WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Sony Batal Tampil di Selandia Baru

AT HOME: Sony Swi Kuncoro (foto:djarum)

SONY Dwi Kuncoro tercatat namanya sebagai peserta Selandia Baru Grand Prix Gold 2015. Di babak pertama, arek Suroboyo tersebut akan menghadapi Jacob Maliekal dari Afrika Selatan dalam event yang dilaksanakan 28 April-3 Mei mendatang.

Namanya pun  sampai Senin siang WIB (27/4.2015) masih tercantum. Namun, sekitar pukul 14.00 WIB, nama Sony sudah menghilang.

Posisinya digantikan pebulu tangkis Selandia Baru yang harusnya berlaga lebih dulu di babak kualifikasi Dylan Henton. Ada apa dengan Sony?

''Saya mengundurkan diri. Ada acara yang berbarengan,'' kata Sony kepada smashyes.

Hanya, dia tak menyebutkan agenda yang membuatnya tak bisa berlaga dalam kejuaraan berhadiah USD 120 ribu yang dilaksanakan di Auckland tersebut. Selain itu, visa juga membuat Sony memilih tetap di Surabaya, tempat tinggalnya bersama istri dan kedua anaknya.

''Namun, saya tetap kena denda dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia),'' ucap mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut.

Ya, saat ini, Sony rajin mengikuti beberapa turnamen. Tentu, tujuannya untuk mendongkrak posisinya yang tengah jeblok.Dalam ranking terbaru BWF, lelaki 31 tahun tersebut ada di posisi 119. (*)


Wakil Indonesia di Selandia Baru Grand Prix Gold 2015

Tunggal putra:
Kualifikasi: Shesar Hiren Rhustavito, Juan Arbitama
Utama:Sony Dwi Kuncoro, Kaizar Bobby Alexander, Fikri Ihsandi, Simon Santoso (x6), Nathaniel Ernestan Sulistyo,Dionysius Hayom Rumbaka (x4), AndrewSusanto, Evert Sukamta, Wisnu Yuli Prasetyo

Tunggal putri:
Kualifikasi:-
Utama: Adriyanti Firdasari (x1), Ruselli Hartawan,Maria Febe Kusumastuti (x4), Rusydina Antardayu Riodigin

Ganda putra
Kualifikasi: Kaizar Bobby Alexander/Nathaniel Ernestan
Utama: Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto,Hardianto/Kenas Adi Haryanto,Markis Kido/Agripinna Prima Putra Rahmanto,Yohanes Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan, Berry Anggriawan/Rian Agung Saputro (x8), Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan

Ganda putri:
Kualifikasi: -
Utama: Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta (x1), Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi, Melvira Oklamona/Merisa Cindy Sahputri, Komala Dewi/Vita Marissa

Ganda campuran:
Kualifikasi: Alfian Eko Prasetya/Shella Devi Aulia (x4)
Babak utama: Riky Widianto/Puspita Richi Dili, Agripinna Putra Rahmato/Rizki Amelia Pradipta,Hafiz Faisal/Masita Mahmudin, Ronald Alexander/Melati Daeva Oktaviani (x4), Fran Kurniawan/Komala Dewi (x7), Markis Kido/Pia Zebadiah (x3), Andrei Adistia/Vita Marissa

x=unggulan

Sudah Jalannya Lin Dan

CHAMPION: Lin Dan meraih gelar keempat. 

LIN Dan menjadi juara nomor tunggal putra Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2015. Dalam final yang dilaksanakan di negerinya sendiri, Wuhan, Tiongkok, pada Minggu (26/4/2015), lelaki 32 tahun tersebut melibas juniornya, Tian Houwei, dalam dua game 21-19, 21-8. Partai puncak ini membuat Lin Dan selalu memetik kemenangan atas Houwei dalam lima kali pertemuan.

Ini menjadi gelar Asia keempat bagi Lin Dan. Sebelumnya, lelaki berjuluk Super Dan, karena ketangguhannya di lapangan, sudah meraih posisi terhormat pada 2010, 2011, dan 2014.

Kemenangan di Wuhan juga membuat suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut akhirnya bisa juara pada 2015. Dia selalu gagal menjadi nomor satu dalam tiga turnamen, All England, India Super Series, dan Malaysia Super Series Premier.

Dalam All England dan Malaysia Super Series, Lin Dan dikalahkan kompatriot (rekan senegara) Chen Long. Sedangkan di India, juara dunia lima kali tersebut menyerah kepada wakil Indonesia Tommy Sugiarto.

Sebenarnya, jalan Lin Dan menjadi juara sudah terbuka lebar sejak semifinal. Itu terjadi karena Chen Long mengundurkan diri saat menghadapi Houwei.

Bisa jadi, strategi ini juga untuk mengangkat kembali mental Lin Dan yang belum bisa juara. Apalagi, dalam dua kali pertemuan terakhir dia selalu dipermalukan juniornya yang kini jadi pebulu tangkis nomor satu dunia tersebut.   (*)

Hasil final Kejuaraan Asia 2015

Tunggal putra: Lin Dan (Tiongkok x2) v Tian Houwei (Tiongkok) 21-19, 21-8

Tunggal putri: Ratchanok Intanon (Thailand x7) v Li Xuerui (Tiongkok x1) 20-22, 23-21, 21-12

Ganda putra: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel x1) v Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia x6) 18-21, 24-22, 21-19

Ganda putri: Ma Jin/Tang Yuanting (Tiongkok) v Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok x4) 21-12, 21-12

Ganda campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x2) v Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong) 21-16, 21-15

x=unggulan

Akhirnya, Tontowi/Liliyana Bisa Juara

CHAMPION:Tontowi/Liliyana di atas podium. (foto:xinhua)

KOLEKSI trofi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir bertambah. Untuk kali pertama, ganda campuran terbaik Indonesia tersebut mampu menjadi juara Asia.

