WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Jangan Remehkan Ivanov/Sozonov

PANTANG LENGAH: M. Ahsan/Hendra Setiawan (foto: twitter)

RINTANGAN berat sudah dilalui pasangan Mohammad Ahsan/Bona Septano.  Mereka mampu mengalahkan juara Olimpiade London Cai Yun/Fu Haifeng asal Tiongkok dengan dua game langsung 21-18, 21-13 pada pertandingan perempat final Indonesia Super Series Premier 2013 di Istora Senayan, Jakarta, pada Jumat (14/6).
 Ini membuat Ahsan/Hendra memperkecil kekalahannya menjadi 1-2 atas pasangan yang pernah duduk di peringkat pertama dunia tersebut. Dua kekalahannya ditelan pada Piala Sudirman 2009 dan Hongkong Super Series 2012.
 Sebenarnya, kedua pasangan sudah bertemu lagi pada Piala Sudirman 2013 di Putra Stadium, Bukit Jalil, Malaysia. Sayang, cedera Ahsan membuat Hendra dipasangkan dengan Angga Pratama pada babak penyisihan saat Indonesia menghadapi Tiongkok.
 Kemenangan tersebut membuat Ahsan/Hendra akan menghadapi pasangan Rusia Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov. Dalam situs BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), duel ini menjadi yang pertama bagi kedua pasangan.
 Meski, sebenarnya, Ahsan/Hendra pernah menang atas pasangan Beruang Merah, julukan Rusia, dalam penyisihan tahap II Axiata Cup 2013 yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 31 Maret. Saat itu, Ahsan/Hendra menang dua game yang ketat 22-20, 21-19.
 Jadi, kemampuan Ivanov/Sozonov tak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi, secara peringkat, keduanya berada di posisi ke-12 atau satu setrip di bawah Ahsan/Hendra.
 Selain itu, Ivanov/Sozonov dua kali mempermalukan pasangan senior Indonesia Markis Kido/Alvent Yulianto dalam dua kali pertemuan. Pekan lalu, keduanya juga mampu menembus babak final Thailand Grand Prix Gold sebelum ditundukan pasangan Korea Selatan Shin Baek-choel/Yoo Yeong-seong.
 Baek-choel/Yeong-seong pada Indonesia Super Series Premier 2013 pada perempat final menundukkan Kido/Alvent. (*)

HASIL PEREMPAT FINAL WAKIL INDONESIA
Tunggal Putra:Dionysius Hayom Rumbaka v Du Pengyu (Tiongkok x3) 21-15, 15-21, 21-9; Tommy Sugiarto vGurusaidutt  R. (India) 19-21, 21-11,21-10

Tunggal Putri: Yip Pui Yin (Hongkong) v Bellaetrix Manuputty  16-21, 23-21,22-20

Ganda Putra: M. Ahsan/Hendra Setiawan v Cai Yun/Fu Haifeng (Tiongkokx5) 21-18, 21-13; Shin Baek-choel/Yoo Yeong-seong (Korsel x8) v Markis Kido/Alvent Yulianto 19-21, 21-14, 21-17

Ganda Putri: Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok x1) v Anneke Feinya Agustin/Della Destiara Haris 21-13, 15-21, 21-12

Ganda Campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (x2) v Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia x5) 21-15, 21-16; Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x4) v M. Rijal/Debby Susanto (x8) 21-17, 21-19


Sidoarjo Korbankan Nomor Beregu

Winda

KEPUTUSAN berani diambil Tim Bulu Tangkis Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sidoarjo. Mereka mengizinkan atletnya tampil pada Sirkuit Nasional (Sirnas) Manado yang dilaksanakan pada 18-21 Juni 2013.
 ‘’Risikonya, atlet kami  berkurang di kelompok putri dan  kelompok putra,’’ kata Manajer Tim Bulu Tangkis Poprov Sidoarjo M. Thoriq kepada smashyes.
Menurut dia, ini dilakukan karena para pebulu tangkis Sidoarjo butuh poin guna mendongkrak peringkat nasionalnya.  Apalagi, peringkat mereka sudah mendaftarkannya jauh-jauh hari.
 ‘’Yang berubah adalah jadwal Porprov. Seharusnya kan mainnya 23 Juni eh nggak tahunya menjadi 20 Juni,’’ terang Thoriq.
 Padahal, dalam rencana awal, setelah berlaga di Manado, para pebulu tangkis Kota Udang, julukan Sidoarjo, langsung menuju ke Ponorogo, venue cabang olahraga di Porprov.
 Mereka yang berangkat ke Kota Bubur, julukan Manado, adalah Wahyu Iqbal Tariyanto di kelompok dewasa putra serta Winda Pujihastuti serta Erien Novitasari, serta  di kelompok remaja putri.
 Di antara ketiga skuad Porprov tersebut, Winda dan Erien  sudah mengenyam sirnas. Itu dialaminya pada seri Bandung pada 20-25 Mei mendatang.
 Capaiannya pun layak mendapat apresiasi. Berlaga mulai dari babak kualifikasi, Winda, gadis asal Karanganyar, Jawa Tengah, tersebut mampu menembus babak kedua di nomor tunggal dan ganda berpasangan dengan Erien.
 Menariknya,pebulu tangkis yang mengalahkan Winda, baik di tunggal maupun ganda, akhirnya menjadi juara.  Hanya, di Porprov nanti, ketiganya hanya absen di nomor beregu.
 ‘’Untuk perorangannya, mereka bisa turun semua,’’ tegas Thoriq.
 Dalam Porprov nanti, Sidoarjo berharap bisa membawa pulang medali.  Hanya, Thoriq tak merinci medali apa yang bakal digapai Winda dkk.
 ‘’Meraih perunggu pun sudah menjadi sejarah bagi bulu tangkis Sidoarjo. Kalau ada kesempatan lebih bagus dari perunggu, mengapa tidak,’’ ucap Thoriq. (*)

Malaysia Gelar TC di Hongkong


TUNGGAL PUTRI: Sonia Cheah (foto: badzine)

MALAYSIA serius menatap Kejuaraan Dunia 2013. Buktinya, federasi bulu tangkis  negeri jiran itu (BAM) perlu melakukan training center (pemusatan latihan) di Hongkong selama 10 hari sebelum turun dalam event yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus tersebut.
 Lee Chong Wei dkk akan mulai digembleng di negeri bekas koloni Inggris itu pada 27 Juli mendatang.Total, ada 27 pebulu tangkis Malaysia yang diharapkan bisa mengakhiri dahaga gelar tersebut.
Pada Kejuaraan Dunia, Malaysia menempatkan tiga tunggal putra,dua tunggal putri,empat ganda putra, empat ganda putri, serta tiga ganda campuran.
Mohd Zakri Abdul Latif/Mohd Fairuzizuan Mohd Tazari di ganda putra serta kakak beradik Ng - Hui Lin/Hui Ern di ganda putri merupakan pebulu tangkis yang tak berada di bawah BAM tapi lolos ke Guangzhou.
 Di antara sem:ua pebulu tangkis, Lee Chong Wei menjadi tumpuan asa menjadi juara. Pertimbangannya, lelaki 31 tahun tersebut sekarang menjadi pebulu tangkis peringkat pertama dunia. (*)

