WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Biasakan Berhadapan dengan Pebulu Tangkis Asia

ILMU: Iman diapit Anton dan Iika 

MENIMBA ilmu di Indonesia sudah dilakukan Anton Kaisti dan Iikka Heino. Selama hampir sebulan, dua pebulu tangkis Finlandia tersebut digembleng di Djarum Kudus.
 Harapannya, selama berada di klub raksasa bulu tangkis Indonesia tersebut, kemampuan keduanya mengalami peningkatan. Itu pun sudah teruji dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jawa Tengah yang dilaksanakan akhir Juni lalu.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Sritex, Arena, Solo, tersebut, keduanya menyerah di babak awal. Anton harus mengakui ketangguhan Senatria Agus Setia Putra (SGS Bandung) pada babak pertama dan Iika kalah di babak kedua Hardianto dari Tangkas Jakarta.
Sebenarnya, keduanya juga berlaga di nomor ganda. Sayang, Anton/Iikka dinyatakan kalah WO karena salah jadwal.
 Kini, ilmu dan pengalaman yang diterima di Indonesia bakal diterapkan dalam Taiwan Grand Prix Gold 2014 yang digeber 15-20 Juli. Anton dan Iika turun di nomor tunggal dan ganda.
 Bedanya, di nomor tunggal, Anton langsung tampil di babak utama. Peringkatnya 202 sudah cukup membuatnya berlaga di babak elite.Sementara, Iikka harus berjuang dari babak kualifikasi karena posisi yang terpuruk di posisi 388.
 Di nomor ganda, pasangan Anton/Iikka harus berjuang dari babak kualifikasi. Pada penampilan perdana, pasangan yang kini duduk di posisi 181 dunia tersebut bersua dengan Liu Wei Chen/Yang Po Han yang ada di ranking 167.
 ‘’Main di Indonesia dan Taiwan akan membuat Anton dan Iikka terbiasa berhadapan dengan pebulu tangkis Asia. Ini susah di dapat kalau mereka hanya bermain di turnamen-turnamen Eropa,’’ ungkap Iman Teguh Santoso, pelatih Finlandia asal Indonesia. (*)

Ulangan Semifinal Kanada

KURAN BERPIHAK:  Wong Wing-ki (foto:thestar)

DALAM Amerika Grand Prix Gold 2014, Wong Wing Ki sudah menjejakkan kaki hingga perempat final. Ini sudah sesuai scenario karena dia menduduki unggulan keenam nomor tunggal putra.
 Itu setelah pebulu tangkis Hongkong yang kedua orang tuanya berasal dari Indonesia tersebut menang 21-18, 21-14 atas rekan senegaranya Tam Chun Hei dalam pertandingan babak ketiga yang dilaksanakan di New York pada Kamis waktu setempat (10/7) atau Jumat pagi WIB (11/7). Hanya, langkah Wing Ki tampaknya sudah mentok ke perempat final.
 Alasannya, dia kembali bertemu lawan yang selama ini menjadi momok baginya yakni Lee Hyun-il dari Korea Selatan. Mantan tunggal putra terbaik Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut menembus perempat final setelah mempermalukan unggulan ketiga Eric Pang (Belanda) dengan straight game 21-19, 21-5.
 Hasil ini membuat Hyun-il tak pernah kalah atas Pang dalam tiga pertemuan. Sementara, berhadapan dengan Wing-ki, lelaki 34 tahun tersebut juga punya rekor yang bagus.
 Hyun-il hanya sekali kalah dalam sembilan kali pertemuan. Pil pahit itu ditelannya di Denmark Open 2011. Hanya, dalam pertemuan terakhir yang berlangsung pekan lalu dalam semifinal Kanada Grand Prix 2014, Hyun-il memundukkan Wing Ki dua game langsung 21-17, 21-17.
 Unggulan teratas nomor tunggal putra Nguyen Tien Minh asal Vietnam juga belum terbendung. Lelaki yang kini duduk di posisi 17 dunia tersebut menang 21-13, 21-7 atas Wan Chia-Hsin (Taiwan). Dia akan berhadapan dengan Suppanyu Avihingsanon (Thailand) yang diunggulkan di posisi kesembilan. (*)

Vita Masih Bertahan di Dua Nomor

Vita Marissa (kanan)/Shendy Puspa Irawati (foto:PBSI)

STAMINA Vita Marissa dituntut prima dalam Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2014. Perempuan 33 tahun tersebut lolos ke babak perempat final dalam dua nomor, ganda putri dan ganda campuran.
 Berpasangan dengan Shendy Puspa Irawati di nomor ganda putri, Vita mengalahkan unggulan keempat asal Kanada Nicole Grether/Charmaine Reid 21-15, 21-13 dalam pertandingan yang dilaksanakan di New York pada Kamis waktu setempat (10/7) atau Jumat pagi WIB (11/7).
 Kemenangan ini membawa pasangan yang  sama-sama berasal dari Djarum Kudus tersebut menghadapi Johanna Goliszewski/Carla Nelte. Pasangan Jerman ini di babak kedua menghentikan perlawanan Samantha Barning/Iris Tabeling (Belanda) 21-18, 13-21, 21-13.
 Perebutan tiket semifinal itu, menjadi pertemuan perdana kedua pasangan. Hanya, dari sisi peringkat, Vita/Shendy lebih unggul.
 Dari ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), pasangan yang pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung itu ada di posisi 93 sementara Johanna/Carla di tangga ke-118.
 Di ganda campuran, Vita yang menggandeng Muhammad Rijal juga akan menantang pasangan Jerman Max Schwenger/Carla Nelte. Unggulan keempat ini menembus perempat final usai menang dua game 21-18, 21-10 Henry Wiebe/Grace Gao (Kanada). Rijal/Vita tak boleh memandang remeh lawan. Ini disebabkan ranking keduanya, 46, mash 15 setrip di bawah lawan. (*)  

