WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Tak Pernah Kehilangan Satu Game

Febby (foto:djarum)
LANGKAH Febby Angguni menjadi juara tunggal putra Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Kalimantan 2015 terasa ringan.Pebulu tangkis yang kini bernaung di bawah bendera Tjakrindo Masters Surabaya tersebut tak pernah kehilangan satu game pun untuk naik ke podium juara.

Bahkan, dalam babak final yang dilaksanakan di GOR PBSI Pontianak pada Sabtu waktu setempat (3/10/2015), Febby juga menang straight game 21-13, 21-7 atas Ganis Nurahmadani dari Pertamina Jakarta. Hanya, pertandingan tersebut merupakan laga terlama yang dilakoninya di Pontianak.

Laga Febby versus Ganis memakan waktu 39 menit. Sebelumnya, paling lama, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut tampil di lapangan selama 35 menit saat berjumpa Ana Rovita, yang juga dari Pertamina, di babak kedua. Saat itu, Febby menang 21-18, 21-6.

Sementara, di semifinal, Febby hanya perlu 20 menit guna menyingkirkan Erlina Kurniawati Jaya Raya Jakarta dengan 2108, 21-16. Untuk babak pertama, dia menang WO karena Vioni Florencya mengundurkan diri.

Gelar dari Pontianak ini pun membuatnya mengoleksi lima juara dari tujuh seri. capaian itu diperolehnya di Seri Sumatera, Seri Sulawesi, Seri Jogjakarta, dan Seri Jakarta. Sedangkan, gelar yang lolos dari genggaman adalah Seri Jakarta dan Jawa Barat. (*)


Distribusi gelar nomor dewasa Sirnas Seri Kalimantan 2015

Tunggal putra:Setyaldi Putra Wibowo (Guna Dharma x5) v Fauzi Adnan (IPC) 21-18, 21-11

Tunggal putri: Febby Angguni (Tjakrindo Masters Surabaya x1) v Ganis Nurahmadani (Pertamina x2) 21-13, 21-7

Ganda putra:Fernando Kurniawan/Tedi Supriadi (Djarum Kudus) v  Arya Maulana/Rendra Wijaya (Djarum Kudus) 21-16, 21-16

Ganda putri:Dian Fitriani/Nadya Melati (Pertamina x1) v Ririn Amelia/Ristya Ayu (Djarum Kudus x4) 21-15, 21-14

Ganda campuran:Fernando Kurniawan/Marshella Gisca (Djarum Kudus) v Tedi Supriadi/Ririn Amelia (Djarum Kudus x1) 21-18, 24-22

x=unggulan

Untung Ada Wahyu/Ade

Ade/Wahyu di podium (foto:badzine)
PASANGAN Wahyu Nayaka/Ade Yusuf menyelamatkan muka Indonesia di Thailand Grand Prix Gold 2015. Keduanya menjadi satu-satunya wakil merah putih yang berhasil membawa pulang gelar dari turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebu7t.

Dalam final nomor ganda putra yang dilaksanakan di Bangkok pada Minggu waktu setempat (4/10/2015), Wahyu/Ade menundukkan pasangan senior Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dengan rubber game 20-22, 23-21, 21-16.

Sejak dipasangkan pada 2012, capaian di Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, ini merupakan gelar ketiga. Dua gelar sebelumnya diraih Wahyu/Ade di Iran Challenge 2013. Ketika itu, kedua mengalahkan rekannya berlatih di Pelatnas Cipayung Selvanus Geh/Ronald Alexander dengan 21-19, 13-21, 22-10.

Nah, posisi terhormat kedua dipetik dua yang lalu dalam Belanda Grand Prix.Di babak pemungkas, keduanya juga mengalahkan lawan dari Indonesia, Ricky Karanda/Berry Anggriawan dengan 14-21, 21-18, 21-17.

Sayang, sukses Wahyu/Ade ini gagal diikuti rekan-rekannya di nomor tunggal putra dan ganda campuran. Di tunggal putra, Ihsan Maulana Mustofa ditundukkan pebulu tangkis senior Korea Selatan Lee Hyun-il dengan rubber game 21-17, 24-22, 8-21. Sedangkan Praveen Jordan/Debby Susanto membuang peluang yang sudah di depan mata.

Menduduki unggulan ketiga, pasangan yang sama-sama berasal dari Djarum Kudus tersebut dipermalukan Solgyu Choi/Eom Hye-eon, wakil Korea Selatan, yang tak diunggulkan dengan 19-21, 21-17, 16-21.

Membawa pulang satu gelar ini menjadi penurunan dibandingkan sebelumnya. Pada 2013, Indonesia meraih juara di nomor ganda putri melalui Nitya Krishinda/Greysia Polii dan pasangan ganda campuran Markis Kido/Pia Zebadiah.

Tahun lalu, ajang Thailand Grand Prix Gold dibatalkan. Alasannya, saat ini kondisi keamanan dan politik Bangkok tak kondusif. (*)


Distribusi gelar Thailand Grand Prix Gold 2015

Tunggal putra: Lee Hyun-il (Korea Selatanx4) v Ihsan Maulana Mustofa (Indonesia) 21-17, 22-24, 21-8

Tunggal putri: Sung Ji-hyun (Korea Selatan x2) v Liang Xiaoyu (Singapura) 21-11, 21-14

Ganda putra: Wahyu Nayaka/Ade Yusuf (Indonesia x5) v Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Malaysia) 20-22, 23-21, 21-16

Ganda putri: Huang Dongping/Li Yinhui (Tiongkok) v Chang Ye-na/Lee So-hee (Korea Selatan) 20-22, 21-11, 21-15

Ganda campuran:  Solgyu Choi/Eom Hye-eon (Korea Selatan) v Praveen Jordan/Debby Susanto (Indonesia x3) 21-19, 17-21, 21-16

x=unggulan

Pelapis pun Tak Mau Kalah

BERKEMBANG: Krisha Adi Nugraha
REGENERASI tunggal putra Indonesia mulai bergerak. Bukan hanya di level pertama dengan mencuatnya nama Ihsan Maulana Mustofa di ajang Thailand Grand Prix Gold 2015.

