|
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (foto: PBSI) |
ADA apa dengan Fajar Alfin/Muhammad Rian Ardianto? Penampilannya semakin hari semakin tak memberikan harapan.
Itu setelah keduanya mampu meraih gelar di Korea Selatan pada awal November lalu. Setelah itu, Fajri, sapaan karib Fajar/Rian, tak pernah tampil memuaskan.
Bahkan, kegagalan-kegagalan sering diterima. Ironisnya, mereka kalah dari pasangan yang bukan selevel. Di ajang SEA Games itu kembali terjadi.
Alih-alih digadang-gadang sebagai penyumbang poin di beregu, Fajri malah menjadi kartu mati. Saat final melawan Malaysia, keduanya gagal menyumbangkan poin.
Kekalahan di laga kedua, sempat membuat Malaysia sempat menyamakan kedudukan 1-1. Untung, di tunggal kedua, Anthony Sinisuka Ginting dan pasangan Ade Yusuf/Wahyu Nayaka mampu mendonasikan poin.
Kini, hal tersebut kembali di nomor perorangan. Duduk sebagai unggulan teratas, Fajri sudah angkat koper lebih awal. Bukan di final seperti status yang mereka tempati. Tapi, itu di babak perempat final. Secara mengejutkan, Fajri dipermalukan ganda Thailand Bodin Issara/Maneepong Jongjit dengan dua game langsung 21-16, 23-21 di Manila, Filipina, Sabtu (7/12/2019).
Di atas kertas, sebenarnya Fajri bisa memenangkan pertandingkan. Rankingnya, kelima, jauh di atas wakil Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut, yang ada di posisi 46. Selain itu, Fajri pernah mengalahkan lawannya tersebut pada Chine Open September lalu.
Dengan kekalahan ini, Indonesia tinggal berharap kepada pasangan Ade Yusuf/Wahyu Nayaka. Pasangan nonunggulan ini melaju ke semifinal usai menundukkan Mittisak Namdash/Nipitphon Phuangphuapet (Thailand) dengan 21-16, 21-18. Untuk bisa menembus final, Ade/Wahyu harus bisa menyingkirkan unggulan kedua asal Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik. (*)