WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Ikuti Simon tapi Beda Level


SETELAH Simon Santoso di Singapura Super Series, akhirnya ada wakil Indonesia yang menjadu juara tunggal putra di ajang internasional. Ini dilakukan Jonatan Christie di Swiss.
 Hanya, kelas turnamen yang dimenangi Penghuni Pelatnas Cipayung tersebut belum level super series. Jonatan  menjadi juara dalam Swiss Internasional 2014. Dalam final yang dilaksanakan di Yverdon-les-Bains Minggu waktu setempat (19/10), dia menang 9-11, 9-11, 11-6, 11-9, 11-10 atas Ng Ka Long asal Hongkong.
 Ini menjadi kemenangan kedua Jonatan atas pebulu tangkis berperingkat 43 dunia tersebut. Sebelumnya, lelaki yang duduk di posisi 178 dunia itu mempermalukan Ng Ka Long dengan 16-0 di Vietnam Grand Prix 2013. Skor tak mencapai 21 karena Ng Ka Long mengundurkan diri.
 Selain itu, kemenangan di Swiss ini juga menjadi gelar perdana Jonatan di ajang internasional selama 2014. Kegagalan dialaminya di Vietnam Challenge, Taiwan Grand Prix, Indonesia Challenge, Indonesia Grand Prix Gold, dan Belanda Grand Prix.  Di level nasional, pebulu tangkis asal Tangkas, Jakarta, itu sudah menjadi juara di ajang Sirkuit Nasional Seri Jakarta.
 Tahun lalu, Jonatan mengoleksi satu gelar dari ajang Indonesia Challenge yang dilaksanakan di Surabaya, Jawa Timur. Dia mampu mengalahkan pebulu tangkis senior, Alamsyah Yunus.
 Selain Jonatan, di Swiss Internasional, wakil Indonesia juga menjadi juara melalui Hana Ramadhini. Dia mengalahkan sesama pebulu tangkis merah putih Dinar Dyah Ayustine 11-9, 11-5, 7-11, 9-11, 11-5. (*)  

Sejarah, Tiongkok Sapu Bersih


BANYAK yang tak menduga Tiongkok bakal sapu bersih gelar di Denmark Super Series Premier 2014. Paling tidak, di nomor ganda putra, posisi terhormat dalam turnamen berhadiah total USD 600 ribu itu bakal menjadi milik Indonesia atau Korea Selatan.
 Prediksi itu masih mendekati kebenaran. Itu setelah pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong mampu bertahan di babak final. Sementara, pasangan Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan menyerah di perempat final oleh Fu Haifeng/Zhang Nan dari Tiongkok.
 Nah, pasangan Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, itu yang akan dihadapi Yong-dae/Yeon-seong, yang juga juara bertahan, di babak pemungkas. Namun, di luar dugaan, dalam final yang dilaksanakan di Odense pada Minggu waktu setempat (19/10), pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, menyerah kepada Fu/Zhang dengan dua game langsung 21-13, 25-23.
 Kemenangan ini sekaligus membuat Tiongkok tak menyisakan gelar kepada wakil negara lain.s Sebenarnya, satu gelar sudah pasti menjadi milik mereka di nomor tunggal putri setelah terjadi final sesama pebulu tangkis Tiongkok (All Chinas Finals) antara Li Xuerui melawan Wang Yihan. Duel ini dimenangkan Li, yang juga unggula teratas, dengan skor 21-17, 22-20.
 Sementara, di tiga nomor lainnya, wakil Negeri Terpadat Penduduknya di Dunia tersebut melibas lawan-lawannya. Di tunggal putra, Chen Long, yang diunggulkan di posisi kedua, menang dua game langsung 21-19,24-22 atas Shon Wan-ho, unggulan ketujuh asal Korea Selatan.
 Di ganda putri, Wang Xiaoli/Yu Yang, unggulan kedelapan, menjungkalkan unggulan ketiga asal Jepang Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi 21-14, 21-14 dan di ganda campuran Xu Chen/Ma Jin, unggulan ketiga, melibas wakil Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir 22-20, 21-15. Dalam sejarah, baru kali ini, Tiongkok menyapu bersih lima gelar. (*)

Lima Tahun tanpa Gelar di Denmark


PACEKLIK gelar Indonesia di Denmark Super Series Premier semakin panjang. Harapan mengakhiri dahaga itu kandas seiring kekalahan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di final ganda campuran tahun ini.
 Dalam final yang dilaksanakan di Odense pada Minggu waktu setempat (19/10), Tontowi/Liliyana menyerah dua game langsung 20-22, 15-21 kepada rival beratnya asal Tiongkok Xu Chen/Ma Jin. Kekalahan ini juga membuat pasangan merah putih tersebut kalah empat kali beruntun (quat-trick) dari lawan yang sama.
 Tiga kekalahan beruntun ditelan Tontowi/Liliyana di Final Super Series 2013, Malaysia Super Series 2014, dan Indonesia Super Series Premier 2014. Kekalahana di Negeri Skandinavia tersebut juga membuat ganda campuran terbaik Indonesia itu hanya mampu menang lima kali dalam lima belas kali pertemuan.
 Pebulu tangkis Indonesia yang kali terakhir menjadi juara Denmark Super Series Premier adalah Simon Santoso pada nomor tunggal putra  pada 2009. Saat itu, dia mengalahkan Marc Zwiebler asal Jerman.
 Sebenarnya, tahun lalu, Tontowi/Liliyana menundukan Xu Chen/Ma Jin di babak semifinal Denmark Super Series Premier. Hanya, di final, mereka tak bisa mengatasi tantangan ganda Negeri Panda, julukan Tiongkok, lainnya, Zhang Nan/Zhou Yunlei. (*)

