WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Tontowi/Liliyana Dapat Apartemen

Gita (kanan) bersama Liliyana dan Tontowi
APRESIASI kepada Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir belum berhenti. Ini menyusul keberhasilan keduanya meraih emas Olimpiade Rio 2016 dari cabang olahraga bulu tangkis nomor ganda campuran pada 17 Agustus lalu.

Kali ini, apresiasi diberikan Pengurus Pusat PBSI. Induk organisasi olahraga bulu tangkis di Indonesia tersebut menyerahkan hadiah berupa satu unit apartemen senilai Rp. 1,452 Miliar.  Ini diserahkan langsung oleh Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan, di Pelatnas Cipayung, Kamis (15/9).

Satu unit apartemen dengan satu kamar tidur dari The MAJ Collections Hotel & Residence yang berlokasi di Dago Peak, Bandung, Jawa Barat, itu masing-masing diberikan kepada Tontowi, Liliyana, serta Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky.

Persiapan atlet dan tim menuju olimpiade memang tak ringan. Sejak setahun lalu, para atlet berjuang untuk meraih poin pertandingan sebanyak mungkin demi merebut tiket olimpiade. Rentetan turnamen yang padat terkadang membuat atlet harus mampu menjaga kondisi fisik dan fokus mereka. Sebelum berlaga di olimpiade, tim mengikuti dua karantina, yang pertama di Kudus (Jawa Tengah), kemudian di Sao Paulo (Brasil).

Buah dari kerja keras ini akhirnya membuahkan hasil manis. Tim Indonesia mampu menyambung tradisi medali emas olimpiade yang sempat terputus di Olimpiade London 2012 . Satu medali emas dipersembahkan tim bulutangkis lewat kemenangan Tontowi/Liliyana atas Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), dengan skor 21-14, 21-12.

“Bonus ini merupakan sebuah apresiasi atas kerja keras dan komitmen Tontowi/Liliyana dari mulai persiapan menuju olimpiade, hingga keberhasilan meraih medali emas. Tentunya apa yang diraih Tontowi/Liliyana tak lepas dari dukungan pelatih dan tim support, kami juga memberi penghargaan tinggi kepada mereka yang tak kenal lelah memberikan dukungan kepada Tontowi/Liliyana,” kata Gita.

Liliyana mengaku sangat berterima kasih atas bonus dari PBSI. Apalagi, ungkap dia, bonusnya luar biasa, masing-masing sebuah unit 1 bedroom apartemen yang punya nilai investasi yang bagus.

''Semoga ini menjadi penyemangat untuk adik-adik pebulu tangkis muda, bahwa jika berprestasi, maka kesejahteraan akan mengikuti,” ujar Liliyana.

 Penghargaan atas kerja keras menuju olimpiade tak hanya diberikan kepada atlet, tetapi juga kepada tim pendukung seperti pelatih teknik, pelatih fisik, sampai ahli pijat. Sebagai orang paling berpengaruh di balik sukses Tontowi/Liliyana, Richard Mainaky diguyur bonus sebesar Rp. 500 juta, begitu juga untuk Kasubid Pelatnas Ricky Soebagdja.

Tim pelatih ganda campuran, Nova Widianto dan Enroe Suryanto, juga diapresiasi dengan diberi bonus sebesar masing-masing Rp. 250 juta. Nilai yang sama juga diserahkan kepada Felix Ary Bayu Marta, pelatih fisik yang menangani tim ganda campuran. Selain atlet dan jajaran pelatih, ahli pijat, fisioterapis dan ahli gizi juga masing-masing menerima bonus sebesar 200 juta. (*)

Jaya Raya Punya GOR Baru

DEMI OLAHRAGA: Nahrawi, Ciputra, dan Gita Wirjawan
PB Jaya Raya punya gedung baru. Gedung itu berlokasi di kawasan Bintaro, Tangerang Selatanm Banten.

Peresmian gedung olahraga yang berdiri diatas lahan seluas 1,3 ha ini dilakukan langsung oleh Ir. Ciputra selaku pemilik PB Jaya Raya serta Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Itu juga bertepatan dengan peringatan 40 tahun lahirnya PB Jaya Raya  yang jatuh pada 15 September lalu.

Turut hadir Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan, Ketua Umum PB Jaya Raya yang juga dijuluki sang maestro Rudy Hartono. GOR PB Jaya Raya memiliki fasilitas 16 lapangan, tribun berkapasitas 500 penonton, serta jogging track sepanjang 200 meter. Tak cuma itu, terdapat juga asrama atlet putra dan putri seluas 1700 meter persegi, dengan 50 kamar tidur yang dapat menampung 132 atlet.

“Imajinasilah yang mendukung saya untuk membangun PB Jaya Raya 40 tahun lalu. Kala itu saya diminta Gubernur DKI Ali Sadikin untuk mengembangkan sepakbola dan atletik, namun saya terinspirasi dari Rudy Hartono, Liem Swie King dan Ferry Sonnevile, saya pikir bulutangkis adalah olahraga yang paling cocok untuk orang Indonesia,” kata Ciputra, bos besar Jaya Raya, seperti dikutip media PBSI.

Dia berharap pembangunan GOR PB Jaya Raya diiringi dengan prestasi atlet-atletnya. Meski, itu sudah terbukti  pada dua olimpiade terakhir.

 “PBSI berterima kasih kepada Jaya Raya yang sudah melahirkan atlet-atlet yang mengharumkan nama Indonesia. Prestasi ini tak lepas dari sosok Rudy Hartono, Imelda Wiguna, Susy Susanti, dan atlet-atlet seperti Hendra Setiawan, Markis Kido, dan Angga Pratama . Saya juga banyak belajar dari Om Ciputra saya melihat kedisiplinan dalam upaya membuahkan sesuatu yang bersinar, PB Jaya Raya punya endurance dan durability selama 40 tahun, ” ujar Gita dalam sambutannya. 