Kembali Menembus Orbit 100 Besar Dunia

LOMPAT: Lee Hyun-il saat tampil di Kanada.
RANKING Lee Hyun-il bagai rolling coaster. Kadang naik yang siginifikan tapi juga sering turun dengan drastis.
 Seperti yang terjadi pekan ini. Dalam rilis peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) 10 Juli 2014, lelaki asal Korea Selatan (Korsel) tersebut duduk di posisi 87.
 Artinya, Hyun-il kembali masuk ke orbit 100 besar dunia. Pekan sebelumnya, pebulu tangkis yang dua kali beruntun menembus semifinal olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut bertengger di ranking 130.
 Lompatan 53 peringkat tersebut tidak lepas dari hasil yang diperolehnya dalam Kanada Grand Prix 2014. Dalam turnamen yang menyediakan hadiah Usd 50 ribu tersebut, Hyun-il mampu menjadi juara.
 Pada pertandingan yang digelar di Vancouver pada Sabtu waktu setempat (5/7) tersebut, lelaki 34 tahun tersebut menundukkan Ng Ka Long dari Hongkong dengan dua game langsung 21-16, 21-14. Hasil dari Kanada membuat Hyun-il membawa pulang poin 5.500.
 Tak menutup kemungkinan, posisinya akan kembali naik. Asalkan, Hyun-il mampu menjadi juara atau melangkah hingga babak-babak akhir dalam Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2014 yang kini tengah berlangsung di New York.
 Meski usianya sudah termasuk uzur, namun skill dan kemampuannya masih susah ditundukkan. Para pebulu tangkis yang usianya jauh lebih muda sering dibuatnya malu.
 Di pentas internasional, Hyun-il tetap dianggap sebagai salah satu tunggal putra terbaik dari Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan. Di awal 2000-an, dia sukses  mengantarkan negerinya meraih emas Asian Games 2002 di kandangnya sendiri, Seoul. Setahun kemudian, Lee Hyun-il menjadi salah satu kunci Korea Selatan meraih titel Piala Sudirman, lambang supremasi event beregu campuran.
 Dia dua kali disebut-sebut pensiun. Itu setelah dia tampil di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012. Tapi, keinginan yang kuat tak bisa membuatnya gantung raket.
 Hyun-il masih sering tampil di turnamen-turnamen internasional dan sering dibidik menjadi bagian dalam liga bulu tangkis di Tiongkok, India, dan Indonesia. Di Indonesia. pada 2014, Hyun-il menjadi pahlawan kemenangan Musica Champion Kudus meraih titel Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI). (*)

Lolos setelah Lawan Menyerah Dini

UNGGULAN ATAS: Nguyen Tien Minh

NGUYEN Tien Minh tak perlu banyak memeras keringat untuk lolos ke babak kedua nomor tunggal putra dalam Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2014. Lawannya asal India Anand Chetan menyerah pada game pertama dalam pertandingan yang dilaksanakan di New York pada Rabu waktu setempat (9/7) atau Kamis pagi WIB (10/7).
 Padahal, game pertama itu baru berjalan dan kedudukan masih 0-1 bagi Anand.  Ini menjadi kemenangan kedua bagi Tien Minh atas lawannya tersebut.  Dua kemenangan dipetik Jakarta Satellite dan Malaysia Open 2008.
 Pada babak ketiga, pebulu tangkis nomor satu Vietnam tersebut bakal dijajal Wan Chia-Hsin yang di babak pertama juga mengalahkan wakil India Arvind Bhat 21-15, 21-18. Dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut, Arvind menduduki unggulan ke-13.
 Tien Minh belum pernah bersua dengan Chia-Hsin. Hanya, rankingnya jauh di atas lawannya yang berasal dari Taiwan tersebut. Dalam ranking terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Tien Minh ada di posisi 17 sedang Chia-Hsin di 84.
 Pada pertandingan babak kedua juga diwarnai sedikit kejutan. Wakil Hongkong Ng Ka Long takluk tiga game 21-18, 13-21, 20-22 kepada Scott Evans (Irlandia). Pekan lalu, dalam Kanada Grand Prix, Ka Long mampu menembus babak final sebelum ditundukkan Lee Hyun-il (Korea Selatan).
 Hyun-il sendiri juga melaju ke babak ketiga. Lelaki 34 tahun tersebut melibas unggulan kesebelas Emil Holst asal Denmark dengan 21-11, 23-21.  Rintingan berat menghadang Hyun-il untuk bisa menembus perempat final.
 Dua kali semifinalis olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, itu berhadapan dengan unggulan ketiga Eric Pang asal Belanda. Hanya, rekor pertemuan berpihak kepada Hyun-il. Dia dua kali mengalahkan Pang yakni di Swiss Grand Prix Gold 2011 dan Kejuaraan Dunia 2006. (*)

PPLP Jatim Pindah Latihan (Lagi)

M. Nadib bersama putri keduanya, Caca, (foto: sidiq)

PPLP Bulu Tangkis Jawa Timur baru berumur satu tahun.Namun, mereka sudah berpindah tiga kali dalam menggembleng para pebulu tangkis yang masih berstatus pelajar tersebut.
 ‘’Kami segera pindah latihan ke GOR Sudirman, Surabaya,’’ kata M. Nadib, salah satu pelatih PPLP Bulu Tangkis Jatim.
 Sebelumnya, para anggota PPLP Jatim pernah ditempat di GOR Semen Gresik. Namun, ini tak bertahan lama.
 ‘’Setelah itu, kami memilih pindah ke GOR Surya Baja, Surabaya,’’ lanjut Nadib.
 Selama berada di GOR Surya Baja, jadwal latihan berbarengan dengan pebulu tangkis dari klub binaan Abdul Chodir tersebut. Ini, lanjut Nadib, memberi manfaat kepada pebulu tangkis PPLP Jatim.
 ‘’Mereka memperoleh spaaring yang banyak dan tangguh. Itu sangat bagus dalam menempa kemampuan teknik, fisik, dan mental pebulu tangkis PPLP Jatim,’’ ungkap Nadib, yang kebetulan juga menangani Surya Baja.
 Anggota PPLP sendiri, lanjut Nadib, harus berstatus sebagai pelajar tanpa ada keterangan usia. Mereka akan memperoleh beberapa fasilitas yang membuat mereka bisa terpacu memberikan prestasi.
 ‘’Kabar gembira tahun ini, kami memperoleh anggaran mengikuti turnamen. Memang tak semuanya, tapi separo,’’ lanjut Nadib.
 Namun, papar dia, hal tersebut dianggapnya sudah menjadi sebuah terobosan dan inovasi dari PPLP. (*)