Pada waktu yang sama, tunggal putra pelapisnya juga unjuk gigi. Bahkan, terjadi final sesama pebulu tangkis Indonesia (All Indonesian Finals) yang sama-sama digembleng di Pelatnas Cipayung.

Ya, Krishna Adi Nugraha akan bertemu dengan Enzi Shafira dalam laga pemungkas Vietnam International Series 2015. Pada babak semifinal yang digeber di Da Nang pada Sabtu waktu setempat (3/10/2015), keduanya melibas lawan-lawannya.

Krishna, yang diunggulkan di posisi ketujuh, memupus asa wakil tuan rumah Pham Cao Cuong, yang diunggulkan di posisi ketiga, dengan 21-14, 17-21, 21-14. Sedangkan Enzi menundukkan wakil Indonesia lainnya, Panji Ahmad Maulana dengan straight game  21-15, 21-15.

''Ini membuktikan pebulu tangkis muda juga mulai unjuk gigi,'' puji Wijanarko Adi Mulya, ketua Pengprov PBSI Jatim.

Secara khusus, dia mengapresiasi capaian Krishna. Alasannya, pendatang baru di Pelatnas Cipayung tersebut merupakan atlet yang masuk dalam skuad Puslatda Jatim PON 2016.

Selain di tunggal putra, All Indonesian Finals juga terjadi di dua nomor lainnya, ganda putra dan ganda putri. Di ganda putra, Hardianto/Kenas Adi Haryanto akan bersua dengan Hantoro/Rian Swastedian.

Sementara, pasangan ganda putri Tiara Rosalia Nuraidah/Gebby Ristiyani Imawan berjumpa dengan Nisak Puji Lestari/Merisa Cindy Sahputri.

Kans menambah gelar masih terbuka diganda campuran. Pasangan Rian Swastedian/Masita Mahmudin akan menantang unggulan ketiga Tan Kian Meng/Peck Yen Wei dari Malaysia. (*)

Ihsan Kejar Gelar Kedua

SENIOR: Lee Hyun-il
LAJU Ihsan Maulana Mustofa di Thailand Grand Prix Gold 2015 mencapai babak final tunggal putra. Tiket itu diperolehnya setelah menundukkan Jeon Hyeok-jin dari Korea Selatan dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Bangkok pada sabtu waktu setempat (3/10/2015).

Sepanjang penampilannya di ajang internasional, ini merupakan final keduanya. Sebelumnya, pebulu tangkis yang digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut melakukannya di Belanda Grand Prix 2014. Sayang, dalam pertandingan yang dilaksanakan 12 Oktober 2014 tersebut, dia harus mengakui ketangguhan Ajay Jayaram dari India dengan 11-10, 6-11, 7-11, 11-1, 9-11.

Sayang, setelah itu, dia belum pernah mengulangi di ajang lain. Namanya sempat kembali mencuat ketika menjadi pahlawan Indonesia meraih emas beregu dalam ajang SEA Games 2015 yang dilaksanakan di Singapura pada Juni lalu.

Tapi Ihsan mendapat pujian saat mampu menembus dua turnamen level super series, Jepang Open dan  Korea Open. Padahal, dia merangkak dari babak kualifikasi.

Sayang, di Thailand Grand Prix 2015 nomor tunggal putra, gagal terjadi All Indonesian Finals. Ini disebabkan Dionysius Hayom Rumbaka harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis senior Korea Selatan Lee Hyun-il dengan dua game langsung 21-17, 21-13.

Bagi Ihsan, Hyun-il bukan lawan asing. Dia pernah berjumpa di Malaysia Challenge 2014. Hasilnya, Ihsan menyerah dengan straight game 16-21, 14-21.

Meski tak muda lagi, 35, atlet Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut tak bisa dipandang enteng. Di level super series ke bawah, dia masih sering menjadi juara.

Pada 2015, Hyum-il sudah juara di tiga turnamen yakni Thailand Challenge, Malaysia Grand Prix Gold, dan Selandia Grand Prix. (*)



Agenda final Thailand Grand Prix Gold 2015

Ganda putri: Chang Ye-na/Lee So-hee (Korea Selatan) v Huang Dongping/Li Yunhui (Tiongkok)

Tunggal putri: Liang Xiaoyu (Singapura) v Sung Ji-hyun (Korsel x2)

Ganda putra: Wahyu Nayaka/Ade Yusuf (Indonesia x5) v Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Malaysia)

Ganda campuran: Praveen Jordan/Debby Susanto (Indonesia x3) v Solgyu-choi/Eom Hye-won (Korsel)

Tunggal putra: Ihsan Maulana Mustofa (Indonesia) v Lee Hyun-il (Korsel x4)

x=unggulan

Andre Tak Cocok Gaya Gurusaidutt

SEPANJANG 2015, Andre Kurniawan Tedjono belum pernah naik ke podium juara. Salah satu kans untuk mengakhirinya yakni di Bulgaria Challenge pun kandas.

Diunggulan di posisi teratas, Andre terjegal di semifinal. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Sofia pada Jumat waktu setempat (2/10/2015) atau Sabtu WIB (3/10/2015), mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu kalah 20-22, 16-21 kepada RMV Gurusaidutt dari India.

Bagi Andre, lawannya yang kini berperingkat 43 dunia atau satu setrip di atasnya tersebut merupakan momok. Dalam tiga kali perjumpaan sebelumnya, lelaki yang kini lebih banyak menghabiskan karirnya di Eropa itu selalu menelan kekalahan.  Pil pahit itu ditelannya di India Grand Prix 2009, Malaysia Open 2013, dan Indonesia Open 2013.

''Saya kurang cocok dengan gaya mainnya. Jadi saya tak pernah menang,'' tulis Andre dalam pesan singkatnya.

