WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Pantang Terbebani dengan Status

BERLATIH: Greysia Polii (kanan)/Nitya Krishinda (foto;PBSI)
SUDAH dua turnamen sudah dilakoni Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari sepanjang 2016. Sayang, hasil yang diraih belum sesuai harapan.

Di Jerman Grand Prix Gold, duduk sebagai unggulan teratas, keduanya tersandung di babak semifinal. Lawan yang dikalahkan pun hanya pasangan Thailand Puttita Supajirakul/Sapsiree.

Sepekan kemudian, di ajang bergengsi All England Super Series 2016, Greysia/Nitya menui malu. Duduk sebagai unggulan kedua, pasangan gemblengan Pelatnas Cipayung tersebut langsung tersingkir di babak I oleh Naoko Fukuman/Kurumi Yonao.

Nah, kini, kesempatan untuk bangkit kembali terbenteng. Greysia/Nitya akan tampil dalam India Super Series 2016 yang dilaksanakan di New Delhi pada 29 Maret-3 April.

Keduanya pun ditempatkan sebagai unggulan teratas. Tapi, Greysia/Nitya tak ingin posisi tersebut sebagai beban yang bisa merusak performanya di lapangan. Meski begitu keduanya mengatakan tetap waspada dalam menghadapi lawan-lawan yang akan menghadang.

 “Kami ingin lebih konsisten lagi dibanding pertandingan sebelumnya. Karena di pertandingan sebelumnya juga kami menjadi unggulan tetapi hasil tidak memenuhi target. Kami sekarang ingin main lebih enjoy dan tidak menjadikan beban. Karena kalau kami bawa beban, jadinya kami malah banyak kepikiran,” jelas Nitya seperti dikutip situs PBSI.

 Di India Super Series 2016, padda babak pertama mereka akan melawan pemain Mesir, Nadine Ashraf/Menna Eltanany. Jika menang, Greysia/Nitya akan berhadapan dengan duel antarwakil India, Gauri Asaji/Karishma Wadkar dan Nimmi Patel/Saruni Sharma.

 Selain Greysia/Nitya, ganda putri Indonesia juga diwakili oleh Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi. Di babak pertama, Anggia/Ketut akan berhadapan dengan Komal Antil/Lalita Dahiya, India. (*)

Tak Siap, Tontowi/Liliyana-Praveen/Debby Mundur

KONDISI: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (foto:PBSI)
PELUANG Indonesia membawa pulang gelar dari India Super Series 2016 menipis. Dua andalan di nomor ganda campuran,  Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto, batal turun dalam ajang yang dilaksanakan 29 Maret-3 April tersebut.

“Saya lihat kondisi fisik Owi  (sapaan karib Tontowi)  belum maksimal. Minggu kemarin program harusnya lima ronde, dia hanya sampai di ronde ketiga. Jadi saya harus mundurin lagi persiapannya. Mudah-mudahan sudah bisa maksimal minggu ini,” kata Richard Mainaky, pelatih ganda campuran Pelatnas PP PBSI seperti dikutip media PBSI.

Sementara itu, kondisi duet Praveen/Debby juga dinilai Richard belum normal. Padatnya kegiatan Praveen/Debby usai menjadi kampiun di All England 2016cukup menyita energi. Praveen/Debby pun kini dipersiapkan untuk turnamen berikutnya di Malaysia Open Super Series Premier 2016 pekan depan.

“Kalau Praveen/Debby, kondisinya belum normal karena terlalu banyak acara yang tidak bisa kami tolak. Jadi mulai normal baru minggu kemarin. Menurut saya, mereka lebih baik melakukan persiapan untuk turnamen di Malaysia dan Singapura saja,” ucap Richard.

Dengan batal turun Tontowi/Liliyana dan Praveen/Debby di India Super Series 2016 membuat sektor ganda campuran hanya diwakili oleh pasangan Riky Widianto/Richi Puspita Dili.

Richard berharap mereka bisa tembus delapan besar hingga semifinal.Di babak pertama, Riky/Richi akan berhadapan dengan pasangan Jerman, Michael Fuchs/Birgit Michels.

 Di atas kertas, Riky/Richi memiliki catatan pertemuan yang baik atas pasangan Jerman tersebut. Ini akan menjadi pertemuan ketiga bagi mereka, dimana dua pertemua sebelumnya, Riky/Richi selalu bisa menang dua game langsung. (*)

Sony Tembus Babak Utama

Sai Praneeth yang akan dihadapi Sony (foto:thehindu)
TOMMY Sugiarto tak sendirian di babak utama India Super Series 2016. Ini setelah Sony Dwi Kuncoro memetik dua kali kemenangan dalam pertandingan kualifikasi yang dilaksanakan di New Delhi pada Selasa waktu setempat (28/3/2016).

Menariknya, dua lawan yang dikalahkannya merupakan wakil tuan rumah. Dalam pertandingan pertama, Sony menundukkan Subhankar Dey dengan dua game langsung 21-9, 21-19. Hasil ini membawanya bertemu dengan Anand Pawar pada siangnya.

