WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Sudah Lewati Hasil Denmark Open

HASIL lebih bagus dipetik Mohammad Ahsan/Berry Angriawan.  Di turnamen kedua mereka sebagai pasangan, Ahsan/Berry mampu menembus babak II France Open 2016.

Pekan lalu, pasangan anyar tersebut langsung tersingkir di babak I Denmark Open 2016.   Ahsan/Berry kalah di babak pertama dari pasangan Choi Solgyu/Kim Gi-jung dari Korea Selatan dengan 21-23, 12-21.

Tapi, di babak pertama French Open 2016 di Paris pada Rabu waktu setempat (25/10/2016), Ahsan/Berry berhasil menaklukkan lawan dari Malaysia Yew Sin Ong/Ee Yi Teo dengan  straught 21-17, 21-17.

“Kami sudah lebih baik mainnya dari kemarin. Sudah tahu bagaimana mencari solusi untuk mendapatkan poin,” kata Berry seperti dikutip media PBSI.

Perbaikan, ungkap Ahsan, sudah dilakukan.Ini membuat mereka bisa main lebih tenang dan mengatur irama.

''Tidak terlalu terburu-buru, belajar dari pengalaman kemarin,” ungkap Ahsan.

Sayangkemenangan Ahsan/Berry tak bisa diraih oleh dua wakil Indonesia lainnya. Ganda campuran Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika dihentikan pemain campuran Skotlandia dan Inggris, Adam Hall/Lauren Smith, 20-22, 16-21. Sedangkan pasangan ganda putri, Tiara Rosalia Nuridah/Rizki Amelia Pradipta, ditaklukkan unggulan kelima asal Tiongkok Luo Ying/Luo Yu 13-21 dan 11-21.

“Lawan mereka sebenarnya nggak bisa mengandalkan teknik saja. Tetapi juga kekuatan dan ketahanan di lapangan. Kami sudah berusaha yang terbaik, tapi ternyata belum berhasil. Kebanyakan bola-bola lawan nggak cocok dengan tipe kami. Jadinya cukup susah buat diatasi,” jelas Tiara.. (*)

18 Daerah Dukung Wiranto

PERSAINGAN menjadi Ketua Umum PP PBSI periode 2016-2020 memanas. Calon orang nomor satu di induk organisasi olahraga bulu tangkis Indonesia tersebut tak lagi hanya Gita Wirjawan yang berstatus incumbent.

Ini setelah Wiranto resmi mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PP PBSI kemarin atau sehari sebelum penutupan pencalonan ketua umum. Wiranto yang diwakili timnya Rabu (26/10/2016), hadir di PBSI untuk mengembalikan formulir pendaftaran. Wiranto sendiri berhalangan hadir karena harus menghadap Presiden Joko Widodo.

Pengurus provinsi PBSI Lampung yang dipimpin oleh Abdullah Fadri menyatakan dukungannya kepada Wiranto dalam konferensi pers yang berlangsung Rabu pagi di Pelatnas Cipayung.

“Wiranto punya track record yang baik. Beliau juga punya pengalaman memimpin cabang olahraga, salah satunya bridge. Sampai bridge bisa menghasilkan juara dunia, begitu juga cabang karate. Bulu tangkis adalah kebanggaan Indonesia, kami rindu akan kejayaan bulu tangkis. Mudah-mudahan, dibawah pimpinan Wiranto, PBSI bisa mengembalikan masa kejayaan tersebut,” ujar Abdullah.

Bahkan, sebanyak 18 pengurus provinsi PBSI mengusung Wiranto dalam pencalonan ketua umum. di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Riau, Kepulauan Riau, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Papua dan Papua Barat.

 Selain Wiranto, nama Gita Wirjawan juga masuk dalam bursa calon ketua umum PBSI periode 2016-2020. Gita yang kini memimpin PBSI telah menegaskan pencalonannya dengan mengembalikan formulir pendaftaran calon ketua umum pada 17 Oktober 2016 lalu.

Pendaftaran calon ketua umum dibuka pada 15-27 Oktober 2016. Setelahnya akan diadakan proses verifikasi yang berlangsung pada 27-30 Oktober 2016. Ketua Umum PP PBSI periode 2016-2020 akan dipilih melalui Musyawarah Nasional (Munas), yang rencananya digelar di Surabaya, Jawa Timur, pada 30 Oktober – 1 November 2016. (*)

Temani Ihsan dan Jonathan

INDONESIA menambah wakil di nomor tunggal putra France Open 2016.Ini setelah Anthony Ginting mampu lepas dari jeratan babak kualifikasi ajang berhadiah total USD 300 ribu tersebut.

Di babak kedua kualifikasi yang dilaksanakan di Paris pada Selasa waktu setempat (25/10/2016), Anthony mengalahkan Ygor Coelho De Oliveira dari Basil 21-14, 17-21, 14-11. Oliveira memutuskan mundur setelah mengalami kram kaki di tengah pertandingan.

“Di game pertama saya main normal aja. Bisa diatasi. Tapi masuk ke game dua, saya mulai nggak percaya diri. Sebaliknya lawan justru banyak ngasih bola-bola yang aneh-aneh. Saya makin banyak bikin salah juga. Game kedua saya jelek banget mainnya,” kata Anthony seperti dikutip media PBSI.

Pelatih tunggal putra Pelatnas Cipayung Hendry Saputra mengaku tidak puas dengan penampilan Anthony. Dia berharap Anthony bisa banyak mengambil pelajaran di pertandingannya kali ini, untuk menghadapi babak utama French Open 2016.