Rijal/Vita Lewati Sandungan Pertama

JAJAL: M.Rijal/Vita Marissa (foto; PBSI)

PASANGAN Muhammad Rijal/Vita Marissa memulai langkah dengan mulus di Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold 2014. Berstatus nonunggulan, mereka mampu mengalahkan Phillipe Charron/Phyllis Chan dari Kanada dengan dua game langsung 21-18, 21-17 pada pertandingan babak I nomor ganda campuran yang dilaksanakan di New York pada Rabu waktu setempat (9/7) atau Kamis WIB dini hari (10/7).
 Pada babak kedua, pasangan yang berasal dari Djarum Kudus itu akan menjajal ketangguhan pasangan Taiwan Wang Chi-Lin/Cheng Chi-Ya yang di babak pertama juga memetik kemenangan atas wakil Kanada lainnya Kevin Li/Rachael Honderich 14-21, 21-16, 21-17.
 Rijal/Vita belum pernah menghadapi Chi-lin/Chi-Ya. Hanya, kalau melihar ranking dunia, pasangan merah putih bakal tak mengalami hambatan berarti. Kini, Rijal/Vita ada di posisi 46 sementara pasangan Taiwan belum berperingkat.
 Di Amerika Serikat Grand Prix 2014, pasangan yang sama-sama pernah digembleng di Pelatnas Cipayung menjadi wakil tunggal Indonesia di nomor ganda campuran. Sejak digabungkan lagi, capaian Rijal/Vita masih belum memuaskan.
 Gelar tertingi hanya diraih di kelas challenge yakni di Osaka. Saat itu, dalam babak final, Rijal/Vita menundukkan unggulan pertama asal Korea Selatan Choi Sol-kyu/Chae Yoo-jung 21-18, 17-21, 21-18. Namun, di level tinggi, pasangan yang pernah menjadi juara Jepang Super Series 2006 itu tak berdaya.
 Kali terakhir tampil, Rijal/Vita langsung menyerah di babak pertama. Mereka harus mengakui ketangguhan Chris Langridge/Heather Olver (Inggris) straight game 17-21, 18-21.
 Di Negeri Paman Sam, julukan Amerika Serikat. Unggulan teratas ditempati Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai dari Thailand. Pasangan Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, ini langsung menembus babak kedua karena memperoleh fasilitas bye. (*)

Michelle Li Selamatkan Muka Tuan Rumah

YES: Michelle Li (foto: photobadminton)

PUBLIK tuan rumah Kanada boleh berbangga. Mereka masih mampu menempatkan Michelle Li menjadi juara dalam turnamen Kanada Grand Prix 2014.
 Dalam babak final, perempuan 23 tahun tersebut mengalahkan Pai Yu Po dari Taiwan dengan dua gama langsung 21-16, 23-21 pada pertandingan yang dilaksanakan di Vancouver pada Sabtu waktu setempat (5/7)  atau Minggu WIB (6/7). Bagi Michelle ini menjadi gelar perdana sekaligus obat pelipur laga.
 Pada April 2014, dia gagal menjadi juara di Peru Challenge.Dalam final turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebutm Michelle harus mengakui ketangguhan wakil Amerika Serikat Zhang Beiwen.
 Mantan pebulu tangkis Singapura tersebut memang menjadi momok bagi Michelle. Di Amerika Serikat Internasional 2013, dia juga kalah.
 Saat ini, Michelle menjadi pebulu tangkis putri terbaik Kanada. Dalam ranking terakhir yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), dia menembus posisi 22.Capaian terbaiknya adalah menduduki posisi 19.
 Namanya mulai mencuat tiga tahun lalu.Dia mampu menjadi juara nasional serta mengantarkan negaranya meraig emas dalam Pan American Games (Kejuaraan Antarnegara Amerika) 2011 di Gudalajara, Meksiko.
 Hanya, untuk turnamen level super series dan super series premier masih sulit baginya. Dalam dua turnamen terakhir, Michelle    langsung tumbang di babak pertama.
 Di Jepang Super Series 2014, dia kalah oleh unggulan kedua asal Tiongkok Wang Yihan dan sepekan kemudian di Indonesia Super Series Premier 2014, Michelle di tundukkan wakil tuan rumah Andriyanti Firdasari.
 Setelah menjadi juara di kandang sendiri, Michelle akan menguji kemampuan di Amerika Grand Prix Gold 2014. Dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut, dia menempati unggulan kedua.
 Unggulan teratas ditempati Nichaon Jindapon asal Thailand. Selain itu, rival beratnya, Zhang Beiwen juga ikut ambil bagian. (*)

Hyun-il Juara Kanada Grand Prix 2014

KAMPIUN: Lee Hyun Il (foto:badzine)

SABETAN raket Lee Hyun-il di Kanada Grand Prix mencapai klimaks. Pebulu tangkis Korea Selatan tersebut mampu menjuarai turnamen yang menyediakan hadiah total USD 50 ribu tersebut.
 Dalam final yang dilaksanakan di Vancouver pada Sabtu waktu setempat (5/7) atau Minggu pagi WIB (6/7), Hyun-il tak mengalami kesulitan untuk mengalahkan Ng Ka Long dengan dua game langsung (straight game) 21-16, 21-14. Laga pemungkas tunggal putra ini hanya memakan waktu 37 menit.
Bagi Hyun-il, ini merupakan gelar kedua baginya selama 2014. Gelar perdana dipetik saat tampil dalam Sri Lanka Challenge. Pebulu tangkis 34 tahun tersebut menundukkan Anand Pawar (India) 17-21, 21-10, 21-15.
 Selain itu, hasil manis di Kanada ini menjadi modal baginya mengejar gelar yang lain di turnamen Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold yang dilaksanakan di New York pada 8-17 Juli.
  Pada babak turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut, Hyun-il ditantang Jan Fronlich (Rep Ceko). Meski jarang terdengar, tapi Fronlich bukan lawan yang asing bagi wakil Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut. Sudah dua kali Hyun-il mengalahkan lawannya tersebut yakni di Kejuaraan Dunia 2006 dan Denmark Super Series 2007.
 Jika menang, besar kemungkinan, dia bersua dengan Emil Holst. Unggulan kesebelas asal Denmark tersebut di babak pertama ditantang Luke Couture. Hyun-il belum pernah bertemu dengan Emil. (*)

