WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Akhirnya Bisa Menang Dua Game

Christopher/Trikusuma

JALAN Christopher Risdianto/Trikusuma Wardhana masih sesuai skenario. Pasangan asal Suryanaga, Surabaya, tersebut mampu menembus babak final tunggal putra dewasa dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Makassar.
 Dalam babak semifinal yang dilaksanakan di GOR Sudiang pada Jumat (7/3), Christopher/Trikusuma menundukkan Senatria Agus/Hermansyah (SGS Bandung) dengan dua game langsung 21-7, 21-19.  Pada babak pemungkas,  pasangan yang diunggulkan di posisi teratas tersebut bakal dijajal Alfiat Yuris Wirawan/Yohanes Rendy Sugiarto.  Unggulan kelima asal Djarum Kudus itu di babak semifinal menghentikan perlawanan  Darmiko /Seiko Wahyu yang juga dari Djarum Kudus 22-20, 21-19.
 Tentu bukan hal yang mudah bagi Christopher/Trikusuma untuk naik ke podium juara. Lawannya merupakan pasangan yang pernah menghuni Pelatnas Cipayung.
 Namun, kemenangan di semifinal membuktikan Christopher/Trikusuma semakin kompak. Buktinya, untuk kali pertama, mereka bisa memetik kemenangan dengan straight game.  Ya, sejak babak kedua, di babak pertama memperoleh bye, Christopher/Trikusuma menang dua game langsung.
  ‘’Ya, kami menang. Tapi, perjuangan belum selesai karena masih ada partai final,’’ kata Christopher kepada smashyes.
 Dia mengakui penampilan di Makassar ini sebagai ajang pemanasan sebelum berlaga dalama Malaysia Grand Prix Gold yang dilaksanakan di Johor Bahru pada 25-30 Maret mendatang. Apalagi, ajang di negeri jiran itu merupakan penampilan perdana Christopher/Trikusuma di ajang internasional.
 Sukses menembus final dewasa juga dibukukan pebulu tangkis asal Surabaya Febriyan Irvannaldy. Lelaki binaan Hi-Qua Wima itu mampu menundukkan wakil Tangkas Jakarta Ari Januari dengan rubber game  21-12, 23-25, 21-16.
 Febri, sapaan  karib Febriyan Irvannaldy, yang diunggulkan di posisi ketiga bakal menantang Hermansyah asal Jaya Raya yang di semifinal Kho Henriko (Djarum) 21-17, 22-20. (*)

AGENDA FINAL KELOMPOK DEWASA
Tunggal Putra:  Hermansyah v Febriyand Irvanaldy

Tunggal Putri: Adriyanti Firdasari v Tieke Arieda

Ganda Putra: Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana v Afiat Yuris/Yohanes Rendy Sugiarto

Ganda Putri:Aris Budiharti/Ery Okatavani v Nadya Melati/Dian Fitriani

Ganda Campuran: Ardiansyah/Devi Tika v Arysa Isnanu/Meliana Jauhari

Penonton Solo Bisa Beri Tekanan

VENUE: Sritex Arena Solo

TAHUN 2014 bakal menjadi tahun bulu tangkis bagi Solo. Kota Bengawan, julukan Solo, akan menjadi berbagai host event olahraga tepok bulu.
 Selain akan menjadi tuan rumah sirkuit nasional dan Indonesia Grand Prix Gold, terbaru Solo akan menjadi tempat pertandingan simulasi pertandingan bulu tangkis Piala Thomas-Uber pada 26 April mendatang.
 "Solo kami pilih karena animo masyarakatnya yang besar kepada bulu tangkis," kata Wakil Sekjen PP PBSI Achmad Budiarto kepada smashyes.
 Nah, kehadiran penonton itu sangat diharapkan untuk bisa memberi tekanan kepada Tommy Sugiarto dkk. Atmosfer seperti itulah yang tak akan ditemukan jika simulasi dilaksanakan di tempat latihan.
 "Biar terbiasa memperoleh tekanan di pertandingan beregu. Karena,tekanan di pertandingan perorangan dan beregu lain," jelas Budi, sapaan karib Achmad Budiarto.
 Selain itu, jarak Solo tak jauh dengan Kudus, kota yang dipilih menjadi tempat menempa tim Indonesia menghadapi Piala Thomas-Uber 2014. Ya, dalam persiapan kali ini, pebulu tangkis yang masuk tim bakal digembleng di Kota Kretek, julukan Kudus, bukan di Cipayung seperti biasanya.
 Tujuannya, agar konsentrasi pebulu tangkis hanya tertuju ke Piala Thomas-Uber yang bakal digeber di New Delhi, India, pada Mei 2014. Tahun ini, Indonesia berharap bisa membawa pulang Piala Thomas yang  sejak 2004 atau sepuluh tahun terbang ke Tiongkok.
Untuk Piala Uber, menembus babak semifinal sudah merupakan sebuah capaian terbaik. Sejak 1996, Indonesia tak pernah lagi mengangkat trofi lambing kekuatan beregu putri tersebut. (*)

Unggulan Pertama Tumbang Duluan

TERSINGKIR: Febby Angguni (foto: pbjdarum)