Michelle Li Kejar Gelar Kedua


MICHELLE Li mengejar sukses ganda. Itu setelah dia menembus babak final nomo tunggal pada Kejuaraan Perorangan Amerika (Pan American Games) 2014.
 Pada babak semifinal yang dilaksanakan di Ontario, Kanada, pada Sabtu waktu setempat (18/10) atau Minggu WIB (19/10), wakil tuan rumah tersebut menang mudah 21-6, 21-12 atas Fabiana Silva (Brasil). Ini merupakan kemenangan ketiga Michelle atas lawan yang sama.
 Menariknya, semua kemenangan itu diraih atas Fabiana tersebut terjadi di ajang Pan American Games). Michelle mengungguli lawannya tersebut di Pan American Games 2011 dan 2013.
 Di babak final,  pebulu tangkis unggulan teratas itu akan ditantang rekan senegaranya sendiri, Rachel Honderich yang disemifinal menjungkalkan unggulan kedua asal Amerika Serikat Jamie Subandhi 21-12, 21-16. Di atas kertas, Michelle bakal tak mengalami kesulitan untuk menjadi juara.
 Rankingnya di posisi 16 jauh di atas Rachael yang hanya di posisi 210. Selain itu, dalam dua kali pertemuan, Michelle selalu menang yakni di Amerika Serikat Grand Prix 2014 dan Kanada Internasional 2013.
 Empat hari yang lalu, Michelle dan  Rachel baru saja bahu membahu membawa Kanada menjadi juara beregu Pan American Games. Pada babak final, tuan rumah mengalahkan Amerika Serikat dengan skor 3-2.
 Dia menyumbang dua kemenangan. Dengan salah satunya membuka semangat rekan-rekannya setelah menang di nomor tunggal putri berkat kemenangan atas James Subadhi. Ini membuat Kanada bangkit setelah tertinggal 0-2. (*)

Andre Coba Lewati Pebulu Tangkis Muda


BABAK semifinal kembali dicicipi Andre Kurniawan. Pebulu tangkis senior Indonesia tersebut sukses lolos ke babak empat besar nomor tunggal putra Swiss Internasional 2014.
 Ini setelah lawan Andre, Kestutis Navickas, tak bisa tampil di babak perempat final yang dilaksanakan di  Yverdon-les-Bains pada Sabtu malam waktu setempat (18/10). Lelaki Ukraina itu mengalami cedera usai melibas Lars Schaenzler (Jerman) di babak kedua.
 Di babak semifinal, Andre akan ditantang juniornya, Jonatan Christie. Penghuni Pelatnas Cipayung itu di babak perempat final melibas Lucas Claerbout dari Prancis dengan empat game 9-11,11-4, 11-5, 11-6. Ini akan menjadi pertemuan perdana kedua pebulu tangkis beda generasi tersebut.
 Hanya, Andre punya pengalaman kurang bagus kalau bersua dengan pebulu tangkis muda. Dalam dua event terakhir yang diikuti, dia kalah tenaga.
 Itu diakuinya saat tampil di Indonesia Grand Prix Gold 2014 dan Belanda Grand Prix 2014. Di Palembang, host Indonesia Grand Prix Gold, Andre kalah oleh Firman Abdul Kholik di babak ketiga. Sementara, di Belanda, lelaki yang membela bendera Djarum Kudus tersebut kalah di semifinal oleh Ihsan Maulana Mustofa.
 Namun, hasil dari dua turnamen tersebut sudah membuat Andre semakin dekat kembali masuk  50 besar dunia. Dalam rilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir, Andre sudah berada di posisi 51.
 Semifinal tungal putra lainnya di Swiss Internasional akan mempertemukan unggulan kedua Ville Lang asal Finlandia akan ditantang unggulan ketiga asal Hongkong Ng Ka Long. (*)