WAKIL MALAYSIA DI GUANGZHOU
TUNGGAL PUTRA: Lee Chong Wei, Chong Wei Feng, Daren Liew

TUNGGAL PUTRI: Sonia Cheah, Tee Jing Yi

GANDA PUTRA: Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, Hoon Thien How/Tan Wee Kiong, Lim Khim Wah/Goh V Shem, Mohd Zakry Abdul Latif/Mohd Fairuzizuan Mohd Tazari

GANDA PUTRI: Vivian Hoo/Woon Khe Wei, Goh Liu Ying/Lim Yoon Loo, Ng Hui Ern/Ng Hui Lin, Anscelly Amelia Alicia/Soong Fie Cho

GANDA CAMPURAN: Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, Tan Aik Quan/Lai Pei Jing, Ong Guo Jian/Lim Yin Loo



Sony Belum Temukan Sentuhan

SANG PENAKLUK: Ajay Jayaram (foto:mid-day)

SONY Dwi Kuncoro memulai debut dengan hasil kurang memuaskan. Peraih perunggu Olimpiade Atlanta 2004 tersebut sudah tersingkir pada babak kedua Indonesia Super Series Premier 2013.
 Sony, yang menempati unggulan keempat, dipaksa harus mengakui ketangguhan Ajay Jayaram dar India dengan dua game langsung 22-20, 21-12 di Istora Senayan, Jakarta, pada Kamis (13/6). Sebenarnya, secara peringkat, seharusnya Sony bisa unggul.
 Saat ini, dalam daftar peringkat terbaru BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), arek Suroboyo yang kini membela Suryanaga tersebut berada di ranking ketujuh sementara lawannya di posisi ke-25. Hanya, penampilan Sony belum optimal seperti sebelum mengalami cedera yang dialami pada All England Super Series pada Maret lalu.
‘’Sony gak bisa main lepas yang membuatnya belum menemukan touch,’’ kata Ketua Harian Suryanaga Wijanarko Adi Mulya yang menyaksikan langsung penampilan anak asuhnya tersebut.
 Yang lebih penting, tambah dia, Ajay bermain nyaris  sempurna. Hampir tak ada kesalahan berarti yang membuat dia kehilangan banyak poin.
 ‘’Game pertama, dia memang sempat diimbangi Sony . Tapi, pada game kedua, Sony sudah kedodoran,’’ ucap Wijar.
 Hasil ini bisa membuat peringkat Sony bakal turun lagi. Kini, dia berada di posisi ketujuh atau turun dua setrip.
 Sebelumnya, Sony lama bertengger di posisi keempat. Dikhawatirkan, jika tak kunjung pulih, peringkat akan terus turun.
 Ini pernah dialaminya saat dia mengalami cedera dua tahun lalu. Imbasnya, Sony pernah terlempar dari 100 besar dunia.
 Rencananya, setelah Indonesia Super Series Premier, Sony akan turun di Singapura Super Series. Sasaran puncaknya, Sony akan  tampil pada Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-10 Agustus mendatang. (*)

Peringkat Pebulu Tangkis Indonesia per 13 Juni (5 besar)
TUNGGAL PUTRA:
7. Sony Dwi Kuncoro
20. Tommy Sugiarto
24. Dionysius Hayom Rumbaka
26. Simon Santoso
27. Alamsyah Yunus

TUNGGAL PUTRI
14. Lindaweni Fanetri
22. Aprilia Yuswandari
28. Andriyanti Firdasari
34. Hera Desi
35.Belaetrix Manuputty

GANDA PUTRA:
8.Angga Pratama/Rian Agung Saputro
13. M. Ahsan/Hendra Setiawan
15. Markis Kido/Hendra Setiawan
20. Yonathan Suryatama Dasuki/Hendra Aprida Gunawan
24. Ricky Karanda/Muhammad Ulinnuha

GANDA PUTRI
9. Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta
18. Gebby Ristiyani/Tiara Rosalia
21. Della Destiara Haris/Suci Rizky Andini
26. Komala Dewi/Jenna Gozali
28. Anneka Feinya Agustin/Nitya Krishinda

GANDA CAMPURAN
3. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
7. M. Rijal/Debby Susanto
9. Markis Kido/Pia Zebadiah
10. Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati
11. Riky Widianto/Puspita Richi Dili

Menanti Duel Yang Tertunda

KAWAKAN: Cai Yun/Fu Haifeng (foot: central)

M. Ahsan/Hendra Setiawan jadi tempat sandaran juara. Ini menyusul tumbangnya pasangan ganda putra muda Angga Pratama/Rian Agung Saputro pada babak pertama Indonesia Super Series Premier 2013.
 Kini, langkah Ahsan/Hendra sudah sampai babak perempat final. Ini menyusul kemenangan atas rekannya sesame pasangan pelatnas Berry Anggriawan/Yohanes Rendy Sugiarto dengan rubber game 21-13,17-21,21-12 pada babak kedua di Istora Senayan, Jakarta, pada Kamis (13/6).
 Namun, untuk bisa lolos ke semifinal bukan pekerjaan mudah. Ahsan/Hendra akan menantang pasangan senior Tiongkok Cai Yun/Fu Haifeng. Pada babak kedua, juara Olimpiade London 2012 tersebut menundukkan pasangan Indonesia yang lolos dari babak kualifikasi Andrei Adistia/Gideon Markus 22-20, 21-15.
 Pertemuan ini bisa dikatakan merupakan duel yang tertunda. Alasannya, seharusnya Ahsan/Hendra sudah harus menantang Cai/Fu pada Piala Sudirman lalu. Sayang, skenario ini gagal terlaksana karena kondisi Ahsan belum pulih dari cedera yang dialami saat Axiata Cup 2013.
 Namun, dari rekor pertemuan kedua pasangan, Cai/Fu lebih unggul. Kemenangan tersebut digapai pada Piala Sudirman 2009 dan Hongkong Super Series 2012. Ahsan/Hendra dipasangan pada 2009 karena saat ini Indonesia tengah merombak komposisi guna mencuri poin dari Negeri Panda, julukan Tiongkok. Sebenarnya, saat itu, Ahsan masih berpasangan dengan Bona Septano dan Hendra dengan Markis Kido. (*)

Perjalanan Wakil Indonesia (13/6)
Tunggal Putra:Dionysius Hayom Rumbaka v Takuma Ueda (Jepang) 18-21, 21-12, 22-20;Marc Zibler (Jerman) v Alamsyah Yunus 21-16, 21-15; Ajay Jayaram (India) v Sony Dwi Kuncoro (x4) 22-20, 21-12; Tommy Sugiarto v Wong Wing Ki (Hongkong) 21-18, 21-16