FEBBY Angguni datang ke Sirkuit Nasional (Sirnas) Makassar dengan status mentereng. Pebulu tangkis PB Djarum  Kudus ini menyandang posisi unggulan teratas di nomor tunggal putri.
Peringkat dunia yang dimiliki paling tinggi di antara semua peserta. Ya,dalam daftar peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 27 Februari, Febby ada di posisi 48 dunia.
 Namun, status unggulan teratas itu seakan tak ada artinya ketika Febby menghadapi Mega Cahya dari Jaya Raya Jakarta. Dia menyerah dua game langsung 19-21, 17-21 pada babak kedua Sirnas Makassar yang dilaksanakan Rabu (5/3) WIB.
 Ini tentu menjadi hasil yang kurang menggembirakan bagi mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu. Itu disebabkan tahun lalu, dia berjaya di beberapa seri sirnas.
Lain halnya dengan Mega. Kemenangan ini membuat dia menantang unggulan kedelapan Elizabeth Purwaningtyas asal SGS Bandung yang di babak kedua menundukkan Intan Dwi Cahyani (Djarum Kudus) 21-13, 17-21, 21-14.
 Sebelumnya di kelompok putra, raja sirnas Alamsyah Yunus juga gagal mempertahankan gelar. Namun, dia bukan kalah di atas lapangan. Lelaki yang pernah juga menghuni Pelatnas Cipayung itu urung berlaga karena sakit. (*)

Hendra/Ahsan Menang Beda dari Biasanya

Chris Langridge/Peter Mills  (foto: LondonGPG)

DUA asa Indonesia di All England Super Series Premier 2014 masih bertahan. Di nomor ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, mampu mengalahkan lawan-lawannya pada pertandingan babak perdana yang dilaksanakan di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, pada Rabu waktu setempat (5/3).
 Hendra/Ahsan mampu melewati hadangan ganda Rusia Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov dengan dua game langsung 21-14, 21-18.  Sedangkan Tontowi/Liliyana, yang menyandang status juara bertahan,  melibas Chang Peng Soon/Lai Pei Jing (Malaysia) 21-12, 21-5.
 Kemenangan Hendra/Ahsan atas pasangan Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, termasuk di luar dugaan. Pertandingan kedua pasangan hanya berlangsung selama 29 menit. Apalagi, partai tersebut berlangsung dua game langsung.
 Dalam dua kali pertemuan sebelumnya, Hendra/Ahsan harus berjuang selama tiga game untuk menundukkan Ivanov/Sozonov di Indonesia Super Series Premier 2013  dan Hongkong Super Series 2014.
 Pada babak kedua, unggulan pertama itu akan dijajal pasangan tuan rumah Chris Langride/Peter Mills yang di babak perdana menghentikan kompatriot (rekan satu negara) Marcus Ellis/Tom Wolfenden 21-15, 21-16.  Ini merupakan pertame kedua pasangan.
 Namun di atas kertas, Hendra/Ahsan bisa memetik kemenangan. Lawan yang dihadapinya peringkatnya 23 setrip di bawah.
 Sukses Hendra/Ahsan juga diikuti oleh Angga Pratama/Rian Agung Saputra. Hanya, keduanya dipaksa bermain tiga game oleh 20-22, 21-18, 21-11 oleh Peter Briggs/Harley Tower . Pada babak kedua, unggulan keenam ini akan dijajal Chai Biao/Hong Wei yang di babak awal melibas Maneepong Jongjit/Nipitphon Puangpuapech (Thailand)  21-12, 21-14. Pertandingan ini akan menjadi pertemuan perdana bagi Angga/Rian dengan pasangan Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok.
 Satu wakil lagi Indonesia di babak kedua ganda putra adalah Markis Kido/Markus Fernaldi. Juara Prancis Super Series 2013 ini memupus perlawanan sesama pasangan merah putih, Ade Yusuf/Markus Fernaldi, 21-15, 19-21, 21-19.
 Pada babak kedua, Kido/Markus sudah ditunggu unggulan ketiga Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark) yang memulangkan juara Malaysia Super Series Premier 2013 asal Malaysia Goh V Shem/Lim Khim Wah 23-21, 21-11.
 Di ganda campuran, Tontowi/Liliyana, yang menempati unggulan kedua,  dijajal pasangan Tiongkok Chai Biao/Tang Jinhua, yang di babak pertama menghentikan asa rekannya sendiri Liu Cheng/Bao Yixin 21-18, 21-16. (*)

Dari Kualifikasi Pulangkan Tommy

Gao Huan 

PEBULU tangkis Tiongkok jadi momok bagi Tommy Sugiarto. Wakil Negeri Panda,julukan Tiongkok, selalu menjadi ganjalan bagi putra legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut.
 Kali ini, Tommy kembali takluk. Menempati unggulan ketiga, Tommy kalah  oleh Gao Huan dengan rubber game 12-21, 21-10, 18-21 dalam pertandingan babak I All England Super Series Premier 2014 yang dilaksanakan pada Rabu waktu setempat (5/3).
 Ini menjadi kejutan terbesar di hari pertama turnamen  yang menyediakan hadiah total USD 400 ribu tersebut. Apalagi, GaoHuan merupakan pebulu tangkis yang lolos dari babak kualifikasi.
 Sebenarnya, bagi Tommy, Gao Huan bukan lawan yang asing. Mereka pernah bersua dua  kali yakni di Indonesia Grand Prix Gold 2012 dan All England 2013
Di Indonesia Grand Prix Gold 2012, Tommy menyerah tiga game 16-21, 21-15, 16-21. Namun, di All England, pebulu tangkis yang pernah terpental dari Pelatnas Cipayung itu membalasnya dengan dua game langsung 21-14, 21-13.
 Kegagalan juga dialami Sony Dwi Kuncoro. Arek Suroboyo ini menyerah dua game langsung 11-21, 10-21 kepada musuh bebuyutannya, Wang Zhengming dari Tiongkok.
 Ini merupakan kekalahan ketiga beruntun yang ditelan Sony dari lawan yang sama. Dua kali pertemuan sebelumnya di Makau dan Tiongkok Open, bapak dua putri itu juga menyerah.
 Di nomor tunggal putra ini, Indonesia tinggal menyisakan Dionysius Hayom Rumbaka. Pebulu tangkis peringkat 19 itu  menghentikan perlawanan wakil Belanda Eric Pang 21-18, 21-17.
 Pada babak kedua, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, bersua dengan Son Wan-ho asal Korea Selatan yang di babak pertama secara mengejutkan memulangkan unggulan keempat asal Denmark Jan O Jorgensen 21-8, 21-18. Selama tiga kali pertemuan, Hayom tak pernah menang.
 Hanya, pertemuan terakhir kedua pebulu tangkis sudah terjadi  di Indonesia Super Series Premier 2011. Saat itu, Hayom menyerah 21-17, 14-21, 19-21. (*)

