WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Bodin-Maneepong Berkelahi di Lapangan

AIB: Bodin Issara (kiri) melepaskan pukulan ke Maneepong (foto: canada)

PERISTIWA memalukan kembali terjadi di bulu tangkis. Ada yang mengalah seperti di Olimpiade London 2012? Bukan, ini malah lebih parah lagi.
 Dua pebulu tangkis Thailand, Bodin Issara dan Maneepong Jongjit, berkelahi di lapangan di sela-sela final Kanada Grand Prix 2013 yang dilaksanakan di Richmond Olympic Oval, Richmond,pada Minggu sore waktu setempat atau Senin pagi WIB (22/7).
 Awalnya, kedua pebulu tangkis saling memaki saat berpindah lapangan untuk bermain pada game kedua. Namun, tiba-tiba, Bodin membanting raket dan mengejar Maneepong yang berada di sisi lapangan yang berbeda.
 Ketika Maneepong jatuh, Bodin melepaskan pukulan dan tendangan kepada mantan pasangannya tersebut. Pelatih dan panitia turnamen pun turun tangan untuk melerai perkelahian yang terjadi di sisi lapangan utama tersebut.
  Pertandingan ini pun akhirnya didiskualifikasi. Pada game game pertama, Maneepong yang berpasangan dengan Nipitphon Puangpuech menang 21-12 atas Bodin yang menggandeng Pakkawat Vilailak.
Dari insiden tersebut, Maneepong mendapat dua jahitan di telinga.  Sebenarnya, kedua pebulu tangkis ini pernah menjadi Thailand. Bahkan, Bodin/Maneepong sempat duduk di posisi delapan besar dunia pada Januari lalu.
 Gelar juara India Super Series 2012 mampu diraih setelah menundukkan ganda tangguh Korea Selatan Ko Sung-hyun dan Yoo Yeon-seong di pertandingan final. Bahkan, Bodin/Maneepong mampu melaju hingga babak perempat final. Sayang, langkahnya dihentikan ganda Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. (*)


HASIL FINAL KANADA GRAND PRIX
Tunggal Putra:Tan Chun Seang (Malaysia x3) v Eric Pang (Belanda x2) 15-21, 21-11, 21-16

Tunggal Putri: Nichaoin Jindapon (Thailand x1) v Yip Pui Yin (Hongkong x2) 21-18, 21-16

Ganda Putra: Bodin Issara/Pakkawat Vilailak (Thailand x8) v Maneepong Jongjit/Nipitphon Puangpuech (Thailand x2) diskualifikasi

Ganda Putri: Xiaohan Yu/Yaqiong Huang (Tiongkok) v  Eefje Muskens/Selena Piek (Belanda)  13-21, 21-11, 21-13

Ganda Campuran: Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong x1) v Jorrit De Ruiter/Samantha Barning (Belanda)  21-13, 21-10

Firda Sudah Langganan Babak Awal

KEEMPAT: Adrianti Firdasari (foto:facebook)

MUNDURNYA beberapa pebulu tangkis dari Kejuaraan Dunia 2013 membawa berkah bagi Indonesia. Hingga penutupan 20 Juli lalu, merah putih akan mengirimkan empat wakilnya dalam event yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus 2013.
 Dua nama terakhir yang masuk adalah Adrianti Firdasari dan Bellaetrix Manuputty. Sebelumnya, dua nama tersebut belum terdaftar dan masuk dalam daftar tunggu.
 Dua nama yang sudah dulu aman adalah Lindaweni Fanetri dan Aprilia Yuswandari. Secara peringkat, mereka memang lebih duluan layaki.
 Khusus bagi Firda, sapaan karib Adrianti Firdasari, penampilannya dalam Kejuaraan Dunia kali ini merupakan kali keempat. Gadis berusia 27 tahun tersebut sudah berlaga di Kuala Lumpur (2007), Hyderabad (2009), Paris (2010), dan London (2012).
 Sayang, capaian Firda tak terlalu menggembirakan. Dia mentok di babak kedua. Bahkan, pada 2011, Firda sudah angkat koper sejak babak pertama.
 Bahkan, tak menutup kemungkinan itu kembali terjadi di Guangzhou. Alasannya, selama penampilannya sepanjang 2013, Firda nyaris selalu kalah pada babak I. Itu dialaminya di Singapura Super Series, Indonesia Super Series Premier, Swiss Grand Prix Gold, dan All England. Hanya di Malaysia Super Series, dia lolos hingga babak II.
  Capaian itu pula yang membuat peringkatnya terus melorot hingga kini ada di posisi ke-29. Dia sudah kalah oleh dua juniornya, Lindaweni dan Aprillia.
 Di nomor tunggal putri ini, Indonesia baru dua kali menjadi juara yakni melalui Verawaty Fajrin pada 1980 dan Susi Susanti pada 1993. (*)


PERJALANAN ADRIANTI FIRDASARI DI KEJUARAAN DUNIA
2007 Kuala Lumpur, Malaysia
Babak I: v Maja Tvrdy (Slovenia) 20-22,21-12, 21-6
Babak II: Xu Huaiwen (Jerman) 17-21,20-22

2009 Hyderabad, India
Babak I: Larisa Griga (Ukraina) 21-16, 21-5
Babak II: Lu Lan (Tiongkok) 21-17, 21-8

2010 Paris, Prancis
Babak I: Michele Chan (Selandia Baru) 21-11, 21-16
Babak II: Kim Moon-hi (Korea Selatan) 21-13,15-21, 18-21

2011 London, Inggris
Babak I: Chloe Magee (Irlandia) 21-13,22-24, 13-21

Langsung Setuju Lewat Telepon

PISAH:Markus Fernaldi/Andrei Adistia (foto:facebook)