Itu setelah Tontowi/Liliyana memetik kemenangan relaltif mudah 21-16, 21-15 atas Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong) dalam final Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2015 yang dilaksanakan di Wuhan Sports Center Gymnasium, Wuhan, Tiongkok, pada Minggu waktu setempat. Gelar tersebut juga menuntaskan dahaga gelar Asia sejak enam tahun lalu.

Kali terakhir, Indonesia memenangi kejuaraan tahunan tersebut pada 2009. Saat itu, dalam event yang digelar di Suwon, Korea Selatan, pasangan ganda puta markis Kido/Hendra Setiawan menundukkan wakil tuan rumah Yoo Yeon-seong/Ko Sung-hyun.

Selain itu, sejak 2008, belum ada pasangan ganda campuran Indonesia yang menjadi juara Asia. Kali terakhir, Flandy Limpele/Vita Marissa yang melakukannya saat kejuaraan itu dilaksanaan di Johor Bahru, Malaysia.

Yang tak kalah pentingnya, gelar di Wuhan itu juga mengakhiri paceklik juara Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada 2015. Pada tahun ini, pasangan Pelatnas Cipayung tersebut selalu gagal dalam empat turnamen yang diikuti yakni All England Super Series, Swiss Grand Prix Gold, Malaysia Super Series Premier, dan Singapura Super Series. Di antara empat turnamen itu, di All England dan Singapura, Tontowi/Liliyana menyandang status juara bertahan.

Sayang, sukses pasangan yang sama-sama berasal dari satu klub, Djarum Kudus, tersebut dalam Kejuaraan Asia 2015 gagal diikuti oleh Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Pasangan ganda putra nomor wahid Indonesia tersebut menyerah tiga game 21-18, 22-24, 19-21 kepada rival utamanya, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dari Korea Selatan.

Kekalahan ini membuat catatan kekalahan Hendra/Ahsan dengan pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut kembali menjauh menjadi 3-6. Kekalahan ini juga cukup di luar dugaan.

Alasannya, dalam dua kali pertemuan terakhir yakni di Asian Games 2014 dan Malaysia Super Series Premier, Hendra/Ahsan mampu membuat Yong-dae/Yeon-seong, yang kini duduk di posisi nomor satu dunia, menyerah. (*)

Terpilih Presiden BAC, Anton Bisa Rangkap

NO 1: Anton Subowo usai terpilih sebagai presiden.

ASOSIASI  Bulu Tangkis Asia (BAC) punya presiden baru. Dia adalah Anton Subowo, putra ketua KOI (Komite Olimpiade Indonesia) Rita Subowo.

Dalam pemilihan yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongko, Anton akan memegang tampuk pimpinan hingga lima tahun ke depan.Dia menggantikan  Mohd Nadzmi Bin Mohd Salleh dari Malaysia.

''Ya benar, Anton memang terpilih menjadi Presiden BAC,'' kata Wakil Sekjen PP PBSI Ahmad Budiarto.

Meski menjadi orang nomor satu di organisasi olahraga tepok bulu Asia, namun, jelas Budi, sapaan karib Ahmad Budiarto, bukan berarti dia akan naik pangkat. Menurutnya, Anton masih bisa merangkap dua jabatan.

''Jadi, saya ya tetap akan menjadi wakil sekjen. Nggak ada larangan,'' ujar Budi.

Salah satu rival yang dikalahkan Anton dalam perebutan kursi Presiden BAC adalah Ketua Bulu Tangkis Thailand Khunying Patama Leeswadtrakul. Meski kalah, dia dipercaya menjadi wakil presiden bersama lima orang lainnya.

 Wakil Korea Selatan Hong-Ki Kim dipilih menjadi Sekjen BAC. Pemilihan Presiden BAC diselenggarakan di sela-sela Kejuaraan Asia. (*)




Ulangan Guangzhou 2013


Ratchanok usai mengalahkan Li Xuerui (foto:bangkokpost)

 DUA tahun lalu, Ratchanok Intanon menjadi pusat perbincangan.Dia menjadi perempuan Thailand yang mampu menjadi juara dunia tunggal putri.

Dalam final yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 11 Agustus 2013, Ratchanok menghentikan langkan andalan tuan rumah Li Xuerui dengan rubber game 22-20, 18-21, 21-14. Hanya, setelah itu, kegagalan demi kegagalan menimpanya.

Bahkan, pada 2014, dia gagal mempertahankan gelar juara dunia. Langkahnya sudah terhenti di babak kedua usai dipermalukan Minatsu Mitani dari Jepang dengan rubber game 21-8, 12-21, 18-21.

Demikian juga dalam Kejuaraan Asia 2014. Perempuan 20 tahun itu langsung gugur di babak pertama. Secara mengejutkan, Ratchanok dilibas wakil Negeri Sakura, julukan Jepang, lainnya Sayaka Takahashi 18-21, 21-16,l 14-21.

Nah, kini, Ratchanok punya kans mengembalikan pamor. Dia mampu lolos ke babak final Kejuaraan Asia 2015.

Tiket menembus babak pemungkas diterimanya usai menang 20-22, 21-9, 21-12 atas unggulan kelima Tai Tzu Ying dalam pertandingan semifinal tunggal putri yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada Sabtu waktu setempat (24/5/2015).

Sebenarnya, Tzu Ying bukan lawan yang enteng bagi Ratchanok. Dia Sudah lima kali menang dalam sembilan kali perjumpaan sebelumnya.