“Anthony belum stabil mentalnya. Kalau ketemu pemain-pemain top dia bisa menghadapi, tapi terkadang ketika ketemu pemain-pemain yang di bawahnya, ada banyak pikiran-pikiran yang mengganggu dia di lapangan. Dia harus bisa mengatasi ini. Kedepannya hal seperti ini tidak boleh lagi terjadi,” ucap Hendry.

Dengan kemenangan ini, Anthony berhasil menyusul dua pemain tunggal putra lainnya, yaitu Ihsan Maulana Mustofa dan Jonatan Christie.

Hanya, di  babak utama, ketiganya bakal berjuang keras untuk menembus babak II. Anthony akan menjajal Ajay Jayaram (India), Ihsan menantang unggulan unggulan keempat Tian Houwei (Tiongkok). Sedang Jonatan berhadapan dengan Xue Song dari Tiongkok. (*)

Kesempatan Praveen/Debby Balas Kekalahan

HAMPIR enam bulan lebih Praveen Jordan/Debby Susanto puasa gelar. Kali terakhir, keduanya mampu meraih posisi terhormat dalam All England 2016.

Dalam final, mereka mengalahkan pasangan Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen  dengan 21-12, 21-17. Sayang, setelah itu, kegagalan selalu mengiringi Praveen/Debby.

Bahkan, di kandang sendiri dalam Indonesia Open 2016, pasangan yang sama-sama berasal dari Djarum Kudus tersebut sudah tersingkir di babak I. Praveen/Debby dipermalukan wakil Tiongkok Lu Kai/Huang Yaqiong dengan 15-21, 10-21.

Pekan lalu, dalam Denmark Open 2016, lagi-lagi pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, menjadi pengganjal langkah mereka. Keduanya dihentikan Zheng Siwei/Chen Qingchen dengan rubber game 19-21, 21-15, 14-21 di babak perempat.

Kini, dahaga gelar tersebut coba diobati di France Open 2016. Dalam ajang berhadiah total USD 300 ribu tersebut, Praveen/Debby ditempatkan sebagai ungggulan kedua.

Di babak I yang dilaksanakan di Paris pada Selasa waktu setempat (25/10/2016), Praveen/Debby menang dua game langsung 25-23, 21-13 atas Sam Magee/Chloe Magee dari Irlandia. Pertemuan di Kota Anggur, julukan Paris, ini menjadi sua perdana kedua pasangan.

Di babak kedua, lawan berat sudah menanti Praveen/Debby. Pasangan yang kini duduk di peringkat enam dunia tersebut akan ditantang Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia), yang di babak I menundukkan Ben Lane/Jessica Pugh (Inggris) 21-9,21-16.

Praveen/Debby pernah dipulangkan lebih awal dari Malaysia Masters 2016. Saat itu, pada Januari 2016, mereka kalah dua game langsung 10-21, 16-21. (*)

Hendra Segera Tinggalkan Cipayung

PELATNAS Cipayung bakal kehilangan pebulu tangkis senior. Hendra Setiawa akan memilih menjadi pebulu tangkis profesional atau mandiri.

''Akhir 2016, Hendra akan meninggalkan Cipayung. Dia sudah memutuskan itu,'' kata Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI Rexy Mainaky di GOR Sudirman, Surabaya, pada akhir pekan lalu.

Pihak PP PBSI, ungkapnya, tak bisa menghalangi. Meski, saat ini, dia bersama pasangannya, Mohammad Ahsan, masih menjadi ganda putra terkuat Indonesia.

''Tentu bakal ada pasangan baru di Cipayung. Kita lihat saja nanti,'' ujar Rexy.

Sedangkan Ahsan, tambah dia, masih ingin bertahan lebih dulu. Paling tidak, ujar Rexy, berada di Cipayung hingga 2017.

Saat ini, Hendra dan Ahsan dipisah. Hendra dipasangkan dengan Rian Agung Saputro dan Ahsan dengan Berry Anggriawan. Sebelumnya, Rian dan Berry merupakan pasangan.

Sebelum dipisah, Rian/Berry mampu mengukir prestasi. Keduanya menjadi juara di Thailand Masters.

Hendra/Ahsan berpasangan sejak 2013. Di awal karir pasangan ini, mereka merajai berbagai turnamen. Turnamen-turnamen bergengsi sekelas Indonesia Open dan All England pernah dijuarai. Bahkan, juara dunia pun mampu disabet.

Sayang, menjelang 2015, penampilan Hendra/Ahsan merosot. Puncaknya pada Olimpiade Rio 2016.

Diharapkan menjadi juara sekaligus meneruskan tradisi emas, keduanya sudah angkat koper lebih dulu. Hendra/Ahsan langsung tersingkir di babak penyisihan. (*)

Gelar Beruntun si Kecil

AKANE Yamaguchi kembali unjuk kekuatan. Pebulu tangkis asal Jepang tersebut mampu menjadi juara beruntun dalam ajang super series/super series premier.

Dua pekan lalu, gadis 19 tahun tersebut mampu menjadi juara di Korea Open. Dalam ajang super series tersebut, Akane mengalahkan andalan tuan rumah Sung Ji-hyun dengan 20-22, 21-15, 21-18.