MARKIS Kido sudah memutuskan berpisah dengan Alvent Yulianto setelah Kejuaraan Dunia 2013. Artinya, pasangan ini tak genap setahun bekerja sama.
 Kido pun sudah menetapkan Markus Fernaldi sebagai pasangan. Menariknya, kecocokan mereka bukan dari sebuah pertemuan serius untuk membicarakan karir keduanya.
 ‘’Saya ditelepon dan saya bilang oke,’’ kata Markus kepada smashyes.
 Ini membuat Markus pun harus berpisah dengan pasangannya selama ini Andrei Adistia. Padahal, penampilan terakhir keduanya di Indonesia Super Series Premier 2013 dan Singapura Super Series 2013 cukup menjanjikan.
 Markus/Andrei mampu menembus babak utama. Di Indonesia Super Series Premier, kedua pebulu tangkis yang sama-sama pernah mendapat gemblengan di Pelatnas Cipayung tersebut mampu lolos hingga babak 16 besar. Sayang, langkahnya dihentikan oleh ganda tangguh asal Tiongkok Fu Haieng/Cai Yun 20-22,15-21.
 Ganda juara Olimpiade London 2012 itu pula yang menggagalkan langkah Markus/Andrei sepekan kemudian di Singapura. Mereka langsung bertemu di babak pertama dan kalah 23-25, 18-21.
 Poin yang diperoleh dari dua turnamen tersebut cukup mendongkrak peringkatnya ke posisi 78 dunia setelah sebelumnya terdampar di peringkat 138. Hanya, Markus tak menjelaskan alasan pisahnya dua pebulu tangkis potensial tersebut.
 ‘’Ya, kami pisah,’’ jelasnya singkat.
 Kido sendiri sebelum dengan Alvent, cukup disegani saat berkolaboras dengan Hendra Setiawan. Berbagai gelar di event bergengsi mampu disabet. Puncaknya, Kido/Hendra mampu mempersembahkan emas bagi Indonesia di Olimpiade Beijing 2008. Ini sekaligus meneruskan tradisi emas Indonesia. Sayang, pada Olimpiade London 2012, keduanya absen.
 Imbasnya, tradisi emas olimpiade pun patah. Kini, Hendra berpasangan dengan Mohammad Ahsan. (*)

Markus Renaldi Saat Bersama (Ranking per 18 Juli 2013)
1. Christopher Rusdianto –Masih duduk di peringkat 158 dunia
2. Agripinna Prima Rahmanto – Masih duduk di peringkat 66 dunia
3. Andrei Adistia -Masih duduk di peringkat 78 dunia

Hadapi Mantan Pasangan di Final

KENANGAN: Boddin/Maneepong  di olimpiade (foto:london2012)

BODIN Issara/Maneepong Jongjit pernah digadang-gadang bakal menjadi kuda hitam di pentas ganda putra dunia. Kemampuan keduanya pun sudah terbukti dalam berbagai turnamen.
 Bahkan, di level super series, Bodin/Maneepong pun mampu menembus final di Prancis 2012. Sayang, di final, keduanya kalah oleh pasangan Korea Selatan Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae 24-22, 17-21, 11-21. Mereka pun mampu menembus peringkat 10 besar dunia.
 Sayang, asa tersebut gagal terealisasi. Keduanya pun memilih berpisah pada 2013. Bodin menggandeng Pakkawat Vilailak dan Maneepong bertandem dengan Nipitphon Puangpuapech.
 Kini, kedua pasangan itu pun bertemu untuk berebut juara Kanada Grand Prix 2013. Itu setelah kedua pasangan mampu mengalahkan lawan-lawannya dalam pertandingan yang dilaksanakan di Richmond pada Sabtu malam waktu setempat atau Minggu siang WIB (20/7).
 Bodin/Pakkawat, yang diunggulkan di posisi kedelapan,  menghentikan langkah pasangan Belanda Ruud Bosch/Koen Ridder, yang juga unggulan kelima, 15-21, 21-10, 21-17. Sedangkan Maneepong/Nipitphon melibas Wang Yilv/Zhang Ningyi dua game langsung 21-14, 21-19.
 Ini merupakan pertemuan perdana bagi kedua pebulu tangkis yang pernah berpasangan tersebut. Hanya, dalam Kanada Grand Prix, turnamen yang menyediakan  hadiah total USD 50 ribu, Maneepong/Nipitphon lebih diunggulkan karena menempati seeded teratas. Pertimbanganya, keduanya berada di peringkat 15 dunia sedangkan Bodin/Pakkawat berada di posisi 67.
 Wakil Thailand lainnya yang lolos ke final adalah Nichaon Jindapon yang menundukkan Carolina Marin (Spanyol) 15-21, 21-10, 21-18. Di babak puncak, unggulan teratas tunggal putri tersebut bakal berhadapan dengan Yip Pui Yin, unggulan ketiga asal Hongkong, yang menang 22-20, 13-21, 21-19 atas Yuka Kusunose dari Jepang.
 Sementara, Malaysia hanya menempatkan satu wakilnya ke babak final melalui Tan Chun Seang karena Misbun Ramdam Muhamed Misbun kalah. (*)

Budi Santoso Kembali Masuk Pelatnas

Budi Santoso

DAFTAR pelatih di Pelatnas Cipayung bertambah. Itu setelah Budi Santoso masuk menangani tunggal putra.
 ‘’Dia mulai bertugas per 1 Juli lalu. Dia membantu saya menangani tunggal putra pratama,’’ kata Imam Tohari, pelatih tunggal putra pratama, kepada smashyes.
 Budi masuk dalam jajaran pelatih karena banyaknya pebulu tangkis di sektor tunggal putra. Ini juga akan membuat para penerus Sony Dwi Kuncoro tersebut fokus dalam latihan.
 Budi merupakan mantan pebulu tangkis andalan Indonesia di era 1990-an dan awal 2000-an. Dia termasuk skuad Indonesia yang kali terakhir menjadi juara Piala Thomas pada 2002. Setelah itu, hingga kini, lambing supresmasi bulu tangkis beregu putra tersebut selalu jatuh ke tangan Tiongkok.
 Selama ini, di nomor tunggal putra hanya ada tiga pelatih yakni Joko Supriyanto dan Marleve Mainaky yang menangani utama serta Imam.

