WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Segera Boyongan ke Ibu Kota

PELATIH: Bambang Supriyanto (foto: pbsi.org)
KETEMU Bambang Supriyanto seperti bertemu kawan yang sudah lama tak bersua. Awalnya, dia tampak gelisah saat anak asuhnya di Jaya Raya harus mengakui ketangguhan Unisys Jepang dalam Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013 di DBL Arena, Surabaya, pada Senin (4/2).
 Dia pun lalu lalang di belakang meja referee untuk menenangkan pikirannya. Saat dipanggil pengurus PB PBSI Eddyanto Sabaruddin, dia masih enggan menghampiri.
Meski, akhirnyab datang, wajah Bambang pun tampak kusut.
 Tapi, wajahnya pun terlihat ada perubahan saat Eddy, sapaan karib Eddyanto Sabaruddin mengenalkan penulis sebagai orang Solo.
 Bambang pun ada perubahan ekspresi. Dia pun bercerita tentang dirinya dan kampung halaman di Kota Bengawan, julukan Solo.

 ‘’Dulunya saya berasal dari klub di Solo, Abadi. Di sana saya mulai mengenal bulu tangkis dan berlatih di GOR Manahan, Solo,’’ kata Bambang.
 Dari klub itulah, kemampuan lelaki kelahiran 20 Februari 1969 tersebut terasah. Hingga akhirnya, bakat yang dimilikinya mampu memikat klub raksasa di Jakarta, Jaya Raya. ‘Sejak SMP saya sudah ke Jakarta. Saya harus berpisah dengan orang tua dan keluarga.’’
 Di ibu kota, sinar Bambang semakin terang. Hingga pada 1988, dia pun mendapat kepercayaan masuk pelatnas PB PBSI. Semula, Bambang dikonsentrasikan di nomor tunggal.
 Tapi, karena persaingan yang sangat ketat saat itu, Bambang pun dipindahkan ke nomor ganda. Bisa dikatakan saat itu, nomor tunggal Indonesia sangat kuat. Nama-nama seperti Ardy B. Wiranata, Alan Budikusuma, Joko Supriyanto, hingga Hermawan Susanto menjadi  kawan yang sudah dikalahkan di lapangan.
 Ternyata, bermain di nomor ganda bukan membuat dia redup. Sebaliknya, prestasi Bambang tambah mendunia.
 Berpasangan dengan Rudy Gunawan, mereka menjadi juara All England 1994. Mereka mampu memecahkan domonasi pasangan Indonesia lainnya, Rexy Mainaky/Ricky Subagdja, peraih emas Olimpiade Atlanta 1996.
 Setelah Rudy Gunawan pensiun, Bambang sempat berganti-ganti pasangan, termasuk dia pernah berpasangan dengan Zelin Resiana. Di Olimpiade Sydney 2000, pasangan ini menembus babak perempat final sebelum dihentikan langkahnya oleh pasangan Denmark Michael Sogaard/Rikke Olsen 17-14, 10-15, 15-11.
 Untuk nomor ganda putra, Bambang menemukan pasangan yang klop pada diri Tri Kusharjanto. Mereka mampu menjadi juara Asia 2001 dengan menundukan juara Olimpiade 2000 Tony Gunawan/Candra Wijaya.
 Setelah tak lagi di pelatnas, Bambang masih sering bermain di level sirkuit. Dia pun juga mulai terjun sebagai pelatih. Tercatat, Bambang pernah menularkan ilmunya di PMS Solo. Kemudian, dia juga sempat menangani pelatnas pratama. Kini, Bambang aktif memoles pebulu tangkis Jaya Raya.
 ‘’Dalam waktu dekat, saya akan memboyong keluarga ke Jakarta. Selama ini, anak dan istri tinggal di Solo,’’ lanjut dia.
 Dengan dekat anak dan istri, Bambang ingin bisa optimal memoles anak asuhnya. Harapannya, akan mampu tercipta pebulu tangkis level dunia dari tangannya. (*)

Unang Sukardja, Wasit Tiga Olimpiade

YANG PERTAMA: Unang Sukardja (foto: sidiq)
RAMBUTNYA sudah memutih. Wajar karena usianya sudah 55 tahun. Tapi, itu tak membuat kecintaannya kepada bulu tangkis luntur. Begitu juga dengan wibawanya di pentas internasional.
 Dia adalah Unang Sukardja. Lelaki ini merupakan wasit bulu tangkis berlisensi BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) yang dimiliki Indonesia.
 ‘’Saya sudah tiga olimpiade memimpin pertandingan bulu tangkis,’’ kata Unang di sela-sela pertandingan Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013 di DBL Arena, Surabaya.
 Pesta olahraga bangsa-bangsa di dunia itu dihadirinya pada 2000, 2004, dan 2012. Bahkan, pada 2004 di Athena dan 2012 di London, dia dipercaya memimpin laga final.
Pada 2008, lelaki asal Tangerang Selatan (Tangsel) tersebut terpaksa absen.
 ‘’Saya tidak dapat undangan dari IBF (sekarang BWF). Ada rekan dari Indonesia lainnya yang bertugas,’’ terangnya.
 Pada 2004, Unang memimpin pertandingan sesama pasangan Tiongkok Zhang Jiewen/Yang Wei melawan Huang Shui/Gao Ling. Partai yang diingat Unang berlangsung selama 70 menit tersebut dimenangkan Zhang Jiewen/Yang Wei 7-15, 15-4, 15-8.
 Untuk Olimpiade London 2012, Unang dipercaya kembali memimpin partai bergengsi tunggal putra yang mempertemukan Lin Dan asal Tiongkok melawan musuh abadinya asal Malaysia Lee Chong Wei. Duel ulangan Olimpiade Beijing 2008 itu kembali dimenangkan Super Dan, julukan Lin Dan, dengan rubber game 15-21, 21-10, 21-19.
 “Saya masih jadi orang Indonesia satu-satunya yang memimpin pertandingan final tunggal putra olimpiade. Sungguh terhormat saya bisa dapat kepercayaan yang sangat besar tersebut,’’ ujar Unang.
 Dia mengaku mendapat tugas memimpin laga tersebut sehari sebelum pertandingan final yang dilaksanakan di Wembley Arena, London, itu. Sebelumnya, Unang juga memimpin partai semifinal ganda putra antara pasangan Denmarj Mathias Boe/Carsten Mogensen versus Lee Yong-dae/Jung Jae-sung (Korsel).
  Selain memimpin di tiga olimpiade, Unang juga pernah bertugas di putaran final Piala Thomas 2008 yang dilaksanakan di Jakarta.   Kini, Unang juga masuk dalam jajaran pengurus PB PBSI di bidang perwasitan. (*)

Wong Wing Ki, Punya Darah Surabaya

OPTIMISTIS: Wong Wing Ki (foto: sidiq)
DALAM  tim Suryanaga dalam Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013, tim putra Suryanaga memakai jasa dua pebulu tangkis Hongkong, Hu Yun dan Wong Wing Ki. Secara peringkat, Hu Yun lebih baik karena dalam daftar peringkat BWF terakhir (per 31 Januari) dia duduk di posisi keenam. Sedangkan Wing Ki menduduki posisi ke-19.
 Tapi, Wing Ki punya nilai plus dibandingkan kompatriotnya (rekan satu negara) tersebut. Lelaki kelahiran 18 Maret 1990 tersebut mempunyai darah  Kota Pahlawan.’
 ‘’Saya punya darah Indonesia murni. Ibu saya dari Surabaya sedangkan ayah dari Sumedang,’’ kata Wing Ki saat ditemui pada Sabtu (2/2).
 
