WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Kans Andre Raih Gelar Pertama

LAWAN:Dmytro Zavadsky (foto:badmintonfotos.de)

LANGKAH ANdre Kurniawan Tedjono di Orleans Challenge 2015 sudah di final. Tiket itu di tangannya setelah mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu menang tiga game (rubber game) 21-12, 13-21, 21-11 atas Ville Lang dari Finlandia dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Orleans, Prancis,Sabtu waktu setempat (28/3/2015).

Hasil ini menjadi kemenangan keempat Andre, yang kini berperingkat 41, dalam empat kali pertemuan dengan pebulu tangkis beeposisi 59 dunia tersebut. Menariknya, kemenangan tiga game tersebut menjadikan dia belum pernah menang dua game langsung atas lawan-lawannya di turnamen yang sebelumnya bernama Prancis Challenge tersebut.

Di perempat final, Andre tampil tiga game 18-21, 21-18, 21-11 sebelum memaksa Flemming Quach dari Denmark menyerah.  Meski menempati unggulan teratas dalam turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut, namun Andre selalu dipaksa bekerja keras.

Di babak pertama, melawan pebulu tangkis dari kualifikasi Niluka Karunaratne (Sri Lanka), dia unggul 21-14, 14-21, 21-14. Di babak kedua, Andre unggul 19-21, 21-14, 21-16 atas Patrick Kaemnitz asal Jerman yang juga lolos dari kualifikasi.

''Iya. Saya sudah final,'' tulis Andre dalam pesan singkatnya.

Hanya, untuk menjadi juara bukan hal yang mudah bagi pebulu tangkis yang pernah duduk di posisi 18 dunia tersebut.l Di babak pemungkas, Andre sudah ditunggu Dmytro Zavadsky.Di semifinal dia melibas Christian Lind Thomsen dari Denmark 21-17, 21-18.

Lelaki asal Ukranina berperingkat 78 dunia tersebut pernah mempermalukannya di babak kualifikasi Prancis Super Series 2014. Saat itu, Andre takluk 21-17, 21-23, 10-21.

Lolos ke final merupakan capaian yang lebih bagus dibandingkan tahun lalu. Pada 2014, Andre sudah terjegal di perempat final oleh Brice Leverdez dari Prancis.

Selama 2015, Andre belum pernah menggondol juara. Dia lebih banyak tumbang di babak-babak awal. (*)

Gagal Loloskan Wakil ke Final

MENYERAH:Praveen Jordan/Debby Susanto (foto;PBSI)

GELAR juara dari India Super Series 2015 dipastikan melayang. Tak ada satu pun wakil Indonesia yang mampu menembus final kejuaraan berhadiah total USD 250 ribu tersebut.

Dua wakil di ganda campuran, pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto dan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja, dan Tommy Sugiarto di tunggal putra menyerah kepada lawan-lawannya di babak semifinal yang dilaksanakan di New Delhi pada Sabtu waktu setempat (28/3/2015).

Praveen/Debby, yang diunggulkan ketujuh, takluk dengan dua game 16-21, 14-21 kepada unggulan teratas Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dari Denmark. Ini membuat pasangan didikan Pelatnas Cipayung tersebut belum pernah dalam lima kali pertemuan. Empat pil pahit ditelan Praveen/Debby di Malaysia Super Series 2014, Indonesia Super Series Premier 2014, Kejuaraan Dunia 2014, dan Malaysia Grand Prix Gold 2015.

Sedangkan Edi/Gloria menyerah kepada unggulan kedua Liu Cheng/Bao Yixin juga dengan dua game 13-21, 10-21.Pertemuan di India ini merupakan kali pertama bagi kedua pasangan.

Hanya, dari ranking, Edi/Gloria kalah. Mereka ada di posisi 24 dunia sedangkan lawannya di posisi kelima.

Kekalahan juga dialami Tommy Sugiarto. Dia gagal melanjutkan pertandingan di game kedua saat tertinggal 11-17. Namun, di game pertama, Tommy sudah unggul 22-24.

Sebenarnya, Tommy lebih diunggulkan memetik kemenangan. Ini dikarenakan di perempat final, dia menjungkalkan salah satu kandidat kuat juara asal Tiongkok Lin Dan.

Kegagalan menjadi juara di India Super Series ini mengulangi hasil buruk tahun lalu. Pada 2013, Indonesia mampu membawa pulang posisi terhormat dari nomor ganda campuran melalui Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Mereka juga juara dalam dua edisi sebelumnya. (*)

Pertemuan Perdana Juara Dunia

TERJAL:Carolina Marin (foto:badmintonphoto)

DUA tahun terakhir, gelar juara dunia tunggal putri sudah bukan menjadi milik Tiongkok. Pada 2014, Carolina Marin dari Spanyol naik ke podium terhormat saat Kejuaraan Dunia dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark.

Setahun sebelumnya di Guangzhou, Tiongkok, Ratchanok Intanon dari Thailand mengejutkan dunia dengan menjadi pemenang. Menariknya, kemenangan Marin dam Ratchanok dipetik atas lawan yang sama dan menempati unggulan teratas Li Xuerui dari Tiongkok.

Keduanya sudah tiga kali bertemu. Hasilnya, Ratchanok selalu memetik kemenangan yakni di Denmark Super Series 2011,Kejuaraan Dunia 2013, dan Korea Super Series 2014.