Pebulu Tangkis Tiongkok Penakluk Sony
2014:
Korea Super Series: Tian Houwei 12-21. 17-21

2013
Tiongkok Super Series Premier: Wang Zhengming 15-21, 21-14, 18-21
Denmark Super Series Premier: Chen Yuekun 20-22. 11-21
Piala Sudirman: Chen Long 11-21, 15-21 dan 17-21, 11-21
Jerman Grand Prix Gold: Chen Long 17-21, 11-21

Mimpi Ramdan Jadi Kenyataan

Misbun Ramdan (foto: badmintonreak)

MIMPI Misbun Ramdan Misbun jadi kenyataan. Akhirnya, lelaki 23 tahun tersebut bisa menjajal babak utama turnamen bergengsi, All England .
 Itu setelah lawan, Ramdan, sapaan karib Misbun Ramdan Misbun, dari Finlandia Ville Lang menyerah pada game ketiga dalam kedudukan 16-3 di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, Selasa malam waktu setempat (4/3) atau Rabu dini hari WIB (5/3). Dua game sebelumnya hasilnya, 18-21, 21-11.  Di pertandingan pertama kualifikasi, Ramdan menghentikan perlawanan Joachim Persson asal Denmark dengan tiga game 21-16, 18-21, 21-8.
‘’All England merupakan turnamen paling besar di dunia. Lolos ke babak utama merupakan mimpi yang jadi kenyataan,’’ kata Ramdan seperti dikutip dari media Malaysia.
 Hanya, untuk lolos ke babak kedua, dia harus memerlukan perjuangan ekstra. Ini disebabkan putra leegenda bulu tangkis Malaysia Misbun Sidek tersebut bertemu dengan  Chou Tien-chen.
 Ini akan menjadi pertemuan perdana bagi kedua pebulu tangkis. Hanya, dari sisi peringkat, Ramdan kalah. Dia di ranking 48 sementara Tien-chen di posisi 24.
 Ramdan juga menjadi tunggal putra Malaysia yang bisa menembus babak utama melalui kualifikasi. Dua rekannya, Liew Daren dan Zulfadli, sudah lebih dulu tersingkir.
 Daren, yang diunggulkan di posisi kedua, langsung kalah 8-21,21-23 oleh Wei Nan dari Hongkong. Sedang Zulfadli, mantan juara dunia junior 2011, tumbang Lee Dong-keun (Korsel) 12-21, 19-21. (*)

Bisa Jadi Penampilan Terakhir

PADAT: Lee Chong Wei 

LEE Chong Wei kembali ke Singapura. Pebulu tangkis Malaysia tersebut memutuskan berlaga dalam Singapura Super Series 2014 yang dilaksanakan 8-13 April mendatang.
 Dalam sebuah wawancara dengan media Singapura, Chong Wei menegaskan penampilannya di Negeri Singa, jululan Singapura, bakal yang terakhir. Alasannya, usianya sudah tak muda lagi, 32, tahun dan cedera sering membekap karena seringnya tampil dalam berbagai turnamen.
  Kali terakhir, Chong Wei berlaga di Singapura pada 2010 dan hanya sampai babak perempat final. Saat itu, langkahnya dihentikan wakil Indonesia Sony Dwi Kuncoro di babak perempat final dengan 21-7,19-21, 15-21.
 Dua tahun sebelumnya, Chong Wei menjadi juara. Di final, bapak satu anak ini menundukkan Simon Santoso, yang kini tak lagi menghuni Pelatnas Cipayung, dengan dua game langsung 21-13, 21-15.
 ‘’Saya selalu mencintai Singapura Open. Tapi, tiga tahun terakhir saya absen karena waktunya tidak tepat,’’ terang Chong Wei.
 Menurut dua kali finalis olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, itu, Singapura Open biasanya dilaksanakan setelah Indonesia Open.  Semua pebulu tangkis peringkat 10 besar dunia, tambah Chong Wei, harus berlaga di Indonesia karena levelnya yang super series premier.
 ‘’Karena saya harus tampil di Indonesia Open, saya pun memutuskan absen ke Singapura karena padatnya jawal,’’ terang Chong Wei.
 Namun, papar dia, tahun ini beda. Indonesia Open dilaksanakan pada 17-22 Juni yang tak beriringan dengan Singapura Open (8-13 April). Ini membuat Chong Wei memutuskan pergi ke Singapura untul ikut ambil bagian.
 Dia pun menganggap kesempatan itu belum tentu akan datang lagi tahun depan. Mengingat, usianya yang terus bertambah dan rentannya mengalami cedera.
Ketua panitia pelaksanakan Singapura Super Series 2014, Ng Yoke Weng membenarkan bahwa Chong Wei telah menginormasikan ikut.
 Sebelumnya, Tiongkok juga bakal turun dengan kekuatan penuh. Bahkan, tak menutup kemungkinan, juara dua kali olimpiade, Lin Dan, juga akan ikut ambil bagian. (*)

Belum Bisa Samai saat Bersama Vita

JEBLOK: Praveen Jordan/Debby Susanto (foto: djarum)