Tontowi/Liliyana Hindari Aib Keempat


MENGALAMI tiga kali kekalahan beruntun bukan yang mengenakkan bagi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Itu dialami juara dunia nomor ganda campuran 2013 saat berhadapan dengan pasangan Tiongkok Xu Chen/Ma Jin.
 Pil pahit tersebut ditelan Tontowi/Liliyana di Super Series Final 2013, Malaysia Super Series 2014, dan Indonesia Super Series Premier. Kini, kedua pasangan bakal kembali bertemu dalam final Denmark Super Series Premier 2014.
 Itu setelah Tontowi/Liliyana mengalahkan rekannya sendiri di Pelatnas Cipayung Riky Widianto/Richi Puspita Dili dengan dua game yang mudah 21-10, 21-11 pada pertandingan semifinal yang memakan waktu 31 menit di Odense Sabtu waktu setempat. Sementara, Xu/Ma juga mengalahkan compatriot (rekan senegara) Liu Cheng/Bao Yixin juga dengan dua game 21-12, 21-19.
 Diharapkan Tontowi/Liliyana bisa mengalahkan lawannya tersebut seperti pada semifinal Denmark Super Series Premier tahun lalu. Ketika itu, pasangan yang kini sama-sama sudah satu klub di Djarum Kudus itu menundukkan Xu/Ma dengan 21-11, 21-18.
 Sayang, pada final 2013, Tontowi/Liliyana kalah oleh pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, lainnya Zhang Nan/Zhao Yunlei dengan 21-11, 22-20. Tahun ini, sang juara bertahan memilih menyerah WO kepada pasangan Tiongkok lainnya, Liu Cheng/Bao Yixin, di babak perempat final.
 Jika menjadi juara, Tontowi/Liliyana juga akan mengakhiri dahaga gelar juara merah putih di Negeri Skandinavia tersebut selama lima tahun. Kali terakhir, wakil Indonesia yang naik ke podium terhormat adalah Simon Santoso di nomor tunggal putra pada 2009.Di final, Simon mampu mengalahkan Marc Zwiebler (Jerman) dua game langsung 21-14, 21-16.
 Tahun ini, sebenarnya, bukan hanya ganda campuran yang diharapkan mampu menjadi juara. Namun juga di nomor ganda putra melalui pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Namun, langkah unggulan kedua itu sudah terhenti di babak perempat final. (*)

Jadwal final Denmark Super Series Premier 2014
Tunggal putra: Chen Long (Tiongkok x2) v Son Wan-ho (Korsel x7)

Tunggal putri: Li Xuerui (Tiongkok x1) v Wang Yihan (Tiongkok x3)

Ganda putra: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel x1) v Fu Haifeng/Zhang Nan (Tiongkok)

Ganda putri:Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x3) v Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok x8)

Ganda Campuran: Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok x3) v Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x4)

X=unggulan

Ulangi Final Singapura Super Series


SATU tiket babak final nomor ganda campuran Denmark Super Series Premier 2014 menjadi milik Indonesia. Dua pasangan merah putih, Tontowi Ahmad/Liliyaa Natsir dan Riky Widianto/Richi Puspita Dili, saling adu kuat dalam babak semifinal turnamen berhadiah total  USD 600 ribu tersebut.
 Dalam babak perempat final yang dilaksanakan di Odense pada Jumat waktu setempat, kedua pasangan mengalahkan lawan-lawannya. Tontowi/Liliyana, yang diunggulkan di posisi keempat, dipaksa memeras keringat selama tiga game 21-15, 16-21, 21-18 untuk menyingkirkan pasangan tuan rumah Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter Juhl.
 Ini menjadi kemenangan keempat Tontowi/Liliyana atas Mads/Kamilla.Tiga kemenangan sebelumnya diukir di Denmark Super Series Premier 2012, Indonesia Super Series Premier 2013, dan India Super Series 2014.
 Sementara, Riky/Richi menembus empat besar berkat kemenangan atas pasangan Denmark lainnya yang diunggulkan kedua Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen juga dengan rubber game 21-19, 14-21, 21-19.  Pertemuan ini merupakan yang pertama bagi kedua pasangan.
 Pertemuan Tontowi/Liliyana dengan Riky/Richi di babak semifinal bakal menjadi pertarungan kedua. Pertemuan pertama terjadi di final Singapura Super Series 2014. Hasilnya, Tontowi/Liliyana menang straight game 15-21, 20-22.
 Semifinal nomor ganda campuran lainnya juga mempertemukan sesama pasangan satu negara.Unggulan ketiga asal Tiongkok Xu Chen/Ma Jin akan dijajal Liu Cheng/Bao Yixin. (*)

Hendra/Ahsan Punya Musuh Baru


GAYA permainan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mulai diketahui lawan. Buktinya, sekarang bukan hanya Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong asal Korea Selatan yang bisa mengalahkan mereka.
 Ada pasangan Fu Haifeng/Zhang Nan yang menjungkalkan juara dunia 2013 tersebut. Ganda Tiongkok tersebut menang rubber game 17-21, 21-19, 21-11 pada pertandingan perempat final Denmark Super Series Premier 2014 yang berlangsung di Odensen pada Jumat waktu setempat.
 Kemenangan ini membuat Fu/Zhang membalas kekalahan di All England Super Series 2014. Pada Maret lalu, mereka menyerah straight  game 21-23, 20-22.
 Sementara, bagi Hendra/Ahsan, pil pahit ini menambah panjang kegagalan menjadi juara di turnamen kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Sejak All England Super Series Premier, mereka tak pernah lagi naik ke podium terhormat.
 Memang, pada 28 September lalu, dalam ajang Asian Games Hendra/Ahsan mampu meraih emas. Hanya, event tersebut tak masuk dalam kalender BWF.
 Pasangan Fu/Zhang merupakan ganda bentukan tahun ini setelah mentoknya penampilan ganda senior Fu/Cai Yun. Sebenarnya, selama ini, Zhang lebih dikenal di nomor ganda campuran.
 Di semifinal, Fu/Zhang, yang berstatus unggulan, akan menantang pasangan Korea Selatan Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel yang di perempat final mengalahkan pasangan Tiongkok lainnya, Liu Xiaolong/Qiu Zihan dalam pertarungan tiga game 14-21, 24-22, 21-10. Dalam turnamen berhadiah total USD 600 ribu tersebut, Sung-hyun/Bael-choel menempati unggulan ketujuh.
 Semifinal lain di nomor ganda putra ini mempertemukan Yong-dae/Yeon-seong dengan pasangan tuan rumah Mathias Boe/Carsten Mogensen. (*)