Hanya, kekalahan itu ditelan Marin sebelum dia menjadi juara dunia. Nah, kini, dia punya kans untuk membalas kekalahan tersebut.

Marin akan bersua dengan Ratchanok dalam semifinal India Super Series 2015. Itu setelah kedua mampu memetik kemenangan atas lawan-lawannya dalam babak perempat final yang dilaksanakan di New Delhi pada kamis waktu setempat (27/3/2015).

Marin, yang diungggulkan di posisi kedua, dipaksa bertarung tiga game 21-15, 17-21, 21-15 sebelum menyingkirkan wakil Jepang Nozomi Okuhara. kemenangan ini membalas pil pahit yang ditelan Marin di Hongkong Super Series 2014. Saat itu, gadis 22 tahun tersebut menyerah 13-21, 9-21.

Sedangkan Ratchanok, yang diunggulkan di posisi ketiga, lebih mudah menembus semifinal. Dia unggul dua game langsung 21-14, 21-8 atas Yao Xue dari Tiongkok.

Ini mengulangi dua kali kemenangan yang diraihnya pada Indonesia Grand Prix Gold 2010 dan Thailand Grand Prix 2012. (*)

Akhirnya, Tommy Bisa Kalahkan Lin Dan


YESS:Kegembiraan Tommy usai kalahkan Lin Dan

BERADA di luar Pelatnas Cipayung sudah menjadi pilihan Tommy Sugiarto. Dulu, itu pernah dilakukannya.

Hasilnya, penampilannya pun menjadi moncer. Sehingga, Tommy pun kembali mendapat panggilan masuk pelatnas.

Tapi, di tempat yang menjadi kawah candradimuka pebulu tangkis Indonesia itu, penampilan Tommy malah redup. Hingga akhirnya di awal 2015 ini, putra salah satu lagenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, itu pun kembali memilih berada di luar cipayung.

Harapannya, Tommy ingin mengembalikan prestasinya yang pernah duduk di posisi ketiga dunia atau malah lebih. Tanda-tanda itu pun mulai terlihat dalam India Super Series 2015.

Kejutan besar mampu dilakukannya. Tommy mampu menjungkalkan pebulu tangkis tangguh Lin Dan asal Tiongkok. Juara dunia lima kali  yang jadi unggulan ketiga di India Super Series 2015 itu dipermalukannya dengan 21-17,15-21, 21-17 dalam pertandingan perempat final yang dilaksanakan di New Delhi pada Jumat waktu setempat (27/3/2015).

Hasil ini menjadi kemenangan perdana Tommy atas Lin Dan. Sebelumnya, dia tak pernah menang atas Super Dan, julukan Lin Dan, dalam tiga kali pertemuan yakni di Jerman Open 2007 dan 2012 serta Korea Open 2011.

Di babak semifinal India Super Series 2015, Tommy akan menantang Viktor Axelsen. Tunggal putra andalan Denmark tersebut mengentikan pembunuh raksasa HS Pranoy dari India dengan 16-21, 21-9, 21-18. Di babak pertama, Pranoy menggulingkan unggulan teratas Jan O Jorgensen yang juga dari Denmark.

Tommy sudah empat kali bersua dengan Axelsen. Hasilnya, dia dua kali menang dan dua kali kalah.

Hanya, dalam pertemuan terakhir di Indonesia Super Series Premier 2014, Tommy kalah. Padahal, saat itu, dia menduduki unggulan kelima.

Semifinal tunggal putra India Super Series 2015 lainnya akan mempertemukan Song Xue dari Tiongkok melawan jagoan tuan rumah Kinambi Srikanth. (*)

Edi/Gloria Lebih Punya Peluang


GANDA campuran Indonesia masih menyimpan asa di India Super Series 2015. Dua wakil merah putih, Praveen Jordan/Debby Susanto dan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja,  masih bertahan hingga turnamen berhadiah total USD 250 ribu tersebut sudah sampai perempat final.

Dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi, Kamis waktu setempat (26/3/2015), Praveen/Debby tak mengalami kesulitan saat menundukkan Chan Alan/Tse Ying Suet dengan dua game langsung 21-11, 21-16. Sedangkan Edi/Gloria dipaksa bertarung tiga game sebelum melibas Tan Aik Quan/Lai Pei Jing dari Malaysia dengan 21-19, 14-21, 21-15.

Di antara kedua pasangan, Edi/Gloria punya kans besar untuk menembus semifinal. Di perempat final yang digelar Jumat waktu setempat (27/3/2015), pasangan muda Pelatnas Cipayung tersebut menjajal Chayut Triyachart/Shinta Mulia Sari dari Singapura, yang di babak sebelumnya menang 21-13,11-21, 21-15 dari Kim Duck-young/Won Yoo-hae.

Berdasar ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru, posisi Edi/Gloria jauh lebih unggul.Pasangan merah putih ada di posisi 24 sedangkan ganda negeri jiran di ranking 101.

Beda dengan Praveen/Debby. Pasangan unggulan ketujuh ini akan ketemu ganda Tiongkok Lu Kai/Huang Yaqiong, yang diunggulkan di posisi keempat. Ganda Negeri Panda, julukan Tiongkok, pernah mengubur ambisi pasangan Pelatnas Cipayung tersebut di final Malaysia Grand Prix Gold 2014.