Kini, yang terakhir, perempuan yang tingginya 156 sentimeter tersebut naik ke podium terhormat dalam Denmark Open Super Series Premier 2016. Dalam final yang dilaksanakan di Odsense pada Minggu waktu setempat, Akane menundukkan Tai Tzu Ying dari Taiwan juga dengan rubber game 19-21, 21-14, 21-12.

Sebelumnya, di semifinal, Akane mempermalukan juara dunia sekaligus unggulan teratas asal Spanyol Carolia Marin. Peraih emas Olimpiade Rio 2016 terebut menyerah 21-15, 19-21, 21-18.

Gelar juara masih bisa bertambah. Pekan ini, Akane, yang sudah berada di posisi 10 besar, akan berlaga di France Open 2016. Di babak pertama, dia ditantang wakil Thailand Porntip Buranapraseritsuk.

Keduanya baru sekali bertemu yakni di Korea Open 2014. Hasilnya, Akena memetik kemenangan.
Di Denmark Open Super Series Premier 2016, selain Akane, nomor ganda putra juga dimenangi wakil Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

Distribusi gelar Denmark Open 2016

Ganda putri: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x1) v Jung Kyung-eun/Shin Seung-chan (Korsel x2) 19-21, 21-11, 21-16

Tunggal putra: Tanongsak S. (Thailand) v Son Wan-ho (Korsel x6) 21-13, 23-21

Ganda campuran: Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x5) v  Zheng Siwei/Chen Qingchen (Tiongkok x8) 21-16, 22-20

Ganda putra: Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia x4) v Bodin Issara/Nipitphon P. (Thailand) 14-21, 22-20, 21-19

Tunggal putri: Akane Yamaguchi (Jepang x8) v Tai Tzu Ying (Taiwan x5) 19-21, 21-14, 21-12

x=unggulan

Tanpa Gelar dari Denmark Open

Greysia dan Nitya jatuh bangun di semifinal
INDONESIA gagal total di Denmark Open Super Series Premier 2016. Hasil maksimal wakil merah putih dalam ajang berhadiah total USD 700 ribu tersebut adalah menembus semifinal.

Dua wakil yang tersisa, pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi di ganda putra, harus menyerah kepada lawan-lawannya dalam pertandingan perebutan tiket final yang dilaksanakan di Odensen pada Sabtu waktu setempat.

Greysia/Nitya,yang diunggulkan di posisi ketiga, dihentikan duet Korea Selatan Jung Kyung-eun/Shin Seung-chan dengan dua game langsung 13-21, 24-26. Sedangkan Angga/Ricky menyerah di tangan wakil Thailand Bodin Issara/Nipitphon Phuangphuapet dengan 21-11, 21-18.

Tertinggal 5-9 di awal game pertama, Greysia/Nitya kemudian sempat menyusul dengan 12-9. Namun Greysia/Nitya justru banyak melakukan kesalahan di poin-poin berikutnya. Jung/Shin balik melesat dengan 18-12. Greysia/Nitya akhirnya kalah 13-21.

“Dari game pertama, waktu kami sempat unggul, kami banyak mati-mati sendiri. Jadi pas mereka menyusul kami malah nggak tenang dan terburu-buru,” kata Nitya seperti dikutip media PBSI.

Game kedua berlangsung lebih menegangkan. Greysia/Nitya berusaha menyelamatkan posisinya di babak semifinal ini. Greysia/Nitya merebut poin 20 lebih dulu dengan 20-19. Setting point terjadi sebanyak lima kali, sebelum akhirnya skor 26-24 direbut Jung/Shin.

“Kami pas lagi poin-poin ketat mencoba membangkitkan semangat untuk merebut game kedua. Kami cuma berusaha untuk menjalankan semua strategi di lapangan. Kami berusaha untuk merebut game kedua. Tapi ternyata kami harus kalah. Saat main di poin-poin kritis, lawan juga lebih menguasai pertandingan,” ujar Greysia.

“Mereka main lebih safe, dan serangan-serangan yang mereka kasih ke kami juga jarang yang mati sendiri,” ujar Nitya. (*)

Ricky Soebagja-Rexy Mainaky Kembali Duet

Rexy (kiri) dan Ricky di GOR Sudirman
Dikontrak Produk Susu, Keliling Berbagai Kota

Pasangan Rexy Mainaky dan Ricky Soebagdja pernah disegani di pentas internasional. Berkat keduanya, lagu Indonesia Raya berkumandang. Kemarin, keduanya kembali bertandem.
--
GOR Sudirman, Surabaya, berubah menjadi hijau. Dinding dan lantai gedung yang berada di kawasan Kertajaya, Surabaya, tersebut dibranding sedemikian rupa seperti warnas khas yang menjadi sponsor utama kejuaraan yang tengah berlangsung.

Peserta pun demikian. Selain tentunya, panitia dan petugas pertandingan.

Namun, di antara orang yang hadir di GOR Sudirman pada Sabtu (22/10/2016), ada dua sosok yang bisa menyedot perhatian. Mereka adalah Rexy Mainaky dan Ricky Soebagja.

Nama keduanya melambung tinggi di era 1990-an. Seabrek gelar mampu diraih Ricky/Rexy di pentas internasional. Bahkan, juara dunia disabet pada 1995 saat ajang bergengsi itu dilaksanakan di Lausanne.

Puncaknya pada Olimpiade Atlanta, Amerika Serikat, 1996. Ricky/Rexy sukses menyumbangkan emas bagi Indonesia. Dalam laga final, keduanya menyudahi perlawanan Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock dari Malaysia dengan 5-15, 15-13, 15-12.