PB Jaya Raya juga menekankan pentingnya pendidikan bagi atlet untuk menunjang masa depan mereka setelah pensiun kelak. Untuk itu para atlet PB Jaya Raya juga dibekali pendidikan lewat sekolah dengan kurikulum khusus atlet setara SMP dan SMA Proses belajar mengajar dilakukan di ruang-ruang kelas yang tersedia di GOR PB Jaya Raya. Terdapat juga lab komputer serta perpustakaan yang diharapkan mendukung proses belajar.

GOR PB Jaya Raya baru pun telah digunakan untuk penyelenggaraan kejuaraan Pembangunan Jaya Raya Yonex-Sunrise Junior Grand Prix 2016 yang diikuti 700 atlet dan 100 atlet asing dari enam negara. (*)

Menyaksikan Aksi Menpora Imam Nahrawi di Lapangan Bulu Tangkis (2-Tamat)

Cedera Bahu dan Langsung Dipijat Pengurus Jatim

Menteri Pemuda Olahraga Imam Nahwari piawai di lapangan. Smash-smashnya cukup menukik.
---

PERTANDINGAN pasangan Menpora Nahrawi/Sony Dwi Kuncoro versus Kadispora Jatim Supratomo/Andre Yung usai. Nahrawi/Sony jadi pemenang dengan unggul 21-18, 21-14.

Ekspresi kegembiraan pun ditunjukkan Nahrawi, sapaan Imam Nahrawi. Dia melakukan tos dengan pasangannya yang pernah lama menghuni Pelatnas Cipayung tersebut.

Tapi, setelah pertandingan tersebut, Nahrawi memegangi bahu kanan. Ada rasa nyeri.

''Saya sudah 20 hari gak bermain bulu tangkis.Ini tadi terlalu bersemangat jadi agak ketarik,'' ungkap Nahrawi.

Kesibukannya yang padat termasuk mendampingi kontingen Indonesia di Olimpiade Rio 2016, Brasil, membuat lelaki 43 tahun tersebut tak memegang raket. Hanya, cedera saat di GOR Sudirman, Surabaya, membuatnya tak berani memaksa.

Dengan siap Andre Yung, mantan pebulu tangkis Jatim yang sekarang jadi pengurus PBSI Jatim, dengan sigap memijit cedera Nahrawi. Selain dipijat, bahu yang cedera pun dikompres dengan es.

''Sebentar saja nanti sembuh. Saya masih mau main lagi,'' terang politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Dia memanfaatkan jeda waktu dengan menyaksikan laga ekshibisi antara sesama anggota tim putra Jatim.Kesempaan tersebut, Nahrawi juga berdiskusi dengan para pengurus PBSI Jatim. Juga dengan Sony Dwi Kuncoro.

 Nahrawi mengaku senang bermain di GOR Sudirman karena menjadi pengalaman pertama baginya. Meski banyak melakukan aktivitas di Surabaya, dia mengaku belum pernah tampil di gedung yang jadi venue Pekan Olahraga Nasional (PON) 2000 tersebut.

''Sebelumnya, saya kalau bermain di Gedung NU dekat Masjid Al-Akbar. Enak main di sini (GOR Sudirman,'' ungkap dia.

Dia partai keduanya, Nahrawi tetap berpasangan dengan Sony. Hanya, kali ini,lawannya berganti.

Mereka ditantang pasangan Bayu Wira dan Ferry Gunawan. Bayu merupakan Wakil Ketua Umum PBSI Jatim dan Ferry adalah pelatih Jatim yang juga kakak peraih emas Olimpiade 2000 Tony Gunawan. (*)





Menyaksikan Aksi Menpora Imam Nahrawi di Lapangan Bulu Tangkis (1)

Kaget Lihat Sony di Rombongan Atlet PON Jatim







Sebagai menteri yang mengurusi olahraha, sudah sepantasnya Imam Nahrawi juga harus bisa praktik di bidang yang diurusi. Ternyata, itu terbukti saat dia datang ke GOR Sudirman, Surabaya.
--
SEORANG lelaki masuk GOR Sudirman, Surabaya, dari depan, pada Minggu (11/9/2016). Tak lama kemudian disusul lelaki tegap berbaju safari melakukan hal yang sama.

Ternyata, keduanya adalah pengawal dari Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang akan berkunjung ke GOR Sudirman, Surabaya. Tak lama berselang, lelaki dengan kaos putih dengan paduan warna merah muda masuk.

Ternyata, Nahrawi, sapaan karib Menpora Imam Nahrawi, tak memakai baju formal layaknya pejabat negara. Dia sepertinya ingin bermain juga di GOR Sudirman. Bukan hanya melakukan kunjungan.

Sejurus kemudian, lelaki 43 tahun tersebut menyalami pebulu tangkis Jatim proyeksi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 yang sebentar lagi digelar di Jawa Barat. Dia sedikit kaget di antara atlet Jatim ada Sony Dwi Kuncoro.

''Ada Sony juga,'' katanya sambil menyalami mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut. Nama peraih medali perunggu dan juara di berbagai ajang tersebut masih melekat di benah Nahrawi.

Sedikit seremoni dilakukan di GOR Sudirman. Nahrawi kemudian siap bermain bulu tangkis.

Dia dipilihkan Sony sebagai pasangan. Lawannya adalah Kadispora Jatim Supratomo yang berpasangan dengan Andre Yong, mantan pebulu tangkis PON Jatim yang kini jadi bendahara PBSI Jatim.