Tahun ini, sebenarnya Andre sempat menembus Orleans International. Sayang, di babak pemungkas, dia menyerah kepada Dmytro Zavadsky dari Ukraina.

Sementara, di turnamen-turnamen lainnya, dia lebih banyak tumbang di babak-babak awal.

Di nomor tunggal putra Bulgaria Challenge 2015, selain Andre ada juga wakil Indonesia lainnya yakni Andre Marteen. Sayang, dia sudah tersingkir di babak perempat final oleh Pablo Abian dari Spanyol dengan 19-21, 19-21. (*)

Lapangkan Jalan Menuju Final

Ihsan Maulana Mustofa (foto;PBSI)
PENAMPILAN Ihsan Maulana Mustofa terus mencuri perhatian. Kini, dia mampu menembus semifinal Thailand Grand Prix Gold 2015.

Tak main-main, lawan yang dikalahkannya di perempat final
adalah unggulan teratas Son Wan-ho asal Korea Selatan. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Bangkok pada Jumat waktu setempat, Ihsan menang tiga game 11-21, 21-17, 21-12.

Ini merupakan pertemuan perdana antara Ihsan dan Wan-ho. Hanya, melihat ranking terakhir, Ihsan kalah jauh dari lawannya.

Dia ada di posisi 42. Sedangkan Wan-ho ada di ranking 10.

Sebelumnya, Ihsan juga mencuri perhatian dalam turnamen super series, Jepang Open dan Korea Open. Di Negeri Sakura, julukan Jepang. dia mampu menembus hingga babak perempat final.

Padahal, dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 275 ribu tersebut, Ihsan merangkak dari babak kualifilkasi. Lawan-lawan yang dikalahkannya pun bukan sembarangan.

Di babak pertama utama, Ihsan mempermalukan mantan juara tunggal putra Eropa Marc Zweibler asal Jerman. Kemudian, tunggal terbaik Hongkong Hu Yun juga mengalami nasib yang sama. Hanya, langkahnya dihentikan oleh seniornya, Tommy Sugiarto.

Sepekan kemudian di Seoul, host Korea Open, dia menumbangkan mantan pebulu tangkis peringkat empat dunia asal Jepang Kenichi Tago. Zwiebler kembali dikalahkannya di partai pertama babak utama. Hanya, di babak kedua, pebulu tangkis Tiongkok Tian Houwei menjegalnya.

Kemenangan di perempat final Thailand Grand Prix Gold 2015 membuatnya bersua dengan wakil Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, lainnya Jeon Hyeok-jin, yang di babak perempat final unggul 22-20, 21-18 atas Qiao Bin (Tiongkok). Hyeok-jin merupakan pebulu tangkis yang kini duduk di posisi 40 dunia.

Awal September lalu, dia mampu menembus final Indonesia Challenge 2015. Hanya, ketika itu, dia ditaklukkan mantan tunggal putra terbaik Indonesia Sony Dwi Kuncoro. (*)

Karena Hayom Sudah Paham

Dionysius Hayom Rumbaka lolos ke semifinal
LANGKAH Sony Dwi Kuncoro di Thailand Grand Prix Gold 2015 akhirnya terhenti. Dia dipaksa harus mengakui ketangguhan sesama pebulu tangkis Indonesia Dionysius Hayom Rumbaka dengan straight game 14-21, 11-21 dalam pertandingan perempat final yang dilaksanakan di Bangkok pada Jumat waktu setempat (2/10/2015).

Kekalahan ini membuat arek Suroboyo tersebut mnembuatnya mengalami dua kekalahan dalam tiga kali pertemuan. Sebelumnya, pil pahit juga ditelan Sony di Prancis Super Series 2013.  Dia mengalahkan Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, dalam pertemuan pertama di Indonesia Grand Prix Gold 2012.

''Saya mesti harus ngoyo dan sabar lagi,'' tulis Sony dalam pesan singkatnya.

Sony dan Hayom sempat sama-sama digembleng di Pelatnas Cipayung. Tapi, pada awal 2014, keduanya dipaksa angkat koper.

Bagi Sony, capaian hingga perempat final sudah di luar dugaan. Dia datang tanpa status unggulan.

Tapi, di babak-babak sebelumnya, bapak dua putri tersebut menumbangkan lawan yang tak bisa dipandang sebelah mata. Di babak kedua, juara dunia 2014, Lin Guipu dari Tiongkok, dipermalulkannya dengan dua game langsung 21-15, 21-5.

Setelah itu, di babak ketiga, Hu Yun asal Hongkong dihantamnya juga dengan straight game 21-15, 21-11. Hu Yun sendiri dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut diunggulkan di posisi kedua.

Sayang, Sony gagal mengatasi perlawanan Hayom. Tampaknya, lelaki yang kini kembali membela Djarum Kudus tersebut paham dengan permainan dan kondisi Sony.

Usai dari Thailand Grand Prix Gold 2015, Sony akan turun lagi dala, Taiwan Grand Prix Gold yang dilaksanakan 13-18 Oktober.

''Sementara, saya balik ke Surabaya dulu,'' pungkasnya. (*)

Aprilia Gabung Klub Swiss

Aprilia Yuswandari (kiri) dan Gebby saat di GOR Sudirman
TAK biasanya Aprilia Yuswandari absen dari Sirkuit Nasional (Sirnas) 2015. Apalagi, apa yang dicapainya tahun ini tak mengecewakan/ Bahkan, bisa dikatakan melebihi ekspektasi.

Perempuan 25 tahun tersebut mampu keluar di Seri Jawa Barat. Dalam final yang dilaksanakan di Cipayung pada 23 Mei, Aprilia mengalahkan Gabriela Meilani dari Jaya Raya dengan 16-21, 21-13, 21-14.

Sementara di Seri Sumatera yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan, 23-28 Februari 2015 dan Seri Jogjakarta di Jogja pada 18-22 Agustus, pebulu tangkis yang dibesarkan di Semen Gresik tersebut harus puas sebagai runner-up.

