WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Selalu Terganjal Pasangan Tiongkok

BERTAHAN: Nitya Krishinda/Greysia Polii
KOREA Super Series 2014 baru menggelar pertandingan babak kedua. Tapi, Indonesia hanya menyisakan satu wakil pada babak perempat yang dilaksanakan pada Jumat (10/1).
 Wakil semata wayang tersebut adalah pasangan ganda putri Nitya Krishinda/Greysia Polii. Mereka melaju ke perempat final setelah menang atas sesama pasangan Indonesia Vita Marissa/Variella Lejarsar Putri dengan tiga game 20-22, 21-8, 21-13 dalam pertandingan yang dilaksnakan di Seoul pada Kamis waktu setempat (9/1).
 Kemenangan ini juga membalas kekalahan di Indonesia Grand Prix Gold 2013 di Jogjakarta. Diunggulkan di posisi kelima, Nitya/Greysia kalah 19-21, 16-21.
 Untuk bisa menembus semifinal, Nitya/Greysia harus bisa mengalahkan pasangan Tiongkok Ma Jin/Tang Yuan Ting. Unggulan ketujuh  tersebut pada babak kedua menundukkan pasangan merah putih lainnya, Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia, 21-17, 11-21, 21-13. Ini merupakan pertemuan perdana kedua pasangan.
 Hanya, selama ini, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, selalu menjadi batu sandungan bagi Nitya/Greysia. Tercatat dalam enam turnamen, mereka selalu kalah oleh pasangan Tiongkok, termasuk di kandang sendiri dalam Indonesia Super Series 2013.
  Selain Suci/Tiara dan Variela/Vita, wakil Indonesia yang tumbang pada babak kedua adalah Dionysius Hayom Rumbaka di nomor tunggal putra, Ade Yusuf/Wahyu Nayaka, Berry Anggriawan/Ricky Karanda (dua-duanya ganda putra).
 Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, harus mengakui ketangguhan wakil Thailand Boonsak Ponsana dua game langsung 21-13, 21-15. Ini membuat Hayom hanya sekali menang dari empat kali pertemuan dengan pebulu tangkis senior Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut. (*)

Pilih DBL Arena Lagi

VENUE: DBL Arena Surabaya (foto: sidiq)
SUPERLIGA Badminton Indonesia (SBI) 2014 kembali dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya. Ini mengulangi penyelenggaraan tahun lalu.
 ‘’Animo penonton tahun lalu sungguh luar biasa. Penonton sampai memenuhi gedung,’’ puji Achmad Budiharto, Direktur SBI 2014, saat melakukan kunjungan di DBL Arena pada Kamis (8/1).
 Itu, tambah dia, susah ditemukan di kota-kota lain. Meski, sebenarnya, ada kota lain yang sempat menjadi bidikan.
 ‘’Harusnya Solo yang jadi tuan rumah. Tapi, kota tersebut batal karena gedung akan dipakai SBI dipakai kegiatan olahraga dalam waktu yang beramaan,’’ terang Budi, sapaan karib Achmad Budiharto.
 Padahal, Kota Bengawan, julukan Solo, jauh-jauh hari sudah digadang-gadang akan menjadi pengganti Surabaya. Sayang, hal tersebut kurang mendapat respons dini.
 ‘’Tahun ini, SBI bakal tambah seru karena kehadiran klub-klub asing dari Jepang, Malaysia, Taiwan, dan Thailand,’’ lanjut Budi.
 Selain itu, sehari sebelumnya dalam acara konferensi pers di Jakarta, lelaki yang juga wakil Sekjen PP PBSI (Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) tersebut menjelaskan bahwa hadiah SBI 2014 naik. Juara bukan hanya menerima Rp 1 miliar lagi.
 ‘’Tapi, juara akan memperoleh Rp 2 miliar,’’ terang dia.
 Dalam kunjungannya ke DBL Arena pada Kamis siang, Budi didampingi Wijanarko Adi Mulya, wakil direktur SBI 2014, serta Lius Pongoh, salah satu panitia SBI 2014. (*)

Wima Rasakan Atmosfer Superliga 2014

Riky Widianto
KABAR gembira bagi Hi-Qua Wima. Klub asal Surabaya tersebut mendapat izin untuk berlaga dalam Indonesia Superliga Badminton (SBI) Indonesia 2014.
 Ini membuat Surabaya mempunyai wakil setelah Suryanaga memutuskan absen dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari. Alasannya, mereka  tengah melakukan pembenahan ke dalam (internal).
 Wima juga akan menjadi wakil Indonesia selain Djarum Kudus, Musica Champion Kudus, Jaya Raya Jakarta, Tangkas Jakarta, dan Mutiara Bandung. Sayang, besar kemungkinan, Wima hanya tampil di nomor beregu putra.
 ‘’Saya siap tampil membela Wima di Superliga. Ini juga kesempatan membela klub yang telah membesarkan nama saya,’’ kata Febriyand Irvanaldy, mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung, kepada smashyes.
 Dalam dua kali penyelenggaraan sebelumnya, 2013 dan 2011, Febri, sapaan karibnya, membela Mutiara.
Kabarnya, Wima pun akan full mengandalkan pebulu tangkis lokal alias Indonesia. Meski, SBI 2014 mengizinkan setiap klub mengontrak pebulu tangkis asing sebanyak-banyak. Hanya, mereka diperbolehkan turun di dua nomor.
 Tapi, kemampuan pebulu tangkis binaan Wima tak bisa dipandang sebelah mata, khususnya di nomor ganda. Tiga pebulu tangkisnya, Ade Yusuf, Selvanus Geh, dan Ricy Widianto saat ini menjadi penghuni Pelatnas Cipayung.
 Bahkan, kabarnya, di nomor tunggal, Wima akan menggandeng Fauzi Adnan asal Suryanaga dan Wisnu Yuli Prasetyo asal Surya Baja, Surabaya. (*)