Tahun lalu, gelar juara nomor ganda campuran jatuh ke tangan pasangan Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Tiga tahun sebelumnya (2011, 2012, dan 2013), nomor ini dikuasai ganda Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (*)

Hana Tentukan Posisi Saina

LANGKAH terjauh dilalui Hana Ramadhani. Dia mampu menjejakkan kakinya hingga babak perempat final dalam turnamen level super series, India Open 2015.

Ini dicapai usai menjungkalkan unggulan kedelapan asal Taiwan Pai Yu Po dengan tiga game 21-18, 16-21, 21-15. Kemenangan ini membalas pil pahit yang ditelan Hana dalam Malaysia Challenge 2013. Saat itu, dia menyerah 21-15, 12-21, 7-21.

Secara ranking, Hana memang kalah jauh. Dari rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru (26/3/2015), dia ada di posisi 77. Sedangkan Yu Po di ranking 30.

Namun, itu tak membuat Hana minder. Sebaliknya, dia mampu mempermalukan Yu Po.

Namun, untuk bisa menembus babak semifinal bukan hal yang mudah baginya. Hana akan menantang unggulan teratas sekaligus pujaan tuan rumah Saina Nehwal.

Melawan Hana, Saina punya semangat lebih. Jika dia mampu menang, posisi ranking satu duni akan ditempatinya. Poinnya sampai babak semifinal sudah cukup untuk mendepak Li Xuerui dari Tiongkok, yang absen di India Super Series 2015. (*)

Kali Pertama Tembus 100 Besar

TURNAMEN Vietnam Challenge 2015 memberikan perubahan yang signifikan bagi Firman Abdul Kholiq.  Dengan gelar juara tunggal putra yang diraih, pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut kini posisinya menembus 100 besar.

Dari rilis yang keluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Kamis (26/3/2015), lelaki 18 tahun tersebut berada di ranking 93 dunia. Sebelum turun di Vietnam Challenge, Firman masih terjebak di posisi 129 dunia.

Kemenangan di Hanoi, host Vietnam Challenge 2015, membuat Firman membawa pulang poin 4000. Sehingga, total, pebulu tangkis didikan Mutiara Bandung tersebut mengoleksi poin 18.610.

Dalam final yang dilaksanakan pada Minggu (22/3/2015), Firman menundukkan unggulan ketiga asal Thailand Khosit Phetpradab dengan rubber game 20-22, 21-14, 21-18.

Berada  di posisi 93 juga menjadi capaian terbaik Firman. Apalagi, dari sisi usia, dia masih bisa turun di level junior.

Tahun lalu, Firman membuat mata insan bulu tangkis terbelakak. Dia mampu menjadi juara di Indonesia Junior Challenge di Surabaya. Sepekan kemudian, dia menembus babak final turnamen senior Indonesia Grand Prix Gold. Padahal, turnamen di Palembang, Sumatera Selatan, tersebut merupakan turnamen perdananya di ajang senior. (*)\

Ranking Pebulu Tangkis Indonesia di 100 besar (Rilis 26/3/2015)

10.Tommy Sugiarto

21.Dionysius Hayom Rumbaka

37.Simon Santoso

41. Andre Kurniawan Tedjono

65. Jonatan Christie

92. Ihsan Maulana Mustofa

93. Firman Abdul Kholiq

Ini Bukan Ratchanok yang Dulu


TIKET babak II nomor tunggal putri India Super Series 2015 sudah di tangan Andriyanti Firdasari. Mantan tunggal terbaik Indonesia tersebut mampu mengalahkan mengalahkan wakil tuan rumah Shruti Mundada dengan dua game langsung 21-9, 26-24 dalam pertandingan babak I yang dilaksanakan di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi, pada Rabu waktu setempat (25/3).

Namun, tugas berat sudah menghadang Firda, sapaan karib Andriyanti Firdasari. Dia akan bertemu dengan juara dunia 2013 Ratchanok Intanon dari Thailand. Pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, sebelumnya tak mengalami kesulitan saat melibas Saili Rane yang juga berasal dari India dengan 21-9, 21-11.

Dari sisi peringkat, pebulu tangkis merah putih ini kalah jauh. Saat ini, Firda ada di posisi 32. Sedangkan Ratchanok ada ranking 8 dunia.  Selain itu, sekarang Ratchanok juga masuk dalam jajaran tunggal putri terbaik dunia.

Tapi, jika menengok ke belakang. Firda merupakan lawan yang menakutkan bagi Ratchanok.

Dia tak pernah dalam tiga kali pertemuan. Itu terjadi di kualifikasi Piala Uber 2010 dan 2012 serta Hongkong Super Series 2012.

Ketika itu, Ratchanok masih sangat muda dan Firda tengah berada di puncak penampilan. Hanya, kali ini, Ratchanok diperkirakan akan menang mudah atas mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut.

Lawan berat di babak II juga akan dilakoni wakil Indonesia yang lain, Hana Ramadhini. Dia akan bersua dengan unggulan kedelapan asal Taiwan Pai Yu Po.

Di laga perdana, Hana menghentikan perlawanan Jeanine Cicognini dari Italia dengan 14-21, 21-14, 21-19. Sementara, Yu Po juga bertarung tiga game 17-21, 21-7, 21-18 atas Sabrina Jaquet (Swiss).

Bagi Hana, Yu Po bukan lawan yang asing. Dia pernah bertemu dan kalah di Malaysia Challenge 2013.