Tunggal Putra Utama:

Simon Santoso (Tangkas, DKI Jakarta)
Sony Dwi Kuncoro (Suryanaga, Jawa Timur)
Tommy Sugiarto (Pelita, DKI Jakarta)
Dionysius Hayom Rumbaka (Djarum, Jawa Tengah)
Wisnu Yuli Prasetyo (Surya Baja, Jawa Timur)
Shesar Hiren Rhustavito (Djarum, Jawa Tengah)

Tunggal Putra Pratama:

Riyanto Subagja (Djarum, Jawa Tengah)
Arief Gifar Ramadhan (Djarum, Jawa Tengah)
Panji Akbar Sudrajat (Pelita, DKI Jakarta)
Anthony Sinisuka Ginting (SGS, Jawa Barat)
Thomi Azizan Mahbub (Djarum, Jawa Tengah)
Ihsan Maulana Mustofa (Djarum, Jawa Tengah)

Schenk Aben dari Kejuaraan Dunia

MUNDUR: Juliane Schenk (foto: badmintoneusrope)

ASA Eropa mendobrak dominasi Asia di tunggal putri seperti musnah. Juliane Schenk yang jadi andalan Benua Putih tersebut memutuskan absen dalam Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus mendatang.
 Itu setelah nama pebulu tangkis Jerman tersebut tidak ada dalam daftar unggulan. Seharusnya, Schenk menempati unggulan keempat sesuai dengan peringkat terakhirnya yakni 17 Juli yang juga dijadikan sebagai dasar menentukan unggulan.
 Sebelumnya, Schenk memang sudah menegaskan bakal absen dari Kejuaraan Dunia 2013. Alasannya, dia tak mendapat dukungan dari Asosiasi Bulu Tangkis Jerman. Kini, Schenk tengah berlatih bersama dengan tim bulu tangkis Malaysia.
 Imbas dengan absennya Schenk membuat Ratchanok Inthanon dari Thailand naik satu setrip menjadi unggulan keempat. Begitu juga pebulu tangkis putri Indonesia Lindaweni Fanetri yang duduk sebagai unggulan kesembilan. (*)

DAFTAR UNGGULAN TUNGGAL PUTRI
1.Li Xueirui (Tiongkok)
2. Wang Yihan (Tiongkok)
3.Saina Nehwal (India)
4.Ratchanok Inthanon (Thailand)
5.Sung Ji-hyun (Korsel)
6. Tai Tzu Ying (Taiwan)
7. Wang Shixian (Tiongkok)
8. Minatsu Mitani (Jepang)

Duo Malaysia Tembus Semifinal

GAGAL: Yong Zhao (foto: singapore).

YONG Zhao terhenti langkahnya. Pebulu tangkis Singapura tersebut gagal menembus babak semifinal tunggal putra dalam turnamen bulu tangkis Kanada Grand Prix 2013.
 Itu setelah dia menyerah kepada unggulan kedelapan dari Swedia Henri Hurskainen dengan dua game 16-21, 19-21 dalam pertandingan perempat final yang dilaksanakan di Richmond Olympical Oval, Richmond, Kanada, pada Jumat malam waktu setempat atau Sabtu siang WIB (20/7).
 Padahal, kans menembus empat besar sangat terbuka baginya. Ini karena sehari sebelumnya, Yong Zhao mampu menumbangkan unggulan teatas Kazumasa Sakai . Pebulu tangkis Jepang menyerah dengan dua game langsung 15-21, 15-21
 Dalam babak, Hurskainen akan menantan unggulan ketiga asal Malaysia Tan Chun Seang yang dalam babak perempat final memupus asa Riichi Takeshita dengan rubber game 21-19,12-21,21-9.
 Semifinal lainnya mempertemukan pebulu tangkis Malaysia lainnya Misbun Ramdan Mohmed Misbun melawan unggulan kedua asal Belanda Eric Pang. Ramdan, panggilan akrab putra legenda bulu tangkis Malaysia Misbun Sidek, lolos setelah menang 17-21, 21-15,21-15 atas Sattawat Pongnairat dan Pang memupus asa Khosit Phetpradab (Thailand) 21-11, 21-14. (*)

Bosan Ribut Terus soal Kontrak

TERINDAH: Kido/Hendra saat juara olimpiade (foto: beijing20008)

NAMA Markis Kido akan selalu dikenang dalam perjalanan sejerah bulu tangkis Indonesia. Bersama Hendra Setiawan, dia mampu menyumbangkan emas sekaligus membuat Indonesia Raya berkumandang dalam Olimpiade Beijing 2008.
 Capaian tersebut juga yang menjadi terakhir bagi Indonesia di ajang olahraga empat tahunan tersebut. Ini dikarenakan empat tahun kemudian di London, Indonesia gagal meraih emas dari cabang olahraga (cabor) bulu tangkis. Artinya, tradisi emas pun patah.
 Smashyes mewancarai Kido tentang perjalanannya sekarang.
Bagaimana perasaan gagal mempertahankan emas olimpiade?
-Kecewa sih pasti ada.Tapi mau bagaimana lagi.Ya semangat aja lagi.

Anda masih berhubungan dengan Hendra Setiawan?
-Kayak orang pacaran aja ada hubungan ha..ha.ha. Ya biasa saja (Kido tak mau berterus terang tentang hubungannya dengan partner yang sempat ditakuti di pentas bulu tangkis dunia tersebut).

Kok bisa pisah ya? Kan saat itu prestasi juga lagi karena baru saja juara di Australia Grand Prix 2012?
-Wah kalau itu saya kurang tahu. Tanya Hendra saja. Yang pasti, si dia dapat tawaran dari PBSI

Apa karena PBSI sudah proyeksi gandengkan Hendra dengan Ahsan (Mohammad Ahsan yang kebetulan dulunya pasangan dengan adik Kido, Bona Septano)
-Iya.

Kenapa Kido memutuskan keluar dari pelatnas?
-Saya capek rebut terus dengan PBSI masalah kontrak.