Kemenangan tersebut membuat  cabang olahraga bulu tangkis meneruskan tradisi emas di pesta olahraga empat tahunan tersebut. Setelah pada 1992,  Alan Budikusuma menjadi juara tunggal putra dan Susi Susanti naik terhormat di tunggal putri.

Tapi, setelah berpisah, Ricky dan Rexy sudah lama tak terdengar bersama. Ini disebabkan Rexy banyak menyebarkan ilmu sebagai pelatih di berbagai negara. Inggris, Malaysia, dan Filipina merupakan negara yang pernah ditinggal lelaki dari keluarga bulu tangkis tersebut.

 Hingga empat tahun lalu, Rexy pun ditarik pulang. Kebetulan, Ricky juga dipercaya masuk dalam kabinet PP PBSI di bawah pimpinan Gita Wirjawan.

Keduanya mulai sering terlihat bersama. Bahkan, pada Sabtu (22/10/2016), mereka hadir di GOR Sudirman, Surabaya. Hanya, Ricky dan Rexy bukan lagi tampil di lapangan untuk memenangi pertandingan.

''Dua tahun terakhir ini, saya dan Ricky jadi duta susu. Selama masih berhubungan dengan bulu tangkis, tentu dengan senang hati saya terima,'' kata Rexy.

Tugas yang diemban keduanya juga tak berat. Mereka diharapkan menularkan ilmu kepada anak-anak usia belasan.

''Hanya, kami harus sering keliling ke berbagai kota. Ini karena ada beberapa seri yang dilaksanakan tak di satu tempat,'' ungkap lelaki yang kini berusia 48 tahun tersebut.

Rexy pun ingin apa yang dilakukannya bersama Ricky bisa melahirkan pebulu tangkis hebat. Dengan tujuannya, mereka tetap bisa mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional. (*)

Brice Gagal Lanjutkan Kejutan

KEJUTAN Brice Laverdez di Denmark Open Super Series Premier 2016 terhenti. Pebulu tangkis harus mengakui ketangguhan Tanongsak Saensomboonsuk(Thailand) dengan dua game mudah 21-9, 21-13 dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Odense pada Sabtu waktu setempat (22/10/2016).

Ini menjadi kekalahan ketiga Brice dari lawannya tersebut. Sebenarnya, kesempatan menang terus terbuka. Dalam pertemuan terakhir di All England 2016 Maret lalu, pebulu tangkis peringkat 38 dunia tersebut mengalahkan Tanongsak dengan straight game 21-15, 21-17.

Apalagi, di babak perempat final, lelaki 32 tahun tersebut membuat kejutan besar. Brice mempermalukan unggulan teratas Lee Chong Wei asal Malaysia dengan rubber game 21-17, 20-22, 21-19. Kemenangan tersebut menjadi yang pertama dalam tujuh kali pertemuan.

Sebelumnya, unggulan kedua yang juga andalan tuan rumah Viktor Axelsen sudah angkat koper lebih awal. Dia menyerah dari wakil gaek Korea Selatan Lee Hyun-il di babak kedua.

Di Denmark Open Super Series Premier 2016, Indonesia tak mengirimkan wakil. Begitu juga Tiongkok yang menyimpan para bintang tunggal prianya. Dua andalannya, Chen Long dan Lin Dan, belum diterjunkan dalam sebuah ajang usai gagal di Olimpiade Rio 2016. (*)

Kalahkan Thailand, Ketemu Thailand

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon(foto;PBSI)
KEVIN  Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon semakin matang. Keduanya sukses melaju ke perempat final Denmark Open Super Series Premier 2016. Dalam 29 menit, mereka mengalahkan pasangan Thailand Kittinupang Kedren/Dechapol Puavaranukroh dengan straight game 21-17, 21-11.

Kevin/Marcus tak memperoleh kesulitan khusus dalam menghadapi lawannya tersebut. Setelah menang di game pertama, mereka terus melenggang hingga memenangkan game keduanya.

“Game pertama masih agak cari-cari permainan, tapi di game kedua kami sudah sangat nyaman main. Mau main kaya apa juga bisa. Terus lawan jadi ketekan juga,” kata Kevin ditemui di Odense Sports Park usai bertanding seperti dikutip media PBSI.

Di perempat final, Kevin/Marcus kembali akan menghadapi pasangan Thailand. Kali ini, mereka menantang pasangan senior, Bodin Issara/Nipitphon Phuangphuapet.

“Yang pasti lebih siap dari hari ini. Bodin sudah cukup berpengalaman. Tapi kami sudah pernah ketemu sebelumnya, jadi kurang lebih sudah tau permainan mereka seperti apa,” ujar Kevin.

Kevin/Marcus merupakan salah satu pasangan ganda putra yang diproyeksikan akan memperkuat Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Menanggapi hal tersebut, Kevin/Marcus mengaku kian termotivasi untuk berprestasi. Mereka berharap bisa menunjukkan penampilan terbaik di setiap pertandingan.

“Jadi motivasi pastinya. Kalau dijadikan beban malah nggak enak mainnya. Jadiin motivasi aja, sama jangan memikirkan menang atau kalah. Yang penting melakukan yang terbaik,” ungkap Marcus. (*)

Akhirnya Wahyu Nayaka Punya Pasangan

PELATNAS Cipayung kedatangan penghuni baru. Giovani Dicky Oktavan, pebulu tangkis binaan klub Exist Jakarta, menjadi bagian tim nasional terhitung sejak 1 September 2016.