Bahkan, saat kecil, dia pernah diajak ibunya ke ibu kota Jawa Timur itu. Sayang, lelaki yang awal tahun lalu sukses menembus semifinal Korea Super Series Premier tersebut lupa  kampung asal ibunya.
 ‘’Ibu yang tahu pasti. Saya lupa karena ini kali kedua saya datang ke Surabaya,’’ ucap Wing Ki dalam bahasa Inggris.
 Dia mengaku sangat gembira begitu mendapat tawaran berlaga di SBI 2013 dengan membela klub Surabaya. Baginya, Surabaya juga merupakan kampung halaman.
 ‘’Hanya, saya lahir di Hongkong. Saya pun bisa sedikit bahasa Indonesia,’’ terang dia.
 Tapi, dia tahu berbahasa Indonesia pun dari ayah dan ibunya. Karena, pasangan  yang membuatnya lahir ke dunia tersebut selalu memakai bahasa Mandarin sebagai bahasa percakapannya.
 ‘’Saya biasanya Bahasa Indonesia saat belajar bulu tangkis di Jakarta beberapa waktu lalu. Yang pasti, saya sangat bahagia bisa datang ke Surabaya dan bisa membela klub dari kota asal ibuku,’’ ucap Wing Ki.
 Di Suryanaga, Wing Ki bakal menjadi tunggal ketiga. Pertimbangannya, tunggal pertama ditempati Sony Dwi Kuncoro yang kini duduk di ranking keempat serta Hu Yun.
 Nah, sebagai tunggal ketiga, besar kemungkinan, Wing Ki akan berhadapan dengan mantan tunggal terbaik Indonesia Taufik Hidayat. Syaratnya, jika Suryanaga bersua dengan klub Taufik, SGS  Bandung. Jika ini terjadi, bisa di babak semifinak ataupun final, partai tersebut merupakan ulangan SBI 2011. Saat itu, Suryanaga kalah 2-3 dan merelakan gelar beregu putra lepas.
 ‘’Hanya, saya kurang beruntung. Selama enam kali pertemuan, saya belum pernah menang,’’ terangnya sambil tertawa.
 Namun, di SBI 2013 ini, dia optimistis bisa menang. Alasannya, usia Taufik yang merambat tua membuat kecepatannya jauh berkurang. (*)

Suka Makannya, Tahu Buatnya



DEKAT: Pebulu tangkis Suryanaga di pabrik AIM Biscuits (fotoL sidiq)


SUASANA pabrik AIM Buiscuit terasa beda pada Sabtu (2/2). Di tempat tersebut, terpampang tulisan untuk menyambut kedatangan pebulu tangkis Suryanaga yang akan berlaga dalam Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013.
 Para karyawan pabrik yang berada di kawasan Karangbong, Sidoarjo, tersebut juga sudah tak sabar menunggu kehadiran bintang-bintang bulu tangkis klub asal Kota Pahlawan, julukan Surabaya. Apalagi, di dalam rombongan Suryanaga terdapat mantan juara Asia dan peraih perunggu tunggal putra Sony Dwi Kuncoro. Selain itu, ada juga tunggal putra andalan Hongkong yang dikontrak khusus di SBI 2013 Hu Yun.
 Nah, pukul 10.30 WIB, beberapa mobil mulai masuk ke pabrik AIM Biscuits. Isinya merupakan pebulu tangkis putra dengan dipimpin pelatih Hadi Sugianto. Mereka langsung disambut Direktur Utama PT Aneka Indomakmur, produsen AIM Biscuits Sasmita Agung.
 Tak lama berselang, rombongan pebulu tangkis putri yang diangkut bus pun datang. Sayang, di antara rombongan tersebut belum ada pebulu tangkis andalan Suryanaga asal Jepang Eriko Hirose.
 ‘’Dia baru datang Minggu,’’ terang Widjanarko Adimula, ketua harian PB Suryanaga.
 Setelah berbincang di salah satu ruangan di pabrik, pebulu tangkis Suryanaga pun diberi kesempatan mengeliling pabrik.
 Mereka bisa melihat proses pembuatan biskuit mulai dari masih berupa tepung terigu hingga sudah pengepakan dan siap dipasarkan.
Saat berkeliling pabrik tersebut, para karyawan banyak meminta foto bersama. Sony menjadi pebulu tangkis yang banyak diburu. Wajar, karena saat ini, arek Suroboyo tersebut merupakan menjadi pebulu tangkis terbaik Indonesia dengan menduduki peringkat keempat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Jauh di atas rekan-rekannya yang lain seperti Simon Santoso dan Taufik Hidayat. Bahkan, di SBI 2013, Sony menjadi pebulu tangkis nomor dua terbaik setelah Lee Chong Wei asal Malaysia yang membela Musica Champion.
 Di sela-sela kunjungan di pabrik, Sony pun menyempatkan diri dijajal kemampuannya oleh dua karyawan AIM Biscuits. Hanya, eksbihisi itu tak berlangsung lama karena sebelumnya Sony sudah memeras keringkat dalam jajal lapangan DBL Arena, venue SBI 2013. Dan, Minggu (3/2), event bulu tangkis yang diikuti tujuh klub dalam negeri dan lima klub mancanegara tersebut sudah dimulai. Acara keliling pabrik pun ditutup dengan masuk ke ruangan packing.  
 ‘’Saya dapat pengalaman banyak dengan kunjungan ke pabrik biskuit ini. Saya kan tahunya hanya makan,’’ ucap Hu Yun sambil tertawa. (*)

All England 2013 tanpa Lin Dan

JUARA: Lin Dan (foto: china.cn)
DUEL klasik tunggal putra di pentas bulu tangkis dunia tak bisa terulang di All Engaland Super Series Premier 2013. Pebulu tangkis Malaysia Lee Chong Wei harus memendam ambisinya membalas kekalahan dari Lin Dan (Tiongkok) pada final All England tahun lalu dan juga final Olimpiade London 2012.
Itu setelah nama Lin Dan tak masuk dalam rombongan Negeri Panda, julukan Tiongkok, yang berangkat ke All England  yang dilaksanakan 5-10 Maret 2013. Mereka  mendaftarkan Chen Long, Du Pengyu, Chen Jin, Wang Zhengming, Gao Huan, dan Chen Yuekun dalam turnamen tertus dalam ajang super series tersebut. Seperti dikutip dari harian di Malaysia, tak disebutkan kenapa juara dua kali olimpiada tersebut absen.
Meski  tak turun di All England, Lin Dan terbebas dari denda. Empat kali juara dunia tersebut peringkatnya sudah terlempar dari 10 besar BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Dari posisi terakhir 27 Januari lalu, Lin Dan berada di posisi 14 besar.

Ya, berdasar aturan BWF, semua pebulu tangkis yang masuk 10 besar harus berlaga di turnamen super series dan super series premier.  Jika tidak, mereka harus membayar USD 5 ribu . Lin Dan absen dari semua turnamen setelah meraih emas pada Olimpiade London pada bulan Agustus 2012.
Hanya,  suami mantan pebulu tangkis tunggal putri Tiongkok  Xie Xingfang tersebut memudahkan unggulan teratas tunggal putra asal Malaysia Lee Chong Wei melangkah mudah menjadi juara. Chen Long tetap menjadi momok yang menakutkan bagi Chong Wei.
Di nomor ganda putra, pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen dan pasangan Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong menjadi kandidat kuat juara dengan duduk di unggulan pertama dan kedua. Hanya, tak boleh dilupakan juga juara Olimpiade London 2012 asal Tiongkok pasangan Cai Yun/Fu Haifeng, pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun serta  juara Malaysia Super Series 2013 asal Indonesia Hendra Setiawan/Mohd Ahsan. (*)

Saat Lin Dan Kuasai All England
2004: Lin Dan v Peter Gade (Denmark) 9-15, 15-5, 15-8
2006: Lin Dan v Lee Hyun-il (Korsel) 15-7, 15-7
2007: Lin Dan v Chen Yu (Tiongkok) 21-13, 21-12
2009: Lin Dan v Lee Chong Wei (Malaysia) 21-19, 21-12
2012: Lin Dan v Lee Chong Wei (Malaysia) 21-19, 6-2 (ret)