Tunggal Putri:Bae Yeon-ju (Korsel) v Hera Desi 21-11,13-21, 21-17;Bellaetrix Manuputty v Petya Nedelcheva (Bulgaria) 21-8, 21-15

Ganda Putra: M. Ahsan/Hendra Setiawan v Berry Anggriawan/Yohanes Rendy Sugiarto 21-13,17-21,21-12;Cai Yun/Fu Haifeng (Tiongkok x5) v Andrei Adistia/Gideon Markus 22-20, 21-15; Markis Kido/Alvent Yulianto v Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Malaysia x3) 23-21, 21-15; Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang) v Muhammad Ulinnuha/Ricky Karanda Suwardi 21-12, 21-16;

Ganda Putri: Anneke Feinya Agustin/Della Destiara Haris v Pradnya Garde/Ashwini Ponnapa (India) 21-13, 21-19;Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta (x7) v Laurent Smith/Gabrielle White (Inggris) 21-19, 19-21, 21-12;Nitya Krishinda/Greysia Polii v Gebby Ristiyani/Tiara Rosalia 21-15, 21-18; Misaki Matsumo/Ayaka Takahashi (Jepang x2) v Variella Aprilsasi Putri/Vita Marissa 21-19, 21-16

Ganda Campuran: Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok x1) v Markis Kido/Pia Zebadiah 21-10, 21-10;Riky Widianto/Puspita Richi Dilli v Vladimir Ivanov/Anastasia Chervaykova (Rusia) 23-21, 21-18;Muhammad Rijal/Debby Susanto (x8) v Chris Langridge/Heather Olver (Inggris) 21-14, 21-13;Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (x2) v Fran Kurniawan/Shendy Puspa 12-21, 21-12, 21-11

Kenapa Bukan di Piala Sudirman Tom

EKSPRESI: Tommy Sugiarto (foto: twitter)

TOMMY Sugiarto boleh berban gga. Dia mampu menyingkirkan unggulan kedua Chen Long dengan dua game langsung 11-21, 18-21 pada babak pertama Indonesia Super Series Premier 2013 di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu (12/6).
 Namun, kemenangan itu hanya kepuasan pribagi putra juara dunia di era 1980-an Icuk Sugiarto. Lain halnya kalau kemenangan tersebut sudah dilakukannya bulan lalu pada babak perempat final Piala Sudirman 2013.
 Satu poin dari Tommy bisa membawa Indonesia menembus babak semifinal bahkan juara. Sayang, itu hanya mimpi dan angan-angan.
 Selama Piala Sudirman 2013, hanya Indonesia yang membuat Negeri Panda, julukan Tiongkok, memeras keringkat dan jantung manajer Li Yongbo berdetak lebih kencang.  Bahkan, saat final, Tiongkok tak mengalami kesulitan menundukkan Korea Selatan (Korsel).
 Indonesia sendiri, dua kali bertemu Tiongkok pada Piala Sudirman 2013 yang dilaksanakan di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, tersebut. Pada babak penyisihan grup IA, merah putih kalah 0-5. Ini wajar karena sudah tak menentukan dan Indonesia mengacak susunan pebulu tangkisnya.
 Nah, baru pada babak perempat, Indonesia turun dengan kekuatan terbaik. Hasilnya, dua poin bisa diambil dari nomor ganda putra melalui Angga Pratama/Rian Agung Saputro serta ganda campuran lewat Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.  Tommy yang turun di tunggal putra pun kalah oleh Chen Long dua game langsung 11-21, 15-21.
 Kita pun hanya bisa berkata, kenapa tidak di Piala Sudirman, Tom. Jika itu, Indonesia bisa jadi akan memulangkan Piala Sudirman yang terbang sejak 1991. Indonesia meraih juara event beregu campuran tersebut pada 1989 di Senayan saat kali pertama Piala Sudirman digelar. (*)

Pertemuan Tommy v Chen Long
All England 2012: 21-18, 16-21 (ret)
Putaran Final Piala Thomas 2012:12-21, 16-21
Hongkong Open 2012: 18-21, 10-21
Jerman Terbuka 2013: 17-21, 11-21
Penyisihan Grup Piala Sudirman 2013 17-21, 11-21
Perempat Final Piala Sudirman 2013: 11-21, 15-21

Akhir Karir yang Kurang Enak

TERAKHIR: Taufik Hidayat (foto: twitter)

TAUFIK Hidayat memutuskan gantung raket tahun ini. Turnamen Indonesia Super Series Premier 2013 menjadi event terakhir dari pebulu tangkis yang pernah mendapat julukan si Anak Ajaib tersebut.
 Sayang, akhir karir Taufik berakhir pahit. Dia langsung kalah dalam penampilan perdana.  Kalahpun pun bukan oleh pebulu tangkis top dunia.
 Taufik dipermalukan oleh pebulu tangkis India Sai Praneeth dengan rubber game 21-15, 12-21, 17-21 di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu (12/6). Sai sendiri bukan pebulu tangkis papan atas  di negerinya juga. Bahkan, pekan lalu dalam Thailand  Grand Prix Gold, dia dikalahkan Wisnu Yuli Prasetyo asal pelatnas.
 Sebenarnya, kalaupun menang atas Sai juga bukan jaminan Taufik bisa menutup karirnya dengan gelar juara. Itu dikarenakan pada babak kedua, sudah ditunggu pebulu tangkis tunggal putra terkuat di dunia saat ini Lee Chong Wei. Pada babak pertama, lelaki asal Malaysia berusia 31 tahun tersebut menundukkan wakil Tiongkok Wang Zhengming dalam pertandingan yang ketat 20-22, 21-4, 22-20.
 Semula, Taufik juga diperkirakan bakal ditutup karirnya oleh Lin Dan. Namun, peraih dua emas tunggal putri olimpiade tersebut mundur dari Indonesia Open Super Series 2013. Alasnnya, kondisinya belum pulih 100 persen dan konsentrasi pada Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 10-15 Agustus.
 Taufik sendiri pernah lima kali menjadi juara Indonesia Open lima kali sama dengan Ardy B. Wiranata, senior Taufik. Sayang, karir manis di Indonesia Open, ditutup oleh Sai, pebulu tangkis yang masih belum familiar penggemar bulu tangkis di atas muka bumi ini. (*)

Koleksi Gelar Taufik Hidayat di Indonesia Open
1999: v Budi Santoso (Indonesia) 17-14, 15-21
2000: v Ong Ewe Hock (Malaysia) 15-5, 15-13
2002: v Chen Hong (Tiongkok) 15-12, 15-12
2003: v Chen Hong (Tiongkok) 15-9, 15-9
2004:v Chen Hong (Tiongkok) 15-10, 15-11
2006: v Bao Chunlai (Tiongkok) 21-18, 21-17