Menariknya, dia kalah dari lawan yang sama, Febby Angguni. Di Palembang, Aprilia menyerah 19-21, 18-21. Sedangkan di Kota Gudeg, julukan Jogja, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut dilibas 14-21, 12-21.

Lalu ke mana Aprilia? ''Dia sudah berangkat ke Swiss. Dia bergabung di klub sana,'' terang Koko Pambudi, pelatih yang pernah menangani Aprilia di Semen Gresik. Koko sendiri kini menjadi pelatih Puslatda PON Jatim 2016.

Bahkan, anak asuhnya tersebut juga akan tampil di berbaga turnamen yang ada di Benua Biru tersebut. Hanya, Koko beluk mengetahui nama klub dan kota yang dibela mantan tunggal putri Indonesia di ajang Piala Uber 2012 tersebut.

Aprilia sendiri saat dihubungi melalui layanan pesan singkat belum memberikan jawaban. Hanya, keberadaannya di Eropa mengikuti jejak Atu Rosalina, Megawati, maupun Meisy Jolly.

Aprilia sendiri selain pernah berada di Cipayung dan membela Indonesia di ajang Piala Uber, juga pernah menduduki ranking tertinggi di posisi 15 besar pada 2013. Sehingga, tak susah baginya mencari klub di mancanegara. (*)

Sony Tumbangkan Unggulan Kedua


Sony Dwi Kuncoro
KIBASAN raket Sony Dwi Kuncoro terus memakan korban. Kali ini, giliran unggulan kedua Hu Yun asal Hongkong yang dipulangkannya lebih cepat dalam ajang Thailand Grand Prix Gold 2015.

Dalam pertandingan babak III yang dilaksanakan di Bangkok pada Jumat waktu setempat, Sony menang dua game langsung 21-15, 21-11. Ini membuatnya unggul 2-1 sepanjang pertemuannya dengan Hu Yun.

Bagi Sony, Hu Yun juga bukan wajah yang asing. Keduanya pernah sama-sama membela Suryanaga, Surabaya, di ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2013.

Selain itu, bagi Sony, pencapaian hinggga perempat final, menjadi langkah terjauh dalam turnamen bergengsi yang diikutinya sejak keluar dari Pelatnas Cipayung. Memang, pada awal Agustus lalu, bapak dua putri tersebut mampu menjadi juara di Indonesia International.

Bukan bermaksud meremehkan jerih payah Sony, turnamen tersebut levelnya challenge. Pesertanya pun pebulu tangkis yang rankingnya banyak di luar 100 besar.Hanya, kemenangan dalam turnamen berhadiah total USD 20 ribu tersebut sangat membantu kepercayaan diri Sony.

Nah, jalan menembus semifinal Thailand Grand Prix Gold 2015 pun terbuka lebar. Dia akan berjumpa dengan mantan rekannya di Pelatnas Cipayung, Dionysius Hayom Rumbaka. Lelaki yang kini kembali membela bendera Djarum Kudus tersebut lolos ke perempat final usai menang dua game langsung 21-15, 21-15 atas Kazumasa Sakai (Jepang).

Keduanya sudah dua kali bertemu. Hasilnya, Sony dan Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, saling mengalahkan.

Sony, peraih perunggu di Olimpiade Athena 2004, menang di Indonesia Grand Prix Gold 2012. Namun, dia kalah di Prancis Super Series 2013.

''Saya siap saja. Kondisi dan mental disiapin,'' tulis Sony dalam pesan singkatnya.

Di nomo tunggal putra, Indonesia juga menempatkan Ihsan Maulana Mustofa di perempat final Thailand Grand Prix Gold 2015.Dia akan menantang unggulan teratas Son Wan-ho dari Korea Selatan. (*)

Sang Ratu Bakal Melenggang Mudah

Febby Angguni saat berlaga di Indonesia Challenge 2015
KALAU di sektor tunggal putra, Alamsyah Yunus bisa disebut sebagai raja sirkuit nasional (sirnas). Pebulu tangkis mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut, selalu mendominasi gelar dalam setiap keikutsertaannya dalam ajang yang disponsori perusahaan rokok tersebut.

Lalu siapa ratunya? Status itu layan disandangkan kepada Febby Angguni.

Atlet yang juga pernah ditempa di Pelatnas Cipayung tersebut selalu menguasai hampir sirnas. Itu pun sudah terbukti pada 2015.

Dari enam seri yang dilaksanakan, Febby merajai di empat seri yakni Sumatera, Sulawesi, Jakarta, Jogjakarta, dan Jawa Tengah. Kini, tak menutup kemungkinan, gelar itu bakal bertambah.

Saat ini, Febby tengah berlaga di Seri Kalimantan dengan Pontianak sebagai host.Dengan lawan-lawan yang tak jauh beda, perempuan yang kini membela Tjakrindo Masters Surabaya tersebut jika tak ada kejutan besar bakal naik ke podium terhormat.

Di babak I yang dilaksanakan Rabu (30/9/2015), Febby tak perlu keluar keringat. Dia memperoleh bye. (*)



I. Seri Sumatera (23-28 Februari di Palembang, Sumsel)
Final: Febby Angguni (Tjakrindo Masters) v Aprillia Yuswandari (Semen Gresik) 21-19, 21-18

II. Seri Sulawesi (Manado, Sulut, 27 April-2 Mei 2015)
Final: Febby Angguni (Tjakrindo Masters) v Vehrenica Debora Romate (Tangkas Jakarta) 21-17, 22-20

III.Seri Jakarta (Jakarta, 9-16 Mei 2015)
Final: Ganis Nurahmadani (Pertamina) v Hera Desiana (Mutiara Bandung) ret

IV. Seri Jawa Barat (Bogor, 18-23 Mei 2015)
Final: Aprilia Yuswandari (Semen Gresik) v Gabriela Meilani (Jaya Raya) 16-21, 21-13, 21-14

V. Seri Jogjakarta (Jogja, 18-22 Agustus 2015)
Final: Febby Angguni (Tjarkrindo Masters) v Aprilia Yuswandari (Semen Gresik) 21-14, 21-12

VI. Seri Jawa Tengah (Magelang, 24-29 Agustus 2015)
Final: Febby Angguni (Tjakrindo Masters) v Gregoria Mariska (Pelatnas) 21-17, 21-13

Dulu Pasangan, Kini Berhadapan

Rian Agung (kiri) dan Berry Anggriawan
PASANGAN Angga Pratama/Rian Agung Saputro pernah digadang-gadang bakal menjadi ganda putra nomor satu Indonesia. Awalnya, asa tersebut sempat mendekati kenyataan.