Sebelum melakukan pertandingan, Nahrawi serius melakukan pemanasan. Hanya, itu tak lama.

Di atas lapangan, di game pertama, dia beberapa kali melakukan smash yang menghasilkan poin. Ada pula pukulan silangnya yang membuat penonton yang mayoritas atlet PON memberikan aplaus.

Di game pertama, Nahrawi/Sony menang dengan 21-18. Di game kedua, Nahrawi semakin panas.

''Game kedua, pasangan menteri dan Sony menang 21-14. Masih ketat yang pertama,'' ujar Suparman, wasit PBSI yang memimpin pertandinga. (*)

Aksi Nahrawi mendapat pujian dari Sony. Tapi, dia sempat cedera. Baca selanjutnya di seri 2






Dapat Kunjungan Menpora

TIM bulu tangkis Jatim Proyeksi PON 2016 dapat suntikan semangat. Mereka kedatangan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi saat menjalani latihan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Minggu siang (11/9/2016).

''Saya hanya melakukan silaturahmi dengan pengurus Jatim. Sekalian mau lihat tim Jawa Timur,'' kata Nahwari, sapaan karibnya.

Dia sempat menyalami para pebulu tangkis andalan provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut. Kedatangan Nahrawi pun disambuay gembira pengurus.

Mereka berharap para atlet bisa terpacu semangatnya dengan kedatangan Nahrawi. Apalagi, pelaksaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 semakin dekat.

''Kami sangat bangga dikunjungi Menpora. Anak-anak harus bisa menjadikan moment ini sebagai pemacu semangat,'' ujar Wakil Ketua Pengprov Jatim Bayu Wira.

Hanya, saat dapat kunjungi Nahrowi, skuad Jatim belum komplet. Beberapa atletnya masih belum bergabung karena masih bertanding di Indonesian Masters 2016. Mereka antara lain Kevin Sanjaya dan Ronald Alexander.

Di Balikpapan, yang jadi host Indonesian Masters 2016, keduanya mampu keluar sebagai juara. Kevin yang berpasangan dengan Wahyu Nayaka, mampu menjadi juara ganda putra dan Ronald yang berpasangan dengan Melati Daeva keluar sebagai pemenang di ganda campuran. (*)

Naik Podium Pertama di 2016

Ronald/Melati juara di ganda campuran
GELAR  itu akhirnya datang ke Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti. Keduanya sukses menjadi juara
di Indonesia Masters 2016. Keduanya mengalahkan Kian Meng Tan/Pei Jing Lai dari Malaysia dengan 21-16, 21-17 dalam pertandingan final.Kali terakhir, Ronald/Melati. Terakhir mereka naik podium utama di Taiwan Grand Prix 2015.

“Yang pasti bangga dan senang. Latihan tiap hari nggak sia-sia. Kami memenuhi target, karena datang juga sebagai unggulan dua. Yang pasti tidak dijadikan beban buat kami,” ujar Ronald seperti dikutip media PBSI.

Sejak awal game pertama, Ronald/Melati tak memberikan kesempatan buat Kian/Pei untuk menyamakan kedudukan. Mereka terus menekan lawan dan merebut kemenangan. Di game kedua pun, Ronald/Melati tak membiarkan lawan untuk menyusul poin. Keduanya tampil meyakinkan hingga akhir pertandingan.

“Kami tetap fokus di lapangan, tetap tenang, rileks dan enjoy sama mainnya. Di tiap poin kami tetap fokus dan jangan sampai lengah,” kata Ronald.

Berhadapan dengan pasangan Malaysia, Ronald/Melati mengatakan sudah mempelajari pola permainan lawan. Kian/Pei sendiri sebelumnya membabat habis wakil Indonesia sejak babak pertama.

“Kami sudah lihat permainan mereka kemarin saat lawan Edi (Subaktiar)/Richi (Dili). Mereka banyak poin dari bola atas. Jadi pelatih juga ngasih tahu untuk turunin bola terus jangan sampai defense. Soalnya smash cowoknya juga kencang,” kata Ronald.

Hasil Ronald/Melati kali ini lebih baik dibanding capaian mereka di Indonesian Masters tahun lalu. Tahun 2015 di Malang, Ronald Melati terhenti di babak dua dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Setelah ini Ronald/Melati akan bertanding di PON XIX/2016 Jawa Barat. Ronald akan memperkuat tim Jawa Timur sementara Melati membela Jawa Tengah. (*)

Pertegas Dominasi Ganda Putra

Kevin (kiri)/Wahyu dengam medali Indonesian Masters
SEPAK terjang pasangan anyar Kevin Sanjaya/Wahyu Nayaka tak tebendung di Indonesian Masters. Pasangan yang baru kali pertama tersebut mampu keluar sebagai juara nomor ganda putra dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.

Dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Dome, Balikpapan, Kalimantan Tmur, pada Minggu waktu setempat, Kevin/Wahyu mengalahkan wakil Tiongkok Han Chengkai/Zhou Handong dengan dua game langsung 21-16, 21-18.

Sebenarnya, Kevin dan Wahyu bukan pasangan permanen. Keduanya digandengkan karena pasangan Kevin, Gideon Marcus Fernaldi tengah cedera.

Sehingga, PP PBSI pun berpikir untuk mencari pasangan bagi Kevin untuk bisa tampil di Indonesia Masters 2016. Akhirnya didapatkan Wahyu yang tengah kosong usai pasangan lamanya Ade Wahyu dipulangkan dari Pelatnas Cipayung.

Hanya, ranking Kevin yang berpasangan dengan Gideon yang membuat Kevin/Wahyu masih masuk dalam daftar unggulan. Keduanya ditempatkan sebagai kandidat juara di posisi kelima.