Bagi keduanya pertemuan ini sudah bukan yang pertama. Sony sudah tiga kali menang dan kali menang. Tapi, kekalahan tersebut dialami Arek Suroboyo tersebut dalam perjumpaan terakhir di Jepang Super Series 2013. Saat itu, Sony kalah 17-21, 21-7, 18-21.

Sehingga, kekalahan pun sempat membayangi lelaki yang dibesarkan oleh klub Wima Surabaya tersebut. Untung, di lapangan, Sony tampil percaya diri.  Dia akhirnya mampu menang meski melalui tiga game 21-15, 18-21, 21-12.

Di babak kedua, Sony akan berjumpa dengan wakil India lagi yakni Sai Praneeth.  Mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut pernah berjumpa dengan Praneeth di Makau Grand Prix Gold 2014.

Hasilnya, Sony menang 21-16 19-21, 21-17.Hanya, kini, kondisinya lain.

Rankingnya yang di 63 kalah oleh Pranneth yang melonjak di 34. Apalagi, di All England 2016 lalu, Pranneth menjadi sorotan.  Dia mempermalukan unggulan kedua Lee Chong Wei asal Malaysia dengan dua game langsung 24-22, 22-20. Sementara, di babak I, Tommy Sugiarto berjumpa dengan Lee Dong-keun dari Korea Selatan. (*)

Ketemu Penakluk Juara All England 2013

BAHAYA: Mark Lamsfuss/Marvin Emil Seidel (foto:BWF)
SUKSES baru saja diraih Hardianto/Kenas Adi Haryanto. Mereka mampu menjadi juara dalam Polandia Challenge 2016.

Ini menjadi capaian juara perdana bagi pasangan Pelatnas Cipayung yang sudah digandengkan sejak 2014 tersebut. Hanya, gelar tersebut tak boleh membuat Hardianto/Kenas terlena.

Mereka masih butuh perjuangan ekstra untuk bisa masuk dalam jajaran pasangan ganda putra papan atas Indonesia.Apalagi, ranking Hardianto/Kenas masih terpuruk di 66 dunia.

Itu masih jauh dibandingkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Angga Pratama/Ricky Karanda, Markus Ferlandi Gideon/Kevin Sanjaya, dan Rian Agung/Berry Anggriawan.

Terdekat, Hardianto/Kenas berburu poin lagi. Kedua akan tampil di Orleans International 2016 yang dilaksanakan 31 Maret hingga 3 April.

Mereka menjadi satu-satunya pasangan ganda putra yang unjuk kebolehan dalam event di delat Kota Paris, ibu kota Prancis, tersebut. Di babak I, Hardianto/Kenas akan berhadapan dengan Mark Lamsfuss/Marvin Emil Seidel dari Jerman.Ini menjadi pertemuan pertama bagi kedua pasangan.

Di atas kertas, bukan tugas mudah bagi Hardianto/Kenas untuk bisa menembus babak II. Ranking Mark/Marvin lebih bagus yakni 48.

Di All England 2016, keduanya mampu menembus babak utama sebelum dihentikan oleh pasangan Jepang yang akhirnya menembus babak final Kenichi Hayakwa/Hiroyuki Endo dengan 10-21, 20-22. Bahkan, di Swiss Grand Prix Gold 2016, Mark/Marvin melaju ke babak perempat final.

Di babak II, keduanya mempermalukan pasangan tangguh Tiongkok Liu Xiaolong/Qiu Zihan dengan 21-18, 16-21, 21-16.Liu/Qiu merupakan juara All England 2013.  Sehingga ini bisa menjadi gambaran kekuatan Mark/Marvin. (*)

Kejar Poin di Level International

UNGGULAN: Hana Ramadhini akan berlaga di Orleans, Prancis
SEKTOR tunggal putri Indonesia masih belum bisa dibanggakan. Mereka belum bisa menyamai era Susi Susanto dan Mia Audina yang disegani di pertengahana dekade 1990-an.

Tapi, itu tak membuat PP PBSI patah semangat. Kini, segala upaya terus dilakukan guna mendongkrak prestasi tersebut.

Salah satunya mengirim para tunggal putri pelapis ke berbagai turnamen. Hanya, ajang yang diikuti itu bukan level atas sekelas super series ataupun super series premier.

Pekan lalu, Hana Ramadhini, Gregoria Mariska, Fitriani dan Dinar Dyah Ayustine unjuk kebolehan dalam Polandia Challenge 2016. Sayang, dalam ajang yang dilaksanakan di Warsawa tersebut, hasil yang dirah belum memuaskan. Mereka sudah bertumbangan di turnamen yang menyediakan hadiah total USD 17.500 tersebut.

Pekan ini Hana, Gregoria, dan Dinar kembali tampil di Eropa. Turnamen yang jadi bidikan kelasnya masih di bawah challenge yakni Orleans International.

Hanya Hana yang menduduki unggulan. Dia ditempatkan di posisi keempat.