Angga/Rian terus menempel Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di jajaran atas dunia. Bahkan, posisi delapan besar mampu diduduki.

Gelar juara Indonesia Grand Prix Gold 2013 mampu disabet. Sayang, setelah itu, Angga/Rian terus merosot.

Keduanya sering kalah di babak-babak awal.Imbasnya, ranking Angga/Rian terus merosot.

Ini membuat PP PBSI pun mengevaluasi. Hasilnya, keduanya pun dipisahkan.

Angga dipasangkan dengan Ricky Karanda dan Rian dengan Berry Anggriawan. Menariknya, Ricky dan Berry dulunya juga berpasangan.

Dari kedua pasangan itu, Angga/Ricky lebih moncer. Keduanya merasakan juara di level super series yakni Singapura Open.

Sementara, Rian/Berry sempat lama vakum gelar. Hingga akhirnya pada awal September lalu, mereka menjadi juara di turnamen Challenge, Indonesia International.

Nah, kini, keempat pebulu tangkis yang pernah berpasang-pasangan tersebut berjumpa. Angga/Ricky akan bersua dengan Agung/Berry di babak kedua Thailand Grand Prix Gold 2015. Ini setelah kedua pasangan melibas lawan-lawannya.

Angga/Ricky, yang diunggulkan di posisi kedua, menang 21-12, 21-16 atas Supak Jomkoh/Nadanai Uakoolwarawat dari Thailand dan Rian/Berry menghentikan asa Bodin Issara/Nipithpon Puangpuapech (Thailand) 21-17, 21-14.

Dari sisi ranking, Angga/Ricky lebih ungggul. Keduanya ada di posisi 11. Sedangkan lawannya di posisi 46. (*)

Sony Tantang Mantan Teman Satu Klub

Sony  saat juara Indonesia Challenge 2015
KEMENANGAN di Indonesia Challenge 2015 membuat Sony Dwi Kuncoro kembali percaya diri. Buktinya, dia mampu menembus babak ketiga dalam turnamen yang levelnya dua setrip lebih tinggi, Thailand Grand Prix Gold 2015.

Ini setelah Sony mampu mengalahkan Lin Guipu dari Tiongkok dengan 21-15, 21-15 dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di Bangkok pada Rabu waktu setempat (30/9/2015). Kedua pebulu tangkis baru kali pertama bertemu.

Meski rankingnya, 154, tapi kemampuan Guipu tak boleh dipandang sebelah mata.Dia merupakan juara dunia junior tahun lalu.

Kemenangan ini pun membuat Sony menantang Hu Yun asal Hongkong. Di babak sebelumnya, unggulan kedua tersebut menang dua game langsung 21-18, 21-17 atas Kanta Tsuneyama dari Jepang.

Pertemuan di Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut bakal menjadi perjumpaan ketiga. Dalam dua laga sebelumnya, keduanya saling mengalahkan.

Menariknya, keduanya terjadi di ajang Taiwan Open. Sony menang pada 2011 dengan 21-16, 21-10.Tapi, pada 2015, giliran mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut menyerah dengan 16-21, 15-21.

Selain itu, Hu Yun juga bukan wajah asing bagi Sony. Arek Suroboyo tersebut pernah satu tim dengan Hu Yun dalam kompetisi bulu tangkis di Indonesia, Superliga Bulu Tangkis Indonesia, edisi 2013.

Langkah Sony menembus babak ketiga pun diikuti oleh dua mantan rekannya di Pelatnas Cipayung, Simon Santoso dan Dionysius Hayom Rumbaka. Simon unggul 21-17, 22-20 atas Mek Narongrit (Thailand) dan Hayom, panggilan Dionysius Hayom Rumbaka, melibas Khosit Phetpradab juga dari Thailand dengan 21-13, 21-10. (*)

Terpilih Jadi Pembina Olahraga Jatim

APRESIASI buat Wijanarko Adi Mulya. Ketua Pengprov PBSI Jatim tersebut mendapat penghargaan sebagai Pembina Olahraga Terbaik Jatim 2015.

Wijar, sapaan karib Wijanarko, menerimanya langsung dari Gubernur Jatim Soekarno. Acara itu dilaksakan di Lapangan Futsal Institut Teknologo 10 Nopember, Surabaya, pada Selasa (29/9/2015).

''Ada enam orang yang menerimanya. Tapi, saya lupa nama-namanya,'' katanya.

Wijar mengakui penghargaan yang diterimanya tak lepas dari dukungan dari para pengurus Pengprov PBSI Jatim. Jadi, tambahnya, bukan karena dirinya sendiri.

''Saya ingin penghargaan ini bisa membuat semangat Pengprov Jatim terus meningkat. Kami ingin Jatim menjadi daerah yang disegani di kancah bulu tangkis nasional serta internasional,'' tambah bapak dua anak tersebut.

Selama memimpin Pengprov PBSI Jatim, dia sudah melakukan beberapa kali terobosan. Di antaranya dengan menggelar Jatim Junior Masters 2015.

Ajang tersebut diikuti mayoritas pemkat/pemkot PBSI di Jatim. Mereka dibagi menjadi dua wilayah, barat dan timur.

Wilayah barat dilaksanakan di Gresik dan Jember menjadi host wilayah timur. Delapan besar tiap wilayah dan kelompok umur diadu di grand final yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya. (*)

Simon yang Tampil Mengejutkan

Simon Santoso berlaga usai dua bulan absen
SIMON Santoso bikin terhenyak. Lama absen dari berbagai turnamen, penampilannya mengundang perhatian.