Cukup Lambungkan 89 Peringkat


IHSAN Maulana Mustofa baru saja menembus final tunggal putra Belanda Grand Prix 2014. Sayang, di final, dia harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis India Ajay Jayaram dalam pertarungan yang ketat 11-10, 6-11, 7-11, 11-1, 9-11.
 Namun, itu sudah lebih dari cukup untuk mendongkrak rankingnya. Usai dari Almere, host Belanda Grand Prix 2013, ranking Ihsan pun melonjak 89 setrip.
 Dari rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per Kamis (16/10), pebulu tangkis yang tahun ini menembus Tim Piala Thomas Indonesia tersebut ada di posisi 179. Memang, ini bukan menjadi peringkat terbaik Ihsan.
 Pada 20 Maret 2014, dia pernah duduk di ranking167. Capaian Ihsan pekan ini lebih bagus dibandingkan rekannya sendiri sesama pebulu tangkis muda di Pelatnas Cipayung Jonatan Christie.  Juara Indonesia Challenge 2013 itu hanya ada di posisi 176.
 Sementara, bagi pasangan juara Riky Widianto/Richi Puspita Dili, poin dari Negeri Kincir Angin, julukan Belanda, melambungkannya empat setrip ke posisi 13.  Ini diharapkan bisa mengembalikan mereka bisa kembali masuk 10 besar seperti yang pernah dicapai keduanya.
 Jalan ini terbentang. Apalagi, Riky/Richi masih bertahan hingga babak perempat final turnamen bergengsi, Denmark Super Series Premier 2014. Di babak kedua yang dilaksanakan di Odense pada Kamis waktu setempat (16/10), mereka menang 22-20, 24-22 atas ganda Tiongkok Yuchen Liu/Luo Yu. (*)

Kalahkan Tiongkok, Ketemu Pasangan Tiongkok Lagi


PASANGAN Hendra Setiawan/Mohammmad Ahsan menempati unggulan kedua di nomor ganda putra Denmark Super Series Premier 2014. Langkahnya pun kini sudah menembus babak perempat final.
 Di babak kedua, mantan peringkat satu dunia itu menghentikan langkah Cai Yun/Lu Kai asal Tiongkok dengan 24-22, 21-13 di Odense pada Kamis waktu setempat (16/10). Pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, lainnya, Fu Haifeng/Zhang Nan siap menghadang.
 Mereka berhadapan dengan Hendra/Ahsan setelah menang 21-16,15-21,21-16 atas unggulan keenam Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin.  Ini akan menjadi pertemuan kedua. Pada pertemuan perdana di All England Super Series Premier 2014, Hendra/Ahsan memetik kemenangan 23-21, 22-20.
 Bekal berharga sudah dikantongi Hendra/Ahsan sebelum berlaga di Denmark Super Series Premier. Mereka meraih emas dalam Asian Games 2014 yang dilaksanakan di Incheon, Korea Selatan. Di final, Hendra/Ahsan melibas pasangan tuan rumah Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong.
 Ganda Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, itu juga berlaga di Denmark Super Series Premier 2014. Bahkan, keduanya diunggulkan di posisi teratas.
 Pasangan merah putih lainnya yang juga melaju ke perempat final adalah Markis Kido/Markus ‘Sinyo’ Fernaldi. Unggulan kedelapan ini menang menang dua game langsung 21-7, 21-18 atas Max Schwenger/Josche Zurwonne asal Jerman.  Untuk bisa melaju ke semifinal, mereka harus bisa menjungkalkan unggulan teratas Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong. (*)

Lin Dan Out


JAN O Jorgensen selalu menjadi batu ganjalan bagi juara dunia lima kali asal Tiongkok Lin Dan. Sudah dua kali dia menyerah kepada lelaki asal Denmark tersebut.
 Pil pahit itu ditelan suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut di Malaysia Super Series 2012 dan Jepang Super Series 2014. Di Malaysia Super Series, Lin Dan menyerah 21-14, 15-21, 15-21.
 Kemenangan itu menjadi kemenangan perdana Jorgensen setelah kalah dalam lima kali pertemuan sebelumnya.Di Negeri Matahari Terbit, julukan Jepang, Superdan dipermalukan 19-21, 21-13,16-21.
 Kali ini, Lin Dan kembali menyerah kepada Jorgensen di babak kedua  Denmark Super Series Premier 2014. Hanya, peraih dua emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, kalah sebelum turun lapangan. Dari situs turnamen disebutkan bahwa Lin mengalami cedera pergelangan kaki.
 Ini membuat Lin Dan gagal menambah koleksi gelarnya selama 2014. Pada tahun ini, dari lima turnamen yang diikuti, dia menjadi juara empat kali yakni di Tiongkok Grand Prix Gold, Kejuaraan Asia, Australia Super Series, dan Taiwan Grand Prix. Satu-satunya kegagalan di Jepang Super Series karena kalah oleh Jorgensen. Cedera ini juga bisa membuat Lin Dan absen dalam Prancis Super Series 2014 yang dilaksanakan di Paris pada pekan depan.
 Sementara, bagi Jorgensen, lolos tanpa memeras keringat ini membuatnya berhadapan dengan Kashyap Parupalli. Pada babak kedua, wakil India ini menumbangkan satu-satunya pebulu tangkis Indonesia yang tersisa di tunggal putra, Dionysius Hayom Rumbaka, dengan rubber game 21-17, 17-21, 22-20.  Dalam turnamen berhadiah total USD 600 ribu itu, Jorgensen diunggulkan di posisi ketiga sedangkan lawannya nonunggulan. (*)