DEBBY Susanto beda dengan Vita Marissa. Dia harus banyak beradaptasi dengan Praveen Jordan.
 Buktinya, dari dua turnamen yang diikuti, hasilnya belum bisa memuaskan. Bahkan, dalam All England Super Series Premier 2014, Praveen/Debby sudah tersingkir di babak kualifikasi.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, Selasa malam waktu setempat (4/3) atau Rabu dini hari WIB (5/3), Praveen/Debby menyerah kepada pasangan Denmark Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter-Juhl dengan dua game 12-21, 14-21. Sebelumnya, di laga perdana kualifikasi, pebulu tangkis yang sama-sama berasal dari PB Djarum itu menundukkan Jorrit De Ruiter/Samantha Barning dari Belanda 23-21, 21-16.
 Dari sisi ranking, Praveen/Debby memang kalah jauh dari Kolding/Kamilla. Di peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 27 Februari, Praveen/Debby di posisi 186 sementara lawannya 45.
 Bersama Vita Marissa tahun lalu, Praveen mampu menembus babak kedua turnamen paling bergengsi di muka bumi itu. Langkahnya dihentikan unggulan kelima asal Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei 11-21, 16-21.
 Pasangan Praveen/Vita termasuk fenomenal pada 2013. Baru berpasangan di tahun itu, keduanya mampu menembus posisi 10 besar dunia.
 Sayang, pasangan ini harus berpisah karena Praveen dipanggil masuk pelatnas. Kini, Vita berpasangan dengan Muhammad Rijal. Menariknya, Rijal merupakan pasangan terakhir Debby.
 Penampilan perdana Praveen/Debby juga berbuah kegagalan. Mereka hanyan sampai babak perempat final Malaysia Super Series 2014.Langkah mereka dihentikan unggulan ketiga Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen 12-21, 19-21.
 Dengan tumbangnya, Praveen/Debby, Indonesia hanya mampu menambah satu wakil di babak utama All England Super Series Premier 2014 melalui pasangan ganda putri Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia Nuraidah. Mereka mampu mengalahkan pasangan Makau Wang Rong/Zhang Zhibo dengan dua game langsung 21-9, 21-15. Pada final kualifikasi, Suci/Tiara menang WO karena Cheng Wen Hsing/Hsieh Pei Chen dapat tiket ke babak utama langsung.  Pada babak pertama, Suci/Tiara akan bersua dengan pasangan gado-gado Skotlandia/Bulgaria Imogen Bankier/Petya Nedelcheva.
 Di babak kualifikasi, wakil Indonesia yang juga senasib sengan Praveen/Debby adalah Andre Kurniawan Tedjono. Cedera memaksa lelaki yang masih berstatus sebagai anggota PB Djarum itu menyerah 19-21, 7-10 kepada  wakil Singapura Derek Wong. Di laga perdana kualifikasi, Andre membuat kejutan dengan menumbangkan unggulan pertama asal India Anand Pawar dari India dengan 18-21, 21-13, 21-19. (*)

Christopher/Trikusuma Pemanasan di Sirnas Makassar

Christopher/Trikusuma

MALAYSIA Grand Prix Gold 2014  bukan jadi event pertama Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana. Itu setelah pasangan ganda putra asal Suryanaga tersebut memutuskan berlaga dalam Sirkuit Nasional Seri Makassar, Sulawesi Selatan, yang dilaksanakan 4-9 Maret ini.
 ‘’Bisa buat pemanasan sebelum ke Malaysia. Tak rugi ikut sirnas dulu,’’ kata Christopher.
 Bahkan, dalam Sirnas Seri Makassar, dia dan Trikusuma ditempatkan sebagai unggulan pertama. Pertimbangannya, ranking dunia yang dimiliki Christopher/Trikusuma tertinggi di antara semua peserta.  Kini, mereka ada di posisi 47 dunia.
 Meski menjadi unggulan teratas, tapi bukan jaminan Christopher/Trikusuma akan melenggang mudah untuk menjadi juara. Bahkan, sejak babak pertama, jalan terjal bakal dihadapi pasangan yang memulai karir internasionalnya dari tanpa ranking tersebut. Pada laga perdana Rabu (5/3), mereka berhadapan dengan pasangan Djarum Kudus Kevin Ersa/Satrya Aditha.
 Malaysia Grand Prix Gold 2014 akan dilaksanakan di Johor Bahru, pada 25-30 Maret mendatang. Dalam karir internasionalnya, Christopher/Trikusuma pernah menjadi juara dalam Kroasia Internasional 2013.
 Tahun lalu, dalam memburu poin, mereka dua kali bolak-balik ke Benua Putih, julukan Eropa. Hasilnya, kini, mereka bisa menembus posisi 50 besar dunia. (*)