Yacob Rusdianto, Sang Pelopor SBI

Yacob Rusdianto (foto: sidiq)


SUPERLIGA Badminton Indonesia sebentar lagi bergulir. Tujuh klub dalam negeri dan lima klub mancanegara bakal adu kemampuan dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari mendatang tersebut. 
 Tahun ini, gelaran tersebut memasuki episode ketiga. Memang, tahunnya belum bisa rutin. Kali pertama SBI dilaksanakan 2007, kemudian 2011, dan sekarang 2013.
 Bisa bergulir selama tiga kali tentu bukan hal yang mudah. Alasannya, dana yang dibutuhkan tidak sedikit. Memang, ada perusahaan rokok besar yang berani membiayainya.
 Tapi, siapa tahu tokoh yang kali pertama mempunyai ide menggelar SBI tersebut? Ya, dialah Yacob Rusdianto. Dia merupakan orang yang sudah lama menggeluti olahraga tepok bulu tersebut.
 Sebelumnya, kiprahnya lebih dikenal di Jawa Timur pada umumnya dan Surabaya pada khususnya. Pernah menjadi atlet dan kemudian menjadi pengurus memang menjadi perjalanan sosok lelaki yang tinggal di kawasan Jemursari tersebut.
 ‘’Awalnya, saya memang ada liga bulu tangkis yang imbasnya bisa mengangkat kemampuan pebulu tangkis Indonesia. Tentu, harus ada pebulu tangkis asing biar tak sama dengan kejurnas,’’ kata Yacob.
 Dia pun langsung mematangkan konsep tersebut dengan beberapa orang. Hasilnya, perlu digelar kompetisi antarklub di Indonesia dengan adanya pebulu tangkis asing.
  Beberapa nama pebulu tangkis papan atas dunia pun direkrut, termasuk Lee Chong Wei asal Malaysia pada tahun kedua. Dia membela SGS bersama rekan akrabnya Taufik Hidayat. Kolaborasi keduanya mampu membawa tim asal Kota Kembang, julukan Bandung, menjadi juara setelah mengalahkan Suryanaga dengan skor ketat 3-2.
 Selama dua kali dipegang Yacob, Superliga Badminton Indonesia berjalan sukses. Sayang, pada tahun ketiga, lelaki yang pernah duduk sebagai Sekretaris Jendral (Sekjen PB PBSI) tersebut tak lagi menduduki posisi direktur turnamen. Hanya, dia tak terlalu mempermasalahkan.
 Yacob sedikit mengkritisi Superliga Badminton Indonesia 2013, pada event kali ini hadir klub asing. Padahal, namanya liga, ucap dia, seharusnya hanya untuk klub Indonesia. Meski, di klub tersebut tetap butuh kehadiran pebulu tangkis asing. ‘’ Coba bandingkan dengan sepak bola, liganya tentu hanya untuk klub negara tersebut dan tetap ada pemain asingnya. Bukan sebaliknya, malah memberi kesempatan klub asing berlaga,’’ keluh Yacob. (*)

 Peserta Superliga Badminton Indonesia 2007
Kualifikasi
Putra: Indocafe Medan, Aufa Jakarta, Ratih Banteng, Musica Champion Kudus, BPKD Kukar, Wima Surabaya, Mutiara Bandung, Kotab Dishub Bandung, South Suco Sulsel, Randik Sumatera Utara
Lolos: Musica Champion Kudus, Mutiara Bandung

Langsung Lolos Babak Utama: Djarum Kudus, Jaya Raya Jakarta, Suryanaga Surabaya, Tangkas Jakarta, Sangkuriang Graha Sarana (SGS) Bandung


Final
Putra: Final
Putra: Suryanaga v Jaya Raya 3-0
Chen Hong v Simon Santoso 21-17, 21-16
Tri Kusharjanto/Alvent Yulianto  v Yohan Hadikusumo Wiratama/Albertus Njoto  15-21, 21-18, 21-11
Sony Dwi Kuncoro  Alamsyah Yunus 21-15, 21-18


Putri: Indocafe Medan, Ratih Banten, Bina Bangsa Jakarta, Semen Gresik, Mutiara Bandung, Kota Dishub Bandung, South Suco Sulawesi Selatan
Lolos: Mutiara Bandung, Bina Bangsa Jakarta, Ratih

Final:
Putri: Tangkas v Jaya Raya 3-2
Wang Chen v Adriyanti Firdasari 21-19, 22-20
Yip Pui Yin v Pia Zebadiah  21-23, 21-15, 21-14
Jo Novita/Endang Nursugianti  v Greysia Polii/Rani Mundiasti 20-22, 21-6, 5-21
Yuan Kartika Putri  v Fransisca Ratnasari 13-21, 18-21
Lilyana Natsir/Vita Marissa  v Nitya Korwa/Pia Zebadiah 21-13, 21-17


Superliga Badminton Indonesia 2011
Peserta
Putra: Jaya Raya Jakarta, Djarum Kudus, SGS Bandung, Mutiara Bandung, Musica Champion Kudus, Suryanaga

Final
Putra: SGS v Jaya Raya 3-2
Lee Chong Wei  v Chan Yan Kit          22-20, 21-16
Hendri Kurniawan Saputra/Chayut Tryachat v Alvent Yulianto/Tri Kusharjanto 13-21, 15-21
Taufik Hidayat  v Fauzi Adnan  21-16, 23-21
Hendra Gunawan/Flandy Limpele  v Ryan Agung Saputro/Tri Kusuma Wardhana 16-21, 21-17, 18-21
Tommy Sugiarto v Alrie Guna Dharma  21-3, 21-12

Putri: Jaya Raya Jakarta, SGS Bandung, Mutiara Bandung, Djarum Kudus, Suryanaga, Tangkas
Final:
Suryanaga v Jaya Raya 3-0
Yao Jie v Belaetrix Manuputty 19-21, 21-16, 21-11
Lindaweni Fanetri v Renna Suwarno     21-14, 21-10

Aprilia Yuswandari v Rizki Amelia Pradipta  21-6, 21-11

Surabaya Host Axiata Cup 2013

SURABAYA bakal semakin dikenal di dunia bulu tangkis internasional. Selain menjadi tuan rumah Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013, pada Maret mendatang Kota Pahlawan, julukan Surabaya, juga akan menjadi tuan rumah event internasional lainnya, Axiata Cup.
 Sama halnya dengan SBI 2013, pada Axiata nanti juga akan dihadiri para pebulu tangkis papan atas dunia. Hanya, hingga saat ini, nama-nama pebulu tangkis papan atas dunia belum bisa disebutkan.
BAKAL HEBOH: DBL Arena songsong SBI 2013 (foto: sidiq)
‘’Bintang dari Eropa dan Asia akan hadir. Persaingan bakal lebih seru dibandingkan sebelumnya,’’ kata salah satu pengurus PB PBSI Yacob Rusdianto di Surabaya pada 31 Januari.
 Ya, sebenarnya Axiata pada tahun ini memang kali kedua. Penyelenggaraan perdana dilaksanakan tahun lalu dengan juaranya Indonesia Garuda yang mengalahkan sesame tim merah putih, Indonesia Rajawali, dengan aggregate 6-1.  Final Axiata memang memakai system home and away. Pada first leg, Garuda menang 3-1.
 ‘’Sistem yang dipakai tak jauh berbeda. Selain di Surabaya, pertandingan akan dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia,’’ terang Yacob.
 Dia mengaku bangga dengan seringnya Kota Pahlawan dipercaya menjadi tuan rumah laga internasional. Tempat pertandingan, DBL Arena, pun dipercantik agar bisa berwajah bulu tangkis. Tempat yang berada di Jalan A. Yani, Surabaya, itu memang lebih banyak dipakai menggelar pertandingan bola basket.
 ‘’Animo penonton Surabaya juga menjadi pertimbangan. Penontonnya luar biasa,’’ puji lelaki yang kini duduk sebagai dewan pengawas PB PBSI tersebut.
 Sebelumnya, pada era 1990-an, Surabaya juga pernah menjadi tuan rumah Kejuaraan Asia serta dua kali menjadi host Indonesia Terbuka. Semuanya pun berjalan dengan lancar dan menuai pujian dari federasi bulu tangkis Asia dan internasional. (*)