Beri Kesempatan Setahun Lagi buat Simon


Simon Santoso
SIMON Santoso tersingkir di babak pertama Korea Super Series 2014. Dia harus mengakui ketangguhan Chen Long dari Tiongkok dengan dua game langsung 11-21, 12-21 pada pertandingan babak pertama yang dilaksanakan di Seoul pada Rabu waktu setempat (8/1).
 Ini membuat posisinya di Pelatnas Cipayung terancam. Simon bisa terdepak dari tempat berlatihnya sejak 10 tahun lalu tersebut.
 Target yang dibebankan kepadanya cukup berat. Simon harus bisa menembus babak semifinal dalam turnamen berhadiah total USD 600 ribu tersebut.
 Padahal, harus diakui, bukan pekerjaan mudah untuk merealisasikannya. Tommy Sugiarto yang diunggulkan di posisi ketiga pun sudah angkat koper di babak pertama.
 Apalagi, lawan yang dihadapi Simon di laga perdana babak utama adalah Chen Long yang tengah on fire.
Seorang Lee Chong Wei, peringkat pertama tunggal putra dunia, tak berdaya di depan dia. Lelaki asal Malaysia tersebut dua kali kalah di final yakni di All England Super Series Premier 2014 dan Denmark Super Series Premier 2014.
 Memang, pretasi dan peringkat Simon menurun sejak menjadi juara Indonesia Super Series Premier 2012. Tapi, alangkah lebih baik jika Simon tak langsung dicoret usai gagal di Korea Super Series 2014 atau juga di Malaysia Super Series Premier 2014 pekan depan.
 Di antara pebulu tangkis Indonesia yang ada, dia hanya di bawah Sony Dwi Kuncoro. Tommy Sugiarto yang dianggap sebagai pebulu tangkis nomor satu Indonesia saat ini pun tak berdatya oleh Simon di final Indonesia Grand Prix Gold 2013 di Jogjakarta.
 Simon masih layak diberi kesempatan lagi, minimal satu tahun ke depan sebelum akhirnya dipaksa harus meninggalkan Cipayung. (*)

Hayom Balas Kekalahan Final SEA Games 2013

REVANS: Dionysius Hayom Rumbaka
KEGAGALAN di SEA Games 2013 terasa sesak bagi Dionysius Hayom Rumbaka. Dia gagal mempersembahkan emas bagi kontingen merah putih dalam event olahraga dua tahunan yang dilaksanakan di Myanmar pada Desember.
 Dia begitu menyimpan dendam kepada lawan yang mengalahkannya, Tanongsak Saensomboonsuk, dari Thailand.
 Kekalahan itu juga memberi banyak pelajaran  kepada lelaki asal Sleman, Jogjakarta, tersebut.
 Nah, ketika drawing (undian) Korea Super Series 2014 keluar dan langsung berhadapan dengan Tanongsak, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, sudah siap. Hasilnya pun terbukti.
 Tunggal ketiga terbaik Indonesia tersebut mampu menang rubber game 13-21, 21-16, 21-14 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Seoul pada Rabu (8/1).
 Hasil manis ini membuat pebulu tangkis peringkat 22 dunia tersebut menantang unggulan kedua yang kebetulan juga beeasal dari Thailand Boonsak Ponsana. Pada babak pertama, Boonsak menang 21-13, 5-0 (ret) atas pebulu tangkis Hongkong berdarah Indonesia Wong Wing Ki.
 Rekor pertemuan keduanya, Hayom kalah 1-2. Kali terakhir keduanya bersua dalam Prancis Super Series 2012. Hasilnya, Hayom kalah 21-18, 14-21, 7-11 (ret). Hayom mundur pada game ketiga karena mengalami cedera.
 Sayang, langkah Hayom ini gagal diikuti oleh Tommy Sugiarto. Menempati unggulan ketiga, putra salah satu legenda bulu tangkis Indonsia, Icuk Sugiarto, tersebut menyerah dua game langsung Tian Houwei 12-21, 17-21.
 Tentu, kekalahan ini membuat Tommy harus lebih waspada dan bisa bangkit. Jika tidak, posisinya di empat besar bisa tergusur lagi. (*) 

