WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Juara Eropa Tularkan Ilmu

PARA pelatih bulu tangkis di Eropa bakal dapat pengalaman berharga. Mereka akan memperoleh ilmu langsung dari Xu Huaiwen dalam kegiatan musim panas di Vehen, Denmark, pada 13-20 Juli mendatang.

JERMAN: Xu Haiwen (foto: badzine)









 Wanita yang kini berusia 38 tahun tersebut merupakan mantan pebulu tangkis papan atas dunia. Dia pernah menyandand dua kali juara Eropa yakni pada 2006 dan 2008 dengan membawa bendera Jerman. Bahkan, dia juga pernah mendobrak dominasi  Tiongkok dengan duduk di peringkat pertama dunia. Setelah pensiun, dia memutuskan menangani Belanda.
Hu Huaiwen dilahirkan di Guiyang, Guizhou, Tiongkok pada 2 Agustus 1975. Dia memutuskan membela Jerman setelah dianggap terlalu pendek sebagai pebulu tangkis profesional. Xu Huaiwen  menguasai tiga bahas, Tiongkok, Jerman, dan Inggris.
 Memulai karirnya di Jerman pada 2003, Xu Huaiwen menjadi semifinalis pada Kejuaraan Dunia 2005 dan 2006. Saat menjadi juara Eropa, dia mematahkan perlawanan Mia Audina, pebulu tangkis Indonesia yang pindah kewarganegaraan Belanda, serta Tine Rasmussen.
Sayang, pada Olimpiade Beijing 2008, Xu Huaiwen terhenti langkahnya pada babak perempat final oleh pebulu tangkis tunggal putrid terkuat saat itu, Xie Xingfang. Selama karirnya, Xu Huaiwen pernah mengecap juara di turnamen Skotlandia (2003), Polandia (2003), Belanda (2005), serta Kopenhagen Masters (2007). Untuk juara nasional Jerman, Xu Huaiwen mendominasi dari 2004-2008.

Kegiatan musim panas  yang dilaksanakan federasi bulu tangkis Eropa (BEC) tersebut bukan hanya untuk menambah ilmu pelatih di benua biru tapi juga para pebulu tangkis junior.

Gagal Cicipi Panasnya All England 2013

DAFTAR TUNGGU: Wisnu Yuli (foto: pbsi.org)
WISNU Yuli Prasetyo gagal merasakan ganasnya persaingan All England Super Series 2013. Namanya tak terdaftar dalam turnamen bulu tangkis yang menyediakan hadiah USD 400 ribu tersebut. Padahal, awalnya, Wisnu akan diberangkatkan ke All England.
 Ada apa? ‘’Dia masuk daftar tunggu dan hingga undian ternyata namanya tak ada,’’ kata M. Nadib, pelatih Wisnu di klub Surya Baja, Surabaya.
 Padahal, tambahnya, anak asuhnya itu sangat berkeinginan membela Indonesia di All England. Bahkan, lanjut Nadib, kalau berlaga di event yang dilaksanakan di National Indoor Arena, Birmingham, itu nama Surya Baja juga akan ikut terangkat.
 ‘Kan tak sembarangan bisa berlaga di All England. Ini akan jadi pengalaman yang sangat berharga bagi Wisnu,’’ ungkap Nadib.
 Tahun ini, pebulu tangkis yang ditemukan di Tulungagung tersebut belum berlaga di turnamen super series. Peringkat yang dimiliki belum mampu untuk langsung lolos babak utama turnamen  bergengsi dalam kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut.
 Imbasnya, dia absen di Korea Super Series Premier dan Malaysia Super Series.
  Ya, saat ini, Wisnu masih bertengger di peringkat 61. Pada 2012, pebulu tangkis binaan Abdul Chodir itu mampu menjadi juara dan dua kali merasakan sebagai finalis. Posisi terhormat diraihnya dalam Malaysia Challenge setelah mengalahkan unggulan teratas asal Malaysia Muhammad Hafiz Hashim. Sedangkan di Indonesia Challenge dipaksa harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis Indonesia lainnya, Alamsyah Yunus, 20-22, 21-16, 21-10. Di  Vietnam Challenge, Wisnu kalah Derek Wong (Singapura) juga dengan rubber game 21-17, 20-22, 10-21.
  Pada All England ini wakil Indonesia lainnya yang absen adalah Simon Santoso karena cedera. Ini membuat merah putih hanya mengandalkan Sony Dwi Kuncoro dan Taufik Hidayat. Pebulu tangkis muda Dionysius Hayom Rumbaka masih berat untuk bisa memanaskan persaingan juara. (*)

Langkah Wisnu Yuli selama 2012
-Korea Grand Prix Gold    Babak 16
- Makau Grand Prix Gold   Babak 32
-Malaysia Challenge           Juara
-Taiwan Terbuka             Semifinalis
-Indonesia Grand Prix Gold  Babak 32
-Vietnam Grand Prix Gold Babak 64
-Indonesia Challenge          Finalis
-Thailand Terbuka              Babak 64
-Malaysia Grand Prix Gold  Babak 64
-Vietnam Challenge             Finalis

Jagoan Tiongkok Keroyok Lee Chong Wei

UNGGULAN KETIGA: Du Pengyu (badmintonlink)


LIN Dan absen di All England Super Series Premier 2013. Meski, pebulu tangkis Tiongkok tersebut menyandang status juara bertahan.
 Tapi, bukan berarti itu akan melapangkan jalan Le Chong Wei menjadi juara. Para pebulu tangkis Negeri Panda, julukan Tiongkok, siap menghadang unggulan pertama asal Malaysia tersebut.
Dari undian (drawing) turnamen berhadiah USD 400 ribu tersebut, di grup atas, Chong Wei akan dihadang tiga penerus Lin Dan. Memang, pada babak pertama, dia akan menghadapi Wong Wing Ki asal Hongkong.
 Jika menang atas pebulu tangkis yang membela Suryanaga di ajang Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013 tersebut, Chong Wei besar kemungkinana akan ditantang Wang Zhengming. Kali terakhir, keduanya bertemu di SBI 2013. Chong Wei membela Musica Champion sedangkan Wang Zhengming memperkuat SGS Bandung. Hasilnya, Chong Wei yang menang dua game langsung 21-14, 21-14. Pada babak pertama, Wang Zhengming bersua Ajay Jayaram (India).
 Di atas kertas, Chong Wei tentu lebih diunggulkan. Faktor pertemuan juga mendukung pebulu tangkis Malaysia berusia 30 tahun tersebut. Selama enam kali pertemuan, Chong Wei selalu memetik kemenangan.
 Lawan terberat bagi Chong Wei dari Tiongkok di grup atas tentu saja Du Pengyu. Ini disebabkan dia menyandang status unggulan ketiga. Tapi, Du Pengyu juga harus bisa menyingkirkan rekan senegara, Gao Huan. Pada babak pertama, Du Pengyu akan dijajal Chou Tien Chen.  
 Namun, dari rekor pertemuan, Chong Wei unggul telak atas Du Pengyu. Dia menang tujuh kali dari delapan kali pertemuan. Satu-satunya kekalahan Chong Wei dialami pada Super Series Final 2012. Untung, kekalahan itu dibalas Chong Wei pada Korea Super Series Premier 2013.
 Selain ketiga pebulu tangkis itu, Tiongkok berharap pada kemampuan Chen Long. Apalagi, dia diunggulkan di posisi kedua. (*)