Kido juga masih tampil bersama Hendra tapi membela klub di ajang Superliga Badminton Indonesia 2013 di Surabaya. Tapi, penampilan Anda dengan Hendra sudah beda dan kelihatan tidak sehati?
-Enggak juga kok.Di Superliga, saya dan Hendra tidak pernah kalah kok. Cuma timnya saja (Jaya Raya) yang enggak juara.

Setelah pisah dengan Hendra, mengapa Alvent yang dipilih?
-Saat itu yang di luar pelatnas yang masuk dalam permainan saya hanya Alvent.

Sayang, seperti ditulis smashyes, pasangan Kido/Alvent ini hanya sampai Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok,5-11 Agustus mendatang. Dia akan berpasangan dengan Markus Fernaldi. (*)

Tak Kirim Wakil ke Indian Badminton League

BATAL: Lindaweni Fanetri (foto: twitter)

GENGSI India Badminton League turun. Dua negara yang menjadi kiblat bulu tangkis dunia, Tiongkok dan Indonesia, memastikan tak akan mengirim atlet nasionalnya.
"Tidak ada pebulu tangkis Indonesia yang ke India. Karena urusan visa utk pertandingan berikut gak cukup waktu kalau main di sana,’’ tegas Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky kepada smashyes.
 Pihaknya menolak jika pebulu tangkis pelatnas menolak bermain di negeri yang beribukota New Delhi tersebut karena masalah uang. Itu disebabkan beberapa jago tepok bulu dunia masih tarik ulur masalah uang untuk bisa berlaga dalam event yang dilaksanakan 14-31 Agustus tersebut.
 Sebelumnya, nama-nama Sony Dwi Kuncoro dan Lindaweni Fanetri sempat disebut-sebut ikut ambil bagian dalam kejuaraan yang memperebutkan total hadiah USD 1 juta tersebut. Namun, seiring molornya jadwal pertandingan, nama Sony dan Linda, sapaan karib Lindaweni, ikut menghilang.
 Taufik Hidayat pun santer diberikan akan ikut ambil bagian. Hanya, dia bukan berstatus pebulu tangkis pelatnas lagi. Apalagi, usai Indonesia Super Series Premier 2013 pada Juni lalu, dia sudah memutuskan gantung raket.
 Kejuaraan ini diikuti oleh 6 tim yang membawa nama negara bagian yakni Hyderabad HotShots, Banga Beats,Lucknow Warriors, Mumbai Masters, Pune Pistons, dan Delhi Smashers. Awalnya ada 29 tim yang bersaing bisa berlaga. Satu tim terdiri dari 12 pebulu tangkis dengan empat slot di antaranya bisa diisi pebulu tangkis asing.
 Indonesia sendiri pada 2013 ini juga menggelar kompetisi. Bedanya, di Negeri Jamrud Khatulistiwa, julukan Indonesia, bukan membawa negara bagian tapi klub.
 Tahun ini, gelar juara beregu putr jatuh ke tangan Musica Champions Kudus dan Jaya Raya Jakarta memenangi kelompok putri. Ada 10 tim yang ikut ambil bagian di sektor putra serta delapan di kelompok hawa.


Kido/Alvent Pisah setelah Kejuaraan Dunia

Markis Kido/Alvent Yulianto (foto:pbsi)

KOLABORASI Markis Kido/Alvent Yulianto cukup jos. Buktinya, meski belum setahun berpasangan, keduanya mampu menembus Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus mendatang.
 Pasangan senior yang pernah sama-sama digodok di Cipayung, lokasi pelatnas PP PBSI, tersebut menjadi INA (Indonesia) 3 atau pasangan merah putih dengan peringkat ketiga terbaik. Dalam kejuaraan tersebut, Indonesia meloloskan empat pasangan.
 Di atas Kido/Alvent ada Angga Pratama/Rian Agung Saputro dan M. Ahsan/Hendra Setiawan. Sementara INA 4 adalah Yonathan Suryatama Dasuki/Hendra Aprida Gunawan.
 ‘’Hanya, dalam Kejuaraan Dunia nanti adalah penampilan  terakhir saya bersama Alvent. Setelah itu, kami berpisah,’’ ungkap Kido khusus kepada smashyes.
 Hanya, lelaki 29 tahun tersebut tak menjelaskan alasan keduanya berpisah. Namun, Kido pun sudah punya pebulu tangkis yang bakal digandengnya.
 Siapa?’’Markus Fernaldi. Ini disuruh yayasan Jaya Raya karena saya ada di bawah Yayasan,’’ ungkap Kido.
 Meski, sebenarnya, Markus bukan berasal dari Tangkas. Putra pelatih kawakan Kurnia Hu tersebut berasal dari Tangkas.
 ‘’Markus masih muda juga. Itu yang menjadi pertimbangan Yayasan Jaya Raya menduetkan saya dengan Markus,’’ lanjut kakak dua pebulu tangkis Pia Zebadiah dan Bona Septano tersebut.
 Terakhir Markus berpasangan dengan sesama mantan penghuni pelatnas Andrei Adistia.Setelah sebelumnya, dia ditandemkan dengan Agripinna Prima Rahmanto. Pasangan ini sempat memberikan harapan dengan menembus semifinal India Grand Prix Gold 2012.Namun, secara mengejutkan,Markus memilih keluar dari Cipayung.
 Untuk Kido, berpasangan dengan Markus, menjadi pasangannya yang ketiga. Ini dikarenakan sebelum dengan Alvent, Kido lama berpasangan dengan Hendra Setiawan.
 Keduanya sempat merajai berbagai turnamen internasional dan duduk di posisi 1 .
 Puncaknya, Kido/Hendra mampu menjadi merah emas Olimpiade 2008. Dalam final, keduanya mengubus ambisi andalan tuan rumah Fu Haifeng/Cai Yun.
 Sayang, emas ini gagal dipertahankan karena Kido/Hendra keburu bubar. Kini, Hendra berpasangan dengan Ahsan sejak akhir 2012.
Pada 2013 ini, keduanya sudah menjuarai Malaysia Super Series dan Indonesia Super Series Premier. (*)