Lin Dan Tunggu Kelahiran Anak

ASMARA JUARA:Lin Dan dan Xie Xingfang

KE mana Lin Dan? Setelah menjadi juara dunia nomor tunggal putra 2013, pebulu tangkis Tiongkok ini seperti hilang ditelan bumi.
 Ada yang meyebut, lelaki 31 tahun tersebut gantung raket atau pensiun. Namun, ada pula, Lin Dan dikasih waktu istirahat lagi dan bakal kembali jika mendekati event-event besar.
 Ini juga pernah terjadi pada 2013. Setelah sukses mempertahankan emas tunggal putra dengan menjadi juara Olimpiade London 2012, dia langsung istirahat lama.
 Lin Dan kembali lagi dalam Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus. Meski sempat mengundang pro kontra karena peringkatnya tak memungkinkan berlaga dan harus mendapat fasilitas wild card, suami Xie Xingang tersebut masih bisa menjadi juara sekaligus menjadi gelar dunianya yang kelima.
 Pihak Asosiasi Bulu Tangkis Tiongkok pun tak mengeluarkan statemen soal Lin Dan. Namun, yang jelas, saat ini, lelaki yang sudah masuk kategori legenda bulu tangkis dunia tersebut hatinya tengah bergembira.
 Dia bakal menjadi ayah. Itu setelah Xie Xingfang, yang juga pernah menjadi tunggal putri terbaik dunia, tengah mengandung.
 ‘’Saya tidak mempermasalahkan anakku nanti lelaki atau perempuan. Tetapi, istriku lebih berharap punya anak lelaki,’’ kata Lin Dan kepada media lokal.
 Dia pun juga belum mempersiapkan nama anaknya nanti. Malah, dia bercanda soal nama calon anaknya nanti.
 ‘’Mungkin nama anak lelaki saya Lee Min Ho (aktor terkenal Korea Selatan,’’ ucap Lin Dan.
 Lin Dan dan Xie Xingfang menjalin asmara sejak 2003. Awalnya, Lin Dan membantah dan marah kepada media karena hubungannya dengan perempuan yang tiga tahun lebih tua darinya tersebut. Keduanya menikah 23 September 2012 di Beijing University. (*)

Optimalkan Anak Asuh di Cipayung

TUNGGAL: Febriyand Irvanaldy (foto:sidiq)

HI-Qua Wima tak main-main ingin berlaga di Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014. Tim binaan Ferry Stewart tersebut telah mempersiapkan pebulu tangkisnya untuk berlaga dalam event bergengsi yang akan dilaksanakan di Surabaya pada 3-9 Februari tersebut.
 ‘’Para pebulu tangkis kami yang pernah atau pun masih di Pelatnas Cipayung akan menjadi andalan. Tapi, kami tetap mash butuh tambahan,’’ kata Ferry kepada smashyes.
 Para pebulu tangkis yang bakal jadi ujung tombak Wima adalah Febriyand Irvanaldy di tunggal. Dia pernah menjadi penghuni Cipayung sebelum akhirnya terpental di 2011.
 ‘’Tiga pebulu tangkis ganda asal Wima yang di Cipayung, Selvanus Geh. Ade Yusuf, dan Ricky Widianto akan kami turunkan. Tinggal nambah satu pebulu tangkis spesialis ganda antara Riyo Arif atau Rizki Hidayat,’’ lanjut Ferry.
 Hanya, untuk menambah kekurangan di sektor tunggal, lelaki keturunan Belanda-Manado tersebut belum bisa menentukan.   Niat untuk memakai tenaga Sony Dwi Kuncoro pun masih ragu-ragu. Sony merupakan didikan Wima yang pernah menjadi pebulu tangkis nomor satu Indonesia.
 ‘’Katanya dia masih sakit. Jadi, kami ragu-ragu juga untuk mengajak Sony,’’ terang Ferry.
 Hanya, dia masih menunggu kepastian bisa tidaknya Wima berlaga di SBI 2014. Keputusan tersebut bakal diambil dalam pertemuan Rabu siang (8/1) di Jakarta.
 ‘’Kalau bisa main tentu kami akan serius lagi. Kalau bicara juara mungkin masih terlalu jauh,’’ ungkap Ferry.
 Ya, jika diizinkan, kehadiran Wima diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi penonton Surabaya. Itu disebabkan Suryanaga sudah memutuskan absen. (*)

Lolos Kualifikasi, Langsung Ketemu Chen Long

LAAN BERAT: Chen Long di Olimpiade 2012

SIMON Santoso mampu menembus babak utama Korea Super Series 2014. Dia mampu dua kali memetik kemenangan dalam pertandingan kualifikasi yang dilaksanakan di Seoul pada Selasa waktu setempat (7/1).
 Pada pertandingan pertama, Simon menang dua game langsung 21-18, 22-20 atas wakil Korea Selatan Park Sung-min. Ini mengulangi hasil di Indonesia Grand Prix Gold 2012.  Saat itu, Simon unggul 21-7, 21-12.
 Tiket ke babak utama turnamen berhadiah USD 600 ribu tersebut digapai Simon setelah menundukkan Heo Kwang-hee yang juga berasal dari Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, 21-15, 21-19. Simon pernah mengalahkan lawan yang sama di Korea Grand Prix Gold 2013 dengan 21-15, 21-9.
 Namun, di babak utama, lawan berat sudah menanti Simon (8/1). Pebulu tangkis asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut akan menjajal unggulan kedua asal Tiongkok Chen Long.
 Dalam dua kali pertemuan, Simon belum pernah memetik kemenangan. Itu dialaminya di Tiongkok Super Series Premier 2011 dan Denmark Super Series Premier 2011.
 Di nomor tunggal putra ini, Indonesia juga diwakili Tommy Sugiarto, yang diunggulkan di posisi ketiga, dan Dionysius Hayom Rumbaka. Tomy akan ditantang pebulu tangkis Tiongkok  Tian Houwei.
 Skor pertemuan, kedua pebulu tangkis 1-1.  Dalam pertemuan pertama di Vietnam Grand Prix 2010, Tommy kalah 19-21,21-16,18-21 dan membelasnya dua tahun kemudian di Indonesia Grand Prix Gold 2012 dengan dua game langsung 21-15, 21-16.
 Sementara, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, pada babak pertama berhadapan dengan Tangongsak Saensomboonsuk, lawan yang mengalahkannya di final tunggal putra SEA Games 2013 di Myanmar Desember lalu. (*)