Tapi, berkaca dari hasil di Polandia, para srikandi Pelatnas Cipayung tersebut tak boleh jumawa. Kekuatan tunggal putri Eropa sudah setara dengan Indonesia. (*)

Ranking wakil Indonesia di Orleans International 2016

48-Hana Ramadhini

61-Fitriani

88-Dinar Dyah Ayustine

97-Gregoria Mariska

*Sumber: Ranking BWF 24 Maret 2016

Fokus Pertandingan I Kualifikasi Dulu

POIN: Sony Dwi Kuncoro tak bisa langsung ke babak utama
TAMPIL di babak kualifikasi sebuah turnamen sudah menjadi hal kini biasa bagi Sony Dwi Kuncoro. Dia sadar posisinya sudah bukan lagi seperti dulu.

Dalam satu dekade, Sony selalu duduk sebagai unggulan dan langsung berlaga di babak utama. Tapi, mulai tiga tahun terakhir, dia harus memulai sebuah turnamen dari babak kualifikasi, khususnya di ajang super series maupun super series premier.

Begitu juga di India Super Series 2016. Sony harus memulai turnamen berhadiah total USD 300 ribu tersebut dari kualifikasi karena rankingnya di posisi 63 dunia.

''Ya, saya tak bisa langsung ke babak utama. Saya jalani saja,'' kata Sony kepada smashyes.

Di laga pertama kualifikasi, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut akan ditantang Subhankar Dey dari India.Sony belum pernah berjumpa dengan lawannya yang hanya berperingkat 140 dunia tersebut.

Hanya, arek Suroboyo tersebut tak boleh lengah. Sekarang, India mempunyai stok pebulu tangkis muda yang bagus.

Sony pernah merasakannya dalam Thailand Grand Prix 2016 Februari lalu. Peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut dipermalukan wakil India yang belum ternama Dani Harsheel dengan 21-18, 14-21, 14-21.  Padahal, di babak I, lelaki yang dibesarkan di klub Wima, Surabaya, itu menumbangkan unggulan ketujuh Lee Dong Keun dari Korea Selatan dengan 16-21, 21-15, 21-17.

Jika menang atas Dey, Sony menunggu pemenang laga antara Anand Pawar (India) dan unggulan keempat kualifikasi Pablo Abian dari Spanyol. ''Saya pelan-pelan saja. Lewati pertandingan pertama baru memikirkan pertandingan berikut,'' ujar Sony.

Di India Super Series 2016, selain Sony, Indonesia juga diwakili Tommy Sugiarto. Hanya, dia sudah langsung berlaga di babak utama dan menempati unggulan kedelapan. (*)

Kembali dengan Tangan Hampa

GAGAL: Angga/Ricky (kanan) harus puas di posisi II
GELAR melayang dari Selandia Baru Grand Prix Gold 2016. Satu-satunya wakil Indonesia yang masih tersisa di babak final ajang berhadiah total USD 120 ribu tersebut, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, menyerah.

Dalam babak pemungkas yang dilaksanakan di Auckland pada Minggu waktu setempat (27/3/2016), pasangan gemblengan Pelatnas Cipayung tersebut kalah dua game langsung 18-21, 14-21 kepada unggulan kedua asal Korea Selatan Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel. Di Selandia Baru Grand Prix Gold 2016, Angga/Ricky menempati unggulan ketiga.

Kekalahan ini bisa menjadi sinyal peringatan Indonesia di ajang Piala Thomas 2016 nanti. Alasannya, besar kemungkinan, kedua pasangan bisa kembali bertemu dalam ajang beregu antarnegara yang dilaksanakan di Tiongkok pada 15-22 Mei mendatang.

Di ganda pertama, Indonesia dan Korea Selatan sudah mempunyai andalan. Merah putih akan mempercayai Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan berhadapan dengan jagoan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong.

Tentunya, waktu yang ada harus mampu dimanfaatkan tim pelatih Tim Thomas Indonesia untuk berbenah. Apalagi, satu pasangan Piala Thomas Indonesia lainnya, Markus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya juga dikalahkan Sung-hyun/Baek-choel di semifinal sehari sebelum babak terakhir.

Dari Selandia Baru sendiri, pulang tanpa gelar mengulang pil pahit tahun lalu.Pada 2015, Indonesia juga menempatkan wakilnya di babak final.

Sayang, di nomoe ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menyerah 21-16, 17-21, 9-21 kepada wakil Tiongkok Huang Kaixiang/Zheng Siwei. (*)


Distribusi gelar Selandia Baru Grand Prix Gold 2016
Tunggal putri: Sung Ji-hyun (Korsel x1)v Aya Ohori (Jepang) 21-15, 21-17

Ganda campuran: Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia x3) v Chang Ye-na/Lee So-hee (Korsel x2) 21-19, 22-20

Tunggal putra: Huang Yuxiang (Tiongkok x13)  v Riichi Takeshita (Jepang) 21-12, 21-17

Ganda putri: Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang) v Chang Ye-na/Lee So-hee (Korsel x2) 21-13, 21-16

Ganda putra: Ko Sung-hyun/Shin Baek-cheol (Korsel x2) v Angga Pratama/Ricky Karanda (Indonesia x3) 21-18, 21-14

x=unggulan

Dua Tahun Baru Bisa Juara

PODIUM: Hardianto/Kenas Adi Haryanto
LEVEL turnamen Hardianto/Kenas Adi Haryanto di kasta bawah. Turnamen international series dan challenge sering menjadi ajang keduanya berburu poin.