Dua Kali Ketemu, Dua Kali Kalah

KEJUTAN: Angga Pratama/Rian Agung (foto:satlak) 

HARAPAN menempatkan dua wakil ganda putra di final Indonesia Super Series Premier 2013 menipis. Itu menyusul tumbangnnya Angga Pratama/Rian Agung Saputro .
 Yang mengejutkan lagi, pasangan yang kini berada di posisi 10 besar dunia tersebut langsung tumbang pada penampilan perdana.  Angga/Rian keok dua game langsung 17-21, 16-21 oleh pasangan Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsing dalam pertandingan di Istora Senayan, Jakarta, 12 Juni.
 Sebelumnya, Ketua Umum PB PBSI Gita Wirjawan berharap ada all Indonesian finals (final sesama wakil Indonesia) di nomor ganda putra serta juara di ganda campuran.  Alasannya,Angga/Rian bermain gemilang dalam Piala Sudirman 2013 di Kuala Lumpur, Malaysia.
 Juara dunia asal Tiongkok Cai Yun/Fu Haifeng pun disikat pada babak perempat final. Meski, akhirnya Indonesia menyerah 2-3 dan gagal melaju ke babak semifinal.
 Sebenarnya, Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsing merupakan momok bagi juara Australia Grand Prix Gold serta Selandia Baru Grand Prix tersebut. Mereka yang membuat Angga/Rian angkat koper pada babak kedua Swiss Grand Prix Gold Maret lalu. Padahal, dalam turnamen tersebut mereka menempati unggulan keempat.
 Pil pahit yang ditelan Angga/Rian juga nyaris dialami pasangan yang diharapkan lolos ke final lainnya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.  Juara Malaysia Super Series 2013 tersebut harus bertarung tiga game sebelum menumbangkan unggulan keempat asal Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa 20-22, 21-18, 21-18.
 Kemenangan ini membawa keduanya menantang rekannya di pelatnas Cipayung Berry Angriawan/Yohanes Rendy Sugiarto pada babak kedua. Berry/Yohanes pada babak pertama menang dua game yang ketat 26-24,21-19 atas ganda Denmark Ingo Kindervater/Johannes  Schoettler.  (*)

Tungga Putri Tiongkok Tak Lagi Bikin Takut

YANG TERSISA: Li Xuerui (foto: thehindus)

TIONGKOK selama ini mendominasi tunggal putri. Berbagai gelar di event super series maupun super series premier selalu jatuh ke tangan pebulu tangkis Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, tersebut.
 Namun, seiring memasuki 2013, kedigdayaan tersebut terasa luntur.  Dimulai dari Korea Super Series Premier, posisi terhormat nomor tunggal putrid jatuh ke wakil tuan rumah yang tak diunggulkan Sung Ji-hyun yang di final menundukkan wakil Tiongkok Wang Shixian, unggulan kelima, dengan dua game langsung 21-12, 22-20.
 Kegagalan ini berlanjut di Malaysia Super Series. Wakil Tiongkok Yao Xue dengan mudah tajkuk oleh pebulu tangkis Tai Tzu Ying 17-21, 14-21. Lebih ironis lagi di All England Super Series Premier.
 Pada event yang dilaksanakan di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, pada 5-10 Maret tersebut, Tiongkok gagal menempatkan wakilnya pada laga pemungkas. Bahkan, sebelum ke semifinal pun sudah rontok.
 Gelar juara pun jatuh ke tangan pebulu tangkis Denmark Tine Baun yang mengalahkan Ratchanok Intanon. Kans mengulangi kegagalan pun terbentang pada Indonesia Super Series Premier 2013.
 Dari tiga andalannya yang dikirim, Tiongkok hanya menyisakan unggulan teratas Li Xuerui yang menundukkan wakil Thailand Sapsiree Taerattanachai. Dua rekannya, Wang Yihan dan Wang Shixian, sudah angkat koper.  
 Yihan, yang diunggulkan di posisi ketiga, dipermalukan wakil Hongkong Yip Pui Yin sementara Shixian, yang menempati unggulan ketujuh, harus mengakui ketangguhan Busanan Ongbumrungpan.
 Langkah Xuerui menuju tangga juara pun butuh perjuangan ekstra. Di grup atas yang ditempatinya dihuni para pebulu tangkis dengan skill tinggi. Bisa jadi, dahaga gelar Tiongkok di tunggal putri pada turnamen super series dan super series premier terus berlanjut. (*)

Langsung Dipaksa Menang Susah Payah

NYARIS: Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter-Juhl (foto: twitter)
TONTOWI Ahmad/Liliyana Natsir nyaris malu besar. Unggulan teratas nomor ganda campuran Indonesia Super Series Premier 2013 sempat kalah 20-22 di game pertama pada pasangan Denmark Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter-Juhl dalam pertandingan yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada Selasa (11/6).
 Untung, pada game kedua dan ketiga, Tontowi/Liliyana mampu bangkit dan unggul 21-15, 21-17. Namun, sebelumnya, pasangan juara All England sudah mewaspadai pasangan peringkat 18 dunia tersebut. Ini dikarenakan Tontowi/Liliyana sudah pernah bertemu pada Denmark Super Series 2012. Saat itu, mereka menang dua game langsung.
 Pada babak kedua, finalis Indonesia Super Series Premier tahun lalu tersebut bakal ditantang rekannya sendiri, Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati. Ganda peringkat 9 dunia tersebut pada babak pertama menundukkan pasangan Jerman Michael Fuchs/Birgit Michels juga dengan rubber game 22-24, 21-16, 21-11.  Meski sama-sama digembleng di pelatnas Cipayung, kedua pasangan tersebut belum pernah bertemu di turnamen resmi.
 Di ganda campuran ini, Indonesia juga meloloskan Markis Kido/Pia Zebadiah yang memupus asa Ko Sung-hyun/Kim Ha-na 21-18, 21-13 serta pasangan Riky Widianto/Puspita Richi Dili yang menang 21-5, 16-21, 21-15 atas Chan Yun Lung/Tse Ying-suet (Hongkong).