Dia mempermalukan Chong Wei Feng dari Malaysia dengan dua game langsung 21-4, 21-15 dalam pertandingan babak I Thailand Grand Prix Gold 2015 yang dilaksanakan di Bangkok pada Selasa waktu setempat (29/9/2015). Padahal, dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut, status Wei Feng adalah unggulan ke-11. Sedang Simon bukan unggulan

Memang, dari sisi pertemuan, Simon unggul. Dia pernah melibas lawan yang sama dalam dua kali pertemuan. Yakni di Korea Super Series 2009 dan Denmark Super Series Premier 2012.

Tapi, dari sisi ranking, Simon bakal dipandang sebelah mata. Kini, dia hanya di posisi 148 sedangkan pebulu tangkis negeri jiran ada di ranking 33.

Selain itu, perjalanan Simon tahun ini juga termasuk jeblok. Dia selalu tumbang di babak-babak awal.

Kemenangan atas Wei Feng membuat Simon berjumpa dengan Mek Narongrit. Dalam penampian perdana, dia juga mengalahkan wakil Maaysia. Hanya, Mek menang 18-21, 23-21, 23-21 atas Liew Daren.

Simon belum pernah berjumpa dengan Mek. Hanya, rankingnya lebih bagus karena lawannya hanya di posisi 261.

Sukses Simon juga diikuti dua rekannya yang sama-sama pernah digembleng di Pelatnas Cipayung, Sony Dwi Kuncoro dan Dionysius Hayom Rumbaka. Sony harus bertarung selama tiga game 21-15, 14-21, 21-13 untuk menyingkirkkan Pannawit Thongnuam (Thailand).Sementara, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, yang diunggulkan di posisi ketujuh, tak mengalami kesulitan untuk menghentikan asa Korakrit Laottrakul daro Thailand dengan 21-10, 21-11.

Di era pertengahan 200-an, Simon, Sony, dan Hayom merupakan trio andalan tunggal putra Indonesia usai era Taufik Hidayat. (*)

Gagal Tambah Duta di Babak Utama

Jauza Sugiarto (kiri) dan Apriani (foto:twitter)
INDONESIA gagal menambah wakil ke babak utama Thailand Grand Prix Gold 2015. Beberapa wakil yang merangkak dari babal kualifikasi terhenti langkahnya.

Di tunggal putra, sebenarnya merah putih mempunyai asa di tangan Jauza Fadhila Sugiarto dan Yulia Yosephine Susanto. Sayang, setelah melewati hadangan di laga perdana, keduanya menyerah di fina kualifikasi.

Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Bangkok pada Selasa waktu setempa, Jauza, yang merupakan adik kandung tunggal putra terbaik Indonesia Tommy Sugiarto tersebut, kalah rubber game 11-21, 25-23, 14-21 kepada Nuntakarn Aimsaard dari Thailand.  Sedangkan Yulia juga menyerah rubber game 22-20, 17-21, 16-21 kepada wakil tuan rumah Thamolwan Poopradubsil.

Dengan ini, di babak utama, Indonesia tetap diwakili Fitriani, Hana Ramadhini, Maria Febe Kusumastuti, Adrianti Firdasari, Ruseli Hartawan, Gregoria Mariska, dan Dinar Diyah Ayustine.

Tahun lalu, Thailand Grand Prix Gold 2014 urung dilaksanakan. Alasannya, kondisi politik Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tengah dilanda konflik politik.

Di nomor tunggal putri, sejak 1994, tak ada wakil merah putih yang juara. Saat itu, posisi terhormat disumbangkan Susi Susanti. (*)

Raja Sirnas Pilih ke Thailand

TERBANG: Alamsyah Yunus (foto: badzine)
PERSAINGAN meraih gelar tunggal putra Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Kalimantan bakal ketat. Raja ajang tahunan berseri tersebuut, Alamsyah Yunus, tak ikut ambil bagian.

Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut lebih memiih berlaga di luar negeri. Alamsyah ikut ambil bagian dalam Thailand Grand Prix Gold 2015.

Kebetulan, ajang di Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut berbarengan dengan Sirnas Seri Kalimantan. Thailand Grand Prix dilaksanakan di Bangkok pada 29 September hingga 4 November. Sementara Sirnas Seri Kalimantan berlangsung 28 Septeember-3 Oktober.

Dengan absennya Alamsyah, Rifan Fauzin Ivanudin menempati unggulan teratas. Bisa jadi, wakil Pelita Bakrie Jakarta tersebut akan kembali naik ke podium terhormat. Ini sudah dua kali dilakukannya yakni di Seri Sumatera yang dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan, dan Seri Sulawesi yang dilaksanakan di Manado, Sulawesi Utara.

Sementara, Alamsyah menjadi pemenang di tiga seri yakni Jakarta, Jabar, dan Jogja. Di Magelang yang merupakan host Seri Jawa Tengah, Alamsyah absen karena tampil di Vietnam Grand Prix Gold. Saat itu, pemenangnya Krishna Adi dari Pelatnas Cipayung.

Di Thailand Grand Prix Gold 2015, Alamsyah tak menempati unggulan. Di babak pertama, dia dijajal wakil tuan rumah Thammasin Siithikom.

Secara ranking, Alamsyah kalah. Saat ini, dia terpuruk di posisi 254. Sedangkan lawannya bertengger di ranking 128.