Hasil Final Kanada Grand Prix
Tunggal Putra:Lee Hyun-il (Korea Selatan) v Ng Ka Long (Hongkong x15) 21-16,21-14

Tunggal Putri:Michelle Li (Kanada x1) v Pai Yu Po (Taiwan) 21-16, 23-21

Ganda Putra:Liang Jui Wei/Lu Chia Pin (Taiwan x5) v Liao Min Chun/Tseng Min Hao (Taiwan x6)  21-18, 16-21, 21-16

Ganda Putri: Choi Hye-in/Lee So-hee (Korea Selatan) v Pak So-young/Park Sun-young (Korea Selatan) 21-15, 21-18

Ganda Campuran: Max Schwenger/Carla Nelte (Jerman x2) v Jorrit de Ruiter/Samantha Barning (Belanda x1) 21-18, 23-21

X=unggulan

Ramai-Ramai Mundur dari Rusia Grand Prix

BATAL: Ihsan Maulana Mustofa (foto: PBSI)

PP PBSI sudah memberikan kepercayaan pebulu tangkis muda. Mereka tekah dikirim ke berbagai turnamen.
 Memang, levelnya belum super series atau super series premier. Jonatan Christie dkk sudah menapak ke jenjang grand prix atau grand prix gold.
 Terdekat, pebulu tangkis harapan masa depan Indonesia tersebut bakal tampil dalam Taiwan Grand Prix yang dilaksanakan di Taipeh 15-20 Juli mendatang. Dalam turnamen berhadiah USD 200 ribu tersebut, ada nama-nama seperti Ihsan Maulana dan Antony Sinisuka Ginting serta Jonatan. Mereka akan mendampingi seniornya, Simon Santoso. Begitu juga di ganda putra. Selvanus Geh/Kevin Sanjaya dan Ade Yusuf/Wahyu Nayaka diberi kesempatan unjuk kebolehan.
 Sayang,komposisi yang ada tak berlanjut di turnamen yang lain, Rusia Grand Prix. Mereka batal tampil dalam kejuaraan berhadiah total USD 50 ribu yang dilaksanakan Vladivostok 22-27 Juli.
 Dalam daftar undian (drawing), wakil merah putih sudah memutuskan mundur sejak 2 Juli. (*)

Mereka yang mundur dari Rusia Grand Prix
Tunggal putra: Jonatan Christie, Ihsan Maulana, Antony Sinisuka Ginting

Tunggal putri: Ruseli Hartawan,Hana Ramadhini

Ganda putra: Ade Yusuf/Wahyu Nayaka, Selvanus Geh/Kevin Sanjaya

Ganda putri: Rosyita Eka Putri/Giovani Maretha, Gebby Ristiyani/Ni Ketut Mahadewi

Ganda campuran: Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, Edi Subaktiar/Gloria Emmanuele Widjaja, Kevin Sanjaya/Della Destiara, Ronald Alexander/Melati Daeva

Dua Tangga Lagi Masuk Jajaran Elite

MELONJAK: Simon Santoso

BERADA di posisi di luar 100 besar pernah dilakoni Simon Santoso. Pada 11 Juni, dia berada di ranking 101 dunia.
 Ini menjadi titik nadir dari Simon. Padahal, posisi tiga besar pernah diduduki usai menjuarai Indonesia Super Series Premier 2012.
 Bahkan, Simon pernah juga terlempar dari Pelatnas Cipayung.Untung, dia tak putus asa.
 Kembali ke klub asalnya, Tangkas, lelaki 28 tahun tersebut mendapat pelatih yang tepat, Hendri Saputra. Ditangannya, Simon langsung menyabet dua gelar, Malaysia Grand Prix Gold 2014 dana Singapura Super Series 2014.
 Panggilan membela Tim Thomas Indonesia pun datang. Simon pun bisa kembali ke Pelatnas Cipayung.
 Sayang, setelah berstatus penghuni Pelatnas Cipayung, Simon malah jeblok. Dia tumbang di babak kedua Indonesia Super Series 2014. Di Istora Senayan, Jakarta, lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut  menyerah kepada Hu Yun (Hongkong).
 Tapi, sepekan kemudian,Simon kembali bersinar dengan menembus babak final Australia Super Series 2014. Hanya, dia harus mengakui legenda tunggal putra asal Tiongkok Lin Dan.
 Namun, hasil dari turnamen berhadiah total USD 750 ribu tersebut membuat Simon membawa pulang 7800 poin. Ini cukup membut lelaki yang sukses membawa Musica Champion juara Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2014 itu naik enam setrip ke posisi 12.
 Artinya, tinggal dua tangga lagi, Simon akan kembali ke jajaran elite big ten (10 besar). Dalam ranking terakhir yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), hanya ada Tommy Sugiarto yang jadi wakil Indonesia di posisi bergengsi tersebut.
 Nama Sony Dwi Kuncoro sudah terlempar ke ranking 29 seiring cedera yang mendera. Sementara, Dionysius Hayom Rumbaka satu tangga tepat di bawah Sony.
 Dengan penampilan yang kembali ke bentuk terbaik, tak menutup Simon bisa menggeser Tommy. Apalagi, putra legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut angin-anginan. (*)

Selangkah Lagi Dapat Gelar II

MATANG: Lee Hyun-il (foto:badmintonmonthly)