LANGKAH KIDO/ALVENT DI 2013
Singapura Super Series: Babak II
Indonesia Super Series Premier: Babak III
Thailand Grand Prix Gold: Babak III
Malaysia Grand Prix Gold: Babak III
Kejuaraan Asia: Babak I
Swiss Grand Prix Gold:Perempat Final
Malaysia Super Series: Babak II

Ramdan Berburu Poin hingga Kanada

Misbun Ramdan (foto:nst)

MISBUN Ramdan Mohmed Misbun tak pernah lelah berpetualang. Menyeberangi antarbenua sudah bukan hal yang asing baginya.
  Kini, putra legenda bulu tangkis dunia asal Malaysia Misbun Sidek tersebut unjuk kemampuan dalam Kanada Grand Prix 2013. Langkahnya pun sudah sampai babak ketiga dalam turnamen yang menyediakan hadiah USD 50 ribu tersebut.
 Bahkan, dengan status sebagai unggulan kelima,  Ramdan, sapaan karib Misbun Ramdan Mohmed Misbun, bakal melangkah ke perempat final. Dia ditantang unggulan keempatbelas asal India Arvind Bhat.
 Pada pertandingan babak kedua yang dilaksanakan din Richmond Olympic Oval, Richmond,  pada Rabu waktu setempat atau Kamis siang WIB (18/7), Ramdan, sapaan karibnya, menang mudah 21-9, 21-10 atas Siraroj Phanpuchara (AS). Sementara, Arvind juga menang dua game 21-10, 21-10 atas Jakob Kryczka (Kanada).
 Memang, setelah tak lagi menjadi bagian tim nasional Malaysia,Ramdan lebih banyak berkeliling di Eropa guna mendongkrak peringkatnya. Dia baru saja menjadi juara turnamen Spanyol International Challenge setelah menundukkan pebulu tangkis Belgia berdarah Indonesia Yuhan Tan. (*)

Masih Susah Pecah Rekor Ganda Putri

SENDIRI:Gebby Ristiyani/Tiara Rosalia (foto:djarum)

INDONESIA sebenarnya punya empat wakil dalam nomor ganda putri dalam Kejuaraan Dunia 2013. Ada nama Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta, Anneke Feinya Agustin/Nitya Krishinda Maheswari, Gebby Ristiyani/Tiara Rosalia,serta Della Destiara Haris/Suci Rizky Andini.
 Dari keempatnya, hanya pasangan Pia/Rizki yang statusnya bukan penghuni Pelatnas Cipayung. Mereka memilih menjadi pebulu tangkis profesional atau mandiri.
 Bukan hanya itu saja, Pia/Rizki juga menjadi salah satu tumpuan Indonesia untuk bisa berbicara banyak dalam event yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus tersebut.
 Itu setelah dua nama, Anneke/Nitya dan Della/Suci, tak jadi berangkat. Mengandalkan sosok Gebby/Tiara pun susah.Alasannya,keduanya pasangan tersebut mengalami perombakan.
 Memang, dari keduanya, Nitya yang lebih moncer. Berpasangan dengan Gresyia Polii, keduanya sudah mampu meraih satu titel yakni Thailand Grand Prix Gold 2013. Hanya, Nitya/Greysia tak bisa berlaga di Negeri Panda, julukan Tiongkok.
 ‘’Ranking mereka gak masuk karena masih baru,’’ terang Ketua  Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky kepada smashyes.
 Ya, dalam Kejuaraan Dunia 2013, acuan yang dipakai adalah peringkat per 26 April. Sementara, Nitya/Greysia baru digabungkan lagi pada Piala Sudirman Mei lalu di Kuala Lumpur, Malaysia. Rexy mengakui bahwa perombakan dilakukan untuk mengejar prestasi jangka panjang. Sepanjang sejarah Kejuaraan Dunia,Indonesia belum pernah menempatkan wakilnya menjadi juara. Ini pun bisa kembali terjadi pada tahun ini. (*)

Malaysia Kehilangan Sonia Cheah

ABSEN: Sonia Cheah mengalami cedera (foto: thestar)

MALAYSIA kehilangann wakil di nomor tunggal putrid dalam Kejuaraan Dunia 2013. Kok bisa? Padahal, event tahunan yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, baru dilaksanakan 5-11 Agustus mendatang.
 Ya, ini setelah Sonia Cheah harus naik ke meja operasi karena tendo archillesnya robek.  Imbasnya, perempuan berusia 19 tahun tersebut bakal absen selama enam bulan.
 Petaka tersebut dialami Sonia saat menjalani latihan pada Selasa (16/7). Dia pun sempat menjalani perawatan di Institut Olahraga Nasional (NSI) pada malam hari sebelum menjalani operasi pada Rabu.
 Ini menjadi akhir cerita yang menyedihkan bagi pebulu tangkis yang kini berada di posisi ke-35 dunia tersebut. Apalagi, dia telah menunjukkan performa yang bagus sehingga bisa memperoleh tiket ke Guangzhou.
  Pelatih tunggal putri Wong Tat Meng masih terpana dengan cedera yang dialami anak asuhnya.’’NSI telah mengabarkan bahwa tendon archilles nya robek dan membuat Sonia naik ke meja operasi. Sonia akan istirahat total selama tiga bulan,’’ ungkap Tat Meng.
 Setelah itu,lanjut dia, Sonia baru bisa kembali berlatih. Perkiraan Tat Meng, anak asuhnya tersebut baru bisa kembali ke kondisi semula pada Januari.
 ‘’Kemungkinan di Malaysia Terbuka dia baru bisa tampil lagi,’’ ungkapnya.
 Dia pun  sangat menyangkan kondisi ini. Sonia, lanjut dia, menunjukkan perkembangan yang bagus. Apalagi, dia mempunyai rekan tanding yang jempolan, yakni Juliane Schenk asal Jerman yang kini duduk di peringkat empat dunia.
 ‘’Tapi, kejadian seperti itu bisa terjadi dan tak ada yang bisa menolaknya,’’ tutur Tat Meng.
 Dia hanya berharap Sonia punya mental yang kuat dan fokus dalam penyembuhan. (*)


