olimpiade yang sempat terputus di Olimpiade London 2012. Salah satu upaya tersebut adalah dengan memberikan fasilitas penerbangan kelas bisnis kepada para atlet.
Dikatakan Nahrawi, berjuang di Rio, sebagai atlet, mereka tentu harus selalu dalam kondisi yang prima. Penerbangan dari Jakarta menuju Rio diperkirakan akan memakan waktu hingga 30 jam, untuk itu, para atlet diharapkan bisa lebih rileks dalam menempuh perjalan udara tersebut.

Menpora juga menuturkan wacana mengenai peningkatan jumlah bonus bagi para atlet peraih medali di olimpiade. Beliau berharap dengan hal ini, ke depannya tak ada lagi anggapan atlet tidak punya masa depan. 

Menurut Nahrawi, Tim Bulu Tangkis Indonesia rencananya dilepas KOI (Komite Olimpiade Indonesia) pada 21 Juli dan Presiden  Joko Widodo pada 22 Juli 2016 mendatang. (*)

Tak Mau Hasil Swiss Open Terulang

SIAP REVANS: Indra Bagus Ade Chandra
INDRA Bagus Ade Chandra kembali mengayunkan raket. Mantan penghuni Pelatas  Cipayung tersebut akan unjuk kemampuan dalam Spanyol International 2016.

Hanya, dalam ajang yang dilaksanakan 16-19 Juni di Madrid tersebut, undian kurang berpihak kepadanya. Indra langsung bertemu dengan unggulan keempat Henri Hurskainen dari Swedia.

Di ajang resmi, kedua pebulu tangkis baru saja bertemu di Swiss Open  Grand Prix Gold 2016. Hasilnya, Indra kalah di babak II dengan 21-10, 11-21, 14-21.

Melihat ranking, dia juga di posisi underdog. Kini, dia ada di posisi 87. Sementara, Henri di posisi 49.

Hanya, di atas lapangan, kejutan tetap bisa terjadi. Jika kondisinya fit, Indra bisa melangkah ke babak kedua.

Di sektor tunggal putra, Indra menjadi satu-satunya wakil Indonesia. Namun, di selama ini, khususnya setelah berkelana di Eropa,lelaki asal Klaten, Jawa Tengah, tersebut memakai bendera Italia.

''Saya berangkatnya 16 Juni pagi juga berang rombongan Italia dari Milan,'' kata Indra melalui pesan singkat. (*)

14 Tahun Sangat Lama

MASUK TIM: Jauza Sugiarto (foto: djarum)
14 tahun sudah Indonesia gagal menjadi juara beregu junior Asia. Kali terakhir merah putih naik ke podium juara pada 2002 usai mengalahkan Tiongkok pada 2002.

Kini, kesempatan mengakhiri puasa juara yang lama tersebut terbuka. Indonesia akan berlaga dalam Asia Junior Championships 2016 (AJC). Turnamen kelompok usia U-19 ini akan dimainkan di Bangkok, Thailand, pada 9-12 Juli untuk nomor beregu, serta 13-17 Juli untuk nomor perorangan.
 Tim Indonesia yang dipimpin oleh Fung Permadi, selaku manajer, menargetkan  untuk mencapai raihan yang lebih baik dari tahun lalu. Pada AJC 2015, para pebulu tangkis muda Indonesia membawa pulang dua medali perunggu.

 Medali pertama datang dari nomor beregu campuran. Langkah Indonesia dihentikan Korea Selatan di semifinal. Pada nomor perorangan, pasangan ganda campuran Fahcriza Abimanyu/Apriani Rahayu juga berhasil mendapat medali perunggu.
 “Di team event, kami menargetkan untuk bisa masuk babak final,” tutur Fung seperti dikutip media PBSI.

“Kami masih melakukan pemetaan kekuatan lawan-lawan di pertandingan individual. Nomor yang paling kami harapkan adalah di tunggal putri dan ganda putri, mereka sudah sering bertanding di turnamen-turnamen level senior,” pungkasnya.

Sukses tim putra senior yang mampu menembus final di Piala Thomas 2016 dan bahkan menjadi jawara di ajang Kejuaraan Asia Team 2016 diharapkan mampu menambah motivasi para pemain muda di ajang AJC 2016.

Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang masih menjadi lawan-lawan tertangguh di gelaran turnamen ini. Namun kekuatan tim lainnya seperti Thailand dan bahkan India, tak dapat dipandang sebelah mata. Kedua negara ini terkenal akan pemain-pemain tunggalnya.