Tidak Perlu Berlaga dari Babak Kualifikasi

ELITE: Ade Yusuf (depan)/Wahyu Nayaka
ADE Yusuf/Wahyu Nayaka tak perlu memeras keringat untuk bisa berlaga di babak utama All England Super Series Premier 2014. Mereka langsung menembus turnamen berhadiah total USD 400 ribu tersebut.
 Artinya, Ade/Wahyu juga tak perlu menghadapi pasangan tuan rumah Christoper Coles/Matthew Nottingham di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, pada Selasa waktu setempat (4/3).  Ini disebabkan ada pasangan di babak elite yang mengundurkan diri.
 Otomatis, Ade/Wahyu yang menjadi unggulan pertama di babak kualifikasi langsung naik tingkat. Namun, lawan yang dihadapi di babak pertama tetap rekannya sendiri asal Indonesia.
 Hanya, bukan Angga Pratama/Rian Agung Saputro yang dijajal Ade/Wahyu. Pasangan yang kini duduk di ranking 32 tersebut bersua Markis Kido/Markus Gideon. Dari sisi ranking, Ade/Wahyu kalah. Kini, lawannya duduk di posisi ke-19. Hanya dibandingkan menghadapi Angga/Rian, Ade/Wahyu masih punya kans mengalahkan juara Prancis Super Series 2013 itu. 
 Pemenang pertandingan Ade/Wahyu dan Kido/Markus bakal bersua lawan yang berat. Di babak kedua sudah menanti pemenang laga Mathis Boe/Carsten Mogensen asal Denmark atau Goh V Shem/Lim Kim Wah dari Malaysia.
 Boe/Mogensen di All England 2014 menduduki unggulan ketiga. Sedangkan pasangan negeri  jiran merupakan juara Malaysia Super Series Premier pada Januari lalu.
 Indonesia di ganda putra, mengandalkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Keduanya diharapkan mampu menjadi juara.
 Apalagi, mereka menyandang status unggulan teratas.  Tahun lalu, Hendra/Ahsan hanya sampai babak semifinal.
 Kali terakhir, Indonesia juara ganda putra melalui pasangan Candra Wijaya/Sigit Budiarto pada 2003 atau 14 tahun lalu. Ketika itu, mereka mengalahkan pasangan Korea Selatan Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung 15-5, 15-7. (*)


Beri Kepastian Tengah Malam

HARAPAN: Lee Chong Wei (foto: yonex)
KABAR gembira bagi Malaysia. Mereka bisa menurunkan andalannya Lee Chong Wei dalam turnamen All Englan Super Series Premier 2014 yang dilaksanakan di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, pada 4-9 Maret.
 Sebelumnya, lelaki 31 tahun tersebut diragukan tampil pada turnamen berhadiah total USD 400 ribu tersebut. Ini disebabkan Chong Wei mengalami masalah dengan pergelangan tangannya.
 Kepastian bapak satu anak itu tampil juga sangat mepet. Dia baru memutuskan berlaga pada pukul 23.00 sehari sebelum All England Super Series Premier dilaksanakan.
 Namun, tantangan berat sudah menghadang Chong Wei. Dia akan ditantang wakil Thailand Tanongsak Saensomboonsuk pada babak pertama pada Rabu (5/3).
Kualitas dan kemampuan  Tanongsak tak boleh dipandang sebelah mata. Dia merupakan peraih emas nomor tunggal putra dalam pesta olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara (SEA Games) 2013.
 Untung, rekor pertemuan kedua pebulu tangkis berpihak ke Chong Wei. Dia tak pernah kalah dalam tujuh kali pertemuan.
 Jika mampu mengatasi Tanongsak, Chong Wei sudah ditunggu pemenang pertandingan Chong Wei Feng asal Malaysia dan Marc Zwiebler asal Jerman pada babak kedua.
 Tantangan terberat Chong Wei ada di babak semifinal. Juara All England 2010 dan 2011 itu bakal bersua pebulu tangkis peringkat keempat dunia Jan O Jorgensen asal Denmark atau peringkat kelima asal Jepang Kenichi Tago.
 Tago memberikan mimpi buruk kepada Chong Wei di Prancis Super Series 2013. Saat itu pada babak semifinal, Chong Wei menyerah 21-17, 16-21, 12-21. Ini merupakan kekalahan pertama Chong Wei dari 14 kali pertemuan. Untung, Chong Wei mampu membalasnya dalam semifinal Korea Super Series 2014 dengan 21-17, 21-17.
 Hanya, jalan makan terjal jika dia bersua dengan Chen Long di babak final. Dia punya rekor yang kurang bagus. Chong Wei hanya menang tujuh kali dan delapan kali tumbang. (*)

Gelar Pelepas Dahaga Arvind Bhat

Arvind Bhat (foto: thehindu)

KEJUTAN Arvind Bhat mencapai klimak. Pebulu tangkis India ini mampu menjadi juara nomor tunggal putra India Grand Prix Gold 2014.
 Padahal, pebulu tangkis 35 tahun itu datang ke turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut bukan dengan status unggulan. Namun, dalam pertandingan yang dilaksanakan di Mulheim pada Minggu waktu setempat (2/3), Arvind mampu mengalahkan unggulan ke-12 asal Denmark Hans-Kristian Vittinghus dalam pertandingan tiga game ketat 24-22, 19-21, 21-14. Laga final tunggal putra ini memakan waktu 1 jam.
 Gelar ini bisa menjadi pengobat kecewa setelah tahun lalu dia gagal total. Bahkan, selama 2013 dari semua turnamen yang diikuti, capaian terbaiknya hanya menembus babak perempat final di dua turnamen grand prix, Selandia Baru dan Belanda.
 Di Jerman Grand Prix Gold 2013, Arvind hanya mampu sampai pada babak kedua. Langkahnya dihentikan pebulu tangkis Thailand Boonsak Ponsana dengan dua game yang mudah 10-21, 16-21.
 Bermain di Jerman juga bukan hal yang asing bagi Arvind. Dia pernah bermain di kompetisi bulu tangkis Jerman, Bundesliga, dengan membela Bischmisheim dan EBT Berlin.
 Nomor tunggal putra sendiri termasuk nomor yang gagal direbut pebulu tangkis Jepang. Ini disebabkan Negeri Matahari Terbit, julukan Jepang, gagal meloloskan wakilnya di babak pemungkas.
 Jepang sendiri mampu membawa pulang tiga gelar, yakni tunggal putri,ganda putra, dan ganda putri. Satu nomor lagi, jatuh ke tangan pasangan Skotlandia Robert Blair/Imogen Bankier. (*)