Tambah Latihan, Ingin Bikin Kejutan

PERTAMA: Yonathan Suryatama/Hendra A.G (foto: djarum)

YONATHAN Suryatama Dasuki/Hendra Aprida Gunawan fokus ke Kejuaraan Dunia 2013. Mereka pun tak lagi berlaga dalam sebuah turnamen pun setelah Indonesia Super Series Premier 2013 dan Singapura Super Series 2013.
  ‘’Kami langsung fokus ke sana. Kami dilatih Sigit Budiarto (juara  ganda Kejuaraan Dunia dan All England yang pernah dimiliki Indonesia,’’ kata Yonathan kepada smashyes.
 Bahkan, kini porsi latihannya pun ditambah. Yonathan/Hendra digenjot pagi dan sore.
 ‘’Hanya jamnya tidak tentu,’’ lanjut lelaki 27 tahun tersebut.
  Dia tak ingin hanya jadi penggembira dalam Kejuaraan Dunia 2013 tersebut. Meski, untuk bicara banyak pada event yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, 5-11 Agustus itu juga bukan pekerjaan mudah.
  ‘’Lolos ke sana sudah sebuah kejutan. Ini dikarenakan kami baru setahun berpasangan,’’ tambah Yonathan.
  Ya, sebelum berpasangan dengan Hendra, Yonathan kali terakhir bertandem dengan Rian Sukmawan. Sedang Hendra, sebelum dengan Yonathan , sempat dipasangkan dengan Alvent Yulianto.
  ‘’Kami hanya tampil sebaik mungkin saja. Siapa tahu bisa buat kejutan,’’ lanjut Yonathan.
  Apalagi, tambah dia, tampil di level Kejuaraan Dunia sudah di luar dugaan. Bahkan, Yonathan/Hendra sempat yakin bakal tak bisa melangkah ke Negeri Panda, julukan Tiongkok.
  Dengan status nonpelatnas bisa membuat nama keduanya di-decline. Ini terjadi pada pasangan ganda campuran Markis Kido/Pia Zebadiah. Posisinya dalam event bergengsi tahunan tersebut digantikan oleh ganda pelatnas Riky Widianto/Puspita Richi Dili.
  Untung, akhirnya nama Yonathan/Hendra masuk menjadi Indonesia (INA) 4. Sebelumnya, merah putih sudah meloloskan Angga Pratama/Rian Agung Saputro (INA 1), Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (INA 2), dan Markis Kido/Alvent Yulianto (INA 3).  (*)

Lebih Sreg Ditangani Joko

TIMANG ANAK :Sony Dwi Kuncoro

KEMBALINYA Joko Supriyanto member angin segar kepada Sony Dwi Kuncoro. Kolaborasi keduanya pernah terjadi di pertengahan 2004.
 Hasilnya pun cukup layak mendapatkan acungan dua jempol. Sony mampu merajai berbagai turnamen. Juara Asia pun mampu digenggamnya.
 Dengan puncaknya mampu menembus semifinal Olimpiade Athena. Sayang, dia gagal melaju ke babak final karena oleh Shon seung-mo 6-15, 15-9, 15-9.  Padahal, kalau menang, bisa jadi dia bakal meraih emas karena  berhadapan dengan rekannya sendiri Taufik Hidayat.   Sony pun akhinya harus puas dengan medali perunggu setelah memupus asa Boonsak Ponsana dari Thailand 15-11, 17-16.
 Kini, sentuhan Joko kepada Sony pun sudah terlihat. Setelah sempat terpuruk, lambat laun arek Suroboyo tersebut mampu kembali ke posisi elite.
 Bahkan, Sony pernah duduk di posisi empat besar dunia sebelum akhirnya kini di posisi 10. Cedera yang membuatnya turun dari lima besar.
 ‘’Mas Joko lebih adil kepada pemain,’’ terang Sony kepada smashyes.
 Apalagi, pelatih asal Solo, Jawa Tengah, tersebut juga sering mengajaknya berdiskusi. Ini, tambah Sony, yang membuatnya percaya diri kembali  mengejar prestasi.
 ‘’Saat ditangani Li Mao, ada kendala bahasa. Dia hanya bisanya ngomong Mandarin,’’ ungkap dia.
 Ya, setelah Joko sempat tak lagi di pelatnas Cipayung, pelatih tunggal putra sempat bergonta-ganti estafet ke Agus Dwi Santoso dan Li Mao. Ramuan keduanya belum bisa membawa Sony moncer.
 Kini, di tangan Joko, Sony pun serius menatap Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus mendatang. Harapannya, Sony mampu mementahkan dominasi Tiongkok serta Lee Chong Wei dari Malaysia. (*)

Kanada Dulu, Baru Piala Thomas

Taufik (kiri) dan Tan Joe Hok (foto: djarum)

PEKAN ini, ada turnanen level grand prix di Indonesia. Yakni Kanada Terbuka.
 Memang, tak ada nama pebulu tangkis merah putih yang ikut ambil bagian dalam event yang dilaksanakan di Richmond pada 16-21 Juli tersebut. Tapi, turnamen ini harus diakui ada hubungannya dengan perkembangan prestasi bulu tangkis Indonesia.
 Para legenda bulu tangkis Indonesia pernah ambil bagian dalam turnamen yang kini menyediakan hadiah USD 50 ribu tersebut.Pada 1959 dan 1960, Tan Joe Hok mampu menjadi juara. Setahun kemudian, gelar sempat lepas ke tangan Erland Kops. Tapi, pada 1962, posisi terhormat kembali ke Indonesia melalui Ferry Sonneville.
 Ya, pada era tersebut, kedua pebulu tangkis putra tersebut  berperan vital dalam merebut Piala Thomas, lambang beregu putra.  Untuk kali pertama, pada 1961, Indonesia mampu merebut Piala Thomas dengan Tan Joe Hok dan Ferry Sonneville sebagai tulang punggungnya.
 Begitu juga dengan Rudy Hartono. Maestro bulu tangkis tersebut juga pernah dua kali mencatatkan namanya di Kanada yakni 1969 dan 1971. Di era tersebut merupakan puncak kejayaan dia karena juga mampu menjadi juara di turnamen bergengsi All England dari 1968-1974 serta 1976.
 Sementara, pebulu tangkis Indonesia yang kali terakhir menjadi juara di Kanada adalah Taufik Hidayat pada 2010. Beda dengan lainnya, pada 2010 sudah merupakan titik balik Taufik yang mulai derup pamornya sebelum akhirnya memutuskan mundur setelah tampil pada Indonesia Super Series Premier 2013. (*)