Hanya, Alamsyah pernah menang atas Thammasin. Itu terjadi pada Taiwan Grand Prix Gold 2013. Alamsyah menang 21-15, 14-21, 21-18. (*)




Juara tunggal putra Sirnas 2015:

Seri Sumatera (23-28 Februari): Rifan Fauzin Ivanudin (Puslatprov DKI Jakarta)

Seri Sulawesi (27 April-2 Mei):  Rifan Fauzin Ivanudin (Pelita Bakrie Jakarta)

Seri Jakarta (9-16 Mei): Alamsyah Yunus (JR Enkei Jakarta)

Seri Jabar (18-23 Mei): Alamsyah Yunus (JR Enkei Jakarta)

Seri Jogja (18-22 Agustus): Alamsyah Yunus (JR Enkei Jakarta)

Seri Jateng (24-29 Agustus): Krishna Adi Nugraha (Pelatnas PBSI)

Tak Terpengaruh Asap, Bergulir Sesuai Rencana

TETAP JALAN: GOR yang dipakai Sirnas Seri Kalimantan.
SIRKUIT Nasional (Sirnas) Seri Kalimantan sempat terancam batal. Gara-garanya asap melanda Pontianak, Kalimantan Barat, host sirnas.

''Sirnas Pontianak tetap berjalan. Semalam juga sudah dilakukan welcome dinner,'' kata Wakil Sekjen PP PBSI Ahmad Budiarto kepada Smashyes pada Senin (28/9/2015).

Hanya, dia mengaku adanya asap tetap memberikan dampak dalam kejuaraan yang dilaksanakan 28 September-3 Oktober  tersebut. Beberapa klub tak jadi mengirimkan wakil.

''Jadwal penerbangannya dibatalkan. Sehingga, atletnya pun gagal ke Pontianak,'' terang lelaki yang akrab disapa Budi tersebut.

Berlangsungnya Sirnas Seri Kalimantan sesuai jadwal tersebut juga diakui Eddyanto Sabarudin. Ketua bidang perwasitan dan turnamen PP PBSI tersebut pun mengakui asap melanda Pontianak.

''GOR tempat pertandingan (Bumi Khatulistiwa dan PBSI Pontianak, memang ada asap. Tapi itu sedikit dan tak berpengaruh dengan pertandingan,'' lanjut mantan Sekum Pengprov PBSI Jatim tersebut.

Sirnas Kalimantan merupakan seri keenam dari gelaran kejuaraan yang disponsori oleh perusahaan rokok tersebut. Sebelumnya, event serupa sudah berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan, pada 23-28 Februari 2015, Manado (Sulut, 27 April-2 Mei 2015), Jakarta (9-16 Mei 2015), Bogor (Jawa Barat,18-21 Mei), Jogjakarta (18-22 Agustus) dan Magelang (Jawa Tengah, 24-29 Agustus). (*)

Chong Wei Gabung Petaling Jaya di Purple League 2015/2016

SEPAKAT: Lee Chong Wei (lima dari kanan)
GENGSI Purple League 2015-2016 terdongkrak. Ini setelah Lee Chong Wei dipastikan  berlaga dalam kompetisi bulu tangkis angtarklub Malaysia tersebut.

Ini setelah mantan tunggal putra nomor satu dunia tersebut menandantangani kesepatan bergabung dengan Petaling Jaya. Tahun lalu, Chong Wei tak bisa tampil di Purple League karena masih menjalani sanksi dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) karena kasus doping yang mengekangnya selama delapan bulan.

Selain Chong Wei, Petaling Jaya juga merekrut pebulu tangkis ternama. Ada nama juara All England 2003 asal Malaysia Mohd Hafiz Hashim, juara ganda All England 2007 Koo Kien Keat, pebulun tangkis putra spesialis ganda nomor satu Malaysia Woon Khe Wei, dan juga tunggal putri asal Kanada Michelle Li.

Pada saat yang bersamaan, pengusaha Dato Sri Andrew Kam mengumumkan bahwa dia membantu 1 juta ringgit kepada Petaling Jaya.

Manajer Tim Petaling Jaya  R. Manoj Kumar mengatakan menargetkan bisa menjadi juara. Tahun lalu, mereka hanya mampu finis di posisi kedua setelah dikalahkan Muar City pada Februari lalu. Pada 2015, Purple League dimulai 14 November dengan diikuti oleh 12 tim. (*)

Skuad Petaling Jaya

Putra: Lee Chong Wei, Mohd Hafiz Hashim, K. Yogendran, R. Satheishtharan, Khosit Phetpradab, Koo Kien Keat, Nipitphon Puangpuapech, Bodin Issara, Vountus Indramawan, Darren Issac Devadass, Roni Tan Wee Long, Jagdish Singh, Shahzan Shah Misfahul Muneer, Ahmadi Abdul Saman, Chan Kwong Beng.

Putri: Woon Khe Wei, Vita Marissa, Yang Li Lian, Lim Chiew Sien, Michelle Li, Prajakta Sawant, Nichaon Jindapon, Goh Yea Ching.

Sumber: thestar, purpleleague

Ihsan Pun Masuk 50 Besar

Ihsan Maulana Mustofa (foto:thestar)
PELAN tapi pasti, ranking Ihsan Maulana Mustofa kembali naik. Kini, pebulu tangkis muda Pelatnas Cipayung tersebut sudah menembus 50 besar dunia.

Dari ranking terakhir yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Ihsan ada di posisi 42 dunia. Tempat ini lebih baik 10 setrip dibandingkan pekan lalu.

Capaian ini tak lepas dari hasil dua turnamen super series yang diikuti yakni di Jepang Super Series dan Korea Super Series. Dalam dua ajang tersebut dia sukses melaju ke babak utama setelah bertarung di kualifikasi.

Di Negeri Sakura, julukan Jepang, Ihsan menembus babak perempat final. Langkahnya dihentikan oleh seniornya, Tommy Sugiarto.

Sedangkan pekan lalu, dia kalah di babak kedua. Ihsan menyerah 17-21, 10-21 kepada Tian Houwei dari Tiongkok.

Hasil dari Korea Selatan itu membuatnya membawa pulang 3.600 poin. Nah, donasi itulah yang melambungkan pahlawan nomor beregu Indonesia di SEA Games 2015 tersebut menembus 50 besar dunia.

Hanya, posisi itu masih kalah dibandingkan rekannya di Cipayung, Jonatan Christie. Dia ada di posisi 37 dunia.