Buat Kamp Songsong Tiga Event Besar

LONDON 2012: Tim Bulu Tangkis Malaysia

MALAYSIA bersiap menyongsong tiga event besar bulu tangkis pada 2014 ini. Negeri jiran tersebut mempersiapkan untuk tampil pada putaran final Piala Thomas-Uber di New Delhi pada 18-25 Mei, Commonwealth Games (Pesta Olahraga Persemakmuran) di Glasgow,Skotlandia,  pada 21 Juli hingga 5 Agustus, dan Asian Games di  Incheon, Korea Selatan pada 28 September-5 Oktober.
 Untuk mencapai hasil maksimal, pelatih kepala Rashid Sidek telah mengajukan proposal kepada Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).
‘’Jika semua berjalan lancar, kamp akan dilaksanakan bulan depan. Tahun ini penuh dengan pertandingan beregu dan kami ingin segera dimulai,’’ kata Rashid kepada media lokal Malaysia.
 Mantan tunggal putra andalan Malaysia tersebut kerja sama tim bakal menjadi kunci sukses negerinya nanti.Meski, di atas kertas, Malaysia bukan tim yang tangguh.
 ‘’Tapi, dengan kesatuan tim yang tangguh, semuanya bakal bisa terjadi. Kerja sama itu bukan hanya antarsesama pemain tapi juga sesama pelatih,’’ lanjut Rashid.
 Di ajang Piala Thomas, kali terakhir Malaysia menjadi juara pada 1992 di kandangnya sendiri. Di Commonwealth Games, Malaysia kali terakhir menjadi juara beregu campuran pada 2010 di New Delhi, India. Di Asian Games, Malaysia belym pernah menjadi juara beregu baik putra maupun putri. (*)

Bebas Sanksi, Langsung Tampil di Korea

Jwala Gutta (foto;onindia)

JWALA Gutta bisa tersenyum senang. Dia akhirnya dapat tampil dalam pertandingan internasional.
 Itu setelah Asosiasi Bulu Tangkis India (BAI) mencabut larangan bertanding seumur hidup untuk perempuan berusia 30 tahun tersebut. Kabar baik ini membuat Jwala bisa tampil pada Korea Super Series 2014 yang mulai dilaksanakan 7 Januari di Seoul.
 Dalam turnamen berhadiah total USD 500 ribu tersebut, Jwala bakal berpasangan dengan Ashwini Ponnappa, tandem lamanya. Bebasnya mantan istri Chetan Anand tersebut juga membuat dia kembali membela negara di ajang beregu.
  ‘’Saya sangat gembira adengan keputusan BAI.Saya akan bermain membela tim India di banyak turnamen nanti. Saya akan selalu membela kehormatan India,’’ kata Jwala kepada media lokal India.
  Cairnya hubungan Jwala dengan BAI setelah dia bertemu dengan orang nomor satu di induk organisasi olahraga tepok bulu India Akhilesh Das Gupta. Jwala disanksi setelah dia membatalkan pertandingan antara Delhi dan Bangalore di ajang India Badminton League (IBL) 2013.
 Dalam temuan BAI yang diumumkan wakil ketua S. Muralidharan, merekomendasikan hukuman seumur hidup bagi Jwala atau enam tahun larangan berkecimpung di bulu tangkis.
 Jwala akhirnya meminta maaf dan ini membuat BAI luluh dan membatalkan keputusannya.
 Jwala dan Ashwini Ponnappa  kali berpasangan pada 2009. Beberapa prestasi sudah diukir mereka.
 Antara lain meraih emas bagi India di nomor ganda putri dan Pesta Olahraga Persemakmuran (Commonwealth Games) 2010 dan menembus semifinal Kejuaraan Dunia 2011.
 Pada Korea Super Series 2014, pada babak pertama Jwala/Ashwini akan menghadapi ganda Selandia Baru Anna Rankin/Madeleine Stapleton. (*)