Pada babak final, Ratchanok akan bertemu lawan berat, Li Xuerui. Dalam sembilan kali pertemuan, dia hanyang dua kali dengan salah satunya di Kejuaraan Dunia 2013.  (*)

Agenda final Kejuaraan Asia 2015

Tunggal putra: Lin Dan (Tiongkok x2) v Tian Houwei (Tiongkok)

Tunggal putri: Li Xuerui (Tiongkok x1) v Ratchanok Intanon (Thailand x7)

Ganda putra: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan x1) v Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia x6)

Ganda putri: Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok x4) v Ma Jin/Tang Yuanting (Tiongkok)

Ganda campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x2) v Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong)

x=unggulan

Bisa Pulang dengan Dua Titel



BELUM MENANG: Cai Yun/Lu Kai (foto:xinhua)
DUA tempat di final menjadi milik wakil Indonesia. Itu setelah pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di nomor ganda campuran mampu mengatasi lawan-lawannya di babak semifinal.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Wuhan Sports Center Gymnasium, Wuhan, Tiongkok, pada Sabtu waktu setempat (25/4/2015), Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi keenam, mampu menghentikan asa pasangan tuan rumah Cai Yun/LuKai dengan rubber game 21-12, 18-21, 21-16.

Ini menjadi kemenangan ketiga dalam tiga kali pertemuan. Artinya, Cai Yun/Lu Kai belum bisa mengikuti jejak rekan-rekannya yang pernah mempermalukan Hendra/Ahsan seperti Cai Yun/Zhang Nan atau Liu Xiaolong/Qiu Zihan.

Pada babak final yang dilaksanakan Minggu waktu setempat (25/4/2015), Hendra/Ahsan berjumpa kembali dengan musuh bebuyatal asal Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong. Unggulan teratas dalam Kejuaraan Asia 2015 itu unggul dua game langsung 21-18, 21-19 atas rekan senegaranya sendiri Kim Gi-jung/Kim Sa-rang.

Pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, ini pernah menjadi momok bagi Hendra/Ahsan. Dalam tiga kali pertemuan awal, pasangan merah putih tak pernah memetik kemenangan.

Namun, kini rekor head to head kedua pasangan tetap masih menjadi milik Yong-dae/Yoon-seong. Hanya, Hendra/Ahsan sudah bisa menang tiga kali dalam delapan kali perjumpaan.

Menariknya, dalam dua kali pertemuan terakhir, Hendra/Ahsan selalu memetik kemenangan yakni di Asian Games 2014 dan Malaysia Super Series Premier 2015.
Dalam Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, pada 28 September, mereka mempermalukan pasangan tuan rumah itu dengan 21-16, 16-21, 21-17. Kemudian di final Malaysia Super Series Premier, Hendra/Ahsan pada 5 April lalu, mereka melibas Yong-dae/Yeon-seong juga dengan tiga game 14-21, 21-15,23-21.

Ini membuat peluang juara Hendra/Ahsan sangat terbuka untuk menjadi juara. Jika itu terjadi, gelar dari Wuhan akan membuat mereka untuk kali pertama bisa menjadi juara Asia.

Sementara, Tontowi/Liliyana, yang diunggulkan di posisi kedua, menghentikan langkah unggulan ketiga yang juga andalan Tiongkok Xu Chen/Ma Jin dengan straight game 21-12, 21-15. Hasil manis ini menjadi kemenangan kedelapan dari 19 kali pertemuan.

Bagi Tontowi/Liliyana, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut pernah menjadi mimpi buruk. Mereka mempermalukan pasangan Pelatnas Cipayung tersebut di babak semifinal Olimpiade London 2012. Padahal, ketika itu, mereka diharapkan mampu menjadi penerus tradisi emas di olimpiade.

Di babak final, Tontowi/Liliyana akan berjumpa dengan Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah. Pasangan Hongkong ini di semifinal unggul 21-17, 21-19 atas Kenichi Hayakawa/Misaki Matsutomo.

Pasangan yang sama-sama berasal dari klub Djarum Kudus tersebut sudah dua kali berjumpa dengan Chun Hei/Hoi Wah.Hasilnya, Tontowi/Liliyana menang yakni di Kejuaraan Dunia 2013 dan Singapura Super Series 2015.

Kali terakhir pada 2004, Indonesia mampu mengantarkan wakilnya menjadi juara di dua nomor melalui Taufik Hidayat di tunggal putra dan Sigit Budiarto/Tri Kusharjanto (ganda putra). (*)

Menunggu Lin Dan di Podium Juara

Lin Dan saat berlaga di Malaysia Open.(foto:badzine)

PUASA dahaga selama sepuluh bulan bukan waktu yang singkat. Apalagi, itu dialami oleh pebulu tangkis tunggal putra sekelas Lin Dan. Lelaki ini sudah mengoleksi lima gelar juara dunia dan dua emas olimpiade.

Ya, sejak menjuarai Grand Prix Gold 2014, kegagalan demi kegagalan menimpa lelaki 33 tahun tersebut. Di Taipei, host Taiwan Grand Prix Gold, dia mengalahkan sesame pebulu tangkis Tiongkok Wang Zhengming dengan dua game langsung 21-19, 21-14.

Padahal, usai dari Taiwan, kans menjadi juara sangat terbuka. Dua kali, Lin Dan mampu menembus babak final yakni di kandangnya sendiri, Tiongkok Super Series Premier 2014 dan Malaysia Super Series Premier 2015.

Hanya di kandang sendri, suami mantan ratu bulu tangkis Xie Xingfang tersebut secara mengejutkan dipermalulan Kidambi Srikanth dari India dengan straight game 21-19, 21-17. Sementara di Malaysia Super Series 2015, dia disikat rekan senegaranya sendiri yang diunggulkan di posisi teratas Chen Long dengan rubber game 22-20, 13-21, 11-21.