AIM Biscuits Ingin Dukung Sukses Suryanaga

KOMPAK: Manajer Suryanaga Sunoto, Yacob Rusdianto, serta dua wakil AIM Frans dan Wibowo (foto: sidiq)
AIM Biscuits sempat menanjak namanya di akhir decade 2000-an. Itu terjadi saat mereka menjadi sponsor bagi tim sepak bola legendaris Persebaya Surabaya.
 Di mana setiap kaos Green Force, julukan Persebaya, selalu ada tulisan AIM Biscuits yang mengikutinya di dada. Hanya, kerja sama keduanya hanya berjalan dua musim.
 ‘’Belum ada titik temu lagi. Sehingga, kami pun tak menjadi sponsor Persebaya lagi,’’ jelas Wibowo, humas AIM Biscuits, di sela-sela launching kerja sama perusahaan biskuit tersebut dengan klub bulu tangkis Suryanaga di Surabaya pada Kamis (31/1).
 Saat bekerja sama dengan Green Force,menurutnya seperti dua sisi mata uang yang berbeda. Di satu sisi, nama perusahaan yang berada di kawasan Karangbong, Sidoarjo, itu langsung menanjak. Namun, di sisi lain, jika ada hal-hal yang kurang mengenakan dari oknum Persebaya saat berkaos tim, nama AIM Biscuits ikut terpampang.
 Kini, mereka pun kembali ke olahraga. Hanya, bukan lagi di sepak bola. Pada Superliga Badminton Indonesia (2013), AIMS Biscuits menjadi mendukung perjungan para pebulu tangkis Suryanaga.
 ‘’Pokoknya, kami ingin eksis di olahraga. Kebetulan, saat ini, kami memilih ke bulu tangkis,’’ terang Wibowo.
 Dia menganggap olahraga tepok bulu tangkis tersebut tak kalah populernya dengan sepak bola. Bahkan, dalam sisi prestasi, bulu tangkis lebih unggul.
 ‘’Nilai jual nama AIM Biscuits tetap tinggi. Ini tentu sesuai dengan program kami untuk membuat nama perusahaan dikenal publik,’’ jelas lelaki berkacamata tersebut.
 Sayang, dia enggan menyebutkan nominal rupiah yang disuntikan ke kubu Suryanaga. Hanya, pihaknya mengaku bangga bisa memberikan dukungan kepada tim unggulan pertama di beregu putra dalam Superliga Badminton Indonesia 2013 tersebut.
‘’Semoga kerja sama ini bukan hanya di Superliga Badminton Indonesia. Untuk  event-event mendatang, kesempatan kerja sama tetap terbuka,’’ lanjut Wibowo.
Kubu Suryanaga sendiri tersanjung dengan  adanya kerja sama tersebut. Ini membuat mereka terpancing semangatnya untuk bisa memberikan yang terbaik.
 ‘’Apalagi, pada Superliga Badminton Indonesia tahun ini, kami pasang target juara. Kalau bisa sih, juara di putra dan putri,’’ tegas Ketua Umum PB Suryanaga Yacob Rusdianto.
 Dia menegaskan agar AIM Biscuits bisa menjadi penopang Suryanaga di masa mendatang. Harapannya, klub bulu tangkis kebanggaan Kota Pahlawan, julukan Surabaya, itu terus berprestasi secara berkesinambungan tanpa perlu memikirkan kekurangan sumber dana. (*)

Legenda Negeri Jiran Tutup Usia


DUNIA bulu tangkis tengah berduka. Pada 28 Januari lalu, legenda olahraga bulu tepok asal Malaysia Eddy Choong tutup Asia di negaranya.
 Pada era 1950-an Eddy sangat disegani. Dia mampu menjadi juara tunggal putra turnamen bergengsi All England selama empat tahun 1953, 1954, 1956, dan 1957. Dalam turnamen yang dilaksanakan di Inggris tersebut, lelaki yang tutup usia pada umur 82  tahun tersebut juga mampu menjadi finalis All England pada  1952 dan 1955.
  Selain turu di tunggal, lelaku dengan tinggi 157 sentimeter tersebut juga jago di nomor ganda. Berpasangan dengan saudaranya, David, keduanya meraih title All England pada 1951, 1952, dan 1953. Hasil manis di All England tersebut membuat Eddy mampu mematahkan dominasi Eropa meski posturnya terhitung kecil. Dia pun ikut menjadi bagian tim Malaysia saat menjuarai Piala Thomas 1955.Selama karirnya di bulu tangkis, Eddy mengukir 75 gelar di 14 negara.  Bahkan, saat usianya 53 tahun, dia masih bisa menjadi juara di turnamen veteran All England nomor ganda.
 Atas dedikasinya tersebut, IBF (Federasi Bulu Tangkis Internasional, yang kini berganti menjadi BWF, mengabadikan namanya untuk memberi penghargaan pebulu tangkis terbaik. (*)

PRESTASI TINGGI: Eddy Choong saat masih aktif (foto: nst.com.my)

Malaysia Masih Butuh Pelatih Indonesia

RISIKO TINGGI: Paulus Firman (dua dari kiri) (foto: thestar)

DERETAN pelatih Indonesia yang mencari nafkah di Malaysia bertambah. Setelah Rexy Mainaky dan Hendrawan, kini Paulus Firman pun menyusul terbang ke negeri jiran.
 Seperti dikutip thestar, oleh Federas Bulu Tangkis Malaysia (BAM) dikontrak selama dua tahun untuk menangani nomor ganda putra. Nomor ganda putra di Malaysia memang dikenal keras. Buktinya, Rexy harus angkat koper tahun lalu. Begitu juga dengan penggantinya asal Korea Selatan Yoo Yong-sung. Keduanya meninggalkan Malaysia karena berbeda pendapat dengan BAM.
 Paulus, yang berasal dari Bandung dan berusia 44 tahun, tak mau mengurusi masalah internal antara BAM dan pelatih sebelumnya.’’Yang jelas, saya sangat tersanjung dengan tawaran dari BAM dan tak ragu untuk menerimanya,’’ terang Paulus.
 Apalagi, dia tak asing dengan negara yang beribu kota Kuala Lumpur tersebut. Pada 1995-1996, Paulus memoles Wira Tangkis Badminton Club di Penang.
Dia mengakui sebelum menjalankan tugasnya, dia sudah melakukan diskusi dengan Rexy dan Hendrawan. Paulus tak lupa juga bertukar pikiran dengan pelatih ganda Malaysia Tan Kim Her.
‘’Dia berkata kepada saya bahwa saya harus datang ke Malaysia untuk mencari tantangan yang baru,’’ ucapnya.
Nah, hal itu sesuai dengan keinginan lelaki yang menghabiskan waktunya hampir 16 tahun di Pelatnas Cipayung tersebut. Selama ini, tantangan tersebut sudah tak ditemukannya lagi.
 Di Malaysia, Paulus akan menangani ganda nomor satu Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Dia juga memoles Hoon Thien How/Tan Wee Kiong serta Mohd Lutfi Zaim/Tan Wee Gieen.
‘’Saya mengerti bahwa menangani nomor ganda putra penuh dengan tekanan. Tapi, saya akan menikmatinya dan memberikan semangat kepada anak asuh saya,’’ lanjut dia.
 Sebagai langkah awal, Paulus ingin bertemu dengan anak asuhnya. Diharapkan dari pertemuan tersebut akan terjadi chemistry. Dia juga akan mengunjungi latihan di Bukit Kiara sebelum resmi bertugas setelah Imlek.(*)
Posisi Ganda Putra Malaysia (Peringkat BWF per 25 Januari)
1.Koo Kean Keat/Tan Boon Heong (2)
2.Hoon Thienh How/Tan Wee Kiong (9)
3.Lim Khim Wah/Goh V. Shem (19)
4.Gan Teik Chai/Ong Soon Hock (22)
5.Mohd Zakry/Mohd Fairuzizuan (23)