Hasil Final Jerman Grand Prix Gold 2014
Tunggal Putra:Arvind Bhat (India) v Hans-Kristian Vittinghus (Denmark x12) 23-21, 24-22
Tunggal Putri:Sayaka Takahashi (Jepang x6) v Sung Ji-hyun (Korsel x1) 21-17, 8-21, 21-12

Ganda Putra:Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang x8) v Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang x1) 21-19, 14-21, 21-14

Ganda Putri: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x1) v Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korsel x2) 23-21, 24-22

Ganda Campuran:  Robert Blair/Imogen Bankier (Skotlandia) v Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (Korsel x3) 21-15, 21-15

Gandengkan yang Masih Single

BARU: Yoo Yeon-seong (foto:allengland)

KOREA SELATAN tengah kelimpungan. Ini menyusul tidak bisa diturunkannya dua pebulu tangkisnya, Lee Yong-dae dan Kim Ki-jung.
  Mereka divonis tak boleh tampil dalam berbagai turnamen menyusul penolak Yong-dae dan Ki-jung menjalani tes doping. Imbasnya, Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan pun kelimpungan.
 Mereka pun harus mempunyai pasangan yang bisa diandalkan. Nah, salah satunya dengan menggandengkan pasangan kedua pebulu tangkis yang kena sanksi.
  Nah, kini, mereka pun punya pasangan anyar, Yoo Yeon-seong/Kim Sa-rang. Sebenarnya, Yeon-seong merupakan pasangan Yong-dae dan Sa-rang tandem Ki-jung.
 Aksi pasangan anyar ini akan dijajal dalam India Super Series yang dilaksanakan di New Delhi pada 1-6 Juni mendatang. Di India lah kualitas mereka benar-benar diuji.
 Sebenarnya, sebelum sanksi diberikan, Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, sangat ditakuti di nomor ganda. Bahkan, Yong-dae/Yeon-seong merupakan momok bagi pasangan terkuat Indonesia saat ini, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
 Dalam tiga kali pertemuan, Hendra/Ahsan tak pernah menang. Padahal, sebelum Yong-dae/Yeon-seong hadir, Hendra/Ahsan susah dibendung. Bahkan, gelar beberapa turnamen super series ataupun super series premier bisa digapai. Termasuk juga juara dunia di Guangzhou, Tiongkok. (*)



Boon Heong Sudah Punya Pasangan

UJI: Tan Boon-heong (foto: yonex)

PASANGAN Koo Kien Keat/Tan Boon Heong sudah tak bisa ditemukan di pentas internasional. Kien Keat telah memutuskan mengundurkan diri dari pemusatan latihan nasional serelah mengajukan surat pengunduran diri kepada Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).
 Ini membuat Boon Heong pun tak punya pasangan. Namun, kondisi ini tak bertahan lama.
 Boon Heong kini sudah punya pasangan baru. Pada Malaysia Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di Johor Bahru pada 25-30 Maret mendatang, Boon Heong bakal berpasangan dengan  Ow Yao Han.
 Setelah itu, Boon Heong dan Ow akan kembali tampil pada India Super Series 2014 yang dilaksanakan di New Delhi pada 1-6 April. Sebenarnya, pasangan Kien Keat/Boon Heong masih bisa diandalkan.
 Sayang, sorotan tajam kepadanya membuat banyak pihak ingin mereka berpisah. Alasannya, sejak juara Malaysia Super Series 2010, Kien Keat/Boon Heong tak pernah lagi juara.
 Puncaknya pada Malaysia Super Series Premier 2014 pada 14-19 Januari, keduanya tumbang di babak awal. Akhirnya, mereka benar-benar berpisah setelah Kien Keat mengajukan pengunduran diri. (*)

Nadib Gantikan Posisi Verawaty Fajrin

KEMBALI: Muhammad Nadib (foto: sidiq)

VERAWATY Fajrin sukses saat menjadi atlet. Juara dunia tunggal putri pun mampu disandannya pada 1980.
 Ini membuat dia menjadi perempuan Indonesia pertama yang menjadi world champion. Setelah itu, Susi Susanti baru mengikuti jejaknya di era 1990-an.
 Namun, kejayaan itu tak bisa diikutinya ketika sudah berkecimpung sebagai pelatih. Kali terakhir, Ferawaty pun sudah tak dipakai PB Surya Baja, Surabaya.
 ‘’Kami tak melanjutkan kerja sama dengan Bu Vera. Ini terhitung awal tahun lalu,’’ kata Abdul Chodir, pemilik PB Surya Baja.
 Hanya, dia enggan membuka ke publik tentang alasan tak memperpanjang kontrak perempuan yang juga pernah menangani Pelatnas Cipayung itu. Bagi dia, satu tahun sudah cukup menyerap ilmu dari Verawaty.
 Kini, posisi pelatih kepala di Surya Baja pun berpindah tangan kepada Muhammad Nadib.  Sebenarnya, dia juga menduduki pelatih kepala sebelum Verawaty didatangkan Chodir.
 ‘’Saya dipanggil Abah (sapaan Nadib kepada Chodir). Beliau meminta saya menjadi pelatih kepala lagi,’’ ungkap Nadib.
 Dia berjanji bakal mengemban amanah tersebut dengan baik. Tentunya, tambah Nadib, dengan prestasi.
 Ya, di tangan Nadib banyak pebulu tangkis muda yang dipolesnya mampu bersinar di berbagai turnamen dan sirkuit nasional. Salah satunya adalah Wisnu Yuli yang kini menjadi  penghuni Pelatnas Cipayung. (*)

Febri Pilih Vietnam Challenge

CARI POIN: Febriyan Irvannaldy (foto: M.putra)