Saat ini, Kevin/Gideon ada di posisi 11 dunia. Bahkan, dalam putaran final ke Dubai, mereka ada di posisi teratas. Sementara, Wahyu terpuruk di posisi 48 dunia.

Jalan ke final bagi Kevin/Wahyu cukup mengagumkan.Di perempat final,keduanya menumbangkan juara bertahan yang juga rekannya di Pelatnas Cipayung Rian Agung Saputro/Berry Anggriawan dengan tiga game 18-21, 21-16, 23-21. Di perebutan tiket final, Kevin/Wahyu mempermalukan ganda nomor dua Indonesia Angga Pratama/Ricky Karanda dengan 21-14,18-21, 21-19.

Gelar yang diraih Kevin/Wahyu juga mempertegas dominasi merah putih di nomor ganda dalam Indonesian Masters. Sejak dilaksanakan 2010,Indonesia hanya kehilangan gelar pada 2012 di Palembang. Saat itu, posisi terhormat disabet wakil Korea Selatan Kim Gi-jung/Kim Sa-rang . (*)

Gelar juara ganda putra Indonesian Masters
2016: Kevin Sanjaya/Wahyu Nayaka (Indonesia

2015: Rian Agung Saputro/Berry Anggriawan

2014:Marcus Fernaldi/Markis Kido (Indonesia)

2013: Angga Pratama/Rian Agung Saputro (Indonesia)

2012: Mohamad Ahsan/Bona Septano (Indonesia)

2011: Mohammad Ahsan/Bona Septano (Indonesia)

Harapan Juara dari Pasangan Dadakan

DI INDONESIA Masters 2016, Kevin Sanjaya tak tampil dengan pasangannya, Macus Gideon. Sinyo, sapaan karib Marcus, absen karena mengalami cedera.

PP PBSI mengambil keputusan memasangkan Kevin dengan Wahyu Nayaka. Kebetulan, Wahyu juga tengah menjomblo karena pasangan lamanya, Ade Yusuf, dikembalikan ke klub asalnya, Wima Surabaya, karena sakit.

Pasangan Kevin/Wahyu diberi kepercayaan berlaga di Indonesian Masters 2016. Tentu, sebagai pasangan baru, keduanya tak ditarget juara dan mampu berbicara banyak dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.

Tapi, siapa sangka, langkah keduanya kebablasan. Kevin/Wahyu mampu menembus babak final.


Dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Sabtu waktu setempat, Kevin/Wahyu menundukkan unggulan kedua Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi dengan tiga game 21-14, 18-21, 21-19.

“Di game pertama, kami bisa menekan dari awal, sementara mereka belum in. Di game kedua baru mereka  udah dapet banget feelingnya. Di game ketiga awal juga kan kami ketinggalan terus. Pas ngejar sih saya berusaha menenangkan diri,” kata Kevin usai bertanding seperti dikutip media PBSI.

Di babak final, Kevin/Wahyu akan menantang pasangan Tiongkok, Han Chengkai/Zhou Haodong.
“Besok final kami mempersiapkan diri, karena belum pernah ketemu kan sama pasangan Tiongkoknya. Khusus buat saya mungkin harus lebih menyeimbangkan Kevin ya. Kakinya harus lebih cepat lagi,” kata Wahyu. (*)

Agenda final Indonesian Masters 2016
Tunggal putra: Huang Yuxiang (Tiongkok x12) v Shi Yuqi (Tiongkok x11)

Ganda putri: Jongkolphon Kititharakul/Rawinda Prajongjai (Thailand x3) v Chae Yoo Jung/Kim So-yeong (Korsel x4)

Ganda campuran: Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia x3) v Ronald Alexander/Melati Daeva (Indonesia x2)

Tunggl putri: Busanan Onbamrungphan (Thailand x1) v Goh Jin Wei (Malaysia x8)

Ganda putra: Kevin Sanjaya/Wahyu Nayaka (Indonesia x5) v Han Chengkai/Zhou Haodong (Tiongkok)

x=unggulan

Mencari Puncak di Debut

INDONESIAN Masters 2016 jadi debut bagi Richi Dili. Untuk kali pertama, dia berpasangan dengan Edi Subaktiar.

Tapi, hasil yang diraih cukup di luar dugaan. Keduanya mampu menembus semifinal turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.

Tiket tersebut diperolehu usai Edi/Richi menundukkan rekannya sendiri Irfan Fadilah/Weni Anggraini dengan tiga game 18-21, 27-25, 21-16 dalam babak perempat final di Dome, Balikpapan,Kalimantan Timur, pada Jumat waktu setempat (9/9/2016).

Untuk bisa menembus babak akhir, keduanya harus bisa mengalahkan Tan Kian Meng/Lai Pei Jing. Di perempat final, wakil Malaysia tersebut menang mudah 21-8, 21-14 atas wakil Indonesia Lukhi Apri Nugroho/Ririn Amelia.

Sebelumnya, Richi dan Edi punya pasangan yang sudah lama  bersama. Richi dengan Riky Widianto dan Edi dengan Gloria Emanuelle Widjaja.

Menariknya, kini Riky dan Gloria menjadi pasangan baru. Keduanya sempat menembus babak semifinal dalam Taiwan Open Grand Prix Gold 2016 pada bulan Juli.

Sayang, di Indonesian Masters 2016, keduanya langsung tersingkir di babak I. Riky/Gloria menyerah di tangan Tan Kian Meng/Lai Pei Jing.

Dibandingkan Edi/Gloria, Riky/Richi sempat menjadi harapan masa depan nomor ganda campuran Indonesia. Mereka pernah menembus posisi delapan besar dunia.