INDONESIA PUN PERNAH BERJAYA DI KANADA
1959: Tan Joe Hok
1960:Tan Joe Hok
1962: Ferry Sonneville
1969: Rudy Hartono
1971: Rudy Hartono
1990: Fung Permadi
1994: Lioe Tiong Ping
2010: Taufik Hidayat

Sanksi Enam Bulan Menanti Simon

SOROTAN:Simon Santoso (foto:bbc)

SIMON Santoso telah membuat kecewa PP PBSI. Gara-garanya, dia absen dari Piala Sudirman 2013 dan Indonesia Super Series Premier 2013.
 Padahal, kata salah satu sumber, kondisinya sudah memungkinkan untuk ikut ambil bagian. Memang, sebelumnya, Simon lama absen karena mengalami cedera. Imbasnya, peringkatnya di BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) turun drastis.
 Nah, menjelang Piala Sudirman,Simon pun sudah siap didaftarkan. Namun, tambah sumber tersebut, dia memilih absen karena ingin konsentrasi mempertahankan gelar Indonesia Super Series Premier 2013.
 ‘’Pelatih di Cipayung pun sampai salut melihat dia berlatih. Semua optimistis Simon akan tampil bagus dalam upaya mempertahankan gelar,’’ lanjut sumber tersebut.
 Tapi, beberapa hari menjelang turnamen berhadiah total USD 700 ribu tersebut digelar, tiba-tiba Simon memutuskan mengundurkan diri. Alasannya, leher dia sakit karena salah posisi saat tidur.
 PP PBSI pun meradang. Sanksi pun telah siapkan buat lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut. Namun, sampai sekarang, sanksi itu pun belum diketok.
 Seriuskan PP PBSI?’’Dia akan tetap kena sanksi. Namun, juga akan dilihat hasil dari Kejuaraan Dunia nanti,’’ ucap Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky.
Simon, lanjut dia, tampil dalam event yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, karena peringkatnya saat sebagai acuan masuk kriteria. Hanya, PP PBSI akan memantau hasilnya.
 ‘’Kalau komitmen dan performance-nya tidak bagus akan ada sanksi seperti yang pernah saya sebutkan. Enam bulan tidak ada pertandingan buat dia,’’ tegas Rexy.
 Hanya, dia belum memastikan target yang bakal dibebankan kepada pebulu tangkis yang pernah menjadi andalan Indonesia tersebut. Dia akan melakukan konfirmasi kepada pelatih pelatih tunggal putra Joko Supriyanto.
 Dalam Kejuaraan Dunia 2013, di nomor tunggal putra, selain Simon, Indonesia juga mengirimkan Sony Dwi Kuncoro, Tommy Sugiarto, dan Dionysius Hayom Rumbaka. Kali terakhir, posisi terhormat tunggal putra jatuh ke tangan pebulu tangkis Indonesia pada 2005. Saat itu, dalam event yang dilaksanakan di Aneheim, Amerika Serikat, Taufik Hidayat mampu mengalahkan Lin Dan 15-3, 15-7. (*)

JUARA DUNIA TUNGGAL PUTRA DARI INDONESIA
1980: Rudy Hartono
1983: Icuk Sugiarto
1993: Joko Supriyanto
1995:Heryanto Arbi
2001: Hendrawan
2005: Taufik Hidayat

Malaysia Ulangi Sukses 2011

DUKUNGAN: Selebrasi Zhi Soo Teck (foto: thestar)

MALAYSIA batal malu. Menyandang status tuan rumah, mereka mampu meraih satu gelar dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia 2013.
 Adalah Soo Teck Zhi yang menyelamatkan muka Malaysia. Dia mampu menjadi juara tunggal putra setelah mengalahkan wakil Korea Selatan Jin Jeon-hyuk dengan rubber game 21-17,13-21,21-15 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Likas Indoor Stadium, Jalan Kompleks Sukan Likas, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, pada Minggu siang waktu setempat (14/7).
   Teck Zhi menjadi pebulu tangkis Malaysia kedua yang menjadi juara junior tunggal putra Asia.     Sebelumnya,pada 2011, Zulfadli Zulkifli sudah melakukannya.
 Keberhasilan Teck Zhi ini melengkapi suksesnya tahun lalu. Saat itu, pebulu tangkis berusia 18 tahun tersebut mampu menjadi juara Asia dan ASEAN School.
 ‘’Saya bisa seperti ini berkat bantuan  pelatih (Zhou Kejian), teman-teman dan anggota keluarga yang berada di tengah penonton,’’ kata Teck Zhi.
 Dalam Kejuaraan Asia 2013 ini, Tiongkok memperoleh dua gelar dari nomor perorangan di nomor ganda putra dan ganda putri. Sementara, wakil Korsel menjadi juara di ganda ca mpuran dan Jepang Berjaya di tunggal putrid.
 Indonesia sendiri gagal total. Di nomor beregu, langkahnya hanya sampai semifinal karena kalah oleh Korea Selatan. Juara beregu jatuh ke tangan Negeri Panda, julukan Tiongkok.
 Untuk perorangan, capaian terbaik digapai pasangan ganda putra Kevin Sanjaya/Arya Maulana yang mencapai semifinal. (*)
AGENDA FINAL KEJUARAAN JUNIOR ASIA 2012
TUNGGAL PUTRA: Zhi Soo Teck (Malaysia x5) v Jin Jeon-hyuk (Korsel x9) 21-17,13-21,21-15