Tapi, dari tier V dan VI tersebut, Hardianto/Kenas mampu mengibarkan merah putih. Ini setelah pasangan Pelatnas Cipayung tersebut mampu menjadi juara Polandia Challenge 2016.

Dalam final yang dilaksanakan di Warsawa pada Sabtu waktu setempat (26/3/2016), Hardianto/Kenas mampu menjungkalkan unggulan ketuga asal Thailand Puavanukroh Dechapol/Kedren Kittinupong dengan rubber game 21-5, 18-21, 21-15. Pertarungan kedua pasangan memakan waktu 42 menit.

Hasil ini cukup di luar dugaan. Dalam Polandia Challenge 2016 yang menyediakan hadiah total USD 17.500 tersebut, Hardianto/Kenas tak menempati unggulan.

Ini disebabkan ranking keduanya masih jeblok. Saat ini, Hardianto/Kenas masih ada di posisi 66 dunia.

Selain itu, kemenangan di negeri di Eropa Timur tersebut merupakan gelar perdana keduanya sejak berpasangan pada Agustus 2014. Sebelumnya, dia bertandem dengan Agripinna Prima Rahmanto.  Di 2016, Polandia Challenge juga menjadi debut. (*)

Distribusi gelar Polandia Challenge 2015
Tunggal putra: Thomas Rouxel (Prancis x6) v Eetu Heino (Finlandia) 21-11, 21-16

Tunggal putri: Delphine Lansac (Prancis) v Neslihan Yigit (Turki) 21-19, 21-11

Ganda putra: Hardianto/Kenas Adi Haryanto (Indonesia) v   Puavanukroh Dechapol/Kedren Kittinupong  (Thailand x3) 21-5, 18-21, 21-15

Ganda putri: Puttita Suparijakul/Sapsiree Taerattanachai  (Thailand x1) v Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean (Malaysia) 21-7, 21-17

Ganda campuran: Robert Mateusiak/Nadiezda Zieba (Polandia x1) v Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia) 21-18, 21-14

x=unggulan

Hanya Angga/Ricky yang Lolos

Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel (foto;BWF)
KEINGINAN menciptakan final sesama wakil Indonesia (all Indonesian finals) di nomor ganda putra Selandia aru Grand Prix Gold 2016 kandas. Merah putih hanya mampu menempatkan satu pasangan yakni Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi ke babak pemungkas turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.

Pasangan yang diunggulkan di posisi ketiga tersebut bertarung ketat dua game 21-19, 24-21 untuk menyingkirkan Huang Kaixiang/Zheng Siwei dari Tiongkok yang juga unggulan kedelapan.

Sementara, satu wakil lain, Markus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya, terhenti di babak semifinal. Unggulan keempat tersebut menyerah kepada Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel dari Korea Selatan yang ditempatkan sebagai unggulan kedua dengan 16-21, 16-21.

Pertemuan Angga/Ricky dengan Sung-hyun/Baek-choel merupakan kali pertama. Hanya, secara ranking, pasangan merah putih kalah.

Saat ini, Angga/Ricky berada di posisi ke-12. Sedangkan pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut ada di posisi delapan besar.

Sebenarnya, Indonesia mengirimkan wakilnya di semua nomor. Hanya, mereka bukan pebulu tangkis papan atas.  (*)


Agenda final Selandia Baru Grand Prix Gold 2015

Tunggal putri: Sung Ji-hyun (Korsel x1)v Aya Ohori (Jepang)

Ganda campuran: Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia x3) v Chang Ye-na/Lee So-hee (Korsel x2)

Tunggal putra: Huang Yuxiang (Tiongkok x13)  v Riichi Takeshita (Jepang)

Ganda putri: Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang) v Chang Ye-na/Lee So-hee (Korsel x2)

Ganda putra: Angga Pratama/Ricky Karanda (Indonesia x3) v Ko Sung-hyun/Shin Baek-cheol (Korsel x2)

x=unggulan

Duh, Lawan Turki Saja Kalah

KEJUTAN: Neslihan Yigit (foto:zimbo)
TURKI hanya negeri kecil di pentas bulu tangkis dunia. Tapi, siapa sangka, wakil Indonesia bisa dipermalukannya.

Itu terjadi dalam ajang Polandia Challenge 2016. Tunggal putri gemblengen Pelatnas Cipayung Hana Ramadhini kalah dua game langsung 11-21, 18-21 kepada Neslihan Yigit dalam pertandingan babak perempat final yang dilaksanakan di Warsawa pada Jumat waktu setempat (25/3/2016).

Kekalahan Hana ini membuat Indonesia sudah tak punya wakil lagi di nomor tunggal putri. Sebenarnya, selain Hana, Cipayung juga memberangkatkan Dinar Dyah Ayustine dan Fitriani.