Kini, harapan menembus final dan membuka jalan juara terbentang. Lin Dan, yang kini menduduki peringkat ketiga dunia, mampu menembus Kejuaraan Asia 2015. Tahun lalu, dia merupakan juara.

Dalam pertandingan perempat final yang dilaksanakan di kandangnya sendiri, Wuhan, dia menang dua game langsung 21-17, 21-13 atas Sho Sasaki dari Jepang. Di semifinal yang dilaksanakan Sabtu waktu setempat, Lin Dan akan dijajal juniornya, Wang Zhengming. Dia lolos ke semifinal usai menumbangkan unggulan keempat Shon wan-ho dari Korea Selatan dengan straight game 21-14, 21-19.

Dalam lima kali pertemuan, Lin Dan tak pernah kalah oleh Zheng Ming yang kini  duduk di posisi sembilan dunia tersebut. Pertemuan di Taipe, merupakan duel kali terakhir mereka berjumpa.

Semifinal tunggal putra lainnya mempertemukan juga mempertemukan sesama jagoan tuan rumah. Unggulan teratas Chen Long berhadapan dengan Tian Houwei. (*)

Rekor Lebih Memihak Hendra/Ahsan

KEJAR: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan

KAKI Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dalam Kejuaraan Asia sudah sampai babak semifinal. Itu setelah pasangan ganda putra terbaik Indonesia itu menghentikan perlawanan unggulan ketiga Liu Xiaolong/Qiu Zihan dari Tiongkok dengan rubber game 21-18, 11-21, 24-22 dalam pertandingan perempat  final yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada Jumat waktu setempat (24/4/2015).

Kemenangan tersebut  juga membuat Hendra/Ahsan mampu menyamakan kedudukan 2-2. Sebelumnya, pasangan nomor satu dunia tersebut kalah di All England 2013 dan Super Series Finals 2013.

Sementara, dalam pertemuan terakhir Hongkong Super Series 2014, Hendra/Ahsan memperkecil kekalahan. Menariknya, semua partai melawan Xiaolong/Zihan  berlangsung dalam tiga game (rubber game).

Di babak semifinal, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, lainnya Cai Yun/Lu Kai sudah siap menghadap pasangan merah putih yang diunggulkan di posisi keenam tersebut. Dari rekor head to head, Hendra/Ahsan selalu memetik kemenangan dalam dua pertemuan yakni di Denmark Super Series Finals 2014 dan Malaysia Super Series Premier 2015.

Keduanya dimenangkan juara dunia 2013 itu dengan dua game langsung. Di Denmark, Hendra/Ahsan unggul 24-22, 21-13 dan di negeri jiran lawannya dilibas 20-22, 21-12.

Bagi Hendra/Ahsan, penampilannya di Kejuaraan Asia 2015 punya arti tersendiri. Ini untuk kali pertama mereka berusaha naik ke podium terhormat setelah tak pernah berlaga dalam kejuaraan tahunan tersebut.

Selain Hendra/Ahsan wakil Indonesia yang menembus semifinal adalah pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Mereka mengalahkan wakil tuan rumah Lu Kai/Huang Yaqiong 21-19, 21-11.

Di semifinal, unggulan kedua tersebut dijajal salah satu lawan beratnya yang juga dari Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, Xu Chen/Ma Jin. Dari rekor pertemuan, pasangan yang sama-sama dari klub Djarum Kudus tersebut kalah.

Mereka hanya menang tujuh kali dari 17 kali pertemuan. Namun, dari pertemuan terakhir di Prancis Super Series 2015, Tontowi/Liliyana menang 21-17, 21-16. (*)

Bikin Wisnu Yuli Melompat 23 Peringkat

RANKING: Wisnu Yuli Prasetyo

GELAR juara di Indonesia Challenge 2015 memberikan perubahan pada ranking Wisnu Yuli Prasetyo. Kini, mantan pebulu tangkis binaan Surya Baja, Surabaya, tersebut ada d posisi 164 dunia.

Ini membuat posisinya 23 setrip lebih bagus dibandingkan pekan sebelumnya. Dalam  final Indonesia Challenge 2015 yang dilaksanakan di Semaran, Jawa Tengah, Wisnu mengalahkan sesama pebulu tangkis Indonesia Reksy Aureza Megananda dengan dua game langsung 25-23, 21-14.

Dari Kota Lumpia, julukan Semarang, itu, mantan penghuni Pelatas Cipayung tersebut membawa pulang poin 2.500. Donasi ini paling besar yang diterimanya selama 2015.

Tahun ini, raupan poinnya termasuk kecil. Ini disebabkan Wisnu Yuli hanya turun di dua turnamen yakni Austria Challenge dan Jerman Grand Prix Gold.

Dengan ranking jeblok, Wisnu pun rela merangkak dari babak kualifikasi. Di Austria, dia harus tampi tiga kali sebelum melangkah ke babak utama.

Sayang, langkahnya di b abak elite dihentikan Adrian Dziolko dari Polandia dengan 21-16, 12-21, 22-24. Dari Wina, host Austria Challenge 2015, Wisnu mengantongi poin 920 poin.

Sepekan kemudian, lelaki yang kini tercatat sebagai anggota Djarum Kudus ini berlaga di Jerman Grand Prix Gold. Usai melewati babak kualifikasi, Wisnu kemudian menyerah 21-18, 19-21, 21-23 kepada Iskandar Zulkarnain Zainuddin dari Malaysia.  Dari negeri yang pernah dipisahkan oleh sebuah tembok itu, Wisnu Yuli poin 660.  (*)

Peluang Menyamakan Kedudukan

BERAT:Liu Xialong/Qiu Zihan (foto:globaltime.cn)

BAGI pasangan ganda putra Tiongkok, bisa jadi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan jadi target utama. Hampir semua pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, pernah dikalahkan dan mengalahkan mereka.