Ini tertera dalam Surat Keputusan (SK) Nomor SKEP/055/0.5/X/2016 mengenai pemanggilan atlet bulutangkis masuk Pelatnas PBSI. Dicky rencananya dipasangkan dengan Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira.

Sebelumnya, Wahyu berpasangan dengan Ade Yusuf, namun Ade harus kembali ke klub karena sakit. Wahyu sempat berpasangan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo di Yonex-Sunrise Indonesian Masters 2016 dan menjadi juara.

“Wahyu itu butuh partner pemain depan. Setelah tim pelatih ganda putra menyaring beberapa pilihan, akhirnya kami memutuskan Dicky paling sesuai,” kata Herry Iman Pierngadi, Kepala Pelatih Ganda Putra PP PBSI.

Dicky, tambahnya, sudah mengikuti uji coba di pelatnas selama tiga bulan. Berdasarkan penilaian tim pelatih yaitu Herry, Aryono (Miranat), dan Chafidz (Yusuf), Dicky memang bagus di teknik, disiplin dan motivasi.

''Kamipun sepakat untu mengajukan nama Dicky ke Binpres,” ujar Herry kepada media PBSI

 Dicky dan Wahyu akan menjalani debut di Macau Open Grand Prix Gold 2016. Karena uji coba pertama bagi pebulu tangkis pemain tersebut, maka Wahyu/Dicky belum dibebani target di turnamen level grand prix gold tersebut.

“Belum ada target, akan kami uji coba bertanding dulu di Macau Open Grand Prix Gold 2016,” pungkas Herry.

Sementara itu, sebanyak tujuh pemain resmi menjalani magang di pelatnas terhitung 10 Oktober 2016 hingga akhir Desember 2016. (*)


Nama atlet magang di Pelatnas Cipayung

Abimanyu, PB Jaya Raya, Pengprov PBSI DKI Jakarta

Bunga Fitriani Romadhini, PB Mutiara Cardinal Bandung, Pengprov PBSI Jawa Barat

Ni Made Pranita Sulistya Dewi, PB Batur Bangli, Pengprov PBSI Bali

Silvi Wulandari, PB Djarum, Pengprov PBSI Jawa Tengah

Zachariah Josiahni Sumanti, PB Tangkas, Pengprov DKI Jakarta

Akbar Bintang Cahyono, PB Djarum, Pengprov PBSI Jawa Tengah

Angger Sudrajad, PB Djarum, Pengprov PBSI Jawa Tengah

Ingin Maksimal di Ajang Perdana

Greysia/Nitya unjuk kebolehan di Denmark Open 2016
GREYSIA Polii/Nitya Krishinda Maheswari kembali turun lapangan. Denmark Open Super Series Premier 2016 menjadi debut setelah . Ini akan menjadi pertandingan pertama mereka setelah Olimpiade Rio 2016, Agustus lalu.

Usai pesta olahraga empat tahunan itu , Greysia/Nitya absen di dua turnamen super series, Japan Open dan Korea Open. Di Olimpiade 2016 yang dilaksanakan di Rio de Janeiro, Brasil, pada Agustus lalu, mereka gagal menyumbangkan medali karena langkahnya terhenti di perempat final.

“Kondisi kami sudah lebih oke dan lebih siap. Karena kami punya waktu selama kurang lebih satu bulan untuk latihan setelah Olimpiade. Kami mau mencapai hasil terbaik di Denmark, tetapi kami juga ingin tetap menikmati jalannya pertandingan,” kata Greysia seperti dikutip media PBSI

Di babak pertama Denmark Open, Greysia/Nitya berhadapan dengan pasangan Taiwan, Chiang Mei Hui/Hsu Ya Ching. Keduanya tercatat belum pernah saling berhadapan sebelumnya.

“Kami harus lebih beradaptasi dari babak pertama. Karena habis Olimpiade kami sempat istirahat dulu, baru latihan lagi. Jadi kami harus mempersiapkan diri untuk mencari hawa pertandingan,” ujar Nitya.

Mereka, tambah ya, ingin memaksimalkan apa yang dipunya. Sasarannya,  supaya bisa ke super series final di Dubai

. ''Sekarang tinggal empat pertandingan super series lagi, semoga kami paling tidak bisa mendapat satu gelar,” tambah Greysia mengenai targetnya.

Selain Greysia/Nitya, dua pasangan ganda putri juga akan turun bermain di Denmark Open, yaitu Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari dan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani.

Della/Rosyita akan berhadapan dengan Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva, Bulgaria. Sementara Anggia/Ketut masih menunggu lawan dari babak kualifikasi. (*)

Gita Maju Lagi sebagai Ketum

Para pendukung Gita Wirjawan
GITA Wirjawan masih ingin memimpin PP PBSI. Buktinya, dia maju lagi sebagai bakal calon ketua umum PBSI periode 2016-2020.

Dia pun sudah mengembalikan formulir pendaftaran ke sekretariat tim penjaringan dan penyaringan bakal calon ketua umum  PBSI di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, pada Senin (16/10/2016). Pengembalian formulir diwakili oleh Ketua Umum Pengprov PBSI Kalimantan Tengah Barlen yang didampingi oleh juru bicara tim Pendukung Gita Wirjawan, Sofyan Masykur, yang juga merupakan Sekretaris Umum Pengprov PBSI Kalimantan Timur serta sejumlah perwakilan Pengprov pendukung lainnya.