Inggris Tak Mau Jadi Penggembira

KUDA HITAM: Chris Adcock/Andy Ellis (foto: dailymail)

INGGRIS tentu tak mau jadi penggembira. Negara yang disebut-sebut sebagai asal bulu tangkis tersebut siap membuat kejutan dalam All England Super Series 2013.
 Salah satu yang diharapkan mampu merealisasikannya adalah di nomor ganda putra. Tuan rumah mempunyai pasangan Chris Adcock/Andy Ellis. Memang, dalam turmamen yang menyediakan hadiah USD 400 ribu tersebut tak diunggulkan. Ini dikarenakan peringkat Adcock/Ellis berada di posisi ke-24.
 Tapi, bekal berharga sudah dikantongi mereka sebelum berlaga dalam turnamen yang dilaksanakan di National Indoor Arena di Birmingham tersebut. Adcock/Ellis mampu mengalahkan pasangan ganda putra peringkat teratas saat ini dari Denmark Mathias Boe/ Carsten Mogensen.

Juara All England 2011 dipermalukan pada semifinal Kejuaraan Beregu Campuran Eropa yang dilaksanakan di Moskow, Rusia, (17/2/2013). Adcock/Ellis menang 16-21 22-20 21-19. “Ini kemenangan terbaik sepanjang karir karena mampu mengalahkan pasangan terkuat dunia dalam pertandingan yang ketat. Kami ingin mempertahankan level permainan kami,’’ kata Adcock seperti dikutip situs asosiasi bulu tangkis Eropa.
 Hanya, undian kurang menguntungkan pada All England Super Series 2013. Adcock/Ellis akan langsung berhadapan dengan unggulan kedua asal Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Mereka tak pernah menang dalam tiga kali pertemuan dengan pasangan juara All England 2007 tersebut. (*)


Daftar Unggulan
Tunggal Putra
1 Lee Chong Wei (Malaysia)   
2 Chen Long (Tiongkok)  
3 Du Pengyu (Tiongkok)   
4 Sony Dwi Kuncoro (Indonesia)   
5 Chen Jin (Tiongkok)   
6 Hu Yun (Hongkong)   
7 Kenichi Tago (Jepang)
8 Tien Minh Nguyen (Vietnam) 

Women’s singles
1 Li Xuerui (Tiongkok)
2 Saina Nehwal (India)
3 Wang Yihan (Tiongkok)
4 Juliane Schenk (Jerman)
5 Sung Ji Hyun (Korsel)
6 Wang Shixian (Tiongkok)
7 Tine Baun (Denmark)
8 Ratchanok Intanon (Thailand)

Ganda Putra
1 Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark) 
2 Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Malaysia) 
3 Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae (Korsel) 
4 Kenichi Hayakawa/Hiroyuki Endo (Jepang)
5 Ye Shen/Hong Wei (Tiongkok)  
6 Kim Sa-rang/Kim Ki-jung (Korsel)
7 Cai Yun/Fu Haifeng (Tiongkok)  
8 Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia)

Ganda Putri
1 Yu Yang/Wang Xiaoli (Tiongkok)
2 Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen (Denmark)
3 Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo (Jepang)
4 Jang Ye-na/Hye Won-Eem (Korsel)
5 Ma Jin/Tang Jinhua (Tiongkok)
6 Satoko Suetsuna/Miyuki Maeda (Jepang)
7 Kim Ha-na/Jung Kyung-eun (Korsel)
8 Duanganong Aroonkesorn/ Kunchala Voravichitchaikul (Thailand)    

Ganda Campuran
1 Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok)
2 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia)
3 Peng Soon Chan/Liu Ying Goh (Malaysia)
4 Joachim Fischer/Christinna Pedersen (Denmark)
5 Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok)
6 Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand)
7 Muhammad Rijal/Debby Susanto (Indonesia)
8 Robert Mateusiak/Nadiezda Zieba (Polandia)

Babak Pertama Nan Menakutkan

LAWAN PERDANA: Wang Yihan (foto: timeoutshanghai.com)

UNDIAN berat dilakoni tunggal putri Indonesia dalam All England Super Series Premier 2013. Dua wakil merah putih di babak utama, Lindaweni Fanetri dan Aprilia Yuswandari, langsung bersua unggulan.
 Lindaweni menantang unggulan ketiga asal Tiongkok Wang Yihan, sedangkan Aprilia menjajal ketangguhan Juliane Schenk asal Jerman yang diunggulkan di posisi keempat.
 Bagi Lindaweni, Wang Yihan termasuk lawan yang susah dikalahkan. Keduanya sekali bertemu di Malaysia Super Seriss 2011 dan Lindaweni tumbang 9-21, 19-21. Dari sisi peringkat, andalan Indonesia itu pun terpaut jauh. Lindaweni di posisi ke-19 sedangkan lawannya di peringkat ketiga.
 Begitu juga dengan Aprilia. Dari tiga kali pertemuan, dia tak pernah menang. Hanya, dua kali kekalahan yang dialami pebulu tangkis yang dibesarkan PB Semen Gresik tersebut melalui pertarungan tiga game (rubber game).
 Di tunggal putri ini, Indonesia lama puasa gelar di All England. Kali terakhir, pebulu tangkis merah putih yang juara adalah Susi Susanti pada 1994. Selain pada tahun tersebut, Susi juga mengukir prestasi yang sama pada 1990, 1991, dan 1993.
 Tahun lalu, langkah wakil Indonesia hanya sampai babak kedua melalui Maria Febe Kusumastuti. Pada babak pertama, dia menang GU Juan dari Singapura 21-19, 21-19. Sayang, pada babak kedua, Febe, sapaan karibnya, tumbang oleh Li Xuerui 11-21, 19-21.
 Untuk nomor tunggal, unggulan keempat Sony Dwi Kuncoro bakal melangkah sesuai skenario alias minimal mampu menembus babak semifinal. Pada babak pertama, dia bakal menghadapi wakil Rusia Vladimir Ivanov, yang kini duduk di peringkat ke-32.
 Selain Sony, duta Indonesia di tunggal putra adalah Taufik Hidayat.  Hanya, dia kini sudah tak bisa diharapkan lagi. Peringkatnya pun sudah jauh turun, 21.
 Apalagi, pada babak pertama, Taufik akan menghapi Sho Sasaki. Pebulu tangkis Jepang itu menang dua kali dari tiga kali pertemuan dengan Taufik. (*)