Dinar langsung kalah di babak I. Pebulu tangkis asal Djarum Kudus tersebut dipermalukan Moe Araki, wakil Jepang dari babak kualifikasi, dengan 18-21, 18-21.

Sementara, Fitriani tersingkir di babak II. Dia harus mengakui ketangguhan unggulan kedua Olga Konon dari Jerman dengan 21-9, 14-21, 21-17.

Babak final tunggal putri akan mempertemukan Yigit dengan Delphine Lansac, yang di semifinal menumbangkan Konon 21-18, 21-16. (*)

Balikpapan Jadi Host Indonesia Masters

PELUANG: Dome Balikpapan yang jadi kandidat venue
INDONESIA Masters kembali ke kandang. Kejuaraan bulu tangkis yang masuk kategori grand prix gold tersebut akan dilaksanakan di Balikpapan, Kalimantan Timur,pada 6-11 September 2016.

Sebelumnya, turnamen tersebut memang dimulai dari Kalimantan Timur pada Samarinda pada 2010. Setahun kemudian, ibu kota provinsi tersebut kembali ditunjuk menjadi host.

Namun, pada 2012, ajang itu terbang ke Palembang, Sumatera Selatan. Kota Empek-Empek, julukan Palembang, dua tahun kemudian menjadi tuan rumah ajang turnamen level III dalam kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut. Setelah pada 2013, Indonesia Masters singgah di Jogjakarta.

Tahun lalu, event berhadiah total USD 120 ribu tersebut digelar di Malang, Jawa Timur. Saat itu, penyelenggaraan tergolong sukses.  Penonton memadati venue yang berada di lingkungan Universitas Negeri Malang.

Pada setiap tahunnya, Indonesia selalu turun dengan kekuatan penuh. Tahun lalu, merah putih memperoleh gelar dari tunggal putra melalui Tommy Sugiarto dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Di Indonesia, selain Indonesia Masters yang berlevel grand prix gold juga mempunyai tiga tier lainnya. Di posisi teratas ada Indonesia Super Series Premier yang dilaksanakan di Jakarta pada 30 Mei-5 Juni dengan menyediakan hadiah total USD 900.000. Kemudian, Indonesia Challenge pada November yang belum ditentukan tempatnya serta Wali Kota Surabaya International Series pada Mei. (*)

Menunggu All Indonesian Finals Ganda Putra

UNGGULAN: Angga Pratama/Ricky Karanda (foto;PBSI)
JALAN meraih gelar dari Selandia Baru Grand Prix Gold 2016 semakin dekat. Bahkan, tak menutup kemungkinan bakal terjadi final sesama wakil Indonesia (all Indonesian finals) dalam ajang yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.

Alasannya, dua wakil di nomor ganda putra, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya. sama-sama melangkah ke babak semifinal. Angga/Ricky, yang diunggulkan di posisi ketiga, menundukkan Chen Huang Ling/Chin-Lin Wang dari Taiwan dengan dua game langsung 23-21, 21-17 dalam pertandingan perempat final di Auckland pada Jumat waktu setempat (25/3/2015).

Di babak semifinal, pasangan gemblengan Pelatnas Cipayung tersebut bakal berhadapan dengan Huang Kaixiang/Zheng Siwie. Di perempat final, wakil Tiongkok tersebut menumbangkan unggulan teratas Kim Gi-jung/Kim Sa-rang (Korea Selatan) dalam pertarungan tiga game 17-21, 21-19, 21-16.

Ini menjadi pertemuan pertama untuk kedua pasangan. Hanya, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tak bisa dipandang sebelah mata. Di Thailand Grand Prix Gold 2016, Kaixiang/Siwie mampu menembus semifinal.

Sementara, Gideon/Kevin lolos ke empat besar berkat kemenangan tiga game 21-16, 19-21, 21-14 atas Wei Chen Liu/Yang Po Han (Taiwan). Untuk bisa menembus final, mereka harus bisa menumbangkan unggulan kedua Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel yang sebelumnya menang straight game 21-10, 22-20 atas Manu Attri/Sumeeth Reddy (India).

Gideon/Kevin pernah sekali bertemu dengan Sung-hyun/Baek-choel di Malaysia Grand Prix Gold 2016. Ketika itu, ganda ranking 20 dunia tersebut menang 21-17, 21-18.

Sebenarnya, di Selandia Baru Grand Prix Gold ini, Indonesia mengirim tiga tunggal masa depannya. Sayang, Ihsan Maulana Mustofa, Anthony Ginting, dan Jonatan Christie sudah angkat koper dari babak awal. (*)

Untung Masih Ada Tiga Pasangan

PASANGAN Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon berhasil lolos ke babak perempat final Selandia Baru Grand Prix Gold 2016. Dalam pertandingan yang berlangsung di Auckland pada Kamis waktu setempat (24/3/2016), mereka berhasil  menghentikan ambisi pasangan Jepang, Hiroyuki Saeki/Ryota Taohata dengan skor 21-12, 21-19.

 “Kami bisa tampil tenang dan tidak terburu-buru, itu kuncinya. Kami juga terus mengontrol permainan. Selain itu, pasangan Jepang ini juga tidak terlalu ulet seperti pemain-pemain Jepang pada umumnya,” ujar Kevin kepada media PBSI .