“Gita sudah terbukti kinerjanya dengan pembinaan atlet yang baik serta prestasi yang mendunia. Di samping itu karena kemampuan manajerialnya yang bagus maka Gita mendapatkan dukungan dari pengprov-pengprov dan para pelaku olahraga bulu tangkis, yaitu atlet, pelatih dan elemen bulutangkis lain,” papar Sofyan.

Dia mengklaim, Gita didukung oleh 20 pengprov dan dukungan tersebut membuat Gita kembali mencalonkan dirinya menjadi ketua umum PBSI periode 2016-2020.
“ Saya sangat berterima kasih dengan dukungan dari 20 pengprov tersebut. Jika dipercaya kembali menjadi ketua, saya ingin menjalankan program-program yang kemarin belum terlaksana seperti program desentralisasi yang efektif dan efisien dan juga peningkatan pengembangan para atlet di klub.," papar Gita.

Dalam kepemimpinan Gita sebagai Ketum PBSI periode 2013-2016, sejumlah prestasi gemilang sudah ditorehkan. Di antaranya 27 gelar superseries, 5 medali emas di SEA  Games, 2 medali emas di Asian Games, 3 gelar juara dunia. Puncaknya adalah medali emas di sektor ganda campuran Olimpiade 2016, yang dipersembahkan oleh Tontowi Ahmad/Liliana Natsir di Rio De Janeiro, Brazil.

“Kemenangan Owi/Butet (sapaan Tontowi dan Liliyana) ini adalah milik seluruh bangsa Indonesia. Semua gelar-gelar penting ini bisa tercapai dikarenakan sudah adanya pondasi yang baik dari kepengurusan sebelumnya dibawah kepemimpinan Pak Joko, dan kami berupaya untuk memaksimalkan para pemain yang ada untuk merebut gelar juara yang sudah ditargetkan,” ucap Gita. (*)

Langsung Dipersiapkan ke Olimpiade 2020

Rian Ardianto/Fajar Alfian mengapit pelatih Aryono Miranat
OLIMPIADE Tokyo, Jepang, masih empat tahun lalu. Tapi, nomor ganda putra Indonesia sudah mengasah jagonya.

Pasangan Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian menjadi salah satu kandidat. Salah satu pertimbangannya, Rian/Fajar, baru saja menjadi juara di ajang Chinese Taipei Masters 2016 ini. Mereka  akan bersaing dengan tiga pasangan lainnya untuk memperebutkan tiket ke olimpiade.

“Sekarang ada empat pasangan yang kami persiapkan yaitu Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Rian Agung Saputro/Berry Angriawan, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Rian/Fajar. Ada satu lagi, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira, pasangannya dengan siapa? Inilah yang sedang kami persiapkan,” kata  Kepala Pelatih Ganda Putra PP PBSI Herry Iman Pierngadi seperti dikutip media PBSI. 

Perjuangan Rian/Fajar menuju olimpiade memang bukanlah perkara mudah. Mereka mesti bersaing dengan senior-senior mereka yang lebih berpengalaman. Tiap negara berhak untuk mengirim dua wakil ganda putra ke olimpiade, jika kedua pasangan berada di jajaran rangking delapan besar dunia.

“Rian/Fajar harus banyak belajar lagi, penampilan mereka masih belum konsisten di tiap game. Namun mereka masih muda, jam terbang juga belum banyak. Saya berharap Rian/Fajar diberi kesempatan bertanding lebih banyak karena mereka punya potensi untuk menjadi generasi penerus ganda putra,” ujar Herry.

 Herry juga optimistis tanpa dua pemain senior di ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, sektor ini masih bisa bicara di kancah internasional.
Pasangan Rian/Fajar keluar sebagai juara Chinese Taipei Masters 2016 setelah mengalahkan unggulan pertama dari Taiwan, Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin, dengan pertarungan lima game, 11-6, 11-6, 11-13, 9-11, 12-10. (*)


Hasil final Chinese Taipei Masters 2016:

Ganda Putri: Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (x1/Jepang) vs Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto (x4/Jepang) 12-10, 11-5, 11-7

Tunggal Putri: Ayumi Mine (x3/Jepang) vs Saena Kawakami (Jepang) 12-10, 7-11, 11-9, 12-10

 Tunggal Putra: Sourabh Varma (India) vs Daren Liew (Malaysia) 12-10, 12-10, 3-3 mundur

Ganda Campuran: Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Hongkong) vs Ryota Taohata/Koharu Yonemoto (Jepang) 11-3, 11-7, 14-12

Ganda Putra: Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian (Indonesia) v Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin (x1/Taiwan) 11-6, 11-6, 11-13, 9-11, 12-10

x=unggulan

Gelar Pertama di Ajang Grand Prix

Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian.
INDONESIA membawa pulang satu gelar dari Chinese Taipei Masters 2016. Posisi terhormat tersebut diraih  pasangan ganda putra Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian. Pasangan nonunggulan ini menundukkan unggulan pertama yang juga wakil tuan rumah, Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin dengan dengan 11-6, 11-6, 11-13, 9-11, 12-10 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Taipei pada Minggu waktu setempat (16/10/2016).

“Kami senang bisa dapat gelar pertama di level grand prix. Semoga selanjutnya bisa naik terus levelnya dan bisa main di level super series seperti senior-senior kami,” kata Fajar yang ditemui usai pertandingan seperti dikutip media PBSI.