FEBRIYAN Irvannaldy kembali ke Vietnam Challenge. Pebulu tangkis binaan Hi-Qua Wima, Surabaya, tersebut akan tampil dalam event yang dilaksanakan 25-30 Maret mendatang di Hanoi.
 ‘’Ya, saya akan tampil di sana,’’ kata Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, kepada smashyes.
 Ini juga menepis kabar bahwa mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut akan unjuk kebolehan pada Malaysia Grand Prix Gold yang dilaksanakan di Johor Bahru. Hanya, event itu waktunya bersamaan dengan Vietnam Challenge.
 Selain itu, rangking yang dimiliki Febri bisa membuat harus berjuang melalui babak kualifikasi atau bahkan diterpental dari Malaysian Grand Prix Gold 2014. Saat ini, pebulu tangkis yang pernah digembleng juga di Singapura itu terlempar di kisaran 300, tepatnya 389.
 ‘’Saya jarang tampil di event internasional,’’ terang  dia.
 Ya, Febri memang berbeda dengan rekan-rekannya yang telah memantapkan menjadi pebulu tangkis professional atau mandiri. Tahun lalu, dia hanya dua kali berlaga di turnamen yang masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) yakni Singapura Internasional Series  dan Indonesia Challenge.
 Di Indonesia Challenge yang dilaksanakan di Surabaya, dia mampu menembus babak semifinal. Sayang, langkahnya dihentikan oleh pebulu tangkis muda Pelatnas Cipayung Jonatan Christie dengan 21-18, 11-21,12-21.
 Sementara di Negeri Singa, julukan Singapura, Febri langsung tersingkir pada babak pertama. Dia takluk 16-21, 12-21 dari mantan rekannya di Singapura Asthon Chen, yang juga unggulan pertama.
 Saat ini, Febri tengah on fire. Dia sukses membawa Hi-Qua Wima menembus semifinal Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014. Dalam empat kali penampilannya, dia hanya sekali kalah saat berhadapan dengan wakil Musica Champion Simon Santoso di babak semifinal.
 Dia juga baru saja menjuarai turnamen Piala Wali Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Dalam babak pemungkas, Febri mempermalukan seniornya, Jeffer Rosobin.
 Pekan ini, lelaki penyuka bebek goreng ini bakal berlaga di Sirkuit Nasional di Makassar. (*)

Pertemuan Perdana Langsung di Final

KEJUTAN: Arvind Bhat (foto:badzine)

HARAPAN Jerman bisa menjadi juara gagal. Satu-satunya harapan tuan rumah berjata di kandan sendiri, Marc Zwiebler, menyerah kepada Hans-Kristian Vittinghus dari Denmark, pada babak semifinal tunggal putra Jerman Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di Mulheim pada Sabtu waktu setempat (1/3).
 Zwiebler, yang diunggulkan di posisi keempat, kalah dua game langsung 21-16, 21-13 atas unggulan ke-12 itu. Pertandingan kedua pebulu tangkis memakan waktu 40 menit.
 Kekalahan ini juga membuat Zwiebler kalah lima kali selama delapan pertemuan. Namun, hasil yang diterima juara Eropa ini cukup mengejutkan. Selain peringkatnya yang jauh di atas, 11, dibandingkan Vittinghus, 25, dalam dua kali pertemuan terakhir Zwiebler selalu memetik kemenangan. Itu terjadi pada Kejuaraan Beregu Campuran Eropa 2013 dan Hongkong Super Series 2012.
 Di sisi lain, kemenangan atas Zwiebler membuat Vittinghus menantang pembunuh raksasa Arvind Bhat. Lelaki asal India itu menundukkan Chou Tien Chen asal Taiwan dengan rubber game 21-12, 12-21, 22-20.
 Ini merupakan pertemuan perdana. Namun, melihat ranking, Viitinghus lebih diunggulkan. Saat ini, Bhat hanya berada di posisi ke-87. (*)

JADWAL FINAL JERMAN GRAND PRIX FINAL 2014
Tunggal Putra:Arvind Bhat (India) v Hans-Kristian Vittinghus (Denmark x12)
Rekor pertemuan: 0-0

Tunggal Putri: Sung Ji-hyun (Korea Selatan x1) v Sayaka Takahashi (Jepang x6)
Rekor pertemuan: 1-0

Ganda Putra: Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang x1) v Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang x8)
Rekor pertemuan: 1-0

Ganda Putri: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x1) v Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korea Selatan x2)
Rekor pertemuan: 0-5

Ganda Campuran: Robert Blair/Imogen Bankier (Skotlandia) v Ko Sung-hyun/Kim Ha Na (Korsel x2)
Rekor pertemuan: 0-0

Batu Ganjalan Sudah Ada di Babak I

Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov 

PP PBSI boleh saja memasang target juara kepada Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juara di All England 2014. Namun, sebenarnya, itu bukan tugas yang mudah.
 Jangankan bicara calon lawan di final, rintangan besar sudah menghadang Hendra/Ahsan dalam pertandingan pertama turnamen berhadiah total USD 400 ribu tersebut. Mereka langsung berhadapan dengan salah satu lawan yang paling susah dikalahkan, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov asal Rusia.
 Dalan dua kali pertemuan resmi di kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Hendra/Ahsan harus bertarung selama tiga game. Itu terjadi tahun lalu dalam Indonesia Super Series Premier dan Hongkong Super Series.
 Di Indonesia Super Series Premier, Hendra/Ahsan menang 21-10, 20-22, 21-14. Sedangkan di Hongkong Super Series, Ivanov/Sozonov memaksa Hendra/Ahsan memeras keringat sebelum menang 21-15, 14-21, 22-20.
 Sebenarnya, ada satu pertemuan lagi yakni di Axiata Cup di Surabaya. Saat itu,Hendra/Ahsan juga menang susah payah.
 Penampilan Hendra/Ahsan pun juga sudah tak segarang dulu. Mereka tak pernah menang dalam tiga kali pertamuan atas pasangan Korea  Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong. Untung, selama 2014, pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, itu tak bisa tampil. Ini imbas atas sanksi yang diberikan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) kepada Lee Yong-dae karena menolak menjalani tes doping.  
 Selain itu, Hendra/Ahsan juga jeblok dalam penampilan perdana tahun ini. Keduanya tersingkir di babak kedua Malaysia Super Series Premier. Mereka kalah oleh pasangan Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin 10-21, 21-19, 13-21. (*)