Hasil Lain Wakil Indonesia:
Tunggal Putri: Hera Desi v Ratchanok Intanon (Thailand x5) wo, Bae Youn-ju (Korsel) v Hana Ramadhini  21-18, 21-10; Saina Nehwa (India x2) v Lindaweni Fanetri 21-17, 27-29, 21-13; Belaetrix Manuputty v Sung Ji-hyun (Korsel x6) 16-21, 21-16, 21-19; Carolina Marin (Spanyol) v Adriyanti Firdasari 21-13, 21-8; Eriko Hirose (Jepang) v Aprilia Yuswandari 21-8, 15-21, 21-13; Muhammad Rijal/Debby Susanto v Takeshi Kamura/Koharo Yonemoto (Jepang) 22-20, 21-15

Ganda Campuran: Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok x1) v Irfan Fadilah/Weni Anggraini  21-10, 21-15; Tarun Kona/Ashwini Ponnappa (India) v Praveen Jordan/Vita Marissa 21-18, 14-21, 25-23; Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x3) v Gideon Markus/Variella Aprilsasi Putri/21-7, 21-16; Chris Adcock/Gabrielle White (Inggris) v Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika 21-12, 21-14;

Lawn Tangguh Tiongkok Berkurang Satu

MUNDUR: Ratchanok Intanon (foto: yonex)

PEBULU tangkis top yang mundur dari Indonesia Super Series Premier 2013 bertambah. Setelah dua tunggal putra papan atas dunia Lin Dan dari Tiongkok, Simon Santoso dari Indonesia, kali ini giliran pebulu tangkis tunggal putri andalan Thailand Ratchanok Intanon yang gagal berlaga dalam event berhadiah total USD 700 ribu tersebut.
 Padahal, pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut menduduki unggulan kelima. Sesuai jadwal, pada babak pertama yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, Ratchanok berhadapan dengan wakil Indonesia Hera Desi.
 Ini tentu mengurangi tensi persaingan perebutan juara. Alasannya, juara dunia junior tersebut diharapkan bisa menjegal langkah para wakil Tiongkok. Modalnya, dia mampu menjadi juara India Super Series serta Thailand Grand Prix Gold.
 Apalagi, kondisi juara bertahan Saina Nehwal tak berada di puncak. Dia jeblok di India dan Thailand.
 Tiongkok sendiri pada Indonesia Super Series Premier datang dengan kekuatan penuh. Mereka adalah Li Xuerui yang diunggulkan di posisi teratas, Wang Yihan (3), dan Wang Shixian (7). (*)

Head To Head Ratchanon dengan Wakil Tiongkok
v Li Xueerui 1-4
v Wang Yihan 0-6
v Wang Shixian 1-4

Habis Semifinal, Babak I Kualifikasi

LABIL: Wisnu Yuli Prasetyo (foto: zimbio)

WISNU Yuli Prasetyo masih labil.Dia langsung tumbang pada babak pertama kualifikasi Indonesia Super Series Premier 2013.
 Pebulu tangkis yang dibesarkan Surya Baja, Surabaya, tersebut kalah oleh rekannya di pelatnas PBSI yang lebih junior Arif Ramadhan dengan rubber game 21-23,21-19, 15-21. Ini tentu sangat mengejutkan karena lawannya bukan pebulu tangkis pelatnas utama seperti Wisnu.
 Apalagi, pekan sebelumnya, arek Tulungagung itu mampu menembus babak semifinal Thailand Grand Prix Gold. Wisnu gagal ke final karena harus mengakui ketangguhan unggulan pertama yang juga andalan tuan rumah Boonsak Ponsana.
 ‘’Wisnu bilang ke saya kalau dia kecapekan habis dari Thailand,’’ kata M, Nadib, pelatih Wisnu di Surya Baja.
 Bahkan, dia mengakui seharusnya Wisnu bisa lolos ke babak utama Indonesia Super Series Premier. Itu dikarenakan pada babak berikutnya lawan yang dihadapi juga masih sesama pebulu merah putih, Andre Kurniawan Tedjono. Memang, selama ini, kedua pebulu tangkis belum pernah bertemu. Namun,konfidensi Wisnu tengah melambung dengan hasil di Negeri Gajah Putih, julukan Thailand.
 ‘’Ya, itu kelelahan yang membuat Wisnu gagal ke babak utama,’’ terang Nadib.
 Andre sendiri akhirnya lolos ke babak utama setelah menundukkan Ari dengan rubber game 23-21,19-21, 21-15.Pada babak utama, dia bakal menjajal ketangguhan Gurusaidutt R dari India.Dari dua kali pertemuan, Andre tak pernah menang. Kali terakhir, pebulu tangkis PB Djarum tersebut kalah dalam babak kualifikasi Malaysia Super Series 2013. (*)

Perjalanan Wisnu Yuli Prasetyo selama 2013
Jerman Grand Prix; Babak II
Australia Grand Prix Gold: Babak I
Selandia Baru Grand Prix: Perempat final
Thailand Grand Prix Gold : Semifinal
Indonesia Super Series Premier: Babal I kualifikasi

Chong Wei Bisa Terjegal Babak Awal

SANDUNGAN: Wang Zhengming (foto: all england)
LEE Chong Wei menyandang status peringkat pertama dunia nomor tunggal putra. Lawan beratnya selama ini hanya Lin Dan dari Tiongkok.
 Tapi,seiring kekalahan dari Chen Long dari Tiongkok pada final All England 2013 membuat Chong Wei bukan lagi sosok yang menakutkan, khususnya bagi pebulu tangkis Negeri Panda, julukan Tiongkok. Apalagu, dia juga dipermalukan pebulu tangkis negeri tersebut Tian Houwei pada semifinal Australia Grand Prix Gold 2013 di Perth.
 Tak menutup kemungkinan, Chong Wei bisa pulang awal juga di Indonesia Super Series 2013. Ini dikarenakan lelaki berusia 30 tahun itu bersua Wang Zhengming.
 Memang, dari rekor pertemuan, Zhengming tak pernah menang selama tujuh kali pertemuan. Hanya, kondisi ini berubah. Zhengming kian matang dan kini berada di posisi 11 dunia.
 Kemenangan atas Zhengming sangat penting juga bagi Chong Wei guna mendongkrak kepercayaan dirinya jika bersua pebulu tangkis Tiongkok pada Kejuaraan Dunia pada Agustus mendatang. Kebetulan, event tersebut dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok.
 Dibandingkan rekan-rekannya yang lain, Zhengming memang belum pernah menang atas Chong Wei. Beda dengan Chen Long dan Du Pengyu. 
 Pada Indonesia Super Series Premier 2013 ini hanya Lin Dan yang absen. Awalnya, peraih dua emas olimpiade nomor tunggal tersebut sempat ikut. Meski, dia harus melalui babak kualifikasi karena peringkat yang terpuruk ke 40 besar dan kini 68.
 “Saya yakin Zhengming mempunyai tugas untuk mengintip Chong Wei sebelum Kejuaraan Dunia. Ini akan sangat membantu rekan-rekannya nanti,’’ terang pelatih tunggal Malaysia Tey Seu Bock seperti dikutip media Malaysia. 
Untuk itu, dia mengingatkan Chong Wei agar tak menganggap remeh Zhengming. Namun, dia tetap optimistis anak asuhnya bisa memenangkan pertandingan.
‘’Kondisi Chong Wei lagi bagus,’’ ungkap Seu Bock. (*)