Wakil Indonesia di Babak Utama All England 2013
Tunggal putra:  Sony Dwi Kuncoro, Taufik Hidayat

Tunggal putri:  Lindaweni Fanetri, Aprilia Yuswandari

Ganda Putra: Angga Pratama/Rian Agung Saputra, Ricky Karanda Suwandi/M. Ulinnuha, Yonathan Suryatama Dasuki/Hendra Aprida Gunawan, M. Ahsan/Hendra Setiawan, Alvent Yulianto/Markis Kido,

Ganda Putri: Anneka Feinya Agustin/Nitya Krishinda, Anggia Shitta Awanda/Gresyia Polii, Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta, Suci Rizky Andini/Della Destiara

Ganda Campuran: Muhammad Rijal/Debby Susanto, Fran Kurniawan/Shendy Puspa, Riky Widianto/Puspita Richi Dili, Markis Kido/Pia Zebadiah, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir 

Wakil Asia Harus Ada Yang Mundur

 
POSISI Asia dalam pemilihan Presiden BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) lemah. Penyebabnya, Asia mempunyai dua calon dalam perebutan kursi orang nomor satu di induk organisasi bulu tangkis di muka bumi tersebut yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Mei mendatang.  Dua calon dari Asia yang maju adalah Nadzmi Mohd Salleh asal Malaysia dan Justian Suhandinata dari Indonesia.


Justian Suhandinata (foto: badminton.org)
Nadzmi Mohd Salleh (foto: sinarharian)
Untuk itu, Sekjen Asosiasi Bulu Tangkis Asia (BAC) Surasak Songvarakulpan menyarankan agar ada salah satu calon yang mundur. Tujuannya, tambah lelaki asal Thailand tersebut, agar suara Asia tidak terbelah.
 Daftar nominator Presiden BWF akan ditutup  pada 21 Februari. Selain Nadzmi dan Justian, calon lainnya adalah Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Eropa yang juga peraih emas nomor tunggal putra Olimpiade Atlanta 1996 dari Denmark Poul-Erik Hoyer Larsen. Nadzmi adalah Presiden Asosiasi Bulu Tangkis  Malaysia (BAM) sedang Justian adalah pengurus teras PB PBSI.
Surasak menegaskan sangat penting negara-negara Asia bersatu dalam pemilihan presiden nanti. ‘’Bagi saya, persatuan sangat penting. Eropa tak akan berdaya kalau Asia bersatu,’’ terangnya kepada media Malaysia.
 Dia pun berharap agar Nadzmi dan Justian bisa saling berkompromi agar Asia suaranya bulat. Dia tak ingin kejadian dua tahun lalu terulang.
 Surasak pun mengaku telah mengadakan pembicaraan dengan Nadzmi dan Justian. Akhir bulan lalu dia telah menjumpai Nadzmi di Kuala Lumpur.
 “Saya menjelaskan kepada dia akan penting Asia satu suara dan akan melalukan yang sama kepada Justian,’’ ungkapnya.
 Dia ingin langkah yang dilakukannya bisa membuahkan hasil. Sehingga, langkah selanjutnya pun bisa dilakukan guna memuluskan wakil Asia menjadi Presiden BWF. Preseiden BWF (dulu IBF) yang berasal dari Indonesia  adalah Ferry Sonnevile. Dia menjabat pada periode 1971-1974. (*)

Wow, Axiata Cup 2013 Sediakan Rp 10 M

HADIAH event bulu tangkis sebesar Rp 10 Miliar? Tentu, tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh kita. Apalagi, event tersebut salah satunya dilaksanakan di Surabaya.
 Ya, pada Axiata Cup nanti, panitia menyediakan hadiah total berlimpah. Tujuannya memang untuk mengangkat kembali cabang olahraga (cabor) bulu tangkis.
 ‘’Event ini akan diikuti oleh delapan tim,’’ kata Yacob Rusdianto, ketua panitia Axiata Cup 2013.
 Kedelapan tim tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura, Filipina, Asia Selection dan Eropa Selection. Sebagai tuan rumah selain Surabaya adalah Kuala Lumpur, Malaysia.
 ‘’Tapi, semua akan tampil di Surabaya dulu dari 21-24 Maret mendatang. Dengan memakai sistem setengah kompetisi. Setelah itu, mereka bertanding lagi 29 Maret hingga 31 Maret,’’ lanjut Yacob.
 Format yang digunakan pun beda dengan semua kejuaraan beregu yang ada. Ini disebabkan pada Axiata Cup 2013 hanya mempertandingkan empat nomor yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda campuran.
 ‘’Tidak ada ganda putri. Ini sudah disetujui oleh panitia dan peserta,’’ jelasbYacob.
 Mantan Sekjen PB PBSI tersebut menegakan semua tim akan mengirim pebulu tangkis terbaiknya. Indonesia sendiri akan menampilan penggawa pelatnas Cipayung. Hanya, untuk Asia dan Eropa Selection, pihak panitia, lanjut Yacob, belum mengetahuinya secara pasti.
 ‘’Semua masih melalui tahap penggodokan. Harapannya, yang diundang adalah pebulu tangkis papan atas dunia semua,’’ tambah dia.
 Dia mengakui Axia Cup memang bukan turnamen yang memberikan poin kepada peserta katena sifatnya menghibur.  Namun, dari event tersebut, diharapkan olahraga tepok bulu itu kembali terangkat namanya.
 Tahun lalu, Indonesia Garuda mengalahkan Indonesia   Rajawali dengan skor 5-1  dan dengan format home and away.  Pada leg kedua di Tennis Indoor Senayan, Jakarta (15/4), Garuda berhasil meraih kemenangan 2-1. Pada leg kedua, Garuda yang berisi para pebulu tangkis senior Indonesia melibas Rajawali dengan skor 3-0. Garuda mendapatkan hadiah sebesar USD 400 ribu, sedangkan Rajawali mendapat hadiah USD 200 ribu. (*)

Christopher Punya Pasangan Baru

LAMA: Christoper (kiri) bersama Andrei Adistia (foto: pbsi)