Ada nama Cai Yun/Zhang Nan, Fu Haifeng/Lu Kai, dan juga . Nah, pasangan terakhir ini yang akan kembali mencoba mengganjal Hendra/Ahsan dalam Kejuaraan Asia 2015 di Wuhan, Tiongkok.
Liu Xialong/Qiu Zihan
Kedua pasangan akan bertemu di babak perempat final yang dilaksanakan Jumat waktu setempat (24/4/2015). Dari rekor pertemuan, Hendra/Ahsan kalah.

Pasangan asal Pelatnas Cipayung tersebut hanhya unggul sekali dari tiga kali pertemuan. Kekalahan perdana ditelan saat bersua di semifinal All England 2013. Saat itu, Hendra/Ahsan menyerah 12-21, 21-13, 17-21. Kemudian, di Super Series Finals di akhir tahun yang sama, Xiaolong/Zihan kembali memetik kemenanan 13-21, 21-11, 12-21.

Tapi, dua kekalahan tersebut membuat Hendra/Ahsan banyak belajar.Pada final Hongkong Super Series 2014, mereka melibas lawannya 21-16, 17-21, 21-15.

Dalam pertandingan nanti, tak menutup kemungkinan bakal berlangsung rubber game lagi. Hendra/Ahsan dan Xiaolong/Zihan sudah saling paham dan mengetahui titik lemah masing-masing.

Kejuaraan Asia 2015 ini sendiri menjadi penampilan pertama bagi pasangan mantan nomor satu dunia itu. (*)

Tunggal pun Sudah Kehilangan Wakil

PENAKLUK:Shon Wan-ho (foto:djarum)

LANGKAH Dionysius Hayom Rumbaka di Kejuaraan Asia 2015 terhenti. Dia harus mengakui ketangguhan Son Wan-ho dari Korea Selatan dengan rubber game 21-15,12-21, 14-21 dalam pertandingan babak ketiga yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada Kamis waktu setempat (23/4/2015).

Sebenarnya, kans Hayom,sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, memetik kemenangan terbuka. Dalam pertemuan terakhir di semifinal Jerman Grand Prix Gold 2015 Februari lalu, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut menang dua game 21-17, 21-15. Kemenangan di Jerman itu juga menjadi kemenangan pertama Hayom atas Wan-ho setelah sempat kali pertemuan sebelumnya selalu kalah.

Kekalahan itu juga menutup harapan Indonesia membawa pulang gelar tunggal putra. Alasannya, Hayom merupakan satu-satunya wakil merah putih di nomor tunggal putra dalam Kejuaraan Asia 2015.

Sebenarnya, sempat ada nama Tommy Sugiarto.Namun, lelaki yang diunggulkan di posisi keenam tersebut mengundurkan diri.  Sejak 2007 setelah Taufik Hidayat juara, tak ada lagi wakil Indonesia yang naik ke podium terhormat nomor tunggal putra.

Kegagalan juga terjadi di tunggal putri. Satu-satunya wakil Indonesia yang masih bertahan di babak ketiga, Maria Febe Kusumastuti, menyerah 14-21, 9-21 kepada unggulan keenam asal Tiongkok Wang Yihan.

Di tunggal putri, dahaga gelar lebih lama. Kali terakhir srikandi merah putih yang juara dalam Yuliani Sentosa pada 1991. (*)

Penampilan Pertama untuk Gelar Perdana

PERDANA:Hendra/Ahsan belum pernah ke Kejuaraan  Asia

JUARA dunia ganda putra sudah di tangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Begitu pula dengan turnamen bergengsi di muka bumi ini, All England.

Namun, menjadi juara Asia belum pernah dilakukan. Ini disebabkan sejak dipasangkan 2012, Hendra/Ahsan tak pernah ikut ambil bagian.

Pada 2015 ini keduanya tampil karena sebuah keharusan. BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) mewajibkan top platers Asia ikut ambil bagian dalam event yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada 21-26 April 2015 tersebut.

Kini, langkahnya pun sudah sampai babak ketiga. Tiket perempat final pun juga sudah di depan mata.

Setelah memperoleh bye di babak pertama, Hendra/Ahsan menang mudah 21-12, 21-12 atas pasangan Maladewa Mohamed Ajfan Rasheed/Nasheeu Sharafudeen. Di babak ketiga, mantan pasangan nomor satu dunia tersebut ditantang Azat Annanazarov/Penaberdy Sopyyev dari Turkmenistan yang di babak pertama dan kedua selalu memperoleh bye karena lawannya tak hadir.

Namun, untuk bisa juara juga bukan hal yang mudah. Lawan-lawan berat Hendra/Ahsan turun dalam kejuaraan yang menyediakan hadiah total USD 200 ribu tersebut.

Semua lawan beratnya dari Asia ikut ambil bagian. Ada unggulan teratas Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dari Korea Selatan. Kemudian duo Tiongkok Fu Haifeng/Zhang Nan dan Liu Xiaolong/Qiu Zihan. Juga pasangan Taiwan yang diunggulkan di posisi kedua Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin. (*)

Hayom Bisa Pecah Telor

TERJANG: Hu Yun saat tampil di Singapura (foto:scmp)

MODAL kurang bagus dibawa Dionysius Hayom Rumbaka. Dia tak pernah dalam tiga kali pertemuan dengan pebulu tangkis Hongkong Hu Yun.

Padahal, lawannya itu harus dihadapi pada babak pertama Kejuaraan Asia 2015. Tentu, di atas kertas, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, bakal dilibas.

Apalagi, dari sisi ranking dunia, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut kalah. Saat ini, Hayom ada di posisi 23 dunia sedangkan Hu Yun di posisi 11.