Kevin/Marcus kini tengah mempersiapkan diri menuju laga perebutan tiket semifinal yang akan dilangsungkan Jumat (25/3.Pasangan peringkat 16 dunia itu akal menantang wakil Taiwan, Wei Chen Liu/Yang Po Han. Kedua pasangan tercatat belum pernah berjumpa satu sama lain.

“Kita lihat saja besok di lapangan. Kami berharap bisa kembali mengalahkan pasangan Taiwan. Tipe permainan mereka hampir sama dengan pasangan-pasangan dari negara lain, tetapi yang membedakan adalah power mereka yang lebih kuat,” ucap Kevin.

JEJAK: Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia (foto; PBSI)
Sukses ini diikuti  unggulan ketiga asal Indonesia Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Mereka menekuk pasangan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi 11-21, 21-16, 21-12. Angga/Ricky yang merupakan Singapura Super Series 2015 berhadapan dengan pasangan Taiwan di babak delapan besar, Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin.

Selain dua pasangan ganda putra, Indonesia juga menempatkan satu wakil ganda campuran di perempat final lewat kemenangan
Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia atas unggulan ketujuh dari Perancis, Ronan Labar/Emilie Lefel, 17-21, 21-16, 21-15.  (*)

Lampu Kuning Tim Thomas Indonesia

TUMPAS sudah perjuangan pebulu tangkis muda Indonesia di Selandia Baru Grand Prix Gold 2016. Tak ada satu wakil pun yang tersisa.

Padahal, turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut baru memasuki babak III. Ihsan Maulana Mustofa, Anthony Ginting, dan Jonatan Christie ditaklukan lawan-lawannya dalam pertandingan yang dilaksanakan di Auckland pada Kamis waktu setempat.

Ihsan, yang jadi ujung tombak karena rankingnya tertinggi, 31, dipaksa harus mengakui ketangguhan Shi Yuqi dari Tiongkok dengan dua game langsung 21-19, 21-16. Secara ranking, Ihsan unggul jauh.

Lawannya hanya berada di posisi 66. Sayang, itu tak berpengaruh saat kedua pebulu tangkis bersua di lapangan.

Sama halnya dengan Anthony. Dia dipermalukan wakil Jepang Riichi Takeshita dengan rubber game 21-12, 15-21, 16-21.

Ranking pahlawan Indonesia di Kejuaraan Beregu Asia 2016 tersebut jauh di atas lawannya. Anthony  yang duduk di posisi 33 dan lawannya masih terpuruk di 143 atau 110 setrip di bawahnya. Hanya, dalam tiga kali pertemuan sebelumnya, Anthony hanya menang sekali.

Pil pahit juga ditelan Jonatan Christie. Unggulan ketujuh ini tumbang tiga game 24-22, 15-21, 15-21 kepada Qiao Bin.

Tentu, ini bisa menjadi lampu kuning bagi Tim Thomas Indonesia. Alasannya, ketiganya merupakan pilar merah putih dalam ajang beregu putra yang akan dilaksanakan di Tiongkok pada 15-22 Mei  tersebut. (*)

Sang Tricky Optimistis Beri Emas

Tri Kusharjanto (foto:djarum)
JAWA Timur sudah menunjuk Tri Kusharjanto sebagai pelatih. Dia dipercaya memoles nomor ganda.

Pilihan ini sangat tepat karena Trikus, begitu dia disapa, merupakan salah satu legenda hidup nomor ganda Indonesia. Hanya, menjadi pelatih di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan pertama baginya. Berikut petikan wawancara dengan lelaki yang mendapat julukan tricky (cerdik) saat masih berkarir sebagai atlet tersebut.

Siang?
-Sore (Trikus telat jawab pesan yang dikirim kepadanya)

Jadi pelatih Jatim sekarang
-Iya. Tapi, saya khusus menangani yang di Jakarta

Kenapa?
-Ini karena para pemain ganda Jatim kan banyak yang di Pelatnas Cipayung. Mereka lah yang akan turun di PON

Kalau latihan di mana?
-Cibitung.(sebuah daerah yang masuk dalam wilayah Bekasi, Jawa Barat)

Seminggu latihan berapa kali?
-Kalau atlet kan setiap hari di Cipayung (Jakarta Timur).Cuma Rabu dan Sabtu sore mereka libur.  Pokoknya latihannya di luar pelatnas

Optimis Jatim bisa meraih emas?
-Insya Allah bisa emas


Pebulu tangkis Jatim khusus ganda memang ada di Pelatnas Cipayung. Mereka antara lain Ade Yusuf, Riky Widianto, dan Kevin Sanjaya. (*)

Saatnya Anthony Ginting Samakan Kedudukan

BABAK II: Anthony Ginting (foto;PBSI)
ANTHONY Ginting ketemu lawan tangguh di babak III Selandia Baru Grand Prix Gold 2016. Penghuni Pelatnas Cipayung tersebut bakal berhadapan dengan Riichi Takeshita asal Jepang.