Rian/Fajar membuka pertandingan dengan kemenangan di dua game pertama. Mereka tampil begitu percaya diri menghadapi unggulan pertama yang didukung penuh oleh penonton di stadion Hsing Chuang Gymnasium. Chen/Wang tak bisa mengembangkan permainan mereka dan hanya mengikuti irama permainan Rian/Fajar.

Tapi, Chen/Wang tak mau menyerah begitu saja. Mereka bangkit dan memimpin pertandingan hingga 7-2. Rian/Fajar sempat menyamakan kedudukan menjadi 10-10, namun Chen/Wang menutup game ketiga dengan kemenangan.

Pada game penentuan, pasangan Taiwan kembali menerapkan permainan menyerang, namun kali ini pertahanan Rian/Fajar lebih kokoh. Mereka jarang membuat kesalahan sendiri.

Unggul 10-6, Rian/Fajar belum bisa menutup game, setting pun kembali terjadi. Sukses menerapkan pola main no lob, dua poin krusial akhirnya menjadi milik Rian/Fajar.

 “Di game pertama dan kedua kami sudah langsung in ke permainan, lawan kurang siap. Namun di game selanjutnya, mereka lebih sabar, mereka juga sudah berpengalaman, jadi bisa mengatur tempo,” jelas Rian.

Kunci kemenangan, ungkapnya, adalah kemauan yang kuat. Mereka harus menang dan menang.

''Kami harus siap capek karena shuttlecock yang digunakan berat, tidak boleh lengah dan fokus dijaga terus. Di game terakhir, kami terlalu santai karena unggul jauh, dan lawan nothing to lose juga, jadi sempat kesusul,” beber Fajar.

Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan memberi apresiasi atas raihan prestasi kedua pasangan muda ini. Ini adalah gelar kedua Rian/Fajar di 2016. Sebelumnya, pasangan rangking 41 dunia ini juga menjadi jawara di Wali Kota Surabaya Cup International Series 2016. (*)

Singkirkan Unggulan Teratas

Riky/Gloria membuat kejutan di Taipei 
WAKIL Indonesia masih menjaga asa juara di Chinese Taipei Masters 2016. Ini setelah pasangan ganda campuran Riky Widianto/Gloria Emanuelle Widjaja berhasil melaju ke babak semifinal.

 Mereka menekuk unggulan pertama Yong Kai Terry Hee/Tan Wei Han dari Singapura dengan 11-5. 11-6, 3-11, 11-5.  Riky/Gloria memegang kendali permainan dan mampu mengatur arah bola.

Mereka dengan mudah mengatasi serangan-serangan Hee/Tan. Pasangan Singapura ini juga kerap membuat kesalahan sendiri, terutama Tan yang sering membuang bola terlalu jauh ke luar lapangan.

Akan tetapi di game ketiga, Riky/Gloria sempat kewalahan menghadapi serangan-serangan Hee/Tan. Tertinggal 1-8, Riky/Gloria akhirnya merelakan game ketiga.

Namun mereka tak ingin game kelima dimainkan, Riky/Gloria langsung tancap gas di game keempat dan memimpin hingga 7-0. Terlalu jauh untuk mengejar, Hee/Tan akhirnya menyerah.


“Kami bisa menang hari ini. Komunikasi kami memang lebih baik di pertandingan hari ini, jadi pikiran dan hati lebih tenang, mainnya enak. Kami juga punya komitmen lebih, untuk tampil lebih baik dari sebelumnya,” kata Gloria seperti dikutip media PBSI

Di babak semifinal, Riky/Gloria akan berhadapan dengan Tang Chun Man/Tse Ying Suet, finalis Thailand Open Grand Prix Gold 2016 asal Hongkong. (*)

Hanya di Bawah Jonatan dan Tommy

Sony Dwi Kuncoro kini di posisi 24 dunia
LOMPATAN berarti dilakukan Sony Dwi Kuncoro. Kini, dia sudah berada di posisi 24 besar dunia.

Capaian ini merupakan yang tertinggi setelah dia keluar dari Pelatnas Cipayung. Pekan lalu, Sony masih berada di posisi 32 besar dunia.

Naiknya ranking arek Suroboyo tersebut tak lepas dari hasil di Thailand Masters 2016. Dalam ajang yang dilaksanakan di Bangkok itu, Sony mampu menembus babak final.

Sayang, dalam laga pemungkas turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut, bapak dua putri tersebut dikalahkan wakil tuan rumah Tanongsak Saensonboonsuk dengan dua game langsung 15-21, 16-21.

Namun, hasil tersebut sudah cukup bagi Sony untuk terdongrak peringkatnya. Ini sekaligus menjadi capaian terbaik kedua bagi peraih medali perunggu dalam Olimpiade Athena 2004 tersebut.

Sebelumnya, pada April 2016, Sony membuat kejutan. Dia sukses meraih juara di ajang super series, Singapore Open.

Dengan posisi ke-24 dunia, kini Sony menjadi pebulu tangkis terbaik ketiga Indonesia. Dia kalah oleh Jonatan Christie yang berada di ranking 21 dan Tommy Sugiarto di posisi 13. (*)

Tantang Unggulan Teratas


BERTAHAN: Riky/Gloria saat tampil di babak II (foto;PBSI)
TANTANGAN berat menghadang Riky Widianto/Gloria Emanuelle Widjaja di Taipei Masters 2016.
Mereka berhadangan denngan unggulan pertama, Yong Kai Terry Hee/Tan Wei Han (Singapura).