ANCAMAN yan ditebar Lee Hyun-il semakin menakutkan. Pebulu tangkis 34 tahun asal Korea Selatan tersebut sudah menjejakkan kaki di final nomor tunggal putra Kanada Grand Prix 2014.
 Dalam semifinal yang dilaksanakan di UBC Thunderbird  Arena, Vancouver, Kanada, pada Jumat malam waktu setempat (4/7)  atau Sabtu siang WIB (5/7), Hyun-il menundukkan unggulan ketiga asal Hongkong Wong Wing Ki dengan dua game langsung 21-17, 21-17. Ini menjadi kemenangan kedelapan dalam sembilan kali pertemuan.
 Sebelumnya, di babak perempat final, Hyun-il telah memulangkan unggulan teratas asal Taiwan Chou Tien Chen juga dengan straight game  21-18, 21-16. Dalam turnamen yang menyediakan hadiah USD 50 ribu itu tak masuk daftar unggulan.
 Ini disebabkan rankingnya saat ini tidak terlalu bagus. Bahkan, dalam ranking terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per Kamis (3/7/2014) , Hyun-il ada di posisi 130.
 Pada babak final, semifinalis dua olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut akan dijajal pebulu tangkis Hongkong lainnya, Ng Ka Long. Tiket ke babak puncak digapainya berkat kemenangan 19-21, 21-17, 21-12 atas Shih Kuei Chun (Taiwan).
 Hyun-il dan Ka Long belum pernah bersua. Hanya, melihat ranking, pebulu tangkis Hongkong yang lebih diunggulkan. Kini,dia ada di posisi 70. Tapi, kalau melihat sepak terjang Hyun-il, Ka Long bakal dengan mudah dilibas.  Tahun ini, Hyun-il sudah mengoleksi satu gelar dari Sri Lanka Challenge 2014.  Pada 2013, pebulu tangkis yang sudah dua kali pernah dinyatakan pensiun tersebut menjadi juara di kandang sendiri dalam Korea Grand Prix Gold.
 Di antara pebulu tangkis tunggal papan atas dunia, Hyun-il termasuk paling senior. Rivalnya di lapangan maupun dalam segi usia, Peter Gade, dari Denmark akhir 2013 sudah menyatakan gantung raket. (*)

Agenda Final Kanada Grand Prix
Tunggal Putra:Lee Hyun-il (Korea Selatan) v Ng Ka Long (Hongkong x15)

Tunggal Putri:Michelle Li (Kanada x1) v Pai Yu Po (Taiwan)

Ganda Putra:Liang Jui Wei/Lu Chia Pin (Taiwan x5) v Liao Min Chun/Tseng Min Hao (Taiwan x6)
Ganda Putri:Pak So-young/Park Sun-young (Korea Selatan) v Choi Hye-in/Lee So-hee (Korea Selatan)

Ganda Campuran:Jorrit de Ruiter/Samantha Barning (Belanda x1) v Max Schwenger/Carla Nelte (Jerman x2)

X=unggulan

Semakin Dekat Masuk 10 Besar

Lin Dan saat tampil di Australia Super Series 2014 (foto:STN)
POSISI Lin Dan terus melesat. Dalam peringkat terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Kamis (4/7), pebulu tangkis Tiongkok tersebut sudah berada di ranking 14. Pekan lalu, Lin Dan masih ada di posisi 22 dunia. 
 Lonjakan ini tak lepas dari prestasi yang diukirnya dalam Australia Super Series 2014. Dalam event yang dilaksanakan di Sydney tersebut, lelaki 31 tahun itu sukses menjadi juara setelah mengalahkan wakil Indonesia Simon Santoso dengan 22-14, 21-16, 21-7 .
 Kemenangan itu membuat juara dunia lima kali itu mengusung poin 9.200. Pekan lalu, Lin Dan masih ada di posisi ke-22.
 Gelar dari Negeri Kanguru, julukan Australia, itu juga membuat suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang itu mengoleksi juara yang ketiga pada tahun ini. Lin Dan naik podium terhormat di Tiongkok Masters Series dan Kejuaraan Asia 2014.
 Di kandang sendiri dalam Tiongkok Masters 2014, peraih dua emas olimpiade nomor tunggal putra, Beijing 2008 dan Beijing 2012, mengalahkan rekan senegaranya, Tian Houwei, 21-14,21-9. Sepekan kemudian, Lin Dan menjadi juara Asia berkat kemenangan 14-21, 21-9, 21-15 atas wakil Jepang Sho Sasaki. Dari die event tersebut, dia menambah donasi poinnya menjadi 14.000.
 Sebenarnya, peringkat bisa melejit lagi kalau bisa menjadi juara Jepang Super Series 2014. Namun, langkahnya di Negeri Sakura, julukan Singapura, dihentikan Jan  O Jorgensen dari Denmark pada babak perempat final. Lin Dan menyerah 19-21, 21-13, 16-21.
 Dengan jeda tiga bulan, Lin Dan melonjak 108 tangga. Lin Dan sempat menguasai peringkat teratas dunia. Namun, dia lama absen setelah menjadi juara olimpiade 2012 dan juara dunia 2013.
Tiket berlaga di Kejuaraan Dunia 2014 digapai setelah dia memperoleh fasilitas wild card. Namun, ini mampu dijawabnya dengan tuntas. Lin Dan mampu menjadi juara yang kebetulan dilaksanakan di kandangnya sendiri, Guangzhou, Tiongkok.
 Lin Dan masih bisa kembali menembus posisi 10 besar. Terdekat, dia akan tampil dalam Taiwan Grand Prix Gold yang dilaksanakan pertengahan Juli. (*)

Naik sangat tinggi
6 Maret 2014: Ranking 106
27 Maret 2014: 107
17 April 2014: 104
24 April 2014: 83
2 Mei 2014: 56
29 Mei 2014: 35
19 Juni 2014: 21
26 Juni 2014: 22
3 Juli 2014: 14