Ketemu Penjegal Langkah Juara

BUKAN pekerjaan mudah untuk bisa mengalahkan Lin Dan. Pebulu tangkis Tiongkok ini pun sampai dijuluki Superdan karena tangguhnya dia.
 Buktinya, lima gelar juara dunia dan dua emas olimpiade nomor tunggal putra sudah dikantongi. Bahkan, Lin Dan juga baru saja menjadi juara di Asian Games 2014 di Inchen, Korea Selatan.
 Dari lima turnamen yang diikuti tahun ini, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang itu hanya sekali gagal yakni di Jepang Super Series. Selebihnya di Tiongkok Grand Prix Gold, Kejuaraan Asia, Australia Super Series, dan Taiwan Grand Prix Gold.
 Pebulu tangkis yang menggagalkannya melakukan sapu bersih gelar adalah Jan O Jorgensen dari Denmark. Lelaki Denmark itu mengalahkannya dalam pertarungan tiga game 19-21, 21-13, 16-21.
 Kemenangan Jorgensen itu juga bukan sebuah kebetulan. Dia pernah menundukkan Lin Dan pada 2012 di Malaysia Super Series.
 Nah, kini, kedua pebulu tangkis itu kembali bertemu di babak kedua Denmark Super Series Premier 2014. Itu setelah keduanya melibas lawan-lawannya di babak pertama.
 Pada babak pertama yang dilaksanakan di Odense pada Rabu waktu setempat (15/10), Lin Dan dipaksa bekerja keras sebelum menundukkan Chou Tien Chen 22-20, 10-21, 21-18. Sementara, Jorgensen, yang diunggulkan di posisi ketiga, menang mudah dua game 21-11, 21-16 atas wakil Jerman Marc Zwiebler.
 Jika mampu mengalahkan Jorgensen, jalan Lin Dan juara bakal lapangan. Apalagi, saingannya, Lee Chong Wei dari Malaysia, absen karena ingin istirahat setelah tampil dalam banyak turnamen. (*)

Hayom Bisa Pecah Telor

DUA kali sudah Dionysius Hayom Rumbaka menelan kekalahan dari Wang Zhengming. Pebulu tangkis Tiongkok tersebut mempermalukan Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, di Makau Grand Prix 2011 dan India Super Series 2012.
 Ironisnya, Wang  mengalahkannya dengan dua game langsung. Saat itu, posisi Hayom pun masih digembleng di Pelatnas Cipayung.
 Wajar saat bertemu kembali di Denmark Super Series Premier 2014, Wang pun lebih diunggulkan memetik kemenangan. Apalagi, posisi Hayom sudah bukan lagi penghuni Pelatnas Cipayung.
 Dia datang ke Odensen, host Denmark Super Series Premier 2014, sebagai wakil klub Djarum Kudus. Ya, sejak Juni 2014, Hayom dikembalikan ke klub asalnya karena dianggap sudah mentok prestasinya.
 Tapi, siapa sangka, pada pertandingan yang dilaksanakan pada Rabu waktu setempat (15/10), Hayom membalikan prediksi. Dia menundukkan Wang, yang juga unggulan keenam, dengan rubber game 17-21, 21-18, 21-19.
 Ini membuat Hayom pun akan menantang Kashyap Parupalli dari India di babak kedua turnamen berhadiah total USD 600 ribu tersebut. Di babak sebelumnya, Kashyap menghentikan Rajiv Ouseph dari Inggris dengan 21-15, 21-18.
 Dari pertemuan yang sudah dilakukan, Hayom menang dua kali di India Grand Prix 2009 dan 2010. Tapi, pada pertemuan terakhir di Piala Sudirman 2013, dia kalah.
 Hayom juga menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang masih tersisa di babak kedua. Mantan rekannya di Pelatnas Cipayung yang juga unggulan kelima, Tommy Sugiarto, sudah angkat koper. Tunggal putra terbaik Indonesia saat ini tersebut menyerah dua game langsung 14-21, 14-21 kepada Tian Houwei.
 Pil pahit itu menjadi kekalahan ketiga Tommy kepada Tian. Dua kekalahan dialami di Vietnam Grand Prix 2010 dan Korea Super Series 2014. Sementara, kemenanangan semata wayang dilakukannya di Indonesia Grand Prix Gold 2012. (*) 

Chong Wei Absen di Denmark dan Prancis

LELAH:Lee Chong Wei (foto:thesundaily)