Namun, saat di atas lapangan berubah. Hayom menang dua game langsung 21-13, 21-11 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Wuhan Sports Center Gymnasium, Wuhan, Tiongkok, pada Selasa waktu setempat (21/4/2015).

Peluang menembus babak ketiga pun terbuka lebar. Mantan tunggal ketiga Piala Thomas Indonesia 2014 itu hanya menghadapi wakil dari Kazakhstan Artur Niyazov yang di babak pertama memperoleh bye.

Meski jarang terdengar, Artur pernah bersua dengan Hayom. Itu terjadi dalam Kejuaraan Asia 2012 di Qingdao, Tiongkok. Saat itu, Hayom menang mudah dua game langsung 21-10, 21-8.

Nah,besar kemungkinan lawan berat baru muncul di babak ketiga. Jika berjalan sesuain skenario, Hayom akan bersua dengan unggulan keempat Son Wan-ho asal Korea Selatan.

Memang, dalam lima kali pertemuan, lelaki binaan Djarum Kudus hanya sekali menang. Namun, hasil itu dipetik dalam pertemuan terakhir di Jerman Grand Prix Gold 2015. (*)

Hendra/Ahsan-Tontowi/Liliyana Tampil di Kejuaraan Asia

ASA JUARA: Hendra/Ahsan berlaga di Wuhan.

PARA pebulu tangkis papan atas Asia turun gunung. Namun, mereka bukan tampil di ajang super series premier atau super series.

Para pebulu tangkis itu akan unjuk kekuatan dalam Kejuaraan Asia 2015 yang dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, pada 21-26 April mendatang. Dua juara dunia 2013 yang dimiliki Indonesia, pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, pun ikut serta.

''Ini kejuaraan yang memang wajib diikuti Hedra/Ahsan dan Tontowi/Liliyana.Kalau enggak ikut, mereka bisa kena denda dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia),'' terang Wakil Sekjen PP PBSI Ahmad Budianto kepada smashyes.

Aturan itu pula yang membuat semua negara di Asia mengirimkan jagoannya. Di nomor tunggal putra, Tiongkok menampilkan pebulu tangkis nomor satu dunia Chen Long dan lima kali juara dunia Lin Dan.Begitu juga ditunggal putri dengan kehadiran Li Xuerui, Wang Yihan, dan Wang Shixian.

''Semua top players Asia hadir, tidak terkecuali,'' ungkap Budi, sapaan karib Ahmad Budiarto.

Hanya, di nomor tunggal putra, Pelatnas Cipayung tak mengirimkan wakil. Merah putih akan diperkuat duo mantan Cipayung yakni Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka.

''Kami berharap Indonesia bisa meraih juara. Itu target utama,'' jelas Budi. (*)



Wakil Indonesia di Kejuaraan Asia 2015

Tunggal putra: Tommy Sugiarto, Dionysius Hayom Rumbaka

Tunggal putri:Maria Febe Kusumastuti

Ganda putra:Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf

Ganda putri: Nitya Krishinda/Greysia Polii

Ganda campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Praveen Jordan/Debby Susanto

Hendrawan Siap Tangani Chong Wei

KANDIDAT KUAT:Hendrawan di latihan BAM (foto:thestar)

TANGGUNG jawab besar diberikan BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) kepada Hendrawan. Dia dipercaya menangani tunggal putra terbaik  negeri jiran, Lee Chong Wei.

Ini dikarenakan pelatih yang bisa menanganinya, Rashid Sidek, memutuskan mengundurkan diri karena tidak setuju dengan draft kontrak yang diberikan kepadanya. Direktur Teknik BAM Morten Frost-Hansen pun sudah menunjukan Hendrawan bakal mendampingi Chong Wei.

''Saya nunggu pengumuman resminya. Mungkin Senin (20.4./2015) akan dilakukannya,' kata Hendrawan kepada smashyes melalui pesan singkat.

Hanya, selama ini, mantan juara dunia tungggal putra 2001 asal Indonesia tersebut sudah bekerja memoles Chong Wei. Itu, tambahnya, dilakukan sambil menunggu keluarnya keputusan doping kepada lelaki yang mendapat gelar datuk dari Malaysia tersebut.

''Paling 2 minggu lagi keputusannya keluar,'' lanjut Hendrawan.

Dia pun belum berani memaparkan lebih jauh tentang tanggung jawab yang diembankan kepadanya. Kakak ipar pebulu tangkis spesialis ganda putra Hendra Setiawan tersebut memberi waktu 2-3 hari.

''Nanti hubungi saya lagi,'' urai Hendrawan.

Saat ini, Chong Wei masih belum bisa turun ke lapangan. Ini dikarenakan dia terbukti doping saat mengikuti Kejuaraan Dunia di Kopenhagen, Denmark, pada Agustus 2014.

Dia diharapkan segera turun membela Malaysia. Lama absen dari berbagai turnamen sejak akhir 2014 membuat rankingnya terpuruk.

Dari rilis terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 16 April lalu, Chong Wei ada di posisi 30 dunia. (*)

Persembahan Perdana Wisnu Yuli

MENANG:Wisnu Yuli Prasetyo (foto:djarum)

PENANTIAN gelar Wisnu Yuli Prasetyo berakhir. Dia akhirnya mampu menjadi juara nomor tunggal putra di Indonesia International Series 2015.

Dalam final yang dilaksanakan di Gelora Universitas Semarang (USM), Semarang, Jawa Tengah, Wisnu menghentikan perlawanan sesama pebulu tangkis Indonesia Reksy Aureza Megananda dengan dua game 25-23, 21-14.

Kali terakhir,lelaki asal Tulungagung, Jawa Timur, tersebut naik ke podium terhormat di Malaysia Challenge 2012. Saat itu(18/11/2012), dia mempermalukam wakil tuan rumah Muhammad Hafiz Hashim.