Marin Coba Pertahankan Performa

MASIH BERTAHAN: Carolina Marin 

HASIL mengecewakan ditelan Carolina Marin selama dua bulan awal 2014. Dia tumbang pada babak awal tunggal putri dalam Korea Super Series dan Malaysia Super Series.
 Di Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, dia menyerah di babak kedua kepada unggulan kedua asal Thailand Ratchanok Intanon dengan tiga game 16-21, 21-13, 15-21.  Sebelumnya, di penampilan peerdana, gadis 21 tahun itu menang 21-13, 21-15 atas wakil tuan rumah Kim Hyo-min.
 Sepekan kemudian, di Kuala Lumpur, pebulu tangkis asal Spanyol itu langsung tumbang pada babak kedua Malaysia Super Series Premier. Marin  menyerah dua game 11-21, 16-21 kepada Li Han (Tiongkok).
 Untung, hasil jelek di dua turnamen peroranga itu tak mempengaruhi penampilannya dalam Kejuaraan Beregu Putri Eropa yang dilaksananakan di Basel, Swiss.   Meski gagal membawa Negeri Matador, julukan Spanyol, juara, tapi dia tak pernah menelan kekalahan di nomor tunggal putri.
 Nah, penampilannya di Basel itu coba dipertahankannya di Jerman Grand Prix Gold 2014. Langkah Marin masih bertahan hingga babak semifinal turnamen yang menyediakan hadiah total  USD 120 ribu tersebut.
 Pada pertandingan perempat final yang dilaksanakan di Mulheim pada Jumat waktu setempat (28/2) atau Sabtu dini hari (1/3), Marin menghentikan asa Pai Hsiao Ma (Taiwan) dengan tiga game 15-21, 21-15, 21-11.  Untuk bisa lolos ke final, Marin, yang diunggulkan di posisi kedelapan, harus bisa menyingkirkan Sayaka Takahashi asal Jepang. Unggulan keenam ini sukses memulangkan Bae Yeon-ju, unggulan kedua asal Korea Selatan, dengan 21-16, 21-19.
 Kans menang bagi Marin terbuka. Dalan petemuan pertama di Singapura Super Series 2013, dia menang 21-12, 21-18.
Semifinal tunggal putri lainnya mempertemukan Sung Ji-hyun (Korea Selatan) dengan Nichaon Jindapon (Thailand). (*)

Agenda semifinal
Tunggal Putra:Marc Zwiebler (Jerman x4) v Hans-Kristian Vittinghus (Denmark x14) ; Chou Tien Chen (Taiwan x15) v Arvind Bhat (India)

Tunggal Putri: Sung Ji-hyun (Korea Selatan x1) v Nichaon Jindapon (Thailand  x5); Carolina Marin (Spanyol x8) v Sayaka Takahashi (Jepang x6)

Ganda Putra:Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang x1) v Maneepong Jongjit/Nipitphon Puangpuapech (Thailand x6); Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang x8) v Hoon Thien How/Tan Wee Kiong (Malaysia x2)

Ganda Putri: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x1) v Eefje Muskens/Selena Piek (Belanda x8) ; Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korea Selatan x2) v Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda (Jepang x4)

Ganda Campuran: Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (Korea Selatan x3) v Robert Mateusiak/Agnieszka Wojtkowska (Polandia) ; Robert Blair/Imogen Bankier (Skotlandia) v Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai (Thailand)

BAM Setujui Pengunduran Diri Kien Keat



SEDIH: Koo Kien Keat (depan)/Tan Boon Heong 
ASOSIASI Bulu tangkis Malaysia (BAM) tak mau menggandoli Koo Kien Keat. Mereka memberikan izin kepada pebulu tangkis spesialis nomor ganda tersebut untuk meninggalkan pemusatan latihan nasional.
 Ya, lelaki 28 tahun itu sejak 21 Februari sudah mengajukan surat pengunduran diri.  Ini seakan mengakhiri tekan yang ditujukan kepada Kien Keat dan pasangan Tan Boon Heong.
 Pada Jumat waktu setempat (28/2), Wakil Presiden BAM Datuk Norza Zakaria  memberikan mandat bahwa pengajuan mengundurkan diri Kien Keat telah diterima.  Kien Keat pun mengakui tak ada masalah dan bakal berjanji ke BAM di masa mendatang.
 ‘’Saya tidak meninggalkan BAM karena saya ada masalah dengan pengurus atau organisasi,’’ terang lelaki 28 tahun tersebut. Selama berada di BAM, Kien Keat/Boon Heong telah mengharumkan Malaysia dengan meraih emas Asian Games 2006, juara All England 2007, dan finalis Kejuaraan Dunia 2010.
 Dia mengakui keluarga menjadi pertimbangan utama baginya saat memutuskan keluar dari BAM. Apalagi, dia akan segera menjadi ayah.
 ‘’Namun, saya tidak akan meninggalkan bulu tangkis. Saya hanya sebulan konsentrasi bersama keluarga dan saya akan kembali segera,’’ungkap Kien Keat.
 Dia pun mengakui sangat sedih karena keputusan yang diambilnya membuatnya berpisah dengan tandemnya, Boon Heong. Namun, Kien Keat belum mau menyebut siapa yang akan menggantikan posisi Boon Heong. (*)