Tapi, dibandingkan dua rekan berlatih di Cipayung, Anthony Ginting dan Firman Abdul Kholik, Ihsan masih lebih bagus. ' Saat ini, Anthony di posisi 64 dan Firman di ranking 78.

Pada 29 September-4 Oktober 2015, keempatnya bakal berburu poin lagi. Mereka berlaga dalam Thailand Grand Prix Gold di Bangkok dan langsung berlaga di babak utama. (*)

Berjaya di Turnamen Level Bawah

Marc Zwiebler  juara di Prague Open 2015 (foto:yonex)
PENANTIAN Marc Zwiebler menjadi juara berakhir. Lelaki asal Jerman tersebut mampu meraih posisi terhormat di nomor tunggal putra dalam Prague Open 2015.

Dalam final yang dilaksanakan di Praha, Rep Ceko, pada Sabtu waktu setempat, Zwiebler menang straight game 26-24, 21-11 atas Zvonimir Durkinjak dari Kroasia. Durkinjak sendiri mengawali kejuaraan berhadiah total USD 15 ribu tersebut dari babak kualifikasi. Sementara, Zwiebler menempati unggulan teratas.

Meski juara, tambahan poin yang diperoleh Zwiebler bakal tak banyak. Alasannya, Prague Open merupakan turnamen yang levelnya masih challenge atau turnamen level kelima dalam kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Ya, ajang tersebut sebenarnya memang bukan tempat bagi dia untuk unjuk kekuatan.

Ini disebabkan ranking yang dimiliki jauh di atas lawan-lawannya. Saat ini, mantan juara nomor tunggal putra Eropa tersebut ada di posisi 14 dunia.

Bahkan, dia pernah menembus posisi 10 besar dunia. Itu terjadi pada 3 Juni 2014.

Kali terakhir. Zwiebler menjadi juara juga di ajang challenge yakni Bulgarian International pada 5 Oktober 2014. Sayang, setelah itu, dia belum pernah lagi menjadi pemenang.

Pada 2015, dia memperoleh poin besar dengan menembus semifinal Indonesia Super Series 2015. Sayang, dalam tiga kali turnamen beruntun, dia selalu tumbang di babak awal.

Menariknya, dalam dua turnamen, Jepang Super Series dan Korea Super Series, dia kalah di babak pertama oleh lawan yang sama. Yakni wakil Indonesia Ihsan Maulana Mustofa. (*)

Distribusi gelar Prague Open 2015
Tunggal putra: Marc Zwiebler (Jerman x1) v Zvonimir Durkinjak (Kroasia) 26-24, 21-11

Tunggal putri: Kirsty Gilmour (Skotlandia x3) v Linda Zetchiri (Bulgaria x4) 21-16, 21-14

Ganda putra: Adam Cwalina/Przemyslaw Watcha (Polandia x2) v Manu Attri/B. Sumeeth Reddy (India x1) 19-21, 22-20, 21-14

Ganda putri: Issabel Herttrich/Birgit Michels (Jerman x4) v Marie Batomene/Emelie Lefel (Prancis) 21-13, 21-9

Ganda campuran: Vitalij Durkin/Nina Vislova (Rep Ceko x4) v Michael Fuchs/Birgit Michels (Jerman x1) 21-18, 21-19

x=unggulanPENANTIAN Marc Zwiebler menjadi juara berakhir. Lelaki asal Jerman tersebut mampu meraih posisi terhormat di nomor tunggal putra dalam Prague Open 2015.

Dalam final yang dilaksanakan di Praha, Rep Ceko, pada Sabtu waktu setempat, Zwiebler menang straight game 26-24, 21-11 atas Zvonimir Durkinjak dari Kroasia. Durkinjak sendiri mengawali kejuaraan berhadiah total USD 15 ribu tersebut dari babak kualifikasi. Sementara, Zwiebler menempati unggulan teratas.

Meski juara, tambahan poin yang diperoleh Zwiebler bakal tak banyak. Alasannya, Prague Open merupakan turnamen yang levelnya masih challenge atau turnamen level kelima dalam kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Ya, ajang tersebut sebenarnya memang bukan tempat bagi dia untuk unjuk kekuatan.

Ini disebabkan ranking yang dimiliki jauh di atas lawan-lawannya. Saat ini, mantan juara nomor tunggal putra Eropa tersebut ada di posisi 14 dunia.

Bahkan, dia pernah menembus posisi 10 besar dunia. Itu terjadi pada 3 Juni 2014.

Kali terakhir. Zwiebler menjadi juara juga di ajang challenge yakni Bulgarian International pada 5 Oktober 2014. Sayang, setelah itu, dia belum pernah lagi menjadi pemenang.

Pada 2015, dia memperoleh poin besar dengan menembus semifinal Indonesia Super Series 2015. Sayang, dalam tiga kali turnamen beruntun, dia selalu tumbang di babak awal.

Menariknya, dalam dua turnamen, Jepang Super Series dan Korea Super Series, dia kalah di babak pertama oleh lawan yang sama. Yakni wakil Indonesia Ihsan Maulana Mustofa. (*)

Distribusi gelar Prague Open 2015
Tunggal putra: Marc Zwiebler (Jerman x1) v Zvonimir Durkinjak (Kroasia) 26-24, 21-11

Tunggal putri: Kirsty Gilmour (Skotlandia x3) v Linda Zetchiri (Bulgaria x4) 21-16, 21-14

Ganda putra: Adam Cwalina/Przemyslaw Watcha (Polandia x2) v Manu Attri/B. Sumeeth Reddy (India x1) 19-21, 22-20, 21-14

Ganda putri: Issabel Herttrich/Birgit Michels (Jerman x4) v Marie Batomene/Emelie Lefel (Prancis) 21-13, 21-9

Ganda campuran: Vitalij Durkin/Nina Vislova (Rep Ceko x4) v Michael Fuchs/Birgit Michels (Jerman x1) 21-18, 21-19

x=unggulan