Perusahaan Biskuit Sponsori Suryanaga

ASING: Hu Yun akan membela Suryanaga (foto: zimbio.com)
SURYANAGA dapat amunisi menyongsong Superliga Badminton Indonesia 2013. Bukan ketambahan pebulu tangkis, karena materi yang dimiliki sekarang sudah menterang baik di sektor beregu  putra maupun beregu putri.
  Ya, di sektor putra, klub kebanggaan Kota Pahlawan, julukan Surabaya, tersebut diperkuat Sony Dwi Kuncoro, Hu Yun, Wong Wing Ki (keduanya asal Hongkong) ataupun Alvent Yulianto, spesialis ganda yang lama menghuni pelatnas Cipayung. Sony prestasinya tengah meroket karena berada di posisi empat besar dunia.
 Untuk beregu putri, tunggal terbaik Jepang Eriko Hirose masuk dalam daftar. Dia akan didampingi Lindaweni Fanetri.
Lalu suntikan apa? Ternyata, Suryanaga sukses menggandeng sponsor. "Perusahaan roti AIM Biscuits akan membantu selama Superliga Badminton Indonesia nanti," kata Wijanarko Adimulya, salah satu pengurus Suryanaga.
Sayang, dia enggan mengungkapkan gelontoran dana yang diberikan perusahaan yang berada di kawasan Karangbong, Sidoarjo, tersebut. Hanya, Wijar, sapaan karib Wijanarko, menganggap dana tersebut sangat membantu.
 ‘Nanti tulisan AIM akan diletakkan di  kaos pebulu tangkis. Kami sangat bangga bisa menarik mereka ke bulu tangkis,’’ lanjug Wijar.
 Sebelumnya, AIM sempat menanjak namanya ketika menjadi sponsor tim sepak bola Persebaya Surabaya pada pentas Indonesia Super League (ISL). Nah, dari situlah AIM mulai dikenal di olahraga. Sayang, kerja sama tersebut tak berlangsung lama. AIM dan Green Force, julukan Persebaya, hanya berkolaborasi selama dua musim. Setelah tak lagi dengan Persebaya, nama AIM pun seolah hilang, khususnya di olahraga.
 Selain AIM, Suryanaga juga dapat dukungan sponsor dari sebuah apprel olahraga khusus bulu tangkis. Sponsor tersebut menyediakan peralatan selama berlatih dan bertanding.
 Pada Superliga Badminton Indonesia 2013, Suryanaga menempati unggulan teratas di kelompok putra. Pada babak penyisihan, Sony dkk akan menghadapi Tangkas Jakarta, Mutiara Bandung, dan Unisys Jepang. (*) 

Pembagian Grup SBI 2013

Putra
Grup A
1. Suryanaga Surabaya
2. Tangkas Jakarta
3. Mutiara Bandung
4. Unisys Jepang
5. Djarum Kudus

Grup B
1. SGS PLN Bandung
2. Malaysia Tigers
3. Jaya Raya Jakarta
4. Musica Champion Kudus
5. Tonami Jepang

Putri
Grup C
1. Jaya Raya Jakarta
2. Mutiara Kudus Bandung
3. Malaysia Tigers
4. Unisys Jepang

Grup D
1. Djarum Kudus
2. Suryanaga Surabaya
3. KGC Korsel
4. Renesas Jepang

Raja Lapangan Bulu Tangkis

FANATIK: Andika (foto:sidiq)
USIA Andika belum tergolong tua. Saat ini dia "baru" 38 tahun.
 Tapi, dalam usia itu, dia layak menyandang Raja Lapangan Bulu Tangkis. Raja dalam ini adalah arti sebenarnya.  
Bukan sebagai pemenang atau sering juara dalam berbagai turnamen. Tapi, lelaki yang juga pengusaha apparel Hi-Qua tersebut mempunyai puluhan dan bakal mencapai ratusan lapangan bulu tangkis.
 ‘’Saya mempunyai lapangan bulu tangkis yang tersebar di berbagai daerah. Ada di Surabaya,Semarang, Palangkaraya serta kota-kota kecil di Kalimantan," jelas Andika.
 Bahkan, dalam waktu dekat, lapangan bulu tangkisnya bertambah lagi. Itu seiring bakal diresmikan GOR Hi-Qua Wijaya di Medan, Sumatera Utara, pertengahan Februari 2013.
 ‘’Akan ada sekitar 11 lapangan nantinya di Medan," jelas Andika.
 Dia juga sudah mempersiapkan beberapa lapangan lagi di berbagai kota. Termasuk juga di Surabaya.
 Padahal, di Kota Pahlawan, julukan Surabaya, dia sudah mempunyai dua gedung yakni di kawasan Lidah Kulon dan Bratang Jaya. Namun baginya, itu masih kurang.
 ‘’Animo masyarakat Surabaya kepada bulu tangkis sangat tinggi. Ini yang membuat saya ingin bikin lagi lapangan," ungkapnya.
 Dia melihat banyak sisi positif dari pembuatan lapangan. Bukan hanya dari sisi bisnis, tapi juga segi pembinaan. "Sisi bisnis tetap tak bisa dilupakan karena uang dari penyewa kan bisa dipakai untuk pembinaan di klub," ucap Andika.
 Ya, Andika juga mempunyai klub sesuai dengan nama GOR nya. Hanya untuk Surabaya dia berkolaborasi dengan klub Wima dan namanya menjadi Hi-Qua Wima.
 "Tapi nantinya di Surabaya juga akan ada Hi-Qua Wijaya. Kami tak akan berhenti melakukan pembinaan," harapnya.
 Dia ingin dari anaknya nanti ada yang bisa mengharumkan nama bangsa dan negara di kancah internasional. Untuk Hi-Qua Wima memang sudah ada pebulu tangkisnya yang menghuni pelatnas Cipayung.
 Hanya, itu belum membuat Andika puas. Dia masih berharap bukan hanya satu atau dua yang masuk di kawah candradimuka pebulu tangkis itu. (*)

SMANOR Jatim Perlu Punya Tim Bulu Tangkis

SEKOLAH ATLET: Pintu masuk SMANOR (foto: sidiq)
JAKARTA bangga punya SMA Ragunan. Sekolah tersebut mampu menelurkan  para atlet-atlet nasional.
 Mereka pun punya banyak cabang olahraga (cabor). Salah satunya bulu tangkis. Sekolah yang berdekatan dengan Kebun Binatang Ragunan tersebut pun rutin mengirim pebulu tangkisnya mengikuti sirkuit nasional (sirnas).
 Pelatihnya pun bukan asal comot, Verawaty Fajrin. Sosok ini merupakan juara dunia tunggal putri pada 1980. Selain Verawaty, hanya Susi Susanti yang bisa mengikuti jejaknya. Selain dari klub, dari SMA Ragunan inilah diharapkan bakal lahir pebulu tangkis-pebulu tangkis yang akan menjaga prestasi Indonesia di ajang internasional.
 Nah, sebenarnya, Jawa Timur (Jatim) juga punya sekolah para atlet, yakni SMA Negeri Olahraga (SMANOR). Lokasinya di Sidoarjo dan berdiri mulai 200 bertepatan saat provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut dipercaya menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XV. Sekolah ini berdiri atas Nota kesepakatan (MoU) antar Mendikbud, KONI Pusat, dan Gubernur Jatim.
 Hanya sayang, dari sekolah ini belum ada tim bulu tangkis. Meski, sebenarnya untuk merealisasikannya bukal hal yang susah.
 Para atlet yang terjun di olahraga tepok bulu tersebut tentu akan tertarik jika diiming-imingi fasilitas  yang lebih. Meski, sebenarnya para siswa SMANOR sudah memperoleh uang saku tiap bulan, seragam sekolah lengkap, seragam olahraga lengkap, asrama, serta makanan atau konsumsi sesuai standar training center (TC).
 Apalagi, di SMANOR juga terdapat GOR bulu tangkis. Tentu bukan hal yang susah untuk menarik pebulu tangkis menuntut ilmu di sana dan juga membentuk klub. (*)