LEE Chong Wei juga manusia biasa. Buktinya, dia meminta kepada BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) untuk memberiknya istirahat.
 Ini membuat Chong Wei absen dalam dua turnamen bergengsi pada bulan ini, Denmark Super Series Premier yang dilaksanakan 14-19 Oktober di Odensen dan Prancis Super Series di Paris pada 21-16 Oktober. Tahun lalu, bapak satu ini mampu menjadi juara dalam dua turnamen tersebut.
 Resikonya, dengan absen di turnamen super series premier, Chong Wei harus membayar denda yang jumlahnya tak sedikit. Sesuai aturan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), pebulu tangkis 10 besar dunia wajib tampil. Jika absen, dia harus merogoh kocek sebsar USD 5 ribu atau sekitar Rp 50 jutaan.
 Keinginan Chong Wei absen pun mendapat dukungan dari pelatih nasional Malaysia Tey Seu Bok.
‘’Dia lelah dan tidak dalam kondisi terbaik. Bakal sia-sia mengirim dia karena tak akan bisa memberikan kemampuan terbaik,’’ jelas Seu Bok seperti dikutip dari sebuah media Malaysia.
 Harapannya, jika diizinkan istirahat Chong Wei bakal kembali bugar. Hanya, pihaknya belum memutuskan hingga kapan Chong Wei istirahat.
 ‘’Tapi, penting bagi dia untuk istirahat sekarang. Itu akan membantu dia untuk kembali menemukan kegembiraan ketika bermain,’’ ucap Seu Bok.
 Tahun ini, cobaan menerpa Chong Wei. Dia mengalami cedera pada Juni lalu yang membuatnya absen membela Malaysia di Commonwealth Games.
 Pada Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, Agustus lalu, Chong Wei punya kans yang sangat besar untuk menjadi orang Malaysia pertama yang meraih titel dunia.
 Apalagi, rival terberatnya asal Tiongkok Lin Dan absen. Namun, di luar dugaan, rekan senegara Lin Dan, Chen Long, mempermalukannya di babak pemungkas.
Begitu juga dalam Asian Games September ini. Dalam event yang dilaksanakan d Incheon, Korea Selatan, Chong Wei gagal membawa Malaysia meraih emas.
 Di nomor beregu, dia kalah oleh Chen Long lagi. Ini membuat Malaysia tehenti langkahnya di semifinal. Sementara di nomor perorangan, Lin Dan menjinakannya di babak semifinal nomor perorangan.
 Bisa jadi, usai istirahat, Chong Wei akan berlaga dalam Tiongkok Super Series Premier dan Hongkong Super Series bulan depan. Absen di Denmark dan Prancis juga akan memberikan dampak dalam ranking dunia. Diperkirakan, posisi teratas yang sudah didudukinya selama lima tahun akan berpindah tangan.(*)

Untung Ada Riky/Richi

SELAMATKAN MUKA: Riky Widianto dan Richi Dili 

INDONESIA akhirnya hanya mampu meraih satu gelar dari Belanda Grand Prix 2014. Posisi terhormat itu disumbangkan pasangan ganda campuran Riky Widianto/Richi Dili Puspita.
 Dalam final yang dilaksanakan di Almere, unggulan kedua tersebut menghentikan ambisi pasangan tuan rumah Jorrit De Ruiter/Samantha Barning dalam pertarungan ketat selama 57 menit dengan 11-10, 10-11, 9-11, 11-8,11-1.
 Ini menjadi gelar kedua bagi Riky/Richi di 2014. Sebelumnya, pasanga yang kini duduk di posisi ke-17 dunia tersebut naik ke podium terhormat dalam Indonesia Grand Prix Gold di Palembang, Sumatera Selatan. Saat itu, dalam babak final, mereka mengalahkan Muhammad Rijal/Vita Marissa dengan 21-18, 21-19.Sayang, kemenangan Riky/Richi di final Belanda Grand Prix ini gagal diikuti di tiga nomor lain.
 Di tunggal putra, kejutan Ihsan Maulana Mustofa dihentikan Ajay Jayaram. Unggulan ke-13 asal India itu menang 10-11, 11-6, 11-7, 1-11, 11-9.
 Begitu juga di ganda putri. Ganda senior yang pernah digembleng Pelatnas Cipayung dan kini kembali ke klub asalnya, Djarum Kudus, Shendy Puspa Irawati/Vita Marissa menyerah kepada unggulan teratas Eefje Muskens/Selena Piek dari Belanda dalam pertarungan empat game 8-11, 11-4, 9-11, 10-11.
 Kemudian di ganda putra, pasangan asal Djarum Kudus Fran Kurniawan/Agripinna Prima Rahmanto takluk 11-5,10-11, 10-11, 7-11 kepada Baptiste Careme/Ronan Labar.
 Hasil satu gelar ini mengulang tahun lalu. Pada 2013, Indonesia juga membawa pulang satu posisi terhormat melalui Ade Yusuf/Wahyu Nayaka dari nomor ganda putra. (*)