Silahkan Bela Klub Lain

BERJASA: Chen Hong 

SUPERLIGA Badminton Indonesia (SBI) akan digelar di Surabaya, Jawa Timur, pada 3-9 Februari. Namun, bisa jadi, event tersebut bakal kehilangan magnetnya.
 Itu dikarenakan Suryanaga memutuskan absen. Padahal, selama ini, klub tersebut menjadi daya tarik penonton karena berasal dari Kota Pahlawan, julukan Surabaya.
 ‘’Kami lagi konsentrasi pembenahan ke dalam. Jadi, untuk tahun ini,Suryanaga absen di Superliga Badminton Indonesia,’’ kata Ketua Umum PB Suryanaga Yacob Rusdianto kepada smashyes.
 Meski, absen, dia tak menghalangi pebulu tangkisnya ambil bagian dalam event yang sudah memasuki tahun keempat tersebut.
 Ya, Suryanaga memiliki beberapa pebulu tangkis potensial dan bisa menyedot animo penonton. Sebut saja Sony Dwi Kuncoro di tunggal putra, Lindaweni di tunggal putri serta dua pebulu tangkis spesialis ganda Alvent Yulianto dan Christopher Rusdianto.
 ‘’Kami mempersilahan kalau ada pebulu tangkis Suryanaga membela klub lain di Superliga. Ini membuat hubungan antarklub bisa semakin erat,’’ lanjut Yacob.
 Suryanaga termasuk klub tangguh di ajang Superliga Badminton Indonesia. Mereka pernah menjadi juara kelompok putra pada 2007. Saat itu, mereka menang telak 3-0 atas Tangkas Jakarta.
 Tiga poin disumbangkan Chen Hong asal Tiongkok dan Sony di nomor tunggal serta pasangan Tri Kusharjanto/Alvent. (*)

Solo Mau Kembalikan Kiblat Bulu Tangkis

KEBANGGAAN:  Sritex Arena

SOLO  punya gawe besar pada 2014. Kota Bengawan, julukan Solo, dipercaya menjadi host (tuan rumah) dua kejuaraan bulu tangkis bergengsi, Sirkuit Nasional dan Indonesia Grand Prix Gold.
 Sirnas Seri Solo akan dilaksanakan 23-28 Juni. Event ini selisih satu hari setelah Indonesia Super Series Premier selesai digelar di Jakarta. Sementara Indonesia Grand Prix Gold dilaksanakan 9-14 September. Turnamen level III BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut menjadi penutup turnamen internasional di Indonesia selama 2014.
 Pada bulan-bulan sebelumnya, Indonesia menggelar turnamen internasional seperti Indonesia Internasional Series di Semarang 14-19 April, Axiata Cup di Jakarta 2-11 Mei, Indonesia Super Series Premier, Indonesia Challenge 12-16 Agustus (tempatnya belum ditentukan), dan Indonesia Junior Internasional 26-31 Agustus di Jakarta.
 ‘’Memang benar, Solo akan menjadi tuan rumah sirnas dan grand prix gold,’’ kata Ketua Pemkota PBSI Solo Susanto kepada smashyes.
 Dia berharap dua kejuaraan tersebut bisa mengembalikan lagi status Solo sebagai Kota Bulu Tangkis. Ya, dari kota yang terkenal dengan Pasar Klewer-nya tersebut pernah lahir jagoan-jagoan bulu tangkis dunia seperti dua juara dunia, Icuk Sugiarto dan Joko Supriyanto.
 ‘’Semoga saja bisa terealisasi,’’ ucap Susanto.
 Hanya, dia mengakui untuk menjadi tuan rumah event yang lebih tinggi yakni Indonesia Super Series Premier sudah tak mungkin. Alasannya, di Solo tak ada gedung yang mempunyai standar untuk menggelar turnamen paling elite di kalender BWF tersebut.
 ‘’ Sritex Arena yang biasanya dipakai menggelar kejuaraan bulu tangkis dan basket ataupun voli masih kurang besar. Tidak seperti DBL Arena (venue Axiata Cup 2013 dan Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2013),’’ tambah lelaki yang juga pengurus teras PMS (Perkumpulan Masyarakat Surakarta) tersebut.
 Bahkan, tambah Susanto, Solo juga mendapat kepercayaan menjadi host Superliga Bulu Tangkis Indonesia. Sayang, pada saat bersamaan, Sritex Arena dipakai kompetisi basket nasional. (*)  

Telat, Batal Tampil di Turnamen Elite

DI EROPA: Christopher (kanan)/Trikusuma 


CHRISTOPHER Rusdianto menyusun strategi lagi. Pebulu tangkis spesialis ganda putra ini akan kembali tampil dalam berbagai turnamen pada 2014.
 Tujuannya, dia ingin mendongkrak peringkat yang dimiliki. Ya, dalam daftar BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), berpasangan dengan Trikusuma Wardhana, Christopher duduk di posisi 45 dunia.
 Ini sesuai dengan target yang dicanangkannnya yakni mampu menembus posisi 50 besar.  Meski, capaian ini juga bisa dikatakan empresif.
 Alasannya, berpasangan dengan Trikusuma dan tampil di ajang internasional merupakan hal yang baru baginya. Mereka pun memulai dari nonperingkat.
 ‘’Kami tetap akan tampil dalam berbagai turnamen pada 2014. Hanya, mungkin, level yang kami ikuti bukan lagi di ajang internasional series tapi minimal challenge,’’ ungkap Christopher kepada smashyes.
 Sayang, pada awal 2014, Christopher/Trikusuma membuang kesempatan berharga, bisa berlaga di ajang Malaysia Super Series Premier yang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada 14-19 Januari.
 ‘’Kami telat mendaftarkan karena saat itu masih konsentrasi main di Roma (Roma Internasional Series 2013),’’ ungkap Christopher.
 Padahal, jika tak terlambat, Christopher/Trikusuma bisa tampil pada babak utama turnamen berhadiah USD 500 ribu tersebut. Ada beberapa pasangan yang peringkatnya di bawah mereka bisa berlaga di babak utama. Salah satunya pasangan Pelatnas Cipayung Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwardi yang ada di ranking 57.
 ‘’Agenda terdekat kami mungkin di Malaysia Grand Prix Gold yang dilaksanakan di Johor Bahru pada 25-30 Maret. Sementara kami berlatih di Jakarta,’’ ucap Christopher.
 Dia berharap bakal banyak sponsor yang datang. Tujuannya, dia dan Trikusuma bisa menambah koleksi poin dari Eropa yang banyak menggelar turnamen. (*)