Skuad Indonesia ke Asia Junior Championships 2016:

Perorangan :
I. Tunggal Putra :
1. Chico Aura Dwi Wardoyo
2. Ramadhani Muhammad Zulkifli
3. Ade Reski Dwicahyo
4. Gatjra Piliang

II. Tunggal Putri :
1. Gregoria Mariska Tunjung
2. Desandha Vegarani Putri
3. Aurum Oktavia Winata
4. Gabriela Meilani Moningka

III. Ganda Putra :
1. Andika Ramadiansyah / Rinov Rivaldy
2. Bagas Maulana / Calvin Kristanto
3. Muhammad Fachrikar / Rizki Adam

IV. Ganda Putri :
1. Apriani Rahayu / Jauza Fadhilah Sugiarto
2. Mychelle Crhystine Bandaso / Serena Kani
3. Vania Arianti Sukoco / Tania Oktaviani Kusumah

V. Ganda Campuran :
1. Rinov Rivaldy / Apriani Rahayu
2. Andika Ramadiansyah / Mychelle Crhystine Bandaso
3. Amri Sahnawi / Yulfira Barkah
4. M. Roby Darwis / Vania Arianti Sukoco


Beregu Campuran :
I. Team Putra :
1.  Chico Aura Dwi Wardoyo
2. Ramadhani Muhammad Zulkifli
3. Rinov Rivaldy
4. Andika Ramadiansyah
5. Bagas Maulana
6. Calvin Kristanto
7. Muhammad Fachrikar
8. Amri Sahnawi

II. Team Putri :
1. Gregoria Mariska Tunjung
2. Desandha Vegarani Putri
3. Apriani Rahayu
4. Jauza Fadhilah Sugiarto
5. Serena Kani
6. Mychelle Crhystine Bandaso
7. Tania Oktaviani Kusumah
8. Vania Arianti Sukoco

Sony Dapat Lawan Ringan

Sony Dwi Kuncoro diunggulkan di posisi ke-14
SONY Dwi Kuncoro terus memburu poin. Nyaris semua turnamen level grand prix, grand prix gold, super series, dan super series premier di Asia diikuti mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut.

Kini,Sony akan ikut ambil bagian dalam Taiwan Grand Prix Gold 2016. Dalam ajang dilaksanakan di Taipe pada 28 Juni hingga 3 Juli tersebut, dia diunggulkan di posisi ke-14.

Di babak pertama, bapak dua putri tersebut akan ditantang wakil tuan rumah Lin Yu Hsien. Sony belum pernah berjumpa dengan lawannya itu.

Di atas kertas, arek Suroboyo tersebut lebih diunggulkan memetik kemenangan. Ranking yang dimiliki Sony jauh di atas lawannya.

Penampilan peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut mendekati top performance. Salah satu buktinya adalah mampu meraih gelar di Singapura Open Super Series 2016.

Pekan lalu, Sony sebenarnya sempat menyedot perhatian. Dia menumbangkan unggulan keenam Tian Houwei dari Tiongkok  di Australia Open Super Series 2016.  Namun, di babak kedua, harus mengakui ketangguhan Kidambi Srikanth dari India. (*)

Tim Putri Cipayung Sambangi Bella

Rombongan Cipayung memberi semangat Bellaetrix
BELLAETRIX Manuputty dapat suntikan semangat. Rekan-rekannya di Pelatnas Cipayung mengunjunginya di RSPAD, Jakarta, pada Selasa siang 14/6/2016).

Sebelumnya, Bella sapaan karibnya baru saja menjalani operasi.  Dalam kesempatan ini tim tunggal putri diwakili oleh Bambang Supriyanto (kepala pelatih tunggal putri PBSI), Sarwendah Kusumawardhani (asisten pelatih tunggal putri), Jansen (Ppelatih isik tunggal putri) serta sejumlah atlet seperti Hanna Ramadini, Gregoria Mariska, Fitriani, maupun  Dinar Dyah Aysutine.

 “Alhamdulillah, kami bersyukur Bella dalam keadaan baik pasca operasi. Kami dari tim tunggal putri pelatnas mendoakan Bella cepat pulih dan bisa latihan kembali,” ujar Bambang seperti dikutip media PBSI.

Bella mengalami cedera pada lutut kirinya setelah terjatuh saat bertanding di Piala Sudirman 2015 melawan Li Xuerui dari Tiongkok. Peraih medali emas SEA Games Myanmar 2013 ini harus menjalani masa pemulihan pasca operasi selama beberapa bulan sebelum kembali berlatih bulu tangkis.

Dengan absennya Bella, tunggal putri Indonesia mengandalkan Lindaweni Fanetri dan Maria Febe Kusumastuti. Sayang, penampilan keduanya sering mengecewakan.

Sebaliknya, para pelapis malah mampu memberikan harapan. (*)