Langsung Juara di Klub Baru

HENGKANG: Febby Angguni (kanan) di podium

NAMA Febby Angguni terukir sebagai juara tunggal putri dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) 2014 Seri Banten.  Sebenarnya, hal itu wajar.
 Alasannya, Feby menjadi unggulan teratas. Ini disebabkan ranking dunia yang dimiliki, 182,  masih yang tertinggi di antara semua peserta. Lawan yang dikalahkannya, Ana Rovita dari Djarum Kudus, dengan 21-15. 21-13 masih di bawah kemampuannya.
 Namun, ada hal yang menarik dengan penampilan Febby di Sirnas Banten. Di belakang kaosnya bukan lagi tertulis nama Djarum Kudus. Sejak 2004, perempuan berusia 23 tahun tersebut sudah berkostum klub yang disponsori perusahaan rokok tersebut. Kini, di depan kaosnya tertulis nama Tjakrindo Masters Surabaya.
 ‘’Ini kali pertama Febby tampil membela Tjakrindo dan langsung menjadi juara,’’ terang Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya kepada Smashyes.
 Selain Febby, wakil klub asal Kota Pahlawan, julukan Surabaya, yang menjadi juara di Sirnas Banten adalah Tri Kusharjanto. Hanya gelarnya di nomor ganda campuran itu dilakukannya bukan dengan sesama wakil Tjakrindo Masters.
 Trikus, sapaan karib Tri Kusharjanto, berpasangan dengan Keshya Nurvita Hanadia asal SGS Bandung. Dalam final yang dilaksanakan di Cilegon pada Sabtu WIB (11/10), Trikus/Keshya mengalahkan unggulan teratas Ardiansyah/Devi Tika Permatasari (Berkat Abadi Banjarmasin/SGS Bandung) dengan 21-19, 24-22. (*)

Hasil Nomor Dewasa
Tunggal putra: Alamsyah Yunus (JR Enkei Jakarta) v Reksy Aureza (Djarum Kudus) 21-18, 21-9

Tunggal putri: Febby Angguni (Tjakrindo Masters Surabaya) v Ana Rovita (Djarum Kudus) 21-15, 21-13

Ganda  putri:Devi Tika/Keshya Nurvita (SGS Bandung) v Dian Fitriani/Nadia Melati (Pertamina) 21-15, 11-21, 22-20

Ganda putra: Alfiat Yuris Wirawan/Wifqi Windarto (Djarum Kudus) v Aryanto Haryadi Putro/Rio Willianto (JE Enkei) 21-15, 21-8

Ganda campuran: Tri Kusharjanto/Keshya Nurvita (Tjakrindo Masters Surabaya/SGS Bandung) v Ardiansyah/Devi Tika (Berkat Abadi Banjarmasin/SGS Bandung) 21-19, 24-22

Hanya Tunggal Putri tanpa Wakil

BERJAYA: Zhang Beiwen dengan kaos AS

HARAPAN bisa menyapu bersih semua gelar dalam Belanda Grand Prix 2014 kandas. Ini seiring kekalahan Maria Febe Kusumastuti oleh unggulan teratas Zhang Beiwen dari Amerika Serikat dengan 5-11, 4-11, 11-6, 9-11 pada babak semifinal tunggal putri di Almere pada Sabtu waktu setempat (11/10). Dibandingkan empat nomor lainya, hanya nomor tunggal putri, Indonesia menempatkan satu wakil.
 Sementara, di nomor lainnya, merah putih sukses menembus babak pemungkas. Di nomor tunggal putra misalnya.
 Satu tempat sudah menjadi milik Indonesia karena dua wakilnya, Ihsan Maulana Mustofa,  yang di semifinal menundukkan  seniornya, Andre Kurniawan Tedjono, dengan 11-10, 11-9, 11-7.
Kemudian, di ganda putra, merah putih meloloskan Fran Kurniawan/Agripinna Prima Rahmato yang menang 5-11, 11-8, 11-9, 10-11, 11-8 atas unggulan kelima Ruud Bosch/Tien Tzu Chieh di empat besar. Di babak pemungkas, Fran/Agripinna akan menantang pasangan tuan rumah Baptise Careme/Ronan Labar yang melibas Philip Joper/Ronel Estanislao (Filipina) 11-9, 8-11,11-4, 11-3.
 Di ganda putri, keinginan menciptakan all Indonesian finals kandas. Langkah Vita Marissa/Shendy Puspa Irawati gagal diikuti Della Destiara Haris/Gebby Ristiyani Imawan, yang dikalahkan unggulan teratas Eefje Muskens/Selena Piek 9-11, 7-11, 8-11. Padahal, sebelumnya, Vita/Shendy melibas Chan Tsz Ka/Tse Ying Suet (Taiwan) 11-10, 10-11, 11-5, 5-11, 11-8.
 Di nomor ganda putra, satu slot final ganda campuran sudah pasti menjadi milik Indonesia. Ini dikarenakan dua pasangan Pelatnas Cipayung, Riky Widianto/Richi Dili Puspita dan Edi Subakhtiar/Gloria Emanuelle Widjaja, saling adu kuat di semifinal.
 Hasilnya, Riky/Richi, yang diunggulkan di posisi kedua, menang 11-5, 11-8,11-5. Di final, mereka mereka dijajal unggulan ketujuh asal Belanda Jorrit De Ruiter/Samantha Barning yang sebelumnya memetik kemenangan 11-8, 11-9, 11-7 atas ganda Rusia Vitalij Durkin/Nina Vislova. (*)