CHRISTOPHER Rusdianto tak mau menyerah. Terbuang dari pelatnas Cipayung, putra mantan Sekjen PB PBSI tersebut menjajal kemampuannya di ajang internasional.
 Tapi, dia bukan lagi berpasangan dengan tandemnya di pelatnas, Andrei Adistia. Christopher menggandeng rekannya di klub Jaya Raya Suryanaga, Trikusuma Wardhana.
 Bahkan, kini, keduanya langsung berlaga di Austria Challenge yang dilaksanakan di Wina pada 20-23 Februari 2013. Ini merupakan penampilan perdan bagi pasangan Christopher/Trikusuma di ajang internasional.
 ‘’Karena pasangan baru dan poinnya belum banyak, pasangan Christopher/Trikusuma harus tampil di level challenge dulu. Memang, tujuannya mencari poin,’’ kata Yacob.
 Ya, jika berpasangan dengan Andrei, tentu Christopher akan masuk unggulan. Ini disebabkan dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Christopher/Andrei berada di posisi ke-48. Sedangkan Trikusuma, poinnya tidak ada.
 ‘’Memang ada untungnya juga berpasangan dengan Trikusuma, keduanya bisa berlatih selalu bersama di Surabaya. Semoga saja, keduanya bisa mencapai hasil yang bagus di Wina,’’ harap Yacob.
 Di Austria Challenge, pada babak pertama, Christopher/Trikusuma akan menghadapi pasangan tuan rumah Ralph Bittenauer/Benjamin Schlemmer. Jika menang, bisa jadi, keduanya akan menantang unggulan keempat asal Kanada Adrian Liu/Derrick Ng.
 Rencananya, setelah dari Wina, Christopher/Trikusuma akan ke Jerman untuk tampil pada Jerman Grand Prix Gold. Hanya, di turnamen tersebut, mereka menjadi pasangan tunggu.
 ‘’Berat karena bersaing dengan pasangan Jerman. Tentu,  panitia lebih memilih pasangan tuan rumah,’’ lanjut Yacob.
 Selain Christopher/Trikusuma, pebulu tangkis Indonesia yang masuk babak utama adalah Andrei Kurniawan Tedjono. Bahkan, pebulu tangkis asal Djarum tersebut menempati unggulan ketiga. (*)

Chong Wei Tatap All England



LEE Chong Wei kembali berlatih. Sebelumnya, dia sempat absen selama seminggu setelah menjalani liburan tahun baru China (Imlek).
 Meski tujuh hari absen, pebulu tangkis peringkat satu BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut terlihat serius menjalani semua instruksi pelatih Tey Seu Bock di Stadium Juara, Bukit Kiara (18/2).  Ini membuat Seu Bock optimistis anak asuhnya mampu menjadi juara dalam turnamen All England Super Series yang dilaksanakan di Birmingham, Inggris, 5-10 Maret mendatang.
 Selain itu, dia berharap sikap profesional Chong Wei mampu ditiru para juniornya seperti Liew Daren, Chong Wei Feng, dan Mohd Arif Abdul Latif. Dari ketiganya, hanya Daren  yang mampu mengalahkan Chong Wei. Itu terjadi pada Superliga Badminton Indonesia yang dilaksanakan di Surabaya 3-9 Februari lalu.
DUET: Chong Wei dan Tey Seu Bock (foto: bharian)


‘’Biasanya, seorang pebulu tangkis hanya berlatih ringan dalam latihan perdana setelah menjalani libur panjang. Tapi, Chong Wei selalu serius dan fokus,’’ puji Seu Bock seperti dikutip media Malaysia.
 Dia menambahkan, Chong Wei pun semakin matang setelah menikah. Apalagi, usianya sekarang sudah tak muda lagi, 30.
Sebenarnya, juara bagi Chong Wei bukan hal yang asing. Dia pernah mengukir kenangan manis pada 2010 dan 2011. Sayang, tahun lalu, dia gagal mencetak hat-trick (tiga gelar beruntun) setelah dipaksa mengakui ketangguhan Lin Dan (Tiongkok).
Tahun ini, Lin Dan absen dari turnamen bulu tangkis super series tertua tersebut. Imbasnya, Tiongkok pun mengandalkan Chen Long dan Du Pengyu.
“Saya melihat tak ada pebulu tangkis yang bisa mengalahkan Chong Wei kalau kondisinya seperti sekarang,’’ lanjut Seu Bock.
Daren, Wei Feng dan Arif, ucapnya,  masih jauh kualitasnya. Mereka harus berlatih lebih keras lagi untuk bisa berada di level Chong Wei.Saat ini, para pebulu tangkis tunggal putra ditangani Rashid Sidek, Seu Bock, dan Hendrawan. Untuk lapis kedua, Malaysia mempunyai Iskandar Zulkarnain Zainuddin, Goh Soon Huat, Nur Mohd Azriyn Ayub, Loh Wei Sheng, Goh Giap Chin, Tan Kian Meng, dan Choong Yee Han.
 ‘’Kami tentu berharap pebulu tangkis lain juga bisa juara,’’ tegas Seu Bock.

Eropa Pilih Pebulu Tangkis Terbaik

TEROBOSAN dilakukan Asosiasi Bulu Tangkis Eropa (BEC). Mereka akan mengadakan acara penganugerahan pebulu tangkis terbaik di Bratislava, Slovakia, pada 20 April 2013.
Empat pebulu tangkis tunggal dan ganda dari tiga kategori bakal dipilih. Kategori tersebut adalah putra, putri, dan junior. Mereka masuk nominasi berdasarkan capaian yang diperoleh pada tahun sebelumnya, 2012.
BEC tak membatasi capaian tersebut. Jadi, bukan hanya prestasi di level kejuaraan Eropa ataupun turnamen yang dilaksanakan di Benua Biru tersebut. Hanya, pebulu tangkis yang dipilih tersebut bernaung atau berasal dari negara di bawah BEC.
Para nominator itu dipilih melalui jejaring sosial oleh penggemar olahraga tepok bulu tersebut di seluruh dunia dan dibuka mulai 2 Februari dan sudah ditutup pada 18 Februari 2013. Selain itu, para pelatih nasional di negara di bawah BEC juga punya hak memilih.
 Dari semua suara yang masuk, akan mengerucut kepada dua nominator tertinggi. Suara dari pemilih dijaga kerahasiannya. (*)


PERUNGGU: Valeria Sorokina/Nina Vislova (foro: imgace)


Para Nominator

Pebulu Tangkis Putra Terbaik Eropa 2012
Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark)
Marc Zwiebler (Jerman)
Joachim Fischer (Denmark)
Henri Hurskainen (Swedia)