Isi Waktu Jadi Sparring Singapura

TAWARAN: Rizky Hidayat di Singapura
JEDA pertandingan di manfaatkan oleh Rizky Hidayat ke Singapura. Namun, pebulu tangkis asal Wima Surabaya tersebut datang ke Negeri Singa, julukan Singapura, bukan untuk berwisata.
 ‘’Saya dapat undangan menjadi sparring (rekan latih tanding) tim nasional Singapura. Tentu, saya tak menolak,’’ kata Rizky.
 Dia bisa memperoleh kepercayaan tersebut atas ajakan Made Citra. Kebetulan, dia juga berasal dari klub asal Kota Pahlawan, julukan Singapura, tersebut.
 ‘’Saya sendirian ke Singapuranya. Rencananya, saya di sini selama dua minggu,’ terangnya yang saat ini masih berada di sana.
 Dia mengakui keberadaan di Negeri Pulau tersebut bisa untuk menambah pemasukan sebagai persiapan menghadapi Lebaran. Apalagi, biasanya, di hari yang suci itu, Rizky pulang ke kampung halamannya di Ternate, Maluku Utara.
 Selama ini, Rizky dikenal sebagai pebulu tangkis spesialias ganda. Biasanya, dia berpasangan dengan rekan seklubnya, Riyo Arief, di nomor ganda putra dan pebulu tangkis senior Nadya Melati di sektor ganda campuran.
 Dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jawa Tengah pekan lalu, Rizky meraih hasil yang kurang memuaskan. Di ganda putra, langkahnya dihentika  oleh Ardiansyah/Fajar Alfian (Berkat Abadi Banjarmasin/SGS Bandung) 17-21, 21-16, 9-21 di babak kedua. Sementara, di ganda campuran, Rizky/Nandia terhenti di babak kedua setelah takluk kepada pasangan SGS Bandung Fajar Alfian/Keshya Nurvita 21-17, 21-16.
 Singapura sendiri menjadi tempat favorit pebulu tangkis Wima. Selain Made, beberapa nama klub binaan Ferry Stewart pernah digembleng di negeri yang dekat dengan Pulau Batam, Kepulauan Riau, itu. Di antaranya adalah Ferbiyan Irvannaldy dan Riky Widianto.
 Namun, keduanya akhirnya kembali ke Indonesia. Febri, sapaan karib Ferbriyan Irvannalduy, dan Riky menolak dinaturalisasi menjadi warga negara Singapura. Setelah kembali ke Indonesia, keduanya sempat masuk Pelatnas  Cipayung.
 Namun, kini di Cipayung hanya tersisa Riky.  Febri terpental dan kini kembali ke Wima. (*)

Hyun-il Pulangkan Unggulan Teratas

MELAJU: Lee Hyun-il (foto:sidiq)
LEE Hyun-il tetap berbahaya. Meski, usianya, 34,  sudah termasuk uzur untuk seorang pebulu tangkis yang masih tampil di turnamen-turnamen internasional.
 Buktinya, Hyun-il mampu memulangkan unggulan teratas nomor tunggal putra Kanada Grand Prix 2014. Pebulu tangkis Korea Selatan itu menang dua game langsung 21-18, 21-16 atas Chou Tien Chen asal Taiwan pada babak perempat final yang dilaksanakan pada Kamis waktu setempat (4/7) atau Jumat pagi WIB (5/7).
 Dari sisi ranking, Hyun-il kalah jauh dibandingkan lawannya. Dia ada di posisi 130 sementara Tien Chen di ranking 22.
 Namun, dari rekor pertemuan, dua kali semifinalis olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut unggul. Hyun-il pernah mengalahkan Tien Chen di All England 2012 dengan dua game langsung 21-11, 21-13.
 Kemenangan ini membuat Hyun-il dijajal pebulu tangkis muda Hongkong Wong Wing Ki di semifinal Kanada Grand Prix 2014. Lelaki yang mempunyai darah Indonesia dari kedua orang tuanya tersebut menghentikanperlawanan Pannawit Thongnuam dua game langsung 21-18, 21-7. Di Kanada, Wing Ki menempati unggulan ketiga.
 Bagi Hyun-il, Wing Ki bukan lawan yang asing. Dia sudah delapan kali bertemu dengan lelaki yang kini duduk di peringkat 40 dunia tersebut. Hasilnya, dia hanya sekali kalah yakni di Denmark Super Series Premier 2011 dengan 21-10, 16-21, 14-21. Namun, dalam pertemuan terakhir di putaran final Piala Thomas 2012, Hyul-il menang straight game 23-21, 22-20. Partai semifinal lainnya mempertemukan Ng Ka Long (Hongkong) melawan Shih Kuei-chun dari Korea Selatan.
 Di antara pebulu tungkis tunggal putra dunia yang masih aktif, Hyun-il termasuk paling senior. Rival lamanya yang usianya tak jauh beda, Peter Gade dari Denmark, awal tahun lalu sudah gantung raket.
 Dengan usia 34, Hyun-il tetap masih bisa menjadi juara. Dia mengalahkan Anand Pawar dari India dengan 17-21, 21-10, 21-10 di final Sri Lanka Challenge 2014 pada 8 Juni lalu. Sebelummya, Hyun-il juga menjadi juara Korea Grand Prix Gold 2013 dengan mengalahkan rekan senegaranya, Hong Ji-hoon dengan 21-18, 21-12. (*)

Aprillia Sudah Pikir Kerjaan

PASRAH: Aprilia Yuswandari
 KEBERSAMAN Aprillia Yuswandari di Pelatnas Cipayung resmi berakhir. Sebuah Surat Keputusan (SK) dari PP PBSI telah diterima klub asalnya, Semen Gresik.
 ‘’Sudah ada kok. Sudah saya terima juga,’’ kata Koko Pambudi, pelatih Semen Gresik.
 Dia pun mengakui tak kecewa meski anak asuhnya tersebut sudah tak lagi berstatus pebulu tangkis nasional.Apalagi, sejak tahun lalu, Koko sudah mengingatkan Lia, sapaan karib Aprillia Yuswandari bahwa eranya sudah lewat.
 ‘’Tahun lalu, saya sudah sampaikan ke Lia. Dia harus siap-siap degradasi. Eh ternyata benar,’’ terang lelaki yang juga berstatus pegawai negeri sipil (PNS) tersebut.
 Selain itu, dengan durasi yang lumayan lama, perempuan Jogjakarta tersebut juga belum pernah membuat capaian yang spektakuler. Dalam beberapa tahun terakhir, Lia sering tumbang di babak-babak awal saat membawa nama Indonesia di ajang internasional.
 ‘’Usianya sudah 26 dan masuk pelatnas sejak 2005. Sudah saatnya dia kasih kesempatan kepada junior-juniornya,’’ ungkap Koko.
 Tanda-tanda Lia terdepak sudah terlihat saat dia tak masuk dalam Tim Piala Uber Indonesia 2014. Posisinya kalah oleh Maria Febe Kusumastuti dan Adriyanti Firdasari.
 Penampilannya dalam simulasi di Solo, Jawa Tengah, juga tak terlalu menjanjikan. Kondisi ini diperparah dengan hasil yang diperolehnya pada 2014. Dari lima turnamen yang diikuti, di empat turnamen, Lia tersandung di babak pertama. Padahal, dalam turnamen-turnamen itu, dia ada yang menduduki unggulan.
 Di Korea Super Series, Malaysia Super Series Premier, dan Indonesia Super Series Premier, Lia kalah di babak pertama. Hanya di India Super Series, langkah pebulu tangkis Jatim di PON 2012 itu sampai perempat final. Di ranking terbaru BWF (Federasi
 Koko menambahkan, Lia sempat menghubungi dirinya untuk membantu mencari pekerjaan. Namun, dia tetap berharap masih bisa membela Semen Gresik di turnamen lokal sekelas sirkuit nasional (sirnas).
 ‘’Dia masih punya keinginan main. Tapi, Lia juga sudah berpikir kerja buat persiapan masa depan,’’ ungkap Koko. (*)