Sayang, penampilan angin-anginan keduanya membuat prestasi puncak gagal dipetik. Hingga akhirnya, PP PBSI menceraikan keduanya. (*)

Aib dari Tunggal Putra

KEHORMATAN tunggal putra tuan rumah di Indonesian Masters 2016 tercoreng. Untuk kali pertama sejak kali pertama digelar 2010, merah putih gagal menempatkan wakilnya di babak final.

Bahkan, pada 2016 ini, Indonesia tak mampu meloloskan dutanya ke empat besar. Ini setelah dia wakil yang masih tersisa, Ihsan Maulana Mustofa dan Muhammad Bayu Pangistu, tersingkir di babak perempat final.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur, Ihsan menyerah kalah rubber game 24-22, 16-21, 15-21 kepada Zhao Jun Peng dari Tiongkok. Di atas kertas, sebenarnya, Ihsan lebih diunggulkan.

Dalam Indonesian Masters yang berhadiah total USD 120 ribu tersebut, Ihsan ditempatkan sebagai unggulan kedua karena ranking 17 yang dimiliki.Sedangkan Jun Peng baru mempunyai ranking 233.

Setelah dua kali membuat kejutan, langkah Muhammad Bayu Pangisthu akhirnya harus terhenti di perempat final Yonex-Sunrise Indonesian Masters 2016. Bayu kalah usai menghadapi Huang Yuxiang, Tiongkok, 6-21 dan 19-21.

Sedang Bayu,sapaan karib Muhammad Bayu Pangisthu, dihentikan unggulan ke-12 Huang Yuxiang dengan straight game 6-21, 19-21.

“Kemarin setelah lawan Xue Song, saya belum benar-benar pulih. Jadi di pertandingan ini saya nggak percaya sama keadaan saya sendiri, dengan keadaan yang sakit-sakit badannya. Makanya pas pertama saya kurang greget dan takut-takut,” kata Bayu seperti dikutip media PBSI.

Baru di game kedua, Bayu menunjukkan kebolehannya. Ia memimpin perolehan angka dengan 10-6, 17-13 dan 19-16. Tapi setelah itu, langkah Bayu seolah terkunci. Huang bangkit mengejar dan membalikkan posisi dengan lima poin berturut-turut. Bayu kalah 19-21.


“Kemarin setelah lawan Xue Song, saya belum benar-benar pulih. Jadi di pertandingan ini saya nggak percaya sama keadaan saya sendiri, dengan keadaan yang sakit-sakit badannya. Makanya pas pertama saya kurang greget dan takut-takut,” kata Bayu.

Sejak dilaksanakan 2010, pada 2014, gelar lepas ke wakil India HS Pranoy yang di final menundukkan wakil Indonesia Firman Abdul Kholik. Tahun lalu, juara disabet Tommy Sugiarto. (*)


Daftar juara tunggal putra Indonesian Mastes

2015: Tommy Sugiarto (Indonesia)

2014: HS Prannoy (India)

2013; Simon Santoso (Indonesia)

2012: Sony Dwi Kuncoro (Indonesia)

2011: Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia)

2010: Taufik Hidayat (Indonesia)

Tunggal Putri hanya Sisakan Hana

Hana Ramadhini tinggal sendirian (foto;PBSI)
PELUANG tunggal putri berjaya di kandang sendiri dalam Indonesian Masters 2016 tipis. Di babak perempat final, tuan rumah hanya mempunyai satu wakil atas nama Hana Ramadhini.

Tiket itu diperoleh setelah Hana menang Ji Min Yeo dari Singapura dengan 21-16, 21-15 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Kamis waktu setempat (8/9/2016). Hanya, untuk menembus semifinal bukan hal yang mudah.

Hana bersua dengan unggulan ketujuh asal Thailand Pornpawee Chochuwong. Di babak sebelumnya, pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut menundukkan anggota Pelatnas Cipayung Dinar Dyah Ayustine dengan 21-18, 21-17.

Selain Hana dan Dinar, sebenarnya di babak kedua, Indonesia masih mempunyai dua wakil lain yakni Desandha Vegarani dan Ruselli Hartawan. Sayang, keduanya terjegal.

Desandha dihentikan unggulan kedelapan asal Malaysia Goh Jin Wei dengan 23-25, 12-21. Sedang Ruselli menyerah 17-21, 17-21 kepada Ayumi Mine, unggulan keenam dari Jepang.

Sejak dilaksanakan 2010, Indonesia hanya mampu sekali menjadi juara di Indonesian Masters. Prestasi tersebut diukir oleh Adriyanti Firdasari pada 2014. (*)

Langkah Sony-Simon Terhenti

Simon Santoso gagal menembus perempat final
PERJALANAN Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso terhenti. Keduanya pebulu tangkis senior tersebut terhenti di babak II Indonesian Masters 2016.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Kamis waktu setempat (8/9/2016), Sony, yang diunggulkan di posisi keenam, dipaksa harus mengakui ketangguhan Lee Cheuk Yiu dari Hongkong dengan rubber game 21-17, 14-21, 19-21.

Di atas kertas, sebenarnya Sony diunggulkan memenangkan pertandingan. Selain bermain di kandang sendiri, arek Suroboyo tersebut tengah mendekati permainan terbaik.

''Saya lengah, jadi mainnya kurang lepas,'' ungkap Sony melalui pesan singkat.

Dia juga memberi catatan khusus di game ketiga. Di gama pemungkas tersebut, Sony kembali lambat panas.

''Saya sempat tertinggal 2-10. Jadi ngejarnya jauh juga,'' ujar bapak dua anak itu.