Keduanya berjumpa usai melibas lawan-lawannya di babak II turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut. Anthony, yang diunggulkan di posisi keenam, menang dua game langsung 21-14, 21-9 atas Lin Yu Hsien dari Taiwan dalam pertandingan yang dilaksanakan di Auckland pada Rabu waktu setempat (23/3/2016).. Sedangkan Takeshita juga menang straight game 21-10, 21-14 atas pebulu tangkis tuan rumah Tang Huaidong.

Selama ini, Anthony sudah tiga kali bertemu dengan Takeshita. Hasilnya, dia baru sekali memenangkan pertandingan.

Hanya, hasil positif tersebut dipetiknya dalam pertandingan terakhir yakni di Hongkong Super Series 17 November 2015. Ketika itu, Anthony menang rubber game 14-21, 21-9, 21-12.

Dua kekalahan ditelannya di Taiwan Grand Prix Gold 2014 dengan 17-21, 21-23 dan di Korea Super Series 2015 dengan 15-21, 21-17, 16-21.

Di atas kertas, sebenarnya Anthonya bisa menyamakan kedudukan. Saat ini, ranking yang dimiliki jauh di atas wakil Negeri Sakura, julukan Jepang, tersebut.

Dalam rilis terakhirnya 17 Maret 2016, tunggal ketiga Piala Thomas 2016 itu ada di posisi 32. Sedangkan Takeshita terpuruk di 135.

Sukses menembus babak III tunggal putra juga dilakukan oleh dua rekannya Anthony di Pelatnas Cipayung, Ihsan Maulana Mustofa dan Jonatan Christie. (*)

Ubah Komposisi Sektor Ganda

MASUK: Gideon Markus/Kevin Sanjaya (foto:BWF)
TIM Thomas Indonesia mulai menata kekuatan. Tujuannya agar merah putih bisa kembali berkibar dalam ajang yang tahun ini dilaksanakan di Kunshan, Tiongko, pada 15-22 Mei 2016 tersebut.

Salah satunya dengan membongkar komposisi di nomor ganda. Kini, ada pasangan Gideon Markus ''Sinyo'' Fernaldi/Kevin Sanjaya.

''Keduanya sudah dipersiapkan ke putaran final. Mereka akan mendampingi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Ricky Karanda,'' terang Wakil Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto.

Dengan masuknya pasangan yang kini menempati 16 dunia tersebut, otomatis pasangan Rian Agung/Berry Anggriawan terpental.

''Berdasar beberapa kali penampilan terakhir, kami melihat Gideon/Kevin lebih konsisten,'' ungkap Budi, sapaan karib Achmad Budiharto.

Kali terakhir, dalam All England Super Series Premier 2016, keduanya nyaris mempermalukan pasanan tangguh Tiongkok Fu Haifeng/Zhang Nan. Sayang, Gideon/Kevin menyerah 14-21, 21-19, 17-21.

Di Piala Thomas 2016, nomor ganda dianggap sebagai kunci untuk merealisasikan Indonesia menjadi juara. Di tunggal, merah putih mayoritas diperkuat pebulu tangkis muda usia yang masih minim pengalaman.

Di sektor ini, hanya Tommy Sugiarto yang dianggap senior. Sayang, penampilannya masih sering angin-anginan.

Di Piala Thomas 2016,Indonesia menghuni Grup B bersama dengan India, Thailand, dan Hongkong. Menariknya, ketiga negara tersebut semua pernah dikalahkan dalam Kejuaraan Beregu Asia 2016 yang juga menjadi babak kualifikasi Piala Thomas. (*)

Lindaweni Sendirian di Negeri Kiwi

Lindaweni saat di All England 2016 (foto;PBSI)
SUDAH empat turnamen diikuti Lindaweni Fanetri. Hasilnya, tak ada yang memuaskan.

Capaian tertinggi hanya sampai menembus babak perempat final Malaysia Grand Prix Gold 2016. Sementara lainnya, di India Grand Prix Gold,Jerman Grand Prix Gold, dan All England Super Series Premier. Lindaweni sudah rontok di babak awal.

Di India, dia langsung tersingkir di babak I oleh Nichaon Jindapol dari Thailand dengan 16-21,18-21. Kemudian, di Jerman, atlet Suryanaga Surabaya tersebut takluk dua game langsung 10-21, 17-21 kepada Wang Shixian (Tiongkok). Terakhir, Lindaweni  menyerah di babak kedua dengan 11-21, 10-21 kepada wakil Jepang Nozomi Okuhara.

Kans untuk melangkah lebih jauh terbuka di Selandia Baru Grand Prix Gold 2016. Dia ditempatkan sebagai unggulan keempat dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.

Di babak I, tunggal putri gemblengan Pelatnas Cipayung tersebut hanya berjumpa dengan Airi Mikkela dari Finlandia. Kedua pebulu tangkis belum pernah berjumpa.

Nah, di babak kedua, Lindaweni harus mulai waspada. Dia akan menunggu pemenang antara Chen Yufei dari Tiongkok dengan Joy lai.