Pebulu Tangkis Putri Terbaik Eropa 2012
Tine Baun (Denmark)
Juliane Schenk (Jerman)
Valeria Sorokina/Nina Vislova (Rusia)
Christinna Pedersen (Denmark)

Pebulu Tangkis Muda Terbaik Eropa 2013:
Viktor Axelsen (Denmark)
Carolina Marin (Spanyol)
Neslihan Yigit (Turki)
Stefani Stoeva (Bulgaria)

Verawaty Pelatih Kepala Surya Baja

SATU persatu pelatih yang tak lagi dipakai pelatnas Cipayung mendapat job. Setelah Paulus Firman, kini giliran Verawaty Fajrin.
 Hanya bedanya, Paulus berpetualang ke luar negeri, sementara Verawaty cukup di Indonesia. Ya, saat ini, Paulus dipercaya menangani nomor ganda Malaysia. Kalau Verawaty? Juara dunia tunggal putri 1980 tersebut menjadi pelatih di Surya Baja, Surabaya.
 Ibu dari pebasket nasional Fidyan Dini itu mulai menjalankan tugasnya di klub yang bermarkas di Kutisari Utara, Surabaya,itu per 1 Februari 2013. Ini membuat Verawaty harus rela tinggal di Surabaya.
 Kabarnya, pemilik Surya Baja, Abdul Chodir, menyewakan rumah bagi Verawaty dan suaminya,  Fajrin Biduin Aham, tak jauh dari tempat latihan. Meski sebagai juara dunia, tapi polesan tangannya belum banyak membuahkan hasil. Dia juga sudah dua kali keluar masuk pelatnas Cipayung untuk menangani sektor tunggal putri. Selebihnya, nama Verawaty lebih banyak terdengar menangani SMA Atlet Ragunan.
 Menangani klub yang didominasi putra, tentu menjadi tantangan baginya. Apalagi, sebelumnya, saat ditangani M. Nadib,  mampu melahirkan pebulu tangkis nasional Wisnu Yuli.
 Dengan masuknya Verawaty, otomatis posisi Nadib menjadi asisten pelatih. Meski tergusur, Nadib enggan berkomentar miring. Dia akan menjalankan tugasnya semaksimal mungkin untuk kembali melahirkan pebulu tangkis nasional. (*) 

Siapa Dia ?
Nama:  Verawaty Fajrin
Nama Awal: Verawati Wijarjo
Lahir: 1 Oktober 1957

Prestasi:
Tunggal Putri:
1980:  Juara Dunia
1981: Emas SEA Games
1982: Juara Indonesia Terbuka

Ganda Putri:
1978: Emas Asian Games (bersama Imelda Wiguna)
1979: Juara Denmark Terbuka, Kanada Terbuka, All England (bersama Imelda Wiguna)

Ganda Campuran:
1989: Juara Final Grand Prix, Belanda Terbuka, Indonesia Terbuka (Edy Hartono)

1989: Bawa Indonesia juara Piala Sudirman 

Taiwan Jadi Negara Kesembilan

VENUE: Taipei Arena (foto: sinotour)
TAIWAN ukir sejarah di pentas bulu tangkis internasional.Untuk kali pertama, negeri yang juga biasa disebut China-Taipe tersebut dipercaya menjadi tuan rumah Kejuaraan Asia pada 16-21 April mendatang.
Sebelumnya, selama 50 tahun, Kejuaraan Asia hanya dilaksanakan di delapan negara. Meski, asosiasi bulu tangkis Asia (BAC) mempunyai 41 negara anggota. Mereka yang pernah dipercaya menjadi tuan rumah event tahunan tersebut adalah Malaysia, India, Filipina, Hongkong, Indonesia, Tiongkok, Thailand, dan Korea Selatan.
 Sebenarnya, menggelar event bulu tangkis internasional suydah bukan hal yang asing bagi Taiwan. Negeri pulau tersebut setiap tahun menggelar turnamen di level grand prix gold. Selain itu, fasilitas pendukung di Taiwan juga sangat mendukung. Tak heran kalau BAC akhirnya menunjuk Taiwan.
 Kejuaraan Asia nantinya dilaksanakan di Taipei Arena, tempat yang sudah terkenal di ibu kota Taiwan. Dibuka 2005, tempat tersebut pernah jadi tuan rumah beberapa pertandingan olahraha seperti hoki es,  senam, tinju, ataupun juga gulat. Dengan kapasitas 15 ribu, Taipei Arena juga sering dipakai pertunjukan musik. (*)

Tuan Rumah Kejuaraan Asia (5 Tahun Terakhir)
2008: Johor Bahru (Malaysia)
2009: Suwon (Korsel)
2010: New Delhi (India)
2011: Chendu (Tiongkok)
2012: Qingdao (Tiongkok)

Sepi Pebulu Tangkis Papan Atas

TERATAS: Chen Long (foto: badzine)
PEBULU TANGKIS papan atas Indonesia pilih langsung fokus ke All England 2013. Buktinya, mereka tak mau ambil bagian dalamn Jerman Grand Prix Gold yang dilaksanakan di An den Sportasen, Mulhelm  an  der Ruhr, pada 26 Februari-3 Maret mendatang. Sedang All England sendiri dilaksanakan 5-10 Februari.
 Dari daftar unggulan yang dirilis panitia, tak semua pebulu tangkis Indonesia masuk daftar. Hanya di nomor tunggal putra dan ganda campuran, merah putih menempatkan wakilnya. Itu pun bukan sebagai unggulan utama.
 Di nomor tunggal putra, Tommy diunggulkan di posisi kedelapan. Untuk ganda campuran pasangan Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati dan Riky Widianto/Puspita Richi Dili diunggulkan di tempat keempat dan kelima.
 Dengan titel grand prix gold, pebulu tangkis sekelas Sony Dwi Kuncoro atau pun Simon Santoso di tunggal putra memilih langsung ke All England. Begitu juga dengan pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Mereka memilih konsentrasi ke turnamen tertua tersebut karena menyandang status juara bertahan. (*)


Daftar Unggulan Jerman Grand Prix Gold


Tunggal Putra
1. Chen Long
2. Boonsak Ponsana (Thailand)
3. Sho Sasaki (Jepang)   
4. Wong Wing Ki  (Hongkong)
5. Marc Zwiebler(Jerman)
6. Viktor Axelsen (Denmark)
7. Takuma Ueda (Jepang)
8. Tommy Sugiarto (Indonesia)


Tunggal Putri:   
1. Li Xuerui (Tiongkok)
2. Wang Yihan (Tiongkok)
3. Juliane Schenk(Jerman)
4. Sung Ji-hyun (Korsel)
5. Tai Tzu Ying (Taiwan)
6. Minatsu Mitani (Jepang)
7. Porntip Buranaprasertsuk (Thailand)
8. Eriko Hirose (Jepang)