Kekalahan Sony juga diikuti mantan rekannya di Pelatnas Cipayung, Simon Santoso. Mantan tunggal putra terbaik Indonesia itu tak berdaya di tangan unggulan ke-12 asal Tiongkok Huang Yuxiang dengan 14-21, 16-21. Penampilan di Balikpapan ini menjadi debut bagi Simon setelah lama absen karena cedera.

Sony dan Simon pernah menahbiskan namanya di daftar juara Indonesian Masters. Sony naik podium terhormat pada 2012 dan Simon setahun kemudian. (*)

Mantan Juara Lepas dari Jeratan Pertama

LOLOS: Sony Dwi Kuncoro janji fight di babak II
DUA pendekar senior bulu tangkis Indonesia, Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso, masih bertaji. Keduanya mampu melewati jeratan babak I Indonesian Masters 2016.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Rabu waktu setempat (7/9/2016), keduanya mengalahkan lawan-lawannya. Sony, yang diunggulkan di posisi keenam, menghentikan perlawanan Abdulrach Namkul dari Thailand dengan tiga game 17-21, 21-14, 21-17.

''Di game pertama, saya kurang fokus. Sehingga, lawan bisa berkembang,'' ujar Sony melalui pesan singkat.

Dia mengakui lamanya vakum dari turnamen internasional bisa menjadi penyebab. Atmosfer pertandingan pun yang ketat hampir sebulan tak dirasakan.

''Tapi, saya tak akan mengulangi di babak II. Saya harus langsung tampil greget,'' ujar Sony.

Di babak II, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut akan dijajal Lee Cheuk Yiu. Tunggal putra asal Hongkong itu di babak I menang mudah 21-10, 21-8 atas wakil Indonesia Bobby Kaizar Alexander.

Sementara, di penampilan perdana, Simon unggul 21-18, 21-16 atas Harsheel Dani dari India. Di babak kedua, mantan pebulu tangkis nomor tiga dunia tersebut menantang unggulan ke-12 Huang Yuxiang dari Tiongkok.

Bagi Sony dan Simon, Indonesian Masters bukan turnamen asing. Keduanya pernah menjadi juara dalam ajang yang masuk level grand prix gold tersebut.Sony menjadi pemenang pada 2012 sedang Simon setahun kemudian. (*)

Tunggal Thomas Indonesia Langsung Tersingkir

Anthony Sinisuka Ginting (foto;PBSI)
INDONESIA sudah kehilangan andalan di tunggal putra. Anthony Sinisuka Ginting harus mengakui keunggulan wakil Tiongkok, Zhao Jun Peng di babak pertama  Indonesian Masters 2016. Anthony kalah dua game langsung dengan 18-21, 20-22 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Rabu waktu setempat (7/9/2016).

Sejak game pertama dimulai, Anthony terus berada di bawah dominasi Zhao. Ia tertinggal jauh 5-1, 7-13 dan 9-16. Anthony sempat mengejar menjadi 18 sama, namun sayang akhirnya tetap kalah 18-21.

Masuk di game kedua, Anthony berusaha membuka peluang dengan unggul tipis 9-7. Tapi Zhao lagi-lagi menyusul dan membalikkan angka, menjadi unggul 14-9. Unggulan sembilan Indonesia tersebut akhirnya kalah setelah mencoba menyusul lawan.

“Saya banyak mati sendiri. Itu yang bikin poin yang terbuang. Di game pertama dan kedua, saya sempat ketinggalan jauh, terus hampir nyamain. Mungkin kalau dari awal bisa dijaga ketat poinnya, mungkin bisa,” kata Anthony seperti dikutip media PBSI.

Terhenti di babak pertama diakui Anthony masih jauh dari targetnya di Balikpapan ini. Sebelumnya Anthony mematok target tembus babak final.

“Saya bersyukur bisa dikasih kesempatan bisa cari kesempatan cari pengalaman di sini. Walaupun hasil ini tidak sesuai target awal saya. Di awal saya ingin bisa melampaui hasil tahun lalu. Tahun lalu saya kalah di semifinal. Berarti kan paling nggak saya bisa ke final,” ujar atlet besutan klub SGS PLN Bandung tersebut.

Antony sendiri merupakan salah satu pebulu tangkis yang digadang-gadang bakal menjadi andalan Indonesia di masa depan. Dia pun sudah masuk dalam Tim Piala Thomas 2016 lalu. Selepas   Indonesian Masters 2016, Anthony akan langsung bersiap untuk pertandingannya di PON XIX/2016 Jawa Barat. (*)

Hendra/Ahsan Mulai Pisah di Eropa

BERAKHIR sudah kiprah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Keduanya bakal tak lagi berpasangan.

Ini setelah PP PBSI menceraikan keduanya. Langkah ini sebagai buntut dari mulai menurunnya penampilan Hendra/Ahsan sejak 2016.

Dengan puncaknya pada Olimpiade Rio 2016. Diharapkan mampu menjadi penyambung tradisi emas, Hendra/Ahsan malah tampil mengecewakan.

Keduanya hanya mampu memetik satu kemenangan dalam tiga laga. Imbasnya, Hendra/Ahsan gagal menembus babak II. Meski sebenarnya, juara dunia 2015 tersebut diunggulkan di posisi kedua.

Selain itu, puncak penampilan keduanya sudah dianggap lewat. Sebelum ke Brasil, negara penyelenggaraan Rio 2016, mereka belum meraih juara di 2016. Sebaliknya, kegagalan demi kegagalan terus mengiringi.Bahkan, di kandang sendiri, dalam Indonesia Open Super Series Premier 2016, Hendra/Ahsan sudah tumbang di babak II.

Lalu, siapa pasangan barunya nanti? ''Hendra akan berpasangan dengan Rian Agung dan Ahsan dengan Berry Anggriawan. Mereka akan mulai tampil di Eropa,'' ujar Ahmad Budiarto, Wasekjen PP PBSI.