Diperkirakan Chen akan memenangi pertandingan. Bisa jadi, dia jadi pengganjal Lindaweni. Selama ini, wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, selalu menjadi pengganjal.

Di Negeri Kiwi, julukan Selandia Baru, di sektor tunggal putri, Lindaweni menjadi satu-satunya wakil. (*)

Trio Muda Cipayung Berjuang di Selandia Baru

CARI POIN: Ihsan Maulana Mustofa (foto:PBSI)
TRIO masa depan Indonesia, Ihsan Maulana Mustofa, Anthony Ginting, dan Jonatan Christie, ditempa kemampuan. Ini sebagai salah satu langkah mempersiapkan diri menghadapi putaran final Piala Thomas 2016 di Tiongkok pada Mei mendatang.

Saat ini, ketiganya tengah bertarung dalam Selandia Baru Grand Prix. Hasilnya, sementara, mereka mampu melewati jeratan babak I.

Ihsan, yang diunggulkan di posisi kelima, menang WO atas Zulhelmi Zulkifli dari Malaysia. Di babak II, dia ditantang wakil Shih Kuei Chun dari Taiwan, yang di babak pertama menang 21-11, 21-13 atas Oscar Guo (Selandia Baru).

Kemudian, Anthony, unggulan keenam, unggul atas Kuo Ching-Hung (Taiwan) dengan 21-17, 21-14. Di babak berikut, dia kembali berjumpa dengan wakil Taiwan lainnya, Lin Yu Hsien, yang di babak I menang mudah atas pebulu tangkis tuan rumah Cham Chen.

Sedangkan, Jonatan, yang unggulan ketujuh, menang mudah 21-4, 21-5 atas Niklas Borg-Sigg (Swedia). Dia sudah ditunggu wakil Filipina Mark Shelly yang di babak I melibas Nicollo Tagle (Selandia Baru) 21-14, 21-14.

Di atas kertas, seharusnya langkah ke babak III bakal mudah. Ketiga lawannya secara kualitas masih di bawah Ihsan, Anthony, dan Jonatan.

Pada 2015, Ihsan, Anthony, dan Jonatan tak ikut ambil bagian. Tahun lalu, gelar juara tunggal putra Selandia Baru Grand Prix jatuh ke tangan pebulu tangkis gaek asal Korea Selatan Lee Hyun-il. (*)

Waspadai Tunggal India

SATU: K. Srikanth jadi tunggal pertama (foto:indiaexpress)
TUGAS berat sudah menghadang Tim Piala Thomas Indonesia 2016. Di babakpenyisihan, merah putih berada satu grup dengan India, Thailand, dan Hongkong.

Keempat negara akan menjadi penghuni Grup B. Di atas kertas, India punya kekuatan yang menakutkan di sektor tunggal.

Mereka mempunyai Kidambi Srilkanth yang terakhir di posisi 10 dunia, Parupalli Kashyap (17), dan Ajay Jayaram (20). Selain itu,  India masih mempunyai HS Prannoy (27), dan Sai Praneeth (34).

“India memang kuat di sektor tunggal, namun kami pernah mengalahkan India waktu di penyisihan Kualifikasi Piala Thomas 2016,” kata Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, menanggapi kekuatan India seperti dikutip situs PBSI

Ya, dalam Kejuaraan Asia 2016 yang dilaksanakan di Hyederabad, India, yang sekaligus perebutan tiket putaran final Piala Thomas-Uber, Hendra Setiawan dkk menyikat tuan rumah 1-3. Saat itu, Indonesia kehilangan satu angka dari Tommy Sugiarto yang dipercaya turun sebagai tunggal pertama.

Thailand pun juga dihadapi Indonesia di Kejuaraan Beregu Asia 2016. Hanya, ketika itu, kedua negara bertemu di babak penyisihan.

Sama-sama menghuni Grup C, merah putih unggul 4-1. Satu angka yang lepas dari tunggal kedua saat Ihsan Maulana Mustofa menyerah kepada Tanongsak Saensomboonsuk.Sedangkan Hongkong dilibas Indonesia 3-0 di babak perempat final.

Undian Piala Thomas dan Uber 2016 berlangsung di Tonino Lamborghini Hotel, Kunshan, Tiongkok, pada Senin waktu setempat (21/3/2016) pagi.
Ajang perebutan trofi beregu putra dan putri paling bergengsi di dunia ini akan dilangsungkan di Kunshan pada 15-22 Mei 2016.


Pembagian Grup Piala Thomas dan Piala Uber 2016:



Piala Thomas

Grup A: Tiongkok, Jepang, Perancis, Meksiko

Grup B: Indonesia, India, Thailand, Hongkong

Grup C: Korea, Malaysia, Inggris, Jerman

Grup D: Denmark, Taiwan, Selandia Baru, Afrika Selatan



Piala Uber

Grup A: Tiongkok, Denmark, Spanyol, Malaysia

Grup B: Korea Selatan, Taiwan, Mauritius, Amerika Serikat

Grup C: Thailand, Indonesia, Bulgaria, Hongkong

Grup D: Jepang, India, Australia, Jerman