Dalam India Super Series 2015, Firda dan Hana menjadi wakil Indonesia. Andalan tuan rumah Saina Nehwal menjadi kandidat utama menjadi juara. (*)

Indonesia Challenge Back To Home

FINAL:Lee Hyun-il (kiri) dan Jonatan Christie (foto;PBSI)

DUA event bulu tangkis internasional digelar di Jawa Timur. Kali ini, Indonesia Challenge 2015 akan dilaksanakan di provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut.

''Indonesia Challenge 2015 akan dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada 1-6 September. Ini sudah pasti,'' kata Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya.

Ini, tambah dia, membuktikan kepercayaan yang tinggi PP PBSI dan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) dengan Jatim. Sebelumnya, turnamen dengan kasta yang lebih tinggi, Indonesia Grand Prix Gold, juga dilaksanakan di Jawa Timur, tepatnya di Kota Malang, pada Desember mendatang.

Hanya, saat ini, di kalender BWF, host Indonesia Challenge belum tertulis Surabaya. Di lama itu masih TBC (to be confirmed atau menunggu konfirmasi). Sementara Indonesia Grand Prix Gold 2015 sudah disebutkan Malang pada 1-6 Desember.

''Nanti saya urusnya agar Surabaya segera ditulis,'' ucap Wijanarko.

Dia juga menambahkan sebuah perusahaan aparel asal Korea Selatan (Korsel) akan menjadi sponsor resmi. Sehingga, tambah dia, nama lengkap turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut menjadi Victor Indonesia Challenge 2015.
Digelarnya Indonesia Challenge di Surabaya membuat kejuaraan tersebut seperti kembali ke rumahnya. Biasanya kejuaraan tersebut dilaksanakan di Kota Pahlawan, julukan Surabaya.

Hanya, ajang itu tahun lalu dilaksanakan di Jakarta. Mantan pebulu tangkis nomor satu dunia di nomor tunggal putra asal Korsel Lee Hyun-il ikut ambil bagian dan menjadi juara. Namun, dua tahun lalu di Surabaya, gelar jatuh ke tangan atlet muda Jonatan Christie. (*)

Temani Anggia/Ni Ketut di Babak Utama

TEMBUS:Gebby/Tiara (foto;PBSI)

INDONESIA menambah wakil di babak utama India Super Series 2015. Ini setelah pasangan ganda putri Gebby Ristiyani Imawan/Tiara Rosalia Nuraidah memetika dua kali kemenangan di babak kualifikasi yang dilaksanakan di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi, pada Selasa waktu setempat (24/3).

Dalam pertandingan pertamanya, pasangan Pelatnas Cipayung tersebut menang mudah 21-7, 21-5 atas wakil tuan rumah Parssa Naqvi/Saruni Sharma. Tiket ke babak bergengsi digenggaman usai menjungkalkan unggulan keempat yang juga dari India Pooja Antil/Vaddepally Pramada juga dengan straight game yang lebih mudah 21-2, 21-7.

Namun, di babak utama yang digeber Rabu (25/3), Gebby/Tiara langsung bertemu lawan berat. Mereka berhadapan dengan unggulan kedelapan asal Malaysia Vivian Kah/Woo Khe Wei.

Kedua pasangan belum pernah bertemu.Namun, dari ranking yang ada, Gebby/Tiara diprediksi bakal dilumat mudah.

Dari ranking terbaru BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru, Gebby/Tiara masih terjerembab di posisi 470. Sementara, pasangan negeri jiran di ranking 16 dunia.

Selain itu, pasangan merah putih sudah dua kali kalah oleh Vivian/Woo. Itu terjadi lima tahun lalu di Taiwan Grand Prix dan India Grand Prix Gold.

Ya, pasangan Gebby/Tiara sebenarnya pasangan lama. Mereka disatukan lagi setelah sempat berpisah.

Malaysia Grand Prix Gold Januari lalu menjadi debut keduanya. Sayang, saat itu, Gebby/Tiara menyerah kepada sesama pasangan Indonesia Komala Dewi/Jenna Gozali.

Sebelumnya, Gebby dikenal saat berpasangan dengan Della Destiara Haris. Sedangkan Tiara digandengkan dengan Suci Rizky Andini.

Di babak utama India Super Series 2015, selain Gebby/Tiara di nomor ganda putri ini Indonesia juga menurunkan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi. (*)

Hujan Bye dalam Babak I

LAWAN SONY: Kai Guo (foto;bwf)
TIONGKOK masih menjadi momok bagi para pebulu tangkis negara lain. Bukan hanya bertanding dengan wakil negeri itu, datang ke Negeri Panda, julukan Tiongkok, pun harus berpikir seribu kali.

Buktinya, dalam turnamen Tiongkok Grand Prix Gold, minim peserta, khususnya di tunggal putra. Di nomor tersebut jumlah partai yang memperoleh bye sangat banyak, yakni 31.

Selain itu, tak adanya laga kualifikasi juga ikut menjadikan banyak peserta yang langsung lolos ke babak kedua dalam turnamen yang diadakan di Changzhou pada 14-19 April tersebut. Di Tiongkok Grand Prix Gold 2015, di nomor tunggal putra akan menggelar partai sebanyak 32 atau harusnya diikuti oleh 64 pebulu tangkis.

Dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 250 ribu tersebut, Indonesia hanya diwakili satu pebulu tangkis yakni Sony Dwi Kuncoro. Arek Suroboyo tersebut juga memperoleh bye di babak pertama.

Namun, lawan berat sudah menunggu Sony di babak kedua. Mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut bersua dengan wakil tuan rumah Guo Kai.

Di atas kertas, bapak dua anak ini akan menang. Alasannya, ranking Sony yang ada di 147 jauh lebih baik dibandingkan lawannya yang ada di posisi 236.

Tahun lalu, gelar juara tunggal putra jatuh ke tangan Lin Dan. Di babak final, lelaki yang sudah mengoleksi dua emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut mengalahkan rekan senegara (kompatriot) Tian Houwei dengan 21-14, 21-19. Sayang, tahun ini, Super Dan, julukan Lin Dan, absen. Dia memilih berlaga di ajang super series dan super series premier.

Dua unggulan teratas menjadi milik wakil tuan rumah, Wang Zhengming di posisi pertama dan Tian Houwei di posisi kedua. (*)

Lin Dan Bisa Gagal Lagi

NIHIL:Lin Dan saat tampil di All England. (foto:china.org)
LIN Dan  mengejar gelar. Dia akan turun dalam India Super Series 2015 yang dilaksanakan di New Delhi pada 24-29 Maret.

Sebelumnya, dalam tahun ini, mantan tunggal putra nomor satu dunia asal Tiongkok tersebut baru turun di All England Super Series Premier 2015. Hasilnya, langkahnya hanya sampai babak final. Dia dihentikan oleh kompatriot (rekan satu negara) Chen Long dengan dua game langsung 13-21, 12-21.

Di India Super Series, Lin Dan diunggulkan di posisi ketiga. Dalam pertandingan perdana, dia bersua dengan wakil Taiwan Tzu Wei Wang.Kedua pebulu tangkis belum pernah bertemu.

Hanya, melihat posisi keduanya, Lin Dan tentu lebih diunggulkan. Kini, lawannya hanya berperingkat 40 dunia.

Jika menang, suami mantan pebulu tangkis putri nomor satu dunia Xie Xingfang tersebut sudah ditunggu pemenang duel Hu Yun (Tiongkok) melawan Ajay Jayaram (India).

Melawan Hu Yun, Lin Dan punya bekal bagus. Dia selalu menang dalam tujuh kali pertemuan. Sementara dengan Ajay, dia pernah sekali bertemu dan menang 21-18, 21-15 saat di All England 2012.

Selain itu, kans juara Lin Dan juga cukup berat untuk naik ke podium terhormat. Dua unggulan teratas, Jan O Jorgensen asal Denmark sebagai unggulan teratas dan unggulan kedua K. Srikanth asal India, pernah mengalahkannya.
Super Dan, julukan Lin Dan, dipermalukan Jorgensen.

Di Jepang Super Series 2014, Lin Dan menyerah 19-21, 21-13, 16-21 di perempat final. Namun, dia mampu membalasnya di Tiongkok Super Series Premier juga dengan rubber game 19-21, 21-18, 21-15. Sementara dengan Srikanth, kali terakhir bertemu di kandangnya sendiri, Tiongkok Super Series Premier 2014, juara dunia lima kali tersebut tumbang 19-21, 17-21.  

Di India Super Series Premier, di nomor tunggal putra, Indonesia hanya diwakili Tommy Sugiarto. Dengan penampilannya yang tengah menurun, susah baginya untuk bisa menjadi juara. (*)

Tiga Gelar dari Vietnam

KUAT:Anggia/Ketut, Firman, dan Fran/Komala

TIGA gelar dibawa wakil Indonesia dari Vietnam Challenge 2015. Posisi terhormat itu disumbangkan Firman Abdul Kholik dari tunggal putra, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi (ganda putri), dan Fran Kurniawan/Komala Dewi (ganda campuran).

Dalam final yang dilaksanakan di Cau Giay Stadium, Hanoi, pada Minggu waktu setempat (22/3), Firman, yang bukan unggulan, mempermalukan unggulan ketiga Khosit Phetpradab dari Thailand dengan rubber game 20-22, 21-14, 21-18.

Dari sisi ranking, Firman kalah jauh. Dia di posisi 129 sedangkan sang lawan di posisi 87 dunia.

Kemenangan ini juga menjadi gelar pertama bagi lelaki 18 tahun tersebut pada 2015.Dalam dua turnamen sebelumnya, di Austria Challenge dan Jerman Grand Prix, Firman sudah tersingkir di babak awal.Di Austria, pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut menyerah kepada Iskandar Zulkarnain (Malaysia). Di Jerman, dia juga berhenti di babak ketiga oleh Wong Wing Ki.  Tahun lalu, Firman menjadi juara di Indonesia Junior Challenge yang diperuntukkan bagi pebulu tangkis di bawah usia 19.

Sedangkan Anggia/Ni Ketut menghentikan perlawanan Chaladchalam Chayanit/Phataimas Muenwong (Thailand) dengan dua game langsung 21-10, 21-18. Pasangan Indonesia ini merupakan pasangan anyar dan baru dibentuk tahun ini.

Vietnam Challenge menjadi turnamen kedua yang diikuti.Sebelumnya, mereka tampil di Malaysia Grand Prix Gold 2015 dan langsung tumbang di babak awal.
Satu juara lagi lahir setelah terjadinya final sesama wakil Indonesia (all Indonesian finals). Fran/Komala menang mudah atas Hafiz Faisal/Marsita Mahmudin straight game 21-14, 21-11.