Melihat kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), kejuaraan yang Eropa baru dilaksanakan pada Oktober mendatang. Kejuaraan tersebut adalah Denmark Super Series Premier pada 18-23 Oktober dan Prancis Super Series pada 25-30 Oktober.

Sedangkan di Jepang Super Series pada 20-25 September, Hendra/Ahsan masih berpasangan; Begitu juga di Korea Super Series.

Sebenarnya, di awal pembentukan, Hendra/Ahsan sangat ditakuti. Rentetan gelar mampu diraih termasuk dua kali menjadi juara dunia yakni pada 2013 dan 2015. Serta All England di tahun yang sama.Sayang, gaya permainan keduanya mulai dibaca oleh lawan-lawannya. (*)

Dua Unggulan Teratas Mundur

KANS merajai Indonesia Masters 2016 berkurang. Dua unggulan dari Indonesia di nomor ganda putra dan ganda campuran urung tampil dalam ajang yang dilaksanakan di Balikpapan, Kalimantan Timur, 6-11 September tersebut.

Di ganda putra, sebenarnya unggulan pertama diduduki oleh pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Sedangkan Praveen Jordan/Debby Susanto memilih absen di turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.

''Kedua pasangan mundur dengan alasan sakit. Jadi, posisinya digantikan pasangan lain dari babak kualifikasi,'' kata Kabid Pertandingan, Turnamen, dan Perwasitan PP PBSI Eddyanto Sabarudin.

Di ganda putra, tempat slot teratas di ganda putra ganti ditempati pasangan kakak beradik Fran/Fernando Kurniawan.  Untuk ganda campuran jarah Praveen/Debby diisi oleh Reinard Dhanriano/Yulfira Barkah.

Kedua pasangan yang memilih mundur tersebut baru saja berlaga di Olimpiade Rio 2016. Sayang, hasil yang diraih tersebut kurang memuaskan.

Hendra/Ahsan, yang di Rio 2016 ditempatkan sebagai unggulan kedua, langsung tersingkir di babak penyisihan. Meski oleh PP PBSI, sebenarnya keduanya diharapkan meraih emas.

Praveen/Debby sendiri di Rio 2016 sempat menembus perempat final. Hanya, langkahnya dijegal rekannya sendiri, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang akhirnya keluar sebagai juara. (*)

Tiga Gelar dari Singapura

INDONESIA masih bisa berpesta. Di turnamen kecil Singapore International, pebulu tangkis merah putih mampu membawa pulang tiga gelar.

Tiga tempat bergengsi tersebut disumbangkan Asty Dwi Widyaningrum di tunggal putri, Suci Rizky Andini/Yulira Barkah (ganda putri), dan Yantoni Edy Saputra/Marcheila Geicha (ganda campuran).

Asty  mengalahkan Lee Ying Ying dari Malaysia dengan 21-19, 21-12 dalam pertandingan final tunggal putri yang dilaksanakan di Singapura pada Sabtu waktu setempat (3/9/2016). Dalam ajang ini,wakil merah putih tersebut tak menempati daftar unggulan.

Sama halnya dengan pasangan ganda campuran, Yantoni/Marsheilla juga bukan kandidat juara. Namun, di babak pemungkas, keduanya mempermalukan andalan tuan rumah yang ditempatkan sebagai unggulan keenam Danny Bawa Chrisnanta/Citra Sari Dewi dengan dua game langsung 21-9, 21-18.

Sementara di ganda putra, Suci/Yulfira memang sudah diprediksi bakal naik ke podium terhormat. Sebagai unggulan pertama, keduanya menundukkan sesama wakil Indonesia Mychelle Bandaso/Serena Kani dengan 21-14, 21-12.

Dua gelar lainnya, tunggal putra dan ganda putra, yang lepas dari genggaman wakil Indonesia jatuh ke Malaysia. Di tunggal putra, Satheistharan menghentikan perlawanan unggulan kesembilan dari Hongkong Lee Cheuk Yiu dengan rubber game 21-19, 19-21, 21-13.

Di ganda putra, wakil Malaysia Goh Sze Fei/Mohd Rumsani melibas wakil tuan rumah yang keduanya berdarah Indonesia Danny Bawa Chrisnanta/Hendra Wijaya 21-13, 21-14. (*)

Dapat Rumah Seharga Rp 1,5 M

MASA DEPAN: Tontowi dan Liliyana dapat rumah
APRESIASI atas raihan emas Olimpiade Rio 2016 kepada Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir terus mengalir. Kali ini, juara nomor beregu campuran itu dapat penghargaan dari Djarum Foundation. Seperti diketahui, pasangan yang biasa disapa Owi/Butet ini merupakan atlet binaan PB Djarum.

Rangkaian apresiasi emas olimpiade dimulai dari penyerahan hadiah rumah dari Graha Padma. Rumah senilai Rp. 1,5 M ini berlokasi di Semarang, Jawa Tengah, dengan tipe Edelweis, luas tanah 162 m2, dan luas bangunan 98m2 dengan 3 kamar tidur.

Tak cuma itu, Owi/Butet yang merupakan pasangan Juara Dunia 2013 ini juga bakal diguyur bonus senilai Rp. 1 M dari Djarum Foundation dan Blibli.com, serta hadiah TV 65" yang merupakan televisi terbesar di dunia, persembahan dari Polytron.

"Senang banget, terima kasih Djarum Foundation yang sudah sangat menggapresiasi kemenangan kami. Jujur kami tidak melihat nilainya, tetapi perhatiannya yang luar biasa. Semoga ini menjadi motivasi untuk kami dan atlet-atlet muda supaya lebih berprestasi," ujar Tontowi seperti dikutip media PBSI .