Ihsan Cicipi Atmosfer Final

KANS:Ihsan Maulana Mustofa

KEJUTAN Ihsan Maulana Mustofa berlanjut. Kini, langkahnya sudah mampu menembus babak final tunggal putra dalam Belanda Grand Prix 2014.
 Dalam semifinal yang dilaksanakan di Almere pada Sabtu waktu setempat, Ihsan mampu mengalahkan seniornya, Andre Kurniawan Tedjono, dengan 11-10, 11-9, 11-7.  Ini menjadi kemenangan keduanya atas mantan pebulu tangkis penghuni Pelatnas Cipayung itu. Kemenangan perdana diukirnya pada Indonesia Challenge 2011.
  Namun, untuk bisa menjadi juara juga bukan hal yang mudah bagi Ihsan. Dia akan menghadapi wakil India Ajay Jayaram yang di babak semifinal menumbangkan unggulan teratas Rajiv Ouseph dari Inggris 11-8, 11-7, 11-5.
 Ini akan menjadi pertemuan perdana bagi Ihsan dan Ajay. Namun, dari segi peringkat, Ihsan kalah jauh.
 Dari ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional) terbaru, dia di posisi 290. Sementara, Ajay di ranking 66.
 Capaian menembus final di level grand prix juga menjadi capaian terbaik Ihsan. Dalam dua turamen terakhir yang diikuti, Indonesia Challenge dan Taiwan Grand Prix, dia tumbang di babak kedua.
 Nama Ihsan sempat mencuat ketika mampu mengalahkan pebulu tangkis senior Sony Dwi Kuncoro dalam simulasi Piala Thomas yang dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah. Kemenangan ini membuatnya menjadi tunggal keempat di ajang beregu putra tersebut.
 Ihsan juga masuk dalam skuad Asian Games 2014. Sayang, dalam dua ajang itu, dia tak banyak memberikan konstribusi. (*)

Febe Tantang Unggulan Teratas

Maria Febe

BANYAK yang terpental dari Pelatnas Cipayung malah bersinar. Simon Santoso di nomor tunggal putra misalnya.
 Dia mampu menjadi juara di turnamen bergengsi Singapura Super Series 2014. Imbasnya, Simon pun kembali dipanggil ke pelatnas.
 Dionysius Hayom Rumbaka juga. Sering gagal di berbagai turnamen, lelaki yang akrab disapa Hayom itu naik ke podium terhormat pada Vietnam Grand Prix 2014. Itu dilakukan ketika dia sudah tak berada di pelatnas.
 Kini, kesempatan itu pun ada di depan mata Maria Febe Kusumasuti. Dia mampu melaju ke babak semifinal Belanda Grand Prix 2014.
 Padaha, Febe, sapaan karib Maria Febe Kusumastuti, nyaris selalu tumbang di babak-babal awal dalam berbagai turnamen yang diikuti. Ironisnya, itu terjadi ketika dirinya digembleng di Cipayung.
 Imbasnya, Febe pun dikembalikan ke klub asalnya, Djarum. Namun, beberapa bulan di klub, kemampuan terbaiknya seolah kembali.
 Di semifinal Belanda Grand Prix 2014, Febe akan menantang unggulan teratas Zhang Beiwen asal Amerika Serikat. Pada babak sebelumnya, Febe menumbangkan unggulan ketiga Karin Schnaase dengan 5-11, 5-11, 11-10, 11-7, 11-6. Sementara, Zhang menghentikan ambisi wakil Indonesia Hana Ramadhini 11-8, 11-8, 11-10.
 Ini akan menjadi pertemuan perdana Febe dengan Zhang. Hanya, dari sisi ranking dunia, perempuan asal Boyolali, Jawa Tengah, itu kalah. Saat ini, Febe di posisi 38 sementara lawannya 21 setrip lebih bagus.
 Semifinal tunggal putri lainnya mempertemukan Pai Yu Po asal Taiwan dengan Fontaine Mica Chapman (Inggris). (*)

Absen Lagi, Absen Lagi


KEINGINAN menyaksikan Simon Santoso kembali turun ke lapangan sirna. Padahal, namanya sempat terdaftar sebagai peserta dalam Denmark Super Series Premier 2014.
 Bahkan, kans menembus babak kedua turnamen berhadiah total USD 600 ribu itu pun terbuka lebar. Dari undian yang sudah dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Simon bakal berhadapan dengan wakil Malaysia Chong Wei Feng.
 Dari dua kali pertemuan, dia selalu memetik kemenangan. Yakni di Denmark Super Series Premier 2012 dan Korea Super Series 2009.
 Sayang, kondisi yang belum pulih membuat Simon kembali tak bisa membela Indonesia. Ini membuat pebulu tangkis yang pernah terpental dari Pelatnas Cipayung tersebut absen sejak Juli lalu.
 Sebenarnya, pada Kejuaraan Dunia 2014 yang juga dilaksanakan di Denmark, Simon juga harus turun. Tapi, menjelang berangkat, dia terkena demam berdarah.
 Tahun ini, Simon sudah mengoleksi satu gelar. Ini diraihnya di level bergengsi super series di Singapura. Lawan yang dikalahkannya pun tak tanggung-tanggung, tunggal putra nomor satu dunia, Lee Chong Wei.
 Dengan absennya Simon, di Denmark Super Series Premier 2014, pada nomor tunggal putra, Indonesia diwakili Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka. (*)

Wakil Indonesia di Babak Utama Denmark Super Series Premier 2014
Tunggal putra: Tommy Sugiarto (x5), Dionysius Hayom Rumbaka

Tunggal putri:-

Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (x2), Markis Kido/Markus Fernaldi (x8), Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan

Ganda putri: Shendy Puspa Irawati/Vita Marissa , Pia Zebadiah/Rizki Amelia

Ganda campuran: Praveen Jordan/Debby Susanto, Markis Kido/Pia Zebadiah,Muhammad Rijal/Vita Marissa, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Riki Widianto/Richi Dili Puspita