Semua Uang Sponsor Milik Atlet

Li Ning: Tontowi/Liliyana (foto: twitter)

YONEX dulu identik dengan pebulu tangkis di negara-negara kekuatan bulu tangkis. Indonesia pun pernah merasakannya.
 ‘’Saya mungkin sekitar 10 tahun juga memakai Yonex mengikuti PBSI,’’ kata Sony Dwi Kuncoro, tunggal putra andalan Indonesia, kepada smashyes.
 Dia mengakui Li Ning memberikan lebih dari yang diberikan Yonex. Sayang, pebulu tangkis yang membela Suryanaga, Surabaya, tersebut enggan menyebutkannya.
 Ya, mulai tahun 2013, pebulu tangkis pelatnas sudah tak terikat dengan salah satu sponsor. Mereka dibebaskan memilih.
 ‘’Namanya kontrak individu, tentu yang mendapatkannya ya si atlet sendiri, PP PBSI tidak mendapatkannya’’ tambah Yoppy Rosimin, salah satu pengurus PP PBSI.
 Menurut dia, kontrak sponsor dengan pebulu tangkis berlaku satu tahun. Hanya, itu tak mengikat penuh.
 ‘’Bisa diperpanjang, tergantung kedua pihak, atlet dan sponsor,’’ ungkap lelaki yang iuga ketua umum PB Djarum tersebut.
 Ya, semua penghuni pelatnas Cipayung

Rekap Sponsor Individu 2013-2014 PBSI
 

No Nama         Kategori Sponsor
1 Liliyana Natsir           XD Victor
2 Tontowi Ahmad   XD Victor
3 Hendra Setiawan MD Yonex
4 Muhamad Ahsan MD Yonex
5 Simon Santoso           MS Lining
6 Sony Dwi Kuncoro           MS Lining
7 Dionysius Hayom           MS Astec
8 Muhamad Rijal           XD Yonex
9 Debby Susanto           XD Lining
10 Meiliana Jauhari           WD Victor
11 Fran Kurniawan   XD Yonex
12 Shendy Puspa            XD Yonex
13 Rian Agung Saputra         MD Flypower
14 Angga Pratama         MD Flypower
15 Lindaweni Fanetri          WS Yonex
16 Aprilia Yuswandari         WS Lining
17 Bona Septano          MD Yonex
18 Nitya Krishinda         WD Flypower
19 Anneke Feinya Agustine WD Astec
20 Greysia Polii         WD Yonex
21 Wisnu Yuli Prasetyo         MS Victor
22 Gloria Emmanuella         XD Astec
23 Alfian Eko Prasetyo         XD Victor
24 Shesar Hiren Rhustavito MS Yonex
25 Riyanto Subagja MS Victor
26 Bellaetrix Manuputi         WS Astec
27 Rendy Sugiarto         MD Victor
28 Berry Anggriawan         MD Victor
29 Ricky Karanda          MD Yonex
30 Muhammad Ulinnuha MD Yonex
31 Marcus Fernaldi Gideon MD Victor
32 Agripina Putra         MD Victor
33 Ronald Alexander         MD Astec
34 Selvanus Geh         MD Astec
35 Suci Rizki Andini        WD Flypower
36 Della Destiara Haris        WD Flypower
37 Anggia Shitta Awanda WD Victor
38 Melati Daeva        WD Astec
39 Rosyta Eka Putri Sari WD Astec
40 Ririn Amelia         WD Victor
41 Sri Wulan                WD Victor
42 Edi Subaktiar           XD Victor
43 Arya Maulana Mustofa MD Flypower
44 Hardianto                 MD Flypower
45 Kevin Sanjaya         MD Victor
46 Rafiddias Akhdan         MD Victor
47 Putra Eka Rhoma MD Victor
48 Hafiz Faisal         MD Victor
49 Ruselli Hartawan         WS Flypower
50 Wahyu Nayaka MD Babolat
51 Ade Yusuf         MD Babolat
52 Arief Gifar Ramadhan MS Lining
53 Panji Akbar          MS Lining
54 Ihsan Maulana Mustofa MS Victor
55 Thomi Azizan Mahbub MS Victor
56 Jonatan Christie         MS Lining
57 Anthony Ginting MS Lining
58 M Bayu Pangisthu         MS Victor
59 Hana Ramadhini WS RS
60 Riky Widianto         XD Flypower
61 Richi Puspita Dili         XD Flypower
62 Adriyanti Firdasari        WS Lining
63 Afiat Yuris Wirawan        MD Yonex
64 Irfan Fadhilah        XD Victor
65 Weni Anggraini       XD Victor
66 Yeni Asmarani      WS Victor
67 Melvira Oklamona      WD RS
68 Maretha Dea Giovani WD RS
69 Imma Muthia       WD RS
70 Lukhi Apri Nugroho       XD Babolat
71 Annisa Saufika        XD Babolat
72 Maria Febe Kusumastuti WS Flypower
73 Desi Hera Ana        WS Flypower
74 Maziyyah Nadhir WS Flypower
75 Renna Suwarno WS Flypower
76 Shela Devi Aulia         WD Flypower
77 Gebby Ristiyani Imawan WD Flypower
78 Tiara Rosalia Nuraidah WD Flypower
79 Komala Dewi         WD Flypower
80 Jenna Gozali         WD Flypower
81 Christian Hadinata        Coach Yonex
82 Richard Mainaky        Coach Yonex
83 Joko Suprianto        Coach Yonex
84 Herry IP                Coach       Yonex
85 Rionny  Mainaky Coach Yonex
86 Chafidz Yusuf        Assisten Yonex
87 Marleve Mainaky Assisten Yonex
88 Nova Widianto         Assisten Yonex
89 Aryono Miranat Assisten Yonex
90 Liang Chiu Xia         Assisten Victor

Ket: MS: tunggal putra, WS: tunggal putri, MD: ganda putra, WD: ganda putri, XD; ganda campuran

Baru Sebulan Sudah Beri Juara

PODIUM: Nitya/Greysia (kiri) (foto: twitter)
GANDA putri memberi harapan baru. Pasangan Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii mampu menjadi juara Thailand Grand Prix Gold 2013.
 Padahal, pasangan tersebut baru resmi dipasangkan dalam Piala Sudirman 2013 atau sebulan sebelum Thailand Grand Prix Gold. Namun, itu bukan menjadi kendala bagi Nitya/Greysia.
 Ini disebabkan sebelumnya keduanya sempat berpasangan pada 2010. Hanya, setelah itu, pasangan ini berpisah.
 Nitya mendapat tandem Anneke Feinya  Agustin sedangkan Greysia dengan Meiliana Jauhari. Bersama pasangan barunya, keduanya sempat moncer. Nitya/Feinya pernah menembus 10 besar, begitu juga dengan Greysia/Meiliana. Bahkan, posisi lima besar pernah diduduki.
 Hanya, nama Greysia/Meiliana sempat tercoreng karena dianggap melakukan tindakan kurang fair pada Olimpiade London 2012. Keduanya dianggap mengalah saat menghadapi pasangan Korea Selatan.
 Pelatih ganda putri pelatnas, Bambang Supriyanto, juga mempertegas bahwa Nitya/Greysia merupakan pasangan tetap. Artinya, kedua tak akan dibongkar pasang lagi. (*)