Sirnas pun Tak Mampir ke Surabaya

HOST 2013: GOR Sudirman , Surabaya (foto; sidiq)

SIRKUIT Nasional (Sirnas) kembali berputar pada 2014. Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendapat kesempatan menjadi host (tuan rumah) perdana.
 Ya, PP PBSI telah merilis turnamen yang juga diharapkan menjadi ajang pembinaan tersebut. Hanya, bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya, seri yang dilaksanakan pada 2014 lebih sedikit.
 Jika pada 2013 ada 10 seri, pada tahun ini hanya delapan seri. Ironisnya, Surabaya yang dianggap sebagai salah satu kiblat bulu tangkis Indonesia tidak tercantum.
 ‘’Saya malah belum pernah dengar.Mungkin Eddy Sabarudin (Kasubid Turnamen dan Perwasitan PP PBSI) yang lebih tahu,’’ kata Ketua Pengprov PBSI Jawa Timur Yacob Rusdianto kepada smashyes.
  Namun, pihaknya akan mempelajari lagi hal tersebut. Hanya, tambah dia, pihak yang berkuasa yang menentukan sekarang.
 ‘’Dulu, sudah baku ada 10 seri. Lima di Jawa dan 5 di luar Jawa,’’ lanjut dia.
 Tapi, ucap lelaki asal Surabaya tersebut, semua peraturan bisa diubah dan dijadikan keputusan.
 ‘’Sekarang PP PBSI kan punya tenaga ahli yang hebat-hebat dengan segala perencanaan yang matang. Pasti, mereka punya visi yang hebat-hebat,’’ terang Yacob.
 Dia pun memahami hal-hal seperti itu. Apalagi, ayah pebulu tangkis spesialis ganda Christopher Rusdianto tersebut tak lagi duduk sebagai Sekretaris Jendral (Sekjen) di era Gita Wirjawan seperti era sebelumnya.
 ‘’Kalau bisa mereka (PP PBSI) lakukan apapun yang membuat puas. Tapi, Jatim punya prinsip sendiri dan itu saya sadari bakal menimbulkan tekanan,’’ ungkap Yacob. (*)


JADWAL SIRKUIT NASIONAL 2014

Seri Makassar (Sulawesi Selatan): 3-8 Maret
Seri  Batam (Kep Riau) : 24-29 Maret
Seri Jakarta (DKI Jakarta):11-17 Mei
Seri Tasikmalaya (Jabar): 19-24 Mei
Seri Palangkaraya (Kalteng): 2-7 Juni
Seri Solo (Jateng): 23-28 Juni
Seri Denpasar (Bali) :22-27 September
Seri Padang (Sumbar): 6-11 Oktober

Tunggu Bidding, Tunggu Sponsor

JUARA BERTAHAN: Jonathan Christie (foto: PBSI)

INDONESIA dipastikan kembali mempunyai turnamen di level challenge pada 2014. Namun, turnamen berhadiah total USD 20 ribu tersebut sempat menjadi tanda tanya.
  Ini disebabkan Indonesia Challenge tak ditemukan dalam kalender event 2014. Yang tercatat oleh BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) hanya Indonesia Super Series Premier yang dilaksanakan pada 17-22 Juni 2014 dan Indonesia Grand Prix Gold pada 9-14 September.
 ‘’Kemungkinan masih di luar Surabaya. Tapi, semuanya tergantung dari sponsor,’’ kata Kasubid Turnamen dan Perwasitan PP PBSI Eddyanto Sabarudin kepada smashyes.
 Penunjukan sponsor tersebut, lanjut dia, akan dilakukan melalui lelang (bidding). Hanya, sampai saat ini, PP PBSI belum menentukan kapan bidding dilaksanakan.
 Sebelumnya, Indonesia Challenge diminati beberapa sponsor. Nama apparel asal Korea Selatan Victor dan perusahaan air mineral dari Indonesia Prim-A menjadi penopang utama.
 Sementara, Surabaya selalu disebut menjadi kandidat karena Kota Pahlawan, julukan Surabaya, sejarah Indonesia Challenge berasal dari dari sana. Sebelum menjadi Indonesia Challenge, turnamen tersebut digelar dengan rutin dengan JPGG.
 Pada 2013, Indonesia berjaya dengan menyapu bersih semua gelar. (*)