Sayang, sukses ketiganya tak menular di tunggal putri. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung Aprillia Yuswandari takluk 21-14,18-21,11-18. (*)

Riky/Richi Mendadak Batal

URUNG:Riky Widianto/Richi Puspita Dili


NAMA pasangan Riky Widianto/Richi Puspita Dili masih tercantum sebagai peserta India Super Series 2015. Bahkan, ganda campuran Pelatnas Cipayung tersebut diunggulkan di posisi ketiga dalam kejuaraann yang dilaksanakan di New Delhi pada 23-29 Maret ini.

Di babak pertama, Riky/Richi dijadwalkan bersua dengan pasangan Singapura Chayut Trinachat/Shinta Mulia Sari. Sayang, pertandingan tersebut urung terlaksana.

''Kami nggak jadi main di India. Kami mengundurkan diri,'' kata Riky kepada smashyes.

Sebenarnya, tahun ini, India bersahabat dengan Riky/Richi. Pada Januari lalu, mereka mampu menjadi juara India Grand Prix Gold. Di babak kedua, mereka menundukkan pasangan tuan rumah Manu Attri/K. Maneesha.

Selain itu,keikutsertaan di India Super Series 2015 juga diharapkan bisa mengobati kekecewaan tahun lalu. Saat itu, Riky/Richi tersingkir di babak kedua. Menempati unggulan ketujuh, mereka takluk dua game langsung 16-21, 12-21 kepada wakil Denmark Mads Kieler Kolding/Kamilla Rytter Juhl di babak kedua.

''Kami saja yang absen. Keputusannya juga mendadak,'' ungkap Richi.

Ya, di nomor ganda campuran di India Super Series 2015, selain Riky/Richi, Pelatnas Cipayung juga memberangkatkan Praveen Jordan/Debby Susanto dan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja.

Praveen/Debby diharapkan bisa tampil gemilang seperti di All England Super Series Premier 2015. Dalam turnamen paling bergengsi di dunia tersebut, mereka menembus babak semifinal. (*)

Wakil Indonesia di India Super Series 2015

Tunggal putra: Tommy Sugiarto

Tunggal putri: Hana Ramadhini, Lindaweni Fanetri, Adriyanti Firdasari, Bellaetrix Manuputty

Ganda putri: Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi;Praveen Jordan/Debby Susanto, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja

Berebut Menjadi Ratu Baru

HARAPAN: Saina Nehwal 

RATU tunggal putri dunia bakal berpindah tangan. Dua pebulu tangkis, Saina Nehwal dari India dan Carolina Marin, berpeluang besar menduduki tambuk nomor wahid.

Jika terjadi, ini untuk kali pertama non-Tiongkok menjadi nomor satu sejak Desember 2010. Kali terakhir yang mampu melakukannya adalah Tine Baun dari Denmark.

Hanya, perpindahan posisi tersebut terjadi usai India Super Series Premier 2015 yang dilaksanakan pekan depan pada 24-29 Maret di New Delhi. Saat ini, Saina duduk di posisi kedua dengan total angka 74381. Dia di bawah Li Xuerui yang mengololeksi 79214.

Ini membuat Saina punya kans besar promosi satu setrip. Alasannya, Li, yang tahun lalu runner-up India Super Series, pada 2015 ini absen. Ini membuat dia kehilangan 7.800 poin. Sehingga total poin yang dikumpulkannya 71414.


Publik India pun berharap Saina juga bisa kembali menjadi juara di kandang sendiri. Seperti yang pernah dilakukannya pada 2010. Sejak India Open masuk super series pada 2011, belum ada wakil tuan rumah yang naik ke podium terhormat.

Sedangkan Marin, yang kini duduk di posisi keempat, bisa naik ke posisi teratas. Syaratnya, Saina sudah terjungkal di perempat final atau malah di babak-babak sebelumnya.

Jalan lainnya, Marin mampy menjadi juara dan Saina gagal menjadi juara. Kedua pebulu tangkis bisa bertemu di babak pemungkas India Super Series 2015 karena Saina menduduki unggulan teratas dan Marin di posisi kedua. (*)

Riyanto Gagal Hentikan Khosit

KANDAS:Riyanto Subagja (foto;djarum)

KEINGINAN menciptakan final sesama Indonesia (all Indonesian finals) di tunggal putra Vietnam Challenge 2015 kandas. Riyanto Subagja gagal mengkandakan perlawanan wakil Thailand Khosit Phetpradab dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Hanoi pada Sabtu waktu setempat (21/3).

Sebaliknya, dia harus mengakui ketangguhan lawannya dengan rubber game 21-13, 12-21, 6-21. Kekalahan ini juga membuat Riyanto gagal mengulangi hasil pertemuan dalam Indonesia Grand Prix 2013. Saat itu, dia menang 13-21, 21-10, 21-18.

Sebenarnya, satu tiket tunggal putra sudah ditangan pebulu tangkis merah putih. Ini disebabkan dua atlet Pelatnas Cipayung, Firman Abdul Kholik dan Muhammad Bayu Pangisthu, bentrok di semifinal.