Sekilas Tentang Aprillia Yuswandari
Lahir: 24 April 1988
Asal: Jogjakarta
Pegangan raket: kanan
Masuk Pelatnas: 2005
Capaian tertinggi: Juara Jerman Open Junior 2007
Ranking tertinggi: 21
 

Tantangan Kevin/Greysia di Luar Kandang

GABUNG: Kevin Sanjaya (kanan)/Greysia Polii di Istora

PASANGAN Kevin Sanjaya/Greysia Polii muncul lagi. Setelah tampil mengejutkan dalam Indonesia Super Series Premier 2014, mereka dipercaya PP PBSI berlaga dalam Taiwan Grand Prix Gold 2014.
 Hanya, karena rankingnya yang masih jeblok, Kevin/Greysia pun harus berjuang dari babak kualifikas dalam turnamen yang dilaksanakan di Taiwan pada 15-20 Juli mendatang. Dalam ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional) terakhir, mereka masih terdampar di posisi 240.
 Pada babak pertama kualifikasi Taiwan Grand Prix Gold 2014, Kevin/Greysia memperoleh bye. Namun, di babak kedua, mereka langsung menantang unggulan teratas kualifikasi Young Bae-kwon/Won Yoo-hae dari Korea Selatan.
 Dalam Indonesia Super Series Premier 2014, Kevin/Greysia juga tampil dari babak kualifikasi. Mereka mampu menundukkan Mohd Lutfi/Soong Fie Cho dari Malaysia 21-11, 16-21, 21-11. Kemudian, tiket berlaga di babak utama dipetik berkat kemenangan 19-21, 21-18, 21-15 atas pasangan senior merah putih Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati.
 Nah, di babak utama, pasangan anyar ini membuat kejutan dengan memulangkan unggulan teratas Zhang Nan/Zhao Yunlei 15-21, 21-18, 23-21.  Sabetan keduanya kembali memakan korban pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok. Kang Jun/Liu Cheng dipaksa menyerah 21-18, 21-19.
 Sayang, langkah Kevin/Greysia akhirnya terhenti di perempat final. Mereka kalah 18-21, 17-21 kepada ganda Korea Selatan Lee Yong-dae/Shin Sheung Chan.
 Sebagai pasangan baru, hasil ini tak mengecewakan.  Mereka pun langsung dapat posisi 240.
 Di Taiwan Grand Prix Gold 2014, Kevin dan Greysia juga tampil di nomor spesialisnya, ganda putra dan ganda putri. Di ganda putra, Kevin berpasangan dengan Selvanus Geh dan di ganda putri, Gresyia bertandem dengan Nitya Krishinda. (*)

Langsung Ketemu Kandidat Juara

BERAT: Jonatan Christie (foto;PBSI)

UNDIAN kurang menguntungkan dialami Andre Kurniawan Tedjono dan Jonatan Christie. Keduanya langsung bersua calon juara dalam Taiwan Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di Taipei pada 15-20 Juli mendatang.
 Andre menantang unggulan pertama asal Korea Selatan Son Wan-ho. Ini merupakan pertemuan perdana kedua pebulu tangkis.
 Namun, kalau melihat ranking, Andre bakal mengalami kesulitan. Dalam peringkat terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Andre ada di ranking 58 sementara Wang-ho di posisi keenam.
 Sementara, Jonatan bakal menjajal ketangguhan unggulan kedua asal Tiongkok Wang Zhengming. Di Taiwan Grand Prix Gold 2014 ini menjadi penanda mulai dipercayainya untuk bersaing menembus ketatnya level senior.
 Selain Andre dan Jonatan, di babak utama turnamen berhadiah total USD 200 ribu, wakil Indonesia adalah Andre Marteen, Fikri Ihsandi, Alamsyah Yunus, Simon Santoso, dan Evert Sukamta.
 Tahun lalu, Indonesia gagal menyabet gelar juara. Semua posisi terhormat diborong Korea Selatan. Pada 2012, Indonesia menjadi juara di dua nomor ganda putri dan ganda campura.
Di nomor ganda putri, pasangan Pia Zebadiah/Rizky Amelia Pradipta menundukkan sesama pasangan merah putih Suci Rizki Andini/Della Destiara Haris 21-15, 21-12. Sementara pasangan ganda campuran Muhammad Rijal/Debby Susanto menghentikan perlawanan Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong) 21-14, 21-14.
 Sayang, di nomor tunggal putri dan ganda putra, Lindaweni Fanetri dan Angga Pratama/Rian Agung Saputro menyerah kepada lawan-lawannya. Linda, sapaan karib Lindaweni, menyerah 19-21, 22-20, 20-22 kepada Tai Tzu Ying (Taiwan) dan Angga/Rian takluk 12-21, 14-21 kepada Mohde Zakry/Mohd Fairuzizuan (Malaysia). (*)

Skuad Indonesia di Taiwan Grand Prix Gold 2014
Tunggal Putra:
Babak Kualifikasi: Ihsan Maulana Mustofa, Rendi Ismanto, Kaizar Bobby Alexander, Anthony Ginting
Babak Utama: Andre Kurniawan Tedjono, Andre Marteen, Fikri Ihsandi, Alamsyah Yunus, Simon Santoso, Evert Sukamta, Jonatan Christie

Tunggal Putri:
Babak Utama: Hana Ramadhini, Rusydina Riodingin, Millicent Wiranto, Adriyanti Firdasari