Tak Tergiur Tampil Korea Super Series

Lee Hyun-il 

HADIAH berlimpah tak membuat Lee Hyun-il terpikat. Buktinya, dia tetap memutuskan tak turun dalam Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan di Seoul pada 8-13 Januari mendatang.
 Padahal, jika masih turun, dia tetap bisa melewati babak kualifikasi untuk bisa menembus babak utama. Ini dikarenakan kemampuannnya di atas lapangan tak banyak menurun.
 Meski, usianya sekarang sudah tidak muda lagi. Pada 2014 ini, Hyun-il bakal berusia 24 pada 17 April mendatang.
 Di ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru per 2 Januari 2014, Hyun-il ada di posisi 217. Posisi tersebut masih memungkinan dia tampil pada ajang kualifikasi.
 Hyun-il sudah menyatakan pensiun usai lolos ke semifinal Olimpiade London pada Agustus 2012 lalu. Namun, dia masih tercatat tampil dalam beberapa liga seperti Indonesia dan India.
 Bahkan, kali terakhir, Hyun-il berlaga di turnamen resmi, Korea Grand Prix Gold 2013. Hasilnya, dia mampu menjadi juara meski harus melalui babak kualifikasi.
 Dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Jeonju (10/11), dia mampu mengalahkan rekan senegaranya, Hong Ji-hoon, dengan dua game langsung 21-18, 21-12. Selain itu, salah satu lawan yang dikalahkannya adalah wakil Indonesia Simon Santoso pada babak perempat final juga dengan dua game 21-15, 21-15.  
 Akhir tahun lalu, Hyun-il kembali mengayunkan raket. Dia menerima undangan untuk tampil dalam Kopenhagen Masters 2013 yang dilaksanakan 27-28 Desember di Falconer Center, Frederiksberg.
 Dia mampu menembus babak final setelah pada babak sebelumnya menghentikan wakil tuan rumah Hans-Kristian Vittinghus dengan 21-17, 21-18. Sayang, digagal menjadi juara karena kalah Viktor Axelsen yang juga dari Denmark 21-13, 21-16. (*)

Debut Praveen/Debby di Malaysia

BARU: Debby Susanto (foto;badmintonindonesia)

PRAVEEN Jordan memulai debutnya dengan membela Pelatnas Cipayung. Dia bakal tampil di nomor ganda campuran dalam Malaysia Super Series Premier 2014
 Sesuai prediksi, pebulu tangkis 20 tahun tersebut dipasangkan dengan Debby Susanto. Itu disebabkan hanya Debby yang belum mempunyai pasangan tetap pasca mundurnya Muhammad Rijal dari Cipayung.
 Menariknya, Rijal setelah keluar pelatnas berpasangan dengan Vita Marissa, yang sebelumnya menjadi pasangan Praveen. Rijal/Vita juga tampil dalam Malaysia Super Series Premier 2014.
 Pada babak pertama turnamen berhadiah USD 500 ribu tersebut, Praveen/Debby akan menantang pasangan Malaysia Tan Aik Quan/Lei Pei Jing. Pasangan Rijal/Vita juga akan menghadapi pasangan Malaysia lainnya, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying yang menempati unggulan keenam.
 Jordan merupakan pebulu tangkis muka baru di kelompok prestasi nomor ganda campuran Pelatnas Cipayung. Lelaki binaan Djarum tersebut ditarik setelah tampil gemilang selama 2013 bersama Vita.
 Tiga gelar telah dikoleksi mereka dan mampu menembus peringkat 10 besar dunia. Diharapkan bersama Debby, Jordan kembali sukses dan menjadi pelapis bagi juara dunia 2013 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.  (*)

Absen untuk Konsentrasi Malaysia Super Series Premier 2014

Koo Kien Keat/Tan Boon Heong 


 Koo  Kien Keat/Tan Boon Heong kembali gagal tampil bersama. Setelah di Super Series Finals 2013, kali ini giliran di Korea Super Series 2014.
 Apakah keduanya sudah dipisahkan? Ternyata, Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) masih mempercayai keduanya untuk membela negara di ajang internasional. Sayang, Boon Heong sakit yang membuat mereka harus absen dari Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan di Seoul pada 8-13 Januari mendatang. Sebelumnya, Kien Keat/Boon Heong juga gagal berlaga di Super Series Finals 2013 karena Kien Keat mengalami masalah dengan matanya.
‘’Kien Keat sudah membaik dan kembali berlatih. Tapi sekarang masalahnya, gantian Boon Heong,’’ kata  Pang Cheh Chang, pelatih ganda Malaysia, seperti dikutip sebuah media Malaysia.
Boon Heong, tambah dia, mengalami panas yang tinggi di sekujur tubuh. Dia menjalani perawatan di rumah sakit selama tiga hari.
 ‘’Dokter menyarankan agar istirahat lama untuk pemulihan,’’ lanjut Cheh Chang.
Dia pun berbicara dengan Kien Keat/Boon Heong dan solusi terbaik adalah absen dari Korea Super Series 2014. Harapannya, keduanya bisa berlaga di kandang sendiri dalam Malaysia Super Series Premier pada 15-20 Januari.
Saat ini, Kien Keat/Boon Heong berada di peringkat tujuh dunia atau hanya satu setrip di atas pasangan yang tampl impresi selama 2013 Hoon Thien How/Tan Wee Kiong. Posisi ketiga untuk pasangan Malaysia di peringkat dunia ditempati Khim Wah/Goh V Shem yang ada di ranking 16 BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Di luar tiga pasangan tersebut, Cheh Chang masih menangani Ow Yao Han/Teo Kok Siang dan  Teo Ee Yi/Chooi Kah Ming.
Cheh Chang berharap Kien Keat/Boon Heong bisa tampil lebih bagus pada 2014. Pada tahun 2013, capaian terbaik mereka adalah menembus final Prancis Super Series pada Oktober. Di final, pasangan senior tersebut secara mengejutkan kalah oleh pasangan anyar asal Indonesia Markis Kido/Markus Fernaldi.
 Ini membuat Kien Keat/Boon Heong lama dahaga gelar. Kali terakhir, mereka menjadi juara super series pada Malaysia 2010. (*)