Hasil Final Thailand Grand Prix Gold 2013 (9/6)
Tunggal Putra: Srikanth K. (India x13) v Boonsak Ponsana (Thailand x1)  21-16, 21-12


Tunggal Putri: Ratchanok Intanon (Thailand x2) v Busanan Ongbumrungpan (Thailand x7) 20-22, 21-19, 21-13


Ganda Putra: Shin Baek-choel/Yoo Yeon-seong (Korsel x5) v Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (Rusia  x2) 18-21, 21-15, 21-14

Ganda Putri: Nitya Krishinda/Greysia Polii (Indonesia x8) v Yuriko Miki/Koharu Yonemoto (Jepang) 21-7, 21-13

Ganda Campuran: Markis Kido/Pia Zebadiah (Indonesia x2) v  Riky Widianto/Puspita Richi Dili (Indonesia x4) 18-21, 21-19, 21-13

Langkah Berat Gapai Gelar Keempat

MERAGUKAN: Saina Nehwal (foto: sporttop)

SAINA Nehwal sudah tiga menyandang gelar tunggal putri Indonesia Open. Itu diraihnya pada 2009, 2010, dan 2012.
 Namun, peluang untuk mengulangnya pada 2013 terasa berat. Bukan karena Tiongkok bakal turun dengan kekuatan penuh. Tapi, karena kondisinya sendiri yang masih meragukan.
 Apalagi, itu sudah terbukti pada Thailand Grand Prix Gold 2013. Dengan status juara bertahan dan unggulan teratas, gadis berusia 23 tahun tersebut sudah tersingkir pada babak perempat final karena kalah oleh Gu Juan dari Singapura dengan rubber game 21-13, 12-21, 18-21.
 Sebenarnya, cedera tersebut sudah dialami pada India Super Series 2013. Pada pertandingan yang dilaksanakan pada 25 April, secara mengejutkan ditumbangkan Yui Hashimoto (Jepang) 13-21, 21-12, 20-22 pada babak kedua.
 Kekalahan dan kondisi yang tidak prima itu membuat Saina absen membela India pada Piala Sudirman 2013 dan membuat mereka sudah tersingkir pada babak penyisihan grup.
 Pada Indonesia Open 2013 atau Indonesia Super Series Premier 2013, pada babak pertama hadangan sudah menanti Saina.Dia berhadapan dengan tunggal putri terbaik Indonesia saat ini Lindaweni Fanetri. Ini menjadi pertemuan perdana dari kedua pebulu tangkis.  (*)


Titel Saina Nehwal di Indonesia Open
2009: v Wang Lin (Tiongkok) 12-21, 21-18, 21-9
2010: v Sayaka Sato (Jepang) 21-19, 13-21, 21-11
2012: v Li Xuerui (Tiongkok) 13-21, 22-20, 21-19

Bisa Dua dari Ganda Putri

LOLOS FINAL: Nitya (kiri) memeluk Greysia Polii (foto: twitter)
INDONESIA sudah membawa oleh-oleh satu gelar dari Thailand Grand Prix Gold 2013. Itu setelah dua pasangan merah putih bertemu dalam final turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Dua wakil Indonesia yang bakal adu kekuatan dalam laga puncak adalah unggulan kedua Markis Kido/Pia Zebadiah dijajal Riky Widianto/Puspita Dili Richi.
 Ini merupakan pertemuan kedua bagi kedua pasangan tersebut. Hasilnya, Kido/Pia, yang merupakan pasangan kakak beradik, unggul. Itu terjadi pada Indonesia Grand Prix Gold tahun lalu.
 Bahkan, keduanya bisa jadi kembali mengulangi hasil yang sama. Alasannya, dari segi peringkat, Kido/Pia lebih unggul. Mereka ada di posisi 10 sedangkan Riky/Pia empat setrip di bawahnya.
 Kans meraih juara juga terbuka di nomor ganda putri. Pasangan anyar muka lama Nitya Krishinda Maheswari/Greysia juga lolos ke final. Sayang, langkah ini tak bisa diikuti Wisnu Yuli Prasetyo di nomor tunggal putra.
 Dia menyerah mudah kepada unggulan pertama yang juga andalan tuan rumah Boonsak Ponsana 9-21, 9-21. Tapi, capaian pebulu tangkis binaan Surya Baja Surabaya tersebut sudah bagus dibandingkan dua tunggal Piala Sudirman Indonesia, Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka.
 Tommy, yang diunggulkan di posisi kedua, sudah angkat koper dari babak pertama, sedangkan Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, menyerah pada babak kedua. (*)

Hasil Semifinal (8/6)
Tunggal Putra: Boonsak Ponsana (Thailand x1) v Wisnu Yuli Prasetyo (Indonesia) 21-9, 21-9; Srikanth K. (India x13) v Thammasin Sitthikom (Thailand) 21-14, 21-18

Tunggal Putri: Ratchanok Intanon (Thailand x2) v Pai Hsiao Ma (Thailand x4) 21-13, 21-17;Busanan Ongbumrungpan (Thailand x7) v Gu Juan (Singapura x8) 21-17, 21-19

Ganda Putra: Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (Rusia  x2) v Chris Langridge/Peter Mills (Inggris x6) 22-20, 21-12; Shin Baek-choel/Yoo Yeon-seong (Korsel x5) v Chris Adcock/Andrew Ellis (Inggris x7) 21-15, 21-16

Ganda Putri: Yuriko Miki/Koharu Yonemoto (Jepang) v Porntrip Buranaprasertsuk/Busanan Ongbumrungpan (Thailand) 16-21, 21-14, 22-20; Nitya Krishinda/Greysia Polii (Indonesia x8) v  Ko A-ra/Yoo Hae-won (Korsel x7) 21-10, 15-21, 21-9

Ganda Campuran: Markis Kido/Pia Zebadiah (Indonesia x2) v Tseng Min Ho/Cheng Wen Hsing (Taiwan) 21-18, 21-8; Riky Widianto/Puspita Richi Dili (Indonesia x4) v Takeshi Kamura/Koharu Yonemoto (Jepang) 21-8, 21-16

Sang Pengatur Jadwal Pertandingan

REREE: Eddyanto Sabarudin (foto: sidiq)