Ganda Putra:
Babak Kualifikasi:-
Babak Utama: Markis Kido/Markus ‘Sinyo’ Fernaldi, Selvanus Geh, Kevin Sanjaya, Ade Yusuf/Wahyu Nayaka, Berry Anggriawan/Ricky Karanda, Hendra Aprida Gunawan/Andrei Adistia

Ganda Putri:
Babak Kualifikasi:Dian Fitriani/Nadya Melati
Babak Utama: Gebby Ristiyani/Ni Ketut Mahadewi, Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris, Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia, Greysia Polii/Nitya Krishinda

Ganda Campuran:
Babak Kualifikasi: Kevin Sanjaya/Greysia Polii, Ronald Alexander/Melati Daeva
Babak Utama: Alfian Eko Prasetyo/Annisa Saufika, Edi Subakhtiar/Gloria Emanuelle Widjaja, Markis Kido/Pia Zebadiah

Surabaya Host Kejuaraan Junior Internasional

TAHUN LALU: Anthony Sinisuka Ginting (foto: PB Djarum)

SURABAYA kedatangan event internasional lagi. Kejuaraan Junior International Challenge 2014 akan dilaksanakan di Kota Pahlawan, julukan Surabaya, pada 25-31 Agustus mendatang.
 ‘’Rencana awal, kejuaraan ini dilaksanakan di  Jakarta. Namun, saya menariknya ke Surabaya dan berhasil,’’ kata Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adimulya.
 Sebelumnya, event tersebut lebih dikenal dengan dengan nama Bimantara World Junior Championship. Setelah itu, berubah nama menjadi Tangkas Junior Challenge.
 ‘’Tahun ini, namanya pun berubah lagi. Kalau nggak salah, Jaya Raya International Challenge. Sesuai sponsornya,’’ ucap Wijar, sapaan karib Wijanarko Adimulya.
 Tahun lalu, kejuaraan ini bertitel lengkap Tangkas Specs Junior Challenge Badminton Championships 2013. Eventnya digelar di GOR Asia-Afrika, Jakarta, pada 26-31 Agustus.
 ‘’Tahun ini dilaksanakan di GOR Sudirman,’’ ungkap Wijar.
 Selain Jakarta, Surabaya merupakan kota yang sering menjadi host event bulu tangkis bergengsi. Pada 2014, Kota Metropolitan ini telah menggelar Superliga Bulu Tangkis Indonesia.
 ‘’Kami juga berusaha agar SBI 2015 bisa kembali dilaksanakan di Surabaya. Ini disebabkan Indonesian Challenge yang biasanya dilaksanaan di Surabaya tahun ini digelar di Jakarta,’’ pungkas Wijar. (*)


Hasil lengkap babak final Tangkas Specs Junior Challenge Badminton Championships 2013 :

Tunggal putra: Anthony Sinisuka Ginting  (Indonesia x13) vs Rico Hamdani (Indonesia x10) 21-15, 17-21, 21-19

Tunggal putri:  Fitriani (Indonesia x4) vs Gregoria Mariska (Indonesia) 21-18, 21-16

Ganda putri:  Uswatun Khasanah/Masita Mahmudin (Indonesia x 4) vs Rosyita Eka Putri Sari/Setyana Mapasa (Indonesia x 3) 23-21, 16-21, 21-15

Ganda putra:  Rizko Asuro/Wildan Atmaja (Indonesia x15) vs Muhammad Rian Ardianto/Clinton Hendrik (Indonesia x 14) 25-23 21-18

Ganda campuran: Kevin Sanjaya Sukamuljo/Masita Mahmudin (Indonesia x 4) vs Ricky Alverino Sidharta/Ristya Ayu Nugraheny (Indonesia) 21-19, 21-10

Ada Lee Hyun-il di Kanada Grand Prix

GAEK: Lee Hyun-il (foto:sidiq)

LEE Hyun-Il tetap belum mau berpisah dengan bulu tangkis. Meski sering dikabarkan mundur, namun dia sering muncul di berbagai turnamen.
 Kini, nama pebulu tangkis Korea Selatan yang sudah berusia 34 tahun tersebut terdaftar tampil dalam Kanada Grand Prix 2014 yang kini dilaksanakan di Vancouver. Bahkan, dengan ranking 131 yang dimiliki, Hyun-il langsung tampil di babak utama.
 Pada penampilan perdananya, lelaki yang sukses menembus semifinal dua kali olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut akan bertemu dengan Wan Chia-Hsin. Hyun-il pernah mengalahkan lawannya tersebut pada Korea Grand Prix Gold 2013. Saat itu, dia menang dua game langsung 21-14, 21-14.
 Hanya, kini kondisinya sedikit berbeda. Chia-Hsin rankingnya lebih baik. Dia ada di posisi 85 dunia.
 Selama 2014, Hyun-il hanya tampil dalam dua turnamen yang masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), yakni Selandia Baru Grand Prix dan Sri Lanka Challenge. Di Negeri Kiwi, julukan Selandia Baru, lelaki yang pernah menduduki peringkat satu dunia menyerah di babak perempat final. Di game kedua, Hyun-il menyerah saat kedudukan 1-2 karena cedera.
 Namun, kegagalan tersebut dibalas dalam Sri Lanka Challenge. Hyun-il mampu menjadi juara setelah mempermalukan unggulan kedua asal India Anand Pawar dengan rubber game 17-21, 21-10, 21-15.
 Hyun-il memang banyak absen di berbagai turnamen. Sebagai pebulu tangkis professional, dia lebih banyak tampil dalam berbagai liga seperti di Indonesia dan India.
 Pada Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014, lelaki dengan pegangan raket kidal ini sukses membawa Musica Champion Kudus. Dia menjadi penentu setelah mengalahkan Wisnu Yuli dari Jaya Raya dalam pertandingan final yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, 9 Februari lalu.
 Lelaki kelahiran 17 April ini masih dianggap sebagai tunggal putra terbaik yang pernah dimiliki Korea Selatan. Bersamanya, Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, mampu meraih emas beregu putra Asian Games 2002 dan Piala Sudirman 2003.
 Sebenarnya, pada 2008 usai Olimpiade Beijing, Hyun-il sudah gantung raket. Namun, dia diminta kembali oleh Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan guna mendongkrak kekuatan negaranya di berbagai ajang internasional. (*)