Ganda Putra:    
1. Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae (Korsel)
2. Hiroyuki Endo/apanKenichi Hayakawa (Jepang)
3. Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel)
4. Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata (Jepang)
5. Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (Rusia)
6. Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok)
7. Liu Xiaolong/Zihan Qiu (Tiongkok)
8. Ingo Kindervater/Johannes Schoettler (Jerman)


Ganda Putri:    
1. Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang)
2. Eom Hye-Won/Jang Ye-na (Jepang)
3. Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna (Jepang)
4. Jung Kyung-eun Jung/Kim Ha-na (korsel)
5. Ma Jin/Tang Jinhua (Tiongkok)
6. Duanganong Aroonkesorn/Kunchala Voravichitchaikul (Thailand)
7. Lok Yan Poon/Ying Suet Tse (Hongkong)
8. Valeria Sorokina/Nina Vislova (Rusia)


Ganda Campuran:    
1. Peng Soon Chan/Liu Ying Goh (Malaysia)
2. Robert Mateusiak/Nadiezda Zieba (Polandia)
3. Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo (Singapura)
4. Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati (Indonesia)
5. Riky Widianto/Puspita Richi Dili (Indonesia)
6. Michael Fuchs/Birgit Michels (Jerman)
7. Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter Juhl (Denmark)
8. Kenichi Hayakawa/Misaki Matsutomo (Jepang)

Jatim Punya PPLP Bulu Tangkis

PRESTASI: Dudi Harjantoro (foto: sidiq)
JATIM sudah dikenal sebagai gudang pebulu tangkis. Banyak juara yang lahir dari provinsi paling timur Pulau Jawa itu.
 Bahkan, dua wakil Jatim mampu mengharumkan nama Indonesia di ajang olimpiade melalui Alan Budikusuma dan Tony Gunawan. Alan meraih emas dengan juara tunggal putra Olimpiade Barcelona 1992. Sedangkan Tony menjadi juara ganda putra Olimpiade Sydney 2000 berpasangan dengan Candra Wijaya. Belum lagi pebulu tangkis papan atas Indonesia yang lahir dari klub-klub Jatim seperti Suryanaga, Wima, ataupun Surya Baja. 
  Kini, talenta tersebut bakal semakin banyak dan terasah. Ini seiring dengan rencananya berdiri PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) Bulu Tangkis.
 ‘’Mulai Januari 2013, program ini sudah dilaksanakan. Tentu, dimulai dari rekrutmen,’’ kata Dudi Harjantoro, Kasi Olahraga Prestasi Dispora Jatim.
 Dia Para penghuni PPLP nanti tentu akan mendapat fasilitas mes, makan, dan biaya pendidikan. Artinya, para pebulu tangkis yang punya talenta hanya fokus latihan untuk meningkatkan prestasinya.
 ‘’Memang, PPLP Bulu Tangkis dibentuk untuk mengangkat prestasi Indonesia yang memble dalam beberapa tahun terakhir. Harapannya, akan ada pebulu tangkis dari PPLP yang bisa kembali mengharumkan nama Indonesia,’’ terang Dudi.
 PPLP Bulu Tangkis Jatim itu akan ditempatkan di Gresik dengan dilatih dua arsitek muda Koko Pambudi dan M. Nadib. Kebetulan, keduanya bekerja bersama Dudi di Dispora.
 Dia membantah jika PPLP Bulu Tangkis Jatim nantinya bakal berlatih bersama PB Semen Gresik. Meski, lokasinya di Kota Pudak, julukan Gresik, dan Koko juga menangani tim bulu tangkis yang didanai pabrik semen tersebut.
 ‘’Latihan dan messnya kan gak sama lah. PPLP Bulu Tangkis Jatim gak akan gabung dengan Semen Gresik,’’ ucap Dudi.
 Dengan adanya PPLP Bulu Tangkis, Jatim kini mempunyai empat penggemblengan bagi pelajar tersebut. Sebelumnya, sudah ada PPLP Balap Sepeda, Atletik, dan Panahan. (*) 

Jerman Ukir Sejarah

16 tahun bukan waktu yang sebentar. Selama itu pula, Denmark menguasai kejuaraan bulu tangkis beregu campuran Eropa.
 Sayang, pada tahun ini, gelar tersebut harus berpindah tangan. Itu setelah Denmark harus mengakui ketangguhan Jerman dengan skor telak 0-3 dalam final yang dilaksanakan di Ramenskoe, Rusia,  pada 17 Februari.
 Tanda-tanda kekalahan Denmark sudah terjadi saat tunggal Putri Line Kjaersfeldt tak berdaya di tangan Juliane Schenk dan menyerah dua game langsung 9-21 16-21. Dari sisi peringkat, memang Schenk jauh unggul. Saat ini, dia berada di posisi keempat.
 Sebenarnya, kans menyamakan sempat terbuka melalui tunggal putra. Peringkat pebulu tangkis Denmark Hans-Kristian Vittinghus tiga setrip lebih bagus dibandingkan andalan Jerman v Marc Zwiebler. Sayang, di lapangan peringkat tak terlalu bicara banyak. Hasilnya, Hans-Kristian Vittinghus menyerah 17-21 21-7 8-21.    
 Ironi juga terjadi di ganda putri. Denmark yang mempunyai pasangan peringkat ketiga dunia Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl  tak berdaya di tangan Birgit Michels/Juliane Schenk dua game langsung 19-21 15-21.

DUA POIN: Juliane Schenk (foto: bigstrory)

Kemenangan Jerman ini sekaligus membalas kekalahan dua tahun lalu di Amsterdam, Belanda. Ini juga membuat Jerman mengukir sejarah menjadi juara kali pertama dalam kejuaraan beregu campuran Eropa tersebut.    
 Pada event kali ini, Denmark tak turun dengan kekuatan terbaiknya, khususnya di nomor tunggal. Pebulu tangkis senior andalannya di tunggal putra, Peter Gade, sudah menyatakan pensiun dan konsentrasi sebagai pelatih.
 Untuk tunggal putri, pebulu tangkis terbaiknya, Tine Baun, yang kini berada di posisi ketujuh memilih absen dengan alasan persiapan menyongsong turnamen bergengsi All England yang dilaksanakan 5-10 Maret mendatang. Posisi ketiga ditempati tuan rumah Rusia dan Inggris. (*)    