Chong Wei hanya Tampil Dua Pertandingan

LEE Chong Wei bakal memanaskan persaingan di Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013. Pebulu tangkis Malaysia tersebut akan membela Musica Champion Kudus dalam kejuaraan yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 September tersebut. Sayang, Chong Wei tak bisa tampil di klub yang dimanajeri mantan juara dunia Haryanto Arbi tersebut hingga selesai.
“Chong Wei akan bermain untuk Musica tapi hanya untuk dua pertandingan. Program latihannya tak akan terganggu. Bahkan, dia akan memperoleh pertandingan dengan kualitas tinggi,’’ kata pelatih Chong Wei Tey Seu Bock seperti dikutip dari federasi bulu tangkis Malaysia (28/1). 
Dia pun sudah mengingatkan anak asuhnya tersebut agar bisa menjaga peak penampilan. Apalagi., pebulu tangkis berusia 30 tahun tersebut bukan hanya diundang berlaga dalam kompetisi di Indonesia. Bagi Seu Bock, penampilan puncak Chong Wei diharapkan muncul dalam Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus mendatang.
Setelah dari Kejuaraan Dunia, Chong Wei bakal berpartisipasi dalam kompetisi di Negeri Panda, julukan Tiongkok. Sebelumnya, peraih perak Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012 tersebut diundang berlaga di kompetisi lokal India pada Juni mendatang. Hanya, Chong Wei belum memberikan keputusan.
 “Kami sudah memutuskan prioritas Chong Wei adalah Kejuaraan Dunia. Setelah itu, baru ke kompetisi di Tiongkok,’’ tegas Seu Bock.
 Untuk di India, Chong Wei, tambahnya, tak akan ambil bagian. Alasannya, dia tak ingin kelebihan mengikuti banyak event di luar turnamen. Bahkan, dalam kejuaraan beregu negara-negara Asia Tenggara, Axiata Cup, yang putaran pertamanya dilaksanakan di Kuala Lumpur 21-24 Maret mendatang, dia belum memberikan jawaban. 
Penampilan Chong Wei kini memang tengah menanjak. Dia sudah mengantongi USD 105 ribu setelah sukses mempertahankan gelar di Korea Super Series Premier dan Malaysia Super Series. Terdekat, dia akan mengincar gelar di turnamen bergengsi All England yang dilaksanakan di Birmingham 5-10 Maret. Chong Wei membidik gelar ketiganya dalam eventn yang disebut-sebut sebagai kejuaraan dunia tak resmi tersebut. (*)

Saksi Kegagalan Indonesia Raih Piala Thomas


SEPULUH tahun bukan waktu yang sebentar. Dalam rentang itu pula, Indonesia gagal menjadi juara Piala Thomas.
Yang lebih menyakitkan lagi, saya dua kali menjadi saksi mata penggawa merah putih menelan malu gagal mengangkat trofi kejuaraan bulu tangkis beregu putra tersebut. Kali pertama saya mengalaminya di kandang sendiri, Istora Senayan,Jakarta, pada 2004.
 Datang dengan status sebagai juara bertahan dan tuan rumah, Taufik Hidayat tentu diunggulkan mengulang sukses 2002. Sayang, harapan tersebut gagal direalisasikan. Sebaliknya, Indonesia harus menelan malu karena dipecundangi Denmark dengan skor 2-3. Gelar juara akhirnya jatuh ke tangan Tiongkok. Posisi terhormat tersebut sekaligus mengakhiri dahaga gelar Negeri Panda, julukan Tiongkok, selama 14 tahun. Kali terakhir, mereka meraih juara di Tokyo, Jepang, pada 1990.
AWAL: Tiongkok saat juara Piala Thomas 2004 (foto: gov.cn)
 Kekalahan ini juga berimbas dengan mundurnya Ketua Umum PB PBSI Chairul Tanjung dari jabatannya. Padahal, selama dipimpin bos salah satu media tersebut pretasi Indonesia termasuk tak mengecewakan.
 Dua tahun kemudian, Indonesia berangkat dengan semangat tinggi. Taufik dkk diharapkan mampu membalas kekalahan dalam event yang digelar di dua kota di Jepang, Sendai dan Tokyo, itu. Tapi, lagi-lagi langkah Indonesia terhenti pada babak semifinal.
Jika dua tahun lalu dihentikan Denmark, kali ini Tiongkok yang melakukannya. Lin Dan dkk terlalu tangguh ditaklukkan. Indonesia pun menyerah dengan skor teelak 0-3. Pada final, Negeri Tembok Raksasa, julukan lain Tiongkok, kembali bersua Denmark dan menang 3-0.
 Setelah 2004 dan 2006, Tiongkok terus mendominasi. Bahkan, pada 2012 saat Piala Thomas dilaksanakan di Wuhan, Tiongkok, untuk kali pertama, Indonesia menuai prestasi memalukan. Gagal menembus semifinal karena dihentikan Jepang pada perempat final. Tapi, saya tak berada di sana saat aib tersebut terjadi.
 Tapi, dua kali menjadi saksi Indonesia juara Piala Thomas tetap menyakitkan. Saya dan masyarakat Indonesia tentu berharap,Indonesia kembali menjadi penguasa Piala Thomas. Apalagi, Merah Putih masih menjadi penguasa event yang kali pertama dilaksanakan 1930-an itu dengan 13 kali atau empat kali lebih banyak dibandingkan Tiongkok. (*)

 Juara Piala Thomas (10 event terakhir)
1992: Indonesia
1994: Indonesia
1998: Indonesia
2000: Indonesia
2002: Indonesia
2004: Tiongkok
2006: Tiongkok
2008: Tiongkok
2010: Tiongkok
2012: Tiongkok

Distribusi Juara Piala Thomas
Indonesia     13 (1958, 1961*, 1964, 1970, 1973*, 1976, 1979*, 1984,
1994*, 1996, 1998, 2000, 2002)   

Tiongkok: 9 (1982, 1986, 1988, 1990, 2004, 2006, 2008, 2010, 2012*)   

Malaysia**     5 (1949, 1952, 1955, 1967, 1992* )

*tuan rumah

Ada Yang Jual Mahal

SEMPAT NEGO: Mathis Boe/Carsten Mogensen (foto:politeken.dk)