Pada masa itu, status Wisnu masih menjadi penghuni Pelatnas Cipayung. Namun, kini semua berubah.

Wisnu sudah meninggalkan Cipayung dan bukan anggota klub Surya Baja, Surabaya. Mulai tahun ini, lelaki yang juga akrab disapa Ucil tersebut masuk dalam skuad Djarum Kudus.

Hasil tersebut juga menjadi persembahahan perdana Wisnu bagi klub barunya. Selama berseragam Djarum, Wisnu baru dua kali membela klub yang disponsori perusahaan rokok tersebut yakni di Austria Challenge 2015 dan Jerman Grand Prix Gold 2015.

Di dua turnamen yang dilaksanakan di Eropa itu, hasilnya jeblok. Di Austria, dia tersingkir di babak kedua. Sepekan kemudian di Jerman, lelaki yang masih masuk dalam skuad PON Jawa Timur tersebut sudah tersingkir di babak kualifikasi. (*)

Hasil final Indonesia International Series 2015

Tunggal putra:Wisnu Yuli Prasetyo (Indonesia x7) v Reksy Aureza Megananda (Indonesia x8) 25-23, 21-14

Tunggal putri:Fitriani (Indonesia x7) v Aprillia Yuswandari (Indonesia x1) 13-21, 21-13, 21-13

Ganda putra:Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Indonesia x2) v Hantoro/Rian Sawstedian (Indonesia) 21-12, 17-21, 21-15

Ganda putri:Gebby Ristiyani Imawan/Tiara Rosalia Nuraidah (Indonesia) v Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi (Indonesia x2) 21-13, 21-11

Ganda campuran:Irfan Fadilah/Weni Anggraini (Indonesia x1) v Panji Akbar/Apriani (Indonesia x3) 21-16, 21-16

x=unggulan

Gagal Hadang Tiongkok Sapu Bersih

TAKLUK:Edi Subaktiar/Gloria  Widjaja (foto:badzine)

TUAN rumah tampil perkasa dalam Tiongkok Masters 2015. Mereka sapu bersih gelar dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 250 tersebut.

Sebenarnya, Negeri Panda, julukan Tiongkok, nyaris kehilangan satu posisi terhormat yakni di nomor ganda campuran. Sempat unggul 21-18, pasangan Indonesia Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja akhirnya tumbang di dua gama berikutnya, 15-21, dan 24-26 dalam pertandingan final yang dilaksanakan di  Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium,Changzhou, pada Minggu waktu setempat (19/4/2015).

Kegagalan ini membuat pasangan Pelatnas Cipayung tersebut gagal mengoleksi satu gelar pun selama 2015.Sementara, tahun lalu, Edi/Gloria sekali juara di Makau Grand Prix Gold.

Hasil yang diraih pasangan yang sama-sama berasal dari Djarum Kudus tersebut membuat dahaga gelar Indonesia di Tiongkok Masters semakin panjang. Kali terakhir, wakil merah putih naik podium pada tujuh tahun lalu atau pada 2008. Saat itu, Sony Dwi Kuncoro menjadi juara tunggal putra dan Markis Kido/Hendra Setiawan di ganda putra.

Mulai 2014, Tiongkok Masters masuk turnamen di level grand prix gold. Ini dikarenakan aturan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) melarang satu negara mempunyai lebih dari satu turnamen di super series atau super series premier. (*)

Hasil final Tiongkok Masters

Tunggal putra:Wang Zhengming (Tiongkok x1) v Huang Yuxiang (Tiongkok) 22-20, 21-19

Tunggal putri:He Bingjiao (Tiongkok) v Hui Xirui (Tiongkok) 21-13, 21-9

Ganda putra:Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok x3) v Wang Yilv/Zhang Wen (Tiongkok x4) 21-15, 19-21, 21-12

Ganda putri:Tang Jinhua/Zhong Qianxin (Tiongkok) v Bao Yixin/Tang Yuanting (Tiongkok x3) 21-14, 11-21, 21-17

Ganda campuran: Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok x1) v Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja (Indonesia x3) 18-21, 21-15, 26-24

x=unggulan

Kien Keat-Boon Heong Berpasangan Lagi

SATU:Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto:newsbadminton)

KOO Kien Keat/Tan Boon Heong is back. Pasangan Malaysia ini kembali berpasangan dan akan tampil dalam Australia Super Series 2015 yang akan dilaksanakan di 26-31 Mei di Sydney.

Hanya, karena rankingnya yang jeblok, Kien Keat/Boon Heong pun harus merangkak dari babak kualifikasi. Dari rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 16 April lalu, mereka terpuruk di posisi 210.

Kali terakhir, mantan pasangan nomor satu dunia tersebut tampil di Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen, Denmark, pada Agustus lalu. Hanya, sebelumnya, mereka di event tersebut juga baru berpasangan kembali usai unjuk kebolehan di Malaysia Super Series Premier 2014.

Di kandang sendiri, Kien Keat/Boon Heong, yang diunggulkan di posisi ketujuh, langsung tersingkir. Mereka dipermalukan pasangan Tiongkok Chai Biao/Hong Wei 17-21, 14-21.

Sementara, di Kejuaraan Dunia 2014, ganda negeri jiran itu tersingkir di babak kedua usai dihentikan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin dari Taiwan 21-14,10-21, 19-21.

Saat ini, Kien Keat/Boon Heong sudah tak berada di pelatnas atau di bawah BAM (Asosiasi bulu tangkis Malaysia). Kien Keat lebih dulu meninggalkan dan bergabung dengan sebuah klub di Thailand. Sedangkan Boon Heong baru Maret lalu mengundurkan diri.