Hasil Final

Denmark v Jerman 0-3

Tunggal Putri: Line Kjaersfeldt v Juliane Schenk    9-21 16-21       
Tunggal Putra: Hans-Kristian Vittinghus v Marc Zwiebler 17-21 21-7 8-21   
Ganda Putri: Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl v Birgit Michels/Juliane Schenk 19-21 15-21       

Ingin Ulangi Memori 2007

BANGKIT: Pasangan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto: badmintonfreak)
KABAR gembira bagi Malaysia. Kondisi Tan Boon Heong telah pulih setelah mengalami cedera di Malaysia Super Series akhir Januari lalu.
 Ini membuat negeri jiran bisa berharap banyak bisa memperoleh prestasi pada nomor ganda putra dalam All England Super Series Premier 2013 yang dilaksanakan pada 5-10 Maret mendatang.
 Pada Malaysia Super Series, pasangan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong tumbang pada babak kedua. Padahal, dalam turnamen yang menyediakan hadiah USD 400 ribu tersebut, mereka diharapkan menjadi juara. Sepekan sebelumnya, pasangan negeri jiran itu juga hanya mampu menjadi semifinalis pada Korea Super Series Premier karena dipermalukan pasangan tuan rumah Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun.
 Pada All England, yang merupakan turnamen yang sering disebut kejuaraan dunia tak resmi, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong pernah merasakan menjadi juara. Itu terjadi pada 2007 dan di final mengalahkan seteru abadinya, Fu Haifeng/Cai Yun dari Tiongkok, 21-15, 21-18. Kans untuk mengulangi sukses 2007 pun terbuka lebar. Dalam rilis BWF (federasi bulu tangkis dunia), pasangan Malaysia itu diunggulkan di posisi kedua pada All England 2013 di bawah ganda terkuat dunia saat ini asal Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen.
 Di bawah kedua pasangan tersebut, unggulan ketiga dan keempat ditempati Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun serta ganda Jepang Kenichi Hayakawa/Endo Hiroyuki. Pasangan Indonesia yang baru saja menjadi juara Malaysia Super Series Mohd Ahsan/Hendra Setiawan diunggulkan di posisi 5-8.
 ‘’Saya sudah baik sisa setelah Malaysia  Super Series dan butuh waktu hampir seminggu untuk kembali. Sekarang, saya melihat ke depan untuk All England,’’  lata Boon Heong seperti dikutip sebuah media Malaysia.
 Dia pun berharap ekspektasi masyarakat Malaysia kepada dirinya dan Koo Kien Keat bisa direalisasikan. Apalagi, sekarang, keduanya ditangani pelatih baru asal Indonesia  Paulus Firman.
 ‘’Saya tahun Paulus datang untuk membantu kami dengan puncaknya di Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, Agustus mendatang,’’ tegas Boo Heong.
 Paulus telah melatih Boon Heong/Kien Keat sejak kembali dari Indonesia pada Rabu lalu. Sebelumnya, dia telah 16 tahun berada di pelatnas Cipayung. (*)

Pasangan Malaysia Yang Juara Ganda Putra All England
1949: Ooi Teik Hock/Teoh Seng Khoon
1951-1953: David Ewe Choong/Eddy B. Choong
1954: Ooi Teik Hock/Ong Poh Lim
1959: Kim Say Hup/Teh Kew San
1965-1966: Ng Boon Bee/Tan Yee Khan
1971: Ng Boon Bee/Punch Gunalan
1982: Razif Sidek/Jailani Sidek
2007: Koo Kien Keat/Tan Boon Heong 

Kejar Asa Berlaga di SBI

TEMPAT LATIHAN: GOR Surya Baja di Surabaya (foto: sidiq)
PESONA Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013 begitu tinggi. Wajar karena liga tersebut diikuti oleh klub-klub papan atas Indonesia serta pebulu tangkis level dunia.
 Tentu, banyak klub ingin bergabung dan memanaskan kompetisi. Salah satunya Surya Baja. Sebenarnya, klub asal Kutisari Utara, Surabaya, tersebut berniat hadir. 
 ‘’Kami belum punya pemain yang bisa berkompetisi di level superliga. Keinginan sih kami tetap ada,’’ kata pemilik Surya Baja Abdul Chodir.
 Hanya, untuk merealisasikannya butuh pekerjaan ekstrakeras. Selain uang yang tidak sedikit, Surya Baja juga lebih banyak diperkuat pebulu tangkis muda. Ini tak lepas dari sisi pembinaan yang menjadi andalan utama.
 Sebenarnya, untuk urusan pebulu tangkis asing, Surya Baja punya koneksi dengan India. Ini tak lepas dari bisnis baja serta paving Chodir, sapaan karib Abdul Chodir.
 Meski absen di tiga kali penyelenggaraan SBI, tapi Surya Baja punya wakil pada musim ini. Itu setelah pebulu tangkis binaannya, Wisnu Yuli, ,membela Mutiara Bandung.
 Hasilnya tak mengecewakan, dia nyaris membawa klub asal Kota Kembang, julukan Bandung, itu ke semifinal. Sayang, langkah mereka dijegak Suryanaga Surabaya serta Tangkas Jakarta. 
 Surya Baja sendiri merupakan klub yang hadir sejak 2004. Meski belum genap 10 tahun, tetap mereka sudah diperhitungkan di kancah Surabaya dan Jawa Timur.
 Apalagi, saat ini, Surya Baja dipimpin oleh pelatih dengan level nasional, Verawaty Fajrin. Sosok ini merupakan juara dunia putri yang dimiliki Indonesia kali pertama.
 Ibu pebasket nasional Fidyan Dini itu menjadi juara dunia pada 1980. Setelah itu, jejaknya diikuti oleh Susi Susanti pada era 1990-an. (*)

Dendam Lama Terbalas Tuntas

TANTANGAN: M. Nadib (foto: sidiq)
SIAPA sangka seorang Wisnu Yuli Prasetyo bisa masuk pelatnas senior. Dia bisa bergabung bersama Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso untuk digembleng di Cipayung dan diharapkan bisa mengembalikan nama Indonesia di papan atas bulu tangkis dunia.
  Padahal, secara postur, banyak yang meragukan bahwa lelaki asal Tulungagung berusia 20 tahun tersebut bisa menembus ketatnya persaingan di kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut. Apalagi, bisa ke level senior.
 Sudah banyak rekan seangkatannya yang tergusur. Meski, secara postur mungkin lebih baik dari Wisnu.
 Ya, postur pebulu tangkis asal Surya Baja, Surabaya, itu memang tak setinggi Sony atau pun juga seideal Riyanto Subagja. Namun, skill yang dimiliki membuat kekurangan postur bisa tertutupi.
 Prestasi di level senior pun mampu diukirnya. Memang, levelnya masih di challenge bukan grand prix  ataupun super series. Namun, apa yang sudah dicapai Wisnu tetap perlu diapresiasi.
 Tapi, siapa yang tahu sosok di balik melejitnya perjalanan karir Wisnu. Abdul Chodir, pemilik Surya Baja, sudah pasti karena dia yang mendukung Wisnu dalam berkarir. Hanya, Chodir, sapaan karibnya, tak turun langsung menangani Wisnu.