TUNGGAL PUTRI: Ohori Aya (Jepang x3)v Busanan Ongbamrungphan (Thailand x1)  21-11,16-21,21-13

GANDA PUTRA: Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok x7) v Huang Kaixiang/Zheng Siwei (Tiongkok) 21-15, 21-14

GANDA PUTRI:Huang Dongping/Jia Yifan (Tiongkok) v Chen Qingchen/He Jiaxin (Tiongkok x4) 21-19,21-16

GANDA CAMPURAN:Choi Sol-kyu/Chae Yoo-jung (Korsel x1) v Liu Yuchen/Huang Dongping (Tiongkok x2) 21-11, 19-21, 21-13

X=unggulan

Tien Minh Bisa Rasakan Juara

PERDANA: Nguyen Tien Minh (foto: lookvietnam)

DAHAGA gelar Nguyen Tien Minh selama 2013 berakhir. Pebulu tangkis terbaik Vietnam tersebut mampu menjadi juara tunggal putra Amerika Serikat (AS) Grand Prix Gold.
 Dalam final yang dilaksanakan di Orange County Badminton Club, Orange, pada Sabtu malam atau Minggu siang WIB (14/7), Tien Minh menghentikan ambisi pebulu tangkis Hongkong berdarah Indonesia Wong Wing Ki dengan rubber game 18-21, 21-17, 21-18. Wing Ki sempat membuat kejutan dengan menjungkalkan unggulan pertama Boonsak Ponsana asal Thailand pada babak semifinal.
  Tahun ini, Tien Minh capaian terbaik Tien Minh hanya sampai babak  semifinal Singapura Super Series. Sayang, langkahnya dihentikan wakil Indonesia Tommy Sugiarto.
 Hasil ini di luar dugaan karena sebelumnya dia tak pernah kalah oleh putra juara dunia yang pernah dimiliki Indonesia Icuk Sugiarto tersebut. Tien Minh enam kali menang.
 Sedang di turnamen-turnamen lain, pebulu tangkis berusia 30 tahun itu lebih sering kalah pada babak-babak awal. Hanya, poin dari Singapura Super Series bisa mendongkrak posisinya. Tien Minh sekarang berada di posisi sembilan dunia. (*)

HASIL FINAL AS GRAND PRIX GOLD 2013
TUNGGAL PUTRA: Nguyen Tien Minh (Vietnam x3) v Wong Wing Ki (Hongkong x4) 18-21,21-17, 21-18

TUNGGAL PUTRI: Sapsiree Taerattanachai (Thailand x1) v Yuka Kusunose (Jepang) 21-12, 21-13

GANDA PUTRA: Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang x1) v Liang Jui Wei/Liao Kuan Hao (Taiwan x7) 21-16, 27-25

GANDA PUTRI: Bao Yixin/Zhong Qianxin (Tiongkok) v Xiaohan Yu/Yaqiong Huang (Tiongkok) 21-17, 24-22

GANDA CAMPURAN: Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong x1) v Wang Yilv/Huang Yaqiong (Tiongkok) 21-8,21-14

Aduh, Indonesia Gagal Total

KALAH: Kevin Sanjaya (kanan)/Arya Maulana (foto: twitter)

INDONESIA  gagal mencuri gelar di Kejuaraan Junior Asia 2013. Itu setelah satu-satunya wakil yang tesisa hingga babak semifinal, pasangan ganda putra Kevin Sanjaya/Arya Maulana, menyerah kepada ganda Tiongkok Li Jinhui/Liu Yuchen dengan dua game langsung 16-21,12-21 pada pertandingan yang dilaksanakan di Likas Indoor Stadium, Jalan Kompleks Sukan Likas, Kinabalu, Sabah, Malaysia, pada Sabtu waktu setempat (13/7).
 Sebenarnya, kekalahan ini cukup mengejutkan karena Kevin/Arya menyandang status unggulan teratas. Sementara, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, hanya diunggulkan di posisi ketujuh.
 Kekalahan Kevin/Arya juga membuat merah putih gagal total dalam Kejuaraan Junior Asia 2013. Itu dikarenakan di nomor beregu, Indonesia juga gagal menjadi juara. Bahkan, langkahya hanya sampai pada babak semifinal karena dikalahkan Korea Selatan. Juara di nomor beregu akhirnya jatuh ke tangan Tiongkok.
 Di nomor perorangan, negeri terpadat penduduknya di dunia tersebut sudah memastikan membawa pulang dua nomor, ganda putra dan ganda putri. Di ganda putra, Li Jinhui/Liu Yuchen Li Jinhui/Liu Yuchen, akan menghadapi Huang Kaixiang/Zheng Siwei, yang di semifinal juga mengalahkan rekannya sendiri Tao Jianqi/Zhao Jian 21-19,13-21,21-19.
 Di ganda putri, Huang Dongping/Jia Yifan akan menjajal compatriot (rekan sendiri) Chen Qingchen/He Jiaxin yang memulangkan unggulan kedua asal Korea Selatan Chae Yoo-jung/Kim Ji-won 21-7,19-21,21-11. (*)

AGENDA FINAL KEJUARAAN JUNIOR ASIA 2012
TUNGGAL PUTRA: Zhi Soo Teck (Malaysia x5) v Jin Jeon-hyuk (Korsel x9)

TUNGGAL PUTRI: Busanan Ongbamrungphan (Thailand x1) v Ohori Aya (Jepang x3)

GANDA PUTRA: Li Junhui/Liu Yuchen (Tiongkok x7) v Huang Kaixiang/Zheng Siwei (Tiongkok)

GANDA PUTRI:Huang Dongping/Jia Yifan (Tiongkok) v Chen Qingchen/He Jiaxin (Tiongkok x4)

GANDA CAMPURAN:Choi Sol-kyu/Chae Yoo-jung (Korsel x1) v Liu Yuchen/Huang Dongping (Tiongkok x2)

X=unggulan