BUKAN hal yang mudah untuk mendatangkan pebulu tangkis top ke Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2012. Umumnya, mereka mematok harga yang tinggi.
‘’Kami sudah menghubungi beberapa pebulu tangkis dunia. Umumnya, mereka senang bisa main di Indonesia,’’ kata Widjanarko Adimulya, salah satu pengurus PB Suryanaga, Surabaya.
 Hanya, persoalan mentok dalam hal bayaran. Permintaan para pebulu tangkis top tersebut terbentur dengan anggaran yang disediakan klub yang bermarkas di Kota Pahlawan, julukan Surabaya, tersebut.
 “Pasangan Mathias Boe/Cartsen Mogensen sudah menjalin kontak dengan saya. Eh, nggak tahunya harga yang diminta terlalu tinggi,’’ ucap lelaki yang akrab disapa Wijar tersebut. 
 Pasangan yang kini menempati peringkat satu dunia tersebut, lanjut Wijar, mematok harga USD 50 ribu selama mengikuti event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari tersebut. Tentu, pihak Suryanaga merasa keberatan.
 ‘’Saya malah bilang, juaranya saja nggak terima sebanyak itu. Akhirnya, dengan berat hati, kami tak memakai tenaga mereka,’’ terangnya.
 Akhirnya, Suryanaga, yang juga menyandang status unggulan teratas SBI memakai tenaga pebulu tangkis asal Hongkong Hu Yun dan Wong Wing Ki.
Ini membuat Suryanaga banyak berharap bisa mencuri poin dari nomor tunggal. Alasannya,  mereka juga mempunyai Sony Dwi Kuncoro.
 “Aturannya kan hanya dua partai yang boleh diwakili Asing. Tentu, harapan kami dua pebulu tangkis asing kami asal Hongkong bisa memberikan konstribusi yang positif,’’ ungkap Wijar.
 Hanya, Suryanaga, tambah dia, tak mau sesumbar banyak. Di kelompok putra, persaingan sangat ketat. Musica yang diperkuat tunggal putra terbaik dunia saat ini, Lee Chong Wei asal Malaysia, lanjutnya, layak diunggulkan di posisi teratas.
 ‘’Kalau di putri, kami masih punya kans besar juara,’’ tandasnya. (*)

Juara Olimpiade Maju Presiden BWF

SERIUS: Paul-Erik Hoyer (foto: badmintonfreak)
JUSTIAN Suhandinata bakal dapat pesaing ketat. Itu setelah Paul-Erik Hoyer maju sebagai Presiden BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional).
 Tentu, kemampuan dan kualitas lelaki asal Denmark tersebut memimpin BWF tidak perlu diragukan lagi. Sebagai atlet,lelaki kelahiran 2 September 1965 tersebut merupakan peraih emas tunggal putra pada Olimpiade Atlanta  1996. Pada babak final, dia menundukkan andalan Tiongkok Dong Jiong 15-12, 15-10. Ini merupakan satu-satunya emas tunggal putra yang bisa diraih wakil Eropa.
 Selain itu, Paul-Erik juga tiga kali menjadi juara Eropa yakni pada 1992, 1994, dan 1996. Pada nomor beregu, dia mampu membawa Denmark lolos ke babak final Piala Thomas.
 Sayang, pada babak final, Negeri Viking, julukan Denmark, harus mengakui ketangguhan Indonesia dengan skor telak 5-0. Dia tumbang di tangan Joko Supriyanto dua set langsung 18-14, 15-8.
 Pada turnamen perorangan, dua kali Paul-Erik berdiri di panggung terhormat yakni pada All England 1995 dan 1996. pada 1995, dia menundukkan jagoan Indonesia Haryanto Arbi 17-16, 15-6. Setahun kemudian, dia memupus asa andalan Malaysia Rashid Sidek 15-7, 15-6.
 Untuk organisasi, saat ini, dia tercatat sebagai presiden federasi bulu tangkis Eropa (BE). Di organisasi yang didirikan 27 September di Frankurt, Jerman, itu dia menggantikan posisi Tom Bacher.
 Paul-Erik maju setelah Presiden  BWF sekarang Kang Young-joong asal Korea Selatan tak maju sebagai pencalonan. Young-joong pun diklaim Paul-Erik telah memberikan dukungan kepadanya.
 ‘’Saya ingin memimpin BWF dengan penuh semangat. Saya juga akan terbuka dan memberikan kesempatan dialog kepada stakeholder BWF,’’ kata Paul-Erik melalui email yang dikirim ke penulis.
 Dia pun akan berusaha agar olahraga tepok bulu tersebut bisa dipertandingkan di olimpiade. Ya, ini sangat penting karena nasib bulu tangkis belum aman untuk bisa berlaga di pesta olahraga empat tahunan tersebut.
 Alasannya, selama ini, bulu tangkis selalu didominasi Asia, khususnya Tiongkok. Ini semakin diperparah dengan adanya tindakan tak fair di nomor ganda putri pada Olimpiade London 2012. Imbasnya, empat pasangan terkena sanksi dari BWF, termasuk pasangan Indonesia Gresyia Polii/Meiliana Jauhari.
 BWF, dulunya bernama IBF, pernah dipimpin orang Indonesia yakni Ferry Sonnevile pada 1971-1974. Pemilihan Presiden BWF  akan dilaksakan 18 Mei di Kuala Lumpur, Malaysia. (*)

Daftar Presiden BWF


1     1934–1955     George Alan Thomas (Inggris)
2     1955–1957     John Plunkett-Dillon (Irlandia)
3     1957–1959     Brigadier Bruce Hay (Inggris)
4     1959–1961     ACJ van Vossen (Belanda)
5     1961–1963     John McCallum (Irlandia)
6     1963–1965     Nils Peder Kristensen (Denmark)
7     1965–1969     David Bloomer (Inggris)
8     1969–1971     Humphrey Chilton (Inggris)
9     1971–1974     Ferry Sonneville (Indonesia)
10     1974–1976     Stuart Wyatt (Inggris)
11     1976–1981     Stellan Mohlin (Swedia)
12     1981–1984     Craig Reedie (Inggris)
13     1984–1986     Poul-Erik Nielsen (Denmark)
14     1986–1990     Ian Palmer (Selandia Baru)
15     1990–1993     Arthur Jones (Inggris)
16     1993–2001     Lu Shengrong (Tiongkok)
17     2001–2005     Korn Dabbaransi (Thailand)
18     2005–     Korea Kang Young-Joong (Korsel)

SBI 2013 Lebih Panas



SUPERLIGA Badminton Indonesia (SBI) bakal bergulir lagi. Event yang diikuti para pebulu tangkis papan atas Indonesia dan dunia tersebut bakal dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari mendatang.
 Ini merupakan kali ketiga SBI bergulir. Tapi, bagi Kota Pahlawan, julukan Surabaya, ini merupakan penunjukan kali kedua. Pada 2011, SBI juga dilaksanakan di DBL Arena.
 ‘Surabaya ditunjuk lagi karena animo masyarakatnya yang tinggi kepada bulu tangkis,’’ kata Wijanarko Adimulya, panitia SBI.
BELA SGS: Kenichi Tago (zambio.com)
 Menurutnya, event tahun ini bakal lebih seru dibandingkan sebelumnya. Alasannya, para pebulu tangkis top dunia yang hadir lebih banyak.
 Imbasnya, persaingan yang disajikan pun bakal lebih panas. Ya, di antara nama-nama pebulu tangkis yang sudah didaftarkan pebulu tangkis top dunia asal Malaysia Lee Chong Wei ikut ambil bagian lagi.
 Jika musim lalu membela SGS Bandung, kini pemilik rekor sembilan kali juara Malaysia Terbuka itu memperkuat Musica Kudus. Dia bakal berjuang bersama Chou Tien Chen (peringkat 27 asal Taiwan), dan Lee Hyun-il (25, Korsel). Di tim yang dimanajeri Haryanto Arbi tersebut juga dibela Tommy Sugiarto, pebulu tangkis Indonesia yang menolak kembali ke pelatnas.
 Meski ada Chong Wei, Musica bukan unggulan utama. Juara bertahan Suryanaga masih ditempatkan di posisi teratas.
Pertimbangannya, peringkat pebulu tangkisnya paling baik di antara para peserta.
 Di tunggal putra, klub tersebut mempunyai Sony Dwi Kuncoro asal Indonesia yang kini duduk di posisi kelima. Klub binaan Jacob Rusdianto juga terdapat Hu Yun (peringkat keenam, Hongkong) dan Wong Wing Yi (19, Hongkong). (*)