Mereka pernah menjadi pasangan yang disegani di dunia. Gelar juara turnamen bergengsi, All England, pernah digapai pada 2007 dan emas Asian Games ganda putra juga pernah diraih setahun sebelumnya.

Pada 2010, Kien Keat/Boon Heong mampu menembus final Kejuaraan Dunia.Namun, mereka dihentikan pasangan Tiongkok Cai Yun/Fu Haifeng 21-18, 18-21, 14-21.

Namun, di 2010 juga, Kien Kean/Boon Heong mampu meraih emas Pesta Olahraga Persemakmuran(Commonwealth Games) dengan melibas Anthony Clark/Nathan Robertson dari Inggris.

Malaysia sendiri usai keduanya tak bermain bersama, tak lagi punya pasangan yang tangguh. Boon Heong pernah dipasangan dengan beberapa pebulu tangkis binaan BAM. Namun, semuanya jeblok hasilnya. (*)

Anggia/Ketut Mengejar Gelar Kedua


KEJUTAN besar pernah diukir Anggia Shita Awanda/Ni Ketut Mahadewi di Malaysia Super Series Premier 2015. Dala9-21m pertandingan babak pertama yang dilaksanakan di Putra Stadium Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Rabu (1/4/2015), mereka memulangkan lebih cepat unggulan kedua Christinna Pedersen/Kamilla Rhytter Juhl dengan dua game langsung 21-18, 21-9.

Sayang, kejutan tersebut gagal berlanjut. Di babak kedua, Anggia/Ni Ketut menyerah kepada pasangan tuan rumah Vivian Kah Mun Hoo/Khe Wei Woon 9-21, 21-18, 18-21.


Sebelumnya, mereka juga sempat menarik perhatian di Vietnam Challenge 2015. Pasangan yang baru digabungkan November 2014 di Pelatnas Cipayung itu menjadi juara dengan menundukkan Chaladchalam Chayanit/Phataimas Muenwong (Thailand) 21-10, 21-18 di Hanoi pada 22 Maret.

Peluang mengukir prestasi pun kembali terbuka. Anggia/Ketut mampu menembus final Indonesia International 2015 yang tengah digelar di Semarang, Jawa Tengah.

Mereka menembus babak pemungkas usai menghentikan perlawanan pasangan senior asal Djarum Kudus  Jena Gozali/Shendy Puspa Irawati dengan dua game yang ketat 24-22, 22-20. Namun, untuk bisa juara, bukan hal yang mudah.

Anggia/Ketut bersua dengan sesama pasangan Pelatnas Cipayung Gebby Ristiyani Imawan/Tiara Rosalia Nuraidah, yang di babak semifinal melibas unggulan teratas ganda putri Ririn Amelia/Komala Dewi 21-12, 17-21, 21-14. Meski teman berlatih, namun kedua pasangan belum pernah bertemu di ajang resmi.

Hanya, dari ranking dunia, Anggia/Ketut masih lebih unggul. Saat ini, mereka ada di posisi 80 sedangkan lawannya 145.  (*)

Agenda final Indonesia International 2015

Ganda campuran: Irfan Fadhilah/Weni Anggraeni (Indonesia x1) v Panji Akbar/Apriani (Indonesia x3)

Tunggal putra: Reksy Aureza Megananda (Indonesia x8) v Wisnu Yuli Prasetyo (Indonesia x7)

Ganda putri: Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi (Indonesia x2) v Gebby Ristiyani Imawan/Tiara Rosalia Nuraidah (Indonesia)

Tunggal putri: Aprilia Yuswandari (Indonesia x1) v Fitriani Fitriani (Indonesia x2)

Ganda putra: Fajar Alfian/Muahammad Rian Ardianto (Indonesia x2) v Hantoro/Rian Swastedia (Indonesia)

x=unggulan

Satu-satunya Wakil Non-Tiongkok di Final


TUAN rumah meloloskan wakilnya di semua nomor dalam final Tiongkok Masters 2015. Namun, dari lima partai babak pemungkas yang dilaksanakan di Changzhou pada Minggu(19/4/2015),hanya di nomor ganda campuran gagal terjadi all China finals.

Itu disebabkan munculnya nama pasangan Indonesia Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja. Mereka mengalahkan wakil tuan rumah Wang Yilv/Tang Yuanting dengan dua game 21-17, 23-21 dalam pertandingan yang dilaksanakan Sabtu waktu (18/4/2015).

Dalam babak final, unggulan ketiga dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 250 ribu tersebut akan menantang unggulan teratas yang juga dari Tiongkok Liu Cheng/Bao Yixin. Mereka melibas wakil Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dengan rubber game 21-17, 17-21, 21-17.

Bagi Edi/Gloria, Cheng/Yixin merupakan lawan berat. Maret lalu, mereka menyerah di babak semifinal India Super Series 2015.

Langkah pasangan Pelatnas Cipayung tersebut menembus babak pemungkas juga termasuk kejutan. Edi/Gloria datang dengan status nonunggulan.

Sebenarnya, yang diharapkan bersinar di Tiongkok Masters 2015 adalah Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Sayang, juara Singapura Super Series 2015, yang dilaksanakan pekan lalu, langsung tersingkir di babak pertama. (*)

Agenda final Tiongkok Masters 2015

Ganda campuran: Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok x1) v Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja (Indonesia)

Tunggal putri: Hui Xirui (Tiongkok) v He Bing Jiao (Tiongkok)

Tunggal putra: Wang Zhengming (Tiongkok x1) v Huang Yuxiang (Tiongkok)

Ganda putri: Tang Jinhua/Zhong Qianxin (Tiongkok) v Bao Yixin/Tang Yuanting (Tiongkok x3)

Ganda putra: Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok x3) v Wang Yilv/Zhang Wen (Tiongkok x4)

x=unggulan