Riky/Gloria lolos ke perempat final setelah menaklukkan Ho Wai Lun/Yuen Sin Ying (Hongkong), dengan skor 7-11, 11-7, 11-7, 11-4. Yong/Tan juga melewati pertandingan empat game dalam perjalanan menuju perempat final melawan Hung Ying Yuan/Hsieh Pei Shan (Taiwan), dengan skor 11-6, 11-5, 4-11, 11-7.

“Waktu awal game pertama, kami merasa mainnya sudah enak. Tetapi ketika lawan menyamakan kedudukan 7-7, kami panik sendiri dan fokusnya jadi hilang,” kata Riky seperti dikutip media PBSI.

Pasangan Hongkong yang dihadapi, ungkap Riky, cukup kuat. Mereka dibuat capek di game kedua dengan permainan reli. ''Mereka punya modal tangan yang kuat dan banyak mendorong bola ke belakang,” tambah Gloria.

Hanya, Riky/Gloria mengaku tak gentar melawan unggulan teratas dalam event berhadiah total USD 55 ribu terebut. Mereka, ujar Gloria,  pernah bertemu.

Hanya, ketika itu, pasangan mereka berbeda. Riky dengan Richi Dili dan Gloria dengan Edi Subaktiar.

'' Yong pemain yang ulet dan rajin mengambil bola, penempatan bola di belakang juga kencang, berbeda dengan Tan yang pukulannya lebih halus,” jelas Gloria.


Riky/Gloria merupakan satu-satunya wakil ganda campuran yang lolos ke perempat final. Sebelumnya pasangan Edi Subaktiar/Richi Puspita Dili terhenti di babak 16 besar dari Danny Bawa Chrisnanta/Citra Putri Sari Dewi (Singapura), dengan skor 11-13, 9-11, 7-11.

Sementara sudah empat wakil Indonesia yang lolos ke perempat final. Selain Riky/Gloria, ada pasangan ganda putri Nisak Puji Lestari/Meirisa Cindy Sahputri yang melaju. Dua pemain tunggal yaitu Hanna Ramadini dan Shesar Hiren Rhustavito juga berhasil merebut tiket perempat final. (*)

Vito Kembali Sikat Wakil Tuan Rumah

Shesar Hiren Rhustavito melaju ke perempat final
LAJU Sehesar Hiren Rhustavito belum terbendung. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut mampu menembus babak perempat final Taipei Masters 2016.

Dalam pertadingan babak III yang dilaksanakan di Taipe pada Kamis waktu setempat (13/10/2016), Vito, sapaan karib Shesar Hiren Rhustavito, menundukkan wakil tuan rumah Lu Chia Hung dengan 11-7, 11-8, 14-12. Di Taiwan Masters 2016 ini, sistem yang dipakai adalah game 11 dengan the best of five. Di babak II, pebulu tangkis yang kini membela PB Djarum Kudus tersebut juga mengalahkan atlet Taiwan lainnya, Lo Chi Yu.

Di perempat final, Vito akan menantang Liew Daren. Di babak II, atlet Malaysia tersebut menghentikan perlawanan Abdulrach Namkul dari Thailand dengan 11-9, 9-11, 11-9, 11-7.

Sebenarnya, dalam Taipei Masters 2016, Indonesia diwakili beberapa pebulu tangkis handa. Memang, mereka mayoritas bukan atlet top.

Tapi, PP PBSI mengirimkan atlet masa depannya. Ada nama Firman Abdul Kholik, Muhammad Bayu Pangisthu, dan Khrisna Adi. Di luar itu ada juga nama Wisnu Yuli Prasetyo.

Hanya, sistem point yang baru masih membuat wakil merah putih kaget. Biasanya, mereka lebih sering bertandingan dengan game 21. (*)

Masih Ada Duta di Ganda Campuran

Edi Subaktiar/Richi Dili (foto:djarum)
GANDA campuran Indonesia masih bisa bernafas lega. Mereka masih menempatkan wakil di babak II Taiwan Masters 2016.

Pasangan Riky Widianto/Gloria Emanuelle Widjaja menang WO setelah lawan mereka, Tinn Isriyanet/Pacharapun Chochuwong (Thailand), mengundurkan diri dari turnamen berhadiah total USD 55 ribu tersebut.
Langkah ini diikuti pasangan Edi Subaktiar/Richi Puspita Dili yang menang atas wakil tuan rumah, Hsu Jen Hao/Yu Chien Hui, dengan 11-9, 11-3, 11-6.

 Sayang, dua wakil harus terhenti di babak pertama. Rafiddias Akhdan Nugroho/Masita Mahmudin dikalahkan Tang Chun man/Tse Ying Suet (Hongkong), dengan 8-11, 4-11, 6-11. Pasangan muda Yantoni Edy Saputra/Marsheilla Gischa Islami menyerah  atas wakil tuan rumah Tseng Min Hao/Lin Jhih Yun dengan skor 11-5, 10-12, 8-11, 7-11.

“Hari ini kami mainnya kurang enak, di awal-awal bisa fokus, tetapi di akhir malah kehilangan fokus. Kadang-kadang bisa blank dan susah menghadapi serangan-serangan lawan,” ujar Gischa seperti dikutip media PBSI.

Mungkin. tambahnya, ada pengaruhnya juga dengan sistem poin 11. Permainan, jelas Gischa, jadi lebih cepat.

''Rasanya cepat sekali poin hilang, tahu-tahu sudah mau selesai. Mungkin karena kami terbiasa dengan sistem skor 21,” jelas Gischa.(*)