Kido pun Belum Mau dengan Bona

Kido (kanan) bersama adik dan sang ibu (foto; badzine)

MARKIS Kido, Pia Zebadiah, dan Bona Septaano. Ketiganya merupakan saudara yang sama-sama berkecimpung di bulu tangkis.
 Mereka juga pernah merasakan sama-sama ditempa di Pelatnas Cipayung. Sampai 2013, hanya tinggal Bona yang bertahan.
Itu disebabkan dua saudaranya memutuskan meninggalkan kawah candradimuka pebulu tangkis Indonesia tersebut. Kido cabut pada 2009 karena tidak menemui kata sepakat soal kontrak.
 Dua tahun kemudian, giliran sang adik, Pia, yang memilih untuk mandiri. Nah, di penghujung 2013, berita mengejutkan keluar dari Pelatnas Cipayung.
 Bona pun terpental dan harus meninggalkan tempat yang sudah menjadi rutinitasnya berlatih sejak 2006 atau tujuh tahun lalu. Padahal, Bona sempat memberikan harapan akan lahirnya pelapis Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
 Bersama Fran, Bona mampu menjadi juara ganda putra di Vietnam Grand Prix 2013. Dalam final, mereka mengalahkan Lin Chia Yu/Wu Hsiao-Lin 18-21. 21-18,21-18.
 Setelah tak lagi di Cipayung, belum tahu siapa yang bakal digandeng Bona.’’Kalau saya nggak mungkin karena saya sudah punya pasangan sendiri, Markus Fernaldi,’’ kata Kido kepada smashyes.
 Bahkan, dia enggan mengomentari soal pencoretan adiknya. Alasannya, PP PBSI punya pertimbangan tersendiri saat memulangkan Bona. (*)

SEMUA PERNAH DI CIPAYUNG
1.Nama Lengkap: Markis Kido
Tempat Lahir: Jakarta
Tanggal Lahir: 11 Agustus 1984
Keluar Pelatnas: 2009


2. Nama Lengkap : Bona Septano
Tempat Lahir : Medan, Sumatera Utara
Tanggal Lahir : 22 September 1987
Keluar Pelatnas: 2013

3. Nama Lengkap: Pia Zebadiah Bernadeth
Tempat Lahir: Medan, Sumatera Utara
Tanggal Lahir: 22 Januari 1989
Keluar Pelatnas: 2011
udara : Markis Kido, Pia Zebadiah Bernadet

Chong Wei Paling Tajir 2013

Lee Chong Wei (foto:thestar)

TAHUN 2013 telah lewat. Hari ini sudah memasuki 2014.
 Tapi, bagi Chong Wei, 2013 memberikan kesan yang mendalam. Dia mampu menjadi tujuh turnamen super series dan super series premier.
 Imbasnya, Chong Wei pun menjadi pebulu tangkis peringkat satu dunia. Bukan hanya itu, lelaki 31 tahun asal Malaysia tersebut juga mengumpulkan uang terbanyak selama tahun lalu.
 Chong Wei menambah pundi-pundi dompetnya sebanyak USD 292.540 atau sekitar Rp 2,5 miliar. Menariknya, posisi kedua bukan ditempati Chen Long, pebulu tangkis peringkat kedua tunggal putra asal Tiongkok.
 Namun, yang duduk di posisi kedua sebagai pengumpul uang hadiah terbanyak di bawah Chong Wei Zhao Yunlei. Bermain rangkap di ganda putri dan ganda campuran, perempuan Tiongkok tersebut mengoleksi USD 167.195 dan bintang Negeri Panda, julukan Tiongkok, di nomor tunggal putri Li Xuerui memperoleh USD 143.095 selama tampil di 2013.
 “2013 menjadi tahun yang mengesankan bagi saya di dalam dan di luar lapangan.Saya bermain konsisten di level tertinggi dan saya juga menjadi ayah,’’ kata Chong Wei seperti dikutip media Malaysia.
 Ayah Kingston ini pun mengakui 2013 menjadi musim terbaiknya. Ini disebabkan dia mengantongi tujuh gelar super series.
‘’Sepuluh tahun lalu, bulu tangkis dibayar rendah, Sekarang, bulu tangkis bisa seperti cabang olahraga lain meski masih di bawah tenis dan golf,’’ lanjut Chong Wei.
Pada 2014, dia berharap bisa menjaga reputasinya sebagai raja turnamen super series dan tampil bagus di kejuaraan besar yakni Putaran Final Piala Thomas, Pesta Persemakmuran, Kejuaraan Dunia, dan Asian Games.
‘’Itu bukan hal yang mudah untuk terus berada di atas,’’ ungkap lelaki 31 tahun ini.(*)

5 Besar Peraih Uang Terbanyak 2013
1. Lee Chong Wei (Malaysia, tunggal putra) USD 292.540
2. Zhao Yunlei (Tiongkok, ganda putri dan ganda campuran)  USD 167. 195
3. Li Xuerui (Tiongkok, Tunggal putri)  USD 143.095
4. Zhang Nan (Tiongkok, ganda putra dan ganda campuran) USD 142.535
5. Lee Yong-dae (Korsel, ganda putra dan ganda campuran)  USD 141.445