Hadiah rumah nomor 53 untuk Butet dan nomor 55 untuk Owi letaknya berdekatan dan bakal dilengkapi ornamen logo olimpiade. Menanggapi hal ini, Liliyana merasa terharu akan perhatian yang diberikan.

"Nggak nyangka sudah dipikirin pakai logo olimpiade, saya saja belum kepikirian bikin logo olimpiade di rumah saya yang sekarang saya tempati. Ini akan menjadi rumah kenang-kenangan di masa tua nanti, ini adalah rumah olimpiade," kata Liliyana.

Sementara itu, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan bahwa pemberian hadiah kepada Tontowi/Liliyana merupakan apresiasi atas keberhasilan keduanya membawa kembali medali emas olimpiade, juga bentuk syukur Djarum Foundation setelah menjalankan pembinaan olahraga bulu tangkis sejak 1969. (*)

Tontowi/Liliyana Diarak Keliling Kudus

SELFIE: Tontowi/Liliyana disambut masyarakat
SAMBUTAN kepada Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir belum berakhir. Kini, pasangan peraih medali emas cabang olahraga bulu tangkis nomor beregu campuran Olimpiade Rio de Janeiro 2016 tersebut menikmati keberhasilan mereka bersama masyarakat kota Kudus, Jawa Tengah.

Kamis WIB (1/9/2016), Tontowi/Liliyana diarak keliling Kudus yang merupakan tempat berdirinya klub asal mereka, PB Djarum. Arak-arakan dimulai dari jalan raya Demak-Kudus, menuju pabrik Brak SKT BL 53 milik PT. Djarum.

Tempat ini merupakan tempat bersejarah. Ini karena di sinilah awal mula berdirinya lapangan latihan bulu tangkis pertama milik PB Djarum. Di tempat ini pula, salah satu sang legenda bulu tangkis yang dijuluki King Smash, Liem Swie King, berlatih.

"Inilah Tontowi/Liliyana, mereka lah yg telah mengharumkan nama indonesia, mereka sudah hadir ditengah-tengah kita semua untuk merayakan kemenangan medali emas di Olimpiade Rio 2016. Perlu diketahui juga bahwa PB Djarum telah melahirkan para pahlawan bulu tangkis, kita seharusnya bangga dan tersanjung sudah dikunjungi pahlawan olahraga kita," ujar Musthofa, Bupati Kudus, seperti dikutip media PBSI.

Tontowi pun mengucapkan  terima kasih kepada bupati, karyawan PT. Djarum, dan masyarakat Kudus. Dia berharap prestasi yang diraihnya bisa membanggakan Indonesia dan memotivasi teman-teman untuk berprestasi.

"Terima kasih semua karyawan di PT. Djarum yang sudah mendoakan kami, sehingga kami bisa meraih medali emas olimpiade. Mudah-mudahan, ini  bisa menginspirasi masyarakat Indonesia untuk berprestasi di segala bidang," tambah Liliyana yang disambut riuh tepuk tangan.

Kedatangan Tontowi/Liliyana disambut begitu meriah oleh warga Kudus yang sudah ramai menanti kedatangan pahlawan bulutangkis di kota Kretek tersebut.
Sekitar tiga ribu siswa-siswi sekolah telah berdiri di sepanjang jalan utama di kota Kudus.

Tontowi/Liliyana terlihat sangat menikmati arak-arakan. Senyum bahagia tak pernah lepas dari wajah mereka. Sejak pertama menaiki VW Combi Double Deck, Tontowi/Liliyana langsung ber-selfie ria untuk mengabadikan momen bersejarah ini.

Setelah mengunjungi pabrik Brak SKT BL 53, rombongan arak-arakan bertolak menuju Pendopo Kabupaten. Sepanjang jalan menuju pendopo, penyambutan kian meriah. Ada pasukan marching band, barongsai, dan masih banyak lagi. (*)

Hendra/Ahsan Tergelincir Tiga Peringkat

HASIL Olimpiade Rio 2016 memberi dampak negatif kepada pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Ranking keduanya di nomor ganda putra dunia melorot tiga setrip.

Dari ranking yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Hendra/Ahsan ada di posisi kelima. Posisinya tergusur oleh pasangan Tiongkok yang baru saja meraih emas di Olimpiade Rio 2016, Fu Haifeng/Zhang Nan.

Bahkan, Hendra/Ahsan masih didepak oleh Kim Gi-jung/Kim Sa -rang dari Korea Selatan di posisi ketiga dan Chai Biao/Hong Wei dari Negeri Panda, julukan Tiongko, di peringkat keempat. Di Rio 2016, langkah pasangan terbaik Indonesia tersebut hanya sampai di babak penyisihan.

Hendra/Ahsan hanya mampu memetik satu kemenangan dalam tiga kali turun ke lapangan. Mereka menundukkan pasangan India Manu Attri/Reddy Sumeteh dengan 21-18, 21-13.

Tapi, di dua laga berikut, juara dunia 2015 itu tak berdaya. Hendra/Ahsan dipermalukan pasangan Jepang Kenichi Hayakawa/Hiroyuki Endo 17-21, 21-16, 14-21. Setelah itu, giliran Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok) yang menjegalnya dengan  15-21, 17-21.

Sebenarnya, di Rio 2016, pasangan merah putih tersebut diunggulkan di posisi teatas. Sayang, labilnya penampilan membuat Hendra/Ahsan gagal memenuhi ambisi membawa pulang gelar. Kegagalan ini membuat beredar rumor, keduanya bakal dipisahkan.

Ranking satu dunia masih ditempat ganda Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong. Pasangan ini juga gagal meraih emas karena terhenti di babak kedua. (*)