Peserta Superliga Badminton Indonesia 2013                                              
Putra                                                       
1. Jaya Raya
Boonsak Ponsana       
Tanongsak Saensomboonsuk
Adi Pratama
Hermansyah
Hendra Setiawan
Markis Kido      
Angga Pratama 
Bona Septano
Agripina Prima Rahmanto Putra
Joko Riyadi      

Manajer: Retno Kustiyah
Asisten: Imelda Wigoeno
Pelatih:
Bambang Supriyanto
Asisten:
Ferry Supit


2. Suryanaga
Hu Yun
Wong Wing Ki
Sony Dwi Kuncoro
Fauzi Adnan
Alvent Yulianto Chandra
Ryan Agung Saputra
Christopher Rusdianto
Ronald Alexander
Trikusuma Wardhana

Manager : Sunoto
Pelatih:
Dicky Susilo
Hadi Sugianto
Nunung Subandoro
Rizky Alan

3. Mutiara Bandung
Wisnu Yuli Prasetyo
Andre Marteen Tene
Febriyan Irvanaldi
Abraham Yoga Arya W.K
Ricky Karanda Suwardi
Hardianto
Andrei Adistia
Yohanes Rendy Sugiarto
Apid Rosidin

Manajer: Sian Sugiarto
Pelatih:
Devi Sukma
Hari Hartono



4. Djarum
Dionysius Hayom Rumbaka
Andre Kurniawan Tedjono
Riyanto Subagja
Shesar Hiren Shustavito
Mohammad Ahsan
Afiat Yuris Wirawan
Berry Angriawan
Muhammad Ulinuha
Praveen Jordan
Didit Juang


Manajer: Fung Permadi
Pelatih:
Agus Dwi Santosa
Antonius B. Iriantho
Aryono


5. SGS PLN                                      
Taufik Hidayat                         
Kenichi Tago                             
Alamsyah Yunus                        
Senatria Agus Setia Putra                         
Hendra Aprida Gunawan                            
Yonathan Suryatama Dasuki                              
Lee Sheng Mu                   
Tsai Chia Hsin                           
Andika Anhar                            
Suherlan                  

Manajer : Eddy Ernig Praja
Asisten Manajer : Herman Subarjah

Pelatih:
Mulyo Handoyo
Amon Santoso


6. Musica Champion
Lee Chong Wei                  
Chou Tien Chen                         
Lee Hyun-Il                      
Tommy Sugiarto                       
Andreas Adityawarman                             
Rian Sukmawan                         
Rendra Wijaya   15827                      
Sigit Budiarto                           
Fran Kurniawan 52751                      
Hadi Saputra            
MANAGER & COACH

Manaer : Haryanto Arbi

Pelatih:
Eddy Hartono
Rudy Heryanto S


7. Tangkas Specs                                               :
Simon Santoso                                  
Nguyen Tien Minh                                     
Evert Sukamta                                 
Gestano Ganendra Adwitya                
Bodin Issara                             
Maneepong Jongjit                           
Gideon Marcus Fernaldi                                     
Wahyu Nayaka Arya Pankarnariya                                      
Nipitphon Puangpuapech                                     
Nova Widianto                  

Manajer: Hendro Santoso

Pelatih:
Kurniahu
Hendry Saputra

8. Tonami Jepang
Sho Sasaki
Riichi Takeshita
Sho Zeniya
Noriyasu Hirata
Hirokatsu Hashimoto
Takeshi Kamura
Keigo Sonoda

Manajer: Araki Jun

Pelatih:
Harmono Yuwono
Yasumura Kosuke

9. Unisys Jepang
Takuma Ueda
Yamada Kazushi
Sakai Kazumasa
Kaneko Yuki
Hayakawa Kenichi
Endo Hiroyuki
Taohata Ryota
Saeki Hiroyuki
Kazuno Kenta
Inoue Takuto

Manajer: Nakajo Hyo

Pelatih:
Komiyama Hajime
Shimizu Fumitake

10. Malaysia Tigers
Chong Wei Feng
Mohamad Arief Abdul Latief
Goh Soon Huat
Liew Daren
Hoon Tien How
Tan Wee Kiong
Lim Khim Wah
Goh V Shem
Mohd. Lutfi Zaim Abdul Khalid
Teo Kok Siang

Manajer: Rosman Razak

Pelatih:
Hendrawan
Paulus Firman
Wong Tat Meng






Putri
1. Jaya Raya
Minatsu Mitani  
Busana Ongbumrungpran
Adriyanti Firdasari
Bellatrix Manuputty
Greysia Polii
Pia Zebadiah Bernadet       
Rizki Amelia Pradipta 
Anneke Feinya Agustine     
Nitya Krishinda Maheswari 

Manajer: Retno Kustiyah
Asisten: Imelda Wigoeno
Pelatih: Bambang Supriyanto
Asisten: Ferry Supit

2. Suryanaga
Eriko Hirose
Lindaweni Fanetri
Ganis Nurahmandan
Tike Arieda Ningrum
Matsuo Szhizuka      
Mami Naito
Lita Nurlita       
Variella Aprilsasi Putri       

Manager : Sunoto
Pelatih:
Dicky Susilo
Hadi Sugianto
Nunung Subandoro
Rizky Alan


3. Mutiara Bandung
Porntip Buranaprasertsuk
Aprilia Yuswandari
Hera Desiana Rachmawati
Maziyah Nadhir
Hanna Ramadini
Tiara Rosalia Nuraidah
Gebby Ristyani Imawan     
Suci Rizki Andini
Melvira Oklamona
Devi Tika Permatasari

Manajer Putri: Umar Djaedi

Pelatih:
Devi Sukma
Hari Hartono

4. Djarum
Julaine Schenk 
Tai Tzu Ying     
Maria Febe Kusumastuti
Febby Angguni  
Meiliana Jauhari
Jenna Gozali
Komala Dewi
Gloria Emanuelle Widjaja  
Annisa Saufika
Vita Marissa

Manajer: Fung Permadi

Pelatih:
Agus Dwi Santosa
Antonius B. Iriantho
Aryono

5. Unisys
Nozomi Okuhara
Sayaka Takahashi
Zhizuka Uchida
Aya Ohori
Misaki Matsutomo
Ayaka Takahashi
Masayo  Nojirino
Momoka Kimura
Naru Shinoya
Eriko Miki

Manajer: Nakajo Hyo

Pelatih:
Komiyama Hajime
Shimizu Fumitake

6. Malaysia Tigers
Tee Jing Yi
Cheah Lydia Li Ya
Cheah Sonia Su Ya
Yang Li Lian
Amelia Alicia Anscelly
Soong Fie Choo
Ng Marylen Poau Leng
Lai Shevon Jemie
Hoo Vivian Kah Mun
Khoo Erica Pei Shan


Manajer : Rosman Razak
Pelatih:
Hendrawan
Paulus Firman
Wong Tat Meng

7. KGC Korea
Bae Yeon Yu
Kim Ye Ji
Bae Seung Hee
Park So Min
Jung Kyung Eun
Yoo Hyun Young
Lee Se Rang
Kim Seul Bee

Manajer: Yoo Gap Soo
Pelatih:
Yim Bang-eon
Yoo Jeong-sang

8. Renesas Jepang
Satoko Suesuna
Miyuki Maeda
Reika Kakiiwa
Kana Ito
Yui Miyauchi
Yuki Fukushima
Ayumi Mine
Yurika Shirokuchi
Asumi Kugo

Manajer :Akihiro Imai

Pelatih:
Kazuhiro Honda
Keiko Yoshitomi
Karel L Mainaky