JADWAL pertandingan sangat menentukan kesuksesan sebuah turnamen. Jam dan lawan yang akan dihadapi pun sudah diketahui jauh-jauh hari.
 Tapi, siapa yang ada di belakang layar? Tak banyak yang tahu.
Untuk Indonesia tentu Kasubid Turnamen dan Perwasitan PP PBSI.
 ‘’Memang, tugas saya adalah menyusun jadwal pertandingan di Indonesia, khususnya yang masuk  dalam kalender PP PBSI,’’ kata Eddyanto Sabarudin, kasubid turnamen dan perwasitan PP PBSI, kepada smashyes.
 Bahkan, bukan hanya itu, lelaki yang akrab disapa Eddy tersebut juga menyusun ranking dari level nasional hingga provinsi. Tentu, bukan hal yang mudah untuk melakukannya.
 ‘’Saya punya cara sendiri. Ini akan memudahkan semua pecinta bulu tangkis mengetahui ranking dan jadwal pertandingan,’’ ungkapnya.
 Ya, nama Eddy memang mulai terangkat dan menjadi pusat perhatian dalam setiap event bulu tangkis di Indonesia baik level nasional ataupun internasional. Namun, dia harus melalui jalan yang panjang dan berliku.
 ‘’Dulunya, saya juga pebulu tangkis. Namun, belum level nasional hanya di daerah saya Kediri,’’ ungkap lelaki berusia 59 tahun tersebut.
 Hanya, saat usia semakin bertambah, Eddy pun mulai banting setir. Tapi, tetap tidak jauh dari bulu tangkis.
 ‘’Saya putuskan jadi wasit. Tapi, saya juga masuk dalam kepengurusan PBSI Kota Kediri,’’ terangnya.
 Puncaknya, pada 1997, Eddy pun dipercaya menjadi Sekum Pengprov PBSI Jatim. Seiring itu pula,dia pun juga mengejar lisensi referee.
 Dia pun harus butuh waktu lama untuk bisa menjadi orang nomor satu di bidangnya. Apalagi, selama ini, posisi kasubid turnamen dan perwasitan PBSI selalu dipegang wakil Jakarta seperti Hidayat, Julis Tetelepta, hingga Mimi Irawan.
 ‘’Ini juga membuktikan bahwa orang daerah pun juga bisa menjadi kasubid turnamen dan perwasitan,’’ ucap lelaki yang rambutnya sudah memutih tersebut.
 Selama dia menjadi kasubid turnamen dan perwasitan, Eddy telah mempersiapkan beberapa perubahan.  Salah satunya adalah pengembangan pendataran pebulu tangkis mengikuti suatu turnamen.
 ‘’Tinggal masukan nama dan pembayarannya sudah bisa. Kalau ada perubahan data tanpa memberitahukan ke PBSI, datanya bisa ditolak,’’ ungkapnya.
 Program tersebut, lanjut dia, juga akan sangat membantu bidang pembinaan dan juga pengurus provinsi. Semua data pebulu tangkis yang dibutuhkan bakal ditemukan jika softwarenya sudah kelar. (*)

Wisnu pun Sudah Sampai Semifinal

LOLOS: Kido/Pia (foto: twitter)
LAJU Wisnu Yuli Prasetyo belum terbendung. Dengan status nonunggulan, pebulu tangkis pelatnas binaan Surya Baja, Surabaya, tersebut mampu menembus babak semifinal Thailand Grand Prix Gold 2013.
 Tiket tersebut diperoleh setelah dia menundukkan Prannoy HS dari India dengan dua game langsung 21-12, 21-19 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Bangkok, Thailand, pada Jumat (7/6). Ini membuat Wisnu memperbesar kemenangannya atas Prannoy menjadi 2-0.
 Sebelumnya, lelaki asal Tulungagung, Jawa Timur, tersebut menang pada Vietnam Challenge 2012. Hanya, saat itu, Wisnu menang dengan rubber game.
 Hasil ini membawa Wisnu menantang unggulan teratas sekaligus andalan tuan rumah Boonsak Ponsana, yang menundukkan Rajiv Ouseph (Inggris) 21-15, 21-23, 21-12. Pertemuan Wisnu dengan Boonsak merupakan yang pertama. (*)




HASIL WAKIL INDONESIA (7/6)

Tunggal Putra: Wisnu Yuli Prasetyo v Prannoy HS (India) 21-12, 21-19

Ganda Putra: Chris Adcock/Andrew Mills (Inggris x7) v Markis Kido/Alvent Yulianto (x3) 21-15, 13-21, 21-19;


Ganda Putri: Nitya Krishinda/Gresysia Polii (x8) v Duanganong Aroonkesorn/Kunchala Voravichitchaikul (Thailand x1) 21-17, 21-13


Ganda Campuran: Markis Kido/Pia Zebadiah (x2) v Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan (Singapura) 21-16, 21-14; Tseng Min-hao/Cheng Wen Hsing (Taiwan) v Edi Subaktiar/Gloria Emmanuelle Widjaja 22-20, 22-20; Riki Widianto/Puspita Richi Dili (x4) v Chris Langridge/Heather  Olver (Inggris) 21-12, 21-19

Lin Dan Pilih Fokus Kejuaraan Dunia

CEDERA: Lin Dan absen di Indonesia Super Series Premier (foto: nytime)
KABAR gembira bagi Taufik Hidayat. Dia batal bertemu dengan lawan terberatnya, Lin Dan, pada babak I Indonesia Super Series Premier 2013.
Itu setelah pebulu tangkis asal Tiongkok tersebut mengundurkan diri dari turnamen yang menyediakan hadiah USD 700 ribu tersebut. ‘’Saya mengalami cedera saat berlaga pada Kejuaraan Asia April lalu. Ini membuat saya tak punya waktu recovery yang cukup,’’ terang Lin Dan seperti dikutip media bulu tangkis pada 7 Juli 2013.
Sebenarnya, pebulu tangkis berusia 30 tahun tersebut sudah tampil pada Kejuaraan Nasional Tiongkok. Saat itu, dia merasa kondisinya belum mencapai yang terbaik.
 ‘’Saya ingin fokus untuk Kejuaraan Dunia pada Agustus mendatang,’’ tambah Lin Dan.
 Lin Dan sendiri pada Indonesia Super Series Premier 2013 harus melalui perjuangannya pada babak kualifikasi. Jika lolos, dia baru bersua dengan Taufik .
 Meski Lin Dan mundur, tapi Taufik tetap butuh perjuangan ekstra untuk menutup karirnya dengan gelar juara. Pada babak kedua, dia bakal bersua pebulu tangkis terbaik dunia saat ini Lee Chong Wei asal Malaysia.
Absen dari Indonesia, Lin Dan juga urung berlaga pada Singapura Super Series sepekan kemudian. Ini membuat fans Super Dan, kecewa. Padahal, mereka sangat menantikan penampilan suami mantan ratu bulu tangkis yang juga berasal dari Tiongkok Xie Xingfang. Yang sejak 2011 belum datang ke Negeri Pulau itu lagi. (*)