Lalu siapa? M. Nadib. Dia adalah pelatih yang menangani Wisnu sejak kali bergabung di Surya Baja.
 ‘’Saya merekrutnya dari Tulungagung. Saya melihat ada potensi besar dari dirinya yang bisa dioptimalkan,’’ terang pelatih berusia 32 tahun tersebut.
 Meski, saat dia mengambil Wisnu, banyak orang yang meragukannya. Alasannya, badan Ucil, sapaan Wisnu, kecil dan akan susah berkembang menjadi tinggi.
 ‘’Hanya, saya melihat skill nya tinggi. Pergerakan pergelangan tangannya bisa memutar,’’ kenang Nadib  sambil menirukan kelebihan anak asuhnya tersebut.
 Nadib sendiri sudah tertantang agar ada anak asuhnya bisa masuk pelatnas. Dia masih penasaran dengan lokasi latihan yang masuk wilayah Jakarta Timur itu.
 ‘’Saya sendiri gagal masuk pelatnas. Setelah itu, saya ingin agar anak asuh  saya bisa membalaskan kegagalan tersebut,’’ tegas lelaki yang kini bekerja di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jatim itu.
 Ya, semasa menjadi pebulu tangkis, Nadib termasuk potensial. Dia bergabung dengan Suryanaga dan menjadi andalan di sektor tunggal putra.
 ‘’Saya sempat ranking dua nasional. Selangkah lagi sudah ke pelatnas, eh ternyata nasib memang belum berpihak,’’ lanjut ayah tiga anak ini.
 Dia yang butuh kemenangan, ternyata terjegal. Padahal, dalam pertandingan itu, dia sempat memimpin jauh.
 ‘’Saya pun merasa gagal tapi bukan akhir segalanya. Masih banyak jalan ke pelatnas, kalau saya gagal anak asuh saya harus bisa,’’ lanjut lelaki yang pensiun sebagai pebulu tangkis sejak 2003 itu.
 Kini, harapannya itu telah tercapai. Namun, dia belum mau berhenti.
 Nasib ingin ada Wisnu-Wisnu lain yang lahir dari polesannya. (*)

Aman meski hanya Sementara

BULU tangkis tak kena degradasi dari olimpiade.  Itu setelah pada Olimpiade 2020 mendatang, cabor yang merunut sejarah dimulai dari Inggris tersebut tetap dipertandingan.
Dalam pertemuan Komite Olimpiade International (IOC) di Lausanne, Swiss, pekan ini, gulat yang harus rela tergusur. Tapi, itu bukan berarti olahraga adu banting itu  bakal hilang di 2020.
Keputusannya final setelah pertemuan di Buenos Aires pada September mendatang. Artinya,  bulu tangkis juga boleh berbangga dulu. Hasil di Buenos Aires lah yang akan menentukan 28 cabor yang bakal digelar pada 2020 yang tuan rumahnya belum ditentukan.
 Sebenarnya, cabor yang paling rentan adalah penthatlon modern.  Cabor ini sudah dipertandingan sejak 1912, meski namanya jarang terdengar , khususnya di Indonesia. Olahraga ini memadukan anggar, berkuda, berenang, lari, serta menembak.
 Presiden federasi olahraga ini (UIPM) Klaus Schormann berusaha keras agat penthatlon bisa aman di pesta olahraga empat tahunan tersebut. Mereka menganggap penthatlon tak bisa dilepaskan dari sejarah olimpiade.
‘’ Olimpiade selalu membutuhkan sejarah," kata Klaus Schormann seperti dikutip Associated Press.
Cabor lainnya yang bisa mengikuti jejak gulat adalah taekwondo. Alasannya, pada olahraga ini, Korea Selatan (Korsel) terlalu mendominasi.  Jika taekwondo dicoret, termasuk mengejutkan karena olahraga yang mengandalkan keahlian kaki ini masuk cabor olimpiade baru 2000 atau 13 tahun lalu.
 Olahraga terakhir yang dikeluarkan dari olimpiade adalah bisbol dan sofbol. Keduanya diputusakan tak ada lagi sejak Olimpiade Beijing 2008. Pada Olimpiade 2016 yang dilaksanakan di Rio de Janeiro, Brasil, golf dan rugby menjadi cabor baru.
 Sementara, bisbol dan sofbol tengah berjuang bisa masuk pada 2020. Keduanya bersaing dengan karate, squash, mendaki, wakeboarding, dan wushu.

Balik ke Denmark sebagai Asisten Pelatih

KE MANA Kenneth Jonassen berlabuh terjawab sudah. Dia tak ke Malaysia atau pun ke Amerika Serikat (AS).
 Lelaki yang pernah juara tunggal putra Eropa 2008 tersebut memilih kembali ke negara asalnya, Denmark. Meski, dia tak lagi sebagai pelatih kepala seperti yang dilakoninya di Inggris.
 Di Denmark, Kenneth menjadi asisten pelatih dan dikontrak dengan durasi empat tahun atau hingga 2017 mendatang.
 ‘’Saya sangat senang saat dihubungi federasi bulu tangkis Denmark. Ini membuat saya merasa tertantang,’’ kata Kenneth seperti dikutip situs bulu tangkis Denmark.
  Di tim pelatih, dia akan bekerja di bawah pimpinan Finn Trærup-Hansen. Lelaki dengan tinggi 1,88 meter tersebut juga akan berkolaborasi dengan Lars Uhre dan Per-Henrik Croona
 Kenneth sendiri berada di Inggris sejak 2010. Tugasnya resmi berakhir setelah Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus mendatang.
 Kedatangan kembali Kenneth ke negerinya pun disambut hangat. Direktur Olahraga Denmark Finn Trærup-Hansen merasa bangga bisa kembali memulangkan si anak hilang.
 ‘’Dia pelatih yang punya semangat tinggi dan tahu bulu tangkis Denmark. Kedatangannya membawa inspirasi baru setelah tiga tahun di Inggris,’’ jelasnya.
 Kenneth sendiri sebenarnya merasa mengaku senang tinggal di Inggris. Begitu juga dengan keluarganya.
 ‘’Tapi, keluarga juga yang membuat saya kembali ke Denmark. Saya tak bisa memutuskan sendiri,’’ ucapnya. (*)