Hasilnya, Firman, yang diunggulkan di posisi ke-16, menang straight game 21-14, 21-14. Bagi kedua finalis, pertemuan dalam turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut menjadi pertarungan perdana.

Hanya, dalam sisi ranking, Firman kalah jauh. Saat ini, Khosit ada di posisi 87. Sedangkan Firman masih terdampar di ranking 129.

Tahun lalu, pebulu tangkis binaan Mutiara Bandung tersebut sempat menyedot perhatian. Dia tampil gemilang di tiga turnamen beruntun, Indonesia Junior Challenge, Indonesia Grand Prix Gold, dan Bahrian Challenge.

Di Indonesia Challenge, yang diperuntukkan bagi pebulu tangkis di bawah usia 19 tahun, Firman mampu menjadi juara. Di final, dia mengalahkan rekan satu klubnya, Panji Ahmad Maulana.

Sepekan kemudian,tampil dari babak kualifikasi, Firman mampu menembus final turnamen senior Indonesia Grand Prix Gold 2014. Namun, di final, langkahnya dihentikan HS Prannoy dari India. Kemudian di Bahrain, Firman gantian mempermalukan Anand Pawar dari India.

Namun, setelah itu, penampilannya menurun. Dia tumbang di babak-babak awal dalam Malaysia Challenge 2014, Makau Grand Prix Gold.

Memula 2015, Firman masih nihil juara. Dalam dua turnamen di Eropa, Austria Challenge dan Jerman Grand Prix Gold, dia hanya sampai babak ketiga.

Kini, jalan pembuka gelar diharapkan dimulai dari Hanoi. Tahun lalu, juara tunggal putra di Vietnam Challenge direbut andalan tuan rumah Nguyen Tien Minh. (*)

Aprillia Belum Habis

ASA: Aprillia Yuswandaru (foto;PBSI)
SUDAH empat bulan Aprillia Yuswandari tak mengayunkan raket di ajang internasional. Kali terakhir, gadis 27 tahun tersebut tampil dalam Malaysia Challenge 2014.

Hasilnya pun mengecewakan. Menempati unggulan teratas, Aprillia menyerah di babak kedua. Ironisnya lagi, dia dikalahkan juniornya Gregoria Mariska 21-13, 16-21, 19-21.

Ini mengulangi hasil buruk sepekan sebelumnya di Bahrain Challenge. Pebulu tangkis binanan Semen Gresik tersebut takluk di babak kedua kepada Riputana Das (India) 21-19, 16-21, 12-21.

Hasil tersebut membuka pintu Aprillia keluar dari Pelatnas Cipayung. Dia pun dikembalikan ke klub asalnya.

Namun, terpental dari Cipayung tak membuat Aprillia patah semangat. Buktinya, di ajang Sirkuit Nasional (Sirnas) Palembang, dia masih mampu menembus babak final. Sayang, dia dihentikan oleh Febby Angguni dari Tjakrindo Masters.

Kini, Aprillia pun kembali menyedot perhatian. Dia mampu melaju ke babak semifinal Vietnam Challenge 2015.Padahal, dia datang dalam turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut  dengan titel nonunggulan.

Dalam pertandingan perempat final yang dilaksanakan di Hanoi pada Jumat waktu setempat (20/3), Aprillia melibas sesama pebulu tangkis Indonesia Ruselli Hartawan dengan 21-18, 15-21, 21-10. Di babak kedua atau babak sebelumnya, dia menjungkalkan unggulan teratas asal Singapura Chen Jiayuen 21-14, 21-9.Untuk bisa lolos ke final, perempuan yang kini menduduki posisi 109 dunia tersebut Yuka Kusunose dari Jepang, yang di babak ketiga menang 21-16, 18-21, 21-13 atas Supanida Katethong (Thailand).

Semifinal tunggal putri lainnya juga mempertemukan wakil Indonesia dengan Jepang yakni Hana Ramadhini, yang diunggulkan di posisi ketujuh, menantang Kana Ito, unggulan keempat. (*)

Satu Tiket Final Sudah di Tangan

M. Bayu Pangisthu (foto:PBSI)
BABAK semifinal tunggal Vietnam Challenge 2015 dikuasai Indonesia.Dari empat penghuni slotnya, tiga di antaranya merupakan pebulu tangkis merah putih.

Mereka adalah Muhammad Bayu Pangisthu, Firman Abdul Kholik, dan Riyanto Subagja. Bahkan, satu tempat final sudah menjadi milik Indonesia.

Ini disebabkan Bayu, sapaan karib Muhammad Bayu Pangisthu, bakal bentrok dengan Firman, di Hanoi pada Sabtu waktu setempat (21/3). Sedangkan Riyanto menjajal ketangguhan pebulu tangkis Thailand yang diunggulkan di posisi ketiga Khosit Phetpradab.

Sebelumnya, di babak perempat final (20/3), Bayu membuat kejutan dengan menjungkalkan unggulan teratas Suppanyu Avihingsanon dari Thailand dengan dua game yang mudah 21-14, 21-11. Dari sisi ranking, penghuni Pelatnas Cipayung tersebut jauh di bawah.

Dari ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir, Bayu di posisi 303. Sedangkan lawannya di ranking 45 dunia.

Sementara, Firman menembus semifinal juga dengan kejutan. Juara Indonesia Junior Challenge 2014 tersebut mempermalukan seniornya yang lama menjadi penghuni Pelatnas Cipayung Sony Dwi Kuncoro dengan straight game 22-20, 21-8. Di pentas internasional, Bayu dan Firman belum pernah adu kekuatan.

Riyanto sendiri lolos empat besar berkat kemenangan ketat atas sesama pebulu tangkis Indonesia Ivanudin Rifan Fauzin dengan 9-21, 21-16, 27-25. Dia akan menantang Khosit yang menundukkan Lin Yu Hsien dari Taiwan dengan tiga game 16-21, 21-17, 21-9 Riyanto sudah dua kali bertemu dengan wakil Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut yakni di Kejuaraan Dunia Junior 2011 dan Indonesia Grand Prix Gold 2013.

Di Kejuaraan Dunia Junior 2011, Riyanto kalah 21-16, 19-21, 17-21. Namun, dua tahun kemudian, dia membalasnya 13-21, 21-10, 21-18. (*)

Ketemu Junior Lagi

LAWAN:Anthony Ginting (foto:PBSI)
SATU demi satu lawan disikat Sony Dwi Kuncoro dalam Vietnam Challenge 2015. Kali ini giliran wakil Taiwan Kuo Po Cheng yang dikalahkannya dengan dua game langsung 24-22, 21-17 dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di Hanoi pada Kamis waktu setempat (19/3).

Memang, di atas kertas Sony lebih diunggulkan.Dia berada di ranking 147 dunia sedangkan Po Cheng di posisi 178.

Di babak kedua, ,mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut akan bertemu dengan pebulu tangkis merah putih lainnya, Anthony Ginting. Atlet muda penghuni Pelatnas Cipayung tersebut di babak kedua menjungkalkan wakil Taiwan lainnya, Cheng Po Wei dengan rubber game 16-21, 21-9, 21-19.

Di laga perdana, Sony juga bertemu dengan pebulu tangkis muda asal Surabaya Roy Danu. Dia menang straight game 21-15, 21-8.

Selain menang ranking, Antony di posisi 183, Sony juga jauh unggul pengalaman. Satu dekade lebih lelaki asal Surabaya, Jawa Timur, tersebut selalu menjadi andalan Indonesia di berbagai ajang internasional.

Sementara, Anthony baru dua tahun terakhir menembus kerasnya persaingan di Cipayung. Hanya, secara stamina dan kebugaran, dia lebih unggul.

Sayang, sukses Sony menembus babak ketiga gagal diikuti juniornya di Wima Surabaya, Febriyan Irvannaldy. Pebulu tangkis yang juga pernah ditempa di Cipayung itu takluk tiga game 21-17, 14-21, 16-21 kepada unggulan keenam asal Malaysia Tan Kian Memg.

Di tunggal putra ini, selain Sony dan Antony, Indonesia masih menempatkan Evert Sukamta, Muhammad Bayu Pangisthu, Firman Abdul Kholik. Ivanudin Rifan Fauzin, dan Riyanto Subagja di babak ketiga.

Tahun lalu, gelar juara tunggal putra jatuh ke tangan wakil Vitenma Nguyen Tien Minh. Sementara, Indonesia meraih dua posisi terhormat dari nomor ganda putra melalui Kevin Sanjaya/Selvanus Geh dan pasangan ganda campuran Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika. (*)

Seperti Latihan di GOR Sudirman

LOLOS: Febryan Irvannaldy dan Sony Dwi Kuncoro
TIKET babak kedua Vietnam Challenge 2015 di tangan Sony Dwi Kuncoro. Unggulan kesembilan ini mampu mengalahkan lawannya dalam pertandingan perdana babak utama yang dilaksanakan di Hanoi pada Rabu waktu setempat (18/3).

Hanya, kemenangan ini didapatnya  dari rekannya sendiri kala berlatih di Surabaya. Sony melibas Roy Danu dengan dua game langsung 21-15, 21-8.

Mantan tunggal terbaik Indonesia tersebut hampir setiap hari berjumpa dengan Roy Danu di GOR Sudirman. Ini disebabkan Sony sering mencari keringat dengan pebulu tangkis Jatim proyeksi PON 2016. Di mana, Roy Danu ikut di dalamnya.

''Iya, seperti latihan di GOR Sudirman. Tapi, mau bagaimana lagi, semua sudah diatur dalam undian,'' kata Sony.

Kemenangan ini membuat peraih perunggu Olimpiade Athena, Yunani, 2004 tersebut bersua dengan Kuo Po Cheng. Wakil Taiwan ini di babak pertama melibas Ikmal Hussain Jaffar (Malaysia) dengan 21-17, 21-19.

Dari ranking dunia, Sony lebih unggul. Meski jeblok, saat ini di posisi 154, posisinya lebih bagus dibandingkan Po Cheng yang ada di ranking 177.

Rekan Sony berlatih di GOR Sudirman, Febriyan Irvannaldy, juga menembus babak kedua. Lelaki asal klub Wima tersebut unggul 25-23, 21-14 atas Peranut Boontan (Thailand).

Namun, lawan berat sudah menunggunya. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut sudah ditunggu unggulan keenam Tan Kian Meng dari Malaysia.  Ranking Febri, sapaan Febriyan Irvannaldy, 418 jauh di bawah Kian Meng yang di tangga ke-106.

Ini merupakan penampilan perdana Sony di turnamen level challenge. Langkah itu dilakukan guna berburu poin guna mendongrak peringkatnya. (*)